Anda di halaman 1dari 6

Manfaat Kompos

Manfaat Ekonomi:

Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah,

Mengurangi volume/ukuran limbah,

Memiliki

nilai

jual

yang

lebih

tinggi

dari

pada

bahan

di

dalam

asalnya.
Manfaat Lingkungan:

Mengurangi polusi udara akibat pembakaran limbah atau sampah,

Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan sampah.

Manfaat bagi tanah dan tanaman:

Meningkatkan kesuburan tanah,

Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah,

Meningkatkan kapasitas serap air tana,

Meningkatkan aktivitas mikroba tanah,

Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen),

Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman,

Mengurangi pertumbuhan atau serangan penyakit tanaman,

Meningkatkan
tanah.

retensi

atauketersediaan

hara

Aplikasi Zeolit di Bidang Pertanian

Salah satu kegunaan Zeolit dalam bidang pertanian adalah pada pembuatan pupuk
kandang Zeolit, yang merupakan campuran antara pupuk kandang dengan mineral Zeolit.
Pupuk kandang Zeolit ini memiliki sifat lebih dari pupuk organik pada umumnya, yaitu
mempunyai rata-rata C/n yang rendah, dan pertukaran kation yang tinggi. Dengan pupuk ini,
penggunaan unsur pupuk dapat lebih lama, karena dengan adanya Zeolit tanaman dapat
mengkonsumsi pupuk lebih lama.
Zeolit selain memiliki kemampuan sebagai mineral penukar kation, juga memiliki daya
tahan yang tinggi untuk menahan ion amonium dan kalium yang terdapat di dalam air,
sehingga penggunaan Zeolit dapat meningkatkan sifat-sifat fisika dan kimia tanah, terutama
tanah yang mengandung pasir dan sedikit aluminium sulfat serta tanah pozolik.

Gambar 4. Pengaruh Zeolit dalam tanah terhadap tanaman

Jenis Zeolit yang sering digunakan di bidang pertanian terutama adalah jenis
klinoptilolit, yang sudah banyak menunjukkan hasil berupa peningkatan ketersediaan unsur
nitrogen di dalam tanah, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen
tanaman. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh Zeolit terhadap kapasitas penyerapan
(adsorpsi), dan penyimpanan (retensi) amonium dan kalium.
Selain hal tersebut, sifat permukaan Zeolit sangat mudah untuk menyerap kation-kation
logam berat seperti Cd, Pb , dan Zn, jadi logam-logam tersebut akan terserap oleh Zeolit, dan
tidak dikonsumsi oleh akar tanaman, sehingga tidak akan meracuni tanaman, karena
kandungan logam berat yang ada.

Dalam penggunaannya sebagai pupuk, Zeolit yang digunakan harus memenuhi


beberapa perrsyaratan tertentu terkait dengan beberapa karakteristik batuan Zeolit. Syarat
mutu Zeolit sebagai bahan pembenah tanah yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi
Nasional adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Syarat mutu Zeolit sebagai bahan pembenah tanah menurut SNI 13-3494- 1994
(2006)
Uraian
Persyaratan
Kadar mineral Zeolit
Minimal 50%
Kapasitas Tukar Kation
Minimal 100 meq/100 g
Kadar Air
Minimal 10%
Ukuran Butir
40 - 80 mesh
(Sumber : Balai Penelitian Tanah, 2009)

Hardjatmo dan Husaini (1996) menyatakan kandungan mineral Zeolit pada batuan
Zeolit yang terdapat di Pulau Flores mencapai 60,2 % berat dengan persentase modernit
adalah 55,7 %, sedangkan klinoptilolit hanya 4,5 %. Nilai KTK-nya adalah 151,9 Cmol/kg.
Kemampuan pertukaran kation Zeolit merupakan parameter utama dalam menentukan
kualitas Zeolit yang akan digunakan. KTK adalah jumlah meq ion logam yang dapat diserap
maksimum olah 1 g Zeolit dalam kondisi setimbang. KTK dari Zeolit biasanya bervariasi dari
1,5 sampai 6 meq/g. Nilai KTK Zeolit berbanding lurus dengan jumlah atom Al yang
terkandung di dalamnya, makin banyak jumlah atom Al maka makin tinggi nilai KTK dari
Zeolit. KTK ini merupakan penentuan kemampuan tanah untuk mengikat (mengawetkan)
pupuk yang diberikan
Pemanfaatan Zeolit sebagai bahan pembenah tanah, yaitu dapat ditebar langsung ke
o

tanah maupun dicampur dengan pupuk.


Ditebar langsung ke tanah
Struktur Zeolit termasuk cukup stabil di dalam tanah. Dengan struktur yang stabil
tersebut, pengaruh aplikasi Zeolit pada tanah-tanah marginal dapat terlihat selama beberapa
tahun. Semakin halus ukuran Zeolit pengaruhnya akan semakin baik tetapi daya tahannya
akan lebih pendek. Oleh karena itu aplikasi Zeolit sebagai bahan pembenah tanah sebaiknya

berupa campuran antara Zeolit ukuran halus dan kasar.


o Dicampur dengan pupuk
Penggunaan Zeolit sebagai bahan pembenah tanah memerlukan dosis yang tinggi. Oleh
karena itu, perlu cara-cara yang lebih efisien, yaitu dengan mencampur Zeolit dengan pupuk.
Sebagai sampel beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan Zeolit dan urea
adalah 1:1 dapat meningkatkan efisiensi pemupukan.

Dari hasil penelitian sebelumnya tentang pencampuran beberapa jenis pupuk organik
dan zeolit yang diberikan secara bersamaan dengan dosis yang tepat dapat mempertahankan
kelembaban tanah yang lebih lama, sehingga fluktuasi suhu di sekitar perakaran sangat kecil,
dan suhu tidak naik drastis (suhu tanah relatif stabil) setelah air diberikan ke tanah. Tanpa
pemberian zeolit maka suhu tanah di sekitar perakaran meningkat drastis yang
mengakibatkan kandungan C-organik cepat teoksidasi dan ketersediaannya di dalam tanah
tidak dapat dipertahankan lebih lama lagi.

Apakah vivarium itu ?


vivarium adalah wadah transparan yang didalamnya ditumbuhkan tanaman kecil
menggunakan media tertentu dan dihias dengan bebatuan serta aksesoris lain, sehingga
membentuk miniatur taman yang menarik.
Apakah semua wadah bisa dibuat untuk vivarium ?
Syarat utama wadah terrarium harus transparan. Tujuannya agar tanaman dapat menyerap
cahaya yang diperlukan untuk proses fotosintesis dan tanaman mudah dilihat dari luar. Wadah
yang bisa digunakan dapat berupa kaca atau plastik antara lain toples berbentuk bola, wadah
untuk aquarium, botol besar, toples besar untuk manisan, gelas wine dll. Wadah terrarium
bisa terbuka atau menggunakan penutup.

Apakah perbedaan vivarium terbuka dan tertutup ?


Kelebihan terrarium terbuka antara lain jenis tanaman yang digunakan lebih
bervariasi, pengaruh pemanasan akibat dinding kaca dapat dikurangi, dan dapat di tempatkan
di dekat jendela atau tempat-tempat terang yang terkena cahaya matahari langsung.
Kelemahan dari terrarium terbuka adalah membutuhkan penyiraman yang lebih sering, hal itu
karena pada terrarium ini kehilangan air cukup besar karena tidak ada penutup yang
menghalangi penguapan air baik dari tanaman karena respirasi maupun dari media
(evaporasi).

Kelebihan terrarium tertutup adalah tidak membutuhkan penyiraman dalam waktu


yang lama, hal itu karena kelembaban di dalam wadah relatif konstan disebabkan adanya
siklus air yang berputar secara kontinyu. Siklus air ini berputar mulai dari air yang diberikan
ke tanaman akan masuk ke media. Penguapan air lewat tanaman (respirasi) dan penguapan air
lewat media (evaporasi) akan terhalang oleh tutup dan dinding wadah, sehingga air akan jatuh
kembali ke media berupa titik-titik air melalui dinding wadah. Adanya siklus air ini
menyebabkan kehilangan air sangat sedikit, sehingga kelembaban dalam wadah cukup tinggi.
Untuk itu diperlukan kehati-hatian untuk memilih jenis tanaman yang sesuai.
Jenis tanaman seperti apa yang dapat digunakan pada vivarium?
Pemilihan jenis tanaman disesuaikan dengan jenis dan ukuran wadah yang akan dibuat.
Adapun persyaratan tanaman sebagai berikut :
1.

Ukurannya mini dan pertumbuhannya lambat.

2.

Daun memiliki ukuran relatif kecil, warna menarik, rimbun, tidak cacat dan
berpenyakit, corak indah, dan bertekstur.

3.

Memiliki ketahanan terhadap kondisi yang lembab atau yang sangat kering.

4.

Tahan terhadap kondisi kekurangan matahari. Tanaman yang berbunga kurang cocok
karena memerlukan banyak cahaya.

5. Tumbuh dan mampu bertahan hidup pada kondisi suhu ruangan.


Diusahakan agar penempatan tanaman dalam satu wadah memiliki karakteristik dan
persyaratan tumbuh yang sama sehingga memudahkan dalam perawatan dan pemeliharaan.
Sebelum penanaman di terrarium tanaman dapat dipindahkan dari media tanah ke media
arang sekam, tujuannya agar tanaman mampu beradaptasi bila dipindahkan ke media
terrarium yang lebih kering.

DAFTAR PUSTAKA

Calcin, D.V., A.P. Hurney, W.P. Scougall, H.T.


Slattery. 2009. Impact of Bedminster compost on

sugarcane crops. Proceedings of the Australian


Society of Sugar Cane Technologists 31: 345
-354 (2009).
Essien, O.E. 2011. Effect of varying rates of organic
amendments on porosity and infiltration rate of
sandy loam soil . The Journal of Agriculture and
Environment Vol:12, Jun.2011.
Gana , A.K. 2008. Effects of organic and inorganic
fertilizers on sugarcane production. African J

Anda mungkin juga menyukai