(RPP)
KALIMANTAN BARAT
2017
1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Inti
Kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect learning) pada pembelajaran. Kompetensi
pengetahuan dan kompetensi keterampilan melalui keteladanan, pembiasaaan, dan
budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan
dan kondisi peserta didik.
KI 1 KI 2
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL)
1. Menghayati dan mengamalkan 2. Menunjukkan perilaku jujur,
ajaran agama yang dianutnya disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif,
dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
KI 3 KI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, menganalisis 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
dan mengevaluasi pengetahuan dalam ranah konkret dan ranah
faktual, konseptual, prosedural, dan abstrak terkait dengan
metakognitif berdasarkan rasa ingin pengembangan dari yang
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dipelajarinya di sekolah secara
teknologi, seni, budaya, dan humaniora mandiri, bertindak secara efektif
dengan wawasan kemanusiaan, dan kreatif serta mampu
kebangsaan, kenegaraan, dan menggunakan metode sesuai
peradaban terkait penyebab fenomena kaidah keilmuan
dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
2
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model information search, dengan metode simulasi dan diskusi,
peserta didik dapat menerapkan konsep torsi, menyebutkan
Pertemuan pengertian momen gaya dan momen inersia, mendiskusikan
Pertama perbedaan antara partikel dan benda tegar, menghitung besar
momen gaya yang bekerja pada suatu benda, mendeskripsikan
konsep momen inersia, partikel dan benda tegar (sistem partikel).
Melalui model inquiry learning, dengan metode
eksperimen/demonstrasi, peserta didik dapat menjelaskan pengertian
Pertemuan
dari kesetimbangan benda tegar dan titik berat, melakukan percobaan
Kedua
tentang titik berat secara individu, mempresentasikan hasil laporan
percobaan masing-masing
Melalui model discovery learning, dengan metode diskusi dan simulasi,
peserta didik dapat menjelaskan hukum kekekalan momentum
Pertemuan sudut pada gerak rotasi, mengamati video tentang hukum
Ketiga kekekalan momentum, menganalasisis peristiwa yang terjadi dari
video yang telah ditampilkan, mempresentasikan hasil diskusi
kelompok
3
D. Materi Pembelajaran
momen gaya
momen inersia
Faktual kesetimbangan benda tegar
titik berat
hukum kekekalan sudut pada rotasi
E. Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi/Simulasi
2. Diskusi
3. Eksperimen
4. Ceramah
F. Media Pembelajaran
A. Laptop dan LCD
B. Power point dan media audio visual lainnya sesuai materi pembelajaran
C. Magnet batang, kawat berarus, catu daya.
G. Sumber Belajar
Kanginan, Marthen. 2016. Fisika Peminatan Matematik dan Ilmu-ilmu Alam untuk
SMA/MA kelas XI Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.
4
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
literasi
Pendahuluan
5
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
literasi
A. Kegiatan Inti
Kegiatan penutup
6
pembelajaran (HOTS) menit
2 Guru memberikan tugas kepada siswa untuk materi Communicate
berikutnya
3 Peserta didik mengakhiri kegiatan pembelajaran Religius
dengan berdoa
4 Guru memberikan salam penutup
Pertemuan Kedua
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
literasi
Pendahuluan
B. Kegiatan Inti
C.
1 Memberikan stimulus dengan menyajikan video Critical 60
keseimbangan partikel. thinking/HOTS menit
2 Peserta didik melakukan pengamatan Literasi
3 Peserta didik diminta mengemukakan sebanyak Critical thinking
mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan hasil
pengamatannya
4 Guru memberikan penguatan tentang unjuk kerja dan
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh peserta Critical thinking
didik dan literasi
5 Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
pengertian keseimbangan benda tegar dan titik berat
6 Peserta didik untuk membagi diri dalam beberapa
7
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
literasi
kelompok (penentuan kelompok ditetapkan oleh guru).
7 Peserta didik berdiskusi dalam kelompok menjelaskan Collaboration
gambar yang disajikan
Kegiatan penutup
8
Pertemuan Ketiga
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
literasi
Pendahuluan
D. Kegiatan Inti
9
HOTS/4C/
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran Karakter/
Waktu
literasi
peristiwa dari video yang di tampilkan Colaboration,
8 Peserta didik mengolah data melalui diskusi kelompok critical thinking,
dan menganalisis data tersebut hots
9 Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi Critical thinking
kelompok. dan komunikasi
10 Peserta didik yang tidak presentasi diberikan
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan
memberikan tanggapan
Kegiatan penutup
10
I. Penilaian
1. Teknik : dilakukan dengan tes tertulis dan tes kinerja (proyek dan diskusi)
2. Bentuk Instrumen : Soal Essay dan tes kinerja
3. Penilaian meliputi :
a. Aspek Penilaian Sikap Individual (terlampir)
b. Aspek Penilaian Sikap Diskusi Kelompok
c. Aspek Penilaian Keterampilan Individual
d. Aspek Penilaian Kinerja Kelompok melalui percobaan
e. Aspek Penilaian Fortofolio
11
LAMPIRAN 1: Materi Pelajaran
Anda telah mempelajari dinamika partikel, dimana benda dianggap sebagai suatu titik
materi (ukuran benda diabaikan), sehingga gaya-gaya yang bekerja pada benda hanya
mungkin menyebabkan gerak translasi. Dalam Bab ini anda akan mempelajari dinamika
rotasi dan keseimbangan benda tegar. Dalam benda tegar, ukuran benda tidak diabaikan,
sehingga gaya-gaya yang bekerja pada benda dapat menyebabkan gerak translasi dan
rotasi terhadap suatu poros. Pada gerak rotasi, benda bergerak berputar pada porosnya.
Perhatikan gambar di atas. Komedi putar dikatakan melakukan gerak rotasi karena
lintasannya berbentuk lingkaran dan ada sumbu sebagai pusatnya. Bagaimana dengan
dinamika gerak rotasi tersebut?
Perhatikan Gambar di atas! Ada dua buah batangan, benda A terbuat dari besi dan benda B
terbuat dari adonan tepung yang agak lembek. Apabila kedua benda itu diputar dengan
memegang salah satu ujungnya, kira-kira apakah yang akan terjadi? Benda A bentuknya
relatif tetap, sedangkan benda B akan mengalami perubahan bentuk. Pada putaran dengan
frekuensi tertentu benda B akan meregang dan tidak kembali pada bentuk semula. Jadi,
dapat dinyatakan bahwa benda A adalah benda tegar dan benda B bukan benda
tegar. Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat
pengaruh gaya atau momen gaya.
2) Torsi
Apakah Torsi Itu?
Untuk melihat suatu benda diam menjadi bergerak translasi (lurus), anda perlu
mengerjakan gaya pada benda itu. Analog dengan itu, untuk membuat suatu benda tegar
berotasi (berputar) terhadap suatu poros tertentu, anda perlu mengerjakan torsi (dari
bahasa latin torquere; memutar) pada suatu benda.Momen gaya atau torsimerupakan
besaran yang mengakibatkan benda berotasi atau berputar. Besaran-besaran apakah yang
berkaitan dengan torsi?
12
Berdasarkan Gambar di atas, orang memberikan gaya kepada kunci sehingga kunci dapat
memutar baut. Baut berfungsi sebagai sumbu rotasi, sedangkan perpanjangan garis gaya
disebut garis kerja gaya. Jika gaya yang diberikan tangan (garis kerja gaya) tegak lurus
terhadap lengan kunci, maka lengan kunci ini berfungsi sebagai lengan gaya. Namun, jika
gaya yang diberikan tidak tegak lurus lengan kunci, maka lengan gaya merupakan jarak
yang tegak lurus dari sumbu rotasi dengan garis kerja gaya.
Sekarang coba perhatikan Gambar d atas! Untuk memutar baut, kedudukan tangan seperti
gambar (c) lebih mudah dilakukan daripada kedudukan tangan pada gambar (b) dan (a).
Sementara kedudukan tangan seperti gambar (b) lebih mudah dilakukan daripada seperti
gambar (a). Gaya yang diperlukan untuk memutar baut pada kedudukan (c) lebih kecil dari
gaya yang diperlukan pada gambar (b) atau (a). Berdasarkan fakta ini, besar gaya putar
atau momen gaya tidak hanya ditentukan oleh besar gaya, tetapi juga panjang lengan gaya.
Hubungan ketiga faktor ini, diberikan dengan persamaan berikut.
Berdasarkan sifat perkalian silang dua vektor, besar momen gaya dapat dicari dengan rumus:
13
Seperti halnya gaya F, torsi t juga termasuk vektor, yang memiliki besar dan arah. Bedanya,
arah torsi hanya dua, searah atau berlawanan arah jarum jam. Kedua arah torsi ini cukup
dibedakan dengan memberikan tanda positif atau negatif. Supaya konsisten dengan aturan
matematika maupun aturan arah pada momentum sudut dan gaya Lorentz, penentuan
arah positif untuk torsi mengikuti aturan putaran tangan kanan (Gambar berikut).
Perhatikan gambar di atas! Dalam gerak melingkar, kecepatan linear dinyatakan dengan ,
dengan adalah kecepatan sudut. Oleh karena itu, besar energi kinetik rotasi partikel
dapat dinyatakan sebagai berikut.
Dari persamaan di atas, diperoleh nilai mr2 yang menyatakan momen inersia dari partikel
yang bergerak melingkar. Momen inersia dilambangkan dengan I.
14
Dengan demikian, momen inersia sebuah partikel sebanding dengan massa partikel dan
kuadrat jarak antara partikel dan sumbu putarnya. Momen inersia merupakan besaran
skalar yang memiliki satuan kgm2.
Benda yang terdiri atas susunan partikel (titik), jika melakukan gerak rotasi memiliki
momen inersia sama dengan hasil jumlah dari momen inersia partikel penyusunnya.
Jika benda tegar memiliki distribusi massa yang kontinu, seperti silinder pejal atau pelat,
kita perlu mengitung momen inersia dengan metode integrasi untuk menghitung
penjumlahan.
Jika suatu benda tegar tidak dapat ditampilkan sebagai kumpulan partikel, melainkan
merupakan distribusi massa yang kontinu, penjumlahan dengan tanda sigma (S) pada
persamaan harus diganti dengan tanda integral (). Kita bayangkan membagi benda
menjadi berbagai elemen massa kecil dm yang berjarak r dari poros rotasi (gambar 2.7),
sehingga momen inersia I dapat dinyatakan oleh:
Hasil-hasil metode integrasi untuk menentukan momen inersia berbagai benda ditunjukkan pada Tabel
berikut.
15
16
4) Kaitan Torsi dengan Percepatan Sudut
Anda telah mengetahui bahwa gaya F menyebabkan suatu benda bergerak translasi
dengan percepatan linear a. Anda juga mengetahui bahwa torsi tmenyebabkan suatu
benda berotasi terhadap suatu poros tertentu. Karena torsi t analog dengan gaya F dan
percepatan sudut a analog dengan percepatan linear a, kita bertanya apakah
torsi t berkaitan dengan percepatan sudut a dari gerak rotasi?
17
Kita mengenal rF sebagai torsi gaya t yang dihasilkan oleh gaya F terhadap poros rotasi
partikel dan mr2 sebagai momen inersia partikel I. Dengan demikian, persamaan tersebut
dapat ditulis sebagai berikut.
Rumus adalah hukum II Newton untuk benda yang bergerak rotasi, yang analog dengan F =
m.a, hukum II Newton untuk benda yang bergerak translasi. Jadi, dalam gerak rotasi, torsi
berperan seperti gaya pada gerak translasi.
18
1. Sebuah roda berbentuk cakram homogen dengan jari-jari 40 cm dan massa 50 kg. Jika
benda tersebut mengalami percepatan sudut sebesar 10 rad/s2, hitunglah momen gaya
yang bekerja pada roda tersebut!
2. Sebuah benda tegar berotasi dengan percepatan sudut 15 rad/s2 karena bekerja momen
gaya sebesar 30 Nm. Tentukanlah momen inersia benda tersebut!
Pernahkan Anda menggulung benang layangan dengan kaleng bekas? Jika dua buah kaleng,
yang satunya kecil dan yang satunya lagi besar, digunakan untuk menggulung benang,
kaleng manakah yang akan menyebabkan putaran tangan kita lebih cepat jika panjang
benang dan waktu yang digunakan untuk menggulung adalah sama? Hal ini dapat
dijelaskan dengan konsep hukum kekekalan momentum.
A. Momentum Sudut
Anda telah mengenal besaran momentum linear yang dinyatakan oleh P = m.v. Pada gerak
rotasi, yang analog dengan momentum linear adalah momentum sudut. Massa analog
dengan momen inersia, kecepatan linear analog dengan kecepatan sudut, maka momentum
sudut momentum sudut didefinisikan sebagai perkalian antara momen inersia dan
kecepatan sudut. Secara matematis, ditulis sebagai berikut.
19
Momentum sudut merupakan besaran vektor karena memiliki besar dan arah. Arah
momentum sudut dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar di atas. Arah putaran keempat jari menunjukkan arah rotasi, sedangkan ibu
jari menunjukkan arah momentum sudut.
Jika lengan torsi terhadap poros r dan kecepatan linear v benda (benda dianggap partikel)
diberikan, besar momentum sudut L dapat dihitung sebagai berikut.
20
6) Formulasi Hukum Kekekalan Momentum Sudut pada Gerak Rotasi
Hukum kekekalan momentum linear menyatakan bahwa jika pada suatu sistem tidak
bekerja resultan gaya luar ( ), momentum linear sistem adalah kekal (tetap besarnya). Pada
gerak rotasi pun anda akan menjumpai hukum kekekalan momentum sudut.
Jika momen gaya luar sama dengan nol, berlaku Hukum Kekekalan Momentum Sudut, yaitu
momentum sudut awal akan sama besar dengan momentum sudut akhir. Secara
matematis, pernyataan tersebut ditulis sebagai berikut.
jika tidak ada resultan momen gaya luar yang bekerja pada sistem ( ), momentum sudut
sistem adalah kekal (tetap besarnya).
Contoh lainnya adalah pada saat menggulung benang layangan dengan dua buah kaleng
bekas yang berbeda diameternya. Untuk kaleng bekas yang diameternya lebih besar, maka
jari-jarinya juga besar. Jari-jari yang besar akan memberikan momen inersia yang besar
juga. Dengan momen inersia besar, menurut hukum kekekalan momentum sudut, akan
21
menyebabkan kecepatan sudut kecil. Sebaliknya, kaleng bekas yang diameternya lebih
kecil, maka jari-jarinya juga kecil. Jari-jari yang kecil akan memberikan momen inersia
yang kecil juga. Dengan momen inersia kecil, menurut hukum kekekalan momentum sudut,
akan menyebabkan kecepatan sudut membesar. Itu sebabnya, menggulung dengan kaleng
bekas yang diameternya lebih kecil akan menyebabkan putaran tangan kita menjadi lebih
cepat dibandingkan menggulung dengan kaleng bekas yang diameternya lebih besar.
Dalam sistem partikel, benda dianggap sebagai suatu titik materi. Semua gaya yang bekerja
pada benda dianggap bekerja pada titik materi tersebut, sehingga gaya yang bekerja pada
partikel hanya menyebabkan gerak translasi (tidak menyebabkan gerak rotasi). Oleh
karena itu, syarat yang berlaku bagi keseimbangan sistem partikel hanyalah keseimbangan
translasi.
Anda telah mengetahui bahwa bisa berarti benda terus diam atau benda bergerak lurus
beraturan. Nah, keseimbangan yang dimaksud dalam subbab ini adalah keseimbangan
statis sitem partikel, yang berarti dan benda terus diam. Jika tetapi benda terus bergerak
lurus beraturan, ini adalah keseimbangan kinetis.
22
Keseimbangan tiga gaya secara sederhana diuraikan dengan menggunakan aturan sinus
dalam segitiga (Gambar berikut).
Suatu benda tegar disebut seimbang statis jika benda tegar itu tidak bergerak translasi dan
juga tidak bergerak rotasi (Perhatikan Gambar di atas). Apakah syarat dari keseimbangan
23
statis benda tegar? Telah anda ketahui bahwa untuk sistem partikel, syarat keseimbangan
statis cukup dan benda mula-mula diam. Apakah pada keseimbangan statis benda tegar
juga hanya berlaku syarat ini?
Pada gambar di atas diilustrasikan bahwa walaupun , tetapi mistar masih bisa berotasi
terhadap poros O. Rotasi ini terjadi karena torsi total terhadap poros O tidak nol ( ). Supaya
mistar tidak berotasi, maka resultan torsi pada titik apa saja yang diambil sebagai poros
haruslah nol ( ). Akhirnya, dapatlah kita nyatakan syarat keseimbangan statis benda tegar
sebagai berikut.
Suatu benda tegar berada dalam keseimbangan statis bila mula-mula benda dalam keadaan
diam dan resultan gaya pada benda sama dengan nol, serta torsi terhadap titik sembarang
yang dipilih sebagai poros sama dengan nol.
