Anda di halaman 1dari 470

Three Lives Three Worlds, The Pillow Book

VOLUME 1

( Terjemahan Bahasa Indonesia )

Judul Drama Adaptasi : Eternal Love of Dream


Sān shēng, sān shì, zhěn shàng shū
(三生三世,枕上书)
Author : Tang Qi Gong Zi (唐七公子)
Genres : Action, Romance, Fantasy, Xianxia
Jumlah Chapter : 2 Volume (Prolog+11 chapter+21 chapter+Epilog+Extra)
Penerjemah Bahasa Inggris : Hamster428
Penerjemah Bahasa Indonesia : Aling (LadyYueZhen)

Sinopsis :
Buku kedua karangan Tangqi Gongzi ini menceritakan tentang kisah percintaan antara Bai
Fengjiu, si Ratu Rubah Merah berekor sembilan dari Qingqiu dengan penguasa pertama Klan
Langit, Donghua Dijun.

Perjuangan Fengjiu demi bersama dengan Donghua, berbagai kejadian, petualangan,


kesalahpahaman, yang berujung membuka kembali luka lama juga menorehkan luka baru
bagi keduanya.

Dibumbui dengan rasa khas percintaan, manis dan pahitnya bercampur jadi satu.

”Apabila kegigihan pun masih tetap membawa kepedihan, siapa yang bersedia menggunakan
seumur hidupnya hanya demi menanti cinta yang tak tercapai?”
2
Collected & Merged by raperiadisepti.com
DAFTAR ISI:

Sinopsis : ........................................................................................................................................................................ 2
Buku Pertama, The Upper Volume ,Chapter Maps ........................................................................................................ 5
Prolog ............................................................................................................................................................................. 7
Chapter 1 Part 1 ............................................................................................................................................................ 15
Chapter 2 Part 1 ............................................................................................................................................................ 47
Chapter 3 Part 1 ............................................................................................................................................................ 92
Chapter 4 Part 1.......................................................................................................................................................... 124
Chapter 6 Part 1 .......................................................................................................................................................... 187
Chapter 7 .................................................................................................................................................................... 245
Chapter 8 Part 1 .......................................................................................................................................................... 255
Chapter 9 Part 1 .......................................................................................................................................................... 281
Chapter 10 Part 1 ........................................................................................................................................................ 318
Chapter 11 Part 1 ........................................................................................................................................................ 363
Bonus 1 : Tentang Dong Hua Di Jun.......................................................................................................................... 469

3
Collected & Merged by raperiadisepti.com
4
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Buku Pertama, The Upper Volume ,Chapter Maps
Prolog

Chapter 1 Part 1 | Part 2 | Part 3

Chapter 2 Part 1 | Part 2 | Part 3

Chapter 3 Part 1 | Part 2 | Part 3

Chapter 4 Part 1 | Part 2 | Part 3

Chapter 5 Part 1 | Part 2 | Part 3

Chapter 6 Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6

Chapter 7

Chapter 8 Part 1 | Part 2

Chapter 9 Part 1 | Part 2 | Part 3

Chapter 10 Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4

Chapter 11 Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6 | Part 7 |


Part 8 | Part 9 | Part 10

Bonus 1 : Tentang Donghua Dijun

5
Collected & Merged by raperiadisepti.com
6
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Prolog

Rerumputan hijau bersemi di bulan Maret, burung-burung Oriole memenuhi langit di bulan
April.
Membentang hingga melebihi Laut Timur adalah Sepuluh Mil Kebun Bunga Persik yang
mekar dengan suburnya.

Klan Langit Jiuchongtian dan Klan Rubah Ekor Sembilan Qingqiu sebentar lagi akan
membentuk sebuah aliansi.

Hari demi hari berjalan diisi dengan diskusi antara tetua klan. Kemudian, di awal pagi tahun
ini, akhirnya semua diputuskan setelah dua ratus dua puluh tiga tahun pertimbangan yang
sulit.

Terlambat waktunya untuk musim mekar buah persik, tanggal yang dipilih dengan hati-hati
jatuh di akhir musim semi.

Kedua individu yang pada akhirnya akan menikah setelah mengalami nasib malang selama
lebih dari dua ratus tahun, tak lain tak bukan adalah Putra Mahkota Yehua dari Jiuchongtian
dan Ratu Bai Qian dari Kerajaan Qingqiu.

Dunia telah lama menanti untuk merayakan berita ini. Jika mengikuti gaya si tua Tianjun,
massa memprediksi bahwa akan ada kemewahan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada
hari besar pasangan itu.

Setiap tampilan pastilah mewah, seolah mereka tak mampu membayangkan bagaimana lagi
Tianjun akan memamerkan kebangsawanannya.

Meskipun demikian, ketika iring-iringan pengantin pria yang ramai sekali terlihat dari arah
tepi danau Wangsheng di Gunung Yuze untuk memasuki Qingqiu, Miqu Xianjun yang
menunggu di seberang sisi danau dengan sebuah handuk di tangannya berpikir, mungkin ia
telah meremehkan Tianjun.

Pasukan pernikahannya tidak mewah; melainkan terlampau berlebihan mewahnya.


Migu Xianjun yang selalu berada di sisi Bai Qian; di Qingqiu ini ia dihormati dengan

7
Collected & Merged by raperiadisepti.com
beberapa reputasi. Ada satu atau dia hal yang pasti diketahui olehnya selama menjadi
penghuni lokal di kerajaan ini.

Seperti tradisi Langit, pengantin pria tidak menjemput pengantin wanitanya sendirian.
Biasanya tetualah yang selalu mengambil tanggung jawab ini.

Migu menduga Moyuan yang dapat dianggap sebagai kakak Yehua yang akan menemani.
Kalau begitu kasusnya, sangat masuk akal jika ia, meskipun sebagai seorang dewa agung dari
sebuah klan besar, datang bersama rombongan pernikahan untuk menjemput pengantin
wanita adiknya.

Dan ketika seorang dewa agung memulai sebuah perjalanan, harus ada seorang dewa yang
memiliki ranking tinggi namun tak terlalu tinggi untuk menemaninya. Tampaknya pria yang
bertanggung jawab atas nasib manusia, dia yang meminum tinta sebagai makanannya di
bawah Dewa Panjang Umur Kutub Selatan, Siming Xingjun, telah mengikutinya.

(T/N : Dewa Panjang Umur Kutub Selatan adalah salah satu dari empat Menteri Tao
Langit. Juga, dikatakan Siming meminum tinta sebagai makanan adalah kiasan yang
berarti ia menulis sebagai penghidupannya.)

Ini juga bisa dikatakan cukup masuk akal.

Sementara untuk naga legendaris yang berada di depan Siming yang hanya dapat kau lihat
ekornya saja sepanjang tahun, putra ketiga Tianjun, Liansong Shenjun, dia merupakan paman
ketiga Putra Mahkota Yehua.

Meskipun tampaknya Liansong tidak punya urusan apa-apa di sini, tidak ada satupun yang
bisa menyalahkannya untuk mengikuti perayaan tersebut.

Migu menghabiskan setengah hari untuk merenung dan telah menemukan alasan kenapa
ketiga dewa yang dihormati ini menyemarakkan perayaan dengan aura mendalam mereka.

Tetapi si jubah-ungu, bangsawan berambut putih di sisi Moyuan, penyendiri abadi yang
terkenal, dia orang yang jika bukan sebagai pilihan terakhir tidak akan menginjakkan kakinya
keluar dari Jiuchongtian, dia yang hanya sesekali muncul dalam beberapa lukisan, dia yang
tidak pernah mempedulikan generasi muda, mengapa Donghua Dijun juga bagian dari
rombongan pernikahan?

***

8
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Migu memeras otaknya dan masih belum mampu memikirkan bahkan satu penjelasan.
Berdiri di sisi lain dari danau yang bergelombang, bahkan pandangan mata Migu yang baik
pun mendadak jadi buram.

Baris demi baris pancaran indah dan megah berhenti di seberang, berbatasan dengan Teluk
Yueya. Iring-iringan pengantin itu tampaknya tidak ingin langsung menyeberangi danau dan
malah berkemah di tepi danau itu.

Rombongan terkahir yang berisi dewa-dewa muda mengajukan diri dan bersama-sama
menyiapkan minuman untuk para dewa agung.

Siliran lembut angin bertiup di sepanjang birunya permukaan Danau Wangsheng. Setelah
hujan turun, seolah mereka merebut napas terakhir dari musim semi, bunga yang bermekaran
perlahan keluar dari kuncup hijau terang.

Meskipun agak terlambat, akan sulit untuk tidak terpesona oleh pemandangan itu.

Pangeran Ketiga Klan Langit, paman ketiga pengantin pria, Liansong Shenjun, mengibaskan
tutup cangkir tehnya bosan. Ia menatap tanpa tujuan pada daun teh dan mulai berbincang
iseng dengan Siming yang berada di sampingnya.

"Sebelum berangkat, kudengar kalau Qingqiu mulanya memiliki dua ratu. Ditambah Bai Qian
yang akan menikahi Yehua, sepertinya masih ada yang lebih muda?"

Biar seberapa rendah pun ranking si Siming ini jika dibandingkan dengan Donghua Dijun, ia
punya peruntungan untuk sama terkenalnya karena di seluruh Langit hanya ada dua
ensiklopedia berjalan.

Perbedaannya hanyalah Donghua Dijun adalah ensiklopedia Buddhist berjalan sementara


Siming adalah ensiklopedia Bagua.

(T/N : Bagua adalah sebutan populer untuk tukang gosip.)

Siming mengetahui segala rahasia, sebanding dengan rahasia tiga generasi yang mungkin
dimiliki oleh satu keluarga.

Si buku petunjuk Bagua gesit yang mengikuti rombongan sepuluh mil ini telah berlagak
serius sepanjang pagi. Akhirnya sekarang Siming punya kesempatan untuk membuka
mulutnya.
9
Collected & Merged by raperiadisepti.com
***

Meskipun Siming bersemangat, ia menenangkan ekspresinya, berlagak bijaksana,


menyatukan kedua tangannya bersamaan secara sopan, dan ketika semua etika telah
dilakukan, berkata perlahan.

"Yang Mulia Ketiga benar. Memang ada dua ratu di Qingqiu. Yang lebih muda menjadi satu-
satunya cucu dari keluarga Bai. Dia dikatakan sebagai turunan campuran antara rubah putih
dan seekor rubah merah menyala. Dia adalah satu-satunya rubah merah berekor sembilan di
tanah ini; dia dikenal dengan nama Yang Mulia Fengjiu.

"Langit memiliki lima teritori dan lima raja. Kerajaan Qingqiu pun sama, memiliki lima
regional dan lima kepemimpinan. Karena Ratu Bai Qian cepat atau lambat akan menikah dan
masuk ke klan Langit, dia telah menyerahkan kepemimpinan Qingqiu kepada Yang Mulia
Fengjiu dua ratus tahun yang lalu.

"Ketika ia menerima posisi tersebut, Yang Mulia Fengjiu baru berusia 32.000 tahun. Meski
demikian, Bai Zhi Dijun membiarkannya mengenakan mantel Qingqiu. Ia masih sangat
muda namun telah berada di posisi yang begitu tinggi. Tapi ... ada juga sesuatu yang aneh
mengenai dirinya."

(T/N : mengenakan mantel melambangkan penyerahan kekuasaan)

Ketika seorang dewa muda menuangkan mereka teh lagi, Siming menjeda dan mengambil
kesempatan dari kabut yang menebal. Di seberang kabut yang samar itu, Siming mencuri
pandang ke arah Donghua Dijun yang duduk dengan teh ditangannya.

Tampaknya Liansong sudah mulai tergelitik dengan rasa penasaran. Ia melambaikan


tangannya dan tersenyum dari sudut matanya, "Lanjutkan."

Siming mengangguk dan melanjutkan setelah berpikir sejenak.

"Sebenarnya, hamba telah mengenal Yang Mulia Fengjiu sudah cukup lama. Saat itu ia masih
berusia sekitar 20.000 tahun, menempel terus di sisi Bai Zhi Dijun. Karena ia adalah satu-
satunya cucu perempuan, ia begitu dipuja, dan sifatnya menjadi begitu lincah dan
bersemangat. Ia selalu hadir kapan saja ketika ada kejadian agak gila-gilaan. Bahkan hamba
pernah beberapa kali diejeknya. Akan tetapi ..."

10
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Siming menjeda sejenak, "Lebih dari dua ratus tahun yag lalu, ada masanya ketika ia turun ke
dunia manusia. Ketika ia untuk beberapa alasan kembali beberapa puluh tahun kemudian,
Yang Mulia Fengjiu tiba-tiba menjadi jauh lebih serius. Mereka mengatakan bahwa di hari ia
kembali, ia mengenakan pakaian berkabung.

"Sekarang setelah dua ratus tahun berlalu dan melihatnya telah tumbuh, mungkin karena
fakta bahwa ia dibesarkan untuk mengambil alih takhta, Bai Zhi Dijun mungkin khawatir
apabila Yang Mulia Fengjiu tidak memiliki seseorang untuk membantunya dengan masalah
kerajaan, dan selama seratus tahun terakhir telah memilihkan beberapa calon suami untuknya.
Tapi ia ..."

"Tapi ia apa?" tanya Liansong.

Siming menggelengkan kepalanya; matanya sepertinya tanpa sengaja melihat ke arah


Donghua Dijun.

"Tidak ada, benar. Ia hanya bersikeras bahwa ia telah menikah dengan seseorang. Dan
meskipun pria itu telah meninggal, ia tidak akan menikah lagi. Hamba juga mendengar bahwa
selama dua ratus tahun terakhir ini, tak sehari pun ia melepaskan pita putih dari rambutnya;
begitu pula dengan pakaian berkabungnya."

Liansong menyandarkan pipinya ke kepalan tangannya dan bersandar ke bangku batu itu
kemudian berkata, "Sekarang ketika kau menyebutkannya, aku mengingat sesuatu dari tujuh
puluh tahun yang lalu. Kabarnya Cang'yi Shenjun dari Gunung Zhi'yue mengambil seorang
pengantin wanita. Apakah ini ada hubungannya dengan Qingqiu?"

Siming berpikir lagi. Sebelum ia dapat menjawab, Moyuan yang sudah duduk dalam diamnya
sedari tadi berbicara lebih dulu. Suaranya terdengar jelas dan ringan.

"Itu hanya sebuah masalah karena Bai Zhi ingin menikahkan Fengjiu pada Cang ..."

Siming mengingatkannya, "Cang'yi."

Moyuan melanjutkan, "Benar, Cang'yi. Mereka mengikat Fengjiu dan melemparkannya ke


dalam tandu. Fengjiu tidak terima, jadi ketika malam tiba, ia hanya menghancurkan istana
Gunung Zhi'yue."

Moyuan mengatakan 'hanya' seolah itu terbuat dari angin dan awan; sungguh membuat
Siming terkesima.

11
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Siming tidak mengetahui perihal sisi cerita yang ini. Jika ia memutuskan untuk
melanjutkannya, maka hanya akan muncul berbagai twist.

"Eh ..."

Liansong mengangkat kipasnya dengan sebuah senyuman di wajah. Ia duduk dengan serius
dan berpaling menghadap Moyuan.

"Kau benar," kata Liansong, "Aku ingat pernah mendengar dari seseorang kalau kaulah
perwiranya tahun itu. Tapi legenda mengatakan kalau Cang'yi Shenjun benar-benar jatuh
cinta pada wanita yang sama yang menghancurkan istananya, istri yang tak pernah
dinikahinya. Setelah istananya dibangun kembali, ia menggantungkan lukisan Fengjiu dan
merindukannya setiap kali ia menatap lukisan itu tiap hari."

Moyuan tak lagi berbicara.

Siming menghela napas, "Dan lagi, cinta bertepuk sebelah tangan adalah satu hal, keinginan
yang tak terpenuhi pun cukup memusingkan. Hamba juga mendengar kalau Lady Qin dari
Gunung Zhonghu pernah sekali menyukai kakak keempat Dewi Agung Bai Qian, Bai Zhen.
Yang memalukan adalah ia bahkan mencoba mencuri Bai Zhen dari Dewa Agung Zheyan."

Bunga yang masih dihiasi dengan sisa air hujan pun bergoyang tertiup angin. Para dewa
terhormat yang duduk dengan sopan ketika mereka meminum tehnya, mengistirahatkan
pikiran mereka, menikmati pemandangan, dan mendengarkan berbagai cerita dari si
ensiklopedia Bagua.

Para dewa muda yang juga ikut tidak tahu bagaimana mengendalikan diri mereka; semuanya
terlihat begitu bersemangat mendengarkan rahasia semacam ini. Akan tetapi, karena mereka
tidak berani bertingkah tak sopan, yang dapat mereka lakukan hanyalah saling bertukar
pandang. Di pinggir danau Wangsheng, tatapan mata berkelap-kelip bercampur dalam angin
sepoi-sepoi.

Seorang dewa muda dengan penuh pengertian memberikan Siming secangkir teh untuk
melancarkan tenggorokannya.

Siming Singjun menggunakan tutup cangkir teh itu untuk menyingkirkan dua helai daun teh
yang ada di permukaan.

12
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Mata Siming menatap ke beberapa belokan di kejauhan kemudian kembali ke arah Donghua
Dijun. Alisnya berkerut menyatu, tenggelam dalam pikiran.

Liansong membalikkan cangkir teh dalam genggamannya dan tertawa, "Siming, ada apa
dengan matamu hari ini? Kenapa mereka terus saja melirik ke arah Donghua?"

Dua meter jauhnya, Donghua Dijun meletakkan cangkir tehnya di samping dan sedikit
mendongak. Rasa malu merayap ke wajah Siming ketika ia tertawa gugup.

Boom.

Sebuah gelombang raksasa tiba-tiba meledak dari permukaan air di dekat mereka.

Ketika gelombang setinggi sepuluh meter itu buyar, berkilauan di bawah sinar pagi hari
Teluk Yue'ya, muncullah seorang gadis cantik berpakaian serba putih.

Lengan seputih pualam miliknya, kontras dengan rambut hitam legamnya, ditambah sebuah
pita berbentuk bunga putih. Seolah pakaiannya terbuat dari bahan anti air, bahkan tak separuh
tetes pun air menetes dari tubuhnya.

Ditambah lagi, ia berdiri di tengah angin pagi hari dengan acuh tak acuh, tetapi rambut hitam
legamnya basah, dan ada beberapa helaian yang menempel di wajahnya.

Gadis ini memancarkan aura dingin akan tetapi ada kehangatan tersendiri di sudut matanya.
Ia menyunggingkan sebuah senyum tanpa senyuman pada Siming Xingjun yang berbicara
dengan semangat membara beberapa saat yang lalu.

Dilanda kepanikan, Siming mengambil sebuah cangkir teh, berusaha menutupi separuh
wajahnya.

"Wajahmu terlalu besar, cangkir tak akan cukup. Gunakan ini," ucap Liansong sambil
menyerahkan kipasnya pada Siming.

Siming berlutut tak keruan dan menarik bibirnya membentuk sebuah senyum pedih.

"Hamba tidak tahu bahwa Yang Mulia Fengjiu sedang berenang di sini. Yang barusan itu,
hamba sungguh tidaklah bijaksana, mohon pikirkan lagi bertahun-tahun hubungan perkenalan
kita dan bertoleransi untuk memaafkan hamba."

13
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Moyuan menatap Fengjiu.

"Kenapa kau bersembunyi di bawah danau, apakah kau sedang melakukan sesuatu?"

Fengjiu yang mengenakan pakaian serba putih berdiri di kubangan air kotor kemudian
dengan sopan menjawab, "Aku sedang berlatih."

"Lalu kenapa kau muncul tiba-tiba?" Moyuan tersenyum. "Apakah kau mencoba menakuti
Siming?"

Fengjiu terdiam, kemudian beralih menatap Siming yang masih berlutut di tanah dengan
keadaan malang kemudian bertanya, "Kau baru saja menyebutkan sesuatu tentang
seorang Lady Qin dari Gunung Zhonghu, apakah ia benar-benar menyukai pamanku?"

" ... "

14
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 1 Part 1

Tiba satu hari ketika ia berdiri di antara bunga bermekaran yang menggantung di atas tembok
layaknya awan yang mengambang di dalam Bodhi-menyelimuti Istana Taichen, Donghua
memikirkan saat pertama kali ia bertemu dengan Fengjiu.

Pada saat itu, Donghua Dijun tidak memiliki kesan apa pun terhadap Fengjiu. Menjadi
seorang dewa yang menyendiri di Istana Taichen artinya ia hanya tahu sedikit hal selain
tentang perubahan musim, terbit dan tenggelamnya bulan serta matahari, atau tentang
keberuntungan dan kesialan dunia.

Tianjun tak henti mengingatkannya untuk meninggalkan Istana Taichen demi penjemputan
pengantin wanita Putra Mahkota Yehua, tapi Donghua Dijun sungguh tak tertarik dalam
urusan ini.

Untuk alasan itulah, Donghua Dijun tidak benar-benar mengingat gadis yang tiba-tiba muncul
bersamaan dengan gelombang Danau Wangsheng, atau suaranya yang terdengar sejelas dan
seringan musim semi.

Donghua Dijun juga tidak bisa mengingat suara indah itu yang memaksakan dirinya untuk
tertawa ketika ia berbalik untuk bertanya pada Siming: "Apakah Lady Qin dari Gunung
Zhonghu benar-benar menyukai paman kecilku?"

Kesan pertama Donghua pada Fengjiu adalah ketika berada di pesta pernikahan Yehua. Putra
Mahkota dari Langit akan menikah. Terlebih lagi, Yehua menikahi Dewi Agung Bai Qian
yang semua orang hormati bahkan dipanggil dengan julukan "Gugu(Lady)".

(T/N : Gugu berarti bibi yang dituakan atau sangat dihormati.)

Jadi wajar saja apabila pesta pernikahan mereka akan berbeda dari yang lainnya.

Dewa-dewi di Langit dibagi menjadi sembilan peringkat. Di luar anggota keluarga Langit,
mereka yang cukup beruntung untuk dapat masuk sebagai undangan merupakan dewa-dewi
dengan peringkat lima ke atas, sepuluh Zhenhuang, Zhenren, dan sekitar tiga puluh Lingxian.

***

15
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Istana Ziqing dibanjiri dengan cahaya. Perayaannya sekarang sudah sampai setengah jalan.
Tianjun yang bertanggung jawab pada acara malah agak menjaga citranya. Tidak peduli di
pesta manapun, ia akan selalu pamit setelah tiga kali minum, menjadikan toleransi alkohol
yang rendah sebagai alasan; bahkan tidak terkecuali dengan pesta pernikahan cucunya
sendiri.

Di sisi lain, pengantin pria Yehua yang memang selalu tak kuat minum alkohol; malam ini
benar-benar rendah toleransi alkoholnya. Mereka bahkan belum sampai pada ronde ketiga
ketika seorang pelayan muda harus memapahnya kembali ke Istana Xiwu.

Meskipun demikian, Donghua dapat melihat bahwa Putra Mahkota yang nyaris pingsan itu
masih sanggup berjalan dengan keseimbangan yang mengagumkan.

Tak lama setelah keduanya meninggalkan Istana Ziqing, beberapa Zhenhuangjuga mencari
alasan untuk berpamitan. Atmosfer kaku dalam ruangan itu menjadi rileks dalam sekejap.

Donghua Dijun membolak-balikkan cangkir anggur kosong di tangannya dan juga berniat
untuk pergi agar para anak muda yang gugup itu bisa menikmati minum mereka.

Meletakkan cangkirnya kemudian bangkit dari duduknya, Donghua melihat dari arah pintu
masuk aula, ada penampakan tiba-tiba dari sebuah pot bunga raksasa.

Seorang gadis berpakaian serba putih masih bisa terlihat samar-samar dari baliknya,
kepalanya menunduk ketika ia berusaha mengangkat roknya dengan satu tangan sementara ia
menahan pot bunga itu dengan tangan lainnya.

Gadis itu menemukan jalannya, agak goyah di sepanjang jalannya di sudut, mencoba yang
terbaik untuk bermanuver antara meja perayaan tanpa menarik perhatian.

Donghua bersandar di lengannya, mencari posisi yang nyaman, kemudian duduk kembali.

Para penari di panggung akhirnya sampai pada masa istirahat mereka setelah tampil. Gadis
bergaun putih itu terus saja menabrak satu orang ke orang lainnya hingga akhirnya ia
menemukan sebuah kursi kosong.

Gadis itu melihat ke sekitar dengan berhati-hati kemudian dengan cepat merangkak keluar
dari belakang pot bunga itu. Mengambil keuntungan dari keramaian yang asyik bertepuk
tangan, ia pun duduk di sana dengan santai kemudian ikut serta bertepuk tangan, di waktu

16
Collected & Merged by raperiadisepti.com
yang bersamaan mengaitkan kakinya ke belakang pot besar itu untuk menyembunyikannya di
bawah meja.

Ia tidak bisa menyembunyikannya, jadi ia menendangnya lagi.

Ia masih tidak bisa menyembunyikannya, jadi sekali lagi ia menendang pot itu.

Si gadis menendang terlalu kuat pada percobaan terakhir dan membuat pot bunga malang itu
terbang menyeberangi para penari di panggung, lurus menuju Donghua Dijun yang masih
belum jadi beranjak.

Para dewa-dewi berteriak ketika pot bunga itu berhenti tiga inci tepat di depan kening
Donghua. Menyangga pipinya dengan satu telapak tangan, Donghua merentangkan telapak
tangannya yang lain untuk menangkap pot yang terhenti di udara.

Donghua melirikkan matanya ke arah si pelaku. Secara bersamaan, semua tatapan mengikuti
arah yang sama.

Si pelaku penyebab keributan membeku selama beberapa saat, sebelum nyaris segera
setelahnya berbalik pada seorang dewa berpakaian sewarna tanah yang berdiri di
sampingnya.

Gadis ini bertanya dengan sungguh-sungguh dan bersuara serius: "Migu, mengapa dirimu
menjadi pembuat masalah? Bagaimana bisa kau menendang sebuah pot ke kepala orang
seperti itu?"

Ketika perayaannya berakhir, pelayan Donghua memberitahunya bahwa gadis yang


mengenakan gaun putih dengan pita rambut itu bernama Fengjiu. Ia adalah ratu yang sama
yang mewarisi takhta Qingqiu.

***

Pesta perayaan pernikahan Putra Mahkota Yehua berlangsung selama tujuh hari dari awal
hingga akhir. Sebagai gantinya, tujuh hari kemudian merupakan Festival Bunga Liansong
yang hanya dilangsungkan sekali setiap siklus jiazi.

(T/N : 甲子 Jiazi adalah sebutan untuk siklus selama enam puluh tahun. Terkadang
digunakan merujuk pada satu siklus kehidupan.)

17
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Karena alasan inilah, banyak yang naik ke Langit untuk menghadiri pesta pernikahan itu
dengan nyaman menunda kepergian mereka dan tinggal lebih lama.

Sebelumnya Jiuchongtian dikenal karena kemurnian yang suci, tapi untuk sementara waktu
Jiuchongtian hanya memiliki beberapa tempat yang tenang. Kolam Pundarika yang berada di
langit ke tiga belas sepertinya adalah satu-satunya tempat tersisa.

Bisa dibayangkan karena kolam ini berada tepat di sebelah Istana Taichen, kediaman
Donghua, tak banyak yang berani masuk tanpa diundang.

Sayangnya, kumpulan dari 'tak banyak' tidak termasuk Dewi Agung Bai Qian yang baru saja
menikah dan masuk ke keluarga Langit.

Pada tanggal tujuh belas April yang hangat dengan siliran angin, Bai Qian membantu
keponakannya, Fengjiu mengatur dua piknik kecil, persis di tepi kolam Pundarika.

Bai Qian, di tahun yang terlambat, menikahi Yehua di usia 140.000 tahun. Ia selalu
mempercayai pernikahannya akan datang di saat paling menguntungkan, dan tidak bisa
menghindari untuk tidak menggunakannya sebagai standar untuk mengukur keberuntungan
orang lain.

Namun, setelah beberapa pertimbangan, Bai Qian menyesali ketika mengetahui bahwa
keponakannya, Fengjiu, yang baru berusia 30.000 tahun; masih terlalu muda untuk
membicarakan soal pernikahan.

Akan tetapi karena ayah Fengjiu, kakak lelakinya Bai Yi, yang meminta pertolongannya, Bai
Qian tidak bisa menolak dengan mudah.

Akhir-akhir ini, mustahil untuk menemukan tempat yang sepi di sela kemeriahan
Jiuchongtian untuk pertemuan yang intim. Di waktu yang bersamaan, Bai Qian mendengar
bahwa Donghua Dijun terus menerus tinggal di dalam Istana Taichen serta jarang sekali
menginjakkan kakinya keluar dari pintu.

Pembunuhan ataupun kebakaran juga bisa terjadi di depan halaman rumputnya, tetap saja tak
akan ada seorang pun yang berada di sana untuk mempedulikannya.

Bai Qian merenung setengah hari, kemudian dengan pikiran yang yakin, akhirnya membuat
persiapan piknik kecil di depan Kolam Pundarika di sebelah Istana Taichen.

18
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Oleh karena itu dua kencan buta telah diatur, satu setelah yang lainnya. Sayang sekali,
rencana semua orang jadi serba salah hari ini. Donghua Dijun tak hanya meninggalkan
istananya, ia bahkan pergi ke tempat terdekat.

Hanya lima puluh langkah jauhnya dari tempat piknik, tersembunyi dari pandangan berkat
dedaunan menjuntai pohon willow, Donghua Dijun dengan santai berbaring dengan mata
terpejam di sebuah kursi bambu sambil memancing dengan sebuah sutra (kitab) menutupi
wajahnya, kakinya diistirahatkan pada sebuah tongkat bambu ungu.

***

Fengjiu sudah sarapan, meminum teh, dan sedang berlengah-lengah sebelum berangkat ke
langit tingkat tiga belas.

Teratai putih mengambang di air berwarna biru langit, membentang hingga tak terbatas di
sana. Mirip dengan awan putih suci, mereka seperti dibuat dari sebuah pemandangan dari
sulaman yang indah.

Sudah menanti di meja, seorang dewa berpakaian biru dengan kipas yang terayun. Ketika ia
melihat Fengjiu mendekat, ia menutup kipasnya dengan mata yang membentuk sebuah
senyuman.

Fengjiu tidak benar-benar mengenal dewa ini. Ia hanya tahu bahwa pria ini adalah seorang
Tuan Muda dari cabang tertentu di Klan Langit, bahwa ia telah bertapa di gunung tertentu di
dunia manusia, juga bahwa dia ramah dan sopan.

Satu-satunya kelemahan dewa ini adalah sifatnya yang terlalu teliti. Ia tidak bisa bertahan
menghadapi orang-orang dengan tingkah laku buruk ataupun orang yang tidak tepat waktu.
Karena alasan inilah, Fengjiu sengaja datang terlambat setengah jam.

Akan tetapi, sekarang Fengjiu bermonolog pada dirinya sendiri, seharusnya ia terlambat
setengah jam lagi saja, karena dewa yang rewel ini ternyata masih menunggunya dengan
sabar.

Hanya makanan kecil, mereka tidak terlalu melakukan sikap formal terhadap satu sama lain.
Mereka pun duduk dan mulai berbincang.

***

19
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Merasa terusik dengan basa-basi mereka, Donghua mengangkat buku sutra dari wajahnya dan
melirik dari bawah bayangan pohon willow. Lima puluh langkah jauhnya, Fengjiu sedikit
memiringkan kepalanya sementara ia mengernyit menatap nampan berpernis berbentuk kipas
itu.

Pengaturan dari nampan saji itu cukup penuh. Di atasnya ada sebotol anggur terbuat dari giok
Dongling bersama dengan beberapa makanan kecil mewah.

Menurut tradisi, makanan di Langit biasanya dalam bentuk set, dan setiap orang mendapatkan
nampannya sendiri. Meskipun makanan yang disajikan sama, anggur yang disediakan
biasanya sesuai dengan cita rasa masing-masing orang.

Dewa berjubah biru itu menutup kipasnya dan memulai sebuah topik pembicaraan.

"Kebetulan sekali, keluargaku yang memegang kuasa atas ritual Klan Dewa sejak zaman
dahulu kala. Ketika berbincang dengan Lady Bai Qian, ia menyebutkan bahwa pemahaman
Yang Mulia tentang etika juga telah mencapai ..."

Kata 'puncak kesempurnaan' tidak sampai terucap dari lidahnya ketika ia melihat bahwa
Fengjiu ternyata telah menghabiskan camilan trotters dengan kecepatan mengagumkan.

Ia mengorek saus yang tersisa menggunakan sumpitnya dan bertanya pada dewa itu sambil
cegukan, "Mencapai apa?"

Sudut bibirnya masih berlumur saus. Dewa berjubah biru dengan pemahaman sempurna
perihal etika melihat Fengjiu tak percaya.

Fengjiu mengambil sebuah cermin kecil dari balik lengan pakaiannya.


20
Collected & Merged by raperiadisepti.com
"Apa ada sesuatu di wajahku?" ia bergumam kemudian mengangkat cermin itu ke wajahnya.
Jeda sejenak. "Oh, memang ada."

Fengjiu mengelap bibirnya kuat menggunakan lengan pakaiannya, mengotori kain putih itu
dengan sepetak bekas lemak makanan.

Wajah si dewa berjubah biru yang sangat menyukai kebersihan pun berubah menjadi sedikit
kebiruan.

Fengjiu mengamati lagi dirinya sendiri di dalam cermin lalu lagi-lagi seolah tak terjadi apa-
apa, memasukkan cermin itu kembali ke lengan pakaiannya. Gagang kayu cermin itu penuh
dengan bekas sidik jari yang kotor.

Wajah si dewa berjubah biru berubah dari biru menjadi keunguan.

Di saat itulah, dua tetes saus jatuh dari sumpit Fengjiu ke atas meja marmer. Fengjiu
menggigit sumpitnya kemudian menggunakan kukunya untuk menyingkirkan noda itu. Tidak
dapat membersihkannya, ia lanjut mengelap noda itu menggunakan lengan pakaiannya; kali
ini noda itu benar-benar hilang.

Serbet sutra di tangan si dewa berjubah biru pun tergantung di udara. Mereka saling
berpandangan, rasanya seperti nyaris setengah harian. Wajah si dewa berjubah biru telah
berubah menghitam kali ini.

Ia pun bersuara serak mengatakan, "Yang Mulia, silakan lanjutkan makan Anda. Aku baru
teringat kalau masih ada sesuatu yang harus dilakukan, aku permisi dulu. Kita akan
melanjutkan perbincangan kita lain hari."

Dewa itu pergi tepat setelah ia selesai berbicara; ia berjalan sangat cepat hampir sama rasanya
seperti berlari.

Donghua Dijun menyingkirkan sutra dari wajahnya. Ia melihat Fengjiu yang melambaikan
tangannya sedih masih sambil memegangi sumpitnya. Mata cemerlangnya memancarkan
emosi tanpa batas namun di belakang mereka terdapat sebuah senyum diam-diam.

Dengan suara lembut penuh penyesalan Fengjiu pun berkata, "Selamat tinggal, jangan
membiarkanku menanti terlalu lama~~~" sampai akhirnya si dewa berjubah biru menghilang
seutuhnya dari pandangannya.

21
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Saat itulah Fengjiu langsung tertawa terbahak-bahak kemudian perlahan menciptakan sehelai
saputangan yang kemudian digunakan dengan santainya untuk mengelap tangan juga lengan
pakaiannya.

Setelah latihan selama dua ratus tahun, kemampuan Fengjiu untuk menakuti orang lain benar-
benar telah mencapai level mengalir dengan natural. Dewa kedua yang datang untuk bertemu
dengannya juga datang penuh percaya diri tetapi kemudian pergi setelah kalah telak. Hanya
tersisa seperangkat peralatan makan yang ada di meja itu sekarang.

***

Kurang dari sejam, Fengjiu akhirnya merasa kenyang setelah menghabiskan dua
porsi trotters. Ia mengambil cangkir tehnya dan berbalik untuk menghadap ke Kolam
Pundarika. Fengjiu duduk di sana untuk menikmati kemegahan Istana Taichen selagi
menunggu makanannya tercerna.

Donghua menangkap dua ikan kecil. Pada saat ini, buku dengan 7788 halamannya pun telah
sampai di halaman terakhir. Mendongak, sinar matahari semakin ganas tiap menitnya. Ia
mengumpulkan barangnya dan bangkit untuk kembali ke kediamannya, tentu saja melewati
tempat piknik yang berada di sisi lain dari Kolam Pundarika.

Fengjiu tetap memegangi cangkir tehnya tanpa sadar seperti seorang nenek tua. Ketika ia
mendengar langkah santai datang mendekat, ia pikir itu adalah Migu, ia yang bahkan lebih
lambat daripada seorang kakek yang menua.

Fengjiu pun terpecah dari lamunannya dan berkata, "Kenapa kau datang begitu cepat? Apa
kau khawatir kalau aku akan mengganggu mereka?"

Ia pun berpindah ke kursi lain dan bergumam, "Selera Bibi makin lama makin aneh saja
beberapa hari ini. Aku tidak percaya ia memilihkan dua anak kecil memuakkan kali ini. Aku
tidak sampai hati untuk memukuli mereka, jadi aku hanya sedikit berpura-pura untuk
menakuti mereka. Tetapi sekarang aku kelelahan."

Fengjiu menahan pegangannya pada cangkir tehnya sejenak.

"Kemari dan duduklah bersamaku sebentar. Sudah sangat lama semenjak aku terakhir kali
menyaksikan matahari terbit dan tenggelam di sini, aku jadi agak merindukan
pemandangannya."

22
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua berhenti ketika mendengar ucapannya, lalu kemudian tanpa tergesa duduk di
belakang Fengjiu. Ia memilih satu di antara dua teko teh di atas meja lalu menuangkan
secangkir teh untuk dirinya sendiri guna meredakan dahaganya.

Fengjiu pun terdiam sesaat. Teratai-teratai putih itu tampaknya telah memicu sesuatu di
pikirannya.

Ia memainkan cangkir teh di telapak tangannya dan berkata lugu, "Katanya setiap bunga
teratai putih di Kolam Pundarika ini terbuat dari hati seseorang; meskipun kita tidak
mengenal begitu banyak manusia, Migu, katakan padaku ... apakah kau pikir Qingti mungkin
punya teratai putihnya sendiri di sini?"

Fengjiu terdiam kemudian melanjutkan skeptis, "Jika iya, lalu menurutmu yang mana dia?"

Kemudian ia terengah menjadi seperti seorang nenek yang belum waktunya, "Satu yang mirip
sekali dengannya ..."

Perkataanya dibumbui dengan helaan napas sambil ia menyesap tehnya.

Donghua mengisi ulang cangkir tehnya tanpa menjawab. Samar-samar, Migu itu seingatnya,
mungkin adalah dewa yang bersama dengan Fengjiu hari itu. Tampaknya Fengjiu telah salah
mengira di antara keduanya. Sementara Qingti, Donghua belum pernah mendengar nama ini.

Pohon itu telah menjatuhkan bayangannya ke tanah.

Suara Fengjiu terdengar tak jelas: "Setengah bulan yang lalu, Su Moye dari Laut Timur
mengundang paman keempatku untuk keluar minum-minum. Aku membujuk pamanku untuk
membawa serta diriku. Ketika kami melewati tempat itu di dunia manusia ..." ia menjeda
sejenak, "Ternyata Kerajaan Jin telah runtuh tujuh tahun setelah kematian Qingti."

Fengjiu ragu-ragu kemudian menambahkan, "Aku tahu itu tak akan bertahan terlalu lama."

Ia menghela napas lagi dan berbalik untuk menuangkan teh lagi, bibirnya terus saja
bergumam: "Aku dengar Su Moye baru saja menemukan jenis teh baru. Apa itu namanya?
Ah, Floating Blue Spring. Itu cukup enak. Bantu aku menganyam sebuah keranjang bambu.
Lain kali saat aku pergi ke Laut Timur, aku akan ..."

Ketika Fengjiu mendongakkan kepalanya, perkataan berikutnya tertahan di tenggorokannya.


Suara batuk yang memecah bumi pun tercipta. Setelah ia selesai dengan batuknya, ia
23
Collected & Merged by raperiadisepti.com
mempertahankan postur tubuhnya kemudian lanjut menuangkan tehnya. Rasanya sudah
setengah hari berlalu tapi Fengjiu masih belum mengutarakan sepatah kata pun.

Donghua meletakkan jemari panjang lentiknya di atas cangkir teh porselen biru itu. Mereka
terlihat berkilauan terkena refleksi cahaya matahari dari tutup cangkirnya. Tatapan mata
acuhnya menatap lama ke lengan pakaian Fengjiu yang ternoda. Kemudian mereka naik ke
atas, ke wajah merona Fengjiu yang memerah akibat batuk tersedaknya. Wajahnya nyaris
sewarna dengan daun maple.

Seiring waktu, Fengjiu mendapat kembali kendali dirinya, sebuah senyuman pun terpampang
di wajahnya. Tidak natural, akan tetapi itu masih bisa dikatakan sebagai sebuah senyuman.

Ia berkata dengan kesopanan yang kosong, "Aku tidak tahu bahwa Anda di sini, Yang Mulia.
Aku sangat ceroboh. Aku adalah Fengjiu dari Qingqiu, mohon terimalah salamku."

Donghua mendengarkan sapaannya dan menatap ke atas untuk melihatnya sejenak.

Ia menunggu hingga Fengjiu selesai menundukkan kepalanya kemudian duduk kembali


sebelum ia akhirnya bertanya dengan santai, "Apakah kau seterekejut itu melihatku?"

24
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 1 Part 2

Setiap langkahnya telah diperhitungkan dengan sempurna. Fengjiu tampak benar-benar


terkejut ketika ia menggerakkan bibirnya untuk memberikan Donghua senyum sopan namun
dinginnya lagi.

"Aku tidak bisa percaya kalau aku bisa bertemu dengan Anda lagi. Kata-kata tak akan
sanggup menggambarkan seberapa gembiranya diriku. Tapi Anda tampaknya kurang setuju
denganku."

Donghua mengangguk dan berpikir sendiri kalau perkataannya terlalu kentara. Sangat sulit
untuk mendeteksi rasa 'gembira'nya dengan senyuman kaku itu. Donghua mengangkat
tangannya dan menuangkan Fengjiu secangkir teh lagi.

Keduanya terus duduk di sana dengan situasi hening yang canggung. Secepatnya, Fengjiu
menghabiskan minumannya dan mengambil teko teh yang kelihatan sekali sengaja
menuangnya dengan posisi yang aneh.

Donghua mendongak dan melihat bahwa cangkir itu semakin penuh. Lalu ketika cangkir itu
benar-benar kepenuhan, teh panas itu tumpah dan membasahi seluruh rok putihnya. Bisa
dikatakan mirip seperti sebuah pangsit goreng.

Donghua menopangkan tangannya di atas meja batu marmer itu, memperhatikan Fengjiu
intens. Awalnya, ia hanya penasaran ketika melihat Fengjiu memperhatikan matahari
tenggelam dengan sebegitu khusyuknya.

Donghua pikir, mungkin saja pemandangannya berbeda jika dilihat dari tempat ini. Dan
karena Fengjiu memintanya untuk duduk, maka ia pun duduk. Sekarang ia tiba-tiba merasa
terhibur ketika ia menyadari bahwa Fengjiu mungkin saja masih berakting.

Fengjiu mungkin mengira kalau ia juga salah satu dari pasangan kencan butanya, namun
karena Fengjiu memikirkan latar belakang Donghua, ia tidak bisa mengusir Donghua begitu
saja seperti yang ia lakukan pada dua dewa sebelumnya.

Itulah mengapa Fengjiu dengan cerdiknya menggunakan taktik putus asa ini, tak ragu untuk
membasahi pakaiannya sendiri agar ia bisa berpamitan pulang. Teh yang ditumpahkannya

25
Collected & Merged by raperiadisepti.com
masih mengeluarkan uap dari roknya, menunjukkan bahwa itu memang masih panas dan
Fengjiu sungguh melakukan hal yang melelahkan.

Donghua menyandarkan pipinya di telapak tangan dan bertanya-tanya apakah Fengjiu akan
mencoba melarikan diri. Tentu saja, Fengjiu memberikan ekspresi khas miliknya yang
merupakan campuran dari penyesalan, hormat, dan kesopanan, sembari menyembunyikan
rasa gembiranya dalam mengucapkan selamat tinggal.

"Oh, ya ampun, betapa cerobohnya diriku hingga menumpahkan tehnya. Sekarang aku
berantakan sekali. Aku mohon pamit lebih dulu. Aku akan datang dan mendiskusikan perihal
agama dengan Anda lain hari."

Embusan angin membawa aroma dari teratai putih.

Donghua menaikkan matanya dan memberi Fengjiu teko teh yang lebih besar, dengan santai
berkata, "Satu cangkir teh bukan apa-apa; kau bisa menggunakan ini. Tehnya sudah dingin
ketika terakhir aku menyentuhnya. Tumpahkan lagi semuanya pada dirimu, itu baru namanya
berantakan sungguhan."

" ... "

***

Donghua Dijun telah lama pensiun dan menyendiri di Istana Taichen. Dewa-dewi muda tidak
pernah kebagian mencicipi lidah berbisanya, akan tetapi, generasi lebih tua tidak akan pernah
melupakannya. Ia memang tidak banyak bicara. Namun ketika ia berbicara, perkataannya
menancap setajam pedang di tangannya.

Menurut legenda, pernah ada seorang Tuan Muda bodoh dari Klan Iblis yang mendengar
ketenaran Donghua Dijun.

Dengan gagah berani ia menerobos masuk ke dalam Jiuchongtian di satu tahun, ingin
bertarung dengan Donghua.

Tapi tepat setelah ia sampai di pintu Istana Taichen, ia dihentikan oleh para pengawal.
Donghua sedang bermain catur seorang diri di kolam teratai kala itu.

Anak muda kurang ajar itu berteriak sekencang badai meskipun tubuhnya tengah ditahan di
bawah demi memancing Donghua untuk keluar.
26
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ketika Donghua memanggil mundur pengawalnya, pemuda itu berteriak lebih kencang,
mengatakan sesuatu tentang Langit yang seharusnya terkenal dengan cara terhormat mereka,
jika Donghua masih punya kehormatan tersisa, maka ia harus keluar dan bertarung satu lawan
satu dengannya ketimbang mengeroyok satu orang.

Saat Donghua lewat dengan kotak catur di tangannya, ia berjalan mundur dua langkah dan
bertanya pada pemuda yang masih berada di tahan di atas tanah itu, "Apa ... apa yang kau
katakan?"

Pemuda itu menggertakkan giginya.

"Kehormatan! Aku bilang kehormatan!"

Donghua mulai mengangkat kakinya dan lanjut berjalan.

"Apa itu? Tidak pernah dengar."

Pemuda itu langsung kesulitan bernapas; ia pingsan di tempat.

***

Fengjiu baru bisa mengingat anekdot ini tiga hari kemudian, ketika ia sedang berada di Istana
Qing'yun, memperhatikan bibinya mendisiplinkan putranya.

Istana Qing'yun adalah tempat di mana putra kesayangan Bai Qian dan Yehua tinggal. Ia juga
dikenal dengan sebutan si buntalan kecil, Yang Mulia Pangeran Muda A Li.

Mengenakan pakaian berwarna kuning terang, si pangeran muda duduk menghadap ibunya.
Ia duduk di atas kursi orang dewasa, kakinya menggantung di atas tanah.

A Li mencoba sebisanya untuk menyentuh tanah dengan kakinya tetapi kursinya terlalu tinggi
sementara ia terlalu pendek. Ia mencoba selama setengah harian dan masih belum berhasil
juga menyentuhkan kakinya ke tanah. Dengan pahit akhirnya A Li menyerah dan
menundukkan kepala kecilnya untuk mendengarkan ceramah ibunya.

Bai Qian dengan tegas menegur putranya: "Aku dengar ketika ayahmu masih kecil, ia sudah
bisa menjabarkan Kitab Suci Great Sattva, Doktrin Kemenangan Para Raja Langit, dan Sutra
Utusan Aryacalanatha. Sepertinya kami terlalu memanjakanmu. Sekarang kau sudah berusia
500 tahun, tapi kau bahkan belum mampu menjabarkan Naskah Ideophone Huelin. Memang,
27
Collected & Merged by raperiadisepti.com
itu bukan berarti dunia kiamat, tapi bisakah paling tidak kau memberi muka pada kedua orang
tuamu?"

Si buntalan kecil pun bersungut-sungut kemudian dengan logis menyerang balik, "Aku juga
tidak mau begini. Akan tetapi, otak brilianku ini diturunkan darimu, bukan dari Ayah!"

Fengjiu menyemburkan teh dari mulutnya. Bai Qian menatapnya tajam dengan mata yang
disipitkan.

Fengjiu menahan tawanya dan melambaikan tangan guna menjelaskan.

"Tidak, hanya saja perutku suka berulah belakangan ini. Kalian lanjutkan saja, silakan
lanjutkan~~"

Setelah mata Bai Qian kembali pada si buntalan kecil, untuk beberapa alasan, Fengjiu tiba-
tiba teringat sebuah cerita di mana Donghua Dijun membuat seorang tuan muda dari Klan
Iblis marah.

Fengjiu menyesap tehnya sekali lagi dan tanpa sadar tersenyum pada dirinya sendiri. Namun,
ketika ia menunduk melihat pakaian berkabungnya, senyumnya menguap begitu saja. Ia
mengangkat tangan untuk menyingkirkan sehelai rambutnya yang terjatuh.

Masalah dalam kehidupan ini tak terhitung jumlahnya, setara dengan jumlah rambut di
kepalanya. Fengjiu tenggelam dalam ingatannya selama dua ratus tujuh puluh tahun
belakangan ini.

Begitu banyak hal terjadi. Ada beberapa hal yang dapat diingat Fengjiu, lalu ada beberapa hal
yang pura-pura dilupakannya. Selagi ia berpura-pura, beberapa di antaranya tampaknya
benar-benar telah menghilang dari ingatannya seiring berjalannya waktu.

Qingqiu tidak terlalu damai selama dua ratus tahun terakhir ini, karena itulah tak banyak
kesempatan baginya untuk memikirkan tentang Donghua. Tapi sekarang Fengjiu sering
bertemu secara kebetulan dengannya di perjalanannya ke Jiuchongtian. Donghua sepertinya
tak mengenali Fengjiu, yang mana bukan hal buruk juga bagi Fengjiu.

Fengjiu dan Donghua, seperti kata Buddha, adalah contoh ketidakmungkinan. Namun,
mungkin kata 'ketidakmungkinan' adalah istilah yang kurang tepat. Mereka lebih cocok
disebut dengan 'nasib yang terkutuk'.

28
Collected & Merged by raperiadisepti.com
***

Hari terakhir dari Festival Bunga Liansong akhirnya tiba. Seperti yang sudah-sudah, pada
hari inilah setiap jenis bunga akan mekar secara bersamaan dengan warna mereka yang paling
indah. Bahkan para Buddha dari zaman dahulu kala pun datang untuk menghadirinya dari
Langit Barat, membawakan jenis langka dari Lingshan.

Suasana Jiuchongtian menjadi semarak khas akan perayaan. Dari atas ke bawah, semua orang
bergabung untuk merayakannya.

Fengjiu tidak pernah benar-benar tertarik dalam urusan bunga dan rerumputan ini.

Hanya saja, kebetulan ada seorang dewi dari dunia manusia yang sengaja didatangkan untuk
menampilkan opera di acara pernikahan Putra Mahkota beberapa hari yang lalu.

Saat ini di Langit tingkat ke tujuh, di Teras Chengtian, Migu sedang mempersiapkan sebuah
kutipan pertunjukan tentang seorang jenderal dan wanita cantiknya.

Fengjiu membawa serta sekantung kuaci biji melonnya dan membawa buntalan kecil melalui
gerbang Langit ke tujuh untuk menonton pertunjukan itu. Si anak tiri selembut susu ini
adalah sepupu satu-satunya, Buntalan Kecil A Li.

(T/N : 拖油瓶 tuoyouping – anak tiri dari pihak wanita yang datang dan tinggal dengan
suami baru. Fengjiu bercanda bahwa A Li adalah bawaan tambahan seperti layaknya
anak tiri.)

Di luar gerbang tinggi Langit tingkat ke tujuh, di bawah cahaya bersinar yang tersaring oleh
dedaunan lebat, figur Donghua Dijun yang menarik diri mencuri waktu pergi dari perayaan
besar Festival Bunga. Ditemani dirinya sendiri, Donghua memilih bersama buku dan tehnya
di dekat Cermin Miaohua.

Cermin Miaohua adalah salah satu tempat suci di Langit tingkat ke tujuh. Meskipun disebut
sebagai Cermin, tapi sesungguhnya itu adalah sebuah air terjun. Ada miliaran dunia
di trichiliocosm.

(T/N : 三千大千世界 Thrisahasra Mahasahasra Lokadhatu – Trichiliocosm, sebuah


konsep kosmos Buddhist di mana 1000 dunia membentuk sebuah chiliocosm, 1000
chliocosm membentuk dichliocosm, dan 1000 dichliocosm membentuk sebuah
trichiliocosm.)
29
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dengan kemampuan yang tepat, seseorang dapat menatap ke dalam cermin itu, melihat
timbul tenggelamnya dunia-dunia ini.

Dengan demikian, energi mistis dari air terjun tersebut sangat luar biasa. Hanya ada beberapa
dewa yang mampu menahannya. Bahkan Zhenhuang zaman dahulu pun mengalami sakit
kepala tiap kali mereka datang kemari. Inilah mengapa, untuk waktu yang lama, hanya
Donghua satu-satunya orang yang menggunakan tempat ini sebagai tempat istirahat.

Fengjiu membawa A Li melewati gerbang dan mengingatkannya, "Tetap berada di sisi


sebelah sini dan jangan terlalu dekat dengan Cermin Miaohua. Hati-hatilah agar tidak terluka
karena energinya."

A Li mendengarkan dengan patuh dan menjauh.

Ia menendang beberapa kerikil kecil seraya menggerutu, "Ayah jahat. Aku ingat dengan jelas
kemarin malam tidur di Istana Changsheng milik Ibu. Tapi pagi ini, aku terbangun di Istana
Qing'yun. Ayah berbohong padaku dan bilang kalau aku tidur sambil berjalan pulang."

A Li kemudian mengangkat bahu pasrah lalu berkata, "Sudah jelas dia yang menggendongku
pulang setelah aku tertidur agar ia bisa menguasai Ibu hanya untuk dirinya. Sungguh tidak
bermoral, berbohong pada anaknya sendiri."

Fengjiu melemparkan beberapa biji melon ke udara kemudian berkata, "Lalu kenapa kau
tidak lari ke Istana Changsheng dan menangis heboh? Salahmu sendiri."

A Li tersentak kaget.

"Kudengar hanya anak perempuan yang boleh menangis, menyebabkan keributan, dan
menggantung diri mereka."

Terbata, ia bertanya, "Anak lelaki juga bisa melakukan hal yang sama?"

Fengjiu menangkap biji yang terjatuh dan memberi sebuah jawaban tanpa ekspresi: "Benar
sekali, anak kecil. Nenek moyang kita memasukkan kesetaraan dalam kode etik Langit."

Dengan pipi yang ditopangkan, Donghua menatap siluet kepergian dari dua sepupu itu. Di
tangannya terdapat sebuah buku. Di dalam Cermin Miaohua ada perubahan drastis dari
urusan kerajaan yang diceritakan melalui berbagai pertarungan dan peperangan. Ketika

30
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Cermin Miaohua selesai menceritakan masa kebangkitan dan kehancuran, teh di atas meja
batu itu pun akhirnya mendidih.

Jalan menuju pintu masuk ke Teras Chengtian masih sangat panjang.

Ketika Fengjiu dan A Li mencapai kebun dengan susunan bebatuan, A Li mengeluh rewel
dan berhenti untuk beristirahat. Selagi mereka duduk, seberkas cahaya putih membutakan
muncul dari langit. Di tengah-tengah cahaya ini terdengar derapan kaki kuda dari kereta kuda
beroda empat. Rodanya berjalan menembus kumpulan awan, meninggalkan sisa awan yang
kacau. Ketika awan yang seperti kapas itu menghilang, masih tersisa aroma bunga liar di
udara.

Sungguh sebuah pemandangan yang mewah. Kereta kuda itu pastilah milik seorang dewi
yang naik ke Langit dari dunia bawah untuk menghadiri Festival Bunga. Dalam sekejap,
kereta kuda itu telah menghilang. Tampaknya kereta itu menuju Langit tingkat ke delapan. Di
balik kebun berbatu itu terdengar dua suara pelayan yang tengah bergosip.

"Bukankah itu Putri Zhi'he yang berada di dalam kereta kuda? Adik angkat Donghua Dijun?"
kata yang satunya.

"Dasar tukang pamer," ujar yang lainnya santai. "Tapi, betapa cepatnya waktu berlalu. Dia
telah dihukum ke dunia manusia selama tiga ratus tahun sekarang."

"Kenapa Putri Zhi'he diasingkan? Kau kan bekerja di Langit ke tiga belas tahun itu, bisa
beritahu aku?"

Pelayan itu merenung cukup lama hingga akhirnya mengecilkan suaranya dan menjawab.

"Aku sendiri tidak begitu yakin, tetapi tahun itu memang masa yang menyusahkan. Mereka
bilang, Putri tertua dari Klan Iblis seharusnya dinikahkan ke Istana Taichen. Tapi karena Putri
Zhi'he mencintai Donghua Dijun, ia menyebabkan pernikahan itu gagal. Tianjun marah besar
mendengar kabar ini, oleh karena itulah ia diasingkan ke dunia bawah."

Pelayan yang pertama tertegun.

"Apa katamu? Menikah ke Istana Taichen? Dengan Yang Mulia Donghua Dijun? Kenapa aku
belum pernah mendengarkan rumor ini sebelumnya? Aku pikir Donghua Dijun tidak akan
pernah menyusahkan dirinya dengan urusan duniawi?"

31
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Setelah beberapa waktu, yang satunya kembali menjawab, "Persatuan ini antara Klan Iblis
dan Klan Dewa ... tahun itu hanya Pangeran Liansong dan Yang Mulia Donghua yang masih
sendiri. Ini juga bukan urusan kita dari awalnya. Terlebih lagi, Dijun tidak pernah terlalu
memperhatikan tentang segala sesuatunya kecuali soal peraturan Langit. Beliau mungkin
bahkan tidak tahu apa maknanya memilih seorang Ratu."

Pelayan pertama menghela napas, tapi masih belum ingin berhenti, membuka topik
pembicaraan lainnya: "Oh, aku ingat pernah bertemu sekali dengan Dijun tiga ratus tahun
yang lalu. Beliau memiliki seekor rubah merah menyala di sampingnya. Para tetua dari Istana
Taichen mengatakan kalau Dijun sangat menyayangi rubah kecil itu. Beliau membawa rubah
itu kemana pun ia pergi. Tapi kenapa aku tidak melihat seekor rubah merah di perayaan
pernikahan Putra Mahkota Yehua beberapa hari yang lalu?"

Setelah jeda yang sangat lama, yang satunya kembali menghela napas, "Rubah itu memang
favorit Dijun. Namun, tak lama setelah berita pernikahan Dijun diumumkan dari Istana
Taichen, rubah itu menghilang tanpa jejak. Dijun mengirimkan orang untuk mencarinya
hingga ke 36 tingkat Langit, tapi pada akhirnya, rubah itu tetap tidak dapat ditemukan."

Fengjiu bersandar di sebongkah batu besar dan melemparkan kantong biji melonnya ke atas
dan ke bawah. Di lemparan terakhirnya, ia menggunakan terlalu banyak tenaga dan melempar
kantong itu ke batu di sebelah kolam teratai kecil. Pelayan yang kaget itu cepat-cepat
melarikan diri. Langkah kaki mereka pun perlahan menghilang, menjamin bahwa mereka
telah pergi cukup jauh.

A Li menahan dirinya hingga wajahnya berubah merah.

Menatap ke arah permukaan beriak di kolam teratai, ia meraung, "Dan apa yang akan kita
makan sekarang ketika kita pergi menonton pertunjukan?"

Fengjiu merapikan pakaiannya dan berdiri, bersiap untuk pergi. A Li menundukkan


kepalanya dan merajuk.

"Bagaimana bisa ada seekor rubah di sini tetapi aku tidak tahu soal itu?"

Kemudian ia bergumam ragu, "Tapi kemana perginya rubah itu?"

Fengjiu berhenti berjalan dan menunggu A Li. Sinar pertama matahari pagi telah memancar
di Langit ke tujuh, menyebarkan cahaya keemasan yang membuat pemandangannya berefek
seperti lukisan.

32
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu menutupi wajahnya dari cahaya matahari yang keemasan dan berkata, "Mungkin
rubah itu sudah pulang ke rumahnya."

Kemudian ia berbalik dan memelototi A Li.

"Hei, pendek, bisa lebih cepat tidak?"

A Li dengan kencang menggelengkan kepalanya kemudian menjawab, "Tidak, aku tidak


bisa!"

Hingga akhirnya Teras Chengtian menghampiri pengelihatan mereka, Fengjiu baru


menyadari bahwa aurora dari langit yang ia lihat barusan bukanlah sinar mentari pagi yang
memancar dari awan kemerahan subuh milik Dewa Matahari.

Fengjiu berdiri sejauh 100 meter dari Teras Chengtian, tersentak, berdiri membeku di
tempatnya. Sangat dekat dari jangkauan, Teras Chengtian setinggi 100 meter yang terbuat
dari marmer es, untuk beberapa alasan terkepung oleh lautan api.

Jika Migu tidak dengan cepat membuat sebuah medan pelindung, apinya pasti sudah
menghabisi para penyanyi dan penari sekarang. Kereta kuda milik si cantik yang tadi terlihat
sekilas pun terhenti di depan api.

Di belakang api yang menyala besar, tiba-tiba terdengar suara auman yang bergemuruh kuat.
Fengjiu menyipitkan matanya dan akhirnya melihat penyebab dari kebakaran itu.
Seekor Monster Chiyan ( Api Merah ) tengah mengepakkan sayapnya dari dalam lautan api
tersebut. Mulut haus darahnya, terus menembakkan api. Ia memutari lonceng kekuningan dan
terbang kembali ke area lautan api, menyerang medan pelindung Migu dengan ganasnya.

(T/N : 赤焰獸 Monster Chiyan – Setelah kalah dari Dewa Api Zhurong, kemarahan Dewa
Air Gonggong Ben membuat Sungai Langit membanjiri dunia, jadi untuk
menyeimbangkan api dan air, Zhurong mengirimkan seekor naga api ke Bumi. Monster
Chiyan ini dikatakan sebagai keturunan dari si naga api.)

Medan pelindung yang terang itu mulai retak, api pun merembet masuk. Ketakutan mulai
merayapi wajah para penari. Mereka sepertinya meratap dalam ketakutan, akan tetapi karena
adanya medan pelindung, tak ada suara apa pun yang terdengar. Bak lukisan yang kaku,
melahirkan sebuah atmosfer mengerikan.

33
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 1 Part 3

Alasan Putri Zhi'he kembali ke Langit tentu saja cukup jelas. Di satu sisi, ia akan menghadiri
Festival Bunga Pangeran Liansong. Di sisi lainnya, ia bisa menggunakan kesempatan ini
untuk bertemu dengan pujaan hatinya, kakak angkatnya, Donghua Dijun. Ia harus
menggunakan kesempatan ini guna kembali ke Jiuchongtian dengan memanfaatkan kesukaan
Dewi Agung Bai Qian menonton opera untuk menghabiskan waktu.

Mengetahui bahwa Bai Qian menyukai pertunjukkan, Zhi'he telah memilih sendiri dan
menunjukkan pada Bai Qian beberapa penyanyi dan penarinya. Karena alasan berlapis inilah,
ia bisa muncul di sini untuk mengawasi rombongan penghiburnya.

Akan tetapi, Zhi'he justru mendapati dirinya terkena musibah sial ini. Seseorang telah
melepaskan segel Monster Chiyan dan menyebabkan kebakaran tepat di saat kereta kudanya
sampai di sini.

Zhi'he sesungguhnya, adalah seorang dewi air. Ketika ia masih tinggal di Istana Taichen, ia
adalah bawahan dari Dewa Air Empat Penjuru, Liansong Shenjun, bertugas memanggil hujan
di wilayah barat. Cukup jarang mendapati seorang dewi yang berguna di Langit.

Untuk alasan itulah, ketika ia diasingkan ke dunia bawah, Zhi'he masih menguasai
kemampuan pengendalian airnya. Akan tetapi, ia menyadari bahwa kemampuannya untuk
memanggil hujan tidaklah efektif sekarang. Ia bukan tandingan dari monster yang berdiri di
depan matanya.

Selagi Zhi'he berusaha memikirkan cara mencari bantuan, si dewa yang berada di dalam
medan pelindung meneriakkan sesuatu padanya. Tampaknya dewa itu punya solusi, dan ia
terus saja berteriak, namun Zhi'he tidak dapat mendengar sepatah kata pun.

34
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Zhi'he masih terus bergelut dalam keraguan ketika sebuah penampakan putih melintas di
depan matanya. Melayang di udara, sepasang sepatu brokat maju dan lengan pakaian yang
mengepuh terkepak layaknya kelopak bunga teratai di udara musim panas.

Zhi'he melarikan matanya dari sepatu hingga ke atas menuju rok sutra tipis itu. Sebuah
engahan terkesiap pun berhasil lolos darinya.

Zhi'he pernah melihat wajah ini sebelumnya di suatu tempat di ingatannya: sepasang bibir
tipis yang dingin, hidung yang tinggi, sepasang mata aprikot, dan alis yang elegan. Di tengah
kening dinginnya terdapat sebuah tanda bunga phoenix.

Akan tetapi, gadis dalam ingatannya hanyalah seorang pelayan rendahan di Istana Taichen.
Di masa remajanya, ia tak bisa berhenti cemburu pada seorang pelayan yang begitu
mempesona. Takut jika Donghua akan tersihir jika ia melihat kecantikannya, Zhi'he
melakukan segala yang ia bisa untuk mencegah mereka bertemu satu dengan yang lainnya.
Secara diam-diam, Zhi'he membuat banyak kesulitan untuk si pelayan; terkadang cenderung
kejam.

"Kau kan..." Zhi'he bergumam ragu.

Namun yang berdiri di depannya lebih dulu berbicara.

Dingin, ia berkata, "Sebagai seorang dewi air, kenapa kau tidak memanggil hujan ketika ada
kebakaran? Apa gunanya mereka menjadikanmu sebagai dewi air?"

Tidak menunggu hingga Zhi'he membalasnya, Fengjiu mengeluarkan sebuah seruling dari
pinggangnya dan langsung menerobos masuk ke dalam api.

Selama bertahun-tahun, Fengjiu merupakan seorang ahli, tepat di dua bidang. Satunya
memasak, yang satu lagi adalah bertarung. Ia telah hidup menyendiri di Qingqiu selama dua
ratus tahun terakhir tanpa satu pun pertarungan. Hidup yang cukup membosankan.

35
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Sekarang tiba-tiba Monster Chiyan ini menyebabkan masalah. Bohong jika Fengjiu
mengatakan ia tidak gatal untuk melakukan pemanasan.

Si sutra putih menari memasuki lingkup api besar. Suara serulingnya mengitari udara,
memanggil hujan untuk datang.

Bunyi seruling Fengjiu menggema di sekitar api hingga ke langit, membangkitkan Sungai
Perak. Dari langit ke 36, air Sungat Perak pun membanjir turun. Dalam sekejap, semuanya
tumpah. Meskipun hujan kini telah bercampur dengan api, hal ini justru memicu kemarahan
baru dari Monster Chiyan.

Monster itu meninggalkan target awalnya, medan pelindung Migu, kemudian meniupkan
apinya lurus ke arah Fengjiu. Itu adalah taktik Fengjiu untuk menarik si macan keluar dari
guanya.

Jika bukan untuk menyelamatkan Migu dan para penghibur, dengan kepribadiannya, Fengjiu
pasti telah membunuh makhluk itu dengan pedang Taozhu-nya. Tentu saja lawannya adalah
seekor monster kuat, dan untuk membunuhnya akan butuh proses panjang. Akan tetapi,
paling tidak ia tak akan berada dalam kondisi buntu begini.

Sekarang Fengjiu merasa suram. Ia tidak sanggup menangani kedua tugas ini sendirian.
Serulingnya terus memunculkan hujan sementara dirinya sendiri dengan tangkas menyerang
si monster.

Zhi'he tidak berguna. Fengjiu hanya bisa berharap kalau sepupu berkaki pendeknya bisa lari
pulang ke rumah cukup cepat untuk meminta bantuan.

Meski agak ragu, Fengjiu tetap berhasil menghindari bola-bola api milik Monster Chiyan
dengan cekatan. Tapi karena ia menggunakan seruling bambu untuk memanggil hujan, ia
tidak bisa membuat medan pelindung di sekelilingnya. Dari ujung kepala hingga ujung kaki,
Fengjiu basah kuyup.

36
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Hujan terus berjatuhan, menyebabkan api yang mengelilingi sekitar Teras Chengtian akhirnya
reda.

Monster Chiyan itu hanya punya satu tujuan, menyerang tubuh Fengjiu, tidak menyadari
bahwa teritori di belakangnya sekarang tak terlindungi. Satu demi satu, semua orang
melarikan diri.

Menghadapi hal ini setengah harian, Fengjiu mulai merasa lelah. Ia sudah lama tidak
bertarung... kalah dalam pertempuran hanya dengan satu gerakan? Ia tidak bisa mengizinkan
itu terjadi. Bagaimana ia bisa menunjukkan wajahnya di Qingqiu lagi?

Fengjiu mulai berpikir bahwa ini saatnya menyingkirkan seruling dan menggunakan pedang
Taozhu. Akan tetapi, jika ia menyerang dari depan, tampaknya monster ini bisa kabur. Tetapi,
jika ia menyerang dari belakang, kalau makhluk itu terbang, ia sendiri tak akan sanggup
menghindar. Apa yang harus dilakukannya sekarang?

Fengjiu mempertimbangkan berbagai skenario ini, tetapi sebelum ia bisa mendapatkan


jawabannya, sebilah pedang dingin dari belakangnya tiba-tiba menusuk tepat ke depan.

Monster Chiyan menyemburkan napas api pada Fengjiu. Ia sudah tak mempedulikan apa-apa
lagi saat ini. Ketika Fengjiu berusaha untuk melarikan diri, satu tangan tak dikenal
membawanya pergi.

Hempasan angin dari pedang yang meluncur mengenai lengan pakaiannya; sangat kuat
hingga tampaknya telah membentuk sebuah tembok tak terlihat yang menekan lidah api
raksasa itu.

Di belakang sinar keperakan, bola api yang berkobar itu terhempas ke belakang ke arah
Monster Chiyan.

Di tengah kebingungan Fengjiu, sehelai jubah ungu jatuh menutupinya. Ia berusaha


merangkak keluar dari bawah jubah dan mengintip ke punggung pria yang tengah

37
Collected & Merged by raperiadisepti.com
mengayunkan pedangnya. Tubuhnya terbungkus dengan warna ungu tua, rambutnya seputih
salju di Qingqiu.

Di Istana Taichen, tangan ramping ini memegang sutra Buddha. Di luar Istana Taichen,
sekarang mereka tengah memegang pedang Cang'he. Ia tampak hebat tak peduli apa pun yang
dipegangnya.

Teras Chengtian kini tenggelam dalam lautan darah. Tidak jelas apa yang Donghua lakukan,
tapi di balik cahaya menyilaukan, Monster Chiyan itu mengeluarkan suara ratapan
memilukan dan terbang menuju cakrawala. Setelah dua pukulan, monster itu jatuh dari udara,
menyebabkan Teras Chengtian berguncang akibat gempa.

Donghua menyarungkan kembali pedangnya ke dalam sarung pedangnya. Tak setetes pun
darah menyentuh tubuhnya.

Putri Zhi'he tetap bersandar di kereta kudanya, wajahnya memucat. Ia ingin mendekat, tetapi
berakhir mundur karena ketakutan.

Meskipun mereka telah melarikan diri, para penghibur itu mau tak mau berada dalam
keadaan syok setelah kejadian mengerikan barusan. Beberapa bahkan mulai terisak.

***

Migu membantu Fengjiu untuk duduk di sebuah kursi batu di kaki Teras Chengtian. Ia
berusaha menghibur Fengjiu, tapi tak bisa menahan diri untuk menceramahinya di waktu
yang bersamaan.

"Ceroboh sekali Anda! Bagaimana kalau seandainya Yang Mulia Donghua tidak
menyelamatkan Anda tepat waktu, apa konsekuensinya? Tidak masalah jika hamba mati,
tetapi apa yang harus hamba katakan pada bibi Anda jika terjadi sesuatu pada Anda?"

Fengjiu bergumam, "Bukankah segalanya baik-baik saja?"

38
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Meskipun Fengjiu sangat berterima kasih pada Donghua, ia merasa bahwa tanpa dirinya, bibi
dan pamannya pasti akan datang. Bukan masalah besar; hidupnya tak pernah benar-benar
dalam bahaya.

Saat Fengjiu melihat Donghua mendekat dengan pedangnya, ia pikir Donghua akan menemui
Putri Zhi'he, jadi ia bangkit dan menyingkir ke sebelah meja untuk membiarkannya lewat.

Menyadari bahwa jubah Donghua masih melekat pada tubuhnya, Fengjiu mengecilkan
suaranya dan berbisik pada Migu, "Lepaskan mantelmu dan pinjamkan padaku."

Migu bersin. Menatap ke arah jubah ungu yang menyelimuti tubuh Fengjiu, ia bertanya,
"Bukankah Anda sudah punya pakaian kering?"

Kemudian setelah mencari kata-kata, Migu menambahkan, "Semuanya masa lalu, bukan?
Anda sudah tak pernah memikirkannya lagi dua ratus tahun terakhir ini, kenapa Anda begitu
memikirkan hal kecil begini hari ini?"

Lalu Migu memegangi pakaiannya sendiri erat-erat, memutuskan untuk tidak


meminjamkannya pada Fengjiu.

Fengjiu melepaskan jubah kering itu dan melipatnya untuk dikembalikan pada si pemilik.
Tapi ketika ia mendongakkan kepala, ia langsung mundur dengan waspada.

Donghua telah berada di depannya dengan pedang Cang'he di tangannya. Ia menatap Fengjiu
dengan mata dingin yang tenang.

Tubuh Fengjiu basah kuyup. Butiran-butiran besar air terus saja berjatuhan, dan tak lama
kemudian terbentuklah satu kubangan air kecil di bawah kakinya. Fengjiu merasa sangat
malu. Selagi air terus berjatuhan, ia menatap balik pada Donghua dan atmosfernya menjadi
agak canggung.

39
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di dalam hati Fengjiu, berbagai perasaan muncul. Ia memikirkan pertemuan terakhir mereka
dan menjadi takut. Ia masih belum terbiasa dengan semua ini. Fengjiu masih belum tahu
bagaimana harus memperlakukan orang ini.

Untuk menghindari kesalahan terjadi akibat kecerobohannya, yang terbaik adalah dengan
menghindari Donghua. Belakangan ini, Fengjiu bahkan sengaja bersembunyi dari Donghua.
Namun, Fengjiu tidak mengerti kenapa semakin ia berusaha menghindarinya, mereka malah
jadi lebih sering bertemu satu sama lain.

Donghua menatapnya dari kepala hingga ke ujung kaki, matanya kemudian jatuh pada jubah
ungu yang terlipat rapi di tangan Fengjiu.

Ia pun mengeluarkan suara santainya dan bertanya pada Fengjiu, "Apa kau tidak senang
dengan jubahku?"

Fengjiu berpikir mereka berdiri terlalu dekat; aroma samar dari cendana putih membuatnya
sedikit sakit kepala. Ia mengambil langkah mundur dan memberi jarak di antara mereka.

Ketika ia berada di jarak yang pantas, dengan senyuman kaku, Fengjiu menjawab, "Aku
tidak akan berani. Tetapi jika aku meminjam jubah Anda sekarang, aku harus mencucinya
dan mengembalikannya nanti pada Anda ... itu artinya kita harus bertemu
lagi, erm maksudku, aku harus mengganggu Anda lagi."

Melihat segaris keras di wajah Donghua, Fengjiu menjeda dan menambahkan, "Aku takut
mengganggu kedamaian Anda."

Donghua meletakkan pedang Cang'he di atas meja batu, menyebabkan bunyi kling.

Migu terbatuk keras dan berkata, "Dijun, mohon jangan salah paham. Yang Mulia Fengjiu
bukannya bermaksud ia tidak ingin bertemu dengan Anda. Anda begitu agung; ia justru
kecewa tak dapat melihat Anda setiap harinya ..."

40
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu dengan cepat menginjak kaki Migu dan ia tak punya pilihan lain selain menelan
kembali perkataannya dalam kesakitan.

Donghua menatap Fengjiu dan tampaknya telah mengerti.

"Jika begitu, akan kuberikan padamu sebagai souvenir. Kau tak perlu mengembalikannya."

Senyum kaku yang melekat pada Fengjiu benar-benar kaku di wajahnya.

"Itu ... bukan begitu maksudku."

Donghua duduk perlahan.

"Kalau begitu cuci dan kembalikan padaku."

Fengjiu tersenyum, meskipun senyumnya sekaku balok es. Tapi balok es ini mulai kehilangan
kesabarannya.

Ia menarik bibirnya untuk membalas: "Cuaca cukup hangat hari ini; aku tidak benar-benar
merasa terlalu dingin."

Fengjiu kemudian ingin menambahkan terus terang ; 'Aku hanya tidak ingin meminjam
jubamu, oke?' Tapi kemudian setelah mempertimbangkan di otaknya, ia memutuskan itu
terdengar terlalu tidak sopan.

Fengjiu yang masih ragu akhirnya berkata manis, "Bisakah aku tidak usah meminjam jubah
ini?"

Ia baru saja bicara ketika sekelebat angin menyapu sekitarnya, membuatnya mengigil
kedinginan.

Donghua menerima teh dari Migu, yang tak tahu kapan munculnya, dan menyesapnya sekali.
"Tidak."

41
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu telah mengekang emosinya seperti sebalok es, tapi senyumnya akhirnya benar-benar
menghilang dari wajahnya.

Ia tidak tahu apa lagi yang harus dikatakan, dan bertanya dengan mati rasa, "Kenapa tidak?"

Donghua meletakkan cangkir tehnya dan mengangkat matanya sekilas.

"Aku menyelamatkanmu. Normalnya orang lain akan menggunakan nyawa mereka untuk
membalas budi semacam ini. Seberapa sulitkah untuk mencuci satu pakaian?"

Fengjiu mengingat kembali masa lalu dan merasa sepertinya Donghua bukanlah tipe
penindas. Tapi ketika ia berpikir lagi, mungkin ada kalanya ketika Donghua begini juga; ia
hanya tidak memperlihatkannya pada Fengjiu.

Fengjiu mengumpulkan kembali pikirannya dan tersenyum kaku.

"Yang Mulia, kenapa Anda mempersulitku?"

Donghua mengetuk ringan cangkir tehnya dan pelan-pelan menatap balik Fengjiu.

"Itu adalah satu-satunya hobi yang kupunya."

Fengjiu tidak tahu harus tertawa atau menangis.

"Yang Mulia, Anda sungguh ..."

Donghua meletakkan cangkir tehnya lagi. Menopangkan dagunya ke tangannya, ia menatap


acuh pada Fengjiu.

"Kenapa denganku?"

Melihat Fengjiu terdiam tanpa kata, mata acuh Donghua yang biasa sekarang menampakkan
secuil senyum.

42
Collected & Merged by raperiadisepti.com
"Katakan, kenapa kau mau menyelamatkan mereka?" ia bertanya.

Sejujurnya, Fengjiu bukannya terdiam kehabisan kata. Hanya saja kebetulan roman wajahnya
saat ini terasa begitu familier. Ini wajah yang sama yang memberikannya kesan mendalam
dulu.

Karena itulah Fengjiu hanya berdiri di sana, terbengong, lalu sebelum ia sempat bereaksi,
Donghua telah mengganti topik. Tapi Fengjiu mendengarkan pertanyaan ini dengan jelas ...
Kenapa ia mau menyelamatkan mereka? Fengjiu sendiri tidak begitu yakin awalnya.

Bukan karena Fengjiu mempedulikan nyawa orang lain, namun lebih karena seseorang
pernah memberitahunya sesuatu.

Setelah agak lama, Fengjiu menjawab lembut, "Mendiang suamiku pernah mengatakan
sesuatu padaku, yang kuat ada untuk melindungi yang lemah. Jika aku tidak menyelamatkan
mereka, maka aku pun menjadi seorang yang lemah, lalu apa hak yang kumiliki untuk
melindungi rakyatku?"

***

Bertahun-tahun kemudian, Donghua masih belum bisa melupakan perkataan Fengjiu. Ia


sendiri tidak yakin apa makna dari perkataan gadis itu. Donghua hanya tahu kalau anak ini
selalu membuatnya merasa sayang meskipun ia tidak mengenali siapa Fengjiu.

Dalam ingatannya, pertama kali Donghua melihat Fengjiu adalah di tepi Danau Wangsheng
dekat Qingqiu. Dengan rambut basah sehitam rumput laut, ia mengendarai ombak dan tiba di
tepian. Tapi Donghua tidak mengingat penampilan Fengjiu kala itu, sama seperti ia tidak
ingat bagaimana tampak bunga matahari hari itu.

***

43
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Kejadian hari ini berhasil menyebar ke seluruh penjuru Jiuchongtian. Terlebih lagi, ada
beberapa versi yang bersirkulasi. Hanya dengan sepersekian detik, Donghua terlempar seratus
meter dari seorang Daoist Trinity menjadi karakter dunia yang vulgar.

Dikatakan bahwa kala itu Monster Chiyan mengamuk di Teras Chengtian, Donghua sedang
menambahkan tulisan di kitab Buddhanya.

Ketika mendengar bahwa adik angkatnya, Putri Zhi'he terperangkap dalam kebakaran,
Donghua langsung buru-buru menyelamatkannya dan mengalahkan si monster. Karena itulah
dapat dilihat bahwa Donghua memperlakukan adik angkatnya lain dari yang lainnya.

Akan tetapi, yang lain mengatakan bahwa selama Teras Chengtian kebakaran, Donghua
hanya kebetulan lewat dan melihat seorang dewi tengah bertarung mati-matian dengan si
Monster Chiyan. Dewi ini mulai kalah dan Donghua tak sanggup lagi menonton jadi ia pun
mencabut pedangnya untuk memberikan bantuan.

Tianjun selalu menganggap Dijun sebagai seorang dewa yang tak memiliki keinginan apa
pun. Ternyata ada kalanya, terkadang, Tianjun pun bisa salah. Cerita ini terus berlanjut.

Setelah Liansong mendengar berita dari cerita ini, ia mendatangi Istana Taichen, mencari
Donghua untuk bermain catur dan minum anggur. Di waktu bersamaan, ia mendesak
konfirmasi dari Donghua.

"Rumor dari Teras Chengtian tentang seorang gadis cantik jelita yang bertarung melawan
seekor monster, dan kau yang tak bisa menahan diri untuk menolongnya, aku sungguh tidak
mempercayainya ..."

Liansong meletakkan satu batu putih dan melanjutkan: "Tapi, kau tahu, jika suatu hari nanti
kau memutuskan untuk menikahi seorang ratu untuk melakukan pembelajaran
spiritual, Zhi'he bukan pilihan yang buruk. Apa perlu kubantu mengatakan hal baik di depan
Ayahku dan membawa Zhi'he kembali ke Langit?"

44
Collected & Merged by raperiadisepti.com
( T/N : 雙修 shuangxiu – pembelajaran spiritual yang dilakukan secara berpasangan,
sebutan lain untuk seks.)

Donghua memutar cangkir anggurnya.

Ia melihat papan catur itu sambil merenung lalu membalas, "Cantik jelita? Mereka pikir ia
cantik?"

"Maaf?"

Donghua dengan santainya meletakkan sebuah batu hitam, memblokir formasi dari batu
putih.

"Mereka punya mata yang cukup bagus."

Liansong terdiam.

Ketika ia bisa bereaksi, ia menutup kipasnya dan bertanya dalam keterkejutannya, "Kau
benar-benar melihat seorang gadis cantik jelita di Teras Chengtian?"

Donghua tetap memfokuskan matanya pada papan catur.

"Apa kau yakin kau datang kemari untuk bermain catur?"

Liansong tertawa terbahak-bahak.

Bahkan sahabat terbaik Donghua, Pangeran Liansong saja, tidak mempercayai rumor ini.
Tentu saja semua orang yang berada di Langit ketujuh pun menganggapnya sebagai lelucon
belaka.

Mereka membuat beberapa pertaruhan mengenai masa depan menjanjikan Putri Zhi'he,
memprediksi kalau hari-hari suramnya sebentar lagi akan berakhir, dan ia mungkin akan
segera kembali ke Langit, lalu mungkin saja memulai sesuatu yang luar biasa dengan Dijun.

45
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dikatakan bahwa Jiuchongtian memiliki peraturan di mana para dewa-dewi harus
menyingkirkan tujuh emosi dan enam keinginan mereka.

( T/N : tujuh emosi - kebahagiaan, kemarahan, penyesalan, kekhawatiran, kebimbangan,


kesedihan, dan ketakutan yang pada dasarnya berasal dari enam akar : mata, telinga,
hidung, lidah, tubuh, dan pikiran.)

Akan tetapi, peraturan ini hanya berlaku pada mereka yang tidak terlahir dari para dewa.
Kenaikan menjadi abadi saja sudah termasuk ganjil. Tentu saja ada harga yang harus dibayar
untuk keabadian.

Meski begitu, Donghua, telah hidup semenjak masa Yin dan Yang terpisah di Laut Biru, roh
murni yang lahir dari Langit dan Bumi. Ia tidak terikat pada peraturan semacam itu. Baginya,
memiliki seorang Ratu adalah hal yang sangatlah masuk akal.

46
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 2 Part 1

Saat Fengjiu masih kecil, kedua orang tuanya ingin membangun sebuah tempat penuh cinta
hanya untuk mereka berdua, jadi selama waktu itu, Fengjiu dititipkan kepada Bibinya, Bai
Qian.

Tumbuh besar bersama bibi ini, Fengjiu melakukan segala hal mulai dari menjerat burung di
angkasa hingga menangkap ikan di sungai.

Pernah satu kali, Fengjiu bahkan mencabuti seluruh bulu burung Jingwei milik paman
keempatnya hingga botak selagi pamannya tidur siang.

Membandingkan dengan masa kecilnya yang jauh lebih liar, Bai Qian pun menutup sebelah
mata pada kenakalan yang dilakukan oleh Fengjiu.

Meskipun demikian, bibinya, Bai Qian memang membesarkannya dengan pemahaman demi
kebaikan yang lebih besar. Sebagai contohnya, Bai Qian pernah berkata pada Fengjiu bahwa
hal terpenting menjadi seorang dewi bukanlah takut kehilangan muka, karena menjadi tak
tahu malu pun merupakan suatu bentuk keberanian sehingga membuat seseorang dapat
mengambil langkah pertama dengan berani.

Tidak peduli apa yang terjadi, selama Fengjiu tidak takut akan rasa malu dan terus bertahan,
ia pasti bisa sukses nantinya. Bertahun-tahun kemudian, Fengjiu menggunakan logika yang
sama untuk diturunkan pada A Li ketika ia memberi semangat padanya untuk
memperebutkan hak berada di kamar tidur ibunya, melawan sang ayah.

"Yang paling penting selama menjadi dewa adalah rasa tidak tahu malu. Selama dirimu tidak
tahu malu ... segalanya bisa saja dilakukan."

***

47
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di malam hari, A Li mengulangi ucapan ini kata demu kata kepada Bai Qian, bertanya
kepada sang ibu apa sebenarnya maksud dari menjadi tidak tahu malu juga bertanya
bagaimana caranya agar bisa bermuka tebal seperti ayahnya.

Bai Qian meletakkan mangkuk berisi sup teratai yang baru saja akan dibawakannya kepada
Yehua sebagai camilan tengah malam, kemudian pergi ke ruang belajar di dalam Istana
Zhangsheng lalu memilih beberapa bundel sutra Buddha.

Bai Qian membungkus bundelan itu ke dalam sebuah wadah kayu dan mengambil
keuntungan dari waktu yang telah larut, mengirimkan mereka ke tempat Fengjiu. Ia pun
dengan santai menambahkan sebuah instruksi kepada keponakan tersayangnya, apabila
Fengjiu tidak selesai menyalin semuanya sebelum matahari terbenam esok hari, sederet
kencan buta akan menantinya mulai dari matahari terbit hingga tenggelam.

***

Fengjiu sudah nyaris hanyut ke dalam dunia mimpi ketika ia dibangunkan oleh pelayan Bai
Qian, Nainai. Selagi matanya mengejap kebingungan, Fengjiu melihat tumpukan sutra
disusun meninggi di hadapannya. Fengjiu baru ingat bahwa ia mengatakan omong kosong
pada A Li pagi ini, dan sekarang menangis sesengukan dalam penyesalan.

Hari berikutnya, tidak mampu menyelesaikan salinan semua tulisan suci itu, Fengjiu dibawa
ke Taman Sinar Bulan di Langit ke-32.

Taman Sinar Bulan diselimuti dengan berbagai pepohonan liar; di tengah-tengah kanopi
terdapat bunga-bunga luar biasa tak terhitung jumlahnya. Ini adalah tempat dimana Daode
Tianzun dari Taiqing mengajar murid-muridnya.

(T/N : 道德天尊 Daode Tianzun – lebih dikenal sebagai Taishang Laojun, yang ketiga
dari Daoist Trinity yang menguasai Dunia Kemurnian Agung dikenal dengan
sebutan 太清 Taiqing.)

48
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Semua dewa muda berkumpul di pesta ini. Fengjiu menyapukan matanya dan memperkirakan
bahwa ada sekitar seratusan orang yang hadir. Beberapa tengah berbincang dengan kenalan
mereka, beberapa lagi menatap pintu masuk Taman dengan gugup.

Tidak jadi masalah apabila hanya beberapa orang, empat atau lima orang, tetapi Fengjiu
terkesima melihat nyaris selusinan dari mereka yang bersikap demikian.

Fengjiu pemberani, namun bahkan dirinya pun mengambil langkah mundur karena kaget,
mundur lagi, dan lagi.

Dari dekat, suara Bai Qian terdengar memberi tahu pelayan di sampingnya: "Ah, kurasa kita
harus mengikatnya saja. Tak peduli apa pun, ia harus menghadiri pesta ini. Kita tidak boleh
membiarkannya kabur di tengah jalan."

Hati Fengjiu bergejolak dan ia langsung berbalik dan lari. Ia melompat mencari jalan keluar
dari sana. Para pelayan mengikuti tepat di belakangnya, menyamakan langkahnya.

Fengjiu tidak tahu kapan ia mulai kehilangan jejak mereka. Ia hanya tahu ketika ia melalui
dedaunan lebat dari pohon Sal, ketika rantingnya bergoyang dan kelopak bunga kuning pucat
jatuh ke rambutnya, di belakangnya, suara dari angin yang mengejar pun terhenti.

Fengjiu menghela napas dan menengok ke belakang. Benar-benar tak ada siapa pun. Hanya
ada Sungai Perak yang mengalir di kejauhan, dengan cahaya kemerahan matahari tenggelam
yang samar-samar terefleksikan di permukaan air yang berkilauan.

Perkataan ceroboh membawa masalah. Mulut Fengjiu membuatnya masuk dalam masalah
dan ia harus menerjemahkan kitab suci Buddha sepanjang hari.

Saat ini, dengan dua pohon Sal berada tepat di depan matanya, otak Fengjiu dipenuhi dengan
Long Agama. Apa yang tertulis di sana?

'Pada saat itu, Buddha yang terhormat mencapai parinirvana di bawah pohon Sal di dalam
kebun di Kushinagar.'
49
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Kata-kata semacam ini ...

Fengjiu menepis kelopak bunga dari rambutnya dan menghela napas selama ia berjalan.
Memang tidak sia-sia jika ia bisa berhasil mengingat ayat yang sulit seperti itu.

Fengjiu melihat ke sekitar dan menyadari betapa kotor dan lelah dirinya setelah pengejaran
itu. Ia bertanya-tanya apakah ia harus melepaskan pakaiannya dan berendam di bawah mata
air Wangtian di belakang pohon-pohon Sal ini.

Ia merenung cukup lama. Bulan akhirnya muncul dari Timur, dan meskipun belum
menggantung cukup tinggi, juga belum seromatis yang dilihat oleh manusia yang menatapnya
dari kejauhan, sinar keperakan dingin dari bulan mampu memisahkan antara bebatuan dengan
bunga-bunga di sekitar meskipun lemah.

Beberapa langkah lagi, kabut tipis menyelimuti permukaan air yang biru, menyatu dengan
energi hangat mistis. Fengjiu melihat ke sekitar; sudah lewat jam Anjing (lewat jam sembilan
malam) dan ia berasumsi tak akan ada orang yang datang di waktu begini.

Fengjiu melepaskan mantelnya, kemudian jubahnya lalu pakaian dalamnya, selanjutnya


masuk ke dalam air jernih itu.

Ia merendahkan dirinya dan membiarkan air hangat itu mendekati area lehernya. Baru
sekaranglah Fengjiu dapat melepaskan helaan napas lega. Ia melihat ke telapak tangannya
dan melihat begitu banyak kelopak bunga Sal telah hanyut terbawa angin.

Fengjiu mengumpulkan mereka dan mulai membentuk mereka menjadi helaian. Tiba-tiba ia
mendengar suara gemerisik dari balik bebatuan besar.

Tangan Fengjiu yang sedang mengumpulkan kelopak bunga tersentak di tengah udara. Riak
kecil datang ke arahnya di permukan air yang jernih, menghancurkan pantulan bulan.

Figur berpakaian putih muncul dari balik bebatuan besar di tengah mata air. Fengjiu tercekat
ketika ia melihat figur itu menyeberangi air itu dan semakin mendekat. Pada akhirnya
50
Collected & Merged by raperiadisepti.com
seseorang bertubuh tinggi muncul dari kabur, dengan rambut panjang perak dan wajah yang
tampan.

Fengjiu bersandar di tembok batu. Meskipun ia selalu tebal muka, tapi ini jelas situasi yang
sangat memalukan. Wajahnya berubah pucat. Akan tetapi, sebagai Ratu Qingqiu, ia dengan
cepat mendapatkan kembali kendali dirinya dan mempertimbangkan untuk menyapanya.

Namun, untuk menyapa di situasi semacam ini juga termasuk sebuah seni.

Jika saja ia hanya kemari untuk mengamati bunga, maka Fengjiu dapat bertanya padanya,
"Cuaca hari ini sangat cerah. Apakah Yang Mulia juga kemari untuk menikmati
pemandangan bunganya?"

Tetapi, bagaimana bisa Fengjiu menaikkan lengannya yang tak terutup helaian pakaian dan
bertanya, "Cuaca hari ini sangat cerah. Apakah Yang Mulia juga kemari untuk mandi?"

Selagi Fengjiu kebingungan menentukan akan mengatakan apa, Donghua dengan santainya
berjalan ke tepi lain dari sungai itu tanpa repot melirik sekali pun ke arahnya.

Fengjiu berpikir pada dirinya sendiri bahwa mungkin saja Dijun tidak melihatnya. Kalau
begitu, ia masih belum kehilangan muka di hadapannya, iya kan?

Ia baru saja akan beranjak diam-diam ketika Donghua Dijun menghentikan langkahnya ke
tepian dan dalam sekejap, menyelipkan jubahnya menutupi tubuh Fengjiu. Di saat yang
bersamaan, Fengjiu mendengar suara seseorang dari jarak dekat.

Terdengar seperti suara Pangeran Liansong, yang tertawa canggung.

"Oh, ya ampun, aku minta maaf. Aku tidak melihat apa pun, tidak melihat apa pun. Aku pergi
sekarang."

Mati rasa, Fengjiu merobek jubah putih Donghua dari atas kepalanya. Matanya menatap ke
kejauhan dimana ranting-ranting itu bergerak sedikit di bawah sinar bulan.

51
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua hanya mengenakan jubah dalamannya, berdiri di tepi sungai memperhatikan
Fengjiu dalam waktu lama.

Hingga akhirnya, ia bertanya, "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Berendam," Fengjiu menjawab jujur.

Wajahnya merona merah muda akibat air sungai. Tiba-tiba saja ia teringat bahwa mata air di
sini berwarna kebiruan, sangat jernih hingga bisa melihat ke dasarnya. Wajahnya bertambah
merah.

Dalam hitungan detik Fengjiu terlihat seolah ia baru saja dicelupkan di dalam air mendidih.

"Kau ... tutup matamu. Kau tidak boleh melihat kemari. Tidak, lihat ke arah lain ... cepat lihat
ke arah lain!"

Donghua tanpa tergesa melihat ke arahnya dari kepala hingga kaki dan akhirnya, dengan
kesabaran luar biasa, menolehkan wajahnya ke arah lain.

Dengan panik, Fengjiu melihat ke tumpukan pakaian di tepi danau. Ia tidak menyangka akan
berada dalam situasi seperti ini ketika ia melepaskannya. Bahkan pakaian dalamnya pun
terasa sangat jauh sehingga jika ia ingin mengambilnya, setengah dari tubuhnya harus keluar
dari air demi mendapatkannya.

Fengjiu sangat kebingungan sampai ia lupa bahwa ia adalah seekor rubah. Ia hanya perlu
berubah bentuk kembali ke wujud aslinya dan Donghua tidak akan bisa melihat apa pun.

Ketika Fengjiu masih kesusahan, jemari panjang langsing telah membawakan rok putihnya ke
depan matanya. Donghua, di saat ini masih memalingkan wajahnya. Bulu mata panjangnya
pun masih tertutup rapat.

Fengjiu baru saja akan mengambil roknya ketika ia bertanya ngeri, "Bagaimana kau tahu
kalau aku menginginkan pakaianku?"

52
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Biasanya demi menjaga citra Ratu Qingqiu, Fengjiu selalu berakting murah hati dan
bijaksana. Tapi sekarang ia menunjukkan sifat kekanakannya, layaknya seorang dewi muda
yang ceria.

Donghua terdiam lalu baru saja akan menarik tangannya. Meskipun Fengjiu cerewet, ia
dengan cepat merebut roknya dengan kecepatan cahaya. Dengan cepat pula menutupi area
sensitif di tubuhnya dan naik ke tepi danau untuk berpakaian.

Terlalu malu untuk mengucapkan selamat tinggal, Fengjiu buru-buru meninggalkan tempat
itu.

Donghua kembali memanggilnya, "Hei, kau melupakan sesuatu."

Fengjiu tidak tahan untuk menoleh ke belakang dan melihat Donghua sedang
membungkukkan tubuhnya untuk memungut sesuatu. Ketika ia menyadari apa itu, seluruh
darah di tubuhnya berkumpul di kepalanya.

Benda yang dipungut oleh Donghua adalah ... sebuah pakaian dalam.

Pakaian dalam sewarna teratai merah muda.

Pakaian dalam Fengjiu.

Pakaian Donghua sedikit menganga, memperlihatkan sedikit bagian dari tulang selangkanya.
Masih dengan ekspresi yang tak berubah, dengan santainya ia menyerahkan pakaian dalam
itu.

Fengjiu tidak tahu harus menerimanya atau tidak, merasa seluruh dunia telah runtuh.

Selagi mereka berdua tetap diam di jalan buntu, pohon yang berdekatan itu mendesau, lalu
keluarlah figur elegan Liansong.

53
Collected & Merged by raperiadisepti.com
"Umm, aku melupakan kipasku. Aku kembali untuk mengambilnya tetapi sepertinya aku
mengganggu kalian berdua. Aku akan datang untuk meminta maaf di lain hari. Kalian berdua
... silakan lanjutkan ..."

Fengjiu ingin menangis kencang. Ia langsung menyambar pakaian dalamnya dan melompati
tembok. Angin sepoi-sepoi membuat kelopak bunga Sal terangkat dan memutar mereka di
udara.

Liansong tersenyum samar dan menatap lurus ke arah Donghua.

"Apa kau tidak akan mengejarnya?"

Kemudian dengan percikan nakal di matanya, ia bertanya, "Si cantik jelita yang kau temui di
Teras Chengtian di waktu yang lalu adalah Fengjiu dari Qingqiu? Tetapi bukankah kau tahu?
Kalau kau ingin menjadikannya sebagai Ratumu, di masa depan kau harus memanggil si
cecunguk kecil Yehua itu sebagai pamanmu ..."

Donghua menatap ke arah jubahnya dan menjawab tanpa tergesa, "Beberapa hari yang lalu
aku mendengar sebuah rumor yang mengatakan bahwa kau jatuh hati pada
Cheng'yu Yuanjun?"

Liansong menutup kipas di tangannya.

"Hei ..."

Donghua melanjutkan, "Aku berpikir untuk menjadikannya sebagai putri angkatku.


Bagaimana menurutmu?"

Liansong, "..."

***

54
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu bukanlah orang dengan tipe untuk memikirkan segala detail kecil dalam kehidupan.
Tetapi apa yang terjadi barusan bukanlah hal kecil. Siapa yang tahu apa konseskuensinya?

Setelah kehilangan martabatnya di hadapan Donghua, Fengjiu tidak dapat menunjukkan


wajahnya di mana pun. Ia menyembunyikan diri di dalam Istana Qing'yun milik A Li,
berharap akan ada seseorang yang menawarkan penghiburan. Siapa saja selain bibinya, Bai
Qian.

***

Namun, sudah sangat lama dan tak seorang pun datang untuk membantu menghilangkan
beban pikirannya. Fengjiu akhirnya mendekati A Li.

"Kalau kau pernah menyukai seorang gadis, lalu setelah bertahun-tahun kemudian kau
bertemu lagi dengannya ..."

Mencari contoh yang mendekati, Fengjiu akhirnya bertanya, "Dan ia mengetahui bahwa
dirimu masih mengenakan popok. Apa yang akan kau lakukan?"

A Li menatapnya dan menyanggah, "Aku sudah lama tidak mengenakan popok lagi."

"Aku bilang kan seandainya. Seandainya," Fengjiu dengan cepat menambahkan.

A Li berpikir sejenak, wajahnya kemudian merona merah.

Malu-malu, ia berpaling dan berkata agak malu, "Kalau begitu, sangat memalukan. Hanya
jika kau menjatuhkan pakaian dalammu saat kau melihat orang yang kau sukai lagi, yang
dapat dibandingkan dengan sesuatu sememalukan itu."

Masih tidak nyaman, A Li menambahkan, "Jika itu masalahnya, aku lebih baik
menghantamkan kepalaku ke tahu dan bunuh diri."

55
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tadinya, Fengjiu mulai ceria lagi. Namun, setelah mendengarkan perkataan A Li, ia malah
jadi depresi lagi selama berhari-hari.

Di hari keempat, Bai Qian mengirimkan seorang pelayan dengan sebuah pesan yang
mengatakan bahwa penyanyi dan penari dari Teras Chengtian telah sembuh dan akan
melakukan pertunjukkan di Hebi Yuan, memintanya untuk datang dan menonton. Saat inilah,
Fengjiu akhirnya menyingkirkan kesedihannya dan meninggalkan Istana Qing'yun.

***

Di panggung di dalam Taman Hebi terdapat sekumpulan jenderal wanita dengan pakaian
mencolok, menyanyikan bait yang heboh.

Bai Qian dengan kipas putih sutranya bergeser mendekati Fengjiu lalu berkata, "Langit
sedang gempar beberapa hari terakhir ini karena rumor yang menarik. Apa kau pernah
mendengarnya?"

Ia terbatuk. "Itu, tentu saja, aku tidak terlalu bersemangat soal gosip."

Dengan kebijaksanaan mutlak, Fengjiu menjawab, "Tentu saja Bibi tidak mencemaskan hal
semacam ini. Aku juga tidak. Tetapi, ayo, lanjutkan."

Bai Qian mengangguk dan melanjutkannya tanpa tergesa.

"Benar sekali, kita berdua bukan tipe yang suka ikut campur dengan urusan orang, jadi kau
juga pasti tidak akan berpikiran demikian. Donghua Dijun yang kita semua pikir adalah
seorang pria yang terhormat ... kita telah ditipu habis-habisan. Sudah bagus kau memutuskan
takdirmu dengannya tiga ratus tahun yang lalu. Suatu keberuntungan, Langit membantumu
melepaskan takdir itu sampai tuntas."

Fengjiu mengangkat kepalanya penuh perhatian.

56
Collected & Merged by raperiadisepti.com
"Mereka mengatakan bahwa Donghua menyembunyikan seorang wanita cantik di dalam
Istana Taichen, dan ia benar-benar jatuh hati padanya," Bai Qian berkata sambil mengupas
sebuah kacang kenari.

Fengjiu meletakkan cangkir tehnya dan menurunkan pandangannya.

"Kalau begitu, inilah mengapa Yang Mulia Donghua tidak pernah meninggalkan Istana
Taichen selama bertahun-tahun."

Ia pun tertawa kecil, "Tentu saja, apabila di sisinya ada gadis cantik, ia tak akan pernah
merasa kesepian lagi tanpa perlu meninggalkan kediamannya."

Bai Qian menyerahkan sebutir kenari yang telah dikupas pada Fengjiu.

"Kau tidak perlu terlalu mempedulikannya. Kalian berdua kan memang tidak ada hubungan
apa pun lagi. Aku memberitahu ini padamu bukan untuk membuatmu kesal."

Fengjiu mengangkat kembali cangkir tehnya dan bertanya, "Kira-kira siapa, ya, yang begitu
dicintai oleh Dijun?"

"Aku pernah bertanya pada Siming satu kali, bukannya aku mau, ya. Aku tidak terlalu peduli
pada masalah ini. Akan tetapi, Siming juga tidak mengetahui apa-apa. Setelah rahasia ini
menyebar, semua orang mulai menebak-nebak, siapakah dewi misterius itu. Tapi Donghua
tidak pernah membuka mulutnya sekali pun mengenai masalah ini. Karena itulah mereka
semua tidak bisa memikirkan nama lain selain adik angkatnya, Zhi'he. Namun, menurutku,
Zhi'he berada di dunia manusia selama ini. Kurasa bukan dia orangnya."

Fengjiu menggenggam cangkir tehnya dan mendengarkan dengan saksama.

Bai Qian menyesap tehnya sekali lagi lalu melanjutkan.

57
Collected & Merged by raperiadisepti.com
"Sementara untuk si cantik jelita, ia benar-benar ada. Kudengar Donghua meninggalkan
Istana Taichen dan pergi ke pemandian air panas dengannya minggu lalu. Mereka tertangkap
basah oleh Pangeran Liansong, karena itulah sekarang rumor itu menyebar."

Fengjiu terjatuh dan mendarat di tanah.

"Pemandian air panas ...?"

Ia bertanya seraya menopangkan tangannya ke kursi.

Bai Qian melihat ke bawah dengan terkejut dan melanjutkan, "Apa kau juga kaget? Aku
sangat terkejut! Rumor ini baru saja menyebar beberapa hari lalu, tapi setelah beberapa
analisis, kurasa ini cukup bisa dipercaya. Apa kau tahu Cheng'yu Yuanjun yang disukai oleh
Pangeran Liansong? Sebelum aku kembali, Cheng'yu yang merawat A Li. Kudengar,
Cheng'yu sebenarnya adalah putri tidak sah dari Donghua dan dewi ini."

Di tengah usahanya memanjat, Fengjiu kembali jatuh ke tanah. Ia sangat paham akan
posisinya. Ia adalah seorang janda. Ada pepatah terkenal dari dunia manusia: 'banyak skandal
yang menanti di depan rumah seorang janda.'

Fengjiu baru saja menyadari bahwa bukan karena dirinya adalah seorang janda yang
bermartabat, sehingga tidak ada skandal apa pun menimpa dirinya selama tiga ratus tahun
menjanda. Nyatanya adalah karena Qingqiu adalah tempat yang damai.

Di sisi lain, Fengjiu baru saja tiba di Jiuchongtian beberapa hari dan sudah terjadi rumor yang
terbang hingga ke atap. Mendengar rumor semacam itu sekarang membuatnya khawatir.

Fengjiu merasa bahwa ia belum melakukan tugasnya, hidup sebagai janda yang baik kalau ia
terperangkap dalam skandal ini. Bahkan tiga ratus tahun lalu, ia tidak akan senang jika
disandingkan dengan Donghua melalui gosip semacam ini.

58
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu menguasai satu hal yang bahkan bibinya, Bai Qian tidak sanggup. Ketika
menghadapi masalah membingungkan, Bai Qian tidak akan pernah bisa melupakannya. Akan
tetapi, Fengjiu tidak begitu; ia menghadapi masalah hanya sebagai kemampuannya.

Menurut Fengjiu, kelebihan terbaiknya bukanlah memasak. Siming pernah memujinya satu
kali karena ketabahannya dalam berusaha tapi juga tegas ketika ia memutuskan untuk
melepaskan. Ia percaya kelakuannya sesuai dengan pujian Siming.

Sebelumnya, Fengjiu tidak mempersiapkan dengan matang; lalu ia mengingat sebuah pepatah
ciptaannya. Setelah menjalani hidup selama 30.000 tahun, ia telah membentuk koleksi
substansial dari berbagai pribahasa berdasarkan pengalamannya.

Fengjiu harus menggali ingatannya yang paling lama sebelum akhirnya berhasil
mengingatnya: 'Seseorang tidak boleh terikat dengan seorang pria yang terikat dengan
wanita lain, tak peduli seberapa hebatnya pria tersebut. Terlebih lagi jika pria itu terikat
dengan pria lain.'

Fengjiu pernah hidup dan mati demi dirinya tapi ia tidak pernah memperhatikannya sama
sekali. Ia bahkan mungkin malah mencintai orang lain.

Fengjiu merendahkan statusnya sendiri untuk menjadi seorang pelayan, menghabiskan


ratusan tahun menyapu dan membersihkan debu di istananya. Fengjiu bahkan tidak masuk
kualifikasi untuk berbicara dengannya.

Seluruh kejadian ini--Fengjiu bisa berpura-pura tidak pernah terjadi. Sudah seharusnya ia
menghindari apa yang dapat dihindari.

Menyadari hal ini, Fengjiu memastikan untuk menjaga jarak darinya. Namun, untuk beberapa
alasan, jarak antara mereka justru semakin terkikis. Ia telah berpikir untuk waktu yang lama
dan memutuskan untuk lebih banyak berusaha menjauh darinya mulai dari sekarang.

59
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Sayangnya, baru saja Fengjiu mengambil keputusan ini, ia menyadari bahwa gelang
kekuningan yang selalu dikenakannya di pergelangan tangannya, hadiah dari Qingti, telah
menghilang. Itu adalah gelang yang sangat penting.

Dengan hati-hati Fengjiu mencoba mengingat kejadian-kejadian lalu dan menebak bahwa ia
pasti menghilangkannya di belakang Istana Taichen milik Donghua malam itu.

Sebelum mereka menjaga jarak lebih jauh, Fengjiu harus datang dan mengunjunginya untuk
yang terakhir kalinya.

Namun, ini sungguh urusan yang menghebohkan. Fengjiu harus super hati-hati, jangan
sampai ia membuat orang-orang di sekitarnya sadar. Betapa rumitnya.

Fengjiu mengevaluasi situasi dan ingat kalau tanggal 5 Mei tinggal sebentar lagi. Meskipun
Donghua tinggal menyendiri di Langit ke-13, ia masih punya tanggung jawab yang tak
dilepaskannya pada Tianjun, seperti menyimpan catatan para dewa.

Ada pepatah: "Kenakan rok hijau, mendatangi gerbang Langit; bersyukur pada Langit dan
Bumi, beri penghormatan pada Dongjun."

Setiap tahunnya ketika manusia naik ke Langit sebagai dewa-dewi baru, mereka akan mampir
ke Aula Qing Yun, dan Donghua yang akan memberikan mereka gelar yang sesuai.

(T/N : Aula ini 青雲 (qīng yún) atau Awan Hijau berbeda dengan kediaman milik A Li
yang disebut 慶雲 (qìng yún), atau Awan Keberuntungan.)

Seperti yang selalu dipraktikkan, Donghua Dijun akan tetap di belakang mengecek catatan di
Cermin Lianxin yang tergantung di Aula Qing Yun ketika semua orang mengambil cuti di
akhir.

Fengjiu menduga bahwa tak ada kesempatan yang lebih baik untuk datang menemuinya di
saat itu.

60
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pada hari kelima di bulan Mei, burung Luan memenuhi udara dengan kicauan mereka dan
bunga Mandarava mekar di dalam hujan.

(T/N : 鸞鳥 luan niao – seekor burung istimewa berbulu merah dan lima garis warna;
pertanda kedamaian. Di buku ke-empat 淮南子Huainanzi, dikatakan bahwa 羽嘉yujia
melahirkan 飛龍feilong, yang kemudian melahirkan 鳳皇fenghuang, lalu
melahirkan 鸞 luan, yang kemudian melahirkan segala makhluk berbulu lainnya.)

(T/N : Bunga Mandarava – bunga ajaib yang sering disebutkan namanya di naskah
Buddhist; dinamakan berdasarkan seorang putri yang melepaskan status bangsawannya
demi menjalankan Dharma.)

61
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 2 Part 2

Tadinya, Fengjiu telah berencana untuk kemah di luar Aula Qing Yun, tapi A Li terus saja
menempelinya sejak pagi. Si buntalan A Li semakin pintar saja belakangan ini.

Saat Fengjiu tiba di Langit ke-36, ia tidak mendengar suara yang mengindikasikan upacara
sedang berlangsung.

Fengjiu pikir bahwa upacaranya pasti telah selesai.

Berpura-pura mengusap keringatnya, ia menutupi separuh wajahnya dengan sebuah sapu


tangan dan bertanya pada dewa yang berjaga di depan pintu, "Yang Mulia ... apakah ia
sedang sendirian di dalam?"

Penjaga itu adalah pria gagap, namun ia adalah pria gagap yang bertanggung jawab.

Ia menghalangi pintu masuk dan bertanya padanya, "Bolehkah hamba ber ... bertanya ... siapa
nama Anda?"

Fengjiu menarik sapu tangannya menutupi seluruh wajahnya kali ini, hanya menyisakan
bagian dagunya, kemudian menjawab, "Bai Qian dari Qingqiu."

Penjaga itu membungkukkan tubuhnya sopan dan berkata, "Yang Mulia Bai Qian, Donghua
Dijun ... me-memang ... sedang ... sendirian di dalam."

Fengjiu menghela napas lega dan berterima kasih padanya selagi berkata: "Aku ingin
berbicara secara pribadi dengannya jadi tolong jangan biarkan siapapun masuk. Aku akan
bermurah hati menunjukkan rasa terima kasihku setelah ini."

Lalu Fengjiu pun masuk ke gerbang. Penjaga itu tidak berani menghentikannya, tapi ia tidak
mengizinkannya masuk dengan sukarela. Ia menggaruk kepalanya frustasi.

62
Collected & Merged by raperiadisepti.com
"Apa kau sebegitu bahagianya bertemu denganku?"

Fengjiu bertanya sambil memutar tubuhnya.

Setelah berpikir sejenak, ia menambahkan, "Haruskah aku memberikanmu tanda tangan?"

Penjaga itu menggelengkan kepalanya dengan cepat dan berkata, "Donghua Dijun, sendirian
... di ... dalam ..."

Fengjiu mengangguk seraya mengerti setelah terdiam sesaat.

"Apakah ia telah lama menunggu? Kau perhatian sekali. Kalau begitu, aku masuk."

Kemudian ia masuk dengan tergesa.

Ketika punggung Fengjiu menghilang di kejauhan, penjaga itu akhirnya berhasil


mengucapkan sisa perkataan yang tersangkut di tenggorokannya, "Sendirian, di dalam,
menuju sebuah pertemuan de ... dengan semua orang ... tidak bisa, tidak bisa ... diganggu."

***

Aula Qing Yun di Langit ke-36 adalah satu-satunya tempat di Jiuchongtian yang diselimuti
oleh awan berwarna biru langit. Dibangun menggunakan balok turmalin dan tembok
kecubung, selalu menjadi bangunan berhias dan luar biasa.

Akan tetapi, eksterior yang diplitur itu bukanlah bagian mengagumkannya. Kelebihan
utamanya adalah kualitas kedap suaranya.

Sayangnya, Fengjiu, tidak menyadari hal ini. Ia menguping sejenak, lalu karena tak
mendengar suara apa pun, memutuskan bahwa Donghua pasti memang sendirian saja di
dalam sana.

63
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu diajari sendiri oleh Bai Zhen sejak usianya masih muda bahwa jika ia ingin menagih
utang, ia harus memulainya dengan berbasa-basi. Tapi jika hal ini gagal, ia harus
berkonsentrasi pada tiga kata mudah ini: cepat, akurat, dan tanpa belas kasihan.

Gelangnya pasti hilang di belakang kediaman Donghua Dijun tapi ia tidak bisa mengabaikan
kemungkinan bahwa Donghua akan menyangkal klaimnya. Karenanya, jika ia menginginkan
gelang itu kembali, Fengjiu harus menjejalkan berbagai fakta miliknya ke kepala Donghua
dan membuatnya mengaku di awal.

Fengjiu mengulangi tiga kata 'cepat', 'akurat', dan 'tanpa belas kasihan' lagi, menarik napas
cepat dan ... mengangkat kakinya untuk membuka pintu aula. Ketika kakinya sudah terjulur
separuh, Fengjiu mendadak mengubah pikirannya. Ia mundur dan memilih menggunakan
tangannya.

Suara Fengjiu menjadi satu-satunya suara di dalam aula, kencang dan jelas.

"Malam itu aku kehilangan gelang kekuningan milikku. Mungkinkah ada pada Yang Mu ..."

Perkataannya mendadak tertahan di lidahnya.

Ada orang di Aula Qing Yun.

Bukan hanya orang, namun segerombolan orang.

Mati rasa, Fengjiu menatap dua baris panjang bangsawan yang tengah membungkuk. Mereka
semua mengenakan jubah pelajar; sudah jelas mereka tengah dianugerahi berbagai gelar ilahi.

Di bawah tempat duduk kebangsaan ada seorang dewa yang tengah berlutut; di tangannya ada
sebuah tablet bambu. Ia baru maju sebelum Donghua membacakan berbagai pencapaian
jasanya.

(T/N : 笏 (hu) sebuah tablet yang terbuat dari giok, gading, atau bambu yang dipegang
oleh petugas setiap kali mereka menghadiri pertemuan.)

64
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pada saat ini semua orang telah beralih melihat ke arah Fengjiu dengan ketakutan karena
perkataannya yang lancang. Satu-satunya orang yang tidak menunjukkan emosi apa pun
adalah orang yang sama yang duduk di singasana emas. Donghua menyandarkan lengannya
di sandaran kursi tanpa tertarik sedikit pun. Ia menatap ke arah Fengjiu dari atas sana.

Fengjiu tersentak sejenak.

Ia mendorong pintu aula dan berjuang keras berkata dengan nada tenang: "Maafkan aku.
Tidur sambil berjalan ... ceroboh ... tersesat."

Suara Donghua pun terdengar ke telinga Fengjiu dengan tempo yang tak tergesa.

"Gelang itu ... memang tertinggal di tempatku."

Fengjiu jatuh tersandung ambang pintu.

Donghua sengaja mengambil sebuah hiasan rambut berbahan giok putih yang lembut dan
indah, lalu berkata santai, "Kau melupakan hiasan rambutmu juga."

Seseorang di aula menelan ludahnya gugup. Fengjiu menjatuhkan diri ke lantai dan berpura-
pura mati.

Seluruh aula tenggelam dalam keheningan. Suara Donghua pun terdengar lagi, sangat santai
dan lambat.

"Dan ini ada bros bunga yang kau jatuhkan di pemandian air panas."

Ia menjeda, kemudian dengan kepercayaan diri yang natural berkata, "Kemari dan ambillah."

Fengjiu menutupi wajahnya dan menyeret dirinya bangun dari pintu.

Ketakutan, ia membalas, "Aku sungguh tidur sambil berjalan ... benar-benar datang ke tempat
yang salah."

65
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua menopang pipinya dan berkata, "Ada juga ..." seraya akan mengeluarkan sesuatu
lagi dari lengan pakaiannya.

Fengjiu menghentikan tangisannya dan dengan cepat menghilangkan wajah malangnya dan
mengubahnya jadi serius.

"Oh, lihat, aku tiba-tiba saja terbangun. Pikiranku sudah sangat jernih sekarang."

"Mungkin karena aura yang terlalu luar biasa di sini," Fengjiu kemudian menambahkan
seolah ia baru saja menyadarinya.

Fengjiu maju dan membungkuk secara seremonial.

"Memang benar aku datang kemari untuk mengambil beberapa benda dari Anda, aku tidak
salah tempat. Aku minta maaf karena telah merepotkan Anda untuk menyimpankan mereka."

Fengjiu malu juga segan di saat yang bersamaan.

"Betapa gegabahnya diriku hingga menggangu semua orang. Aku benar-benar minta maaf.
Aku akan memperbaikinya di lain hari."

Fengjiu melakukan setiap tindakannya dengan lancar bahkan dirinya sendiri pun tercengang.
Donghua masih belum bereaksi. Semua orang mengikuti dan berdiam diri.

Fengjiu menggertakkan giginya lalu menapakkan kaki ke atas podium. Donghua


mendongakkan kepala untuk melihat wajah stresnya. Di matanya terpercik sebuah senyum
samar yang dengan cepat menghilang secepat datangnya.

Donghua mengulurkan tangan kanannya. Di dalamnya terdapat sebuah gelang kekuningan,


hiasan rambut giok putih dan sebuah bros bunga. Entah mengapa Fengjiu tida-tiba
kebingungan.

66
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua dengan santai berkata, "Kenapa kau tidak mengambilnya? Atau kau menungguku
menyerahkannya langsung padamu?"

Buru-buru Fengjiu mengambilnya, dan dengan gestur yang salah seolah ia tengah menerima
sebuah titah penting. Setelahnya, ia bahkan mengingat untuk keluar dengan posisi bungkuk
menghormat yang sama.

Sesampainya di depan pintu, segala rasa malu langsung menjalari wajah Fengjiu secepat ia
melarikan diri.

Semua orang di Aula Qing Yun tetap berdiri khidmat. Dewa yang tengah berlutut di lantai
masih terbengong menatap kepergian bayangan Fengjiu. Beruntung, pelayan tua Donghua
tidak teralihkan oleh Fengjiu.

Mencoba membantu si pemuda yang berlutut, ia bertanya, "Kau sedang memberitahu kami
perihal pertarunganmu dengan naga laut lima ratus tahun yang lalu. Ketika Putri dari
Kerajaan Zhongrong yang kau selamatkan mati-matian ingin menikahimu, kau menolak
tawarannya ..."

Ia mencondongkan tubuhnya ke depan dengan gembira dan bertanya, "Lalu setelah itu, apa?"

Donghua meliriknya sekilas dan ia dengan bijak melegakan tenggorokannya mengeluarkan


suaranya. "Apa ... yang terjadi setelah itu? Silakan lanjutkan laporanmu ..."

***

Malam itu setelah pertemuan di Aula Qing Yun dibubarkan, seperti tradisi yang selalu
diadakan, Tianjun memerintahkan untuk membuat perjamuan makan untuk merayakannya di
Taman Sinar Bulan.

Para dewa-dewi muda yang baru datang ke Langit untuk pertama kalinya tentu saja merasa
luar biasa akan segala hal yang mereka lihat.

67
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di bawah sebuah kanopi yang belum begitu berbunga, seorang dewa bertampang pintar
berbisik pada yang lainnya, “Kau sudah melihat begitu banyak dewi di Langit hari ini, tapi
sudahkah kau melihat salah satu yang berasal dari Kerajaan Qingqiu?”

Kemudian ia pun menambahkan dengan berbisik rahasia, “Kudengar di jadwal kehadiran


malam ini ada Gugu dan keponakannya, Fengjiu. Kudengar keduanya terkenal
kecantikannya. Sangat cantik, bahkan para dewi di Langit ini pun bukan tandingan mereka.”

Dewa muda yang diajak bicara adalah dewa yang sama yang berlutut di lantai pagi ini.
Setelah jasanya ditulis, ia ditunjuk dengan pangkat Zhenren. Menggunakan marganya saat
menjadi manusia, ia sekarang dipanggil dengan sebutan Chen Zhenren.

Wajah Chen Zhenren memerah ketika ia menjawab tak berdaya, “Dewi ... yang menerobos
masuk ke dalam Aula Qing Yun pagi ini ... apakah ia juga akan berada di sana?”

Dewa yang satunya menutupi mulutnya, terkejut dan balik berbisik, “Aku sudah bertanya
kesana kemari, dan sepertinya ia adalah adik angkat Dijun, Putri Zhi’he. Dilihat dari kejadian
pagi ini, perasaan Dijun untuk adik angkatnya pasti bukan perasaan biasa.”

Ia kemudian berseru, “Oh, ia sangat cantik. Benar-benar sangat cantik. Bahkan aku yang
biasanya tidak terpengaruh akan keinginan duniawi masih menatapnya dengan kagum. Kau
pun terpesona, tentu saja, akan tetapi ...” ia menampar bahu Chen Zhenren, “Kau dan aku
adalah manusia yang mendapatkan keabadian. Menurut peraturan, bahkan jika Dijun tidak
memiliki perasaan apa pun pada adiknya, kita hanya bisa mengaguminya dari kejauhan.”

Chen Zhenren menundukkan kepalanya suram.

Taman Sinar Bulan di Langit ke-32 menggantung lebih tinggi dari bulan itu sendiri. Untuk
alasan itulah, cahaya bulan tidak sampai menyinari taman tersebut. Sebagai gantinya, seluruh
tempat diterangi seterang siang hari dengan menggantungkan mutiara malam di pepohonan.

68
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Jiuchongtian punya sebuah kebiasaan buruk. Para dewa-dewi berpangkat tinggi selalu datang
ke pesta semacam ini tepat waktu, seolah ingin menunjukkan mereka kebanjiran pekerjaan
dan tak tahan untuk segera kabur.

Untungnya, Donghu dan Liansong bukanlah bagian dari grup ini. Mereka selalu datang
sangat awal atau sangat terlambat, atau mereka tidak muncul sama sekali. Mereka tidak
pernah tepat waktu ...

Kali ini, keduanya menganugerahkan semua orang dengan kehadiran mereka meskipun masih
tersisa cukup banyak waktu.

Para pelayan muda telah mengatur sebuah meja untuk mereka di belakang sebatang pohon
lebat agar tak membuat yang lainnya merasa tidak nyaman dengan aura besar kehadiran
mereka.

Ketika Chen Zhenren dan para dewa lainnya sedang berbincang, mereka sedang berdiri di
dekat pohon ini. Setiap perkataan mereka telah didengar oleh kedua dewa yang duduk di
belakangnya.

Pada saat ini, Donghua sedang membongkar menara Haotian yang baru saja diberikan oleh
Liansong. Menara Haotian merupakan sebuah senjata gaib yang dapat menaklukkan segala
macam iblis dan setan.

Liansong membawakannya untuk Donghua agar mereka dapat mengutak-atiknya sehingga


menara itu juga dapat menaklukkan para dewa. Tujuannya adalah untuk membuat menara itu
menjadi peringkat pertama dalam Catatan Senjata Gaib, mengalahkan Jiulihu yang baru
dikembangkan oleh Moyuan, menurunkannya satu tingkat.

Pangeran Liansong meletakkan kipasnya agak jauh dan menuangkan anggur untuk mereka
berdua.

Sambil tersenyum, ia berkata, “Kudengar kau menggoda Fengjiu di depan semua orang di
Aula Qing Yun pagi ini. Coba duduk dan beritahu aku, mengapa pelayan setiamu, Zhonglin
69
Collected & Merged by raperiadisepti.com
harus mencariku guna meminta nasihat perihal bagaimana caranya melindungi
kehormatanmu?”

Donghua menatap ke menara di tangannya dan berkata, “Meminta nasihat darimu? Apakah ia
masih mengantuk?”

“Aku tidak akan beradu kata denganmu.”

Ketika Liansong selesai meneguk secangkir anggur, ia tiba-tiba teringat akan sesuatu.

“Ada hal penting yang harus kuberitahukan padamu. Aku lupa soal itu saat kita bicara di luar
topik.”

Liansong menepukkan kipasnya ke atas cangkir anggur terdekat kemudian melanjutkan.

"Tampaknya ada pergerakan di bagian Selatan dari Klan Iblis.”

Donghua tetap fokus pada menara Haotian yang baru saja dibongkarnya dan bertanya, “Apa
yang terjadi?”

Liansong menyandarkan dirinya ke kursi.

Matanya berkedip saat ia membalas perlahan, “Siapa lagi kalau bukan salah satu dari
Pemimpin Klan Iblis, Yan Chiwu, apa kau masih mengingatnya? Dia yang datang untuk
berduel denganmu karena perjodohanmu dengan putri pertama Klan Iblis.”

Masih dengan sikap acuh tak acuh, Liansong melanjutkan, “Ia menggunakan Giok Pengunci
Arwah untuk menjebakmu masuk ke dalam Lingkup Teratai Jahat, membuatmu menderita
dan kehilangan muka sejenak di sana, ingat yang itu juga?”

Dengan suka cita, Liansong berkata lagi: “Jika bukan karena seekor bayi rubah muncul entah
dari mana untuk menolongmu, mungkin kau sudah kehilangan separuh dari kekuatan
hidupmu.”

70
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Kemudian Liansong menyimpulkan semuanya dengan nada penyesalan yang kentara: “Tentu
saja kau akhirnya berhasil keluar dari perangkap itu dan memberikan Yan Chiwu pelajaran
brutal hingga kedua orang tuanya tak sanggup mengenalinya. Tapi ia masih tetap salah satu
Pemimpin Klan Iblis. Aib sebesar itu terlalu besar untuk ditanggungnya. Sekarang ia ingin
melakukan tanding ulang agar ia bisa menghapuskan penghinaan yang dulu.”

Mata Donghua sedikit bergerak saat ia berkata kosong, “Aku akan menanti undangannya.”

“Kupikir kau sudah lama pensiun dari urusan duniawi,” kata Liansong dalam
keterkejutannya.

“Ataukah kau masih berpikir kalau ia menculik bayi rubahmu?”

Liansong mengernyit.

“Bukankah kau sendiri sudah melakukan perjalanan ke Klan Iblis tiga ratus tahun lalu dan
memastikan sendiri kalau bayi rubah itu tidak ada di sana?”

Menghela napasnya, Liansong berkata, “Omong-omong ... dunia ini begitu besar, tidak
bisakah kau mencari rubah lain?”

Beberapa waktu berlalu ketika Liansong kembali bertanya saat menyadari sesuatu,
“Bukankah Fengjiu dari Qingqiu juga seekor rubah merah? Yah, ia adalah rubah merah
berekor sembilan, tapi tetap saja seekor rubah merah ... Jangan bilang karena alasan ini, kau
...”

Donghua menopangkan pipinya ke tangannya dan menatap melewati dedaunan yang lebat.

"Keduanya adalah hal yang sepenuhnya berbeda.”

Mata Donghua tanpa sengaja terhenti pada Fengjiu yang tengah cemberut mengikuti Bai Qian
memasuki area taman.

71
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu mengenakan gaun putih, rambutnya dihiasi dengan sebuah pita bunga berwarna
putih. Ekspresinya dingin. Ketika Fengjiu tidak berbicara, ia tampak cukup halus dan
bermartabat.

Bai Qian mempunyai pengelihatan yang buruk akan tetapi mata Fengjiu masih normal.
Dengan satu lirikan ia bisa tahu bahwa Donghua sedang duduk bersandar di kursi,
mengamatinya dari balik dedaunan.

Fengjiu mundur dan menggelayuti lengan Bai Qian untuk memohon.

“Menjadi seorang janda, aku pikir lebih baik mematuhi tata kesopanan dan tidak
memamerkan diriku di tengah-tengah ...”

Bai Qian dengan cepat memotongnya.

“Jadi menurutmu datang dengan bibimu tidak sepantas menolong Zheyan menaklukkan
Monster Chiyan untuk Kakak Keempatku hanya untuk menjadikannya seekor tunggangan
baru. Jika memang begitu ...”

Fengjiu gemetar dan mencengkeram lengan Bai Qian lebih kuat.

“Beruntung, peraturan untuk para janda tidaklah seketat itu. Ada baiknya untuk keluar kini
dan nanti ...”

Ia tergagap sejenak dan berbohong, “Baik untuk kesehatan fisik dan pikiran seseorang.”

Bai Qian tersenyum cerah dan mengangguk, “Kau benar sekali.”

Kedua bangsawan dari Qingqiu itu memasuki taman dengan elegan, satu per satu. Para dewa-
dewi baru pun menoleh, terpana menatap kehadiran mereka.

Beruntungnya, pelayan perjamuan makan ini sudah terbiasa melihat kedua wanita cantik ini
dan dengan cekatan membawa mereka menuju tempat duduk mereka.

72
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di belakang pepohonan, Liansong mengetukkan kipasnya ke meja batu dan berkata pada
Donghua, “Apa tujuanmu sebenarnya padanya? Apakah kau hanya merasa kalau dia cantik,
atau ...”

Donghua berhenti menatap. Seulas senyuman muncul di matanya, dan dengan cepat
menghilang.

“Dia memang benar-benar menarik.”

Liansong menggunakan bakatnya sebagai seorang penakluk wanita untuk mengintepretasikan


perkataan Donghua, namun setelah nyaris setengah harian, masih juga belum sepenuhnya
mengerti.

“Menarik dalam artian ...”

Di saat itulah, seorang petugas yang berdiri dekat takhta di atas mengumumkan: “Yang Mulia
Penguasa Langit telah tiba~~~”

Liansong menghela napas dan berdiri, memberi tahu Donghua: “Singkirkan dulu menara
Haotian-nya.”

***

Perjamuan makan malam ini di Taman Sinar Bulan adalah makan malam yang hangat.
Meskipun demikian, ini juga tidaklah senyaman yang dikira.

Selama berlalunya waktu, tiap Tianjun naik takhta atau turun takhta. Hanya Donghua Dijun
yang tetap duduk diam tak berubah di tanah suci Daoist Trinity.

Selama bertahun-tahun, pernah beberapa kali bahkan Tianjun pun dijadikan topik
pembicaraan ketika minum-minum, tetapi tak seorang pun pernah mengaitkan Donghua. Ini
adalah pertama kalinya ada rumor tentang dirinya.

73
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Kabar itu terbang langsung dari langit pertama hingga ke-36 menuju telinga Tianjun seperti
bintang jatuh.

Korban pertama tentu saja adalah Donghua. Yang lainnya, karena semua orang kurang
berimajinasi, adalah si malang Putri Zhi’he yang polos.

Akan tetapi, apa pun yang dipikirkan oleh Zhi’he, ia tidak pernah menyanggah setiap kali ada
seseorang yang bertanya padanya, malahan hanya menjawab dengan senyum simpul.

Tianjun yang berkuasa pun punya sebuah kebiasaan memandang tinggi dirinya sendiri. Ia
pikir ia adalah seorang penguasa yang sangat mengerti rakyatnya.

Cerita yang sangat terkenal adalah bahwa Donghua jatuh cinta pada Putri Zhi’he. Karena ia
juga adalah seorang Dewi Langit, Tianjun memutuskan inilah saatnya untuk membawa
Zhi’he kembali, sebagai hadiah untuk Donghua.

Saat Tianjun telah mengambil keputusan, ia memutuskan untuk mengumumkannya di acara


semi-intim, semi-formal seperti ini selagi Zhi’he belum pergi.

Akan tetapi, Tianjun juga harus menurunkan titahnya dengan cara yang natural agar tak
seorang pun mencurigainya, mengutamakan kepentingan Donghua, lalu di saat bersamaan
membuat fakta bahwa Donghua sekarang akan berutang satu hal padanya.

Pernah mendengar bahwa Zhi’he adalah seorang penari berbakat, Tianjun akhirnya
memutuskan untuk menyuruh delapan belas dewi menari di belakang tarian favorit Zhi’he
‘Bangau di Langit’.

Menjadi gadis yang cerdas, Zhi’he tentu tidak mengecewakan dan membawakan tarian
‘Bangau di Langit’ seolah itu adalah ‘Phoenix di Langit’. Ditambah lagi, bukan hanya ada
satu phoenix; ada sekawanan dari mereka, terbang melayang lurus menuju sembilan lapis
awan. Semua orang yang berada di bawah panggung terpukau dengan mata yang terbuka
lebar.

74
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Saat tarian itu berakhir, Tianjun memimpin dengan bertepuk tangan beberapa kali, dan
secepatnya, suara menggelegar dari banyaknya tepukan tangan pun menyusul.

Tianjun melihat ke panggung dan bertanya meskipun telah mengetahui jawabannya, “Apakah
yang menari barusan adalah Putri Zhi’he yang dikirim ke Gunung Qilin tiga ratus tahun yang
lalu?”

Semua orang langsung setuju.

Tianjun terlihat berpikir sejenak setelahnya berkata, “Aku tidak percaya seorang dewi yang
diasingkan bisa begitu berbakat. Aku menganggap tiga ratus tahun penyesalan di dunia
manusia tampaknya sudah cukup. Ia boleh kembali ke Jiuchongtian besok.”

Kemudian Tianjun menoleh ke arah Donghua dan berkata, “Donghua Dijun, bagaimana
menurutmu?”

Sungguh sebuah akting yang hebat.

Berdiri di panggung, bahan gaun Putri Zhi’he berkibar selayaknya ilusi mimpi ketika ia pun
diam-diam melihat ke arah kakak angkatnya.

Donghua lagi-lagi memainkan menara Haotian. Setelah mendengar ini, ia pun melirik sekilas
ke arah Zhi’he dan mengangguk.

“Terdengar bagus.”

Di saat bersamaan terdengar suara pecah dari arah diagonal kebun. Ketika semua perhatian
mengarah ke sana, cangkir teh porselen milik Fengjiu sudah teronggok di atas meja, pecah
jadi empat bagian.

Donghua tertegun. Liansong bersembunyi di balik kipasnya dan menopang dagunya.

“Kau lihat? Ia menghancurkan cangkir itu hanya dengan satu tangan. Cukup menakutkan.”

75
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu yakin sekali ketika Donghua berkata, “Terdengar bagus,” bibir Zhi’he
menyunggingkan senyum mengejek saat menghadap ke arah Fengjiu.

Fengjiu masih ingat ajaran Ayahnya, Bai Yi: ‘Meskipun kau masih muda, ingatlah akan
jabatan dan tanggung jawabmu. Jangan bertengkar dengan orang lain atau membiarkan
mereka membuatmu jadi lelucon. Tidak masalah jika kau mencoreng namamu sendiri, tapi
jangan pernah biarkan posisimu diremehkan.’

Fengjiu terus mengingat perkataan ini di hatinya selama tiga ratus tahun. Meski di saat yang
langka ada seseorang yang mencelanya, ia sungguh melatih dirinya untuk memiliki pikiran
yang murah hati.

Tetapi menghadapi Zhi’he kali ini, segala macam sopan-santun tiap hari ini, mati saja
sekarang.

Putri kecil dari Istana Taichen ini pernah benar-benar bersalah padanya, menorehkan sebuah
luka di hatinya.

76
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 2 Part 3

Cerita lama ini dimulai lebih dari dua ratus tahun yang lalu. Fengjiu hanyalah seorang anak
kecil yang bodoh saat itu. Ia pergi sendirian ke Gunung Qinyao di tanah selatan dan tanpa
sengaja memprovokasi seekor iblis macan.

Iblis itu nyaris saja memakannya ketika Donghua Dijun lewat dan menyelamatkan nyawanya.
Fengjiu pun mengabdikan diri sepenuhnya pada Donghua sejak saat itu. Untuk membayar
kebaikannya, ia malah berakhir berutang budi pada Siming.

Fengjiu menyelinap masuk ke dalam Istana Taichen di Langit ke-13 dan menjadi seorang
pelayan di sana. Ia mencoba yang terbaik tapi tidak memiliki cukup keberuntungan. Terlebih
lagi, adik angkat Donghua, Putri Zhi’he, telah meletakkan segala macam rintangan untuk
mempersulit dirinya.

Donghua tidak begitu memperhatikan urusan domestiknya. Ia juga tak memiliki seorang
Ratu, jadi segala hal yang terjadi di dalam Istana diawasi oleh Zhi’he.

Hari-hari Fengjiu terus dilalui penuh kesulitan. Kemudian, Donghua entah bagaimana
caranya tertipu masuk ke dalam Lingkup Teratai Jahat, pada akhirnya memberikan Fengjiu
kesempatan takdir terakhirnya.

Sejak masih sangat muda, Fengjiu selalu bertekad baja seperti seorang anak lelaki. Demi
menyelamatkan Donghua dari bahaya, ia tidak berpikir dua kali untuk menukarkan
penampilannya, suaranya, juga kesembilan ekor berharganya dan berubah menjadi seekor
bayi rubah.

Yah, Fengjiu mungkin memang punya motif tersembunyi. Ia kira bahwa dengan cinta yang ia
berikan sebagai balasan kebaikannya, Donghua mungkin akan balik mencintainya demi
membalas kebaikannya.

77
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Setelah kerja keras selama 2000 tahun, Fengjiu akhirnya mendapatkan sedikit hadiah. Tapi
kehidupan tidak pernah bisa ditebak.

Setelah lukanya membaik, secara tak langsung, Donghua membiarkan Fengjiu untuk berada
di sisinya siang dan malam, menemaninya. Fengjiu sungguh merasa bahwa itu adalah hari-
hari terbahagianya.

Meskipun sebagai bayi rubah, Fengjiu telah kehilangan segala kemampuan sihirnya, ia tetap
merasa sangat puas. Ia merasa sangat bahagia bahkan di dalam mimpinya.

Malam itu, Fengjiu tertidur lelap. Pagi harinya, ia terbangun oleh burung yang mematuk ke
jendelanya, meminta makanan. Di bantalnya terdapat tulisan tangan Donghua.

Donghua menuliskan bahwa ketika ia terbangun, ia harus datang ke atrium sehingga Donghua
dapat memberikannya makanan enak.

Fengjiu dengan bahagia melompat keluar dari ranjang dan langsung menuju atrium,
menggoyangkan satu-satunya ekor yang tersisa. Ketika ia sampai di sana, Fengjiu kaget saat
mengetahui ada Zhi’he di depan ranjang bunga, sedang menangis sambil berargumen dengan
Donghua soal sesuatu.

Fengjiu rasa itu bukan saat yang tepat baginya untuk datang jadi ia bersembunyi diam-diam
di balik sebuah pohon jujube terdekat. Karena ia dibesarkan dengan baik, Fengjiu tidak ingin
menguping pembicaraan mereka. Ia pun menurunkan kepala dan menutupi telinga tajamnya
dengan cakar-cakarnya.

Mereka terus saja berargumen cukup lama, kebanyakan berisi apa yang dikatakan oleh
Zhi’he. Tangisannya membuat Fengjiu tidak nyaman. Percakapan mereka akhirnya selesai.

Fengjiu menurunkan cakarnya perlahan ketika ia tiba-tiba mendengar Donghua berbicara


dengan nada suara yang rendah.

78
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Aku berjanji pada ayah angkat untuk menjagamu, jadi aku tidak akan pernah
meninggalkanmu. Kenapa kau harus cemburu pada seekor peliharaan?”

Lama setelah Donghua pergi, Fengjiu merangkak keluar dari balik pohon jujube.

Zhi’he tersenyum berkata padanya, “Kau lihat, kau itu hanya seekor peliharaan, jadi
bagaimana mungkin kau bermimpi untuk memiliki kakak angkatku? Tidakkah kau pikir itu
cukup menggelikan?”

Fengjiu merasa tersakiti tapi ia tetap berusaha kuat. Mendengar secara langsung Donghua
mengatakan hal semacam itu memang sakit, tetapi ia hanya mengatakan yang sebenarnya.

Mengejar Donghua dengan cara ini bukanlah pendekatan yang terbaik. Fengjiu sendiri
menginginkan lebih. Namun, ini baru permulaannya.

Mereka bilang bahwa, hujan itu mengalir.

***

Serentetan memori yang tak pernah ingin diingatnya membanjir kembali dan
membangunkannya dari mimpi indahnya. Satu per satu, semuanya terasa begitu menyakitkan.

Fengjiu selalu lebih berani dari kawan sejawatnya, tapi ia tetaplah seorang bayi. Dengan
segala kesulitan dan keluhannya, pada akhirnya ia pun jadi berkecil hati.

Zhi’he dengan telak telah memenangkan ronde perang psikologi kali ini. Fengjiu tidak peduli
jika ia kalah dari Zhi’he; ia hanya merasa sedih karena tidak mampu membuat Donghua
menyukainya.

Akan tetapi, Fengjiu sama sekali tidak mengerti kenapa Zhi’he sangat tidak menyukainya.
Bahkan ketika ia memutuskan untuk meninggalkan Jiuchongtian, Zhi’he masih saja membuat
hidupnya sulit.

79
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di malam Fengjiu meninggalkan Jiuchongtian, Zhi’he yang mengenakan sebuah gaun
pernikahan merah mendatanginya.

Berpura-pura baik, ia mengelus kepala Fengjiu dan berkata, “Aku telah bersama kakak
angkat selama 90.000 tahun. Ia adalah orang yang membesarkanku semenjak aku lahir, dan
sekarang akhirnya aku akan menikahinya. Aku sangat bahagia. Kau adalah seekor rubah kecil
yang baik, apa kau turut berbahagia juga untukku?”

Lalu sambil tersenyum samar, Zhi’he mencemooh, “Apa, tidak? Tapi, tentu saja, kau
memang tidak pernah bahagia melihatku bersama kakak angkat.”

Fengjiu masih mengingat secerah dan sebulat apa bulannya malam itu. Menginjak
bayangannya sendiri, membuat Fengjiu merasa bahwa ia menyeret langkahnya menuju sungai
takdir. Sungai itu begitu dalam dan bundar, seolah ingin menenggelamkannya.

Memori masa lalu kembali layaknya kabut sepintas.

Fengjiu melirik ke arah panggung di mana Zhi’he baru saja menyelesaikan tariannya. Tiga
ratus tahun masih terlalu singkat. Kenalan lamanya masih belum berubah.

Di masa itu, walaupun ditindas oleh Zhi’he, Fengjiu tetap keras kepala soal Donghua. Ia
dengan bodohnya menganggap penghinaan itu sebagai bagian dari percobaan yang diberikan
Langit, dan Zhi’he merupakan salah satu alat Langit untuk mengujinya.

Setelah meninggalkan Jiuchongtian dan entah bagaimana menjadi sadar, Fengjiu akhirnya
menyadari bahwa Zhi’he hanyalah rivalnya. Selama ribuan tahun ia membiarkan dirinya
ditindas tanpa alasan.

Akan tetapi, kalau ia sengaja berlomba kembali ke Jiuchongtian hanya untuk membalas rasa
sakit dan penderitaannya, itu akan jadi cukup menyedihkan.

80
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Bagaimana caranya Fengjiu membalaskan dendam selagi tetap terlihat murah hati? Ia
memikirkannya lama dan penuh perhitungan, tetapi setelah tidak mendapatkan solusi yang
memuaskan, ia memutuskan untuk menyerah.

Namun, seolah Langit mengerti dendam selama tiga ratus tahunnya dan sengaja mengatur
hari ini untuk Fengjiu. Bagaimana mungkin ia mengecewakan kehendak Langit, terlebih lagi
ketika lawannya tengah tersenyum memprovokasi. Apabila Fengjiu tidak membuat hal sedikit
sulit untuknya, ia akan memberikan senyum cantiknya sebagai balasan.

Saat gadis pelayan muda membawakannya cangkir lain, senyum mengejek Zhi’he tampak
makin merekah. Ia terlihat begitu puas dengan dirinya sendiri ketika raut menjengkelkan
makin terkumpul di sudut matanya.

Fengjiu menerima cangkir baru itu. Melihat Zhi’he meningkatkan provokasinya, bibirnya pun
melengkung mengukir sebuah senyuman.

Di sebelahnya, Bibi Bai Qian menatap Zhi’he lalu balik menatap Fengjiu.

Bai Qian menegur lembut, “Tianjun sedang mendiskusikan masalah resmi dengan
bawahannya. Sekarang dirimu adalah Ratu dari Qingqiu. Kau memiliki keberuntungan untuk
menyaksikan keagungannya dan mendengarkan pengajarannya, tapi bagaimana bisa, bukan
hanya tidak memperhatikan, kau malah tersenyum mendengar perkataan Beliau?”

Memang terdengar seolah bibinya tengah menegurnya, tetapi duet keduanya yang mereka
nyanyikan untuk mengelabui Ayah Fengjiu yang kaku bukan sesuatu yang dapat dilatih
hanya dalam jangka waktu seratus dua ratus tahun.

Dalam sepersekian detik, Fengjiu langsung paham. Ia meletakkan kedua tangannya dengan
sopan.

"Aku tidak berani. Aku hanya sedang berpikir ... saat seorang bawahan Qingqiu diasingkan,
ia harus mengumpulkan beberapa perstasi agar dapat dikembalikan pada statusnya yang

81
Collected & Merged by raperiadisepti.com
semula, menjadi seorang dewa. Belakangan ini, Paman ipar menyebutkan, terjadi kerusuhan
di tanah selatan.

"Aku selalu berpikir bahwa Putri Zhi’he, sebagai seorang dewi air akan dikirim ke medan
perang. Aku khawatir jika ia dikirimkan ke wilayah di selatan dan baru boleh kembali ke
Jiuchongtian setelah memenangkan pertempuran.

"Namun memang tampaknya itu hukuman yang terlalu berat. Manampilkan sebuah tarian
jauh lebih baik, bukan? Aku berpikir kalau kekhawatiranku ternyata sia-sia, jadi aku
tersenyum lega awalnya.

"Setelah itu, aku menyadari betapa baik dan penuh kebajikan peraturan Langit, karena itulah
aku tersenyum lagi dengan rasa hormat yang mendalam. Lalu kemudian, aku berpikir,
beruntungnya Putri Zhi’he yang dapat dimaafkan karena bakatnya, tapi bagaimana dengan
seorang dewi yang tak memiliki bakat untuk menebus kesalahannya jika ia melakukannya?
Untuk alasan inilah, aku tersenyum lagi dalam kebingungan.”

Para dewa-dewi yang hadir di sana semuanya dapat mendengarkan perkataan yang diucapkan
oleh bangsawan Qingqiu ini menyisihkan wajah penguasa mereka.

Fengjiu dengan sengaja menyanggah perkataan Tianjun, akan tetapi, ucapannya sangat tulus,
sangat rendah hati, dan sangat sopan. Dengan elegan, Fengjiu menangkup kedua tangannya
dan menghadap ke arah para dewa-dewi.

“Aku berasal dari tanah pedesaan, jadi aku tidak cukup berwawasan. Aku telah membuat
diriku terlihat memalukan di hadapan kalian semua.”

Fengjiu kembali duduk, dan dari jauh membuat gestur yang sama pada Tianjun.

Liansong menyenggol Donghua dengan kipasnya dan berkata, “Dia setara denganmu yang
suka menyemburkan kata-kata pahit. Ayahku pasti sedang mengalami sakit kepala sekarang.”

82
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua membalikkan cangkir tehnya di dalam telapak tangannya dan mengetahui akting
Fengjiu.

“Bagaimana mungkin? Aku jauh lebih handal darinya.”

Di tempat duduknya yang tinggi, Tianjun tidak menyangka bahwa kejadiannya akan berakhir
seperti ini. Namun, ia adalah penguasa Langit. Ia sudah banyak berlatih, ia mampu mengubah
wajahnya jauh lebih cepat ketimbang seseorang membalikkan halaman buku.

Menyapukan pandangannya sekilas ke seluruh area, tatapan matanya akhirnya mengerti


keadaannya sekarang.

Dengan suara beratnya, Tianjun berkata, “Pertanyaan yang diajukan Ratu Qingqiu memang
benar. Hukum dalam Langit memang selalu adil. Jika Zhi’he ingin kembali ke Langit, tentu
saja ia harus mendapatkan prestasi yang cukup.”

Tianjun berhenti sejenak, kemudian melanjutkan, “Tentu saja peraturan jelas tertulis, tapi
pemahaman kita tentang pergerakan aneh di wilayah Selatan masih belum meyakinkan. Kita
akan membahas topik ini lain kali saat kita lebih paham soal situasinya.”

Tak kenal lelah, Fengjiu tetap bersikap pantas. Menoleh ke arah Zhi’he di panggung, ia
melepaskan senyum kepuasan.

Wajah Zhi’he langsung berubah seputih lembaran kertas. Sepasang mata almond besar
menatap ganas ke arahnya, terlihat seolah api dapat menembak keluar kapan saja. Semuanya
jadi hening.

Suara dingin yang santai tiba-tiba terdengar, “Aku akan pergi menggantikannya.”

Tangannya yang masih mengelus menara Haotian pun terhenti ketika ia mendongak.

“Jika ia harus pergi ke medan perang demi kembali ke Langit.”

83
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Zhi’he mengangkat kepalanya. Wajah pucatnya kini bersemu merah muda, sorot kehidupan
pun kembali ke matanya.

Tianjun pun mendongak dan dengan santai menyapukan matanya ke semua orang di
bawahnya. Selain Donghua, Bai Qin adalah Dewi dengan pangkat tertinggi.

Saat Tianjun akan bertanya mengenai pendapatnya, Bai Qian berhenti memainkan kipasnya
dan memberikan senyuman yang kelewat hangat.

“Di Qingqiu, aku mendengar bahwa kedua orang tua Putri Zhi’he telah meninggal dunia.
Mereka mengangkat Dijun, dan sudah jelas Dijun mengingat kebaikan mereka.”

Tampaknya semua telah diputuskan. Fengjiu menatap dingin ke arah Donghua dan Zhi’he.
Fengjiu memasang senyuman tulus dan ikut serta bermain dengan bibinya.

“Betapa mengharukan cinta kasih Donghua Dijun untuk adiknya.”

Kemudian tanpa mempedulikannya, Fengjiu lanjut mengigit kuaci biji melonnya. Selain
dirinya, tak ada lagi yang berani membantah Donghua di hadapan semua orang.

