Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Bacharudin Lutfiarso

Kelas : XII TKJ 1


No : 18
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

A. Buatlah 5 pertanyaan dan jawabannya dari teks cerita sejarah "Patih Gajah Mada"!
Jawab :
1. Siapa yang merencanakan pemberontakan kepada Majapahit pada tahun 1321?

Jawab :

Salah satu elit Majapahit yaitu Rakrian Kuti.

2. Daerah mana saja yang berhasil di tundukan oleh Patih Gajah Mada?

Jawab :
Daerah Logajah, Seram, Gurun, Sasak, Buton, Hutankadali, Banggai, Kunir, Salayar, Galiyan,
Solor, Bima, Banda, Sumba, Dompo, Ambon, dan Timur. Dengan begini, ia juga berhasil
mencapai janjinya dan membentuk purwarupa daerah Indonesia modern ditambah dengan
Temasek (sekarang Singapura), Malaysia, Brunei, Timor Timur, dan Filipina bagian selatan.

3.Tahun berapa Patih Gajah Mada diangkat menjadi Amangkubumi?

Jawab :
Tahun 1336.

4.Sumpah Apa Yang disuarakan Patih Gajah Mada?Jelaskan Isinya!


Jawab :
Sumpah Palapa,Isi dari sumpah tersebut adalah bagaimana Gajah Mada tidak akan mengecap
rempah sebelum Nusantara berhasil ditundukkan.

5. Penaklukan badhulu di Bali dan Lombok terjadi pada tahun?


Jawab :
Tahun 1343.
Struktur Teks: Patih Gajah Mada

1.Orientasi :

Hampir tidak ada yang diketahui tentang sejarah kisah hidup Gajah Mada kecil,
selain beberapa tulisan yang menceritakan bahwa ia merupakan anak dari kalangan
rakyat jelata. Namun ada beberapa catatan mengenai awal karirnya sebagai Begelen,
kepala Bhayangkara yang merupakan tentara elit bertugas untuk menjaga raja-raja
serta keluarga dari para raja Majapahit. Suatu ketika, Rakrian Kuti yang merupakan
salah satu elit Majapahit merencanakan sebuah pemberontakan terhadap raja
Majapahit di tahun 1321, Jayanegara. Hal ini menyebabkan Gajah Mada dan
mahapatih masa itu yang bernama Arya Tadah membantu sang Raja bersama
keluarganya untuk kabur menuju ibukota Trowulan. Beberapa saat setelah kejadian
itu, Gajah Mada kembali ke kerajaan dan membantu mengakhiri pemberontakan oleh
Ra Kuti sehingga ia mendapatkan gelar Patih.
Ada beberapa sumber yang menceritakan masa akhir pemerintahan Jayanegara
sebelum akhirnya digantikan oleh Tribhuwana. Satu versi mengatakan bahwa
Jayanegara dibunuh oleh Rakrian Tanca yang pada masa itu menjabat menjadi tabib
kerajaan yang merupakan antek dari Rakrian Kuti. Versi lainnya yang tertulis dalam
Negarakertagama dan dipastikan kebenarannya lewat beberapa prasasti yang ada pada
abad ke-13 dan awal abad ke-14, menyatakan yang membunuh Jayanegara adalah
Gajah Mada dan hal itu terjadi pada tahun 1328. Dalam tulisan di prasasti dan
Negarakertagama, diceritakan bahwa Jayanegara amat berlebihan dalam hal proteksi
terhadap dua adiknya yang lahir dari ratu termuda Kertarajasa yaitu Dyah Dewi
Gayatri. Komplain yang datang dari kedua putri muda ini menuntun kepada intervensi
Gajah Mada dimana ia mengambil solusi yang drastis, yaitu memerintahkan seorang
ahli bedah untuk membunuh sang raja sambil berpura-pura sedang melakukan operasi
penting.
Hayam Wuruk naik tahta menjadi raja, dan Gajah Mada tetap ditunjuk sebagai
Amangkubumi. Di bawah pemerintahan raja yang baru, Gajah Mada berhasil
menundukkan Logajah, Seram, Gurun, Sasak, Buton, Hutankadali, Banggai, Kunir,
Salayar, Galiyan, Solor, Bima, Banda, Sumba, Dompo, Ambon, dan Timur. Dengan
begini, ia juga berhasil mencapai janjinya dan membentuk purwarupa daerah
Indonesia modern ditambah dengan Temasek (sekarang Singapura), Malaysia, Brunei,
Timor Timur, dan Filipina bagian selatan.
2.Urutan Peristiwa :
Sejarah kisah hidup Gajah Mada sebagai Mahapatih dimulai pada masa
pemerintahan Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi. Tepatnya tahun 1329, Arya
Tadah yang masih duduk di posisi Mahapatih menyatakan bahwa ia ingin
mengundurkan diri, dan menunjuk Gajah Mada sebagai penerusnya. Hal ini tidak
langsung disetujui oleh Gajah Mada sendiri, karena ia berpikir bahwa jasanya kepada
Majapahit belum cukup, dan demi hal itu ia berjanji untuk menghentikan terlebih
dahulu pemberontakan yang sedang terjadi yang didalangi oleh Keta dan Sadeng.
Benar saja, tak butuh waktu lama, Keta dan Sadeng langsung tunduk, membuat Gajah
Mada akhirnya diangkat sebagai Mahapatih secara resmi oleh Tribhuwana pada tahun
1334.
Mungkin salah satu hal yang paling bisa diingat tentang Gajah Mada dan
Majapahit adalah sumpah yang disuarakan olehnya yaitu sumpah Palapa. Sumpah ini
disuarakan oleh Gajah Mada pada saat ia diangkat menjadi Amangkubumi di tahun
1336. Isi dari sumpah tersebut adalah bagaimana Gajah Mada tidak akan mengecap
rempah sebelum Nusantara berhasil ditundukkan. Sumpah ini memiliki banyak
makna, dan arti sesungguhnya hanya Gajah Mada yang tahu. Beberapa orang
menganggap bahwa Gajah Mada tidak akan memperbolehkan makanannya diberikan
rempah apapun (pala apa = rempah apapun). Beberapa orang lain juga menganggap
sumpah ini berarti Gajah Mada tidak akan mencicipi kenikmatan dunia berbentuk
apapun sebelum ia berhasil menaklukkan seluruh daerah di kepulauan yang kelak
menjadi Indonesia tersebut.
Perjalanan hidup Gajah Mada mencapai puncaknya ketika ia berhasil memenuhi
sumpah Palapa yang bahkan diragukan oleh teman-teman dekat dari Gajah Mada
sendiri. Meski begitu, ia berhasil menepis ketidak percayaan orang-orang yang
menganggapnya terlalu ambisius dengan pertama menaklukkan Bedahlu di Bali dan
Lombok pada tahun 1343. Setelah mengurus kedua area baru itu, ia mengirim
pasukan laut ke arah barat untuk menyerang sisa-sisa kerajaan maritim Sriwijaya yang
ada di Palembang. Ia juga menempatkan Adityawarman yang saat itu merupakan
pangeran dari Majapahit untuk menjadi pemimpin daerah jajahan di Minangkabau,
Sumatra Barat. Penundukkan yang ia lakukan berlanjut hingga kesultanan pertama di
Asia Tenggara, yaitu Samudra Pasai. Gajah Mada juga berhasil menundukkan Bintan,
Tumasik (Singapura), Melayu, dan Kalimantan.