Secara matematis, syarat keseimbangan statis benda tegar yang terletak pada suatu bidang
datar (misal bidang XY) dinyatakan sebagai berikut:
Beberapa contoh aplikasi keseimbangan statis benda tegar dalam kehidupan sehari-hari.
A. Pemain akrobat berjalan di atas tali.
24
Perhatikan Gambar di atas! Pemain akrobat berjalan di atas tali dengan
membawa tongkat yang panjang. Pemain ini memegang tongkat tepat di tengah-
tengah. Akibatnya, gaya berat tongkat pada setiap sisi sama besar. Gaya ini
menimbulkan momen gaya pada sumbu putar (tubuh pemain akrobat) sama besar
dengan arah berlawanan, sehingga terjadi keseimbangan rotasi. Ini menyebabkan
pemain lebih mudah berjalan di atas tali.
B. Petani memikul dua buah keranjang yang dihubungkan dengan sebuah bambu.
Pada gambar di atas tampak dua orang anak sedang bermain jungkat-jungkit. Massa anak
yang putri adalah 25 kg, sedangkan massa anak yang putra adalah 50 kg. Anak putri berada
3 m dari pusat rotasi jungkat-jungkit, sedangkan anak yang putra berada 1,5 m dari pusat
rotasi jungkat-jungkit. Tentukan apakah kedua anak tersebut dalam keadaan seimbang
atau tidak! (g = 10 m/s2)
25
Diketahui:
mp = 25 kg
rp = 3 m
mL = 50 kg
rL = 1,5 m
26
27
9) Titik Berat
28
Titik berat dari berbagai benda homogen yang bentuknya teratur (memiliki sumbu
simetri) terletak pada perpotongan diagonalnya (Lihat Tabel berikut).
Titik berat benda gabungan dari benda-benda teratur bentuknya dapat dicari dengan
rumus berikut.
29
Jenis-jenis Keseimbangan
30
Ada tiga jenis keseimbangan, yaitu keseimbangan stabil, keseimbangan labil, dan
keseimbangan netral. Keseimbangan stabil adalah keseimbangan yang dialami benda
dimana sesaat setelah gangguan kecil dihilangkan, benda akan kembali ke kedudukan
keseimbangannya semula (Gambar a). Keseimbangan labil adalah keseimbangan yang
dialami benda dimana setelah gangguan kecil dihilangkan, benda tidak akan kembali ke
kedudukannya semula, bahkan gangguan tersebut makin meningkat (Gambar b).
Keseimbangan netral (atau indiferen) adalah keseimbangan di mana gangguan kecil yang
diberikan tidak akan mempengaruhi keseimbangan benda (Gambar c).
31
fenomena alam yang terjadi sehari-hari
Indikator :
1. Sadar bahwa semua fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari merupakan
kuasa Allah
2. Tahu bahwa semua fenomena yang terjadi merupakan ciptaan Allah
3. Mengerti bahwa semua fenomena tentang energi sudah diatur oleh allah
Deskriptor :
Tandai dengan centang () pada Sangat Setuju (SS), Setuju (S),Tidak Setuju (TS) atau Sangat
Tidak Setuju (STS) Pada Pernyataan Yang diberikan!
No Item SS S TS STS
1 Semua fenomena tentang Alam merupakan kuasa Allah
2 Semua fenomena yang berkaitan dengan fisika memang
berasal dari alam tanpa kuasa siapa pun
3 Semua fenomena yang terjadi merupakan ciptaan Allah
4 Semua fenomena yang terjadi tidak ada yang menciptakan
melainkan muncul secara sendirinya
5 Fenomena alam berkaitan dengan fisika yang selalu kita
amati semuanya sudah diatur oleh Allah
6 Fenomena alam berkaitan dengan fisika yang selalu kita
amati semuanya tidak diatur oleh siapapun melainkan
terjadi dengan sendirinya
Teknik Penskoran
Pernyataan Positif :
SS =4
S =3
TS =2
STS =1
Pernyataan Negatif :
SS =1
S =2
TS =3
STS =4
32
Skor maksimum : 6 x 4 = 24
Skor minimum : 6 x 1 = 6
Median : (24 + 6)/2 = 15
Jika dibagi 4 kategori, Interpretasi :
5- 9 = Tidak Baik
10 14 = Kurang Baik
15 19= Baik
20 24 = Sangat baik
b. Lembar Observasi Penilaian Sikap Kerja Kelompok
LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN SIKAP KERJA KELOMPOK
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : XI
Materi Pokok : kesetimbangan dan dinamika rotasi
Observasi
No Nama Siswa Kerjasama Tanggungjawab Toleren disiplin Jumlah
(1) (2) (3) (4)
1 ..............