Para dewa-dewi sibuk bergosip dengan semangat. Kebanyakan tak mengerti apa yang
sebenarnya terjadi, mereka hanya senang mendapatkan tontonan. Mereka hanya tahu satu hal,
bahwa sekarang mereka bisa memastikan rumor yang berseliweran kesana-kemari
sebelumnya.

Sebagai contoh, pagi ini Donghua menggoda seseorang di dalam Aula Qing Yun. Dan
ternyata orang itu bukanlah adik angkatnya Zhi’he melainkan si Ratu yang terkenal dari
Qingqiu—Yang Mulia Fengjiu.

Akan tetapi, ada juga yang cukup pintar dan berbisik karena mereka duduk cukup jauh:
“Sebenarnya, inilah menurutku. Coba beritahu aku jika ini terdengar benar. Ini mungkin
adalah pertarungan cinta antara si adik dengan si istri. Si adik mungkin saja memiliki
perasaan rahasia kepada kakaknya, dan si istri tidak tahan dengan adik kecilnya, sehingga ...”
84
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Setelahnya, si dewa ‘cepat tanggap’ ini, karena keahlian langkanya dalam menjelaskan secara
logis tentang suatu masalah, menjadi asisten Siming dalam menangani buku takdir.

Siming memberinya penghargaan tinggi; masa depannya tampak cerah.

Bai Qian hanya hadir kali ini karena suaminya, Yehua, tidak bisa datang. Melalui sepuluh mil
kebun persik, Zheyan datang berkunjung kemarin. Dewa berpangkat tinggi itu begitu
menjaga Bai bersaudara. Tampaknya ia datang untuk menceramahi Yehua soal satu dan lain
halnya.

Karena Yehua punya terlalu banyak pekerjaan penting lainnya yang harus ia kerjakan,
istrinyalah yang harus pergi menggantikannya. Bai Qian merasa repot dan tidak suka
bersosialisasi.

Ia melihat Tianjun kabur setelah tiga ronde minuman seperti yang selalu dilakukannya, jadi
Bai Qian pun demikian. Ia ingin menarik Fengjiu pergi juga, tapi memikirkan bagaimana
Fengjiu menutup dirinya seharian penuh di Istana Qing’yun dengan A Li, Bai Qian pun hanya
berhenti sejenak untuk mengingatkannya agar selalu berhati-hati.

Peringatan Bai Qian tidak ada gunanya. Fengjiu minum gila-gilaan. Ia menerima ajakan
bersulang dari semua orang, ia bahkan menawarkan secangkir lagi. Mereka semua
memujinya.

Seperti kata pepatah, ‘anggur memperlihatkan karakter asli’.

Semua orang setuju bahwa Fengjiu berjiwa ksatria. Akan tetapi, perjamuan malam ini adalah
perkumpulan yang ramah. Minumannya hanya terbuat dari buah yang difermentasi. Rasanya
ringan, dan meskipun mereka lambat, tapi kadar alkoholnya cukup kuat.

Bagaimana mungkin Fengjiu tahu? Ia pikir ia sedang meminum jus buah, jadi apa yang perlu
dikhawatirkan? Terlebih lagi, ia merasa jantungnya tengah berapi-api malam ini, jadi ia
memerlukannya untuk memadamkan rasa panas ini menggunakan jus.

85
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu minum dan terus minum, akhirnya merasa pusing. Ia tidak sanggup membedakan
masa lalu dengan masa sekarang, orang-orang maupun tempat. Ia hanya tahu bahwa
seseorang mengatakan sesuatu soal pesta. Kemudian satu per satu, orang-orang datang dan
berpamitan.

Fengjiu mulai merasa kebingungan, tetapi berusaha mempertahankan gengsinya, ia masih


menjawab mereka satu per satu. Dalam waktu singkat, tak ada lagi suara di taman. Hanya
sinar dari mutiara malam yang terpancar dari pepohonan, menganyam bayangan dalam
kekacauan yang semerawut.

Fengjiu menatap minuman di tangannya. Ia selalu bertingkah biasa saja ketika sedang mabuk,
jadi tidak ada seorang pun yang pernah mendeteksi kadar mabuknya.

Pergerakannya hanya jadi sedikit lebih lamban, dan terkadang jika ia terlalu mabuk, tidak
akan ada reaksi sama sekali.

Contohnya, kepalanya serasa kosong kali ini. Siapa dia? Apa yang ia lakukan di sini? Apa
yang ada dalam cangkirnya? Ia tidak tahu jawaban dari semua pertanyaan ini.

Fengjiu mencicipi cairan itu dan menganggap bahwa rasanya aman. Kemudian tiba-tiba ia
merasa haus. Cangkir anggur rasanya kekecilan, mungkin lebih baik ia menukarnya dengan
sebuah cangkir teh.

Setelah bepikir lagi, mungkin lebih baik untuk sekalian saja menggunakan teko tehnya. Pada
saat ini, entah darimana, ia mendengar langkah kaki yang stabil. Ditemani dengan aroma
wewangian cendana putih, langkah itu terhenti di depannya.

Fengjiu mengangkat kepalanya penasaran dan melihat Donghua yang kembali setelah pergi
tadi, sedikit membungkuk untuk menatapnya. Tatapannya terhenti di jemari Fengjiu.

“Kenapa kau masih di sini?”

86
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Otak siput Fengjiu mulai bekerja dengan kecepatan penuh ketika ia melihat Donghua. Tiba-
tiba saja, ia mengingat siapa Donghua, dan siapa dirinya. Namun, ingatan yang berasal dari
tiga ratus tahun yang lalu itu memainkan trik dalam benaknya.

Fengjiu tidak dapat mengingat apa pun yang terjadi selama tiga ratus tahun terakhir. Malahan,
ia merasa bahwa ia sedang berada di Istana Taichen saat ini. Wajah tampan itu, mata yang
dalam, dan surai perak milik Donghua, dan ia adalah si rubah kecil yang begitu mencintainya,
yang mencari segala cara demi tetap berada di sisinya.

Fengjiu menatapnya setengah harian dan akhirnya mengangkat cangkirnya untuk


menunjukkan pada Donghua: “Minum jus.”

Donghua menurunkan kepalanya hingga ke lengannya yang terulur, membauinya sejenak,


lalu menatapnya.

“Ini anggur.”

Fengjiu menatap Donghua selama beberapa saat lagi. Sebuah ekspresi kebingungan muncul
di wajahnya. Ia melihat ke menara yang berada di tangan Donghua yang mirip dengan sebuah
senjata dan mengabaikan pertanyaan soal minumannya, mengajukan pertanyaan lain.

“Apakah kau akan bertarung dengan seseorang?”

Fengjiu merenung sejenak kemudian berkata, “Kalau begitu bawalah aku bersamamu. Aku
janji tidak akan menyebabkan masalah untukmu.”

Fengjiu lupa bahwa ia sedang dalam wujud manusianya dan berpikir kalau dirinya masih si
rubah kecil yang dapat dibawa Donghua dengan nyaman di lengannya.

Ia pun menggesturkan dengan tangannya: “Aku sangat amat kecil, kau bisa menyelipkanku di
mana saja, bisa kan?”

87
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Jepitan bunga di kepala Fengjiu terlepas dan jatuh ke atas meja. Donghua duduk di
sebelahnya, memungutnya, kemudian menyerahkannya pada Fengjiu.

“Kau mabuk.”

Fengjiu menatap intens pada jepitan bunga itu lama sekali tanpa mengenalinya. Matanya
beralih.

Lalu untuk sekian waktu yang lama, ia menganggukan kepalanya dengan cantik dan berkata,
“Mungkin, sedikit.”

Kemudian Fengjiu memegangi kepalanya dan menggerutu, mengatakan bahwa ia pusing.


Tampaknya ia benar-benar pusing karena tubuhnya dengan cepat roboh ke samping.

Donghua menangkapnya dan membantu Fengjiu bangun.

Ketika Donghua melihatnya berhasil duduk tegak, ia bertanya, “Apa kau masih bisa
menemukan jalanmu kembali? Akan kuantar kau pulang.”

“Pembohong,” Fengjiu mengamati cangkirnya dan mengalihkan pembicaraan, “Kau pergi


untuk memberikan pelajaran pada seseorang ...”

Ia melamun kemudian memegangi kepalanya seraya melanjutkan, “Siapa itu namanya?”

Fengjiu terdengar pilu sekarang: “Kau menyuruhku untuk menunggumu, tapi kau tak pernah
kembali,” kemudian menuduh, “Tetap saja aku yang harus pergi mencarimu.”

88
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua masih mencari cara bagaimana menyelipkan tusuk konde itu kembali ke rambut
Fengjiu.

Ia mencoba berbagai gaya berbeda dan bertanya skeptis pada Fengjiu, “Kapankah ini?”

Fengjiu menurunkan kepalanya patuh dan membiarkan Donghua bermain dengan rambutnya.

“Baru-baru ini.”

“Jangan bergerak,” Donghua memberitahunya lembut.

Fengjiu berhenti bergerak dan berkata dengan pasti, “Aku yakin tidak salah. Rubah punya
ingatan yang luar biasa.”

Donghua menyelipkan tusukan itu ke rambut Fengjiu dan mengaguminya sesaat sebelum
kemudian berkata: “Kau benar-benar keliru. Siapa diriku?”

“Dijun~”

Fengjiu bangkit berdiri.

89
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Mata bulatnya yang lemah menatap Donghua lama sekali seolah ia baru saja mengingat
sesuatu saat ini, mengucapkan, “Donghua. Tetapi kau yang paling jahat.”

Donghua sedikit terkejut mendengar Fengjiu memanggil namanya.

Kemudian merasa geli, ia bertanya, “Mengapa?”

“Kau mengatakan bahwa aku hanya seekor peliharaan,” Fengjiu menjawab jujur, matanya
berkabut.

“Saat aku pergi, kau tidak menghentikanku.”

Kebingungan, Donghua pun berkata, “Aku tidak ingat. Aku ...”

Ia belum selesai bicara saat Fengjiu roboh menimpa dadanya. Ternyata Fengjiu sudah terlalu
mabuk.

Donghua merendahkan tubuhnya untuk menatap Fengjiu. Fengjiu mungkin menyemburkan


semua perkataannya dalam keadaan mabuk. Donghua tidak perlu terlalu memikirkannya.

Cahaya yang bersinar dari mutiara malam pun mengenai wajah Fengjiu. Donghua tidak tahu
mengapa Fengjiu minum hingga sebanyak itu; padahal ia tampak cukup bijaksana hingga saat
ini.

Donghua membawanya dan terbang ke Istana Qing’yun. Tanpa sadar, Fengjiu


menenggelamkan kepalanya di dalam pelukan Donghua. Jemari panjang lentiknya dengan
lembut menarik kerah dari jubah Donghua.

Kening Fengjiu yang biasanya terlihat dingin dengan tanda bunga phoenix mekar pun terlihat
sangat mempesona malam ini. Ditambah lagi wajah bersemu polos miliknya ... Fengjiu tak
tampak seperti seorang ratu yang berkuasa saat ini.

Namun ada satu hal.

90
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Apa yang dikatakan Fengjiu?

Donghua berpikir dan terus berpikir.

Benar, Fengjiu mengatakan, ‘peliharaan’.

91
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 3 Part 1
Pagi-pagi sekali esok harinya, Fengjiu mengusap pelipisnya dan merangkak keluar dari
ranjangnya di Istana Qing’yun.

Masih belum sepenuhnya terbangun, Fengjiu menatap jubah ungu panjang di tangannya dan
bertanya pada A Li, “Apa-apaan ini?”

A Li sedang sarapan bersama kedua orang tuanya di dekat pohon wisteria di dalam halaman.

Setelah mendengar perkataan Fengjiu, ia pun mengigiti sendoknya, berpikir cukup lama, dan
ketika ia akhirnya sadar, A Li meninjukan kepalan tangannya bersamaan sebagai tanda ia
ingat, lalu berkata, “Itu mantel milik Kakak Donghua.”

Tangan Yehua yang tengah memegangi sumpit pun terhenti, seraya melengkungkan alisnya,
“Ketika aku kecil, aku memanggil Donghua dengan sebutan Paman.”

A Li mulai membuka mulutnya, tetapi memilih untuk mengatupkannya kembali. Dengan


kepala yang tergantung, ia segera memperhitungkan jumlah jarak generasi mereka.

Fengjiu membeku di tempat. Ia menatap jubah yang berada di tangannya, kemudian berjalan
melalui pintu itu dan mengecek tanda di atas genteng untuk memastikan apakah ini sungguh
Istana Qing’yun atau bukan.

Mata Fengjiu kembali ke arah A Li selagi ia tergagap, “Bagaimana ... bagaimana bisa ini
terjadi?”

Bai Qian sedang membantu A Li menyendokkan semangkuk bubur lagi.

“Sebenarnya bukan apa-apa,” ia meyakinkan Fengjiu.

“Kau mabuk semalam, jadi Donghua hanya berbaik hati mengantarkanmu kembali ke Istana
Qing’yun. Tetapi karena kau terlalu mabuk, kau tidak mau melepaskan mantelnya. Karena
92
Collected & Merged by raperiadisepti.com
kau tidak bisa dibangunkan, Donghua tidak punya pilihan lain selain meninggalkan
mantelnya di sini.”

Fengjiu memikirkan sejenak perkataan Bai Qian kemudian berkata setelah memahaminya,
“Mungkin ia juga dalam perjalanan pulang. Sebab ini bukan sesuatu yang ambigu, baik
reputasiku dan miliknya tak akan ternoda.”

Bai Qian menahan lidahnya dan memberitahu Fengjiu agak ragu, “Kecuali ... kau juga tahu
bahwa Donghua tidak dapat menginap di Istana Qing’yun. Ia telah memberikanmu
mantelnya, dan tak ada apa pun dari kediaman A Li yang muat untuk dikenakan olehnya. A
Li mendatangiku untuk meminjam milik Yehua.”

“Terdengar cukup masuk akal,” Fengjiu menganggukkan kepalanya dan melangkah, ingin
bergabung untuk sarapan bersama mereka.

Bai Qian berdeham dan melanjutkan, “Aku sedang tidur ... agak terlalu lelap. A Li harus
memanggil dari luar halaman. Kau tahu betapa berisiknya anak-anak, kan. Aku takut kalau
seluruh Istana Xiwu mendengarnya ...”

Fengjiu berhenti di jalurnya dan menoleh untuk menatap A Li.

“Apa yang kau teriakkan?”

“Hanya kenyataan,” A Li menjawab dengan bibir yang dikerucutkan.

Fengjiu mengambil napas dalam-dalam.

Mengulangi kejadiannya, A Li pun melanjutkan: “Kakak Donghua membawa Kakak Fengjiu


kembali ke Istana Qing’yun. Kakak Fengjiu terus saja menariknya kembali dan tidak mau
melepaskannya. Kakak Donghua harus memeluknya untuk waktu yang lama. Oh, iya, ia juga
melepaskan pakaiannya, tetapi tidak membawa gantinya, jadi aku kemari untuk meminjam
punya Ayah. Ibu, apakah Ayah di sini bersamamu?”

93
Collected & Merged by raperiadisepti.com
A Li kemudian melebarkan tangannya: “Itulah tepatnya yang kukatakan.”

Fengjiu langsung terjatuh lurus melewati pintu.

Sudah lebih dari dua abad semenjak Fengjiu mengambil alih kekuasaan dari bibinya Bai
Qian. Ayahnya, Bai Yi mengkhawatirkan perihal ikatan pernikahannya. Ia khawatir dengan
usia Fengjiu, akan sulit baginya untuk memimpin dunia.

Oleh karena itulah, Bai Yi bersikeras mencarikan Fengjiu seorang calon pengantin pria yang
dapat diandalkan, yang dapat membantunya.

Bai Yi tidak pernah benar-benar menyukai Jiuchongtian. Namun, karena putrinya telah
memiliki rekor tak terkalahkan di Qingqiu, sebagai upaya terakhirnya, ia terpaksa
mengalihkan matanya dan mencari seorang menantu pria yang patut dicontoh dari atas langit.

Saat Bai Qian dinikahkan, Bai Yi memerintahkan Fengjiu untuk menemaninya ke Langit
selama sebulan penuh. Dari luar, tampaknya keluarga pengantin wanita sedang menjaga putri
mereka.

Di satu sisi, Bai Yi meminta Bai Qian untuk membantu menangani bintang keberuntungan
keponakannya. Dengan begitu, Bai Yi pikir, Fengjiu dapat bertemu dengan beberapa orang
berbakat dan membuka jalan takdir percintaannya.

***

Fengjiu telah tinggal di Langit selama nyaris sebulan, tapi bintang keberuntungannya tetaplah
sesuram yang sudah-sudah. Di sisi lain, kemampuannya menjaga anak menunjukkan
kemajuan pesat.

Hanya tersisa tiga hari lagi hingga Fengjiu kembali ke Qingqiu. Berpikir kalau ia tidak boleh
menyia-nyiakan waktu, Fengjiu membawa A Li keluar untuk jalan-jalan di Langit ke-33 yang
menyenangkan.

94
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di sebelah semak-semak raksasa di belakang pintu masuk, berkumpullah satu lingkaran para
dewa yang tengah bertaruh. Selama beberapa hari terakhir, semenjak insiden teriakan A Li
setelah perjamuan makan di Taman Sinar Bulan, Fengjiu menahan diri untuk tidak mendekati
keramaian guna menghindari lebih banyak skandal.

Tetapi, tak sanggup menahan rasa penasarannya di tepian, Fengjiu menyempilkan A Li untuk
mencari tahu secara diam-diam. Ia sendiri bersembunyi di bawah bayangan sejuk dari sebuah
pohon agarwood.

Di bawah pohon yang sedang ia nikmati suasana sejuknya adalah rajanya dari
pohon agarwood yang sudah berada di sana sejak awal mulanya waktu. Sangat kokoh dan
rimbun.

Sepertinya nasib, ini adalah tempat beristirahat harian milik Donghua Dijun. Dan memang
nasib, Donghua sedang duduk tersembunyi di kanopi di atas untuk merenungi sebuah sutra
Buddha.

Dan sepertinya sudah takdir, siliran angin lembut menyapu, membawa aroma kuat
dari agarwood. Fengjiu bersin.

Membalikkan satu halaman, Donghua menyingkirkan bukunya ke samping dan menurunkan


pandangannya untuk melihat ke bawah di mana Fengjiu berada.

Fengjiu sama sekali tidak menyadari keberadaan Donghua dan terus duduk diam di sana
menunggu A Li kembali.

Setelah mengetahui situasinya, A Li langsung kembali kepada Fengjiu seperti angin puyuh.

Menonjolkan sikunya dari pinggang berisi kecilnya, A Li mengambil dua napas dalam,
dengan cepat berbicara, “Itu adalah tempat perjudian. Mereka bertaruh jangka panjang,
apakah Kakak Donghua, erm, Paman, erm, Kakek ...” menjalin semua panggilan, “Apakah ia
akan menikahimu atau Putri Zhi’he untuk dijadikan Ratu-nya.”

95
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu berpegangan pada sebuah dahan agarwood dengan satu tangan, tangannya yang lain
mengelap keringat dingin yang mengaliri keningnya.

Menyembunyikan kegelisahannya, Fengjiu bertanya tenang, “Kau masih sangat muda, apa
yang kau tahu soal berjudi?”

“Kau benar, aku memang tidak tahu,” A Li menjawab penuh penyesalan.

“Tetapi aku senang belajar, jadi aku bertanya pada salah satu kakak dewa. Ia tidak
memberitahuku banyak; hanya bilang kalau Putri Zhi’he sudah punya 25 petaruh, benar-
benar menghancurkanmu yang hanya punya 3 petaruh, bahwa mungkin ia telah salah memilih
orang.”

Kemudian dengan penyesalan yang berlanjut, A Li menambahkan, “Aku masih belum


mengerti tapi aku tidak ingin kau menunggu terlalu lama jadi diam-diam aku menyelinap
pergi. Saat aku pergi, ia sedang bertanya pada kakak dewa lain apakah ia bisa memindahkan
ketiga taruhannya pada Putri Zhi’he atau tidak.”

Fengjiu tetap diam dalam pikirannya selama beberapa waktu yang lama, lalu akhirnya
mengeluarkan sebuah kantong emas dari lengan pakaiannya; di dalamnya penuh dengan
permata berkilauan.

Lalu Fengjiu melepaskan sebuah bandul emerald yang diukir dengan detail dari lehernya dan
sebuah giok phoenix dari ikat pinggangnya.

Memberikan seluruhnya kepada A Li, Fengjiu menyuruhnya dengan sangat serius, “Pergi dan
belilah 200 taruhan.”

Ia menjeda kemudian menambahkan, “Untuk namaku.”

A Li menerima perhiasan itu dan setelah mempelajari mereka, berkata curiga, “Aku masih
sangat muda tapi kau sudah mengajarkanku untuk curang?”

96
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Jika kau dari Qingqiu, kau harus selalu menjadi yang pertama,” Fengjiu menjawab dengan
lirikannya.

“Sepupumu ini tidak tahan jika harus berada di bawah orang lain. Ini yang namanya aura
kepemimpinan. Kalau kau tidak mempercayaiku, coba pikirkan sejenak perkataaku padamu
barusan.”

Tanpa kehilangan kesempatan, A Li membalas, “Aku dengar Paman kecil bilang kalau kau
tidak pernah jadi juara pertama di sekolah. Kau selalu di belakang semua orang. Terkadang
kau malah jadi yang paling terakhir.”

Fengjiu menyesuaikan batuknya.

“Ini yang dikatakan sebagai prioritas. Ada hal yang harus kita lakukan, dan ada juga hal yang
tak perlu kita lakukan. Bukankah pelajaranmu juga begitu?”

“Jangan bercanda. Aku tidak pernah berada di posisi terakhir dalam ujian,” A Li
mengerucutkan bibirnya.

Sekarang setelah mengingat kenangan mengerikan, Fengjiu pun bergidik.

“Itu karena kau tidak pernah mempelajari doktrin Buddha jadi kau tidak tahu seberapa
sulitnya itu.”

“Apakah sesulit itu?”

A Li bergidik cemas.

Kemudian, seolah tak ingin menghadapi kenyataan pahit, A Li menambahkan, “Tetapi aku
selalu melihat Kakak Donghua, erm, Paman, erm, Kakek, sedang memengangi sutra Buddha
selagi ia memancing. Kelihatannya mudah sekali.”

Fengjiu terdiam.

97
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pada akhirnya ia memuji dengan sungguh-sungguh, “... benar-benar orang aneh ...”

Di saat perkataannya menyentuh tanah, siliran angin sejuk kembali membawa aroma kuat
dari agarwood. Membuat Fengjiu kembali bersin.

Fengjiu menutupi hidungnya dan berlari beberapa langkah, kemudian berbalik dan memberi
tahu A Li, “Aku tidak tahan dengan aroma ini. Aku akan menunggumu di taman bunga kecil
saja.”

Dari atas kanopi, Pangeran Liansong yang membawakan pedang Cang’he kepada Donghua
karena ia tak memiliki kegiatan lainnya pun berhasil mendengarkan Fengjiu mengeluarkan
komentar dari dalam hatinya itu.

Ketika pasangan sepupu itu sudah pergi menjauh, Liansong menggerakkan kipasnya dan
menyenggol Donghua: “Apa yang kau lakukan sehingga ia memujimu seperti itu?”

Donghua menutup naskah Buddha-nya dan berkata dengan wajah kosong, “Pujian? Apakah
begitu cara Cheng’yu memujimu?”

Menggaruk hidungnya, Liansong menjawab, “Oh, ia selalu memujiku sebagai orang yang
tidak senonoh.”

***

Fengjiu tahu bahwa ini akan jadi hari buruk tepat ketika ia melangkahkan kakinya keluar dari
pintu.

Jiuchongtian seharusnya menjadi sebuah tempat suci, tetapi segera setelah Fengjiu
menginjakkan kakinya keluar dari Istana Qing’yun, ada dua burung magpie yang berputar
mengelilingi kepalanya. Mereka bahkan mengeluarkan dua bongkah kotoran baru mereka.

Tentu saja gangguan kecil ini tidak mempengaruhi ketertarikannya untuk berjalan-jalan, tapi
tepat setelahnya, Fengjiu harus menyaksikan serombongan dewa-dewi menjadikannya dan

98
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Zhi’he sebagai bahan perjudian mereka untuk mengisi waktu luang. Terlebih lagi Fengjiu
kalah telak!

Itu juga tidak mempengaruhi suasana hatinya untuk berjalan-jalan. Tetapi guna mencari
sebuah tempat yang tenang untuk beristirahat, entah bagaimana caranya Fengjiu malah
mendatangi sebuah hutan agarwood.

Hidung alerginya sekarang bersin tanpa henti.

Serentetan peristiwa ini menandakan bahwa hari ini bukanlah hari yang baik untuk bepergian.
Tetapi, pemandangan musim seminya begitu indah, akan sayang sekali jika harus kembali.

Fengjiu akhirnya menemukan tempat yang aman dan tenang di dalam sebuah taman bunga
kecil. Tetapi seolah masih ingin mencoba peruntungannya, Fengjiu menunggu A Li kembali
dari taruhan kemenangannya.

Fengjiu pikir, sudah waktunya kesialannya berhenti. Sekali lagi, ia mengumpulkan


semangatnya dan berjalan-jalan. Saat itulah, suara lembut menyapa telinganya dari arah
tanaman di depan.

Terdengar hingga ke telinganya, sebuah percakapan samar yang terbawa oleh angin. Demi
Buddha, sepertinya keberuntungannya yang jelek sekali tampak tak ada habisnya.

Berhari-hari yang lalu, Fengjiu telah memberikan satu set peraturan baru yang harus
diikutinya. Mulai dari sekarang, ia harus berhati-hati dalam menghindari Donghua apapun
yang terjadi.

Sejauh ini Fengjiu telah bersikap waspada; tetapi takdir berat lagi-lagi membawa mereka
bertemu bahkan di taman kecil ini.

Ia berkata pada A Li, “Kalau Dijun bertanya, katakan saja padanya bahwa kau sendirian di
sini untuk menangkap kupu-kupu, oke?”

99
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Kemudian Fengjiu mengubah dirinya menjadi sehelai saputangan sutra seputih salju dan
berbaring di atas meja marmer Nanyang. Dari balik pepohonan Sal memang muncullah dua
orang, Donghua dan Liansong.

Fengjiu masih dapat mendengar meskipun dalam perubahan wujudnya. Ia mendengarkan


langkah kaki keduanya yang mendekat. Keduanya sedang berbincang santai.

Liansong mengejek, “Aku dengar kalau kau menerima undangan duel Yan Chiwu dan akan
menuju ke Gunung Fuyu besok? Zhonglin juga membawakan pedang Cang’he padaku untuk
dipoles. Tapi, mengapa aku tidak bisa melihat darimu, penampilan seseorang yang akan pergi
berperang?”

Donghua dengan santai menjawab, “Karena hatiku damai.”

Liansong menyerah pada percakapan yang tak bisa dimenangkannya dan mengubah
topiknya.

“Katakan, apa yang sebenarnya kau pikirikan ketika kau membuat pedang Cang’he? Ada
sebuah balok kristal seukuran telapak tangan, dan kau mengukirnya menjadi 10.000 segi
dengan 5000 lubang dengan ukuran yang persis sama. Apa kau tahu seberapa besar usahaku
dalam menjaganya? Apakah ada semacam mekanisme tersembunyi?”

Donghua menggali ingatannya ...

“Tidak ada mekanisme tersembunyi. Aku hanya bosan.”

Liansong terdiam sesaat.

Kemudian ia tertawa dan memberitahu Donghua, “Bahkan dengan penampilan jahat, seluruh
dunia entah bagaimana alasannya akan tetap memujimu tanpa ragu. Mereka semua berpikir
kalau kau orang yang bijaksana dan berbudi luhur. Tak satu pun yang berani untuk membuka
topengmu. Zhonglin tidak bisa punya waktu bersantai.”

100
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Liansong menjeda kemudian berkata lagi, “Saat menyebutnya, aku bertanya-tanya bagaimana
bisa ia bertahan hingga sekarang.”

Donghua melamun, “Ketika kau mengatakannya begini ...”

“Apa?”

“Aku setuju kalau Zhonglin tidak menjalaninya dengan mudah.”

“...”

Fengjiu tetap berbaring datar dan lurus di atas meja. Mendengarkan langkah kaki mendekat,
hatinya mulai ragu. Kenapa juga ia harus mengubah dirinya menjadi sebuah sapu tangan dan
berbaring di sini? Bagaimana bisa ia bersembunyi dari mereka sekarang?

Sehelai saputangan putih terbaring di sebuah meja marmer putih, Fengjiu pasti akan
memancing perhatian seseorang.

A Li membungkuk ke arah tetuanya dan dengan cerdas memanggil Dijun sebagai ‘Kakek’
diikuti dengan ‘Kakek ke-tiga’ untuk Liansong.

Liansong sudah cukup lama tidak melihat cucu keponakannya ini jadi ia mengelus rambut A
Li dan menanyakan perihal kegiatan belajarnya. A Li menjawab setiap pertanyaan dengan
stabil. Pada saat A Li mengangkat kepalanya, ia melihat Fengjiu si saputangan sudah berada
di dalam tangan Donghua, yang pada akhirnya mengamatinya dengan cermat.

Liansong juga menolehkan kepalanya dan bertanya, “Ini ...?”

Donghua berkata sedatar mungkin, “Aku kehilangan saputangan. Aku sudah mencari-carinya
selama berhari-hari."

A Li melebarkan matanya tak percaya. Ia ingin menyanggah tetapi A Li menutup kembali


mulutnya saat ia mengingat perkataan Fengjiu.

101
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua melipat sepupunya, Fengjiu, wajah kecil A Li pun meringis kesakitan saat ia
berkata lemah, “To ... tolong hati-hati. Feng ... maksudku, saputangannya bisa saja kesakitan
...”

102
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 3 Part 2

Ragu-ragu, Liansong menunjuk dengan kipasnya ke tangan Donghua dan berkata, “Tetapi
bukankah ini gaya yang biasa digunakan oleh para wanita ... kenapa kau ...?”

Donghua dengan sangat tenang melipat saputangan itu ke dalam lengan jubahnya.

“Aku dengar bahwa aku adalah orang aneh. Apa anehnya, ketika orang aneh menggunakan
saputangan milik seorang wanita?”

Kain itu bergetar kencang di dalam lengan jubah Donghua. Terkejut, Liansong berjalan
mendekat untuk melihat sejenak dan kembali ke tempat duduknya.

“Tidak ada, haha, tidak ada yang aneh.”

Fengjiu merasa sangat frustasi, dijejalkan ke dalam lengan jubah Donghua. Jika ia bisa
memutar kembali waktu, akan berpikir lebih matang dan mengubah dirinya menjadi sebatang
pohon.

Bahkan jika Donghua bisa melihat tembus sihirnya, ia tidak akan mungkin bisa mencabut
akar Fengjiu dan membawanya pulang ke rumah. Kejadian sudah sejauh ini. Kecuali Fengjiu
tidak keberatan kehilangan martabat Qingqiu di hadapan Donghua dan kembali ke wujud
Ratunya, akan sulit untuk melarikan diri dari Donghua.

Sayangnya, Donghua sudah menyadari siapa dirinya lalu sengaja membuat hal jadi sulit bagi
Fengjiu. Jika ia hanya orang biasa, Fengjiu tak akan keberatan kehilangan wajahnya karena
hal semacam ini. Lagipula, Fengjiu sudah terbiasa.

Akan tetapi, saat ini Fengjiu adalah Ratu Qingqiu. Kalau aib ini sampai terdengar ke telinga
ayahnya, Fengjiu pasti akan dipukuli habis-habisan. Ia tidak bisa, dalam keadaan apa pun,
mengakui bahwa ia adalaha Fengjiu dari Qingqiu.

103
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Saputangan ini tidak berarti banyak. Donghua mungkin akan segera bosan dan
membuangnya. Fengjiu pun mulai tenang.

***

Mengejapkan matanya, Fengjiu melihat kalau ia telah tiba di Istana Donghua. Kelihatannya
seperti halaman belakang, dindingnya diselimuti di bawah sulur dan cabang pohon Bodhi
yang luas. Dedaunan hijau gelap berkilau menggantung layaknya sebuah layar, sementara
tanaman merambat giok dedalu terayun ringan.

Pada saat ini, di depan pintu masuk yang melengkung, muncullah satu figur berpakaian serba
putih. Sebenarnya, itu adalah Dewa Agung Zheyan dari Sepuluh Mil Kebun Persik yang
jarang sekali menunjukkan ketertarikannya dalam urusan duniawi. Di belakangnya adalah A
Li.

Fengjiu bergetar kaget, dan kemudian segera membentuk sebuah kekaguman yang baru saja
muncul untuk A Li. Betapa cerdasnya ia mengundang Zheyan ketimbang ibunya.

Tadinya Fengjiu baru saja akan memutuskan tali kekeluargaan mereka namun sekarang ia
sangat terharu.

Zheyan menukarkan sedikit basa-basi, melemparkan beberapa pujian untuk taman Donghua,
dan menunjukkan kekagumannya untuk hasil kerja tempat pembakaran dupa milik Donghua,
sebelum akhirnya ditarik paksa oleh si A Li yang berjinjit.

Perlahan Zheyan mengubah topik pembicaraan untuk menyelamatkan Fengjiu dan mulai
berkata, “Sebenarnya, aku kemari menganggumu karena sebuah masalah kecil.”

Zheyan membawa A Li keluar dari belakang punggungnya dan melanjutkan, “Ketika aku
sedang tidur siang, monyet kecil ini mengambil sehelai saputangan yang sengaja kubawakan
untuk ibunya dan memainkannya. Ia kembali padaku dengan wajah sedih. Setelah
menanyakannya, aku mengetahui kalau ia tidak menghilangkannya, tetapi lebih karena
dipungut olehmu.”
104
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Zheyan menjeda dan berpura-pura menghela napas.

“Tidak jadi masalah jika itu hanya saputangan biasa. Akan tetapi, yang ini disulam sendiri
oleh nenek A Li untuk ibunya. Aku dipercaya untuk membawakannya kemari sekalian
bersama perjalananku ke Langit. Karena itu memiliki nilai yang sentimental, aku tidak bisa
apa-apa selain kemari dan memintanya kembali.”

Fengjiu tadinya sudah khawatir kalau Zheyan tidak akan sebanding sebagai lawan Donghua.

Jika Zheyan hanya membuka mulutnya dan bertanya, “Apakah kau melihat saputangan
bersulam?”

Donghua akan berkata secara tegas, “Tidak, sama sekali tidak.

Namun, perkataan Zheyan jelas telah memblokir jalan Donghua. Sekarang, Zheyan telah
menguasai seluruh rasa hormat Fengjiu.

Fengjiu berbaring bahagia di dalam lengan jubah Donghua dan menunggunya untuk
menyerahkannya pada Zheyan. Jemari panjang ramping milik Donghua memang meraih ke
dalam lengan jubahnya, tetapi, Fengjiu meremehkan tingkat ketidaktahumaluan Donghua.

Melewati Fengjiu, jemarinya membuat sebuah replika yang sama persis dengan Fengjiu yang
juga terlipat rapi. Ia menyerahkannya pada Zheyan.

“Aku baru saja memungut satu saputangan di Langit ke-33. Apakah ini milikmu?”

Donghua mengatakannya sembari menyendokkan lebih banyak dupa ke dalam tempat


pembakarannya.

Donghua menambahkan, “Jika bukan milikmu, kau harus pergi mengunjungi Istana Yuanji
milik Liansong. Mungkin saja ia yang memungutnya.”

105
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Zheyan mengamati saputangan tersebut yang sudah jelas bukan yang dimaksudnya. Ia tidak
bisa berkata benar namun juga tak bisa berkata bukan. Zheyan tidak percaya kalau ia tak bisa
memenangkan pertarungan ini setelah ribuan tahun menjadi dewa.

Tepat saat itu, A Li bersin. Zheyan dengan nyaman mengambil saputangan itu seolah sangat
berharga dan mengelap hidung A Li yang beringus.

“Hanya sehelai saputangan. Kenapa juga aku harus khwatir kalau kau berbohong padaku dan
mencurinya,” dengan enggan Zheyan tersenyum.

“Kau tak akan pernah melakukan sesuatu yang rendah. Tentu saja yang ini juga bagus.”

Zheyan mengatakan beberapa hal lagi dan membawa A Li pergi. Fengjiu menatap punggung
mereka yang menghilang dengan kecewa.

Karena mata dan telinganya setara dengan Qianli Yan dan Shunfeng Er, Fengjiu masih bisa
mendengar A Li berkata marah, “Aku tidak percaya kau gagal. Kau tidak melakukan yang
terbaik untuk menyelamatkan sepupu Fengjiu. Aku tak mau mengenalmu lagi.”

(T/N : 順風耳Shunfeng Er – berarti Telinga yang bersama dengan angin. Seorang dewa
yang dapat mendengar hingga ribuan mil jauhnya. 千里眼Qianli Yan – artinya Mata
sejauh Ribuan Mil. Seorang dewa yang dapat melihat hingga ribuan mil jauhnya.)

Zheyan pun bercanda membalasnya, “Dia kan bukan menculik paman kecilmu, kenapa juga
aku harus bermusuhan dengannya? Lagipula, aku sudah melihat peruntungan Fengjiu tahun
lalu. Tampaknya keberuntungannya meningkat. Ia selalu mati dan berhasil menghidupkan
dirinya sendiri. Ini mungkin salah satu dari masa itu.”

Lalu Zheyan bergumam, “Tetapi sudah cukup lama aku tidak melihat takdir seseorang. Aku
juga tidak tahu seberapa akuratnya itu.”

Setelah menjeda, Zheyan menambahkan, “Benar, A Li kecil, aku juga melihat takdirmu.
Apakah kau sedang terjerat cinta belakangan ini?”
106
Collected & Merged by raperiadisepti.com
A Li bertanya ragu, “Apa itu terjerat cinta?”

***

Fengjiu secara mental mengigiti kukunya dan berpikir pada diri sendiri apa lebih baik percaya
dirinya daripada ramalan Zheyan. Tak peduli apakah dewa atau manusia, seseorang hanya
bisa bergantung pada diri sendiri apabila tengah terjebak masalah.

Di halaman terselimuti aroma cendana putih, Donghua mencondongkan tubuhnya dan


menyapu abu seputih salju dengan satu jari-jari besi untuk mematikan bara api.

Kemudian setelah beberapa kali sapuan, Donghua menutup tempat pembakaran dan tiba-tiba
berkata, “Berapa lama lagi kau akan berpura-pura?”

Fengjiu tersentak. Jadi Donghua sudah tahu. Beruntungnya Fengjiu baru saja memikirkan
sebuah rencana peperangan yang baik, sebagian adalah dengan diam saja. Demikianlah,
Fengjiu pun tetap diam dan mengacuhkan Donghua.

Donghua dengan santai meletakkan jari-jari besinya.

Ia mengeluarkan Fengjiu ke bawah sinar matahari, lalu setelah cukup lama, tanpa tergesa
berkata, “Jadi mengubah dirimu menjadi saputangan adalah hobimu?”

Sungguh kesimpulan yang menggelikan, tetapi Fengjiu tetap menolak menjawabnya, terdiam.

Donghua jarang tersenyum, tetapi baru saja muncul satu kilatan di matanya. Melihat itu,
Fengjiu tiba-tiba jadi gugup.

Tentu saja Fengjiu mendengar Donghua berkata, “Baguslah kalau begitu. Aku sedang
membutuhkan kain untuk menyeka pedangku. Terima kasih sebelumnya atas tawaranmu.”

107
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Menyeka pedangnya? Menyeka satu dari senjata terbaik dunia, senjata yang sama yang dapat
membelah baja seperti memotong lumpur, pedang ternama Cang’he? Tiba-tiba saja Fengjiu
merasa lemah.

Fengjiu terlalu ketakutan hingga ia kehilangan satu-satunya kesempatan untuk menjawab


Donghua. Tanpa kehilangan kesempatan, Donghua meletakkan Fengjiu kembali ke dalam
lengan jubahnya.

Tadinya, Fengjiu berpikir kalau Donghua akan cepat bosan dan melepaskannya.

Menunggu menjadi solusi paling lembut yang memperbolehkan Fengjiu untuk tetap menjaga
martabatnya. Ia tidak menyangka kalau Donghua akan menjadikannya sebagai kain penyeka
pedang ... dan Donghua adalah tipe yang melakukan sesuai perkataannya.

***

Dunia berada dalam kondisi damai beberapa tahun terakhir ini, hampir tak ada perang yang
Fengjiu ketahui. Bahkan dengan niat yang diakui Donghua, Fengjiu tidak begitu khawatir.

Lalu, tepat sebelum tertidur, Fengjiu tiba-tiba teringat kalau Donghua telah menerima
tantangan duel dari Pemimpin klan Iblis Yan Chiwu.

Pedang Cang’he sudah ditakdirkan untuk ternoda darah lagi besok. Fengjiu bergidik dan
menggelepar di atas ranjang rosewood itu. Setelah mempertimbangkan selama waktu
terbakarnya setengah dupa, Fengjiu memutuskan kalau ia harus melarikan diri malam ini.

Untuk menghindari membangunkan Donghua dari tidurnya, Fengjiu mencoba untuk tidak
mengubah dirinya kembali ke bentuk manusia. Tetapi sangat tidak mungkin untuk menarik
tirai panjang yang menutupi hingga ke tanah dengan bentuknya sekarang.

108
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Saat Fengjiu membungkuk, ia melihat Donghua dengan rambut peraknya bertebaran di
seluruh bantal giok, sebuah selimut tipis menutupi hingga ke pinggangnya. Wajah Donghua
tetap setampan yang diingat Fengjiu tak peduli sudah berapa tahun berlalu.

Yang paling penting, Donghua sepertinya tertidur lelap. Di samping mempertajam kelima
indranya, Fengjiu tidak dapat mengeluarkan sihir apa pun untuk membantunya melarikan diri
dengan bentuk saputangan ini.

Fengjiu seharusnya tidak mengatakan tak punya cara lain. Contohnya, ia bisa selalu berubah
ke wujud aslinya dan dalam saat bersamaan, mengeluarkan mantra sihir tidur pada Donghua.

Tetapi untuk melakukannya tanpa diketahui Donghua juga bukan hal yang mudah, dan
bagaimana kalau Fengjiu sampai gagal?

Fengjiu berpikir sejenak. Keberaniannya tiba-tiba saja naik dua kali lipat di malam diam ini.
Tentu, akan menyenangkan jika dapat mempertahankan martabatnya, tetapi itu sama saja
dengan kalah sekarang.

Bahkan jika gosip tersebar, hal terburuk yang dapat terjadi adalah mendapatkan pukulan dari
ayahnya. Fengjiu juga bukannya tidak pernah dipukuli sebelumnya. Siapa tahu, mencicipi
kembali masa kecilnya tak akan seburuk itu.

Fengjiu berputar-putar dan dalam sekejap berubah kembali menjadi seorang gadis dengan
pakaian berkabungnya. Ujung jarinya menyentuh kening Donghua dengan lembut.

109
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu menatap tangannya sendiri, kagum. Apakah ia sungguh berhasil? Ternyata benar
adanya pepatah dari dunia manusia ini: ‘Lebih baik tak tahu malu dan mati karena
kebanyakan makan ketimbang jadi pengecut dan mati karena kelaparan.’

***

Udara masih sejuk di bulan Mei. Istana Taichen juga selalu membeku. Fengjiu mengangkat
tirai ranjang, menoleh sekali lagi untuk melihat Donghua yang tertidur, dan dengan baiknya
memasukkan lengan Donghua kembali ke dalam selimut awan itu.

Kemudian setelah merenung, Fengjiu menarik selimutnya dari pinggang ke leher Donghua
dan berhati-hati menyelipkannya. Pada saat Fengjiu bangkit berdiri, untuk beberapa alasan,
rambut hitam panjangnya terjalin dengan rambut perak Donghua. Tidak peduli seberapa keras
ia mencoba, rambut mereka seolah menolak untuk dipisahkan.

Fengjiu tidak tahu berapa lama mantranya akan bertahan, jadi ia memunculkan sebuah
gunting dan memutuskan untuk memotong simpulnya. Setelahnya, Fengjiu melompat cepat
tanpa merapikannya.

Tetapi karena Fengjiu menjadi saputangan untuk waktu yang lama, tubuhnya tak bisa
menemukan keseimbangan dan berakhir terjatuh ke depan mengenai layar yang bengkok dan
menghasilkan suara jatuh yang ribut. Donghua masih tidak terbangun.

Saat Fengjiu sampai di pintu, tiba-tiba saja ia mundur dua langkah sambil memusatkan
perhatiannya akan sesuatu. Menghadap ke arah tirai, ia mengeluarkan beberapa mantra tidur
lagi.

Fengjiu hanya berbalik untuk menutup pintu setelah ia melihat kabut ungu menyebar di
seluruh gorden dan tanaman Jixiang di kaki ranjang yang menunjukkan tanda kelelahan.
Dengan aman, ia menutup pintu, mengikuti koridor yang berbelok, kemudian memasuki
taman kecil di mana Donghua menghabiskan banyak waktu hari-harinya di sana.

110
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Sekarang berdiri di dalam taman, Fengjiu mengibaskan lengan pakaiannya. Muncullah
sebutir mutiara malam sebesar jeruk. Dengan cahaya yang bersinar dari mutiara itu, Fengjiu
buru-buru mencari semak Frosty Grass.

Jika bukan karena segala kesalahpahaman yang membawanya masuk ke dalam Istana
Taichen malam ini, ia sudah nyaris melupakan soal tanaman Frosty Grassnya yang berharga.

Akarnya adalah antidepresan yang ampuh; kelopaknya adalah bumbu masak kelas satu.
Siming membawakan itu untuknya suatu tahun ketika ia pergi bertemu Buddha di Barat Jauh.

Siming bahkan mengatakan kalau bibit ini dari Lingshan terakhir di dunia. Sayang sekali
Fengjiu telah melakukan pertukaran dengan Klan Iblis waktu itu. Menjadi rubah peliharaan
Donghua, Fengjiu tidak punya tempat untuk menyembunyikan bibit ini.

Yang bisa dilakukan Fengjiu adalah menanamnya di taman Donghua. Namun,


sebelum Frosty Grassnya berbunga, Fengjiu harus memutuskan hubungannya dengan
Donghua dan pergi dari Jiuchongtian.

Sangat disayangkan, Fengjiu lupa membawa tanaman itu bersamanya karena rasa sakit yang
ia rasakan. Merasakan penyesalan, sekarang ia bergegas untuk mengambilnya kembali.

Setelah pencarian panjang, Fengjiu akhirnya menemukannya berada di sebuah petak bunga
kecil, terlihat tidak begitu istimewa ketika bersebelahan dengan ranting Teratai Kembar.

(T/N : 并蒂莲 bingdi lian – mereka disebut sebagai Twin Lotuses/ Teratai Kembar karena
ada dua bunga teratai yang mekar dari satu cabang. Mereka sering digunakan untuk
melambangkan pasangan yang setia.)

Fengjiu menggalinya dengan penuh perhatian agar tidak melukai rumpun akarnya, kemudian
ia membungkus hartanya itu dengan hati-hati ke dalam lengan pakaiannya. Sekarang ia
memperhatikan keadaan taman di sekitarnya.

111
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di masa ketika Fengjiu masih seorang pelayan, Putri Zhi’he melarangnya memasuki
perimeter ini. Dulu, ia tidak punya kesempatan untuk memasuki taman ini di mana Donghua
sering berkunjung. Kemudian saat ia menjadi seekor bayi rubah, ia bisa mengikuti Donghua
masuk setiap harinya dan melompat kesana-kemari sesukanya.

Sayang, dunia yang terlihat dari sudut pandang seekor rubah sangat jauh berbeda dengan
dunia yang terlihat melalui mata manusia. Dunia di hari itu juga begitu berbeda dengan dunia
saat ini.

Fengjiu menyipitkan matanya dan menyapu ke seluruh taman kecil itu. Taman itu unik
meskipun berukuran kecil. Di satu sisi ada air terjun tinggi yang memisahkan dua halaman.
Di dinding berubin itu merambatlah cabang pohon Bodhi.

Mereka tak tampak berbeda dengan bunga lainnya ketika siang hari, namun saat malam tiba,
mereka memancarkan cahaya lemah. Bentuknya seperti sebuah lentera kecil, dan mereka
terlihat begitu cantik. Tidak heran mereka juga dipanggil dengan sebutan yang
elegan: Night’s Moonlight.

Di tengah-tengah kebun terdapat sebuah pohon maple tinggi yang menerobos lurus hingga ke
atas awan. Di sebelah area duduk terdapat kolam teratai kecil. Bergantung di atasnya adalah
sebuah gazebo segi enam terbuat dari dahan cendana putih.

Fengjiu menghela napas. Sudah bertahun-tahun, tetapi tempat ini tidak berubah sama sekali.
Dan sayangnya, kenangan-kenangan di sini mulai bermunculan secara bergelombang.

Fengjiu bukanlah tipe yang sentimental. Ada kalanya, pada mulanya saat ia mabuk-mabukan
merindukan Donghua, tapi setelah ia memutuskan segala hubungan dengan Donghua, Fengjiu
tidak pernah melakukannya lagi.

Kenangannya akan Donghua pun perlahan tapi pasti menghilang. Namun, mungkin
dikarenakan Fengjiu sekarang berada di sebuah tempat yang menyimpan kenangan
emosional, dan langit di atasnya juga hanya memberikan beberapa bintik sinarnya,
pemandangan yang mau tak mau memicu nostalgia dari masa lalu.
112
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Terlarut dalam pikirannya, Fengjiu menatap pohon cendana putih itu dan set meja kristal di
dalam paviliun. Secara mengejutkan, ia menyadari bawha selagi ia berusaha keras
menghapalkan kitab Buddha, ingatannya akan masa lalu tiba-tiba menjadi sangat jelas.

Sangat terang, hingga rasanya ingatan itu melintas tepat di depan matanya. Di masa-masa
ketika Fengjiu mengikuti Donghua setelah mereka meninggalkan Lingkup Teratai Jahat,
sebenarnya belum ada paviliun segi enam di taman ini.

113
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 3 Part 3

Saat itu musim panas; bulu rubahnya membuatnya begitu gerah. Fengjiu akan duduk di
sebuah perahu kecil di atas kolam teratai dan meletakkan dua daun tertatai di atas kepalanya
agar tetap sejuk.

Melihat kondisinya yang memprihatinkan, beberapa hari setelahnya, Donghua menebang dua
pohon cendana putih untuk mendirikan sebuah paviliun di atas air. Di lantai, ia memasang
sebuah panel pendingin yang terbuat dari kaca untuk membuat Fengjiu tetap sejuk.

Sangat luar biasa nyaman untuk berbaring dengan punggungnya, dan Fengjiu merasa bahwa
Donghua ternyata sangat cekatan.

Setelahnya, Fengjiu baru mengetahui kalau Donghua jauh lebih cekatan dari yang dikiranya.
Dupa yang digunakan di Istana Taichen dibuat sendiri dengan tangannya; teh yang mereka
minum juga ditanam sendiri; bahkan gelas dan peralatan makan juga buatan tangan; ditambah
lagi layar-layar pembatas di Istana itu pun dilukis sendiri.

Fengjiu diam-diam mempertimbangkan semuanya dalam pikirannya. Di satu sisi, ia bangga


akan pengelihatannya soal Donghua. Di sisi lain, Fengjiu berpikir, kalau ia menikahi
Donghua, maka mereka akan menghabiskan banyak sekali pengeluaran.

Semakin Fengjiu menaksir, semakin bahagia dirinya, dan Fengjiu pun jadi semakin menyukai
Donghua. Kekagumannya membutakan mata Fengjiu, membuatnya berpikir bahwa Donghua
sempurna.

Kapan saja Donghua membuat sesuatu yang baru, Fengjiu akan jadi yang pertama untuk
menunjukkan persetujuan dan rasa kagumnya. Kemudian, seolah jadi kebiasaan, Donghua
akan membawakannya pada si rubah kecil untuk meminta pendapatnya.

114
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Karena waktu yang berlimpah, tak mengherankan segala hal yang dibuat Donghua pun
sempurna. Terkadang, Fengjiu berpikir, mungkinkah sepanjang tahun selalu begini, dan
mungkin saja Donghua sebenarnya sangat kesepian.

***

Ketika itu hanya hari yang biasa. Fengjiu berbaring dengan perut menghadap ke atas paviliun,
memikirkan cara bagaimana agar ia bisa memenangkan hati Donghua.

Semakin Fengjiu menatap ke bintang-bintang, semakin laparlah dia. Semakin laparnya dia,
semakin sedih pula dirinya. Bintang-bintang di atasnya tiba-tiba saja menghilang.

Donghua duduk di depannya dengan sebuah piring porselen. Di atas piring tampak cairan
mirip kuah dari ikan asam manis. Aromanya memenuhi udara.

Donghua meletakkan makanan itu dan melirik ke arah Fengjiu si rubah; untuk beberapa
alasan, terdapat keraguan dalam suaranya.

“Aku baru saja membuatnya. Masih panas.”

Fengjiu tadinya terganggu karena ia dan Donghua tidak cocok, sebab ia tidak tahu apa pun
yang diketahui pria itu. Namun, secara mengejutkan, Donghua pun ternyata seorang penggila
makanan seperti dirinya. Akhirnya Fengjiu menemukan sebuah persamaan antara keduanya.

Fengjiu begitu terharu hingga ia langsung melompat bangun. Kemudian ia melompat menaiki
meja kristal dan menggunakan cakarnya untuk mencedokkan kuahnya lebih dulu. Namun,
teringat kalau ia bukan manusia lagi, Fengjiu pun menarik kembali kakinya dan malu-malu
mulai menjilati ikan itu dengan lidahnya.

Fengjiu membeku di detik yang sama ketika ia merasakan sausnya. Donghua menopang
pipinya di atas tangan dan memperhatikannya dengan saksama.

“Bagaimana?”

115
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu menarik lidahnya. Dengan posisi yang sama, ia ingin sekali berkata bahwa itu sangat,
amat, luar biasa mengerikan. Tetapi ia tiba-tiba teringat sebuah cerita yang disampaikan
bibinya dulu.

Cerita itu tentang seorang pengantin wanita muda yang ridak pandai memasak. Lalu satu hari
ia ingin memasak makan malam. Pengantin prianya memakan semuanya yang ada di meja
dan memberitahu padanya bahwa makanannya lezat.

Ketika si istri membereskan makan malam, ia mencicipi dan menyadari bahwa suaminya
berbohong demi membuatnya bahagia. Sejak itulah, mereka terus hidup berbahagia bersama,
meninggalkan sebuah dongeng indah untuk generasi mendatang.

Fengjiu menutup matanya dan menggertakkan giginya. Ia membersihkan piring itu dalam
waktu kurang dari separuh bakaran dupa. Dengan sedih, ia memegangi perutnya dan berputar
untuk memberikan Donghua senyuman cerah, menunjukkan padanya kalau itu lezat, tapi di
saat bersamaan berharap kalau Donghua akan menyadari senyum terpaksanya dan mencicipi
sendiri sausnya.

Tentu saja, Donghua menggesturkan jarinya. Fengjiu dengan lembut mendorong piringnya ke
arah Donghua. Donghua terdiam, ia lanjut mendorong piring itu dengan perutnya.

Donghua mengetukkan jarinya di hidung bernoda saus milik Fengjiu dan memandanginya
setengah harian.

“Kau ... masih mau lagi? Tidak ada lagi yang tersisa hari ini. Akan kubuatkan lagi untukmu
besok.”

Fengjiu menatapnya mati rasa, berkedip, lalu tiba-tiba menarik jari Donghua untuk
dicelupkan pada sausnya. Donghua akhirnya mengerti maksud Fengjiu.

“Tidak apa. Aku sudah mencicipinya.”

Donghua mengernyit, “Sangat mengerikan.”


116
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Melihat ke arah Fengjiu, ia melanjutkan, “Tapi karena kita berbeda spesies, kupikir selera
kita akan berbeda, jadi aku membawanya kemari untuk kau cicipi.”

Lalu Donghua menyimpulkan, “Aku benar. Rubah memang punya selera yang berbeda.”

Fengjiu tercengang. Ia mengeluarkan tangisan dan menjatuhkan diri di atas meja kristal.

Donghua bertanya khawatir, “Apa kau sebegitu menginginkannya?”

Kemudian Donghua beranjak dan sebelum ia sadar, piring lain sudah muncul di hadapannya.
Piring ini isinya dua kali lebih besar dari yang pertama, di atasnya terdapat dua ikan gemuk
yang tergeletak berdampingan.

Fengjiu melebarkan matanya melihat piring itu, menangis, meringkuk, menangis lagi, dan
meringkuk lagi.

Sejak saat itu, Donghua selalu membawakan Fengjiu ikan crap gemuk yang sama tiap pagi,
dan rasa mengerikan itu pun selalu ada, sekuat pengendalian kualitasnya.

Fengjiu mengira kalau Donghua adalah seorang dewa dengan emosi tak tertebak. Jika ia tidak
memakan ikannya, Donghua mungkin menyimpannya dalam hati dan menjadi melankolis
seiring waktu. Tetapi, lanjut memakan benda seperti ini juga bukan solusi yang baik.
Donghua sungguh telah salah paham padanya kali ini.

***

Lalu tibalah satu hari ketika Nenek Taishan berkunjung. Kebetulan, ia juga memelihara
seekor rubah salju. Dengan licik, Fengjiu memberikan rubah salju itu separuh porsi ikannya
di depan Donghua.

Rubah salju kecil itu mencicipinya dengan waspada, lalu tiba-tiba saja menjulurkan lehernya
dan mulai menangis. Cakarnya mencakar-cakar tenggorokannya putus asa. Di saat terakhir, ia

117
Collected & Merged by raperiadisepti.com
tanpa sengaja menelan ikannya dan harus bertahan untuk kemudian memuntahkan semuanya
kembali.

Fengjiu memandang simpati pada si rubah salju yang berlari mengelilingi halaman untuk
mencari air dan mencuci isi perutnya.

Ia mengedipkan mata ke arah Donghua seraya ingin berkata, “Kami rubah pun memiliki
selera yang normal. Aku menelan semuanya tiap hari hanya demi dirimu.”

Maksud tersirat Fengjiu cukup kuat. Menambahkan tehnya lagi, Donghua memegangi teko
tehnya melihat ke arah Fengjiu sambil merenung hingga akhirnya mengerti.

“Huh, jadi di antara para rubah, seleramu masih tetap unik.”

Fengjiu menaikkan cakarnya ke dada, terhuyung dua langkah ke belakang, dan jatuh ke tanah
putus asa.

***

Beberapa hari berlalu begitu cepat. Bulu merah Fengjiu mulai rontok membentuk gumpalan
berkat kemampuan memasak Donghua. Menunggu Donghua menyadarinya akan jadi tidak
praktis.

Fengjiu perlu mencari cara menyelamatkan dirinya sendiri. Setelah banyak berpikir, ia
memutuskan bahwa tidak ada cara lain selain mengatakannya secara langsung.

Fengjiu telah memikirkan sebelumnya bahwa ia bisa menyampaikan perasaannya melalui


bahasa tubuh. Hari ini, ia akan mengumpulkan keberanian dan menolak ikan crap gemuk
Donghua.

Ketika Fengjiu berjalan ke arah ruang belajar Donghua, ia tanpa sengaja mendengar
pembicaraan Pangeran Liansong yang sedang berkata pada Donghua, beberapa di antaranya

118
Collected & Merged by raperiadisepti.com
mengenai dirinya. Fengjiu tidak bermaksud untuk menguping, tapi ada hal yang
membatasinya ketika menjadi seekor rubah ... seperti tidak bisa menutupi telinganya sendiri.

Sebelum Fengjiu dapat memajukan tubuhnya, beberapa kata telah sampai ke telinganya.

Pertama, suara Liansong, “Aku tidak tahu kalau kau suka memelihara binatang. Aku
menyadari kalau kau punya seekor rubah sekarang?”

Lalu, suara Donghua.

“Sangat istimewa. Kau bisa bilang kalau kami terikat oleh takdir.”

Sekarang suara Liansong lagi.

“Kau berbohong padaku. Aku bukannya tidak pernah melihat rubah yang lebih cantik. Lihat
saja keluarga Bai dari Qingqiu, mereka semua punya kecantikan yang tak tertandingi. Apa
istimewanya rubah merah kecilmu?”

“Ia pikir ikan asam manisku terasa enak.”

Liansong pun tergagap, “... memang sangat istimewa, sudah pasti.”

Percakapannya terhenti di sini. Di luar pintu, Fengjiu menatap sedih ke arah gumpalan bulu
di cakarnya. Ini perasaan pahit dan manis jadi satu. Meskipun keadaan tidak seperti yang ia
bayangkan, dan Donghua sama sekali tidak mengerti perasaannya, tampaknya Donghua
menganggapnya menawan karena memuji masakannya.

Lalu, kalau sekarang Fengjiu masuk dan memberitahunya semua itu hanya bohong ... ia
bergidik membayangkannya.

Apa pun alasannya, ini masih sebuah kebohongan yang indah. Lebih baik membiarkannya
tetap indah. Bulu Fengjiu bisa saja rontok seluruhnya tetapi ia bisa menganggapnya sebagai
musim pergantian bulu yang datang lebih awal.

119
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Siapa yang bisa menebak dengan kekerasan hati untuk bisa tetap tinggal seperti ini, Fengjiu
tetap pergi meninggalkan Jiuchongtian malam itu, dikecewakan.

***

Embusan angin terasa, agak membuat Fengjiu tersadar. Tiga puluh ribu tahun hanyalah usia
bayi di Qingqiu. Tetapi Fengjiu sudah mendapatkan cukup banyak pelajaran hidup di saat itu.
Sebagai contohnya, seseorang harusnya hanya mengingat hal menyenangkan, dan
melepaskan yang tidak menyenangkan.

Bicara secara jujur, ada lebih banyak hal tidak menyenangkan di Istana Taichen daripada
yang menyenangkan. Berada di sini membuat Fengjiu mengingat kembali segala hal yang
disimpannya rapat-rapat.

Terlihat bahwa apa yang Fengjiu ingat kebanyakan adalah kenangan indah, jadi ia pun harus
bersemangat. Ia melompat beberapa kali menuju paviliun, ingin mencoba kursi kristal yang
selalu ingin didudukinya. Tetapi ketika ia mendudukinya, tidak senyaman yang ia bayangkan.

Donghua sering duduk di sini untuk memperbaiki sutra Buddha yang dikirimkan padanya
dari Barat Jauh. Pada saat itu, Fengjiu akan meletakkan kepalanya di atas kaki Donghua
untuk melihat bintang.

Bintang-bintang di Langit tidak punya efek seperti mimpi layaknya bintang di kampung
halamannya. Malahan, mereka tampak bergantung jauh di ujung garis langit seperti permen
yang tak habis terjual di penghujung hari.

Tidak banyak yang bisa dilihat sebenarnya. Fengjiu hanya ingin punya alasan untuk berada di
sisi Donghua lebih lama.

Fengjiu tahu pasti bagaimana pamannya membujuk bibinya untuk menikah. Ketika ia bisa
bicara, ia berencana mengikuti jejak mereka dan membujuk Donghua ke Qingqiu.

120
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pada saat itu, Fengjiu akan memberitahu Donghua, “Lihatlah bintang-bintang yang dingin ini,
mereka sama sekali tidak indah. Aku akan membawamu mengamati bintang di Qingqiu suatu
hari nanti.”

Dalam sekejap mata, seratus tahun telah berlalu. Perkataan cerdas yang ingin Fengjiu
katakan, tak pernah terucap.

Sekarang sudah tengah malam. Dari tempat yang tak diketahui, terdengar susunan suara ajaib.
Separuh langit diselimuti cahaya terang sinar bulan dan semua bintang berpusat di Milky
Way.

Fengjiu bersandar pada telapak tangannya dan menatap sinar bulan yang dingin itu.

Ia berbisik lebih pada dirinya sendiri: “Aku akan membawamu mengamati bintang di
Qingqiu suatu hari nanti.”

Fengjiu terbangun dari lamunannya. Pertamanya, ia tersentak, kemudian menggelengkan


kepala dan mulai tersenyum—perkataannya dengan mudah buyar oleh angin malam di
samping kolam lili biru.

Dalam sekejap, mereka menghilang ... seperti Fengjiu duduk di sana, dan tak pernah
mengatakan apa pun.

***

Ranting Yanfu membentuk bayangan yang bertabrakan dengan pintu masuk melengkung. Di
tanah bertaburan kelopak ungu Yanfu.

Donghua dengan lesu bersandar di pintu berbentuk bulan itu. Ia mengenakan sebuah jubah
tidur terbuat dari sutra putih tipis.

Diselimuti mantel panjang yang longgar sebagai luarannya. Donghua tadinya berniat
mengikuti Fengjiu ke taman, ingin melihat bagaimana caranya melarikan diri.

121
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tadinya, Donghua pikir, Fengjiu tersesat karena ia terburu-buru, tetapi ternyata anak kecil itu
berencana mencongkel salah satu tanaman miliknya. Ia bahkan menikmati pemandangan di
sini; ekspresinya sebentar bahagia, setelah itu sebentar sedih, seolah ada hal yang membebani
pikirannya.

Donghua mendongak dan melihat mantra tidur ungu mulai keluar dari kamarnya dan bersatu
keluar. Menutupi lebih dari separuh Istana Taichen sekarang, mirip dengan awan yang tersisa
layaknya sebuah pertanda.

Donghua berasumsi kalau anak kecil ini telah menggunakan seluruh energinya untuk
mengeluarkan mantra tidur ini pada dirinya. Dari sudut sebelah tenggara, bahkan telah
muncul suara ajaib yang juga mulai terlahap dalam kabut ungu.

Orang yang menciptakan mantranya juga tampaknya tidak sadar. Fengjiu terlihat masih asik
melamun. Dalam sekejap, warna ungu telah menyebar hingga ke taman. Bercampur dengan
air terjun, mencapai hingga ke pohon-pohon tertinggi, dan akhirnya mengalir hingga ke
paviliun cendana.

Donghua menghitung sampai tiga diam-diam, dan di tengah sinar bulan, berputar menghadap
gadis muda yang tenggelam dalam pikirannya. Sesuai perkiraan, Fengjiu mengantuk.

Menyingkirkan ranting Yanfu, Donghua berjalan dari belakang pintu melengkung. Segalanya
hening di dalam halaman. Bahkan tanaman rambat Bodhi yang biasanya mengeluarkan
cahaya lemah tampak lebih lemah dari biasanya.

Di dalam paviliun, aroma cendana putih kuno tertinggal di satu tempat, tampaknya tak bisa
menghilang. Donghua mencondongkan tubuhnya untuk melihat Fengjiu yang tertidur di meja
kristal dan tidak tahan untuk mendecak.

Bagaimana bisa Fengjiu terpengaruh sihirnya sendiri tanpa sadar? Ia mungkin satu-satunya di
seluruh dunia. Siapa yang bisa menyalahkan ayahnya, Bai Yi yang melakukan segala yang ia
mampu untuk mencarikannya seorang suami yang cakap.

122
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua dengan mudah mengulurkan tangan pada Fengjiu dan menciptakan sebuah mantra
dari jarinya. Di taman yang diselimuti kabut kantuk, Donghua mengubah Fengjiu menjadi
sehelai saputangan baru dan dengan santai memasukkannya kembali ke dalam dadanya.

123
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 4 Part 1

Sayup-sayup, dalam tidurnya, Fengjiu mendengar embusan angin kencang yang menjerit di
telinganya. Mengira bahwa itu adalah mimpi, ia kembali menutup matanya dengan tenang
dan tetap tidur.

Tetapi segera setelah kelopak matanya terbuka, Fengjiu tersentak bangun. Dewa Matahari
dalam kereta kudanya sudah menyebarkan sinar paginya di atas langit.

Dewa itu mendekat dan keluar dari kereta kudanya untuk membungkuk hormat ketika ia
melihat Donghua.

Rentang peri mengintip di balik awan, membesar di bawah kaki mereka; beberapa bukit hijau
mengintip dari pandangan.

Fengjiu membeku sekian lama. Saat ia akhirnya menemukan cukup energi untuk
mengendalikan gemetarnya, Fengjiu mendongak dan memastikan bahwa ia masih berupa
sebuah saputangan sutra.

Mati rasa, Fengjiu melihat ke sekeliling untuk mengetahui kenapa ia bisa mendengar dengan
jelas embusan angin. Dan ternyata hal itu karena, Fengjiu diikatkan ke hulu pedang Donghua
dan dikenakan di pinggangnya.

Mereka meluncur bersama di atas angin dan awan. Kebingungan, Fengjiu mencoba
mengingat-ingat kejadian semalam.

Sudah pasti ia berhasil kabur, jadi mengapa Fengjiu masih di sini?

Apakah ia tertangkap lagi setelahnya?

Tetapi ia tidak ingat sama sekali soal itu.

124
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Mungkin saja Fengjiu tidak pernah melarikan diri. Mungkin setelah Donghua berganti
pakaian tidurnya, ia menyimpan Fengjiu di dalam lengan pakaiannya lagi dan ia pun tertidur
bersama Donghua, dan semuanya hanyalah mimpi belaka.

Fengjiu mencoba memantapkan dirinya dan merasa bahwa penjelasannya menjadi begitu
masuk akal. Itu mimpi indah, pikirnya, cukup berkesan ...

Hanya saat Gunung Fuyu muncul di depan matanya dan angin sayu bersiul melewati telinga
Fengjiu, barulah ia terlambat menyadari kalau Donghua sedang berduel dengan Yan Chiwu
hari ini, dan ia kebetulan saja sial dan terbawa hingga ke wilayah Selatan.

***

Perseteruan antara Donghua dan Yan Chiwu dimulai tiga ratus tahun yang lalu. Menurut
legenda, dimulai karena seorang wanita. Tentu saja legenda ini tak banyak tersebar, dan
semua orang yang mengetahui cerita aslinya masih merasa kalau Donghua tidak bersalah.

Tahun itu, ketika Raja Iblis Merah Xuyang berencana untuk menikahkan adik perempuannya,
Putri Jiheng ke Klan Dewa, ia mencari ke kiri dan kanan hingga akhirnya memilih Donghua
Dijun dari Istana Taichen.

Apa yang tidak diketahui Xuyang adalah bahwa Raja Iblis Biru, Yan Chiwu ternyata telah
jatuh cinta pada wanita yang sama, yang terkenal kecantikannya di Dunia Iblis itu.

Akan tetapi, Jiheng adalah seorang yang romantis. Ia selalu lebih menyukai puisi pedih dan
musik menyedihkan dari seorang pria yang sopan dan halus.

Sayangnya bagi Yan Chiwu, meskipun cukup ternama di seluruh wilayah Selatan, ia
sebenarnya orang yang kasar dan tak tahu adat.

Putri Jiheng sama sekali tidak menghiraukannya. Ia justru jauh lebih menyukai pilihan terbaik
kakaknya. Pernah Jiheng bahkan sengaja memuji Donghua di hadapan Yan Chiwu.

125
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pujian dari Jiheng hanya menambah rasa cemburu Yan Chiwu yang makin membara. Tiada
tempat untuk melampiasakan rasa frustasinya, Yan Chiwu mengirimkan sebuah undangan
duel langsung ke Istana Taichen.

Donghua pada masa itu telah menyepi selama bertahun-tahun, tetapi karena lawannya
mengirimkan sebuah undangan tepat ke depan pintu kediamannya, ia tak punya alasan untuk
menolak.

Setelah pertarungan yang menghancurkan Bumi di Gunung Fuyu, sebagai upaya terakhir,
Yan Chiwu menggunakan tipuan. Ia menggunakan Giok Pengunci Arwah untuk menjebak
Donghua yang tak curiga sama sekali, ke dalam Lingkup Teratai Jahat—dan inilah
bagaimana Fengjiu berhasil mendapat kesempatan untuk menemaninya selama tiga bulan.

***

Pada saat itu, Fengjiu cukup berterima kasih pada Yan Chiwu karena membuat masalah dan
merusak persatuan Donghua dengan Klan Iblis.

Donghua pun tidak terlihat begitu memikirkan soal perjodohannya dalam hati sehingga
Fengjiu pun perlahan melepaskan rasa khawatirnya.

Fengjiu tidak pernah membayangkan bahwa dalam waktu tiga bulan itu akan ada satu malam
ketika bunga bermekaran dan lentera yang dinyalakan terang akan menghiasi wilayah Istana
Taichen.

Di bawah matahari sore yang hangat, sebuah tandu dibawa memasuki istana utama untuk
tamu penting. Tamu paling penting ini tak lain tak bukan adalah si cantik
malapetaka Jiheng.

(T/N : 红颜祸水 hongyan huoshui – ‘si wajah cantik yang membawa kebanjiran’. Biasa
digunakan pada wanita cantik yang menyebabkan bencana.)

126
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di atas jembatan giok putih, gadis di dalamnya mengangkat tirai dan turun dari tandunya,
jemari elegannya diistirahatkan di atas sulur phoenix. Bibirnya diwarnai, giginya putih,
matanya bersinar terang.

Kabut perlahan menghilang dari permukaan danau; di atas air yang beriak terdapat refleksi
dari rambutnya yang ditata tinggi. Seperti itu saja, dengan gerakan yang anggun, ia telah
menciptakan satu pertunjukan yang menarik dan begitu lembut.

Bahkan Fengjiu yang bersandar di kaki Donghua merasa lengah karena pemandangan itu.
Fengjiu merupakan orang terakhir di Istana Taichen yang mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi hari itu di atas jembatan giok.

Setelahnya, Zhi’he yang memberitahu Fengjiu soal kabar ini. Ternyata, Donghua telah
menyetujui pernikahan ini, ia bahkan terlihat menyambut ide ini.

Kata-kata sederhana itu mengebor telinga Fengjiu seperti petir yang datang di siang hari.
Dalam sekejap, ia merasa dunianya telah runtuh.

Lalu ketika malam pernikahan, saat kerudung merah menyala pengantin wanita diangkat,
entah bagaimana caranya, pengantin wanitanya telah berubah menjadi Zhi’he.

Pikiran Fengjiu campur aduk jadi satu selama beberapa hari sebelum ia pergi. Ia hanya tahu,
Zhi’he memberitahunya kalau hal seperti ini sudah biasa di dunia manusia. Pasangan muda
terlalu keras kepala dan gengsi untuk mengerti satu sama lain. Ikatan pernikahan hanyalah
sebuah batu cobaan untuk cinta sejati. Sama halnya untuk Zhi’he dan Donghua.

Fengjiu terlalu tak berpengalaman, jadi ia mempercayai segala omong kosong itu. Ia merasa
terluka akan kenaifannya sendiri. Satu hal yang Fengjiu ketahui dengan pasti adalah bahwa
Donghua tidak lagi ‘muda’, jadi ujian untuk lovebirds muda tak berlaku untuknya.

Melihat lagi ke belakang, Fengjiu menyadari semuanya mungkin saja hanya bualan Zhi’he.
Kalau tidak, mana mungkin Tianjun marah besar dan mengasingkannya ke dunia manusia.
Setelah melalui begitu banyak hal dalam hidup, Fengjiu tidak bodoh lagi.
127
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Setelah dipikirkan dengan baik, Fengjiu tahu kalau kemungkinan Donghua menyukai Zhi’he
sangatlah kecil. Jika ia benar menyukai adik angkatnya yang angkuh itu, maka Donghua tidak
pantas mendapatkan cintanya selama ini.

Pada akhirnya, Fengjiu hanya bisa menebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi, tetapi ia
tidak bisa memastikannya. Fengjiu hanya merasa bahwa ketika Donghua menyetujui
pernikahannya dengan Jiheng, itu mungkin saja karena kekaguman semata.

Sejujurnya, bahkan di bawah mata menelisik Fengjiu, Putri Jiheng benar-benar baik dan
pemberani. Belum lagi soal kecantikannya, talentanya, atau bahkan kebajikannya, hanya
fakta bahwa Jiheng menolong mereka tanpa pamrih di dalam Lingkup Teratai Jahat saja
sudah cukup mengagumkan.

Hanya menunggu waktu saja hingga Donghua akan benar-benar menyukai Jiheng. Fengjiu
pun, tentu saja membantu Donghua di dalam Lingkup Teratai Jahat.

Tetapi bahkan dari sekian banyak koleksi skenario menggelikan milik bibinya tidak akan
mengandung perkataan berikut: “Seorang pria bangsawan diselamatkan oleh seorang gadis
dan peliharaan kesayangannya. Si bangsawan akhirnya lebih memilih peliharaannya
daripada si gadis.”

Untuk alasan inilah, Fengjiu menerima kekalahannya dari Jiheng tanpa protes.

***

Angin dingin berdecit di bukit Gunung Fuyu. Dalam sekejap mata, kepuhan awan datang
bergulir. Wilayah yang luas itu semuram wilayah peperangan.

Fengjiu kembali dari lamunannya. Ia murung, tetapi dengan cepat kembali bersemangat
setelah melihat sekelilingnya.

128
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu dilahirkan di masa damai, tidak pernah sekali pun menyaksikan peperangan terkenal
yang dicatat dalam buku sejarah. Kesempatan langka datang dua ratus tahun lalu ketika
paman iparnya, Yehua, bertarung melawan Raja Setan Qingcang.

Dikatakan bahwa itu cukup memukau, tetapi sialnya, Fengjiu tengah terjebak di dunia
manusia untuk membayar utang. Selama dua ratus tahun ini, ia berdoa pada Langit tiap ulang
tahunnya agar ada beberapa dewa yang terkait perselisihan hingga berubah menjadi
pertarungan.

Tetapi Langit tidak mengabulkan permintaannya; malahan hubungan antar dewa semakin erat
tiap tahunnya. Fengjiu hanya punya sedikit harapan kalau impiannya akan terkabul, tetapi
tanpa diduga, ia mendapatkan jackpot hari ini dan akhirnya bisa melihat dengan mata
kepalanya sendiri. Hatinya pun bernyanyi gembira.

Apa pun masalahnya, Raja Iblis ini berhasil menipu Donghua di masa lalu. Meskipun caranya
agak tak bermoral, ia memang berbakat, dan ia pasti seorang lawan yang sepadan. Rumor
mengatakan kalau Yan Chiwu ini orang yang terus terang dan berjiwa bebas.

Saking bebasnya, dua pukulan dari palu godamnya dan sejejak kakinya mampu mengguncang
pegunungan, teriakannya mampu memindahkan angin dan awan.

Di dalam bayangan Fengjiu, Yan Chiwu ini paling tidak harusnya sehebat itu. Ia
membayangkan dan tertipu oleh imajinasinya sendiri. Dengan napas tertahan, Fengju
menunggu Donghua untuk mengipasi kabut tebal ini agar akhirnya bisa melihat si pendekar
berjiwa bebas ini.

Gunung Fuyu terletak di perbatasan antara wilayah Selatan yang merupakan wilayah
kekuasaan dari Klan Iblis dengan wilayah Barat yang dikuasai oleh keluarga Rubah Putih.
Letaknya tersembunyi di balik awan, dan merupakan gunung yang terkenal akan dewa dan
iblis.

129
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Setelah awan tebal menghilang, di atas Gunung Fuyu berdirilah seorang pria, bukan
membawa palu godam. Malahan muncul seorang pemuda yang masih sangat muda juga
terlihat lembut, berpakaian serba hitam.

Tak sabaran, ia menggigiti kuaci biji melon sambil berjongkok di atas puncak gunung; sisa
kulit kuaci pun berserakan di tanah. Fengjiu melihat ke sekitar. Mungkinkah klan pemimpin
diperbolehkan terlambat beberapa jam?

Tiba-tiba saja, si pemuda yang mengigiti kuaci itu melompat ke atas awan dan terbang lurus
tepat menuju arah mereka; sosoknya elegan, bibirnya merekah, dan giginya putih. Dari tanah
dewa manakah pria tampan ini berasal ... Fengjiu pun hanya bisa melongo melihatnya.

Si pemuda tampan berdiri di atas sebuah awan hanya beberapa meter jauhnya dari mereka.

Ia menarik sebuah pedang panjang, dan dengan keinginan membunuh, menunjuk Donghua
kemudian berteriak, “Berengsek kau, Muka Es. Kakekmu telah menunggu di sini setengah
harian. Yang paling kubenci adalah orang-orang yang suka membuang waktu. Jangan takut!
Cepat dan ambil senjatamu. Segera selesaikan ini. Kecuali aku memberikanmu pukulan yang
bagus hari ini, aku tak akan bisa menghapuskan aib di masa lalu. Aku akan membuat
namamu ditulis terbalik kali ini!!!”

Syok ... adalah apa yang dirasakan Fengjiu.

Fengjiu tercengang menatap si pemuda tampan yang terus saja memanggil dirinya dengan
sebutan ‘kakek’. Menelan ludah, Fengjiu paham dari perkataannya kalau ia adalah Yan
Chiwu, satu dari tujuh Raja di Klan Iblis.

Tetap saja ini masih cukup membingungkan. Fengjiu pernah mendengar segala macam cerita
mengenai Yan Chiwu dan singkatnya, mereka semua setuju bahwa Yan Chiwu adalah orang
yang bodoh baik soal selera dan kelakuan.

Untuk alasan itulah, Putri Jiheng tidak bersedia menikah dengannya. Mungkinkah bahkan
pria tak tahu adat dari Dunia Iblis pun tampak seperti pemuda tampan begini?
130
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu tak sanggup menahan dirinya dari khayalannya. Kalau begitu, akan seperti apa pria
bangsawan yang dikatakan oleh mereka?

Saat Fengjiu membayangkan tampilan seorang pendekar berbulu menghadap ke arah


matahari tenggelam dan membacakan puisi kepedihan, perut Fengjiu tiba-tiba saja
bergejolak.

131
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 4 Part 2

Semuanya berada dalam perkiraan Donghua.

Setelah membiarkan Yan Chiwu meraung sepuas hatinya, ia pun dengan sopan
menggesturkan tangannya: “Kau duluan.”

Sikap acuh tak acuh Donghua membuat Yan Chiwu marah.

Ia memberikan pelototannya yang menunjukkan sifat premanismenya: “Duluan nenekmu.”

Angin kencang menyambung, arus tak menyenangkan berputar di belakangnya; di atas sungai
yang seperti tinta tanpa batas ada pasukan bersenjata.

Tidak pernah melihat adegan ini sepanjang hidupnya, Fengjiu mulai merasa mual.

Donghua, di lain pihak, justru terlalu tenang. Ia bahkan mengangkat tangannya untuk
merapikan saputangan—itu adalah Fengjiu, yang tertiup oleh embusan angin kencang, agar ia
dapat bergantung dengan aman di hulu pedangnya.

Yan Chiwu mencemooh. Wajahnya terlihat sempurna bagaikan musim semi di bawah cahaya
rembulan.

“Karena aku berani mengajakmu bertarung, aku sudah datang dengan persiapan,” ia berkata
dingin.

Yang cukup mengejutkan, Fengjiu mulai melamun lagi di saat begini. Ia menduga pasti ada
alasan lain lagi kenapa Jiheng tidak menyukai si Yan ini.

Mungkin saja Jiheng tidak ingin memiliki suami yang berparas jauh lebih cantik dari dirinya
untuk menghindari kehilangan muka ketika mereka berdiri berdampingan.

132
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Mendongak, Fengjiu melihat Yan Chiwu mengangkat tangannya dan menunjuk ke arah
pasukan di bawahnya. Wajahnya bercahaya bahkan lebih indah lagi dengan bantuan
senyuman yang tampak gembira sekali.

Fengjiu mengangguk diam-diam dalam benaknya. Benar, itu pasti alasan mengapa Jiheng
tidak memilih Yan Chiwu.

“Lihatlah. Formasi iblis ini adalah sesuatu yang baru saja aku kembangkan. Dibentuk dari
7000 arwah manusia ... cukup merepotkanku. Mereka semua adalah arwah jahat, tetapi kalau
kau menghancurkan mereka, kau akan menghancurkan kesempatan mereka untuk menebus
dosa dan bereinkarnasi. Aku, juga, ingin melihat bagaimana rencana dewa yang penuh
kebajikan ini untuk menghancurkan formasiku.”

Dalam sekejap, arwah-arwah manusia itu telah membentuk sebuah pasukan bersenjata.
Mereka membawa angin yang melolong dan hujan yang meratap.

Setiap arwah masih dalam wujud manusianya, tetapi mata rakus mereka sama bahayanya
dengan serigala. Senjata di tangan mereka menguarkan aura dingin mematikan. Di atas air
tanpa ujung itu, ombak mulai mengenai cakrawala.

Kumpulan 7000 arwah yang tanpa akhir itu terus mendatangi mereka, baris demi baris.
Sungguh adegan yang mengerikan. Fengjiu gemetar dan makin menempelkan dirinya ke
pinggang Donghua.

Fengjiu selalu punya ketakutan akan tempat yang terlalu ramai. Sekarang ia hanya bisa
merinding menyaksikan adegan ini. Ia tidak peduli lagi tentang mempelajari pengalaman
baru, ia hanya ingin membebaskan dirinya dari Donghua.

Sebelum Fengjiu dapat memikirkan ide apa pun, pedang Cang’he telah ditarik keluar dari
sarungnya dan jatuh ke tangan Donghua. Matanya menyapu sekilas para arwah di Gunung
Fuyu, kemudian sebelum lama, sebuah cahaya yang terang menyebar dalam radius 100 mil.

133
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Penampakan akan pedang tak terhitung jumlahnya pun muncul, menelan semua energi gelap.
Terperangkap dalam lautan pedang berkilauan, yang dapat Fengjiu rasakan adalah sinar putih
membutakan dan sakit kepala yang luar biasa.

Fengjiu tidak bisa melihat apa yang dilakukan oleh pedang-pedang itu, ia hanya merasa
bahwa ia pun ikut berterbangan di tengah hiruk-pikuk itu. Di telinga Fengjiu hanya terdengar
suara raungan menyedihkan bercampur dengan angin dan awan yang mengamuk hebat.

Saat Fengjiu berhasil memulihkan kesadarannya, ia sudah berada di tangan Donghua lagi.
Darah telah mengubah air menjadi warna yang aneh. Sesekali, muncul kabut di sekitaran
sungai, namun seolah itu adalah lautan dari racun mematikan, kemana pun kabut itu pergi,
pepohonan dan tanaman langsung menghilang ditelan asap hijau.

Segera, suara tanpa perasaan milik Donghua memecah udara: “Sudah hancur!”

Kepala Fengjiu berdenyut.

Hancur?

Apanya yang hancur?

Ah, formasi merepotkan ciptaan Yan Chiwu.

Mata Fengjiu baru saja terbiasa dengan cahaya ketika kemarahan Yan Chiwu mengambil
alih: “Aku pasti mendapatkan hukuman karena menggunakan 7000 arwah ini sebagai
formasi. Mungkin petir sedang menungguku. Tetapi sebagai seorang dewa, tidakkah harusnya
kau mencoba segala cara dengan kekuatanmu dan memberi mereka kesempatan?

"Karena pedangmu sekarang telah ternoda oleh darah mereka, kau telah menanggung dosa
besar di pundakmu. Terlebih lagi, kau bertindak tanpa setitik pun keraguan. Apakah kau tidak
takut kalau suatu hari nanti Langit menangkapmu atas segala kelakuan burukmu?”

134
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dengan lelah, Fengjiu merapalkan ayat-ayat Buddhanya. Ia berdoa pada Langit agar Yan
Chiwu akan dengan tepat mengayunkan pedangnya. Tetapi, meski si Yan ini tepat
mengayunkan pedangnya pun, energi yang dikeluarkan dari pedangnya masih bisa
melukainya dengan mudah.

Merasa pesimis sesaat, Fengjiu tak dapat mempercayai kalau Donghua melakukan sesuatu
yang tidak terhormat begini.

Bagaimana bisa Donghua menghukumnya dengan cara begini, untuk apa yang hanyalah
sebuah lelucon ceroboh mengenai keanehannya? Lupakan saja.

Kalau Donghua membawanya pada kematian hari ini, lihat saja bagaimana ia akan memberi
penjelasan pada Qingqiu.

Mari lihat bagaimana kakeknya, neneknya, ayahnya, ibunya, paman tertuanya, bibi iparnya,
bibinya, paman iparnya, paman kecilnya dan paman ipar kecilnya akan mencari keadilan.

Selagi asyik sendiri dalam kesenangannya, seberkas cahaya keperakab bersinar di ujung
langit, memotong kepuhan awan hitam. Yan Chiwu mendengus kesakitan dan tersandung
hingga sepuluh meter ke belakang.

Di pertempuran jarak jauh ini, suara santai Donghua terdengar: “Dosa karena membunuh, kau
bilang?”

Meskipun tenang, suara Donghua membawa sebuah makna yang dalam.

“Aku sudah tidak memperhatikan perang dan kedamaian selama beberapa milenia ini. Tetapi,
apakah kau lupa kalau aku memimpin keenam dunia selama masa kekuasaanku?”

Hujan batu terlempar ke arah Fengjiu, membuatnya merasakan gelombang migrain lainnya.

Donghua masa lalu? Ah! Donghua dari masa itu!

135
Collected & Merged by raperiadisepti.com
***

Tak ada satu pun yang lebih berwawasan ketimbang Fengjiu mengenai topik ini. Ia tidak bisa
mengingat satupun soal sejarah Qingqiu maupun soal pohon keluarga kandungnya, tetapi ia
bisa menghafalkan selama tiga hari soal masa lalu Donghua.

Terima kasih karena pengaruh baik dari Donghua, Fengjiu selalu bisa mendapat peringkat
pertama dalam tiap kelas sejarah. Sekarang karena ia tak lagi terhubung dengan Donghua,
Fengjiu membiarkan beberapa ingatan itu kembali ke pikirannya yang kabur.

Betapa lucunya karena Fengjiu masih bisa mengingat segala detailnya dengan begitu jelas.

Legenda menceritakan soal Pangu yang, dengan satu ayunan kapaknya, menciptakan Langit
dan Bumi. Entitas yang lebih ringan mengambang dan menjadi langit, yang lebih padat
tenggelam ke bawah dan menjadi bumi.

Dunia tak lagi hanya berupa satu benda setelahnya. Akhirnya terciptalah Yin dan Yang, dan
dari sanalah terlahir para dewa dan iblis yang bertarung satu sama lain demi perebutan
kekuasaan daratan dan lautan.

Di masa lalu, dunia belum semakmur sekarang dan belum terlalu banyak peraturan. Apa yang
ada kala itu adalah kekacauan dan pertumpahan darah.

Di masa awal itu, Klan Manusia dan sebagian dari Klan Goblin masih belum di asingkan ke
Dunia Bawah. Tetapi karena mereka terlahir begitu kecil dan lemah, mereka harus
bergantung pada dua Klan terbesar, yaitu Klan Langit dan Klan Iblis dan mengalami masa
yang malang karena penjajahan.

Ratusan juta tahun terlewat dalam sekejap. Kedamaian masih sangat langka. Terkadang, Klan
Iblis yang memerintah seluruh Dunia, terkadang Klan Dewa; kadang Klan Setan pun
beruntung dapat bagian; tetapi tiap era hanya bertahan sebentar.

136
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Semua orang mengharapkan seorang pahlawan untuk datang dan menyatukan keenam Dunia,
mengakhiri kekacauan tanpa henti ini.

Yang paling penting, semuanya berharap kalau pahlawan ini terlahir dari klan mereka
masing-masing.

Dalam beberapa tahun yang singkat, keenam klan dari Peri, Setan, Dewa, Iblis, Manusia, dan
Goblin diperbanyak secara eksponensial. Peperangan demi wilayah kekuasaan antar klan
meningkat drastis.

Tetapi, Langit tetaplah Langit dengan cara yang tak pernah terprediksi. Di tengah
keputusasaan mencari seorang pahlawan baru, tak berayah maupun beribu, ia muncul begitu
saja dari Laut Biru suci di ujung langit, seorang anak yang benar-benar berasal dari Langit.

Terlahir di wilayah Timur dimana cahaya baik bersinar, ia pun dengan mudahnya mengambil
dua karakter dan menjadikannya sebagai nama, Donghua (Si Hebat dari Timur).

Ialah Donghua Dijun.

Walaupun Donghua ditakdirkan menjadi seorang pahlawan di era itu dan seorang legenda di
masa mendatang, tak seperti Putra Mahkota Yehua dari Jiuchongtian, kelahiran Donghua
sangatlah senyap.

Tak muncul pertanda seperti misalnya awan emas bertebaran di langit, atau empat puluh
sembilan burung lima warna yang mengitari Laut Biru.

(T/N : 五彩 wucai artinya ‘lima warna’. Meski terkadang bisa diartikan sebagai beraneka
warna, angka lima sangat penting dalam konteks ini. Lima dipercaya menjadi angka
utama dalam budaya Cina dan hanya ada tiga burung kuno,
menurut 山海經 Shanhaijing, dengan kelima warna yang ada di bulu
mereka: 皇 Huang, 鳳 Feng, dan 鸞 Luan. Tentu saja masih ada burung multiwarna
lainnya seperti merak, jadi lebih baik dibedakan dengan memberikan pengertian seperti
ini.)
137
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Begitu senyap, bahkan faktanya, tak ada yang tahu darimana asal Donghua. Hanya sebuah
versi singkat yang bertahan sejauh ini. Mereka mengatakan kalau Donghua meminum air
murni dari asalnya dan menyerap esensi alam untuk mendapatkan hidup yang abadi.

Tetapi bagaimana Langit melahirkan Donghua? Apakah ia hanya muncul begitu saja dari
batu, atau seorang penebang pohon menemukannya sedang berjongkok di dalam batang
bambu dan membawanya pulang untuk dibesarkan?

Catatan dalam sejarah ini hanya sedikit dan tak banyak yang didokumentasikan. Meskipun
harus memikul tanggung jawab yang berat sejak masa mudanya, kehidupan masa kecil
Donghua cukup biasa saja.

Donghua tumbuh seorang diri di Laut Biru. Tanpa adanya perlindungan dari Klan Dewa, ia
seringkali diganggu oleh para iblis dan setan dari area tetangga.

Di masa lalu, orang tak belajar dari guru. Semua yang diketahui Donghua didapatkannya
melalui tinjunya, legenda panjang hidupnya dibangun dengan satu pertumpahan darah ke
pertumpahan darah lainnya.

Jalan sukses Donghua jauh berbeda dari milik Moyuan, Dewa Musik dan Peperangan sejak
beberapa milenia sebelumnya, atau dari Yehua di tahun-tahun ini.

Keduanya, satu dibesarkan oleh Fushen, yang lainnya diajari oleh Lingbao Tianzun dari
Shangqing, juga oleh para Budha yang bijaksana dari Langit Barat. Hal semacam ini adalah
latar belakang tradisional dari keluarga bangsawan.

(T/N : 靈寶天尊 Lingbao Tianzun – yang kedua dalam Daoist Trinity, memimpin Heaven
of Supreme Purity dikenal sebagai 上清 Shangqing.

Semenjak ia masih muda, Fengjiu sudah menjadi seorang penggemar berat Donghua. Pada
awalnya, itu semua karena Donghua telah menyelamatkan nyawanya, tetapi pada tingkat
yang lebih mendalam, dikarenakan sebuah kekaguman dan rasa hormat.

138
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dengan tangannya sendiri, mengakhiri kekacauan dunia, tanpa bantuan siapa pun, dalam
pikiran Fengjiu, adalah prestasi yang sangat luar biasa.

Bukanlah hal yang mudah—memimpin dunia dengan kemampuan untuk menghukum dan
membunuh. Huru-hara pastinya akan tercipta jika ada sedikit saja kebaikan.

Hanya dengan darah dingin barulah dapat menaklukkan kekacauan dan membawa kedamaian
permanen. Bahkan setelah Klan Langit tumbuh jadi lebih kuat tiap tahunnya, dan Donghua
telah memberikan kekuasaannya pada Tianjun dan pensiun di Langit ke-13 untuk menikmati
masa damainya di Istana Taichen, ia meninggalkan legenda berdarah yang masih tetap
menyebabkan teror di pikiran orang-orang.

Jadi, kali ini, ketika Yan Chiwu berpikir kalau ia bisa menggunakan 7000 arwah untuk
mengendalikan Donghua, tak ada yang bisa menyalahkan sang Raja ketika ia bertanya
dengan dinginnya apakah Yan melupakan tentang kepemimpinannya terdahulu.

Donghua bukanlah makhluk suci yang penuh dengan kasih sayang; kenyataan ini tak akan
pernah berubah. Pada akhirnya, semuanya tidak pasti, apakah Donghua makhluk yang suci
atau bukan.

Fengjiu telah lama sekali mengidolakan Donghua, sejak ia masih kecil. Untuk mengetahui
lebih banyak soal Donghua, ia mengumpulkan setiap dokumen dari Langit hingga Neraka
yang merupakan sejarah mengenai Donghua.

Kebanyakan dari catatan sejarah ini membicarakan perihal pencapaian Donghua; mereka
semua terdengar manis di telinga.

Ada satu buku tua compang-camping yang tak diketahui darimana asalnya, isinya berbeda.

Di dalamnya, Donghua pernah diajar oleh Fushen, lalu kemudian menyimpulkan bahwa
pikiran seseorang harus mencapai satu pusat di dalam sembilan kekekalan mental.

139
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Antara Donghua hanya bisa berkutat dalam kebaikan, atau ia hanya bisa berurusan dengan
kejahatan.

Pembelajaran Fengjiu soal filosofi tidak luar biasa; jadi ia mengartikan perkataan ini lalu
pergi menanyakannya pada paman kecilnya Bai Zhen.

Bai Zhen bukanlah sumber yang terpercaya tetapi ia sudah hidup selama lebih dari 100.000
tahun.

Pengertiannya tentang filosofi paling tidak cukup mumpuni, dan Bai Zhen pun menjelaskan
pada Fengjiu seperti ini:

“Yang disebut dengan sembilan kekekalan mental tak lebih dari sembilan tingkat
dari samatha, bernama kekekalan batin, kekekalan berkesinambungan, kekekalan
ketenangan, kekekalan terdekat, kekekalan terharmonisasi, keheningan, keheningan tanpa
batas, pemusatan pikiran, dan ketenangan mental.

"Jika seseorang telah mencapai tahap pemusatan pikiran, artinya hatinya telah mencapai
kedamaian terakhir dan tak akan ada kekacauan yang dapat mengganggunya. Setelah
pikirannya damai, tak ada bedanya apakah ia baik atau buruk. Pada tahap ketenangan, ia akan
naik menuju keberadaan yang jauh berbeda.

"Hanya ada Buddha dari Langit Barat yang telah mencapai tingkat pencerahan ini. Untuk
mengerti keberadaan adalah menjadi Buddha. Untuk menjadi Buddha adalah untuk tetap
ada.”

Fengjiu mendengarkan dengan sabar, dan mendapatkan lebih banyak sakit kepala dari
berbagai ‘kekekalan’ dalam penjelasan pamannya. Segala yang terkait dengan filosofi
memang sangatlah membingungkan.

Tetapi karena Fengjiu ingin lebih mengerti Donghua, ia kembali ke rumah dan diam-diam
mencari tahu soal itu. Ia akhirnya mengerti bahwa Donghua mulanya bukanlah seorang dewa

140
Collected & Merged by raperiadisepti.com
ataupun seorang iblis, tetapi kemudian, ia memilih cara para Dewa dan meninggalkan cara
hidup iblis.

Meski demikian, Fengjiu tak dapat menebak kenapa Donghua lebih memilih para dewa
ketimbang iblis. Dalam pikiran muda Fengjiu, selain leluhur mereka, tak ada perbedaan
antara Klan Dewa dengan Klan Iblis. Terlebih lagi, terdapat begitu banyak wanita cantik di
Klan Iblis.

Selain kakek nenek Fengjiu, hanya ada Zheyan yang tinggal di Sepuluh Mil Kebun Persik
yang usianya paling mendekati Donghua di antara semua orang yang dikenal Fengjiu.

Dengan beralasan menemukan pembahasan sulit di sekolah, Fengjiu mengemasi barang-


barangnya dan terbang menuju kebun persik untuk meminta bantuan. Ia bahkan membawa
serta tusuk konde giok buatan tangan Paman Bai Zhennya sebagai hadiah.

Itu adalah hadiah yang luar biasa. Zheyan langsung dibuat bahagia karenanya. Bunga persik
pun bermekaran hingga April.

Zheyan mengelus tusuk konde giok itu dan dengan senang hati mengulang pertanyaan
Fengjiu, “Mengapa Donghua memilih Klan Dewa?”

Seolah Zheyan telah menghafalkan ayat-ayat, ia lanjut dan melafalkan: “Menurut pada
sejarawan, bencana besar muncul di dunia tahun itu. Hanya wilayah Klan Dewa yang
dianugerahi dengan angin dan hujan yang aman untuk ditinggali; orang-orangnya hidup
damai dan makmur.

"Setelah mencari penyebabnya, Donghua mengetahui kalau hal itu adalah karena Klan Dewa
mempraktikkan lima pantangan: tidak membunuh, tidak mencuri, tidak berhawa nafsu, tidak
berbohong, dan tidak minum-minum.

"Karena moral yang patut dipuji ini, Langit tersentuh dan menjaga Klan Dewa. Itulah
mengapa Donghua memilih untuk bersama para dewa ketimbang iblis dan memutuskan untuk
mengabdikan hidupnya mulai sekarang untuk menyelamatkan orang lain.”
141
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Semakin tinggi rasa kagum Fengjiu pada Donghua, Zheyan menyeringai kemudian
menambahkan, “Tulislah jawabanmu sesuai yang kukatakan maka kau akan mendapatkan
nilai yang tinggi, aku yakin.”

“Maksudmu masih ada lagi yang lainnya?”

Fengjiu terdiam dan bertanya di tengah menuliskan catatan.

Selalu ada yang lebih dari itu. Dan semua cerita tersembunyi ini begitu jauh dari apa yang
tertulis.

Ketika mereka membicarakan soal cerita tersembunyi, Fengjiu berpikir kalau Zheyan ternyata
jauh lebih bersemangat, sangat berbeda dari wajah bosan yang biasa ia kenakan di ceramah
terakhirnya.

Cerita tersembunyi itulah yang terjadi.

142
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 4 Part 3

Dikatakan bahwa Donghua, semenjak kelahirannya dari Laut Biru, telah memiliki
kemampuan bertarung yang luar biasa melalui baku hantam dan pertempuran kecil. Akan
tetapi, Donghua sama sekali tak tertarik dalam penyatuan dunia.

Klan-klan di mana saja di luar Laut Biru tanpa hentinya mengajak perang satu dengan yang
lainnya. Beberapa kaki tangan yang tidak punya kesempatan untuk bergabung dalam
peperangan pun tak tinggal diam, malah pergi mencari masalah dengan mengajak Donghua
bertarung.

Tentu saja Donghua menghabisi mereka semua. Namun, ada pelindung di atas para kaki
tangan ini; iblis yang lebih besar yang melindungi para kaki tangan ini merasa mereka telah
dihina, jadi mereka pun bermunculan silih berganti.

Di atas para kaki tangan adalah kroni-kroninya, di atas mereka ada para bosnya. Donghua
terus menghabisi mereka hingga suatu hari, ketika Donghua berbalik untuk melihat, bos
terbesar sudah menjadi bawahannya.

Zheyan memegangi sebuah cangkir anggur seraya tersenyum iseng: “Jangan menilai
Donghua dari topeng dingin yang dikenakannya. Kenyataannya, ia adalah objek dari begitu
banyak kekaguman wanita.”

Donghua, dengan roman wajah yang rupawan, muda, dan pencapaian yang melegenda,
adalah suami ideal bagi banyak wanita dari berbagai klan.

Ada seorang gadis muda dari keluarga iblis yang cukup terkenal kala itu, dianugerahi sebagai
yang tercantik di wilayah itu. Gadis itu juga merupakan salah satu penggemar Donghua.

Gadis muda ini sangat menginginkan Donghua hingga suatu malam ia datang dan
menyembunyikan dirinya di dalam kediaman Donghua.

143
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Malam harinya ketika Donghua kembali dan menemukan seorang gadis cantik di belakang
gorden tidurnya, ia agak kaget.

“Larut sekali baru kembali, kau membuatku cukup sedih menunggumu kembali, Tuan~~~”

Donghua mencondongkan tubuh dan menggendong si gadis dalam pelukannya.

Napas gadis itu pun jadi lebih cepat.

“Oh, betapa tak sabarnya Anda, Tuan~~~”

Si Donghua yang tak sabaran ini membawa si cantik hingga ke pintu, lalu tanpa adanya
perubahan dalam ekspresinya, melemparkan gadis itu begitu saja. Tak lupa Donghua
memalangi pintunya dan memadamkan penerangan.

Gadis muda ini tidak langsung menyerah. Membutuhkan beberapa kali lemparan baginya
untuk akhirnya berhenti. Tetapi, gadis ini membuat sebuah tren baru.

Meskipun ditendang keluar oleh Donghua adalah hal yang sudah pasti, orang-orang bilang,
paling tidak ia cukup baik untuk menggendong para gadis dari ranjangnya hingga ke pintu.
Banyak gadis muda merasa kalau itu cukup sepadan, dapat berada dalam pelukan Donghua
meski hanya sesaat.

Sejak saat itu, para gadis dari klan iblis menemukan cara untuk membuka medan pelindung
yang dibuat Donghua di sekitar rumahnya, dan berlomba satu sama lain demi menyusup ke
dalam ranjang Donghua.

Seiring berjalannya waktu, Donghua jadi malas dan tak lagi membuat sebuah medan
pelindung. Ia menganggap tindakannya melemparkan gadis cantik tiap malam sebelum tidur
sebagai sejenis olah raga, dan berhasil hidup dalam damai selama bertahun-tahun.

144
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Lalu datang suatu malam ketika akhirnya tak ada lagi wanita yang merangkak ke atas ranjang
Donghua. Kali ini, sepasang alis tebal dan mata sedalam musim gugur, seorang pemuda
cantik.

Donghua membawa pemuda itu hingga ke pintu dan segera melemparkannya keluar.

Pemuda itu meraung, “Kau menggendong mereka semua dalam pelukanmu sebelum
melemparkan mereka keluar. Kenapa kau malah membawaku dengan cengkeraman di leher?
Kau tidak adil. Sama sekali tidak adil!”

Zheyan menuangkan lebih banyak anggur ke cangkirnya dengan santai.

“Sebegitu parahnya hingga saat Fushen datang ke Laut Biru dan meminta Donghua untuk
pergi bersamanya, Donghua langsung mengikutinya tanpa mengatakan apa pun. Wanita dari
Klan Dewa paling tidak, pasti punya lebih banyak pengendalian diri ketimbang mereka yang
berasal dari Klan Iblis, tetapi Donghua tidak pernah benar-benar menemukan kedamaian
hingga hari di mana ia memasuki Istana Taichen.”

Zheyan menghela napas dengan dibuat-buat.

“Untuk seorang pahlawan sampai bersembunyi begitu, tak heran kalau wanita disebut dengan
macan betina. Ini juga mirip dengan Moyuan dari Kunlun yang menolak mengambil murid
wanita. Pada zaman dahulu ketika bibimu menjadi muridnya, Bai Qian harus berdandan
seperti seorang pria. Untungnya bibimu tidak berjalan di jalan yang sama dengan para murid
wanita Moyuan yang terdahulu. Kalau tidak, Moyuan tak akan semulia sekarang ketika ia
bertemu denganku.”

Setelah membocorkan rahasia orang-orang, Zheyan dengan bebasnya memperingatkan


Fengjiu, “Meskipun kenyataannya adalah seperti yang kukatakan, jangan menulis hal
semacam itu di esaimu di sekolah. Guru-guru hanya ingin jawaban yang benar. Akan tetapi,
jawaban yang benar dengan kenyataan tidak pernah sama.”

145
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu bahagia mendengar kalau Donghua menganggap wanita yang menyukainya itu
merepotkan. Tetapi kemudian berpikir tentang dirinya sendiri dan khawatir kalau Donghua
bisa saja tidak menyukainya juga.

Fengjiu memegangi buku catatannya dan bertanya khawatir pada Zheyan, “Jika Donghua
tidak menyukai wanita, juga pria, lalu apakah itu artinya ia tidak suka apa pun?”

Pertanyaan sulit.

Zheyan berpikir sejenak dan menjawab, “Aku rasa Donghua mungkin menyukai sesuatu yang
berbulu dan berwarna merah.”

“Donghua suka monyet?” dengan sedih Fengjiu bertanya.

Lalu dengan ekspresi terluka, ia menambahkan, “Apa bukti yang kau punya?”

Berdeham, Zheyan membalas, “Memangnya semua yang berbulu dan merah itu monyet?
Bagaimana bisa kau berpikir soal monyet? Bukan monyet. Aku hanya berpikir, karena semua
tunggangan Donghua adalah makhluk berbulu, ia mungkin lebih menyukai binatang
berbulu.”

Fengjiu langsung semangat. Ia mengubah dirinya menjadi wujud aslinya. Kaki depannya
masih memegangi buku catatannya.

“Aku juga adalah binatang berbulu! Katakan, apakah menurutmu ia akan menyukaiku?”

Fengjiu lalu menyadari apa yang dikatakannya dan ragu-ragu menaikkan cakarnya untuk
mengelus hidungnya.

“Itu ... aku hanya bertanya karena penasaran.”

Zheyan berucap dengan nada tertarik, “Donghua menyukai yang jauh lebih kuat.
Tunggangannya selalu macan dan singa.”

146
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Lihat aku. Apakah aku kuat atau tidak?”

Fengjiu berkata selagi ia memamerkan giginya dan membuat geraman rendah.

Fengjiu begitu naif dulu. Jika semuanya berakhir hanya sampai di sini, tentunya ini bukan
kisah yang merugikan.

***

Di depan mata Fengjiu, Gunung Fuyu bergetar akibat gempa. Yan Chiwu diselimuti cahaya
gelap. Ia mengayunkan pedang Xuanjie ke segala arah. Donghua berdiri di atas segumpal
awan, jubahnya berkibar terkena angin.

Dari jemari Donghua terbentuk sebuah wadah cekung besar terbalik. Fengjiu mengenalinya
sebagai kurungan Tiancang. Ia pernah mendengar soal benda ini sebelumnya. Sebuah benda
pusaka dari Jiuchongtian yang terbuat dari es suci. Bersembunyi di dalamnya akan menjamin
keselamatan seseorang, tak sehelai rambut pun akan terluka.

Kurungan Tiancang mengambang tepat di sebelah Donghua. Fengjiu menahan napasnya


memperhatikan Donghua menyingkirkan sekumpulan rambut di pundaknya yang telah
terpotong akibat angin setajam silet.

Rambut yang terpotong?

Fengjiu melihat ke atas dan bawah barulah menyadari kalau ia sudah kembali ke wujud
manusianya. Embusan angin kencang mulai terasa; gaun sutranya berkibar di tengah angin.

Fengjiu, yang pikirannya bekerja sangat cepat dalam keadaan mendesak ini membolakan
matanya kaget dan berkata, “Kau, kau, kau tahu siapa aku? Dan kau tahu bagaimana caranya
mengembalikanku ke wujud awal.”

Saat ini, Fengjiu terangkat ke udara.

147
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Kemarahan Fengjiu pun menggelora: “Lalu kenapa kau tidak segera membongkarnya dari
awal?”

Aliran iblis mengenainya, menambah marah hati Fengjiu dan membuatnya jadi besar mulut.

“Kenyataannya, kenyataannya, aku memang berubah jadi saputangan untuk menghindari rasa
malu, tetapi apa yang kau perbuat juga bukanlah tindakan yang terhormat. Kau jelas-jelas
dengan sengaja mempermainkanku. Apa aku begitu lucu bagimu?”

Fengjiu tahu ia bukanlah tipe gadis yang disukai Donghua, tetapi ia tetaplah seorang gadis.
Fengjiu juga, butuh disayangi. Tetapi Donghua bahkan tidak memperlakukannya dengan
benar.

“Kalau kau sudah tahu siapa aku, kau tidak harus membawaku ke tempat berbahaya begini.
Kau mengikatku ke hulu pedangmu untuk melihat ketakutanku, bukan? Apa yang kukatakan
tentang dirimu itu bukannya sengaja, kau tahu.”

Sudut mata Fengjiu memerah marah. Donghua gagal menemukan kata-kata dan hanya
menatapnya lama.

Akhirnya, Donghua berkata, “Aku minta maaf.”

Fengjiu memang orang yang berapi-api.

Sekalinya ia mendengar permintaan maaf Donghua, Fengjiu langsung tenang dan


membersihkan tenggorokannya: “Lupakan, kali ini ...”

Donghua menambahkan dengan gaya santainya yang biasa, “Aku merasa sangat terhibur.”

Perkataan penuh rasa maaf dari Fengjiu terkunci rapat di tenggorokannya. Kemarahan
menembak kepalanya, menyebabkan percikan amarah di matanya.

148
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua mengelus rambut Fengjiu dan tersenyum seraya berkata, “Telingamu memerah
karena marah.”

Fengjiu mengira ia telah salah dengar. Bagaimana bisa Donghua bercanda dengannya, orang
yang terus-terusan menggerutu ini?

Tiba-tiba saja, sebuah bola api membara meledak dari belakang. Di bawah mereka adalah
banjir besar. Makhluk buas dan ular melenguh bersemangat. Sebelum Fengjiu dapat
mengembalikan kelima indranya, seluruh tubuhnya sudah diangkat oleh Donghua semudah ia
mendorong Fengjiu ke dalam kurungan Tiancang.

“Tunggu di dalam, jangan keluar.”

Fengjiu ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Ia mengenggam tembok kurungan ketika ia mengira mendengarkan dua kata samar: “Baik-
baiklah.”

Yan Chiwu melihat ke arah kurungan Tiancang di mana Fengjiu berada dan mengayunkan
pedang Xuanjie tepat ke arah Donghua.

“Brengsek, apa kau sedang menghinaku? Kenapa kau membawa keluargamu bersama dalam
pertarungan kita?”

Yang satu adalah seorang dewa dari Langit. Yang lainnya adalah seorang penguasa dari klan
Iblis. Bumi terus berganti warna. Sesekali, hujan musim semi turun membasahi bumi,
sesekali hujan salju turun menutupi pengelihatan mereka.

Empat musim berganti seiring pergerakan pedang mereka. Percikan bermunculan dari pedang
keduanya seperti kembang api di atas bukit Gunung Fuyu.

149
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Bertengger di bahu gunung, Fengjiu menyandarkan diri di tembok kurungan Tiancang dan
menyaksikan pertarungan itu. Fengjiu tiba-tiba saja terkesiap, air matanya menggenang
membentuk tirai kabut, menutupi semua di belakangnya.

Baru saja beberapa saat yang lalu, Donghua berada di posisi kalah, tetapi entah bagaimana ia
memutar balik keadaan. Pedang panjang itu berkilauan; gerakan menipu itu mengarah
langsung ke dada Donghua.

Mata Fengjiu terbuka lebar. Pedang Xuanjie berubah warna dari putih menjadi merah.

Ini bohong, bohong. Apakah benar-benar menusuk Donghua? Tetapi kemudian setelah dua
langkah, anehnya malah Yan Chiwu yang berteriak kesakitan.

Kabut yang menggeliat layaknya ular itu pun perlahan menguap. Donghua menggunakan
pukulan telapak tangannya, mendorong Yan Chiwu menjauh.

Fengjiu pun merunduk secara refleks. Tiba-tiba saja sebuah tarikan kuat menariknya dari
belakang. Sebelum Fengjiu dapat mempertahankan dirinya sendiri, ia telah terhisap ke dalam
pusaran berputar.

Fengjiu masih mendengar suara Donghua yang berteriak di belakangnya, suara serakya
berbeda dari nada tenangnya di hari biasa.

Suara Donghua penuh amarah di dalam pusaran angin puyuh: “Xiao Bai!”

***

Meringkuk di tengah angin yang berkibar, Fengjiu dibuat tak berdaya selama beberapa detik.
Jadi, beginilah cara Donghua memanggil Fengjiu. Baginya, tak ada yang istimewa dari cara
Donghua memanggil namanya dengan panggilan seperti anak kecil itu.

Kenyataannya, saat Fengjiu masih kecil, ia selalu iri dengan nama bibinya, Bai Qian. Dua
karakter, pendek dan manis.

150
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tetapi kenyataannya nama Fengjiu akan tetap terdiri dari tiga karakter. Ia berharap paling
tidak, tiga kata itu adalah kata yang menarik, seperti milik teman baik pamannya, Su Moye
yang namanya punya makna lirikal.

Kalau itu hanya Fengjiu, paling tidak masih bisa dianggap sebagai bentuk elegan dari hal
yang biasa atau hal biasa dari bentuk elegan, seperti milik para tetua.

Tetapi marga keluarganya harus di tambahkan. Di tempat Taishang Laojun, ada seorang
pelayan muda yang dekat dengan Fengjiu. Gadis ini dipanggil Pill Wuji Baifeng (Pill Ayam
Hitam Phoenix Putih). Ia sering memikirkan soal namanya dan selalu berakhir dengan helaan
napas.

Semua orang di dunia tidak berani menyebut Fengjiu dengan nama lengkapnya, jadi seiring
berlalunya waktu, mereka salah mengira nama Fengjiu, Feng sebagai marganya. Tetapi
Donghua memanggilnya Xiao Bai, dan ia suka dipanggil demikian.

Donghua tidak dapat meraih mereka.

Terluka, Yan Chiwu memanggil angin topan dan entah bagaimana Fengjiu ikut masuk ke
dalamnya.

Menggenggam pundak Fengjiu, Yan Chiwu berteriak, “Kenapa kau tidak jatuh dalam
perangkapku? Bagaimana bisa ilusiku tidak bekerja padamu? Apakah si Muka Es
mengeluarkan batuk darah hanyalah tipuan belaka?”

Kemudian meraung sedih, “Apakah sihirku tidak berguna sekarang? Bagaimana bisa aku
hidup lagi? Aku sudah menodai gelarku. Akan lebih baik jika angin ini membawaku hingga
ke Neraka jadi aku bisa bereinkarnasi jadi seekor kura-kura. Ayo, mati bersama!”

Fengjiu mulai gemetaran. Ia harus berpikir cepat. Ia sungguh tidak ingin pergi ke neraka
bersama Yan Chiwu dan bereinkarnasi jadi dua saudara kura-kura.

151
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu menutupi telinganya dan meninggikan suaranya: “Tidak, sihirmu bukannya tak
berguna. Aku melihatnya memuntahkan darah.”

“Nona Muda, harusnya kau meninggalkan kurungan Tiancang untuk melindungi kekasihmu.
Sekalinya kau datang, Donghua akan kewalahan jadi aku bisa menyerangnya. Hal semacam
itu adalah jebakan wanita cantik dalam tiga puluh enam jenis jebakan. Tetapi lihat apa yang
kau lakukan? Kau datang di saat yang tidak tepat, karena itulah aku terkena serangannya.”

“Maafkan aku kalau timingku tidak tepat, tetapi kau ...”

Angin mendorong mereka hingga kehilangan keseimbangan.

“Aku rasa kau tidak baik sekarang ... dan tentang jebakan wanita cantik dalam tiga puluh
enam jenis jebakan? Itu ditulis oleh Siming yang tak pernah menang melawan siapa pun.
Perkataannya tak bisa dipercaya."

Seusai Fengjiu mengucapkan kata terakhirnya, keduanya tersandung hingga jatuh ke dalam
lembah yang dalam.

Setelah jatuh ke dalam lembah selama beberapa saat, Fengjiu mulai menyadari bahwa ada
sesuatu yang salah pada apa yang dikatakan oleh Yan Chiwu sebelum mereka jatuh ke bawah
sini.

Cukup masuk akal, Fengjiu harusnya berada di pihak Donghua. Ia tidak berlari ke sana untuk
melindungi Donghua karena ia merasa kecil dan lemah, Yan Chiwu bisa saja membunuhnya
tetapi maksimal, Yan Chiwu hanya bisa memberi Donghua beberapa goresan saja.

Kemampuan mereka pun berada dalam level yang berbeda, dan kemampuan mereka menahan
pedang juga begitu berbeda. Dan meskipun semua ini masuk dalam pertimbangan Fengjiu,
kenyataannya ia juga masih tetap begitu mengkhawatirkan Donghua.

Terlepas dari gurauannya, Donghua dengan terhormat membiarkan Fengjiu berada dalam
kurungan Tiancang untuk menjaga keamanannya.
152
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Oleh karena itu, Fengjiu bukannya bersikap licik, ataupun ia masih dendam akan masa lalu.
Tetapi, bagaimana bisa Donghua mulai mengerti setiap pertimbangan dan perasaan Fengjiu
yang ada saat itu?

Donghua pastilah menyesalkan perihal Fengjiu yang kurang bijaksana dan tidak
melindunginya.

Setelah selesai mengumpulkan pikirannya, Fengjiu berbalik dan mengucapkan maafnya pada
Yan Chiwu.

Fengjiu menerima dalam pikirannya kalau Donghua sudah salah paham.

Beberapa saat sebelumnya, Donghua masih meneriaki nama Fengjiu. Sesaat setelah Fengjiu
terjatuh ke dalam lembah dan bayangan Donghua tak terlihat di mana pun. Fengjiu tidak bisa
menyalahkan Donghua. Ia pasti sangat marah padanya kali ini.

153
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 5 Part 1

Fanyin Gu adalah sebuah lembah terkenal di dalam Gunung Fuyu. Itu merupakan rumah dari
spesies langka dan berharga dunia, Biyi Niao.

(T/N : 比翼鳥 Biyiniao – seperti yang tercatat di 山海經 Classic of the Mountains and
Seas, itu adalah seekor burung dengan bulu merah dan biru, hanya punya satu sayap dan
satu mata, oleh sebab itulah mereka harus terbang berpasangan; disebut juga
sebagai 蠻蠻 Man'man atau 鶼鶼 Jian'jian.)

Dikatakan melalui cerita rakyat, para Biyi Niao merupakan makhluk yang memiliki sifat
alami yang lemah. Mereka menjadi semakin rapuh setiap berakhirnya satu generasi.

Bahkan, sedikit udara tercemar dapat membuat mereka sakit. Untuk alasan inilah, bertahun-
tahun yang lalu, para leluhur mereka, dengan segala usahanya menemukan lembah ini dan
memimpin seluruh klan untuk mengungsi kemari.

Untuk menghindari polusi dari luar masuk ke dalam dan mengkontaminasi proses
pemberdayaan diri mereka, Lembah Fanyin dibuka sekali selama masa jiazi (enam puluh
tahun sekali). Dibuka hanya untuk waktu singkat, dengan satu pecahan kecil untuk
membiarkan para utusan Langit untuk lewat.

Tidak ada satupun, kecuali orang yang berpengalaman dan berkemampuan, yang dapat
mengambil kesempatan kecil itu dan menerobos masuk.

Yan Chiwu bisa saja menyerang lebih cepat, ia bisa saja menyerang lebih lambat, tetapi ia
malah menunggu hingga saat yang tepat hingga Lembah Fanyin terbuka untuk menyerang.

Angin bisa saja bertiup ke timur, bisa saja bertiup ke barat, tetapi angin justru meniup mereka
tepat memasuki celah di antara dinding batu. Jalan itu tidak lebar, juga tidak sempit; benar-
benar cukup untuk keduanya lewat. Sebenarnya, keberuntungan macam apa ini ...?
154
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Sebagai sesama teman yang tersesat di antah berantah, Fengjiu melihat sekitar, mencari
bebatuan besar untuk diduduki. Ia melihat Yan Chiwu berjongkok di sebelah jurang
berselimut es dengan punggung yang mengarah pada Fengjiu. Ia bisa merasakan kemarahan
terpancar dari punggung Yan Chiwu.

Ketika mereka terjatuh pertama kali, Fengjiu jatuh menimpa Yan Chiwu, dan meskipun
kesakitan, ia tak pernah mengutarakan apa-apa. Meskipun, Yan Chiwu tidak benar-benar
menyelamatkan nyawanya, tetap saja ia membantu menahan jatuhnya Fengjiu.

Yan Chiwu adalah orang yang baik, begitulah pikir Fengjiu. Kesan Fengjiu padanya menjadi
lebih ramah dan ia tidak ingin memanggilnya sebagai ‘Si Yan Itu’ lagi.

“Xiao Yan,” Fengjiu dengan lembut memanggilnya.

Xiao Yan memutar kepalanya dan membuat lubang di wajah Fengjiu dengan pelototan
matanya.

“Panggil aku Xiao Yan lagi dan akan kubuat air asin dari lidahmu.”

Xiao Yan ini membuat sifat keibuan Fengjiu muncul. Dengan sabar, Fengjiu menghampiri
Xiao Yan.

“Kalau begitu, kau mau aku memanggilmu bagaimana?” ia bertanya.

Xiao Yan berpikir sejenak dan menjawab, “Apa pun yang manusia panggil untuk pria terkuat,
panggil aku dengan panggilan yang sama.”

Fengjiu melihat ke arah Yan Chiwu yang kecil, lemah, bagaimana tubuhnya meruncing
karena ringkukan bahunya hingga ke pinggang rampingnya.

“Kalau begitu, Pendekar Xiao Yan?”

Pendekar Xiao Yan mengangguk puas.

155
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Kita berada di antah berantah,” Fengjiu berkata, melihat ke sekitar mereka sekilas, “dan kau
pun sedang terluka. Pendekar Xiao Yan, kenapa kita tidak ngobrol saja selama kau
beristirahat?”

Menyukai panggilan baru ini, amarahnya menguap masuk ke dalam pegunungan jauh di sana
dan Xiao Yan menjawab dengan suara lembut yang mengejutkan, “Apa? Katakan saja.”

Fengjiu dengan semangat, mendekat.

“Sejujurnya, aku pikir kau adalah seorang pria terhormat, tetapi masih ada satu hal yang ingin
kutanyakan.”

Fengjiu sekarang bahkan lebih mendekatkan diri lagi.

“Apakah kau benar orang yang memancing Donghua Dijun hingga masuk ke Lingkup Teratai
Jahat? Aku tadinya percaya hal itu, tetapi dari apa yang kulihat hari ini, tipuan licik semacam
itu bukanlah sesuatu yang akan digunakan oleh pria terhormat seperti dirimu.”

Si Pendekar Xiao Yan yang terhormat ini tetap diam.

Warna dari rasa malu merayap ke wajahnya dan akhirnya ia pun menjawab, “Itu ... itu benar.
Aku pelakunya. Lalu kenapa?”

Fengjiu diam-diam menujukkan rasa terkejutnya.

Rasa malu Xiao Yan berubah jadi amarah.

“Si Muka Es juga bukan orang yang baik. Kau tidak seharusnya tetap bersamanya!”

Fengjiu terus menunjukkan rasa terkejutnya dan berkata, “Silakan lanjutkan.”

***

156
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Menurut penuturan Pendekar Xiao Yan, sebenarnya kejadian menjebak Donghua di Lingkup
Teratai Jahat tahun itu merupakan suatu kebetulan.

Dimulai seperti layaknya hari ini, pertarungan antar lawan sejawat. Semuanya terbuka dan
jujur. Pada saat itu, Xiao Yan sedang sangat amat jatuh cinta pada Putri Jiheng. Saat
mendengar kakaknya mengatur pernikahan Jiheng, Xiao Yan diliputi rasa cemas berlebihan.

Semenjak Klan Iblis selalu menganggap kekuasaan dan kekuatan sebagai yang terutama,
Xiao Yan pikir jika ia dapat mengalahkan Donghua dalam sebuah pertarungan, maka Jiheng
akan mengubah cara pandangnya, dan Xiao Yan dapat mendatangi kakak Jiheng untuk
melamarnya.

Kesempatan sukses ada di pihak Xiao Yan. Menghimpun pembelajaran seumur hidupnya,
Xiao Yan menulis sebuah tantangan duel sepanjang tiga inci dan meminta Nenek Doumu
untuk memberikannya pada Donghua.

Tujuh hari setelahnya, Nenek Doumu kembali dengan sebuah jawaban dari sang Raja.
Donghua mengatakan bahwa saat ini adalah musim panen teh di Istana Taichen dan karena
itulah ia tidak dapat meninggalkan tanggung jawab domestiknya. Donghua menolaknya.

Bagi Yan Chiwu, alasan Donghua adalah alasan yang sempurna. Proses pemilihan teh selalu
menjadi hal penting bagi para orang terhormat.

Di sisi lain, Yan Chiwu tidak bisa melepaskan duel ini. Jadi, ia menyusup masuk ke dalam
Istana Taichen suatu malam dan bekerja keras memetik daun teh demi Donghua.

Yan Chiwu bahkan akan memilah mereka dan membungkusnya setelah proses pemilihan
selesai, kemudian Donghua akan merasa berterima kasih dan menambahkan beberapa jam
untuk pertarungan mereka.

Tetapi Donghua tidak melakukan apa yang dilakukan oleh orang normal. Donghua dengan
santai menerima kantong-kantong teh itu dan mengucapkan terima kasihnya.

157
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Kemudian, Donghua dengan santai pula menyebutkan bahwa ada beberapa tanaman
wewangian yang harus ditanam. Yan Chiwu mengira, Donghua sedang mengujinya, jadi
dengan cepat ia menyetujuinya.

Tetapi setelah sampai di ladang, Yan Chiwu melihat kalau di sana bukan hanya ada beberapa,
tetapi ada berlusin-lusin banyaknya. Ia pun bekerja keras selama dua hari lagi untuk
menanam semuanya sebelum ia kembali untuk menemui Donghua.

Biarpun begitu, Donghua masih mengatakan kalau ada beberapa hal yang terus membuatnya
sibuk, seperti dua kolam teratai yang perlu diurus. Jadi Yan Chiwu pergi dan memperbaiki
kolam teratai itu juga.

Setelah Yan Chiwu selesai dengan kolam itu, Donghua bilang lagi, sudah lama semenjak
Istana Taichen diperbaiki; ada pula aprikot matang di halaman rumput bagian depan yang
harus dipetik ...

Yan Chiwu segera pergi menuju halaman rumput depan. Donghua tetap di belakang dan
dengan santainya bermandikan sinar matahari di bawah pohon wisteria selagi ia memancing.

Para pelayan Donghua pun bersantai, seluruh istana bersantai! Hanya demi satu pertarungan,
Yan Chiwu memperbaiki seluruh Istana Taichen. Saat ia akhirnya selesai dengan semuanya,
Yan Chiwu sekali lagi mengingatkan Donghua soal duel dan janjinya.

Donghua memegang sebuah kitab Buddha di tangannya dan tak sekali pun mendongak.

“Kapan aku pernah berjanji padamu?”

“Kau sendiri yang bilang. Jika aku menolongmu mengerjakan ini dan itu, kau akan
mempertimbangkan duel kita.”

Donghua pelan-pelan mengangkat kepalanya.

“Oh, aku sudah mempertimbangkannya. Aku tidak mau.”

158
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tercengang, Xiao Yan akhirnya mengerti kalau Donghua hanya mempermainkannya.
Sebelum menyusup masuk ke Istana Taichen, dua bawahannya memperingatkan dirinya
supaya berhati-hati pada Donghua.

Meskipun sang Raja diketahui sebagai seorang yang keras, mereka takutnya Donghua punya
temperamen yang aneh. Mereka memikirkan Xiao Yan yang terlalu mudah percaya dan
tampaknya akan berakhir dikerjai oleh Donghua.

Xiao Yan mengira kalau keduanya hanya bicara omong kosong. Ternyata ia memang
membuang waktunya hanya untuk dijadikan lelucon.

Penuh kemarahan, Yan Chiwu bersumpah untuk memberi Donghua pelajaran. Malam itu, ia
menerobos masuk ke dalam pagoda tujuh tingkat dan mencuri Giok Pengunci Arwah yang
telah disegel di dalamnya oleh Donghua.

Yan Chiwu kemudian menggunakannya untuk memaksa Donghua ke Gunung Fuyu demi
duel mereka. Biying Giok Pengunci Arwah itu merupakan kunci yang mengamankan
Lingkup Teratai Jahat di mana para penjahat terkeji dipenjara.

Lingkup itu digunakan untuk memenjarakan jiwa iblis yang tak bisa lagi mendapatkan
pengampunan. Jika kunci itu sampai hilang, keselamatan seluruh dunia jadi taruhannya.

Donghua, demi giok ini, benar-benar mengejar Yan Chiwu hingga ke Gunung Fuyu. Setelah
bertukar serangan beberapa kali, Yan Chiwu baru sadar kalau ia telah menghabiskan
tenaganya melakukan segala kegiatan untuk Donghua selama berhari-hari sebelumnya.

Sehingga untuk alasan yang menggiurkan, Yan Chiwu membuka giok itu dan memerangkap
Donghua di dalam Lingkup Teratai Jahat ...

Meskipun demikian, seperti yang telah di katakan sebelumnya, itulah awal sesungguhnya dari
segalanya.

159
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pada saat ini, Pendekar Xiao Yan melepaskan sebuah helaan napas dan menyimpulkan pahit,
“Semuanya karena kehendak ilahi.”

Fengjiu tak dapat lagi menahan dirinya lalu terbahak-bahak.

Melihat wajah muram Pendekar Xiao Yan, ia pun memperbaiki ekspresinya dan berkata,
“Donghua memang memperlakukanmu dengan sangat buruk. Silakan lanjutkan, lanjutkan.”

Xiao Yan memegangi pedangnya dengan muram kemudian tertawa kering.

“Aku tidak benar-benar membenci Donghua lagi. Mereka bilang kalau balas dendam terbaik
adalah dengan mengasihani musuhmu, dan aku semakin mengasihaninya seiring obrolan
kita.”

Fengjiu bergeser mendekat dan diam-diam mencondongkan dirinya pada Yan Chiwu.

“Bagi semua orang di dunia ini, Donghua adalah seorang dewa yang tak memiliki keinginan
ataupun hawa nafsu. Tetapi aku tahu sebuah fakta bahwa Donghua terpengaruh oleh satu
orang. Apa kau mau tahu siapa dia?”

“Jiheng,” Fengjiu menjawab kosong.

Xiao Yan melompat kaget.

“Bagaimana kau bisa tahu?”

Fengjiu mengigit jarinya dan dalam hati mengumpat, “Sialan, jadi benar Jiheng.”

Kemudian masih dengan ekspresi yang sama, Fengjiu dengan santai menambahkan, “Ayo
teruskan, mari lihat apakah ceritamu sesuai dengan apa yang aku tahu.”

Dari apa yang dikatakan Xiao Yan, tak terdapat banyak perbedaan dari apa yang telah
dipikirkan Fengjiu sebelumnya. Donghua memang jatuh hati pada Jiheng karena wanita itu
telah mengurusnya selama berada dalam Lingkup Teratai Jahat.
160
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu bahkan mengetahui cerita awal ini jauh lebih baik daripada Xiao Yan. Itu karena
ketika Jiheng mengurus Donghua di Lingkup Teratai Jahat itu, Fengjiu pun berada di sana
dan menyaksikannya sendiri. Hanya saja, saat itu ia hanya seekor rubah kecil yang tak dapat
berbicara.

Jika saja Fengjiu dapat mengubahnya, ia tidak akan berubah menjadi seekor rubah di saat
seperti itu. Tetapi ia telah membuat perjanjian dengan kolabolatornya. Ceritanya sangat
panjang.

***

Fengjiu sedang menyapu di halaman rumput bagian depan Istana Taichen di saat bersamaan
ketika ia mendengar kabar kalau Donghua akan pergi ke Gunung Fuyu.

Fengjiu segera melemparkan sapunya ke samping dan tergesa-gesa pergi menuju wilayah
Selatan. Ketika ia sampai di Gunung Fuyu, pertarungan telah berakhir. Hanya tersisa bekas-
bekas pertempuran brutal.

Di tengah tanah hangus ada sebuah danau yang mengering sekitar sepuluh meter dalamnya.
Kedua petarung yang seharusnya bertarung tak tampak di mana pun.

Fengjiu hanya melihat seorang pria aneh yang meskipun di tengah cuaca terik begini,
diselimuti dengan sebuah mantel bulu. Ia berdiri di atas segumpal awan di bawah matahari
yang terik, di tangannya terdapat sebuah penghangat kecil.

Ia berputar menghadap Fengjiu dan bertanya, “Apakah kau datang kemari untuk
menyelamatkan seseorang?”

Fengjiu menatapnya dan merasa sangat kepanasan.

Gundukan giok di di lumpur kering itu adalah Giok Pengunci Arwah. Donghua terperangkap
di suatu tempat di dalam sana. Karena seorang dewa terperangkap di dalam sana, Yan Chiwu
tidak bisa membawa giok itu dengannya dan sudah pulang ke rumahnya dengan bahagia.
161
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pria tak dikenal yang diselimuti bulu cerpelai itu adalah Raja Iblis Hitam, Nie Chuyin, yang
kebetulan saja lewat, ingin melihat apakah ia bisa mengambil sedikit keuntungan dari
pertarungan.

Sangat mudah untuk masuk tetapi sangat sulit untuk meninggalkan Giok Pengunci Arwah.
Saat Donghua menciptakannya, ia sengaja menyisakan ruang untuk beberapa kelemahan.

Contohnya saja, jika seorang dewa terperangkap di dalamnya, kunci itu tak akan bisa
dipindahkan kemana pun.

Berpikir kalau ia tak bisa mengambil keuntungan apa pun, Nie Chuyin baru saja akan pergi
tepat di saat Fengjiu datang terburu-buru. Dengan sembilan ekor merah menyala di
belakangnya, gadis ini sudah pasti adalah Fengjiu dari keluarga Bai.

Nie Chuyin tidak punya hobi lain selain mengumpulkan kulit berbulu berwana kemerahan.
Para selirnya pun merupakan binatang mamalia berbulu dalam wujud asli mereka. Itu cukup
membuktikan obsesi Nie Chuyin.

Normalnya, orang yang hidup abadi tak akan melihat wujud asli dari masing-masing orang
karena menghormati etika, tetapi Nie Chuyin mana peduli.

Melewatkan wajah remaja Fengjiu yang sudah terlihat cukup cantik, hal pertama yang dilihat
oleh Nie Chuyin adalah wujud aslinya dan sembilan ekor merah indah yang mengikuti di
belakang Fengjiu.

Nie Chuyin menggestur ke arah Fengjiu dan bertanya, “Apa kau salah satu dari dewi?
Temannya Donghua, ya kan? Kau datang kemari untuk menyelamatkannya?”

Anggukan kepala Fengjiu membuat Nie Chuyin tertawa senang.

“Yan Chiwu mengurungnya di dalam Lingkup Teratai Jahat di bawah sana. Aku rasa kau tak
akan bisa pergi dan menolongnya dengan kemampuanmu.”

162
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di saat ini, Nie Chuyin menjeda dan tawanya terdengar jauh lebih senang lagi.

“Maukah kau bertukar denganku? Pinjamkan aku bulu beserta dengan sembilan ekormu
selama tiga tahun dan aku akan meminjamkanmu separuh dari tenagaku untuk
menyelamatkannya. Bagaimana menurutmu?”

Situasinya begitu mendesak. Di saat Fengjiu mendengar kalau Donghua terperangkap di


dalam Lingkup Teratai Jahat, separuh jiwanya sudah melayang entah kemana. Di saat
jiwanya kembali, ia hanya mendengar kalau Nie Chuyin akan meminjamkannya separuh dari
kekuatannya untuk menyelamatkan Donghua.

Ternyata masih ada orang baik di dunia, begitu pikir Fengjiu ... meskipun pakaian pria itu
benar-benar nyaris membuat Fengjiu merasa lemas.

Fengjiu mengangguk seketika. Kontrak telah dibuat. Sebuah cahaya putih bersinar terang dan
selagi Fengjiu tak yakin apa yang sebenarnya terjadi, baik bulu dan ekornya telah diambil. Ia
sekarang baru menyadari kalau ia tidak mendengarkan bagian terpenting dalam perjanjian ini.

Kehilangan sembilan ekornya bukanlah masalah besar. Paling tidak Fengjiu masih bisa
tampil polos. Tetapi kehilangan bulunya sama artinya kehilangan penampilan dan sihirnya.

Beruntungnya, Nie Chuyin cukup baik hati untuk memberikannya sebuah mantel sementara
dari bulu rubah biasa. Jujur saja, ini bukan waktunya untuk berdebat; menyelamatkan
Donghua jauh lebih penting.

Kapan saja Fengjiu mengingat kepingan kecil kenangan ini, ia selalu merasa ketika ia
memasuki Lingkup Teratai Jahat itu benar-benar saat yang mengagumkan.

Pada saat itu, sebuah lingkaran bercahaya mengelilingi kepalanya. Kedua kakinya
mengendarai dua gumpal awan selagi ia membesar jadi ratusan kali lipat dan memasuki
Lingkup Lotus itu.

163
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Satu napas tercekatnya mampu membuat angin topan, batuk kecilnya mampu mengeluarkan
bola api, dan bunyi bersin kecilnya dapat melepaskan serentetan petir, Fengjiu kini adalah arti
dari sebuah senjata bergerak.

Betapa cerdas dan mengagumkannya Fengjiu. Tetapi apakah Donghua menyadari


kecerdasannya atau tidak, Fengjiu masih belum tahu hingga bertahun-tahun ini.

Di dalam dunia tak bertepi, Donghua telah membuat sebuah medan pelindung tak bertepi
pula. Di sisi lain dari medan pelindung terdapat roh jahat yang tak terhitung jumlahnya
tengah mengintai dan siap menerkam Donghua.

Apa pun sihir yang digunakan oleh Donghua, di sisi dalam medan pelindung, pedang
Cang’he berjarak dua puluh meter jauhnya dari Donghua harus membelah diri hingga jadi
dua puluh dua bayangan pedang dan mengisi sampai dua garis.

Untuk beberapa alasan, pedang-pedang ini, berubah menjadi baris demi baris pepohonan Sal.
Akar dan dahannya membelit satu dengan yang lainnya, tanaman merambat Bodhi tumbuh
bermekaran di sekitarnya.

Dalam sekejap mereka berbunga, kemudian dalam sekejap mereka layu, memberi efek hujan
kelopak bunga berpencar di langit. Kelopak bunga yang bertebaran di udara membentuk
sebuah teratai perak Dharmachakra yang bergerak dengan sangat cepat.

Roda itu tetap berputar seperti Dharma yang membawa kehidupan abadi. Dari roda Dharma
abadi itu tiba-tiba terlepaslah sepuluh ribu balok emas yang menembus keluar medan
pelindung dan mengincar langsung pada para iblis jahat di luarnya.

Diterangi dengan cahaya emas menyilaukan, yang paling depan langsung melemahkannya.
Memang terlihat seperti sihir yang menghabiskan waktu, tetapi kenyataannya itu hanya
sepintas saja. Bahkan tidak sebanding dengan waktu yang dibutuhkan pasir untuk mencapai
tanah dari jemari seseorang.

164
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 5 Part 2

Bertahun-tahun kemudian, Fengjiu mengetahui bahwa sihir hebat ini berasal dari teknik
Dharmachakra milik Langit Barat. Tujuannya adalah untuk mendoakan makhluk hidup
dengan menggunakan awan Buddha. Hanya ada tiga orang yang mampu menggunakan teknik
ini di dunia.

Pada saat itu, Fengjiu tidak tahu bahwa sihir itu begitu langka. Ia hanya terkesima dan
terlampau senang membayangkan bagaimana kalau pedang Taozhu-nya dapat membelah diri
menjadi dua puluh dua sapu, betapa cepat itu bisa membantunya menyapu halaman.

Ketiga orang yang mempelajari teknik ini adalah Buddha dari Langit Barat, Moyuan dari
Gunung Kunlun, dan Donghua yang ada di depan mata Fengjiu. Kedua orang yang disebut
pertama tak perlu diragukan lagi telah mencapai puncak tertinggi dalam kedamaian pikiran
(Bodhicitta) dan memang sering menggunakannya untuk mendoakan makhluk hidup; sedang
Donghua hanya terpaksa saja menggunakannya.

Jika Donghua ingin meninggalkan Lingkup Teratai Jahat, ia hanya perlu menghancurkan
dunia yang dijaga oleh Giok Pengunci Arwah. Apabila Donghua tidak mengatasi semua roh
jahat, mereka akan terlepas ke luar ketika lingkup ini dihancurkan.

Membunuh mereka dengan sebuah tebasan dari pedangnya seperti yang biasa dilakukan
Donghua hanya akan menambah lebih banyak kebencian yang mewabah di dunia.

Selalu ada orang-orang berbahaya yang menunggu untuk mengambil keuntungan dari hal
semacam ini dan memicu kerusuhan besar di peradaban. Karena alasan inilah, Donghua
memilih rute penyelamatan yang lebih panjang.

Meskipun ada beberapa yang tak dapat dicerahkan kembali, paling tidak jumlahnya akan jauh
berkurang. Memberikan penerangan kepada orang lain membutuhkan usaha keras, dan
terdapat puluhan ribu roh jahat.

165
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Menggunakan awan Buddha sekali saja telah mengkonsumsi sebagian besar energi Donghua.
Ia tidak punya waktu untuk memulihkan diri selagi di luar medan pelindung terdapat berbagai
aura kejahatan yang belum diterangkan.

Jarang sekali Donghua berada dalam masalah. Fengjiu menghargai kesempatannya dan
dengan senang hati melompat ke dalam tangga sejarah. Sekalinya Fengjiu menginjakkan
kakinya, ia bersemangat sekali untuk memamerkan diri.

Pertama-tama, hari ini berbeda. Ia telah meminjam separuh dari sihir Nie Chuyin dan
sekarang merupakan seekor rubah yang benar-benar kuat.

Kedua, Donghua sedang memperhatikannya dari bawah sana. Jarang sekali Fengjiu dapat
memamerkan diri di depannya; jika Fengjiu tidak berlagak sedikit, akan sia-sia rasanya
setelah ditipu oleh Nie Chuyin.

Fengjiu memperkirakan angin dan dengan berani melompat keluar dari medan pelindung
Donghua. Para iblis itu terlambat bereaksi akibat awan Buddha beberapa saat yang lalu.

Di atas mereka terlemparlah serentetan bola api dan petir yang menyambar. Keduanya begitu
tepat; seratus serangan, seratus kali kena. Mereka mendatangi Fengjiu berulang kali, para
iblis yang meneror ini. Dengan mudah Fengjiu menghancurkan mereka semua dengan satu
gerakan.

Tentu saja, Fengjiu juga terluka; semuanya karena kecelakaan. Karena Fengjiu belum
menguasai tekniknya, ia menghanguskan beberapa bagian bulu di perutnya dan mendapatkan
luka melepuh ketika menyemburkan bola api.

Fengjiu juga tidak benar-benar hebat dalam mengeluarkan sengatan listrik. Ia menaikkan
cakarnya untuk menembak tetapi lupa menariknya kembali sehingga mengenai perut
depannya dan ia terluka bakar juga di area itu ...

166
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tanpa persiapan, Fengjiu tak segera merasakan sakitnya. Kemudian tiba-tiba saja rasa sakit
itu menyerangnya. Menusuk masuk ke dalam tulang dan organ dalamnya. Fengjiu jatuh dari
awan dan pingsan kesakitan.

Fengjiu tidak tahu bahwa ketika ia jatuh, ia ditangkap oleh lengan Donghua yang terus
memperhatikannya dari bawah. Semua itu terjadi bertahun-tahun lalu, tetapi Fengjiu masih
bisa mengingat kalau ia tak langsung terbangun.

Malahan, Fengjiu memimpikan sesuatu. Mirip dengan cerita di mana


Buddha mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan seekor macan betina yang
kelaparan. Sungguh murah hati.

(T/N : ini merupakan satu dari cerita ternama Buddhist dimana Buddha (Pangeran
Sattva) mendatangi seekor macan betina kelaparan suatu hari dan mengorbankan dirinya
untuk menjadi makanan sang macan betina agar macan itu tak memakan anak-anaknya
sendiri karena putus asa.)

Di dalam mimpi Fengjiu, matahari yang bersinar terik dari atas dan udara dipenuhi dengan
asap dan debu. Laut Biru telah mengering menjadi 81 bidang tanah.

Di tanah lapang terbuka terdapat sebuah ranjang batu. Donghua berbaring di atasnya, tampak
telah kelaparan selama berhari-hari. Fengjiu memperhatikannya dengan hati yang berdenyut
nyeri.

Untuk beberapa alasan, Fengjiu dapat berbicara, dan ia menawarkan anggota tubuhnya pada
Donghua.

“Kenapa kau tidak menggerogoti anggota tubuhku sekarang? Sudah terpanggang. Lemaknya
pun masih menetes, lihat.”

Donghua mengambil kaki depan Fengjiu, berpikir sejenak, dan sungguh mengigitinya seperti
yang disuruh.

167
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Sakit, tetapi perasaan manis mengambil alih saat Fengjiu bertanya padanya, “Aku sengaja
memanggangnya garing di luar tetapi lembut di dalam. Bukankah sangat empuk dan enak?”

Donghua memegangi sesuatu di tangannya dan berkata, “Kurasa kita butuh lebih banyak
garam.”

Garam turun menghujani seperti kepingan salju. Fengjiu menyalak kesakitan dan terbangun
bersimbah peluh.

***

Mata Fengjiu terbuka lebar dan orang yang memenuhi pandangannya memang benar adalah
Donghua, tetapi orang yang memegangi anggota tubuhnya yang terluka adalah seorang
wanita cantik berpakaian serba putih yang belum pernah ditemui Fengjiu sebelumnya.

Anggota tubuh Fengjiu diselimuti dengan tapal gelap. Wanita itu merobek gaunnya kemudian
menggunakan kain sutra tipis itu untuk membalut kaki Fengjiu yang terluka dengan hati-hati.

Fengjiu baru mengetahui bahwa si cantik ini merupakan si terkenal Jiheng.

Ketika Jiheng mendengar bahwa ialah penyebab pertarungan Yan Chiwu dan Donghua,
Jiheng segera datang ke Gunung Fuyu dengan harapan dapat menghalangi keduanya. Akan
tetapi, Jiheng tersesat di jalan dan terlambat sampai. Lalu, entah bagaimana, ia pun jatuh ke
dalam Lingkup Teratai Jahat dan bertemu Donghua yang terperangkap di sini.

Bertahun-tahun kemudian ketika segalanya telah berlalu, Fengjiu akhirnya menyadari kalau
Jiheng punya lebih banyak takdir dengan Donghua ketimbang dengannya. Ia tidak pernah
terlalu memikirkan ini sebelumnya.

Dulu, Fengjiu berbaring di pangkuan Jiheng dan matanya dipenuhi dengan refleksi Donghua
yang duduk berjarak beberapa langkah dari mereka berdua. Hatinya berdebar dalam
kekaguman, dan tak ada ruang untuk memikirkan urusan orang lain.

168
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Saat itu, dua ratus tahun telah berlalu semenjak pertama kali Donghua menyelamatkan
Fengjiu di Gunung Qinyao.

Dalam masa dua ratus tahun, jarak terdekat mereka muncul ketika Donghua memancing di
kolam halaman depan dan Fengjiu menyapu di sisi lain dari kolam itu, ketika Donghua
bermain catur di samping kolam lili di halaman belakang dan Fengjiu menyapu di seberang
posisi Donghua, dan ketika Donghua menyirami tanaman teh dikebun, Fengjiu menyapu di
halaman dekat sana.

Meskipun Fengjiu tak pernah menatap terlalu dekat dengan Donghua selama bertahun-tahun,
gambarannya sudah terpatri di hatinya sejak hari pertama. Fengjiu mengetahui wajah
Donghua jauh lebih baik daripada ia mengetahui buku pelajarannya.

Donghua tidak berubah sama sekali. Ia masih setampan dan semulia biasanya, tetapi
semenjak Donghua kehilangan energi murninya, ia terlihat lesu, seperti seseorang yang baru
saja terbangun dari tidurnya.

Donghua duduk lesu dan memperhatikan jemari cepat Jiheng yang menyusuri bulu merah
menyala Fengjiu. Ia terdiam dalam pengamatannya.

Gerakan Jiheng berubah-ubah, tetapi semua wanita cantik di Klan Iblis suka memanjangkan
kuku mereka. Daging lembut Fengjiu tak sanggup menahan cakaran tanpa sengaja dari
Jiheng.

Ketika Fengjiu merintih kesakitan, Donghua mengambil beberapa lembar sutra yang
dicelupkan dalam air hujan dan berkata pada Jiheng, “Biar aku saja."

Tanpa mengetahui kalau Donghua sama sekali tak punya pengalaman untuk membalut luka,
Fengjiu terus merengek ke arah Donghua. Ia bahkan terisak menyedihkan.

Saat Lingkup Teratai Jahat tenggelam dalam kegelapan, kabut hanya perlahan melintas dan
mengelilingi medan pelindung. Dikelilingi lapisan berkabut, medang pelindung tampak
sedang mengambang.
169
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Sutra yang basah dari embun itu pun melingkar di sekitar anggota tubuh dan perut Fengjiu.
Donghua yang acuh tak acuh ternyata jauh lebih lembut ketimbang Jiheng. Rasa sakit Fengjiu
berkurang dan Donghua sudah selesai sebelum Fengjiu menyadarinya.

Saat Donghua mengobati luka Fengjiu, ia terlihat begitu sabar dan perhatian. Ia pernah
melihat raut wajah seperti ini ketika Donghua sedang membuat keramik; ekspresi yang sama,
campuran antara fokus dan acuh tak acuh. Betapa Fengjiu menyukai roman wajah Donghua
yang seperti ini.

Selagi Donghua menyimpulkan ikatan terakhir, Jiheng mendekat ke arah mereka dan
bertanya, “Yang Mulia, bagaimana ... ia bisa bergerak kalau Anda membebatnya seperti ini?”

Fengjiu menaikkan anggota tubuhnya yang dibebat seperti labu dan berkejap. Perban basah
itu tak akan mengering selama sepuluh hari ke depan. Kaki Fengjiu terasa dingin dan basah,
dan ia tak merasakan sakit lagi.

Tetapi berdiri hanya dengan tiga kaki tidaklah stabil. Ketika Fengjiu terjatuh, beruntungnya ia
diangkat ke dalam pelukan Donghua.

Donghua menarik anggota tubuh Fengjiu yang dibebat ke depannya dan berkata, “Coba
keluarkan napas bola api.”

Fengjiu tak benar-benar tahu kenapa tetapi ia melakukan seperti yang disuruh dan
mengeluarkan bola api. Ketika bola api itu menyentuh area sutra yang membebatnya,
terdengar bunyi desisan dan segera hilang.

Donghua mematikan sisa bara apinya dan berkata, “Harus tebal supaya tidak lagi
membakarnya sampai ke dalam.”

Jiheng kebingungan menatap Fengjiu kemudian menyadari maksud Donghua dan tertawa,
“Dari pengertian sederhanaku, bayi rubah ini terluka karena situasi berbahaya yang kita
hadapi. Ia tidak akan melukai dirinya sendiri dalam kondisi normalnya. Anda
mengkhawatirkan yang tidak perlu.”
170
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Melihat Fengjiu melebarkan matanya jengkel, Jiheng kemudian menambahkan dengan penuh
pertimbangan, “Dia terlihat cukup pintar, ia tak mungkin sebodoh itu.”

Fengjiu membangun sebuah perasaan ramah pada Jiheng karena pujian ini. Donghua
mengelus bulu lembut di kepala Fengjiu.

Mendengar ini, ia menatap ke bawah dan berkata, “Tidak bisa dipastikan.”

Fengjiu merasa kalau Donghua telah sangat salah paham padanya. Ia tahu kalau Donghua
selalu lebih menyukai binatang yang pintar. Satu setelah yang lainnya, monster tunggangan
Donghua selalu lebih pintar dari yang sebelumnya. Hal itu sudah jadi bukti yang cukup.

Setelah berpikir lama, Fengjiu menyimpulkan satu-satunya cara untuk menghapus kesan yang
salah dari Donghua adalah dengan mengeluarkan sebuah bola api yang dapat melukai orang
lain tetapi tidak dirinya.

Jadi, terengah-engah, Fengjiu melepaskan sebuah bola api yang telah dibuatnya di dalam
perutnya. Tetapi karena ia bernapas terlalu keras, tenggorokannya jadi gatal dan ia malah
memuntahkan serentetan api yang tersumbat.

Angin yang berlawanan menangkap api dan meniupkannya ke kaki Fengjiu yang tak terluka,
bulunya langsung terbakar.

Donghua cepat-cepat menangkap kakinya dan melepaskan energi dingin dari ujung jarinya
untuk membekukan bola api itu.

Ia pun mengangkat Fengjiu dan bergumam pada Jiheng, atau mungkin pada dirinya sendiri,
“Memang sama sekali tidak pintar.”

Fengjiu menatap kaki kanannya yang terbakar dan dengan malu mengalihkan pandangannya
dari tatapan Donghua. Ia sedih, terluka, dan malu di saat bersamaan.

171
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dalam ingatan Fengjiu yang sudah menua dan pudar, ia tinggal bersama Donghua dan Jiheng
selama tujuh hari di dalam Lingkup Teratai Jahat. Untuk keluar dari dunia buatan ini,
Donghua harus menggunakan waktu itu untuk memulihkan energi murninya.

Mereka bilang, rumah adalah tempat di mana sebuah hati yang damai bersemayam. Fengjiu
merasa damai di sisi Donghua. Bahkan tanah tandus Lingkup Teratai pun menjadi cerah
baginya.

Sayang sekali bagian tubuh depannya terluka dan tak kondusif untuk bergerak. Kalau tidak,
Fengjiu pasti sudah berguling di tanah untuk merayakannya.

Donghua bermeditasi tiap hari. Jihenglah yang mencari makanan. Setelah mencari kemana-
mana, ia menemukan bahwa hanya ada ubi jalar di tempat ini.

Pemberdayaan ilmu sang Putri membuatnya dapat bertahan selama setahun penuh tanpa
memakan apa pun, belum lagi Donghua. Tetapi Fengjiu kehilangan sebagian besar energinya
setelah pertarungan. Perutnya tenggelam ke dalam tulang rusuknya hanya sehari tanpa
makanan.

Karena alasan inilah, Jiheng harus bekerja keras mengais makanan khusus untuk Fengjiu.
Jiheng sungguh seorang yang baik karena telah memperlakukan Fengjiu sebaik ini. Hari-hari
pertama, Fengjiu dapat mengeluarkan sebuah bola api dan membakar ubi jalarnya sendiri.
Tetapi Fengjiu tak menyangka kalau Nie Chuyin ternyata sangat perhitungan.

Kekuatan yang dipinjamkan Nie Chuyin pada Fengjiu hanya bertahan paling lama selama
tiga hari; setelah tiga hari, secara otomatis kekuatan itu menghilang, bahkan tak
meninggalkan segumpal asap pun.

Jiheng mempelajari sihir air, sehingga ia tak dapat membantu Fengjiu untuk membuat api
juga. Menyedihkan. Fengjiu agak pemilih. Ia tak bisa makan ubinya kalau tidak dibakar.

172
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di saat ini, Donghua sedang duduk dalam posisi meditasi pengobatan di dekat mereka. Api
putih indah dan besar sekali yang mirip dengan seekor phoenix yang bereinkarnasi
mengelilingi Donghua.

Karena Laut Biru tempat asal Donghua mengumpulkan begitu banyak energi Yin, ia selalu
membutuhkan api suci untuk nenyeimbangkan kekuatannya. Setiap kali Donghua
menyelesaikan satu tahap penyembuhan, ia harus berlatih di bawah api suci sebelum dapat
memanfaatkan energi itu sesuai keuntungannya.

Jiheng menatap penuh kekaguman. Fengjiu lebih muda dari Jiheng, jadi ia merasa jauh lebih
kagum lagi. Matanya bersinar terang. Fengjiu menahan rasa sakitnya dan meletakkan anggota
tubuh kirinya di tanah. Dengan tubuh bagian kanan, Fengjiu melemparkan sebuah ubi jalar
dengan sekuat tenaganya ke dalam api itu.

Fengjiu gembira sekali ketika melihat ubi itu berhasil masuk, dan langsung melemparkan
sekitar tujuh hingga delapan buah ubi lagi. Kemudian, Fengjiu duduk diam di pinggir untuk
menunggu. Tentu saja, api suci perlahan muncul dan mengeluarkan aroma dari ubi jalar
bakar. Beberapa ubi menggelinding di tanah, dua lagi ada di pangkuan Donghua.

Jiheng menganga kaget melihat tindakan Fengjiu. Mengabaikan tatapan Jiheng, Fengjiu
dengan bahagia mengigiti ubi jalar itu dan pelan-pelan menarik dua sisanya dari pangkuan
Donghua. Kemudian, Fengjiu mengumpulkan sisanya dan menyembunyikannya.

Fengjiu belum selesai ketika Donghua mengangkatnya dengan menjepit tengkuknya. Jiheng
tersentak dan memejamkan matanya. Fengjiu masih memegangi sebuah ubi jalar panas saat
ini, perutnya nyaris saja terbakar. Tetapi Donghua mengangkatnya tinggi-tinggi sehingga
akan disayangkan jika melepaskan ubi itu sekarang dan menghancurkannya.

Donghua melirik ke arah Fengjiu dan merebut ubi jalar tersebut.

“Apa kau akan memakan semua ini sekaligus?”

173
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu membulatkan matanya dan mengangguk penuh semangat. Ia berusaha sekuat tenaga
untuk memulihkan diri, jadi tentu saja Fengjiu akan berselera makan.

Donghua mengernyit dan meletakkan Fengjiu kembali ke tanah. Kemudian Donghua


membelah ubi itu jadi dua dan memberikan potongan yang lebih kecil pada Fengjiu.

“Kau hanya boleh makan sebanyak ini hari ini.”

Fengjiu tak dapat mempercayai telinganya. Kakinya jadi lemas. Ubi itu begitu kecil,
bagaimana mungkin ia bisa kenyang.

Donghua pun melanjutkan dengan tenang pada Fengjiu, “Atau kau bisa pergi ke batu besar
itu selama setengah jam. Kemudian aku akan memberikan sisanya padamu.”

Dengan sedih Fengjiu mengambil separuh kecil ubinya dan pergi ke batu untuk berdiri di
sana.

Jiheng menyelinap dan berjongkok di samping Fengjiu, “Apa kau tahu betapa takutnya aku
saat kau melemparkan ubi-ubi jalar itu ke kepala Yang Mulia?”

Fengjiu berbalik dan mengabaikan Jiheng. Jiheng tidak mengatakan apa pun untuk
membantunya. Dan ia bilang dirinya adalah teman Fengjiu.

Jiheng memutar posisi Fengjiu dan tertawa, “Yang Mulia hanya sedang bercanda denganmu.
Tebak apa yang baru saja kulihat? Api suci ternyata tidak baik untuk membakar ubi jalar.
Lebih baik untuk membakar mereka perlahan dengan api kecil. Kalau tidak, ubi itu akan
hangus di luarnya tetapi belum matang di dalamnya. Kau akan langsung terserang sakit perut.
Yang Mulia sedang membakar ubi lainnya untukmu sekarang. Mereka akan selesai setelah
waktu berdirimu selesai lalu ia akan mengembalikan semuanya padamu.”

Malam itu, Fengjiu memakan ubi jalar bakar terenak yang pernah ia cicipi selama tiga ratus
tahun terakhir.

174
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu mempelajari kalau ingatan mental seseorang sangat mudah kusut, terutama bagi
makhluk abadi yang hidup selama mereka, tetapi ingatan akan selera seseorang akan berubah
menjadi insting natural.

Sebagai contohnya, Fengjiu masih bisa mengingat rasa dari masakan rumahan buatan ibunya
di masa kecilnya tak peduli berapa lama waktu berlalu; sama halnya dengan rasa ubi jalar
bakar buatan Donghua sore itu.

Sembari menatap wajah bercahaya Jiheng, selagi sang Putri berbicara dengan Donghua,
Fengjiu terkadang merasa iri. Tetapi ketika tiba saatnya Lingkup Teratai menjadi malam,
Fengjiu cukup senang karena dirinya adalah seekor rubah merah.

Di saat begini, Jiheng akan beristirahat di gua lain untuk menghindari rumor, tetapi Fengjiu
dapat tidur di sebelah Donghua. Terlebih lagi, Donghua memang sangat menyukai binatang
berbulu.

Kapan saja ketika suhu udara menurun di malam hari, bahkan jika Fengjiu merasa ia bisa
bertahan, Donghua akan memeluk Fengjiu dalam dekapannya agar Fengjiu tetap hangat.

175
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 5 Part 3

Pada awalnya, Fengjiu malu-malu berada dalam pelukan Donghua. Tetapi setelah satu dua
hari, ia bahkan sudah lupa bagaimana mengeja kata malu, selalu menyentuhkan cakarnya
pada tangan Donghua.

Saat mereka tidur, Fengjiu berpura-pura tak sadar dan mendekatkan diri pada Donghua. Jika
Donghua menjauh satu inci maka Fengjiu akan maju dua inci. Jika Donghua berbalik
menghadap arah lain, Fengjiu akan meratap tanpa tahu malu seperti yang sering dilakukannya
dengan ibunya. Cukup berguna, taktik ini.

***

Gerimis datang di hari terakhir mereka di dalam Lingkup Teratai. Donghua menggunakan
sihirnya untuk membentuk sebuah kubah melingkar bening. Fengjiu bersandar di atasnya
selagi ia menyaksikan hujan malam hari.

Rintik hujan dari langit tanpa batas jatuh dengan warna hijau giok burung pekakak. Cahaya
bintang mempertegas buliran yang mengilap itu.

Fengjiu memikirkan hari esok ketika mereka akan meninggalkan tempat ini. Bagaimana
kalau Donghua tidak membawanya ke Langit bersamanya, dan mereka harus terpisah.

Bahkan jika Fengjiu ingin menyusup ke dalam Istana Taichen lagi, ia masih harus menunggu
selama tiga tahun lagi. Fengjiu menggelengkan kepalanya sedih dan merasa lebih suram
mendengarkan bunyi hujan.

Fengjiu berbalik untuk tidur ketika ia melihat Donghua ternyata telah tertidur lelap. Rambut
perak panjangnya tergerai ke bawah layaknya salju di atas pegunungan, atau cahaya bulan
di Milky Way.

176
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tertidur begini, Donghua tampak terpahat dari bongkahan es. Mata Fengjiu bersinar,
kesedihannya langsung pergi ke sembilan tingkat awan.

Fengjiu berjinjit di atas Donghua. Ia berlutut di depan wajah Donghua dan menatap wajahnya
selama beberapa waktu. Ketika Fengjiu memastikan Donghua tertidur lelap, ia pun
memejamkan matanya dan melangkah mendekat, ingin menciumnya.

Fengjiu sudah lama ingin melakukannya tetapi Donghua selalu bermeditasi beberapa malam
terakhir ini. Ia tak sanggup menunggu dan akhirnya tertidur lebih dulu. Langit ternyata
berbelas kasihan pada Fengjiu malam ini dan akhirnya memberinya kesempatan ini. Fengjiu
gembira sekali.

Tetapi Fengjiu hanyalah seekor rubah saat ini. Jadi agak aneh apabila mencium Donghua di
bibir. Fengjiu ragu setengah harian dan akhirnya menjilati sudut bibir Donghua dengan satu
jilatan cepat.

Kemudian Fengjiu dengan segera berbaring dan berpura-pura tertidur. Donghua tetap diam.
Fengjiu menunggu hingga beberapa detik, menyentuhnya beberapa kali, dan menjilati pipinya
dua kali lagi.

Melihat kalau Donghua masih tak memberikan respon, keberanian Fengjiu bertambah dan ia
meletakkan dua kaki depannya di atas pundak Donghua. Fengjiu menjilati alis dan hidung
Donghua, tetapi terlalu malu untuk menyentuh bibirnya.

Betapa indah bibir Donghua, pucat dan dingin saat dilihat sekilas ... apakah mereka akan
terasa sedingin yang terlihat jika Fengjiu menjilatinya ... tidak, tindakannya jauh lebih suci
dari itu, jika Fengjiu akan mencium Donghua.

Fengjiu ragu sejenak.

“Ini adalah ciuman pertamaku,” dia pikir.

177
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Secara formal, Fengjiu mengusap bibir Donghua ringan. Dalam sekejap, sang Raja yang
harusnya tertidur pulas tiba-tiba saja membuka matanya.

Mata Fengjiu sendiri melebar. Ia sudah menduga kalau ini bisa saja terjadi dan telah
mempersiapkan dirinya. Hanya ... betapa pahitnya karena ciuman pertamanya juga adalah
ciuman tersingkat yang pernah disaksikan dunia.

Cahaya bintang berkelap-kelip layaknya permata tak terhitung jumlahnya. Rintik hujan yang
mirip emerald berjatuhan dari atas kubah bening, gelembung pecah di sana-sini menghasilkan
suara musikal seperti hasil dari kecapi bersenar tujuh.

Wajah Donghua penuh dengan air liur Fengjiu, tetapi ekspresinya tetap tak berubah selagi ia
menatap Fengjiu mantap. Fengjiu berhenti sejenak dan dengan sopan menarik kembali
lidahnya. Kemudian, Fengjiu mengangkat cakarnya untuk mengelap bersih semua liur yang
ada di wajah Donghua, berpura-pura tak terjadi apa pun.

Benar-benar seekor rubah. Donghua tidak akan terlalu memikirkan soal ini. Fengjiu hanya
harus berpura-pura sebagai peliharaannya; inilah rencananya.

Fengjiu tanpa rasa bersalah menatap balik Donghua selama sesaat dan seperti dugaannya,
semua baik-baik saja. Meskipun tidak bertahan lama, dapat mencium bibir Donghua sudah
cukup.

Fengjiu menguap dan berbaring untuk tidur, tanpa sadar menyentuh Donghua dengan
cakarnya lagi. Di luar kubah, hujan mulai reda. Fengjiu pun perlahan memasuki alam
mimpinya. Tanpa memikirkan Donghua, Fengjiu berputar dan memental ke segala arah
dalam tidurnya, terkadang lurus, terkadang melebar.

***

Ketika Fengjiu terbangun keesokan harinya, langit luas terbuka di depan matanya. Kubangan-
kubangan kecil berisi air tertinggal bekas hujan di malam sebelumnya. Permukaan airnya
berkilauan di bawah sinar matahari seperti ornamen bercahaya.
178
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua meditasi dari jarak agak jauh. Jiheng menemukan batu api dan jerami kecil di suatu
tempat dan membuat api untuk membakar beberapa ubi jalar untuk Fengjiu.

Fengjiu berjalan tanpa tergesa ke arah Jiheng untuk melihat bagaimana sang Putri membuat
api. Perut Fengjiu membuncit dan ia bersendawa sekali. Fengjiu terus saja bersendawa
selama tujuh hingga delapan kali ketika akhirnya Jiheng mengelus perut buncitnya.

Donghua mungkin sudah selesai bermeditasi dan perlahan mendatangi mereka untuk
membantu Jiheng membuat api.

Di saat ini, Jiheng sedang membalikkan tubuh Fengjiu untuk mengamati perutnya.

Ia memanggil Donghua khawatir, “Dijun, bisakah Anda kemari dan melihatnya? Bayi rubah
ini sepertinya sedang sakit.”

Fengjiu berbaring di punggungnya dengan ke empat kakinya menunjuk langit. Masih


mengantuk, Fengjiu membuka matanya melihat sepatu Donghua berhenti tepat di depannya.

Donghua duduk di sebelah Jiheng dan juga mengelus perut buncitnya. Fengjiu merona.
Seorang pria mengelus perutnya seperti ini sangat berbeda dari Fengjiu yang menjilati wajah
Donghua. Hanya orang-orang yang intim dengan satu sama lain lah yang berlaku seperti ini.
Kaki-kaki Fengjiu mulai bergetar gugup.

Jiheng bertanya dengan napas tertahan, “Apa yang salah dari bayi rubah ini? Lingkup Teratai
Jahat dipenuhi dengan hal buruk. Ia juga terluka beberapa hari yang lalu. Apakah energi jahat
merasuki tubuhnya?”

Donghua memengangi kaki Fengjiu untuk mengecek nadinya dan menjawab, “Tidak.”

Meskipun Fengjiu membagi separuh perhatiannya pada fakta kalau Donghua sedang
memegangi tangannya, ia masih menggunakan separuh sisanya untuk mempedulikan soal
kesehatannya.

179
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Mendengarkan jawaban Donghua, Fengjiu akhirnya tenang.

Tetapi dengan suara tenangnya yang tak berubah, Donghua menambahkan, “Denyut nadinya
baik.”

Donghua menatap lurus tepat ke mata lebar rubah Fengjiu dan berkata, “Kita punya kabar
gembira.”

Jiheng bagaikan tersambar petir. Batu api di tangannya terjatuh dan mengenai kaki belakang
Fengjiu. Rasa kantuk Fengjiu menghilang seluruhnya.

Setelah setengah harian, Fengjiu akhirnya mengerti, ia terengah dengan air mata yang
mengalir jadi dua air terjun dari mata bulatnya.

Seperti salju dingin di malam berkabut, Donghua memijat kaki Fengjiu yang memar dan
menambahkan dengan gaya acuh tak acuhnya, “Tidakkah tetua rubah memberitahumu? Klan
kalian punya aturan yang sangat ketat. Kau tidak boleh nakal dengan orang lain, sekalinya
kau nyaman dengan seseorang, akan sangat mudah untuk ...”

Donghua belum selesai saat Jiheng tergagap di samping, “Aku ... aku belum pernah ...
mendengar soal ini.”

Donghua mengalihkan matanya, “Apa kau juga seekor rubah?”

Jiheng menggelengkan kepalanya.

Tanpa tergesa, Donghua menjawab, “Kalau begitu tentu saja mereka tak akan
memberitahumu tentang rahasia klan mereka.”

Fengjiu benar-benar kebingungan. Ia bukanlah seorang dewi rubah, tetapi ia memang sedang
menggunakan rupanya sekarang. Mungkin mengenakan bulunya juga membuat Fengjiu
mendapatkan ciri-ciri khusus dari klan itu.

180
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Meskipun Fengjiu selalu menginginkan adanya kemajuan dalam hubungan mereka, ia tak
menyangka kalau kemajuannya hingga di titik ini.

Jika ini adalah anak Fengjiu, ia harus mempertahankannya, bukankah begitu?

Tetapi bagaimana pula melahirkan itu?

Fengjiu mendengar kalau banyak hal yang harus diperhatikan saat sedang mengandung. Siapa
yang harus ditanyakannya soal ini?

Terlebih lagi, marga siapa yang harus digunakan oleh bayi ini?

Donghua tidak memiliki marga. Mempertimbangkan latar belakang keluarga dan leluhur
klan, memang yang terbaik adalah bagi anak ini mengambil marga keluarganya, Bai.

Tetapi sebuah nama resmi juga terlalu penting untuk diputuskan Fengjiu sendiri. Anak ini
pun butuh sebuah panggilan di rumah. Bisakah mereka memanggilnya Bai Gungun?

Dalam sekejap, sepuluh ribu hal melintas di benak Fengjiu. Tidak stabil, Fengjiu merangkak
pergi menuju sebuah tempat yang tenang untuk memikirkan soal masa depan.

Ada sedikit kesedihan dalam bayangan Fengjiu; ia tak menyadari senyuman nakal dalam
mata dingin Donghua yang begitu cepat menghilang seperti saat munculnya.

***

Betapa bodohnya Fengjiu kala itu. Ia tidak tahu bahwa mengerjai orang merupakan salah satu
hobi spesial Donghua.

Jika saja si pendiam Yehua atau Moyuan yang tersinggung, mereka biasanya tak akan
memperhatikan hal semacam itu. Atau jika itu adalah Liansong yang memang lebih suka
disinggung, ia akan membalasnya ratusan kali.

181
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Sementara untuk Donghua ... orang ini agak spesial. Semenjak awal masa, sedikit orang yang
bisa menyinggungnya dan masih dapat hidup.

Cukup memalukan sebenarnya. Setelah satu bulan penuh dibohongi oleh Donghua, Fengjiu
akhirnya menyadari bahwa tak akan ada benih hanya karena ia mencium Donghua sekali.

Setelah Donghua membawa Fengjiu ke Jiuchongtian, Fengjiu pergi menemui Siming dan
meminta saran untuk menjaga kehamilan.

Fengjiu masih ingat Siming menertawakannya kemudian menunjuk ke langit untuk


bersumpah: “Yang Mulia, Donghua mengerjai Anda. Jika Anda tiba-tiba saja memiliki
Donghua kecil dalam perut Anda hanya karena menciumnya, kemudian aku akan akan
memiliki Siming kecil di perutku karena tidak pernah mencium siapa pun.”

Apabila Siming telah bersumpah demi nyawanya, Fengjiu rasa ia pasti mengatakan yang
sebenarnya. Tetapi setelah mengetahui kenyataannya, Fengjiu kecewa, merasa sedikit suram
dan sedih.

Dan perihal apa yang dikatakan Yan Chiwu mengenai Donghua yang jatuh cinta pada Jiheng
di Lingkup Teratai Jahat, Fengjiu tak pernah mendengar soal ini sebelumnya. Dalam ingatan
Fengjiu, Donghua menghancurkan Lingkup Teratai itu jadi berkeping-keping dengan satu
tebasan pedang.

Giok Pengunci Arwah juga ikut berubah menjadi abu sebagai hasilnya. Jiheng dan Donghua
paling jauh pun hanya menjadi teman duduk saja di Gunung Fuyu saat itu.

Setelahnya, mereka pergi menjalani alur mereka sendiri. Pada saat itu, Fengjiu sangat
khawatir kalau Donghua tidak akan membawanya kembali ke Istana Taichen bersama
dengannya.

Fengjiu hanya seekor rubah tanpa latar belakang jelas sementara Donghua menyukai
ketenangan dan keheningan. Jiheng pun tampak sangat menyukai Fengjiu. Bagaimana kalau
Donghua memberikannya pada Jiheng?
182
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Sebagai seekor binatang berbulu halus, Fengjiu memang dilahirkan sebagai favorit di antara
para gadis. Terlebih lagi, Fengjiu mengerti bahasa manusia sehingga semua orang lebih
menyukainya lagi.

Saat mereka berpamitan, Jiheng seperti yang sudah diduga meminta Donghua agar
memperbolehkannya memelihara Fengjiu. Donghua sedang menggantikan perban Fengjiu
saat itu dan ia dengan cepat menolak.

Dari luar, tampak Fengjiu bertingkah seolah jawaban Donghua hanya asal lalu di depan
matanya, tetapi di dalam, Fengjiu tengah melakukan salto kebahagiaan.

Akan tetapi, ketika Fengjiu mengangkat kepalanya dan melihat mata berkabut Jiheng di
wajah cantiknya itu, Fengjiu merasa sedikit bersalah pada si Putri.

Jadi demi si Putri, Fengjiu mengeluarkan beberapa tetes air mata miliknya dan melihat ke
arah Jiheng dengan tatapan kerinduan yang sedih.

Jiheng memang sangat sensitif, ia menangkap ekspresi halus Fengjiu. Mengusap air mata di
wajahnya, Jiheng telah memutuskan untuk melawan Donghua demi Fengjiu.

“Bayi rubah ini juga ingin bersama denganku. Lihatlah, ia tahu kita akan berpisah, itulah
mengapa ia terlihat sedih. Kalau ini yang diinginkannya ...”

Ini ternyata agak problematik. Fengjiu baru saja akan menarik kembali air matanya ketika
Donghua mengangkatnya. Ia berkedip dan melihat Donghua mengernyit sekilas.

Dalam sekejap, Fengjiu didorong masuk ke dalam lengan pakaian Donghua.

“Ia hanya seekor bayi bodoh yang belum mengerti apa-apa. Energi jahat yang berlebihan di
dunia Iblis tak akan baik untuknya,” Donghua menjawab dengan suara dingin yang terasa
jauh.

183
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu berusaha mengeluarkan kepalanya dari balik lengan jubah Donghua. Di dekatnya
terdapat dua awan mengambang yang menunggu mereka. Sebelum Jiheng dapat mengatakan
hal lain, Donghua telah membawa Fengjiu dan menginjak awan itu, mengendarainnya
bersamaan dengan embusan angin.

Fengjiu merasa Donghua mengejeknya. Karena dalam keluarga rubah berekor sembilan
menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam wujud manusia, mereka memang jadi
sedikit lamban ketika berubah kembali menjadi wujud rubah asli mereka.

Tetapi Fengjiu telah berusia 30.000 tahun; ia bukan bayi rubah bodoh. Fengjiu berpegangan
pada lengan jubah Donghua dan berbalik untiuk melihat ke arah Jiheng. Sang Putri berlari
mengejar mereka berurai air mata.

“Dijun, bagaimana bisa Anda bertengkar denganku karena seekor bayi rubah? Tak bisakah
Anda berbaik hati dan membiarkanku memilikinya sebentar saja? Hanya sebulan, tidak,
setengah bulan, tidak, sepuluh hari. Tak bisakah hanya untuk sepuluh hari ...?”

Fengjiu tak dapat mempercayainya. Apakah ia sebegitu menariknya bahkan di usia semuda
ini? Sudah pasti Fengjiu tidak kalah dari bibinya Bai Qian ataupun pamannya Bai Zhen.

Donghua sudah pasti mendengarkan perkataan Jiheng, tetapi dengan santainya ia tetap
melanjutkan, jelas sekali memilih mengabaikan perkataannya.

Di lain pihak, Fengjiu, yang terharu akan perkataan Jiheng dan berjanji dalam hatinya akan
membalas budi sang Putri suatu hari nanti. Tetapi di saat bersamaan pula ia mencatat kalau
ada satu hal yang tak dimengerti Jiheng soal Donghua.

Berbaik hati dan kata-kata omong kosong lainnya yang mirip dengan itu bukanlah hal yang
dipedulikan oleh Donghua.

***

184
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ingatan utuh Fengjiu mengenai Jiheng berakhir di sini. Sisanya hanya sedikit dan potongan-
potongan seputar tibanya Jiheng di Istana Taichen sebagai calon pengantin Donghua.

Kehidupan Fengjiu memasuki masa kelam ketika ia mendengar berita soal pernikahan
Donghua. Kesedihan mengambil alih hari-harinya, dan dari ingatan buruknya, ia hanya dapat
menyadari kalau itu adalah pertama kalinya istana sepi diambil alih dengan kebahagiaan dan
keramaian semenjak Fengjiu tiba di sana.

Meskipun Donghua masih tetap membawa Fengjiu kemana pun ia pergi, baik ketika bermain
catur ataupun membaca buku, hatinya terasa sangat berat dan Fengjiu tak lagi merasa puas
dan bahagia berada di samping Donghua.

Sang Putri terus mencoba mendekati Fengjiu. Ia bahkan membuatkan sendiri berbagai
makanan untuk menyenangkan rubah kecil yang pernah disukainya di Lingkup Teratai.
Tetapi Fengjiu merasa sangat tidak nyaman kapan saja ia melihat wajah cantik Jiheng, dan
karena itulah ia selalu menghindari Jiheng.

***

Suatu malam ketika Fengjiu kembali ke istana, ia melihat Jiheng duduk di jembatan giok
putih dengan beberapa ubi jalar bakar di tangannya. Wajah Jiheng berubah cerah ketika ia
melambai menyuruh Fengjiu mendatanginya.

Tetapi dengan cepat Fengjiu pergi ke belakang pintu masuk yang melengkung itu. Ketika
Fengjiu menoleh untuk mengintip Jiheng untuk yang terakhir kalinya, ia melihat senyum sang
Putri memudar bersamaan dengan senja yang temaram, terlihat sangat putus asa.

Fengjiu tetap berada di belakang pintu masuk sampai Jiheng memutar tubuhnya untuk pergi,
masih dengan ubi jalar bakar di tangannya. Pandangan Fengjiu jadi kabur seiring dengan
sinar matahari terbenam yang membutakan matanya.

***

185
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Melihat kembali ke tahun-tahun yang lalu, Fengjiu menyadari bahwa akan selalu hadir takdir
berbeda di antara orang-orang. Benang-benang takdir yang tak terhitung jumlahnya ini saling
terjalin menjadi apa yang mereka ketahui sebagai trichiliocosm besar.

Sebagai seorang yang abadi, Fengjiu seharusnya melihat takdir masa lalunya dan memasuki
eksistensi kosmos yang luas. Tetapi ia malah terlalu mementingkan dirinya dan Donghua
sampai gagal melihat yang lainnya.

Semua yang perlu dilakukan oleh Fengjiu adalah melihat ke dalam mata Donghua maka ia
akan buta akan segala hal lainnya.

Fengjiu berada tepat di sisi Donghua, orang terdekat dengannya, tetapi Fengjiu tetap tidak
mengetahui perasaan Donghua pada Jiheng ataupun takdir Donghua dengan Zhi’he.

Melihat lagi ke belakang, sebenarnya cukup memalukan. Fengjiu adalah seorang dewi, tetapi
ia tidak lebih bijaksana dari para manusia itu sendiri.

Selagi merenungi dirinya, setelah Fengjiu kembali ke Qingqiu, ia mencoba mengingat-ingat


apakah Donghua pernah sungguh mencintai Jiheng, tetapi Fengjiu tak bisa mengingat banyak.
Lalu secara bertahap, ia menyingkirkan semuanya dari pikirannya.

Fengjiu tak menyangka kalau hari ini, dua ratus tahun kemudian, ia akan mendapatkan
keterangan dari Yan Chiwu, orang yang sama yang memulai takdir pahit antara Fengjiu,
Donghua, dan Jiheng. Kata ‘takdir’ itu sendiri memang suatu keajaiban.

Di awal Juni, Lembah Fanyin diterangi matahari yang bersinar terik. Pendekar Xiao Yan
mengelap keningnya selagi ia menatap awan-awan yang mengambang di kejauhan. Duduk di
samping Fengjiu, ia membicarakan soal satu-satunya percintaan Donghua selama ribuan
tahun ini. Dalam opini Xiao Yan, tak ada yang bagus mengenai cerita cinta ini.

186
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 6 Part 1

Fengjiu tahu awal mula dari cerita cinta ini. Pada saat itu, takdir Jiheng dan miliknya belum
saling terjalin satu sama lain.

Pada hari itu tiga ratus tahun yang lalu, ketika sinar suci terpecah di Gunung Fuyu, Donghua
menginjakkan kakinya keluar dari Lingkup Teratai Jahat dengan gagahnya.

Hal pertama yang dilakukan Donghua bukanlah mencari Yan Chiwu, tetapi malah
membawanya kembali ke Istana Taichen.

Di atas langit terbuka Langit ke-13, di bawah rimbunnya bayangan dari pohon Sal, berlusin-
lusin tetua berbaris memprotes dari pintu masuk hingga ke gerbang Istana untuk menunggu
hukuman mereka karena gagal menjaga Giok Pengunci Arwah.

Donghua terus berjalan dan memasuki Istana di tengah gumpalan awan biru dan rapalan doa
Buddha. Tak ada satu pun yang berani mengangkat kepalanya; setiap orang tahu apa
kesalahan yang ditanggungnya.

Banyak dari mereka merupakan pendekar dari zaman dahulu kala, yang wajahnya dikenali
Fengjiu melalui buku-buku sekolahnya. Donghua mempercayakan Fengjiu pada Zhonglin,
pelayan pria kepercayaannya di Istana Taichen.

Tetapi Fengjiu tak ingin orang lain yang mengurusnya. Dalam bayangannya, Donghua adalah
yang terbaik dalam menggantikan perbannya, membersihkan lukanya, dan menyikat bulunya.

Fengjiu mencengkeram jubah Donghua dengan cakar kecilnya dan menolak untuk
melepaskannya. Donghua menjauhkan lengan kecil Fengjiu. Kaki pendek Fengjiu tak
sanggup meraih Donghua seberapa keras pun ia mencoba. Fengjiu akhirnya menyerah dengan
wajah tertunduk suram.

187
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dua pelayan yang berani yang berdiri dekat mereka pun terkikik geli. Fengjiu melototi
mereka marah. Bahkan mata dingin Donghua pun memancarkan sebuah senyuman langka
saat ini.

Donghua mengangkat Fengjiu dan membaringkannya di atas ranjang, kemudian membelai


kepalanya. Fengjiu berpikir kalau Donghua akan memanjakannya lagi, jadi ia pun mulai
memanjat lagi ke jubah Donghua, tetapi kali ini Donghua telah menggambar sebuah
lingkaran di sekitar Fengjiu, menahannya di dalam sebuah medan pelindung.

“Bayi rubah ini sangat nakal,” Donghua memberitahu pelayannya.

“Jaga dia baik-baik. Jangan biarkan ia berlari kesana-kemari, agar luka di kakinya tidak
bertambah parah.”

Fengjiu masih ingin ikut. Ia menggunakan taktik menangisnya lagi dan berpura-pura
menghapus air mata dari matanya. Donghua menyandarkan diri di ambang jendela untuk
mengamatinya.

“Aku suka membuat orang lain menangis. Kenapa kau tidak menangis lebih kencang?”

Tangisan Fengjiu langsung tertahan di tenggorokannya. Setelah ia berhenti, Donghua


mendekat dan mengusap kepala Fengjiu.

“Baik-baiklah dan dengarkan Zhonglin. Aku akan kembali untukmu setelah aku mengurus
semuanya.”

Fengjiu mendongak menatapnya, dan akhirnya mengangguk kalah. Fengjiu menghela napas.
Itu terjadi seperti kemarin. Beberapa hari berlalu tetapi Donghua tak kunjung kembali
padanya. Pada akhirnya, Fengjiu tak sabar lagi dan menipu Zhonglin agar menyingkirkan
medan pelindungnya.

Di jalannya mencari Donghua, Fengjiu bertemu dengan Siming di Gerbang Selatan Langit.

188
Collected & Merged by raperiadisepti.com
***

Di masa lalu, Fengjiu tak banyak memikirkan secara signifikan apa yang terjadi di kala itu,
tetapi sekarang setelah beberapa abad berlalu, ia mempelajarinya dari mendengarkan cerita
Yan Chiwu, kalau ada beberapa hal yang terjadi, dan mereka semua signifikan.

Ini adalah sambungan dari cerita Fengjiu, Donghua, dan Jiheng yang tak pernah diketahui
Fengjiu sebelumnya.

Beberapa hari Donghua menghilang, ia pergi mencari Pendekar Xiao Yan untuk duel lainnya.
Pendekar Xiao Yan memikirkan hati-hati soal ini dengan perhitungan dan pembahasan yang
saksama.

Tuan Yan mengelap hidungnya dan menyimpulkan, “Setelah pertarungan, Donghua


seharusnya lari tunggang langgang kembali ke asalnya. Untuk alasan apa ia malah berkeliaran
di Gunung Baishui?”

Fengjiu menggunakan sebuah daun besar yang ditemukannya di sebelah jurang untuk
menghadang sinar matahari.

“Mungkin ia punya waktu setelah pertarungan, jadi dia pergi ke Gunung Baishui mencari
tanaman Longnao dan Blue ...”

Perkataan Fengjiu menyinggung titik lemah pada hati Pendekar Xiao Yan yang sensitif. Mata
marah dan terlukanya mendorong masuk kata ‘teratai’ keluar dari mulut Fengjiu.

“Lihatlah tubuhku yang tegap ini. Apakah aku tampak seperti seorang sahabat karib di
matamu? Bagaimana bisa Donghua pergi berjalan-jalan setelah sebuah pertarungan
denganku?”

Fengjiu dengan berani menatap balik Xiao Yan. Ia dengan santai membenarkan posisi daun
di atas kepalanya dan menjawab, “Tentu saja tidak. Maksudku adalah ... mungkin Donghua
pergi ke Gunung Baishui mencari tanaman obat untuk mengobati lukanya.”
189
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pendekar Xiao Yan tampaknya cukup menyukai penjelasan ini. Ia mengangguk dengan
sangat serius.

“Kau benar. Muka Es pasti pergi ke Gunung Baishui untuk tanaman obat penyembuh.”

Xiao Yan pun melanjutkan: “Kalau tidak, tak akan ada perkataan ‘Langit itu buta.’ Di saat
yang sama, Jiheng juga datang ke Gunung Baishui ...”

Seperti yang dikatakan oleh Fengjiu, perjalanan Donghua ke Gunung Baishui memang untuk
mencari dua bahan suci untuk sebuah dupa ajaib. Di dalam rawa-rawa, hiduplah sebuah jenis
teratai biru dan tanaman parasit Longnao yang bertahan di atasnya.

Mereka berusia sepuluh ribuan tahun dan merupakan keajaiban Gunung Baishui. Karena
kedua tanaman ini saling bergantung satu sama lainnya agar dapat hidup, ada aroma kayu di
dalam teratainya sementara ada aroma teratai di dalam kayunya. Tak terhitung jumlahnya
biksu pembuat dupa yang membahayakan diri demi mencari kedua tanaman itu.

Ada begitu banyak bahaya sebab tipografi dari gunung itu agak sulit. Rawanya pun
merupakan tempat tinggal dari ular air yang berbisa. Di masa kecilnya, Fengjiu ingin
menjadikannya sebagai binatang peliharaan.

Ketika Donghua kembali dan dengan santainya mengeluarkan sebuah kantong berisi Teratai
Biru dan beberapa getah Longnao, Fengjiu tahu kalau ular air yang pernah diinginkannya
tampaknya telah hangus.

Sementara, mengenai perjalanan Jiheng ke Gunung Baishui, itu menyangkut rahasia dari
Klan Iblis.

Klan Iblis memiliki tujuh cabang. Xuyang, kakak lelaki Jiheng, adalah Raja dari Cabang
Merah. Semenjak Jiheng masih kecil, kakaknya selalu memerintahkan seorang
pengawal pribadi untuk Jiheng.

190
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Lelaki ini memiliki roman wajah yang tampan dan indah meskipun terlahir dari kalangan
rendah, mendapatkan kekaguman dari tetua klan. Bahkan Ibu Suri Wang yang tinggal
menyendiri di dalam istana dalam pun menyukainya.

Saking begitunya sampai Xuyang merasa tak tepat bagi si pengawal tampan untuk
melindungi Jiheng. Akan tetapi, ketika ia berniat memilih seseorang yang tak begitu tampan,
orang pertama yang menentang adalah ibu mereka sendiri.

Ibu Suri Wang menangis dramatis bahkan mengancam akan membunuh dirinya sendiri.
Jiheng, yang masih sangat muda, berdiri dan ikut menangis tanpa tahu kenapa.

Minsu, si pengawal muda, menarik lengan pakaiannya, dengan lugu memohon, “Yang Mulia,
Anda telah membuat Ibu Suri menangis. Mohon segera hibur Beliau.”

Kebingungan, akhirnya Xuyang pun menyerah. Semakin bertumbuh Minsu, ia menjadi


semakin tampan. Semakin Xuyang melihatnya, semakin ia merasa ada yang salah pada anak
itu.

Saat mereka makan, Minsu tidak menyentuh parsley dan terong yang bergizi.

Xuyang mengernyit, ini tidak bagus.

Saat Minsu mengenakan jubah biru pucatnya, ia terlihat begitu halus dan lembut. Jiheng
mendekatinya dan memuji Minsu.

Xuyang mengernyit, ini tidak bagus.

Saat Minsu berlatih pedang di taman, ia tidak membawa sebuah handuk dengannya.
Bagaimana kalau ia terserang flu dan tak dapat mengurus Jiheng?

Xuyang mengernyit, ini tidak bagus.

191
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Kuda Minsu tidak sehat belakangan ini. Bagaimana bisa ia menempuh perjalanan jauh jika
Jiheng membutuhkannya untuk mengurus sesuatu?

Xuyang mengernyit, ini tidak bagus.

Jadi, Xuyang mengeluarkan empat dekrit sekaligus: pertama, semua orang harus memakan
parsley dan terong tiap waktunya makan; kedua, tidak ada seorang pun yang boleh
mengenakan pakaian biru pucat di dalam istana; ketiga, semua orang harus membawa sebuah
handuk saat berlatih pedang jika ia tidak ingin dihukum berat; keempat, akan dibuat sebuah
kandang kuda kerajaan dan seseorang boleh meminjam seekor kuda jika kudanya sakit.

Tentu saja, Minsu dengan semangat datang untuk meminjam seekor kuda ketika kandang
kuda itu telah beroperasi. Terlebih lagi, ia telah memakan sayurannya belakangan hari ini dan
tubuh lembutnya telah berubah jadi lebih berisi dan tegap.

Xuyang puas. Hanya demi adik kecilnya, ia harus melakukan begitu banyak hal. Menjadi
seorang Raja dari Klan Iblis, tanggung jawab Xuyang begitu besar. Tetapi sekarang ia harus
menambahkan adiknya dan pengawal tampannya ke dalam daftar panjang bebannya.

Seberapa banyak Minsu berbicara dengan Jiheng hari ini?

Apakah beberapa kalimat lebih sedikit dari kemarin?

Seberapa jarak terdekat antara Minsu dan Jiheng?

Tidakkah sepertinya satu inci lebih dekat dari hari sebelumnya?

Setiap detailnya membuat Xuyang sakit kepala. Terlebih lagi, mata Xuyang tak dapat
berhenti mengikuti Minsu, kapan pun ia di sekitarnya untuk melihat apakah anak tampan itu
memperlakukan adiknya sesuai norma atau tidak.

Tetapi hingga waktunya ia duduk merundingkan perihal pernikahan Jiheng dengan para tetua
klan, dan memutuskan untuk mengirimnya ke Istana Donghua Dijun, Istana Taichen, tak

192
Collected & Merged by raperiadisepti.com
tampak satu tanda romantis pun di antara keduanya seperti yang selama ini dikira oleh
Xuyang.

Untuk beberapa alasan, Xuyang merasa sedikit kecewa, tetapi juga pertama kalinya setelah
sekian tahun, ia merasa Minsu mungkin ... cukup baik. Bulu matanya yang berkibar saat ia
menurunkan matanya agak manis.

Sejak saat itu, perkataan dan tindakan Xuyang terhadap Minsu menjadi jauh lebih lembut.

***

Tetapi, untuk beberapa alasan, setelahnya, Xuyang sering memergoki Minsu melamun
sendirian di taman.

Di beberapa kesempatan, Minsu bahkan tidak menyadari kalau Xuyang berdiri di depannya.
Dan ketika Minsu menyadarinya, ia akan melarikan diri seperti seekor kelinci sebelum
Xuyang dapat mengucapkan satu kata pun.

Pernah, Xuyang begitu penasaran. Ketika Minsu ingin kabur lagi, ia pun menarik kerahnya
untuk menarik Minsu kembali. Tanpa diduga, si bocah itu bahkan menggunakan metode
melepaskan kulit ala kumbang untuk kabur darinya, meninggalkan jubah kosong di tangan
Xuyang.

Xuyang memegangi jubahnya selagi ia mematung selama beberapa lama. Ia tidak melihat
Minsu selama beberapa hari setelahnya. Xuyang hanya sekali melihat sebuah jubah yang
mirip dengan milik Minsu. Ketika dilihat lebih dekat, ia sudah menghilang.

Xuyang mencurigai pengelihatannya yang mungkin jadi lebih buruk. Ia selalu memperhatikan
soal kesehatan dan olah raga semenjak masih muda.

***

193
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Suatu hari ketika sedang berjalan-jalan di taman setelah makan siang, Xuyang melihat satu
sosok yang mirip dengan Minsu dari kejauhan di dekat kolam teratai. Ia berjinjit dan cukup
yakin bahwa itu benar Minsu, mengenakan jubah hijau dan membungkuk di dekat bebatuan
seperti labu hijau tengah menggambar sesuatu.

Minsu tampak begitu konsentrasi dan tulus. Xuyang tahu kalau Minsu tidak pernah menyukai
tulis menulis sejak ia masih kecil. Di usianya sekarang, Minsu bahkan hanya tahu beberapa
ratus kata. Apa yang membuatnya ingin menulis? Cukup membuat Xuyang penasaran.

Xuyang ragu sejenak, kemudian memutuskan untuk mengendap-endap di belakangnya untuk


melihat apa yang Minsu lakukan.

Aroma teratai memenuhi udara dingin. Separuh dari perkamen dipenuhi tulisan tangan yang
berantakan.

Kata-katanya tampak terjalin satu sama lain, “Betapa puitisnya, malam berhujan ini. Aku
tetap terbangun merindukan kehadiranmu.”

Meski tidak berpengalaman, Xuyang masih bisa mengetahui kalau ini adalah puisi cinta.
Namun, di atasnya tak tertulis ditujukan untuk siapa. Sulit menebak untuk siapa itu
sebenarnya.

Xuyang dengan cepat merebut perkamen itu dari atas meja marmer. Minsu melihat ke atas
dari posisinya dan merona merah padam. Ia mengulurkan tangannya untuk merebut kertas itu
kembali tetapi terlambat.

Siliran angin lembut melengkungkan satu sudut kertas itu ke atas.

Xuyang harus menebak semua kata dalam kesulitan dan akhirnya berhasil membaca dua
kalimat keras-keras: “Cahaya bulan yang terang menyelimuti sel kosong ini. Aku
melemparkan dan memutarnya tanpa guna.”

Xuyang menjeda untuk bertanya, “Untuk siapa ini?”


194
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Minsu biasanya seriang monyet balita. Tetapi kali ini ia membiarkan wajahnya terus
menghadap ke tanah, telinganya terbakar merah selagi ia berdiri diam di tempat.

Pemahaman mendatangi Xuyang tiba-tiba.

“Untuk Jiheng?”

Minsu mendongakkan kepalanya kaget dan dengan cepat menurunkan kepalanya lagi.
Xuyang tetap berdiri di depan Minsu. Melihat wajah yang mengisyaratkan bahwa itu benar,
Xuyang pun perlahan dikuasai amarah.

Pengawal kecil ini berani menyimpan perasaan untuk adik kecilnya tetapi Minsu tak pernah
meninggalkan jejak apa pun.

Xuyang berpikir pada dirinya sendiri, apakah karena tak ada halangan yang merangsangnya
sebelum ini, tetapi sekarang karena Xuyang memilihkan Jiheng salah satu pernikahan terbaik
di dunia, yang menyebabkan anak kecil ini membiarkan perasaan tersembunyinya terlihat?

Penampakan Minsu ini terlihat seolah ia tak sanggup lagi menahan perasaannya untuk Jiheng
jadi ia akhirnya menuliskan sebuah puisi cinta untuknya. Tentu saja, Jiheng adalah seorang
putri yang memikat, dan sangat pantas mendapatkan puisi ini ...

Xuyang merenung dalam kejengkelannya sesaat, tetapi ia tak membiarkannya tampak di


wajahnya. Pada akhirnya, ia menggeram dan berbalik pergi.

195
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 6 Part 2

Dua hari setelahnya, duel antara Yan Chiwu dan Donghua di Gunung Fuyu menjadi berita di
seluruh wilayah Selatan yang tenang. Rasa bersalah membuat Jiheng kabur di tengah malam
yang sedang hujan untuk menghentikan keduanya.

Di malam Jiheng pergi, beberapa pengawal menyusup masuk ke dalam kamar Minsu dan
dengan segera menyeretnya keluar gerbang istana selagi ia masih terbaring tak curiga dan
berpakaian lengkap.

Pada saat itu, Xuyang mengatur sebuah permainan catur di dekat cermin air. Ia memikirkan
langkah berikutnya selagi melihat tak tenang situasi dari cermin air itu.

Xuyang melihat kalau awalnya Minsu tidak serta-merta membiarkan para pengawal untuk
mengikatnya, malah dengan cepat menarik pedang dari ranjangnya untuk menghalangi para
pengawal.

Tetapi ketika kepala pengawal dengan ragu memberitahunya: "Yang Mulia


memerintahkanmu untuk mengasingkanmu ke Gunung Baishui guna memikirkan kembali
dosa apa yang kau perbuat," pedang di tangannya terjatuh ke lantai.

Setelah Minsu diikat, Xuyang mendengarnya bertanya sedih, "Aku tahu kalau pelanggaranku
berat ... tetapi apa kau yakin Yang Mulia mengatakan Gunung Baishui?

Kepala pengawal itu menghela napas, "Yang Mulia memang mengatakan Gunung Baishui."

Minsu menundukkan kepalanya dalam diam setelah mendengarkan kepastian itu.

Dari sudut itu, Xuyang tak dapat melihat ekspresi Minsu. Hanya ketika mereka membawa
Minsu pergi dari kediaman Jiheng, ia melihat si bocah itu tiba-tiba mendongakkan kepalanya
untuk berbalik dan melihat ke arah Aula Chihong, tempat kerja harian Xuyang. Wajah pucat
Minsu jadi lebih muram, tetapi matanya tampak begitu cerah.

Keputusan Xuyang untuk menahan Minsu di Gunung Baishui akhirnya sampai setelah begitu
banyak pertimbangan.

Di sepanjang wilayah terluas dunia, tanah terbesar merupakan wilayah Selatan yang dikuasai
oleh Iblis.

196
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di sebelahnya adalah wilayah Barat, dikuasai oleh Setan. Domain terbesar di antara para
kerajaan seperti milik Kerajaan Qingqiu dari rubah putih berekor sembilan, atau wilayah
perbatasan seperti tenggara, barat daya, timur laut dan barat laut, merupakan wilayah utama
Timur. Bahkan itu pun hanya sebesar wilayah Selatan.

Wilayah teritori klan Langit sedikit lebih besar. Tiga puluh enam tingkat Langit suci dan
empat lautan ditambah dengan wilayah Utara, semua berada dalam kekuasaan mereka.

Sekali lagi, mereka memang punya populasi yang lebih banyak. Ditambah, ada pertambahan
dari Dunia Manusia bagi mereka semua yang bergabung dengan keabadian, memasuki Klan
Langit setiap tahunnya. Beban Klan Langit juga jadi berkali-kali lipat.

Namun, klan Iblis dengan kehormatan para leluhur mereka, memegang wilayah benua paling
besar di antara delapan lainnya. Tetapi di dalam wilayah mereka yang begitu luas ini juga
terdapat lokasi berbahaya yang tak terhitung jumlahnya.

Gunung Baishui merupakan wilayah yang paling mengerikan dari semuanya.

Menurut penduduk setempat, itu adalah sebuah gunung tanpa jalan keluar. Jurang vertikal
berdiri di keempat sisinya. Udara beracun mengelilingi perimeter sepanjang tahunnya.
Tanaman asli di wilayah ini kebanyakan beracun.

Binatang buas pun jadi berseteru karena keadaan ekstrim ini. Ada cara untuk mati yang sesuai
dengan selera tiap orang. Tersesat di dalam sana sama saja dengan tersesat di surganya bunuh
diri. Inilah mengapa, bukan tanpa alasan kalau ekspresi Minsu menggelap setelah mendengar
Xuyang ingin menahannya di Gunung Baishui.

Sama saja dimana pun Minsu tinggal untuk memikirkan soal dosanya. Xuyang memilih
Gunung Baishui, pertama untuk memisahkan Jiheng dan Minsu. Ia pikir kalau Minsu
mengumpulkan cukup banyak keberanian untuk mengaku pada Jiheng, adiknya yang baik
dan naif, Jiheng bisa saja menerima Minsu.

Itu hanya akan menyebabkan penghinaan pada keluarga kerajaan. Kedua, jika Minsu dibawa
ke Gunung Baishui, Jiheng tak akan bisa pergi menemuinya meskipun mereka berteman sejak
kecil.

Jiheng mungkin akan datang mencarinya dan menangis dramatis, tetapi itu tak jadi masalah.
Xuyang hanya punya satu strategi, dan itu adalah untuk mengulur situasi hingga Jiheng dapat
menikahi Donghua dengan lancar.
197
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Xuyang akan melepaskan Minsu setelahnya. Selain itu, Minsu selalu punya tubuh unik yang
tahan terhadap segala jenis racun. Dan karena banyak makhluk ganas hidup di Gunung
Baishui, jika Minsu tak dapat mengatasi mereka, ia tidak pantas menjadi pengawal pribadi
Putri.

Dengan mempertimbangkan ini, Xuyang dengan santainya memerintahkan untuk membawa


Minsu ke Gunung Baishui.

Di belakang permukaan cermin air, tatapan terakhir Minsu di arah ini menyebabkan bidak
catur di tangan Xuyang terjatuh ke meja dan berguling ke tanah.

Xuyang mendeteksi sebuah tampang kebingungan di dalam mata tenang itu.

Xuyang memungut pion batu catur dan berpikir: Minsu tidak pernah meninggalkan Istana
Danling seumur hidupnya; bukan hal buruk membiarkannya berlatih di Gunung Baishui.

Tetapi, bagaimana kalau Minsu tak pernah kembali lagi?

Hal ini tak pernah terlintas di benaknya.

***

Malam Jiheng kembali dari Gunung Fuyu, wilayah Selatan sedang turun hujan yang
membanjir. Pengasingan Minsu ke Gunung Baishui tentu saja sampai di telinga Jiheng.

Xuyang duduk di dalam Aula Chihong dan menunggu adiknya untuk datang pidato panjang
lebar padanya. Tetapi tehnya sudah lama kosong, tetap tak ada tanda-tanda Jiheng.

Tidak sampai pelayan Jiheng mendatanginya di pagi hari, barulah Xuyang tahu kalau adiknya
menghilang di tengah malam. Tentu saja, Jiheng pergi ke Gunung Baishui untuk
menyelamatkan Minsu.

Rencana Xuyang akan sempurna kalau saja ia tidak melupakan kebaikan hati adiknya. Rute
berbahaya menuju ke puncak gunung menjadi tujuan yang mengarahkan Jiheng dan Donghua
Dijun di sebuah rawa berair putih.

***

Hujan turun tanpa henti selama berhari-hari seolah Sungai Langit tiba-tiba jadi terbalik.
Tetapi untuk teratai merah di Istana Danling, kesempatan langka bisa meminum air suci.
Mereka mekar dengan cantiknya seperti lentera merah, memberikan pemandangan
menyenangkan untuk mata.
198
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pasukan demi pasukan dikirimkan, hingga menggangu Ibu Suri di istana dalam, tetapi masih
juga tak ada kabar. Kemampuan Ibu Suri Wang dalam menangis tidak layu ditelan usia.

Setiap kali waktunya makan, Ibu Suri mendatangi Xuyang dan menangisi Jiheng selama tepat
satu jam. Seluruh istana dipenuhi kekacauan dengan menghilangnya sang Putri.

Lewat tengah hari, hari itu, seperti yang diperintahkan Xuyang, seekor singa salju bersayap
satu akan dibawa padanya sehingga Xuyang dapat menungganginya ke Gunung Baishui,
Donghua dalam jubah ungunya tiba-tiba saja muncul di depan Istana Danling, membawa
Jiheng yang tak sadarkan diri di pelukannya.

Beberapa dari Klan Iblis mengira kalau mereka tak akan akan pernah bertemu dengan mantan
penguasa legendaris, jadi, hari itu terpatri jelas dalam ingatan mereka bahkan hingga
sekarang.

Seluruh langit dipenuhi awan abu-abu. Hujan mulai reda, lalu setelahnya hanya tersisa
percikan. Jalan sejauh sepuluh mil di depan gerbang istana dipenuhi dengan sebuah karpet
dari teratai merah, mereka memancarkan cahaya di setiap sudutnya.

Seorang pria tampan berambut perak turun dengan gagahnya dari sebuah awan dan mendarat
di tanah. Energi gelap mereka tak mampu menahan awan suci, teratai merah pun pelan-pelan
menutup kelopak mereka, meninggalkan sebuah jalan kehijauan bagi kaki sucinya untuk
melangkah maju.

Jiheng dengan matanya yang tertutup rapat berada dalam pelukan Donghua. Rambutnya yang
terurai lepas layaknya sebuah air terjun hitam di sekitar wajah pucatnya. Ia sangat lemah.

Kedua lengan Jiheng melingkar di leher Donghua. Tubuhnya tertutupi jubah Donghua, hanya
memperlihatkan mata kaki sewarna gadingnya ... dan ada beberapa tetes darah yang mengalir.

Apa yang terjadi dua malam di Gunung Baishui, tak ada yang tahu kecuali Donghua, Jiheng
dan mungkin saja ular air yang kurang beruntung itu saja yang tahu.

Apa yang diketahui adalah, bahwa Donghua tinggal di Istana Danling sehari lagi sampai
Jiheng sadar. Setelah terbangun, Jiheng terus menempelkan dirinya pada Donghua seperti
anak ayam pada induknya. Tak sekali pun ia menyebut soal Minsu.

Xuyang senang ketika mengetahui kalau keputusannya mengirimkan Minsu ke Gunung


Baishui ternyata adalah keputusan yang bijaksana. Meskipun adik perempuannya terjebak
199
Collected & Merged by raperiadisepti.com
bahaya, ia diberikan kesempatan untuk jatuh cinta pada Donghua. Itu sungguh sebuah papan
catur yang brilian kalau Xuyang boleh mengatakannya sendiri.

Di hari ketiga ketika Donghua bersiap untuk meninggalkan Istana Danling, Xuyang
mengundangnya minum teh. Setelah satu ronde teh, Xuyang menawarkan untuk mengirimkan
Jiheng ke Istana Taichen tiga hari kemudian, selamanya menyatukan kedua klan dalam
aliansi. Donghua pun meyetujuinya.

***

Hingga di bagian ini, Yan Chiwu menghela napas dan mulai bergumam. Ia menggumamkan
kalau saja ia tidak terluka terlalu parah, Xiao Yan akan menghentikan Jiheng pergi ke
Gunung Baishui; jika itu kasusnya, maka Donghua tak akan jadi bagian dari cerita ini, lalu
Xiao Yan dan Jiheng pasti sudah menikah; langit buta sementara, selanjutnya dan
selanjutnya.

Daun yang digunakan Fengjiu di atas kepalanya mulai mengerut layu karena kepanasan.

Di bawahnya, Fengjiu bertanya lelah pada Yan Chiwu, "Bagaimana kau tahu secara pasti
kalau Donghua mencintai Jiheng? Bagaimana kalau ada sesuatu yang tak bisa dikatakannya?"

Xiao Yan mengepalkan tangannya.

Buku-buku jarinya terpecah saat ia menggeram, "Mana berani dia!"

Dengan kehebohan yang sama ia melanjutkan, "Jiheng begitu suci dan tanpa noda; ia elegan
dan bangsawan; ikan lupa berenang, burung lupa terbang ketika melihatnya; bulan jadi redup,
bunga-bunga merendahkan diri di sebelahnya; Jiheng itu terlalu cantik untuk kata-kata. Apa
sulitnya bagi pria untuk mencintainya?"

(T/N : 冰清玉潔 (semurni es dan sesuci giok) 蕙質蘭心 (inti dan hati dari bunga anggrek)
沉魚落雁 (ikan tenggelam dan burung hinggap) 閉月羞花 (melebihi cahaya bulan dan
membuat para bunga malu) 美不勝收 (terlalu cantik untuk digambarkan).

Xiao Yan menggeram lagi, bahkan memperlihatkan gigi putihnya.

"Donghua tak pantas disebut seorang pria!"

Yan Chiwu adalah pria yang kasar, tetapi berhasil menyebutkan lima idiom dalam satu
kalimat, sangat mengejutkan Fengjiu. Di saat bersamaan, ia ingin menyanggah kenyataan
bahwa hati Xiao Yan hanya terisi oleh Jiheng saja, tetapi Fengjiu menghentikan dirinya.
200
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu diam-diam merapikan lagi daun yang mengerut di atas kepalanya.

Menyadari ekspresi meragu dari Fengjiu, Yan Chiwu menghela napas, "Aku tahu apa yang
kau pikirkan. Para gadis suka mengira kalau diri merekalah yang lebih pantas dikagumi, yang
lainnya hanyalah hal sepele belaka."

Xiao Yan benar-benar tulus.

"Kau tidak berpikir kalau Muka Es menyukai Jiheng, ini aku bisa mengerti, karena aku juga
dulu berpikir kalau Jiheng tidak menyukai Muka Es."

Xiao Yan menghela napasnya lagi.

"Tetapi mereka berduaan saja selama dua malam. Pikirkan saja! Oi, bahkan aku saja tidak
mau memikirkan soal itu. Tetapi kenyataannya tetap ada bahwa ada begitu banyak pasangan
yang mulai dengan membenci satu sama lain dan masih tetap menyukai satu sama lain setelah
mereka terperangkap bersama dalam jarak yang dekat."

Si pria putus asa kembali menghela napasnya.

"Ayo mundur dan pikirkan, jika Muka Es tidak benar-benar mencintai Jiheng, kenapa ia
setuju untuk menikahinya? Jika ia tidak ingin, siapa dari klan Langit kalian yang mampu
untuk memaksanya?"

Fengjiu berpikir kalau perkataan Xiao Yan masuk akal.

Dengan sedih ia membenarkan daun di atas kepalanya dan setelah beberapa lama
memiringkan wajahnya untuk bertanya pada Yan Chiwu: "Tetapi aku tahu," ia terbatuk, "Aku
dengar kalau mereka berpisah jalan di Lingkup Teratai, Jiheng meminta Donghua
membiarkannya memiliki seekor rubah yang mereka temukan di sana. Bukankah Donghua
menolaknya? Kalau memang Donghua menyukai Jiheng, kenapa ia harus semenyedihkan itu?
Ini ...."

Yan Chiwu memotongnya, "Apa yang kau tahu, itu hanyalah trik!"

Ia kemudian menjelaskan pada Fengjiu, "Jika kau menyukai Muka Es, maka kau ingin
bertemu lagi dengannya. Lalu, kutanya padamu, apa cara terbaik untuk melakukannya?"

Tanpa menunggu jawaban Fengjiu, Xiao Yan berkata yakin, "Meminjam buku! Kau pinjam,
kau bertemu dengannya sekali. Kau kembalikan, kau bertemu dengannya lagi. Pinjam,
kembalikan, pinjam, kembalikan. Pada akhirnya semua jadi terbiasa. Setelah terbiasa,
semuanya jadi mudah.
201
Collected & Merged by raperiadisepti.com
"Sama alasannya mengapa Donghua tidak memberikan Jiheng rubah itu. Coba pikirkan,
kalau Jiheng menyukai rubah itu, bukankah ia akan sering berkunjung, jadi memberi lebih
banyak kesempatan pada si Muka Es?"

Xiao Yan mengerutkan alisnya dan melepaskan helaan napas panjang, "Muka Es benar-benar
licik."

Fengjiu memikirkannya dan dalam kekagetannya, sekali lagi menyadari kalau Yan Chiwu
memang benar. Meskipun Fengjiu tak melihatnya dulu, kenyataannya adalah setelah Jiheng
memasuki Istana Taichen, Donghua memang mulai memperlakukannya secara berbeda.

Fengjiu tidak tahu kalau mereka memiliki momen bersama di Gunung Baishui. Semua yang
diketahuinya tentang mereka berdua adalah penyekapan di Gunung Fuyu, dan Fengjiu tidak
menemukan hal aneh dari interaksi harian mereka.

Ternyata Fengjiu lupa memikirkan kemungkinan adanya seluk-beluk tersembunyi dari cerita
ini.

***

Tiga ratus tahun yang lalu, Jiheng yang tinggal di Istana Taichen merupakan seorang Putri
yang gemar belajar. Fengjiu masih ingat. Selagi bersandar di kaki Donghua saat ia
memancing di Kolam Pundarika, Fengjiu sering melihat Jiheng berlari menemui Donghua
dengan sebuah buku tua kusam di tangannya untuk meminta penjelasan Donghua di bagian
tertentu.

Donghua dengan senang hati membantunya setiap saat. Dari apa yang Fengjiu lihat, tak
pernah sekali pun keduanya bersikap di luar batas kewajaran.

Tetapi kegigihan Jiheng dalam belajar benar-benar sangat menolongnya. Setelah


menambahkan catatan pada sutra, terkadang Donghua membiarkan Jiheng meminjam mereka
lebih dulu sebelum mengembalikannya pada Buddha di Langit Barat.

Donghua sudah jelas memanjakan Jiheng pada tahap ini.

***

Di satu hari musim panas bulan Juli, Pangeran Liansong dari Istana Wuji membawakan
sebuah perkamen kecil dan datang mencari Donghua. Setelah berbasa-basi, ia akhirnya
mengakui kalau ulang tahun Cheng'yu Yuanjun sebentar lagi tiba.

202
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Cheng'yu sedang mengumpulkan berbagai belati belakangan ini jadi Liansong memberikan
sebuah desain baru dan ingin Donghua membantunya membuat belati itu agar ia bisa
menghadiahkan Cheng'yu Yuanjun dengan sebuah pedang istimewa di hari ulang tahunnya.

Hal unik soal belati ini adalah dalam pertarungan jarak dekat, itu bisa menjadi belati, tetapi
dalam pertarungan jarak jauh, dapat berubah menjadi sebuah pedang panjang.

Dan jika kalah dari lawannya, akan memiliki senjata rahasia seperti jarum beracun. Ketika
pergi berburu, akan berubah jadi sebuah busur, di dapur menjadi pisau sayur.

Pendeknya, membawa belati ini sama halnya dengan membawa lima senjata sekaligus: belati,
pedang, senjata rahasia, busur, dan pisau. Akan sangat berguna, Cheng'yu akan membawanya
setiap saat.

Liansong juga tak ingin menciptakan pedang istimewa ini dengan sihir. Ia ingin buatan
tangan sehingga menunjukkan betapa tulusnya perasaanya untuk Cheng'yu Yuanjun.

Masalahnya adalah pangeran ketiga selalu membuat senjata hebat untuk mengalahkan iblis
seperti lonceng atau pagoda, jadi ada beberapa kesulitan baginya untuk membuat belati rumit
semacam ini.

Setelah banyak berpikir, Liansong memutuskan kalau untuk membuat benda aneh, ia
membutuhkan bantuan dari orang aneh pula.

Dengan satu lompatan, Fengjiu melompat ke atas meja dari pangkuan Donghua. Fengjiu
melompat-lompat di sekeliling cetak biru besar dan menemukan kalau desainnya sangat luar
biasa.

Tetapi ada beberapa titik kasar yang akan meninggalkan sudut ketika dibuat. Mereka bisa
menyebabkan reputasi keterampilan luar biasa Donghua jadi tercemar.

Meskipun Pangeran Liansong terkenal dengan gaya halusnya pada para wanita, detail kecil
seperti ini sulit untuk di deteksi olehnya. Hati Fengjiu berdebar gembira. Akhirnya ia bisa
menunjukkan kemampuannya pada Donghua.

Kalau Fengjiu dapat memperbaiki sketsa ini, Donghua akan mengakui kalau telentanya tak
kalah dari Jiheng. Setelah memikirkan ini, Fengjiu diam-diam meletakkan cakarnya di atas
titik kekurangan yang tak bisa disadari sendiri oleh Liansong.

203
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 6 Part 3

Tetapi Fengjiu tidak perlu terlalu khawatir; sang pangeran sedang sibuk meyakinkan
Donghua untuk membantunya.

“Kau selalu tertarik pada keramik, kan? Aku menemukan sebuah kota keramik di wilayah
Xuanming di Utara. Di sana punya tanah liat terbaik untuk membuat keramik, tetapi
Xuanming menjaganya dengan ketat. Kalau kau membantuku membuatkan pedang ini, aku
akan gambarkan sebuah peta dari tempat tanah liat berharga itu untukmu. Xuanming tak akan
berani menolak jika kaulah yang memintanya.”

Tanpa tergesa Donghua menuangkan lebih banyak teh ke dalam cangkirnya.

“Bagiamana kalau aku membawakanmu materialnya dan kau membuatnya sendiri?”

“Bukannya kau tidak kenal Xuanming dan aku tidak akur satu sama lain,” Liansong
menghela napas.

“Aku berkunjung ke kediamannya satu tahun untuk sebuah perayaan kecil dan istri mudanya
entah bagaimana menyukaiku. Ia menulikan surat cinta padaku tiap hari. Xuanming masih
belum melupakan hal itu.”

Donghua dengan ceroboh meletakkan kembali teko tehnya ke atas meja.

“Aku tidak pernah suka berutang pada orang lain. Aku juga tidak suka memaksakan diri pada
orang lain.”

Donghua mengelus bulu lembut Fengjiu dan melanjutkan, “Dalam beberapa hari, tukarkan
semua keramik di istanamu dengan logam dan permata. Kemudian sebarkan sebuah rumor
yang mengatakan kalau kau alergi pada keramik. Semakin bagus kualitasnya, maka kau akan
semakin alergi. Aku yakin kalau Xuanming akan memberikanmu porselen terbaiknya untuk
ulang tahunmu tahun ini. Lalu kau bisa memberikannya padaku.”
204
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Liansong menganga dalam waktu yang lama.

Donghua menyesap tehnya dan mendongak, “Apakah ada masalah?”

Pangeran ketiga itu memaksakan sebuah senyum dan menggelengkan kepalanya, “Tidak,
tidak ada masalah sama sekali.”

***

Ketika Liansong pergi, sudah nyaris mendekati tengah hari. Donghua menuangkan teh dan
membawakannya untuk Fengjiu. Ia pun meminumnya dua tegukan. Donghua selalu
memberikan Fengjiu makanan dan minuman yang baik.

Apabila Fengjiu adalah seekor peliharaan, maka Donghua adalah seorang majikan yang baik.

Melihat kalau Fengjiu masih berbaring di sebelah gambar itu, Donghua pun bertanya, “Aku
akan memilih material untuk membuat pedang ini. Apa kau mau ikut?”

Fengjiu secara meyakinkan menggelengkan kepalanya dan bahkan sengaja menjatuhkan diri
mengantuk di gambar itu. Donghua mengelus kepala Fengjiu dan keluar seorang diri.

Segera setelah Donghua keluar dari pintu, Fengjiu dengan cepat mulai beraksi. Ia pernah
belajar bagaimana menggunakan cakarnya untuk melakukan beberapa gerakan sulit.

Fengjiu menggulung gambar itu dengan kepala dan cakarnya kemudian menggunakan
mulutnya untuk melemparkannya di punggung.

Setelah itu, ia menyelinap keluar dari Istana Taichen menuju kediaman


Siming Xingjun, berhati-hati menghindari para dewa-dewi muda yang sedang bercengkerama.

Siming dan Fengjiu memang sahabat sejak lama. Hanya dari beberapa gerakan saja, Siming
tahu apa yang ingin dilakukan Fengjiu. Siming mengambil kertas gulung itu dari punggung

205
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu dan dengan beberapa garis mengoreksi beberapa kekurangannya seusai petunjuk
Fengjiu.

Selagi mereka baru saja akan menggulung gambar itu, Cheng’yu Yuanjun tiba untuk
berkunjung.

Penasaran ia pun mengintip dan mengomentari, “Siapa orang gila yang menggambar mainan
seaneh ini?!”

Fengjiu menatap ke kejauhan dengan simpati di matanya dan merasakan sedih untuk si
Pangeran ketiga.

***

Ketika Fengjiu dengan susah payah membawa kembali cetak biru itu ke ruang belajar,
Donghua masih belum kembali. Dengan lincah, Fengjiu memanjat naik ke atas meja,
mendorong gulungan di belakang punggungnya, dan melebarkan kertas itu lagi.

Fengjiu bertanya-tanya bagaimana caranya memberitahu Donghua dengan gestur kakinya


kalau ada beberapa kekurangan dalam desainnya, dan Fengjiu telah meminta seorang teman
untuk memperbaikinya sesuai dengan arahannya, lalu apakah Donghua senang dengan
perubahannya.

Di saat ini, dua ketukan terdengar dari pintu. Setelah diam sesaat, pintu terbuka. Kepala
cantik Jiheng terlihat. Melihat Fengjiu berada di atas meja belajar, si Putri yang bahagia pun
cepat-cepat masuk ke dalam.

Di tangan Jiheng terdapat sebuah sutra Buddha.

Ini pertama kalinya Fengjiu bertemu seorang anggota dari Klan Iblis yang begitu terpikat
dengan pengajaran Buddha.

Jiheng mencari kemana-mana, lalu kembali untuk mengelus kepala Fengjiu.

206
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ia tersnyum dan bertanya, “Apakah Dijun tidak berada di sini?”

Fengjiu memutar kepalanya untuk menghindari elusan Jiheng, lalu melompat ke kursi di
sebelah ruang belajar. Jiheng tampaknya sedang dalam suasana hati yang baik; ia tidak
mempermasalahkan tindakan Fengjiu yang tak bersahabat.

Jiheng menyenandungkan sebuah nada ceria dan mengambil sebuah kuas dari tempatnya.
Kemudian ia melihat ke arah Fengjiu seolah meminta pendapatnya.

“Ada satu bagian yang sangat sulit yang tak kumengerti hari ini. Tetapi keberadaan Dijun
sering tak terduga. Apakah menurutmu aku bisa meninggalkan sebuah catatan untuknya?”

Fengjiu memutar kepalanya dan mengabaikan sang Putri. Jiheng baru saja mencelupkan kuas
ke dalam tinta—ujung kuasnya bahkan belum menyentuh kertas yang ia temukan di atas
meja, ketika pintu tiba-tiba saja terbuka.

Orang yang berdiri di pintu, membelakangi sinar matahari adalah si pemilik ruang baca ini,
Donghua Dijun. Di tangannya, ada sebongkah logam hitam mengkilat.

Tanpa mempedulikan pada kehadiran lain di dalam ruangan, Donghua langsung menuju ke
mejanya. Akhirnya Donghua melirik ke arah Jiheng yang masih memegang kuas
mengambang di udara di atas bagian gambaran.

Donghua mengangkat gambaran itu dan mempelajarinya; hati Fengjiu serasa akan keluar dari
tenggorokannya.

Donghua berkata pada Jiheng, “Apakah kau yang menambahkan dua perubahan ini? Mereka
sangat bagus.”

Di dalam suara Donghua terdapat kekaguman yang jarang sekali ia tunjukkan.

“Kukira kau hanya membaca buku. Aku tak tahu kalau kau mengetahui hal semacam ini
juga.”

207
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Suatu kelangkaan dapat menemukan seseorang yang mengerti soal persenjataan, terlebih lagi
seorang wanita, jadi Donghua pun menambahkan dengan murah hati, “Cukup sulit untuk
mengerti gambaran Liansong. Tetapi kau menemukan dua kelemahannya. Kakakmu benar
saat ia mengatakan kalau kau berwawasan luas.”

Ekspresi wajah Jiheng memang biasanya agak ragu-ragu, tetapi ia tidak senang dan
mencondongkan tubuhnya untuk melihat gambar itu.

Fengjiu memperhatikan tanpa mampu berkata-kata selagi Jiheng makin mendekatkan diri
pada Donghua dan tak mencoba untuk menjauhkan diri.

Malahan, Donghua dengan santainya menyerahkan gambar itu dan berkata, “Karena kau
mengerti soal ini, dan sepertinya tertarik, bagaimana kalau kau ikut bersamaku besok saat aku
mulai menempa pedang ini?”

Meskipun Jiheng tidak mengerti di bagian pertama, ia cukup paham dengan yang kedua.
Dengan bahagia ia pun menyetujuinya.

“Suatu kehormatan bagiku dapat bekerja bersama Yang Mulia dan mempelajari hal baru dari
Anda.”

Kemudian Jiheng mulai menunjukkan tanda kecemasan.

“Tetapi aku agak ceroboh. Aku takut akan membuat Anda repot.”

Donghua melihat sekali lagi ke gambaran dan menyerahkan pada si Putri. Masih terdapat
bukti kekaguman dalam suaranya.

“Selama pikiranmu tidak ceroboh.”

208
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu menatap dalam perasaan marah dan penuh konflik. Tak dapat menghentikan dirinya
sendiri, Fengjiu melompat untuk mengigit tangan Jiheng. Jiheng pun langsung memekik
kaget.

Di saat bersamaan, Donghua menangkap Fengjiu yang menyeramkan yang masih


memperlihatkan gigi-giginya.

Donghua mengernyit dan menurunkan nada suaranya, “Kenapa kau mengigit Jiheng tanpa
alasan? Lagipula, ia juga penyelamatmu.”

Fengjiu ingin mengatakan kalau itu bukan salahnya. Itu karena Jiheng berbohong. Orang
yang memperbaiki gambaran itu adalah Fengjiu, bukan Jiheng. Tetapi ia tak bisa
mengutarakan sepatah kata pun.

Donghua mengangkat Fengjiu hingga bertatap muka dengannya. Sesuatu yang akan
dilakukan pada seekor peliharaan; mereka tak akan pernah sebanding. Tiba-tiba saja Fengjiu
merasa muram. Ia melepaskan diri dari pegangan Donghua dan berlari keluar ruangan.

Segera setelah Fengjiu pergi, air mata mulai mengalir. Ceroboh, ia terjatuh di ambang pintu.
Ketika Fengjiu memutar kepalanya dan melihat melalui matanya yang digenangi air mata, ia
hanya bisa melihat Donghua mengecek luka Jiheng.

Donghua tidak memperhatikan rubah tersiksa ini sama sekali. Fengjiu bahkan tidak
mengigitnya dengan kuat. Ia tidak pernah berlaku kurang ajar bahkan ketika sedang marah.
Jiheng mungkin yang terlalu sensitif.

Jika Fengjiu tahu, ia akan mengigitnya sedikit lebih ringan lagi. Setelah rasa kecewanya larut,
kesedihan mengambil alih hati Fengjiu.

Penderitaan seekor rubah, tetap saja penderitaan, bukankah begitu?

***

209
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu merasa kalau tindakan Donghua jelas menunjukkan kalau ia berpihak pada Jiheng.
Dalam perselisihan, Donghua memilih untuk membantu Jiheng ketimbang dirinya.

Donghua bahkan langsung memarahinya sebelum mencari tahu kebenarannya. Merasa


jengkel, Fengjiu menarik kepalanya dan bergulung di dalam semak bunga.

Fengjiu baru saja akan memilih titik yang lebih jauh, tetapi ia berharap Donghua akan cukup
pintar untuk menyadari bahwa ia telah salah menuduh Fengjiu dan mencarinya untuk
meminta maaf.

Bagaimana kalau Donghua tidak dapat menemukan Fengjiu karena ia duduk terlalu jauh?

Tetap lebih baik duduk tak terlalu jauh. Dengan sedih, Fengjiu memutari seluruh Istana
Taichen dan dengan muram ia memilih semak Sumo tepat di depan kamar tidur Donghua.

Agar dapat berbaring lebih nyaman, Fengjiu diam-diam pergi ke mata air di dekat sana dan
mengumpulkan beberapa rumput Jixiang untuk membuat sebuah ranjang.

Sedih dan lelah, Fengjiu melengkungkan tubuh di sarangnya dan menguap. Setelah melawan
rasa kantuk sebentar, kelopak matanya pelan-pelan turun dan akhirnya tertutup.

Ketika Fengjiu terbangun, bunga Sumo di atasnya bergemerisik tertiup angin. Fengjiu
menjulurkan kepalanya dan menyadari kalau langit telah diterangi oleh bintang.

Begitu terangnya hingga Fengjiu dapat melihat debu di awan terdekat. Dedaunan dari Pohon
Bodhi di halaman belakang sebelah sana memberikan cahaya kehijauan samar di malam
sunyi seperti kunang-kunang yang mendarat diam di atas dinding istana.

Fengjiu berlari keluar untuk melihat apakah Donghua sudah kembali. Ketika ia mendongak,
kamar tidur Donghua hanya beberapa langkah saja dan memang terang di dalamnya.

210
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu lagi-lagi bertanya apakah Donghua pernah keluar untuk mencarinya. Ia melompati
tangga dengan ujung kakinya untuk melihat ke dalam melalui pintu yang sedikit terbuka.
Dengan satu tatapan, Fengjiu membatu di depan ambang pintu.

Saat Fengjiu sedang melihat bintang barusan, Bintang Selatan telah berpindah ke langit ke-
24. Dari pengetahuan astronominya yang minim, artinya sekarang telah lewat jam babi (lewat
jam 11 malam).

Meski demikian, Donghua belum tampak mengantuk selagi ia memegangi sebuah kuas di jam
segini seolah ia sedang bersiap untuk menggambar sesuatu, mungkin sebuah pembatas
ruangan.

Tetapi, kenapa Jiheng ada di dalam kamar tidur Donghua?

Fengjiu menempel di pintu kebingungan, tak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Di langit-langit kaca tergantung sebuah lampu hias yang menerangi seluruh ruangan
selayaknya siang hari. Dalam jarak berjalan, seorang pria berjubah-ungu berdiri di depan
sebuah kanvas putih polos selagi wanita berjubah-putih duduk di dekat meja, menyibukkan
dirinya dengan sebuah lukisan.

Dari kejauhan, mereka seolah membentuk gambar mural yang sempurna, satu yang dilukis
oleh ayahnya sendiri—artis paling berbakat di seluruh dunia.

Lampu hias itu berkedip terkena embusan angin. Memang harusnya diganti menjadi mutiara
malam saja—mereka terang, natural, dan jauh lebih stabil.

Tetapi sepertinya, Donghua cukup menyukai efek gelap-terang yang ambigu beberapa tahun
belakangan ini.

Di pemandangan yang hening itu, Jiheng tiba-tiba meletakkan kuasnya dan memiringkan
kepalanya untuk berkata pada Donghua: “Tempat ini di mana pedangnya menutup ke dalam
sebuah kotak yang memiliki sebuah tabung berisi jarum tersembunyi ... tentu saja sketsa
211
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pangeran Ketiga sangat sempurna, aku hanya kesulitan memahami apa arti detailnya. Dijun
...”

Selagi Jiheng berbicara, ia melihat Donghua membasahi kuasnya di atas kanvas sutra putih
itu, tenggelam, melupakan segalanya. Bunga Fuling muncul di bawah bulunya, melengkapi
batas-batas dari layar itu.

Mereka terlihat halus dan hidup, seolah mereka memang bergerak tertiup angin.

Putri Jiheng terdiam, kemudian mengubah cara panggilnya lembut: “... Guru ...”

Meskipun suara Jiheng terdengar lebih kecil dari suara nyamuk, Donghua tetap bisa
mendengarkannya. Donghua berhenti dan menoleh ke arah Jiheng.

Tanpa menolak panggilan baru itu, Donghua mengatakan dua kata biasa: “Ayo lanjutkan.”

Chapter 6 Part 4

Pandangan mata Fengjiu selalu tajam. Bahkan dengan pencahayaan yang tidak stabil, bahkan
dari jarak sejauh ini, ia masih bisa menyadari rona merah merayap di pipi Jiheng ketika ia
menurunkan kepalanya.

Jiheng menurunkan tatapan matanya ke lantai yang mengilap terpantul cahaya.

"Maksudku adalah, bisakah Anda berhenti sejenak untuk membantuku ...."

Fengjiu senang melihat betapa cerobohnya Jiheng. Tetapi kebahagiaannya tak punya waktu
untuk menyebar ketika ia menjadi kecewa. Ia merasa senang bahwa hal yang menyulitkan
Jiheng adalah hal yang sangat mudah baginya; artinya, Fengjiu jauh lebih pintar dari si Putri.

Lalu Fengjiu sedih karena hanya ini satu-satunya hal yang bisa ia lakukan lebih baik daripada
sang Putri, tetapi bahkan hal ini pun dicuri darinya.

Fengjiu diam-diam berharap Jiheng bahkan tak bisa melakukan hal sesederhana ini.

Bagaimana Donghua akan mengejeknya dengan kepribadian miliknya itu?

212
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu menanti gugup untuk kelanjutan episodenya. Tak seperti harapannya, Donghua tidak
mengatakan apa pun. Donghua hanya menerima kuas itu dari tangan Jiheng, membungkuk
untuk menggambar dua garis di atas cetak biru itu.

Lalu dengan lembut Donghua menjelaskan, "Ini adalah sebuah tangkapan logam.
Mendorongnya akan menarik pedangnya kembali. Liansong menggambarkannya terlalu
kasar."

Setelah penjelasan pendek, Donghua mengangkat kepalanya untuk melihat ke arah Jiheng
lagi.

"Mengerti sekarang?"

Donghua tampak cukup sabar untuk menjelaskan lebih lanjut jika Jiheng membutuhkannya.
Fengjiu tanpa sadar menganga.

Biasanya ketika Fengjiu sedang muram atau ketika Zhonglin melakukan sesuatu yang tak
disukai oleh Donghua, ia akan selalu menggoda mereka dan menggosok ego mereka seolah
itu memang adalah sifat keduanya.

Tetapi Donghua tidak menyakiti kebanggaan Jiheng; ia begitu lembut terhadap Jiheng.

Di bawah cahaya yang bergoyang, ketika Jiheng yang merona menganggukkan kepalanya,
Donghua meletakkan kuasnya di atas batu tinta dan menatapnya.

"Liansong juga menggambar kasar dua bagian lainnya," Donghua berkomentar.

"Bukankah nyatanya kau memperbaiki mereka dengan sangat baik? Yang ini tidaklah sesulit
dua lainnya."

Bingung, semu merah di pipi Jiheng tampak berkurang sedikit.

Ia menjawab setelah beberapa lama, ".... Dua titik itu," ia menjeda, "adalah tebakan
beruntung saja."

Jiheng tersenyum ragu.

"Aku hanya pernah membaca buku sendiri, jadi aku hanya mengetahui hal-hal biasa. Aku
mempelajari banyak hal dengan mengikuti Anda sekarang, Guru."

213
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Warna merah itu kembali ke roman wajah Jiheng, mengambil alih wajah pucat keabuannya.
Masih diam, mata Jiheng kemudian jatuh pada pembatas ruangan milik Donghua dan mereka
tiba-tiba saja bersinar terang.

Jiheng berkata pelan, "Sudah larut, tetapi ... aku ingin menyelesaikan gambaran malam ini
juga jadi Anda bisa segera memulai pekerjaan Anda. Jika aku menyelesaikannya malam ini,
bolehkah aku memiliki pembagi ruangan ini sebagai hadiah?"

Donghua tampak sedikit kaget, tetapi akhirnya menyetujuinya dengan satu kata simpel: "Ya."

Di saat bersamaan, bulu-bulu menyentuh kain putih itu. Dengan beberapa sapuan,
pemandangan sebuah shan-shui muncul dengan bukit-bukit pegunungan di belakang kabut.

Jiheng meletakkan kuas di tangannya dan menghampiri untuk memuji sapuan kuas Donghua.
Tak dapat menahan kantuknya, Jiheng menutupi mulutnya dan menguap beberapa kali.

Tanpa menghentikan acara melukisnya, Donghua menyuruh Jiheng, "Kembali dan


istirahatlah. Kau bisa menyelesaikannya besok."

"Tetapi itu akan mempengaruhi jadwal Anda," kata Jiheng, menutupi kuapnya.

Jiheng melirik ke pembatas ruangan itu dan berkata malu-malu: "Aku akan menyelesaikan
tugasku jadi aku bisa membawa pembatas ini bersama denganku ...."

Donghua mencelupkan kuas berbulu serigala itu ke dalam wadah air dan menggantinya
dengan kuas berbulu kambing yang lebih kecil.

"Apa artinya satu hari? Saat aku sudah menyelesaikan layar ini, aku akan meminta Zhonglin
membawakannya padamu."

***

Bahkan, hingga sekarang, Fengjiu tidak tahu bagaimana ia meninggalkan kamar tidur
Donghua malam itu. Banyak orang memilih untuk melupakan hal yang terkait dengan
kejadian yang membuat mereka trauma.

Fengjiu menduga kalau ia adalah salah satu dari orang-orang ini. Ia hanya ingat kalau ia
mungkin saja kembali ke sarangnya dan menatap bintang selama beberapa saat lagi.

Dalam pikiran kosongnya, Fengjiu masih menyimpan dalam hati pertanyaan apakah Donghua
pergi mencarinya atau tidak. Lalu, Fengjiu berpikir pada dirinya sendiri, jadi Donghua bisa

214
Collected & Merged by raperiadisepti.com
mengiyakan jika seseorang memintanya. Tetapi kenapa Donghua tidak pernah melakukan itu
padanya?

Fengjiu terbiasa melamun tentang hari di mana ia akan bertemu Donghua dalam wujud
manusianya, atau bahkan hari di mana Donghua akan menyukainya. Bagaimana mereka akan
menghabiskan waktu berdua?

Tetapi setelah melihat Donghua dengan Jiheng malam ini, bahkan jikalau hari semacam itu
tiba—Donghua bertemu dengannya, ia pikir, yah hanya akan seperti itu.

Jiheng datang ke Istana Taichen sebagai pengantin wanita Donghua, untuk jadi satu-satunya
yang berada di sisinya. Fengjiu-lah yang menolak untuk melihat kebenaran di matanya.

Apakah Fengjiu dan Donghua akan pernah mengalami hari itu—untuk pertama kalinya ia
menyadari kalau hal semacam itu tak lebih dari mimpi yang sia-sia.

Datang hingga sejauh ini dan ke tempat aneh yang disebut Jiuchongtian, melakukan begitu
banyak pengorbanan ... mereka tidak akan mendapatkan akhir semacam ini.

Fengjiu datang dengan harapan setinggi langit, tetapi sekarang apa yang akan dilakukannya,
apa yang akan menjadi langkah berikutnya—ia tidak punya ide sama sekali.

Fengjiu hanya merasa lelah dan capek di tengah angin malam yang dingin ini. Ia mendongak
untuk menatap bintang-bintang di atas langit. Ini pertama kalinya dalam empat ratus tahun,
Fengjiu merindukan rumahnya.

Fengjiu merindukan Qingqiu yang sangat jauh; ia merindukan keluarga yang


ditinggalkannya. Malam ini sangat indah ... tetapi bagaimana bisa Fengjiu justru merasa
hancur lebur?

***

Donghua tidak datang mencarinya malam itu, ataupun malam-malam setelahnya. Dulu
Donghua selalu membawa Fengjiu kemana pun dengannya.

Apakah karena Donghua sangat kesepian, Fengjiu diam-diam berpikir, karena ia butuh
sesuatu, apa saja, selain dirinya? Tak peduli apa itu?

Sekarang Donghua punya seorang murid yang pintar dan cantik bernama Jiheng di
sampingnya. Tak hanya Jiheng dapat membantunya mengerjakan hal-hal kecil, ia juga dapat
menemani Donghua, ngobrol dengannya. Donghua tidak lagi membutuhkan rubah kecil ini.

215
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Semakin Fengjiu memikirkannnya, semakin ia yakin bahwa bagaimana pun juga itulah
kenyataannya, dan kesedihan lagi-lagi mengambil alih dirinya.

Jiheng dan Donghua tak terpisahkan belakangan ini. Fengjiu menyadari kalau Jiheng punya
cara untuk menarik Donghua dengan perkataannya.

Sebagai contohnya, kalau Donghua baru saja menyelesaikan sebuah botol anggur keramik
yang indah dan sedang memainkannnya di tangannya, dan jikakalau Fengjiu dapat berbicara,
ia akan mengatakan sesuatu yang bodoh seperti 'botol ini pasti akan menghasilkan uang yang
banyak.'

Tetapi Jiheng berbeda.

Ia menyentuh botol anggur ramping itu dengan hati-hati dan tersenyum lembut selagi
memberitahu Donghua: "Guru, jika Anda menggunakan bubuk batu merah untuk membakar
tanah liatnya, mungkin saja botol ini akan memiliki warna seperti matahari tenggelam yang
cantik."

Meskipun Donghua tidak membalasnya, Fengjiu bisa tahu dari ekspresinya kalau ia
menghargai komentar Jiheng.

Fengjiu meringkuk di atas rerumputan untuk mengamati mereka lebih lama. Tetapi semakin
ia menonton, semakin jengkel-lah dia, jadi Fengjiu mengibaskan ekor panjangnya dan pergi
mencari tempat bermain lain.

Ketika Fengjiu berdiri dan terhuyung karena anggota tubuhnya yang baru saja bangkit dari
tidur, Jiheng langsung menyadari keberadaannya dan cepat-cepat mendatanginya, membuka
kedua lengannya.

Fengjiu harus mengagumi si Putri yang tidak mendendam padanya. Pemandangan akan kedua
tangannya yang terulur akhirnya mengingatkan Jiheng akan bekas gigitan dari waktu itu. Ia
pun terdiam ragu.

Fengjiu mendongak menatapnya dan melihat kalau Donghua juga mengikuti Jiheng kemari.
Tetapi karena tubuh depannya masih sulit digerakkan, Fengjiu tak bisa pergi kemana pun,
jadi ia menurunkan matanya ke tanah dan memutar kepalanya dengan terluka ke samping.

216
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Gaya Fengjiu ini terlihat sangat imut bahkan Jiheng segera melupakan keraguannya dan
menarik Fengjiu ke dalam pelukannya. Ia mengelus bulu di kepala Fengjiu, dan setelah
menyadari tak ada penolakan kali ini, dengan senang hati lanjut mengelus si rubah peliharaan.

Jiheng tidak tahu saja kalau itu bukan karena Fengjiu tidak mau melawan; ia hanya terlalu
kebas untuk melakukannya. Di saat bersamaan, ia ingat ketika Jiheng ingin memelihara
Fengjiu pada awalnya, penolakan Donghua saat itu sangat ringkas dan dingin.

Sekarang Donghua hanya berdiri diam seolah terhibur melihat ini meskipun Jiheng sedang
mencekiknya seperti ini. Perlakuan Donghua pada Jiheng memang berubah.

Jiheng mengelusnya untuk beberapa lama sebelum mengangkat Fengjiu dan bertanya, "Aku
pikir kau menyukaiku ketika kita berada di Lingkup Teratai. Kau juga sangat sedih melihatku
pergi. Oh, atau kau juga merasa bergantung pada Guru? Tetapi bersama-sama, baik Guru dan
diriku bisa menjagamu sekarang. Bukankah harusnya kau senang?"

Melihat tak ada respon, Jiheng dengan yakin membawa Fengjiu ke tempat pembuatan
keramik di mana ia dan Donghua sedang berbincang. Fengjiu merasa kalau sirkulasinya
sudah kembali dan ingin lepas dari pelukan Jiheng, tetapi Jiheng jauh lebih kuat dari yang
terlihat; pegangannya pada Fengjiu tetap kuat.

Jiheng berjalan ke kursi batu dan menunjukkan pada Fengjiu sebuah mangkuk yang baru
terbentuk dari tanah liat.

Ia berkata senang pada Fengjiu, "Ini adalah mangkuk yang dibuat Guru dan diriku, khusus
untukmu. Kami ingin menambahkan desain di atasnya, dan kami pikir, bukankah akan lebih
menarik kalau itu adalah jejak telapakmu sendiri?"

Kemudian Jiheng mengambil kaki depan Fengjiu dan meletakkannya di atas mangkuk itu.

Ego Fengjiu seketika kembali setelah berhari-hari berkeliaran di luar.

Suara Jiheng yang biasanya terdengar seperti kicauan burung, untuk beberapa alasan
terdengar berduri hari ini, terlebih kalimat seperti: "Guru dan aku akan menjagamu. Guru dan
aku membuatkanmu sebuah mangkuk."

Kenapa Fengjiu tetap di wujud ini di sisi Donghua dan membuat begitu banyak usaha hanya
untuk mencapai posisi sebagai peliharaannya.

Fengjiu sungguh tidak berguna. Ia adalah dewi yang paling dicintai di Qingqiu.

217
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Walaupun kerajaan Qingqiu banyak sekali kekurangan tata kramanya di mata ketat
Jiuchongtian, tempat makannya bukan berasal dari mangkuk tanah liat biasa, dan Fengjiu
tidak tidur di sebuah sarang jerami. Dipenuhi dengan amarah, ia memutar cakarnya dan
memberikan Jiheng satu cakaran.

Cakar Fengjiu tajam dan melengkung; ia juga tidak memperhatikan kekuatannya. Jiheng yang
sedang mendekapnya begitu dekat, hingga seluruh cakarnya mengenai pipi Jiheng,
meninggalkan bekas lima cakaran panjang. Dua yang terdalam bahkan mulai mengeluarkan
darah.

Kali ini Jiheng tidak menangis kesakitan. Ia hanya duduk di sana mati rasa; ekspresinya
adalah syok yang bercampur dengan ragu. Mangkuk yang baru saja dibuat itu terjatuh dari
tangannya dan pecah di tanah.

Darah dari wajah Jiheng mengalir semakin banyak seiring berjalannya waktu; dua tanda
sudah membentuk dua aliran kecil—menetes turun dan membuat warna kerah Jiheng semerah
darah.

Fengjiu menatap ragu. Samar-samar, Fengjiu menyadari bahwa kenekatannya, ia telah


menciptakan masalah besar.

Dengan satu tangan, Donghua menutupi luka Jiheng menggunakan saputangannya; satu
tangan lainnya, Donghua menangkap Fengjiu di tengkuknya dan menjauhkannya dari
pangkuan Jiheng.

Jiheng akhirnya lepas dari lamunannya dan gemetaran mengambil lengan jubah Donghua
untuk mengelap air matanya.

"Aku ... aku hanya ingin berteman dengannya."

Jiheng lalu terisak, "Apakah ia benar-benar membenciku? Aku kira ... aku kira ia pernah
menyukaiku sebelumnya."

Donghua mengernyit selagi ia menyerahkan sehelai saputangan lagi pada Jiheng. Berbaring
sedatar tanah, Fengjiu menatap bingung perlakuan Donghua.

Betapa sensitifnya orang ini kadang-kadang, pikir Fengjiu. Pasti sangat menyakitkan bagi
Donghua untuk melihat air mata Jiheng mengalir di wajahnya yang terluka seperti ini. Saking
menyakitkan Donghua, hingga ia menyerahkan saputangan untuk menghapus air matanya.

218
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ada langkah kaki tergesa yang mendekat dari belakang. Fengjiu masih tidak mempedulikan
untuk melihat siapa yang datang.

Ia hanya melihat Donghua berbalik dan berkata: "Dia sulit dikendalikan belakangan ini.
Kurung dia."

Hingga Zonglin membungkuk hormat dan patuh barulah Fengjiu mengerti untuk siapa kata
'sulit dikendalikan' itu ditujukan.

219
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 6 Part 5

Ketika Fengjiu tersadar dari lamunannya, baik Donghua dan Jiheng sudah tidak ada. Hanya
tersisa tempat pembakaran yang bersinar di dekatnya. Zhonglin berdiri tanpa bergerak
semeter jauhnya dari tempat pembakaran.

Saat Zhonglin melihat rasa bersalah di mata Fengjiu, ia menghela napas dan melambai ke
arahnya.

“Dijun bilang untuk mengurungmu, tetapi ia tidak mengatakan di mana dan untuk berapa
lama. Aku juga tidak bisa bertanya masalah apa yang kau lakukan hingga membuat air mata
dan darah berceceran di mana-mana.”

Ia kemudian mendesah, “Datanglah ke kamarku untuk sementara waktu.”

Kapan saja jika Fengjiu menyebabkan masalah, ia akan melarikan diri tepat saat ayahnya
meninggikan sebuah tongkat. Jika Fengjiu tidak ingin dikurung, ia masih bisa melarikan diri.

Tetapi Fengjiu tidak melarikan diri; mati rasa, ia mengikuti Zhonglin di jalan bertabur bunga,
kekosongan menginvasi jiwanya. Fengjiu ingin menangkap sesuatu, tetapi ia tidak tahu apa
yang ingin ditangkapnya.

Seekor kupu-kupu terbang di depan matanya; Fengjiu mengangkat kaki depannya untuk
mengibas. Zhonglin berbalik untuk melihat dan menghela napas lagi.

***

Duduk di kamar Zhonglin, suasana hati Fengjiu jadi lebih parah seiring waktu berjalan.
Zhonglin memberitahunya kalau Putri Jiheng terkena hemophilia sejak kecil. Satu luka kecil
dapat membuat pendarahan hebat apalagi sebuah luka yang dalam.

220
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Setelah menggunakan obat terbaik Donghua, kondisi Jiheng sekarang bisa dikatakan
membaik. Tetapi Zhonglin tidak mengatakan berapa lama Donghua berniat mengurungnya,
atau kenapa ia tidak mengunjungi Fengjiu.

Apakah Donghua mengeluarkan Fengjiu dari pikirannya setelah Fengjiu tak lagi terlihat di
pandangannya?

Ataukah Donghua telah menemukan peliharaan berbulu lainnya dan melupakan Fengjiu?

Donghua sepertinya punya banyak minat: memancing, membuat dupa, keramik ... tetapi
terkadang Fengjiu merasa Donghua tidak benar-benar mempedulikan semua itu, jadi ia tidak
tahu apakah ada sebagian kecil hati Donghua yang mempedulikan Fengjiu.

***

Beberapa hari kemudian, Fengjiu menemukan bergumpal-gumpal bulunya menyatu


membentuk lingkaran di tubuhnya. Tampaknya, Zhonglin tidak bisa melihatnya terikat juga,
jadi ia memutuskan sendiri untuk membiarkan Fengjiu keluar, di saat bersamaan
mengingatkannya agar tidak berpapasan dengan Dijun sehingga Zhonglin tak akan
kehilangan posisi sebagai pengurus di Istana Taichen.

Fengjiu menganggukkan kepalanya sebagai janji dan berjalan keluar tanpa gairah untuk
memandikan sinar matahari pada bulunya yang memudar.

Fengjiu tak bisa pergi ke banyak tempat yang biasa dikunjungi Donghua. Tanpa tahu arah
tujuannya, ia tiba-tiba mendengar beberapa pelayan muda yang tak bekerja sedang bercakap-
cakap.

“Siapa saja yang kalah harus memberi makan si monster berbulu itu hari ini. Siapa saja yang
curang adalah kura-kura!”

Pelayan muda itu mengangguk terpaksa, “Baiklah, siapa saja yang curang adalah kura-kura.”

221
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Lalu, ia berbisik penasaran, “Singa salju bersayap satu itu sungguh menakutkan tetapi Raja
Iblis Merah mengirimkannya sebagai tunggangan Putri Jiheng. Apa kau pikir putri yang baik
dan lembut itu bisa menunggangi monster semengerikan itu?”

Pelayan muda lainnya menjawab dengan aura berpengetahuan, “Siapa yang tahu? Tetapi
Dijun sendiri kelihatan sangat senang ketika monster itu dibawa masuk ke dalam istana.”

Fengjiu pernah mendengar Zheyan berkata kalau Donghua menyukai binatang yang berbulu
mengilap. Terlebih binatang itu juga harus terlihat hebat.

Dalam pikiran kosongnya, Fengjiu mengartikan perkataan para pelayan itu menjadi seperti
ini:

Donghua telah menemukan peliharaan lain yang jauh lebih disukainya. Fengjiu bahkan tak
punya hak berada di sisinya sebagai peliharaan lagi.

Empat ratus tahun.

Fengjiu telah melakukan apa pun yang mungkin dapat dilakukan. Jika memang inilah
hasilnya, bukankah itu berarti Donghua dan Fengjiu memang tidak pernah ditakdirkan sejak
awal?

***

Fengjiu melamun mengikuti arah ke mata air biru. Segera ia melihat sebaris pagar kayu
menghadang jalannya. Fengjiu merangkak di bawah celah kecil dan lanjut menuju mata air.
Tiba-tiba ia berhenti setelah beberapa langkah.

Fengjiu menyembunyikan dirinya di belakang sebatang pohon aprikot tua di sebelah jalan
dan ragu-ragu. Setelah sekian lama, ia memunculkan kepalanya yang berantakan untuk
mengintip.

222
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Berdiri di kejauhan adalah seekor singa putih hanya dengan satu sayap yang tiba di waktu
yang tak diketahui Fengjiu.

Dan orang yang berdiri di depan singa unik itu?

Donghua yang tidak dilihat Fengjiu selama berhari-hari ini.

Beberapa awan pelangi mengapung di atas hutan. Pertanda berkumpulkan kebahagiaan yang
besar. Fengjiu bersandar di belakang pohon untuk mengintip Donghua.

Pria itu berdiri di sebelah semak bunga, setegak dan seindah sebuah patung batu. Fengjiu
masih jengkel, tetapi ia merindukan Donghua. Namun, di saat bersamaan, Fengjiu pun tak
berani menujukkan dirinya. Donghua masih marah soal luka Jiheng.

Fengjiu merasa kalau ialah yang lebih patut dikasihani daripada keduanya, tetapi karena ialah
yang mengejar-ngejar Donghua, Fengjiu yang harus mundur—ia sudah mengetahui ini sejak
lama.

Di sebelah Donghua terdapat sebuah peti yang terbuka. Beberapa jamur salju menyembul
keluar dari dalamnya. Fengjiu tahu kalau singa salju adalah monster spesial yang hanya
memakan jamur. Tetapi Donghua tidak perlu memberi makan monster itu dengan makanan
terbaik yang bahkan belum pernah Fengjiu cicipi rasa jamur itu!

Donghua membungkukkan tubuh dan mengambil satu jamur. Seperti petir, singa salju yang
berdiri beberapa langkah jauhnya melompat ke depan dan menghabiskan jamur dari tangan
Donghua.

Jamur itu habis dalam sekejap mata dan monster itu bersendawa puas. Fengjiu berbalik kesal.
Dari sudut matanya, ia melihat si singa salju tak tahu malu itu menyentuhkan kepalanya di
telapak tangan Donghua.

223
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Gestur itu merupakan hak spesial Fengjiu; ia pun mengepalkan tangan dalam benaknya.
Donghua terdiam sejenak sebelum mengelus bulu putih halusnya seperti yang dilakukan
Donghua pada Fengjiu kapan saja ia ingin dimanjakan olehnya.

***

Fengjiu merasa kalau ia semakin sering jatuh pingsan beberapa hari ini. Kali ini, ketika ia
terbangun dari pingsannya, baik Donghua dan si singa salju telah menghilang.

Fengjiu mengelap matanya dan tetap hanya tersisa awan pelangi di hadapannya.

Fengjiu sedang berdebat apakah itu semua hanyalah mimpi ketika ia mendengar sebuah suara
rendah mengejek, “Hei, apa kau peliharaan yang pernah disukai Dijun?”

Fengjiu berpikir kalau kata ‘pernah’ itu agak menusuk. Tetapi ia terlalu depresi untuk
mempedulikannya. Ia baru saja berputar sedikit ke arah suara itu ketika pikirannya langsung
tersentak bangun.

Berdiri di hadapan Fengjiu, mengajukan pertanyaan itu adalah singa salju bersayap satu yang
sama. Singa itu berdiri cukup jauh dari Fengjiu, tetapi bahkan dari jarak sejauh itu, tubuh
raksasanya menghalangi sejumlah besar sinar matahari di atas kepala Fengjiu, mendorongnya
ke dalam bayangan dari pohon aprikot.

Singa salju itu menatap ke bawah ke arah Fengjiu dengan rasa tertarik yang teramat sangat.

Dengan suara mencemooh yang sama, ia berkata: “Aku terus mendengar dari para pelayan
betapa Dijun dulunya sangat menyukaimu. Aku kira kau pastilah seekor rubah yang
istimewa.”

Singa itu mendengus.

“... Tetapi ternyata ini—dirimu.”

224
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ego Fengjiu tersakiti. Ia melihat ke bawah pada dirinya sendiri dan melihat kalau bulunya
memang kusut. Kemudian ia melihat kembali ke arah singa salju untuk melihat kalau ternyata
bulu singa salju itu sangat lembut dan bersih.

Apakah Fengjiu sudah sampai pada situsi dibandingkan dengan seekor peliharaan
sungguhan?

Merasa sangat menyedihkan, Fengjiu pun berbalik untuk pergi.

Singa salju itu melompat seperti angin puyuh dan menghadang jalan Fengjiu. Ia mengangkat
kakinya mendorong Fengjiu hingga jatuh.

“Pergi secepat itu?”

Fengjiu nyaris saja pingsan karena dorongan itu. Ia melotot balik pada tubuh besar dan tak
masuk akal yang menghentikan jalannya tetapi Fengjiu lupa kalau ia adalah seekor rubah saat
ini.

Tampang marah ini mungkin akan terlihat hebat pada wajah manusia tetapi efektifitasnya
pada wajah rubah sangatlah terbatas.

Singa salju itu menyipitkan matanya dan mendorong Fengjiu lagi.

“Apa? Apa kau tidak senang?”

Melihat Fengjiu merangkak bangkit, singa itu mendorong satu kakinya ke bawah mengenai
dada Fengjiu dan menahannya di tanah.

Singa itu menatapnya dengan ejekan dari atas.

“Aku juga dengar, karena Dijun menyukaimu, kau menjadi sangat manja hingga kau berani
melukai nyonyaku, Jiheng.”

225
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dengan kaki lainnya, singa itu menekan ke bawah kedua kaki depan Fengjiu yang memukul-
mukulinya.

Ia berkata puas, “Putri mudaku tidak mempermasalahkannya karena ia baik hati. Tetapi aku
tidak baik hati seperti dirinya. Anggap saja ini nasib buruk karena kau bertemu denganku hari
ini.”

Fengjiu tidak dapat mendengar apa yang dikatakan oleh singa itu selanjutnya. Rasa sakit
langsung memenuhinya, dari tubuh bagian depannya selagi wajahnya merasa panas dan pedih
saat sebuah objek tajam menyentuh pipinya dan merobeknya.

Rasa sakit langsung menyebar ke seluruh wajah Fengjiu. Ia berteriak kesakitan. Tetapi seperti
seekor ikan dengan mulut menganga, Fengjiu tak dapat mengeluarkan suara apa pun.

Singa salju itu tanpa tergesa menarik cakar bernoda darahnya; tetes demi tetes jatuh ke atas
kelopak mata Fengjiu.

Fengjiu megap-megap mencari udara selagi matanya melebar. Pandangannya kini diselimuti
bercak-bercak merah. Awan di ujung langit, bunga Fuling putih di kejauhan, semuanya
berubah menjadi merah.

Singa indah dari sebelumnya sekarang mengenakan sebuah mantel dari bulu merah.

Dengan ekspresi kaget, singa itu tersenyum jahat: “Kau benar-benar bisu seperti yang mereka
katakan.”

Fengjiu pernah mendengar sebelumnya soal kekuatan dari singa bersayap satu. Banyak dewa
dari Jiuchongtian, tua dan muda, berusaha menangkap salah satunya untuk dijinakkan dan
dijadikan sebagai binatang tunggangan mereka.

Hanya pangeran termuda Tianjun yang pernah menangkap satu beberapa tahun sebelum ini,
dan ia menghadiahkannya pada keponakannnya, Yehua.

226
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tetapi Yehua tidak terlalu tertarik dalam menunggangi binatang langka. Ia lalai dan
meninggalkan makhluk itu di dalam tempat berburu Tianjun.

Fengjiu tahu kekuatannya sendiri. Meskipun ia memang seekor rubah, semua sihirnya
dipelajari dengan menggunakan wujud manusianya. Banyak mantra kuat yang harus
dipanggil dengan menggunakan jari. Dalam keadaannya sekarang, kekuatan mereka terlalu
jauh berbeda, dan akan sangat tidak bijaksana untuk melawannya.

Singa salju ini mengelus wajah penuh luka Fengjiu dengan cakarnya. Fengjiu tidak sanggup
menangis untuk mengurangi rasa sakitnya. Ia bertanya-tanya apakah Jiheng pun merasakan
rasa sakit yang sama waktu itu.

Mungkin tidak.

Serangan Fengjiu tidak disengaja, dan cakarnya jauh lebih kecil. Mereka tidak akan pernah
setajam dan sekejam milik seekor singa. Singa ini tampak sangat terhibur. Seperti seekor
kucing bermain dengan tikus yang ketakutan di bawah cakarnya, ia menampar pipi kiri
Fengjiu yang berlumur darah.

“Apa kau masih berharap kalau Dijun akan datang kemari untuk menyelamatkanmu? Apakah
kau mendapatkan simpatinya dengan tampang menyedihkan ini juga dulu? Tetapi coba lihat,
sekarang ada seekor binatang langka seperti diriku di sini, kenapa juga Dijun masih harus
menyukaimu?

"Yang Mulia dan Putri datang mengunjungiku setiap harinya semenjak aku tiba di sini, tetapi
mereka tidak pernah menyebut soal anjing kampung sepertimu sekali pun. Aku dengar dari
para pelayan kalau sang Raja mengurungmu selama beberapa waktu sekarang ...”

Singa itu tertawa keras.

“Ah, dari yang kutahu, Dijun tidak bilang untuk membebaskanmu. Bagaimana bisa kau
keluar kemari?”

227
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu tahu jenis monster jahat seperti ini suka membuat binatang lain menyerah padanya.
Semakin banyak ia melawan, semakin parah pula ia akan menyiksa Fengjiu. Dengan
temperamennya yang eksentrik, bahkan singa ini mungkin akan menyiksa Fengjiu sampai ia
mati.

Ada sebuah pepatah mengatakan: kematian bisa seringan bulu angsa, atau seberat Gunung
Tai.

Apabila seorang penerus keluarga Bai akan mati di sini hari ini dengan cara semacam ini,
Fengjiu tidak punya hak untuk mendapatkan papan kematian leluhur di Qingqiu.

Fengjiu berbaring di lahan terbuka dengan napas yang putus-putus. Ia tidak mengerti,
mengapa, sebagai seorang dewi, ia harus menghadapi segala hal ini di Jiuchongtian dan
mendapati dirinya dalam situasi seperti ini.

Jiheng punya Donghua yang melindunginya dan seekor singa salju untuk membalaskan
dendamnya. Tetapi orang-orang yang menyayangi Fengjiu dari Qingqiu tak mengetahui apa
pun soal penderitaannya.

Singa itu menampari Fengjiu beberapa kali lagi, lalu tidak mendapatkan respon, kehilangan
rasa tertariknya seperti yang sudah diduga. Ia menertawakan Fengjiu, menggunakan cakarnya
untuk mengambil perhiasan kecil dari leher Fengjiu dan dengan entengnya berjalan pergi.

Perhiasan kecil itu adalah sebuah giok putih yang dipakaikan Donghua padanya di hari ia
membawa Fengjiu kembali ke Jiuchongtian. Sangat cocok dengan warna bulunya, dan ia
sangat menyukainya, tidak pernah membiarkan siapa pun menyentuhnya.

Tak hanya menyentuh giok itu, ia bahkan mencurinya. Tetapi Fengjiu tak sanggup melakukan
apa-apa. Ia hanya bisa menahan rasa pedih ini dalam diam.

Fengjiu melihat ke awan di atas langit. Matanya mulai terbakar dan air mata panas mengalir
dari sudut matanya.

228
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Cinta—mengejar cinta apakah memang sesakit ini?

Fengjiu berbaring di atas rerumputan untuk waktu yang lama. Rasa sakit cakaran dari lukanya
telah menghisap seluruh energinya. Ia hanya berharap ada seseorang yang lewat dan
membawanya pulang ke rumah dan memberinya sedikit obat penahan rasa sakit.

Tetapi, matahari sekarang telah berganti ke arah barat secara perlahan; akan segera gelap.
Fengjiu kemudian ingat, kalau ini adalah sebuah lahan tak berpenghuni, siapa pula yang akan
sesantai itu dan sengaja melewatinya?

Langit berubah makin gelap tiap menitnya, udara menjadi lebih dingin tiap detiknya. Tubuh
Fengjiu beralih dari demam menjadi kedinginan. Pikirannya yang terang sekarang terasa
sangat berat. Meskipun tubuhnya terasa kebas, namun mati rasa ini membantu meringankan
rasa sakit dan Fengjiu bisa merangkak sedikit lebih cepat.

Masih agak sulit untuk keluar dari hutan ini sebelum benar-benar gelap dan Fengjiu bisa
meminta perlindungan dari rumah seseorang. Sepertinya Fengjiu akan mati di sini malam ini.
Semakin ia cemas, semakin ia tidak memperhatikan arah.

Fengjiu tidak tahu kemana lagi ia merangkak—kepalanya sekarang selamban siput. Tiba-tiba
saja ia jatuh ke dalam air. Ia menggapai-gapai panik dan tersedak air berkali-kali. Kemudian
rasa darah tiba-tiba memenuhi mulut Fengjiu, matanya menggelap, dan ia tak sadarkan diri.

***

Menurut Siming, ia baru saja menyelesaikan makan malamnya hari itu. Setelah menyikat
giginya, ia pergi untuk merebus seteko teh yang dihadiahkan padanya dari seorang dewa di
Dunia Bawah.

Mengambil kesempatan dari cahaya bulan yang menerangi malam, Siming berpikir untuk
membawa keluar sebuah kursi ke kolam teratai untuk memancing.

229
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ada satu yang mengambil umpannya segera setelah Siming melemparkannya dan pancing itu
terasa sangat berat ketika ia menariknya. Siming sangat senang dengan kenyataan bahwa ia
mungkin mendapatkan tangkapan sekali-seumur-hidupnya tetapi ketika Siming menggulung
pancingnya, di umpan itu terdapat rubah yang sekarat. Rubah kecil ini, tentu saja, Fengjiu.

Fengjiu tinggal di kediaman Siming selama tiga hari berturut-turut. Ia harus pergi mencari
kenalannya dan menggunakan segala cara meminta obat demi merawat Fengjiu.

Ada perawatan hangat dan ada pula perawatan tipe dingin. Mengingat kalau Fengjiu selalu
takut pahit, Siming terus menambahkan madu ke dalam cairan obat itu agar Fengjiu bisa
menelannya dengan mudah.

Terima kasih pada obat ajaib ini, luka Fengjiu sembuh dengan cepat. Setelah tiga atau empat
hari, Fengjiu dapat turun dari ranjangnya.

Memegang Buku Takdir di tangannya, Siming mengulangi pertanyaan yang telah diajukan
tak terhitung berapa kali sebelumnya: “Yang Mulia, hamba sungguh penasaran. Sebagai
seorang dewi yang kuat, apa yang membuat Anda jatuh hingga ke tahap menyedihkan ini?”

Tetapi suasana hati Fengjiu sedang buruk beberapa hari ini, jadi ia tak menjawab. Ada
kalanya ketika Fengjiu menggulung dirinya di dalam selimut, melamun. Awan melayang di
luar panel jendela; bangau menyanyikan lagu indah mereka.

Tetapi pikiran Fengjiu sedang kacau.

Cinta miliknya ini yang telah bertahan selama lebih dari dua ribu tahun lamanya—apakah ini
akhirnya saat untuk melepaskannya?

Fengjiu sungguh sudah pada batas akhirnya. Lebih dari empat ratus tahun yang lalu ketika
Siming masih seorang petugas rendahan yang bertugas memilihkan pelayan untuk banyak
istana di Langit, ia meminta Siming untuk membawanya masuk ke Istana Taichen sebagai
pelayan agar dapat berdekatan dengan Donghua.

230
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Takut kalau orang tuanya mengetahui putri mereka merendahkan diri sendiri untuk menjadi
seorang pelayan di Jiuchongtian, Fengjiu memohon pada Zheyan untuk menghilangkan tanda
lahir di keningnya.

Ketika Fengjiu pergi, Zheyan bahkan menyemangatinya: “Putri Fengjiu sangat cantik dan
pintar, bahkan tahu caranya memasak. Meskipun Donghua dingin, bisa menolak kecantikan
dan kebaikanmu, ia tidak akan bisa menolak masakanmu. Jangan khawatirkan apa pun,
pamanmu Bai Zhen dan aku akan berada di sini untuk membantumu.”

231
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 6 Part 6

Fengjiu mengendarai awan dengan harapan tertinggi. Tetapi hari berubah jadi bulan dan
bulan menjadi tahun, dan tetap saja, Donghua tidak memperhatikannya sama sekali meskipun
tinggal di istana yang sama.

Itu artinya Fengjiu harus memasukkan faktor kurangnya takdir yang bermain. Jika mereka
memang ditakdirkan bersama, mereka akan seperti para pria dan wanita di pertunjukkan yang
disimpan oleh bibinya Bai Qian.

Bahkan jika mereka tinggal di langit terpisah, satu di Langit-36, dan satu lagi di Neraka ke-
18, langit pasti akan terbelah demi menjatuhkan sang pria tepat di tempat wanitanya berada.

Tidak akan sesulit situasi Fengjiu dan Donghua. Ketika Fengjiu menjadi seekor rubah kecil,
ia akhirnya bisa berdekatan dengan Donghua. Ia bisa meminta bulunya kembali dari Nie
Chuyin sebelum kontrak mereka habis dengan bantuan dari paman Bai Zhen ataupun Zheyan,
tetapi Donghua tampaknya sangat menyukai rubah kecil ini.

Donghua selalu memasang mata dingin pada para wanita—Fengjiu menyaksikannya sendiri.
Ia tahu ia tak lebih spesial dari para dewi-dewi itu. Jika Fengjiu kembali ke wujud
manusianya, Donghua pasti akan mendorongnya pergi juga, dan kemudian empat ratus tahun
itu akan jadi percuma.

Tentu saja, Fengjiu tidak bisa tetap jadi peliharaan Donghua selamanya. Ia tetap harus
memberitahunya kalau ia adalah Fengjiu, dewi muda dari Qingqiu.

Tetapi Fengjiu ingin menunggu, menunggu hingga mereka jadi lebih dekat ... dan lebih dekat
lagi.

Sayang sekali, hari itu tidak pernah datang.

Tiba-tiba saja, Jiheng muncul di Istana Taichen.


232
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Mungkin ini adalah contoh lain dari betapa buruk takdir Fengjiu dan Donghua.

***

Di saat ini, Siming datang untuk memberikan Fengjiu obatnya seperti biasa. Dari hari ketika
ia tertimpa musibah ini, Siming mulai mengenakan tampang cemberut dan mengomel aneh.
Terkadang terlihat seperti simpati, terkadang amarah, terkadang jadi lebih cepat marah.

Hari ini, seolah terkena mantra, Siming mengubah sikapnya dan mulai menggoda Fengjiu.
Wajah tampannya adalah satu yang jauh lebih garang dari milik ayahnya. Mata
memanjangnya yang indah yang selalu berisi senda-gurau kini jadi begitu muram.

Fengjiu tidak tahan untuk tak memberinya dua lirikan, dan bergidik ngeri, merangkak masuk
ke dalam selimut.

Siming memindahkan obatnya ke dalam wadah emas kecil dan menumbuknya dengan sebuah
alu. Ia kemudian mengambil satu sendok penuh, menambahkan gula, dan membawakannya
ke mulut Fengjiu.

Fengjiu menatapnya bertanya.

Siming diam-diam menatap balik Fengjiu.

“Obat ini tidak bisa dicampur dengan air, Anda harus menelannya kering. Tunggu hingga
satu jam sebelum meminum air.”

Kemudian Siming mengambil jeruk dari piring di samping tempat tidur, mengupasnya, dan
memberikan satu potong untuk Fengjiu.

“Jika terlalu pahit, makanlah bersama dengan jeruk.”

Fengjiu mengangkat cakarnya untuk menerima jeruk itu, menurunkan kepalanya untuk
menjilati obatnya, ia mendengar Siming menghela napas saat ia menghaluskan suaranya:

233
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Hamba punya waktu hari ini jadi hamba pergi ke Langit ke-13 untuk bertanya-tanya soal diri
Anda. Mereka bilang Anda melukai Putri dari wilayah Selatan jadi Donghua mengurung
Anda? Luka Anda bukan disebabkan oleh balasannya, kan?”

Fengjiu terdiam dari kegiatannya menjilati obat. Ia menggelengkan kepalanya pelan.

Siming kemudian berkata, “Dua hari dari sekarang adalah pernikahan Donghua, dengan si
Putri Iblis yang Anda lukai itu. Apa yang akan Anda lakukan?”

Fengjiu melamun menatap potongan jeruk di cakarnya. Ia tahu kalau mereka akan menikah,
tetapi tidak berpikir kalau akan secepat itu. Fengjiu mengangkat kepalanya untuk melihat
kaku ke arah Siming.

Hal yang ingin ditanyakannya belum terlihat di matanya ketika Siming sudah paham lebih
dulu.

“Tidak ada seorang pun yang mencari Anda; sepertinya mereka tidak tahu kalau Anda
menghilang.”

Fengjiu menurunkan kepalanya dan melanjutkan tugasnya memilih serat jeruk. Siming tiba-
tiba saja menaikkan tangannya dan menyentuh kening Fengjiu. Tindakannya sebenarnya
melanggar batas tetap tangannya begitu hangat di kening dingin Fengjiu.

Dengan mata yang digenangi air, Fengjiu melihat ke arah Siming kebingungan. Ia merasakan
tangan Siming dengan lembut mengelus kepalanya seolah sedang berusaha menghiburnya.

Setelahnya Siming pun bertanya, “Apakah Anda ingin kembali ke Qingqiu.”

Fengjiu mengangguk.

Siming bertanya, “Apakah Anda akan menyerah pada cinta yang telah Anda kejar selama
lebih dari dua ribu tahun ini, Yang Mulia?”

234
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Lagi, Fengjiu mengangguk.

Siming bertanya, “Apakah Anda ingin melihat Donghua untuk terakhir kalinya?”

Lalu lagi, Fengjiu mengangguk.

Setiap pertanyaan Siming rasanya berasal dari dirinya sendiri, seolah ada dua dirinya—satu
yang kuat dan satu lagi yang lemah. Dirinya yang kuat mendorong si lemah untuk
memberikan ultimatum pada cerita cinta itu.

Tidaklah mudah baginya untuk tetap gigih hingga hari ini. Fengjiu berhasil bertahan hingga
sekarang hanya karena tidak ada lagi orang lain di sisi Donghua.

Cinta Fengjiu untuk Donghua itu indah, jenis cinta yang tegar. Tetapi Donghua akan segera
melangsungkan pernikahan, menjadi suami orang lain.

Apabila Fengjiu terus mempertahankan perasaan sepihaknya, ia akan mengubah sesuatu yang
indah menjadi hal yang menyesakkan hati.

Seorang gadis Qingqiu tak pantas merendahkan diri hingga seperti itu. Fengjiu masih muda,
dan bisa bertindak bodoh, tetapi masalah sudah tiba di posisi di mana ia tak seharusnya tetap
menancapkan tumitnya lagi.

Kalau tidak, hidup akan menjadi lebih menyedihkan—dan ia masih punya waktu seumur
hidup di depannya, kenapa pula Fengjiu harus menjadikan dirinya sebagai korban dari
kepedihan berkepanjangan?

Fengjiu dengan hati-hati membagi jeruk itu dan menyerahkan separuhnya untuk Siming.
Mata Fengjiu kini jernih tanpa air matanya.

Siming mengambil jeruk darinya dan setelah agak lama, berkata lembut, “Baiklah. Saat Anda
merasa sedikit lebih baik besok, aku akan membawa Anda menemui orang itu.”

235
Collected & Merged by raperiadisepti.com
***

Dalam ingatan Fengjiu, pertemuannya dengan Donghua terjadi di hari berangin. Yah, tidak
benar-benar bertemu dengan Donghua.

Siming membawa Fengjiu di pelukannya dan bersama-sama menyelinap masuk ke dalam


Istana Taichen menggunakan mantra tak terlihat agar Fengjiu bisa melihat Donghua dari
kejauhan untuk yang terakhir kalinya.

Itu adalah sebuah taman kecil yang sering dikunjungi Donghua. Dedaunan hijau subur tak
berujung menghiasi teratai berbagai warna di dalam kolam.

Di permukaan airnya adalah sebuah paviliun segi enam yang didirikan dari cendana
putih yang sengaja dibangun agar Fengjiu merasa sejuk. Tetapi kali ini, orang yang duduk di
dalamnya adalah Putri Jiheng dan singa salju bersayap satu miliknya.

Sebuah perkamen brokat emas tergeletak di atas meja kristal. Dengan sebuah kuas di
tangannya, Jiheng sedang mengartikan sesuatu. Singa salju itu berlutut dengan benar dua kaki
jaraknya dari Jiheng. Rasa sakit langsung bersenonansi ke seluruh tubuh Fengjiu seperti
refleks.

Setelah dengan cepat menyelesaikan satu halaman, Jiheng mengisyaratkan singa itu untuk
mendekat. Si monster ganas itu ternyata sangatlah patuh; ia menanti dalam diam saat
nyonyanya membentangkan kertas perkamen Xuanzhi di atas punggungnya agar tintanya
cepat mengering.

Kemudian, singa itu menyentuhkan kepalanya dengan manis ke tangan Jiheng. Merasa
kegelian, Jiheng berbalik dan terkikik ke arah Donghua yang sedang duduk di luar dekat
kolam teratai dan memainkan sebuah belati pendek di tangannya.

“Sepertinya Suoying lapar lagi. Jamur saljunya ada pada Guru. Ini belum waktu makannya,
tetapi bolehkah kita memberinya satu jamur?”

236
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu mencatat dalam otaknya nama si singa salju—jadi singa itu dipanggil Suoying.

Di sebelah kaki Donghua memang ada sebuah peti kayu penuh dengan jamur yang halus dan
bersinar. Suoying adalah peliharaan yang bertingkah baik. Mendengarkan perkataan Jiheng,
Suoying tidak langsung menerjang Donghua seperti terakhir kali.

Suoying merentangkan punggungnya untuk menjaga keseimbangan kertas dan berjalan


dengan elegan menuruni setiap tangga paviliun. Setelahnya, Suoying memakan jamur dari
tangan Donghua pelan-pelan sambil menatap Donghua dengan mata besar penuh rasa terima
kasih. Jiheng sangat senang dengan tingkah laku peliharaannya.

Fengjiu duduk di lengan Siming untuk menonton komposisi di depan matanya.


Menyingkirkan segala pikiran picik, Fengjiu dapat melihat secara objektif betapa luar biasa
dan harmonisnya gambaran yang mereka buat: sorang tuan yang tampan, seorang nyonya
yang cantik, dan seekor peliharaan yang begitu dicintai keduanya. Bahkan Fengjiu saja
mengagumi adegan ini.

Bunga Fuling sedang masuk musimnya. Menggempur seperti lonceng-lonceng kecil, mereka
bergetar di dalam angin dan bisa jatuh kapan saja dari dahan yang melengkung tempat
mereka bergantung.

Fengjiu menggeliat kecil di dalam pelukan Siming.

Ia pun bertanya lembut pada Fengjiu, “Apa Anda ingin kembali?”

Keduanya baru saja akan pergi ketika entah darimana datangnya sebuah sinar terang ditemani
suara siulan angin melewati mereka; menembus hingga ke dahan pohon Fuling dekat sana.

Fengjiu menahan napasnya dan menatap ke dalam gambar di bidang di depannya. Di dalam
banjir kelopak bunga seputih salju, sesosok siluet elegan dan agung berpakaian ungu dengan
tenang melangkah maju ke arah mereka.

237
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu memang selalu bersama Donghua, tetapi ini pertama kalinya ia punya kesempatan
untuk melihat dengan jelas perangai Donghua.

Masih menahan napasnya, Fengjiu memperhatikan Donghua datang ke pohon Fuling dan
mengibaskan kelopak bunga yang jatuh ke pedang itu.

Diam-diam, Donghua memegangi satu kelopak bunga dan mengangkatnya hingga terkena
sinar matahari dan mengamatinya.

Ini pastilah belati yang Liansong minta Donghua buatkan untuk ulang tahun
Cheng’yu Yuanjun, pikir Fengjiu. Donghua mungkin sedang menguji berat dan kecepatan
pedang itu sekarang.

Jika pedangnya terlalu berat, kecepatannya akan melambat dan kecepatan angin terbentuk
karena itu, hanya akan memukul kelopak Fuling tanpa memotong mereka.

Donghua asyik mengamatinya dengan cara yang terlalu familiar pada Fengjiu. Bagi Fengjiu,
ini adalah roman wajah Donghua yang paling indah.

Donghua menyingkirkan pedang dari pohon itu dan lagi-lagi hujan kelopak bunga turun
berhamburan. Konfeti bunga halus itu berputar di udara berbarengan dengan pergerakan
Donghua.

Fengjiu mengulurkan kakinya untuk menangkap kelopak bunga yang bertebaran di cakar
tajamnya. Ia melamun menatap potongan bunga yang sudah rusak.

Ketika Fengjiu mendongak lagi, siluet ungu itu telah menjauhi jarak pandangnya, perlahan
menghilang di belakang tirai Fuling putih yang menari.

Mereka begitu dekat, pikir Fengjiu, tetapi Donghua bahkan tidak melihatnya.

Namun, di mana letak kesalahan Donghua?

238
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua tidak pernah mengetahui kalau ia adalah Fengjiu dari Qingqiu.

Donghua tidak pernah mengetahui Fengjiu mencintainya. Donghua pun tidak mungkin
mengetahui segala pengorbanan yang dibuat Fengjiu dan perjuangan Fengjiu demi
memilikinya juga.

Mereka memang tidak berjodoh. Cinta tak dapat dicapai hanya dengan perjuangan saja.
Fengjiu tahu ini, dan tahu mereka memang tidak ditakdirkan bersama, tetapi ia masih
dipenuhi rasa penyesalan.

Pertanyaan dan jawaban memenuhi pikiran Fengjiu ... mereka berasal dari diri kuatnya dan
dirinya yang lemah. Siming membelai kepala dan berbalik sambil menghela napas. Fengjiu
masih bisa mendengarkan dialog itu berbunyi di telinganya sekarang.

“Apakah kau sedih untuk mengucapkan selamat tinggal?”

“Apanya yang harus disedihkan? Kita pasti akan bertemu lagi suatu hari.”

“Bahkan jika hari itu datang, kau tidak akan pernah melihatnya dengan perasaan begini lagi.”

“Aku sudah menyelipkan segala hal penting ke dalam ingatanku. Bukankah itu akan jadi
kerugian Donghua kehilagan cintaku? Harusnya Donghua lah yang merasakan kesedihan.”

Untuk beberapa alasan, air mata tetap saja jatuh dari matanya ke atas kelopak bunga Fuling di
cakarnya. Meski begitu, Fengjiu berbalik sekali lagi.

Melalui mata berair, hanya ada kelopak bunga bertebaran memenuhi langit. Pemandangan tak
bertepi masih tetap berdiri diam. Fengjiu menatap kelopak bunga di cakarnya lagi dan lagi,
kemudian menggulung dirinya sendiri dalam lengan Siming dan samar-samar mengajukan
sebuah pertanyaan: “Akankah semuanya baik-baik saja mulai sekarang?”

Siming berhenti untuk waktu yang rasanya seperti selamanya.

239
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tangannya lagi-lagi melewati batasan untuk menyentuh kening Fengjiu selagi Siming
menjawabnya, “Iya, Yang Mulia, semuanya akan baik-baik saja.”

***

Hari berikutnya merupakan tanggal 13 September. Astrologi mengatakan bahwa ini hari yang
baik untuk pernikahan, beribadah, pembukaan dan menyapu rumah. Langit ke-13 akhirnya
bersuka cita dalam pernikahan Donghua Dijun dengan Putri Jiheng.

Upacara besar yang belum pernah terjadi sebelumnya ternyata sangatlah sederhana. Memang
terdapat perayaan di luar Istana Taichen, tetapi tak ada pergerakan lain di mana pun di Langit.
Seperti cara Donghua menangani masalah.

Fengjiu akan pergi meninggalkan Jiuchongtian malam itu juga. Sebelum pergi, Fengjiu
meminta tukang masak di kediaman Siming untuk membakarkan beberapa ubi jalar
untuknya. Membawa ubi jalar itu di punggungnya, Fengjiu diam-diam memutari Langit ke-13
dan meninggalkan kantong itu di depan gerbang Istana Taichen.

Itu merupakan hadiah pernikahan untuk Donghua, dan juga penghormatan terakhir dari
hubungan mereka. Fengjiu berjanji untuk mengingat perhatian yang diberikan Donghua
padanya selama beberapa bulan ini.

Tidak memiliki benda berharga untuk diberikan, Fengjiu harap ubi jalar ini bisa menyentuh
Donghua. Akankah Donghua memikirkan rubah kecil ini ketika ia melihat ubi jalar ini?

Tetapi kalaupun tidak, tak jadi masalah juga.

Bulan yang bersinar terang menggantung tinggi di atas sana. Suara dari musik ceria pun
melayang dari dalam istana. Fengjiu merasakan sebuah ketenangan kali ini; ia tidak senang
juga tidak sedih. Hanya ada sebuah perasaan tak terlukiskan yang pelan-pelan
menenggelamkan Fengjiu, seperti ketika ia tanpa sengaja jatuh ke dalam air setelah bertemu
dengan singa bersayap satu itu.

240
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pada akhirnya, Fengjiu tidak tahu perasaan apa ini sebenarnya.

***

Sementara, tentang romansa satu-satunya milik Donghua selama ribuan tahun ini, Fengjiu
dapat menduga mengapa Yan Chiwu menyebutnya sebagai hubungan yang tidak beruntung.

Donghua menyukai Jiheng, dan mereka tinggal selangkah lagi mendapatkan akhir
bahagianya. Tetapi, di langkah terakhir mereka itu malah terbalik dan berpisah satu sama
lain.

Di malam pernikahan mereka yang begitu terkenal, si pengantin wanita, Jiheng tiba-tiba saja
menghilang. Sebagai gantinya, malah Putri Zhi’he yang mengenakan pakaian merah sakral
pernikahan.

Terlebih lagi, Fengjiu adalah yang pertama kali mengetahui fakta ini sebelum yang lainnya.

***

Saat Fengjiu membawakan ubi jalar bakar ke Istana Taichen, Zhi’he dengan gaun merah
memojokkan Fengjiu di sebuah dinding istana dan berceloteh tentang hal-hal yang tidak
masuk akal.

Dengan alasan yang menggelikan, ia bahkan membohongi Fengjiu hingga mempercayai


kalau Zhi’he dan Donghua masih punya kesempatan mendapatkan akhir bahagia milik
mereka.

Memang terdengar mencurigakan, kalau diingat sekarang oleh Fengjiu. Tetapi, apa pun itu,
Donghua akan segera menikah. Entah ia menikahi Jiheng atau Zhi’he tidak membawa
perbedaan bagi Fengjiu.

Fengjiu tidak tahu apakah penderitaan beratnya telah membuat luka yang didapatnya mati
rasa atau tidak, baik tubuh dan pikirannya, tetapi anehnya hatinya tak lagi kesakitan kali ini.

241
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Lembah Fanyin.

Di tengah panas terik, ditemani dengan beberapa suara kumbang, Yan Chiwu menjadi
semakin bersemangat selagi ia melanjutkan:

“Meskipun tak ada seorang pun yang tahu kenapa Jiheng menghilang di malam pernikahan
mereka, dikabarkan ia melarikan diri dengan pengawal pribadinya, Minsu.”

Xiao Yan tertawa terbahak-bahak lagi.

“Bayangkan betapa memalukannya bagimu ketika pengantin wanitamu melarikan diri dengan
pria lain di malam pernikahan kalian. Itu sungguh keberuntungan yang buruk sekali bagi
Muka Es, benar kan?”

Betapa mengejutkan. Setelah Fengjiu meninggalkan Jiuchongtian malam itu, ia tidak pernah
bertanya soal Donghua lagi. Tetapi selagi Fengjiu kebingungan mendengar ini dari Yan
Chiwu, ceritanya entah mengapa terasa meragukan.

Dari apa yang Fengjiu lihat selama ia tinggal di Istana Taichen, perasaan Jiheng terhadap
Donghua penuh dengan kekaguman. Jiheng tidak nampak seperti seseorang yang hanya
memperlakukan Donghua sebagai seorang pengganti untuk menyembunyikan perasaan
sesungguhnya untuk orang lain. Pasti masih ada misteri lain di balik cerita ini.

Bertambahnya awan seriring sinar matahari yang mulai mundur. Sepertinya akan segera turun
hujan. Fengjiu mendongakkan kepalanya untuk menatap ke langit.

Fengjiu kemudian melirik ke arah Yan Chiwu yang masih saja tertawa kecil seolah ia tak
dapat berhenti sementara Fengjiu malah jadi muram karena semua ingatan lama yang tergali
kembali.

Pemandangan itu membuat Fengjiu sangat kesal, dan ia tak mampu menahan diri, menghina
Xiao Yan: “Bahkan seorang pendekar seperti dirimu juga jatuh cinta pada Putri Jiheng. Ia
melarikan diri dengan orang lain, memangnya ia melarikan diri bersamamu? Dan meskipun
242
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Jiheng tidak melakukan ritual malam pertama dengan Donghua, upacara pernikahan telah
dilakukan dan di atas kertas mereka berdua masih suami istri. Itu artinya Donghua masih
lebih baik darimu. Apanya yang membuatmu senang?”

Yan Chiwu dengan ekspresi aneh menatap ke arah Fengjiu.

“Upacara pernikahan? Aku kira kau adalah relasi dari istana Muka Es? Bagaimana bisa kau
tidak tahu soal ini?”

“Tahu apa?” Fengjiu bertanya bingung.

Yan Chiwu menggaruk kepalanya.

“Muka Es tidak menikahi Jiheng. Di hari sebelum pernikahannya, ia ingin bertemu dengan
peliharaan bayi rubahnya, jadi ia menyuruh si penjaga kediamannya untuk membawakan
rubah itu padanya. Kecuali, itulah saat ketika mereka menyadari bahwa rubah itu telah
menghilang.”

Fengjiu tiba-tiba bangkit dan memotong perkataan Yan Chiwu.

“Aku akan mengecek apakah bebatuan berbentuk kipas ini bisa membawa kita naik atau
turun ke suatu tempat. Melelahkan sekali terperangkap di sini. Pendekar Xiao Yan, kau pasti
lelah karena bicara terus-menerus selama ini. Aku pikir lebih baik kita mulai memikirkan
bagaimana caranya menyelamatkan diri kita.”

“Kau tidak mau dengar lagi? Tapi ini sangat menarik!”

Yan Chiwu memanggil Fengjiu. Hanya beberapa langkah lagi ia berhasil mengejar Fengjiu
dan mulai mengoceh lagi.

“Muka Es langsung keluar mencari rubah itu dan tidak punya waktu untuk menikahi Jiheng.
Benar-benar sebuah lelucon, ia bahkan mendatangiku dan meminta rubah itu. Muka Es pikir

243
Collected & Merged by raperiadisepti.com
aku mencuri binatang itu. Memangnya aku tampak seperti seseorang yang akan menculik
rubah?

"Kalaupun aku ingin menculik sesuatu, paling tidak harus seorang dewi Langit. Benar-benar
sebuah penghinaan. Aku dengar, Muka Es masih belum berhasil menemukannya setelah
mencari selama tiga ratus tahun. Kalau kau bertanya padaku, rubah itu pasti sudah mati. Aku
penasaran, apanya yang istimewa dari rubah itu hingga membuat Donghua begitu
menyayanginya.”

Setelah berceloteh dan terus berceloteh, Xiao Yan menaikkan pandangannya dan melihat
Fengjiu sedang bersujud di dekat jurang. Bebatuan yang berada di antara sisi gunung tempat
Fengjiu sedang berpijak tampak tidak stabil.

Xiao Yan cepat-cepat memperingatkan Fengjiu: “Hati-hati!”

Suara tinggi milik Xiao Yan dan panggilan tiba-tiba itu mengagetkan Fengjiu hingga
menyebabkannya kehilangan keseimbangannya.

Dengan dua tetes peluh menuruni pelipisnya, Yan Chiwu pun melompat mengejar Fengjiu.

244
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 7
Bagian Kedua - Lembah Fanyin

Diselimuti dengan sebuah jubah tebal, Fengjiu duduk di sebelah jendela di dalam sayap
kanan dan menguap di dekat api selagi ia menerjemahkan ketujuh kalinya sebuah salinan
Dari Psalm sebagai hukuman yang diberikan oleh gurunya.

Semasa kecil, Fengjiu memang selalu suka membuat onar dan sering di hukum oleh gurunya
di Qingqiu. Akan tetapi, semenjak para orang tua teman sekelas Fengjiu kebanyakan bekerja
untuk keluarganya, mereka biasanya secara sukarela mengambil alih hukuman Fengjiu.

Fengjiu sudah bersekolah begitu lama tetapi ia tak pernah mengangkat satu jari pun untuk
menjalankan hukuman-hukumannya. Betapa waktu sudah berubah. Fengjiu sudah tidak muda
lagi di usianya yang ke 30.000 tahun. Lalu, sebagai seorang Ratu, sebenarnya cukup
disesalkan karena sekarang Fengjiu harus berjuang hingga punggungnya terbungkuk karena
mengikuti peraturan sekolah di aula pembelajaran Biyiniao.

Dari kejadian ini, Fengjiu menarik dua kesimpulan:

Satu, seekor naga tidak dapat melawan seekor ular lokal; para leluhurnya tidak membohongi
Fengjiu.

Kedua, bahkan seekor babi hutan si komplotannya bisa bertahan dari sepuluh serigala; lagi,
leluhur Fengjiu tidak menipunya.

Ular lokal yang dimaksud, tentu saja adalah guru sekolah Biyiniao yang keras, dan babi hutan
komplotannya tentu saja Yan Chiwu.

Bagaimana bisa begini jadinya ... Fengjiu sudah memutar otaknya selama enam bulan dan
hanya bisa menganggapnya sebagai sebuah takdir yang tak dapat dihindari.

245
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Setengah tahun yang lalu, Fengjiu dan Pendekar Xiao Yan dengan malangnya terjatuh ke
sebuah jurang yang menjulur di Lembah Fanyin. Setelah menghabiskan beberapa waktu
untuk memikirkan masa lalu, mereka berdua lagi-lagi terjatuh dengan malangnya dari jurang
bawah ke dasarnya.

Seperti sebuah keberuntungan yang sial, mereka mendarat tepat di atas pangeran kedua
Biyiniao yang klannya berdiam di bawah jurang-jurang ini. Masa-masa sulit mereka pun
dimulai.

Pangeran kedua ini bermarga Xiangli, dipanggil Meng. Nama lengkapnya tentu saja Xiangli
Meng, meski begitu, ia biasanya dipanggil dengan sebutan Tuan Muda Meng.

Klan khusus ini punya sebuah peraturan kuno yang melarang pria yang belum menikah dari
meninggalkan lembah sendirian. Tetapi Tuan Muda Meng selalu ingin melihat dunia
berkilauan di luar sana. Diam-diam Meng berencana untuk pergi dalam waktu lama dan
sudah memilih hari yang baik untuk kabur dari rumah.

Tanpa diduga, Fengjiu jatuh dari atas langit dan membuat Meng jatuh pingsan tepat di saat
mereka meninggalkan gerbang kota.

Yan Chiwu dihimpit antara Fengjiu dan Tuan Muda Meng. Pusing sendiri, saat Yan Chiwu
mendapatkan kembali kesadarannya, mereka berdua telah diikat dan dibawa ke Istana
Kerajaan Biyiniao. Di takhta kerajaan adalah Ratu burung, ibu dari Tuan Muda Meng.

Ada begitu banyak mata pelajaran yang tidak dipedulikan Fengjiu untuk dipelajarinya, tetapi
sejarah merupakan favorit Fengjiu.

Fengjiu tahu kalau Biyiniao dan Qingqiu punya hubungan dekat. Ia pun mengerling ke arah
Xiao Yan, memberi tanda bahwa mereka tidak boleh membocorkan identitas Fengjiu.

Otak Xiao Yan lebih keras dari baja. Ia menatap Fengjiu untuk waktu yang lama dan masih
tidak bisa mengartikan makna di mata Fengjiu. Beruntung bagi Fengjiu, Xiao Yan dari awal
tidak pernah tahu kalau dirinya adalah Ratu Qingqiu.
246
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Membuat pangeran kedua tidak sadarkan diri bisa jadi hal besar, atau bisa jadi hal kecil. Jika
Meng tidak pernah terbangun lagi, itu jadi masalah besar. Jika Meng bangun tepat waktunya,
dan ada seseorang yang menjelaskan hal sebenarnya, maka akan jadi masalah kecil.

Beruntungnya, Tuan Muda Meng bangun tepat waktu dan langsung menenangkan kemarahan
ibunya. Sebelumnya, Ratu Biyniao telah memerintahkan agar Fengjiu dan Xiao Yan
dieksekusi.

Di tengah perjalanan menuju ruang bawah tanah kematian, hukuman mereka diubah menjadi
dimasukkan dalam penjara air, tetapi belum juga gerbang penjara air diangkat, datang titah
lainnya yang mengatakan kalau mereka tidak perlu ditahan sama sekali.

Mereka kini segera dibawa kembali ke Aula Besar, sekarang dengan hormat dan ramah.

***

Fengjiu dan Yan Chiwu dibawa kembali ke pengadilan kerajaan di mana mereka diinterogasi
sebelumnya. Seseorang sepertinya telah bergegas ke Aula Besar beberapa waktu lalu dan
membela mereka.

Setelah sebuah investigasi dilakukan, dipastikan bahwa mereka berdua adalah pangeran dan
putri muda dari Klan Burung Hantu di seberang sungai.

Kekaguman akan akademi tetangga merekalah yang membawa mereka kemari untuk belajar.
Mereka tidak sengaja jatuh di atas sang pangeran dan semuanya setelah itu hanyalah
kesalahpahaman.

Dalam benak Fengjiu, cerita inilah yang merupakan kesalahpahaman yang sesungguhnya.
Tetapi semenjak sang ratu mempercayainya, siapa yang bisa menyuruh mereka menyerahkan
nasib baik ini?

Kali ini di Aula Besar, sikap sang ratu telah cukup banyak berubah. Ia menitahkan bahwa
mereka berdua merupakan tamu dari klan sekarang, dan karena keduanya sangat suka belajar,
247
Collected & Merged by raperiadisepti.com
maka akan diterima ke akademi kerajaan untuk memuaskan hasrat mereka untuk belajar dan
juga untuk mengizinkan anak muda dari dua klan bergaul ...

Berdiri di dalam pengadilan kerajaan Biyiniao, Fengjiu berpikir pada diri sendiri bahwa
meskipun ia benci menempelkan wajahnya ke dalam buku tiap harinya, ia telah menghadiri
sekolah selama ribuan tahun; Fengjiu hanya perlu menampilkan tampang patuh dan
menghadiri sekolah lagi, seharusnya bukan masalah sulit.

Tetapi Pendekar Xiao Yan berjiwa bebas dan tidak suka dikekang. Ia mungkin tidak akan
tahan dengan peraturan sekolah yang ketat. Xiao Yan mungkin bahkan akan lebih memilih
penjara air daripada buku-buku dan pena.

Untuk alasan itulah, Fengjiu tiba-tiba merasa gugup—bagaimana kalau Yan Chiwu tiba-tiba
mengatakan satu kata yang salah dan mengirim mereka berdua ke dalam bahaya.

Dengan tingkat kepandaian Xiao Yan, Fengjiu rasa ia sangat mungkin melakukannya. Tetapi,
mengejutkannya, akting Xiao Yan sangat bagus hari ini. Setelah menginjakkan kaki keluar
dari Aula Besar, Xiao Yan melamun selama beberapa lama, kecemasan di matanya pelan-
pelan menghilang, dan si pria yang biasanya berapi-api ini berdiri dengan kepala yang
tampak sedikit menunduk seolah ia menerima dengan patuh semua pengaturan sang Ratu.

Beruntungnya, Xiao Yan hanya berdiri diam di sana. Dengan wajah tampan dan penampilan
luar yang rendah hati miliknya, mereka tidak akan menyangka kalau Xiao Yan merupakan
pemimpin dari Klan Iblis.

Di saat ini, Fengjiu merasa agak aneh. Ia mengikuti arah tatapan Xiao Yan selagi ia menatap
ke arah para anggota istana yang berdiri di dua sisi dan berhenti pada seorang wanita yang
mengenakan pakaian putih dengan cadar.

Karena Xiao Yan bertingkah aneh, Fengjiu pun mengamati wanita itu dengan hati-hati. Akan
tetapi, Fengjiu tidak bisa menebak apa yang berbeda di antara dirinya dengan gadis yang
berjubah putih itu dan akhirnya melepaskannya dari pikirannya ...

248
Collected & Merged by raperiadisepti.com
***

Malam itu, mereka berdua beristirahat di Akademi Kerajaan Biyiniao. Selama beberapa hari
pertama, Fengjiu masih memikirkan cara meninggalkan lembah ini. Tetapi, setelah sedikit
menjelajah, ia mengetahui bahwa memang tidak ada jalan keluar.

Mungkin memang akan ada solusinya jika Fengjiu bisa menggunakan sihirnya, tetapi
anehnya di lembah ini adalah tidak ada seorang pun yang bisa menggunakan sihir di dalam
perbatasan kota kerajaan.

Bahkan sihir terkuat pun tak akan bekerja sekalinya mereka menginjakkan kaki menjauhi
kota. Tadinya, Fengjiu dapat ide untuk bertransportasi di dalam kota. Sihir dapat digunakan
di dalam untuk memindahkan mereka ke pintu masuk lembah.

Hasilnya: Fengjiu dan Xiao Yan berpindah dari sisi barat kota ke sisi timur, mendarat di
dalam rumah seorang janda selagi ia sedang mandi, lalu diusir keluar dengan sapu oleh ibu
mertuanya yang buta.

Takut kalau ia akan selamanya terperangkap di sini, selama setengah bulan, kecemasan
Fengjiu pun bertambah hari demi hari.

Fengjiu memikirkan pelaku yang menyebabkannya terperangkap di bawah sini—Donghua


Dijun di langit ke-13.

Fengjiu ingin menjaga jarak darinya, tetapi di antara semua makhluk hidup di luar sana di
lembah ini, Donghua merupakan satu-satunya yang mengetahui kalau Fengjiu terjatuh ke
bawah sini.

Oleh karena itu, Fengjiu menunggu dan terus menunggu Donghua untuk datang
menyelamatkannya. Tentu saja Fengjiu tahu ia telah menyinggung Donghua tepat sebelum
jatuh ke lembah ini.

249
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Akan tidak mungkin untuk mengharapkan kedatangannya hanya dalam waktu tiga atau empat
hari. Fengjiu memberi Donghua beberapa waktu untuk menenangkan diri. Jika Donghua
datang sebulan setelahnya dan membawa Fengjiu pulang ke rumah, maka ia akan berbaik hati
melepaskan kesalahan Donghua karena membawanya ke Gunung Fuyu dan bahaya yang
disebabkannya.

Terlepas dari rumor yang mengatakan Lembah Fanyin hanya terbuka setiap Jiazi, Fengjiu
yakin jika Donghua ingin menyelamatkannya, ia pasti akan menemukan sebuah cara.

Namun, sebulan, dua bulan, hingga tiga bulan berlalu, dan Donghua tetap tak terlihat di mana
pun.

***

Lembah Fanyin sangat membuat depresi di malam hari. Fengjiu menggulung dirinya sendiri
di dalam selimut dan terkadang berpikir pada diri sendiri betapa piciknya Donghua.

Mereka sesama dewa-dewi, dan Donghua bisa saja mencoba sedikit lebih perhatian pada
juniornya. Tetapi selagi Fengjiu berbalik di ranjang, ia jadi berpikir lain lagi—hal semacam
itu sulit dikatakan.

Saat Fengjiu masih seekor bayi rubah, ia sangat mengerti Donghua. Ia selalu tampak dingin
pada semua orang dan segala hal. Jiheng mungkin satu-satunya pengecualian di dunia ini.

Normalnya, Fengjiu akan mencoba segala yang terbaik untuk mempertahankan sikap
tenangnya. Tetapi sepertinya Fengjiu memang belum mencapai usia untuk merenung dalam
ketenangan.

Hanya kenyataan kalau Donghua tidak datang menyelamatkannya, membuat Fengjiu sedih
selama berhari-hari. Ketika akhirnya suasana hati Fengjiu membaik, ia berpikir realistis dan
memaksakan diri menunggu Jiazi berikutnya agar Lembah Fanyin bisa terbuka lagi.

250
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Kalau Fengjiu pikir-pikir lagi, tempat ini tidak terlalu buruk. Dibandingkan dengan menjadi
pelayan tukang sapu di Istana Taichen, ini masih sepuluh kali lipat lebih baik.

Keluarga Fengjiu mungkin akan mencarinya, tetapi mereka tidak akan terlalu khawatir karena
mengetahui kalau Fengjiu tidak pernah menempatkan dirinya dalam bahaya besar. Fengjiu
pun jadi bersemangat lagi setelah berpikir begini.

Hingga saat ini, setengah tahun telah berlalu dengan cepatnya. Di hari dengan salju yang
sedikit turun di bawah sinar matahari yang lembut, Fengjiu telah menuliskan sepuluh salinan
naskah.

Fengjiu memegangi perkamen itu hati-hati di bagian ujungnya dan meniupnya agar tintanya
cepat kering. Kemudian, ia melipatnya dan berencana menyerahkan perkamen itu pada
gurunya besok.

***

Akademi Lembah Fanyin mengadakan sebuah turnamen setiap sepuluh tahun sekali untuk
menguji para muridnya. Hadiah bagi pemenangnya adalah buah Saha yang tumbuh di pohon
di sebelah Mata Air Jieyou.

Mata Air Jieyou adalah sebuah aliran air suci di Lembah Fanyin. Dimulai dari Istana Dalam
dan di dekatnya berdirilah sebatang pohon Saha. Pohon ini berbunga tiap sepuluh tahun,
berbuah setiap sepuluh tahun setelahnya, dan hanya satu buah saja di tiap putarannya.

Buahnya berbeda setiap saat dan mengandung sihir berbeda yang tergantung pada panen
tahun itu. Menurut legenda, Saha ini merupakan satu dari lima pohon ajaib di Langit.

Empat yang lainnya adalah Grief-less, Jambhul, Bodhi dan Longhua.

‘Bibir Buddha sewarna dengan warna merah Saha.’

251
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Hal semacam ini tertulis di kitab kuno. Tetapi, sepuluh ribu tahun yang lalu, untuk beberapa
alasan, semua pohon Saha di Jiuchongtian berhenti berbuah.

Sekarang di Dunia Bawah, hanya terdapat satu pohon tersisa di sebelah Mata Air Jieyou di
Lembah Fanyin yang masih menghasilkan buah. Menjadikannya jauh lebih berharga karena
alasan ini.

Terlebih lagi, rumor mengatakan kalau buah Saha tahun ini memiliki sebuah kekuatan ajaib.
Bagi manusia, dapat menghidupkan yang mati, bagi para abadi, dapat meningkatkan esensi
keabadiannya, bagi seorang wanita, kecantikan dan kemudaannya akan meningkat jadi jauh
lebih berkilauan daripada buah persik yang tumbuh di kebun Ibu Suri di Jiuchongtian.

Karena potensi buah ini begitu luar biasa, tak seorang murid pun yang tidak ingin berlomba
untuk memilikinya. Kompetisinya belum dimulai tetapi kegembiraannya telah tersebar
kemana-mana.

Itu merupakan kekuatan yang diterima si guru berkumis dari Ratu Biyiniao. Karena jumlah
kompetitor dua kali lebih banyak dari tahun sebelumnya, tak satu sekolah pun yang tidak
mengakomodasikan mereka semua.

Akademi menginformasikan pada Ratu dan ia memutuskan guru ini yang akan mengecilkan
jumlahnya dengan proses penyisihan para pendaftar sebelum dimulainya pertandingan.

Sehingga, di bawah titah kerajaan, sepatah kata dari si guru berkumis dapat menentukan siapa
yang dapat bertanding dengan siapa dan siapa yang tidak. Kekuasaannya di Akademi
sekarang merupakan yang terhebat, tiada taranya.

***

Fengjiu punya waktu luang, menyelinap ke Mata Air Jieyou dan melihat ke kejauhan di mana
pohon Saha itu tumbuh. Di antara dedaunan hijau bersinar, terdapat buah merah darah
legendaris yang selalu dibandingkan dengan warna bibir sang Buddha dari Barat Jauh.

252
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu berdiri dari jauh dan memantapkan pandangannya pada buah itu lama sekali. Jika
buah kecil itu sungguh dapat membawa kembali darah dan daging dari yang sudah
meninggal, Fengjiu ingin mencoba peruntungannya, hanya sekali saja, untuk menyelamatkan
seseorang yang pernah dikenalnya yang telah lama meninggal.

Fengjiu sama sekali tidak boleh menyinggung si guru berkuasa yang bisa membantunya
mendapatkan buah Saha itu. Saat guru itu menghukum Fengjiu untuk menyalin kitab, ia tidak
bisa membuangnya ke sudut lagi (tidak mengerjakannya).

Jika Fengjiu harus menyalin, maka ia akan menyalinnya. Ia mulai bersikap patuh dengan
seluruh tubuh dan pikirannya. Ditambah lagi, Fengjiu memikirkan segala cara untuk
menghapus semua kesalahan kecilnya di masa lalu. Tak hanya ia harus menjadi patuh
sekarang, ia pun harus pandai menjilat sang guru.

Tetapi bagaimana caranya Fengjiu memuji gurunya?

Fengjiu menyatukan kedua alisnya dan membuka buku latihannya. Hukuman Fengjiu adalah
hanya menyalin Dari Psalm sebanyak lima kali. Tetapi, ia menyalinnya sebanyak sepuluh
kali.

Bukankah dengan begini Fengjiu telah menunjukkan rasa hormatnya pada sang guru?

Apakah ini juga tidak termasuk dengan pujian?

Namun, Fengjiu masih sedikit cemas. Bagaimana kalau ia menambahkan di bagian


bawahnya: ‘Semoga Tuan Ji Han menikmati berkah tak terkira dan hidup yang panjang?’

Tidak, bagaimana kalau gurunya tidak sedang dalam suasana hati untuk membaca, dan tidak
membaca hingga akhir. Bukankah usahanya jadi sia-sia? Tetap lebih baik menuliskan
bujukan menjijikkan itu di bagian atas halaman.

Fengjiu mengangkat kuas, siap untuk menulis, tapi selagi ia melihat salju yang menumpuk di
luar jendela, ia menjadi kebingungan setengah harian.
253
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Nama orang tua itu Ji Han, atau Han Ji?

Pada saat itu, Yan Chiwu dengan separuh tubuhnya diselimuti salju, dengan tergesa berjalan
masuk. Karena mereka disangka sebagai saudara dari kerajaan Klan Burung Hantu, mereka
diatur untuk tinggal di tempat yang sama.

Nama kediaman ini juga, membawa citra karakter Biyiniao. Disebut dengan Jifeng Yuan
(Rumah Badai) dan berlokasi tepat di sebelah aula pengajaran.

Yan Chiwu tampaknya telah melupakan Putri Jiheng dan telah beralih pada wanita
berpakaian putih yang telah mereka temui di Aula Besar.

Setiap hari setelah sekolah bubar, Yan Chiwu akan mampir ke tempat wanita itu untuk
sekadar berbincang dan karenanya hanya punya sedikit waktu untuk mengganggu Fengjiu.
Setengah tahun berjalan dalam kedamaian di dalam kediaman besar itu.

Fengjiu mendongakkan kepalanya ke arah Yan Chiwu yang sekarang sedang membenarkan
posisi jubahnya dan bertanya, “Apa kau tahu apa nama Fuzi (guru) kita?”

Terkejut bukan main, Xiao Yan membalas, “Bukankah Fuzi dipanggil Fuzi?”

Kemudian Xiao Yan melangkah mendekat dan bertanya penuh semangat, “Si tua bangka itu
punya nama lain?”

254
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 8 Part 1

Pagi berikutnya, Fengjiu tiba di sekolah untuk bertanya pada teman sekelasnya, apa nama
guru mereka. Fengjiu tidak tahu kalau menjilat akan sesulit ini, ataupun mencari tahu nama
gurunya bisa jadi jauh lebih sulit ketimbang mencari tahu nama para wanita aristokrat.

Setelah enam bulan, Fengjiu hanya berteman dengan Pangeran Xiangli Meng di sekolahnya,
selain dengan Yan Chiwu. Saat Fengjiu mendatangi tempatnya, sayangnya, ia baru tahu kalau
bahkan sang pangeran pun tidak mengetahui nama guru mereka.

Saat ini waktu kelinci (sekitar jam 5-7), dan di langit terdapat bulan sabit yang memancarkan
sinar terangnya.

Biasanya hanya sedikit sekali murid ambisius yang dapat terlihat menyalakan lampu di jam
ini. Akan tetapi, ada suara berisik hari ini, yang dapat terdengar dari jarak yang masih agak
jauh. Memang tidak keras, tetapi jelas sekali datangnya lebih dari satu atau dua orang.

Rasa kantuk Fengjiu menghilang ketika berpikir dapat menangkap sesuatu yang
menyenangkan. Burung-burung di pagi hari memang adalah yang terbaik; hal yang bagus ia
hanya tidur sebentar hari ini.

Sejumlah mutiara malam menerangi ruang kelas yang besar. Fengjiu diam-diam menyelinap
masuk dari pintu belakang dan mengintip ke dalam. Kebanyakan teman sekelasnya ada di
dalam sana.

Mereka berpindah bolak-balik, terlihat jelas seolah mereka sedang mempersiapkan sebuah
penyergapan di sekitar sekolah. Dengan sebuah gambaran robek di tangannya, satu orang
berdiri dengan berkacak pinggang memberi perintah pada semua orang.

Ini adalah saudara sepupu Meng Shao, Putri Jielu. Fengjiu berdiri di dekat sana selama sesaat.
Di saat itu, beberapa teman sekelas Fengjiu berjalan masuk; mereka adalah teman dekat Jielu,
dan dari percakapan mereka, Fengjiu mendapatkan inti dari apa yang sedang terjadi.

255
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ternyata, seorang dewa dari Jiuchongtian harusnya datang hari ini untuk memberi pelajaran
soal kesenian teh. Tetapi kemarin, sebelum kelas dibubarkan, guru mereka telah memberi
tahu mereka bahwa dewa ini tak dapat datang karena urusan tak terduga dan telah
mengirimkan seorang dewa senior untuk datang menggantikan tempatnya.

Ide besar Jielu dan para pengikutnya adalah untuk memasang sebuah jebakan guna mengusir
si guru pengganti. Saat kelas tanpa seorang pengajar, dewa sebelumnya bisa saja datang
setelah sempat. Fengjiu berpikir kalau ini agak kekanakan.

***

Fengjiu belum lama bersekolah di sini, tetapi ia mendengar banyak sekali rumor mengenai
dewa ini. Dalam rumornya, tak seorang pun pernah menyebutkan namanya, barangkali
karena rasa hormat, jadi tampaknya ia adalah seorang dewa yang sangat dihormati.

Dikatakan pula ia memiliki posisi yang sangat tinggi di Jiuchongtian, dan sangat
berpengetahuan soal jalan Buddha. Meskipun demikian, ia tak penah menerima seorang
murid.

Di masa lalu, Tianjun pernah membuat sebuah permintaan padanya untuk menerima Putra
Mahkota Yehua, tetapi langsung ditolak. Pendeknya, orang ini adalah orang yang sangat luar
biasa.

Seseorang yang sangat luar biasa, tetapi masih cukup peduli untuk datang mengajarkan
sebuah klan biasa seperti Biyiniao. Meskipun ia hanya datang sekali setiap sepuluh tahun, dan
hanya setengah hingga sebulan tiap kali, kunjungannya sudah cukup membuat seluruh klan
merasa terhormat.

Satu-satunya hal yang disesalkan adalah klan ini tidak bergaul dengan klan lain, jadi
kehormatan ini tetap tersembunyi di dalam lembah.

Ketika Fengjiu pertama kali mendengar kabar ini, ia mengingat-ingat semua dewa yang
pernah ia ketahui di Jiuchongtian dan mempersempit daftarnya menjadi dua orang.

256
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pertama adalah Donghua; yang lainnya adalah Taiqing Daode Tianzun, yang juga dikenal
dengan Taishang Laojun.

Untuk menolak Yehua sebagai muridnya adalah sesuatu yang mungkin dilakukan oleh
Donghua. Akan tetapi, Donghua bukan tipe yang akan merepotkan dirinya sendiri untuk
datang kemari dan mengajar.

Ada begitu banyak wanita di lembah ini. Bukankah Donghua meninggalkan Klan Iblis karena
ia tidak mau direpotkan oleh para wanita di sana?

Di sisi lain, Taishang Laojun dari Istana Doushuai juga merupakan orang tua yang menarik;
tetapi membuat Lembah Fanyin sampai seheboh ini karena seorang Tetua sepertinya suatu
hal yang tak pernah terpikirkan oleh Fengjiu.

***

Hari mulai senja. Pemandangan pegunungan yang seolah terpahat muncul di jendela. Kabut
yang ada di atasnya telah menghilang. Dedaunan hijau menunjukkan tanda kehidupan di
dalam angin bersalju.

Setelah para murid itu bekerja keras membuat perangkap dan berdiri untuk beristirahat,
Xiangli Meng kebetulan saja berjalan masuk dan menatap terperanjat pada adegan di depan
matanya.

Meng Shao menghela napas dan berkata pada sepupunya, “Aku tahu kau sangat
mencintainya. Tetapi dari segi usia saja, ia bisa dengan mudah menjadi leluhurnya leluhurnya
leluhurmu. Perasaanmu padanya hanya akan menjadi gangguan untuknya, dan ia tidak akan
datang kemari untuk mengajar lagi.”

Meng Shao mendesah sekali lagi. “Tidak jadi masalah buatku, tetapi ibuku, Yang Mulia Ratu,
akan menghukummu dengan berat. Ketika hari itu tiba, jangan tanya kenapa aku tidak mau
membelamu. Bagaimanapun juga, beberapa hari lalu aku mendengar kalau ia telah
mendapatkan seorang istri di Jiuchongtian.

257
Collected & Merged by raperiadisepti.com
"Walaupun mereka belum mengambil sumpah mereka, mereka bisa dianggap telah menikah.
Dikatakan pula kalau ia sangat mencintai istrinya, mereka bahkan tidur dan mandi bersama ...
Hei, hei, hei, kenapa kau menangis, jangan menangis ...”

Putri Jielu tidak mempedulikan martabat sepupunya sama sekali dan meraung kencang. Meng
Shao mungkin terlihat sangat ramah-tamah, tetapi ironisnya ia tidak tahu bagaimana caranya
menghadapi air mata seorang wanita. Meng Shao hanya mampu berdiri kaku, terdiam.

Fengjiu berputar dan menaikkan tangannya untuk menutup rahangnya yang merosot.
Kemudian, ia menopangkan dirinya di atas meja, pelan-pelan duduk, dan menuangkan
secangkir teh untuk menenangkan keterkejutannya.

Playboy paling terkenal di Jiuchongtian sudah pasti Pangeran Ketiganya Tianjun, Liansong.
Akan tetapi, bahkan Liansong saja tidak pernah dirumorkan mandi bersama seseorang yang
belum dinikahinya.

Katakanlah hal itu memang terjadi, bukankah seharusnya hal itu dirahasiakan?

Fengjiu sungguh telah meremehkan Taishang Laojun.

Tsk, tsk, ternyata si tua itu memang bukan seorang vegetarian. Beliau memang sangat blak-
blakan, benar-benar brilian, dan sangat patut dicontoh.

Fengjiu sedang mengigiti kelingkingnya sambil merenung ketika ia mendengar Putri Jielu
berkata melalui telinganya:

“Kau sengaja melakukan ini. Kau sendiri menyukai si Ratu Qingqiu tetapi tak bisa
memilikinya. Karena itulah kenapa kau diam-diam berharap kalau semua orang lain di dunia
ini akan jadi sekesepian dirimu. Yang Mulia terlalu berbudi luhur untuk menjadi bagian dari
rumor tak jelas ini. Aku tidak akan mempercayai satu kata pun yang kau ucapkan.”

Jielu pergi sambil menghentakkan kaki.

258
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Wajah Meng Shao memucat ketika kata ‘Ratu Qingqiu’ disebut oleh Jielu, yang dapat
didengar jelas oleh Fengjiu pula. Bibinya, Bai Qian sudah menikah, tetapi tampaknya
reputasinya masih sangat kuat.

Bai Qian bahkan dapat mematahkan hati seorang pria dari tempat seterpencil lembah ini; ia
telah membuat keluarga Bai bangga. Tetapi, pangeran kedua Meng Shao hanyalah seorang
anak kecil dibandingkan dengan bibinya; ia tidak akan pernah melirik ke arah Meng Shao
jika mereka bertemu.

Fengjiu menggelengkan kepalanya simpati pada Meng Shao yang masih berdiri melamun di
kejauhan. Saat Meng Shao akhirnya melihat ke arah Fengjiu, mata mereka bertatapan.

Setelah bertatapan beberapa lama, Meng Shao mengangkat cetak biru Putri Jielu dan
mengisyaratkan Fengjiu untuk menghampirinya:

“Jiu’ge kemarilah. Kau adalah yang terbaik dalam memasang perangkap. Masih ada begitu
banyak kelemahan dalam desain Jielu yang bisa kulihat. Ia ingin membuat dewa yang
berkunjung itu tidak bisa keluar dan mengajar selama beberapa hari. Menurutmu, bagaimana
cara kita menyusun kembali ini?”

Fengjiu mengerti kalau Meng Shao tengah berbicara padanya ketika ia mengatakan ‘Jiu’ge’.

Fengjiu sedang menggunakan identitas putri ke-sembilan dari Klan Burung Hantu selagi ia
berada di Lembah Fanyin. Nama putri kesembilan itu memang Jiu’ge.

Menjadi seorang yang baik hati, Meng Shao bersedia membantu sepupunya bahkan setelah ia
menyinggungnya. Fengjiu memegang secangkir teh yang sudah dingin dan berjalan mendekat
untuk melihat cetak biru di tangan Meng Shao.

Hanya mainan anak-anak—tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pertarungan Fengjiu


dengan para gurunya.

Fengjiu menunjukkan satu jarinya ke arah gelanggang pengajaran dan berkata, “Bawa pergi
semuanya. Gunakan sihir untuk membentuk sebuah sumur di sini dan sambungkan itu ke
Sungai Si’xing di luar kota. Kemudian kamuflasekan dengan baik. Ia pasti akan terjatuh tepat
259
Collected & Merged by raperiadisepti.com
ketika ia menginjak bagian atasnya. Aku jamin, ia tidak akan bisa menunjukkan wajahnya
paling tidak selama sepuluh hari.”

Meng Shao menyatukan alisnya.

“Tidakkah itu terlalu kasar? Kalau ia keluar dan menyalahkan kita ...”

Fengjiu menyesap tehnya.

“Atau kita bisa menggali sebuah lubang dalam dan meletakkan pedang ajaib di dasarnya.
Pedang putih yang akan berubah menjadi merah karena darah sekali ia terjatuh ke lubang.
Tentu saja akan lebih merepotkan untuk membuang tubuhnya.”

Meng Shao mempelajari cetak birunya selama beberapa lama dan pada akhirnya
memutuskan, “... ayo lakukan yang pertama.”

***

Gunung Fuyu berdiri tegak dan menggoyahkan, terselimuti hutan lebat. Meskipun musim
sudah memasuki musim dingin, pepohonan masih belum berubah warna. Kanopinya masih
memperlihatkan warna hijau, hanya meninggalakan celah-celah kecil dari warna birunya
langit di atasnya.

Di atas langit, ada suara kepakan burung bangau. Seseorang dapat mengetahui kalau itu
memang sebuah gunung yang mistis.

Zhonglin, petugas manajerial dari Istana Taichen, berdiri di depan sisi jurang Lembah Fanyin.
Ia mendesah cemas. Dimulai lebih dari dua millenia sebelumnya, Lingkup Miaoyi Huiming
tidak pernah tenang.

Setiap sepuluh tahun sekali, Dijun menggunakan pengajaran di Lembah Fanyin sebagai dalih
untuk datang dan membersihkan tiga racun di dalam Alam Huiming.

Setiap kali Dijun datang kemari di masa lalu, ia akan membawa Zhonglin bersamanya. Tetapi
ia tidak melakukannya kali ini, dan Zhonglin mencemaskan kenyamanan harian sang Raja.

260
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tak banyak yang mengetahui kehadiran Alam Huiming selain para dewa kuno dari zaman
prasejarah. Meskipun menggunakan nama Buddha, tempat itu sama sekali tidak penuh
dengan kebajikan. Dari tiga dosa duniawi, ketamakan, ketidakpedulian, dan ketidakpuasan
menyebabkan peperangan dan kemungkinan punah.

Untuk melindungi Dunia Manusia, Donghua menciptakan sebuah dunia dalam tujuh hari
untuk menyerap kelebihan racun yang tak sanggup ditahan oleh Dunia Manusia.

Dunia ini adalah Alam Huiming. Sepuluh ribu tahun berlalu begitu saja. Membuat Alam
Huiming sebagai sebuah wadah besar untuk menampung racun, Langit dan Bumi pun tetap
damai.

Meskipun demikian, jika suatu hari Alam Miaoyi Huiming akan runtuh, itu pun akan jadi
akhir dari dunia yang mereka tahu.

Sayang sekali, pikir Zhonglin, bencana besar itu telah tiba tiga ratus tahun lalu. Meskipun
Dijun sepertinya berhasil mencegahnya tepat waktu, yang lebih disayangkan lagi adalah,
pertolongan Dijun hanya untuk memperpanjang masa waktu keruntuhannya jadi sedikit lebih
lama.

Untuk seberapa lama, tidak ada yang benar-benar tahu. Selama lebih dari dua abad ini, tiga
racun Alam Huiming sudah mulai menyebar. Lembah Fanyin adalah satu-satunya tempat
yang tersisa di dunia yang masih cukup murni untuk menyerap racun itu.

Zhonglin menyandarkan dirinya di bebatuan dan menghela napasnya lagi. Banyak yang salah
paham kalau Dijun menikmati waktu luangnya dalam kesendiriannya di Istana Taichen.
Tentu saja, Dijun memang kebanyakan menikmati waktu luangnya, tetapi di saat genting
begini, Dijun masih sangatlah bertanggung jawab.

Namun, Zhonglin tidak berdiri di sini untuk mendesahkan soal keselamatan dunia. Ia tidak
tenang karena Dijun bertingkah agak aneh hari ini.

Dari Langit Barat, Buddha datang berkunjung ke Istana Taichen semalam untuk
mendiskusikan soal kitab dengan Dijun, tetapi kenyataannya mereka mendiskusikan soal
nasib Alam Huiming.
261
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Perjalanan hari ini untuk mengajar ke Lembah Fanyin tampaknya akan tertunda. Kapan saja
hal ini terjadi di masa lalu, Dijun akan mengirimkan dewa lain untuk menggantikannya.

Jadi, pintar dan cepat tanggap, Zhonglin telah mengirimkan sebuah pesan ke Lembah Fanyin
yang mengatakan bahwa ada dewa senior lain yang akan datang menggantikan tempat Dijun.

Tetapi ketika Zhonglin tiba di Gunung Fuyu dengan seorang dewa senior yang sangat
berpengetahuan soal teh hari ini, mereka telah melihat sosok seperti giok milik Yang Mulia,
berdiri tinggi di atas bukit.

Dari jari tangan Dijun, muncul sebuah cahaya mistis, dan melalui sinar itulah ia memasuki
Lembah Fanyin.

Lembah Fanyin memang sebuah tempat yang aneh. Demi menjaga diri dari racun di dunia
luar, hanya pada saat titik balik matahari di musim dingin tiap tahunnya, seorang dewa
dengan kekuatan luar biasa yang dapat menggunakan sihirnya untuk membuka jalan masuk
lembah.

Gerbangnya akan tetap terbuka selama dua bulan mulai dari sekarang. Titik balik matahari
musim dingin tahun ini jatuh tepat hari ini, yang itulah kenapa Zhonglin tidak berpikir kalau
Yang Mulia perlu terburu-buru.

Ditambah lagi, Dijun bukanlah tipe yang terburu-buru. Masih ada waktu dua bulan saat Dijun
dapat datang dan pergi sesukanya ke dalam dan keluar lembah.

Tetapi Dijun meninggalkan Buddha yang terhormat yang sedang bertamu di Istana Taichen
untuk pergi ke Gunung Fuyu yang berjarak ribuan mil jauhnya. Tentunya, itu bukan demi
pelajaran Biyiniao.

Apakah Yang Mulia memang selalu sedermawan ini?

Zhonglin merenung tanpa hasil dan menceletukkan lidahnya—mari anggap saja Dijun jadi
lebih dermawan selama dua tahun terakhir ini. Ia pun berbalik dengan dewa senior dan
kembali ke Istana Taichen.

262
Collected & Merged by raperiadisepti.com
***

Akademi Kerajaan Biyiniao membanggakan sebuah sejarah lebih dari 18.000 tahun.
Dikatakan bahwa akademi ini diciptakan oleh dewa yang penuh selera. Bukan hanya
lokasinya yang luar biasa, dekorasinya pun unik.

Di sekeliling halamannya terdapat beberapa lusin bangunan. Sebuah sungai buatan melewati
medan kasar dari timur ke barat melalui jalan setapak kecil berbatu biru. Di pinggirnya
tumbuh berbagai macam belalang hijau dan pohon pinus.

Saat musim panas, bayangan mereka di permukaan air setenang zen. Saat musim dingin,
warna putih tunggal dari salju menyelimuti permukaan tanah. Begitu putih dan terpencil,
tetapi terasa terbuka dan luas.

Fengjiu sangat menyukai pemandangan ini dan sering datang kemari untuk berjalan-jalan.
Tetapi hari ini ia sedang tidak dalam kondisi ingin menikmati keadaan sekitarnya. Di lengan
jubahnya terdapat salinan kitab dari tadi malam. Fengjiu melanjutkan jalannya di sekitar
sungai dalam kelinglungannya.

Sejam yang lalu, Fengjiu telah melewatkan pelajaran teh dan menyelinap keluar untuk
mencari Tuan Ji Han karena Fengjiu dengar ia akan mengumumkan nama para kontestan
untuk tahun ini sebelum kelas malam dimulai.

Fengjiu baru saja akan mencoba memenangkan hatinya, tetapi dalam waktu singkat, ia hanya
dapat membolos dan berharap bisa mempengaruhi gurunya dengan satu percobaan terakhir.

Namun, karena Fengjiu juga ingin melihat dewa senior yang dikirimkan oleh
Taishang Laojun jatuh ke dalam perangkap buatannya, Fengjiu berbisik pada Yan Chiwu
sebelum pergi untuk mengingat semua detail yang terjadi dan menceritakan ulang padanya.

Fengjiu kira ia telah mengurus kedua hal ini tetapi Tuan Ji Han, yang keberadaannya
biasanya mudah diprediksi, sekarang tak bisa ditemukan di mana pun.

Semakin Fengjiu mencari ke segala tempat, ia semakin putus asa. Melihat ke arah kelas,
Fengjiu bertanya-tanya apakah si dewa senior itu sudah jatuh dalam perangkap atau belum.
263
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu ingin kembali ke kelas menghindari dingin, tetapi jika dewa itu pintar dan tidak
terjatuh, maka ia akan dihukum karena membolos. Ia berpikir lagi, dan memutuskan bahwa
yang terbaik adalah dengan menunggu di luar.

Selagi Fengjiu menunggu, ia berpikir bisa saja ia membakar beberapa tugasnya demi
mendapat rasa hangat kalau saja tidak untuk menjilat Tuan Ji Han. Meskipun, ia telah
menuliskan sepuluh salinan. Membakar satu seharusnya tidak apa, kan?

Fengjiu berlutut di sebelah pohon pinus tua dan meraih ke dalam lengan jubahnya. Saat itu,
seseorang menepuk pundaknya. Fengjiu berbalik dan melihat Xiao Yan memberi isyarat
sebuah belati berlawanan dengan wajah cantiknya.

“Katakan, haruskah aku membuat sayatan begini, atau begitu, atau ke sebelah sini, atau ke
sini kemudian ke sana? Menurutmu, dari sudut pandang wanita, mana yang akan membuatku
terlihat lebih tampan?”

Fengjiu terlihat berpikir keras dan mengangkat jarinya untuk menggambar sebuah 王 di atas
kening Xiao Yan.

“Kurasa kau terlihat paling bagus dengan ini.”

Dengan suasana hati yang buruk, Xiao Yan membuang pisau itu dan duduk di bawah di
samping Fengjiu.

“Kau juga tidak merasa kalau bekas pisau akan membuat wajahku jadi lebih baik? Kalau
begitu, bagaimana dengan jenggot? Aku rasa jenggot cocok juga dengan wajahku ...”

Omong kosong Xiao Yan masuk telinga satu dan keluar dari telinga yang lainnya. Fengjiu
senang Xiao Yan akhirnya menyadari para gadis tidak menyukainya karena ia terlalu cantik.

Tetapi, Fengjiu juga merasa jikalau suatu hari Xiao Yan sungguh berjenggot dan punya tanda
di keningnya, para gadis juga tidak akan menyukainya, seperti penampilannya sekarang.

Dua ranting patah karena beratnya salju. Fengjiu bersin.

264
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ia mengacaukan lamunan Xiao Yan: “Apa kau melihat Fuzi dalam perjalananmu kemari?
Kemana saja ia seharian ini, aku sudah mencarinya lama sekali.”

Xiao Yan tiba-tiba saja menoleh dan menatap Fengjiu kaget.

“Memangnya kau tidak tahu?”

“Apa ... apa yang harusnya aku ketahui?”

Fengjiu melompat dan mundur hingga ke pohon.

Xiao Yan menggaruk kepalanya.

“Melihat betapa murungnya dirimu, kukira Saudara Meng sudah memperingatkanmu setelah
kelas dibubarkan.”

Masih menggaruk kepalanya, Xiao Yan melanjutkan: “Bukan masalah besar, sebenarnya. Ini
kabar buruk dan baik untukmu. Jangan cemas, tunggu dan akan kuberitahu kau. Separuh dari
kabar buruknya datang dari perangkap yang kau pasang. Orang yang seharusnya jatuh ke
dalam perangkap, tidak jatuh. Tetapi guru yang kau cari ... ini kabar baiknya, ia
menginjaknya dan jatuh ...”

Xiao Yan menjeda untuk mengamati reaksi Fengjiu dan melanjutkan:

“Saudara Meng pikir dengan kefamilieran guru itu dengan tempat lokal, kau tidak akan punya
cukup waktu untuk lari. Hanya dalam setengah jam, ia akan sanggup merangkak kembali dari
Sungai Si’xing dan bersumpah ia akan mengulitimu hidup-hidup. Menurut analisis Saudara
Meng dari ekspresi wajahnya saat itu, kemungkinannya besar sekali, ia pasti akan
melakukannya.”

Kemudian Xiao Yan menatap Fengjiu, mulai menyadari.

“Tadinya kupikir aneh juga karena kau tidak lari untuk bersembunyi meskipun kau sudah
tahu. Aku malah masih berpikir kalau kau adalah seorang yang pemberani. Ternyata kau
tidak tahu apa-apa.”

265
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu duduk bersandar di pohon selagi ia mendengarkan Xiao Yan. Kepalanya pusing, ia
melihat sesosok gelap mendekat ke arah mereka dari kejauhan, terlihat sangat mirip dengan
gurunya. Dalam sekejap mata, Fengjiu sudah melarikan diri seperti bayangan petir.

Selagi berlari, Fengjiu bermaksud untuk berhenti dan menjelaskan pada gurunya yang marah
kalau itu semua adalah sebuah kesalahpahaman. Tetapi pada akhirnya, Fengjiu memutuskan
untuk berlari jauh lebih kencang.

Hidup memang tidak dapat diprediksi seperti ini. Lupakan saja soal memuji gurunya agar
dapat ikut serta dalam kompetisi. Bahkan jikalau Fengjiu menyerahkan sepuluh salinan kitab
menggunakan kedua tangan dengan hormat pada gurunya pun, pria itu hanya akan
mengulitinya lebih cepat.

Yan Chiwu mengejar Fengjiu, berteriak kencang, “Aku masih belum selesai. Masih ada kabar
bagus lagi yang belum kau dengar ...”

266
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 8 Part 2

Kemudian, melihat guru mereka mendekat dengan cepat, Xiao Yan takut ia membocorkan
lokasi Fengjiu dan cepat-cepat berteriak ke arah lain.

Xiao Yan merasa puas dengan dirinya sendiri hari ini. Akhirnya ia berhasil melaksanakan
seni interaksi sosial—kemajuan ini bukanlah hal kecil.

Hulu sungai sepanjang pinggirannya merupakan sebidang besar Saha-Manjusaka.

(T/N : Saha-Manjusaka – sebuah bunga ajaib yang sering disebut dalam kitab Buddha.
Sering pula dikenal dengan sebutan klaster amarilis atau lili laba-laba merah.)

Mereka mekar dengan indahnya, berkebalikan dengan latar belakang bersalju. Fengjiu hanya
punya sedikit ketertarikan pada tanaman dan bunga, jadi pengetahuannya soal mereka agak
kurang.

Fengjiu hanya tahu kalau ini disebut Saha-Manjusaka karena Donghua sering menggunakan
mereka dalam upacara. Ia tidak ingat melihat siapa pun beberapa waktu yang lalu, tetapi di
detik ini, ada sesosok ungu elegan berdiri damai di antara bunga-bunga.

Fengjiu tadinya mengira ia sedang bermimpi. Dari Langit ke Bumi, tak ada seorang pun yang
sesetia ini pada kain berwarna ungu seperti ini dan dapat mengenakannya seindah Donghua.

Namun, kenapa juga Donghua ada di sini sekarang?

Jika untuk menyelamatkan Fengjiu, Donghua harusnya datang enam bulan yang lalu; datang
sekarang bahkan lebih kecil lagi kemungkinannya.

Akan jauh lebih masuk akal bagi Donghua untuk berada di surga di suatu tempat di
Jiuchongtian membaca sutra Buddha atau memancing di kolam teratai.

267
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Selagi Fengjiu sibuk menghalau teorinya, dengan ceroboh ia jatuh ke depan, tetapi
beruntungnya berhasil berpegangan pada sebuah batang tepat waktu.

Fengjiu menyapukan pandangannya pada bidang bunga di belakang pohon pinus tua di sisi
lain sungai sekali lagi dari sudut matanya dan kali ini sosok ungu itu tak lagi berada di sana.

Fengjiu meniupkan napasnya ke tangannya dan berputar untuk memeriksa apakah gurunya
berhasil mengejarnya, menabrak seseorang.

Beberapa langkah di belakangnya adalah guru Fengjiu. Ia membungkuk dengan satu tangan
di pinggul tuanya, berusaha berdiri tegak.

Sewaktu Ji Han melihat Fengjiu mundur ke belakang dan ingin kabur, dengan cepat ia
menangkap lengan pakaian Fengjiu.

Yah, sebut saja Fengjiu terkejut! Gurunya yang biasa lambat tiba-tiba saja jadi setangkas
seekor kelinci. Sebelum Fengjiu bisa bereaksi, kedua tangan dan kakinya sudah diikat dengan
tali ajaib.

“Murid yang tidak patuh, berhenti di sana!”

Fengjiu mendengarnya berbicara.

“Pelajaran pertama yang harus dipelajari murid adalah untuk menghormati guru mereka.
Setelah ini, aku harus menghukumu ke penjara air. Kau tidak merasa itu tidak adil, kan?
Karena aku melihat sebuah penjara air tepat di sini.”

Sebelum Ji Han bahkan menyelesaikan perkataannya, ia sudah mulai membacakan mantra


untuk melemparkan Fengjiu ke bawah sungai.

Tidak mungkin lagi menggunakan sebuah mantra perlindungan setelah Fengjiu terikat dengan
tali ajaib. Tanpa sebuah pelindung, Fengjiu sepertinya akan mati jika ia dibenamkan di dalam
air musim dingin ini.

268
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tetapi Fengjiu tidak pernah suka memohon apa pun bahkan sejak ia masih anak-anak.

Saat Fengjiu dilemparkan ke udara, ia bahkan menjawab balik dalam cara angkuh khas
Paman Bai Zhennya:

“Betapa sialnya aku hari ini.”

(T/N : Fengjiu menggunakan kata 爺 ye untuk menyebut aku, menunjukkan


kesenioritasannya daripada si pendengar.)

Kemudian Fengjiu lanjut menggertakkan giginya bersiap menerima hukuman.

Wajah guru Fengjiu berbuah jadi ungu karena kemarahan. Kumis panjangnya melingkar
seiring dengan dua jari telunjuknya. Saat mantra yang akan membenamkan Fengjiu ke dalam
sungai nyaris selesai, kedua tali yang mengikat anggota tubuh Fengjiu tiba-tiba saja terlepas.

Sebuah suara yang tak tergesa mencapai mereka dari belakang: “Kalau kau menghukumnya
di penjara air, siapa yang akan mengurus makananku?”

Butiran salju seukuran bulu angsa terus turun ke bawah—langit diselubungi dengan warna
putih. Donghua Dijun dalam jubah ungunya perlahan muncul dari balik bunga Manjusaka di
sebelah dua pohon pinus tua.

Butiran salju yang mendarat di rambut perak Donghua langsung mencair.

Donghua sendiri adalah seorang dewa yang paling luar biasa di dunia ... di mana pun ia
berdiri, pemandangan berubah menjadi surga.

Saha-Manjusaka di bawah kaki Donghua pelan-pelan memberi jalan untuk jalanan bersalju.
Fengjiu menurunkan pandangannya dan mengikuti jejak kaki yang ditinggalkan Donghua di
salju.

269
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Saat sudah sampai di sungai, Fengjiu pun terbangun dari bengongnya dan menatap balik
Donghua, kemudian berputar dan melarikan diri.

Selama setengah tahun, ada kalanya Fengjiu bahkan bermimpi, A Li, sepupunya terbang ke
Dunia Bawah dengan sebuah kereta kuda berapi untuk menyelamatkannya. Tetapi melihat
Donghua di sini, di Lembah Fanyin adalah sesuatu yang tak pernah dimimpikan oleh Fengjiu.

Awalnya, Fengjiu kira ia tidak akan mempermasalahkan kenyataan bahwa Donghua tidak
menyelamatkannya ketika jatuh ke dalam lembah.

Namun, melihat Donghua hadir secara nyata, hanya berdiri di depannya tanpa ada sedikit pun
rasa penyesalan di wajahnya, untuk beberapa alasan membuat Fengjiu murka.

Guru Ji Han tadinya menunjukkan kegembiraannya karena telah berhasil mengikat muridnya
yang nakal, tetapi sekarang ketidakberuntungan menimpanya.

Kakinya yang lemah langsung berlutut untuk menyapa sang Raja. Tetapi Dijun tidak
memperhatikan sapaan Fuzi. Dijun justru mengejar murid nakal yang baru saja diikatnya.

Guru yang masih berlutut itu memberikan kata-kata emasnya pada


Dijun.

Apakah Dijun mengatakan ia bertemu dengan si anak kecil Jiu’ge itu hari ini dan merasa ia
pintar, jadi Dijun ingin ia melayaninya selama beberapa hari, ataukah maksudnya Dijun telah
lama mengenal Jiu’ge sebelumnya dan datang kemari untuk menyelamatkannya ketika tahu
gadis itu sedang dihukum?

Jantung kecil Ji Han pun serasa melompat ke tenggorokannya. Oh, Tuhan, masalah apa ini.

***

Sebuah arus lembut membuat kepingan salju berterbangan di atas dahan-dahan. Fengjiu tahu
Donghua telah berhasil mengejarnya, tetapi ia tidak akan berhenti.

270
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dalam kurang dari tiga langkah, Donghua berdiri diam di depan Fengjiu. Ia terus berjalan
tetapi Donghua tetap menghalangi jalan Fengjiu.

Fengjiu mendongak dan memelototi Donghua.

“Jangan bilang padaku kalau kau di sini untuk menyelamatkanku. Kemana saja kau selama
enam bulan terakhir ini?”

Fengjiu mencemooh, “Apa, kau akhirnya ingat untuk menyelamatkanku hari ini? Yah, kau
tahu, aku tidak membutuhkannya!”

(T/N : Lagi, Fengjiu menggunakan kata 爺 ye yang mengisyaratkan senioritasnya


ketimbang Donghua.)

Fengjiu berputar dan mengikuti aliran sungai untuk kembali. Ketika kaki Donghua sekali lagi
muncul di tanah di depannya, Fengjiu berhenti.

“Pergi, jangan menghalangiku!”

Berdiri dengan jarak satu meter, Donghua mengamati Fengjiu selama beberapa waktu dan
akhirnya mengeluarkan suaranya: “Lucu sekali, apa kau sedang marah padaku? Apa bedanya
antara menyelamatkanmu setengah tahun lebih lambat dengan setengah tahun lebih cepat?”

Dengan satu lompatan, Fengjiu mundur hingga tiga puluh meter jauhnya dari Donghua. Api
kemarahan dalam diri Fengjiu sudah nyaris meletus. Betapa tidak tahu malunya Donghua
sebagai seorang yang lebih tua.

Apakah Donghua baru saja bertanya padanya apa perbedaan antara menyelamatkannya
setengah tahun lebih lambat dengan setengah tahun lebih cepat?!

Fengjiu mengepalkan tangannya menjadi tinjuan.

271
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Kau, coba saja berubah jadi saputangan, diikat di hulu pedang, merasakan horor dibawa ke
pertempuran, kemudian dibuang ke dalam lembah terkutuk selama berbulan-bulan. Coba,
kenapa tidak kau coba sendiri!”

Selama Fengjiu berteriak, ia tiba-tiba bertanya-tanya bagaimana bisa ia memaafkan Donghua


setangah tahun yang lalu. Siapa saja yang cukup beruntung untuk selamat dalam situasi ini
pasti akan menusukkan jarum pada boneka voodoo Donghua setiap hari.

Karena pemikiran ini, Fengjiu pun menambahkan dengan sombong: “Jadi aku merasa sedikit
marah, tetapi aku masih belum menusukkan jarum pada boneka voodoo-mu karena aku punya
didikan yang baik, beraninya kau masih bertanya padaku apa perbedaannya?!”

Fengjiu mengambil sebatang ranting pinus tua dan mematahkannya jadi dua.

“Kalau kau bertanya hal yang konyol lagi, bersiaplah untuk menderita dengan cara yang sama
seperti ranting ini!”

Fengjiu akhirnya merasa sikapnya terhadap Donghua jadi normal hari ini. Setengah tahun
yang lalu, saat ia masih di Jiuchongtian, Fengjiu selalu keberatan di sekitar Donghua. Tanpa
sadar, mengingat kembali dirinya pernah menyukai Donghua selama dua ribu tahun, Fengjiu
selalu sopan, selalu rendah hati pada Donghua.

Semua adalah salah Fengjiu sehingga ia digoda. Saat ia masih muda, ia bahkan berteriak pada
Kakek Buddha karena kesal. Tentu saja, itu tidak berakhir baik; ayahnya memukulinya
karena itu.

Biarpun begitu, Fengjiu dapat menunjukkan keberaniannya tidak kalah dari seorang anak
lelaki. Ia adalah si rubah merah Fengjiu dari Qingqiu.

Berapa banyak orang di dunia yang berani membantah Kakek Buddha, tetapi Fengjiu dari
Qingqiu pernah.

272
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Berapa banyak orang di dunia yang berani mengumumkan bahwa ia akan mematahkan
Donghua jadi dua bagian layaknya sebatang ranting, tetapi Fengjiu pernah.

Fengjiu merasa sangat puas dan ingin memberi tepukan tangan pada dirinya sendiri. Di saat
bersamaan, ia bisa menduga Donghua akan marah. Orang penting hampir tidak pernah suka
dihina seperti ini; Fengjiu mungkin tidak akan punya akhir yang baik hari ini.

Dan lagi akan baik juga untuk menyelesaikan perselisihan mereka dalam satu pertarungan
terakhir.

Walaupun Fengjiu pasti kalah, dan Donghua akan mematahkan dirinya jadi dua bagian,
bagaimana cara Fengjiu menangani musuhnya akan terserah padanya.

Fengjiu merasa demonstrasinya sudah pantas, karena ia bisa mendeteksi rasa terkejut yang
cepat menghilang dari mata tenang Donghua yang dalam. Ini, dapat diprediksi oleh Fengjiu.

Di Jiuchongtian, Fengjiu sudah terlalu sopan. Donghua butuh waktu untuk membiasakan diri
karena Fengjiu tak lagi sopan hari ini.

Donghua memandang Fengjiu dalam diam selama beberapa waktu hingga akhirnya berkata,
“Jadi, apa yang coba kau katakan adalah bahwa kau sangat marah. Dan jika aku juga
mengubah diriku jadi saputangan yang berada dalam kekuasaanmu, kau mungkin tidak akan
terlalu marah lagi?”

Alis Donghua berkerut membentuk sebuah senyuman, “Ini bukan masalah sama sekali.”

Sebelum Fengjiu bisa bereaksi, Donghua sungguh mengubah dirinya menjadi saputangan
sutra ungu dan melayang turun ke atas kepala Fengjiu

Fengjiu berdiri kebingungan. Setelah sekian lama, ia mengangkatnya lembut; ujung


saputangan itu sedikit terangkat.

Jantung Fengjiu berdebar kencang: “Astaga, ini bukan mimpi?”

273
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Kain sutra itu menutupi mata Fengjiu seperti sebuah kain pernikahan. Ia menatap ke tanah
dan hanya dapat melihat sejumlah salju berkumpul di sekitar ujung kakinya. Fengjiu berdiri
setengah harian dalam kebingungan.

Fengjiu mengatakan ini dan itu, tetapi ia tidak bermaksud menyuruh Donghua mengubah
dirinya jadi sehelai kain untuk meredakan amarahnya. Omelannya sudah cukup menenangkan
separuh amarah Fengjiu, meskipun ia sendiri tidak yakin apa yang akan benar-benar
meredakan amarahnya. Donghua bahkan sampai menyimpulkan begini, itu cukup luar biasa.

Fengjiu mengulurkan tangannya dan menyingkirkan kain sutra itu dari kepalanya. Kain ungu
itu sedikit lebih besar dari bentuknya yang dulu pernah Fengjiu ubah. Di atasnya terdapat
sulaman daun Bodhi yang elegan; kualitas kainnya pun sedikit lebih baik.

Fengjiu bahkan dapat mencium aroma akrab dari cendana putih yang sering digunakan
Donghua.

Ia menggoyangkannya sekilas dan saat kain itu nyaris terjatuh dari pegangannya, ia secara
otomatis terbang kembali ke tangan Fengjiu, diikuti dengan suara tenang Donghua yang
berbunyi di udara: “Pegang yang erat dan jangan sampai aku jatuh ke tanah. Aku takut
dingin.”

Fengjiu jadi tenggelam dalam pikirannya. Akhirnya, Fengjiu berjongkok dan mengumpulkan
segenggam salju untuk membungkus saputangan itu di dalamnya. Selanjutnya, Fengjiu
menggali sebuah lubang salju di tanah dan menguburkan kain itu dengan puas.

Setelah setengah jam berlalu, Fengjiu mencongkel saljunya dan mengeluarkan kain basah itu,
bertanya, “Hei, apa lagi yang kau takutkan?”

“…”

***

274
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Saat Yan Chiwu kembali ke Jifeng Yuan, ia melihat Fengjiu sedang memanggang sehelai
saputangan di atas api tungku. Kapan pula anak kecil ini menjahit saputangan indah begini,
Xiao Yan sendiri cukup penasaran. Tetapi karena ia sedang asik, Xiao Yan tidak dalam
suasana hati untuk bercakap-cakap.

Fengjiu sudah bermain-main dengan lembaran kain itu selama hampir satu jam. Donghua
tidak mengucapkan kata lain semenjak ia mengeluarkan Donghua dari dalam bola salju.

Meskipun demikian, menurut Fengjiu, pria harus selalu menepati perkataan mereka. Berubah
menjadi saputangan untuk meredakan amarah Fengjiu merupakan ide Donghua, bukan
dirinya.

Fengjiu tidak boleh mengecewakan Donghua dengan menolak niat baiknya, iya kan?

Dan Fengjiu tidak akan mengecewakan niat baik Donghua. Setelah mengubur Donghua
dalam salju selama setengah jam, ia merendamnya di dalam sungai es selama beberapa lama.
Setelah selesai, ia masih harus mencairkan lapisan tipis es di kain itu.

Lalu, Fengjiu menggulungnya pada sebuah jeruk untuk memeras jusnya. Kemudian, Fengjiu
melebarkan Donghua di atas sebuah batuan halus untuk membersihkan sari jeruknya dengan
sebuah semak besar. Akhirnya, Fengjiu merendam Donghua ke dalam air lagi sebelum
akhirnya mengangkatnya untuk mengeringkannya di atas api.

Donghua tidak pernah berkata sepatah kata pun selama seluruh proses itu; Fengjiu berpikir
kalau ia sangat pemberani.

Beberapa saat sebelum Yan Chiwu membuka pintunya, Fengjiu masih menatap saputangan
yang terpanggang di atas api tungku. Saputangan itu begitu menderita hingga kehilangan tiga
tingkat warna dari warna aslinya.

Fengjiu merasa sedikit kasihan dengan caranya memperlakukan Donghua. Tetapi


dibandingkan dengan rencana aslinya untuk menggoreng Donghua dalam sebuah tong

275
Collected & Merged by raperiadisepti.com
minyak, yang mana harus dibatalkan karena tidak ada minyak di Jifeng Yuan, tetapi bisa
dengan mudah dibeli dari luar, Fengjiu sudah cukup toleran.

Fengjiu berpikir pada dirinya sendiri bahwa sekalinya ia selesai mengeringkan Donghua,
maka semua perselisihan mereka akan lenyap secara natural.

Bagaimanapun juga, mereka adalah makhluk abadi; kata-kata semacam ‘kemurahan hati’,
‘pengampunan’, dan ‘toleransi’ dianggap penting di dunia mereka. Sudah waktunya Fengjiu
membiarkan Donghua merasakan beberapa kebaikannya.

Crackle.

Sebuah percikan muncul. Yan Chiwu menarik sebuah kursi mendekat dan duduk di samping
Fengjiu di dekat api dengan wajah muram. Xiao Yan mengeluarkan sebuah bungkusan kecil
dari lengan jubahnya dan membagikan separuh dari kuaci biji melonnya untuk Fengjiu.

Sinar api membuat sebuah bayangan dari sosok Yan Chiwu; ia sedang mengigiti biji melon,
terlihat begitu sedih dan melankolis.

Fengjiu mengamatinya sesaat dan merasa Xiao Yan sungguh bunga yang luar biasa. Ketika
bunga ini diwarnai dengan sedikit kesedihan, jadi terlihat begitu memikat.

Jika Xiao Yan ingin jadi seorang pahlawan kapan saja dalam hidupnya, lebih baik ia
bereinkarnasi ke kehidupan lain. Kalau tidak, dengan wajah selembut sutra miliknya,
meskipun ditambah dengan jenggot dan sebuah goresan ‘raja’ di keningnya, Xiao Yan tetap
akan jadi bunga yang mengagumkan.

Fengjiu tiba-tiba merasa kasihan padanya.

Ia pun mendekati Xiao Yan dan bertanya khawatir, “Pendekar Xiao Yan, kenapa kau
menghela napas putus asa? Apa yang terjadi?”

276
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Xiao Yan selalu suka dipanggil ‘Pendekar’. Fengjiu kira, memulai percakapan dengan cara
ini mungkin bisa memperbaiki suasana hatinya.

Wajah penuh kesukaran Xiao Yan pun entah bagaimana jadi lebih tenang. Xiao Yan
mengangkat kepalanya untuk berbicara tetapi malah jadi tersedak biji melonnya. Dalam
keterburu-buruaannya, Xiao Yan mengambil saputangan yang tergantung di atas api tungku
dan menutupi mulutnya untuk memuntahkan biji itu. Lalu Xiao Yan pun mengeluarkan
sebuah helaan napas berat.

“Donghua si Muka Es sudah tiba di Fanyin Gu. Apa kau sudah dengar?”

Fengjiu diam-diam mengamati saputangan ungu di tangan Xiao Yan. Setelah


menggunakannya untuk mengelap mulutnya, selanjutnya Xiao Yan sepertinya berencana
untuk mengelap hidungnya.

Fengjiu bergidik dan bersandar ke belakang, mengangguk sekilas.

Xiao Yan mulai berkeluh kesah: “Tadinya aku mengira kalau sihirku tidak jauh mencapai
level si Muka Es. Tidak, aku sebenarnya mengira kalau aku sedikit lebih baik darinya. Tetapi
...”

Xiao Yan mencengkeram saputangan di tangannya gelisah.

“Ketika aku melewati tanah berawa Shuiyue, aku melihat Muka Es menggunakan sihir
kompresi ruang untuk membentangkan jarak antara Lembah Fanyin dan Jiuchongtian ...”

Fengjiu tahu sihir kompresi ruang ini. Sihir ini sering digunakan oleh para dewa yang sudah
mendekati waktu kematian mereka, dan dengan satu batang energi suci mereka yang tersisa,
mereka akan mengkompresi ruang untuk melihat orang atau benda yang paling mereka
inginkan di saat terakhir mereka.

277
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Terdengar seperti teleportasi, tetapi teleportasi merupakan sebuah sihir yang digunakan untuk
berpindah secara instan dalam dunia yang sama sementara kompresi ruang digunakan untuk
mendekatkan jarak antara dua dunia berbeda.

Secara prinsip, ketika ruang kompresi dimunculkan, hasil kompresi ruang dan waktu akan
bertindak seperti sebuah cermin di tengahnya, memperbolehkan kedua sisi untuk saling
melihat satu sama lain tanpa bisa saling menyentuh.

Fengjiu tidak menyangka melihat ekspresi serius dari Xiao Yan. Sihir ini tidak sulit dilakukan
bagi dewa dengan kemampuan tinggi, dan tidak perlu menunggu sampai sekarat untuk
menggunakannya.

Tetapi semenjak sihir itu menguras energi setiap kali digunakan, hanya sedikit yang
menggunakan sihir ini kecuali sedang dalam keadaan terdesak.

Fengjiu merasa ada sesuatu yang tidak tepat, tetapi ia menjawab dengan jawaban yang
menenangkan: “Pasti ada hal mendesak di Istana Taichen. Kalau tidak, Donghua tidak akan
menggunakan sihir genting kecuali ada panggilan penting. Karena kau tidak menyukai
Donghua, bukankah harusnya kau bahagia ia punya masalah di rumahnya?

"Selain itu, aku dengar, kau, juga, bisa menggunakan sihir semacam ini dan
mempertahankannya selama waktu setengah bakaran dupa? Katanya, Klan Iblismu yang
paling ahli dalam menggunakannya. Bahkan di Langit, hanya ada beberapa yang bisa lebih
baik. Maafkan aku karena tidak mengerti, tetapi apa sebenarnya situasi yang
mengganggumu?”

Xiao Yan mengatupkan rahangnya dan melihat ke arah Fengjiu dengan mata besar anak
anjingnya.

Beberapa waktu setelahnya, Xiao Yan membuka mulutnya perlahan untuk berkata: “Catur.”

“Apa?”

278
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Xiao Yan memalingkan wajahnya ke samping, muram.

“Muka Es sedang menggunakan mantra ini hanya untuk bermain catur jarak jauh dengan
temannya di Langit. Aku baru saja melihatnya beberapa saat yang lalu, sedang bermain catur
dengan si playboy Lian siapa itu.”

Jeda sejenak.

“Aku merasa sangat dikalahkan.”

Fengjiu berdiri diam dan memperhatikan Xiao Yan yang putus asa, begitu berbeda dari diri
cerianya yang biasa. Fengjiu mengangkat tangannya, ingin mengelus rambut hitam
panjangnya simpati, tetapi setengah jalan berpikir lagi, dan memutuskan untuk memberi
sebuah tepukan di bahunya.

“Meskipun Donghua mengalahkanmu kali ini, ada satu hal yang Donghua akan kalah darimu.
Kenapa kau harus menggunakan kelemahanmu untuk melawan kelebihannya?”

Fengjiu hanya berpikir untuk menghibur Xiao Yan dengan kata-kata ini; ia tidak
mengantisipasi Xiao Yan yang mempertanyakan kembali dalam situasi ini: “Contohnya?”

Fengjiu berhati-hati mencari sebuah jawaban, mundur selangkah, dan mencoba


peruntungannya: “Contohnya, kau jauh lebih tampan darinya?”

Xiao Yan meremas saputangan di tangannya dan melemparkannya ke kepala Fengjiu.

Apinya meletus dan berdesis; warna ungu muda membuat sebuah gerakan melingkar di depan
mata Fengjiu ...

Fengjiu akhirnya menyadari apa yang terasa salah padanya sejak awal. Setelah beberapa
waktu berlalu, ia menyingkirkan helaian kain dari kepalanya dan menggenggamnya di
tangannya.

279
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Menatapnya sejenak, Fengjiu mengatupkan rahangnya dan bertanya pada Xiao Yan, “Kapan
kau bilang melihat Donghua dan Liansong bermain catur?”

Xiao Yan menatap saputangan di tangan Fengjiu bertanya-tanya kemudian menatap Fengjiu
juga bertanya-tanya.

“Barusan. Mereka mungkin masih bermain. Muka Es satu langkah di depan ketika aku
pergi.”

280
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 9 Part 1

Sedikit tidak tahu malu adalah satu hal, tetapi untuk jadi setidak tahu malu Donghua
merupakan hal yang sangat berbeda. Fengjiu memegang erat pada saputangan itu dan segera
menuju Rawa Shui’yue.

Salju yang bertaburan terus turun. Fengjiu berjalan dengan kepala tertunduk dan langkah
cepat, terus memperhatikan saputangan di tangannya dari waktu ke waktu.

Fengjiu baru saja mempertimbangkan dirinya sebagai seorang dewi yang murah hati, bahkan
jika Donghua tidak menjadi saputangan untuk meluapkan amarahnya, Fengjiu akan
memaafkan Donghua setelah delapan atau sepuluh tahun mendendam.

Tetapi Donghua memang membohongi Fengjiu dan itu tidak termaafkan.

Tidakkah Donghua mempertimbangkan kalau Fengjiu akan membencinya seumur hidup


mereka jika ia mengetahui penipuannya?

Ataukah Donghua berpikir kalau Fengjiu tidak punya cukup kecerdasan untuk membongkar
kebohongannya?

Dari apa yang Fengjiu ketahui tentang Donghua, sepertinya karena alasan yang kedua, dan
amarahnya langsung meningkat dua kali lipat.

Shui’yue Bailu tumbuh di rawa suci di Lembah Fanyin. Embun Air Bulan dalam legenda
merupakan tumbuhan yang hidup setiap tiga ratus tahun sekali dan mati setiap tiga ratus
tahun; rawa itu pun dinamai sesuai dengannya.

Walaupun disebut sebuah rawa; itu lebih mirip sebuah danau; meliputi seribu hektar di mana
tiap mil dari Bailu tergenang air.

281
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dikatakan jika, Ratu Klan Biyiniao sangat menyukai pohon Bailu setinggi langit dan sering
datang kemari untuk beristirahat di pemandian air panas.

Karena alasan inilah, meskipun pemandangannya luar biasa, Rawa Shui’yue hanya punya
beberapa pengunjung dan biasanya sangat tenang.

Di dalam asap dan kabut yang mengelilingi, Donghua memang duduk di bawah sebuah
kanopi Bailu besar di kejauhan, terlihat asyik bermain catur. Permainannya dimainkan di atas
permukaan air, kabut ajaib mengambang di sekelilingnya.

Akan tetapi dengan kemampuan Fengjiu yang terbatas, yang dapat dilihatnya hanyalah ruang
samar yang telah dikontrak Donghua. Liansong, yang dibicarakan Xiao Yan, tak lebih dari
sebuah siluet putih di mata Fengjiu.

Meski demikian, siluet putih itu, melihat Fengjiu dengan sangat jelas. Bagi Liansong, satu-
satunya dewi yang pantas menarik perhatiannya selain Cheng’yu adalah si bangsawan
Qingqiu ini.

Semenjak Liansong berteman dengan Donghua, ia tidak pernah mengetahui Donghua punya
ketertarikan pada wanita. Pria ini, Donghua, tampaknya memang terlahir sebagai seorang
biksu.

Bahkan Moyuan yang dianggap paling mirip rahib di antara para biksu, pernah memiliki
hubungan rumit dengan dewi leluhur Klan Iblis. Tetapi selama bertahun-tahun, Donghua
tidak meninggalkan jejak, hingga Liansong pun akhirnya kehilangan minat.

Akan tetapi, si dewa rahib yang sama, baru-baru ini kelihatannya menaruh perhatiannya pada
Ratu muda Qingqiu yang secara harfiah masih seorang anak kecil hanya dengan usia
beberapa puluh ribu tahun. Penemuan ini mendatangi Liansong seperti sambaran petir.

***

282
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Melihat si cantik yang sedang marah itu mendekati mereka dalam jarak seratus langkah,
Yang Mulia Pangeran Ketiga menanti pertunjukannya dengan gembira.

Liansong mengetuk papan catur dan bertanya pada Donghua yang masih mempelajari
langkah berikutnya, “Bukankah kau baru saja tiba di Lembah Fanyin? Bagaimana bisa kau
sudah menyinggung si Putri Bai itu? Ia terlihat seolah ingin membuatmu jadi daging cincang.
Aku tidak berpikir kita bisa menurunkan tirainya hingga terjadi pertumpahan darah hari ini.
Apa yang kau perbuat hingga membuatnya kesal kali ini?”

Pangeran Ketiga begitu senang hingga ia melupakan langkah berikutnya sejenak. Batu catur
hitam dari tangan Dijun telah mengelilingi dan melenyapkan batu catur putih tanpa ampun.

Ketika Liansong menepuk keningnya penuh penyesalan, Donghua menghela napas pelan
selagi ia melihat Fengjiu mendekat.

“Tidak ada. Aku hanya meremehkan intelgensinya kali ini ...”

“…”

***

Bagaimana Fengjiu harus membuat Donghua membayarnya?

Fengjiu telah memikirkan sebuah rencana ketika ia berlari tergesa kemari. Fengjiu akan
mencerca Donghua, dan jika itu tidak cukup untuk memadamkan amarahnya, ia akan
memotong Donghua jadi delapan bagian.

Tetapi bukannya Fengjiu tidak tahu kekuatannya sendiri. Jika mereka harus menarik senjata,
sulit mengatakan siapa yang akan jadi potongan-potongan kecil.

Di sisi lain, saputangan yang diberikan Donghua kali ini memanglah sebuah hasil seni.
Fengjiu tidak memperhatikan ketika ia sedang berlaku semena-mena sebelumnya, tetapi
dalam perjalanannya kemari, Fengjiu menyadari sebuah sulaman ‘Ji’ kecil di sudutnya.

283
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tidak tampak seperti saputangan yang akan dimunculkan Donghua begitu saja, tetapi lebih
mirip seperti sesuatu yang Donghua bawa bersamanya tiap saat. Mungkin saja sebuah
saputangan yang diberikan padanya oleh Jiheng-nya tercinta.

Fengjiu tiba-tiba mengingat sebuah batu giok putih hadiah Donghua untuknya dan betapa ia
sangat menyayanginya. Melihat bagaimana Donghua menyimpan Jiheng dekat dengan
hatinya, Donghua mungkin akan mengiris Fengjiu jadi delapan bagian jika ia menginjak-
injak saputangan Jiheng di bawah kakinya. Karena pemikiran ini, Fengjiu jadi lebih marah
dan terluka.

Fengjiu mengakui, tidak baik baginya untuk membuat rencana ini. Tetapi semakin ia melihat
ke saputangan itu, semakin kesal ia jadinya. Ia meluruskan kepalanya dan memutuskan ia
akan tetap menjalankan rencana menakjubkan ini.

Fengjiu akan merapalkan kitab Buddha nanti untuk menebusnya. Tetapi, setelah segala
persiapan yang memungkinkan, Fengjiu tidak menyadari bahwa kemampuannya masih
kurang.

Menginjakkan kakinya ke Rawa Shui’ye, Fengjiu langsung bersentuhan dengan mantra


kompresi ruang dan jadilah bertransformasi ke wujud aslinya. Tentu saja, Fengjiu masihlah
makhluk yang indah bahkan sebagai seekor rubah.

Bulu yang menyelimuti Fengjiu berwarna merah darah sementara keempat bulu di kakinya
berwarna putih salju. Seperti matahari yang terbit, kesembilan ekor di belakang Fengjiu
bersinar terang seperti aurora terindah.

Mereka yang tidak peduli pada mamalia berbulu tetap akan terpesona melihat penampilan
Fengjiu. Tetapi untuk memuntahkan omelannya pada Donghua dengan penampilan begini ...
merupakan tampilan yang menyedihkan.

Fengjiu mungkin bisa memunculkan sebuah perasaan baru dan kekaguman dari Donghua.
Tetapi untuk kembali pulang sekarang, tidak, hatinya tidak sanggup.

284
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua makin terlihat jelas di pandangan Fengjiu. Tampaknya Donghua sedang memakan
batu catur Liansong satu per satu selagi dengan sabar menunggu Fengjiu datang membawa
lebih banyak masalah untuknya.

Postur tenang dan tentram Donghua membuat Fengjiu frustasi. Keraguannya langsung
terlempar ke ujung dunia. Ia memegangi saputangan itu dan berjalan ke arah Donghua
dengan niat membunuh.

Donghua tampak membeku melihat wujud Fengjiu. Fengjiu pun menatapnya.

Bukankah Donghua sangat menyukai binatang berbulu?

Tidak mungkin kan, Donghua jatuh cinta padanya sekarang?

Wujud asli Fengjiu memang selalu tidak bisa ditolak. Ketika ia masih kecil, ada satu waktu
saat Fengjiu dengan nakalnya memasukkan biji puring ke dalam nasi pamannya, membuatnya
terserang diare selama tiga hari.

Namun, Fengjiu hanya perlu berubah ke wujud aslinya dan pamannya segera memaafkannya.
Ini adalah bukti kalau kecantikan wujud rubahnya memang sudah mematikan sejak muda.

(T/N : Hu’yan huoshui (wajah rubah membawa banjir) adalah sebuah pertunjukkan
dalam kalimat original Hong’yan huoshui (wajah cantik membawa banjir).

Donghua duduk di sebelah papan catur melihat ke arah Fengjiu dengan tatapan yang
menerawang jauh. Itu merupakan ekspresi yang sama yang Donghua gunakan ketika ia
sedang membentuk sebuah pedang, membuat sebuah pembakar dupa, atau melicinkan set teh.

Pada titik ini, dahan pucat ramping Shui’yue Bailu memanjat tinggi hingga ke langit, ditutupi
dengan kanopi daun hijau berbentuk bulan sabit dan kluster dingin dari bunga putih.

285
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Embusan angin salju meniup bunga-bunga dari rantingnya, dan sebelum mereka bisa
mengenai permukaan air, mereka sudah menghilang lebih dulu di dalam kabut putih.
Segerombolan ikan berkumpul di sekitar akarnya, sesekali melompat keluar dari air.

Di suatu tempat di dalam kabut, sebuah suara menyanyikan lagu Buddha: “Subhuti, untuk
mendapatkan anuttara-samyak-sambodhi, seseorang harus paham, harus melihat, harus
mengerti dharma, dan tidak membuat gambaran dari dharma ...”

(T/N : Diamond Sutra (Vajracchedika Prajnaparamita Sutra), Chapter 31: Buddha


menjelaskan pada Tetua Subhuti bahwa segala hal adalah ilusi dan ia harus melepaskan
prasangkanya demi mencapai anuttara-samyak-sambodhi, atau kebijakan tertinggi.)

Itu merupakan sebuah adegan samar dan seperti mimpi, namun secara inheren terlihat cocok
untuk seorang dewa kelas atas seperti Donghua. Tatapan menusuk Donghua pada detik ini
mulai membuat Fengjiu mengeluarkan keringat dingin.

Fengjiu mengingat kalau orang ini pernah menjadi pemilik semesta. Secara teori, tak peduli
bagaimanapun ia berlaku buruk pada Fengjiu, sebagai seorang junior, ia masih harus
menunjukkan rasa hormatnya.

Lalu, kemudian, Fengjiu ragu, haruskah ia membuang saputangan favorit Donghua sekarang
juga?

Energi ajaib tersisa mengambang di sekitar Donghua. Donghua menyandarkan pipinya dan
menatap rubah itu setengah harian.

Setelah sekian lama Donghua akhirnya bertanya, “Mungkinkah aku pernah


menyelamatkanmu ketika kau lebih muda?”

Fengjiu menggenggam saputangan di tangannya dan mendongak menatap Donghua.


Terperangah sejenak, Fengjiu tidak mengangguk ataupun menggelengkan kepalanya.

286
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Mengejutkan dan menyenangkan mendengar kalau Donghua masih mengingat ia pernah
sekali menyelamatkan Fengjiu. Dari Langit hingga turun ke Bumi, Fengjiu merupakan satu-
satunya rubah merah berekor sembilan di dunia, terlalu berharga, dan terlalu diinginkan
sejumlah penculik.

Karena alasan inilah, Fengjiu biasanya menyatukan kesembilan ekornya jadi satu kapan saja
ia meninggalkan rumah. Ini adalah kemampuan yang Fengjiu latih selama bertahun-tahun.

Bahkan seseorang sekuat Donghua pun tidak akan melihat kesembilan ekornya tanpa melihat
lebih dekat. Inilah kenapa Donghua tidak tahu kalau orang yang pernah diselamatkannya
adalah si ratu kecil Qingqiu.

Dulu, ketika Donghua menyelamatkan Fengjiu dari seekor macan di Gunung Qinyao,
Donghua pikir Fengjiu adalah seekor rubah liar biasa dengan sedikit penempaan diri, jadi
Donghua melindunginya dengan sebuah pelindung dan pergi.

Sudah dua ribu tahun semenjak itu, dan wujud rubah Fengjiu tidak banyak berubah kali ini.
Tetap saja, untuk Donghua menyadari takdir lama mereka dalam situasi dua ribu tahun
kemudian, Fengjiu bertanya-tanya apakah ia memang selalu satu langkah di depan, ataukah
memang hidup yang satu langkah di belakang.

Fengjiu duduk di tanah, menatap intens pada saputangan yang dicengkeram di kakinya,
merasa tidak yakin. Paman kecilnya benar. Dendam akan selalu mudah reda jika kau tidak
segera mengambil tindakan.

Fengjiu sudah merencanakan untuk membuang saputangan itu ke wajah Donghua dalam
perjalanannya kemari. Tetapi dengan pemandangan memikat ini, rasa dermawan Fengjiu tiba-
tiba saja terbuka tinggi dan lebar, dan ia tidak sanggup melemparkan kain itu lagi.

Tak mendapatkan respon dari Fengjiu, Donghua berkata tanpa perhatian, “Kalau begitu, aku
pernah menolongmu sekali, dan kau belum membalas budiku. Lalu, kali ini, kau bisa
menggantinya dengan memaafkan penipuanku. Tolong kembalikan padaku saputanganku.
Aku, juga, akan melupakan kalau kau telah menghilangkan semua warnanya.”
287
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Perkataan Donghua terasa menusuk di telinga Fengjiu. Rasa dermawannya tertutup dengan
begitu cepat.

Fengjiu menurunkan kepalanya menjawab, suaranya sekecil suara nyamuk: “Sebenarnya, aku
sudah membalaskan budimu.”

“Apa?” Donghua bertanya kaget.

Fengjiu tiba-tiba mengangkat kepalanya dan melotot marah pada Donghua selagi ia bertanya
pada Donghua dengan suara yang unik dari wujud rubahnya, “Apa kau sangat menyukai
saputangan ini? Karena Jiheng yang memberikannya untukmu?”

Fengjiu mengangkat kakinya dan menggoyangkan kain itu di depan mata Donghua,
kemudian mengelap hidunganya, meremasnya, membuangnya ke tanah, dan menginjak-injak
saputangan itu.

Setelahnya, Fengjiu memberikan pelototan sebelum akhirnya berputar dan melarikan diri.
Beberapa langkah setelahnya, Fengjiu memutar kepalanya dan meledek Donghua dengan
wajah yang dibuat-buat.

Donghua menatap sosok cantik Fengjiu, merasa kalau ia jadi lebih hidup ketimbang saat ia
berada di Jiuchongtian.

Pangeran Liansong menyaksikan pertunjukan dari Istana Yuanji bermil-mil jauhnya. Menjadi
seorang ahli terkenal, ia punya beberapa pertanyaan yang perlu ditanyakan pada Donghua.

“Aku rasa aku sudah bisa menebak apa yang terjadi. Jika kau tahu Fengjiu marah karena kau
mengubahnya jadi sebuah saputangan, dan menyadari kau perlu berubah jadi saputangan juga
untuk meredakan amarahnya, kenapa kau malah mewujudkan saputangan palsu dan
membuatnya semakin marah?”

Donghua melihat ke bawah ke kain berkerut di bawah kakinya. Kalau itu dirinya, ia pasti
sudah setragis sehelai kain itu.
288
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Aku tidak bodoh.”

“... Tentu saja kau tidak bodoh. Tetapi kalau kau bisa menyelesaikan masalah setelah ini, aku
akan memanggilmu kakek mulai dari sekarang.”

Donghua terdiam dari acara mengumpulkan buah caturnya.

Dengan santai Donghua membalas, “Aku dengar Taishang Laojun baru-baru ini
mengembangkan sebuah obat baru yang dapat menghapus ingatan yang dipilih. Tanpa
penawarnya, kau tidak akan bisa mendapatkan kembali ingatanmu. Pergilah, minta padanya
sebotol untukku kapan-kapan.”

“... Kau tidak merasa itu sedikit hina?”

Sekarang, Donghua sudah selesai membersihkan papannya.

Donghua mempertimbangkan pertanyaan itu dengan serius kemudian menjawab singkat,


“Tidak.”

Kemudian Donghua menambahkan: “Lain kali kau bertemu denganku, ingat untuk
memanggilku kakek.”

“...”

***

Daftar para kontestan diumumkan hari berikutnya. Tentu saja, Jiu’ge tidak termasuk di
dalamnya. Saat Fengjiu mendengar kabar buruk ini, ia membungkus dirinya dalam sebuah
selimut kusut dan duduk melamun di dekat jendela.

Angin dingin tidak mampu membuang kekesalannya.

Fengjiu mengendus hidung berairnya dan bertanya pada Xiao Yan yang juga berada di dalam
ruangan, “Guru tahu kalau aku kenalan Donghua, dan ia tampaknya tipe yang bijaksana.
289
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Seharusnya ia membiarkanku ada dalam daftar bahkan sebelum Donghua membuka mulut
untuk memintanya. Bagaimana bisa namaku masih tetap tidak ada di sana? Atau,
mungkinkah si penulisnya lupa karena ceroboh?”

Xiao Yan bersin dan mendesah, “Aku tidak tahu kalau ia sebenarnya seorang 'san zhen
jiu lie', orang yang tidak tunduk pada kekuasaan. Lebih baik aku melihatnya dalam
pamdangan yang berbeda mulai sekarang.”

(T/N : 三貞九烈 setia dan keras hati—digunakan untuk memuji kesetiaan dan kesucian
seorang wanita.)