3. Reorientasi
Ketika Tribhuwana mengundurkan diri sebagai ratu, anaknya yang bernama
Hayam Wuruk naik tahta menjadi raja, dan Gajah Mada tetap ditunjuk sebagai
Amangkubumi. Di bawah pemerintahan raja yang baru, Gajah Mada berhasil
menundukkan Logajah, Seram, Gurun, Sasak, Buton, Hutankadali, Banggai, Kunir,
Salayar, Galiyan, Solor, Bima, Banda, Sumba, Dompo, Ambon, dan Timur. Dengan
begini, ia juga berhasil mencapai janjinya dan membentuk purwarupa daerah
Indonesia modern ditambah dengan Temasek (sekarang Singapura), Malaysia, Brunei,
Timor Timur, dan Filipina bagian selatan.

Kaidah Kebahasaan Teks: Patih Gajah Mada


1. Pronomina :
Hampir tidak ada yang diketahui tentang sejarah kisah hidup Gajah Mada
kecil, selain beberapa tulisan yang menceritakan bahwa ia merupakan anak
dari kalangan rakyat jelata.
Kata ganti ia merujuk pada Gajah Mada
Sumpah ini memiliki banyak makna, dan arti sesungguhnya hanya Gajah Mada
yang tahu.
Kata ganti ini merujuk pada sumpah palapa.
Perjalanan hidup Gajah Mada mencapai puncaknya ketika ia berhasil memenuhi
sumpah Palapa yang bahkan diragukan oleh teman-teman dekat dari Gajah Mada
sendiri.
Kata ganti ia merujuk pada Gajah Mada

2. Frasa adverbial :
Tepatnya tahun 1329, Arya Tadah yang masih duduk di posisi Mahapatih
menyatakan bahwa ia ingin mengundurkan diri, dan menunjuk Gajah Mada
sebagai penerusnya.
Benar saja, tak butuh waktu lama, Keta dan Sadeng langsung tunduk, membuat
Gajah Mada akhirnya diangkat sebagai Mahapatih secara resmi oleh Tribhuwana
pada tahun 1334.
Meski begitu, ia berhasil menepis ketidak percayaan orang-orang yang
menganggapnya terlalu ambisius dengan pertama menaklukkan Bedahlu di Bali
dan Lombok pada tahun 1343.

3. Verba material :
Tepatnya tahun 1329, Arya Tadah yang masih duduk di posisi Mahapatih
menyatakan bahwa ia ingin mengundurkan diri, dan menunjuk Gajah Mada
sebagai penerusnya.
Hal ini tidak langsung disetujui oleh Gajah Mada sendiri, karena ia berpikir bahwa
jasanya kepada Majapahit belum cukup, dan demi hal itu ia berjanji untuk
menghentikan terlebih dahulu pemberontakan yang sedang terjadi yang didalangi
oleh Keta dan Sadeng.
Setelah mengurus kedua area baru itu, ia mengirim pasukan laut ke arah barat
untuk menyerang sisa-sisa kerajaan maritim Sriwijaya yang ada di Palembang.
4. Konjungsi Temporal :
Perjalanan hidup Gajah Mada mencapai puncaknya ketika ia berhasil memenuhi
sumpah Palapa yang bahkan diragukan oleh teman-teman dekat dari Gajah Mada
sendiri.
Setelah mengurus kedua area baru itu, ia mengirim pasukan laut ke arah barat
untuk menyerang sisa-sisa kerajaan maritim Sriwijaya yang ada di Palembang.
Ia juga menempatkan Adityawarman yang saat itu merupakan pangeran dari
Majapahit untuk menjadi pemimpin daerah jajahan di Minangkabau, Sumatra
Barat.

Anda mungkin juga menyukai