Anda di halaman 1dari 4

Sekarang saya akan menceritakan tentang sebuah cerita rakyat tokaili yaitu bengga Bula yang

berasal dari bahasa Kaili yaitu kerbau putih.konon zaman dahulu kalah ada seorang putri yang sangat
cantik dan menawan, suatu ketika sang putri ini mengalami musibah yaitu terserang penyakit cacar
satu badan dari wajah sampai kaki, sehingga suasana istana kerajaan menjadi heboh dan raja
berinisiatif memerintahkan para prajuritnya agar putrinya ini di asingkan keluar kerajaan untuk
melakukan pengobatan supaya nama raja tidak tercemar. Ada 7 orang prajurit yang mengawal sang
putri untuk melakukan, memasuki hutan dan menyeberangi sungai dan perbukitan. Beberapa hari
kemudian tibalah di suatu tempat yang sangat sunyi yaitu di suatu lembah yang masih berada di
wilayah kerajaan Kaili. Di tempat inilah sang putri melakukan berbagai macam pengobatan,
pengasingan ini sudah berbulan – bulan tetapi sang putri tetap saja tak kunjung sembuh, sudah
berbagai pengobatan dilakukan tetapi penyakitnya tak kunjung menghilang. Namun suatu ketika di
pagi hari, sang putri ini pergi ke sungai untuk membersihkan diri, tiba-tiba saja terdapat seekor
kerbau putih yang disebut bengga Bula oleh orang – orang Kaili. Kerbau ini tiba-tiba datang
menyeruduk, sehingga membuat sang putri sangat kaget sampai jatuh dan pingsan sehingga dia
tidak berdaya. Ternyata selama sang putri pingsan, kerbau ini menjilat tubuh sang putri dari kaki
sampai wajah. Apa yang terjadi ? Ternyata dari hasil jilatan bengga Bula ini, tubuh sang putri
langsung sembuh. Wajah putri yang sebelumnya penuh bentolan cacar air sekarang sudah bersih
dan malahan lebih cantik dari awalnya sebelum terkena penyakit. Setelah itu datanglah pengasuh
sang putri atau disebut sebagai dayang, betapa kagetnya mereka melihat sang putri yang jatuh
pingsan tidak berdaya di pinggir sungai dan juga kerbau bengga Bula ini masih ada di sekitar daerah
ini. Para dayang sangat terkejut melihat sang putri yang lebih cantik dari sebelumnya begitu pula
dengan para prajurit, padahal dengan berbagai macam pengobatan yang dilakukan sebelumnya
tidak ada yang berhasil sehingga membuat para dayang dan juga prajurit kebingungan serta terkejut.
Akhirnya mereka sadar bahwa hanya bengga Bula ini yang bisa mengobati sang putri. Singkat cerita
para dayang dan prajurit sudah sepakat bahwa sudah saatnya mereka kembali ke istana, maka hari
itu juga melakukan perjalanan ke istana. Dalam perjalanan ini karena lokasinya jauh dari istana
sehingga memakan waktu selama 5 hari. Begitu sampainya di istana, sang ratu ibu dari sang putri
sangat terkejut “ohh putriku akhirnya kau sudah sembuh dan sekarang malah tambah sangat cantik,
lebih cantik dari sebelumnya”. Seluruh penghuni istana sangat terkejut akan kedatangan sang putri
yang selama berbulan-bulan menjalani pengobatan akhirnya pulang dalam keadaan sembuh dan
makin cantik. Mendengar hal ini raja pun langsung mengumumkan ke seluruh masyarakat kerajaan “
mulai hari ini kita akan melakukan pesta”. Pesta yang dimaksud adalah semacam pesta kegembiraan
dan rasa syukur terhadap kembalinya sang putri dari pengasingan. Pesta ini dilaksanakan selama 7
hari 7 malam, seluruh masyarakat dari golongan bawah sampai para pejabat kerajaan di undang ke
istana untuk menyemarakkan pesta yang sangat meriah ini. Singkat cerita ketika hari terakhir sang
raja berpesan kepada seluruh kerabat, keluarga dan juga rakyatnya, dia berkata “wahai rakyatku
mulai hari ini saya berpesan agar jangan menyembelih atau memakan yang namanya bengga Bula
atau kerbau putih, barang siapa yang kedapatan menyembelih atau memakan bengga Bula akan
kena penyakit kulit karena bengga Bula ini sudah sangat berjasa terhadap keluarga kerajaan karena
dapat menyembuhkan sang putri. Sejak itulah yang namanya bengga Bula di tanah Kaili tidak boleh
untuk di sembelih maupun dimakan karena hewan ini disakralkan sehingga sampai detik ini,
masyarakat Kaili tidak pernah mengonsumsi kerbau putih karena itu terbukti kalau seorang Kaili asli
memakan kerbau putih maka dia akan terkena penyakit kulit, yang boleh dimakan adalah kerbau
hitam. Sekian cerita bengga Bula ini yang merupakan cerita asli dari masyarakat Kaili.

