Anda di halaman 1dari 16

TUGAS BAHASA INDONESIA

BEDAH BUKU : ANALISIS NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI

WAJAHMU

DISUSUN OLEH :

VIONA ANATASYA (0040579677)

KELAS XII IPA 3 TAHUN AJARAN 2021/2022

SMAN 1 LAWANG KIDUL

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...........................................................................................................................1

Daftar Isi .....................................................................................................................................2

Identitas Novel ............................................................................................................................3

Menganalisis Isi dan Unsur Kebahasaan Novel ......................................................................4

A. Unsur-unsur Intrinsik ...................................................................................................4

1. Tema .............................................................................................................4

2. Penokohan ....................................................................................................4

3. Latar ..............................................................................................................6

4. Alur ................................................................................................................8

5. Sudut Pandang .............................................................................................9

6. Gaya Bahasa .................................................................................................9

7. Amanat .........................................................................................................10

B. Unsur-unsur Ekstrinsik ...............................................................................................11

1. Biografi Penulis .....................................................................................11

2. Nilai-nilai yang terkandung ................................................................13

C. Unsur-unsur Kebahasaan ..............................................................................................14

1. Personifikasi ................................................................................................14

2. Majas Asosiasi .............................................................................................14

3. Sarkasme .....................................................................................................14

4. Hiperbola .....................................................................................................15

5. Simile ............................................................................................................15

Kesimpulan ................................................................................................................................16

2
Judul novel : Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

Pengarang : Tere Liye

Tahun terbit : 2009

Penerbit : Republika

Tebal buku : 426 halaman

Sinopsis :

Tentang Ray yang diberi kesempatan untuk menelusuri kilas balik kehidupan dan masa lalu.

Mencari sebab-akibat semua kemalangan dan kesenangan sepanjang hidupnya.

Mencari jawab atas lima pertanyaan yang akan membuatnya paham akan makna hidup.

Apakah itu cinta? Apakah hidup ini adil? Apakah kaya adalah segalanya? Apakah ada pilihan dalam

hidup? Apakah mak-na kehilangan?

Apakah itu lima pertanyaan besar milik Ray?

Setelah mengutuk nasib malang miliknya, setelah meraung keras akan rasa sakitnya, hingga

mati rasa akan kehilangan yang telah membuatnya terbiasa dalam kesendirian. Di manakah tuhan?

Mengapa ia berpangku tangan, seakan senang melihat Ray yang pekat dalam kehilangan.

Hanya ada rembulan yang tersisa, seakan setia menaungi Ray dalam hari-hari sepi sepanjang

tahun, hari-hari tanpa gigi kelinci, hari-hari penuh kehampaan, hingga hari-hari cerah bersama puding

pisang milik bunga putih dari timur.

3
MENGANALISIS ISI DAN KEBAHASAAN NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI

WAJAHMU

A.UNSUR-UNSUR INTRINSIK

1.Tema

Rahasia di balik kehidupan ( kisah hidup dan percintaan). Hal ini didasarkan pada kisah hidup

tokoh utama yang melakukan penelusuran terhadap kehidupannya. Dengan sisipan kisah percintaan

hingga rasa sakit karena kehilangan orang-orang yang terkasih.

2.Penokohan

a. Ray

• sombong

“Malam ketiga itu, Rehan sempurna menghabiskan keberuntungan berjudi

malam sebelumnya. Dia pulang sambil membesarkan hati, besok keberuntungannya

pasti kembali.” Halaman 51.

• nekat

“Bergegas memasang bom di dinding kaca. Berlari berlindung. Tidak perlu

timer. Ray mengarahkan Uzi-nya ke kotak bom. Meledak.” Halaman 186 .

• pendendam

“’… cara kau membalaskan kelakuan mereka terhadap Ilham sama

persis seperti kelakuan mereka.’” Halaman 110.

b. Penjaga Panti

• kejam

“Bilah rotan itu tanpa ampun meluncur ke pantat. Satu kali. Sakit sekali.

Apalagi celananya lusuh dan tipis pula. Mana bias menahan pecutan pedas di kulit. Muka Rehan

memerah menahan rasa nyeri. Dia tidak akan berteriak. Berteriak berarti kesenangan

bagi penjaga panti. Simbol kemenangan penjaga panti.” Halaman 12 .

c. Diar

4
• peduli

“Diar, anak panti asuhan yang sekamar dengannya, setengah jam kemudian

berbaik hati menyelinap ke halaman Panti, berusaha menyerahkan sebungkus

roti tawar dan segelas cendol melalui balik pintu.” Halaman 13

d. Bang Ape

• peduli dan perhatian

“Memperhatikan Bang Ape yang banyak memberi kisah, nasehat, motivasi,

dan entahlah.” Halaman 92

“Bang Ape hanya sibuk mengingatkan masa depan.” Halaman 91 paragraf ke-

13.

e. Fitri

• baik hati dan menyayangi anak-anak

“Gadis itu tengah asyik bermain bersama anak-anak. Membagikan balon-

balon terbang.” Halaman 251.

• memiliki hati yang tulus.

“Aku baik-baik saja ceroboh. Aku senang mendengarnya. Amat senang. Tetapi aku tidak

membutuhkan itu, yang. Rumah besar, mobil, berlian, pakaian yang indah, bagiku kau

ikhlas dengan semua yang kulakukan untukmu. Ridha atas perlakuanku padamu. Itu sudah

cukup.” Halaman 281.

f. Plee

• nekat

“ ’Plee menembak pahanya sendiri. Plee memutuskan untuk menyerahkan

dirinya..’. “ Halaman 199.

• peduli

“Koran-koran berebut memasang wajah Plee. Pencuri hebat yang pernah ada.

Pencuri yang mengakui usaha pencurian dua belas berlian sebelumnya. bukan main.

5
Seluruh hasil curian itu justru untuk orang-orang miskin dan tidak beruntung."

Halaman 220.

g. Jo

• setia

“Jo amat dekat dengan Ray. Tahu semua urusan Ray, termasuk tentang

istrinya.” Halaman 332 .

“Jo menemani Ray menginap di Rumah Sakit.” Halaman 402.

h. Orang dengan wajah menyenangkan

•misterius

“orang ini? Malah begitu ramah menegurnya. Lihatlah, mukanya terlihat

begitu bercahaya oleh gurat kearifan. Giginya putih rapi berjejer kecil-kecil. Matanya

bundar, sempurna hitam. Rambutnya beruban. Beruban? Usianya terbilang enam

puluhan. Samalah dengannya. Mengenakan pakaian berwarna putih. Jubah? Bukan.

Pakaian yang aneh.” Halaman 30.

“”siapa kau?” pasien itu menelan ludah. Akhirnya pertanyaan itu terlepas”

halaman 31.

3. Latar

a. waktu

• malam hari

“Malam terang. Langit-langit bersih tak tersapu awan. Bintang tumpah mengukir

angkasa, membentuk ribuan formasi. Angin malam membelai rambut. Lembut.

Menyenangkan.” Halaman 1 paragraf pertama.

“Rinai mendesah ke langit-langit malam.” Halaman 4 .

• pagi hari

6
“maka pagi-pagi sekali, setelah memakai baju terbaiknya, yang apa hendak dikata

hanya seragam mandor” halaman 242.

“pagi ini hari minggu, Ray riang menyiapkan sarapan.” Halaman 320.

• siang hari

“ Dia ingin menikmati makan siangnya” halaman 225.

• Sore hari

“ “Eh, kau cantik sekali sore ini.” Ray menyeringai menatapnya. Urusan

setangkai mawar merah itu terpotong sejenak.” Halaman 281.

b. Tempat

• Terminal

“’ini t-e-r-m-i-n-a-l, Ray. Bagaimana mungkin kau tidak mengenali sebuah

terminal?’”, halaman 32.

• Rumah Singgah

“Dan hari-hari berlalu cepat tanpa terasa di Rumah Singgah” halaman 89.

• Rumah Sakit

“Jo menemani Ray menginap di Rumah Sakit.” Halaman 402.

• Pantai

“Dengan uang tabungan Ray sebulan terakhir mereka mengontrak rumah kecil

di dekat pantai.” Halaman 278.

c. Suasana.

• Sepi

“Angin semilir yang lembut justru menikam perasaan. Sendiri. Sepi.” Halaman 5.

• Ramai

“Bising sekali. Suara klakson mobil berdengking, sahut-menyahut. Orang berlalu-

lalang.” Halaman 193.

7
• Ketakutan

“Naluri aneh jahat itu melesat pergi digantikan oleh kesadaran, ketakutan.”

Halaman 123.

4. Alur

Pada awal cerita dalam novel ini beralur mundur dan pada akhir cerita berakhir campuran.

Awal Cerita, menceritakan Ray yang berumur 60an itu, sudah berminggu-minggu tidak sadarkan diri,

lalu terbangun bersama seseorang dengan muka yang menyenangkan di Terminal Kota. Orang yang

berwajah menyenangkan itu tiba-tiba datang dan membawa Ray ke masa lalu Ray dulu. Orang yang berwajah

menyenangkan itu membawa Ray ke masa lalunya dengan suatu tujuan. Masa kecil Ray dihabiskan di

panti asuhan. Panti asuhan terkutuk dengan penjaga panti yang kejam kepada anak-anaknya. Ray pun kabur

dari Panti dan tinggal di jalanan. Ray bertemu dengan Diar, teman di pantinya dulu. Ray mencuri uang

penghasilan salah satu sopir bus, dan Ray pun berhasil kabur. Karenanya Diar lah yang tertuduh telah

mencuri uang sopir bus itu. Dengan kejam pun sopir bus mengeroyoki Diar sampai babak belur. Hal

itu tidak diketahui Ray karena ia sudah berhasil kabur dan tidak memedulikan temannya. Lalu Ray

mulai berjudi di salah satu Bandar Judi di kotanya. Karena keberuntungan dalam berjudi dan

membuat Bandar Judi menjadi bangkrut, Ray dikeroyoki dan ditusuk di beberapa bagian ditubuhnya.

Itu adalah kisah hidupnya yang ia tahu. Lalu orang yang berwajah menyenangkan itu menunjukkan kepada Ray yang

Ray tidak ketahui, yaitu saat Ray berada di Rumah Sakit ternyata Ray dirawat di samping Diar yang babak

belur. Diar pun meninggal di ranjang sebelah ranjang Ray di Rumah Sakit. Orang yang berwajah

menyenangkan itu menceritakan kisah hidup Ray yang ia sendiri tidak tahu dan menyadarinya. Tengah Cerita,

Ray hidup di rumah singgah setelah sembuh. Ray sangat menyayangi anak-anak Rumah Singgah. Begitu pula

penghuni Rumah Singgah yang sangat menyayangi Ray. Lalu salah satu penghuni Rumah Singgah yaitu

Natan, dikeroyok dan menjadi lumpuh akibat ulah para preman. Padahal Natan sudah sedikit lagi

berhasil mencapai impiannya menjadi penyanyi. Ray yang dendam pun membalas para preman, dan kemudian

pergi dari Rumah Singgah. Lalu orang yang berwajah menyenangkan itu pun menjelaskan dibalik

kelumpuhan Natan, bahwa jika Natan tidak menjadi lumpuh maka Natan pun sebenarnya akan tetap gagal menjadi
8
penyanyi. Tetapi sekarang Natan dengan kelumpuhannya itu pun berhasil sukses dengan jalannya

sendiri. Kemudian Ray bekerja menjadi salah satu mandor sebuah proyek. Dan Ray menikahi seorang

wanita yang cantik.

Akhir cerita, Istri Ray meninggal dunia. Ray kembali mengutuk langit karena meninggalnya

istrinya yang sedang hamil. Ray memiliki suatu pertanyaan kepada langit yang tidak terjawab.

Kemudian orang yang berwajah menyenangkan itu pun menjelaskan pertanyaan Ray yang tidak

terjawab. Ray kini menjadi salah satu pemilik kongsi bisnis imperium yang menggurita. Ia sudah

sukses dan kaya. Namun hidupnya masih dan tetap terasa hampa. Orang yang berwajah

menyenangkan itu pun menjelaskan semua apa yang tidak Ray ketahui dalam hidupnya. Bahwa hidup

itu seperti sebab-akibat yang selalu berhubungan. Ray pun akhirnya mengetahui. Karena perbuatan

dia yang tidak disengaja, telah menyebabkan sebuah kecelakaan yang membunuh sebuah keluarga

kecil yang terdiri atas seorang suami dan istri yang sedang hamil. Lalu lahirlah ke dunia, bayi

perempuan dari bangkai ibunya. Ia terlahir menjadi anak yatim-piatu. Selama ini Ray tidak

mengetahui bahwa karenanya lah anak perempuan tersebut terlahir yatim-piatu. Orang yang berwajah

menyenangkan itu menjelaskan semuanya kepadaan. Lalu kemudian Ray pun diberi kesempatan

untuk sehat selama 5 hari dan harus memperbaiki semuanya yang telah ia perbuat.

5. Sudut Pandang

Orang ketiga serba tahu karena menggunakan kata ganti nama tokoh. Kemudian pengarang

pun menempatkan posisinya seperti ia mengetahui semua perasaan ataupun isi hati dan kejadian yang

terjadi secara detail. Seolah-olah pengarang mengetahui segalanya. Maka dari itu Sudut pandang

dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu.

“Jo amat dekat dengan Ray. Tahu semua urusan Ray, termasuk tentang istrinya.” Halaman

332 paragraf ke-3.

Pengarang di sini menggunakan kata ganti nama tokoh dan seolah-olah bertindak mengetahui

segalanya.

9
6. Gaya Bahasa

• Personifikasi

“Kesenangan melingkupi kota kami.” Halaman 1 paragraf ke-14.

“Mulut- mulut mendesah atau malah berteriak seperti anak-anak di masjid

ujung gang yang berebut mik.” Halaman 2 paragraf ke-7.

“Ayunan itu amat berisik, mengingat enam bulan engselnya lupa diminyaki.” Halaman

4.

“Rambut panjangnya terurai, bergerak lembut seiring langkah.” Halaman 243.

• Asosiasi/ Perumpamaan

“Ray bagai bebek tersuruk-suruk ikut” Halaman 245 paragraf ke-4.

7. Amanat

• Kita harus selalu mensyukuri apa yang telah kita dapat, karena sesungguhnya kita lebih

beruntung.

• Kita juga harus selalu menerima setiap kejadian dengan ikhlas, karena dibalik suatu

kejadian pasti ada suatu manfaat dan hikmahnya yang kita dapat baik yang kita sadari atau

tidak.

• Kita tidak boleh menjadi seorang yang pendendam. Karena dengan membalas dendam

tidak akan menyelesaikan sebuah masalah. Hanya akan memperpanjang masalah.

• Ambil makna kehilangan dari sisi yang pergi, karena hanya ada duka jika dilihat dari sisi

yang ditinggalkan.

• Suatu keberhasilan haruslah di awali dengan usaha. Barang siapa yang berhasil dialah

orang yang berani mengambil risiko.

• Tunjukkan versi terbaik dari dirimu dalam membantu orang lain. Makan itu pula yang

akan orang lain lakukan terhadapmu.


10
B. UNSUR-UNSUR EKSTRINSIK

1. Biografi penulis

• Profil Tere Liye

Tere Liye adalah nama pena dari penulis terkenal yang memiliki nama asli Darwis.

Ia lahir di Lahat, sumatera selatan pada 21 Mei 1979.

Tere Liye merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dengan orang tua yang

berprofesi sebagai petani. Ia bersekolah di SDN 2 Kikim Timur Sumatera Selatan, SMPN 2

Kikim Sumatera Selatan, dan SMAN 9 Bandar Lampung. Untuk menuntut ilmu di perguruan

tinggi Tere Liye harus merantau ke Pulau Jawa dan pada akhirnya Ia bisa masuk ke Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Tere Liye menikah dengan wanita cantik bernama Riski Amelia dan mempunyai buah

hati bernama Abdullah Pasai serta Faizah Azkia.

• Sekilas tentang Tere Liye

Tidak seperti penulis lainnya, Tere Liye tidak pernah menuliskan biodata seperti

kontak, riwayat hidup, dan lainnya. Namun, hanya menuliskan alamat blog sehingga banyak

yang mengira bahwa Tere Liye adalah penulis asing yang bukunya diterjemahkan ke

dalam Bahasa Indonesia.

Tere Liye pun memastikan bahwa Ia adalah asli warga negara Indonesia.

11
Apabila secara umum banyak penulis yang telah menghasilkan karya best seller akan

menerima panggilan seperti mengisi acara seminar, workshop, dan kegiatan lain yang

berkaitan dengan tulis menulis, tetapi Tere Liye tidak melakukan itu.

Tere Liye merupakan nama yang digunakan Darwis untuk menulis. Nama ini berasal

dari Bahasa India yang berarti untukmu.

Tere Liye memiliki ciri khas yang selalu mengenakan kaos oblong, kupluk, sweater,

dan sandal jepit. Pernah suatu ketika Tere Liye menghadiri sebuah talk show, Ia hanya

mengenakan kaos oblong dan sandal jepit.

Pada setiap karyanya Ia selalu menekankan rasa syukur untuk semua yg dimiliki.

Karyanya selalu mengetengahkan pengetahuan, agama Islam, dan moral kehidupan. Dengan

penyampaian yang unik dan sederhana membuat pembaca bisa seolah-olah merasakan

langsung sehingga pesan yang diberikan bisa diterima.

• . Karya-Karya Tere Liye

Berikut adalah karya Tere yang sudah diterbitkan:

1. Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005)

2. Moga Bunda Disayang Allah (Penerbit Republika, 2005)

3. Mimpi-Mimpi Si Patah Hati (Penerbit AddPrint, 2005)

4. The Gogons Series: James & Incridible Incodents (Gramedia Pustaka

Umum, 2006)

5. Cintaku Antara Jakarta dan Kualal Lumpur (Penerbit AddPrint, 2006)

6. Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo 2006 & Republika 2009)

7. Sang Penandai (Penerbit Serambi, 2007)

8. Bidadari-Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008)

9. Senja Bersama Rosie (Penerbit Grafindo, 2008)

10. Burlian (Penerbit Republika, 2009)

11. Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka

Umum,2010)
12
12. Pukat (Penerbit Republika, 2010)

13. Eliana, Serial Anak-anak Mamak, (Republika, 2011)

14. Ayahku (Bukan) Pembohong, (Gramedia Pustaka Utama, 2011)

15. Sepotong Hati Yang Baru, (Penerbit Mahaka, 2012)

16. Negeri Para Bedebah, (Gramedia Pustaka Utama, 2012)

17. Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah, (Gramedia Pustaka Utama, 2012)

18. Berjuta Rasanya (Penerbit Mahaka, 2012)

19. Negeri Di Ujung Tanduk, (Gramedia Pustaka Utama, 2013)

20. Amelia, Serial Anak-Anak Mamak 1, (Republika, 2013)

21. Bumi, (Gramedia Pustaka Utama, 2014).

2. Nilai-nilai yang terkandung

• Nilai moral

Dalam novel ini banyak sekali pembelajaran yang dapat kita renungi, baik tertulis maupun

tersirat dalam dialog antar tokoh.

Seperti deskripsi pengarang tentang Rehan “ berbeda dengan anak-anak panti lainnya

yang tumbuh tertekan, Rehan tumbuh melawan. Kepintarannya menjelma menjadi perlawanan

paling logis. Dia sering membantah perintah penjaga. Bertanya banyak hal. Menyudutkan.

Berbantah-bantah. Penjaga panti yang tak suka anak-anak banyak bicara langsung

membungkamnya dengan pecut rotan. Semakin banyak pecut rotan mendera tubuhnya, Rehan

tumbuh semakin berbeda.” Halaman 35.

• Nilai sosial

Meliputi pesan dan tindakan dari orang-orang dalam cerita, dan memberi kesan pada

tokoh. Seperti pada kutipan “ ....lihatlah, benar-benar keluarga yang menyenangkan. Hanya untuk

urusan kelulusan sekolahnya, mereka merayakannya...” Halaman 102.

• Nilai budaya

13
Dideskripsikan pada kutipan “ Istrinya benar, saat mereka tiba di tempat acara, seluruh

ruangan dipenuhi pengunjung dengan baju oriental. Pemilik gedung merupakan keturunan China

itu mendekat. Tersenyum lebar, dengan selempang dan pedang segala...” Halaman 301

• Nilai ekonomi

Terdapat pada kutipan “ proyek itu sukses besar, penjualan seluruh unitnya tercapai jauh

sebelum topping. Bukan hanya satu, Ray memulai tiga proyek ambisius lainnya.” Halaman 333.

• Nilai agama

“Aku baik-baik saja ceroboh. Aku senang mendengarnya. Amat senang. Tetapi aku tidak

membutuhkan itu, yang. Rumah besar, mobil, berlian, pakaian yang indah, bagiku kau ikhlas

dengan semua yang kulakukan untukmu. Ridha atas perlakuanku padamu. Itu sudah cukup.” Halaman 281.

C. UNSUR-UNSUR KEBAHASAAN

1. Personifikasi (penginsanan)

Penginsanan merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan benda-

benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia. Berikut kutipan kalimat bergaya

bahasa personifikasi dalam novel :

“Malam terang. Langit bersih tak tersaput awan. Bintang tumpah mengukir angkasa,

membentuk ribuan formasi. Angin malam membelai rambut. Lembut. Menyenangkan.

Menelisik, bernyanyi di sela-sela kuping. Gema takbir memenuhi jalanan.” Halaman 1.

2. Majas asosiasi

Sering juga disebut dengan majas perumpamaan yang tergolong ke dalam majas

perbandingan. Pembeda antara majas asosiasi dengan majas perbandingan lainnya adalah

dalam majas asosiasi membandingkan tujuan atau ide atau gagasan dengan

mengumpamakannya dengan kata lain dalam satu kalimat. terdapat pada kutipan berikut:

“Angin semilir yang lembut justru menikam perasaan.” Halaman 5.

“Ray bagai bebek tesuruk-suruk ikut.” Halaman 245.

3. Sarkasme
14
Merupakan suatu acuan yang lebih kasar dari ironi dan sinisme. Ia adalah suatu acuan

yang mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Sarkasme dapat saja bersifat ironis, dapat

juga tidak, tetapi yang jelas adalah bahwa gaya ini akan selalu menyakiti hati dan kurang enak

di dengar.

Seperti pada kutipan dialog “Diam. Rehan memutuskan membisu, meski hatinya

mengucap sumpah serapah. Penjaga Panti semakin jengkel. Mengangkat bilah rotannya

tinggi-tinggi, matanya membesar, “Kau sembunyikan di mana semua bungkusan? Ayo

jawab... Jawab anak bangsat!!” Halaman 11.

4. Hiperbola

Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan,

dengan membesar-besarkan suatu hal.

Seperti pada kutipan “Dan sempurna saat bulir pertama air mata Rinai jatuh, seketika

petir menyambar terang menyilaukan. Disusul guntur menggelegar mengaduk-aduk perasaan.

Sempurna ketika air mata itu meresap di atas tanah-Mu, langit entah dari mana datangnya

sontak terkepung oleh awan-awan hitam-pekat. Bagai ada yang amat jahil menuangkan tinta

hitam ke dalam beningnya kolam. Gelap-Gulita.” Halaman 6.

5. Simile

“Sebuah mobil patroli petugas lalu-lintas berhasil merapat. Sirenenya mengaum bak

teriakan harimau. Empat polisi berloncatan sambil menyambar pentungan di pinggang.

Merangsek masuk ke dalam bus. Sudah usai. Kelima tukang pukul itu sudah rebah di lantai

bus. Terkapar justru oleh senjata

kebanggaan mereka selama ini. Sementara Ray berdiri gemetar di lorong. Gitarnya

patah dua tergeletak di bawah salah satu kursi. Kapak itu masih tergenggam di tangannya.

Lima belas detik setelah semuanya usai, kesadaran itu baru datang. Naluri aneh jahat itu

melesat pergi digantikan oleh kesadaran, ketakutan.” Halaman 123.

15
KESIMPULAN

Rembulan Tenggelam di wajahmu merupakan salah satu karya terbaik dari penulis

kenamaan Indonesia, Tere Liye. Walau digolongkan sebagai fiksi, namun kisah Ray yang

disajikan tidaklah luput dari huru-hara kehidupan nyata.

Dengan cara bercerita yang apik, Tere liye berhasil membuat pembaca terhanyut

dalam hari-hari kelam yang ditelusuri Ray mengenai hidupnya. Tentang Ray yang terlahir

sebatang kara, membuatnya terus bertanya mengapa bisa tuhan limpahkan derita padanya.

Ditambah kehilangan Dua permata dan Gigi kelinci milik Ray, penulis berhasil membuat air

mata pembaca tumpah ruah.

Namun, perlu perbendaharaan kata yang luas dan pemahaman yang dalam untuk

memahami novel ini, karena tersirat banyak istilah baru serta alur yang berliku. Sehingga

pembaca terkadang harus membaca dengan dua kali pengulangan dan saksama, agar dapat

masuk ke dalam penelusuran Ray.

Novel ini sangat direkomendasikan bagi pembaca yang ingin mencari makna

kehidupan. Di dalamnya terdapat banyak pembelajaran yang dapat membuka pikiran pembaca

tentang bagaimana seharusnya kita memahami kehilangan dalam hidup.

Dan saya memberi rating 9/10 untuk novel ini. Terima kasih Tere Liye, untuk karya

terbaik yang telah diberikan.

16

Anda mungkin juga menyukai