Anda di halaman 1dari 9

KERAJAAN

SINGASARI
KONDISI POLITIK
Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Kerajaan Singhasari berkembang
dengan cepat, khususnya ketika masa pemerintahan Raja Kertanagara. Hal
tersebut dapat kita lihat dari pelaksanaan politik yang ada di dalam maupun
di luar negeri pada masa pemerintahan Raja Kertanegara. Adapun politik
dalam negeri yang dilakukan antara lain yaitu dengan mengganti pejabat
pembantunya. Tak hanya itu, untuk memperkuat lagi kekuasaannya, Ia juga
melakukan pernikahan politik dan memperkuat aspek angkatan perang.
Sedangkan untuk politik luar negeri yang mereka lakukan diantaranya yaitu
dengan melakukan sebuah ekspedisi Pamalayu yang bertujuan untuk
menguasai Kerajaan Melayu dan melemahkan kekuasaan dari Kerajaan
Sriwijaya. Sementara itu, keberhasilan lain yang diperoleh selama masa
pemerintahan Raja Kertanegara yaitu salah satunya berhasil menguasai
wilayah Sunda, Bali dan juga Kalimantan, serta Malaka.
KONDISI EKONOMI
Kehidupan ekonomi kerajaan Singasari bertumpu pada sektor pertanian dan perdagangan. Singasari
adalah kerajaan bercorak Budha-Hindu yang berdiri sekitar abad 13. Berdasarkan prasasti atau
catatan sejarah tidak banyak yang menceritakan tentang kehidupan perekonomian kerajaan Singasari.
Namun, jika dilihat dari posisi geografisnya, kerajaan Singasari berada di wilayah lembah sungai
Brantas. Daerah sekitaran wilayah Brantas, terkenal dengan keadaan tanah yang subuh. Dengan
begitu, diduga masyarakat menggantungkan kehidupan dengan bercocok tanam atau bertani. Analisis
yang selanjutnya yaitu, sungai Brantas dijadikan sebagai sektor perdagangan oleh para penguasa dan
masyarakat sekitar. Menurut literatur yang beredar, keadaan ekonomi kerajaan Singasari mengalami
pasang surut. Pada masa kepemimpinan raja Ken Arok, kondisi rakyat terbilang sejahtera dan makmur.
Namun pada kepimpinan Anusapati, keadaan ekonomi dan sosial masyarakat mulai berantakan.
Kemudian pada kepimpinan Wisnuwardana, perlahan-lahan kemorat-maritan tersebut berangur
membaik. Dan kerajaan Singasari mulai mengalami kesejahteraan dan ekonomi tertata dengan baik
pada masa kepemimpinan Kertanegara. Sektor perdagangan berkembang dengan sangat pesat dengan
menjalankan komoditas, perdagangan emas, cendana, kayu, dan rempah-rempah. Bahkan pada periode
ini, kerajaan Singasari mampu menguasai jalur perdagangan dari selat Malaka sampai Kepulauan
Maluku.
KONDISI SOSIAL -BUDAYA
Kerajaan Singasari, yang berlangsung sekitar abad ke-13 Masehi di wilayah yang sekarang menjadi bagian dari
Indonesia, memiliki kondisi sosial dan budaya yang kaya dan kompleks. Beberapa ciri khasnya termasuk:
1. **Struktur Sosial**: Kerajaan Singasari memiliki struktur sosial yang terorganisir dengan baik, di mana raja atau
ratu memegang kekuasaan tertinggi, diikuti oleh bangsawan, para pemimpin militer, dan masyarakat umum.
2. **Budaya Kesenian dan Sastra**: Budaya kesenian dan sastra berkembang pesat di Kerajaan Singasari.
Contohnya adalah teater wayang, puisi, dan prosa epik yang mencerminkan kehidupan sehari-hari serta mitologi
Hindu-Buddha.
3. **Agama**: Agama Hindu-Buddha mendominasi kehidupan sosial dan budaya di Kerajaan Singasari. Hal ini
tercermin dalam praktik keagamaan, arsitektur candi, dan upacara-upacara keagamaan yang penting.
4. **Sistem Pemerintahan Feodal**: Kerajaan Singasari menganut sistem pemerintahan feodal di mana tanah dan
kekuasaan dipegang oleh kaum bangsawan dan pejabat pemerintah yang memegang kendali atas wilayah-wilayah
tertentu.
5. **Hubungan Dagang dan Diplomatik**: Kerajaan Singasari menjalin hubungan dagang dan diplomatik dengan
