Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Publikasi Pendidikan

Submitted : 09/01/2018
http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend
Reviewed : 14/04/2018
Volume 8 Nomor 2, Juni 2018
Accepted : 10/05/2018
p-ISSN 2088-2092 e-ISSN 2548-6721
Published : 10/06/2018

Stop Bullying di Sekolah Dasar


Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Menggunakan Media Gambar

Indri Anugraheni
Program Studi PGSD, FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
indri.anugraheni@staff.uksw.edu

ABSTRAK
Bullying merupakan suatu tindakan kekerasan yang dialami seseorang. Tindakan kekerasan
banyak terjadi di sekolah baik di tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas maupun Perguruan Tinggi. Bullying atau kekerasan merupakan tindakan yang terjadi
di tingkat Sekolah Dasar, hal ini dikarenakan banyak siswa yang kurang mengerti apa itu bullying,
tindakan apa yang merupakan bullying dan bukan bullying, serta akibat dari bullying. Untuk
menumbuhkan konnsep pemahaman peserta didik/siswa tentang tindakan Bullying maka kami
menerapkan kegiatan pembelajaran kolaboratif. Kegiatan Kegiatan pengabdian masyarakat melibatkan
SD Mitra yaitu SD Kristen Satya Wacana Salatiga. Pengabdian ini melibatkan kelas 3 SD Kristen
Satya Wacana.

Kata kunci: Bullying,Pembelajaran Kolaboratif, Sekolah Dasar.

PENDAHULUAN ditentang karena penindasan kepada orang lain.


Sekolah mempunyai peranan penting Di Indonesia sering sekali kita menemukan
bagi pertumbuhan dan perkembangan tindakan-tindakan Bullying di lingkungan
siswa/peserta didik khususnya perkembangan masyarakat, lingkungan sekolah maupun
karakter seorang siswa/peserta didik. Akhir- lingkungan keluarga. Orang yang melakukan
akhir ini kita sering mendengar banyak bullying biasanya mereka pernah diperlakukan
kasus/tindakan kekerasan yang dialami bullying oleh orang lain sehingga mereka
siswa/peserta didik baik di lingkungan sekolah, merasa perlu membalas ke orang lain.
keluarga ataupun masyarakat. Kasus kekerasan Saat ini banyak sekali kasus Bullying
yang banyak terjadi saat ini adalah kasus yang terjadi di tingkat sekolah mulai dari
bullying. Bullying atau biasa disebut tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai ke tingkat
Penindasan (dalam bahasa Inggris: Bullying) Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan banyak
diartikan sebagai penggunaan tindakan siswa/peserta didik yang kurang paham dan
kekerasan, tindakan ancaman bagi orang lain, mengerti tentang Bullying, siswa/peserta didik
atau tindakan pemaksaan kepada orang tidak paham sikap-sikap yang merupakan
lain/seseorang untuk mengintimidasi atau tindakan bullying dan yang bukan merupakan
menyalahgunakan orang lain. Perilaku ini tindakan bullying. Hal ini menjadi tugas dan
dapat menjadi suatu tindakan atau kebiasaan tantangan bagi pihak sekolah (khususnya
yang mampu melibatkan ketidakseimbangan guru/pendidik) untuk menumbuhkan dan
antara kekuasaan sosial atau kekuasaan fisik. menanamkan karakter yang baik di sekolah/
Hal ini mencakup pelecehan baik secara lisan universitas sehingga tidak akan ada lagi
atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan tindakan bullying yang merugikan siswa atau
dan dapat diarahkan berulang kali terhadap orang lain.
korban tertentu. Pelecehan yang dilakukan Beberapa kasus Bullying yang sering
oleh peserta didik atau siswa atau mahasiswa terjadi di sekolah seperti yang terjadi belum
atas dasar ras, atas dasar agama, atas dasar lama ini dialami salah satu siswi kelas Sekolah
gender, seksualitas maupun kemampuan. Dasar di SD Negeri 1 Gondosari, Kecamatan
Bullying merupakan sebuah isu atau Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
tindakan yang berkembang tidak semestinya Bullying terjadi karena hal sepele dimana
dipandang oleh sebelah mata maupun korban (siswa) tak mau mengikuti keinginan
diremehkan, bahkan dapat disangkal orang lain (ketua geng) di kelas itu.
keberadaannya. (Siswati, 2009). Tindakan (Kompas.com, Selasa (1/8/2017)). Siswa
Bullying merupakan tindakan yang sangat sekolah dasar kelas IV eipukul, dianiaya

76
Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 2, Juni 2018| 77

bahkan rambutnya dicukur oleh teman- Oleh karena itu pengabdi mencoba
temannya. Selain itu, alat vital korban dilukai mengajarkan konsep dan pemahaman kepada
dengan menggunakan benda keras oleh siswa/peserta didik di Sekolah Dasar tentang
Sembilan siswa yang merupakan teman- bullying dan contoh sikap-sikap atau perbuatan
temannya. Ini merupakan tindakan bullying yang merupakan bullying dan bukan bullying.
yang tidak manusiawi. Pengabdi menerapkan pembelajaran
Kasus Bullying yang lain juga dialami kolaboratif melalui banyak media gambar
oleh anak-anak yang bersekolah di sekolah dalam mengajarkan tema stop bullying.
dasar Trisula di Perwari, Bukittinggi, Sumatra Masalah yang muncul di sekolah
Barat. Tindakan bullying dilakukan oleh anak- adalah banyak siswa yang melakukan Bullying
anak SD Trisula yang tega menyiksa teman di sekolah khususnya di sekolah Dasar, Siswa
sekolah mereka. Sang teman ditinju dan belum dapat membedakan antara
dipukul oleh teman-temannya hanya bisa tindakan/perbuatan yang merupakan bullying
menangis di sudut kelas sekolah. Total ada dan bukan bullying, siswa belum dapat
lebih dari lima siswa yang ikut terlibat dalam membedakan dan memahami antara
penyiksaan di video yang beredar. Termasuk tindakan/pembuatan bullying fisik dan
seoarng siswi perempuan ikut terlibat dalam bullying verbal. Oleh karena banyaknya kasus
penyiksaan tersebit. (Republika.co.id, Jakarta). yang merupakan tindakan bullying di sekolah
Biasanya kasus Bullying yang kita temukan terutama di Sekolah Dasar maka pengabdi
banyak dilakukan oleh siswa laki-laki tetapi melakukan pengabdian dengan tema “Stop
pada kenyataannya saat ini banyak sekali siswa Bullying. Kegiatan pengabdian dilakukan
peempuan yang melakukan Bullying terhadap dengan menerapkan pembelajaran kooperatif
temannya. Rendahnya pemahaman mereka melalui media gambar. Sedangkan media
tentang bullying menjadi faktor utama. gambar yang digunakan terdiri dari gambar-
Bullying juga dialami oleh Seorang gambar tindakan bullying dan tindakan bukan
siswa yang berada di tingkat kelas IV sekolah bullying.
dasar harus menjalani perawatan khusus di Tujuan kegiatan pengabdian
rumah sakit. Hal ini dikarena mengalami masyarakat ini adalah memberikan konsep,
pembengkakan yang besar di kepala. Dokter pemahaman serta mengajak siswa Sekolah
menyatakan bahwa pembengkakan di kepala Dasar khususnya SD Kristen Laboratorium
dikarenakan siswa bernama Muhamad Satya Wacana Salatiga untuk tidak melakukan
Syahrul, 12 tahun, itu kerap mendapat tindakan Bullying di lingkungan sekolah,
pukulan benda tumpul di kepala. "Anak saya keluarga maupun masyarakat. Selama kegiatan
mengaku ke dokter sering dipukuli di sekolah pembelajaran, siswa diminta untuk
oleh temannya," kata Yuliawan, orang tua membedakan tindakan bullying dan bukan
Syahrul, di Rumah Sakit Mitra Keluarga bullying melalui gambarpgambar.
Depok. (Tempo.co, Depok). Kasus ini
menunjukkan bahwa tindakanbullying terjadi METODE KEGIATAN
di sekolah dasar. Jika saat ini banyak sekali
kasus bullying di sekolah dasar, bagaimana Realisasi pemecahan masalah dengan
nantinya jika mereka berada di tingkatan melakukan kegiatan pembelajaran Kolaboratif
yang lebih tinggi. Pastinya siswa akan menggunakan media gambar-gambar tindakan
melakukan tindakan bullying yang lebih bullying dan bukan bullying di kelas IV Siswa-
sering. siswi Sekolah Dasar Kristen Satya Wacana
Tiga contoh perbuatan Bullying di Salatiga. Dengan menggunakan pembelajaran
atas yang dialami siswa di Sekolah Dasar ini kolaboratif diharapkan mampu menumbuhkan
menunjukkan keprihatinan bagi kita akan pemahaman siswa dalam membedakan
kondisi yang ada di sekolah. Banyak tindakan bullying dan bukan bullying.
siswa/peserta didik di sekolah belum Pembelajaran yang baik di dalam kelas
memahami benar apa itu bullying, mampu menumbuhkan pemahaman siswa
Siswa/peserta didik belum mengerti tentang konsep dan menumbuhkan cara
manasajakah yang merupakan contoh tindakan berpikir siswa (Anugraheni, 2018). Suryani
Bullying dan Bukan Bullying, tindakan yang (2010) pembelajaran kolaboratif dapat
boleh dilakukan dan tindakan yang tidak boleh didiartikan sebagai filsafat pembelajaran di
dilakukan. Penanaman pemahaman tentang sekolah yang memudahkan para peserta
Bullying perlu kita ajarkan sejak dini didik/siswa dapat bekerjasama, dapat saling
khususnya di tingkatan paling rendah yaitu SD. membina, salingbelajar dan berubah bersama,

Indri Anugraheni. Stop Bullying di Sekolah Dasar…, halaman 76-81


Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 2, Juni 2018| 78

serta dapat maju bersama pula. Inilah filsafat pembelajaran kolaboratif dengan
yang dibutuhkan dalam dunia global saat ini. menggunakan media gambar pada tema
Model Pembelajaran kolaboratif Bullying.
(collaborative learning) adalah situasi dimana
terdapat dua siswa/orang atau lebih atau Kegiatan awal pembelajaran
berusaha untuk belajar secara bersama-sama Kegiatan diawali dengan melakukan
untuk mebangun pengetahuannya. Media yang perkenalan kepada siswa. Pengabdi
digunakan dalam pembelajaran kolaboratif ini memperkenalkan diri bersama mahasiswa baru
adalah media gambar. Media gambar berupa angkatan 2017 yang melakukan pengabdian.
gambar-gambar perbuatan/tinfakan yang Pengabdi mengabsen kehadiran siswa kelas IV.
merupakan bullying dan bukan Bullying. Pengabdi menyampaikan tujuan kegiatan
Gambar-gambar yang merupakan tindakan pembelajaran tentang Stop Bullying di Sekolah.
bullying seperti: memukul, menendang, Tujuan dari kegiatan pembelajaran hari ini
menghina, mengejek dan sebagainya. Gambar- adalah siswa mampu membedakan tindakan
gambar yang bukan merupakan bullying bullying dan tindakan bukan bullying. Guru
seperti: bermain bersama, belajar bersama, menyampaikan kegiatan yang akan
berdiskusi dan sebagainya. dilaksanakan dalam pembelajaran saat ini.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan (tahap menetapkan tujuan, aktivitas dan
di Sekolah Dasar Kristen Satya Wacana penghargaan)
Salatiga. Sasaran pengabdian ini adalah siswa-
siswi kelas IV SD Kristen Satya Wacana. Kegiatan inti pembelajaran
Siswa kelas IV berjumlah 26 siswa. Kegiatan Pengabdi mengajukan pertanyaan-
Pengabdian kepada Masyarakat dilaksanakan pertanyaan kepada siswa terkait dengan
pada hari Jumat, 25 Agustus 2017. Kegiatan Bullying. Pengabdi mengajuka pertanyaan-
dilaksanakan di SD Kristen Satya Wacana pertanyaan: “Apakah anak-anak mengetahu
Salatiga. Tahapan proses kegiatan pengabdian apa itu Bullying?”, “Apakah anak-anak bisa
masyarakat dilakukan dengan mengadakan membedakan perbuatan/tindakan yang
observasi langsung di SD Kristen Satya merupakan Bullying dan yang bukan
Wacana, membuat dan mempersiapkan merupakan Bullying?” Guru meminta siswa
perangkat pembelajaran (RPP), membuat mengangkat tangan sebelum menjawab
media pembelajaran berupa gambar. pertanyaan. Beberapa siswa berusaha
Metode pembelajaran yang digunakan mengangkat tangan kemudian menjelaskan
dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini definisi Bullying. Pengabdi mempertegas
dilakukan di kelas IV, SD Kristen Satya jawaban siswa dengan menjelaskan bahawa
Wacana Salatiga adalah pembelajaran Bullying adalah pengertak/ orang yang
kolaboratif dengan menggunakan media mengganggu orang yang lemah.
gambar. Pembelajaran kolaboratif adalah Kemudian Pengabdi meminta siswa
adalah situasi dimana terdapat dua orang atau untuk menyebutkan contoh-contoh perbuatan
lebih atau berusaha untuk belajar secara Bullying yang ada di sekolah. Siswa
bersama-sama untuk dapat mebangun menyebutkan contoh tindakan Bullying yang
pengetahuannya. kita temukan di sekolah seperti: memukul,
Prosedur pelaksanaan pembelajaran menghina, mengejek, menyakiti teman,
kolaboratif adalah: 1) menetapkan tujuan menendang, menjambak, memfitnah, dan
pembelajaran, aktivitas, dan penghargaan; 2) sebagainya. Pengabdi menunjukan media
komposisi kelompok (ditentukan berdasarkan gambar kepada siswa, kemuadian siswa
prinsip keberagaman); 3) kerjasama yang menyebutkan perbuatan/tindakan yang ada
efektif; 4) prilaku yang dapat diterima dan pada gambar merupakan Bullying atau bukan.
tidak dapat diterima, 5) periode pencobaan dan Siswa yang ditunjuk, menyampaikan
umpan balik, 6) Bantuan guru kepada siswa, 7) pendapatnya tentang gambar tersebut apakah
Evaluasi Hasil pelaksanaan Pembelajaran bullying ataukah bukan bullying.
(Kemendikbud, 2016: 41 – 42). Pengabdi mempertegas dan
menjelaskan bahawa bentuk-bentuk perbuatan
HASIL & PEMBAHASAN Bullying dibedakan menjadi 2 yaitu: 1)
Bullying kontak fisik langsung, 2) kontak
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini diadakan verbal langsung. Pengabdi meminta siswa
pada hari Jumat, Implementasi kegiatan untuk menyebutkan contoh-contoh
pembelajaran dengan menggunakan perbuatan/tindakan yang merupakan Bullying

Indri Anugraheni. Stop Bullying di Sekolah Dasar…, halaman 76-81


Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 2, Juni 2018| 79

fisik dan Bullying verbal. Siswa sangat perbuatan bullying dan bukan bullying, contoh
antusias dalam mengikuti kegiatan bullying fisik dan verbal yang baru dibahas.
pembelajaran. Peneliti bersama siswa menyimpulkan materi
Pengabdi membagi siswa dalam tentang tindakan Bullying dan Bukan Bullying.
kelompok. Diperoleh 5 kelompok yang terdiri Peneliti menutup kegiatan pembelajaran
dari 4 – 5 siswa. Pengabdi meminta siswa kolaboratif dengan berdoa bersama.
menyebutkan no 1 – 5 dan dimulai dari siswa
yang duduk di pojok belakang. Siswa
menyebutkan no 1 – 5 secara bergantian.
Setelah siswa menyebutkan no 1 – 5,
kemudian pengabdi meminta siswa untuk
mengingat-ingat nomer yang sudah mereka
sebutkan. Pengabdi meminta siswa untuk
masuk ke dalam masing-masing kelompok
berdasarkan nomer yang sudah mereka
sebutkan tadi. Nomer yang disebutkan siswa
menunjukan nomer kelompok. (tahap
Komposisi kelompok) Gambar 1. Foto Pembelajaran Kooperatif
Pengabdi membagikan media gambar
dalam masing-masing kelompok. Pengabdi Gambar 1 menunjukkan kegiatan pembelajaran
meminta siswa untuk mengelompokkan yang yang dilakukan guru dengan menggunakan
merupakan perbuatan bullying dan bukan
Bullying. Siswa mengelompokkan gambar media gambar.
berdasarkan perbuatan Bullying dan bukan
Bullying. Peneliti bersama Mahasiswa Baru
PGSD angkatan 2017 membantu dan
membimbing kelompok yang kesulitan dalam
menentukan gambar perbuatan bullying dan
gambar bukan bullying. (tahap bantuan guru
kepada siswa) Pengabdi memberi kesempatan
siswa berdiskusi selama 15 menit. (tahap 3:
kerja sama yamg efektif; tahap perilaku yang
dapat diterima dan tidak dapat diterima)
Kemudian pengabdi menunjuk kelompok Gambar 2. Foto Siswa dalam kegiatan kelompok
untuk maju mempersentasikan hasil diskusi.
Semua kelompok secara mempresentasikan Gambar 2 menunjukkan siswa aktif berdiskusi
hasil diskusi. Pengabdi meminta masing- dalam menentukan kegiatan yang merupakan
masing kelompok yang presentasi untuk bullying dan bukan bullying.
menunjukan gambar-gambar yang merupakan
perbuatan bullying dan bukan bullying.
Kelompok yang bisa menjawab dan
menjelaskan, peneliti meminta siswa/
kelompok yang tidak maju untuk memberikan
tepuk tangan sebagai penghargaan (reward).
Siswa sangat antusias dalam mengikuti
pelajaran. (tahap periode percobaan dan
umpan balik). Dari hasil presentasi
menunjukkan bahawa siswa kelas IV SD
Kristen Satya Wacana Salatiga Sudah dapat
membedakan antara perbuatan Bullying (yang Gambar 3. Foto Siswa mempresentasikan tindakan
tidak boleh dilakukan) dan pebuatan bukan Bullying dan bukan Bullying
Bullying (yang boleh dilakukan). (tahap
evaluasi hasil pembelajaran) Dampak kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
Kegiatan akhir pembelajaran model pembelajaran kooperatif berdampak
Pengabdi mengulang kembali materi bagi pemahaman konsep siswa tentang
tentang pengertian bullying, perbedaan

