Anda di halaman 1dari 105

EFEKTIVITAS PEMBERIAN STIMULASI MURROTAL AL - QUR’AN

DAN TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP NILAI GLASGOW COMA


SCALE (GCS) PASIEN DENGAN PENURUNAN KESADARAN DI
UNIT RAWATAN KRITIS RSUD PROF DR. H. ALOEI SABOE
KOTA GORONTALO

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian Sarjana

Keperawatan

Oleh

NISA AKMALIAH TOMBOKAN

8411417233

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2019
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang

disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh ujian akhir di

Universitas Negeri Gorontalo ini merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan yang saya kutip dari hasil

karya orang lain telah dituliskan sumbernya dengan jelas sesuai dengan etika, norma,

kaidah penulisan ilmiah dan buku pedoman penulisan karya ilmiah Universitas

Negeri Gorontalo.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan

hasil karya saya sendiri atau terdapat plagiat dalam bagian-bagian tertentu, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari

siapapun.

Gorontalo, Januari 2019

NISA AKMALIAH TOMBOKAN


NIM. 841417220
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila kau sudah
selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu.
(Q.S Al Insyira :6-8).

“Aku belajar, aku tegar,


dan aku bersabar hingga aku berhasil.
Terimakasih untuk Semua.”
(Nisa Akmaliah Tombokan)

PERSEMBAHAN
Bahagia yang terindah dalam hidupku ketika melihat kedua orang tuaku
serta keluarga kecilku Tersenyum bahagia
akan keberhasilan Studiku

Kupersembahkan KARYA KU INI kepada:

 Kedua orang tuaku tercinta Drs. H. Abd. Hamid Tombokan dan Dra.
Hadiyah Ngurawan. Terima kasih atas kasih sayang, dukungannya
serta doa di setiap sujud kalian demi keselamatan dan kesuksesan
studiku.
 Keluarga kecilku tersayang suamiku Nahrowi Abd. Ngurawan serta
kedua putraku Firaz Radhitya Ngurawan dan Ghiffary Abd. Muis
Ngurawan yang senantiasa mendampingi dan memberikan dukungan,
kasih sayang serta cinta kasih selama menyelesaikan tugas akhir ini.

Almamater Tercinta Tempatku Menimba Ilmu


Universitas Negeri Gorontalo

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan kuasa-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektivitas

Pemberian Stimulasi Murrotal Al-Qur’an dan Terapi Musik Klasik terhadap Nilai

Glasgow Coma Scale (GCS) Pasien dengan Penurunan Kesadaran di Unit Rawatan

Kritis RSUD Prof dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo” sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.

Dengan penuh ketulusan penulis mengakui dalam penyusunan skripsi ini tidak

lepas dari dukungan, bimbingan, percikan pemikiran, bantuan, nasehat serta doa restu

dari berbagai pihak. Penulis menyadari kontribusi yang telah mereka berikan

sangatlah berharga. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Syamsu Qamar Badu, M.Pd selaku Rektor Universitas

Negeri Gorontalo.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Mahludin H. Baruwadi, M.Pd selaku Wakil Rektor I

Universitas Negeri Gorontalo. Bapak Supardi Nani, SE, M.Si, selaku Wakil

Rektor II Universitas Negeri Gorontalo. Bapak Dr. Fence M. Wantu, SH., MH.

selaku Wakil Rektor III Universitas Negeri Gorontalo. Bapak Prof. Dr.

Hasanuddin Fatsah, M.Hum., M.Si. selaku Wakil Rektor IV Universitas Negeri

Gorontalo.

3. Ibu Dr. Lintje Boekoesoe, M.Kes selaku Dekan Fakultas Olahraga dan

Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo.

4. Ibu Risna Podungge, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Dekan I Fakultas Olahraga dan

Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo. Bapak Ruslan, S.Pd., M.Pd. selaku

Wakil Dekan III Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri

Gorontalo.

5. Ibu dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes., selaku wakil dekan II Fakultas Olahraga

dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo sekaligus selaku Pembimbing I

yang telah sabar, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam

memberikan bimbingan, masukan, motivasi, arahan dan saran-saran yang

berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

6. Ibu dr. Nanang Roswita Paramata, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo.

7. Bapak Ns. Rhein M. Djunaid, S.Kep, M.Kes., selaku Sekretaris Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri

Gorontalo.
8. Ibu Ita Sulistiani Basir, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Pembimbing II yang telah

sabar, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam

memberikan bimbingan, masukan, motivasi, arahan dan saran-saran yang

berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

9. Ibu dr. Nanang Roswita Paramata M.kes. selaku Penguji I yang telah

memberikan masukan, saran dan arahan yang bersifat membangun demi

penyelesaian skripsi ini.

10. Bapak Ns. H. Abd. Wahab Pakaya , S.Kep, M.Kep., selaku Penguji II yang

telah memberikan masukan, saran dan arahan yang bersifat membangun demi

penyelesaian skripsi ini.

11. Seluruh Bapak dan Ibu Staff Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo, terima kasih atas ilmu

bermanfaat yang telah diberikan selama menjalani studi sebagai mahasiswa ini.

12. Ibu Ns. Susanti Monoarfa, M.Kep, selaku Kepala Ruangan beserta seluruh staff

Intensive Care Unit (ICU) RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe yang telah banyak

membantu peneliti.

13. Ibu Ns. Lili Adolo, S.Kep, selaku Kepala Ruangan beserta seluruh staff High

Care Unit (HCU) RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe yang telah banyak

membantu peneliti

14. Bapak Ns. Idris Jusuf Pakaya, S.Kep, selaku Kepala Ruangan beserta seluruh

staff Cardio Vasculer Care Unit (CVCU) RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe yang

telah banyak membantu peneliti


15. Seluruh Bapak dan Ibu yang telah bersedia menjadi responden yang telah

bersedia melibatkan diri dalam penelitian ini, terima kasih atas partisipasinya.

16. Suami tercinta, Nahrowi Abd. Ngurawan, penyemangatku, motivasiku untuk

terus berjuang menyelesaikan studi. Terimakasih atas semua dukungan,

motivasi dan doa selama proses penyusunan skripsi.

17. Anak-anakku tercinta, Firaz Radhitya Ngurawan dan Ghiffary Abd. Muis

Ngurawan, penyemangatku, motivasiku untuk terus berjuang menyelesaikan

studi.

18. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Ners B Angkatan 2017 yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, yang telah sama-sama bahu membahu, saling

membantu, saling menyemangati selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Terimakasih atas bantuan selama ini.

19. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah ikut

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan

studiku.

Semoga segala bantuan, bimbingan serta petunjuk yang telah diberikan

memperoleh imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Aamiin ya Rabbal

‘alamiin
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penulis mengharapkan

adanya saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, Januari 2019


Penulis

Nisa Akmaliah Tombokan


CURICULUM VITAE

A. Identitas

Nisa Akmaliah Tombokan lahir di Manado, 30 Maret


1990. Anak ketiga dari pasangan Bapak Drs. H. Hamid Tombokan M.pdi dan
Ibu Dra Hj Hadiyah Ngurawan. Menjadi mahasiswa keperawatan di
Universitas Negeri Gorontalo, dengan nomor registrasi 841 417 233 pada
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Program Studi Ilmu Keperawatan periode
2017-2019.
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikian Formal
SD : SDN 2 Hepuhulawa (1996-2002)
SMP : MTs. Hubulo Islamic Boarding School (2002-2005)
SMA : MAN Model Gorontalo (2005-2008)
Perguruan Tinggi : - AKPER Gorontalo (2008-2011)
Universitas Negeri Gorontalo (2017-2018)Program Strata-1 Keperawatan di
Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2017-2019.
2. Pendidikan Non Formal
Pendidikan non formal yang pernah ditempuh peneliti adalah sebagai berikut.
a. Peserta seminar dalam “Deteksi Dini Gangguan Mata Pada Anak” di New
Rahmat Hotel Tahun 2017
b. Peserta dalam Workshop “Pain Management” di RSUD. Prof Dr. H.
Aloei Saboe Tahun 2017.
c. Peserta dalam Seminar “update Nursing Care” di Grand Sumberia Tahun
2017.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................... i


Daftar Isi........................................................................................................................ ii
Daftar Tabel ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................................... 7
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 8
1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................................................... 8
1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................................ 8
BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................................... 9
2.1 Landasan Teori .................................................................................................. 9
2.1.1 Tingkat Kesadaran ................................................................................... 9
2.1.2 Stimulasi Murottal Al-Qur’an ................................................................ 13
2.1.3 Terapi Musik .........................................................................................17
2.2 Penelitian yang Relevan ................................................................................. 20
2.3 Kerangka Teori ................................................................................................ 22
2.4 Kerangka Konsep ............................................................................................ 23
2.5 Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 24
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 24
3.2 Desain Penelitian ............................................................................................. 24
3.3 Variabel Penelitian .......................................................................................... 25
3.3.1 Variabel Independent ............................................................................. 25
3.3.2 Variabel Dependent ............................................................................... 26
3.3.3 Definisi Operasional .............................................................................. 26
3.4 Populasi dan Sampel ....................................................................................... 27
3.4.1 Populasi ................................................................................................. 27
3.4.2 Sampel .................................................................................................. 28
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 28
3.5.1 Tahap Persiapan ..................................................................................... 28
3.5.2 Tahap Pelaksanaan ................................................................................. 29
3.6 Instrumen Penelitian ........................................................................................ 30
3.7 Tehnik Pengolahan dan Analisa Data ............................................................. 30
3.7.1 Tehnik Pengolahan Data ........................................................................ 30
3.7.2 Teknik Analisis Data .............................................................................. 31
3.8 Etika Penelitian ............................................................................................... 32
3.9 Alur Penelitian ................................................................................................ 34
3.10 Hipotesis Statistika ......................................................................................... .34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................35
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................................35
4.2 Hasil Penelitian.................................................................................................36
4.2.1 Karakteristik Responden..........................................................................36
4.2.2 Analisa Univariat..................................................................................38
4.2.3 Analisa Bivariat....................................................................................41
4.3 Pembahasan......................................................................................................42
4.4 Hambatan.........................................................................................................52
BAB V PENUTUP .....................................................................................................53
5.1 Simpulan..........................................................................................................54
5.2 Saran ...............................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 55
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Glasgow Coma Scale ......................................................................................... 13


Tabel 3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 25
Tabel 3.2 Definisi Operasional .................................................................................. 26
Tabel 4.1 Tabel distribusi Pasien berdasarkan umur...................................................36
Tabel 4.2 Tabel distribusi Pasien berdasarkan jenis kelamin......................................37
Tabel 4.3 Tabel distribusi Pasien berdasarkan diagnosa............................................38
Tabel 4.4 Tabel GCS Respondeb sebelum dan Sesudah Terapi Murrotal ................34
Tabel 4.5 Tabel GCS Respondeb sebelum dan Sesudah Terapi Musik.....................34
Tabel 4.4 Tabel Rata-rata Respondeb sebelum dan Sesudah Terapi Murrotal dan
Terapi musik klasik......................................................................................................34
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................................ 22

Gambar 2.2 Kerangka Konsep .................................................................................... 23

Gambar 3.1 Alur Penelitian ....................................................................................... 34


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 3 Standar Operasional Prosedur Stimulasi Al-Qur’an

Lampiran 4 Standar Operasional Prosedur Terapi Musik Klasik

Lampiran 5 Lembar Observasi

Lampiran 6 Panduan Pengisian Lembar Observasi Harian

Lampiran 7 Master tabel

Lampiran 8 SPSS terapi Murrotal Al-qur’an dan mjusik Klasik

Lampiran 9 Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unit perawatan kritis merupakan unit pelayanan di rumah sakit yang khusus

mengelola pasien dalam kondisi kritis atau sakit berat, cedera dengan penyulit yang

mengancam jiwa, yang membutuhkan tenaga terlatih dengan didukung oleh peralatan

khusus (Husna,2015).

Comprehensive Critical Care Department of Health-Inggris merekomendasikan

untuk memberikan perawatan kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa batas

(critical care without wall), yaitu kebutuhan pasien kritis harus dipenuhi dimanapun

pasien tersebut secara fisik berada di dalam rumah sakit (Jevon & Ewens, 2012).

Dengan demikian pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena

dengan cepat dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau terjadinya

penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya (Morton, 2011).

Pasien yang dirawat di unit perawatan kritis rata-rata adalah pasien yang dalam

keadaan penurunan kesadaran (Garland, olafson, ramsey, yongendran, franso, 2013).

Penurunan kesadaran dalam hal ini digambarkan sebagai keadaan dimana penderita

tidak sadar dalam arti tidak terjaga/tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu

memberikan respon yang normal terhadap stimulus (Padmosantjojo, 2010).

Diperkirakan bahwa sekitar 13 sampai dengan 20 juta orang per tahun membutuhkan

dukungan kehidupan di unit perawatan kritis di seluruh dunia (Adhikari, Fowler,

Bhagwanjee, & Rubenfeld, 2010). Pasien kritis prevalensinya terus meningkat setiap
tahunnya. World Health Organization (WHO) tahun 2017 melaporkan bahwa

kematian akibat penyakit kritis hingga kronik di dunia meningkat sebanyak 1,1-7,4

juta orang dan terdapat 9,8-24,6 pasien sakit kritis dan dirawat di ICU per 100.000

penduduk (WHO, 2017).

Pasien yang mengalami penurunan kesadaran dapat dilakukan pengkajian

neurologic yakni dengan menggunakan skor Glasgow Coma Scale (GCS) dengan

nilai terendah 3 (respon paling sedikit), tertinggi adalah 15 (paling berespon), dan

nilai 8 atau dibawah 8 umumnya dikatakan sebagai koma dan membutuhkan

intervensi keperawatan yang tepat, juga didukung dengan pemantauan tanda-tanda

vital, ukuran dan reaksi pupil, dan kekuatan ekstremitas (Smeltzer & Bare, 2013).

Dalam penanganan pasien dengan penurunan kesadaran, dapat dilakukan

penanganan secara farmakologi melalui pemberian obat-obatan dan tindakan

pembedahan, serta tindakan non farmakologi (Garland et al., 2013). Berbagai upaya

asuhan keperawatan yang telah dikembangkan untuk membantu meningkatkan

kesadaran pasien, antara lain: oksigenasi, pengaturan posisi, dan stimulasi suara dan

sentuhan (Mutaqqin, 2011).

