Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK SINGASARI

Anggota Kelompok :
1.Billy Deva M (12)
2.Faiza Rulla S (19)
3.Hamdan Haris R (20)
4.M Choirul Umar (31)
5.M Fatarafi Muiz (32)
6.Riski Yonda P (34)
1. Perbedaan dan Persamaan Kerajaan
Sriwijaya dengan Majapahit
Persamaan : Perbedaan
- Menganut agama buddha - Pemimpin negara
- Megah dan jaya (bidang sektor - Letak kekuasaan (Palembang
ekonomi & wilayah kekuasaan) dengan Mojokerto)
- sama sama tidak bisa - Agama (Budha dengan Hindu)
menguasai Padjajaran - Ekonomi masyarakat
(Nelayan dengan Petani)
- Wilayah Ekspansi
2. Kerajaan Singasari
Kerajaan Singasari (Hanacaraka:
ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦱꦶ ꦔ꧀ꦲꦱꦫꦶ ) atau sering pula ditulis
Singhasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa
Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi
kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah
Singasari, Malang
a) Kehidupan Politik Kerajaan Singasari
Kehidupan politik dalam sejarah kerajaan singasari
diketahui berdasarkan raja raja yang pernah
memerintah kerajaan tersebut. Di bawah ini terdapat
beberapa nama raja yang telah memerintah kerajaan
Singasari.
1) Ken Arok (1222 – 1227)
Sejarah kerajaan singasari didirikan oleh Ken
Arok. Beliaulah raja Singasari yang bergelar Sri
Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi.
Kemunculan Ken Arok sebagai raja pertama
kerajaan Singsari tersebut menunjukkan dinasti
baru yaitu Dinasti Girindra atau Girindrawangsa
dan Dinasti Rajasa atau Rajasawangsa.
Pemerintahan Ken Arok hanya berjalan selama
5 tahun yaitu pada tahun 1222 sampai tahun
1227. Ken Arok terbunuh pada tahun 1227 oleh
suruhan Anusapati dan dimakamkan di
bangunan Siwa Buddha Kegenengan. Anusapati
merupakan anak tiri dari Ken Arok.
2) Anusapati (1227 – 1248)
Pemerintahan Anusapati yang cukup lama tidak
terjadi pembaharuan yang dilakukan. Hal tersebut
karena beliau terhanyut pada kesenangannya dalam
menyabung ayam. Akhirnya kematian Ken Arok
terbongkar dan diketahui oleh Tohjoyo yaitu putra
Ken Arok dengan Ken Umang. Tohjoyo mengetahui
kegemaran dari Anusapati yang suka menyabung
ayam. Ia kemudian mengundang Anusapati untuk
berpesta sabung ayam di kediamannya yaitu di
Gedong Jiwa. Ketika Anusapati sedang asik dengan
ayam jagoannya, Tohjoyo menyabut keris Empu
Gandring miliknya dan menusukkannya ke tubuh
Anusapati. Raja Anusapati meninggal dan
didharmakan pada Candi Kidal.
3) Tohjoyo (pada tahun 1248)
Tohjoyo (pada tahun 1248)Raja selanjutnya dalam sejarah
kerajaan Singasari ialah raja Tohjoyo. Tahta kerajaan Singasari
diberikan kepada Tohjoyo setelah meninggalnya Anusapati.
Masa pemerintahan Tohjoyo tidak berlangsung lama. Hal ini
dikarenakan Ranggawuni (anak Anusapati) ingin membalas
dendam atas kematian ayahnya. Ranggawuni berhasil
menggulingkan pemerintahan Tohjoyo dan menduduki
singgasananya atas bantuan dari Mahesa Cempaka beserta
pengikutnya.
4) Ranggawuni(1248 – 1268)
Raja selanjutnya dalam sejarah kerajaan
Singasari ialah raja Ranggawuni. Pada tahun
1248, Ranggawuni dinobatkan sebagai raja
kerajaan Singasari dan bergelar Sri Jaya
Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka. Mahesa
Cempaka merupakan anak Mahesa
Wongateleng yang memiliki kedudukan ratu
angabhaya dan memiliki gelar Narasinghamurti.
Pada saat pemerintahan Ranggawuni memberikan dampak baik bagi
rakyat yaitu kesejahteraan dan ketentraman. Kemudian Wisnuwardana
mengangkat anaknya sebagai raja muda Kertanegara pada tahun
1254. Pengangkatan ini bertujuan untuk mempersiapkannya sebagai
raja kerajaan Singasari kelak. Wisnuwardana meninggal pada tahun
1268 serta didharmakan pada Candi Jago atau Jajaghu sebagai
Buddha Amogapasa serta di Candi Waleri sebagai Siwa.
5) Kertanegara ( 1268 – 1292)
Kertanegara (dari tahun 1268 sampai
1292)Raja terakhir dalam sejarah
kerajaan Singasari ialah raja
Kertanegara. Kertanegara memiliki
keinginan besar yaitu menyatukan
seluruh kerajaan yang terdapat di
Nusantara. Ia dinobatkan sebagai raja
Singasari pada tahun 1268 dan
bergelar Sri Maharajadiraja Sri
Kertanegara.
Gagasan dalam sejarah kerajaan Singasari untuk menyatukan
Nusantara tersebut berawal dari pulau Jawa kemudian menuju
daerah daerah lain. Pada tahun 1275, Kertanegara mengirim
utusan untuk melakukan Ekspedisi Pamalayu dikota Melayu.
Akhirnya kerajaan Melayu berhasil dikuasai dan ditandai oleh
pengiriman Amogapasa ke Dharmasraya. Kertanegara
memiliki tujuan untuk menguasai selat malaka beserta daerah
lain seperti Bali, Sunda, Gurun (Maluku), Pahang, dan
Bakulapura (Kalimantan Barat). Selain itu Kertanegara juga
melakukan hubungan dengan raja Champa agar
kekuasaannya tertahan sampai Kublai Khan dari Dinasti
Mongol.
Kerajaan Kublai Khan memaksa raja daerah selatan
termasuk Indonesia untuk mengakuinya sebagai tuan.
Keputusan itu ditolak oleh Kertanegara dan melukai
Mengki selaku utusan Kublai Khan. Perlakukan
tersebut membuat Kublai Khan marah besar dan
mengirim pasukannya ke Jawa.Jayakatwang
memanfaatkan kesempatan ketika pasukan Singasari
menghadapi serangan dari Mongol.
Jayakatwang (keturunan raja Kediri yang terakhir) melakukan serangan
pada saat itu juga. Ia melakukan serangan melalui arah utara dengan
cara pasukan pancingan dan dari arah selatan dengan cara pasukan
inti. Dalam sejarah kerajaan Singasari tidak berhenti begitu saja.
Serangan dari arah selatan dipimpin oleh Jayakatwang sendiri. Ia
berhasil masuk kedalam istana dan melihat Kertanegara sedang
melakukan pesta besar dengan pembesar di istana.
Akhirnya para pembesar istana besera Kertanegara tewas.
Namun menantu Kertanegara (Raden Wijawa) berhasil kabur
dan menuju Sumenep untuk meminta perlindungan dari
bupati Aria Wiraraja. Raden Wijaya kemudian mengabdi dan
memperoleh ampunan dari Jayakatwang atas bantuan Aria
Wiraraja. Bahkan ia diberikan sebidang Tanah Terik (nantinya
sebagai asal mula kerajaan Majapahit).
b) Kehidupan Ekonomi Kerajaan Singasari
Selanjutnya terdapat kehidupan
ekonomi dalam sejarah kerajaan
Singasari. Kehidupan ekonomi kerajaan
Singasari berasal dari berita negeri
asing, sumber prasasti dan analisis
para ilmuan. Menurutnya kerajaan
Singasari berpusat di sekitar Lembah
Sungai Brantas dan rakyatnya banyak
mengantungkan hidupnya sebagai seorang petani. Perekonomian
tersebut didukung oleh melimpahnya hasil bumi. Dengan begitu
Kertanegara banyak memperluas kekuasaannya untuk lintas
perdagangan. Bahkan Sungai Brantas digunakan untuk sarana jalur
perdagangan dari wilayah wilayah luar. Perkembangan perekonomian
dalam kerajaan Singasari juga didukung oleh jalur perdagangan.
c) Kehidupan Sosial dan Budaya Kerajaan Singasari
Adapula kehidupan sosial budaya dalam sejarah kerajaan Singasari.
Kerajaan Singasari meninggalkan bukti kebudayaan seperti patung,
prasasti maupun candi. Peninggalan candi di kerajaan Singasari
meliputi Candi Singasari, Candi Jago, dan Candi Kidal. Kemudian
adapula patung hasil peninggalan kerajaan Singasari seperti Patung
Ken Dedes yang disebut sebagai Dewi Prajnaparamita (dewi
kesuburan) serta Patung Kertanegara disebut sebagai Amoghapasa.
Pasang surut yang terjadi dalam rakyat Singasari bermula dari
pemerintahan Ken Arok hingga Wisnuwardhana. Ketika pemerintahan
Ken Arok, masyarakat hidup dengan makmur dan tentram.
Namun menurut sejarah kerajaan Singasari, pemerintahan
Anusapati banyak mengalami pengabaian dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini dikarenakan oleh kegemarannya dalam
menyabung ayam, bahkan pembangunan kerajaannya sampai
terlupakan. Kehidupan masyarakat kembali membaik ketika
pemerintahan Wisnuwardhana. Kemudian Kertangara
membuat para rakyatnya hidup sejahtera dan aman. Ia juga
ingin menyatukan seluruh kerajaan Nusantara dengan
naungan Singasari. Semua itu diwujudkan dengan kerja keras
dan usaha yang tiada henti walaupun pencapaiannya belum
sempurna. Kertanegara berhasil menguasai daerah Bali,
Melayu, Jawa, Semenanjung Malaka, Nusa Tenggara, Maluku,
Kalimantan, Sulawesi, dan Madura.
Berikut adalah gambar candi/patung peninggalan kerajaan Singasari :
d) Kehidupan Keagamaan Kerajaan Singasari
Pada masa pemerintahan Kertanegara terjadi
Sinkretisme antara agama Hindu dengan
Budha,menjadi bentuk Syiwa-Budha.
Contohnya adalah berkembangnya aliran
Tantrayana. Kertanegara sendiri penganut
aliran Tantrayana. Tantrayana adalah ajaran
yang berkembang dari
ajaran Buddha Mahayana, dan berbeda dalam
hal praktik, bukan dalam hal filosofi. Dalam
ajaran Wajrayana, latihan meditasi sering di
barengi dengan visualisasi.
Sekian Presentasi dari Kami.
Kami Ucapkan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai