Anda di halaman 1dari 6

ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA pengetahuan, teknologi dan keterampilan.

Sekolah

A. Wawasan : Suatu pandangan atau sikap yang mendalam merupakan lembaga pendidikan formal tempat

terhadap suatu hakikat. Wiyata : Pendidikan Mandala : berlangsungnya PBM untuk membina dan

Tempat atau lingkungan Wiyata mandala adalah sikap mengembangkan:

menghargai dan bertanggung jawab terhadap lingkungan 1. Ilmu pengetahuan dan teknologi

sekolah sebagai tempat menuntut ilmu pengetahuan. 2. Pandangan hidup/kepribadian

Unsur-unsur wiyata mandala: 3. Hubungan antara manusia dengan lingkungan atau

1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan manusia dengan Tuhannya

2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan 4. Kemampuan berkarya.

tanggung jawab penuh atas penyelenggaraan


C. FUNGSI SEKOLAH
pendidikan dalam lingkungan sekolah.
Fungsi sekolah adalah sebagai tempat masyarakat belajar
3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling
karena memiliki aturan/tata tertib kehidupan yang
pengertian dan kerjasama erat untuk mengemban
mengatur hubungan antara guru, pengelola pendidikan
tugas pendidikan (hubungan yang serasi)
siswa dalam PBM untuk mencapai tujuan pendidikan yang
4. Warga sekolah di dalam maupun di luar sekolah
telah ditetapkan dlam suasana yang dinamis.
harus menjunjung tinggi martabat dan citra guru.
5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat D. CIRI-CIRI SEKOLAH SEBAGAI MASYARALAT BELAJAr
sekitarnya dan mendukung antarwarga. Ciri-ciri sekolah sebagai masyarakat belajar adalah :
1. Ada guru dan siswa, timbulnya PBM yang tertib
B. SEKOLAH DAN FUNGSINYA 2. Tercapainya masyarakat yang sadar, mau belajar
Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan PBM,
dan bekerja keras.
menanamkan dan mengembangkan berbagai nilai, ilmu
3. Terbentuknya manusia Indonesia seutuhnya.
pendidikan lingkungan hidup (PLH) atau bahkan
E. PRINSIP SEKOLAH pengalaman hidup yang sesungguhnya.
Sekolah sebagai Wiyata Mandala selain harus bertumpu
2. Sekolah sebagai institusi tempat peserta didik
pada masyarakat sekitarnya, juga harus mencegah
belajar dibawah bimbingan pendidik. Bimbingan
masuknya faham sikap dan perbuatan yang secara sadar
lebih dari sekedar pengajaran. Dalam bimbingan
ataupun tidak dapat menimbulkan pertentangan antara
peran pendidik berubah dari seorang pendidik
sesama karena perbedaan suku, agama,
menjadi seorang orangtua bahkan menjadi seorang
asal/usul/keturunan, tingkat sosial ekonomi serta
kakak.
perbedaan paham politik. Sekolah tidak boleh hidup
3. Sekolah sebagai lembaga dengan pelayanan yang
menyendiri melepaskan diri dari tantangan sosial budaya
adil/merata bagi stakeholdernya. Hal tersebut bisa
dalam masyarakat tempat sekolah itu berada. Sekolah
berupa pemerataan kesempatan mendapatkan
juga menjadi suri teladan bagi kehidupan masyarakat
transfer of knowledge, maupun transfer of
sekitarnya, serta mampu mencegah masuknya sikap dan
experience, dengan tanpa membedakan baik dari
perbuatan yang akan menimbulkan pertentangan. Untuk
segi kemampuan ekonomi, kemampuan
itu sekolah memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut :
intelegensia, dan juga kemampuan fisik (gagasan
1. Sekolah sebagai wadah/lembaga yang memberikan
sekolah inklusi).
bekal hidup. Dalam hal ini sekolah seharusnya
4. Sekolah sebagai lembaga pengembangan bakat dan
bukan hanya sekedar lembaga yang mencetak para
minat siswa. Prinsip ini sejalan dengan teori multiple
intelektual muda namun lebih dari itu sekolah harus
intelligence (Howard Gardner) yang memandang
menjadi rumah kedua yang memberikan pelayanan
bahwa kecerdasan intelektual bukanlah satu-
dan pengalaman tentang hidup, mulai dari
satunya yang perlu diperhatikan oleh lembaga
berorganisasi, bermasyarakat (bersosialisasi),
pendidikan, terutama sekolah. Kemampuan
bersosialisasi, kemampuan kinestik, kemampuan kompetensi dasar yang harus dimiliki tiap peserta
seni dan kemampuan-kemampuan lainnya juga didik adalah kompetensi dasar: belajar secara
perlu diperhatikan secara seimbang. mandiri. Dengan proses pendewasaan yang
5. Sekolah sebagai lembaga pembinaan potensi di luar diberikan di sekolah, pendidik tidak lagi perlu
intelegensi. Peningkatan kemampuan intelektual, menjejali pemikiran peserta didik dengan perintah.
emosional maupun kemampuan-kemampuan lainnya Lebih dari itu peserta didik akan mendapatkan
mendapat perhatian yang seimbang. sesuatu yang jauh lebih besar ketika ia mencari dan
6. Sekolah harus memberikan perhatian serius untuk mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk hidupnya.
mengembangkan kemampuan emosional dan sosial, 9. Sekolah sebagai bagian dari masyarakat belajar
kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi, (learning society). Sekolah bukan hanya sebagai
kemampuan bekerjasama dalam kelompok, dan tempat pembelajaran bagi peserta didik, namun
lain-lain. juga seharusnya sekolah mampu menjadi pusat
7. Sekolah sebagai wahana pengembangan sikap dan pembelajaran bagi masyarakat di lingkungan
watak. Sikap sederhana, jujur, terbuka, penuh sekitar.
toleransi, rela berkomunikasi dan berinteraksi,
ramah tamah dan bersahabat, cinta negara, cinta F. PENGGUNAAN SEKOLAH
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang
lingkungan, siap bantu membantu khususnya
diperuntukan sebagai tempat proses kegiatan belajar
kepada yang kurang beruntung merupakan sikap
mengajar, tidak diperbolehkan dijadikan sebagai tempat :
dan watak yang perlu dibentuk di dalam lingkungan
1. . Ajang promosi /penjualan produk-produk
sekolah.
perniagaan yang tidak berhubungan dengan
8. Sekolah sebagai wahana pendewasaan diri. Di dalam
pendidikan.
dunia yang berubah begitu cepat, salah satu
2. Sekolah merupakan lingkungan bebas rokok bagi yang dapat mengganggu proses belajar
semua pihak. mengajar.
3. Penyebaran aliran sesat atau penyebarluasan aliran b) Melaksanakan tata tertib sekolah secara
agama tertentu yang bertentangan dengan undang- konsisten dan berkelanjutan.
undang. c) Melakukan koordinasi dengan Komite sekolah
4. Propaganda politik/kampanye. dan pihak keamanan setempat untuk
5. Shooting film dan atau sinetron tanpa seijin terselenggaranya ketahanan sekolah.
Pemerintah Daerah. d) Mengadakan penyuluhan bagi orangtua dan
6. . Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan siswa yang bermasalah
kerusakan, perpecahan, dan perselisihan, sehingga e) Mengadakan penyuluhan dan pembinanan
menjadikan suasana sekolah tidak kondusif. kesadaran hukum bagi siswa.
f) Pembinaan dan pengembangan keimanan,
G. PENATAAN WIYATA MANDALA DALAM UPAYA KETAHANAN ketaqwaan, etika bermoral Pancasila,
SEKOLAH
kepribadian sopan santun dan berdisiplin.
1. Ketahanan sekolah lebih menitikberatkan pada
g) Pengembangan logika para siswa, rajin
upaya-upaya yang bersifat preventif.
belajar, gairah menulis, gemar membaca/
2. Untuk menjadikan sekolah sesuai dengan tujuan dan
informasi/penemuan para ahli.
fungsinya, perlu dilakukan penataan Wiyata Mandala
h) Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan
di sekolah melalui langkah-langkah :
ekstrakurikuler dan pengembangan diri.
a) Meningkatkan koordinasi dan konsolidasai
i) Mengadakan karya wisata dalam rangka
sesama warga sekolah untuk dapat mencegah
pengembangan iptek.
sedini mungkin adanya kegiatan dan tindakan
H. TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB KEPALA 5. Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang
SEKOLAH DALAM HAL PELAKSANAAN WIYATA MANDALA ketahanan sekolah seperti PKS, Pramuka, PMR,
Kepala Sekolah sebagai pimpinan utama, bertugas dan
Paskibraka, kesenian dan sebagainya.
bertanggung jawab memimpin penyelenggaraan belajar
mengajar serta membina pendidik dan tenaga I. MEKANISME DALAM PELAKSANAAN WIYATA MANDALA
kependidikan serta membina hubungan kerja sama dan Dalam rangka pelaksanaan Wiyata Mandala perlu upaya
peran serta masyarakat. Kepala Sekolah dalam penang-gulangan secara dini setiap permasalahan yang
melaksanakan penataan Wiyata Mandala di sekolah, timbul sehingga dapat menghilangkan dampak negatifnya,
dengan melakukan kegiatan-kegiatan : yaitu dilaksanakan secara terpadu, bertahap dan berlanjut
1. Melaksanakan program-program yang telah disusun sebagai berikut :
bersama Komite Sekolah. 1. Tahap Preventif Upaya untuk meniadakan peluang-
2. Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang peluang yang dapat memungkinkan terjadinya
melibatkan pendidik, OSIS, Komite Sekolah, tokoh kasus-kasus negatif di sekolah, melalui antara lain :
masyarakat serta pihak keamanan setempat. a) Memelihara sekolah, dan lingkungan sekolah
3. Menertibkan lingkungan sekolah baik yang serta menciptakan kebersihan dan ketertiban
berbentuk perangkat keras (sarana prasarana) dan agar siswa merasa nyaman dan
perangkat lunak (peraturan-peraturan, tata tertib, menyenangkan dan tidak ada tempat tertentu
tata upacara dan lain lain). yang dijadikan siswa untuk hal-hal negatif.
4. Mengadakan pertemuan baik rutin maupun insidentil b) Menciptakan suasana yang harmonis antara
yang bersifat intern sekolah (kepala sekolah, pihak pendidik/staf dan siswa serta penduduk
pendidik, orangtua siswa, siswa). di sekitar sekolah.
c) Membentuk jaring-jaring pengawasan/kontrol c) Menetralisir isu-isu yang berkembang dan
dan razia terhadap kegiatan siswa di mencegah timbulnya isu-isu baru.
lingkungan sekolah. d) Berkoordinasi dengan pihak keamanan apabila
d) Menghilangkan bentuk-bentuk perpeloncoan terdapat pihak luar sekolah yang melanggar
pada saat MOS. keamanan, ketertiban dan perbuatan
e) Meminimalisir keterlibatan kelompok maupun kriminalitas di lingkungan sekolah.
perorangan dalam kegiatan sekolah. e) Mengungkap lebih lanjut keterlibatan pihak
f) Mengisi jam-jam kosong dengan pelajaran luar sekolah atas kasus yang timbul dan
atau kegiatan ekstra lainnya. menyelesaikan secara hukum.
g) Meningkatkan kegiatan ekstra kurikuler pada f) Mengikutsertakan para ahli untuk mengadakan
masa awal/akhir semester dan masa liburan bimbingan dan penyuluhan.
sekolah. g) Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang
h) Peningkatan keamanan dan ketertiban berlaku.
khususnya pada saat berangkat/ usai sekolah.
2. Tahap Represif Upaya untuk menindak siswa yang
telah melanggar peraturan-peraturan dan tata tertib
sekolah. Upaya Represif seperti :
a) Mendamaikan para pihak yang terlibat
perselisihan berikut orangtua/pendidik
pembinanya.
b) Membatasi areal tempat terjadinya aksi.

Anda mungkin juga menyukai