Anda di halaman 1dari 7

1.

Mendata Informasi dalam Teks Sejarah

Mencatat informasi-informasi pneting dalam kutipan novel sejarah “Kemelut di


Majapahit” karya SH Mintardja :
a. Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama bergelar Kertarajasa
Jayawardhana.
b. Ronggo Lawe diangkat menjadi adipati di Tuban.
c. Sang Prabu telah menikah dengan empat putri mendiang Raja Kertanegara
(Dyah Tribunan yang menjadi permaisuri, yang kedua adalah Dyah Nara
Indraduhita, yang ketiga adalah dyah Jaya Indradewi, dan Dyah Gayatri yang
juga disebut Retno Sutawan dan Rajapatni), telah menikah lagi dengan
seorang putri dari Melayu.
d. Mendiang Sang Prabu Kertanegara mengutus pasukan Pamalayuke negeri
Melayu. Pasukan ini dipimpin oleh seorang senopati perkasa bernma Kebo
Anabrang atau juga Mahisa Anabrang untuk membawa pulang dua orang puti
bersaudara. Putri yang kedua, yaitu yang muda yaitu Dara Petak, Sang Prabu
Kertarajasa terpikat hatinya oleh kecantikan sang putri ini, maka diambilah
Dyah Dara Petak menjadi istrinya yang kelima yang lalu diberi nama Sri
Idraswari.
e. Terjadilah persaingan diantara pasa istri ini dalam memperebutkan cinta kasih
dan perhatian Sri Baginda yang tentuu saja akan mengangkat derajat dan
kekuatan masing-masing, hingga terjadi perpecahan diam-diam di antara
mereka sebagai pihak yang bercondong kepada Dyah Gayatri keturunan
mendiang Sang Prabu Kertanegara dan kepada Dara Petak keturunan Melayu.
f. Ronggo Lawe berpihak kepada Dyah Gayatri
g. Sang Prabu mengangkat Senopati Nambi sebagai Patih Kerajaan Majapahit.
h. Adipati Ronggo Lawe mempunyai dua orang istrinya yang setia, yaitu Dewi
Mertorogo dan Tirtowati.
i. Mego Lamat adalah satu di antara kuda-kuda kesayangan Adipati Ronggo
Lawe, seekor kuda yang amat indah dan kuat, warna bulunya abu-abu muda.
j. Ronggo Lawe menghadap Sang Prabu tanpa pemberitahuan dan menentang
pengangkatan Patih Nambi.
k. Ronggo Lawe adalah keponakan Lembu Sora.

2. Menentukan Hal-hal Menarik dalam Novel Sejarah

a. Menentukan Novel Kemelut di Majapahit Karya SH Mintardja


1) Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan novel sejarah tersebut
dibuat ?
Jawab :
 Pada masa pemenrintahan Prabu Kertarajasa Jayawardana
 Pada masa pemerintahan Adipati Ronggo Lawe (Adipati
Tuban)
 Delapan tahun setelah peperangan
2) Dimanakah latar dalam kutipan novel sejarah tersebut dibuat?
Jawab : Di Kerajaan Majapahit
3) Peristiwa apa sajakah yang dikisahkan ?
 Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama
bergelar Kertarajasa Jayawardhana.
 Ronggo Lawe diangkat menjadi adipati di Tuban.
 Sang Prabu telah menikah dengan empat putri mendiang Raja
Kertanegara (Dyah Tribunan yang menjadi permaisuri, yang
kedua adalah Dyah Nara Indraduhita, yang ketiga adalah dyah
Jaya Indradewi, dan Dyah Gayatri yang juga disebut Retno
Sutawan dan Rajapatni), telah menikah lagi dengan seorang
putri dari Melayu.
 Mendiang Sang Prabu Kertanegara mengutus pasukan
Pamalayuke negeri Melayu. Pasukan ini dipimpin oleh seorang
senopati perkasa bernma Kebo Anabrang atau juga Mahisa
Anabrang untuk membawa pulang dua orang puti bersaudara.
Putri yang kedua, yaitu yang muda yaitu Dara Petak, Sang
Prabu Kertarajasa terpikat hatinya oleh kecantikan sang putri
ini, maka diambilah Dyah Dara Petak menjadi istrinya yang
kelima yang lalu diberi nama Sri Idraswari.
 Terjadilah persaingan diantara pasa istri ini dalam
memperebutkan cinta kasih dan perhatian Sri Baginda yang
tentuu saja akan mengangkat derajat dan kekuatan masing-
masing, hingga terjadi perpecahan diam-diam di antara mereka
sebagai pihak yang bercondong kepada Dyah Gayatri
keturunan mendiang Sang Prabu Kertanegara dan kepada Dara
Petak keturunan Melayu.
 Ronggo Lawe berpihak kepada Dyah Gayatri
 Sang Prabu mengangkat Senopati Nambi sebagai Patih
Kerajaan Majapahit.
 Ronggo Lawe menghadap Sang Prabu tanpa pemberitahuan
dan menentang pengangkatan Patih Nambi.
4) Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalam penceritaan ?
Jawab :
Raden Wijaya, Ronggo Lawe, Sang Prabu, keempat orang putri Raja
Kertanegara, Kebo Anbrang, Dara Petak, kedua istri Ronggo Lawe.
5) Dibagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut
tergolong ke dalam novel sejarah ?
Jawab :
Bagian yang menandakan novel Kemelut di Majapahit tergolong novel
sejarah adalah penggunaan latar tempat di Kerajaan Majapahit dan
latar waktu ketika Kerajaan Majapahit masih berdiri. Kemudian novel
tersebut juga menggunakan karakter yang namanya diambil dari tokoh-
tokoh yang hidup pada zaman Kerajaan Majapahit.

