Gambar 1e)
Gambar 1f)
Konstruksi sebuah bangunan penuh dengan analisis
Agar terhindar dari jatuh, pesilat yang sedang
keseimbangan benda tegar
bertarung selalu mengatur posisi titik berat tubuh.
Untuk mengetahui lebih detail, selanjutnya kita akan mempelajari dan mencermati bagaimana
konsep dan prinsip-prinsip dasar sistem keseimbangan benda tegar, dari cara menghitung momen
gaya, menganalisis keseimbangan sistem benda tegar, menghitung momen inersia benda, serta
konsep dasar hukum kekekalan momentum sudut dan aplikasinya dalam kehidupan.
-
Besarnya gaya tekan tangan terhadap daun pintu (F)
-
Sudut antara arah gaya tekan tangan terhadap daun pintu () ( (semakin tegak arah gaya tekan
terhadap daun pintu, semakin mudah pintu dibuka).
Untuk membahas secara matematis tentang besar momen gaya, dapat diikuti penjelasan berikut.
Momen gaya (torsi) adalah merupakan hasil “perkalian vektor”
F
antara vektor posisi (r) dengan vektor gaya (F). Jika momen gaya
diberi notasi , maka berdasarkan definisi momen gaya, maka
d vektor momen gaya dapat ditulis = r x F atau besar momen
O gaya dapat ditulis sebagai = F.r sin . (kalau di SMP r.sin
Gambar 3) diberi simbul d atau lebih dikenal dengan lengan gaya). Jika =
Sebuah batang diputar dengan gaya F dengan 90o, maka r sin = d, sehingga momen gaya dapat ditulis
poros yang berjarak d terhadap F
sebagai berikut :
= F.d ............................................................. 1)
Catatan penting:
-
Momen gaya bertanda positip, jika memutar searah jarum jam dan sebaliknya.
-
Yang dimaksud dengan garis kerja gaya F adalah garis perpanjangan dari vektor gaya F
-
Yang dimaksud dengan jarak antara porors O ke garis kerja gaya F adalah garis yang ditarik
dari poros O tegak lurus garis kerja gaya F.
poros F Perhatikan !
r titik tangkap gaya F Jarak poros ke garis kerja gaya
bukan r, melainkan d, atau d =
d r.sin
halaman2
Contoh 1:
F1 = 4 N Persegi panjang ABCD panjangnya 8 cm dan lebar 6
cm. Tiga gaya masing-masing besarnya 4 N. F1
F2= 4 N
A B bekerja di titik A, F2 bekerja di B, dan F3 bekerja di C
dengan arah seperti pada gambar. Hitung :
E a) Momen gaya F1 terhadap titik B
F3 = 4 N b) Momen gaya F1 terhadap titik E
c) Momen gaya F2 terhadap titik C
d) Momen gaya F2 terhadap titik E
D C e) Momen gaya F3 terhadap titik C
f) Momen gaya F3 terhadap titik A
Penyelesaian :
Diketahui :
F1 = F2 = F3 = 4 N dengan arah seperti pada gambar
Ditanyakan :
a) (1)B = ... ?
b) (1)E = ... ?
c) (2)C = ... ?
d) (2)E= ... ?
e) (3)C = ... ?
f) (3)A = ... ?
Jawab :
Perhatikan gambar di bawah !
F1 = 4 N
A K B F2 = 4 N
dKE G
dLA E a) Momen gaya F1 terhadap titik B searah jarum jam
dHE dGC dBC
H tanda positip
L
F3 = 4 N (1)B = F1.dAB = 4.(8.10-2)=32.10-2 Nm
D
b) Momen gaya F1 terhadap Ctitik E searah jarum jam tanda posit
(1)E = F1.dHE = 4.(4.10-2)=16.10-2 Nm
c) Momen gaya F2 terhadap titik C searah jarum jam tanda positip
(2)C = F2.dBC = 4.(6.10-2)=24.10-2 Nm
d) Momen gaya F2 terhadap titik E searah jarum jam tanda positip
(2)E= F2.dKE = 4.(3.10-2)=12.10-2 Nm
e) Momen gaya F3 terhadap titik C searah jarum jam bertanda positip
(3)C= F2.dGC = 4.(DCsin)= 4.(8.10-2.sin) berapa sin ?
Untuk menghitung sin , perhatikan segitiga BCD !
BC BC 6
sin 0,6
BD BC 2
CD 2
6 2
82
(3)C= F2.dGC = 4.(DCsin)= 4.(8.10 .0,6) -2
= 1,92.10-2 Nm
f) Momen gaya F3 terhadap titik A memutar berlawanan arah jarum jam tanda negatip (3)LA
= - F3.dLA = 0 = - F3.ADsin berapa sin ?
Untuk menghitung sin , perhatikan segitiga ABD !
AB AB 8
sin 0,8
BD BC 2
CD 2
6 2
82
Jadi (3)LA = - F3.ADsin = - 4.(6.10 ).0,8 -2
= - 1,92.10-2 Nm f1 = 200 N
N1 = 100 N
Contoh 2
Sebuah tangga sepanjang 4 m dengan massa
40 kg. (g = 10 m/s2) bersandar pada dinding
kasar dengan sudut kemiringan 53o. Jika gaya
gesek dinding terhadap tangga f 1 =200 N, gaya
gesek lantai terhadap tangga f2= 100 N, gaya N2 = 200 N
normal dinding terhadap tangga N 1 = 100 N, w
dan gaya normal lantai terhadap tangga N 2 = O 53o
f2 = 100 N
halaman3
200 N, hitung jumlah momen gaya yang
bekerja pada tangga terhadap titik O!
Penyelesaian :
Diketahui :
Perhatikan gambar di bawah!
AB = 4 m
f1 = 200 N Ditanyakan :
Jumlah momen gaya terhadap titik O
A N1 = 100 N
Jawab :
-
Momen gaya f1 terhadap titik O 1= f1.d1 = 200.0 = 0 (sebab
d1 : jarak garis kerja gaya f1 terhadap titik O = 0)
-
Momen gaya f2 terhapap titik O 2= f2.d2 =100.0 = 0 (sebab
d2 : jarak garis kerja gaya f2 terhadap titik O = 0)
-
N2 = 200 N Momen gaya N1 terhadap titik O memutar benda searah
W = 400 N
jarum jam 3 : positip
O C 53o B 3= N1.dAO=100.ABsin53 = 100.4.0,8 = 320 Nm
f2 = 100 N
dCO
-
Momen gaya N2 terhadap titik O memutar benda berlawanan arah jarum jam 4 : negatip
4= N2.dBO= - 200.ABcos53 =- 200.4.0,6 = - 480 Nm
-
Momen gaya berat w terhadap titik O memutar benda searah jarum jam 5 : positip
5= w.1/2 .OB = w.1/2.AB.cos53 = 400.1/2.4.0,6 =480 Nm
Contoh 3
F3 = 25 N
Tiga buah gaya masing-masing F1 = 15 N, F2 = 25 N, dan F3 = 30 F = 15 N
1
N dengan arah seperti pada gambar di samping. Jika diketahui
AB = 5 cm,dan BC = 10 cm, tentukan besar dan kedudukan A B C
titik tangkap resultan dari ketiga gaya tersebut diukur
terhadap titik A ! F2 = 30 N
Penyelesaian :
Diketahui :
F1 = 15 N
F2 = 30 N
F3 =25 N
AB = 5 cm
BC = 10 cm
Ditanyakan :
- R = ... ?
- Jarak R terhadap A = ... ?
Jawab
R = F1 + F2 + F3 R = 15 – 30 + 25 = 10 N (arah ke atas )
Misalnya kedudukan titik tangkap resultan (R) berjarak X terhadap titik A seperti gambar
berikut.
R Ingat Ketentuan :
F3 = 25 N -
F1 = 15 N jumlah momen gaya dari ketiga gaya F1, F2, dan F3
terhadap titik A = momen gaya dari resultan gaya
A B C (R) terhadap titik A.
-
Momen gaya yang memutar benda searah jarum
F2 = 30 N jam bertanda positip dan momen gaya yang
memutar berlawanan arah jarum jam bertanda
X negatip.
halaman4
Bahan Diskusi I
1) Tiga buah gaya masing-masing F1, F2, dan F3 masing-masing besarnya 10 N dengan arah seperti
gambar. Persegi panjang ABCD panjangnya 16 m, dan lebarnya 12 cm.
A B a) Momen gaya F1 terhadap titik A
b) Momen gaya F1 terhadap titik E
c) Momen gaya F2 terhadap titik C
F3 = 4 N
F2= 4 N d) Momen gaya F2 terhadap titik B
e) Momen gaya F3 terhadap titik D
F1 = 10 N f) Momen gaya F3 terhadap titik C
D C
2) Sebuah tangga homogen yang beratnya 200 N
disandarkan pada dinding vertikal seperti pada
gambar di bawah. Jika gaya gesek dinding
terhadap tangga 100 N, gaya gesek lantai
terhadap tangga 60 N, gaya normal dinding 4 m
terhadap tangga 60 N, gaya normal lantai
terhadap tangga 100 N, hitung jumlah momen
gaya yang dilakukan oleh semua gaya yang
bekerja pada tangga terhadap ujung tangga di
lantai !: 3m
F = 40 N
3. Momen Inersia 3
I = m.r2 ............................................................................ 2)
Catatan :
-
Rumus itu hanya berlaku untuk benda yang sangat kecil (benda titik).
-
Momen inersia merupakan besaran skalar
-
Karena momen inersia merupakan besaran skalar, maka jumlah momen inersia dari
beberapa partikel sama dengan jumlah aljabar dari momen inersia masing-masing partikel
(bukan jumlah vektor)
halaman5
3.2. Momen Inersia dari Beberapa Partikel dengan Massa yang Terpisah
Jadi momen inersia dari beberapa partikel m 1, m2, m3, m1 m2
dan seterusnya sampai dengan m n terhadap sebuah r2
r1
titik yang berjarak berturut-turut r 1, r2, r3, dan
seterusnya sampai dengan r n (lihat gambar 5). Jumlah
aljabar momen inersia dari masing-masing partikel O r3
terhadap titik tertentu, atau secara matematis dapat m3
Gambar 5)
ditulis sebagai . Beberapa partikel m1, m2, m3 masing-masing
berjarak r1, r2, dan r3 terhadap titik O
Contoh 1
Hitung momen inersia sebuah partikel bermassa 60 gram terhadap sebuah titik yang berjarak 50 cm
terhadap partikel jika dinyatakan dalam sistem sauan SI !
Penyelesaian :
Diketahui :
m = 60 gr = 60.10-3 kg
r = 50 cm = 0,50 m
Ditanyakan :
I = ... ?
Jawab :
I = m.r2
= 60.10-3.0,502
= 0,015 kgm2
Contoh 2 :
Tiga buah partikel A, B, dan C masing-masing berturut-
turut massanya 20 gram, 30 gram, dan 50 gram dengan
C
posisi seperti pada gambar di samping.
Jika jarak BC = 30 cm, AB = 40 cm, hitung momen
inersia sistem terhadap poros yang melalui titik A !
A B
Penyelesaian :
Diketahui :
mA = 20 gr = 20.10-3 kg
mB = 30 gr = 30.10-3 kg
mC = 50 gr = 50.10-3 kg
Ditanyakan :
Momen inersia sistem terhadap poros yang melalui A = ... ?
Jawab :
AB = 40 cm rBA = 40 cm = 0, 4 m
BC = 30 cm rCA = (402 + 302) = 50 cm = 0,50 m
Momen inersia sistem terhadap titik A adalah :
= mA.rAA2 + mB.rBA2 + mC.rCA2
= 0 + 30.10-3. 0,42 + 50.10-3.0,52
= 0,0133 kgm2
3.3. Momen Inersia Benda Tegar dengan Massa yang Terdistribusi Secara Kontinyu
Sudah kita ketahui bahwa rumus-rumus untuk menghitung momen inersia di atas hanya berlaku
untuk partikel atau kumpulan beberapa partikel yang terpisah. Bagaimana jika bendanya terdiri dari
benda besar ?
Untuk menganalisis benda seperti itu harus digunakan dengan cara integral.
halaman6
Benda tegar dapat diasumsikan terdiri dari kumpulan partikel yang tersebar secara kontinyu di
seluruh bagian benda. Pada gambar 6) kita lihat bagian kecil benda bermassa dm berjarak r tehadap
titik O. Momen inersia benda terhadap titik O dapat dihitung menggunakan rumus :
dm
..............4)
r
2
I dm
r
O
Gambar 6)
Sebuah benda tegar terdiri dari kumpulan partikel yang
terdistribusi secara kontinyu di seluruh bagian
a. Momen Inersia Batang Homogen dengan Poros di Salah Satu Ujung Batang
Untuk menghitung momen inersia batang homogen, perhatikan gambar 7). Pada gambar 7)
ditunjukkan batang homogen dengan panjang L dan massa m.
Kita lihat elemen massa kecil dm dengan panjang dX pada ujung batang berjarak x dari poros.
Untuk menghitung momen inersia batang melalui salah satu ujung batang, dapat
digunakan rumus 4) , yaitu :
I x2 dm
Jika massa jenis batang , luas penampang batang A, maka massa elemen kecil d m adalah dm =
.A.dX. untuk batas integral 0 sampai dengan L , maka besar momen inersia batang adalah
L
x
poros putar
I 2
. . A.d X , atau
0 L
X L
. A.x 3
I
3 X 0 x
. A. 3
I
3
L 03 Gambar 7 dX
Batang homogen panjangnya L dengan massa m
diputar dengan poros melalui ujung
. A.L3
,
3
. A.L .L2 dalam hal ini, . A.L adalah m , sehingga diperoleh :
3
1
I m.L2 .............................................. 5)
3
Batang Homogen
panjang L dan massa 1
I m.L2
m Ujung 3
halaman7
Batang Homogen Ten 1
I m.L2
panjang L dan massa gah 12
m
Silinder Tebal
berongga jari-jari
dalam R1 dan jari-jari Pusat
I
1
2
2
m R1 R 2
2
luar R2 dan massa m
2
I m.R 2
Bola Pejal berjari-jari Pusat 5
R dan massa m
halaman8
v
A B
5. Menggelinding
= I. ...................................................... 7)
Contoh 1
Sebuah benang halus diikatkan pada tepi katrol dan
ditarik dengan gaya 5 N seperti pada gambar. Jika
katrol berupa silinder pejal dengan jari-jari 4 cm dan
massa katrol 2 kg, hitung
a) percepatan dalam !
b) Percepatan sudut katrol ! F=5N
Penyelesaian :
Diketahui :
Katrol berupa silinder pejal dengan massa m = 2 kg
Jari-jari katrol R = 4 cm = 0,04 m
F=5N
halaman9
Ditanyakan :
a) a = ... ?
b) = ... ?
Jawab :
a) = I. = F.R ,
katrol berupa silinder pejal I = ½ mR2, dan a = .R = a.R-1
F.R = (½ mR2)a.R-1 5 = ½. 2.a a = 5 m/s2
a 5
b)
R 0,04
125 rad / s 2
Contoh 2
Sebuah sistim katrol seperti pada gambar di samping . Katrol
berupa silinder pejal dengan massa 2 kg dan diameter 10 cm. Beban
bermassa 1 kg diikat dengan tali ringan diikatkan pada katrol tanpa 2 kg
gesekan. Ketika sistem dilepas, sehingga dari keadaan diam beban
bergerak. Jika g = 10 m/s2, hitung percepatan sudut putaran katrol !
1 kg
Penyelesaian :
Diketahui :
massa katrol m1 = 2 kg
massa beban m2 = 1 kg 2 kg
jari-jari katrol R = 0,5.10 cm = 5 cm =0,05 m T
Ditanyakan : T
Lihat gambar di samping !
1 kg
Percepatan sudut = ... ?
Jawab : w = m2.g
= I. = F.R (dalam hal ini F = T),
katrol berupa silinder pejal I = ½ m.R2
T.R = ½ m1.R2. T .R = ½ 2. R2. T = R ........................................................ (i)
Hukum II Newton F = m.a atau m2g – T = m2.a ....................................................(ii)
karena a = .R, maka persamaan (ii) menjadi :
m2g – T = m2.( R) .........................................................................................................(iii)
substitusi persamaan (i) ke persamaan (iii) :
m2g –R = m2.(R )
1.10 –R = 1.(R)
2 R = 10 2..0,05 = 10
= 100 rad/s2
Bahan Diskusi II
1) Sebuah katrol dengan jari-jari 40 cm dan massa 5 kg dipasang pada sebuah poros yang licin.
Lihat gambar di bawah.
Pada katrol dililitkan tali ringan yang ditarik ke bawah dengan
gaya 15 N. Hitung :
a) Percepatan sudut katrol !
b) Percepatan tangensial katrol !
kunci : a) 15 rad/s2, b) 6 m/s2)
2) Sebuah katrol dengan jari-jari 7,5 cm dan massa 5 kg dipasang pada sebuah poros yang licin.
Lihat gambar di bawah.
Pada katrol dililitkan tali ringan kemudian digantungkan beban
bermassa 1,5 kg Jika g = 10 m/s2, hitung :
c) Percepatan sudut katrol !
d) Percepatan tangensial katrol !
( kunci : a) 3,75 rad/s2, b) 50 m/s2)
Contoh 1)
Sebuah roda terbuat dari silinder pejal bermassa 4 kg dan jari-jari 40 cm. Jika roda digantung
pada porosnya dan diputar dengan kecepatan sudut 5 rad/s, hitung energi kinetik roda !
Penyelesaian :
Diketahui :
Silinder pejal dengan massa m = 4 kg
Jari-jari R = 40 cm = 0,4 m
= 5 rad/s
Ditanyakan :
EK = ... ?
Jawab :
Silinder digantung dan diputar pada porosnya, EK = Ekrots = ½ I. 2
Silinder pejal I = ½ m.R2 = ½ .4.0,42 = 0,32 kgm2
Jadi Ekrots = ½ I. 2
= ½ .0,32.52
= 4 joule
Contoh 2
Sebuah roda berupa silinder pejal bermassa 2 kg menggelinding pada bidang mendatar dengan
kelajuan 4 m/s. jika jari-jari roda 50 cm, hitung energi kinetik roda !
Penyelesaian :
Diketahui :
Silinder pejal dengan massa m = 2 kg
Jari-jari R = 50 cm = 0,5 m
Kelajuan v = 4 m/s
Ditanya :
Energi kinetik roda = ... ?
Jawab :
Karena roda menggelinding, maka EK = EKtrans + EKrots
EKtrans = ½ mv2 = ½ .2.42 = 16 joule
Ekrots = ½ I. 2
Silinder pejal I = ½ m.R2 = ½ .2.0,52 = 0,25 kgm2
Roda bergerak dengan kelajuan 4 m/s v = .R atau 4 = .0,5 = 8 rad/s
halaman11
Jadi EKrots = ½ I. 2
= ½ 0,25.82 = 8 joule
Jadi EK = EKtrans + EKrots
= 16 + 8 =24 joule
L = I. ...................................................... 9)
Jika tidak ada momen gaya dari luar, maka jumlah momentum sudut sistem yang berputar
selalu tetap.
halaman12
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :
Contoh 1 :
Penyelesaian :
Diketahui :
Titik A dikenai tiga gaya, yaitu tegangan tali T1, T2, dan T3 seperti pada gambar.
Massa beban m = 240 gram = 0,24 kg
Ditanya :
a) T1 = ... ?
b) T2 = ... ?
c) T3 = ... ?
Jawab :
(T2)y T2 Titik A dalam keadaan seimbang dan ditarik oleh tiga gaya T 1,
T2, dan T3. FX = 0 dan FY = 0
a) Karena tegangan tali T1 berasal dari berat benda (w),
T3 37o maka :
A (T2)x T1 = w = m.g = 0,24.10 = 2,4 N
b) Untuk menghitung T2, gunakan rumus FY = 0
(T2)Y = T3 T2 sin 37 = T3
T2.0,6 = 2,4 T2 = 4 N
T1
c) Untuk menghitung T3, gunakan rumus FX = 0
T3 =( T2)X T3 = T2 cos 37
T3 = 4.0,8
halaman14
T3 =3,2 N
Catatan :
Kita dapat menggunakan Cara lain yang lebih
singkat..
Bagaimana caranya ? F3
Perhatikan cara ini !
-
Jika ada tiga gaya membentuk sistem F1
keseimbangan dengan arah seperti
ϒ
gambar, maka hubungan antara ketiga
gaya terebut adalah : F2
F1 F2 F3
............................................. 12)
sin sin sin
Contoh 2
Penyelesaian :
Diketahui :
m = 5 kg
g = 10 m/s2
T1, T2, dan T3 dengan arah seperti gambar
Ditanyakan :
T1 = ...? ;
T2 = ... ?
T3 = ... ?
halaman15
50 T2
T2 = 40 N
1 0,8
T1 T3 50 T3
T3 =30 N
sin sin 1 0,6
Bahan Diskusi IV
Selesaikan soal berikut ini dengan diskusi kelompok sesuai kelompok masing-masing!
1) Perhatikan gambar berikut !
8kg
2) Sebuah beban 40 kg digantungkan menggunakan tiga utas tali ringan dengan posisi seperti
gambar di bawah. Jika g = 10 m/s2, hitung :
F1 = 5 N -
Taruhlah penggaris di meja anda.
-
Doronglah pada dua ujung penggaris dengan gaya
yang sama tetapi arahnya berlawanan.(misalnya F 1 = F2
F2 = 5 N = 5 N).
-
Berapa jumlah gaya yang bekerja pada penggaris ?
-
Apa yang terjadi pada penggaris anda ?
Gambar 12) -
Sebuah penggaris kedua ujungnya didorong Apakah penggaris anda tetap diam ?
-
dua gaya sama besar, berlawanan arah Mengapa ?
-
Walaupun F = 0, ternyata penggaris tidak diam, melainkan masih bisa berotasi.
-
Untuk benda bukan titik, dengan F = 0, ternyata belum terpenuhi benda menjadi seimbang.
-
Jadi agar sebuah benda seimbang, harus dipenuhi dua syarat, yaitu harus memenuhi
seimbang rotasi (=0) dan harus memenuhi seimbang translasi ( F = 0 )
-
Secara umum, syarat seimbang benda dapat ditulis sebagai :
halaman16
FX = 0 , FY = 0, dan = 0 ............................ 13)
Contoh 1
Sebuah batang homogen bermassa 24 kg bertumpu
tegak lurus pada dinding vertikal di A. Pada ujung C
diberi beban 10 kg seperti pada gambar. ( g = 10 m/s 2).
Pada titik B ditahan menggunakan tali yang
membentuk sudut 37o terhadap arah mendatar 37o
A B C
sehingga perbandingan AB : BC = 2 : 1. Hitung :
a) Gaya tegangan tali pada B!
b) Gaya tekan batang terhadap dinding ! 10 kg
c) Gaya gesek antara dinding dengan batang !
Penyelesaian :
Diketahui :
Massa batang m1 = 24 kg w1 = 24.10 = 240 N
Massa beban m2 = 10 kg w2 = 10.10 = 100 N
G = 10 m/s2
Lihat gambar !
Ditanyakan :
a) T = ... ?
T b) N = ... ?
f c) f = ... ?
o
A 37 B C
N Jawab :
w2
Langkah pertama yang harus dilakukan dalah menggambar
w1 semua gaya yang bekerja pada benda.
Syarat I seimbang benda : FX = 0 dan FY = 0
FX = 0 TX = N Tcos 37 = N 0,8 T = N ..................................... (i)
o
contoh 2
Sebuah tangga homogen panjangnya 5 m dengan massa 24 kg bersandar pada dinding licin dengan
sudut kemiringan 53o ( g = 10 m/s2). Jika tangga dalam keadaan seimbang dan tepat akan tergelincir,
hitung :
a) besar gaya gesek statis maks antara tangga dengan lantai !
b) koefisien gesek statis antara tangga dan lantai !
Penyelesaian : NA
Diketahui : A
halaman17
NB
w
53o
(fs)max B
Massa tangga, m = 24 kg
Panjang tangga L = 5 m
g = 10 m/s2
Ditanyakan :
a) (fs)max = ... ?
b) s
Jawab
Gambar semua gaya yang bekerja pada tangga !
Syarat seimbang benda : F = 0 dan = 0
Syarat I :
FX = 0 NA = (fs)max .............................. (i)
Fy = 0 NB = w = m.g = 240 N ...............(ii)
Syarat II
= 0 kita hitung momen gaya terhadap titik B
NA.L.sin53o = w. L cos53o NA.0,8 = 240.0,6 NA = 180 N
a) Dari persamaan (i) (fs)max = NA = 180 N
b) (fs)max = s.NB 180 = s.240 s = 0,75
Bahan Diskusi V
Selesaikan soal di bawah ini dengan diskusi kelompok !
Untuk membangun sebuah sistem keseimbangan, maka mengetahui posisi titik berat suatu benda
menjadi sesuatu yang sangat penting. Bagaimana tim akrobat membangun sistem keseimbangan
sebagaimana yang telah ditunjukkan melalui gambar 1a), dan 1d) pada halaman pertama bab ini ?
Sedangkan gambar 1c) menunjukkan bagaimana penjual buah harus menaruh batang pemikul
pada pundaknya agar kedua beban itu seimbang ? Bagaimana seorang pesilat yang sedang
bertarung pada gambar 1f) mengatur posisi kaki-kakinya agar terhindar dari jatuh ? Itu semua
adalah peranan posisi titik berat.
Selanjutnya kita akan mempelajari bagaimana menentukan posisi titik berat sebuah benda.
A C
paku B
paku A paku A B
Z
A’ A’ A’
B’
B’
C’
w w
w
Gambar 14)
a) Karton dalam posisi vertikal yang dapat bergerak bebas melalui lubang (titik tumpu paku ) di A.
b) Karton dalam posisi vertikal yang dapat bergerak bebas melalui lubang (titik tumpu paku ) di B
c) Karton dalam posisi vertikal yang dapat bergerak bebas melalui lubang (titik tumpu paku ) di C
Catatan :
-
Cara menentukan letak titik berat tidak harus menggunakan tiga garis, tetapi dua garis pun
sudah cukup.
2 busur kawat
berjari-jari R A
Z B panjang talibusur AB
y
y xR
R panjang busur AB
3 busur kawat
Z
setengah y panjang talibusur AB
lingkaran A B y xR
R panjang busur AB
berjari-jari R
2R
atau : y
halaman20
.
c. Titik Berat Benda Berupa Bidang Datar Homogen yang Bentuknya Teratur
No Bentuk Benda Gambar Posisi Titik Berat
1 bidang jajaran
genjang Z Z : perpotongan kedua diagonal
2 bidang berupa
juring A B panjang talibusur AB 2R
lingkaran Z R y x
y panjang busur AB 3
O
3 idang
setengah panjang talibusur AB 2R
lingkaran y x
panjang busur AB 3
4R
atau : y
3
4 Bidang
berupa 1
y t
segitiga t 3
Z y
Z : titik berat
t : tinggi segitiga
d. Titik Berat Benda Berupa Ruangan Berongga ( kulit Ruangan ) yang Bentuknya Teratur
Z : titik berat
2 kerucut
berongga
t 1
Z y t
y 3
3 Limas segitiga 1
t y t
y Z 3
Z : titik berat limas
y : jarak titik berat (Z) ke alas limas
t : tinggi limas
halaman21
4 setengah bola 1
y R
berongga Z R 2
y
Z : titik berat
y : jarak titik berat (Z) ke pusat bola
R : jari-jari bola
Z : titik berat
1
y t
2 Kerucut pejal 4
t y : jarak titik berat kerucut pejal ke
Z alas kerucut
y
t : tinggi kerucut
3 Prisma segitiga 1
y t
pejal 4
t
Z y : jarak titik berat prisma pejal ke
y
alas prisma
R 3
Z y R
4 setengah bola y 8
pejal y : jarak titik berat ke pusat bola
R : jari-jari bola
7) Dari hasil analisis melalui tabel di atas, diskusikan dengan kelompokmu dan simpulkan :
-
Bagaimana kecenderungan hubungan antara hasil pada kolom (7) dengan kolom (9,
demikian juga antara kolom (8) dengan kolom (10) ?
-
Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan posisi titik berat
benda diperoleh hubungan matematis sebagai berikut :
x1 .w1 x 2 .w2
y xo
Z1 w1 w2
x1
xo ......... 14)
Z
x2 y1 .w1 y 2 .w2
Z2 yo
y1
Yo w1 w2
y2
x
Catatan :
Jika data titik berat yang
Gambar 15) diketahui lebih dari dua bagian
Benda dengan titik berat Z terdiri dari dua benda misalnya tiga, maka rumus
bagian, dengan titik berat Z1 dan Z2 di atas dapat disesuaikan menjadi
sampai x3, y3, dan w3 dst.
Dalam hal ini,
w1, dan w2 masing-masing berat benda bagian I dan II
x1, dan y1 adalah koordinat titik berat benda bagian I
x2, dan y2 adalahkoordinat titik berat benda bagian II
Untuk beberapa benda tertentu, rumus di atas dapat diubah sebagai berikut :
1) Karena w = m.g, maka rumus di atas data w dapat diganti dengan data massa :
3) Untuk benda berupa bidang datar homogen, maka rumus di atas dapat diubah :
x1 . A1 x 2 . A2 y1 . A1 y 2 . A2
xo , dan y o
A1 A2 A1 A2
Dalam hal ini, A1 dan A2 : masing-masing luas benda bagian I dan II
4) Untuk benda yang berupa ruangan homogen, berat (w) dapat diganti dengan volume
halaman23
Contoh 1 :
Tiga buah benda masing-masing bermassa m 1 = 100 gr, m2
m2 =150 gr, dan m3 = 250 gr dihubungkan menggunakan
kawat ringan dengan posisi seperti pada gambar 10 cm
berikut. Jika jarak antara m1 dan m2 = 10 cm Tentukan
koordinat titik berat dari susunan ketiga partikel tersebut 53o
m3
m1
y
Penyelesaian :
Diketahui : m2
m1 = 100 gr
m2 = 150 gr
m3 = 250 gr 10 cm y2
x1 = 0
y1 = 0 53o x
x2 = 10 cos 53o = 10.0,6 = 6 cm m1 m3
y3 = 0
y2 = 10 sin 53o = 10.0,8 = 8 cm x2 = x 3
Ditanyakan :
Koordinat titik berat sistem diukur terhadap m 1 = ... ?
Jawab :
Lihat gambar !
x1 .m1 x 2 .m2 x3 .m3 0.100 6.150 6.250
xo xo
m1 m2 m3 100 150 250
xo 4,8 cm
Contoh 2 A
Sebuah benda terdiri dari kawat berbentuk huruf T
dengan posisi dan ukuran seperti pada dambar. Jika
massa jenis CD ½ kali dari massa jenis AB, luas D C
penampang CD = luas penampang AB, AC = BC = 15
cm, dan CD = 60 cm, tentukan koordinat titik berat
O B
benda diukur terhadap titik O !
Penyelesaian X2
Diketahui :
A
Perhatikan gambar !
AC = BC = 15 cm
Z1 Z
CD = 60 cm D C = Z2
CD = ½ AB AB =2. CD y1 = y 2 = y o
X1
x1 = 30 cm
x2 = 60 cm B =
O
y1 = y2=15 cm Xo
Ditanyakan :
Koordinat Z = ... ?
Jawab :
Karena benda tidak homogen, maka kita harus menggunakan rumus umum (rumus 14)
Ada dua bagian benda, yaitu AB dan CD
Berat AB, wAB = AB.(luas penampang AB).panjang AB
= AB.A.30 =(2.CD).A.30
= 60.CD.A
Berat CD, wCD =CD.(luas penampang CD).panjang CD
= CD.A.60
= 60.CD.A.
halaman24
x1 .w1 x 2 .w2 30.60. CD . A 60.60. CD . A
xo xo
w1 w2 60. CD . A 60. CD . A
xo 45 cm
Contoh 3 y ( cm )
18
Sebuah benda berupa karton homogen
13
dengan bentuk dan ukuran seperti
gambar. Tentukan koordinat titik berat
5
benda ! X (cm)
O 8 20
Penyelesaian :
Diketahui :
Lihat gambar !
Ditanyakan:
Koordinat Z = ... ?
Jawab :
Benda terdiri dari dua bagian : y ( cm )
Bag I titik berat Z1 koor : (14 cm, 9 cm) 18
Bag II titik berat Z2 koord : (4cm, 9cm)
A1 = 12 cm x 8 cm = 96 cm2 13
A2 = 8 cm x 18 cm = 144 cm2 Z2 Z1
xo
x1. A1 x2 . A2 5
A1 A2 X (cm)
xo O 14.96 8
4.144
20
96 144
xo 8 cm
y1 . A1 y 2 . A2 9.96 9.144
yo yo
A1 A2 96 144
yo 9 cm
Jadi koordinat titik berat Z adalah (xo,yo) atau Z ( 8 cm, 9 cm )
Catatan :
Karena benda berbentuk simetris , maka titik berat Z pasti berada pada sumbu simetri, sehingga
menetukan yo tidak harus menggunakan rumus.
Contoh 4
Sebuah bangun homogen tersusun dari silinder
pejal dan kerucut pejal dengan bentuk dan ukuran
seperti gambar. Tentukan jarak titik berat gabungan
kedua benda diukur dari alas bangun !
halaman25
Bag benda I berupa silinder,tinggi 20 cm volume V1 = R2.20 = 20R2
Titik berat bag benda I : Z1 x1 = 10 cm
Bag benda Iiberupa kerucut, tinggi 60 cm volume V2 = 1/3. R2.60 = 20R2
Titik berat bag benda II : Z2 x2 = 20 cm + ¼ 60cm = 35 cm
xo
x1 .V1 x 2 .V2
xo
10.20 .R 2
35..20 .R 2
V1 V2 20 .R 2
20 .R 2
xo 22,5 cm
y (cm)
Contoh 5
Sebuah karton homogen berupa 6
huruf C dengan posisi dan 4
ukuran seperti pada gambar.
Tentukan koordinat titik berat ! 2
X (cm)
-2 0 2
Penyelesaian :
Diketahui :
Lihat gambar ! y (cm)
Ditanyakan :
Koordinat Z = ... ? 6
Jawab :
Benda dapat terdiri dari dua bagian, yaitu : 4
-
Bag I Persegi panjang dengan luas A1 = 6 x 4 = 24 cm2 Z1 Z2
koor titik berat Z1 (0 cm, 3 cm).
- 2
Bag II lubang bujur sangkar A2 = - 2 x 2 = -4 cm2
koor titik berat Z2 (1 cm, 3 cm). X (cm)
xo
x1. A1 x2 . A2 -2 0 2
A1 A2
xo
0.24 1.(4)
24 (4)
xo 0,2 cm
Karena benda simetris(sumbu y sebagai sumbu simetri), yo = 3 cm
Jadi koordinat titik berat Z adalah Z (-2 cm, 3 cm)
Cara lain :
Benda dapat dipandang terdiri dari tiga bagian, yaitu :
-
Bag I persegi panjang dengan luas A1 = 6 x 2 = 12 cm2 koor titik berat Z1 (-1 cm, 3 cm).
-
Bag II bujur sangkar dengan luas A2 = 2x2 = 4 cm2 koor titik berat Z2 (+1 cm, 5 cm)
-
Bag III bujur sangkar dengan luas A3 = 2 x 2 = 4 cm2 koor titik berat Z3 (+1 cm, 1 cm)
Bahan Diskusi VI
Selesaikan soal berikut dengan diskusi kelompok !
1) Beberapa potong kawat homogen yang 14
massa jenisnya sama susunan dan 12
ukurannya seperti pada gambar.
Tentukan koordinat susunan kawat 6
tersebut !
0 4 8 12 16
halaman26
2) Sebuah karton berupa setengah bidang y
lingkaran homogen dengan ketebalan
yang sama . Bidang lingkaran tersebut
dilubang dengan bentuk dua kali
setengah lingkaran kecil seperti terlihat
pada pada gambar di samping.Jari-jari
x
lingkaran besar dua kali jari-jari
lingkaran kecil. Jika jari-jari lingkaran
kecil = cm, tentukan koordinat titik
berat benda !
Z paku Z= A
A
paku
Gambar 16 b) Gambar 16 b)
Benda ditumpu menggunakan paku di titik A Benda ditumpu menggunakan paku di titik A
vertikal di bawah titik berat Z tepat berimpit dengan titik berat Z
A Percobaan I
paku -
Siapkan karton yang sudah ditentukan letak titik beratnya (Z) !
-
Z Tumpu karton di titik A menggunakan paku dengan posisi vertikal
di atas titik berat (Z) sehingga karton dalam keadaan diam
(seimbang)!
-
Gambar 16 a) Putar posisi karton dengan sudut putar kecil (<5 o) dengan poros
Benda ditumpu menggunakan paku di
titik A vertikal di atas titik berat Z putar titik A sehingga posisi Z berputar sedikit agak naik dan tahan
dengan tangan anda !
-
Lepaskan kembali karton dari tangan anda!
-
Apa yang terjadi keadaan karton setelah dilepas kembali ?
Jawab : karton akan kembali seimbang pada posisi semula, yaitu Z berada di bawah A. .
Informasi :
Keadaan seimbang benda pada posisi seperti gambar 16a) di atas disebut “seimbang stabil”.
halaman27
b) Percobaan II (Keseimbangan Labil)
A Percobaan I
paku -
Siapkan karton yang sudah ditentukan letak titik beratnya (Z) !
-
Z Tumpu karton di titik A menggunakan paku dengan posisi vertikal
di atas titik berat (Z) sehingga karton dalam keadaan diam
(seimbang)!
-
Gambar 16 a) Putar posisi karton dengan sudut putar kecil (<5 o) dengan poros
Benda ditumpu menggunakan paku di
titik A vertikal di atas titik berat Z putar titik A sehingga posisi Z berputar sedikit agak naik dan tahan
dengan tangan anda !
-
Lepaskan kembali karton dari tangan anda!
-
Apa yang terjadi keadaan karton setelah dilepas kembali ?
Jawab : karton akan kembali seimbang pada posisi semula, yaitu Z berada di bawah A. .
Informasi :
Keadaan seimbang benda pada posisi seperti gambar 16a) di atas disebut “seimbang stabil”.
halaman28