4. Selanjutnya saya akan menceritakan cerita rakyat yang berasal dari kabupaten Sigi, Sulawesi
tengah yaitu “putri kulavi dalam pohon” cerita ini merupakan asal usul terjadinya kampung kulawi
yang merupakan salah satu kampung yang etnis di kabupaten Sigi. Dulu kabupaten Sigi merupakan
bagian dari kabupaten Donggala yang mecah tahun 2008 menjadi kabupaten sendiri. Konon seorang
pemburu dari kerajaan Sigi yang bernama sadongo, beliau ini melakukan perburuan binatang seperti
anoa dan babi. Si sadongo ini melakukan perjalanan dari Sigi menuju kearah pegunungan yang kini
menjadi kampung kulawi. Pada saat hari itu si sadongo belum menjumpai seekor hewan pun seperti
rusa anoa dan babi sampai sore hari pun tak kunjung dapat. Setelah berjalan terus menerus ternyata
si sadongo ini tersesat di tengah hutan belantara padahal si sadongo ini terkenal sebagai pemburu
yang hebat yang diakui setiap berburu pasti dapat paling sedikit seekor binatang tiap harinya, tetapi
kali ini ada apa?? Tiba-tiba saja dia kehilangan jejak di hutan belantara yang sama sekali belum
pernah dia lalui sebelumnya, dia tidak tahu dirinya saat itu berada dimana. Dia begitu terkejut “ ini
dimana” ujarnya . Sampai – sampai si sadongo ini tidak bisa pulang karena pada saat itu terjadi hujan
lebat disertai dengan badai. Akhirnya dia bermalam di hutan itu menunggu pagi di bawah pohon
yang sangat besar. Dibawah pohon besar itu, sadongo tertidur dan bermimpi dia sedang di temui
oleh seorang putri cantik. Putri itu bertanya ke sadongo “ siapa gerangan? Mau kemana? Dan dari
mana?” sadongo menjawab “saya berasal dari negeri kerajaan Sigi” baru saja si sadongo ini
berbincang lagi, tiba-tiba dia terbangun dari tidurnya dan dia sadar ternyata Cuma mimpi. Di malam
itu dia tidak bisa tidur karena terbayang-bayang akan putri yang berada dalam mimpinya. Tak lama
pagi pun tiba dan si sadongo ini merasa kesal karena mengalami kejadian yang belum pernah dialami
sebelumnya sehingga dia yang penuh dengan kekesalan menebas pohon – pohon yang ada di
sekitarnya akan tetapi pada saat dia menebas untuk ketiga kalinya tiba-tiba terdengar suara teriakan
“aduh” yang berasal dari pohon besar tadi. Sadongo terkejut tapi dia belum yakin kalau suara
tersebut berasal dari pohon itu dan dia menebas lagi, tiba-tiba terdengar suara “itu kakiku”. Tak
lama kemudian keluar darah segar yang keluar dari batang pohon tersebut disertai suara rintihan “
aduh !!! aduh!!!” . Tiba-tiba terlihat putri keluar dari pohon tersebut dan ternyata putri tersebut
adalah putri yang berada dalam mimpi sadongo. Sadongo bertanya ke putri itu “siapa kau? Apakah
kau semacam setan? Dari mana kau berasal?” putri itu menjawab “saya bukan setan dan saya
merupakan penghuni dari pohon ini”. Sadongo terkejut dan meminta maaf kepada sang putri karena
dia sadar bahwa dia telah berbuat salah menebas pohon besar itu. Sadongo bertanya ke pada putri
lagi “ pohon ini,pohon apa namanya?” sang putri menjawab “inilah pohon kulavi” yang dalam
bahasa sehari hari sama saja dengan kulawi. Maka sejak saat itulah si sadongo menyebut pohon
kulavi menjadi cikal bakal nama sebutan kampung bahasa etnis. Tak lama kemudian mereka berdua
ini melangsungkan pernikahan setelah sang putri ini dibawa ke kerajaaan Sigi. Sampai saat ini suku
kulawi mengakui bahwa suku Kaili yang berada di wilayah Sigi sebagai bagian dari kerabat walaupun
sedikit berbeda bahasa tetapi saling mengerti dan memiliki persamaan karena orang kulawi
mempercayai bahwa leluhurnya itu berasal dari Sigi. Singkat cerita dengan adanya sadongo ini
setelah melakukan pernikahan maka mereka pindah ke bolapapu yaitu pusat kulawi yang sekarang
menjadi pusat pemerintahan kecamatan kulawi. Dari kejadian inilah nama kecamatan kulawi diambil
dari nama pohon besar itu.

5. Selanjutnya saya akan menceritakan cerita rakyat “legenda pusentasi “ yang sekarang ini dikenal
dengan tempat yang bernama pusat laut yaitu merupakan semacam sumur purba yang tidak jauh
dari laut yang memiliki cerita atau legenda yang dipercayai secara turun temurun oleh masyarakat
Banawa khususnya di desa timboro dan towale , kabupaten Donggala. Cerita ini bermula dari
kehadiran seorang putri raja yang bernama yamamore yang salah satu putri dari kerajaan towale.
Putri ini sangat cantik sehingga sangat terkenal di wilayah itu sampai – sampai kabar kecantikannya
terdengar sampai ke kerajaan yang berada di gunung gawalise. Raja itu mendengar bahwa ada
seorang putri cantik di kerajaan towale sehingga dia mendatangi kerajaan towale dengan maksud
kedatangannya untuk melamar putri kerajaan namun lamarannya ini tidak sebanding karena raja
dari dombu ini tinggi besar, badan berbulu dan berkulit hitam sehingga dianggap sangat
menakutkan. Si yamamore ini pasti tidak akan menerima lamaran dari raja dombu tetapi suatu
ketika raja dombu ini datang menghadap ke raja towale bermaksud untuk melamar putri raja
towale. Raja towale berkata “ bukannya saya menolak untuk menerima lamaran tetapi harus saya
sampaikan terlebih dahulu kepada putri saya apakah dia mau atau tidak, kalau memang sang putri
mau maka saya akan terima lamarannya”. Tak lama kemudian dipanggilnya sang putri yamamore
untuk menyampaikan lamaran ini. Apa jawaban dari putri? Tentu saja sang putri tidak mau nikah, dia
menganggap ini sebagai pernikahan paksa. Mendengar hal itu raja dombu berkata “ jika tidak
menerima lamaran dari saya maka saya akan melakukan peperangan terhadap kerajaan ini”.
Ancaman demi ancaman dia sampaikan kepada raja towale. Karena sang putri sangat kasihan
terhadap ayahhanda dan ibunda nya sehingga sang putri terpaksa menerima lamaran tersebut
dengan berat hati tetapi dengan 2 syarat yaitu yang pertama raja dombu harus mencuci kain hitam
menjadi kain putih, yang kedua raja dombu harus mencabut serumpun bambu yang ada di pulau
kecil di tepi pantai dengan cara mencabutnya tanpa menyentuh tanah. Tentu secara logika
persyaratan ini tidak masuk akal tetapi apa kata raja dombu?. “ baiklah kalau itu permintaanmu saya
akan lakukan”. Hari berikutnya persyaratan itupun dijalani oleh raja dombu. Sang putri berpikir
bahwa raja dombu tidak akan berhasil memenuhi 2 syarat tersebut. Tetapi si raja dombu ini dengan
penuh keyakinan mengambil kain hitam yang di sediakan sang putri dan akhirnya dia mencuci kain
tersebut di suatu Kuala (sungai) di towale. Sang putri terkejut ternyata kain yang dicuci itu berubah
warna menjadi putih, sang putri sudah was-was karena bisa-bisa pernikahan ini akan terjadi tetapi
dia masih yakin bahwa raja dombu tidak akan bisa memenuhi syarat yang kedua. Akan tetapi raja
dombu lagi-lagi berhasil mencabut serumpun bambu dengan kaki tidak menyentuh tanah sehingga
sang putri hampir pingsan. Raja dombu berkata “2 persyaratan yang kau minta sudah saya penuhi,
sekarang saatnya untuk mempersiapkan pernikahan”.

Beberapa hari kemudian ternyata yamamore berubah pikiran, dia meyakini bahwa masih ada jalan
keluar agar pernikahan ini tidak dilangsungkan. Pada suatu malam yamamore melakukan semacam
rencana dengan para dayang yaitu mau melarikan diri dari desa towale kesebuah tempati di tepi
pantai yang banyak karang dan pepohonannya dan juga tempat itu merupakan tempat yang sepi.
Tibalah masanya di suatu tengah malam menjelang subuh secara perlahan-lahan yamamore beserta
para dayang melarikan diri demi membatalkan pernikahan ini. Di tengah perjalanan melarikan diri,
suasana dalam istana heboh karena sang putri hilang sehingga Baginda raja memerintahkan prajurit
untuk mencari putrinya. Di perjalanan, yamamore di temukan oleh prajurit. Kakak yamamore
berkata “ yamamore!! Tunggu jangan melarikan diri”. Tetapi yamamore terus berlari. Ditengah ia
berlari ternyata ada suara bisikan saat ia melewati sebuah telaga kecil atau sumur tua, bisikan itu
mengatakan “ lompat saja yamamore agar dirimu aman dari kejaran itu “. Dengan spontan
yamamore langsung melompat akan tetapi lama kelamaan lubang itu menutup dan disitulah
yamamore tenggelam. Singkat cerita akhirnya kerajaan towale dan kerajaan dombu berperang
karena dianggap melakukan sebuah pengkhianatan atau ingkar janji. Dengan tenggelamnya putri
yamamore sehingga tempat itu dinamakan pusentasi atau yang sekarang ini dikenal dengan nama
pusat laut. Masyarakat sekitar sampai detik ini mempercayai kalau asal usul pusat laut ini berasal
dari pelarian putri yamamore sampai tenggelamnya dia. Menurut masyarakat bahwa di daerah
sekitar pusentasi ini sering dijumpai seorang putri dengan gaun kerajaan yang berparas cantik.sekian
dari cerita pusentasi ini, kita sebagai masyarakat Indonesia harus terus melestarikan cerita ini agar
tidak terlupakan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai