Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 5 No.

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN


MATEMATIKA MENGGUNAKAN KOMBINASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
(PBL), THINK PAIR AND SHARE (TPS) DAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DI
KELAS VB SDN TELUK TIRAM 1 BANJARMASIN

Ahmad Suriansyah, Rizky Amelia, Meri Aditia Lestari


Program Studi PGSD, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin, Indonesia
a.suriansyah@ulm.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru, aktivitas siswa dan menganalisis
peningkatan hasil belajar matematika pada materi Sifat-sifat Bangun menggunakan kombinasi
model Problem Based Learning (PBL), Think Pair and Share (TPS) dan Teams Games Tournamet
(TGT) pada siswa kelas VB SDN Teluk Tiram 1 Banjarmasin. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan sebanyak 4 pertemuan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru meningkat dengan kriteria sangat baik dan aktivitas
siswa dengan kriteria sangat aktif. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru berjalan dengan
lancar, aktivitas siswa dan hasil belajar Matematika materi Sifat-Sifat Bangun meningkat pada
tiap pertemuan.
Kata kunci: Aktivitas Belajar, Problem Based Learning, Think Pair and Share dan Teams
Games Tournament.
Hosnan menyatakan bahwa kegiatan Fatimah, S.Pd., hasil belajar siswa kelas VB pada
pembelajaran di dalam kelas perlu berpusat pada mata pelajaran Matematika materi Sifat-sifat Bangun
peserta didik, mengembangkan kreativitas peserta data tahun ajaran 2017/2018 menunjukkan bahwa
didik, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan dari 24 siswa terdapat 14 orang siswa yang nilainya
menantang, bermuatan nilai etika, estetika, logika berada dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan
dan kinestetik serta menyediakan pengalaman Minimal) yang ditetapkan sekolah yaitu 60 atau
belajar yang beragam (Hosnan, 2014). Matematika secara klasikal hanya 41,67% saja, berarti 58,33%
dikenal sebagai mata pelajaran yang berkaitan hasil belajar siswa masih di bawah KKM sebelum
dengan konsep-konsep yang bersifat abstrak, diadakan remedial.
sehingga dalam proses pembelajaran, matematika Berdasarkan hasil observasi pada
harus disajikan dengan berbagai pendekatan atau pembelajaran matematika di kelas VB SDN Teluk
model dan media agar menarik dan menyenangkan. Tiram 1 Banjarmasin bahwa siswa terlihat pasif
Hal ini dimaksudkan agar dalam proses dalam menerima pelajaran. Penyebab masalah ini
pembelajaran siswa lebih aktif dan termotivasi yaitu pembelajaran didominasi metode ceramah dan
dalam belajar. Berdasarkan uraian diatas, mengingat penugasan sehingga kurang memunculkan rasa ingin
pentingnya pendidikan matematika sebagai salah tahu siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran
satu mata pelajaran yang harus dipelajari dan dan menemukan serta membangun pengetahuan
dikuasai oleh peserta didik sejak sekolah dasar, yang diterimanya. Berdasarkan hasil pengamatan di
maka perlu dicari suatu cara mengelola proses kelas VB SDN Teluk Tiram 1 Banjarmasin, bahwa
pembelajaran matematika di SD sehingga kemampuan bersosialisasi siswa masih kurang. Hal
matematika dapat dicerna dengan baik oleh peserta ini disebabkan karena adanya pembentukan
didik. Pembelajaran matematika pada dasarnya kelompok secara permanen. Siswa selalu duduk
membantu melatih pola pikir siswa agar dapat secara berkelompok dengan anggota kelompok yang
memecahkan masalah dengan kritis, logis, cermat sama meskipun tidak ada tugas atau kegiatan yang
dan tepat. Keberhasilan dalam pembelajaran sangat dilakukan secara berkelompok, jadi hanya duduknya
ditentukan oleh keadaan proses pembelajaran yang saja berkelompok namun tugas yang dilakukan
diterapkan. Dengan demikian, pengembangan berupa tugas individu. Hal ini membuat kemampuan
pembelajaran matematika di sekolah dasar perlu bersosialisasi siswa masih kurang, siswa terbiasa
dilakukan. kenyataan yang penulis temukan di SDN berteman dengan kelompoknya saja. Hal ini terbukti
Teluk Tiram 1 Banjarmasin berdasarkan hasil saat dicoba salah satu siswa dipindah kekelompok
wawancara dengan wali kelas VB, yaitu Ibu Iis lain dia menangis dan berkelahi. Selain itu,

