BANGUN RUANG
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
ini yang berjudul ”MAKALAH PEMBELAJARAN GEOMETRI BANGUN RUANG”
dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini diajukan guna memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Pembelajaran Geometri, dan harapan saya semoga makalah ini dapat
menambahpengetahuan dan pengalaman bagi teman-teman.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun penglaman saya. Saya yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari teman-teman dan Dosen demi kesempurnaan makalah
ini.
Kelompok VI
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
3.1. Kesimpulan.................................................................. 28
3.2. Saran............................................................................ 28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
3
penjelasan mengenai bangun datar; (2) Untuk dapat mengetahui bagaimana
pengelompokan bangun ruang; dan (3) Untuk dapat mengetahui unsur-unsur apa
saja yang terdapat pada bangun ruang; (4) Untuk dapat mengetahui kedudukan
ruas garis dan bidang pada bangun ruang; (5) Untuk mengetahui rumus Euler;
dan (6) Untuk dapat mengetahui beberapa contoh soal pada bangun ruang;.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2. Pengelompokan Bangun Ruang
2.2.1 PRISMA
Prisma adalah bangun ruang yang di bentuk oleh dua daerah Polygon
kongruen yang terletak pada bidang sejajar,dan tiga atau lebih daerah persegi
panjang yang di tentukan oleh sisi-sisi dua daerah Polygon tersebut sedemikian
hingga membentuk permukaan tertutup sederhana.Dengan kata lain, prisma
merupakan sebuah bangun ruang yang di batasi oleh dua buah bangun datar yang
kongruen sebagai alas dan tutup dan beberapa buah persegi penamaan sebuah
prisma,umumnya mengikuti bentuk alasnya.
Dalam geometri, prisma adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi
oleh alas dan tutup identik berbentuk segi-n dan sisi-sisi tegak berbentuk persegi
atau persegi panjang. Dengan kata lain prisma adalah bangun ruang yang
mempunyai penampang melintang yang selalu sama dalam bentuk dan ukuran.
6
2.2.2 LIMAS
Limas Merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibatasi dengan alas
berbentuk persegi banyak dan memiliki satu titik puncak.
Limas juga merupakan sebuah bangun ruang yang memiliki alas segi-n dan
sisi selimut berbentuk yang bertemu pada satu titik puncak.Penamaan Limas
ditentukan oleh daerah alas.suatu titik yang tidak terletak pada bidang alas dan
segitiga yang ditentukan oleh titik tersebut dan sisi-sisi dari penamaan Limas
tergantung dari jenis alasnya.Alas-alas dari suatu limas dapat berupa segitiga,
segiempat, segilima, dan lain .Limas yang memiliki alas berbentuk persegi disebut
dengan piramida.
Sebuah Limas yang alasnya berbentuk lingkaran disebut kerucut.
2.2.3 BOLA
Bola merupakan bangun ruang 3 dimensi yang di bentuk oleh tak hingga
lingkaran berjari-jari sama panjang dan berpusat pada satu titik yang sama.Bola
memiliki batasan berupa sisi dengan bentuk lengkungan.Bola tidak memiliki
rusuk dan titik sudut karena bentuknya bundar.Namun, bola memiliki bidang sisi
lengkung sebagai pembatas volume atau ruang.
7
2.2.4 Berdasarkan Sisi Datar dan Sisi Lengkung
Bangun ruang sisi datar adalah suatu bangun tiga dimensi yang
memiliki volume dengan selimut penyusunnya adalah bidang datar yang
lurus atau bukan melengkung.
2.2.4.1 Prisma
- Sisi Datar
Bangun ruang sisi datar pada prisma adalah : kubus, balok, prisma
segitiga, prisma segiempat, prisma segilima, prisma segienam, dan
lain-lain.
Gambar 2.6
- Sisi Lengkung
Bangun ruang sisi lengkung pada prisma adalah : Tabung.
8
Gambar 2.7
2.2.4.2 Limas
- Sisi Datar
Bangun ruang sisi datar pada limas adalah : Limas segitiga, limas
segiempat, limas segilima, limas segienam, dan lain-lain.
Gambar 2.8
- Sisi Lengkung
Bangun ruang sisi lengkung pada limas adalah : Kerucut
Gambar 2.9
9
2.2.4.3 Bola
Bola hanya memiliki satu sisi lengkung.
Gambar 2.10
2.3.2. Sisi
10
Gambar 2.12 Sisi Pada Bangun Ruang
2.3.3. Rusuk
Rusuk (r) merupakan pertemuan dua buah sisi yang berupa ruas garis.
Banyaknya rusuk suatu bangun ruang sama dengan hasil jumlah banyaknya titik
sudut (ts) dan sisi (s), kemudian dikurangi 2
r = (ts + s) – 2
11
adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada
setiap bidang atau sisi balok.
Bidang diagonal adalah bidang yang di batasi oleh 2 buah rusuk dan 2
diagonal bidang.
Bidang diagonal suatu bangun ruang adalah bidang yang dibatasi oleh
rusuk dan diagonal bidang (kombinasi dari rusuk dan diagonal bidang) yang
membentuk suatu bidang di dalam ruang bangun ruang tersebut. Bidang diagonal
yang terbentuk harus mengiris bangun ruang tersebut sehingga bisa dibilang
bidang diagonal adalah bidang irisan suatu bangun ruang.
12
Gambar 2.15 Bidang Diagonal
13
2.4. Kedudukan Ruas Garis dan Bidang pada Bangun Ruang
Titik adalah bagian terkecil dari suatu objek geometri karena tidak
mempunyai ukuran tertentu, baik panjang, lebar, maupun tebal. Kedudukan titik
pada suatu garis terbagi menjadi dua macam, yaitu titik terletak pada garis dan
titik tidak terletak pada garis.
Bidang adalah gabungan lebih dari beberapa garis yang saling terhubung.
Kedudukan titik pada suatu bidang dapat terbagi menjadi dua macam yaitu:
14
Gambar 2.19 Kedudukan Titik Pada Bidang
Garis yang berpotongan itu terletak di bidang yang sama. Beda dengam
garis bersilangan. Garis bersilangan ini garis yang terletak di bidang berbeda dan
tidak punya titik persekutuan.
15
Gambar 2.20 Dua Garis Berpotongan
16
Gambar 2.22 Dua Garis Berimpit
Garis dan bidang juga bisa saling memiliki kedudukan satu dengan yang
lainnya.
17
Gambar 2.24 Garis Sejajar pada Bidang
18
Gambar 2.26 Garis Memotong Bidang
- Ada yang namanya dua bidang sejajar. Artinya, dua bidang tersebut tidak
punya titik atau garis persekutuan.
Contoh : bidang ABCD sejajar dengan bidang BCGF
- Dua bidang yang saling berimpit. Artinya, setiap titik di bidangnya itu ada
di bidang satunya (lainnya).
Contoh : Bidang ABCD berimpit dengan bidang BCD
19
- Dua bidang yang saling berpotongan. Artinya, kedua bidang punya garis
persekutuan.
Contoh : Bidang ABCD berpotongan dengan bidang BCHE di garis BC.
20
Gambar 2.31 Kubus
21
Semua bentuk diatas mempunyai pola sehingga dapat ditentukan rumus,
diketahui jumlah bidang pembatas, tepi dan garis penghubung.
Pada bangun ruang sisi datar, terdapat hubungan antara banyaknya sisi,
banyak nya titik sudut dan banyak nya rusuk. Hubungan tersebut dinamakan
kaidah euler. Kaidah euler menyatakan bahwa:
Banyaknya sisi ditambah dengan banyaknya titik sudut adalah sama dengan
banyaknya rusuk di tambah dengan 2 S + = R + 2
F (faces) = S (sisi)
E (edges) = R (rusuk)
Maksud yang ingin disampaikan oleh rumus euler ini adalah banyak nya
jumlah sisi ditambah dengan banyak nya titik sudut itu hasilnya akan sama dengan
jumlah rusuk jika dijumlah kan dengan dua.
Berikut contoh penggunaan rumus euler pada bangun ruang segi datar :
1) Kubus
22
Gambar 2.35
S+T=R+2
6 + 8 = 12 + 2
14 = 14
2) Balok
Gambar 2.36
Berikut rumusnya
S+T=R+2
6 + 8 = 12 + 2
14 = 14
23
Hasil antara S + T = R + 2 sama yah. Sama-sama berjumlah 14
3) Prisma segitiga
Gambar 2.37
Berikut rumusnya
S+T=R+2
5+6=9+2
11 = 11
Gambar 2.38
Berikut rumusnya
24
S+T=R+2
6 + 8 = 12 + 2
11=11
Hasil antara S + T = R + 2
5) Prisma segilima
Gambar 2.39
Berikut rumusnya
S+T=R+2
7 + 10 = 15 + 2
17 = 17
Hasil antara S + T = R + 2
6) Limas segitiga
25
Gambar 2.40
S+T=R+2
4+4=6+2
8=8
Hasil antara S + T = R + 2
Sama yah. Sama-sama berjumlah 8.
7) Limas segiempat
Gambar 2.41
S+T=R+2
5+5=8+2
10 = 10
Hasil antara S + T = R + 2
Sama yah. Sama-sama berjumlah 10.
26
8) Limas segilima
Gambar 2.42
S+T=R+2
6 + 6 = 10 + 2
12 = 12
Hasil antara S + T = R + 2
Sama yah. Sama-sama berjumlah 12.
9) Limas segienam
Gambar 2.43
S+T=R+2
7 + 7 = 12 + 2
14 = 14
Hasil antara S + T = R + 2
Sama yah. Sama-sama berjumlah 14.
27
Gambar 2.44 Tabel
A. Diagonal sisi
B. Diagonal ruang
C. Bidang diagonal
D. Rusuk yang sejajar
E. Rusuk yang bersilangan
F. Sisi sejajar
28
A. Panjang diagonal sisinya
B. Panjang diagonal ruangnya.
C. Luas bidang diagonalnya.
Yang terdapat pada bangun ruang tersebut.
3. Tuliskanlah cara Anda mengajarkan rumus Euler untuk anak SD di kls tinggi.
Disertai LKPD nya.
4. Sepotong kawat berukuran panjang 120 cm. Akan dibuat suatu kerangka balok
tentukanlah :
5. Satu bangun ruang dibentuk dari enam sisi dengan delapan titik sudutnya.
Tentukan banyak rusuk bangun ruang itu menggunakan Rumus Euler !
6. Satu bangun ruang dibentuk dari lima sisi dengan sembilan rusuk. Tentukan
banyak titik sudut bangun ruang itu menggunakan Rumus Euler !
29
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik
yang terdapat pada seluruh permukaan bangun tersebut. Dengan pengelompokan
bangun ruang yaitu prisma, limas, dan bola. Terdapat unsur-unsur bangun ruang
yang perlu dipahami yaitu (titik sudut,rusuk, diagonal sisi,bidang diagonal dan
diagonal ruang). Serta menentukan kedudukan ruas garis dan bidang pada bangun
ruang, menggunakan rumus euler.
3.2. Saran
Demikian makalah yang kami susun dengan judul “ Bangun Ruang” .
Kami berharap penulis selanjutnya membahas materi mengenai “Luas, Jaring-
Jaring, dan volume pada bangun ruang” .
30
DAFTAR PUSTAKA
Ratna. (2014) Bangun Ruang. Rumus Euler. Diakses pada tanggal 30 Oktober
2022 melalui
https://ratnaayuapriliadwiwijaya.wordpress.com/category/rumus-euler/
Suharjana, Agus (2008). Mengenal bangun ruang dan sifat - sifatnya di sekolah
dasar. Direktorat jenderal peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan, Yogyakarta.
31