b. Kutipan Novel Sejarah Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara
1) Kapankah latar waktu cerita dalam kutipan noel sejarah tersebut
dibuat?
Jawab : Pada malam hari.
2) Dimanakah latar dalam kutpan novel sejarah tersebut dibuat ?
Jawab : Kerajaan Majapahit.
3) Peristiwa apa sajakah yang dikisahkan ?
Jawab :
Cerita mengenai adanya kabut tebal yang berhubungan dengan
bidadari yang turun dari kahyangan, selain itu kabut yang amat tebal
membawa penyakit ke seluruh Negara. Gajah Mada mendapat laporan
bahwa prajuritnya bernama Klabang Gendis mati dengan anak panah
menancap tepat ditenggorokan dan pembunuh prajurit itu mati dipatuk
ular.
4) Siapa sajakah tokoh yang terlibat dalan penderitaan ?
Jawab : Gajah Mada, gajah Enggon dan Gajah Bongol
5) Dibagian apa sajakah yang menandakan bahwa novel tersebut
tergolong ke dalam novel sejarah ?
Jawab :
Pada latar tempat dan waktu yaitu pada masa berdirinya Kerajaan
Majapahit, nama dari tokoh dikerajaan, dan kisah prajyrit yang mati
dengan anak panah yang menancap (kisah ini biasanya terjadi pada
masa zaman dahulu?

3. Mengidentifikasi Struktur Teks Cerita Sejarah

Kutipan Struktur Keterangan


Di bawah bulan malam ini, tiada Orientasi Berisi penjelasan tentang
setitik pun awan di langit. Dan bulan latar waktu dan situasi cerita
telah terbit bersamaan dengan yang akan diceritakan yaitu
tenggelamnya matahari. Dengan di Laut Jjawa pada abad ke
cepat ia naik dan kaki langit, enam belas masehi
mengunjungi segala dan semua yang
tersentuh cahayanya. Juga hutan,
juga laut, juga hewan, dan manusia.
Langit jernih, bersih, dan terang. Di
atas bumi Jawa lain lagi keadaanya
gelisah, resah, seakana-akan
menusia tak membutuhkan
ketentraman lagi.

