: - Vera Anggraeni
- Yoga Ilham Mahendra
- Rahayu Margi Agung .N
- Irfan Abdul Basar
- Aditiya Prasetyo .N.
DAFTAR ISI
SAMPUL .................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN (UMUM)............................................................................... 4
BAB 1
PENDAHULUAN
Air adalah komponen terpenting untuk makhkluk hidup. Tanpa air, semua makhluk hidup di
bumi tidak akan bertahan hidup. Demikian pula untuk tanaman. Air akan diserap bersama unsur
pupuk, untuk keperluan hidupnya. Tanaman euphorbia yang kekurangan air, daunnya akan layu,
kemudian menguning dan rontok. Selanjutnya batang akan mengering dan mati. Namun demikian,
air juga tidak boleh diberikan dalam jumlah berlebih. Karena air dalam jumlah banyak dan terlalu
lama berada di daerah perakaran akan menyebabkan akar tidak bisa bernafas, sehingga akar akan
mati. Air yang berlebihan juga akan menyebabkan kelembaban tinggi, sehingga mempermudah
tumbuhnya penyakit yang menyerang tanaman. Oleh karena itu, air harus disediakan dalam jumlah
yang seimbang.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyiraman tanaman euphorbia adalah sebagai
berikut :
1. Umur Tanaman
Euphorbia yang masih kecil (seedling, setek) membutuhkan air lebih sedikit. Euphorbia remaja
yang sel-selnya masih terus aktif membelah membutuhkan air dalam jumlah lebih banyak, untuk
mengisi sel-sel tersebut. Sementara, euphorbia dewasa yang sedang berbunga membutuhkan air
lebih sedikit. Pada masa ini tanaman cukup disiram dengan menggunakan sprayer.
2. Media
Kemampuan menyimpan air setiap jenis media berbeda-beda. Oleh karena itu, frekuensi
penyiraman setiap jenis media pun juga berbeda-beda. Coco peat lebih banyak menyimpan
air dibandingkan dengan media pasir. Demikian juga, media dengan penambahan bahan
organik berupa pupuk kandang dan kompos dalam jumlah lebih banyak akan bisa
menyimpan air lebih banyak dibandingkan dengan arang sekam.
3. Cuaca
Cuaca panas dengan kelembaban rendah dan lingkungan kering menyebabkan air lebih banyak
ditranspirasikan. Pada cuaca seperti ini penyiraman dapat dilakukan setiap hari. Sebaliknya, apabila
cuaca mendung, frekuensi penyiraman dikurangi.
4.Pemupukan
Euphorbia membutuhkan unsur hara untuk tumbuh dan berbunga. Oleh karena itu, dibutuhkan
tambahan berupa pupuk. Pemberian pupuk harus rutin dan tepat dosisnya. Pemberian pupuk yang
berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Sebaliknya, pemberian
yang terlalu sedikit membuat tanaman merana, bahkan mati. Dalam pemupukan harus
memperhatikan pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman. Oleh karena itu, jenis
kandungan pupuk akan menentukan pupuk yang diberikan efektif atau tidak bagi tanaman. Kita bisa
memberikan pupuk dengan kandungan nitrat tinggi bila menginginkan partumbuhan daun lebih
subur.
5.Syarat Tumbuh
Euphorbia milii dapat tumbuh pada kisaran temperatur 4-40 Celsius. dihabitat aslinya, tanaman ini
tumbuh dilahan terbuka (full sun) dan cukup toleran berada dilokasi sedikit ternaung (part shade
location). Namun, tanaman ini relatif tidak tahan jika ditempatkan dalam ruangan. Meskipun
toleran terhadap kondisi ternaung, tapi pertumbuhan Euphorbia akan lebih optimal bila ditanam
dilahan terbuka. Kondisi ternaung akan memengaruhi pertumbuhan tanaman terutama pertumbuhan
tunas aksilar dan pembungaan. Pada kondisi ternaung, kecepatan tumbuh vegetatifnya relatif cepat,
tetapi tunas yang terbentuk lebih sedikit dan lemas.
mikroklimat yang kering (Rh 70 %) dan membutuhkan media tanam yang lebih lembab
dibandingkan dengan jenis euphorbia lainnya. Pada kelembapan rendah,tajuk tanaman dapat
tumbuh dengan baik bila disertai dengan penyiraman yang memadai. Sementara itu, kelembapan
udara yang terlalu tinggi akan menurunkan aktivitas metabolisme tanaman, sehingga tanaman peka
terhadap serangan penyaki. Namun, E. Milii masih bisa ditanam didataran tinggi asal
pencahayaannya cukup dan curah hujan rendah.
- PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU.
Hama adalah makhluk hidup yang memakan bagian-bagian tanaman atau menghisap cairan
dari jaringan tanaman (daun, batang maupun akar). Secara umum, sebagian besar hama
adalah makhluk dari golongan serangga, namun ada juga beberapa golongan lain seperti siput,
tikus dll. Sedangkan penyakit adalah makhluk hidup yang masuk dan tinggal didalam
tanaman, dan aktifitasnya menimbulkan kerusakan tanaman. Makhluk hidup yang dapat
digolongkan menjadi penyakit tanaman adalah dari golongan cendawan, bakteri serta virus.
Pengendalian hama dan penyakit terpadu adalah suatu cara untuk mengendalikan (tidak sama
dengan pemusnahan atau pemberantasan), yang memadukan berbagai macam kegiatan
sehingga hama dan penyakit dapat diminimalisir tidak melampaui ambang ekonomi atau tidak
merugikan harga jual. Berbagai macam kegiatan pengendalian, dimulai dari tata cara budidaya
pertanian (contohnya adalah menggunakan benih yang tahan hama dan penyakit, penyiraman,
pemupukan, dan perawatan tanaman yang baik), sanitasi atau menjaga kebersihan lingkungan
tempat tumbuh tanaman (contohnya menjaga kelembaban tidak terlalu tinggi, tidak banyak
gulma disekitar tanaman, serta menjaga drainase agar tidak ada air tergenang), pengendalian secara
mekanik dengan membuang hama secara manual dengan tangan, pengendalian secara biologi
dengan memanfaatkan organisme yang memakan hama maupun penyebab penyakit, serta
pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan obat-obatan pertanian atau biasa disebut
pestidida.
Secara umum, pengendalian hama dan penyakit terpadu dapat dijelaskan secara rinci sebagai
berikut:
- Kebersihan lahan dan tanaman (sanitasi). Kebersihan tanaman dan kebersihan areal
penanaman harus diperhatikan, karena hama dan penyakit dapat bermula dan hidup dari
sampah, serta rerumputan disekitar tanaman.
- Kesehatan tanaman. Tanaman yang dipupuk secara baik dan seimbang akan lebih tahan
terhadap serangan Hama maupun penyakit. Tanaman bunga Euphorbia juga memerlukan
cahaya matahari penuh agar pertumbuhannya lebih baik.
- Mengendalikan kelembaban media tanam, serta kelembaban lingkungan. Media yang terlalu
lembab menyebabkan penyakit mudah masuk. Lingkungan yang terlalu lembab juga demikian.
Setiap tanaman harus memiliki jarak yang sesuai, tidak terlalu rapat sehingga setiap daun
memperoleh cahaya matahari yang optimal, sehingga dapat tumbuh dengan baik. Tanaman
terlalu rapat juga menyebabkan penyakit mudah masuk.
- Penyemprotan dengan pestisida. Setiap hama dan penyakit, disemprot dengan pestisida yang
sesuai. Cara penyemprotan juga harus diperhatikan, karena harus langsung mengenai
sasarannya. Contohnya apabila hamanya spider mite yang bersembunyi di permukaan daun
bagian bawah, maka penyemprotan harus diarahkan ke bagian bawah daun. Demikian pula
untuk hama yang ada di pucuk daun, maka penyemprotan harus dari atas daun dengan jarak
ketinggian minimal 50 cm dari ujung daun. Penyemprotan dapat dilakukan dengan
menggunakan Knapsack sprayer (sprayer pompa yang digendong), atau menggunakan hand
sprayer (sprayer tangan kapastias 1 atau 2 liter).
Bab 2
Isi (khusus)
ciri cirinya
Ciri khas Euphorbia adalah batangnya yang diselimuti duri. Bagi orang Thailand, duri-duri itu
"dianggap" mampu mengusir roh-roh jahat. Sementara, yang disebut bunga, biasanya mahkota
bunga yang membentuk sebuah dompolan sehingga bisa menutupi sekujur batangnya.
Di Thailand ada mitos yang meyakini Euphorbia sebagai bunga keberuntungan karena jumlah
bunganya yang selalu kelipatan delapan. Angka delapan bagi mereka adalah angka keberuntungan.
DARI TEDUH KE PANAS
Euphorbia dikatakan indah jika batangnya perkasa dan bunganya lebat. Agar tercapai hal tersebut,
ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Misalnya, memerhatikan media tanamnya, jangan
terlalu tergenang atau terlalu lembap, dan letakkan di tempat yang teduh. Selanjutnya, lakukan
pemupukan setiap 2 minggu dan rutin disiram.
Euphorbia juga butuh intensitas sinar matahari 70 persen dan lama penyinaran 8 jam sehari. Setelah
itu, ikuti dengan pemberian pupuk lengkap, misalnya Super Bionik, setiap 2 minggu sekali. Setelah
1,5 bulan, bunga dijamin muncul serempak dan bermekaran susul-menyusul.
LAKUKAN GRAFTING
Agar bunga Euphorbia berwarna-warni, lakukan seni grafting atau sambung. Siapkan satu batang
bawah dengan cabang-cabang primernya (sebaiknya dari Euphorbia "lokal") dan beberapa batang
atas (dari Euphorbia hibrid).
Setelah itu, dengan pisau tajam (pisau grafting) sayatlah beberapa cabang batang bawah dan atas
dengan bentuk V dan kedalaman 2 cm (duri di seputar sayatan dibuang). Satu per satu batang atas
dimasukkan ke dalam cabang batang bawah. Ikat dengan tali rafia atau selotip. Setelah tunas-tunas
bermunculan, pindahkan ke tempat terbuka dan sedikit terkena sinar matahari. Geser lagi ke tempat
yang lebih terbuka dengan intensitas sinar matahari semakin tinggi.
B.
Penanaman
Euphorbia
Bibit euphorbia juga dapat secara generative muncul dari bakal buah. Semula buah
berwarna hijau lama-kelamaan berubah kecoklatan pertandah buah sudah tua. Sebelum
buah pecah sebaiknya dipetik. Bijinya berwarna cokelat tua atau kehitaman berbentuk
seperti tanda koma. Setelah itu biji dapat segera disemaikan. Sedangan untuk cara
vegetative biasanya dengan cara stek dan grafting. Tetapi untuk mempermudah kita bisa
mendapatkan bibit euphorbia di took-toko tanaman.
Penanaman
Euphorbia
Euphorbia sebenarnya dapat ditanam secara langsung di tanah. Tetapi, umumnya di tanam di
pot sebab dengan ditanam di pot waktu euphorbia berselimut bunga dapat diletakan di
tempat yang dikehendaki.
Gunakan pot yang berdiameter sekitar 15 cm. Dengan ukuran itu, volume media tanam
memadai untuk menampung perakaran. Media tanam untuk euphorbia yang penting tanah
yang porous dan mengandung banyak unsure hara. Jadi, dapat direkayasa sendiri dari
berbagai jenis bahan yang jika dicampur memiliki sifat tersebut.
Misalnya, mencampur kan tanah merah, pupuk kandang, humus bamboo, dan sekam bakar
dengan perbandingan 2 : 3 : 3 : 2 atau campuran dan komposisi yang lainnya. Selanjutnya
masukan media tanam ke dalam pot sampai setengah kedalaman pot.
Masukan euphorbia kedalam pot dan atur letaknya sehingga berdiri tegak. Setelah itu,
timbun dengan media tanam sampai bibir pot. Siram hingga air keluar melalui lubang dasar
pot kemudian tempatkan euphorbia di tempat yang teduh.
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.SARAN