Saat ini telah mulai dikembangkan intervensi-intervensi alternatif yang

merupakan terapi komplementer untuk meningkatkan status kesehatan, salah satunya

adalah terapi suara atau terapi musik (Mutaqqin, 2011). Terapi musik yang saat ini

mulai dikembangkan adalah terapi murrotal Al Quran. Dengan demikian,

mendengarkan bacaan Al Qur’an bisa dipertimbangkan dan dikembangkan untuk


menjadi salah satu terapi suara dalam perawatan pasien yang mengalami penurunan

kesadaran.

Penelitian ketiga dari Dr. Ahmad E, Al-Qazi. Dalam penelitianya , ditemukan

manfaat besar dari mendengarkan Al-Qur’an. Diantaranya detak jantung berjalan

normal, dan meregangkan ketegangan otot tubuh. Istimewahnya pula, pengaruh ini

tidak hanya dialami oleh umat muslim, bahkan non muslim pun ikut merasakan hal

yang sama ketika diperdengarkan bacaan Al-qur’an. (Aqil dan Charis, 2016).

Stimulasi Al-Qur’an adalah terapi dengan menggunakan ayat-ayat suci Al-

Qur’an sebagai media terapi. Al-Qur’an yang berarti bacaan merupakan mu’jizat

yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW dan merupakan

suatu ibadah jika membacanya. Murottal adalah rekaman suara Al-Qur’an yang

dilagukan oleh seorang qori‟/pembaca Al-Qur’an (Siswantinah, 2011).

Stimulus Al Qur’an sama halnya dengan stimulus musik yang juga akan

memberikan pesan ke hipotalamus yang selanjutnya mengurangi sekresi

neuropeptida kemudian dilanjutkan ke sistem saraf otonom, berkurangnya sekresi

neuropeptida menyebabkan sistem saraf parasimpatis pengaruhnya berada di atas

sistem saraf simpatis sehingga menghasilkan suatu kondisi relaks, menurunnya

aktivitas adrenalin dan meningkatkan ambang kesadaran (Novita, (2002) dalam

Purnawan, 2012)

Sebagaimana dengan terapi musik, rangsangan musik dapat membuka pintu

komponen emosional untuk kesadaran pasien yang tidak bisa melakukan komunikasi
verbal dan jatuh dalam kondisi koma (Keafsey, 1997 dalam Dewi, 2014). Stimulus

musik juga akan memberikan pesan ke hipotalamus yang selanjutnya mengurangi

sekresi neuropeptida kemudian dilanjutkan ke sistem saraf otonom, berkurangnya

sekresi neuropeptida menyebabkan sistem saraf parasimpatis pengaruhnya berada di

atas sistem saraf simpatis sehingga menghasilkan suatu kondisi relaks, keadaan ini

juga menyebabkan penurunan pelepasan katekolamin oleh medulla adrenal sehingga

terjadi penurunan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, hambatan pembuluh darah

dan komsumsi oksigen oleh tubuh (Chiu & Kumar, 2003 dalam Widaryati, 2015).

Dalam penelitian yang dilakukan Rahman (2018) tentang pengaruh stimulasi

Al-Qur’an terhadap Glasgow Coma Scale pasien dengan penurunan kesadaran,

menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap nilai GCS dengan menggunakan

surah Ar-Rahman, namun dalam penelitian ini tidak terdapat kelompok kontrol,

sedangkan pada penelitian Habi (2018) dengan judul pengaruh terapi murottal

terhadap peningkatan Glasgow Coma Scale pasien yang dirawat di ruangan ICU

RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo, dimana pada penelitian ini disertai

dengan kelompok kontrol namun kelompok kontrol disini tidak diberi perlakuan sama

sekali, sehingga dalam penelitian ini penulis tertarik menggunakan surah Ar-Rahman

sebagai media stimulasi Al-Qur’an dan Terapi Musik Klasik. Pemilihan surah Ar-

Rahman oleh ciri khas surah ini yakni kalimat berulang 31 kali “Fa-biayyi alaa'i

Rabbi kuma tukadzdzi ban (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu

dustakan) yang terletak di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Allah SWT

yang diberikan kepada manusia.hal ini sangat membantu meningkatkan kesadaran


pasien, karena stimulus auditori yang masuk secara berulang dapat merangsangsang

sistem persyarafan untuk menghantarkan stimulus pada seluruh tubuh. Sedangkan

musik klasik Mozzart mempunyai kekuatan yang membebaskan,mengobati, dan

bahkan memiliki kekuatan yang dapat menyembuhkan (Utama, 2011 dalam Firdaus,

Bayhakki, Misrawati, 2014)

Hasil survey awal di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe,

diperoleh bahwa dalam kurun waktu 6 bulan terakhir (April-September 2018)

diperoleh jumlah pasien di unit rawatan kritis (ICU, HCU, dan CVCU) sebanyak

1352 orang (Medical Record, 2018), dan pada saat melakukan pengambilan data awal

pada tanggal 20 september 2018 terdapat 6 oarang pasien dengan penurunan

kesadaran dengan rincian Icu 3 pasien, CVCU 1 pasien dan HCU terdapat 2 orang

pasien. Penelitian sebelumnya hanya melakukan penatalaksanaan pemberian terapi

Stimulasi Al-Qur’an. Sedangkan untuk Terapi Musik Klasik belum Pernah di Teliti.

Berdasarkan latar belakang dan data yang didapatkan di atas, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Pemberian Stimulasi Al-

Qur’an dan Terapi Musik terhadap Nilai Glasgow Coma Scale (GCS) Pasien dengan

Penurunan Kesadaran di Unit Rawatan Kritis RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota

Gorontalo”

1.2 Identifikasi Masalah

1. Pasien yang dirawat di unit perawatan kritis rata-rata adalah pasien yang dalam

keadaan penurunan kesadaran. World Health Organization (WHO) melaporkan

bahwa kematian akibat penyakit kritis hingga kronik di dunia meningkat


sebanyak 1,1-7,4 juta orang dan terdapat 9,8-24,6 pasien sakit kritis dan dirawat

di ICU per 100.000 penduduk (WHO, 2017).

2. Berbagai upaya asuhan keperawatan yang telah dikembangkan untuk membantu

meningkatkan kesadaran pasien, antara lain: oksigenasi, pengaturan posisi, dan

stimulasi suara dan sentuhan

3. Penelitian yang dilakukan Rahman (2018) tentang pengaruh stimulasi Al-

Qur’an terhadap Glasgow Coma Scale pasien dengan penurunan kesadaran,

menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap nilai GCS dengan

menggunakan surah Ar-Rahman, namun dalam penelitian ini tidak terdapat

kelompok control. Adapun Penelitian yang di lakukan Habi (2018) dengan

judul pengaruh terapi murottal terhadap peningkatan Glasgow Coma Scale

pasien yang dirawat di ruangan ICU RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota

Gorontalo, dimana pada penelitian ini disertai dengan kelompok kontrol namun

kelompok kontrol disini tidak diberi perlakuan sama sekali

4. Hasil survey awal peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Hi. Aloei

Saboe, diperoleh bahwa dalam data kurun waktu 6 bulan terakhir (data April

2018-September 2018) diperoleh jumlah pasien kritis di unit rawatan kritis

(ICU, HCU, dan CVCU) ada sebanyak 1352 orang. (Medical Record, 2018).

5. Penulis menggunakan surah Ar-Rahman sebagai intervensi stimulasi Al-Qur’an

dan menggunakan Terapi Musik Klasik sebagai intervensi 2


1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efektivitas Pemberian

Stimulasi Al-Qur’an dan Pemberian Terapi Musik klasik terhadap Nilai Glasgow

Coma Scale (GCS) Pasien dengan Penurunan Kesadaran di Unit Rawatan Kritis

RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui, “Efektivitas Pemberian Stimulasi Murrotal Al-Qur’an dan Terapi

Musik Klasik terhadap Nilai Glasgow Coma Scale (GCS) Pasien dengan Penurunan

Kesadaran di Unit Rawatan Kritis RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo”.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Nilai Glasgow Coma Scale (GCS) sebelum dan sesudah

Pemberian Stimulasi Murrotal Al-Qur’an pada Pasien dengan Penurunan

Kesadaran di Unit Rawatan Kritis RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota

Gorontalo

2. Mengidentifikasi Nilai Glasgow Coma Scale (GCS) sebelum dan sesudah

Pemberian Terapi Musik Klasik pada Pasien dengan Penurunan Kesadaran di

Unit Rawatan Kritis RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

3. Menganalisis Efektifitas pemberian Stimulasi Al-Qur’an dan Terapi Musik

Klasik terhadap Nilai Glasgow Coma Scale (GCS) Pasien dengan Penurunan

Kesadaran di Unit Rawatan Kritis RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota

Gorontalo.
1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan

khususnya keperawatan kritis. Serta dapat dijadikan sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Tempat Penelitian (Rumah Sakit Aloei Saboe)

Sebagai informasi tambahan kepada perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan klien dengan penurunan kesadaran.

2. Bagi Institusi Keperawatan

Penelitian akan membantu memberikan landasan bagi pengembangan penelitian

tentang stimulasi Al-Qur’an dan Terapi Musik Klasik. Selain itu hasil penelitian

ini akan dijadikan sebagai kerangka acuan untuk penelitian selanjutnya, serta

memberikan informasi awal bagi pengembangan penelitian serupa.

3. Bagi Peneliti

Dapat menjadi wahana untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam

melakukan penelitian.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Tingkat Kesadaran

Kesadaran yang utuh adalah suatu keadaan individu yang sadar akan dirinya

dan lingkungannya pada saat menghadapi stimulasi yang adekuat. Kesadaran yang

utuh tergantung dari integritas dan interaksi antara :

a. Aras (ascending Retikuler activating system) kumpulan substansia drisea di

bagian sentral batang otak bagian rostral mulai dari mielum sampai di

subthalamus, yang menentukan tingkat kesadaran, weakfullness-araosel (

keadaan yang berhubungan dengan respon E,V, dan M.

b. Korteks di hemisfer serebri kiri yang utuh merupakan substract anatomis

untuk kebanyakan komponen psikologik yang khusus yakni bahasa, ingatan,

intelek, dan tanggapan proses pembelajaran.dalam mekanismenya di

laksnakan oleh thalamus, hipothalamus, mesenfalon, tegmentum pontis bagian

rostral (Judha dan Rahil, 2011).

Keasadaran pasien dapat di periksa secara inspeksi dengan melihat reaksi

pasien yang wajar terhadap stimulus visual , auditor, maupun taktil.

Kesadaran menurun dengan derajat paling berat dikenal sebagai koma, merupakan

kasus kedaruratan neurologik yang memerlukan tindakan yang tepat, cepat dan

cermat. Penyebab kesadaran menurun beragam dengan karakteristik masing-masing.

Untuk mendiagnosis kesadaran menurun dan penyebabnya, diperlukan anamnesis,


pemeriksaan fisik (status internus) dan neurologik secara sistematik dan menyeluruh

disertai pemeriksaan penunjang yang relevan. Penatalaksanaan pasien dengan

kesadaran menurun harus bersifat antisipatif dan bukannya reaktif, dengan kecepatan

dan kecermatan tindakan sesuai prosedur tetap yang berlaku (Harsono, 2015).

Dalam memeriksa tingkat kesadaran, seorang dokter melakukan inspeksi,

konversasi dan bila perlu memberikan rangsang nyeri.

1) Inspeksi. Perhatikan apakah pasien berespons secara wajar terhadap stimulus

visual, auditoar dan taktil yang ada disekitarnya.

2) Konversasi. Apakah pasien memberikan reaksi wajar terhadap suara

konversasi, atau dapat dibangunkan oleh perintah atau pertanyaan yang

disampaikan dengan suara yang keras.

3) Nyeri. Bagaimana respon pasien terhadap rangsang nyeri

Penyakit dapat mengubah tingkat kesadaran ke dua arah, yaitu: meningkatkan

atau menurunkan tingkat kesadaran. Peningkatan tingkat kesadaran dapat pula

mendahului penurunan kesadaran, jadi merupakan suatu siklus. Pada kesadaran yang

meningkat atau eksitasi serebral dapat ditemukan tremor, euphoria, dan mania. Pada

mania, penderitanya dapat merasakan ia hebat (grandios) ; alur pikiran cepat berubah,

hiperaktif, banyak bicara dan insomnia (tak dapat atau sulit tidur).

Menurut Hermayudi & Ariani (2017) tingkat kesadaran terdiri dari tujuh

tingkatan yakni :
1) Compos mentis

Sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungan

disekitarnya. Pasie dapat menjawab pertanyaan pemeriksa dengan baik benar.

2) Apatis

Keadaan dimana pasien tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungan

sekitarnya.

3) Delirium

Penurunan kesadaran yang disertai kekacauan motorik, serta siklus tidur dan

bangun yang terganggu. Pasien tampak gaduh gelisah, kacau, diorientasi, dan

meronta ronta.

4) Somnolen

Keadaan mengantuk yang masih dapat pulih penuh bila dirangsang, tetapi bila

rangsangan berhenti pasien akan tertidur kembali.

5) Sopor (stupor)

Keadaan mengantuk yang mendalam. Pasien dapat dibangunkan dengan

rangsangan yang kuat, misalnya dengan ranngsangan nyeri tetapi pasien tidak

terbangun sempurna dan tidak dapat memberikan jawaban verbal yang baik.

6) Semi-koma (koma ringan)

Penurunan kesadaran yang tidak memberi respon terhadap rangsangan verbal

dan tidak dapat dibangunkan sama sekali, tetapi refleks (kornea, pupil) masih

baik. Respon terhadap rangsangan nyeri tidak adekuat.

7) Koma
Penurunan kesadaran yang sangat dalam, tidak ada gerakan spontan dan tidak

ada respon terhadap rangsangan nyeri.

Untuk mengikuti perkembangan tingkat kesadaran dapat digunakan skala

koma Glasgow yang memperhatikan tanggapan (respons) penderita terhadap

rangsang dan memberikan nilai pada respon tersebut. Tanggapan/respons penderita

yang perlu diperhatikan adalah:

a. Membuka mata

b. Respons verbal (bicara)

c. Respons motorik (gerakan)

Skala koma glasgow bertujuan untuk memberikan penilaian kesadaran yang

terpercaya, objektif dalam menentukan kondisi kesadaran dari seseorang yang

berguba untuk menetukan diagnosa selanjutnya.

Tabel 2.1 Glasgow Coma Scale


Membuka Mata

Kriteria Observasi Tingkatan Skor

Membuka mata tanpa stimulus √ Spontan 4

Respon 3
Setelah rangsangan suara atau perintah √
terhadap suara
Rangsangan
Setelah rangsangan pada ujung jari √ terhadap 2
tekanan
Tidak membuka mata sama sekali, 1
√ Tidak ada
tanpa faktor penghalang
Tertutup oleh faktor lokalis √ Tidak dapat X
dinilai
Respon Verbal

Kriteria Observasi Tingkatan Skor

Menyebutkan nama, tempat dan 5


√ Orientasi baik
tanggal
Orientasi tidak baik tapi komunikasi 4
√ Bingung
jelas
Kata-kata jelas √ Kalimat 3

Mengerang √ Suara 2

Tidak ada suara jelas, tanpa faktor 1


√ Tidak ada
pengganggu
Faktor penghalang komunikasi Tidak dapat X

dinilai
Respon Motorik

Kriteria Observasi Tingkatan Skor

Mematuhi dua perintah berbeda Menuruti 6



perintah
Mengangkat tangan diatas clavicula 5
√ Melokalisir
pada rangsangan kepala dan leher
Gerakan melipat siku lengan dengan 4
√ Fleksi normal
cepat namun gerakan kurang normal
Gerakan melipat siku lengan namun Fleksi tidak 3

gerakan tidak normal normal
Ekstensi siku lengan √ Ekstensi 2

Tidak ada gerakan lengan/tungkai, 1


√ Tidak ada
tanpa faktor gangguan
Paralisis atau faktor penghambat lain Tidak dapat X

dinilai
(Sumber:Teasdale,2015)

2.1.2 Stimulasi Murottal Al-Qur’an


Heru, (2008) mengemukakan bahwa lantunan Al-Qur’an secara fisik

mengandung unsur suara manusia, sedangkan suara manusia merupakan

instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah

dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon stres, mengaktifkan hormon

endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari

rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga

menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut

nadi, dan aktifitas gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau

lebih lambat tersebut sangat baik menimbulkan ketenagan, kendali emosi,

pemikiran yang lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik.

Murottal adalah rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang Qori’

atau pembaca Al-Qur’an yang berisi tentang ayat-ayat yang kemudian

diperdengarkan sebagai media atau sarana untuk menenangkan diri dan mendekatkan

diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung

unsur suara manusia, sedangkan suara manusia merupakan instrumen penyembuhan

yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau (Purna, 2006). Tempo yang

lambat disertai dengan harmonisasi Al-Qur’an dapat menurunkan hormon-hormon

stres, mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan

mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas, dan tegang, memperbaiki sistem kimia

tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak

jantung dan aktivitas gelombang otak (Heru, 2008).


Al-Qur’an adalah kitab suci agama Islam, sebagai pedoman hidup umatnya.

Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman bahwa Al-Qur’an adalah obat

mujarab. Seperti yang telah dijelaskan didalam Al-Qur’an surah Al-isra:82. “Dan

Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-

orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang

zalim selain kerugian” (Al-Isra:82).

Al-Quran mempunyai beberapa istilah diantaranya adalah istilah As-Syifa.

Istilah As-Syifa atau penyembuh, sebagaimana dalam firman Allah diatas,

menunjukkan bahwa Al-Qur’an sebagai obat dari berbagai penyakit. Allah tidak

menurunkan penyembuh yang lebih mujarab untuk mengobati penyakit selain

daripada Al-qur’an. (Al-jauzi, 2005).

Hal tersebut didukung dari Firman Allah yang menyebutkan “ Dan kami

menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang yang

mu’min “ (QS.Al Isra/17:82). Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa Al-Qur’an

merupakan media yang mampu menjadi penyembuh bagi suatu penyakit dan

meningkatkan keyakinan bahwa Allah yang menciptakan suatu penyakit disertai

penawar nya. Dalam melakukan terapi harus ada pengulangan yang berulang hal ini

sangat penting untuk bisa merasakan yang lebih sering agar memori yang dirasakan

dapat tersimpan dalam sel-sel tubuh.(Hakim, 2015)

Dalam Shahih muslim, terdapat sabda Rasulullah SAW, riwayat Jabir bin

Abdilah yang artinya, “untuk setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat sesuai dengan

penyakit, ia akan sembuh dengan izin Allah”. Maksud hadis ini, apabila seseorang
diberi obat sesuai dengan penyakitnnya , dan waktu sesuai dengan ketentuan Allah ,

atas izin-nya, maka orang sakit itu dapat sembuh dari penyakitnya. (Al-jauzi, 2005).

Sebagaimana yang dikemukakan Heru (2008) bahwa Murottal mempunyai

beberapa manfaat antara lain:

a. Mendengarkan bacaan ayat-ayat AlQur’an dengan tartil akan mendapatkan

ketenangan jiwa.

b. Lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia, suara

manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat

yang paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkanhormon-hormon stres,

mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan

mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki

sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta

memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas

gelombang otak. Laju pernafasan yang lebih dalam atau lebih lambat

tersebut sangat baik menimbulkan ketenangan, kendali emosi, pemikiran yang

lebih dalam dan metabolisme yang lebih baik.

c. Dengan terapi murotal maka kualitas kesadaran seseorang terhadap Tuhan

akan meningkat, baik orang tersebut tahu arti Al-Quran atau tidak. Kesadaran

ini akan menyebabkan totalitas kepasrahan kepada Allah SWT, dalam

keadaan ini otak pada gelombang alpha, merupakan gelombang otak pada

frekuensi 7-14HZ. Ini merupakan keadaan energi otak yang optimal dan dapat

menyingkirkan stres, menurunkan kecemasan dan memberikan efek relaksasi.


2.1.3 Terapi Musik

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan

sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. (setiawan dan asmara, 2007). Hodges

(2000), mengatakan manusia akan makin memahami hidup berkat adanya lingkungan

musikal yang secara fisik menghasilkan perubahan reaksi pada otak.

Menurut Djohan (2016), terapi musik di definisikan sebagai sebuah aktifitas

terapeutik yang menggunakan musik sebagai media untuk memperbaiki, memelihara,

mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan emosi. Disamping kemampuan non

verbal, kreatifitas dan rasa yang alamiah dari musik , juga sebagai fasilitator untuk

menjalin hubungan , ekspresi diri, komunikasi, dan pertumbuhan pada penggunanya.

Ada bukti yang menunjukkan bahwa penyembuhan melalaui musik telah

dimulai sejak 3000 tahun yang lalu. Walaupun penyakit masih merupakan misteri

bagi masyarakat kuno, secara intuitif mereka tahu bahwa bunyi-bunyian sangat

penting utuk penyembuhan. (kate dan mucci, 2002). Sedangkan menurut Campbell,

(2002) pemanfaatn musik untuk penyembuhan sudah berasal dari zaman phytagoras,

namun sesudah zaman renaisance munculah pendekatan baru yang analitis terhadap

ilmu kedokteran, dan sedikit dokter dan musikus yang bersedia menggunakan bunyi

untuk meningkatkan derajat kesehatan, atau untuk mengobati penyakit tertentu.

Beberapa peneliti khususnya di Amerika percaya bahwa musik Mozart dapat

“menghangatkan” otak dengan memfasilitasi aktivitas saraf kompleks, yang biasa

digunakan untuk fungsi otak tingkat tinggi (higher brain function). (djohan, 2007)
Menurut Djohan (2016), Salah satu maksud dari terapi musik melalui intervensi

musikal adalah untuk memulihkan, menjaga, memperbaiki emosi, fisik, fisiologis,

dan kesehatan serta kesejahteraan spritual maka dalam definisinya pun terdapat

elemen-elemen pokok yang ditetapkan sebagai materi intervensi yaitu :

1) Terapi musik yang digunakan terapis musik dalam sebuah tim yang terdiri dari

dokter, pekerja sosial, psikolog, guru, atau orang tua.

2) Musik merupakan media terapi yang digunakan untuk menumbuhkan

hubungan saling percaya, mengembangkan fungsi fisik, dan mental klien

secara teratur dan terprogram.

3) Materi musik yang diberikan melalui latihan-latihan sesuai dengan arahan

terapis. Intervensi musikal yang digunakan terapis didasarkan pada

pengeahuan tentang pengaruh musik terhadap prilaku serta memahami

kelemahan atau kelebihan klien sebagai sasaran terapi.

4) Terapi musik yang diterima klien disesuaikan secara fleksibel dengan

memperhatikan tingat usia. Sasaran yang hendak dicapai termasuk

komunikasi, intelektual, motorik, emosi, dan keterampilan sosial.

Pada manusia, keseimbangan interaksi dari semua frekuensi resonansi yang

masuk dan melewati tubuh maka kitalah yang mebuat itu tubuh berfungsi. Jika

frekuensi kita bergetar dalam keselarasan, maka kita bisa sehat, kita bisa merasa

dalam keadaan baik serta bisa berhubungan dengan diri kita sendiri dan dengan orang

yang ada disekitar kita. (kate dan mucci, 2002).


Setiap sel dalam tubuh seseorang, mempunyai frekuensi resonansi alami yang

idealnya selaras dengan seluruh tubuh. Setiap bunyi mulai dari yang lembut seperrti

nada-nada musik yang murni sampai yang kasar seperti tembakan pistol,

mengeluarkan gelombang energi.(kate dan mucci, 2002)

Strategi terapi musik, serta delapan alasan penggunaan musik dalam kegiatan

terapeutik adalah :

1. Sebagai audioanalgesik atau penenang yang dapat menimbulkan pengaruh

biomedis positif. Partisipasi aktif klien dalam sebuah kelompok untuk

menstimulasi efektifitas sistem kekebalan tubuh.

2. Sebagai aktifitas yang dapat memfokuskan perhatian, atau pasien

menggunakan musik sebagai aktifitas untuk memotivasi latihan fisik.

3. Meningkatkan relasi terapis / pasien / dan keluarga.

4. Memberdayakan proses belajar, pasien mengomposisi lagu secara bersama

agar dapat menguatkan prinsip - prinsip kesehatan yang ereka pelajari.

5. Sebagai stimulator atau menghilangkan kebisingan. Musik yang

dimainkan dalam ruangan unit rawatan kritis untuk mereduksi kebisingan

suara-suara mesin elektronis lainya.

6. Menata kegembiraan dan interaksi personal. Untuk meningkatkan rasa

saling percaya dan kooperatif satu sama lain dengan panduan satu

fasilitator.

7. Sebagai penguat untuk keterampilan fisiologis, emosi, dan gaya hidup.

8. Mereduksi distress pada pikiran. (Djohan, 2016)


2.2 Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan Asriyanto Rahman (2018) dengan judul Pengaruh

Stimulasi Al-Qur’an terhadap Glasgow Coma Scale Pasien dengan Penurunan

Kesadaran di Ruang Intensive Care Unit(ICU) RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe

Kota Gorontalo. Desain penelitian Pre Experiment dengan one grup pre-post

test design. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh stimulasi Al-

Qur’an terhadap Glasgow Coma Scale pasien dengan penurunan kesadaran di

ruang Intensive Care Unit. (ICU) RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota

Gorontalo.

2. Penelitian yang dilakukan Ismet Habi (2018) dengan judul Pengaruh Terapi

Murottal terhadap Peningkatan Glasgow Coma Scale (GCS) Pasien yang

Mengalami Penurunan Kesadaran yang Dirawat di Ruangan Intensive Care

Unit (ICU) RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Desain penelitian

ini menggunakan desain penelitian two group pretest-posttest. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terapi murottal pada kelompok

perlakuan pasien yang dirawat di ruangan ICU RSUD. Prof. Dr. H.Aloe Saboe

Kota Gorontalo yaitu p = 0,000 < α = 0,05.

3. Penelitian yang dilakukan Widaryati (2016) dengan judul Pengaruh Terapi

Murotal Al Qur’an terhadap Hemodinamik dan GCS Pasien Cedera Kepala.

Penelitian ini merupakan pra eskperimen, dengan desain one group pre test-

post test. Hasil analisis variable GCS diperoleh nilai signifikansi 0,04.

Sedangkan nilai signifikansi variable tekanan darah sistolik, diastolik, frekuensi


respirasi dan nadi lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan terapi

murotal Al Qur’an berpengaruh terhadap nilai GCS, namun tidak berpengaruh

terhadap tekanan darah sistolik dan diastolic, frekuensi respirasi dan nadi.

4. Penelitian yang dilakukan Valentina B. M. Lumbantobing (2015) dengan judul

Pengaruh Stimulasi Sensori terhadap Nilai Glasgow Coma Scale pada Pasien

Cedera Kepala di Ruang Neurosurgical Critical Care Unit RSUP dr. Hasan

Sadikin Bandung. Penelitian ini menggunakan Quasi Experimental Design

dengan pendekatan Pretest-Posttest Control Group Design. Perbedaan nilai

GCS pada kelompok kontrol dan perlakuan dianalisis dengan dependent t test.

Sedangkan pengaruh stimulasi sensori terhadap nilai GCS dianalisis dengan

menggunakan independet t test. Hasil uji statistik menunjukkan adanya

pengaruh stimulasi sensori terhadap nilai GCS pada pasien cedera kepala

primer (p=0,041).

5. Penelitian yang dilakukan Safri (2013) dengan judul Murottal Al Qur`An dapat

Meningkatkan Kesadaran Pasien Stroke Hemoragik. Desain penelitian ini

adalah pre and post test non equivalent control group design. Terbukti bahwa

stimulasi Murottal Al-Qur`an dapat meningkatkan nilai kesadaran kuantitatif

yang bermakna (p = 0,000). Selain itu diperoleh hasil perbedaan peningkatan

nilai kesadaran kuantitatif yang signifikan (p = 0.046).

6. Penelitian yang dilakukan Arif Setyo Upoyo (2012) dengan judul Stimulasi

Murotal Al Quran terhadap Nilai Glasgow Coma Scale pada pasien Stroke

Iskemik. Desain penelitian adalah pre and post tes control group design. Hasil
yang didapatkan adalah terdapat perbedaan nilai GCS yang bermakna sebelum

dan setelah intervensi (p = 0,034). Terdapat perbedaan peningkatan nilai GCS

yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p = 0.013).

Kesimpulanya adalah ada pengaruh pemberian stimulasi murottal Al-Qur’an

terhadap perubahan nilai Glasgow Coma Scale (GCS).

2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah konsep-konsep teori yang digunakan atau

berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010).

Kerangka teori penelitian ini adalah sebagai berikut.

KESADARAN

Tingkat Kesadaran GCS Penatalaksanaa


n

a. Compos mentis a. Eye Farmakologi Nonfa


b. Apatis b. Verbal rmako
c. Delirium c. Motoric logi
pemberian terapi
d. Somnolen
medis sesuai penyebab
e. Sopor (stupor)
utama gangguan
f. Koma Ringan
kesadaran
(semi koma)
g. Koma (dalam
atau komplit)

Terapi musik Stimulasi Murrotal Al


klasik Qur’an
Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi
Sumber: hermayudi & ariani (2011), Teasdale (2015), Heru (2008)

2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah hubungan-hubungan antara konsep yang satu dengan

konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada

tinjauan pustaka (Azwar, 2010). Kerangka konsep merupakan justifikasi ilmiah

terhadap penelitian yang dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik

yang dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya.

Pada penelitian ini, kerangka konsep yang diambil oleh peneliti adalah sebagai

berikut

Kelompok Intervensi 1
Stimulasi Al-Qur’an
Perubahan
GCS

Kelompok lntevensi 2
Terapi Musik Kalsik

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

2.3 Hipotesis Penelitian


Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Stimulasi Murrotal Al-Qur’an dan Terapi

Musik Klasik efektiv terhadap Nilai Glasgow Coma Scale (GCS) Pasien dengan

Penurunan Kesadaran di Unit Rawatan Kritis RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota

Gorontalo”.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Rawatan Kritis RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe

Kota Gorontalo. Unit Rawatan Kritis mencakup Ruang Intensive Care Unit (ICU),

Ruang High Care Unit (HCU), dan Ruang Cardio Vascular Care Unit (CVCU).

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 November – 5 Desember 2018.

3.2 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan quasi experimental dengan

menggunakan metode Two group pre and post test desain. Dalam desain ini

kelompok intervensi 1 (pemberian stimulasi Murrotal Al-Qur’an) dan kelompok

intervensi 2 (pemberian terapi musik klasik). yang dianggap memiliki kesamaan

tanpa adanya sistem random. Kelompok intervensi 1 dan kelompok intervensi


dilakukan pengumpulan data awal (pre-tes) kemudian diberikan intervensi, dan

dilakukan (post-test) (Pamungkas & usman,2017)

Dalam desain ini, kedua kelompok intervensi diukur GCS (pre test), kemudian

kelompok intervensi 1 diberi perlakuan yaitu pemberian Stimulasi Murrotal Al-

Qur’an, sedangkan kelompok intervensi 2 diberi perlakuan terapi musik. Setelah

diberi perlakuan kedua kelompok dites kembali GCS (post test) dan hasil kedua tes

akhir dibandingkan.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen (R1) O1 X1 O2

Eksperimen (R2) O3 X2 O4

(Sugiyono, 2012).

Keterangan:

R1 : kelompok eksperimen 1 dan yang diambil secara Acidental sampling.

R2 : kelompok eksperimen 2 yang diambil secara Acidental sampling.

O1 dan O3 : Nilai GCS sebelum diberi perlakuan

X1 : (Perlakuan) stimulasi al-qur’an selama 12 menit sebanyak 4 kali

perlakuan dalam sehari


X2 : (Kontrol) terapi musik klasik selama 12 menit sebanyak 4 kali perlakuan

dalam sehari

O2 dan O4 : GCS sesudah diberikan perlakuan

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Independen

Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi

atau nilainya menetukan variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel independen 1

dalam penelitian ini adalah stimulasi Al-Qur’an, sedangkan Variabel independen 2

adalah Terapi Musik Klasik.

3.3.2 Variabel Dependen

Variabel terikat (dependent variable) ialah variabel yang dipengaruhi nilainya

ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel dependen dalam penelitian

ini yaitu perubahan GCS.

3.3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional variable adalah definisi variable berdasarkan sesuatu yang

dilaksanakan dalam penelitian (Putra, 2013). Definisi operasional pada penelitian ini

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2. Definisi Operasional


Definisi Hasil Skala
No Variabel Indikator Cara ukur Alat ukur
Operasional ukur Ukur
1. Independe Suatu tindakan Murotal Stimulasi Audio - -
n: dimana pasien Qur’an suara dengan player
stimulasi dengan penurunan Ar- murottal
Al-Qur’an kesadaran diberikan Rahman Qur’an Surah
rangsangan berupa Ar-Rahman
suara dengan menggunakan
menggunakan audio player
earphone atau
headset yang berisi
murottal Al-Qur’an
surah Ar-Rahman
selama kurang lebih
12 menit dilakukan
sebanyak 4 kali
dalam sehari selang
waktu 2 jam tiap
perlakuan.
2. Terapi
S Suatu tindakan Musik Stimulasi Audio - -
musik
t dimana pasien klasik suara dengan player
i dengan penurunan Musik musik klasik
m kesadaran diberikan mozart musik mozart
u rangsangan berupa menggunaka
l suara dengan n audio
a menggunakan player
s earphone atau
i headset yang berisi
musik klasik
Mozart selama 12
menit dilakukan
sebanyak 4 kali
dalam sehari,selang
waktu 2 jam tiap
perlakuan.
3. Dependen: Skala yang GCS Menggunaka Skala Ordinal - Ada
Perubahan digunakan peneliti n Skala GCS: peruba
GCS untuk mengukur Glasgow 3,4,5,6,7, han
tingkat kesadaran Coma Scale 8,9,10,11 status
pasien, sehingga dengan ,12,13,14 GCS ;
peneliti dapat menilai E , 15. 1
mengetahui (Eye), V - Tidak
perubahan tingkat (Verbal) dan ada
kesadaran dengan M (Motoric) peruba
membandingkan han
antara hasil status
pengukuran awal GCS; 0
sebelum dilakukan
intervensi dan
setelah dilakukan
intervensi.

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian

ini adalah pasien dengan penurunan kesadaran di Unit Rawatan Kritis RSUD Prof.

Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo dengan jumlah sebanyak 30 pasien.

3.4.2 Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seruluh populasi. Dengan kata lain sampel adalah elemen-elemen

populasi yang dipilih berdasarkan kemampuan mewakilinya (Setiadi, 2013).

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental

Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan aksidental/kebetulan (Setiadi,


2007). Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang

ada atau berada di rumah sakit saat penelitian berlangsung.

Berdasarkan data tentang populasi di atas akan diseleksi berdasarkan kriteria

inklusi. Karakteristik responden pada penelitian ini adalah :

1. Keluarga bersedia pasien dijadikan responden

2. Pasien kritis yang mengalami penurunan kesadaran dengan GCS < 12

3. Berusia ≥ 12 tahun.

4. Tidak ada riwayat gangguan pendengaraan

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1 Tahap Persiapan

Tahapan persiapan dalam pengumpulan data terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh

selama tiga hari pelaksanaan penelitian. Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti

melakukan observasi pasien serta pengambilan data awal di Rumah Sakit Umum

Daerah Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari lingkungan penelitian. Data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari bagian Medical Record di Rumah Sakit

Umum Daerah Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

Peneliti mengidentifikasi awal pasien yang akan dipilih menjadi responden

sesuai dengan kriteria responden. Setelah itu, peneliti kemudian mendatangi calon

keluarga responden dan menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian, kemungkinan


resiko, dan ketidak nyamanan, manfaat penelitian dan hak untuk menolak

berpartisipasi tanpa mempengaruhi perawatan yang akan didapatkan serta jaminan

kerahasiaan dan privacy. Setelah mendapatkan penjelasan, keluarga kemudian diberi

lembar persetujuan pasien menjadi responden.

Setelah melengkapi identitas, pada kelompok intervensi 1 dimulai dengan

melakukan pengukuran GCS pada responden sebelum dilakukan stimulasi Al-Qur’an.

Dan untuk kelompok intervensi 2, dilakukan pengukuran GCS sebelum diberikan

terapi musik klasik. Hasil pengukuran GCS awal didokumentasikan di lembar

observasi.

Dalam kurun waktu 12 menit, dan di ulangi kembali pemberian intervensi

sebanyak 4x dalam sehari, dengan jedah waktu pemberian selama 2 jam. Setelah

pelaksanaan intervensi, pasien kemudian dilakukan pengukuran kembali terhadap

tingkat kesadaran. Pelaksanaan intervensi ini dilakukan dalam kurun waktu 1 hari,

dan keseluruhan hasil pengukuran dalam kurun waktu 1 hari didokumentasikan di

lembar observasi.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Audio player dengan menggunakan headset yang berisi murottal Surah Ar-

Rahman

b. Audio player dengan menggunakan headset yang berisi musik klasik

c. Lembar informed consent yang diberikan kepada keluarga responden


d. Lembar observasi tingkat kesadaran pasien menggunakan skala Glasgow Coma

Scale (kuantitatif) yang akan digunakan untuk mengukur saat sebelum dan

setelah perlakuan

3.7 Tehnik Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1 Tehnik Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh

(Setiadi, 2013), diantaranya:

1. Editing/Memeriksa

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah

terkumpul.

2. Coding/Memberi Tanda Kode

Coding yaitu mengklarifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke

dalam bentuk angka/bilangan. Biasanya klarifikasi dilakukan dengan cara memberi

tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

3. Processing/Entri Data

Processing adalah memproses data agar data yang sudah di-entry dapat

dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke

paket program komputer.

4. Cleaning/Pembersihan Data

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data

yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak.


3.7.2 Tehnik Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat yaitu bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menggunakan distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).

Dalam penelitian ini yang termasuk dalam analisa univariat adalah usia

responden, diagnosa medis responden, GCS sebelum intervensi stimulasi Al-Qur’an

dan Terapi Musik Klasik dan GCS setelah intervensi stimulasi Al-Qur’an dan Terapi

Musik Klasik

2. Analisa Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis hubungan 2

variabel. Analisis bivariat bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dan

variable terikat. Uji statistik yang digunakan adalah uji T berpasangan untuk

Stimulasi Al-Qur’an, uji T berpasangan untuk Terapi Musik, dan Independen T test,

jika data terdistribusi normal dan jika tidak maka dilakukan uji alternatif atau non

parametrik. (Notoatmodjo, 2012).

Dalam penelitian ini yang termasuk dalam analisa bivariat adalah pengaruh

stimulasi al-qur’an dan terapi musik klasik terhadap perubahan GCS dengan

menggunakan SPSS versi 20 dengan menggunakan uji T berpasangan jika data

berdistribusi normal

3.8 Etika Penelitian


Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat rekomendasi dari institusi

tempat penelitian setelah mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian dengan

menekankan masalah etika yang meliputi: (Nursalam, 2016).

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Informed Concentartinya ada persetujuan (concent) setelah mendapat

penjelasan (infomerd) tentang maksud, cara pelaksanaan dan efek dari penelitian itu

dan izin tertulis. Dalam penelitian ini, lembar persetujuan untuk responden yang

diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan pada keluarga yang bertanggung jawab

terhadap responden yang bersedia di jadikan responden.. Jika keluarga responden

bersedia responden untuk diteliti maka keluarga responden harus mencantumkan

tanda tangan pada lembar persetujuan bahwa keluarganya dijadikan responden. Jika

kelurga`menolak untuk di jadikan responden maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati hak-hak responden.

2. Confidentiality (Kerahasian)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijaga oleh

peneliti. Data hanya akan disajikan atau dilaporkan dalam bentuk kelompok yang

berhubungan dengan penelitian ini. Protection from discomfort Responden mendapat

perlindungan dan merasa nyaman

3. Privacy (Privasi)

Pada penelitian ini tidak mengganggu keleluasaan diri/privacy, dalam hal: rasa

hormat, harga diri, praktek budaya dan tidak mengganggu ketenangan hidup dan
keleluasaan diri/gerak, hal ini juga berkaitan dengan kerahasiaan dan maslah pribadi

pasien.

4. Justice (Keadilan) dan Inclusiveness (keterbukaan)

Prinsip adil dan keterbukaan dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu,dalam lingkungan penelitian perlu

dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yaitu dengan menjelaskan

prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa subjek penelitian

memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama.

5. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode

pada lembar pengumpulan data atau hasil yang akan disajikan.

3.9 Alur Penelitian.

Penelitian dilaksanakan sesuai alur penelitian yang digambarkan dalam bentuk

skema sebagai berikut :


Pengambilan Sampel Penelitian berdasarkan
kriteria responden

Penjelasan tentang penelitian dan persetujuan


pasien menjadi responden

Pretest status GCS responden sebelum perlakuan

Eksperimen 1 : Stimulasi Al-Qur’an selama 12 menit sebanyak 4 kali


intervensi dalam sehari.
Eksperimen 2 : Terapi Musik selama 12 menit sebanyak
4 kali intervensi dalam sehari dengan selang waktu 2 jam setiap kali perlakuan.

Posttest: status GCS responden setelah perlakuan

Pengumpulan data dan Pengolahan data

Hasil Penelitian

Gb. 3.1 Alur Penelitian


3.10 Hipotesis Statistika

Ho : Tidak efektivitas Pemberian Murrotal Stimulasi Al-Qur’an dan


Pemberian Terapi Musik Klasik terhadap Nilai Glasgow Coma Scale
(GCS) Pasien dengan Penurunan Kesadaran di Unit Rawatan Kritis
RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo
H1 : Ada Efektivitas Pemberian Stimulasi Murrotal Al-Qur’an dan
Pemberian Terapi Musik Klasik terhadap Nilai Glasgow Coma Scale
(GCS) Pasien dengan Penurunan Kesadaran di Unit Rawatan Kritis
RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Hi. Aloei

Saboe Kota Gorontalo pada tanggal 19 November - 05 Desember 2018. Rumah Sakit

Umum Daerah Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe merupakan Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) terbesar yang ada di wilayah Provinsi Gorontalo dengan tipe B yang terletak

di jalan Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara,

Kota Gorontalo.

Rumah sakit umum daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloe Saboe dilengkapi

dengan fasilitas kesehatan lainnya berupa askes Center, apotek, poliknik, medical

record, ruang operasi, UGD, CVCU, ICU, NICU, PICU, Hemodialisa, Radiologi,

Laboratorium, Ruang VK, adapun ruangan yang termasuk dalam ruangan rawatan

kritis yakni ruangan : ICU, CVCU, HCU, PICU dan NICU. ICU adalah ruangan

Intensive Care Unit yang di khususkan untuk pasien yang dengan penurunan

kesadaran yang membutuhkan rawatan intensive, sedangkan CVCU (Cardio Vaskuler

Care Unit) adalah ruangan yang di khususkan untuk pasien dengan gangguan pada

jantung. Dan untuk ruangan HCU (high care unit) yang terdiri dari beberapa ruangan

yakni : HCU infeksi, HCU Non infeksius, HCU bedah, HCU cardio. Jumlah perawat

yang bertugas diruangan ICU 21 orang, yang bertugas di ruangan CVCU 25 0rang

dan di ruangan HCU berjumlah 20 orang.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden


1. Distribusi Responden berdasarkan Umur

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe

Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan umur pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur


Stimulasi Al-Qur’an Musik
No Umur Jumlah Presentase Jumlah Presentase
(n) (%) (n) (%)

1 16-25 tahun 0 0 3 30

2 26-35 tahun 0 0 1 10

3 36-45 tahun 0 0 1 10

4 46-55 tahun 5 50 3 30

5 56-65 tahun 3 30 0 0

6 > 65 tahun 2 20 2 20

Total 10 100 10 100

Sumber: Data Primer (2018)

Berdasarkan tabel 4.1, menunjukan bahwa dari 20 responden yang mengalami

penurunan kesadaran yang terbagi menjadi 10 responden untuk kelompok Stimulasi

Al-Qur’an dan 10 responden untuk kelompok Terapi Musik. Umur responden

terbanyak pada kelompok Stimulasi Al-Qur’an yakni dengan umur 45-55 tahun yakni

sebanyak 5 responden (50%), umur 56-65 tahun sebanyak 3 responden (30%) dan >

65 tahun sebanyak 2 orang (20%).


Umur responden terbanyak pada kelompok terapi musik yakni umur 15-25

tahun dan 46-55 tahun masing-masing sebanyak 3 responden (30%), kemudian umur

> 65 tahun sebanyak 2 orang (20%) dan 26-35 tahun serta 36-45 tahun masing-

massing sebanyak 1 orang (10%).

2. Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe

Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin


Stimulasi Al-Qur’an Musik
Jenis
No Jumlah Presentase Jumlah Presentase
Kelamin
(n) (%) (n) (%)

1 Laki-laki 4 40 4 40

2 Perempuan 6 60 6 60

Total 10 100 10 100

Sumber: Data Primer (2018)

Berdasarkan tabel 4.2, menunjukkan bahwa dari 20 responden yang

mengalami penurunan kesadaran yang terbagi menjadi 10 responden untuk kelompok

Stimulasi Al-Qur’an dan 10 responden untuk kelompok Terapi Musik. Hasil

penelitian didapatkan bahwa jenis kelamin responden terbanyak baik pada kelompok

stimulasi Al-Qur’an maupun kelompok musik adalah sama yakni jenis kelamin

perempuan masing-masing sebanyak 6 orang (60%) dan jenis kelamin laki-laki

masing-masing sebanyak 4 orang (40%).


3. Distribusi Responden berdasarkan Diagnosa Medis

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe

Kota Gorontalo diperoleh distribusi responden berdasarkan diagnosa Medis pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Diagnosa Medis


Stimulasi Al-
Musik
Qur’an
No Diagnosa Medis
Jumlah Presentase Jumlah Presentase
(n) (%) (n) (%)

1 Cedera Otak Berat 0 0 4 40

2 Stroke Haemorragic 3 30 2 20

3 Stroke Non Haemorragic 6 60 3 30

4 Myastenia Gravis 0 0 1 10

5 PPOK 1 10 0 0

Total 10 100 10 100

Sumber: Data Primer (2018)

Berdasarkan tabel 4.3, menunjukan bahwa dari 20 responden yang mengalami

penurunan kesadaran yang terbagi menjadi 10 responden untuk kelompok Stimulasi

Al-Qur’an dan 10 responden untuk kelompok Terapi Musik. Hasil penelitian

didapatkan bahwa diagnosa medis responden terbanyak pada kelompok Stimulasi Al-

Qur’an yakni dengan Stroke Non Haemorragic sebanyak 6 responden (60%),

kemudian stroke Haemorragic sebanyak 3 responden (30%) dan pasien dengan

PPOK sebanyak 1 orang (10%).


Diagnosa medis responden terbanyak kelompok musik yakni pasien dengan

Cedera Otak Berat sebanyak 4 responden (40%), kemudian diagnosa Stroke Non

Haemorragic sebanyak 3 orang (30%), Stroke Haemorragic sebanyak 2 orang (20%)

dan pasien dengan Myastenia Gravis sebanyak 1 orang (10%).

4.2.2 Analisa Univariat

1. Distribusi Glasgow Comma Scale (GCS) Responden dengan Penurunan


Kesadaran Sebelum dan Setelah dilakukan Stimulasi Al-Qur’an

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe

Kota Gorontalo diperoleh distribusi Glasgow Comma Scale (GCS) responden dengan

penurunan kesadaran sebelum dan setelah dilakukan terapi Stimulasi Al-Qur’an pada

tabel berikut ini

Tabel 4.4 Tabel Glasgow Comma Scale (GCS) Responden dengan Penurunan
Kesadaran Sebelum dan Setelah dilakukan Stimulasi Al-Qur’an
Pre Test Post Test
No. Keterangan
Stimulasi Al-Qur’an Stimulasi Al-Qur’an

1 10 11 Meningkat

2 9 10 Meningkat

3 12 13 Meningkat

4 9 10 Meningkat

5 8 9 Meningkat

6 10 11 Meningkat

7 11 12 Meningkat

8 8 9 Meningkat
9 4 5 Meningkat

10 8 8 Tetap

Sumber: Data Primer (2018)

Berdasarkan tabel 4.4, menunjukan bahwa dari 10 responden yang mengalami

penurunan kesadaran didapatkan bahwa nilai GCS responden sebelum dilakukan

terapi murottal terbanyak yakni dengan GCS 8 sebanyak 3 responden, kemudian GCS

9 dan GCS 10 masing-masing sebanyak 2 responden, serta GCS 4, GCS 11 dan GCS

12 masing-masing sebanyak 1 orang. Setelah diberikan terapi stimulasi Al-Qur’an

Nilai GCS responden sebagian besar berada pada GCS 9, GCS 10 dan GCS 11 yakni

masing-masing sebanyak 2 respoden, sedangkan GCS 5, GCS 8, GCS 11 dan GCS 12

masing-masing sebanyak 1 respoden. Dari 10 responden, 9 diantaranya mengalami

peningkatan skor GCS sedangkan 1 responden GCSnya tetap.

2. Distribusi Glasgow Comma Scale (GCS) Responden dengan Penurunan


Kesadaran Sebelum dan Setelah dilakukan Terapi Musik Klasik

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe

Kota Gorontalo diperoleh distribusi Glasgow Comma Scale (GCS) responden dengan

penurunan kesadaran sebelum dan setelah dilakukan terapi Musik Klasik pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.5 Tabel Glasgow Comma Scale (GCS) Responden dengan Penurunan
Kesadaran Sebelum dan Setelah dilakukan Terapi Musik Klasik
Pre Test Post Test
No. Keterangan
Terapi Musik Klasik Terapi Musik Klasik
1 8 8 Tetap

2 11 12 Meningkat

3 8 9 Meningkat

4 6 7 Meningkat

5 10 11 Meningkat

6 6 7 Meningkat

7 9 9 Tetap

8 8 9 Meningkat

9 9 10 Meningkat

10 8 9 Meningkat

Sumber: Data Primer (2018)

Berdasarkan tabel 4.5, menunjukan bahwa dari 10 responden yang mengalami

penurunan kesadaran didapatkan bahwa nilai GCS responden sebelum dilakukan

terapi musik klasik terbanyak yakni dengan GCS 8 sebanyak 3 responden, kemudian

GCS 6 dan GCS 9 masing-masing sebanyak 2 responden serta GCS 10 dan GCS 11

masing-masing sebanyak 1 orang. Setelah diberikan terapi musik klasik Nilai GCS

responden sebagian besar berada pada GCS 9 yakni sebanyak 4 respoden, GCS 7

sebanyak 2 responden dan GCS 8, GCS 10, GCS 11 dan GCS 12 masing-masing

sebanyak 1 respoden. Dari 10 responden, 8 diantaranya mengalami peningkatan skor

GCS sedangkan 2 responden GCSnya tetap.

4.2.2 Analisa Bivariat


1. Perbedaan Rata-rata Nilai Glasgow Coma Scale (GCS) Responden Sebelum
dan Setelah Prosedur Antara Pemberian Stimulasi Al-Qur’an dan Terapi Musik
Klasik

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe

Kota Gorontalo diperoleh gambaran Perbedaan Rata-rata Nilai Glasgow Coma Scale

(GCS) Responden Sebelum dan Setelah Prosedur Antara Pemberian Stimulasi

Stimulasi Al-Qur’an dan Terapi Musik Klasik pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 Perbedaan Rata-rata Nilai Glasgow Coma Scale (GCS) Responden
Sebelum dan Setelah Prosedur Antara Pemberian Stimulasi Stimulasi Al-
Qur’an dan Terapi Musik Klasik di Unit Rawatan Kritis RSUD Prof Dr.
Hi. Aloei Saboe
Mean CI p
Variabel N Mean SD
Difference Lower Upper Value

Stimulasi Al-Qur’an 10

Sebelum 8.90 2.183 -0,900 -1.126 -0.647 0.000

Setelah 9.80 2.251

Terapi Musik Klasik 10

Sebelum 8.30 1.567 -0.800 -1.102 -0.498 0.000

Setelah 9.10 1.595

Sumber: Data Primer (2018)

Berdasarkan tabel 4.6, menunjukan data rata-rata Glasgow Coma Scale (GCS)

sebelum pemberian terapi stimulasi Al-Qur’an adalah 8.90 dan rata-rata Glasgow

Coma Scale (GCS) setelah pemberian terapi stimulasi Al-Qur’an adalah 9.80.

Berdasarkan hasil uji T berpasangan didapatkan p Value = 0,000 (p= < 0,05).

Interpretasi dari hasil uji ini adalah ada perbedaan yang signifikan rata-rata skor
Glasgow Coma Scale (GCS) responden sebelum dan setelah pemberian terapi

stimulasi Al-Qur’an di Unit Rawatan Kritis RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe tahun

2018.

Dapat juga diketahui bahwa data rata-rata Glasgow Coma Scale (GCS) sebelum

pemberian terapi musik klasik adalah 8.30 dan rata-rata Glasgow Coma Scale (GCS)

setelah pemberian terapi musik klasik adalah 9.10. Berdasarkan hasil uji T

brpasangan di dapatkan p Value = 0,000 (p= < 0,05). Interpretasi dari hasil uji ini

adalah ada perbedaan yang signifikan rata-rata skor Glasgow Coma Scale (GCS)

responden sebelum dan setelah pemberian terapi musik klasik di Unit Rawatan Kritis

RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe tahun 2018.

4.3 Pembahasan

1. Nilai Glasgow Coma Scale (GCS) Sebelum dan Sesudah Pemberian


Stimulasi Murottal Al-Qur’an pada Pasien dengan Penurunan Kesadaran
di Unit Rawatan Kritis Prof. Dr. Hi. Aloei saboe Kota Gorontalo

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 20 responden yang

mengalami penurunan kesadaran dan untuk kelompok Stimulasi Al-Qur’an terdapat

10 responden. Hasil penelitian didapatkan bahwa nilai GCS responden sebelum

dilakukan Stimulasi Murrotal Al-Qur’an terbanyak yakni dengan GCS 8 sebanyak 3

responden (30%), kemudian GCS 9 dan GCS 10 masing-masing sebanyak 2

responden (20%) serta GCS 4, GCS 11 dan GCS 12 masing-masing sebanyak 1 orang

(10%).

Setelah diberikan stimulasi Murrotal Al-Qur’an sebanyak 4 kali perlakuan dan

disetiap perlakuan durasi waktu pemberian stimulasi Murrotal Al-Qur’an ±12 menit,
maka nilai GCS responden sebagian besar berada pada GCS 9, GCS 10 dan GCS 11

yakni masing-masing sebanyak 2 respoden (20%), sedangkan GCS 5, GCS 8, GCS

11 dan GCS 12 masing-masing sebanyak 1 respoden (10%).

Terapi murottal ini bekerja pada otak, dimana ketika didorong oleh rangsangan

dari luar (stimulasi Murrotal Al-Quran), maka otak akan memproduksi zat kimia yang

disebut neuropeptide. Molekul ini akan menyangkutkan kedalam reseptor-reseptor

mereka yang ada di dalam tubuh dan akan memberikan umpan balik berupa

kenikmatan atau kenyamanan (O’Riordon, 2002 dalam Saputry, 2017).

Al-Kaheel (dalam Handayani, 2014) menjelaskan bahwa membaca atau

mendengarkan Al-Qur’an akan memberikan efek relaksasi, sehingga memperlambat

laju pembuluh darah, nadi dan denyut jantung. Stimulasi murottal Al- Qur’an ketika

diperdengarkan pada manusia akan membawa gelombang suara dan mendorong otak

untuk memproduksi zat kimia neuropeptide. Molekul ini akan mempengaruhi

reseptor didalam tubuh sehingga hasilnya tubuh merasa nyaman.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman, (2018) dengan

judul Pengaruh Stimulasi Al-Qur’an terhadap Glasgow Coma Scale Pasien dengan

Penurunan Kesadaran di Ruang Intensive Care Unit(ICU) RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei

Saboe Kota Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh stimulasi Al-

Qur’an terhadap Glasgow Coma Scale pasien dengan penurunan kesadaran di ruang

Intensive Care Unit (ICU) RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Begitu pula dengan peneltian yang dilakukan oleh Habi, (2018) dengan judul

Pengaruh Terapi Murottal terhadap Peningkatan Glasgow Coma Scale (GCS) Pasien
yang Mengalami Penurunan Kesadaran yang Dirawat di Ruangan Intensive Care Unit

(ICU) RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Desain penelitian ini

menggunakan desain penelitian two group pretest-posttest. Hasil penelitian

menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terapi murottal pada kelompok

perlakuan pasien yang dirawat di ruangan ICU RSUD. Prof. Dr. Hi. Aloe Saboe Kota

Gorontalo yaitu p = 0,000 < α = 0,05.

Pada penelitian ini, rata-rata responden mengalami peningkatan GCS pada

perlakuan ke 3 setelah diberikan Stimulasi Al-Qur’an dari penilaian tingkar kesadaran

yang banyak mengalami peningkatan skor adalah bagian Motorik responden.

Handayani (2014) membuktikan dalam penelitiannya bahwa Murottal Al-Qur’an

mampu memacu sistem saraf parasimpatis mempunyai efek berlawanan dengan

sistem saraf simpatis. Sehingga terjadi keseimbangan pada kedua system saraf

autonom tersebut. Hal ini yang menjadi prinsip dasar dari timbulnya respon relaksasi,

yaitu terjadi keseimbangan antara sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.

Asumsi peneliti, pemberian Stimulasi Al-Qur’an memberikan efek terhadap

kesadaran karena dengan adanya stimulasi/rangsangan suara berupa lantunan ayat

suci Al-Qur’an mampu memperbaiki psikologis bagi yang sakit, dapat berperan

sebagai metode relaksasi dan memulihkan ke keadaan yang lebih baik. Gelombang

suara yang ditimbulkan juga dapat merangsang pengeluaran neuropeptide yang

mempengaruhi kondisi tubuh menjadi lebih relaks.

Adapun salah satu responden yang tidak terdapat perbedaan GCS sebelum dan

sesudah diberikan stimulasi Murrotal Al-Qur’an karena responden tersebut


merupakan pasien yang baru masuk di ruangan ICU dengan diagnosa Stroke

Hemoragik. Stroke hemoragik terjadi akibat pembuluh darah yang menuju ke otak

mengalami kebocoran (perdarahan). Kebocoran tersebut diawali karena adanya

tekanan yang tiba-tiba meningkat ke otak, sehingga pembuluh darah yang tersumbat

tidak dapat lagi menahan tekanan sehingga pecah dan menyebabkan perdarahan.

Akibat dari kebocoran tersebut darah tidak dapat mencapai sasaran sehingga otak

yang membutuhkan suplai darah terhenti sehingga dan akhirnya sel otak mengalami

kematian. Responden yang mengalami penurunan kesadaran berarti terjadi gangguan

pada korteks secara menyeluruh.dan dapat pula disebabkan oleh gangguan ARAS

pada batang otak.karena terjadinya perdarahan pada otak sehingga menekan ARAS,

sehingga terjadi gangguan di ARAS . Hal tersebut dapat mempengaruhi cepatnya

proses perbaikan tingkat kesadaran responden.

2. Nilai Glasgow Coma Scale (GCS) Sebelum dan Sesudah Pemberian Terapi
Musik Klasik pada Pasien dengan Penurunan Kesadaran di Unit Rawatan
Kritis Prof. Dr. Hi. Aloei saboe Kota Gorontalo

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 10 pasien yang

mengalami penurunan kesadaran didapatkan bahwa kategori GCS responden sebelum

dilakukan terapi musik klasik terbanyak yakni dengan GCS 8 sebanyak 3 responden

(30%), kemudian GCS 6 dan GCS 9 masing-masing sebanyak 2 responden (20%)

serta GCS 10 dan GCS 11 masing-masing sebanyak 1 orang (10%). Setelah diberikan

terapi musik klasik Nilai GCS responden sebagian besar berada pada GCS 9 yakni

sebanyak 4 respoden (40%), GCS 7 sebanyak 2 responden (20%) dan GCS 8, GCS

10, GCS 11 dan GCS 12 masing-masing sebanyak 1 respoden (10%).


Ketika diperdengarkan musik klasik sebanyak 4 kali perlakuan dan disetiap

perlakuan durasi waktu pemberian terapi musik Klasik ± 12 menit dalam selang

waktu 2 jam. Jenis musik klasik yang diperdengarkan adalah musik mozart yang

berjudul Concerto in C Major for flute Harp and Orchestra. maka harmonisasi dalam

musik klasik yang indah akan masuk telinga dalam bentuk suara (audio),

menggetarkan genderang telinga, mengguncangkan cairan di telinga dalam serta

menggetarkan sel-sel rambut di dalam koklea untuk selanjutnya melalui saraf

koklearis menuju otak dan menciptakan imajinasi keindahan di otak kanan dan otak

kiri. Yang akan memberikan dampak berupa kenyamanan dan perubahan perasaan.

Perubahan perasaan ini diakibatkan karena musik klasik dapat menjangkau wilayah

kiri kortek cerebri (Mindlin, 2009). Dari korteks limbik, jaras pendengaran

dilanjutkan ke hipokampus, dan meneruskan sinyal musik ke Amigdala yang

merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar, sinyal

kemudian diteruskan ke hipotalamus.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rihiantoro (2008) dengan

judul Pengaruh Terapi Musik terhadap Status Hemodinamika pada Pasien Koma di

Ruang ICU Rumah Sakit Lampung dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh yang bermakna terapi musik terhadap MAP (p value = 0,031),

frekuensi jantung (p value = 0.015) dan frekuensi nafas (p value = 0,000). Penurunan

indikator hemodinamika pada pasien koma dapat membantu stabilisasi

hemodinamika pasien sekaligus membantu proses pemulihan pasien.


Namun, hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang lakukan oleh Sri

Dewi (2014) dengan judul pengaruh Terapi Musik terhadap Peningkatan Glasgow

Coma Scale pada pasien Stroke di RSUD Moewardi tahun 2014. Hasil penelitian

menunjukan bahwa rata-rata Glasgow Coma Scale sebelum pada kelompok intervensi

adalah 6,50 dan rata-rata setelah adalah 10,0. Berdasarkan hasil uji Hasil uji T sample

independen didapatkan P value 0,172, yang artinya P value lebih dari

0,05.Interpretasi hasil uji ini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata

skala Glasgow Coma Scale responden sebelum dan sesudah pada kelompok

intervensi di ruang HCU stroke di RSUD Dr Moewardi tahun 2014.

Pada penelitian ini juga, rata-rata responden mengalami peningkatan GCS

setelah 3 kali pemberian terapi dan yang bagian yang mengalami peningkatan adalah

Motorik pasien setalah diberikan rangsangan nyeri. Seseorang yang mendengarkan

musik yang sesuai maka denyut nadi dan tekanan darahnya dapat menurun dengan

stabil, gelombang otak melambat, pernapasan melanbat dan teratur sehingga supplai

oksigen adekuat, dan otot-otot berada pada kondisi rileks (Mucci, 2002 dalam

Rihiantoro, 2008).

Asumsi peneliti, pemberian terapi musik dapat mempengaruhi tingkat

kesadaran seseorang. Musik masuk melalui telinga, menggetarkan gendang telinga,

menguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di dalam

koklea untuk selanjutnya melalui saraf koklearis menuji ke otak, seperti system

limbic yang berhubungan dengan perilaku emosional. Dengan mendengaran musik,

system limbic ini teraktivasi dan individu pun menjadi rileks (Aemilia, 2007).
Dengan adanya kondisi relaks maka organ vital dapat bekerja secara optimal dalam

meningkatkan status kesadaran seseorang

Pada hasil penelitian ini terdapat 2 pasien yang tidak mengalami perubahan

GCS yakni responden no 2 dan no 14 dikarenakan penyakit yang diderita pasien

yakni Myastenia Gravis dimana Myastenia Gravis ini adalah kelemahan otot yang

parah, akibat menurunnya jumlah dan efektivitas reseptor acethylcoline pada

persambungan antar neuron. Tanda dan gejalanya bervariasi dari masing-masing

individu. Gejala yang mungkin timbul adalah gangguan pada mata, otot wajah, otot

palatal, otot leher, otot-otot pernapasan (Tarwoto et al, 2007). Sedangkan responden

no 14 adalah pasien yang baru masuk di ICU dengan stroke hemoragik, yakni

pecahnya pembuluh darah di otak sehingga mengakibatkan tekanan pada intrakranial

yang tinggi seingga menekan saraf-saraf di otak sehingga memerlukan waktu yang

lebih untuk memperbaiki tingkat kesadaran.

3. Efektifitas Pemberian Stimulasi Al-Qur’an dan Terapi Musik Klasik


terhadap Nilai Glasgow Coma Scala (GCS) Pasien dengan Penurunan
Kesadaran di Unit Rawatan Kritis Prof. Dr. Hi. Aloei saboe Kota
Gorontalo

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan data rata-rata Glasgow Coma Scale

(GCS) sebelum pemberian terapi stimulasi Al-Qur’an adalah 8.90 dan rata-rata

Glasgow Coma Scale (GCS) setelah pemberian terapi stimulasi Al-Qur’an adalah

9.80. Berdasarkan hasil uji T brpasangan di dapatkan p Value = 0,000 (p= < 0,05).

Interpretasi dari hasil uji ini adalah ada perbedaan yang signifikan rata-rata skor

Glasgow Coma Scale (GCS) responden sebelum dan setelah pemberian terapi
stimulasi Al-Qur’an di Unit Rawatan Kritis RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe tahun

2018.

Dapat juga diketahui bahwa data rata-rata Glasgow Coma Scale (GCS) sebelum

pemberian terapi musik klasik adalah 8.30 dan rata-rata Glasgow Coma Scale (GCS)

setelah pemberian terapi musik klasik adalah 9.10. Berdasarkan hasil uji T

brpasangan di dapatkan p Value = 0,000 (p= < 0,05). Interpretasi dari hasil uji ini

adalah ada perbedaan yang signifikan rata-rata skor Glasgow Coma Scale (GCS)

responden sebelum dan setelah pemberian terapi musik klasik di Unit Rawatan Kritis

RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe tahun 2018.

Beberapa penelitian menunjukan bahwa stimulasi sensori mampu memberikan

efek neuroprotektif yang mencegah kerusakan sel-sel otak dari iskemik yang

ditimbulkan cedera kepala. Stimulasi sensori dapat berupa sensori auditori, taktil,

olfaktori dan gusgatori. Salah satunya adalah sensori auditori, yang dalam penelitian

ini diimplementasikan dengan memberikan stimulasi mendengarkan murotal Al

Qur’an.

Rangsangan musik dapat membuka pintu komponen emosional untuk

kesadaran pasien yang tidak bisa melakukan komunikasi verbal dan jatuh dalam

kondisi koma (Keafsey, 1997 dalam Widaryati, 2016). Musik juga merupakan

kekuatan yang luar biasa dalam memberikan efek emosional dan mampu menjangkau

jauh ke dalam dan menyentuh inti setiap pribadi. Lebih jauh lagi, musik dapat

menyentuh tingkat kesadaran fisik, psikologi, spiritual dan social (Widaryati, 2016).

Bacaan Al Qur’an dengan murotal merupakan bacaan dengan irama yang teratur,
tidak ada perubahan yang mencolok, nada rendah dan tempo antara 60-70, sesuai

dengan standar musik sebagai terapi. Sehingga dapat dibandingkan sama dengan

irama musik.

Terapi musik adalah suatu terapi kesehatan menggunakan musik dimana

tujuannya adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi fisik, emosi,

kognitif, dan sosial bagi individu dari berbagai kalangan usia (Suhartini, 2008).

Terapi musik dapat berdampak positif untuk mengatasi stress/kecemasan. Terapi

musik merupakan teknik yang sangat mudah dilakukan dan terjangkau, tetapi efeknya

menunjukkan betapa besar dan musik dalam mempengaruhi ketegangan atau kondisi

rileks pada diri seseorang, karena dapat merangsang pengeluaran endorphine dan

serotonin yaitu sejenis morfin alami tubuh dan juga metanonim sehingga bisa merasa

lebih rileks (Mucci, 2002 dalam Risnawaty, 2017).

Seorang ahli teologi dan orang soleh yaitu Abu Nu’aim yang termasuk orang

pertama yang menuliskan karya ilmu pengobatan Nabi, meriwayatkan hadist

Rosulullah SAW bahwa musik memperindah dan menyegarkan tubuh, sebagaimana

halnya kekhawatiran berlebihan mendatangkan penyakit. Nyayian terbaik adalah

pembacaan Al-Qur’an secara berirama, karena selain keindahan kata-katanya juga

terkandung manfaat yang besar (Musbikin, 2007). Berdasarkan hal tersebut,

mekanisme bagaimana intervensi mendengarkan bacaan Al-Qur’an dapat

mempengaruhi status kesehatan dapat dibandingkan sama prosesnya dengan

mekanisme terapi musik. Al-Qur’an akan memberikan efek pada aspek psikologis

yang mendengarkan, seperti pada hasil penelitian Widaryati, (2011) yang


membuktikan bahwa Murotal Al-Qur’an dapat menurunkan kecemasan pasien

sindroma coroner akut.

Penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Lumbantobing dan Anna (2015) tentang pengaruh stimulasi sensori

terhadap nilai GCS pasien cedera kepala, dimana didapatkan bahwa terdapat

pengaruh adanya stimulasi sensori terhadap peningkatan nilai GCS dengan nilai p

0,041. Perbedaannya dengan yang dilakukan peneliti adalah bentuk stimulasinya

bahwa peneliti secara spesifik dengan bentuk stimulasi auditori yaitu meperdengarkan

bacaan Al-Qur’an, sedangkan pada penelitian Lumbantobing dan Anna, (2015)

stimulasi dalam 4 bentuk yaitu olfaktori, auditori, taktil dan gustatory. Sedangkan

empat variabel lain yaitu tekanan darah sistolik, diastolic, frekuensi respiasi dan nadi

tidak ada perubahan setelah diberikan intervensi murotal Al-Qur’an. Hal ini karena

keempat variabel tersebut lebih bersifat sistemik, berbeda dengan nilai GCS yang

merupakan nilai kesadaran yang terlokal pada otak.

Menurut Anwar, (2010) yang menyatakan bahwa mendengarkan Al-Qur’an

akan memberikan efek ketenangan dalam tubuh sebab adanya unsur meditasi,

autosugesti dan relaksasi yang terkandung didalamnya. Rasa tenang ini kemudian

akan memberikan respon emosi positif yang sangat berpengaruh dalam

mendatangkan persepsi positif. Menurut Mustamir (2009) (dalam Upoyo, 2012),

persepsi positif yang didapat dari murottal Ar-Rahman selanjutnya akan merangsang

hipotalamus untuk mengeluarkan hormon endorfin, seperti yang kita ketahui hormon

ini akan membuat seseorang merasa bahagia


Dari hasil penelitian yang dilakukan di unit rawatan kritis RSUD Prof. Dr. Hi.

Aloei Saboe Kota Gorontalo bahwa terdapat pengaruh stimulasi Al-Qur’an dan terapi

musik klasik terhadap nilai Glasgow Coma Scale (GCS) pada pasien dengan

penurunan kesadaran. Selain itu tidak ada perbandingan secara signifikan antara

stimulasi Al-Qur’an dan terapi musik karena selama proses penelitian efek stimulasi

Al-Qur’an dan terapi musik sama-sama memberikan dampak pada perubahan nilai

GCS dan status kesadaran pasien. Namun jika dilihat dari tingkat kesasadaran dan

nilai Mean Difference, terapi stimulasi Al-Qur’an lebih tinggi selisihnya terhadap

perubahan nilai GCS responden dibandingkan terapi musik tapi dilihat dari hasil uji

statistik tidak ada perbedaan secara signifikan antara kedua terapi. Jadi stimulasi Al-

Qur’an dan terapi musik merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk

meningkatkan status kesadaran dan nilai GCS pasien dengan penurunan kesadaran.

4.4 Keterbatasan Penelitian

Selama penelitian ini berlangsung, peneliti tidak mempertimbangkan kondisi

penyakit, lama hari rawatan dan terapi-terapi farmakologi yang diperoleh pada pasien

kritis sehingga mempengaruhi hasil dari penelitian. Pada penelitian ini juga peneliti

sulit menemukan responden dengan GCS 3 serta beberapa keluarga calon responden

belum bersedia keluarganya untuk dijadikan responden dalam penelitian ini. Pada

penelitian ini juga pemilihan musik oleh peneliti besar kemungkinan responden tidak

terbiasa mendengarkan musik tersebut sehingga bisa mempengaruhi hasil penelitian.


BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa GCS responden sebelum

dilakukan stimulasi Al-Qur’an yakni GCS 8 sebanyak 3 responden (30%), GCS

9 dan GCS 10 masing-masing 2 responden (20%), GCS 4, GCS 11 dan GCS 12

masing-masing 1 responden (10%). Setelah diberikan terapi stimulasi Al-

Qur’an Nilai GCS responden berada pada GCS 9, GCS 10 dan GCS 11 masing-

masing 2 respoden (20%), GCS 5, GCS 8, GCS 11 dan GCS 12 masing-masing

1 respoden (10%).

2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa GCS responden sebelum

dilakukan terapi musik klasik yakni GCS 8 sebanyak 3 responden (30%), GCS

6 dan GCS 9 masing-masing 2 responden (20%), GCS 10 dan GCS 11 masing-

masing 1 orang (10%). Setelah diberikan terapi musik klasik Nilai GCS

responden berada pada GCS 9 sebanyak 4 respoden (40%), GCS 7 sebanyak 2

responden (20%) dan GCS 8, GCS 10, GCS 11 dan GCS 12 masing-masing 1

respoden (10%).

3. Efektivitas antara pemberian stimulasi Murrotal Al-Qur’an dan Terapi Musik

Klasik terhadap Nilai Glasgow Coma Scala (GCS) pasien dengan penurunan

kesadaran di Unit Rawatan Kritis RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota

Gorontalo dimana hasil Uji T berpasangan untuk terapi stimulasi Al-Qur’an


diperoleh hasil p value 0,000 (p= < 0,05) dan hasil Uji T berpasangan untuk

terapi musik klasik diperoleh hasil p value 0,000 (p<0,05)

5.2 Saran

1. Bagi Tempat Penelitian (Rumah Sakit Aloei Saboe)

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan kepada

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan klien dengan penurunan kesadaran.

2. Bagi Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan bagi pengembangan

penelitian tentang stimulasi Al-Qur’an dan Terapi Musik Klasik. Selain itu hasil

penelitian ini akan dijadikan sebagai kerangka acuan untuk penelitian selanjutnya,

serta memberikan informasi awal bagi pengembangan penelitian serupa.

3. Bagi Peneliti

Dapat menjadi wahana untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam

melakukan penelitian dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber ataupun

referensi bagi penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama


DAFTAR PUSTAKA

Adhikari, N.K., Fowler, R.A., Bhagwanjee ,S., & Rubenfeld, G.D., 2010. Critical care and
the global burden of critical illness In adults. The Lancet, 376(9749), pp. 1339- 46.

Al Jauzi,I,Q. (2005). Terapi Penyakit Hati. Jakarta : Qitshi press.

Al Kaheel. (2015). Obati Dirimu dengan Al-Qur’an. Jakarta: Iniperbesa Pustaka.

(2010). Metode Mudah Menghafal Al-Qur’an. Yogyakarta: ETOZ Publishing.

(2011). Al-Qur’an The Healing Book. Jakarta: Tarbawi Press.

Aqil, A,A dan Charis, M,A. (2016). 5 Amalan Penyejuk Hati. Jak-Sel : Qultum Media

Bally K., Debbie Campbell., Kathy Chesnick., Joan E. & Tranmer. (2010). Efek Terapi Musik
terhadap Nyeri dan Kecemasan pada Pasien Controlled Angiografi Koroner.
http://www.aacn.org.

Campbell, D. (2001). Efek Mozart. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 2011. Surveillance for traumatic brain
injury–Related Deaths — United States,1997–2007. MMWR 2011;60(No. SS-
#):[inclusive page numbers]. Atlanta: Department of Health and Human Services

Djohan. (2006). Terapi musik. Yogyakarta : Galang press.

(2007). Matinya efek mozart. Cetakan I. Yogyakarta : Galang press.

(2009). Psikologi Musik. Cetakan III. Yogyakarta : Galang press.

(2016). Psikologi Musik. CetakanIV. Yogyakarta : Galang press.

Endiyono & Yulianingsari. (2016). Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an Surat Ar-Rahman
Terhadap Kualitas Tidur Pasien di Ruang ICCU RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Faradisi, F. (2012). Efektivitas Terapi Murotal dan Terapi Musik Klasik terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan Pasien Pra Operasi di Pekalongan. STIKES Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan.

Faridah, V. (2015). Terapi Murotal (Al-Qur’an) Mampu Menurunkan Tingkat Kecemasan


Pada Pasien Pre Operasi Laparotomi. STIKES Muhammadiyah Lamongan.

Firdaus, M, Bayhakki, dan, Misrawati. (2014). Efektifitas Terapi Musik Mozart Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien Post Operasi Fraktur Ekstremitas
Bawah.PSIK
Garland, K, O., CD, R., M, Y. and R, F. (2013) ‘Epidemiology of critically ill patients in
intensive care units: a population-base observational study’, Critical Care, 17(5), p.
212. doi: 10.1186/cc13026.

Goysal, Y. 2016. Bahan Ajar Kesadaran Menurun (Koma). Makasasar: SMF Neurologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin RS Wahidin Sudirohusodo Makassar

Habi, I. 2018. Pengaruh Terapi Murottal terhadap Peningkatan Glasgow Coma Scale (GCS)
Pasien yang Mengalami Penurunan Kesadaran yang Dirawat
di Ruangan Intensive Care Unit (ICU) RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo. Mini Riset. Gorontalo: Program Studi Ilmu Keperawatan

Harsono. (2015). Buku Ajar Neurologi Klinis Kedokteran Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

Hartono, Y. D. (2011). Efek Musik Baroque Terhadap Penurunan Tekanan Darah dan
Denyut Nadi. Bandung

Hermayudi & Ariani, (2017). Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Heru. (2008). Ruqyah Syar’i berlandaskan Kearifan local. http://trainermuslim .com/feed/rss.

Husna. (2015). Peran Perawat dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan Intensif.
https://rsa.ugm.ac.id/2015/01/peran-perawat-dalam-meningkatkan-mutu-pelayanan-
keperawatan-intensif/

Jevon, P and Ewens, B. 2012. Monitoring the Critically Ill patient, 3rd Edition (Terjemahan)
Jakarta: Erlangga

Kate,M & Mucci. (2002). The Healing Sound Of Music. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Kementrian Kesehatan RI. (2010). Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor:


1778/Menkes/SK/XII/2010, Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive
Care Unit (ICU) di Rumah Sakit. Jakarta.

Maryani, E.D., & Hartati, E. (2013). Intervensi terapi audio dengan murottal surah Ar-
Rahman terhadap Perilaku Anak Autis. Jurnal Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2.

Morton, Patricia G, dkk. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Jakarta:
EGC
Muttaqin, A. (2011). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan. Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika

Novita, D. 2012. Pengaruh Treapi Musik Terhadap Nyeri Post Operasi Open Reduction
Internal Fixation (ORIF) di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Tesis.
Jakarta: Universitas Indonesia

Notoatmodjo,S. (2012) Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. (2013). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika

. .(2016) Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nurjamiah. (2015). Aplikasi Terapi Murottaln dalam Asuhan Keperawatan Pasien


Pre-Operasi Fraktur dengan Kecemasan di Ruang Rindu B3 RSUP H. Adam
Malik Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Padmosantjojo. (2010). Keperawatan Bedah Saraf. Jakarta: Bagian Bedah Saraf FKUI.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2010). Buku ajar: Fundamental keperawatan; Konsep proses dan
praktek, alih bahasa: Renata, K., dkk, Edisi 4, Volume: 2, Jakarta: EGC.

Price, S.A., & Wilson, L.M. (2012). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit Edisi
6 Vol.2, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Putra, N. 2013. Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Rahman, A (2018). Pengaruh Pemberian Stimulasi Al-Qur’an terhadap GGlasgow Coma


Scale Pasien dengan Penurunan Kesadaran di Ruang Intensive Care Unit (ICU)
RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Skripsi. Gorontalo: Universitas
Negeri Gorontalo

Remolda, P, 2009. Pengaruh AlQuran pada Manusia dalam Perspektif Fisiologi dan
Psikologi. Avaliable from: http://www.the edc.com .

Setiadi. 2013. Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan.Yogyakarta : Graha


Ilmu

Siritunga, S., Wijewardena, K., & Ekanayaka, R. 2013. Effect of music on blood pressure,
pulse rate and respiratory rate of asymptomatic individuals: A randomized controlled
trial. http://file.scirp.org/pdf/Health_2013041910192792.pdf

Siswantinah. (2011). Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal
Kronik yang Dilakukan Tindakan Hemodialisa di RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Smeltzer & Bare (2013), Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah Bruner &. Suddarth Edisi 8.
Jakarta : EGC
Sokeh. (2013). Pengaruh Perangsang Auditori Murottal Al-Qur’an Terhadap Nyeri Pada
Pasien yang Terpasang Ventilator Mekanik di Ruang ICU RS Islam Sultan Agung
Semarang. UNIMUS.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif & RND.
Bandung: Alfabeta.

(2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Swarihadiyanti, R. 2014. Pengaruh Pemberian Terapi Musik Instrumental dan Musik Klasik
terhadap Nyeri saat Wound Care pada Pasien Post Op di Ruang Mawar RSUD dr.
Soediran Mangun Sumarso Wonogiri. SKRIPSI. Surakarta. Stikes Kusuma Husada

Syakir, S. (2014). Pengaruh Al-qur’an Terhadap Fisiologis Dan Psikologis Manusia.


http://zilzaal.blogspot.co.id/2012/07/pengaruhbacaan-al-quranterhadap.html.

Tampoy, Y. M. (2017). Pengaruh Terapi Murottal terhadap Tekanan Darah pada


Pasien yang Mengalami Penurunan Kesadaran di Ruang ICU RSUD Prof.
Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Mini Riset. Gorontalo: Mini Riset PSIK UNG.

Taufiq, M. (2006). Al-qur’an dan Alam Semesta. Solo : Tiga Serangkai.

Teasdale, G. 2015. Penilaian Kesadaran menurut Skala Glasgow. Institute Ilmu Saraf NHS
Greater Glasgow dan Clyde http://www.glasgowcomascale.org/downloads/GCS-
Assessment-Aid-Bahasa.pdf

University of California Davis Health System. (2009). Critical Care Service. California.
Documentation Notice, CPT Codes 99291 – 99292.
http://nersdody.blogspot.co.id/2014/09/intensive-care-unit-icu/iccu/h.html.

Widayarti. (2011). Pengaruh Bacaan Al-Qur’an Terhadap Intensitas Kecemasan Pasien


Sindroma Koroner di RS Hasan Sadikin. Jurnal.

World Health Organization. (2017). World Health Statistic 2016. USA: WHO.

Zahrofi, D.N. (2013). Pengaruh Pemberian Terapi Murotal Al-Qur’an Terhadap Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Hemodialisa Di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Zasler, N. D., Katz, D. I., & Zafonte, R. D. (2012). Brain Injury Medicine, 2nd
Edition: Principles and Practice. USA: Demosmedical.
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bernama Nisa Akmaliah Tombokan / 841417233 adalah mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Negeri

Gorontalo. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Efektivitas Pemberian Stimulasi

murrotal Al-Qur’an dan terapi Musik Klasik terhadap Nilai Glasgow Coma Scale (GCS)

Pasien dengan Penurunan Kesadaran di Unit Rawatan Kritis RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe

Kota Gorontalo. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas

akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas

Negeri Gorontalo.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk sekiranya

memperkenankan pasien dalam hal ini keluarga menjadi responden dalam penelitian ini. Jika

bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kerelaan keluarga

pasien dijadikan sebagai responden.

Partisipasi pasien dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan

diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi pasien dan semua informasi yang
diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Terimakasih atas partisipasinya dalam penelitian ini.

Gorontalo, November 2018

Peneliti

Nisa Akmaliah Tombokan


NIM 841417233
Lampiran 2

PERNYATAAN KESEDIAAN

MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Dengan menandatangani lembar ini, saya:

Nama :

Usia :

Alamat :

Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul

“Efektivitas Pemberian Stimulasi Murrotal Al-Qur’an dan Terapi Musik Klasik terhadap

Nilai Glasgow Coma Scale (GCS) Pasien dengan Penurunan Kesadaran di Unit Rawatan

Kritis RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota Gorontalo” yang akan dilakukan oleh Nisa

Akmaliah Tombokan mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Olahraga dan

Kesehatan Universitas Negeri Gorontalo. Saya telah dijelaskan bahwa pengambilan data ini

hanya digunakan untuk keperluan penelitian dan saya secara suka rela bersedia pasien

menjadi responden penelitian ini.

Gorontalo, November 2018

Yang Menyatakan

_______________________
Lampiran 3
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Stimulasi Al-Qur’an (Nurjamiah, 2015)
A. Pengertian
Stimulasi Al-Qur’an adalah rangsangan pendengaran yang diberikan berupa
rekaman suara Al-Qur’an yang dilagukan oleh seorang qori’ (pembaca Al-Qur’an),
lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia.
B. Tujuan
Tujuan stimulasi Al-Qur’an adalah untuk menurunkan hormon-hormon stres,
mengaktifkan hormon endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan
perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga
menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi,
dan aktivitas gelombang otak.
C. Manfaat
1. Mendengarkan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dengan tartil akan mendapatkan
ketenangan jiwa.
2. Lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia, suara manusia
merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah
dijangkau.
D. Persiapan
1. Persiapan Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan
dilakukan
2. Persiapan Alat
a. Audio player yang berisi Murottal Al-Qur’an Surah Ar-Rahman
3. Persiapan Perawat
a. Menyiapkan alat dan mendekatkan ke arah pasien
b. Mencuci tangan
4. Persiapan Lingkungan
a. Menutup sampiran
b. Memastikan privasi pasien terjaga
E. Pelaksanaan
Cara melakukan stimulasi Al-Qur’an adalah:
1. Mencuci tangan
2. Menyalakan audio player berisikan murottal (Ar-Rahman)
3. Hubungkan headset / earphone ke telinga responden. Dengarkan murottal (Ar-
Rahman) selama ±15 menit sampai dengan selesai
4. Evaluasi
Lampiran 4
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Terapi Musik Klasik (Swarihadiyanti, 2014)
A. Pengertian
Musik yang komposisinya lahir dari budaya eropa, musik yang jika didengarkan akan
merasa nyaman dan terdengar lembut. judul dari musik klasik yang digunakan adalah
Canon in d Major Pachelbel.
B. Manfaat
1. Meningkatkan IQ
2. Meredakan stress
3. Meningkatkan daya ingat
4. Mengatasi insomnia
C. Persiapan
1. Persiapan Pasien
Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Persiapan Alat
a. Handphone yang berisi Musik Klasik
3. Persiapan Perawat
c. Menyiapkan alat dan mendekatkan ke arah pasien
d. Mencuci tangan
4. Persiapan Lingkungan
c. Menutup sampiran
d. Memastikan privasi pasien terjaga
D. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Menyalakan handphone berisi musik klasik
3. Hubungkan headset/earphone ke telinga responden dan putar audioplayer selama
±15 menit sampai dengan selesai
4. Evaluasi
Lampiran 5
Lembar Observasi
Kelompok Intervensi Terapi Murrotal Al-Qur’an

No. Responden :
Nama Responden :
Usia :
Hari/Tanggal :
Dx. Medis :

Intervensi
Penilaian
Pre Post

E (1-4)

V (1-5)

M (1-6)

GCS
Lampiran 5
Lembar Observasi
Kelompok Intervensi Terapi Musik Klasik

No. Responden :
Nama Responden :
Usia :
Hari/Tanggal :
Dx. Medis :

Intervensi
Penilaian
Pre Post

E (1-4)

V (1-5)

M (1-6)

GCS
Lampiran 6
PANDUAN PENGISIAN LEMBAR OBSERVASI
1. Observasi dilakukan pada 2 (dua) waktu yaitu:
a. Pre: sesaat sebelum intervensi diberikan
b. Post: 15 menit setelah selesai pemberian intervensi.
2. Intervensi
Stimulasi Al-Qur’an dilakukan sebanyak 4 (empat) kali sehari dan setiap sesi maksimal
30 menit.
3. Data yang dikumpulkan
Tingkat kesadaran pasien dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS)
Skor Keterangan
Eye (Membuka Mata) = 4
4 Membuka mata dengan spontan.
3 Membuka mata dengan rangsang suara (menyuruh pasien untuk
membuka mata).
2 Membuka mata dengan rangsang nyeri (berikan rangsang nyeri, seperti
menekan jari tangan maupun kaki).
1 Tidak ada respon.
Verbal (Respon Bicara) = 5
5 Bicara dengan biasa.
4 Bicara ngacau.
3 Hanya dengan kata kata saja.
2 Hanya dengan suara.
1 Tidak ada respon.
Motoric (Respon Gerakan) = 6
6 Mengikuti apa yang diperintah.
5 Melokalisir bagian nyeri (menjauhkan maupun menjangkau stimulus saat
diberi rangsang nyeri).
4 Menarik dari nyeri (menghindari /menarik tubuh menjauhi stimulus saat
diberi rangsang nyeri).
3 Fleksi abnormal (kedua maupun satu tangan posisi kaku di atas dada serta
kaki jika diberi rangsang nyeri).
2 Ekstensi abnormal (kedua maupun satu tangan ekstensi di sisi tubuh
dengan jari mengepal serta kaki ekstensi jika diberi rangsang nyeri)
Tidak ada respon.
1
Master Tabel

Stimulasi Al-Qur’an Terapi Musik Klasik

GCS GCS GCS GCS


No Inisial JK U KU Dx No Inisial JK U KU Dx
Pre Post Pre Post

1 SM 2 49 4 3 10 11 1 AN 2 29 2 5 8 8

2 HT 2 59 5 2 9 10 2 MSI 2 68 6 3 11 12

3 SH 1 65 4 3 12 13 3 HK 1 16 1 1 8 9

4 HA 1 53 4 3 9 10 4 ART 1 18 1 1 6 7

5 EH 2 62 5 2 8 9 5 RU 1 53 4 3 10 11

6 EK 1 55 4 3 10 11 6 AHM 2 53 4 1 6 7

7 E 2 68 6 3 11 12 7 AY 2 55 4 2 9 9

8 MSY 1 53 4 3 8 9 8 RL 1 40 3 3 8 9

9 IN 2 68 6 4 4 5 9 MSL 2 75 6 2 9 10

10 JK 2 64 5 2 8 8 10 WS 2 16 1 1 8 9

Keterangan:
JK : Jenis Kelamin  3: 36-45 tahun  1: COB
 1: Laki-laki  4: 46-55 tahun  2: SH
 2: Perempuan KU : Kriteria Umur (menurut  5: 56-65 tahun  3: SNH
Depkes RI, 2009)  6: > 65 tahun  4: PPOK
U: Umur  1: 15-25 tahun Dx: Diagnosa  5: Myastenia Gravis
 2: 26-35 tahun
Kategori GCS
 1: Compos Mentis (14-15)
 2: Apatis (12-13)
 3: Delirium (10-11)
 4: Somnolent (7-9)
 5: Stupor (5-6)
6: Semicoma (4)
OUTPUT SPSS TERAPI MUSIK

Frequencies
Statistics
Jenis Kriteria Diagnosa Diagnosa GCS GCS
Kelamin Usia Medis Pendukung Sebelum Setelah
Valid 10 10 10 10 10 10
N
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 1.60 3.20 2.40 1.70 8.30 9.10
Median 2.00 3.50 2.00 .00 8.00 9.00
Std. Deviation .516 1.932 1.838 2.908 1.567 1.595

Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-Laki 4 40.0 40.0 40.0
Valid Perempuan 6 60.0 60.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

Kriteria Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
15-25 tahun 3 30.0 30.0 30.0
26-35 tahun 1 10.0 10.0 40.0
36-45 tahun 1 10.0 10.0 50.0
Valid
46-55 tahun 3 30.0 30.0 80.0
> 65 tahun 2 20.0 20.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

Diagnosa Medis
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Cedera Otak Berat 4 40.0 40.0 40.0
Stroke Haemorragik 2 20.0 20.0 60.0
Valid
Stroke Non Haemorragik 3 30.0 30.0 90.0
Myastenia Gravis 1 10.0 10.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
GCS Sebelum
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
6 2 20.0 20.0 20.0
8 4 40.0 40.0 60.0
9 2 20.0 20.0 80.0
Valid
10 1 10.0 10.0 90.0
11 1 10.0 10.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

GCS Setelah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
7 2 20.0 20.0 20.0
8 1 10.0 10.0 30.0
9 4 40.0 40.0 70.0
Valid 10 1 10.0 10.0 80.0
11 1 10.0 10.0 90.0
12 1 10.0 10.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
GCS Sebelum 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%
GCS Setelah 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 8.30 .496
Lower Bound 7.18
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 9.42
5% Trimmed Mean 8.28
Median 8.00
Variance 2.456
GCS Sebelum Std. Deviation 1.567
Minimum 6
Maximum 11
Range 5
Interquartile Range 2
Skewness .030 .687
Kurtosis -.069 1.334
Mean 9.10 .504
Lower Bound 7.96
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 10.24
5% Trimmed Mean 9.06
Median 9.00
Variance 2.544
GCS Setelah Std. Deviation 1.595
Minimum 7
Maximum 12
Range 5
Interquartile Range 3
Skewness .415 .687
Kurtosis -.133 1.334

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
GCS Sebelum .224 10 .168 .925 10 .401
GCS Setelah .225 10 .164 .929 10 .441
a. Lilliefors Significance Correction
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
GCS Sebelum 8.30 10 1.567 .496
Pair 1
GCS Setelah 9.10 10 1.595 .504

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 GCS Sebelum & GCS Setelah 10 .965 .000

Paired Samples Test


Paired Differences t df Sig. (2-
Mean Std. Std. 95% tailed)
Deviatio Error Confidence
n Mean Interval of the
Difference
Lower Upper
GCS Sebelum -.800 .422 .133 -1.102 -.498 -6.000 9 .000
Pair 1
- GCS Setelah
OUTPUT SPSS TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN

Frequencies
Statistics
Jenis Kriteria Diagnosa Diagnosa GCS GCS
Kelamin Usia Medis Pendukung Sebelum Setelah
Valid 10 10 10 10 10 10
N
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 1.60 4.70 3.40 1.50 8.90 9.80
Median 2.00 4.50 3.00 .00 9.00 10.00
Std. Deviation .516 .823 2.366 3.240 2.183 2.251

Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Laki-Laki 4 40.0 40.0 40.0
Valid Perempuan 6 60.0 60.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

Kriteria Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
46-55 tahun 5 50.0 50.0 50.0
56-65 tahun 3 30.0 30.0 80.0
Valid
> 65 tahun 2 20.0 20.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

Diagnosa Medis
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Stroke Haemorragik 3 30.0 30.0 30.0
Stroke Non Haemorragik 6 60.0 60.0 90.0
Valid
PPOK 1 10.0 10.0 100.0
Total 10 100.0 100.0
GCS Sebelum
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
4 1 10.0 10.0 10.0
8 3 30.0 30.0 40.0
9 2 20.0 20.0 60.0
Valid 10 2 20.0 20.0 80.0
11 1 10.0 10.0 90.0
12 1 10.0 10.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

GCS Setelah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
5 1 10.0 10.0 10.0
8 1 10.0 10.0 20.0
9 2 20.0 20.0 40.0
10 2 20.0 20.0 60.0
Valid
11 2 20.0 20.0 80.0
12 1 10.0 10.0 90.0
13 1 10.0 10.0 100.0
Total 10 100.0 100.0

Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
GCS Sebelum 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%
GCS Setelah 10 100.0% 0 0.0% 10 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Mean 8.90 .690
Lower Bound 7.34
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 10.46
5% Trimmed Mean 9.00
Median 9.00
Variance 4.767
GCS Sebelum Std. Deviation 2.183
Minimum 4
Maximum 12
Range 8
Interquartile Range 2
Skewness -1.043 .687
Kurtosis 2.319 1.334
Mean 9.80 .712
Lower Bound 8.19
95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 11.41
5% Trimmed Mean 9.89
Median 10.00
Variance 5.067
GCS Setelah Std. Deviation 2.251
Minimum 5
Maximum 13
Range 8
Interquartile Range 3
Skewness -.859 .687
Kurtosis 1.396 1.334

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
GCS Sebelum .240 10 .107 .911 10 .287
GCS Setelah .161 10 .200* .949 10 .662
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
GCS Sebelum 8.90 10 2.183 .690
Pair 1
GCS Setelah 9.80 10 2.251 .712

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 GCS Sebelum & GCS Setelah 10 .990 .000

Paired Samples Test


Paired Differences t df Sig. (2-
Mean Std. Std. 95% Confidence tailed)
Deviation Error Interval of the
Mean Difference
Lower Upper
GCS Sebelum - -.900 .316 .100 -1.126 -.674 -9.000 9 .000
Pair 1
GCS Setelah
DOKUMENTASI

RUANGAN ICU
RUANGAN HCU
RUANGAN CVCU

Anda mungkin juga menyukai