Anda di halaman 1dari 10

PERKEMBANGAN KERAJAAN HINDU

BUDDHA DI JAWA TIMUR (ABAD KE 10 –


15) POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, DAN
BUDAYA

Kelompok 4 :
1. Rihul
2. Rayhan
3. Risma
4. Satria
5. Shafiqa
6. Silvi
7. Tasya
8. Valdi
9. Wulan

KERAJAAN SINGASARI
A. Kehidupan Politik kerajaan Singasari

1) Ken Arok (1222–1227)


Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi
Raja Singasari dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang
Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama
Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni
Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra
(Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama lima
tahun (1222–1227). Pada tahun 1227 Ken Arok dibunuh oleh
seorang suruhan Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok
dimakamkan di Kegenengan dalam bangunan Siwa Buddha.

2) Anusapati (1227–1248)
Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan
Singasari jatuh ke tangan Anusapati. Dalam jangka waktu
pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak banyak
melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan
kesenangannya menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan
sampai juga ke Tohjoyo (putra Ken Arok dengan Ken
Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar
menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke
Gedong Jiwa ( tempat kediamanan Tohjoyo) untuk
mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati asyik
menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo
mencabut keris buatan Empu Gandring yang dibawanya dan
langsung menusuk Anusapati. Dengan demikian,
meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal

3) Tohjoyo (1248)
Dengan meninggalnya Anusapati maka takhta Kerajaan
Singasari dipegang oleh Tohjoyo. Namun, Tohjoyo
memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak
Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas
kematian ayahnya. Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan
para pengikutnya, Ranggawuni berhasil menggulingkan
Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.

4) Ranggawuni (1248-1268)
Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248
dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka
(anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi kedudukan
sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti.
Ppemerintahan Ranggawuni membawa ketenteraman dan
kesejahteran rakyat Singasari.
Pada tahun 1254, Wisnuwardana mengangkat putranya yang
bernama Kertanegara sebagai yuwaraja (raja muda) dengan
maksud mempersiapkannya menjadi raja besar di Kerajaan
Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardana meninggal dunia
dan didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha
Amogapasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.

5) Kertanegara (1268-1292)
Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar
karena mempunyai cita-cita untuk menyatukan seluruh
Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar Sri
Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia
dibantu oleh tiga orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino,
mahamentri i halu, dan mahamenteri i sirikan.
Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia
mengganti pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru,
seperti Patih Raganata digantikan oleh Patih Aragani. Banyak
Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar
Aria Wiaraja.
Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian
ditujukan ke daerah lain. Kertanegara mengirimkan utusan ke
Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu 1275
yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai
dengan pengirimkan Arca Amogapasa ke Dharmasraya atas
perintah Raja Kertanegara. Selain menguasai Melayu,
Singasari juga menaklukan Pahang, Sunda, Bali, Bakulapura
(Kalimantan Barat), dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga
menjalin hubungan persahabatan dengan raja
Champa,dengan tujuan untuk menahan perluasaan kekuasaan
Kubilai Khan dari Dinasti Mongol.

B. Kehidupan Sosial Ekonomi Kerajaan Singasari

Ketika Ken Arok menjadi Akuwu di Tumapel, ia berusaha


meningkatkan kehidupan sosial masyarakatnya. Terjaminnya
kehidupan sosial masyarakat Tumapel mengakibatkan
bergabungnya daerah-daerah di sekitarnya. Perhatian Ken Arok
bertambah besar ketika ia menjadi raja di Singasari. Dengan
demikian, rakyat hidup dengan aman dan damai untuk mencapai
kesejahteraannya.
Akan tetapi, ketika masa pemerintahan Anusapati, kehidupan
sosial masyarakat Siongasari kurang mendapatkan perhatian. Baru
pada masa pemerintahan Wisnuwardana, kehidupan sosial
masyarakatnya teratur baik.Rakyat hidup dengan tentram dan
damai. Begitu juga masa pemerintahan Kertanegara. Dalam
kehidupan ekonomi, rakyat Kerajaan Singasari hidup dari
pertanian, pelayaran, dan perdagangan.

C. Kehidupan kebudayaan kerajaan Singasari

Kehidupan kebudayaan masyarakat Singasari dapat diketahui dari


peninggalan candi-candi dan patung-patung yang berhasil
dibangunnya. Candi hasil peninggalan Singasari, di antaranya
adalah Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari.
Adapun arca atau patung hasil peninggalan Kerajaan Singasari,
antara lain Patung Ken Dedes sebagai perwujudan dari
Prajnyaparamita lambang kesempurnaan ilmu dan Patung
Kertanegara dalam wujud Patung Joko Dolog.

KERAJAAN MAJAPAHIT

A. Kehidupan Ekonomi Kerajaan MajapahitDikutip dari wikipedia,


Prasasti dari masa Majapahit menyebutkan berbagai macam
pekerjaan atau mata pencaharian yang sudah dilakukan oleh
masyarakat pada masa itu. Contohnya seperti pengrajin emas,
perak, penjual minuman, dan tukang daging.
Dari keterangan tersebut dapat kita pahami bahwa kehidupan
ekonomi kerajaan Majapahit sudah mengalami perkembangan
yang cukup signifikan dari masa-masa sebelumnya, di mana
jumlah populasi penduduk yang bermata pencaharian di luar
pertanian semakin meningkat.
Menurut catatan pedagang Tiongkok bernama Wang Ta-Yuan,
komoditas ekspor Jawa pada zaman Majapahit meliputi lada, kain,
garam dan burung kakak tua. Sementara barang yang
diimpor/didatangkan seperti emas, mutiara, perak, keramik, sutra
dan barang dari bahan besi.

B. Kehidupan kebudayaan kerajaan Majapahit


Kehidupan budaya kerajaan Majapahit berkembang pesat, terutama
di bidang seni sastra. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sastra
yang dihasilkan, seperti kitab Negarakretagama, Kitab Sutasoma,
Kitab Kunjarakarna dan lain sebagainya. Kerajaan Majapahit juga
meninggalkan banyak jejak sejarah kebudayaan berupa prasasti
dan candi.

C. Kehidupan politik kerajaan Majapahit


Kehidupan politik kerajaan Majapahit sudah teratur dengan baik.
Majapahit menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di
luar Nusantara, seperti dengan kerajaan China, Champa, Siam dan
Kamboja. Hal ini dibuktikan dari beberapa sumber yang
menyebutkan bahwa pada tahun 1370 hingga 1381, kerajaan
Majapahit telah mengirimkan beberapa kali utusan persahabatan ke
kerajaan di China (Tiongkok).
Kekuasaan di kerajaan Majapahit bersifat teritorial dan
desentralisasi, didukung dengan birokrasi yang rinci. Raja
Majapahit dianggap sebagai penjelmaan dewa tertinggi, maka
memiliki otoritas politik tertinggi sebagai penguasa. Seorang raja
dibantu oleh pejabat-pejabat birokrasi.
Berikut ini susunan pemerintahan dari pusat ke daerah di Kerajaan
Majapahit :
1. Bhumi (pusat kerajaan), dipimpin oleh Maharaja.
2.Negara (provinsi), dipimpin oleh bhre (pangeran), rajya
(gubernur), natha (tuan), adipati atau bhatara.
3.Watek (Kabupaten), diperintah oleh Tumenggung
4. Kuwu (lebih tinggi dari Kecamatan), diperintah oleh demang.
5. Wanua (desa), dipimpin oleh thani.
6. Kabuyutan (dusun kecil) atau padukuhan, dipimpin oleh kepala
dukuh atau seorang buyut.

D. Kehidupan sosial budaya kerajaan Majapahit


ehidupan sosial masyarakat kerajaan Majapahit mengenal sistem
kasta seperti di India, karena kerajaan ini bercorak Hindu. Namun
sistem kasta di kerajaan Majapahit hanya bersifat teoritis saja
dalam kehidupan Istana. Seperti yang kita ketahui, terdapat empat
kasta, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisaya dan Sudra.
Namun terdapat golongan lain di luar lapisan tersebut, yaitu
Candala, Melccha, dan Tuccha. Golongan tersebut merupakan
orang-orang terbawah dari lapisan sosial masyarakat di kerajaan
Majapahit. Brahmana adalah kaum pendeta, kesatria merupakan
keturunan raja atau pewaris raja, waisya terdiri dari pedagang dan
orang-orang yang menggeluti bidang pertanian dan peternakan,
sedangkan kaum Sudra adalah budak.
Berdasarkan aspek kedudukan sosial dalam masyarakat di
Kerajaan Majapahit, status wanita lebih rendah dibandingkan
dengan pria. Hal ini terlihat dari kewajiban wanita hanya melayani
suami, tidak boleh ikut campur dalam urusan apapun. Peraturan ini
tertera dalam perundang-undangan di kerajaan Majapahit dengan
tujuan pergaulan bebas antara pria dan wanita dapat dihindari.
Kehidupan budaya kerajaan Majapahit berkembang pesat, terutama
di bidang seni sastra. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sastra
yang dihasilkan, seperti kitab Negarakretagama, Kitab Sutasoma,
Kitab Kunjarakarna dan lain sebagainya. Kerajaan Majapahit juga
meninggalkan banyak jejak sejarah kebudayaan berupa prasasti
dan candi.

KERAJAAN KAHURIPAN

A. Perkembangan Ekonomi kerjaan Kahuripan


Pada umumnya, masyarakatnyaadalah petani, pedagang, dan
peternak. Kerajaan Medang memangterkenal sebagai negara
agraris, sedangkan saingannya, yaitu Kerajaan Sriwijaya
merupakan negara maritim.
Perdaganagan dan pelayaran
Pemindahan kekuasaan kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur
memiliki arti yang strategis dalam bidang ekonomi. Raja Mpu
Sindok mendirikan ibu kota kerajaannya di tepi Sungai Brantas,
dengan tujuan menjadi pusat pelayaran dan perdagangan di daerah
Jawa Timur. Bahkan pada masa pemerintahan Dharmawangsa,
aktifitas perdagangan bukan saja di Jawa Timur, tetapi
berkembang ke luar wilayah jawa Timur.
Di bawah pemerintahan Raja Dharmawangsa, Kerajaan Medang
Kamulan menjadi pusat aktifitas pelayaran perdagangan di
Indonesia Timur. Namun , akibat serangan Kerajaan Wurawari,
segala kegiatan perekonomian Kerajaan Medang Kamulan
mengalami Kehancuran.
Ketika Raja Airlangga berhasil mengembalikan kekuatan Kerajaan
Medang Kamulan, kegiatan perekonomian kerajaannya mulai
dibangun kembangun kembali. Seperti yang disebut dalam prasasti
kolagen, Raja Airlangga memerintahkan pembuatan tanggul-
tanggul di tepi sungai Brantas, agar kapal-kapal dapat berlayar
menyusuri Sungai Brantas sampai ke pusat pemerintahan. Kapal-
kapal dagang asing, yang melakukan kegiatan di kerajaan Medang
Kamulan berasal dari Benggala, Ceylon, Chola, Campa dan Burma
(Myanmar).

B. Kehidupan Sosial di kerajaan Kahuripan


Kehidupan social masyarakatnya sudah teratur. Dalam kehidupan
social masyarakatnya dibedakan berdasarkan pembagian kasta
(dalam masyarakat Hindu), dan juga berdasarkan kedudukan
seseorang dalam masyarakat, baik kedudukan di dalam struktur
birokrasi maupun kekayaan material dan lain-lain.
Budaya/sosial budaya
Kebudayaan pada masa ini sudah berkembang dengan sangat baik
Pajak-pajak telah dibebaskan karena harus memelihara sebuah
bangunan suci. Daerah yang dibebaskan dinamakan dengan
perdikan atau sima.

C. Kehidupan Ekonomi di kerajaan Kahuripan


termasuk ketiadaan pelabuhan sehingga sulit menjalin kerja sama
dengan kerajaan/bangsa lain, juga mulai kurang produktifnya
sawah penghasil padi lantaran tenaga pria difokuskan untuk
membangun candi-candi besar.

KERAJAAN KEDIRI

A. Kehidupan Ekonomi kerajaan Kediri


Kehidupan ekonomi kerajaan Kediri mengandalkan kegiatan
bidang maritim dan agraris. Disebabkan karena kondisi tanah
subur, masyarakatnya kemudian mengandalkan mata pencaharian
sebagai petani. Kemakmuran dapat terwujud akibat hasil melimpah
pertanian. Masyarakat yang hidup di daerah pesisir, mereka
mengandalkan bidang pelayaran dan perdagangan.
Perkembangan pesat terjadi pada bidang pelayaran dan
perdagangan, hubungan dagang dengan daerah lain sudah
dilakukan, seperti daerah Sriwijaya di Sumatera dan Maluku.
Masyarakat pesisir melakukan hubungan baik dengan orang di
pedalaman. Interaksi dilakukan menggunakan lalulintas air Sungai
Brantas.

B. Kehidupan Politik Kerajaan Kediri


Pada isi prasasti Mahaksubya tahun 1289 M dan kitab
Negarakertagama, diceritakan bahwa pembagian wilayah kerajaan
Kediri dilakukan oleh Mpu Bharada (Brahmana) setelah diutus
oleh Airlangga pada tahun 1041 atau 963 Masehi. Raja Airlangga
kemudian mundur, memilih menjadi pertapa dan wafat pada
sekitar tahun 1049 Masehi.
Pewaris kerajaan Kediri sebelum dibagi menjadi dua sebenarnya
adalah seorang putri dari permaisuri bernama Sri
Sanggarmawijaya, namun ia memilih menjadi pertapa dan
akhirnya tahta beralih kepada anak dari beberapa selir Airlangga.
Nah, inilah alasan kenapa raja Airlangga membagi wilayah Kediri.
Namun setelah dibagi, perpecahan akibat perebutan kekuasaan
tetap tidak dapat dihindarkan. Karena baik Panjalu dan Jenggala
bersaing untuk membuktikan siapa yang paling kuat dan lemah.
Perang pun terjadi, dimenangkan oleh Panjalu. Kedua wilayah
kemudian dipersatukan kembali menjadi Kerajaan Kediri.
kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan
Raja Jayabaya (1135-1159 M). Di bawah kekuasaan Raja
Jayabaya, bidang sastra berkembang pesat, sedangkan wilayah
kekuasaannya meliputi beberapa pulau di nusantara, bahkan
sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya. Pada masa
kepemimpinan Jaya Baya kebudayaan Kerajaan Kediri mengalami
perkembangan pesat, terutama dalam bidang sastra. Berikut ini
beberapa contoh karya sastra dari Kerajaan Kediri yang terkenal.
1. Kitab Bharatayudha karangan Mpu Tantular dan Mpu Panuluh
2. Kitab Kresnayana karangan Mpu Tanakung
3. Kitab Smaradahana karangan Mpu Monaguna
4. Kitab Lubdaka karangan Mpu Tanakung
5. Kitab Hariwangsa dan kitab

C. Kehidupan Sosial kerajaan Kediri


Pada masa pemerintahan Raja Jayabaya di Kerajaan kediri, kondis
kehidupan sosial masyarakat Kediri sudah sangat teratur. Para
penduduk sudah memakai pakaian yang wajar, rambut terurai, dan
hunian masyarakat Kediri terjaga kebersihan dan kerapiannya.
Status tinggi rendahnya martabat seseorang berdasarkan tingka
laku dan moralnya.  Sang Raja juga sangat menghargai hak-hak
rakyatnya yang membuat kehidupan berjalan damain dan tentram
pada masa itu.

Anda mungkin juga menyukai