Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BIOLOGI

IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERSILANGAN DIHIBRID

OLEH:

Desak nyoman dian anggraini (02)

Dewa ayu dewinta eka sasih (05)

Dewa ayu diah kumala riris (06)

Ni komang vina dianti (26)

Ni made restu widiani (28)

Ni Made Wina Abhicanika Bayusuta (31)

putu ratih wibaniti (34)

SMA NEGERI 1 TAMPAKSIRING


Tahun Ajaran 2022/2023
IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERSILANGAN DIHIBRID

1. Tujuan : Mendapatkan gambaran tentang kemungkinananya gen-gen yang dibawa oleh


gamet-gamet akan bertemu secara acak (random)
2. Landasan Teori
Persilangan dihibrida adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua
sifat beda, misalnya persilangan antara tumbuhan ercis berbiji bulat dan berwarna hijau
dengan tumbuhan ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat; padi berumur pendek dan
berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak.
Percobaan Mendel atas persilangan dihibrida menyimpulkan bahwa dalam proses
pembentukan gamet, setiap pasang alel dalam satu lokus bersegregasi dan akan berpadu
secara bebas dengan alel dari lokus lainnya. Hukum perpaduan bebas ini dirumuskan dari
hasil observasi terhadap penyebaran fenotip F2 persilangan dihibrida. Mendel
memperoleh perbandingan fenotip
F2 9 : 3 : 3 : 1,misalnya persilangan dengan dua sifat beda antara biji bundar kuning
dengan keriput hijau, kemudian F1 yang diperoleh biji bundar kuning. Hal ini terjadi
karena setiap gen dapat berpasangan secara bebas. Artinya, biji bundar dominan terhadap
keriput, dan kuning dominan terhadap hijau. Persilangan antara F1 menghasilkan
keturunan F2 dengan perbandingan fenotip antara bulat kuning : keriput kuning : bulat
hijau : keriput hijau = 9 : 3 : 3 : 1.
3. Alat dan Bahan
a. Kotak persilangan

b. Kotak tempat gamet jantan dan betina


c. Kancing plastik yang ukurannya sama tetapi warna berlainan misalnya merah-hijau ,
merah-kuning , putih-hijau , dan putih-kuning
4. Cara Kerja
a. Menentukan secara bebas warna gen B, b, K, k. misalnya gen B = Merah, b = putih,
K = hijau, dan k = kuning.
b. Menyiapkan dua buah kotak gamet A ( jantan ) dan B ( betina) yang masing-masing
terdiri atas :
1) 24 merah-hijau ( BK) = diibaratkan bunga merah buah bulat
2) 24 merah-kuning (Bk) = diibaratkan bunga merah buah lonjong
3) 24 putih-hijau (bK) = diibaratkan bunga putih buah bulat
4) 24 putih-kuning (bk) = diibaratkan bunga putih buah lonjong
c. Mengocok kancing yang ada di kotak A maupun dikotak B agar benar-benar merata
d. Mengambil satu kancing dari kotak A dengan menggunakan tangan kiri, pada waktu
bersamaan mengambil satu kancing dari kotak B dengan menggunakan tangan kanan.
e. Membuat catatan setiap pengambilan kancing dari kotak A dan kotak B, menentukan
macam genotip yang mana yang cocok, misalnya kancing dari kotak A yang kita
ambil berwarna merah-hijau dan kancing dari kotak B berwarna merah-kuning berarti
macam genotipnya adalah BBKk, demikian seterusnya sampai pengambilan kancing
dari kotak A maupun dari kotak B selesai.
f. Menghitung jumlah dari masing-masing macam genotipnya
g. Menulis angka perbandingan fenotipnya yang kita dapatkan dengan apa adamya
h. Setelah selesai menghitung perbandingan fenotipnya, kembalikan kancing-kancing
tersebut kedalam kotak persilangan.
i. Ulangi percobaan itu sampai tiga kali.

5. Pertanyaan Diskusi
1) Bagaimana perbandingan frekuensi genotip dan fenotipnya yang anda dapatkan?
Bandingkan dengan perbandingn menurut Mendel!
2) Disilangkan bunga merah buah bulat (BBKK) dengan bunga putih buah lonjong
(bbkk). Buatlah table persilangan pada F2 - nya
Jawaban :

1. Dari hasil percobaan persilangan kancing genetis yang kami lakukan,diperoleh hasil
perbandingan 9:3:3:1 dimana hasil ini didapatkan dengan cara mengambil kancing
dari kedua kantong secara acak sehingga membentuk kombinasi perbandingan fenotip
dan genotip yang memenuhi Perbandingan menurut hukum mendel yaitu 9:3:3:1.
2. F1 P BBKK x bbkk

G BK bk
F1 BbKk

P BbKk x BbKk
G BK,Bk,bK,bk BK,Bk,bK,bk
F2 :

BK Bk bK bk

BK BBKK 1 BBKk 2 BbKK 3 BbKk 4


(Merah hijau ) (Merah hijau) (Merah hijau) (Merah hijau)
Bk BBKk 5 BBkk 6 BbKk 7 Bbkk 8
(Merah hijau) (Merah kuning) (Merah hijau) (Merah kuning)
bK BbKK 9 BbKk 10 bbKK 11 bbKk 12
(Merah hijau) (Merah hijau) (Putih hijau) (Putih hijau)
Bk BbKk 13 Bbkk 14 bbKk 15 bbkk 16
(Merah hijau) (Merah kuning) (Putih hijau) (Putih kuning)

Perbandingan fenotipe :
Merah hijau : Merah kuning : Putih hijau : Putih kuning
9 : 3 : 3 : 1
Perbandingan genotype:
1. BBKK : 8
2. BBKk : 11
3. BBkk : 6
4. BbKK : 10
5. BbKk : 22
6. Bbkk : 14
7. bbKK : 8
8. bbKk : 11
9. bbkk : 6
Total : 96

Perbandingan fenotip F2 :

1. Merah hijau (8+11+10+22) = 51/6 = 8,5 (9)


2. Merah kuning (6+14) = 20/6 = 3,3 (3)
3. Putih hijau (8+11) = 19/6 = 3,1 (3)
4. Putih kuning (6) = 6/6 = 1
- Prosesnya terjadi 3 pembulatan ( sesuai dengan hukum mendel )
6. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan daintra nya ialah
hasil percobaanya sesuai dengan hukum mendel apabila hitung lebih kecil dibandingkan
dengan nilai tabel,dan sebaliknya pabila hasil percobaan tidak sesuai dengan hukum
mendel maka nilai pada hitung lebih besar daripada nilai pada tabel.
Apabila hasil yang didaptka tidak sesuai dengan hukum mendel dapat disebkan karena
pengocokan yang kita lakukan sebelum mengambil kancing kurang merata,dari hasil
yang di dapatkan bahwa rata-rata hasil yang didaptka sesuai dengan hukum mendel baik
pada data kelas maupun data pribadi,akan tetapi pada data kelas monohibrid intermediet
dapat terlihat dari nilai yang lebih besar daripada nilai tabel.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai