1
Moh Khoerul Anwar, “Pembelajaran Mendalam Untuk Membentuk Karakter Siswa
Sebagai Pembelajar” Jurnal Tadris. Vol. 02, no. 2 Desember (2017): h. 97–98
2
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 54
Kasus perundungan melibatkan dua siswi yang tengah duduk di bangku SMP
di Kecamatan semparuk, Kabupaten Sambas berakhir damai.
Kedua pelajar bersama orang tua sepakat damai usai direstorative justice (RJ)
Polsek semparuk, Sabtu 29 Juli 2023.Kasus tersebut bermula ketika korban P
mendapat perlakukan tindak kekerasan oleh L.Video perundungan tersebut
kemudian menyebar di media sosial hingga viral.Orang tua korban pun melapor
kepada Polsek semparuk.Kapolsek semparuk Ipda Tri Kurnia Setiawan
membenarkan kasus perundungan atau bullying antara dua pelajar berakhir damai
secara kekeluargaan, Minggu 30 Juli 2023.
Selain KUHP, terdapat juga undang-undang khusus yang mengatur
perlindungan anak dari kekerasan, yaitu UU No.35 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. UU ini melarang setiap
orang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut
serta melakukan kekerasan terhadap anak. UU ini juga mengatur beberapa bentuk
kekerasan terhadap anak yang telah disebutkan sebelumnya, seperti kekerasan fisik,
psikis, seksual, ekonomi, dan sosial budaya3.
Tentunya kasus-kasus kekerasan
tersebut tidak saja mencoreng citra pendidikan yang selama ini dipercaya
oleh banyak kalangan sebagai sebuah tempat dimana proses pembelajaran secara
optimal dan bermutu untuk dapat melahirkan siswa yang berkualitas, sebagaimana
dinyatakan dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3,bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak,
serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (Kemendiknas, 2009:8), tetapi juga menimbulkan sejumlah
pertanyaan, bahkan gugatan dari berbagai pihak yang semakin kritis
mempertanyakan esensi pendidikan di sekolah.4
3
Hanlie Muliani, Why Children Bully? (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2018). h. 13
4
Amiirohana Mayasari, Syamsul Hadi, Dedi Kuswandi, “Tindak Perundungan di
Sekolah Dasar dan Upaya Mengatasinya" Jurnal Pendidikan, Vol. 4, No. 3, Maret (2019).
h. 402