2
3
4
5
6 Dst
Keterangan Pengisian skor:
4= Sangat Baik
3= Baik
2= Cukup
1= Kurang
33
Tahu wab
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 ..............
2
3
4
5
6 Dst
Keterangan Pengisian skor:
4=Sangat Baik
3=Baik
2=Cukup
1=Kurang
Rubrik
Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Komunikasi/bahasa Tidak ada Komunikasi Komunikasi Sangat
komukasi sedang lancar dan komunikatif
baik
34
2 Sistematika Penyampaian Sistematika Sistematika Sistematika
penyampaian tidak penyampaian penyampaian penyampaian
sistematis sedang baik sangat baik dan
tepat
3 Wawasan Wawasan Wawasan Wawasan luas Wawasan luas
kurang sedang tapi sumber dengan berbagai
masih terbatas sumber
4 Keberanian Tidak ada Kebaranian Keberanian Sangat berani
keberanian sedang baik
5 Penampilan Penampilan Penampilan Penampilan Penampilan
kurang sedang baik sangat baik
35
Nama Peserta Didik :
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Kriteria
Pecapaian
No Waktu Struktur Penyampaian Jumlah
Indikator Tanggapan Publikasi
kalimat konsep
1 Persiapan
2 Perencanaan
3 Penulisan
Keterangan Pengisian skor:
4= Sangat Baik
3= Baik
2= Cukup
1= Kurang
1
2
3
4
5
6
Dst
Pedoman penilaian
= 100
Keterangan Nilai:
A = 81 - 100 = Baik Sekali
B = 70 - 80 = Baik
C = 55 - 69 = Cukup
D = 40 54 = Kurang
E = 0 39 = Kurang Sekali
36
37
LAMPIRAN 3. Lembar Kerja Siswa
1. Penilaian Sikap
III
1.
2.
3.
4.
Dst
Petunjuk pengisian:
Berilah skor 1, 2, 3, 4, 5 pada kolom aspek afektif sesuai dengan kriteria sebagai
berikut :
5 = Sangat Baik ,
4 = Baik ,
3 = Cukup Baik,
2 = Kurang Baik,
1 = Tidak Baik
Nilai Afektif (perorangan)= Jumlah skor yang diperoleh x 4 = .
Nilai Aktivitas (kelompok)= Jumlah dari skor yang diperoleh tiap anggota.
38
LEMBAR KERJA SISWA
MENENTUKAN TITIK BERAT BENDA
Tujuan
Melakukan percobaan untuk menentukan letak titik berat suatu benda
Langkah kerja
Perhatikan, tukang bangunan selalu menggunakan benang dengan ujung diberi beban
untuk mengukur garis tegak lurus. Benang berbeban ini disebut benang pengukur tegak
lurus.
1. Siapkan alat dan bahan. Potong karton menjadi segitiga sama kaki dengan
sembarang ukuran.
2. Buatlah sebuah lubang pada salah satu sudut segitiga, kemudian gantung benang
pengukur tegak lurus melalui lubang tersebut. Berilah tanda garis putus-putus pada
karton sepanjang kedudukan benang pengukur tegak lurus (garis g1).
3. Buat lubang kedua pada sudut segitiga yang lain, kemudian gantung kembali
benang pengukur tegak lurus melalui lubang kedua tersebut. Berilah tanda putus-
putus pada karton sepanjang kedudukan benang pengukur tegak lurus (garis g2).
4. Kedua garis putus-putus yang kalian buat pada langkah 2 dan 3 akan berpotongan.
Titik potong inilah yang merupakan letak titik berat karton tersebut. Untuk menguji
apakah kalian telah menentukan titik berat dengan tepat, tumpulah karton itu di
ujung jarum pentul tepat di titik berat tersebut. Jika karton telah setimbang (tidak
jatuh), maka kalian telah menentukan letak titik berat karton dengan tepat.
5. Siapkan karton yang lain dan potong menjadi bentuk tidak teratur. Ulangi langkah 2
hingga 4 untuk menentukan titik beratnya.
TUGAS:
Berdasarkan hasil percobaan kalian, buatlah laporan hasil percobaan dengan sistematika:
39
40