Anda di halaman 1dari 2

Hiperleukositosis

Hiperleukositosis merupakan kedaruratan onkologi yang terjadi bila hitung leukosit


>100.000/µL, tetapi demi kepentingan klinis maka hitung jenis leukosit >50.000/µL
sudah ditata laksana sebagai hiperleukositosis. Keadaan ini ditemukan pada 9-13% anak
dengan leukemia limfoblastik akut (LLA) dan 5-22% pada leukemia non-limfoblastik
akut (LNLA). Hiperleukositosis dapat menyebabkan leukostasis dan sindrom tumor
lisis (komplikasi metabolik) yang menyebabkan mortalitas.

Diagnosis
Anamnesis
- Gejala leukemia : pucat, perdarahan, demam, BB turun, nyeri sendi.
- Gejala leukostasis seperti pusing, sakit kepala, muntah, sesak nafas, hemoptisis,
penglihatan kabur, ataksia dan kesadaran menurun.
- Oliguria atau anuria.

Pemeriksaan fisis
- Tanda-tanda leukemia : pucat, perdarahan, organomegali, pembesaran kelenjar
getah bening,
- Hipotensi, gangguan sirkulasi perifer
- Leukostasis di otak : papiledema, gangguan visus, agitasi, kesadaran menurun
- Leukostasis di paru : takipnoe, dyspnoe, sianosis
- Priapismus

Laboratorium
Leukosit >50.000/µL dengan hitung jenis limfositer dan blast (+).
Bila dalam darah tepi terdapat lekosit > 50.000/ul maka harus dilakukan pemeriksaan :
- Asam urat, elektrolit (dapat ditemukan hiperuricemia, hiperkalemia, hiperfosfatemia,
hipokalsemia)
- Analisa gas darah untuk melihat adanya asidosis metabolic dan hipoksemia
- Fungsi ginjal : ureum , kreatinin
- Urin rutin untuk mengethui pH urin
- Foto toraks, mencari perdarahan paru dan pembesaran mediastinum
- CT-scan kepala (bila ditemukan tanda-tanda perdarahan intrakranial).

Tata laksana
Tatalaksana hiperleukositosis (leukostasis) dan tumor lysis syndrome (gambar 1) :
- Hidrasi dengan cairan NaCl 0,9%: D5% dengan perbandingan dengan 3:1 dengan
kecepatan 3000 mL/m2 atau 1½ kali kebutuhan rumatan.
- Alkalinisasi dengan pemberian natrium bikarbonat 35-45 mEq/m2/24 jam atau 25-50
mEq/500 mL yang bertujuan untuk mempertahankan pH urin 7.5.
- Alopurinol 10 mg/kg/hari dibagi 3 per oral
- Lakukan pemeriksaan: darah tepi lengkap, analisis gas darah, elektrolit (natrium, kalium,
klorida, kalsium, fosfat, magnesium), fungsi ginjal, dan urinalisis (pH dan berat jenis urin)
- Transfusi trombosit diberikan bila trombosit <20.000/µL
- Pemberian transfusi PRC dapat meningkatkan viskositas darah sehingga transfusi dapat
diberikan bila terjadi gangguan oksigenisasi jaringan atau bila Hb <6.0 g/dL dengan
target Hb 8.0 g/dL.
- Perlu dilakukan pemantauan secara ketat:
- Tanda vital
- Balans diuresis ketat (diuresis dipertahankan minimal 100 ml/m2/jam
- Pemeriksaan darah tepi lengkap, analisis gas darah, elektrolit (K+, Na+, Mg, Ca), asam
urat, pH urin dan urinalisis, dilakukan tiap 6 jam bila memungkinkan.
Bila terdapat tanda-tanda DIC maka pemeriksaan PT, aPTT, fibrinogen perlu dilakukan (PT dan aPTT
memanjang, kadar fibrinogen menurun

Kepustakaan
1. Margolin JF, Poplack DG. Acute lymphoblastic leukemia. Dalam: Pizzo PA, Poplack DG, penyunting. Principles
and practice of pediatric oncology. Edisi ke-4. Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher;2002.h.409-
62.
2. Crist WM, Pullen DJ, Riviera GK. Acute lymphoid leukemia. Dalam: Fernbach DJ, Vietti TJ,
penyunting. Clinical pediatric Oncology. Edisi ke-4. St. Louis: Mosby Year Book, 1991. h.305- 36.
3. Hussein M, Cullen K. Metabolic emergencies. Dalam: Jonston PG, Spence RAJ, penyunting. Oncologic
Emergencies. Edisi pertama.New York: Oxford University press, 2002. h.51-74
4. Yeung SCJ, Lazo-Diaz G, Gagel RF. Metabolic and Endocrine Emegencies. Dalam:Yeung SCJ,
Escalante CP, penyunting. Oncologic Emergencies. Edisi pertama.Ontario: BC Decker Inc; 2002.
h.103-144.

Anda mungkin juga menyukai