Indri Anugraheni. Stop Bullying di Sekolah Dasar…, halaman 76-81


Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 2, Juni 2018| 80

tindakan-tindakan yang merupakan tindakan mengajar di Sekolah Dasar yang


Bullying dan bukan Bullying. Media gambar berbeda dengan megajar di
yang digunakan dalam pembelajaran Universitas
kooperatif mampu meningkatkan pemahaman
siswa dalam pembelajaran khususnya DAFTAR PUSTAKA
tindakan-tindakan Bullying dan meningkatkan
Anugraheni, I. (2018). Meta Analisis
kerjasama antar siswa. Hal ini ditunjukan dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru
Model Pembelajaran Problem Based
tentang tindakan-tindakan bullying, siswa Learning dalam Meningkatkan
mampu menjawab dan menjelasakan kepada Keterampilan Berpikir Kritis di
guru. Hal ini sejalan dengan penelitian yan Sekolah Dasar [A Meta-analysis of
dilakukan Nih Luh Putu, dkk (2014) yang Problem-Based Learning Models in
menjelaskan bahawa pembelajaran kooperatif Increasing Critical Thinking Skills in
mampu menumbuhkan kerjasama dalam Elementary Schools]. Polyglot:
pembelajaran. Ni Putu Lisdayanti (2014) Jurnal Ilmiah, 14(1), 9-18.
menyebutkan pembelajaran kooperatif dengan Diduga Korban Bullying, Siswa SD Ini
media gambar berpengaruh positif terhadap Kejang-kejang. Tempo.com
hasil belajar siswa.
https://metro.tempo.co/read/813091
/diduga-korban-bullying-siswa-sd-
KESIMPULAN & SARAN
ini-kejang-kejang
Kesimpulan bagi pengabdian ini Kemendikbud. (2016). Panduan Teknis
adalah: dengan menerapkan pembelajaran Pembelajaran dan penilaian di
kooperatif melalui media gambar, siswa Sekolah dasar. Kemendikbud.
mampu memahami dan membedakan contoh Kemendikbud Respons Kasus Bully Anak
tindakan bullying dan bukan bullying. Siswa SD di Bukittinggi.
menjadi lebih memahami contoh-contoh REPUBLIKA.CO.ID,
tindakan bullying dan bukan bullying. Siswa JAKARTA.http://www.republika.co.
mampu membedaan tindakan bullying dan id/berita/nasional/daerah/14/10/12/na
bukan bullying. sional/hukum/14/10/12/ndbo4b-
Saran bagi kegiatan pengabdian ini
kemendikbud-respons-kasus-bully-
adalah perlunya implementasi model-model
pembelajaran yang inovatif dalam memberikan
anak-sd-di-bukittinggi
pemahahaman tentang konsep dan tindakan- Lisdayanti, N. P., Ardana, I. K., & Abadi, I.
tindakan Bullying. B. G. S. (2014). Pengaruh Model
Manfaat kegiatan Pengabdian ini Pembelajaran Kooperatif Talking
adalah Bagi Peserta Didik SD Kristen Stick Berbantuan Media Gambar
Satya Waacana Salatiga adalah Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
a. siswa mampu membedakan contoh kelas V SD Gugus 4 Baturiti di
tindakan bullying dan bukan tindakan Kabupaten Tabanan. Mimbar PGSD.
bullying. Siswa mampu memahami Undiksha, 2(1).
apa itu bullying dan Siswati; Widayanti CG. (2009) Fenomena
mengimplementasikannya dalam Bullying di Sekolah Dasar Negeri Di
kehidupan sehari-hari baik di Semarang: Sebuah Studi Deskriptif.
lingkungan sekolah, lingkungan Jurnal Psikologi Undip. Vol 5, No.2.
keluarga dan lingkungan masyarakat. Siswi SD Ini Disiksa di Sekolah karena
b. Bagi Mahasiswa Baru FKIP UKSW Menolak Keinginan Ketua Geng.
2017 menjadi bekal mahasiswa Kompas.com.
nantinya ketika mengambil mata http://regional.kompas.com/read/201
kuliah Magang 1, Magang 2, dan 7/08/01/16165921/siswi-sd-ini-
Magal 3. disiksa-di-sekolah-karena-menolak-
c. Bagi Pengabdi: Kegiatan Pengabdian keinginan-ketua-geng.
Masyarakat menjadi salah satu Santiana, N. L. P. M., Sudana, D. N., &
tridarma perguruan tinggi, menjadi Garminah, N. N. (2014). Pengaruh
pengalaman bagi Pengabdi saat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Indri Anugraheni. Stop Bullying di Sekolah Dasar…, halaman 76-81


Jurnal Publikasi Pendidikan | Volume 8 Nomor 2, Juni 2018| 81

Numbered Heads Together (NHT)


Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas V Sekolah Dasar di
Desa Alasangker. MIMBAR PGSD
Undiksha, 2(1).
Suryani, (2010). Implementasi Model
Pembelajaran Kolaboratif untuk
meningkatkan Keterampilan Sosial
Siswa. Majalah Ilmiah Pembelajaran.
https://journal.uny.ac.id/index.php/m
ip/article/view/3654/3127

Indri Anugraheni. Stop Bullying di Sekolah Dasar…, halaman 76-81

Anda mungkin juga menyukai