Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ganja adalah tanaman yang sering dipandang negatif oleh masyarakat dunia. Ganja
(Cannabis sativa Linn) merupakan tumbuhan yang banyak tersebar di daerah Asia Tengah,
Tenggara dan Selatan yang sering dijadikan sebagai agen anestesi karena mengandung Tetra
Hydro Cannabinol (THC) (Zulfahmi, Ilham. Humairani, Rindhira. Akmal, 2018). THC dapat
mengikat reseptor spesifik yang ada di dalam otak yang disebut reseptor cannabinoid. Dalam
dosis rendah, senyawa tersebut dapat mengurangi rasa sakit, merangsang nafsu makan,
mengurangi rasa mual dan mengurangi agresi. Pada dosis yang tinggi, THC dapat melindungi
saraf dari stress oksidatif melalui antioksidan neuroprotektif.
Ganja memiliki efek yang sama dengan opium yang memiliki fungsi penurunan terhadap
kesadaran, hilangnya rasa, memabukkan dan dapat menimbulkan ketergantungan. Ganja
telah digunakan sejak zaman kuno. Tanaman ganja memiliki sejarah panjang digunakan
sebagai obat, dengan bukti sejarah berasal dari tahun 2737 SM. Budidaya dan penjualan
ganja terus berlanjut hingga Undang-Undang Pajak Ganja tahun 1937 mengatur pajak atas
penjualan ganja. Seperti Harry Anslinger yang memungut pajak apabila secara komersial
menjual ganja, rami, dan termasuk ketentuan hukuman dan penegakan yang tunduk pada
ganja atau penangan rami. Pelanggaran dapat mengakibatkan denda hingga $2.000 dan
hingga 5 tahun penjara. Beberapa orang berpendapat bahwa Undang-undang tersebut
dilaksanakan karena meningkatnya laporan tentang ganja yang dihisap (Bonnie &
Whitebread, 1974), meskipun yang lain berpendapat bahwa tujuan dari Undang-undang
tersebut adalah untuk mengurangi ukuran industri rami.
Penggunaan ganja secara dini dan berat telah dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih
besar untuk mengembangkan masalah kesehatan mental tertentu, seperti psikosis dan depresi.
Selain itu, hasil pengobatan yang lebih buruk telah dicatat di antara mereka yang mengalami
gangguan mental. Negara Thailand melegalkan ganja untuk tujuan medis, namun di
Indonesia hal tersebut belum di legalkan. Hal tersebut karena tanaman ganja apabila tidak
didasari oleh indikasi medis akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Ganja dapat
memberikan dampak negatif bagi organ tubuh seperti otak, paru-paru, kesehatan mental,
sistem imun, dan sistem peredaran darah bahkan efek ganja jangka panjang yaitu seperti
hilangnya ingatan, iritasi paru-paru dan resiko terjainya kanker paru-paru.
Melalui makalah ini akan dipaparkan mengenai ganja (cannabis) yang meliputi konsep,
mekanisme kerja, dampak yang ditimbulkan apabila melakukan pola konsumsi yang salah
serta melakukan pola konsumsi yang bijaksana dalam mengkonsumsi makanan atau produk
yang mengandung bahan-bahan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana konsep dan sifat dari zat adiktif jenis ganja (cannabis)?
1.2.2 Bagaimana mekanisme kerja dan efek dari ganja tersebut?
1.2.3 Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan dalam mengkonsumsi ganja?
1.2.4 Bagaimana pola konsumsi yang bijaksana dalam mengkonsumsi ganja?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui konsep dan sifat dari ganja.
1.3.2 Mengetahui mekanisme kerja dan efek yang ditimbulkan dari ganja.
1.3.3 Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat pola konsumsi yang salah dari
mengkonsumsi ganja.
1.3.4 Mengetahui pola konsumsi yang bijaksana dalam mengkonsumsi ganja.

2.3 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Penyalahgunaan dalam Mengkonsumsi Ganja (cannabis)

Ganja merupakan salah satu jenis narkoba yang mengandung bahan aktif yang
memabukkan dan menyebabkan ganja digolongkan sebagai obat psikotropika. Banyak orang
mengkonsumsi ganja untuk memberikan efek tenang, santai dan merasa bahagia. Penggunaan
ganja sering kali diisap seperti rokok atau juga dicampurkan bahan makanan atau diseduh dalam
minuman seperti teh.

Penyalahgunaan zat adiktif seperti ganja merupakan bentuk penyalagunaan yang bersifat
patologis, sudah mulai digunakan secara rutin (berlangsung selama 1 bulan) dan terjadi
penyimpangan perilaku dan mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial dan
pendidikan(Penyalahgunaan Napza, 2014). Diantara dampak penyalahgunaan NAPZA adalah
sebagai berikut(Hanifah & Unayah, n.d.) :

1. Terhadap kondisi fisik


a. Akibat zat itu sendiri
Zat yang terkandung dalam ganja akan menyebabkan gangguan mental organik,
misalnya intoksikasi yaitu suatu perubahan mental yang terjadi karena adanya dosis
berlebih yang memang disengaja (kemauan pemakainya). Apabila pengguna sudah
kecanduan dan pemakaiannya terputus maka akan terjadi kondisi putus zat. Pada
pemakaian ganja yang lama akan menurunkan daya tahan sehingga mudah terserang
infeksi dan memperburuk aliran darah koroner.
b. Akibat bahan campuran/pelarut
Akibat tersebut yaitu dapat menyebabkan infeksi,AIDS, hepatitis, kurang gizi,
penyakit kulit, kerusakan gigi serta penyakit kelamin. Hal tersebut terjadi karena cara
pakai atau alat yang tidak steril selain itu juga karena gaya hidup dari pecandu ganja
tersebut.
2. Terhadap kehidupan mental emosional
Penggunaan obat-obatan terlarang seperti misalnya ganja akan menimbulkan kehidupan
mental emosional kearah perilaku yang tidak wajar. Seperti misalnya pemakaian ganja
yang sudah berat dan lama akan menimbulkan sindrom amotivasional (Yeni & Fitriah,
2014). Sindrom amotivasional merupakan suatu keadaan dimana seseorang menjadi
pasif, kurang motivasi, isoladi dan ketidakaktifan dalam dunia yang dialami. Hal ini
ditandai dengan gejala seperti dysphoria, penurunan perhatian, anhedonia, perubahan
memori dan berkurangnya daya kompetisi.
3. Terhadap kehidupan sosial
Akibat penyalahgunaan dalam mengkonsumsi ganja yaitu menyebabkan
gangguan mental emosional sehingga akan mengganggu fungsinya sebagai anggota
masyarakat, pekerjaan ataupun sekolah. Secara umum, karena gangguan mental
emosional ini akan menyebabkan prestasi menurun, dipecat atau dikeluarkan dari
pekerjaan sehingga berakibat semakin kuatnya dorongan untuk menyalahgunakan ganja
atau obat terlarang lainnya.
Ketika terjadi hal demikian, maka hubungan keluarga dan kawan terdekat juga
akan terganggu. Pemakaian yang lama akan menimbulkan toleransi sehingga kebutuhan
akan zat tersebut semakin bertambah. Akibat yang ditimbulkan selanjutnya yaitu
memungkinkan terjadinya tindak kriminal, keretakan rumah tangga hingga perceraian.
Pelanggaran baik norma sosial maupun norma hukum akan terjadi karena pribadinya
terus memaksa untuk memenuhi keinginannya untuk memperoleh zat adiktif tersebut
hingga pecandu bersifat agresif dan impulsif.

REFERENSI

Hanifah, A., & Unayah, N. (n.d.). MELALUI PERAN SERTA MASYARAKAT Abu Hanifah dan
Nunung Unayah. 16(35), 33–46.
Penyalahgunaan Napza. (2014). 7–42.
Yeni, O., & Fitriah, N. (2014). KEJADIAN GANGGUAN JIWA DI RUANGAN POLIKLINIK
NAPZA TERPADU DI RUMAH SAKIT DR . ERNALDI BAHAR PROVINSI SUMATERA
SELATAN THE CORRELATION AMONG THE CHARACTERISTICS OF DRUG USER
AND MENTAL DISORDERS AT DRUG POLYCLINIC IN DR . ERNALDI BAHAR
HOSPITAL SOUTH SUMATERA PROVINCE IN 2013 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
PENDAHULUAN 5, 57–62.
Zulfahmi, Ilham. Humairani, Rindhira. Akmal, Y. (2018). EKSTRAK DAUN GANJA
(Cannabis sativa Linn) SEBAGAI AGEN ANESTESI IKAN KOI (Cyprinus carpio Koi)
(Hemp Leaf (Cannabis sativa Linn) Extract as Anesthetic Agents on Koi (Cyprinus carpio
Koi)). Jurnal Agroqua, 16(2), 100–108.

Anda mungkin juga menyukai