Anda di halaman 1dari 6

Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.

1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

PENDEKATAN KONSELING SPIRITUAL SEBAGAI


ALTERNATIF PENCEGAHAN PERILAKU BULLYING
(KEKERASAN)
3
An Nisa Subroto1, Rosiana Wulandari2, Suharni
1
Universitas PGRI Madiun, Madiun
annisasubroto683@gmail.com
2
Universitas PGRI Madiun, Madiun
rosianawulandari17@gmail.com
3
Universitas PGRI Madiun, Madiun
harnibk@unipma.ac.id

Kata Kunci: Abstrak


Konseling, Penulis mengambil judul pendekatan konseling spiritual sebagai
Spiritual, alternative pencegahan perilaku bullying(kekerasan)
Bullying dikarenakan masih banyak sekali bullying yang dilakukan oleh
remaja bahkan anak-anak. Namun pada kenyataannya, hal-hal
tersebut dapat menyebabkan dampak psikologis pada anak.
Apalagi kekerasan fisik, memukul, hingga menjegal tentu akan
mengakibatkan dampak psikologis yang berbahaya bagi korban.
Sejauh ini aksi bullying ditangani dengan cara-cara praktis.
Bimbingan dan konseling yang menjadi tokoh urgent dalam
menangani kasus tersebut masih menggunakan teknik-teknik
umum, sehingga diperlukan satu teknik yang menjadi trobosan
bagi bimbingan dan konseling dalam mencapai hasil konseling
yang komperhensif. Salah satu metode yang digunakan adalah
melibatkan interfensi agama dalam pelayanan. Tujuan penulis
menggagas adalah, mencegah atau meminimalisir kasus
bullying (kekerasan) yang ada dilingkungan baik disekolah atau
dilingkungan. Metode yang ditawarkan penulis dengan
menggunakan konseling spiritual baik dengan konseling
individu maupun kelompok.

PENDAHULUAN karena itu, pembelajaran di sekolah


Sekolah merupakan lembaga bertujuan untuk membantu siswa
pendidikan formal yang bertujuan agar dapat belajar dengan baik
melaksanakan semua proses dengan diarahkan oleh para pendidik
pembelajaran secara optimal dan yang ada disekolah.
bermutu untuk dapat melahirkan Pada kenyataan di sekolah masih
siswa yang berkualitas. Pembelajaran banyak siswa yang kurang mencapai
merupakan bantuan yang diberikan perkembangan yang optimal. Salah
guru agar dapat terjadi proses satu fenomena yang menyita
perolehan ilmu dan pengetahuan, perhatian di dunia pendidikan zaman
penguasaan, kamahiran dan sekarang adalah kekerasan (bullying)
kebiasaan, serta pembentukan sikap di sekolah, baik yang dilakukan oleh
dan kepercayaan kepada siswa. Oleh guru terhadap siswa, maupun oleh

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 104
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

siswa terhadap siswa lainnya. kemudian dilaporkan polisi, kasus


Maraknya aksi tawuran dan smack down anak SD yang meniru
kekerasan (bullying) yang dilakukan adegan di TV. Kasus yang terjadi di
oleh siswa di sekolah yang semakin SD tidak hanya kasus Raju. Edo
banyak menghiasi deretan berita di Rinaldo tewas setelah dipukuli
halaman media cetak maupun teman-teman sekolahnya
elektronik menjadi bukti telah (Koespradono, 2008:193).
tercerabutnya nilai-nilai Kejadian bullying di SMA 82
kemanusiaan. Tentunya kasus-kasus Jakarta hari Selasa tanggal 3
kekerasan tersebut tidak saja November 2009, seorang siswa kelas
mencoreng citra pendidikan yang 1 dipukul oleh senior kelas 3
selama ini dipercaya oleh banyak sebanyak 30 orang sampai siswa
kalangan sebagai sebuah tempat di kelas 1 pingsan dan dirawat di rumah
mana proses humanisasi sakit. Kemudian pada hari Sabtu
berlangsung, tetapi juga tanggal 17 Februari 2010 di SMA 46
menimbulkan sebuah pertanyaan, Jakarta terjadi tindakan bullying
bahkan gugatan dari berbagai pihak yang dialami oleh siswa kelas 1 yang
yang semakin kritis mempertanyakan dianiaya oleh siswa kelas 3. Korban
esensi pendididkan di sekolah bullying diperlakukan tidak sopan
dewasa ini. oleh seniornya seperti meludahi,
Fenomena bullying telah lama menendang motor korban dan lebih
menjadi bagian dari dinamika parahnya korban bullying dipukul
sekolah. Umumnya orang lebih pakai helm, ditendang di punggung,
mengenalnya dengan istilah-istilah dan lima sundukan rokok di lengan
seperti penggencetan, pemalakan, kanannya. Hal ini membuat korban
pengucilan, intimidasi, dan lain-lain. trauma dan memilih untuk home
Istilah bullying sendiri memiliki schooling. Seterusnya kejadian
makna yang lebih luas, mencakup bullying di SMA 70 Jakarta yang
berbagai bentuk penggunaan terjadi pada bulan April 2010, korban
kekuasaan atau kekuatan untuk bullying dianiaya hanya karena tidak
menyakiti orang lain sehingga memakai baju kaos dalam saat ke
korban merasa tertekan, trauma, dan sekolah, korban bullying di pukuli
tak berdaya (Wiyani, 2012:17). hingga lebam ditubuhnya. Kemudian
Praktik bullying bisa terjadi pada hari Kamis pada tanggal 27 Juli
diberbagai tingkat sekolah baik SD, 2012 terjadi kasus bullying di SMA
SMP, SMA bahkan Perguruan Don Bosco Pondok Indah Jakarta.
Tinggi. Permasalahan kekerasan Korban bullying dipukul dan
seperti pemukulan bisa dilihat dari disundut rokok oleh seniornya
kasus Raju seorang siswa kelas 5 SD (Sumber: http://forum.detik.com)
yang memukuli temannya yang Dari 2011 hingga agustus 2014,

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 105
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

KPAI mencatat 369 pengaduan makhluk beragama (homo religious),


terkait masalah tersebut. Jumlah itu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
sekitar 25% dari total pengaduan di agama (berakhlak mulia), dan
bidang pendidikan sebanyak 1.480 mengatasi masalah-masalah
kasus. Bullying yang disebut KPAI kehidupan melalui pemhaman,
sebagai bentuk kekerasan di sekolah, keyakinan, dan praktik-praktik
mengalahkan tawuran pelajar, ibadah ritual agama yang dianutnya.
diskriminasi pendidikan, ataupun Konseling spiritual terdapat
aduan pungutan liar (republika, rabu intervensi Tuhan dalam kehidupan
15 oktober 2014) manusia untuk menolongnya agar
Jika tindakan bullying ini terus dapat mengatasi masalah dan
dibiarkan, maka besar kemungkinan melakukan perubahan ke arah yang
tujuan pendidikan yang tertera di lebih baik. Tujuan konseling spiritual
Undang-Undang Republik Indonesia adalah pengalaman dan pemantapan
akan sangat sulit dicapai, untuk itu identitas spiritual atau keyakinan
dibutuhkan kerja sama dari berbagai kepada Tuhan.
pihak untuk memberantas atau Kegiatan bimbingan dan
mencegah tindakan bullying seperti konseling merupakan jenis
pemerintah, masyarakat, pihak keterampilan yang pada intinya
sekolah, orangtua, dan siswa. Salah mengajak, membimbing, dan
satu pihak sekolah yang sangat mengarahkan klien kembali kepada
berperan dalam mencegah dan fitrah, maka siapa saja yang akan
mengentaskan tindakan bullying mendaami profesi ini, dia harus
yaitu guru BK/Konselor. Guru memiliki keimanan, kemakrifatan,
BK/Konselor mempunyai peran dan ketauhidan yang berkualitas.
penting dalam menanggulangi atau Karena sudah sangat jelas, bahwa
mencegah tindakan bullying di profesi konseling adalah usaha sadar
sekolah. Oleh sebab itu, guru BK untuk memahami kondisi klien baik
perlu menangani secara secara jasmani maupun secara rohani
komprehensif dan sistematis untuk yang kemudian mengantarkan
mencegah dan mengentaskan konseli untuk menemukan solusi.
tindakan bullying di sekolah.
Bullying
PEMBAHASAN Menurut Prof. Sarlito (dalam
Konseling Spiritual Mulyani R, 2013:28) menyebutkan
Mulyani Rina (2013:16) bahwa makna sebernarnya dari kata
Konseling spiritual adalah proses Bullying adalah penekanan dari
pemberian bantuan kepada individu sekelompok orang yang lebih kuat,
agar memiliki kemampuan untuk lebih senior, lebih besar, lebih
mengembangkan fitrahnya sebagai banyak terhadap seseorang atau bisa

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 106
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

saja terhadaap beberapa orang yang adanya tradisi senioritas, kemudian


lebih lemah, lebih kecil, lebih junior. kurangnya pengawasan dan
Penekanan ini tidak hanya terjadi bimbingan etika dari para guru serta
sekali atau dua kali, akan tetapi sekolah dengan kedisiplinan yang
berkelanjutan dari generasi ke sangat kaku atau sekolah dengan
generasi berikutnya. Menurut Ken peraturan yang tidak konsisten
Rigby (dalam Mulyani R, 2013:28) menjadi penyebab munculnya
menyebutkan bahwa pengertian tindakan bullying.
Bullying adalah sebuah hasrat untuk Menurut Mulyani Rina
menyakiti, hasrat ini diperlihatkan ke (2013:32) karakteristik bullying ada
dalam aksi yang menyebaBKan tiga diantaranya:
seseorang menderita. Aksi ini a) Ada perilaku agresi yang
dilakukan secara langsung oleh menyenangkan pelaku untuk
seseorang atau sekelompok orang menyakiti korban.
yang lebih kuat, tidak bertanggung b) Tindakan itu dilakukan secara
jawab, biasanya berulang, dan tidak seimbang sehingga
dilakukan dengan perasaan senang. menimbilkan perasaan tertekan
Namun, secara umum definisi korban.
bullying hamper semuanya memiliki c) Perilaku itu dilakukan secara
persamaan yakni terdapat unsur berulang atau terus-menerus.
kekerasan, aniaya, menyakiti, Bentuk-bentuk bullying
merugikan orang lain, dengan ciri a) Bullying fisik misalnya:
lebih spesifik antara bullying dengan menggigit, menarik rambut,
intimindasi tersebut bahwa bullying memukul, menendang,
dilakukan secara berulang-ulang, mengunci, mengintimidasi
walaupun ada juga ilmuwan yang korban di ruangan atau dengan
mengartikan bullying tidak harus mendorong, mengancam,
dilakukan secara berulang-ulang. merusak kepemilikian Koran,
dan penggunaan senjata.
Faktor penyebab dan karakteristik b) Bullying verbal misalnya:
bullying memaki, menghina, menjuluki,
Menurut Elliot (dalam Mulyani meneriaki, mempermalukan di
R, 2013:31) menyebutkan bahwa depan umum, menuduh,
kompleksitas masalah keluarga menyoraki, menebar gossip,
seperti ketidakhadiran ayah, ibu memfitnah dan menyebabkan
menderita depresi, kurangnya kejelakan korban.
komunikasi antara orang tua dan Bullying mental atau psikologis
anak, perceraian orang tua, diantaranya adalah memandang sinis,
ketidakmampuan social ekonomi memandang penuh ancaman,
merupakan penyebab agresi yang mempermalukan di depan umum,
signifikan. Dendam dan iri hati serta

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 107
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

mendiamkan, mengucilkan, Intervensi afektif, behafioral,


mempermalukan, meneror lewat kognitif, dan interpersonal:
pesan pendek melalui telepon, sms, a. Intervensi afektif adalah
atau email, memandang yang pemberian layanan yang
merendahkan, memelototi, atau dirancang untuk membantu klien
mencibir. dalam mengembangkan, atau
megubah emosi spiritualitas
Cara Mencegah Bullying keagamaannya.
Menurut Mulyani Rina
b. Intervensi behavioral merupakan
(2013:40) agar pemberian layanan pemberian layanan yang
konseling berlangsung secara efektif, dirancang untuk membantu klien
maka konselor dituntut untuk dalam mengubah,
menampilkan peranannya sebagai mengembangkan, atau
berikut: memperbaiki gaya hidup atau
a. Mengadopsi sikap ekumenik, yaitu praktik-praktik keagamaan klien.
sikap dan pendekatan konseling c. Intervensi kognitif adalah
yang sesuai dengan latar belakang pemberian layanan yang
agama dan afiliasi klien. dirancang untuk meningkatkan,
b. Menggunkan “Denominational memperbaiki, atau mengubah
Therapeutic”, yaitu pendekatan pemahaman atau keyakinan
konseling disesuaikan dengan klien.
keyakinan klien sebagai anggota
dari kelompok agama tertentu. KESIMPULAN
c. Membangun hubungan terapeutik Konseling spiritual adalah
melalui beberapa kondisi yang proses pemberian bantuan kepada
membantu, seperti menciptakan individu agar memiliki kemampuan
rapport, kepercayaan, empati, untuk mengembangkan fitrahnya
kehangatan, respect, penereimaan, sebagai makhluk beragama (homo
dan kredibilitas. religious), berperilaku sesuai dengan
Konseling secara spiritual, nilai-nilai agama (berakhlak mulia),
secara umum terdapat beberapa dan mengatasi masalah-masalah
intervensi spiritual yang dapat kehidupan melalui pemhaman,
digunakan konselor dalam membantu keyakinan, dan praktik-praktik
konseli yaitu doa konselor, ibadah ritual agama yang dianutnya.
pemberian informasi tentang konsep- Bullying adalah penekanan dari
konsep spiritual, merujuk pada kitab sekelompok orang yang lebih kuat,
suci, doa bersama konselor dan klien, lebih senior, lebih besar, lebih
dorongan memaafkan, penggunaan banyak terhadap seseorang atau bisa
komunitas atau kelompok beragama, saja terhadaap beberapa orang yang
doa klien, bibliotherapy keagamaan. lebih lemah, lebih kecil, lebih junior.
Guru BK/Konselor mempunyai

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 108
Prosiding SNBK (Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling) Vol. 1 No.1 (Mei 2017)
Online ISSN 2580-216X

peran penting dalam menanggulangi Mulyani Rina. 2013. Pendekatan


atau mencegah tindakan bullying di Konseling Spiritual Untuk
sekolah. Oleh sebab itu, guru BK Mengatasi Masalah Bullying
(Kekerasan) Siswa di SMAN
perlu menangani secara
1 Depok Sleman Jogjakarta
komprehensif dan sistematis untuk (Skripsi, Universitas Islam
mencegah dan mengentaskan Negeri Sunan Kalijaga
tindakan bullying di sekolah. Cara Yogyakarta)
menangani bullying dengan
Wahyu Januarko, (2013) Studi
konseling spiritual yang dilakukan
Tentang Penanganan Korban
oleh guru BK/konselor. Bullying Pada Siswa SMP Se-
Kecamatan Trawas. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Mahasiswa Unesa, 4(2), 383-
Fellinda Arini Putri, (2016) Strategi 384
Guru Dalam Mengatasi Wiyani, Novan Ardy. 2012. Save
Perilaku Bullying Di Smp Our Children From School
Negeri 1 Mojokerto. Jurnal Bullying. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Mahasiswa Unesa, 1(4), 62- Media
76 Yayasan Semai Jiwa Insani. 2008.
Bullying: Mengatasi
Hengki Yandri, (2014) Peran Guru Kekerasan di Sekolah dan
BK/Konselor Dalam Lingkungan. Jakarta:
Pencegahan Tindakan Grasindo
Bullying Di Sekolah.
ejournal STKIP PGRI
Sumbar 7(1), 97-107
Koespradono, G. 2008. Kick Andy,
Menonton Dengan Hati.
Yogyakarta: Bentang Pustaka

Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas PGRI Madiun 109

Anda mungkin juga menyukai