A. Mengidentifikasi Alur Cerita, Babak Demi Babak, dan Konflik dalam Drama yang
Dibaca atau Ditonton
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1. memahami struktur drama yang dibaca atau ditonton;
2. mengidentifikasi unsur-unsur drama.
❏ Kesimpulan materi A:
Sebagaimana jenis teks lainnya, drama terdiri atas bagian-bagian
yang tersusun secara sistematis. Susunan bagian-bagian drama tersebut
sebenarnya merupakan salah unsur drama pula, yakni yang biasa disebut
dengan alur.
Seperti juga bentuk-bentuk sastra lainnya, sebuah cerita drama pun
harus bergerak dari suatu permulaan, melalui suatu bagian tengah, menuju
suatu akhir. Contohnya pada penggalan drama "Operasi Sukses".
Alur yang digunakan adalah alur maju. Tahap permulaan alur dijelaskan bahwa Otong sakit
sehingga Ayah, Ibu, serta Ucin ikut panik. Dalam keadaan itu Ucin mengusulkan untuk meminta
bantuan dokter. Cerita terus berkembang menuju alur pertengahan. Pada tahap ini, tokoh
dokter meneliti penyakit Otong yang dikatakannya gawat sehingga harus dilakukan operasi.
Otong menderita penyakit kencing batu. Ketika operasi hendak dilakukan, si dokter sudah siap
dengan peralatan operasi seperti dijelaskan dalam teks drama. Konflik pun mulai mereda saat
Otong bangkit dari tidurnya.
B. Mempertunjukkan Salah Satu Tokoh dalam Drama yang Dibaca atau Ditonton secara
Lisan
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1. menelaah bagian-bagian penting dalam naskah drama yang dibaca atau ditonton;
2. menampilkan satu tokoh dalam drama yang dibaca.
❏ Kesimpulan materi B:
Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain,
sifatnya bisa protagonis atau antagonis. Oleh karena itu, penting untuk kita mempertunjukkan
salah satu tokoh dalam drama untuk mengasah dan melatih kemampuan kita dalam bermain
atau melakonkan sebuah drama. Adapun contoh yang diambil disini adalah memerankan atau
menunjukkan tokoh "Penuntut Umum" dalam teks drama "Mahkamah"
Penuntut Umum: "Nyonya Murni, apakah Nyonya seorang yang dapat dipercaya? Ataukah
Nyonya berkata begitu hanya sekadar mimpi memamerkan kesetiaan pada suami yang
sebetulnya sama sekali tidak Nyonya miliki."
Pembela: Yang Mulia, saya keberatan terhadap ucapan saudara Penuntut Umum.Di sini yang
diadili adalah saudara Bahri bukan Nyonya Murni.
Penuntut Umum: Maaf, yang Mulia. Saudara Pembela terlalu terburu nafsu. Saya belum selesai
bicara. Saya tidak mengadili. Saya hanya membuat suatu simpulan.
Hakim Ketua: Teruskan saudara Penuntut Umum.
Penuntut Umum: Setelah saudara meninggal, berapa lama kemudian nyonya menikah dengan
saudara Bahri? (Murni diam sebentar)
Penuntut Umum: (mendesak) Ayolah, Nyonya Murni. Menurut keterangan yang kami peroleh
Nyonya sangat cinta pada saudara Anwar. Apa betul?
Murni: (mengangguk).
❏ Kesimpulan materi C:
Fitur-fitur kebahasaan pada drama memang memiliki banyak kesamaan dengan drama. Drama
pun menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilognya. Karena
melibatkan banyak pelaku (tokoh), kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka.
Selain itu, teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis).
Contoh: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti
menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan
oleh tokoh.
Contoh: merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan,
mengalami.
4. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat,
atau suasana. Kata-kata yang dimaksud, misalnya, rapi, bersih, baik, gagah, kuat.
❏ Kesimpulan materi D:
Pementasan drama berawal dari suatu naskah (skenario). Dialog dan tata laku yang
dipentaskan oleh para pemainnya, sesuai dengan cerita yang disusun sebelumnya oleh penulis
naskah. Ide penyusunannya bisa berdasarkan pemikiran sang penulis. Dapat pula ide itu
diambil dari cerpen, novel, dan karya-karya lainnya. Sebagaimana halnya percakapan sehari-
hari, dialog dalam teks drama sering kali menggunakan kosakata percakapan, seperti oh, ya,
aduh, sih, dong. Mungkin di dalamnya banyak ditemukan kata-kata yang tidak baku dan juga
tidak lepas dari kalimat-kalimat seru, suruhan, dan pertanyaan.
Teks drama juga memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
1. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis).
2. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan
oleh tokoh.
4. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat,
atau suasana.
❏ Kesimpulan materi E:
1. Ulasan selalu ditujukan pada isi buku bukan pada pandangan sendiri sehingga dalam
memberikan ulasan harus dibantu oleh kerangka isi buku.
2. Berikanlah ulasan pada setiap bagian penting isi buku secara proporsional.
3. Kemukakanlah ulasan minimal satu paragraf singkat pada setiap bagian buku (fiksi) atau
setiap bab buku nonfiksi (buku pengayaan) yang dianggap menarik.
4. Pada bagian akhir, sampaikanlah kesan kamu setelah membaca buku tersebut.