BIOLOGI DASAR II
ACARA PRAKTIKUM KE : I
PEWARISAN SIFAT
NIM : 24020121140203
Kelompok : 5 (Lima)
DEPARTEMEN BIOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam dunia biologi teknologi informasi banyak digunakan para
ilmuwan untuk melakukan penelitian. Salah satunya adalah pewarisan sifat
pada tanaman maupun hewan. Materi genetik memegang peranan penting
dalam proses pewarisan sifat. Warna kulit, bentuk hidung, dan perubahan
fisik lainnya. Secara biologis, seorang anak selalu mewarisi gen dari ayahnya.
Gen tersebutlah yang membawa sifat-sifat tertentu, baik yang tampak secara
fisik, maupun yang tidak tampak secara fisik. Prinsip tentang gen dan
pewarisan sifat modern pertama kali dikemukakan oleh Gregor Mendel.
Mendel mempelajari 7 jenis sifat yang diturunkan pada tanaman buncis dan
menemukan teori persilangan untuk gen-gen yang independen. Teori tersebut
menyatakan bahwa gen dari anak merupakan perpaduan (persilangan) dari
gen-gen kedua orang tuanya (Tosida, 2011).
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum yang mengatur pewarisan sifat
secara genetik dari satu organisme kepada keturunannya. Hukum tersebut
terdiri dari dua bagian yaitu Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II Sebelum
Mendel melakukan percobaan penyilangan dengan tanaman kapri (Pisum
sativum) para ahli telah mempunyai pemikiran tentang adanya kehidupan
yang berkesinambungan, yang membawa faktor keturunan dari generasi ke
generasi. Tetapi mereka tidak melakukan percobaan seperti yang dilakukan
oleh Mendel dan disamping itu peralatan ilmiah yang dapat dipakai untuk
membuktikan pemikiran mereka belum ada. Hal ini yang melatar belakangi
praktikum mengenai pewarisan sifat (Effendi, 2020).
I.2 Tujuan
I.2.1 Mahasiswa mempelajari dasar-dasar mekanisme pewarisan sifat
menurut Mendel.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kacang Ercis
Kacang kapri atau ercis (kacang polong) dengan nama ilmiah Pisum
sativum L. merupakan tanaman penghasil polong yang dikonsumsi sebagai
sayur. Kacang ercis dikonsumsi dalam bentuk segar, dibekukan,
dikeringkan, maupun diolah dalam kaleng. Tanaman ini banyak ditemukan
pada masakan China ataupun Eropa. Tanaman ini merupakan model tanaman
pilihan untuk penemuan hukum warisan Mendel. Kacang ercis merupakan
legum penting yang ditanam sebagai tanaman kebun dan ladang di seluruh
daerah beriklim sedang di dunia; itu juga ditanam sebagai tanaman Rabi di
Bangladesh. Kacang polong dihargai terutama karena kualitas nutrisi
bijinya. Hal ini menjadikan Pisum sativum L. sebagai bagian dari dasar
genetika modern (Khan, 2017).
Tanaman ercis memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan yaitu baik
untuk meremajakan kulit, menurunkan kolestrol, dan mencegah
osteoporosis. Selain tanaman kacang ercis baik untuk kesehatan, tanaman
ercis juga baik untuk menjaga kesuburan tanah. Tanaman ercis dapat
bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium. Selain itu juga. dapat mengikat
Nitrogen bebas dari udara. Tanaman ercis juga dapat meningkatkan
kesuburan tanah, terutama kandungan Nitrogen (dalam bintil akar tanaman)
yang tersedia dalam tanah (Damara, 2020).
2.2 Hukum Mendel I
5.1 Monohibrid
Persilangan monohibrid adalah persilangan yang dilakukan antara dua
individu dengan spesies yang sama dengan satu sifat yang sama. Hal ini
sesuai dengan pendapat Akbar et al (2015) yang menyatakan bahwa
monohybrid merupakan persilangan antar dua individu dengan spesies yang
sama tetapi memiliki satu sifat yang berbeda. Monohibrid menghasilkan
keturunan pertama (F1) yang seragam. Keturunan pertama (F1) monohibrid
mempunyai fenotip yang serupa dengan induknya yang dominan jika
dominansi tampak sepenuhnya.