27
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 5 No. 1

kurangnya pemahaman siswa tentang materi Sifat- Untuk menumbuhkan pembelajaran yang
sifat Bangun juga mempengaruhi proses menyenangkan dan menantang peniliti juga
pembelajaran, yaitu siswa masih kesulitan menggunakan model Teams Games Tournament
membedakan antara bangun datar dengan bangun (TGT). model ini dikatakan cocok untuk mengatasi
ruang dan siswa juga masih kesulitan memahamui masalah tersebut karena model ini tidak hanya
keterkaitan materi pembelajaran dengan kehidupan membuat peserta didik yang cerdas menjadi
sehari-hari. Apabila permasalahan tersebut tetap menonjol, tetapi peserta didik yang akademiknya
dibiarkan, dikhawatirkan akan berdampak kepada rendah juga berperan aktif dalam kelompok. Selain
hasil belajar siswa dan tentunya siswa akan merasa itu, model ini dapat menumbuhkan rasa
kesulitan memahami materi berikutnya, karena kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota
matematika adalah pelajaran korelatif (bersifat kelompok. Model ini juga dapat membuat peserta
mempunyai hubungan timbal balik) antar materi. didik lebih bersemangat karena dalam bentuk
Berdasarkan permasalahan yang telah turnamen dan adanya penghargaan (Shoimin, 2014).
dipaparkan penulis di atas, maka diperlukan adanya Berdasarkan alasan di atas, peneliti mencoba
upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran memecahkan permasalahan tersebut melalui
yang ada. Tindakan yang perlu dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang berjudul
menerapkan model pembelajaran yang mampu ”Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang
siswa untuk memperoleh pengetahuan, Menggunakan Kombinasi Model Problem Based
meningkatkan aktivitas dan menghasilkan Learning (PBL), Think Pair and Share (TPS) dan
pembelajaran yang bermakna sesuai dengan materi Teams Games Tournaments (TGT) Di Kelas VB
pelajaran yang sedang dipelajari. Dengan demikian, SDN Teluk Tiram 1 Banjarmasin”.
siswa mampu menciptakan aktivitas belajar aktif dan Rumusan masalah pada penelitian ini adalah
mencapai peningkatan hasil belajar yang optimal. bagaimana aktivitas guru saat menerapkan
Dari berbagai macam model pembelajaran kombinasi model Problem Based Learning (PBL),
yang tersedia, peneliti menggunakan model utama, Think Pair and Share (TPS) dan Teams Games
yaitu model pembelajaran berbasis masalah atau Tournament (TGT), bagaimana aktivitas siswa saat
Problem Based Learning (PBL). Model ini dapat mengikuti pembelajaran menggunakan kombinasi
membantu siswa mengembangkan kemampuan model Problem Based Learning (PBL), Think Pair
berpikir logis, pemecahan masalah dalam situasi and Share (TPS) dan Teams Games Tournament
nyata, siswa dapat membangun pengetahuannya (TGT) dan apakah terdapat peningkatan hasil belajar
sendiri melalui aktivitas belajar secara langsung, matematika pada materi Sifat-sifat Bangun
serta siswa terbiasa untuk mencari informasi menggunakan kombinasi model Problem Based
sebelum melaksanakan kegiatan pemecahan Learning (PBL), Think Pair and Share (TPS) dan
masalah. Model ini berfokus pada masalah sehingga Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas
materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu VB SDN Teluk Tiram 1 Banjarmasin.
dipelajari siswa (Shoimin, 2014). Hal ini dapat Tujuan dari penelitian ini adalah
mengurangi beban siswa dengan menghafal. Siswa Mendeskripsikan aktivitas guru dalam menerapkan
juga memiliki kemampuan untuk melakukan kombinasi model Problem Based Learning (PBL),
komunikasi ilmiah dengan kegiatan diskusi atau Think Pair and Share (TPS) dan Teams Games
presentasi hasil pekerjaan mereka. Tournament (TGT), Mendeskripsikan aktivitas siswa
Selain model PBL, peneliti juga dalam mengikuti pembelajaran dengan kombinasi
mengkombinasi dengan model Think Pair and Share model Problem Based Learning (PBL), Think Pair
(TPS). Model ini merupakan suatu model and Share (TPS) dan Teams Games Tournament
pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu (TGT) dan Menganalisis peningkatan hasil belajar
untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu matematika pada materi Sifat-sifat Bangun
sama lain. Model ini memperkenalkan ide “waktu menggunakan kombinasi model Problem Based
berpikir atau waktu tunggu” yang menjadi faktor Learning (PBL), Think Pair and Share (TPS) dan
kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas
merespons pertanyaan. Pembelajaran kooperatif VB SDN Teluk Tiram 1 Banjarmasin.
model Think Pair Share ini relatif lebih sederhana Penelitian ini ditujukan untuk mendukung
karena tidak menyita waktu yang lama untuk penelitian sebelumnya. Usia sekolah dasar sebagai
mengatur tempat duduk ataupun mengelompokkan masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia
siswa. Pembelajaran ini melatih siswa untuk berani enam tahun hingga kira-kira sebelas atau dua belas
berpendapat dan menghargai pendapat teman. tahun (Suriansyah, 2017). Pada usia ini anak

28
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 5 No. 1

pertama kali mengalami pendidikan formal dan bisa tahap metode ilmiah, sehingga siswa dapat
juga dikatakan bahwa usia ini adalah merupakan mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan
usia yang matang untuk menerima pelajaran- masalah tersebut, sekaligus memiliki keterampilan
pelajaran yang merupakan tingkat pertama dalam untuk memecahkan masalah (Amelia, 2018b).
pendidikan sebagai bekal dikemudian hari meniti Model pembelajaran tipe Think Pair and Share
jenjang pendidikan tingkat yang lebih tinggi merupakan model pembelajaran kooperatif
(Ainawati, 2018). sederhana yang berarti berfikir-berpasangandan
Prastowo mengemukakan bahwa belajar berbagi (Warsono & Hariyanto, 2012).
adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam Model cooperative learning tipe Think Pair
berinteraksi dalam lingkungannya, sehingga and Share yang berarti berfikir-berpasangan-berbagi
menghasilkan peubahan tingkah laku yang bersifat semula dikembangkan oleh Frank Lyman, juga oleh
positif, baik perubahan dalam aspek pengetahuan, Spencer Kagan bersama Jack Hassard. Model ini
afeksi, maupun psikomotor (Prastowo, 2013). oleh Johnson dan Johnson menyebutrnya tengoklah
Belajar dikatakan positif terjadi perubahan perilaku pasanganmu (Turn To Your Partner).
yang disebabkan adanya penambahan dari perilaku Model pembelajaran Teams Games
sebelumnya yang cenderung bersifat menetap (tahan Tournament (TGT) merupakan model pembelajaran
lam dan tidak mudah dilupakan) (Suriansyah, yang dikembangkan oleh David de Vries & Keath
Aslamiah, Noorhapizah, Winardi, & Dalle, 2019). Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan
Kompetensi yang harus dimiliki seorang permainan dengan anggota tim lain untuk
pendidik meliputi kompetensi pribadi, kompetensi memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka
sosial, dan kompetensi profesional (Badar, n.d.). Model ini mengandung unsur
(Suprihatiningrum, 2017). Kompetensi pribadi akan permainan sehingga dapat menciptakan
tampak dalam penampilan fisik dan psikis, pembelajaran yang menyenangkan. Model ini juga
kompetensi sosial akan tampak dalam hubungan dapat membuat pembelajaran terasa menantang
sosial, dan kompetensi profesional akan tampak karena dalam kegiatan model ini terdapat sebuah
dalam sepuluh segi kemampuan profesi guru turnamen akademik, di mana setiap siswa
(Hamid, Suriansyah, & Ngadimun, 2019). Setiap berkompetisi mewakili timnya untuk mencapai
guru pasti memiliki keinginan agar dapat sebuah prestasi. Ketiga model yang saya gunakan
meningkatkan hasil belajar siswa yang dalam penelitian ini adalah untuk mendukung
dibimbingnya. Karena itu guru harus memiliki penelitian sebelumnya, yaitu Penelitian Aprina
hubungan dengan siswa yang dapat terjadi melalui Mariani (2017), Penelitian Alfiya Fajar Maghfirah
proses belajar mengajar (Mujiati, Suriansyah, & (2013), Noorhapizah dsn Agusta (2018).
Effendi, 2019). Setiap proses belajar mengajar Jenis penelitian yang digunakan yaitu
keberhasilannya diukur dari penilaian seberapa jauh Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu
hasil belajar yang dicapai siswa. penelitian dalam bidang pendidikan dengan
Secara sederhana, yang dimaksud dengan menjadikan kelas sebagai objek dalam penelitian
hasil belajar siswa adalah kemampuan yang untuk memperbaiki aktivitas belajar, proses, serta
diperoleh anak setelah melalui aktivitas belajar hasil belajar. Pada proses penelitian tindakan kelas
(Aslamiah & Agusta, 2015). Nawawi dalam Susanto ini dibagi menjadi 4 pertemuan yaitu dilandasi
menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan dengan proses perencanaan, pelaksanaan, observasi
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam dan evaluasi dan refleksi (Suriansyah & Mahriati,
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang 2016).
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes Pada tahap perencanaan, yang akan
mengenal sejumlah pelajaran tertentu (Susanto, dilaksanakan yaitu menyusun jadwal pelaksanaan
2015). kegiatan pembelajaran, membuat Rencana
Model pembelajaran diartikan sebagai pola Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
atau langkah-langkah suatu pembelajaran yang menggunakan kombinasi model, membuat lembar
diterapkan agar tujuan pembelajaran berdasarkan observasi dan rubrik penilaian yang digunakan untuk
kurikulum dapat tercapai secara maksimal(Daryanto, menilai aktivitas guru dan aktivitas siswa saat
2015). pembelajaran, Membuat alat evaluasi berupa LKK
Model pembelajaran Problem Based dan LKS yang digunakan untuk mengukur hasil
Learning (PBL) merupakan salah satu model belajar siswa berupa tes, menyusun rubrik penilaian
pembelajaran inovatif yang dapat memberikan sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan,
kondisi belajar aktif kepada siswa, melibatkan siswa Membuat format penilaian penilaian sikap, penilaian
untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap- pengetahuan/hasil belajar, dan penilaian

29
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 5 No. 1

keterampilan, mempersipkan media ajar berupa model dan data hasil belajar siswa diperoleh dari
gambar yang berkaitan dengan materi bangun ruang penilaian tugas evaluasi pada akhir proses
dan mempersiapkan alat bantu mengajar lainnya pembelajaran (Sukma, Mahjuddin, & Amelia, 2017).
dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan Penilaian dilakukan pada setiap pertemuan tentang
pembelajaran (Sukmadinata, 2007). apa yang sudah dipelajarinya. Soal evaluasi ini
Pada tahap Pelaksanaan, pelaksanaan dijadikan penilaian pada ranah kognitif dan
kegiatan pembelajaran tersebut adalah guru psikomotorik. Sedangkan penilaian afektif dilakukan
membuat penjelasan kepasa siswa tentang pelajaran berdasarkan pengamatan perilaku siswa saat proses
yang akan diajarkan, menerapkan kombinasi model pembelajaran.
pembelajaran, dan pelaksaan diadakan sebanyak 4 Analisis data kualitatif digunakan untuk
pertemuan. menganalisis data dari hasil observasi aktivitas guru
Pada tahap observasi atau pengamatan dalam mengelola pembelajaran dan aktivitas siswa
terhadap aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru dalam proses pembelajaran. Pada data observasi
dalam penerapan model dengan menggunakan aktivitas guru, terdapat 11 aktivitas yang diamati
lembar observasi yang telah dibuat. Untuk observasi selama proses pembelajaran, data Observasi
aktivitas siswa dilakukan oleh peneliti, sedangkan Aktivitas Siswa terdapat 7 aktivitas yang terbagi
untuk observasi aktivitas guru dilakukan oleh menjadi aktivitas diskusi kelompok dan diskusi
observer yang direkomendasikan oleh kepala kelas.
sekolah (Arikunto & Suhardjono, 2006). Aktivitas guru di kelas, dapat dikatakan
Pada tahap refleksi, mengkaji, melihat dan berhasil jika kriteria pencapaian guru meningkat
merenungkan kembali hasil dan dampak dari antara skor 38-46 dengan predikat sangat baik,
kegiatan tindakan yang telah dicatat dalam aktivitas siswa di kelas, dapat dikatakan berhasil jika
observasi. Selanjutnya hasilnya dianalisis, ≥82% dari jumlah seluruh siswa sudah memperoleh
diinterpretasikan dan disimpulkan.peneliti predikat sangat aktif dan ketuntasan secara
Kesimpulkan merupakan dasar untuk merevisi individual apabila siswa mendapat nilai ≥60 dan
rencana pada tindakan berikutnya agar dapat secara klasikal persentase siswa yang mendapat nilai
dilaksanakan perbaikan terhadap kendala yang ≥60 mencapai ≥80% dari jumlah siswa.
terjadi dan dicari solusi terbaik untuk perbaikan HASIL
langkah-langkah pembelajaran berikutnya (Utomo, Penelitian dilaksanakan sebanyak 4 kali
2016). pertemuan. Setiap pertemuan ditempuh selama 2 jam
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini pelajaran dan setiap jam pelajaran terdiri atas 35
dilaksanakan di kelas VB SDN Teluk Tiram 1 menit. Ada 3 faktor yang diteliti dalam penelitian
Banjarmasin semester II tahun ajaran 2018/2019 ini, yaitu aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil
dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 13 belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi
orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan sifat-sifat bangun menggunakan kombinasi model
dan peneliti bertindak sebagai guru. Problem Based Learning (PBL), Think Pair and
Data aktivitas guru diambil melalui lembar Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT)
observasi dengan mengamati langkah-langkah di Kelas VB SDN Teluk Tiram 1 Banjarmasin.
pembelajaran yang dilakukan guru menggunakan Berdasarkan hal tersebut, hasil penelitian juga
kombinasi model yang dilaksanakan pada saat terbagi menjadi 3, yaitu Rekapitulasi Aktivitas Guru,
pembelajaran berlangsung, data aktivitas siswa Rekapitulasi Aktivitas Siswa dan Rekapitulasi Hasil
diambil dari data hasil pengamatan langsung pada Belajar Siswa. Berikut peneliti sajikan tabel 1
siswa yang dilakukan oleh peneliti melalui lembar berkaitan dengan skor aktivitas guru
observasi aktivitas siswa tiap pertemuan dalam
mengikuti pembelajaran menggunakan kombinasi

Tabel 1 Rekapitulasi aktivitas guru


Pertemuan Skor Persentase Kriteria
1 26 59% Kurang Baik
2 36 81% Baik
3 39 88% Sangat Baik
4 44 100% Sangat Baik
Skor maksimal untuk aktivitas guru adalah mudah disandingkan dengan aspek aktivitas siswa
44. Skor juga dibuat dalam bentuk persen, agar dan hasil belajar siswa pada grafik kecenderungan

30
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 5 No. 1

seluruh aspek nantinya. Pada pertemuan 1 guru baik. Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat
mendapatkan skor 26 dengan kriteria kurang baik, dikatakan bahwa penggunaan kombinasi model
guru sudah melaksanakan aktivitas sesuai dengan Problem Based Learning (PBL), Think Pair and
ketentuan, meskipun pada beberapa aspek masih Share (TPS) dan Teams Games Tournament (TGT)
belum maksimal dan diperlukan perbaikan pada pada mata pelajaran Matematika materi Sifat-Sifat
pertemuan-pertemuan berikutnya, selain itu guru Bangun dapat meningkatkan aktivitas guru dalam
juga perlu menyesuaikan kondisi dan lingkungan pembelajaran di kelas.
kelas. Kemudian pada pertemuan 2 guru Ranah selanjutnya adalah hasil penelitian dari
mendapatkan skor 36 dengan kriteria baik, pada aktivitas siswa dalam mengikuti pelaksanaan
pertemuan ini guru sudah melakukan penyesuaian pembelajaran menggunakan ketiga kombinasi
dan skor pun mengalami peningkatan. Berikutnya, model. Tabel berikut ini menunjukkan rekapitulasi
pada pertemuan 3, guru sudah mampu mencapai hasil observasi terhadap aktivitas siswa dari
skor 39 dengan kriteria sangat baik, lalu meningkat pertemuan 1 sampai 4.
lagi menjadi 44, tentunya dengan kriteria sangat

Tabel 2 Rekapitulasi Aktivitas Siwa


Kurang
Tidak Aktif Aktif Sangat Aktif
Pertemuan Aktif
F % F % F % F %
Pertemuan 1 0 0 5 21% 8 33% 11 46%
Pertemuan 2 0 0 2 8% 9 38% 13 54%
Pertemuan 3 0 0 0 0 7 29% 17 71%
Pertemuan 4 0 0 0 0 4 17% 20 83%

Indikator keberhasilan untuk aspek aktivitas Terakhir, pada pertemuan 4, frekuensi siswa
siswa adalah jika siswa yang masuk kriteria sangat yang sangat aktif kembali mengalami peningkatan,
aktif + aktif mencapai 80% atau lebih dari jumlah karena frekuensi siswa yang aktif juga mengalami
siswa di kelas tersebut. penurunan menjadi 4 orang.
Pada pertemuan 1 persentase siswa yang Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat
masuk kriteria sangat aktif adalah 46%, pada dikatakan bahwa penggunaan kombinasi model
pertemuan ini ada beberapa siswa yang PBL, TPS dan TGT di kelas VB SDN Teluk Tiram 1
dikategorikan kurang aktif, yaitu 21%. Banjarmaisn, khususnya pada mata pelajaran
Pada pertemuan 2 frekuensi siswa yang Matematika materi Sifat-Sifat Bangun dapat
sangat aktif meningkat, namun masih ada 2 orang meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran di
siswa yang dikategorikan kurang aktif atau sebanyak kelas.
8%. Aspek terakhir adalah aspek hasil belajar
Selanjutnya, pada pertemuan 3, frekuensi siswa, bisa dilihat pada tabel 3 berikut ini:
siswa yang sangat aktif meningkat. Hal ini terjadi
karena tidak ada frekuensi siswa yang dikategorikan
kurang aktif.
Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
Pertemuan Ketuntasan Klasikal (%) Kategori
1 75% Belum mencapai indikator
2 100% Mencapai indikator
3 100% Mencapai indikator
4 100% Mencapai indikator

Pada tabel 3 terlihat bahwa ketuntasan hasil indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti,
belajar siswa secara klasikal selalu mengalami yaitu 80% atau lebih siswa yang tuntas (mencapai
kenaikan di setiap pertemuan. KKM 60 atau lebih) dari seluruh siswa di kelas
Pada pertemuan 1 ketuntasan klasikal siswa tersebut. Kemudian, pada pertemuan 2, 3 dan 4
hanya mencapai 75%, artinya masih di bawah dari ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal

31
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 5 No. 1

mengalami peningkatan menjadi 100% atau meningkatkan hasil belajar siswa dalam
sempurna, yang artinya sudah sesuai dengan pembelajaran di kelas.
indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti. Demikian paparan data dan hasil temuan dari
Berdasarkan hasil temuan tersebut, dapat 3 aspek yang sudah diteliti. Agar lebih jelas, peneliti
dikatakan bahwa penggunaan kombinasi model memasukkan data dari 3 aspek tersebut ke dalam
PBL, TPS dan TGT di kelas VB SDN Teluk Tiram grafik berikut:
1 Banjarmaisn, khususnya pada mata pelajaran
Matematika materi Sifat-Sifat Bangun dapat

120%

100% 100% 100% 100%


88%
80% 81% 83%
75%
71% Aktivitas Guru
60% 59%
54% Aktivitas siswa
46%
40% Hasil Belajar

20%

0%
Pertemuan 1 Pertemuan 2 pertemuan 3 Pertemuan 4

Gambar 1 Grafik Kecenderungan Seluruh Aspek

PEMBAHASAN Share dan Teams Games Tournament dalam rangka


Kegiatan penelitian tindakan kelas ini meningkatkan aktivitas belajar materi sifat-sifat
dilaksanakan di kelas VB SDN Teluk Tiram 1 Bangun di kelas VB SDN Teluk Tiram 1
Banjarmasin semester II tahun ajaran 2018/2019 Banjarmasin, dapat dilihat uraiannya sebagai
dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 13 berikut.
orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. 1. Aktivitas Guru
Pembahasan yang dikaji berdasarkan Aktivitas guru dalam kegiatan belajar
rumusan masalah yang sudah ditetapkan oleh mengajar menggunakan kombinasi model
peneliti. Peneliti mengajar pada mata pelajaran Problem Based Learning, Think Pair and Share
matematika kelas 5. Keberhasilan pembelajaran dan Teams Games Tournament dapat dilihat
sangat ditentukan oleh guru. Pembelajaran bahwa selalu terjadi peningkatan pada setiap
matematika sangatlah penting dan perlu diberikan pertemuannya. Kondisi ini menunjukkan adanya
kepada setiap sekolah kerena matematika keberhasilan pada kegiatan belajar mengajar.
merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat Berdasarkan peningkatan tersebut yang terajadi
meningkatkan kemampuan berpikir dan pada pertemuan I, II, III, dan IV hingga mencapai
beragumentasi, memberi kontribusi dalam kriteria keberhasilan, menunjukkan bahwa
penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia pendekatan dan model yang digunakan oleh guru
kerja, serta memberi dukungan dalam pada saat pembelajaran dapat menentukan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ketercapaian keberhasilan pembelajaran.
(Susanto, 2013). Selain itu, matematika juga Sebelum menentukan langkah-langkah
merupakan aktivitas insani yang harus dikaitkan kegiatan dalam proses pembelajaran untuk
dengan realitas. Proses pengembangan konsep dan tercapainya tujuan yang diharapkan, sebagai
ide matematika dimulai dari kehidupan nyata seorang guru yang berkualitas perlu memahami
(Fauzan, 2002). karakteristik siswa agar dapat mengambil
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru, langkah yang benar dalam menciptakan proses
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa, terhadap belajar mengajar yang efektif di kelas (Sundari,
kegiatan belajar mengajar menggunakan kombinasi Aslamiah, & Ngadimun, 2019). Menurut
model Problem Based Learning, Thimk Pair and Aslamiah, ketika seorang guru dihadapkan pada

32
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 5 No. 1

permasalahan belajar siswanya maka guru dapat evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan mengidentifikasi
mengambil langkah-langkah penyelesaian dengan untuk melihat apakah suatu program yang telah
mengacu pada karakteristik siswa sesuai dengan direncanakan telah tercapai atau belum, berharga
usianya (Aslamiah, 2019). atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat
2. Aktivitas Siswa efisiensi pelaksanaannya. Selain itu, dengan
Siswa sebagai peserta didik adalah sebagai dilakukannya evaluasi ini dapat dijadikan feedback
subjek didik, bukan objek yang siap diisi dengan atau tindak lanjut, atau bahkan cara mengukur
ilmu pengetahuan dari otak guru (Suriansyah, tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar
2018). Peserta didik adalah anggota masyarakat siswa tidak saja diukur dari tingat penguasaan ilmu
yang berusaha mengembangkan potensi diri pengetahuan, tetapi juga dari keterampilan. Dengan
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup
jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Oleh segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu
karena itu, pendidikan hendaknya tidak hanya menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan
berupa pembelajaran dengan kegiatan transfer yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
ilmu dari guru kepada siswa. Namun, diberikan kepada siswa (Susanto, 2015).
pembelajaran yang disediakan hendaknya dapat Penelitian-penelitian tentang model yang
meningkatkan aktivitas siswa agar dapat terkait adalah sebagai berikut:
mengembangkan potensi diri siswa. 1. Penelitian Ainawati (2018) dengan judul
Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa Meningkatkan pembelajaran matematika pada
merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh materi pengolahan data menggunkan kombinasi
setiap orang yang berkecimpung dalam profesi model problem based learning (PBL), Think Pair
keguruan dan pendidikan. Proses pembelajaran and Share (TPS), dan Teams Games Tournament
dikatakan berlangsung, apabila ada aktivitas siswa di (TGT) di Kelas VB SDN Sungai Jingah 4
dalamnya. Banjarmasin.
3. Hasil Belajar 2. Penelitian Aprina Mariani (2018) dengan judul
Berdasarkan tujuan belajar yang ditetapkan “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran ataupun Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Melalui
kegiatan instruksional inilah yang menjadi acuan Kombinasi Model Pembelajaran Problem Based
siswa berhasil atau tidaknya dalam belajar. Skor Learning (PBL), Realistic Mathematics
juga bukan menjadi patokan mutlak siswa Education (RME), dan Teams Games
berhasil dalam belajar atau penguasaan ilmu Tournament (TGT) di Kelas IV SDN Tatah
pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Pemangkih Laut 2 Kabupaten Banjar”
Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang 3. Penelitian Alfiya Fajar Maghfirah (2013) dengan
terjadi tersebut maka perlu diadakan penilaian. judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam
Penilaian dalam proses pembelajaran berfungsi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Melalui
sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar model Kooperatif Team Games Tournament
dan sebagai alat untuk mengukur pencapaian (TGT) pada Kelas IV SDN Sungai Pitung
dalam proses pembelajaran (Amelia, 2018a). Kabupaten Barito Kuala”.
Penilaian hasil belajar pada aspek kognitif 4. Penelitian Rela Rahmah (2017) dengan judul
dilakukan dengan cara mengukur penguasaan “Meningkatkan Hasil Belajar Materi IPA Konsep
peserta didik yang mencakup pengetahuan Daur Air dan Peristiwa Alam melalui Model
faktual, konseptual, dan prosedural dalam Pembelajaran Problem Based Learning
berbagai tingkatan proses berpikir. Menurut Kombinasi Pciture And Picture dan Think Pair
taksonomi Anderson yang merupakan perbaikan And Share pada Siswa Kelas V SDN Mawar 4
taksonomi Bloom, tingkatan berpikir kognitif Banjarmasin”.
yaitu mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, menilai, dan menciptakan. Untuk SIMPULAN DAN SARAN
mengetahui ketuntasan belajar serta Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas
mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan proses terhadap siswa kelas VB SDN Teluk Tiram 1
pembelajaran pada aspek kognitif maka Banjarmasin melalui kombinasi model Problem
digunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai Based Learning, Think Pair and Share dan Teams
kompetensi yang akan dinilai yaitu tes tulis, lisan, Games Tournament dapat disimpulkan sebagai
dan penugasan. berikut:
Untuk mengetahui apakah tujuan 1. Aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran
pembelajaran tercapai atau tidak, maka dilakukanlah pada materi sifat-sifat Bangun menggunakan

33
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 5 No. 1

kombinasi model Problem Based Learning, (Tunagrahita) di Banjarmasin Timur.


Think Pair and Share dan Teams Games Amelia, R. (2018a). PENINGKATAN
Tournament dapat terlaksana dengan baik KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN
disetiap pertemuannya sehingga memperoleh PERCOBAAN MENGGUNAKAN
kategori sangat baik dan telah mencapai indikator PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM
yang ditentukan oleh peneliti. PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH
2. Aktivitas siswa dalam dalam pelaksanaan DASAR. JURNAL INOVASI PENDIDIKAN
pembelajaran materi sifat-sifat bangun DAN PEMBELAJARAN SEKOLAH DASAR,
menggunakan kombinasi model Problem Based 2(1).
Learning, Think Pair and Share dan Teams Amelia, R. (2018b). The Application of Problem
Games Tournament dapat terlaksana dengan baik Based Learning (PBL) Approach for
di setiap pertemuannya sehingga memperoleh Elementary Schools Teachers. 1st International
kategori sangat aktif dan telah mencapai Conference on Creativity, Innovation and
indikator yang ditentukan oleh peneliti. Technology in Education (IC-CITE 2018).
3. Penggunaan kombinasi model Problem Based Atlantis Press.
Learning, Think Pair and Share dan Teams Arikunto, S., & Suhardjono, S. (2006). Penelitian
Games Tournemanet dapat meningkatkan hasil tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
belajar siswa mata pelajaran matematika volume Aslamiah, Agusta, Akhmad Riandy. (2015). Upaya
balok pada siswa kelas VB SDN Teluk Tiram 1 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Tema
Banjar pada setiap pertemuannya dan telah Ekosistem Dengan Muatan IPA Menggunakan
berhasil mencapai indikator yang ditetapkan Kombinasi Model Pembelajaran Inquiry
peneliti, baik secara klasikal ataupun individual. Learning, Somatic, Auditory, Visualization,
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan Intellectually (SAVI) dan Team Game
dan kesimpulan yang telah diuraikan dapat Tournament (TGT) pada Kelas 5 B SDN
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: Sungai Miai 7. Paradigma, Jurnal Ilmu
1. Bagi kepala sekolah diharapkan dalam Pendidikan, 10(1).
membina para guru hendaknya memberikan Aslamiah, A. (2019). Peer Review: Teachers
masukan kepada guru bahwa sebaiknya Organizational Commetment in Elementari
menggunakan kombinasi model Problem School: A Study In Banjarmasin Indonesia.
Based Learning, Think Pair and Share dan Agusta, A. R. (2018, December). Improving the
Teams Games Tournament pada materi sifat- Student’s Cooperation and Environmental Care
sifat bangun yang disesuaikan dengan konsep Skill using Outdoor Learning Strategy
sehingga dapat meningkatkan kualitas Outbound Variation. In 1st International
pendidikan dan hasil pembelajaran Conference on Creativity, Innovation and
matematika yang diajarkan kepada siswa. Technology in Education (IC-CITE 2018).
2. Bagi guru, diharapkan sebaiknya dapat Atlantis Press.
menerapkan kombinasi model Problem Based Badar, I. (n.d.). Trianto. 2015. Mendesain Model
Learning, Think Pair and Share dan Teams Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan
Games Tournament pada materi sifat-sifat Kontekstual. Surabaya: Prenadamedia.
Bangun yang disertai dengan konsep serta Daryanto, T. R. (2015). Teori Belajar dan Proses
dalam merancang pendekatan pembelajaran Pembelajaran yang Mendidik. Penerbit Gava
hendaknya memeperhitungkan segala hal Media: Yogyakarta.
yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas Hamid, P. A., Suriansyah, A., & Ngadimun, N.
pembelajaran agar menjadi lebih efektif dan (2019). Relationship Between Interpersonal
efisien. Intelligence and Emotional Intelligence with
Kepada peneliti lain, hendaknya dapat Teacher Performance of MTsN in Banjarmasin
memanfaatkan dan mengembangkan hasil penelitian City. Journal of K6, Education and
ini dengan sebaiknya serta dapat menerapkan Management, 2(1), 71–77.
kombinasi model Problem Based Learning, Think Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan
Pair and Share dan Teams Games Tournament kontekstual dalam pembelajaran abad 21:
ketika mengajar di sekolah nanti. Kunci sukses implementasi kurikulum 2013.
Ghalia Indonesia.
DAFTAR RUJUKAN Mujiati, M., Suriansyah, A., & Effendi, R. (2019).
Ainawati, A. (2018). Peran Orang Tua dalam Effect of Academic Supervision and School
Pembinaan Akhlak Anak Berkebutuhan Khusus Culture on Teacher’s Teaching Quality in

34
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 5 No. 1

Public Islamic Senior High School taman kanak-kanak. Jakarta: Prenadamedia


Banjarmasin. Journal of K6, Education and Group.
Management, 2(2), 126–132. Utomo, S. (2016). Penelitian Tindakan Kelas untuk
Prastowo, A. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Angka Kredit Pengembangan Keprofesian
Tematik Panduan Lengkap Aplikatif. Berkelanjutan bagi Guru. Papua: LPMP.
Yogyakarta: Diva Pres. Warsono, H., & Hariyanto, M. S. (2012).
Shoimin, A. (2014). Guru Berkarakter untuk Pembelajaran aktif teori dan asesmen.
implementasi pendidikan karakter. Yogyakarta: Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Gava Media.
Sukma, E., Mahjuddin, R., & Amelia, R. (2017).
Literacy Media Development in Improving
Reading and Writing Skill of Early Class
Students in Elementary School Padang Utara
Padang. 9th International Conference for
Science Educators and Teachers (ICSET
2017). Atlantis Press.
Sukmadinata, N. S. (2007). Metode penelitian.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sundari, S., Aslamiah, A., & Ngadimun, N. (2019).
The Influence of Leadership, Work Climate
and Spirit on Discipline Elementary School
Teachers in Batu Ampar District Tanah Laut
Regency. Journal of K6, Education and
Management, 2(2), 78–86.
Suprihatiningrum, J. (2017). Islam-Science
Integration Approach in Developing Chemistry
Individualized Education Program (IEP) for
Students with Disabilities. Journal of
Education and Learning, 11(4), 338–351.
Suriansyah, A. (2017). Implementation of The Total
Quality Management Model to Support Qual-
ity of Work Cultures at Primary School
Teacher Education Programs in Lambung
Mangkurat University Indonesia. Australian
Journal of Basic and Applied Sciences, 11(9),
179–186.
Suriansyah, A. (2018). Teacher’s Job Satisfaction
On Elementary School: Relation To Learning
Environment. The Open Psychology Journal,
11(1).
Suriansyah, A., Aslamiah, A., Noorhapizah, N.,
Winardi, I., & Dalle, J. (2019). The
Relationship between University Autonomy,
Lecturer Empowerment, and Organizational
Citizenship Behavior in Indonesian
Universities. Journal of Social Studies
Education Research, 10(4), 127–152.
Suriansyah, A., & Mahriati, S. (2016).
Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Sifat-Sifat
Bangun Ruang dengan Model Pembelajaran
Two Stay Two Stray dan Media Realia Siswa
Kelas V SDN Pengambangan 8 Kota
Banjarmasin. Jurnal Paradigma, 11 (2). Hlm.
118, 132.
Susanto, A. (2015). Bimbingan dan konseling di

35
Prosiding Seminar Nasional PS2DMP ULM Vol. 5 No. 1

36

Anda mungkin juga menyukai