kerajaan-kerajaan tetangga seperti Champa (Vietnam) dan Tiongkok. Hal ini menghasilkan pertukaran budaya, ide,
dan barang dagangan.
Sumber daya historis dan literatur akan memberikan gambaran yang lebih rinci tentang kondisi sosial budaya di
Kerajaan Singasari.
BERDIRINYA KERAJAAN
SINGASARI
Sejarah Kerajaan Singhasari terkait erat dengan sosok Ken Angrok (1222–1247) yang mendirikan Wangsa Rajasa dan Kerajaan
Tumapel. Dikutip dari Neo Patriotisme: Etika Kekuasaan dalam Kebudayaan Jawa (2008) karya H.M. Nasruddin Anshoriy, Ch.,
lokasi kerajaan Hindu-Buddha ini sekarang diperkirakan berada di daerah Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa
Timur.
Nama sebenarnya dari Kerajaan Singhasari adalah Kerajaan Tumapel, sedangkan ibu kotanya berada di Kutaraja. Asal-usul
penamaan Singhasari berawal ketika Raja Wisnuwardhana menunjuk anaknya, Kertanagara, sebagai putra mahkota dan
mengganti nama pusat pemerintahan kerajaan menjadi Singhasari. Singhasari yang sebenarnya merupakan nama ibu kota justru
lebih terkenal daripada nama kerajaannya, yakni Tumapel. Pada akhirnya, masyarakat terbiasa menyebut Kerajaan Tumapel
dengan nama Kerajaan Singhasari. Kerajaan tersebut berdiri pada tahun 1222 Masehi oleh raja pertamanya yang bernama Ken
Arok. Dimana Kerajaan Singosari awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Kediri yang pada saat itu masih dipimpin oleh Tunggul
Ametung. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada saat itu Ken Arok terpikat dengan istrinya Tunggul Ametung yang bernama
Ken Dedes. Oleh karena itu, Ken Arok kemudian membunuh Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes.
Namun Ken Arok merasa tidak puas dan semakin menjadi-jadi. Oleh karena itu, Ken Arok kemudian memutuskan untuk menyerang
Kerajaan Kediri yang pada saat itu masih dipimpin oleh Raja Kertajaya hingga akhirnya kerajaan tersebut dapat ditaklukkan.
Semua wilayah Kediri kemudian disatukan ke dalam Kerajaan Tumapel yang kemudian lebih populer dengan sebutan Kerajaan
Singosari. Kerajaan tersebut mengalami masa kejayaan ketika dipimpin oleh Kertanagara, sekaligus menjadi raja terakhirnya.
Widjiono Wasis dalam Ensiklopedia Nusantara (1989) mengungkapkan jika Kertanagara saat itu ingin menyatukan sebagian
wilayah Nusantara di bawah naungan Singhasari. Dengan pusat pemerintahan di Jawa bagian timur, wilayah kekuasaan Singhasari
pada era Kertanagara disebut-sebut mencakup Bali, Jawa Barat, sebagian Kalimantan, bahkan sebagian Sumatra hingga kawasan
Selat Malaka.
RUNTUHNYA KERAJAAN
SINGASARI
Sejarah runtuhnya Kerajaan Singasari terjadi menjelang berakhirnya abad ke-13 Masehi,
tepatnya tahun 1292. Penyebab utama keruntuhan kerajaan bercorak Hindu-Buddha di
Jawa Timur pendahulu Majapahit ini adalah adanya pemberontakan Jayakatwang yang
menewaskan Raja Kertanegara. Kertanagara merupakan raja yang membawa Singasari
ke masa kejayaan sekaligus penguasa terakhir Kerajaan Singasari yang berpusat di
sekitar Malang. Menurut Kitab Pararaton, Kertanegara bertakhta sejak tahun 1254
Masehi, sedangkan Negarakertagama menyebut tahun penobatan sang raja adalah pada
1272 Masehi. Nama sebenarnya dari Kerajaan Singasari adalah Tumapel yang beribukota
di Kutaraja. Asal-usul penamaan Singasari bermula Kertanegara ditunjuk sebagai putra
mahkota oleh ayahnya, Raja Wisnudwardhana, sekaligus mengganti nama pusat kerajaan
menjadi Singasari.
CANDI KERAJAAN
SINGASARI
Candi kerajaan Singasari meliputi:
Candi Singasari
Candi Jago
Candi Kidal
Candi Jawi
Candi Sumberawan

Anda mungkin juga menyukai