(KERAJAAN TARUMANEGARA)
OLEH:
NAMA:NAZALUL
NIM: A1N121106
KELAS: B
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
KERAJAAN TARUMANEGARA
Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di
wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah satu
kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara adalah
kerajaan Hindu beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh raja diraja Guru
Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman
(382-395). Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali Gomati, sedangkan putranya di tepi kali
Candrabaga. Maharaja Purnawarman adalah raja Kerajaan Tarumanegara yang ketiga (395-434
M). Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai.
Kota itu diberi nama Sundapura pertama kalinya nama Sunda digunakan. Pada tahun 417 ia
memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11
km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor
sapi kepada kaum Brahmana. Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian
pemerintahan kepada raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi
penguasa Kerajaan Tarumanegara adalah Suryawarman (535-561 M) raja Kerajaan
Tarumanegara ke-7. Dalam masa pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah
Suryawarman, banyak penguasa daerah yang menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas
daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap Kerajaan Tarumanegara.
Ditinjau dari segi ini, maka Suryawarman melakukan hal yang sama sebagai lanjutan
politik ayahnya. Kehadiran prasasti Purnawarman di pasir muara, yang memberitakan raja Sunda
dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa ibukota Sundapura telah berubah status menjadi
sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara telah
bergeser ke tempat lain. Contoh serupa dapat dilihat dari kedudukan Rajatapura atau
Salakanagara (kota perak), yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini
sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari Dewawarman I –
VIII). Ketika pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanegara, maka Salakanagara
berubah status menjadi kerajaan daerah.
1. Jayasingawarman 358-382
2. Dharmayawarman 382-395
3. Purnawarman 395-434
4. Wisnuwarman 434-455
5. Indrawarman 455-515
6. Candrawarman 515-535
7. Suryawarman 535-561
8. Kertawarman 561-628
9. Sudhawarman 628-639
10. Hariwangsawarman 639-640
11. Nagajayawarman 640-666
12. Linggawarman 666-669
Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan
rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan raja Purnawarman telah
memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena
pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah-
sawah pertanian rakyat.
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya
raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya.
Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap
penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda
penghormatan kepada para dewa.
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang ditemukan
sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat kebudayaan
masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan prasasti-
prasasti tersebut menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan tulis menulis di kerajaan
Tarumanegara.
Runtuhnya kerajaan Tarumanegara tidak diketahui secara lengkap, karena prasasti yang
ditemukan sebagian hanya menyampaikan berita saat pemerintahan raja Purnawarman dan
sisanya belum dapat ditafsirkan secara lengkap. Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa
pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir,
digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang
sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama
Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara
otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu
Tarusbawa.