Abad keenam belas masehi bahkan


juga laut Jawa dibawah bukan
purnama sidhi itu gelisah. Ombak-
ombak besar memanjang terputus,
menggunung, melandai, mengejajari
pesisir Pulau Jawa. Setiap puncak
ombak dan riak, bahkan juga
busanya yang bertebaran seperti
serakan mutiaran-semua-dikuningi
oleh cahaya bulan. Angin meniup
tenang. Ombak-ombak makin
menggila.
Sebuah kapal peronda pantai
meluncur dengan kecepatan tinggi
dalam cuaca angin damai itu.
Badannya yang panjang langsing,
dengan haluan dan buritan
meruncing, timbul tenggelam di
antara ombak-ombak purnama yang
menggila. Layar kemudi di halauan
menggelembung membikin tunas
menerjang serong gunung-gunung
air itu serong ke barat laut. Barisan
dayung pada dinding kapal berkayuh
berirama seperti kaki-kaki pada ular
naga. Layarnya yang terbuat pilinan
kapas dan benang sutra, mengilat
seperti emas, kuning dan
menyilaukan.
Sang Patih berhenti ditengah tengah Pengungkapan Peristiwa yang diungkapkan
pendopo, dekat damarsewu, peritiwa merupakan peristiwa yang
menegur “Dingin dingin anakanda menyebabkan konflik ber
datang. Pasti ada sesuatu kepanjangan, yaitu ketika
keluarbiasaan. Mendekat sini, Patragading membawa
anakanda.” Dan Patragading berita bahwa bala tentara
berjalan mendekat dengan lututnya Demak di bawah Adipati
sambil mengangkat sembah, Kudus memasuki Jepara
merebahkan diri pada kaki Sang tanpa pemberitahuan
Patih “Ampun Patih,
membangunkan Paduka pada malam
buta begini kabar duka, Paduka.
Bala tentara Demak dubawah
Adipati Kudus memasuki Jepara
tanpa terduga duga, menyalahi
aturan perang”
“Allah Dewa Bataran!” Sahut Sang Puncak konflik Pada bagian ini banyak
Patih. “Itu bukan aturan raja! Itu peristiwa besar yang
aturan brandal!” menyebabkan permasalahan
“Bagaimana bupati Jepara?” semakin rumit, yaitu
“Tewas enggan menyerah Paduka” terbunuhnya Bupati Jepara
Patragading mengangkat sembah. dan dibongkarnya bangunan
“Sisa balatentara Demak lebih dari batu di wilayah kota.
tiga ribu orang”
“Begitulah karta warta”. Pada
meneruskan dengan hati-hati
matanya tertuju pada boris. “Semua
bangunan batu diatas wilayah kota,
gapura, area, pagoda, kuil, candi
akan dibongkar. Setiap batu berukir
telah dijatuhi hukum buangan ke
laut! Tinggal hanya pengumuman”
“Disambar petirlah dia!” Boris
meraung, seakan batu-batu itu
bagian dari dirinya sendiri. “Dia
hendak cekik semua pernahat dan
semua dewa di kahyangan. Dikutuk
dia oleh Batara Kala!” Tiba tiba
suaranya turun mengiba iba: “Apa
lagi artinya pengabdian? Aku pergi!
Jangan dicari. Tak perlu dicari!”
Meraung Ia lari keluar rungan,
langsungmenuju ke pelataran
depan.Diangkatnya tangga dan
dengannya melangkahi pagar papan
kayu. Dari balik pagar orang berseru
seru,
“Lari dari asrama!Lari!”
Mula mula pertikaiaan berkisar pada Resolusi Penyelesaian konflik pada
kelakuan Trenggono yang begitu permasalahan ini adalah
sampai hati membunuh abangnya paramusafir bermusyawarah
sendiri, kemudian diperkuat oleh dan membentuk utusan
sikapnya yang polos terhadap menghadap Sutan.
peristiwa Pakuan. Mengapa Sultan
tak juga menyatakan sikap
menentang usaha Portugis yang
sudah mulai melakukan perdagangan
ke Jawa? Sikap itu semakin ditunggu
semakin takdatang. Para musafir
yang sudah takdapat menahan hati
lagi telah bermusyawarah dan
membentukutusan untuk menghadap
Sultan.Mereka ditolak dengan
alasan: apa yang terjadi di Pajajaran
tak punya sangkut paut dengan
Demak dan musafir.
Jawaban itu mengecewakan Koda Pada bagian akhir,
paramusafior. Bila demikian, mereka penulisme nutup dengan
menganggap, sudah tak ada perlunya kesimpulan: Kalau
lagi para musafir mengagungkan Trenggono tetap tak punya
Demak karena keagungannya sikap, jelas dia tak punya
memang sudah tak ada lagi. Apa sesuatu urusan dengan
gunanya armada besar peninggalan Islam.
Unus, yang telah dua tahun
disiapkan kalau bukan untuk
mengusir Portugis dan dengan
demikian terjamin dan melindungi
Demak sebagai negeri Islam pertama
tama di Jawa? Masuknya Peranggi
ke Jawa berarti anacaman langsung
terhadap Islam. Kalau Trenggono
tetap tak punya sikap, jelas dia tak
punya sesuatu urusan dengan Islam.

Kutipan Struktur Keterangan


Orang menarik kesimpulan dari Orientasi Berisi penjelasan tentang
perkembangan terakhir: antara anak latar waktu dan dan situasi
dan ibu tak kan ada perdamaian cerita yang akan diceritakan
lagi.Dan pertanyaan kemudian yang yaitu situasi antara Sultan
timbul: Adakah sultan akan Trenggono dengan ibunya.
mengambil tindakan terhadap ibunya
sendiri sebagaimana ia telah
melakukannya terhadap abang
kandungnya.
Pangeran Seda Lepen? Orang Pengungkapan Peristiwa yang diungkapkan
menunggu dan menunggu dengan peristiwa merupakan peristiwa
perasaan prihatin terhadap penyebabnya konflik yang
keselamatan wanita tua itu. Sultan berkepanjangan, yaitu
Trenggono tak mengambil sesuatu Sultan Trenggon
tindakan ibunya. Ia makin membangun pasukan
keranjingan membangun pasukan daratnya tanpa
daratnya. Hampir setiap hari orang memperdulikan
dapat melihat ia berada di tengah- keselamataan ibunya.
tengah pasukan kuda
kebanggaannya, baik dalam latihan,
sodor, maupun ketangkasan berpacu
samba memainkan pedang
menghajar boneka yang
digantungkan pada sepotong kayu.
Ia sendiri ikut dalam latihan latihan Menuju Pada bagian ini banyak
ini. konflik peristiwa besar
yangmenyebabkan
permasalahan semakin
rumit, yaitu Sultan
Trenggono ikut serta dalam
latihan-latihan tersebut.
Dan dalam salah satu Puncak konflik Pada bagian ini banyak
kesempatansemacam ini pernah ia peristiwa besar yang
berkata menyebabkan permasalahan
secara terbuka, “Taka da yang lebih semakin rumit, yaitu ketika
ampuh dari pada pasukan Sultan Trenggono berkata
kuda.Lihat, kawula kami bahwa tapak kuda
semua!” Dan para perwira pasukan Demakakan menguasai
kuda pada berdatangan dan seluruhTanah Jawa.
merubungnya, semua di atas kuda
masing masing.
“Pada suatu kali, kaki kuda Demak
akan mengepulkan debu di seluruh
bumi jawa. Bila debunya jatuh
kembali ke bumi, ingat ingat para
kawula,akan kalian lihat, takkan ada
satu tapak kaki orang Peranggi pun
musnah lenyap tertutup oleh debu
kuda kalian”

Seluruh Tuban kembali Resolusi Penyelesaian konflik pada


dalamketenangan dan kedamaian permasalahan ini adalah
kota dan pedalaman. Sang patih Sang Patih Tuban
Tuban mendiang telah digantikan digantikan oleh Kala Cuwil,
oleh Kala Cuwil pemimpin pasukan yang kemudian dikenal
gajah. Nama barunya: Wirabumi. dengan Wirabumi.
Panggilan yang lengkap : Gusti
PatihTuban Kala Cuwil Sang
Wirabumi.Dan sebagai patih ia
masih tetap memimpin pasukan
gajah, maka Kala Cuwil tak juga
terhapus dalam sebutan. Pasar kota
dan pasar bandar ramai kembali
seperti sediakala. Lalu lintas laut,
kecuali dengan Ats Angin, pulih
kembali.
Sang Adipati telah menjatuhkan Koda Pada bagian akhir, penulis
titah: kapal kapal Tuban mendapat menutup dengan
perkenan untuk berlabuh dan kesimpulan: Kapal-kapal
berdagang di Malaka ataupun Pasai. Tuban diijinkan berlabuh di
Malaka atau pundi Pasai.

4. Membandingkan Novel Sejarah Rumah Kaca dengan Teks Sejarah Borobudur

No Teks Sejarah Novel Sejarah


.
1. Faktual Imajinatif 

Candi Borobudur adalah monumen Pelarian-pelarian politik dari


Buddha terbesar disunia. Dibangun Nederland, Sneevliet, dan Baars itu
pada masa Raja Samaratungga dari semakin giat di Jawa
Wangsa Syailendra pada tahun Timur,khususnya di Surabaya.
824.Candi Borobudur dibangun 300 Mereka membuka pidato dimana-
tahun sebelum Angkor Wat di mana,seperti takkan kering kering
Kamboja dan 400 tahun sebelum kerongkongan mereka. Lari dari
katedral-katedral agung di Eropa. pertentangan intern di Nederland
keHindia, mereka anggap diri seakan
jago-jago tanpa lawan, seakan-akan
Hindia negerinya sendiri yang
dipayungi oleh hukum
demokratis.Beruntung mereka
bergerak hanyadi kalangan orang-
orang  yang berbahasa Belanda, yang
menduduki tempat sosial yang rendah
dan hidup dalam kemasygulan.

Anda mungkin juga menyukai