Cara kerja pada praktikum ini dilakukan dengan persilangan monohibrid.
Persilangan dilakukan dilakukan antara tikus hitam (HH) dengan tikus putih
(hh), dimana tidak ada gen yang bersifat dominan dan menghasilkan FI yaitu
tikus hitam (Hh) lalu persilangan yang kedua dilakukan dengan
menyilangkan sesamanya yang menghasilkan F2 yaitu HH, Hh, Hh, dan hh.
Dari hasil persilangan tersebut didapatkan rasio fenotipe keturunan F2 yaitu
tikus hitam (HH):tikus abu-abu(Hh): tikus putih (hh) = 1:2:1. Hal ini sesuai
dengan penelitian Huda (2015) yang menyatakan bahwa persilangan pada
kasus dominansi penuh akan terjadi apabila sifat gen yang satu lebih kuat
dibandingkan dengan sifat gen yang lainnya. Sehingga sifat gen yang
dominan dapat menutupi sifat yang resesif Hitam dominan terhadap putih,
misalkan H adalah gen untuk bulu hitam, maka h adalah gen untuk bulu
putih. Galur murni berarti genotipenya merupakan homozigot, sehingga
genotipe untuk marmot jantan berbulu hitam adalah HH dan marmot betina
berbulu putih adalah hh.
5.2 Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid merupakan persilangan antara dua indivdu yang
sejenis dengan satu sifat yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat
Wijayanto (2013) yang menyatakan bahwa persilangan dihibrid merupakan
persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan dihibrid ini lebih rumit
dibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada persilangan
dihibrid melibatkan dua lokus. konsep penting dalam genetika populasi yang
melibatkan dua lokus adalah adanya keterkaitan antar keduanya.
Cara kerja pada praktikum ini dilakukan dengan persilangan dihibrid.
Persilangan yang pertama dilakukan diantara padi dengan sifat bulir bulat
berbatang tinggi (BBTT) dengan padi bulir panjang berbatang pendek (bbtt)
yang menghasilkan F1 dengan sifat padi bulir bulat batang tinggi (BbTt).
Kemudian disilangakn dengan sesamanya dan didapatkan F2 dengan hasil
BBtt, Bbtt,Bbtt yang memiliki sifat padi bulir bulat berbatang pendek yang
memiliki presentase berjumlah 18, 75%. Persilangan kedua dilakukan pada
gen b yang memiliki sifat letal, dan persilangan dilakukan dengan
menyilangkan AaBb x aaBb yang didapatkanl F1 dengan hasil 6 yang
bersifat hidup yaitu AABB. AaBb, aaBB, aaBb, AaBb, , dan aaBb dan 2
yang bersifat letal yaitu Aabb dan aabb sehingga presentase keturunannya
yang hidup berjumlah 75%. Hal ini sesuai dengan pendapat Sartini (2014)
yang menyatakan bahwa Pada saat mendel melakukan percobaannya dengan
menyilangkan galur murni kacang ercis berbiji bulat dengan galur murni
kacang ercis berbiji keriput, ternyata semua keturunannya adalah kacang
ercis berbiji bulat. Dengan demikian ada sifat yang muncul (dominan) dan
ada sifat yang tersembunyi (resesif). Mendel menjelaskan bahwa tanaman
berbiji bulat yang menjadi induk (P2) mempunyai faktor bulat (B) dan
keriput (b), jika dikawinkan keturunannya ada yang mempunyai dua faktor
keriput (bb).
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
terdapat dua hukum pewarisan sifat menurut Mendel yaitu Hukum Mendel I dan
Hukum Mendel II. Hukum Mendel I dapat disebut dengan Hukum Segregasi
bebas yang menyatakan pewarisan sifat induk pada pembentukan gamet
keturunan akan melalui pembelahan gen induk yakni terjadi pada persilangan
monohibrid. Hukum Mendel II dapat disebut dengan Hukum Asortasi Bebas
yang menyatakan bahwa dua atau lebih gen bergaul secara independen yaitu,
setiap pasang alel memisah secara independen dari pasangan alel lainnya selama
pembentukan gamet. Hukum Mendel II dibuktikan dengan adanya persilangan
dihibrid.
DAFTAR PUSTAKA
Mengetahui,
Asisten Praktikan
Jurnal nasional
Jurnal internasional