Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH PEMBELAJARAN GEOMETRI

BANGUN RUANG

Dosen Pegampuh : Muhamad Fachri


Kelas : B PGSD
Di susun oleh kelompok 1:
➢ Karismah Nadia Amelia A40122049
➢ Dhea Meilani A40122059
➢ Rahmi Yanda A40122062
➢ Ni Komang Ita Finanti A40122072
➢ Ida Ayu Putu Puja Deviyanti A40122077
➢ Efri Dwi Fajarasti Mole A40122081

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini yang berjudul ”MAKALAH PEMBELAJARAN GEOMETRI BANGUN RUANG”
dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini diajukan guna memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pembelajaran Geometri, dan harapan saya semoga makalah ini dapat
menambahpengetahuan dan pengalaman bagi teman-teman.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun penglaman saya. Saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari teman-teman dan Dosen demi kesempurnaan makalah
ini.

Palu, 4 November 2023

Kelompok VI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

I. BAB I : PENDAHULUAN ..................................................... 1

1.1. Latar Belakang ............................................................ 1


1.2. Rumusan Masalah ....................................................... 2
1.3. Tujuan ......................................................................... 2

II. BAB II : PEMBAHASAN....................................................... 3

2.1. Pengertian Bangun Ruang ............................................ 3


2.2. Pengelompokan Bangun Ruang.................................... 4
2.3. Unsur-Unsur Bangun Ruang ........................................ 8
2.4. Kedudukan Ruas Garis dan Bidang Pada Bangun
Ruang .......................................................................... 12
2.5. Rumus Euler pada Bangun Ruang ............................... 18
2.6. Contoh Soal ................................................................. 26

III. BAB III : PENUTUP .............................................................. 28

3.1. Kesimpulan.................................................................. 28
3.2. Saran............................................................................ 28

IV. DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kita semua hidup dalam satu ruang. Semua kejadian yang kita saksikan atau kita alami
sendiri terjadi dalam ruang itu. Setiap hari kita bergaul dengan benda-benda ruang,
seperti lemari, TV, kotak snack, kaleng susu, rumah, tangki air, bak mandi, dan
seterusnya. Maka bekal hidup yang kita berikan kepada anak-anak kita melalui
pembelajaran di Sekolah Dasar tidak dapat dianggap lengkap apabila tidak meliputi
pemahaman ruang. Pemahaman ruang itu dikembangkan melalui pelajaran Bangun
Ruang.
Bangun ruang merupakan salah satu komponen matematika yang perlu dipelajari
untuk menetapkan konsep keruangan. Maka dalam pelajaran Matematika perlu diberikan
topik pembelajaran ini kepada semua peserta didik sejak berada di Sekolah Dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif.
Kompetensi tersebut sangatlah perlu sebagai dasar dari peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang konsep dasar
bangun ruang, meliputi: pengertian, ciri, sifat, dan macam-macam bangun ruang.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian bangun ruang dan pengelompokan bangun ruang?
2. Apa Saja Unsur-Unsur bangun ruang?
3. Bagimana Kedudukan ruas garis dan bidang pada bangun ruang?
4. Rumus euler?
5. Contoh soal?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui bahwa tujuan


penulisan makalah ini yaitu: (1) Untuk dapat mengetahui pengertian dan

3
penjelasan mengenai bangun datar; (2) Untuk dapat mengetahui bagaimana
pengelompokan bangun ruang; dan (3) Untuk dapat mengetahui unsur-unsur apa
saja yang terdapat pada bangun ruang; (4) Untuk dapat mengetahui kedudukan
ruas garis dan bidang pada bangun ruang; (5) Untuk mengetahui rumus Euler;
dan (6) Untuk dapat mengetahui beberapa contoh soal pada bangun ruang;.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bangun Ruang


Ruang merupakan sebuah gagasan abstrak, sehingga ruang termasuk unsur
yang tidak didefenisikan. Ruang diartikan sebagai unsur geometri dalam konteks
tiga dimensi, karena memiliki unsur Panjang, lebar, dan tinggi. Salah satu bentuk
model dari ruang adalah model bangun ruang.

Gambar 2.1 Ruang

Bangun ruang merupakan bentuk geometri tiga dimensi. Bangun ruang


adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada
seluruh permukaan bangun tersebut. Permukaan yang dimaksud pada defenisi
tersebut adalah bidang atau sisi. Perpotongan dari dua buah sisi adalah rusuk.
Perpotongan tiga buah rusuk atau lebih adalah titik sudut.

Gambar 2.2 Bangun Ruang

5
2.2. Pengelompokan Bangun Ruang

2.2.1 PRISMA

Prisma adalah bangun ruang yang di bentuk oleh dua daerah Polygon
kongruen yang terletak pada bidang sejajar,dan tiga atau lebih daerah persegi
panjang yang di tentukan oleh sisi-sisi dua daerah Polygon tersebut sedemikian
hingga membentuk permukaan tertutup sederhana.Dengan kata lain, prisma
merupakan sebuah bangun ruang yang di batasi oleh dua buah bangun datar yang
kongruen sebagai alas dan tutup dan beberapa buah persegi penamaan sebuah
prisma,umumnya mengikuti bentuk alasnya.
Dalam geometri, prisma adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi
oleh alas dan tutup identik berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berbentuk persegi
atau persegi panjang. Dengan kata lain prisma adalah bangun ruang yang
mempunyai penampang melintang yang selalu sama dalam bentuk dan ukuran.

Sebuah prisma yang memiliki 2 buah segitiga yang kongruen dinamakan


prisma segitiga. Sebuah prisma memiliki 2 buah persegi yang kongruen
dinamakan prisma segi empat.

Sebuah prisma yang memiliki 3 pasang sisi yang kongruen(berbentuk


persegi panjang)disebut balok.Sebuah prisma yang memiliki alas dan atasnya
berbentuk lingkaran dinamakan tabung.

Gambar 2.3 Bangun Ruang Prisma

6
2.2.2 LIMAS
Limas Merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi dengan alas
berbentuk persegi banyak dan memiliki satu titik puncak.
Limas juga merupakan sebuah bangun ruang yang memiliki alas segi-n dan
sisi selimut berbentuk yang bertemu pada satu titik puncak.Penamaan Limas
ditentukan oleh daerah alas.suatu titik yang tidak terletak pada bidang alas dan
segitiga yang ditentukan oleh titik tersebut dan sisi-sisi dari penamaan Limas
tergantung dari jenis alasnya.Alas-alas dari suatu limas dapat berupa segitiga,
segiempat, segilima, dan lain .Limas yang memiliki alas berbentuk persegi disebut
dengan piramida.
Sebuah Limas yang alasnya berbentuk lingkaran disebut kerucut.

Gambar 2.4 Bangun Ruang Limas

2.2.3 BOLA
Bola merupakan bangun ruang 3 dimensi yang di bentuk oleh tak hingga
lingkaran berjari-jari sama panjang dan berpusat pada satu titik yang sama.Bola
memiliki batasan berupa sisi dengan bentuk lengkungan.Bola tidak memiliki
rusuk dan titik sudut karena bentuknya bundar.Namun, bola memiliki bidang sisi
lengkung sebagai pembatas volume atau ruang.

2.5 Bangun Ruang Bola

7
2.2.4 Berdasarkan Sisi Datar dan Sisi Lengkung

Bangun ruang sisi datar adalah suatu bangun tiga dimensi yang
memiliki volume dengan selimut penyusunnya adalah bidang datar yang
lurus atau bukan melengkung.

Bangun ruang sisi lengkung adalah bangun ruang yang memiliki


selimut dan memiliki bagian-bagian yang berupa lengkungan.

2.2.4.1 Prisma

- Sisi Datar
Bangun ruang sisi datar pada prisma adalah : kubus, balok, prisma
segitiga, prisma segiempat, prisma segilima, prisma segienam, dan
lain-lain.

Gambar 2.6

- Sisi Lengkung
Bangun ruang sisi lengkung pada prisma adalah : Tabung.

8
Gambar 2.7

2.2.4.2 Limas

- Sisi Datar
Bangun ruang sisi datar pada limas adalah : Limas segitiga, limas
segiempat, limas segilima, limas segienam, dan lain-lain.

Gambar 2.8

- Sisi Lengkung
Bangun ruang sisi lengkung pada limas adalah : Kerucut

Gambar 2.9

9
2.2.4.3 Bola
Bola hanya memiliki satu sisi lengkung.

Gambar 2.10

2.3. Unsur- Unsur Bangun Ruang

2.3.1. Titik Sudut


Titik sudut merupakan suatu titik tempat pertemuan tiga buah rusuk atau
lebih.

Gambar 2.11 Titik Sudut pada Bangun Ruang

2.3.2. Sisi

Sisi merupakan suatu bidang yang membatasi bangun ruang dan


sekitarnya.

10
Gambar 2.12 Sisi Pada Bangun Ruang

2.3.3. Rusuk

Rusuk (r) merupakan pertemuan dua buah sisi yang berupa ruas garis.
Banyaknya rusuk suatu bangun ruang sama dengan hasil jumlah banyaknya titik
sudut (ts) dan sisi (s), kemudian dikurangi 2

r = (ts + s) – 2

Gambar 2.13 Rusuk pada Bangun Ruang

2.3.4. Diagonal Sisi

Diagonal sisi ( diagonal bidang) merupakan garis yang menghubungkan


dua titik berhadapan pada sisi bangun ruang. Diagonal bidang atau diagonal sisi

11
adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada
setiap bidang atau sisi balok.

Gambar 2.14 Diagonal Sisi

2.3.5. Bidang Diagonal

Bidang diagonal adalah bidang yang di batasi oleh 2 buah rusuk dan 2
diagonal bidang.

Bidang diagonal suatu bangun ruang adalah bidang yang dibatasi oleh
rusuk dan diagonal bidang (kombinasi dari rusuk dan diagonal bidang) yang
membentuk suatu bidang di dalam ruang bangun ruang tersebut. Bidang diagonal
yang terbentuk harus mengiris bangun ruang tersebut sehingga bisa dibilang
bidang diagonal adalah bidang irisan suatu bangun ruang.

12
Gambar 2.15 Bidang Diagonal

2.3.6. Diagonal Ruang

Diagonal ruang merupakan garis yang menghubungkan dua titik


berhadapan yang tidak sebidang.

Gambar 2.16 Diagonal Ruang

Gambar 2.17 Unsur-unsur bangun ruang pada balok.

13
2.4. Kedudukan Ruas Garis dan Bidang pada Bangun Ruang

2.4.1 Kedudukan Titik pada Garis

Titik adalah bagian terkecil dari suatu objek geometri karena tidak
mempunyai ukuran tertentu, baik panjang, lebar, maupun tebal. Kedudukan titik
pada suatu garis terbagi menjadi dua macam, yaitu titik terletak pada garis dan
titik tidak terletak pada garis.

Gambar 2.18 Kedudukan Titik Pada Garis

- Titik M terletak pada garis EF


- Titik H tidak terletak pada garis EF

2.4.2 Kedudukan Titik pada Bidang

Bidang adalah gabungan lebih dari beberapa garis yang saling terhubung.
Kedudukan titik pada suatu bidang dapat terbagi menjadi dua macam yaitu:

• Titik berada didalam bidang


• Titik berada diluar bidang

14
Gambar 2.19 Kedudukan Titik Pada Bidang

- Titik D terletak pada bidang ABCD


- Titik H tidak terletak pada bidang ABCD

2.4.3 Kedudukan Garis pada Garis Lainnya

Garis merupakan himpunan atau kumpulan titik-titik yang mempunyai


ukuran Panjang. Antara satu garis dengan garis lainnya juga punya kedudukan.

Ada empat macam kedudukannya:

Garis yang berpotongan itu terletak di bidang yang sama. Beda dengam
garis bersilangan. Garis bersilangan ini garis yang terletak di bidang berbeda dan
tidak punya titik persekutuan.

- Dua garis berpotongan


Apabila keduanya terletak pada suatu bidang dan satu titik
persekutuan
Contoh: garis AB berpotongan dengan garis BC di titik B.

15
Gambar 2.20 Dua Garis Berpotongan

- Dua garis sejajar


Apabila keduanya terletak pada satu bidang dan tidak memiliki
satu titik persekutuan.
Contoh : Garis AB sejajar dengan garis CD

Gambar 2.21 Dua Garis Sejajar

- Dua garis berimpit


Apabila keduanya terletak pada satu bidang dan memiliki lebih
dari satu titik persekutuan.
Contoh : Garis AP berimpit dengan garis PB.

16
Gambar 2.22 Dua Garis Berimpit

- Dua garis bersilangan: apabila keduanya tidak terletak pada bidang


yang dan tidak memiliki titik persekutuan
Contoh : Garis FH bersilangan dengan garis BG.

Gambar 2.23 Dua Garis Bersilang

2.4.4 Kedudukan Garis pada Bidang

Garis dan bidang juga bisa saling memiliki kedudukan satu dengan yang
lainnya.

Ada tiga macam kedudukan garis pada bidang.

- Garis yang sejajar pada bidang.


Apabila tidak memiliki titik persekutuan.
Contoh : Garis FH sejajar dengan bidang ABCD

17
Gambar 2.24 Garis Sejajar pada Bidang

- Garis yang berimpit pada bidang.


Apabila memiliki lebih dari satu titik persekutuan
Garis BD berimpit dengan ABCD

Gambar 2.25 Garis Berimpit pada Bidang

- Garis yang memotong bidang.


Apabila memiliki satu titik persekutuan.
Contoh : Garis HB berpotongan dengan bidang ABCD di titik B

18
Gambar 2.26 Garis Memotong Bidang

2.4.5 Kedudukan Bidang pada Bidang Lainnya


Sesama bidang pun ternyata juga saling memiliki kedudukan.

- Ada yang namanya dua bidang sejajar. Artinya, dua bidang tersebut tidak
punya titik atau garis persekutuan.
Contoh : bidang ABCD sejajar dengan bidang BCGF

Gambar 2.27 Dua Bidang Sejajar

- Dua bidang yang saling berimpit. Artinya, setiap titik di bidangnya itu ada
di bidang satunya (lainnya).
Contoh : Bidang ABCD berimpit dengan bidang BCD

Gambar 2.28 Dua Bidang Saling Berimpit

19
- Dua bidang yang saling berpotongan. Artinya, kedua bidang punya garis
persekutuan.
Contoh : Bidang ABCD berpotongan dengan bidang BCHE di garis BC.

Gambar 2.29 Dua Bidang Saling Berpotongan

2.5. Rumus Euler pada Bangun Ruang


Polihedra Euler [Leonhard] Euler, yang riwayatnya dapat dibaca pada
matematikawan, pernah bingung dengan menghitung bentuk-bentuk yang tidak
beraturan namun mempunyai pola tertentu yang sama. Piramida sebagai contoh
dibangun pada milenium ketiga sebelum Masehi. Bangsa Yunani tertarik dengan
bentuk-bentuk polihedra yang teratur seperti kubus. Ada 5 bentuk polihedra yang
lazim disebut:

1. Tetrahedron, dibatasi oleh empat segitiga sama sisi;

Gambar 2.30 Tetrahedron

2. Kubus, dibatasi oleh enam bujur sangkar;

20
Gambar 2.31 Kubus

3. Oktahedro, dibatasi oleh delapan segitiga sama sisi;

Gambar 2.32 Oktahedron

4. Dodekahedron, dibatasi oleh dua-belas segilima sama sisi;

Gambar 2.33 Dodekahedron

5. Ikosahendron, dibatasi oleh dua-belas segitiga sama sisi.

Gambar 2.34 Ikosahedron

21
Semua bentuk diatas mempunyai pola sehingga dapat ditentukan rumus,
diketahui jumlah bidang pembatas, tepi dan garis penghubung.

Pada bangun ruang sisi datar, terdapat hubungan antara banyaknya sisi,
banyak nya titik sudut dan banyak nya rusuk. Hubungan tersebut dinamakan
kaidah euler. Kaidah euler menyatakan bahwa:

Banyaknya sisi ditambah dengan banyaknya titik sudut adalah sama dengan
banyaknya rusuk di tambah dengan 2 S + = R + 2

Dan Euler telah memberikan rumus, yaitu:

(jumlah bidang pembatas) + (jumlahsudut/tepi) = (jumlah garis penghubung) + 2

dengan notasi diubah:

F (Faces) + E (Edges) = V (Vertices) + 2

F (faces) = S (sisi)

V (vertikes) = T (titik sudut)

E (edges) = R (rusuk)

Dan itulah Rumus teoroma euler dapat ditulis seperti ini S + T = R + 2

Maksud yang ingin disampaikan oleh rumus euler ini adalah banyak nya
jumlah sisi ditambah dengan banyak nya titik sudut itu hasilnya akan sama dengan
jumlah rusuk jika dijumlah kan dengan dua.

Berikut contoh penggunaan rumus euler pada bangun ruang segi datar :

1) Kubus

22
Gambar 2.35

Berikut rumus nya

S+T=R+2

6 + 8 = 12 + 2

14 = 14

Hasil antara S + T = R + 2 sama yah. Sama-sama berjumlah 14.

2) Balok

Gambar 2.36

Berikut rumusnya

S+T=R+2

6 + 8 = 12 + 2

14 = 14

23
Hasil antara S + T = R + 2 sama yah. Sama-sama berjumlah 14

3) Prisma segitiga

Gambar 2.37

Berikut rumusnya

S+T=R+2

5+6=9+2

11 = 11

Hasil antara S + T = R + 2 sama yah. Sama-sama berjumlah 11

4) Prisma dengan alas trapesium

Gambar 2.38

Berikut rumusnya

24
S+T=R+2

6 + 8 = 12 + 2

11=11

Hasil antara S + T = R + 2

Sama yah. Sama-sama berjumlah 11.

5) Prisma segilima

Gambar 2.39

Berikut rumusnya

S+T=R+2

7 + 10 = 15 + 2

17 = 17

Hasil antara S + T = R + 2

Sama yah. Sama-sama berjumlah 17.

6) Limas segitiga

25
Gambar 2.40
S+T=R+2
4+4=6+2
8=8
Hasil antara S + T = R + 2
Sama yah. Sama-sama berjumlah 8.

7) Limas segiempat

Gambar 2.41
S+T=R+2
5+5=8+2
10 = 10
Hasil antara S + T = R + 2
Sama yah. Sama-sama berjumlah 10.

26
8) Limas segilima

Gambar 2.42
S+T=R+2
6 + 6 = 10 + 2
12 = 12
Hasil antara S + T = R + 2
Sama yah. Sama-sama berjumlah 12.

9) Limas segienam

Gambar 2.43
S+T=R+2
7 + 7 = 12 + 2
14 = 14
Hasil antara S + T = R + 2
Sama yah. Sama-sama berjumlah 14.

27
Gambar 2.44 Tabel

2.6. Contoh Soal

1. Gambarlah kubus ABCD EFGH. Tuliskanlah semua

A. Diagonal sisi
B. Diagonal ruang
C. Bidang diagonal
D. Rusuk yang sejajar
E. Rusuk yang bersilangan
F. Sisi sejajar

Yang terdapat pada bangun ruang kubus tersebut.

2. Gambarkanlah suatu balok tentukan sendiri ukuran panjang rusuk2nya.


Tentukanlah

28
A. Panjang diagonal sisinya
B. Panjang diagonal ruangnya.
C. Luas bidang diagonalnya.
Yang terdapat pada bangun ruang tersebut.

3. Tuliskanlah cara Anda mengajarkan rumus Euler untuk anak SD di kls tinggi.
Disertai LKPD nya.

4. Sepotong kawat berukuran panjang 120 cm. Akan dibuat suatu kerangka balok
tentukanlah :

A. Ukuran panjang rusuk-rusuknya


B. Ukuran panjang garis diagonalnya.
C. Ukuran panjang diagonal sisinya.

5. Satu bangun ruang dibentuk dari enam sisi dengan delapan titik sudutnya.
Tentukan banyak rusuk bangun ruang itu menggunakan Rumus Euler !

6. Satu bangun ruang dibentuk dari lima sisi dengan sembilan rusuk. Tentukan
banyak titik sudut bangun ruang itu menggunakan Rumus Euler !

29
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik
yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Dengan pengelompokan
bangun ruang yaitu prisma, limas, dan bola. Terdapat unsur-unsur bangun ruang
yang perlu dipahami yaitu (titik sudut,rusuk, diagonal sisi,bidang diagonal dan
diagonal ruang). Serta menentukan kedudukan ruas garis dan bidang pada bangun
ruang, menggunakan rumus euler.

3.2. Saran
Demikian makalah yang kami susun dengan judul “ Bangun Ruang” .
Kami berharap penulis selanjutnya membahas materi mengenai “Luas, Jaring-
Jaring, dan volume pada bangun ruang” .

30
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani Dyas Andhin (2019). PENDALAMAN MATERI MATEMATIKA


MODUL 2 KEGIATAN BELAJAR 2 GEOMETRI DAN
PENGUKURAN. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN. DAR2/Profesional/027/2/2019.

Ratna. (2014) Bangun Ruang. Rumus Euler. Diakses pada tanggal 30 Oktober
2022 melalui

https://ratnaayuapriliadwiwijaya.wordpress.com/category/rumus-euler/

Suharjana, Agus (2008). Mengenal bangun ruang dan sifat - sifatnya di sekolah
dasar. Direktorat jenderal peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan, Yogyakarta.

Wirodikromo S, Darmanto M, (2019) Matematika untuk SMA/MA Kelas XII


kelompok Wajib. Jakarta: Erlangga
https://zenosphere.wordpress.com/2014/10/28/fun-with-math-bangun-ruang-
platonik/

31

Anda mungkin juga menyukai