Anda di halaman 1dari 37

Belajar Bahasa Indonesia

Materi “Diskusi Kelompok Belajar Mengenali dan Membuat Drama”

Nama Kelompokmu :

Nama Anggota kelompok /no pelajar:

1
2
3
4
5
6

Kali ini kita akan belajar bagaimana caranya membuat sebuah teks drama dengan cara
membaca, mencermati dan mengidentifikasi unsur-unsur drama, kaidah kebahasaan dan
struktur teks drama.
STRUKTUR TEKS DRAMA

Sebagaimana jenis teks lainnya, drama terdiri atas bagian-bagian  yang tersusun secara
sistematis. Susunan bagian-bagian drama tersebut sebenarnya merupakan salah unsur drama
pula, yakni yang biasa disebut  dengan alur.
Seperti juga bentuk-bentuk sastra lainnya, sebuah cerita drama pun harus bergerak dari suatu
permulaan, melalui suatu bagian tengah, menuju suatu akhir. Ketiga bagian itu diapit oleh
dua bagian penting lainnya, yakni prolog dan epilog.

1. Prolog adalah kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang cerita, yang biasanya
disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu.
2. Epilog adalah kata-kata penutup yang berisi kesimpulan atapun amanat tentang isi
keseluruhan dialog. Bagian ini pun biasanya disampaikan oleh dalam atau tokoh tertentu.
Adapun ketiga bagian itu adanya dalam dialog, yang meliputi bagian orientasi, komplikasi,
dan resolusi (denouement). Bagian-bagian itu terbagi dalam babab-babak dan adegan-adegan.
Satu babak biasanya mewakili satu peristiwa besar dalam dialog yang ditandai oleh suatu
perubahan atau
perkembangan peristiwa yang dialami tokoh utamanya. Adapun adegan hanya melingkup
satu pilahan-pilahan dialog antara beberapa tokoh. 

1
a. Orientasi sesuatu cerita menentukan aksi dalam waktu dan tempat; memperkenalkan para
tokoh, menyatakan situasi sesuatu cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan
dalam bagian utama cerita tersebut, dan ada kalanya membayangkan resolusi yang akan
dibuat dalam cerita itu.
b. Komplikasi atau bagian tengah cerita, mengembangkan konflik. Sang pahlawan atau
pelaku utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, dia mengalami
aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk menanggulangi rintangan-rintangan ini.
c. Resolusi atau denouement hendaklah muncul secara logis dari apaapa yang
telah  mendahuluinya di dalam komplikasi. Titik batas yang memisahkan komplikasi dan
resolusi, biasanya disebut klimaks (turning point). Pada klimaks itulah terjadi perubahan
penting mengenai nasib sang tokoh. Kepuasan para penonton terhadap suatu cerita tergantung
pada sesuai-tidaknya perubahan itu dengan yang mereka harapkan. Pengarang dapat
mempergunakan teknik flashback atau sorot balik untuk memperkenalkan penonton dengan
masa lalu sang pahlawan, menjelaskan suatu situasi, atau untuk memberikan motivasi bagi
aksi-aksinya

Unsur-unsur drama
1. Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama
2. Alur yaitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga
babak terakhir
3. Tokoh drama atau pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh
utama atau peran utama disebut primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran
4. Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak protagonis adalah
watak (periku) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : penyabar, kasih
sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya.
Sedangkan watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan oleh tokoh
drama, contohnya : sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya
5. Latar atau setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita
drama
6. Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton.
Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh drama.

KAIDAH KEBAHASAAN TEKS DRAMA

2
Berikut ini adalah contoh kaidah kebahasaan dalam teks drama: 

1. Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Istilah khusus adalah istilah yang
digunakan untuk bidang tertentu dan pemakainnya hanya dipahami oleh orang berkecimpung
dalam bidang tersebut.
Contoh :
Istilah umum : film, ikan, bunga.
Istilah khusus : komedi, gurame, mawar.

2. Sinonim dan Antonim


(a) Sinonim adalah kata yang memiliki bentuk yang berbeda, tetapi memiliki arti atau
pengertian yang sama atau mirip. Contoh: "Obrolan orang itu mirip dengan dialog dalam film
Romeo dan Juliet."

(b) Antonim adalah kata yang artinya berlawanan satu dengan yang lain. Contoh: "besar atau
kecil bukanlah jaminan barang itu berharga atau tidak."

3. Verba / Kata Kerja


(a) Verba Aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau menunjukkan
tindakan atau perbuatan. Contoh: "Putra memelihara ikan gurame."

(b) Verba Pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran tindakan,
atau hasil. Contoh: "Film horor kini banyak disiarkan televisi indonesia."

4. Nomina
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat,
atau semua benda atau segala yang dibedakan.
Kata benda dibagi menjadi dua jenis, yaitu kata benda konkret seperti meja, buku, dan bola
serta kata benda abstrak, seperti pikiran dan angin.
Nomina juga dibedakan menjadi dua, yakni Nomina Dasar dan Nomina Turunan.
Contoh :
Nomina Dasar : Rumah | Jalan
3
Nomina Turunan : Perumahan | Jalanan
Imbuhan : Pe - an | -an

5. Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Contoh:
a. Kata ganti orang : saudara, bapak, ibu, nyonya, tuan, ia, dia
b. Kata ganti pemilik : ku-, mu-, -nya
c. Kata ganti petunjuk : ini, itu
d. Kata ganti penghubung : yang
e. Kata ganti tak tentu : siapa, barag siapa, sesuatu, masing-masing

6. Konjungsi
Konjungsi adalah kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi menghubungkan dua buah
klausa, kalimat, atau paragraf.
Konjungsi yang sering digunakan dalam ulasan film atau drama umumnya, berupa:
(a) Konjungsi Koordinatif. Contoh: dan, atau, tetapi
(b) Konjungsi Subordinatif. Contoh: jika, agar, meskipun, alih-alih, sebagai, sebab, karena,
maka, sesudah, sebelum, sementara
(c) Konjungsi Korelatif. Contoh: baik ... maupun ... | bukan ... melainkan ... | tidak hanya ...
tetapi ...
(d) Konjungsi AntarKalimat. Contoh: sebaliknya, di samping itu, selanjutnya

7. Preposisi
Preposis adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional.
Contoh : di, ke, dari, pada, daripada, dengan, secara, tanpa, bagi.

8. Artikel
Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina.
Contoh: si, sang

9. Kalimat Simpleks dan Kompleks


Kalimat Simpleks adalah kalimat yang memiliki suatu verba utama.
4
Contoh: "Sinetron pangeran banyak digemari kawula muda."

Kalimat Kompleks adalah kalimat yang memiliki dua verba utama atau lebih.
Contoh: "Sci-Fi adalah jenis film imajinasi pengetahuan yang dikembangkan untuk
mendapatkan dasar pembuatan alur film yang menitikberatkan pada penelitian dan penemuan
biologi."

5
NASKAH DRAMA 1

NASKAH DRAMA PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945

Berita Kekalahan Jepang

Walaupun peperangan di Eropa telah berakhir tetapi karena semangat juang tentara Jepang
masih tinggi mengakibatkan Perang Pasifik terus berlangsug.walaupun kota-kota penting di
Jepang telah mengalami serangan bom dari Sekutu tetapi keadaan ini tidak menyebabkan
tentara Jepang menyerah.Karena tidak sabar akhirnya pada tanggal 6 dan 9 agustus 1945
Jepang dijatuhi bom atom oleh Sekutu.Dan akhirnya dalam Perang Asia Timur Raya(Perang
Dai Toa)Jepang mengalami kekalahan besar.Kaisar Hiroto pun dengan terpaksa mengakui
kekalahannya pada tanggal 14 Agustus 1945.Berita tersebut lalu tersebar ke seluruh dunia
dan berhasil diketahui oleh pemuda, dan pemuda yang pertama kali mengetahuinya adalah
Sutan Syarir pada sore harinya.
Lalu pada sore itu juga Sutan Syahrir pergi untuk menemui Bung Hatta.

Sutan Syahrir :”Selamat sore…”


Bung Hatta :”Ya…selamat sore, ada keperluan apakah kiranya anda Datang kemari Bung
Sutan…?”
Sutan Syahrir :”Saya hanya ingin memberitahukan bahwa saya telah mendengar berita
kekalahan Jepang dari Sekutu.”
Bung Hatta :”Bagaimana anda bisa mengetahui hal itu?Bukankah sudah semua stasiun
radio milik kita di oleh tentara Jepang?”
Sutan Syahrir :”Memang semua Radio milik kita sudah di segel.Tapi, kami mendengar berita
ini dari radio gelap yang kami buat sendiri, bahkan kami selama ini mengamati jalannya
perang secara sembunyi. Bagaimana pendapat anda?”
Bung Hatta :”Ini adalah berita yang sangat baik”
Sutan Syahrir :”Oh ya…bagaimana kalau kita memanfaatkan kesempatan ini untuk
memproklamasikan kemerdekaan. Dan saya ada bagaimana kalau pernyataan kemerdekaan
tidak dilakukan oleh PPKI.”
Bung Hatta :”Memangnya kenapa?”
Sutan Syahrir :”Karena saya khawatir bahwa kemerdekaan ini dicap Sekutu buatan Jepang.”

6
Bung Hatta :”Tapi saya tidak bisa memutuskannya sendiri bagaimana jika sekarang
menemui Bung Karno?”
Sutan Syahrir :”Baiklah kalau begitu.”
Akhirnya mereka menemui Bung Karno yang saat itu menjabat sebagai ketua PPKI. Bung
Hatta :”Permisi, selamat sore…”
Bung Karno :”Ya, selamat sore ada perlu apa ya?”
Bung Hatta :”Apakah Bung sudah tahu tentang berita kekalahan Jepang?” Bung Karno
:”Ya…tapi saya belum yakin sepenuhnya tentang berita tersebut.”
Sutan Syahrir :”Bung apakah kita bisa memproklamasikan kemerdekaan tanpa campur
tangan PPKI?”
Bung Karno :”Saya rasa tidak mungkin.Dan saya pun tidak bisa Memutuskanya sendiri.”
Pada hari berikutnya Bung Karno dan Bung Hatta didampingi oleh Ahmad Soebardjo pergi
ke kantor pemerintah Jepang (Gunseikanbu) untuk mencari Informasi. Usaha itu gagal karena
semua pejabat dipanggil ke Markas Besar angkatan perang(Gunsereibu),kemudian mereka
bertiga pergi ke rumah Laksamana Maeda yaitu kepala perwakilan angkatan laut Jepang di
Jakarta.

Bung Hatta :”Permisi tuan apakah benar Jepang sudah sudah kalah dan menyerah kepada
Sekutu?” Laksamana Maeda:”Saya bisa mengakui berita tersebut apabila sudah ada perintah
dari Tokyo.”
Sejak pertemuan itu, Bung Karno dan Bung Hatta yakin bahwa Jepang telah menyerah. Bung
Hatta
mengusulkan agar PPKI bersidang tanggal 16-23 Agustus 1945 di kantor “Cuo Sangi In” di
jalan Pejabon Jakarta.
Malam harinya utusan pemuda yaitu Wikana dan Darwis menemui Bung Karno di rumahnya.

Wikana & Darwis :”Bung malam ini kita harus kobarkan revolusi. Dan bagaimana
dengan proklamasi kemerdekaan kita?”
Bung Karno :”Kemerdekaan itu pasti dilakukan tapi kita harus menunggu karena persiapan
nya hampir selasai.”
Sementara itu Bung Hatta, Ahmad Soebardjo & Dr.Buntaran Muatmodjo tiba di ruamh Bung
Karno

7
Bung Hatta :”Saya mengetahui berita tentang pengerahan tentara Jepang dan saya
mengusulkan untuk supaya kita menunggu sikap Jepang terhadap kemerdekaan yang
dijanjikan oleh mereka.”

Jawaban tersebut membuat para pemuda tidak puas.

Wikana :”Kita tidak ingin mengancammu Bung! Sekarang revolusi ada ditangan kami.
kalau Bung tidak revolusi malam ini, baiklah. Akan tetapi para pemuda akan tidak menjamin
keamanan, jika proklamasi diumumkan.Kami para pemuda akan bertindak dan menunjukan
kesanggupan kami untuk melaksanakan kehendak itu. Pemuda akan melaksanakan revolusi
dan darah akan mengalir.”
Bung Karno :”Jangan aku diancam!Jangan aku diperintah!Engkau harus mengerjakan apa
yang ku inginkan!Pantang bagiku untuk dipaksa menurut kemauanmu.”
Wikana :”Ini leherku mana masamu?Engkau bleh penggal kepalaku,engkau
bisamembunuhku tapi
jangan dikira aku dapat dipaksa. Untuk mengadakanpertumpahan darah yang sia-sia karena
hendak menjalankan sesuatu menurut kemauan. Saya akan bicarakan dulu dengan teman-
teman yang lainnya.”

Saat suasana yang tegang tersebut Bung Hatta mengajak berunding keempat tokoh tersebut.
Setelah berunding mereka sepakat jika para pemuda ingin memproklamasikan kemerdekaan
malam itu itu juga, para pemuda dipersilahkan untuk mencari pemimpin yang lain.

Darwis :”Baiklah kalau itu mau Bung berdua. Kami tidak ingin menanggung jika sesuatu
besok terjadi apabila besok proklamasi belum diumumkan. Kami akan bertindak sesuai apa
yang Bung- Bung kehendaki.”

Kemudian para pemuda mengadakan rapat dibelakang gedung Bakteorologi dan memutuskan
untuk mengamankan Bung Karno sekeluarga & Bung Hatta ke Rengasdengklok.Karena
tempat itu terpencil dan jauh dari lalu lintas utama.
Lalu pada subuh 16 Agustus Bung Karno,Ibu fatmawati,Guntur(anak Bung Karno) & Bung
Hatta dibawa ke Rengasdengklok.Dan hilangnya kedua pemimpin PPKI tersebut
mengejutkan A.subardjo. Karena merasa khawatir kepada kedua pemimpinnya ia mencari
informasi.Akhirnya ia mengetahui bahwa Bung Karno_Bung Hatta berada diluar kota yaitu di
8
Rengasdengklok.Ia segera meminta kepadaPeminpin Peta & Pejuang Pemuda tersebut untuk
mengantarnya ke rengasdengklok.

A. Soebardjo :”Bisakah anda berdua mengantarkan saya menemui Bung Karno & Bung
Hatta?” Pimpinan Peta :”Apa yang akan kami terima untuk itu?”
A.Soebardjo :”Saya akan menjamin proklamasi akan diumumkan besok 17 agustus 1945.”
Pemuda Pejuang :”Ya…saya akan menjaminnya.”
Pimpinan Peta :”Baiklah saya akan mengantar anda.”

Pada senja 16 Agustus 1945 ia berhasil menemui Bung Karno & Bung Hatta.

Bung Karno :”Ada apa anda kesini?”


A. Soebardjo :”Bung, sekarang Jepang sudah menyerah secara resmi.” Bung Hatta
:”Mengapa demikian?”
A.Soebardjo :”Karena anda berdua sebagai wakil dan ketua tidak hadir dalam rapat
tersebut.”

Akhirnya mereka sepakat untuk kembali ke Jakarta malam itu juga.Dan malam itu juga
mareka mengumpulkan anggota PPKI dan pemimpin kelompok pemuda untuk membicarakan
persiapan proklamasi.Mereka melakukan pembicaraan di kediaman Laksamana Maeda.
Menjelang dini hari 3 orang Pemimpin PPKI merumuskan Teks Proklamasi di meja makan.

Bung Hatta :”Bagaimana kalau proklamasi kita buat singkat saja?” A.Soebardjo
:”Saya setuju dengan usulan Bug Hatta.”
Bung Karno :”Bung Ahmad apakah anda masih ingat yang terdapat pada Piagam Jakarta,
yaitu bab Pembukaan rumusan UUD 1945?”
A.Sobardjo :”Saya masih ingat tapi tidak seluruhnya kira-kira seperti ini’Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia’.”
Bung Karno :”Baiklah diputuskan bahwa itu adalah kalimat pertamanya .”
Bung Hatta :”Menurut saya pernyataan itu tidak cukup untuk menentukan nasib sendiri,
saya menganggap perlu adanya pernyataan yang menggambarkan dilaksanakannya
kemerdekaan Indonesia. Bagaimana kalau kalimat kedua dari proklamasi yaitu: ‘hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dll., diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam
tempo yang sesingkat- singkatnya.”
9
Bung Karno :”Baiklah sudah diputuskan kalau begitu.”

Selesai menyusun, ketiga tokoh itu menuju serambi depan untuk menemui para hadirin yang
ada.saat itu waktu sudah menunjukan pukul 04.00 pagi.Lalu ia membacakan hasil rumusan
teks proklamasi yang saat itu msih berupa konsep.

Bung Karno :”Apakah kalian setuju terhadap konsep rumusan ini?” Para hadirin
:”Setuju…”
Bung Karno :”Sayuti tolong ketikan teks proklamasi ini menurut naskah yang
menggunakantulisan tangan saya ini.
Bung Karno :”Marilah, Saudara-saudara, naskah proklamasi ini kita tanda tangani bersama-
sama.” Bung Hatta :”Ya…seperti “Declaration of Independence” yang dimiliki oleh
Amerika.”
Sukarni :”Tapi ini Indonesia Bung bkannya Amerika. Bagaimana kalau dua orang saja
tapi atas nama Indonesia, yaitu Bung Karno dan Bung Hatta.”
Para hadirin :”Baiklah…usulan yang bagus. Kami semua setuju.” Bung Hatta :”Lalu
dimanakah tempat pelaksanaan proklamasi?” Sukarni :”Bagaimana kalau di
lapanga IKADA?”
Bung Karno :”Saya keberatan karena ada kemungkinan akan munculnya gangguan
dari Jepang.Bagaimaan kalau di halaman rumah saya pada pukul 10.00 pagi.
Para hadirin :”Setuju.”
Bung Hatta :”B.M Diah tolong perbanyak teks terseut dan sebarkankeselurh Indonesia.”

Pada hari Jum’at17 Agstus 1945, rakyat berbondong-bondong menuju lapangan


IKADA.Namun tak sedikit yang berbaklik menuju kediaman Bung Karno.Bendera telah
dijahit oleh Ibu Fatmawati,tiang bendera yang berasal dari bambu yang tumbuh dibelakang
rumah Bung Karno,Mikrofon yang hanya satu-satunya.Lalu selain hadirin yang dating
semalam juga telah hadir tokoh lain seperti: Dr.Bintaran Marto Atmodjo,KI Hajar
Dewantara,Otto Iskandar Dinata, KH.Mas Mansyur dan yang lainnya pun telah hadir.Tepat
pukul 10.00 WIB,Bung Karno & Bung Hatta melaksanakan cita-cita perjuangan
kemerdekaan.Dengan suara jelas, Bung Karno membaca teks dengan didahului denga suatu
pidato yaitu:

“saudara-Saudara Sekalian”
10
Saya telah meminta saudara-saudara sekalian hadir disini untuk menyaksikan suatu peristiwa
penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk
kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun!Gelombangnya aksi kita untuk
mencapai kemerdekaan kita itu ada naik dan ada turunnya, tetapi kita tetap menuju kea rah
cita-cita kita. Juga didalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional
tidak berhenti-henti. Didalam jaman Jepang, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada
mereka. Tetapi pada hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri, tetap kita percaya
kepada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa
dan nasib tanah air kita didalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil
nasib dalam tanga nnya sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami tadi malam
telah mengadakan musywarah dengan pemuda - pemuda rakyat Indonesia.Permusyawaratan
itu seia-sekata berpendapat bahwa sekaranglah saat datingnya untuk menyatakan
kemerdekaan kita.

Saudara-saudara! Dengan ini kami menyatakan kebilatan tekad itu. Denagrlah proklamasi
kita:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama
dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia.

(tanda tangan Soekarno) Soekarno/Hatta


Demikianlah, saudara-saudara!

Kita sekarang telah merdeka! Tidak ada satupun ikatan lagi yang mengikat tanah air
kita.Mulai saat ini kita menyusun Negara kita. Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia,
merdeka kekal dan abadi.Insya Allah, Tuhan akan memberkati kemerdekaan itu.”

Setelah upacara selesai sebagian hadirin pulang, lalu sepasukan Jepang datang lalu berdialog
dengan Bung Karo.

11
Gunseikan :”Kami diutus olehgunseikan untuk dating kemari.Apakakah yang tuan lakukan
Soekarno San?” Bung Karno :”Memproklamirkan kemerdekaan kami.”
Gunseikan :”Tuan tidak boleh melakukannya.Perintah dari pihak Sekutu kepada kamisupaya
meneruskan roda pemerintahan sampai mereka dating.Dan Gunseikan meminta disampaikan
tentang larangan keras untuk menyatakan kemerdekaan.
Bung Karno :”Tapi pernyataan itu sudah diucapkan. Saya bau saja mengucapkannya.
Gunseikan :”Sudahkah?”
Bung Karno :”Ya…sudah!”

Saat itu utusan Gunseikan itu marah dan ingin menampar Bung Karno ,tapi ia langsung
mengurungkan niatnya karena pasukan keamanan Indonesia telah siap membela.
Penyebaran berita itu pun tak dapat dibendung lagi dibawah pimpinan Adam Malik para
karyawan Kantor
berita Domei mereka menyiarkan proklamasi keseluruh Indonesia, bahkan keseluruh dunia
melalui siaran radio gelombang pendek.

12
Setelah membaca teks drama diatas dengan teman satu kelompok, atau memperagakannya
dengan sederhana, Jawablah pertanyaan berikut bersama teman satu kelompok, berdiskusilah
dan temukan jawaban yang menurut kalian benar

1. Jelaskan struktur teks drama diatas bersma teman satu kelompok. Tunjukan bagian-
bagiannya secara terperinci, buatlah tabel seperti dibawah ini dan isilah lengkap
dengan penjelasan ?!

No Struktur Teks Drama Kutipan Teks dan Penjelasan


1 Prolog
2 Orientasi
3 Komplikasi
4 Resolusi
5 Epilog

2. Setelah membaca teks naskah drama diatas, simpulkan pula apa saja unsur teks drama
bersadarkan daya tariknya, buatlah tabel seperti dibawah ini dan isilah lengkap
dengan penjelasan?!

No Unsur Drama Penjelasan


1 Tema
2 Amanat
3 Alur
4 Watak / Penokohan
5 Dialog
6 Latar
7 Bahasa

3. Cermatilah pula kaidah dan fitur kebahasaan yang terdapat dalam naskah drama
diatas, buatlah tabel seperti dibawah ini dan isilah lengkap dengan penjelasan?!

No Unsur Drama Ada/Tida Kutipan / Penjelasan


k
1 Kalimat Langsung
2 Kata Ganti
3 Kata Tidak Baku
4 Kosakata Percakapan
5 Kata Kerja
6 Kata Sifat
7 Kalimat Seru
8 Kalimat Perintah
9 Kalimat Tanya

13
NASKAH DRAMA 2
BADAI SEPANJANG MALAM Karya MAX ARIFIN

Para Pelaku:
1.Jamil, seorang guru SD di Klaulan,Lombok Selatan,berumur 24 tahun 2.Saenah,istri Jamil
berusia 23 tahun
3.Kepala Desa,suara pada flashback

Setting :
Ruangan depan sebuah rumah desa pada malam hari.Di dinding ada lampu minyak
menyala.Ada sebuah meja tulis tua. Diatasnya ada beberapa buku
besar.Kursi tamu dari rotan sudah agak tua.Dekat dinding ada balai balai .Sebuah radio
transistor juga nampak di atas meja.

Suara :
Suara jangkerik.suara burung malam.gonggongan anjing di kejauhan.Suara Adzan subuh.

Musik:
Sayup sayup terdengar lagu Asmaradahana,lewat suara sendu seruling

Note:
Kedua suami istri memperlihatkan pola kehidupan kota.dengan kata lain,mereka berdua
memang berasal dari kota.tampak pada cara dan bahan pakaian yang mereka kenakan pada
malam hari itu.mereka juga memperlihatkan sebagai orang yang baik baik.hanya idelisme
yang menyala nyala yang menyebabkan mereka berada di desa terpencil itu.

01. Begitu layar tersingkap, nampak jamil sedang asyik membaca.Kaki nya ditelusurkan
ke atas kursi di depannya.Sekali sekali ia memijit mijit keningnya dan membaca
lagi.Kemudian ia mengangkat mukanya,memandang jauh ke depan,merenung dan kembali
lagi pada bacaannya.Di kejauhan terdengar salak anjing melengking sedih.Jangkerik juga
menghiasi suasana malam itu. Di kejauhan terdengar seruling pilu membawakan
Asmaradahana.
14
Jamil menyambar rokok di atas meja dan menyulutnya.Asap berekepul ke atas.Pada saat itu
istrinya muncul dari balik pintu kamar.

02. Saenah :
Kau belum tidur juga?kukira sudah larut malam.Beristirahatlah,besok kan hari kerja?

03. Jamil:
Sebentar,Saenah.Seluruh tubuhku memang sudah lelah,tapi pikiranku masih saja
mengambang ke sana kemari.Biasa, kan aku begini malam malam.

04. saenah:
Baiklah.tapi apa boleh akuketahui apa yang kaupikirkan malam ini?

05. jamil:
Semuanya,semua apa yang kupikirkan selama ini sudah kurekam dalam buku
harianku,Saenah.Perjalanan hidup seorang guru muda-yang ditempatkan di suatu desa
terpencil-seperti Klulan ini kini merupakan lembaran lembaran terbuka bagi semua orang.

06. Saenah:
Kenapa kini baru kau beritahukan hal itu padaku?Kau seakan akan menyimpan suatu
rahasia.Atau memang rahasia?

07. Jamil:
Sama sekali bukan rahasia ,sayangku! Malam malam di tempat terpencil seakan memanggil
aku untuk diajak merenungkan sesuatu.Dan jika aku tak bisa memenuhi ajakannya aku akan
mengalami semacam frustasi.Memang pernah sekali,suatu malam yang mencekam,ketika aku
sudah tidur dengan nyenyak,aku tiba pada suatu persimpangan jalan di mana aku tidak boleh
memilih.Pasrah saja.Apa yang bisa kaulakukan di tempat yang sesunyi ini?[Dia menyambar
buku hariannya yang terletak di atas meja dan membalik balikkannya] Coba kaubaca
catatanku tertanggal…[sambil masih membolak balik]..ini tanggal 2 oktober 1977.

08. Saenah:

15
[Membaca] “Sudah setahun aku bertugas di Klaulan.Suatu tempat yang terpacak tegak seperti
karang di tengah lautan,sejak desa ini tertera dalam peta bumi.Dari jauh dia angker,tidak
bersahabat:panas dan debu melecut tubuh.Ia kering kerontang,gersang.Apakah aku akan
menjadi bagian dari alam yang tidak bersahabat ini?Menjadi penonton yang diombangkan
ambingkan oleh…barang tontonannya.Setahun telah lewat dan selama itu manusia ditelan
oleh alam”.[Pause dan Saenah mengeluh;memandang sesaat pada Jamil sebelum membaca
lagi].”Aku belum menemukan kejantanan di sini.Orang orang seperti sulit berbicara tentang
hubungan dirinya dengan alam.Sampai di mana kebisuan ini bisa diderita?Dan apakah akan
diteruskan oleh generasi generasi yang setiap pagi kuhadapai?Apakah di sini tidak dapat
dikatakan adanya kekejaman.”[Saenah berhenti membaca dan langsung menatap pada Jamil]

09. Jamil:
Kenapa kau berhenti?jangan tatap aku seperti itu,Saenah.

10. Saenah:
Apakah tulisan ini tidak keterlaluan?Bisakah ditemukan kejujuran di dalamnya?

11. Jamil:
Kejujuran kupertaruhkan di dalamnya,Saenah.Aku bisa mengatakan,kita kadang-kadang
dihinggapi oleh sikap sikap munafik dalam suatu pergaulan hidup.Ada ikatan ikatan yang
mengharuskan kita berkata “Ya!” terhadap apa pun,sekalipun dalam hati kecil kita
berkata”Tidak”.Kejujuranku mendorong aku berkata,”Tidak”,karena aku melatih diri menjadi
orang yang setia kepada nuraninya.Aku juga tahu, masa kini yang dicari adalah orang orang
yang mau berkata”Ya”.Yang berkata “Tidak” akan disisihkan.[Pause] Memang
sulit,Saenah.Tapi itulah hidup yang sebenarnya terjadi.Kecuali kalau kita mau melihat hidup
ini indah di luar,bobrok di dalam.Itulah masalahnya.[Pause.Suasana itu menjadi hening
sekali.Di kejauhan terdengar salak anjing berkepanjangan]

12. Saenah:
Aku tidak berpikir sampai ke sana. Pikiranku sederhana saja.kau masih ingat tentunya,ketika
kita pertama kali tiba di sini,ya setahun yang lalu.Tekadmu untuk berdiri di depan
kelas,mengajar generasi muda itu agar menjadi pandai.Idealismemu menyala nyala.Waktu itu
16
kita disambut oleh Kepala Desa dengan pidato selamat datangnya.[S aenah lari masuk.Jamil
terkejut.tetapi sekejap mata Saenah muncul sambil membawa tape recorder!] Ini putarlah tape
ini.Kaurekam peristiwa itu.[Saenah memutar tape itu,kemudian terdengarlah suara Kepala
Desa]’…Kami ucapkan selamat datang kepada Saudara Jamil dan istri.Inilah tempat
kami.Kami harap saudara betah menjadi guru di sini.Untuk tempat saudara berlindung dari
panas dan angin,kami telah menyediakan pondok yang barangkali tidak terlalu baik bagi
saudara.Dan apabila Anda memandang bangunan SD yang cuma tiga kelas itu.Dindingnya
telah robek,daun pintunya telah copot,lemari lemari sudah reyot,lonceng sekolah bekas pacul
tua yang telah tak terpakai lagi.Semunya,semuanya menjadi tantangan bagi kita
bersama.Selain itu,kami perkenalkan dua orang guru lainnya yang sudah lima tahun bekerja
di sini.Yang ini adalah Saudara Sahli,sedang yang berkaca mata itu adalah Saudara
Hasan.Kedatangan Saudara ini akan memperkuat tekad kami untuk membina generasi muda
di sini.Harapan seperti ini menjadi harapan Saudara Sahli dan Saudara Hasan
tentunya.”[Saenah mematikan tape.Pause,agak lama.Jamil menunduk,sedang Saenah
memandang pada Jamil.Pelan pelan Jamil mengangkat mukanya.Mereka berpandangan]

13. Saenah:
Semua bicara baik-baik saja waktu itu dan semuanya berjalan wajar.

14. Jamil:
Apakah ada yang tidak wajar pada diriku sekarang ini ?

15. Saenah:
Kini aku yang bertanya:jujurkah pada nuranimu sendiri?Penilaian terakhir ada pada
hatimu.dan mampukah kau membuat semacam pengadilan yang tidak memihak kepada
nuranimu sendiri?Karena bukan mustahil sikap keras kepala yang berdiri di belakang
semuanya itu.Terus terang dari hari ke hari kita seperti terdesak dalam masyarakat yang kecil
ini.

16. Jamil:
Apakah masih harus kukatakan bahwa aku telah berusaha berbuat jujur dalam semua
tindakanku?Kau menyalahkan aku karena aku terlalu banyak bilang”Tidak” dalam setiap
dialog dengan sekitarku.Tapi itulah hatiku yang ikhlas untuk ikut gerak langkah
17
masyarakatku.Tidak,Saenah.Mental masyarakat seperti katamu itu tidak terbatas di desa saja,
tapi juga berada di kota

17. Saenah:
Kau tidak memahami masyarakatmu.

18. Jamil:
Masyarakat itulah yang tidak memahami aku.

19. saenah:
siapa yang salah dalam hal ini.

20. Jamil:
Masyarakat.

21. Saenah:
Yang menang ?

22. Jamil:
Aku

23. Saenah:
Lalu ?

24. Jamil:
Aku mau pindah dari sini.[Pause. Lama sekali mereka berpandangan.].

25. Saenah:
[Dengan suara rendah]Aku kira itu bukan suatu penyelesaian.

26. Jamil:
[Keras] Sementara memang itulah penyelesaiannya.

27. Saenah:
18
[Keras]Tidak! Mesti ada sesuatu yang hilang antara kau dengan masyarakatmu.Selama ini
kau membanggakan dirimu sebagai seorang idealis.Idealis sejati,malah.Apalah arti kata itu
bila kau sendiri tidak bisa dan tidak mampu bergaul akrab dengan masyarakatmu.[Pause]

[Lemah diucapkan]Aku terkenang masa itu,ketika kau membujuk aku agar aku mu datang
kemari[Flashback dengan mengubah warn cahaya pelan pelan.Memakai potentiometer.Bisa
hijau muda atau warna lainnya yang agak kontras dengan warna semula.Musik sendu
mengalun]

28. Jamil:
Aku mau hidup jauh dari kebisingan,Saenah.Aku tertarik dengan kehidupan sunyi di
desa,dengan penduduknya yang polos dan sederhana.Di sana aku ingin melihat manusia
seutuhnya.Manusia yang belum dipoles sikap sikap munafik dan pulasan belaka.Aku harap
kau menyambut keinginanku ini dengan gembira,dan kita bersama sama kesana.Di sana
tenagaku lebih diperlukan dari pada di kota.Dan tentu banyak yang dapat aku lakukan.

29. Saenah:
Sudah kaupikirkan baik baik? Perjuangan di sana berarti di luar jangkauan perhatian.

30. Jamil:
Aku bukan orang yang membutuhkan perhatian dan publikasi.Kepergianku ke sana bukan
dengan harapan untuk menjadi guru teladan.Coba bayangkan,siapa pejabat yang bisa
memikirkan kesulitan seorang guru yang bertugas di Sembalun,umpamanya?Betul mereka
menerima gaji tiap bulan.Tapi dari hari ke hari dicekam kesunyian,dengan senyum secercah
terbayang di bibirnya bila menghadapi anak bangsanya.dengan alat alat serba kurang
mungkin kehabisan kapur,namun hatinya tetap di sana.Aku bukan orang yang membutuhkan
publikasi,tapi ukuran ukuran dan nilai nilai seorang guru di desa perlu direnungkan
kembali.Ini bukan ilusi atau igauan di malam sepi,Saenah.Sedang teman teman di kota
mempunyai kesempatan untuk hal hal yang sebaliknya dari kita ini.Itulah yang mendorong
aku,mendorong hatiku untuk melamar bertugas di desa ini.

31. Saenah:

19
Baiklah, Sayang.Ketika aku melangkahkan kaki memasuki gerbang perkawinan kita,aku
sudah tahu macam suami yang kupilih itu.Aku bersedia mendampingimu.Aku tahu,apa tugas
utamaku disamping sebagai seorang ibu rumah tangga.Yaitu menghayati tugas suami dan
menjadi pendorong utama karirnya.Aku bersedia meninggalkan kota yang ramai dan aku
sudah siap mental menghadapi kesunyian dan kesepian macam apa pun.Kau tak perlu sangsi.
[Pause senbentar.Pelan pelan lampu kembali pada cahaya semula]

32. Saenah:
Kini aku menjadi sangsi terhadap dirimu.Mana idealisme yang dulu itu? Tengoklah ke
kanan.apakah jejeran buku-buku itu belum bisa memberikan jawaban pada keadaan yang
kauhadapi sekarang?Di sana ada jawaban yang diberikan oleh Leon Iris,Erich
Fromm,Emerson atau Alvin Toffler.Ya,malam malam aku sering melihat kau membuka-buka
buku-buku Erich Fromm yang berjudul The Sane Society atau Future Shock nya Alvin
Toffler itu.

33. Jamil:
Apa yang kau kauketahui tentang Eric Fromm dengan bukunya itu? Atau Toffler?

34. Saenah:
Tidak banyak.Tapi yang kuketahui ada orang-orang yang mencari kekuatan pada buku-
bukunya.Dan dia tidak akan mundur walau kehidupan pahit macam apa pun dosodorkan
kepadanya.karena ia mempunyaai integritas diri lebih tinggi dri orang-orang yng
menyebabkan kepahitan hidupnya.apakah kau menyerah dalam hal ini?Ketika kau
melangkahkan kakimu memasuki desa ini terlalu bnyak yang akan kausumbngkan
padanya,ini harsus kauakui.Tapi kini-akuilah-kau menganggap desa ini terlalu banyak
meminta dirimu.Inilah resiko hidup di desa.Seluruh aspek kehidupan kita disorot.Smpai
sampai soal pribadi kita dijadikan ukuran mampu tidaknya kita bertugas.Dan aku tahu hal
itu.Karena aku kenal kau.[Suasana menjadi hening sekali.Pause]
Aku sama sekali tak menyalahkan kau.malah dim diam menghargai kau, dan hal itu sudah
sepantasnya.Aku tidak ingin kau tenggelam begitu saja dalam suatu msyarakat atau dalam
suatu sistem yang jelek namun telah membudaya dalam masyarakat itu.Di mana pun kau
berda.juga sekiranya kau bekerja di kantor.Kau pernah dengan penuh semangat menceritakan
bagaimana novel karya Leon Uris yang berjudul QB VII.Di

20
sana Uris menulis,katamu bahwa seorang manusia harus sadar kemanusiaannya dan berdiri
tegak antara batas kegilaan lingkungannya dan kekuatan moral yang seharusnya menjadi
pendukungnya.Betapapun kecil kekuatan itu.Di sanalah manusia itu diuji.Ini bukan
kuliah.Aku tak menyetujui bila kau bicara soal kalah menang dalam hal ini.Tidak ada yang
kalah dan tidak ada yang menang.Dialog yang masih kurang.

34. Jamil:
Aku mungkin mulai menyadari apa benda yang hilang yang kaukatakan tadi.generasi
sekarang mengalami kesulitan dalam masalah hubungan.Hubungan antar sesama
manusia.Mereka mengalami apa yang disebut kegaguan intelektual.kita makin cemas,kita
seakan akan mengalami kemiskinan artikulasi.Disementara sekolah di banyak sekolah
malah,mengarang pun bukanlah menjadi pelajaran utama lagi,sementara makin banyak
gagasan yang harus diberitahukan ke segala sudut.Pertukaran pikiran makin dibutuhkan.

35. Saenah:
Ya,seperti pertukaran pikiran malam ini.Kita harus yakin akan manfaat pertukaran .Ada
gejala dalam masyarakat di mana orang kuat dan berkuasa segan bertukar pikiran.Untuk
apa ,kata mereka.Kan aku berkuasa.

36. Jamil;
Padahal nasib suatu masyarakat tergantung pada hal-hal itu.Dan kita jangan melupakan
kenyataan bahwa masyarakat itu bukan saja berada dalam konflik dengan orang-orang yang
mempunyai sikap yang tidak sosial tetapi sering pula konflik dengan sifat sifat manusia yang
paling dibutuhkan,yang justru ditekan oleh masyarakat itu sendiri.

37. Saenah:
Itu kan Erich Fromm yang bilang.

38. Jamil:
Memang aku mengutip dia.[Dari kejauhan terdengar suara bedug subuh kemudian adzan]

39. Saenah:
21
Aduh,kiranya sudah subuh.Pagi ini anak-anak menunggumu,generasi muda yang sangat
membutuhkan kau.

40. Jamil:
Aku akan tetap berada di desa ini,sayangku.

41. Saenah:
Aku akan tetap bersamamu.Yakinlah.[Jamil menuntun istrinya ke kamar tidur.Musik
melengking keras lalu pelan pelan,sendu dan akhirnya berhenti].

22
Setelah membaca teks drama diatas dengan teman satu kelompok, atau memperagakannya
dengan sederhana, Jawablah pertanyaan berikut bersama teman satu kelompok, berdiskusilah
dan temukan jawaban yang menurut kalian benar

4. Jelaskan struktur teks drama diatas bersma teman satu kelompok. Tunjukan bagian-
bagiannya secara terperinci, buatlah tabel seperti dibawah ini dan isilah lengkap
dengan penjelasan ?!

No Struktur Teks Drama Kutipan Teks dan Penjelasan


1 Prolog
2 Orientasi
3 Komplikasi
4 Resolusi
5 Epilog

5. Setelah membaca teks naskah drama diatas, simpulkan pula apa saja unsur teks drama
bersadarkan daya tariknya, buatlah tabel seperti dibawah ini dan isilah lengkap
dengan penjelasan?!

No Unsur Drama Penjelasan


1 Tema
2 Amanat
3 Alur
4 Watak / Penokohan
5 Dialog
6 Latar
7 Bahasa

6. Cermatilah pula kaidah dan fitur kebahasaan yang terdapat dalam naskah drama
diatas, buatlah tabel seperti dibawah ini dan isilah lengkap dengan penjelasan?!

No Unsur Drama Ada/Tida Kutipan / Penjelasan


k
1 Kalimat Langsung
2 Kata Ganti
3 Kata Tidak Baku
4 Kosakata Percakapan
5 Kata Kerja
6 Kata Sifat
7 Kalimat Seru
8 Kalimat Perintah
9 Kalimat Tanya

23
NASKAH DRAMA 3
Naskah Drama: Ranjau Paku "Sebuah Cerita tentang Nilai Kehidupan"
8 Mei 2012 Muhammad Sabiq

“RANJAU PAKU”

Stage 1

Hakikatnya manusia tak mengenal kata berhenti untuk mewujudkan segala impian mereka,
memuaskan segala keinginan dengan berbagai cara dan memenuhi segala kebutuhannya.
Inilah yang terjadi ketika Pak Parno, seorang penambal ban dari keluarga kelas bawah di
pinggiran Kota Jakarta menjadi frustasi karena himpitan ekonomi, rengekan Marni, isterinya
belum lagi tunggakan SPP Ngadiono, anaknya. Ia merasa sangat miskin hingga nafsu untuk
segera kaya raya menutupi hati dan akal sehatnya. Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Langsung saja ke TKP! (Lampu mati)

Pak Parno: Hmm hari minggu yang hampa. Bu ohIbuu.. bikin Teh donk bu. Bapak haus!

Ibu Marni: Lah pak, boro-boro bikin Teh, air bersih aja susah. Air sumur aja pak ya?

Pak Parno: Waduuh masa air sumur lagi? Lama-lama cacingan Loh bu!hah ya sudahlah bu,
air sumur aja. (Ibu masuk ke dapur, Pak Parno ngobrol dengan anaknya Ngadiono)

Pak Parno: Dion, gemana sekolahmu? Bapak liat kamu akhir-akhir ini murung.

Ngadiono: Sekolahku bagus-bagus aja pak, Cuman hmm..mm sudah 4 Bulan pembayar SPP
Dion nunggak. Kata guru Dion, akhir bulan ini sudah harus bisa bayar.

Pak Parno: Haah.. tenang aja ndul, bapak usahain akhir bulan ini dapat uang supaya SPP mu
bisa lunas ndul. (ibu masuk)

Ibu Marni: Kenapa sih pak hidup kita yang susah? Nambah-nambahi daftar orang miskin aja
ya pak.. ini airnya pak!

24
Pak Parno: Makasih bu. Hmm bapak yoo bingung bu. Heran kok bisa-bisanya kita ga dapet
dana BOS buat Dion. Padahal kita ‘kan kismin banget bu.

Ibu Marni: Yaa gitulah pak, kan ada yang namanya korupsi, jadi mungkin gara-gara itu
dananya ga merata..

Pak Parno: Betul itu bu, tadi juga bapak liat di Tipi. DPR lagi renovasi terselubung soal
Banggarnya, lah tapi kok jembatan-jembatan, jalan-jalan, tiang listrik dan rumah kita kok ga
direnovasi juga ya bu? Kasihan anak-anak yang mau ke sekolah loh lewat jembatan rusak.
Apa ga malu anggota DPR kayak gitu. Bapak aja malu.

Ibu Marni: Walah Pak. Guayamu! Malu opo?! Wes pak yoo.. Ibu dagang dulu. Gorengan ibu
keburu dingin. Ayo Dion, temani ibu jualan. Pak, ibu berangkat dulu. (sambil keluar)

Pak Parno: Yooo bu, hati-hati. Huuuh…. Gemana ini. Anakku bisa-bisa putus sekolah kalo
begini terus. Hmm aku harus cari uang! Apapun caranya, Hmm oh yoo tambal ban ku kan
sepi akhir-akhir ini. Ahaa aku punya ide. (Lampu mati)

Stage 2

Malam harinya, tanpa sepengetahuan anak & istrinya. Pak Parno berinisiatif menebar paku di
sepanjang jalan sempit di dekat rumahnya. Ini merupakan ide yang cemerlang. Pak Parno
berharap supaya tambal bannya malam ini ramai pengunjung. Selanjutnya ke TKP!

Sutrisno: Assalamu’alaikum, pak! Mau nambal ban sekarang bisa ya pak? Ban depan
belakangnya bocor pak. Kalo bisa, tolong cepat sedikit pak yaa.

Pak Parno: Ooh.. bisa pak. Bisa banget. Tunggu pak ya. Oh iya, bapak namanya sapa ya?
Kayaknya bukan orang sini.

Sutrisno: Oh nama saya Sutrisno pak. Panggil aja Mas Airis. Saya dari desa sebelah pak
Cuma memang saya sering lewat sini. Hehehe maklum karyawan kalo telat di omelin atasan.
Jadi ya mau ga mau nyari jalan yang cepet & ga macet.

25
Pak Parno: Emang kantornya di mana mas?

Sutrisno: PT.TAK TERTELIKUNG Tbk pak, lumayan jauh dari sini kok. Yaa kebetulan juga
pegawai baru, jadi klo telat yaa ga enak sama yang senior-senior. Tapi yang jadi masalah
maceetnya ini loh.. masyaalaahh.. kayak antri sembako pak!! Ini yang bikin sering telat pak.

Pak Parno: Hmhmm masalah macet sebenarnya udah lumrah mas. Dipikir-pikir kita jadi
pusing sendiri.. yaa mau gemana lagi, Jakarta geto..

Sutrisno: Hahaaha iya pak, pusing pokoknya kalo setiap hari keluar rumah udah macet.
Mungkin 15 tahun lagi ibu kota udah ga punya jalan yang lapang sanking macetnya.

Pak Parno: Hmmm betul itu mas. Pagi-pagi buka pintu rumah, eeh di depan udah macet. Lah
kan untung di saya hahaha

Sutrisno: Untung di bapak?? Ohhh Hahaha bapak ini bisa aja.

Pak Parno: Lah iya, betul itu mas. Kalo saya menafsirkan yaa, 20 tahun lagi Jakarta pindah ke
Papua. Soalnya pas bangun tidur, mobil tetangga udah markir deket ranjang. Hahahaha Ini
mas motornya. Sudah selesai. Syiiip pokoknya.

Sutrisno: Hahaha bapak ini bisa aja, loh pak, kok cepet?! Baru nanya-nanya nama udah
selesai. Memang oke! Makasih pak ya. Berapa duit pak?

Pak Parno: Rp.8000,- aja mas, harga standar Ibu kota. Hehehe SNI gitu loh.

Sutrisno: Hahaha bisa aja pak. Ini pak, Makasih pak yaa.. Assalamu’alauikum. (sambil
keluar)

Pak Parno: Waalaikum Salam Wr Wb….. Yeees!!!! Dapat pelanggan horeee!!! Sekarang
waktunya nebar ranjau lagi… aaasek-asek. Coba dari dulu kayak gini. Bisa-bisa sekarang
udah kaya raya saya hahaha. Klo di hitung-hitung, sebulan kayak gini mungkin udah dapat
Jutaan… huuaaaahh buanyaak banget. Huhuhu aaasek-asek (Lampu Mati)

26
Stage 3

Keesokan harinya Pak Parno terlihat bangun pagi dengan wajah ceria penuh sumringah, Pak
Parno berkumpul bersama istri dan anaknya di ruang makan. Betapa bahagia pagi itu. Istri
Pak Parno tidak menyadari bahwa suaminya mempunyai banyak uang yang diperoleh dari
hasil korban ranjau pakunya semalaman. Oleh karena itu, langsung saja ke TKP!

Pak Parno: Ehm wah pagi-pagi udah pada ngumpul. Bu, ini bapak ada sedikit uang. Tolong
disimpan atau belikan sayur saja. Pokoknya 300rb buat Ngadiono bayar SPP-nya yang
nunggak 4 bulan.

Ibu Marni: Waah… banyak banget pak. Ini uang dari mana? Kok segini banyaknya. Kayak
uang mainan yaa pak?! numpuk-numpuk gini. Dari mana ini pak?

Pak Parno: Aduuuh ibu ini banyak tanya. Ga tau yaa!? Ndesoo! Yaaa ini dari kerja bapaklah.
Semalam mungkin rejekinya bapak 5 bulan turun semua dari langit. Hehehe jadi yaa syukur,
banyak yang bocor bannya.

Ibu Marni: Huss.. Bapak kok syukurnya gitu seh. Orang kalo bannya bocor bisa bahaya pak.
Nanti jatuh loh. Ini bapak malah bersyukur.

Pak Parno: Laah, terus kalo ga bersyukur, bapak harus bilang apa? Masa dapet uang banyak
gini bapak ga bersyukur! Piye toh..

Ibu Marni: Lah iyaa pak, syukur sih syukur tapi kasian orang lain toh. Kan keliatannya bapak
berharap banyak motor yang bannya bocor. Harusnya bapak bilang Alhamdulilla Tuhaann,
semalam banyak ban bocor….

Pak Parno: WALAAAAHHH BUUU… (T_T) YOOO SAMA AJA TOH BUUU…. APA
BEDANYA COBA SYUKUR AMA ALHAMDULILLAH... Haahh…. Memang dilema
kerjaan nambal ban kayak gini. Penuh kegalauan.

27
Ibu Marni: Hahaha ya sudah pak. Sana gih, mandi dulu. Baru kerja lagi, ibu do’ain rejekinya
hari ini lancar-lancar lagi. Tapi bukan berarti banyak yang kebocoran ban. xixixi (tertawa
genit sambil cubit-cubit lalu masuk kedapur)

Pak Parno: Iyaaa bu, tambah centil ae ibu mu lee’... Makin menggoda. (teriak kea ah ibu
yang masuk kedapur) eh Nak, nanti kalo udah mau berangkat sekolah, jangan lupa minta
uang SPP-mu sama ibu. Ada duit 300rb buat nambal SPP-mu yang nunggak. Cukupkan?

Ngadiono: Cukup pak! Kalo ada uang lebih, Dion minta uang jajan po’o pak, masa di sekolah
teman-teman jajan semua.

Pak Parno: Syiiiip, gampang ituuu. Pokoknya makan yang banyak dulu biar ganteng. Masa
udah SMP masih jomblo. Hahaha cari yoo ndul. Jangan mau dibilang ingah-ingih.. Semangat
pokoke!! Bapak mandi dulu… (sambil keluar)

Ngadiono :Paaak pak… jaka sembung megang golok … (Lampu mati)

Stage 4

Dihari kedua, Pak Parno kembali menjalankan aksi kotornya. Kali ini tidak nanggung-
nanggung Pak Parno menebarkan banyak sekali paku di jalanan, mulai dari ukuran kecil
hingga yang besar. Pak Parno berharap, semakin banyak paku maka semakin banyak pula ban
yang bocor dan semakin banyak pula orderannya untuk pagi ini. Selanjutnya kita ke TKP!

Pak Parno: Hmhm mudah-mudahan aja hari ini lebih ramai dari yang kemarin. Hahaa

M. Morgan: Permisi pak.. mau nambal pak.

Pak Parno: Oh bisa. Kenapa dek? Bocor ya?

M. Morgan: Iya pak. tapi gue heran kok di jalan sini banyak pakunya ya pak?! pakunya gede-
gede banget lagi. Jadi heran! Masa semalem ujan paku!? Haduuuuh..

28
Pak Parno: Waduuh dek. Ini mah ga bocor lagi! Tapi ancur! Masa pakunya nancep bareng-
bareng gini. Nih liat. Berapa coba yang nancep. (memperlihatkan paku) Harus ganti ban ini
dek!

M. Morgan: Ya sudah pak. Ganti aja.Waaduh lama donk pak?!! Kalo gini bisa telat kuliah
pak. Mana tugas belum kelar. Dosennya Killler, nyawa di absensi juga udah abis. Huuaah
Ambil gue Tuhaaan.

Pak Parno: Hahaha dek, jangan stress gitu. Hidup adek bukan cuma pas kuliah aja. Nanti
adek rasain sendiri gemana suka dukanya berkeluarga. Hehehe mudah-mudahan adek
hidupnya berkecukupan biar ga ribet banget pas berkeluarga. Kuliah itu urusan gampang..
yang penting ga males.. terus ingat!! 3 D , , Datang! Duduk! Diam! . . insyaallah lulus.

M. Morgan: Amiiiinn... bapak kok tahu.. dulu kuliah pak? Keren banget bapak ini..

Pak Parno: Wah jangan di Tanya dek! kalo bicara masa kuliah gini, bapak itu selalu ingat
masa-masa ga pernah kuliah. Waktu itu.. bapak suka demo. Sanking pemberaninya! Polisi-
polisi bapak dorong-dorong kalo lagi pas demo-demo. Terus bapak kabur deh kalo udah
dikejar polisi. Sangat mengagumkan!! Emeziing banget dah..

M. Morgan: Hahaha.. betul betul hina pak yaa! Kalo masalah demo gemana pak yaa… kalo
ngomongin masalah demo-demo gituuu hmmm… susah susah gampang pak! Susahnya kalo
gue nyari massa pak, sulit. Lah kan sekarang mahasiswa-mahasiswi pada kerdil-kerdil,
manja! Nyalinya ciut-ciut pak… demo di kampus aja ribet! Boro-boro ke Istana pak!

Pak Parno:Lah iyoo lee.. Apa salahnya nyoba demo kampus.. kan di kampus juga banyak
masalah… sendiri loh ga apa-apa dek… sambil bugil nanti bisa diliput media.. keren toh!

M. Morgan: Sudaaaaah pak.. malah kantor birokrat kampus kemarin gue kencingin pak!

Pak Parno: Kenapa dek??

M. Morgan: SPP kampus naek terus pak!!!!!

29
Pak Parno: Waduh benar-benar mahasiswa aktivis, bapak suka itu! Andaikan adek yang jadi
rektor, bapak jamin! Adek bisa bikin suatu resolusi tentang sistem pendidikan yang tidak
hanya benar! Tapi juga baik. Hmhmhm I like it dek. Go ahead… yeeaahh..

M. Morgan: Widiiihh ngomong apaan lu pak!!! Hahaha tapi ternyata bapak pinter juga yaa..
jago berkate-kate hadeeeh. Belajar dimana pak? Emeziiing..

Pak Parno: Ah biasa aja kok. Hahaha adek ini bissaaa aja kalo memuji. Bapak liat di iklan tipi
kok. Kan gitu kata-katanya. Putus cinta? Go ahead! Telat kuliah? Go ahead! Hahaha. Oh iya,
ni motornya dah beres dek.

M. Morgan: Wah cepet banget pak. Abis berapa nih?

Pak Parno: Nambalnya 8000 plus ganti ban 35rb jadi total 50rb.

M. Morgan: Ini pak duitnya. Hmmm terima kasih pak ya. Asalamu’alaikum (sambil berlalu
menjauh)

Pak Parno: Waalaikum salam, Hahaha Wadduh benar-benar, itu mahasiswa goblok banget,
Aktivis iya! Tapi sayang Akademiknya nungging. goblok banget hahahaha. Masa 8rb tambah
35rb hasinya 50rb? Hahaha benar-benar mahasiswa madesu! Hina banget... hina hina hina.
Ga pinter itung-itungan tuh bocah… buset daaah… hadeeeh…

***

Sutrisno: Assalamu’alaikum.. waduh pak, ketemu lagi. Mau nambal ban lagi pak. Bocor lagi.
Ga tau deh kok bisa kena lagi. Ga habis pikir lagi saya pak. Depan belakang bocor lagi. Wah
wah wah udah ga lazim kalo gini. Jangan-jangan ada yang nebar ranjau paku tuh pak!

Pak Parno: Hehehe santaidulu santai dulu..kalo masalah gitu saya kurang tahu juga yaa mas.
Ooh iya coba saya liat ban motornya. (sambil otak-atik ban) hmmm wah ini kudu ganti ban
mas. ban motornya udah benjol ini. Bahaya kalo ga segera diganti. Bisa-bisa motornya oleng
kalo dipake.

30
Sutrisno: Yaa udah pak. ganti aja! Kira-kira harganya berapaan kalo ganti ban? Bannya yang
biasa aja deh pak.

Ngadiono: (Dion masuk) Bapaaak, Dion maen ke rumah Suneo dulu yaa pak.

Pak Parno: Iyaa.. hati-hati ndul… maaf mas hehehe tadi itu anak saya. Baru pulang sekolah.
Hehehe Ooh iya tadi bannya kalo yang biasa 35rb mas. Langsung saya ganti aja yaa mas yaa.

Sutrisno: Iya pak. Ngomong-ngomong kok anak bapak keluar rumah pergi main ga pake
sandal sih?

Pak Parno: Hahaha maas maas. Ya begitulah keluarga kami mas. Sanking kisminnya beli
sandal pun ga mampu. Bersyukurlah orang-orang yang mampu beli sandal apa lagi yang
gonta-ganti beli sepatu.. hmm bersyukurlah!!

Sutrisno: Hahaha betul itu pak. keluarga bapak memang luar biasa.

Pak Parno: Hahaha luar biasa apanyaa pak. Susah gini dibilang luar biasa… hahaha mas ini..
bisa aja kalo menghina.. hahaha Cuco deh.

Sutrisno: Hihihihihii… becandaaa paaaakkk…. mesti bapak nih macak melas.. hihihihiiii…
just kidding paaak…

Pak Parno: Hahahaha santai aja mas, saya orangnya ga gampang esmosi kok. Orang sabar
‘kan disayang Tuhan…

Sutrisno: Iyaa pak… betul banget… tapi sebelum disayang Tuhan sakit hati dulu toh??
Heheheh becanda pak.. sabar sabar.. hehehe

Pak Parno: Ah mas ini, bissa aja kalo ngejek. Ta bunuh loh nanti hehehe.

Sutrisno: Anak bapak kelas berapa ya?

31
Pak Parno: kelas 2 SMP mas. Sebenarnya kelas 1 SMA, Cuma udah 2 tahun gagal masuk
sekolah. Yaa gara-gara ga punya duit aja mas.

Sutrisno: Loh kok bisa pak!

Pak Parno: Bisa donk mas. Namanya juga miskin.. piye toh!!!!

Sutrisno: Hehehee santai pak yaaa… Emang RT sini ga maen telikung pak?

Pak Parno: Telikung?

Sutrisno: Iyaaa.. telikungan pak.. Maksudnya korupsi!! Kan sekarang ada yang namanya
subsidi bagi kaum kismin. Bapak ga dapat?

Pak Parno: Nggak tuh.. mungkin juga sih pak! Soalnya dana BOS juga baginya ga merata..
Pak RTnya kalo lagi pendataan warga kismin males keliling kampong. Jadi kayak keluarga
saya gini jelas ga di data pak.

Sutrisno: Konsolodasi donk pak… Datengin RTnya, minta di data sekalian.

Pak Parno: Udah mas.. tapi yaaa diribet-ribetin mas. Minta KTP lah, minta KK lah, registrasi
lah.. eek bengek lah.. kan udah jelas mas!

Sutrisno: Jelas apanya pak???

Pak Parno: Yaaa jelas ga punya KTP maaaasss…

Sutrisno: Ooohh ya ya ya…

Pak Parno: Ini mas motornya. Udah Syyiiip!!! Total 35rb aja…

Solikin & Solihul: Paaaaak… Pak Parnooo… Ini loh Dion kena paku karat. Gede banget…
harus cepat-cepat di bawa ke rumah sakit pak.

32
Pak Parno: Loh loh loh kok bisa? Kena dimana?

Solikin & Solihul: Deket rumah Suneo pak, ada 5 paku yang nancap pak. Harus segera ke
dokter ini pak! Parah banget. Takut kalo dibiarin bisa-bisa infeksi.

Ngadiono: Adoow adooww . . cia cia cia . . adow adow . . cia cia . . (menjerit kesakitan)

Sutrisno: Yaa sudah pak, pake motor saya saja. Ini Dion kesakitan banget kayaknya.

Pak Parno: Iya mas, tapi mas-nya bagaimana? ga ke kantor?

Sutrisno: Itu urusan belakang pak. Gampang itu! Ya sudah ayo cepet ke rumah sakit.

Berangkatlah Pak Parno dan Ngadiono bersama Mas Sutrisno ke Rumah Sakit al-Faruq
menggunakan motor milik Mas Sutrisno. Dan saat itulah Pak Parno merasa bersalah dan
galau melihat sikap Sutrisno yang begitu mulia. Pak Parno tak tahu harus berbuat apa.
(Lampu Mati)

Stage 5

Di Rumah Sakit al-Faruq Pak Parno dan Ibu Marni berada di ruang tunggu sembari menanti
kabar dari Dokter Aloha mengenai keadaan Ngadiono di Ruang ICU. Langsung saja ke TKP!

(Dokter Raul keluar ruang dengan tersenyum)

Ibu Marni: Dokter, Bagaimana keadaan Ngadiono!? hiks hiks huuu huu huu… Anak kami
dok? kami orang tuanya dok!

Dr. Aloha: Oh jadi Bapak dan Ibu orang tua anak tersebut? Hmm jadi begini pak. Anak
Bapak dan Ibu Alhamdulillah selamat dari tetanus, untunglah paku besar dan karatan tidak
sampai melukai urat syaraf yang ada pada kaki anak bapak. Dan apa bila hal itu terjadi? Saya
jamin bahwa terlambat 5 menit saja! Maka bakteri kuman akan segera menyebar ke
pembuluh darah dan urat-urat syaraf pada kaki anak bapak yang terluka. Dan otomatis!

33
Alternative penyembuhannya Cuma dengan Am.pu.ta.sii..si.si.si..!!! Tereeeng! Bersyukurlah,
anak bapak dan Ibu tidak sampai datang terlambat.

Pak Parno: Hmmm terima kasih Dokter, tapi bagaimana dengan masalah administrasinya
dok?! Berapa jumlah biaya yang mesti kami tanggung?

Dr. Aloha: Bapak dan Ibu tidak usah khawatir masalah biaya. Barusan tadi ada lelaki Tampan
yang sudah membayar semua tanggungan biaya pengobatan dan operasi anak bapak. Lengkap
dengan obat-obatannya.

Pak Parno: Hmm kira-kira siapa gerangan orang itu dok? Siapa namanya?

Dr. Aloha: Hmm kalo tidak salah Mas Airin. Nah, itu dia orangnya.

Pak Parno: Loh mas, kok sampeyan yang bayar? Mas-nya habis berapa? Aduh mas. Jadi ga
enak sama sampeyan.

Sutrisno: Hahaha ga usah dipikirkan pak. Mending bapak banyak-banyak berdo’a biar Dion
bisa cepat-cepat sembuh dan kembali bersekolah.

Pak Parno: Aduuh mas… Maafkan saya mas.. saya sudah merepotkan mas terlalu berat.. kalo
boleh jujur, sebenarnya paku yang ada di jalan sumbersari hampir semuanya saya yang tebar
mas. Itu saya lakukan hanya karena himpitan ekonomi mas. Ga ada maksud lain mas.

Sutrisno: Sebenarnya saya sudah tahu pak!

Pak Parno: Loh? Sejak kapan mas?

Sutrisno: Yaa sejak bapak cerita tadi. Hehehehe

Pak Parno: Mas bisa aja. Lagi sedih ini mas!

Sutrisno: Yaa ga apa-apalah pak. lagian juga bapak berbuat demikian demi keluarga kan?
asalkan bapak tidak mengulanginya lagi,, yaa Ga jadi masalah..
34
Tapi ingat pak!kasihan si Dion kalo dari kecil sudah disuplai barang dan makanan yang
haram. Dan itulah nilai kehidupan pak! Menanam kebaikan dan Mencegah keburukan.
Bukannya Tuhan telah melarang kita berbuat kerusakan? Firman Allah swt, QS.28; al-
Qashash [77] yang berbunyi :

wurÆ÷ö7s?y$|¡xÿø9$#ÎûÇÚöF{$#(¨bÎ)©!$#w=ÏtätûïÏÅ¡øÿßJø9$#ÇÐÐÈ

“……dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”(QS.al-Qashash;77)

Bukan begitu Ibu Marni?

Ibu Marni: iyaaa mas.. tapi saya ga tahu menahu prilaku suami saya loh mas…

Pak Parno: Iya mas, Isteri saya ga tahu. Sekali lagi terima kasih banyak mas yaa, bapak jadi
merasa kena batunya sekarang. Buu, maafkan bapak yaa bu!?? Baapak khilaf bu. Hiks hiks..

Ibu Marni: Iya pak, ibu maafkan kok. Lupakan saja kejadian kayak gini pak. Mudah-
mudahan bisa jadi pelajaran buat kita semua agar lebih mengenal arti dari nilai kehidupan,
bukan begitu Mas Airis?. Semoga dengan kejadian seperti ini bapak tambah semangat
bekerja, tidak tambah drop dan merasa bersalah. Dan ibu akan selalu support bapak
pokoknya. Karena kalo bapak menyesali diri sendiri terus menerus! Maka bapak takkan
pernah punya masa depan! Kembalinya yaaa ke kelurga kita juga pak.

Pak Parno: Iya bu. Hmm Bapak sangat berterima kasih dan bersyukur kepada Tuhan karena
mempertemukan bapak dengan orang-orang seperti ibu, mas Airin dan Bu Dokter yang
sangat menghargai arti dari nilai kehidupan. Terima Kasih Tuhan. Trima kasiiih… (Lampu
Mati)

Untuk semua orang yang merasa bahwa kehidupan itu yang membebani kita. BUKAN!!!!!!
SEBENARNYA BUKAN KEHIDUPAN YANG MEMBEBANI KITA, TAPI CARA KITA
MENYIKAPI KEHIDUPAN….

35
Setelah membaca teks drama diatas dengan teman satu kelompok, atau memperagakannya
dengan sederhana, Jawablah pertanyaan berikut bersama teman satu kelompok, berdiskusilah
dan temukan jawaban yang menurut kalian benar

7. Jelaskan struktur teks drama diatas bersma teman satu kelompok. Tunjukan bagian-
bagiannya secara terperinci, buatlah tabel seperti dibawah ini dan isilah lengkap
dengan penjelasan ?!

No Struktur Teks Drama Kutipan Teks dan Penjelasan


1 Prolog
2 Orientasi
3 Komplikasi
4 Resolusi
5 Epilog

8. Setelah membaca teks naskah drama diatas, simpulkan pula apa saja unsur teks drama
bersadarkan daya tariknya, buatlah tabel seperti dibawah ini dan isilah lengkap
dengan penjelasan?!

No Unsur Drama Penjelasan


1 Tema
2 Amanat
3 Alur
4 Watak / Penokohan
5 Dialog
6 Latar
7 Bahasa

9. Cermatilah pula kaidah dan fitur kebahasaan yang terdapat dalam naskah drama
diatas, buatlah tabel seperti dibawah ini dan isilah lengkap dengan penjelasan?!

No Unsur Drama Ada/Tida Kutipan / Penjelasan


k
1 Kalimat Langsung
2 Kata Ganti
3 Kata Tidak Baku
4 Kosakata Percakapan
5 Kata Kerja
6 Kata Sifat
7 Kalimat Seru
8 Kalimat Perintah
9 Kalimat Tanya

36
37

Anda mungkin juga menyukai