Fengjiu ingin mengingatkan Xiao Yan kalau sebutan 'san zhen jiu lie' bukanlah penggunaan
yang akurat dalam kasus ini. Tetapi setelah dipikirkan lagi, Fengjiu bisa melihat kalau Xiao
Yan mulai menggunakan idiom belakangan ini dan menampilkan beberapa budaya yang
artinya bukan hal buruk.

Fengjiu menatap ke salju tebal di balik jendela dan merasa kalau ini bukan ide bagus untuk
mendiskusikan topik berlogika tinggi dengan Xiao Yan, jadi Fengjiu mengubah subjeknya
menjadi lebih mudah: “Berbicara soal Donghua. Kalian berdua sedang bertarung sebelum
kita jatuh ke dalam Lembah Fanyin. Aku pikir kalian akan mulai lagi sekalinya kalian
bertemu kembali. Aku begitu yakin kalau kau akan mencari kesempatan lain untuk berduel
...”

Mereka tidak berduel lagi, dan Fengjiu sudah kehabisan kesabaran.

Wajah Xiao Yan pun memerah.

Ia mengangkat kepalanya dan bertanya ragu, “Apa kau ... mengkhawatirkanku?”

Mata Xiao Yan berseri dengan sejenis kebanggaan selagi ia berjalan mendekat dan memberi
sebuah tepukan di bahu Fengjiu.

290
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Memang adikku yang baik! Kau begitu baik hati meskipun kau berasal dari kediaman Muka
Es. Aku tahu aku memang benar untuk menganggapmu sangat baik!”

Fengjiu terguncang karena tepukan keras Xiao Yan. Ia merasa agak malu dan tidak
menjawab.

Xiao Yan pun lanjut menjelaskan: “Sejujurnya, kami berdua sudah membuat sebuah
perjanjian di hari pertama ketika Muka Es tiba di Lembah Fanyin. Jika ia tidak ikut campur
dalam hubunganku dan Jiheng, maka aku juga tidak akan membalas dendam.”

Fengjiu memijat pundaknya dan bertanya kebingungan, “Apa hubungannya dengan Putri
Jiheng?”

“Apa aku belum pernah memberitahumu?”

Xiao Yan bertanya kaget.

“Ketika Jiheng melarikan diri dengan pengawal pribadinya, Minsu, Lembah Fanyin
merupakan tempat tujuan mereka.”

Xiao Yan menggaruk kepalanya. Wajahnya yang tampak seperti bunga di bawah bulan
musim gugur tiba-tiba saja bersinar merah muda.

“Sejujurnya, aku juga baru mengetahuinya setengah tahun yang lalu. Minsu yang dicintai
Jiheng sebenarnya adalah seorang wanita berpakaian pria. Terlebih lagi, kakak lelaki Jiheng-
lah objek dari rasa cintanya. Mereka telah berpisah. Tetapi Jiheng terlalu malu untuk kembali
ke Klan Iblis dan jadilah ia tetap tinggal di Lembah Fanyin sebagai seorang musisi biasa.”

Mata Xiao Yan bersinar dengan cahaya yang sangat berbeda selagi ia dengan gembira
memberitahu Fengjiu, “Apa kau masih ingat hari itu ketika kita diinterogasi di pengadilan
kerajaan? Walaupun Jiheng mengenakan kerudung di wajahnya, aku langsung mengenalinya.
Hubungan kami berjalan hebat selama enam bulan ini. Aku merasa luar biasa!”

291
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ocehan yang berasal dari mulut Xiao Yan terdengar seperti suara alien yang datang dari
tempat yang jauh.

Hanya satu hal yang berhasil teringat: Pendekar Xiao Yan akhirnya belajar menggunakan
kata ‘aku’ (Xiao Yan selalu menyebut dirinya ‘orang tua ini’).

Itu memang merupakan kemajuan pesat. Sementara untuk Jiheng, Fengjiu mencoba
mengingat dan hanya dapat mengingatnya tak lebih dari sebuah simbol dalam ingatannya.

Xiao Yan bilang mereka pernah bertemu di Aula Kerajaan, tetapi Fengjiu tidak bisa
menghubungkan si gadis berjubah putih itu dengan Putri Jiheng sebelumnya.

292
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 9 Part 2

Perasaan Fengjiu terhadap Jiheng agak rumit. Jiheng berbeda dengan Zhi’he, dan Fengjiu
tidak bisa bilang dengan pasti apakah ia membenci Jiheng atau tidak. Walaupun Fengjiu berat
sebelah pada Jiheng karena Donghua, ia juga tidak bisa melupakan kebaikan sang Putri
padanya.

Fengjiu masih bisa ingat Jiheng dengan tulus mengurusnya di Lingkup Teratai Jahat. Tentu
saja Fengjiu memang tanpa sengaja melukai Jiheng di Jiuchongtian, tetapi Jiheng juga sudah
balas melukainya, jadi sekarang mereka sudah impas.

Fengjiu tidak pernah beranggapan bahwa dengan ia meninggalkan Donghua merupakan


sebuah berkah bagi mereka, tetapi ia pun tidak bisa mempercayai kalau Jiheng akan
meninggalkan Donghua di hari pernikahan.

Si Putri Iblis pastinya mendapatkan kekaguman Fengjiu untuk hal ini. Namun, tak peduli
bagaimanapun, keduanya kini bertemu lagi di sini di Lembah Fanyin.

Memiliki takdir semacam ini bahkan dapat membuat langit terharu. Bicara secara objektif,
jika perasaan Donghua pada Jiheng masih ada, mereka tinggal bersama bisa dianggap sebagai
sebuah dongeng yang indah.

Bahkan Yan Chiwu, pria dengan jaringan intelenjensi terbesar di dunia, juga mengatakan
kalau satu-satunya cinta Donghua selama bertahun-tahun ini adalah Jiheng.

Fengjiu tidak boleh egois dan mengharapkan Donghua hidup dalam kesepian seumur
hidupnya hanya karena kurangnya takdir mereka berdua. Kepicikan semacam ini tidak pantas
dimiliki oleh seorang ratu dari delapan daratan, Fengjiu dari Qingqiu.

293
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dunia tiba-tiba saja terbuka lebar tepat di depan mata Fengjiu. Langit biru dan awan putih
menyapanya. Hati Fengjiu kini damai, ia mengagumi dirinya sendiri karena berbesar hati
merestui mereka berdua.

Kecuali, itu adalah itu dan ini adalah ini. Kenyataan bahwa Donghua sebagai seorang tetua
telah dengan cerobohnya meninggalkan Fengjiu, hanya seorang anak kecil, di Lembah Fanyin
untuk membusuk, sangat tidak dapat dimaafkan.

Fengjiu lebih memilih untuk terus menyimpan dendam ini selamanya. Tetapi tak satu pun
dari hal ini yang benar-benar penting. Yang paling penting yang menyusahkan Fengjiu adalah
hal lain.

Fengjiu tidak dapat mengikuti turnamen tahun ini, jadi bagaimana caranya ia bisa memiliki
buah Saha yang hanya diberikan untuk sang pemenang?

Tanpa buah Saha itu, bagaimana Fengjiu akan menyelamatkan Ye Qingti?

Apakah hanya mencuri, pilihan yang tersisa? Sebenarnya, mencuri juga bukanlah sebuah ide
yang buruk. Haruskah Fengjiu membawa Xiao Yan dengannya dalam pekerjaan yang
berbahaya namun sangat berarti ini?

Fengjiu merenung, dan untuk memastikan keberhasilannya, memutuskan jikalau ia akan mati,
ia harus membawa Xiao Yan bersamanya.

Akan tetapi, itu juga bukan hal mudah untuk mencuri buah Saha. Di permukaan, tidak ada
yang menjaga pohon ajaib itu, tetapi menurut informasi orang dalam, Xiangli Meng, di
sekeliling pohon itu terdapat empat pilar, di bawah tiap pilar terdapat seekor ular piton yang
protektif. Segera setelah mereka menemukan seorang penyusup, ular itu akan mengigit
kepalamu hingga putus bahkan sebelum tanganmu dapat menyentuh buah itu.

Di antara mereka berdua, Xiao Yan adalah seorang penyihir yang lebih kuat. Tetapi Fengjiu
masih belum melakukan cukup penelitian mengenai ular piton di lubang kematian itu.

294
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Bagaimana kalau Xiao Yan ditelan hidup-hidup? Fengjiu mendongak untuk mengagumi Xiao
Yan sejenak. Bibir kemerahan dan kulit sewarna gading, dengan sedikit sentuhan melankolis.
Sayang sekali jika seorang yang begini cantik sampai ditelan oleh ular-ular raksasa.

Fengjiu harus mencari rencana yang sempurna. Ia memutar otaknya selama tiga hari penuh.
Hingga pagi di hari ketiga ketika cahaya pertama dari matahari menyinari bukit yang tertutup
salju di kejauhan, Fengjiu masih belum bisa memikirkan rencana apa pun.

Pada saat itu, Fengjiu mengetahui kalau Donghua akan memberi pengajaran tentang kesenian
teh pagi ini dan kelas akan di adakan di Rawa Shui’yue. Hal pertama yang terlintas di otak
Fengjiu adalah ia akan membolos.

Namun, setelah sarapan, Fengjiu dengan tenang memutuskan bahwa ia tidak berhutang apa
pun pada Donghua, jadi tidak ada alasan baginya untuk menghindari Donghua. Setelah
beberapa saat merenung, Fengjiu mengambil dua buku catatan kecil dari tumpukan
menggunung dan langsung menuju ke rawa.

***

Mata pelajaran hari ini adalah filosofi teh. Anggapan Fengjiu, segala sesuatu yang
berhubungan dengan filosofi pastilah lama dan panjang lebar.

Akan tetapi, Zheyan pernah menerangkan padanya: apa yang disebut dengan lama dan
panjang lebar sebenarnya sebuah usaha rumit yang membutuhkan perhatian tingkat tinggi
pada detail; sebuah wujud dari jiwa yang patut dicontoh dan pengertian yang hebat.

Kecuali ucapan Donghua yang bertele-tele sudah jelas bukan karena jiwa yang patut dicontoh
maupun karena pengertiannya yang hebat. Fengjiu selalu tahu, itu karena Donghua telah
hidup terlalu lama dan waktu adalah satu-satunya hal yang tiada habisnya yang ia miliki
dalam kehidupan abadinya.

Jadi, semakin memakan waktu dan telaten sesuatu itu, semakin Donghua merasa tertarik.
Sebagai contoh, untuk membuatnya cukup cocok dengan topik pengajaran, Donghua
295
Collected & Merged by raperiadisepti.com
mengatur kelasnya diadakan hingga ke Rawa Shui’yue. Di atas itu, Donghua bahkan
membuat usaha untuk mengubah pemandangan musim dingin menjadi sebuah musim semi
yang hidup.

Ini semua merupakan hal sepele yang hanya berarti kecil bagi Donghua; mereka kebanyakan
hanya sebagai caranya menghabiskan waktu. Fengjiu mengetahui sisi Donghua yang ini
dengan sangat baik.

Meski demikian, Fengjiu mencampurkan waktu kelasnya hari ini dan membuat sebuah
pengecualian langka untuk hadir lebih awal.

Belum ada seorang pun terlihat di rawa. Hanya ada beberapa ikan berekor putih melompat
keluar dari permukaan air dari waktu ke waktu, menghancurkan keheningan pemandangan
tersebut.

Fengjiu menguap dan melihat ke arah ranting yang mencuat dari dahan Bailu. Sekitar sepuluh
hektar rawa, es dan salju telah meleleh dan memberikan warna khas musim semi.

Tak punya hal untuk dilakukan, kehangatan cuaca musim semi membuai Fengjiu hingga
mengantuk. Selagi Fengjiu menatap ke atas langit, ia memutuskan masih terlalu awal, jadi ia
memutari rawa dan memilih sebuah bidang rumput lembut di bawah sebuah kanopi besar
untuk tidur, lalu mungkin memikirkan sebuah cara untuk mendapatkan buah Saha.

Fengjiu belum berbaring sedetik ketika langkah kaki terdengar mendekat. Saat angin
membawa suara langkah kaki ini, Fengjiu kira ia bermimpi. Tetapi setelah beberapa saat
mempertimbangkan, ia menyadari kalau ia belum berbaring terlalu lama. Fengjiu belum
tertidur, jadi bagaimana bisa ia bermimpi.

Pemilik langkah kaki ini adalah Jiheng. Suara menawannya tetap seperti tiga ratus tahun yang
lalu. Fengjiu sendiri tidak tahu kenapa suara Jiheng sendiri meninggalkan kesan mendalam
meskipun wajahnya sudah samar dalam ingatan Fengjiu. Sebegitu dalamnya, ketika ia berkata
‘Guru’, Fengjiu tahu kalau itu si Putri. Bagi Jiheng untuk memanggil seseorang seperti itu,
orang itu pastilah Donghua.
296
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Guru, apakah Anda ingin teh kepiting mata hijau kali ini? Kalau begitu biarkan aku
mempersiapkan set cangkir teh kembang sepatu berwarna biru langit. Anda selalu suka
keramik hitam untuk teh hijau, tetapi aku pikir kembang sepatu biru langit akan mengimbangi
warna hijau dari teh dengan baik, menambahkan sedikit keeleganannya. Aku yakin,
menggunakan cangkir biru langit akan menambah keindahan pemandangan musim semi ini
dengan lebih baik.”

Donghua bisa saja setuju, walaupun tidak komunikatif dan hanya menunjukkan sedikit
entusiasme. Walaupun demikian, Fengjiu tahu kalau Donghua dapat membagi perhatiannya
untuk setuju dengan Jiheng selagi memeriksa cangkir tehnya, itu artinya, Donghua tidak
selingan Jiheng.

Tidak, semua orang bilang Donghua punya perasaan untuk Jiheng. Persetujuan itu pastinya
lebih dari yang terlihat; itu mungkin bahkan sebuah pujian atas pengetahuan Jiheng.

Selangi menguping, Fengjiu berpikir pada dirinya sendiri kalau percakapan ini sungguh kelas
tinggi. Fengjiu mungkin tidak akan pernah mencapai level ini dalam hidupnya.

Di saat bersamaan, Fengjiu merasa kasihan pada Xiao Yan. Ia selalu meminum teh dari
sebuah mangkuk. Satu lirikan dan siapa saja bisa mengatakan kalau Xiao Yan tidak cocok
dengan Jiheng.

Terlebih lagi, Jiheng bahkan mengetahui selera Donghua untuk keramik hitam. Walaupun
Xiao Yan bilang waktu yang dihabiskannya bersama Jiheng itu hebat, Fengjiu tidak begitu
yakin bahwa itu memang benar.

Awalnya, saat Xiao Yan memastikan pada Fengjiu kalau Donghua memiliki perasaan pada
Jiheng, Fengjiu tentu saja merasa luar biasa. Tetapi sekarang ketika Fengjiu melihat Jiheng
lagi, dan juga melihat mereka berdua bersama-sama, ia tidak begitu merasakan apa pun lagi.

Waktu memang pastinya sebuah obat yang mujarab; Fengjiu akhirnya membuat kemajuan
setelah sekian banyak tahun.

297
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di seluruh Saha-Manjusaka merah, Donghua menggunakan sihir untuk mengubah area ini
menjadi pemandangan musim semi yang berwarna yang sangat berbeda dari salju tiada akhir
yang biasa.

Fengjiu menutupi matanya, dan melalui jemarinya, ia dapat melihat kumpulan bunga berdesir
di dalam angin seperti sebuah lautan dengan gelombang merah. Fengjiu tenggelam di dalam
lautan itu, yang membantunya bersembunyi dengan lebih baik lagi.

Setelah bertukar kalimat tersebut di atas, keduanya mulai menyiapkan peralatan teh untuk
pelajaran dan tidak berbicara lagi. Selagi Fengjiu menutup matanya, ia mulai mendengar
beberapa rentet langkah kaki mendekat lembut.

Tampaknya mereka adalah gadis-gadis muda yang tiba lebih awal untuk posisi duduk yang
bagus. Fengjiu menghabiskan terlalu banyak waktunya berpikir kemarin malam dan sekarang
ia kelelahan sekali.

Fengjiu ingin tidur sebentar lagi, ketika tiba-tiba bisikan terdengar dari sisi kanannya.
Meskipun peraturan keluarga Bai termasuk longgar, tetapi menguping tidak terlihat baik.
Fengjiu baru saja akan menutupi telinganya saat suara-suara ini menemukan cara memasuki
telinganya.

Fengjiu belum pernah mendengar dua suara ini sebelumnya.

Sebuah suara muda yang halus bertanya lebih dulu: “Apakah yang duduk di dekat pohon
Bailu adalah Donghua Dijun disukai oleh Jielu? Bukankah mereka bilang ia lahir dari Laut
Biru semenjak awal mulanya waktu, kalau begitu kenapa ia tampak begitu muda?”

Suara lainnya, lebih terukur dan tenang, menjawab, “Para dewa dari masa kuno seperti Yang
Mulia sudah pasti berbeda dari kita para rubah. Setelah seribu tahun, masa muda kita mulai
luntur, tetapi hidup berkepanjangan milik Dijun datang dari ...”

Si gadis muda dari klan dewi rubah tertawa kecil dan melanjutkan dengan suara elegannya:
“Rumor mengatakan kalau Donghua Dijun tidak mengejar nafsunya pada wanita meskipun
298
Collected & Merged by raperiadisepti.com
memiliki kekuasaan dan posisi. Tetapi dari apa yang kulihat, orang yang mempersiapkan teh
untuk Dijun saat ini tidak salah lagi seorang wanita yang cantik.”

Ia terdiam dan kemudian menambahkan iseng, “Kalau begitu rumornya pasti salah. Katakan
kakak, jika aku yang ...”

Suara tenang itu tiba-tiba jadi waspada saat ia memotong suara si gadis: “Putri, apa yang
ingin Anda lakukan?”

Tidak mendapat respon, suara itu berbicara lagi dengan buru-buru: “Untuk si wanita
berpakaian putih itu bisa melayani di sisi Yang Mulia, artinya ia bukan gadis biasa. Dari apa
yang kutemukan, ia jatuh ke Lembah Fanyin dua ratus tahun yang lalu dan menjadi seorang
pemusik kerajaan untuk istana. Tahun berikutnya, Dijun mulai mengajar di lembah.

"Setelah sekian tahun, ia masih satu-satunya yang diizinkan Dijun berada di sampingnya.
Putri, Anda cukup pintar untuk tahu apa maksudnya ini. Jika Anda tidak sopan pada wanita
itu, klan rubah kita tidak akan sanggup menanggunv konsekuensinya. Mohon pertimbangkan
dengan hati-hati sebelum Anda bertindak ...”

Angin hangat bertiup, mengirimkan bunga-bunga merah menyala berdesir dalam gelombang.
Si putri rubah diam-diam mempertimbangkan perkataan masuk akal temannya. Fengjiu yang
mendengar mereka juga terdiam.

Fengjiu menemukan tiga hal.

Pertama, orang dengan suara elegan yang tidak familiar adalah putri ketujuh dari Klan Dewa
Rubah. Dengan sebuah keberuntungan, ia datang kemari untuk berkunjung tadi malam dan
diperbolehkan oleh Ratu Biyiniao untuk menghadiri pelajaran bersama dengan
pendampingnya.

Kedua, Donghua tidak datang ke Lembah Fanyin kali ini untuk menyelamatkan Fengjiu, ia
datang untuk bertemu dengan Jiheng.

299
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ketiga, pendamping putri ketujuh adalah seorang pria yang berkemampuan. Mampu
mengutarakan kesadaran dan alasan bahkan di situasi genting, Fengjiu mungkin bisa
membawanya kembali ke Qingqiu untuk bekerja di kerajaan.

Fengjiu menghabiskan beberapa saat berpikir dan lainnya dalam mencari ilham. Saat Fengjiu
mendengar langkah kaki mereka yang menjauh, ia mengangkat tangannnya untuk meluruskan
rambut yang terlepas di keningnya.

Jadi Donghua datang ke Lembah Fanyin untuk alasan itu. Sebenarnya, ini lebih sesuai dengan
cara Donghua melakukan sesuatu. Kesehatan orang lain hanya berarti kecil bagi Donghua,
tetapi saat mereka bertemu lagi, Fengjiu mengira Donghua kemari untuk menyelamatkannya.
Fengjiu tiba-tiba merasa malu.

Tak diragukan lagi, Donghua pasti menertawakan wajah geram Fengjiu. Untuk memiliki hak
agar dapat marah pada orang lain, seseorang paling tidak harus memiliki tempat di hatinya,
atau paling tidak, sepanjang lengannya.

Namun, Donghua datang kemari hanya demi menemui Jiheng yang sudah tidak dilihatnya
selama sepuluh tahun; tidak ada hubungannya dengan Fengjiu. Sebenarnya, ini cukup mudah;
ia tidak akan pernah menjadi seseorang bagi Donghua.

Fengjiu berputar dan membenarkan posisinya. Kepalanya menjadi kosong ketika ia menguap
dalam kantuknya. Fengjiu memulai metode Zheyan dalam menghitung lubang buah persik
dan membuat dirinya tertidur.

Meskipun tidurnya terasa panjang, Fengjiu terus terbangun dan tertidur lagi. Pelajaran teh
berjalan tanpa dirinya. Saat Fengjiu sedikit terbangun, ia menangkap diskusi yang terputus-
putus tentang metafisika dan teh yang langsung dengan cepat mengirimnya kembali tertidur.

Fengjiu tidak tahu berapa lama ia tertidur.

Dalam mimpinya, Fengjiu dapat mendengar langkah kaki yang pergi semakin menjauh,
bersamaan dengan mereka, ada sebuah gerutuan lembut: “Langka sekali bisa mendapatkan
300
Collected & Merged by raperiadisepti.com
kehangatan dari musim semi di sini di hutan Bailu di tengah musim dingin yang mematikan.
Bisakah Dijun bermurah hati dan memperpanjangnya sedikit lebih lama?”

Memperpanjangnya sedikit lebih lama demi mereka? Fengjiu merasa kasihan pada kenaifan
gadis itu. Tidakkah ia tahu kalau hobi favorit Dijun adalah menambahkan hinaan pada luka?

Beberapa saat kemudian, sesuatu selembut bulu angsa dan sedingin embun beku berkibar di
depan wajah Fengjiu. Tetapi itu baru permulaan. Kehangatan dari rerumputannya tiba-tiba
saja lenyap.

Rasa dingin yang mengigit langsung memasuki lengan jubahnya selagi butiran salju masuk
ke dalam jubahnya. Fengjiu tersentak sadar dan langsung bersin-bersin.

Fengjiu memaksakan matanya terbuka bersamaan dengan rasa dingin yang merayapi tulang
belakangnya. Begitu dinginnya hingga Fengjiu meringkuk seperti pupa dalam
kepompongnya.

Pikiran berkabut Fengjiu tampaknya berkata: “Bai Fengjiu, kenapa kau begitu bodoh? Dari
semua tempat yang bisa kau pilih, kau memilih tempat mengerikan ini untuk tidur. Tidakkah
kau tahu sekalinya Saha-Manjusaka bercampur dengan salju, itu akan membuat orang terkena
halusinasi secara terus-menerus?”

Segera setelahnya, Fengjiu diam-diam menjawab dirinya sendiri, “Benar sekali, aku bodoh.
Sangat, sangat bodoh.”

Fengjiu mengigil menyalahkan dirinya sendiri karena tak berotak dan pingsan kedinginan
setengah jam kemudian.

***

Fengjiu rupanya mempunyai sebuah kebiasaan bertingkah genit setiap ia jatuh sakit.

301
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tujuh puluh tahun yang lalu, Dewa Agung Cang’yi dari Gunung Zhi’yue jatuh cinta setengah
mati pada Fengjiu hanya setelah menyaksikan dirinya sakit satu kali. Ini adalah bukti bahwa
ada kenyataan dalam rumor yang beredar.

Seorang yang baik hati akhirnya menyelamatkan Fengjiu dan membawanya kembali ke
selimut hangat. Walaupun begitu, Fengjiu telah membeku selama setengah jam di salju dan
telah menderita pneumonia kali ini.

Ditambah lagi, kelebihan racun dari Saha-Manjusaka masih tersisa di sistemnya. Dalam
mimpi Fengjiu, semuanya adalah satu kekusutan besar. Ia merasa dirinya adalah seekor bayi
rubah yang terbaring sakit di ranjang setelah tenggelam karena sebuah kompetisi memancing
dengan serigala di sisi lain dari gunung.

Sebuah tangan menyentuh kening Fengjiu. Ia merasa kedinginan dengan sisa kesadaran yang
dimilikinya, menarik diri seluruhnya hingga ke bawah selimut. Tangan itu terdiam sejenak
lalu membungkus rapat Fengjiu dengan selimut, hanya menyisakan mulut dan hidungnya,
kemudian menarik ujungnya ke bawah dagu kecilnya.

Merasa sedikit nyaman, Fengjiu dengan manisnya menggosokkan pipinya ke tangan itu. Ia
sangat pandai membujuk orang lain ketika ia masih kecil. Dalam keluarga Bai, Fengjiu tiada
tandingannya untuk hal ini.

Sekarang, Fengjiu tanpa sadar membiarkan kepribadian aslinya keluar. Namun, bahkan dalam
kesadarannya yang menipis, ia bisa mengetahui kalau tangan itu tidak membelainya dengan
sayang meskipun menerima aksi manisnya. Ini tidak normal.

Fengjiu langsung menduga bahwa orang itu tidak terkesan dengan usahanya yang kurang,
jadi ia mengulurkan tangannya keluar untuk menggenggam tangan itu dan dengan sungguh-
sungguh menekankan pipinya di atasnya.

Memegangi tangan itu sendiri, Fengjiu dapat merasakan kalau jari-jarinya panjang dan
ramping. Awalnya mereka terasa dingin, tetapi jadi hangat setelah dipegangi sebentar.

302
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dalam pikiran berkabut Fengjiu, ia yakin kalau kelembutan semacam ini hanya mungkin
berasal dari ibunya sendiri. Walaupun tangan itu tidak selembut atau sehangat biasanya,
mungkin ibunya juga membeku karena cuaca dingin.

Fengjiu tiba-tiba merasa kasihan dan mengangkat tangan itu ke mulutnya untuk ia beri napas
hangatnya. Fengjiu baru saja akan membawanya mendekat ke dadanya namun entah
bagaimana tangan itu berhasil menemukan cara untuk kabur sebelum dapat dibawa hingga ke
dadanya.

Ibunya jelas tidak termakan tingkah manisnya. Ini berarti ibunya sangat marah karena ia
tenggelam di Danau Wangsheng. Meskipun ibunya menunjukkan perhatiannya saat ini,
Fengjiu sepertinya akan menerima beberapa pukulan saat ia telah pulih dari sakitnya.

“Masih dingin?”

Suara ini lembut dan sepertinya melayang dari suatu tempat yang jauh, jauh sekali. Fengjiu
tidak dapat membedakan nada ataupun suaranya. Fengjiu pasti sangat sakit.

Pheww, jika Ibunya menanyakan ini, maka situasinya masih bisa diselamatkan. Fengjiu harus
terus melanjutkan akting memilukannya, mungkin ia bisa keluar tanpa dipukuli.

Fengjiu mengangguk beberapa kali dan bersin dua kali, kemudian menggetarkan bibirnya:
“Feng’er tidak jatuh ke dalam air dengan sengaja, aku bersumpah. Dingin sekali tidur
sendirian. Tinggallah dan tidur denganku, Ibu ...”

Fengjiu bahkan menambahkan beberapa endusan hidungnya untuk memancing rasa cinta
keibuan sang ibu. Siapa saja dengan insting keibuan pasti akan langsung menyerah. Fengjiu
harus bertepuk tangan atas bakat genitnya.

Namun, ibu tercintanya tidak termakan bujuk rayunya hari ini. Serentetan pergerakan pelan
bergema, suaranya seolah ia sedang membawa keluar ember air dari ruangan.

303
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Bersamaan dengan langkahnya keluar, ia bergumam, “Ia mulai mengigau. Tampaknya
sakitnya tidak ringan.”

Suaranya terdengar begitu jauh; tidak terdengar sedikitpun rasa kasihan yang Fengjiu pikir
akan ada.

Akankah sedikitnya rasa kasihan mempengaruhi kesempatan Fengjiu keluar tanpa dipukuli
setelah ia sembuh?

Fengjiu tidak tahu.

304
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 9 Part 3

Fengjiu terkejut memikirkan cambukan tongkat yang akan mengenai tubuhnya dan putus asa,
sebelum ibunya pergi, ia menggunakan keahlian terakhirnya dan menguburkan wajahnya ke
dalam selimut untuk berpura-pura menangis.

Tentu saja, kaki itu menghentikan langkah mereka. Fengjiu menangis lebih keras.

Suara itu tanpa ekspresi memberitahunya, “Tidak ada gunanya menangis.”

Jika ibunya, Fengjiu pikir, dapat dengan dinginya mengutarakan kalimat itu setelah detik
berikutnya ia memanggilnya ‘Bos’. Keahlian tidak disebut keahlian hanya untuk pajangan.

Fengjiu hanya mengendus pelan beberapa waktu lalu. Sekarang ia meraung dengan volume
penuh, berhenti di saat yang tepat lalu mengikuti naskahnya.

Orang lainnya menghela napas, “Tidak peduli seberapa keras kau menangis, aku tidak ...”

Fengjiu langsung berteriak lebih berapi-api, memberikan bahkan dirinya sendiri sakit kepala
dan tidak dapat mendengarkan kata terakhir yang diucapkan.

Ibunya tidak pergi atau mengatakan apa pun. Fengjiu melanjutkan satu ronde lagi dan ibunya
tampaknya masih belum juga termakan rayuannya.

Selagi asik dengan kecemasannnya, Fengjiu tersedak air matanya dan mulai terbatuk parah.
Tetapi akhirnya ia berhasil memancing ibunya untuk menghampiri dan menepuk
punggungnya.

Setelah menangis kencang, air mata dan ingus mulai bercampur tidak nyaman. Fengjiu
menggapai sesuatu yang mirip dengan lengan jubah, ingin mengelap wajahnya.

305
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dalam kesadarannya yang samar, tangan seseorang menaikkan wajah Fengjiu dan
membantunya mengusap air matanya.

Tangan itu terasa dingin, tanpa sadar Fengjiu membuang muka dan menangis kecewa:
“Tinggalkan Feng’er sendirian. Biarkan saja aku menangis sampai mati ...”

Tetapi, orang itu mulai menunjukkan kesabaran besar sekarang, memegangi tangannya dan
menghibur Fengjiu: “Baik-baiklah.”

Dua kata itu terdengar sedikit familier bagi Fengjiu. Mereka begitu lembut, jadi Fengjiu
menghentikan luapan amarahnya dan menjulurkan wajahnya untuk memperbolehkan orang
itu mengusap air matanya.

Walaupun ibunya bertingkah berbeda dari biasanya, mungkin ia akan membiarkan insiden
tenggelam sekarang.

Pheww.

Di saat bersamaan, suara yang terdengar lembut barusan berubah normal dalam sekejap:
“Aku agak penasaran. Tepatnya, seberapa kencang kau dapat menangis? Atau mungkin,
sakitmu hanya menghalangimu untuk menunjukkan yang terbaik?”

Percuma saja tangisan Fengjiu. Ia mengelap air mata bodoh itu dan berpindah menjauh ke
sudut ranjang.

“Ibu, kau tidak menyayangiku lagi. Tinggalkan aku untuk mati membetku sendiri, tinggalkan
aku untuk menangis sampai mati, atau jika aku bisa sembuh, pukuli saja aku sampai mati!”

Sebuah tangan menarik Fengjiu ke bawah selimut dan membungkusnya seperti kepompong.

“Aku rasa aku tidak tertarik untuk mengikat dan memukulimu.”

306
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dalam pikirannya, Fengjiu ragu kalau itu benar. Kenapa ibunya jadi berhati dingin
belakangan ini? Tidak mungkin Fengjiu bisa lari dari pukulan kali ini. Setelah Fengjiu
sembuh, jalan terbaik adalah melarikan diri ke kebun buah persik Zheyan.

Kalau begitu, Fengjiu harus membujuk burung milik paman keempat, Bifang agar mau
membawanya.

(T/N : 畢方鳥 Bifang niao–seekor burung yang menyerupai bangau berkaki satu, punya
tanda merah di bulu birunya, dan sebuah paruh putih. Seperti tercatat
dalam 韓非子 Hanfeizi, itu merupakan seekor burung ajaib yang menemani kereta kuda
Raja Kuning ketika ia berkelana untuk mengumpulkan para dewa dan iblis di Gunung
Tai.)

Selagi Fengjiu memikirkan ragu-ragu, ia merasakan dirinya dibungkus lebih erat lagi.
Langkah kakinya menjauh, kemudian dengan cepat kembali. Selimutnya melonggar
bersamaan dengan sebuah kantong penghangat diletakkan di lengannya. Fengjiu memeluk
kantong penghangat itu dan mengendusnya dua kali sebelum akhirnya tertidur.

***

Saat Fengjiu sudah cukup tidur dan membuka matanya, ia bisa merasakan keringat dingin
menutupi seluruh keningnya. Ia tahu dengan baik bagaimana tak pantasnya ia bertingkah
ketika sedang sakit, tetapi penampakan di ruangan ini saat ini jauh lebih dari yang dapat
Fengjiu bayangkan.
307
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pada saat ini juga, Fengjiu dengan pakaiannya yang terlepas, kepalanya tengah terbaring di
atas pangkuan seseorang. Lengan Fengjiu melingkar erat di sekeliling pinggangnya. Mereka
sedang bersantai di sebuah ranjang besar lengkap dengan tirai tipis yang menurun.

Di atas permadani sutra di bawah dinding pembatas terdapat sebuah pembakar dupa unicorn;
aroma yang membuat ngantuk pun tercium di udara. Hanya ada dua orang yang Fengjiu tahu
akan menghabiskan begini banyak usaha bahkan untuk dekorasi tempat tidur mereka.

Satu adalah Dewa Agung Zheyan dari Sepuluh Mil Kebun Persik, dan yang lainnya adalah
Donghua Dijun dari Istana Taichen.

Ada suara dari halaman yang dibalik dari atas kepalanya. Fengjiu diam-diam mendongak dan
melihat segel emas Buddha di sebuah sampul buku dan beberapa helai rambut perak berjuntai
di depan matanya. Fengjiu berkeringat lebih banyak tiap detiknya.

“Jangan khawatir, aku tidak melakukan apa pun padamu. Kau membuka kerahmu sendiri
dalam tidurmu karena kau merasa sesak.”

Kitab Buddha itu berpindah ke samping dan Donghua Dijun, orang yang tidak ingin
disusahkan oleh Fengjiu, tetap di sampingnya.

Fengjiu terkesiap dan bergerak turun dari tubuh Donghua. Berpura-pura mati akan jadi taktik
mengerikan di saat ini. Fengjiu sudah punya kesempatan untuk merasakan kesabaran
Donghua.

Sesuatu sememalukan ini—dengan tenang menerimanya mungkin masih bisa


menyelamatakan harga diri Fengjiu.

Fengjiu tidak pernah berharap agar penolongnya adalah Donghua jika ia sedang sadar, tetapi
ia tidak sadarkan diri dan tak bisa memilih penolongnya.

“Yang Mulia telah menyelamatkanku lagi. Aku ... aku ... sangat berterima kasih. Tentu saja,
jika kau tidak membawaku ke Gunung Fuyu enam bulan yang lalu, aku tidak akan berada
308
Collected & Merged by raperiadisepti.com
dalam situasi begini sejak awal. Namun, apa pun itu, kau tetap menyelamatkanku kali ini, dan
aku berterima kasih atas bantuanmu. Ini membuat kita impas, bagaimana menurutmu?”

Donghua rupanya masih sangat terjaga. Ia menarik kakinya ke atas, meregangkan lengannya,
menatap Fengjiu.

“Jadi, kau masih marah karena aku tidak datang menyelamatkanmu enam bulan yang lalu,
dan tentang insiden saputangan juga?”

Bagaimana bisa Donghua masih punya mulut besar untuk mennyinggung soal dua hal ini?
Fengjiu pun terbatuk.

“Dua hal ini ...”

Tentu saja tidak mungkin dua kutil ini dapat menghilang dalam semalam atau dua malam.
Fengjiu memperbaiki pakaiannya. Ia memang emosional ketika ia pertama melihat Donghua
beberapa hari lalu, dan mudah marah ketika Donghua menggodanya.

Namun, keperibadian Fengjiu itu mudah melupakan sekalinya ia berhasil mengeluarkannya


dari sistemnya.

“Kau menuai apa yang kau tanam. Pemahaman Buddha-mu lebih baik daripada milikku, aku
yakin kau tahu konsep ini lebih baik daripada diriku. Tidak masalah bagaimana aku
memandangnya, karena itu semua subjektif.”

Sekarang, ekspresi Fengjiu tiba-tiba menjadi rumit selagi ia menambahkan: “Sebenarnya, ada
sesuatu yang ingin kutanyakan lebih dari dua hal ini. Aku tahu aku mungkin bertingkah agak
khusus ketika aku sakit, tetapi ...”

Fengjiu menjeda, mengeraskan rahangnya, dan melanjutkan: “Aku cenderung merasa


kedinginan karena aku punya tubuh yang lemah, jadi aku mungkin salah mengira dirimu
sebagai sumber kehangatan. Tetapi jika kau mendorongku menjauh, aku pasti tidak akan

309
Collected & Merged by raperiadisepti.com
mendatangimu lagi. Jadi, kenapa kau tidak mendorongku menjauh? Kenapa kau
membiarkanku jatuh dalam sutuasi yang canggung ini?”

Masih terlihat acuh, dan bahkan seolah Donghua merasa kalau pertanyaan Fengjiu aneh, ia
pun menjawab Fengjiu, “Kau datang ke pelukanku atas kemauanmu sendiri. Itu merupakan
sebuah kesempatan langka, bicara tentang alasan, kenapa aku harus mendorongmu
menjauh?”

Fengjiu memperhatikan jemari biasanya di atas sutra. Alasan macam apa yang diungkapkan
Donghua barusan?

Setelah sekian lama, Fengjiu berhasil menemukan sesuatu untuk dikatakan: “Aku tidak ingat
Yang Mulia sebagai seseorang yang mempedulikan soal alasan ...”

Aroma dupa mulai menipis. Donghua berdiri untuk membuka penutup pembakarnnya.

Selagi Donghua menambahkan lebih banyak dupa, ia menjawab dengan santai, “Saat aku
tidak ingin membicarakan soal alasan, aku tidak membicarakannya. Tapi, terkadang, ketika
aku ingin, aku membicarakannya.”

Fengjiu menurunkan pandangan pada Donghua, tidak tahu bagaimana harus merespon. Tak
peduli apakah ia sebagai seekor rubah atau manusia, komunikasi selalu sulit antara dirinya
dengan Donghua.

Mempertimbangkan kalau ia baru saja terbangun dari sakit parah dan masih merasa lelah,
Fengjiu memperhitungkan kalau dirinya pasti kalah kalau ia terus bersikeras melawan perang
verbal ini.

Fengjiu dengan murung menggaruk hidungnya kemudian memperhatikan ruangan itu sekilas.
Ia menyadari sebuah vas bunga prem ramping diletakkan di depan sebuah pembatas,
menjulur tak teratur khas gaya Donghua.

310
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Berapa lama ia tertidur? Pastinya tidak singkat. Fengjiu khawatir kalau Xiao Yan akan
mencarinya. Sementara Donghua sedang mengeluarkan sisa abunya, Fengjiu beranjak turun
dari ranjang dan mencari sepatunya.

Sepertinya tidak tepat untuk pergi begitu saja, jadi Fengjiu berdeham, kemudian berterima
kasih lagi pada Donghua.

“Aku berterima kasih untuk bantuanmu kali ini, tetapi sekarang sudah cukup larut dan aku
telah banyak merepotkanmu. Selamat tinggal.”

Donghua bersenandung menyesuaikan tanpa tergesa.

Kemudian, selagi Donghua meletakkan kembali tutup pembakar dupanya, ia berkata, “Aku
dengar kau pernah jatuh ke lubang ular saat berjalan-jalan malam hari ketika kau masih lebih
muda dan tidak pernah keluar dari rumah saat malam hari lagi. Apakah kau sudah melihat
langit di luar sekarang? Sudah gelap di luar sana ...”

Gordennya terangkat dan langsung diturunkan kembali. Dalam sekejap, Donghua, yang baru
saja selesai menambahkan dupa di dalam pembakarannya, telah dipukul jatuh ke ranjang oleh
Fengjiu.

Kaget, Donghua bertanya, “Tidakkah kau terlalu berlebihan?”

Donghua baru saja selesai berbicara ketika Fengjiu menekankan tangannya di atas mulut
Donghua dengan erat. Dengan keadaan menimpa Donghua, wajah Fengjiu diselimuti
kesungguhan dan kehati-hatian.

Fengjiu begitu tegang bahkan ia tidak menyadari kalau bibirnya hanya berjarak senapas dari
milik Donghua.

“Aku tidak bermaksud mendorong Yang Mulia seperti ini, tetapi mohon bersabar sebentar
saja dan jangan bersuara. Aku melihat sebuah bayangan yang melintas barusan. Aku rasa itu
adalah Putri Jiheng. Mungkin ia ingin masuk.”
311
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Sungguh bukan maksud Fengjiu untuk menjatuhkan Donghua seperti ini. Ketika Fengjiu
mengangkat gordennya, ia melihat sesosok putih di balik untaian mutiara yang mirip sekali
dengan Jiheng.

Untungnya, kamar tidur Donghua cukup besar. Di luar kamar dalam juga terdapat sebuah
pemandian air panas. Jiheng mungkin mendengar percakapan mereka dan baru akan masuk.

Siluet Jiheng yang bergerak mengejutkan Fengjiu dan secara insting, ia kembali untuk
menutup mulut Donghua demi mencegahnya berbicara agar Jiheng tidak sampai memergoki
mereka.

Namun dalam ketergesaannya, kaki Fengjiu tersandung permadani di lantai dan ia berakhir
dengan meluncur ke arah Donghua seperti seorang predator kelaparan, menjatuhkan Donghua
langsung ke ranjang dengan posisi Fengjiu di atas Donghua.

Donghua menaikkan alisnya dan menyingkirkan tangan Fengjiu, tetapi bekerja sama dan
balik berbisik, “Kenapa kita tidak boleh bersuara jika si putri masuk?”

Fengjiu berpikir pada dirinya sendiri. Sekarang pukul tiga malam dan Jiheng mendatangi
kamar tidur Donghua. Ini berarti hubungan mereka tidaklah biasa.

Jika si putri menemukan Fengjiu di atas ranjang Donghua, ia tidak tahu pertumpahan darah
macam apa yang akan mengikuti. Meng Shao membaca keberuntungan Fengjiu hari
sebelumnya dan memberitahu Fengjiu kalau ia lebih baik berhati-hati, semenjak ada sebuah
bintang sial yang bergantung di atas kepalanya.

Kalau situasi ini tidak disebut untuk berhati-hati, maka Fengjiu tidak tahu lagi situasi macam
apa maksudnya. Meskipun semua ini pemikiran Fengjiu, mulutnya malah mengatakan
sesuatu yang benar-benar tidak bersangkutan dan tak sesuai dengan usianya:

“Kalau ada sebuah takdir di antara kalian berdua, maka kau harus menghargainya. Jika kau
bisa menghindari kesalahpahaman, maka hindarilah. Di masa lalu, aku pernah mencintai
seseorang, tetapi tidak peduli seberapa banyak aku meminta pada Langit, aku tidak pernah
312
Collected & Merged by raperiadisepti.com
diberikan kesempatan. Kau mungkin tidak tahu ini, tetapi takdir adalah hal yang agak sulit
untuk datang.”

Bahkan Fengjiu sendiri kaget ia bisa dengan tenang mengatakan semua hal ini pada Donghua
sekarang. Menatap ke bawah ke arah Donghua, Fengjiu pikir pasti tidaklah mudah tetap
mempertahankan aura sempurnanya walaupun sedang terperangkap dan ditutupi mulutnya
cukup lama.

Fengjiu berpindah malu-malu dari Donghua untuk sedikit melegakan tekanan dari Donghua
selagi di saat bersaman mempertajam telinganya untuk mendengarkan pergerakan di luar.

Donghua diam-diam menatap Fengjiu sejenak dan tiba-tiba bertanya, “Aku merasa sepertinya
ada sesuatu yang membuatmu salah paham padaku?”

Donghua baru saja menyelesaikan kalimatnya ketika Fengjiu membekap mulutnya lagi.
Menajamkan telinganya, langkah kaki di luar sana jadi lebih terdengar tiap detiknya. Kamar
ini terang-benderang di balik gordennya. Semua orang kecuali orang buta dapat melihat kalau
Donghua masih belum tidur.

Dan, apa yang tengah dilakukan Jiheng ... tidak mungkin kan hubungan mereka telah sampai
pada... tahap ini?

Tidak mungkin kan, Jiheng sungguh ingin melakukan sebuah adegan spesial dengan
mengangkat gorden ranjang Donghua di jam tiga pagi begini?

Syok membuat tangan Fengjiu gemetar. Tetapi dalam keterkejutannya, ia berhasil memberi
sinyal mata pada Donghua, memberitahunya agar membuat Jiheng tetap berada di luar untuk
sekarang.

Dalam sekejap mata, dunia telah terbalik dari atas ke bawah. Di saat Fengjiu berhasil
mendapatkan kembali sikapnya, entah bagaimana sekarang situasi telah berganti, Fengjiu
sekarang ada di bawah sementara Donghua berada di atas.

313
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pergerakan mereka tidak pelan. Langkah kaki di luar sana pun menjadi sedikit ragu. Fengjiu
membolakan matanya pada Donghua, beberapa helaian rambut peraknya turun dari
keningnya.

Seolah Donghua tidak peduli kalau adegan memalukan ini sampai terpergok, ia menahan
Fengjiu dengan satu tangan dan menyentuh kening Fengjiu dengan tangan lainnya.

Tindakan Donghua kuat tetapi suaranya lembut: “Apa kau sudah cukup membuat masalah?
Kalau iya, maka berbaring diamlah. Aku akan pergi mencarikanmu obat.”

Namun, malangnya, Donghua tidak menurunkan volume suaranya lagi. Siapa pun yang
berdiri di luar sana, bahkan melebihi area pemandian air panas, dapat mendengarnya.

Fengjiu mengerang dalam hati. Habislah sudah. Jikalau Jiheng mempermasalahkannya dan
ingin menggantung dirinya, apa yang harus dilakukan oleh Fengjiu? Lebih baik ia segera
meninggalkan tempat ini sekarang juga.

Sayangnya, sebelum beranjak turun dari ranjang, Donghua, dengan kurangnya integritas telah
membungkus Fengjiu rapat di dalam selimut, juga menggunakan sebuah mantra untuk
mengikatnya. Fengjiu tidak dapat melarikan diri lagi tidak peduli seberapa kerasnya ia
melawan.

Ketika Donghua mengangkat tirainya dan berjalan keluar, Fengjiu diam-diam menghitung
dalam kepalanya: satu, dua, tiga, Jiheng pasti akan menangis, akan menangis, akan menangis.

Gordennya terangkat dan diturunkan. Sebuah ledakan cahaya membanjir masuk ke separuh
dari pembagi ruangannya. Tetapi tidak ada suara tangisan Jiheng.

Hanya terdapat suara Donghua di luar: “Kau berada di sini tepat waktu. Tolong bantu aku
menjaganya.”

Jawabannya tenang: “Baik, Yang Mulia.”

314
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ia tak diragukan lagi adalah Jiheng, tetapi kenapa ia tidak menangis, atau bertengkar, atau
mengeluh?

Mungkinkah Jiheng memang selalu sekuat ini?

Apa maksud Donghua memperlakukan orang tercintanya dengan cara seperti ini?

Fengjiu bergelung di bawah selimut, pikirannya kacau balau.

***

Setelahnya, ketika Fengjiu membagikan cerita membingungkan ini pada Yan Chiwu dan
meminta pendapatnya, ia langsung membangunkan si pemimpi Fengjiu dari tidurnya: “Aku
tahu. Muka Es tidak sebaik itu. Ia membenci persahabatanku dengan Jiheng meskipun
menyetujuinya, jadi dia menuangkan rasa tidak senangnya pada Jiheng.”

Fengjiu tampak kebingungan.

Xiao Yan menjelaskan dengan sabar: “Lihat, Muka Es melakukan apa yang dilakukannya
untuk membiarkan Jiheng tahu kalau masih ada seorang wanita menarik di atas ranjangnya
yang bersedia bertingkah genit padanya. Si wanita menarik itu kau, tentu saja.

"Apa yang sungguh diinginkan oleh Muka Es adalah untuk menyakiti Jiheng, sebab, itu
menyakitkan Donghua ketika Jiheng menghabiskan waktu bersamaku. Dari hal ini, kita bisa
melihat perasaan Muka Es pada Jiheng masih kuat. Donghua harus menyakiti Jiheng guna
meringankan kerinduannya sendiri.

"Apakah ini bagaimana kau menggunakan kata ‘merindukan’? tunggu sebentar dan biarkan
aku mencarinya di dalam kamus terlebih dahulu. Hei, hei, jangan melihatku seperti itu. Itulah
apa yang ditulis mereka dalam buku!”

Fengjiu harus mengakui kalau wajah Xiao Yan adalah sebuah tragedi. Bahkan ketika Xiao
Yan sedang mengejek, ia masih terlihat seindah giok.

315
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu membujuknya: “Jangan begitu. Para Buddha mengatakan kalau lebih baik kau
menghancurkan sepuluh kuil daripada menghancurkan cinta seseorang.”

Perkataan Fengjiu tampaknya telah mempengaruhi Xiao Yan.

“Kau benar,” katanya.

“Apakah ada konsekuensi jika aku menghancurkan cinta mereka?”

Fengjiu merenung sejenak saat mendengarkan pertanyaan Xiao Yan: “Tidak, kurasa tidak.
Tak perlu dipikirkan, kau bisa melakukan apa pun yang kau inginkan.”

Pembicaraan mendalam itu kurang lebih berakhir di sini.

Bicara secara logika, penjelasan Xiao Yan tidak terdengar masuk akal, tetapi secara
emosional, cukup masuk akal. Karena logika tidak ada dalam percintaan, perkataan Xiao Yan
bisa dipercaya untuk sementara waktu.

***

Hari itu, Fengjiu mengambil kesempatan sebelum Donghua kembali untuk berubah menjadi
seekor rubah kecil dan merangkak keluar dari selimut yang memerangkap dirinya, kemudian
meluncur keluar melalui tirai.

Akan tetapi, ketika Fengjiu sampai di pemandian air panas, ia berhenti di dekat Jiheng. Bibir
tak berwarna sang putri di wajah pucatnya tiba-tiba saja mendapatkan kembali warna mereka.

Setelah beberapa saat mengerti, Jiheng berkata pada dirinya sendiri, “Jadi itu hanyalah seekor
rubah. Aku saja yang terlalu banyak berpikir.”

Fengjiu tidak tahu apa maksud Jiheng. Ia hanya mengambil kesempatannya untuk berlari
secepat yang ia bisa. Melalui analisa Xiao Yan baru-baru ini, ia masih belum sepenuhnya
mengerti perkataan Jiheng.

316
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tampaknya Fengjiu mungkin telah merusak rencana Donghua untuk menyakiti si putri. Ada
hal serumit ini dalam percintaan. Tanpa mengerti soal lika-liku ini, Fengjiu muncul di Istana
Taichen berusaha ingin memenangkan Donghua hanya dengan keberaniannya.

Tentu saja Fengjiu gagal, dan baru hari inilah ia mengetahui bahwa terdapat hal, semacam
prinsip dasar yang bergaris bawah seperti ini.

317
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 10 Part 1

Fengjiu tidak bertemu Donghua lagi di hari-hari berikutnya. Awalnya, ia bertanya-tanya


apakah ia telah mengacaukan rencana Donghua, dan sudah yakin bahwa Donghua pasti akan
menghukumnya karena itu.

Bahkan saat sedang beristirahat dari flunya, Fengjiu telah memikirkan tindakan balasan jika
ia bertemu dengan Donghua lagi. Tetapi, selama beberapa hari, sekolah tidak menjadwalkan
Donghua untuk kuliah lainnya.

Suatu sore setelah kelas selesai, Fengjiu memperhatikan Putri Jielu yang selalu menunjukkan
ketertarikan besar pada Donghua, tetapi apa yang didengar oleh Fengjiu darinya hanya
beberapa gerutuan pada teman-teman sekelas mereka kalau Donghua tidak datang untuk
mengajar. Tak ada hal penting lain yang disebutkan.

Donghua datang kemari untuk bertemu Jiheng. Sekarang karena mereka telah bertemu satu
sama lain, mungkin Donghua telah kembali ke Jiuchongtian.

Namun, jika Donghua mencintai Jiheng, mengapa tidak ia bawa saja Jiheng pergi dari tempat
ini? Mengapa harus menunggu hingga sepuluh tahun untuk bertemu?

Mungkinkah ini salah satu hobi baru yang ditemukan Donghua selama beberapa ratus tahun
terakhir ini?

Selama Fengjiu tidak bersama dengannya, Donghua memang jadi semakin membingungkan.

***

Hari ini, Meng Shao mengundang Fengjiu dan Xiao Yan ke Zuilixian, sebuah restoran
terkenal di ibu kota, untuk minum-minum. Zuilixian baru-baru ini memperoleh penari
tercantik di seluruh kota.

318
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Meng Shao menontonnya dengan riang gembira. Kemudian, mabuk setelah beberapa gelas
minuman, Meng Shao membocorkan rahasia dari empat ular piton yang menjaga pohon Saha.

Namun, pidato Meng Shao, tidak seperti esainya, tidak pernah pandai bicara. Rahasia yang
Meng Shao bicarakan campur aduk dan berantakan.

Terima kasih pada kemampuan Xiao Yan dalam meringkas suatu hal, mereka akhirnya
berhasil menyimpulkan kalau tiap tanggal lima belas setiap bulannya, para ular piton itu akan
meninggalkan pilar mereka untuk menyerap esensi mistik dari langit dan bumi, jadi selama
beberapa jam, tidak akan ada yang menjaga pohon ajaib itu.

Haruskah mereka mencoba peruntungan mereka selama rentang ini?

Tepatnya, malam itu adalah malam dengan bulan penuh, dan tak ada waktu yang lebih baik
lagi untuk bertindak. Tidak ada yang pernah tahu, mungkin saja buah ajaib itu akan jadi
miliknya malam ini.

Mendengarkan Fengjiu, Xiao Yan dibuat percaya kalau buah Saha tahun ini juga dapat
membuat manusia dari seseorang, di luar dari kegunaannya yang tak berguna, yang diketahui
Xiao Yan. Ia pun dengan senang hati bergabung.

Untuk memulainya, Xiao Yan menyambungkan sebuah jalan bawah tanah rahasia dari balik
tembok kota menuju Mata Air Jie’you. Menjadi seorang pahlawan, Xiao Yan bahkan dengan
sukarela menjelajahi jalan itu lebih dahulu.

Fengjiu jadi merasa sedikit—amat sedikit merasa bersalah pada Xiao Yan yang dengan
heroiknya telah melompat lebih dahulu ke dalam terowongan hitam kelam itu. Setelah sekian
lama, Xiao Yan tidak juga kembali.

Akan sangat lucu apabila Pendekar Xiao Yan sampai dilahap oleh si piton-penyerap-energi-
mistis. Namun, Xiao Yan adalah seorang Raja Iblis yang telah membuat banyak dosa di masa
lalu. Bagaimana kalau Langit menghukumnya kali ini ... Fengjiu menatap ke lubang yang
dalamnya tak terlihat, menutup rapat matanya, dan ikut melompat juga.
319
Collected & Merged by raperiadisepti.com
***

Gua besar di langit. Istilah bermakna ini digunakan untuk menandakan bahwa di ujung
sebuah gua gelap, pasti ada sebuah langit biru. Jalan terusan yang dibuat Xiao Yan entah
mengapa tiba-tiba menjadi pertigaan. Sebelum Fengjiu tahu apa yang harus dilakukannya, ia
jatuh ke dalam salah satu jalan ini.

Xiao Yan bilang kalau terowongan yang ia buat menyambung ke Mata Air Jieyou. Sekalinya
Fengjiu keluar dari terowongannya, seharusnya itu langsung menuju ke mata air di mana ia
akan bertemu dengan air daripada udara. Inilah mengapa ia telah lebih dulu meminta pada
Meng Shao sebutir mutiara air.

Akan tetapi, pada saat ini, gua tempat Fengjiu terjatuh merupakan sebuah ruang yang sangat
besar. Di atas kepalanya terdapat angin menderu dan awan badai. Di bawahnya merupakan
sebuah hutan hijau bergoyang di tengah terpaan angin kencang.

Fengjiu memeluk dirinya erat seraya berdiri di atas sebuah kanopi. Ini bukanlah dunia bawah
air yang dibicarakan oleh Xiao Yan. Apakah ia tersesat?

Apakah Xiao Yan, yang juga keluar untuk menjelajah dan tidak kembali, juga tersesat?

Bravo, ia yang membuat jalan rahasia ini sendiri dan masih tetap tersesat. Jenius sekali. Klan
Iblis pastilah tempat yang jauh lebih dermawan daripada yang dipercayai orang-orang hingga
Xiao Yan dapat mempertahankan takhtanya selama ini.

Fengjiu menyembunyikan dirinya sendiri di antara dedaunan hijau selagi memijat bahunya
yang memar. Bulan semerah darah bergantung rendah di kejauhan di ujung horizon.

Pemandangan semacam ini sungguh menyeramkan. Tampaknya Fengjiu telah jatuh ke


wilayah iblis terlarang di suatu tempat. Xiao Yan tetap berada dalam pikiran Fengjiu.

320
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Selagi Fengjiu berdebat apakah akan pergi mencarinya di sini atau kembali dan mencarinya
di mata air, serangkaian tawa tiba-tiba bergema di ujung hutan. Pastinya seorang iblis muda
yang cantik, pikir Fengjiu, karena tawanya agak mengusik telinga.

Sudah lama tidak melihat seorang iblis selama bertahun-tahun, Fengjiu paling tidak ingin
mengintip sebelum meninggalkan tempat ini. Jadi ia pun meluncur turun, menekankan
dirinya pada dedaunan, dan melihat ke arah sumber tawa itu.

Muncul di pandangannya, di ujung jalan berbunga seorang dewa berjubah ungu duduk
dengan posisi teratai, pedangnya diletakkan di sisinya ...

Kenapa, bukankah ini Donghua Dijun yang sudah berhari-hari tidak dilihatnya?

Apa yang Donghua lakukan di sini? Dengan matanya yang tertutup, ia tampak sedang
bersemedi.

Ketika Fengjiu baru saja akan bergerak mendekat untuk melihat lebih jelas, sepasang tangan
lembut berwarna gading melingkar di bahu Donghua dan perlahan beringsut menurun ke
pinggang Donghua.

Sebuah wajah menarik muncul di atas bahu Donghua. Rambut sehitam kayu arangnya terjalin
dengan rambut perak Donghua, senyumnya seelegan sebuah bunga anggrek.

“Yang Mulia, kau hanya datang kemari sekali selama sepuluh tahun. Apa kau tahu seberapa
banyak aku merindukanmu, atau seberapa menyiksanya aku menunggumu?”

Perkataan semanis madunya melayang hingga ke telinga Fengjiu. Duduk di atas sebuah dahan
pohon, ia kehilangan pegangannya dan dengan cerobohnya jatuh ke tanah.

Mata memikat si gadis pun menyapu ke arah Fengjiu, dan dengan tangan yang tak tertutup
pakaian, masih melingkar di leher Donghua, ia tertawa: “Apakah masih ada orang di dunia ini
yang lebih parah dalam romantisme seperti dirimu? Bagaimana bisa kau membawa serta dua
wanita lain saat tengah bertemu denganku? Apakah kau tidak takut kalau aku akan sedih ...?”
321
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Cukup berangin di luar sini, kenapa pakaian Donghua sangat tipis ...? Selagi Fengjiu
memikirkan soal ini, ia menghindari tatapan mata si gadis dan menyadari makna perkataan
gadis itu ketika ia mengatakan ‘dua’.

Ternyata ada seorang lagi yang telah berdiri di bawah pohon selama beberapa waktu
sekarang—Putri Jiheng dengan gaun putihnya yang berkibar.

Hari ini, bukan hanya gaun sang putri yang sewarna salju, ekspresi, juga seputih salju. Jiheng
menatap Donghua, bibirnya membentuk garis tertutup; di wajahnya terdapat ekspresi
tersakiti. Fengjiu merasa kasihan padanya.

Beruntungnya, Donghua memilih untuk membuka matanya tepat di saat ini. Embusan kuat
mengguncang hutan dan hujan kelopak bunga tiba-tiba saja turun.

Di tengah hujan bunga, Donghua mengernyitkan alisnya pada para gadis muda itu dan
bertanya, “Kenapa kau datang kemari?”

Bukan ‘kalian berdua’, hanya ‘kau’.

Fengjiu menggaruk kepalanya berusaha memikirkan sebuah jawaban selagi Jiheng berkata
menyedihkan di belakang Fengjiu: “Guru, aku mencemaskan Anda. Aku kesulitan mencari
jalanku kemari, tetapi Anda ... aku ...”

Fengjiu diam-diam memahami skenarionya; jadi Donghua bertanya pada Jiheng. Ia


menggosok hidungnya dan menaikkan telinganya untuk mendengarkan, menunggu Jiheng
untuk melanjutkan.

Selagi Fengjiu menunggu, ia menyadari kelopak bunga yang berterbangan di udara. Mereka
mirip dengan bunga suci Fuling dari Jiuchongtian yang pernah Fengjiu sukai dulu, tetapi
bunga ini tidak seharusnya tumbuh di tempat jahat seperti ini.

Jiheng masih belum mengatakan apa pun lagi. Fengjiu mengangkat matanya untuk melihat ke
arah Jiheng. Si iblis wanita itu dengan berani menempelkan wajahnya pada Donghua
322
Collected & Merged by raperiadisepti.com
sekarang, dan sang raja tidak menunjukkan keinginan untuk berpindah. Jiheng sepertinya
tidak sanggup lagi melihat ini, dan dengan tangannya melengkung menjadi tinjuan, Jiheng
pun berbalik dan lari.

Si iblis wanita yang tangannya masih berada di sekitar Donghua masih tersenyum dari sudut
matanya.

Ia berkata pada Fengjiu, “Gadis muda ini berbeda dari kakaknya; ia tidak melarikan diri
melihat adegan menarik ini. Apakah kau ingin tetap di sini untuk menyaksikan percintaanku
dengan sang Raja?”

Fengjiu menggali sekitar sejenak sebelum akhirnya menemukan pedang Taozhu-nya. Fengjiu
mengangkat kepalanya dan mengembalikan senyum cerah si penggoda dengan senyumnya
sendiri.

“Silakan saja. Aku tidak melihat adanya kerugian dengan berdiri dan menonton.”

Dengan kepalanya yang diletakkan pada bahu Donghua, ekspresi si iblis wanita langsung
berubah.

Tawanya reda selagi ia menurunkan nada suaranya: “Apakah kau sudah berhasil
melihatnya?”

Ia kemudian mencemooh, “Bagus sekali. Jika kau ingin mengarungi air berlumpur ini, aku
akan mengabulkan permintaanmu.”

Dalam sekejap, ia telah melompat beberapa langkah ke belakang. Sepotong kain selempang
sutra merah menembak ke depan—ini merupakan sebuah gerakan yang mengincar area vital
di leher.

Baru beberapa saat yang lalu, Fengjiu masih berdebat, haruskah ia ikut campur dalam
masalah ini.

323
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ketika Fengjiu pertama kali melihat keduanya melalui dedaunan tebal, ia juga, bertanya-
tanya sejak kapan Donghua telah jatuh hati pada si penggoda cantik itu.

Di saat bersamaan, Fengjiu pun bertanya-tanya bagaimana mungkin Donghua mencintai


Jiheng sementara menyukai orang lain di waktu bersamaan. Apakah cinta semacam ini ada di
dunia? Betapa rumitnya, hal yang disebut cinta ini. Fengjiu sering kali tidak mengerti.

Tidak hingga Fengjiu tanpa sengaja mendongak dan melihat awan bergolak yang bergulir
masuk dan bulan yang berubah dari putih menjadi merah, barulah ia tiba-tiba menyadari
situasinya.

Pastinya ada kekuatan bertentangan yang kuat di antara mereka berdua hingga fenomena
aneh ini muncul. Jiheng pergi dalam kecemburuannya karena ia tidak menyadarinya,
meskipun di tengah keintiman Donghua dengan si iblis wanita, terdapat sebuah pergumulan
tersembunyi di antara keduanya.

Donghua begitu tampan hingga mungkin saja kalau si iblis wanita benar-benar memiliki
perasaan padanya. Di lain pihak, Donghua membiarkannya menebar tipu muslihat mungkin
agar Jiheng dan Fengjiu meninggalkan medan pertempuran yang berbahaya ini.

Fengjiu menganggap kalau Donghua mengkhawatirkan dirinya dan sang putri. Tiba-tiba saja,
Donghua terlihat baik dan terhormat baginya.

Lain halnya jika Fengjiu tidak menyadari kebaikannya, tetapi bagaimana mungkin Fengjiu
meninggalkan Donghua sendiri ketika ia begitu terhormat?

Arwah jahat mempraktikkan sihir jahat. Di antara mereka, penggodaan merupakan salah satu
yang paling mematikan. Semakin cantik si penggoda, semakin mudah baginya memperdaya
korbannya.

Tidak peduli apakah orang itu adalah seorang dewa atau iblis. Selama ada kerinduan duniawi
dalam hatinya, ia akan mudah terperangkap.

324
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Meskipun Donghua memiliki penempaan diri yang fenomenal, ia memang memiliki perasaan
pada Jiheng. Dan di antara keenam emosi, cinta selalu yang pertama. Akan sulit menebak apa
konsekuensinya bila si iblis wanita menggunakan kemampuan godaannya pada Donghua;
kehadiran Fengjiu di sini dapat sedikit membantu.

Fengjiu menghela napasnya sekali lagi. Kenapa Jiheng tidak dapat melihat ini? Jika Jiheng
melihatnya, maka akan ada tenaga tambahan ekstra, dan mereka punya kesempatan lebih
besar untuk menang. Wanita ... mereka selalu begitu sentimental!

Fengjiu memperhitungkan analisis situasinya hari ini dengan begitu cepat. Pergerakannya,
juga, cepat. Di tengah Fuling yang berterbangan, pedang panjangnya bergerak seperti kilauan
cahaya.

Mereka telah bertarung selama beberapa saat tetapi kain selempang sutra milik si iblis wanita
masih belum menyentuh tubuh Fengjiu. Ia cukup gembira dengan penampilannya hari ini.

Donghua bersandar pada telapak tangannya seraya menonton Fengjiu berpindah cepat dan
terbang seperti seekor kupu-kupu putih di tengah hujan kelopak bunga. Ini adalah kali
pertama Donghua melihat tarian pedang Fengjiu.

Dikatakan bahwa ilmu berpedang Fengjiu dipelajari dari ayahnya, Bai Yi. Jika Donghua
mengingat dengan tepat, kemampuan berpedang Bai Yi dikenal dengan kekukuhannya.
Namun, Fengjiu menunjukkannya dengan jauh lebih lembut.

Tiap pergerakannya sangat anggun; ketenangan dan keseimbangan Fengjiu juga cukup baik.
Dapat berduel melawan Miao Luo, yang tercipta dari Dunia Huiming, pada usia dan
penempaan Fengjiu, dapat dikatakan sebagai kelangkaan.

Sejujurnya, Fengjiu tidak salah menebak pada awalnya. Tujuan perjalanan Donghua kali ini
memang untuk menumpas kejahatan. Akan tetapi, gadis ini bukanlah iblis biasa. Ia
merupakan penjelmaan dari tiga racun yang merembes keluar dari Dunia Miaoyi Huiming.
Sekalinya penjelmaan ini menjadi orang, Yang Mulia Raja sendirilah yang harus turun
tangan.
325
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Meski demikian, Donghua telah memerangkap esensi aslinya di dunia cerminan Huiming.
Setiap sepuluh tahun sekali, sedikit racun berhasil keluar dan terbawa turun ke dunia
kehidupan. Ia lebih kuat dari iblis biasa, tetapi masih belum jadi perhatian bagi Donghua.

Donghua bukan berencana membiarkan si iblis wanita mendekatinya untuk mengusir Jiheng
dan Fengjiu pergi demi keselamatan mereka.

Semakin dekat si iblis padanya, maka semakin mudah pula ia menggunakan kemampuan
godaannya. Namun, semakin dekat ia pada Donghua, maka semakin mudah pula bagi
Donghua untuk menghancurkannya. Memang tidak perlu untuk menjauhkan si iblis darinya.

Fengjiu salah paham menganggap kalau Donghua berlaku demikian demi dirinya dan Jiheng,
bahkan terharu atas gestur kecil itu.

Meski demikian, ini masihlah wilayah yang berbahaya. Walaupun Miao Luo hanya
penjelmaan dari wujud aslinya, ia masih ancaman berbahaya dibandingkan dengan Fengjiu
dan Jiheng. Sudah pasti mereka takut padanya.

Donghua tidak tahu mengapa Jiheng di sini, tetapi ia menyadari adanya bahaya dan telah
melarikan diri; tampaknya ia cukup pintar.

Kesan Donghua, Fengjiu jelas lebih cerdas dari Jiheng. Orang mungkin akan berpikir kalau
Fengjiu akan lebih dulu melarikan diri bahkan sebelum si putri, tetapi untuk beberapa alasan,
ia malah tetap tinggal.

Donghua mengamati Fengjiu selama beberapa saat dan mulai meragukan dirinya sendiri.
Untuk sesaat, Donghua tidak dapat melihat apakah si gadis berjubah putih adalah Fengjiu
yang sama dengan yang ia kenal. Tetapi, meskipun tersembunyi, Donghua dapat melihat jelas
tanda bunga phoenixnya ... dan itu sangatlah nyata.

Mata bersinar Fengjiu pun menampilkan kesan familier yang sama yang ia tahu dari
Jiuchongtian. Apakah Fengjiu sungguh mengira kalau Donghua dimanipulasi oleh si
penggoda dan ingin menyelamatkan dirinya?
326
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua bersandar di telapak tangannya dan diam-diam menatap Fengjiu yang berdiri
dengan pedang di tangannya.

Semenjak hari di mana Donghua lahir dari Laut Biru dan mendaki tumpukan tengkorak
hingga sekarang, ada begitu banyak orang yang datang meminta perlindungannya, tetapi ia
tidak pernah mengira akan ada seseorang yang ingin melindunginya.

‘Melindungi’ disebutkan bersamaan dengan nama Donghua adalah sebuah lelucon yang
menggelikan.

Namun di sini, sekarang di dalam hujan bunga, ratu muda rapuh dari Qingqiu menggunakan
pedang tipisnya melawan monster yang jauh lebih hebat untuk melindungi Donghua. Ini jelas
merupakan kejutan menarik bagi Dijun.

Saat Fengjiu menarik pedangnya untuk yang kedua kalinya, ia menyadari kalau peluangnya
untuk menang melawan si iblis wanita sangatlah tipis. Ia tinggal untuk menolong Donghua,
namun hanya itu saja tingkat dari tujuannya.

Fengjiu hanya berencana memperpanjang waktu bagi Donghua untuk mencari kesempatan
menyerang. Ia tidak pernah berpikir untuk mengambil alih tugas membunuh Miao Luo dari
tangan Donghua.

Separuh jalan dari pertempuran mereka, Fengjiu merasa ia berhasil bertahan cukup baik. Di
babak selanjutnya, ia sungguh berharap Donghua dapat segera meninggalkan tempat
duduknya dan membantunya.

Ketika Fengjiu melirik ke arah Donghua, Dijun sedang bersandar di telapak tangannya dan
melihatnya dengan sinar terang di matanya. Samar-samar, Fengjiu melihat tiga kata terbentuk
dari bibir Donghua yang bergerak.

Fengjiu meragu dalam diam. Di antara yang pertama dan kedua, dan yang kedua dengan
ketiga terdapat jeda. Mungkin itu mengandung makna yang tinggi, dan akan membantu
kemampuan berpedangnya meningkat pesat.
327
Collected & Merged by raperiadisepti.com
328
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 10 Part 2

Tetapi angin menjerit terlampau kuat seiring dengan ayunan pedang Fengjiu.

Apa sebenarnya tiga kata mendalam yang dikatakan Donghua? Hanya hingga kain selempang
sutra itu mencakar pundak Fengjiu, barulah ia mengerti.

“Berhati-hatilah!” kata Donghua.

Beruntungnya, kain itu memang cepat tetapi tidak begitu kuat. Hanya sanggup memotong
sehelai gaun sutranya. Fengjiu berhasil menangkis serangan berikutnya dengan pedangnya.

Selagi Fengjiu menangkis serangan lawannya, ia memikirkan kekuatan besar yang datang
dari selempang merah Miao Luo barusan. Ia nyaris saja menjatuhkan pedang Fengjiu entah
bagaimana caranya, energinya juga melemah banyak sekali.

Fengjiu mengambil kesempatannya dan menyerang balik, mendorong Miao Luo dua langkah
ke belakang. Sejak kapan kemampuan berpedangnya jadi begitu fenomenal?

Setelah si iblis wanita mendapatkan kembali keseimbangannya, ia tiba-tiba saja melihat ke


belakang Fengjiu dengan senyum yang aneh. Dalam sepersekian detik itu, ia menyadari kalau
selama pertarungan mereka, keduanya telah berpindah sebanyak selusin langkah dari tempat
Donghua duduk.

Miao Luo sudah jelas tersenyum pada Donghua. Fengjiu tidak punya waktu untuk berpikir
ketika tubuhnya sudah bereaksi dengan jatuh ke belakang. Kali ini, sudah pasti, kelima
selempang sutra terbang ke arah Donghua seperti lima ular listrik.

Fengjiu menamengi tubuh Donghua selagi mereka berdua terpental beberapa meter jauhnya.
Langsung saja, tempat di mana Donghua duduk hancur karena selempang-selempang sutra
merah itu.

329
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu berkeringat dingin dan berpikir sendiri betapa berbahayanya yang barusan itu. Selagi
menekan Donghua, ia sadar kenapa Donghua tidak melompat dan menolongnya selama ini.

Sepertinya itu karena Donghua terkena sihir si iblis wanita dan tidak dapat bergerak.
Beruntung bagi Donghua, Fengjiu sedang berbaik hati hari ini dan memutuskan untuk tinggal
dan menolongnya.

Kalau tidak, Fengjiu tidak tahu apa yang akan terjadi pada Donghua. Ia memang selalu
simpati terhadap orang yang mengalami kemalangan. Berpikir kalau Donghua sangat jarang
terjatuh pada dilema macam ini, Fengjiu dengan lembut mengembalikan tatapan Donghua
tanpa malu-malu, menatap dalam mata Donghua.

Untuk beberapa alasan, hati Fengjiu dipenuhi rasa simpati ... Sungguh, ia telah salah paham
pada Donghua agak terlalu banyak kali ini.

Donghua Dijun belum melakukan apa pun selama ini karena ia ingin melihat sejauh mana
Fengjiu akan berusaha menyelamatkannya.

Selempang-selempang yang diayunkan oleh Miao Luo seperti makhluk hidup. Tak mengenai
targetnya, ia langsung mengubah arah dan mengejar mereka berdua lagi.

Jika sekumpulan listrik itu mengenai Fengjiu, ia pasti akan muntah darah. Sangat mudah
untuk menghindarinya sendiri, tetapi untuk membawa Donghua yang tidak bisa bergerak juga
...

Selagi Fengjiu membingungkan keputusan sulit ini, ia merasa tubuhnya berguling di tanah
untuk menghindari serangan kain selempang itu. Sebelum Fengjiu dapat menghabiskan
tenaganya sendiri, ia sudah terangkat oleh angin. Tangannya yang memegangi pedang juga
telah dipegangi oleh orang lain, begitu pula dengan pinggangnya.

Donghua berbicara pada Fengjiu dengan suara rendahnya dari belakang: “Lihat baik-baik.”

330
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu membesarkan matanya selagi tubuhnya bergerak maju, pedang berkilau itu bergerak
layaknya salju yang berputar-putar. Ia tidak dapat melihat kemana Donghua membawanya,
atau gerakan apa yang Donghua gunakan dengan pedang Taozhu-nya.

Saat pengelihatan Fengjiu kembali, satu-satunya hal yang ia lihat adalah potongan-potongan
kain merah itu berterbangan di langit. Ujung pedang yang berkilauan itu berdarah, menusuk
tepat di tengah kening Miao Luo yang bermata besar.

Fengjiu selalu menganggap dirinya sebagai seorang dewi yang berpengalaman. Meskipun ia
belum pernah memusnahkan iblis seorang diri, ia pernah menyaksikan paman-paman dan
bibinya berkali-kali selama bertahun-tahun.

Fengjiu belum pernah melihat iblis sehebat Miao Luo, tetapi Dijun memusnahkannya bersih
hanya dengan sebuah serangan dari pedangnya. Ia tiba-tiba menemukan sebuah kekaguman
baru atas kemampuan Donghua.

Donghua menarik pedang Tazhu dan memasukkannya kembali ke sarungnya. Kelopak Fuling
bertebaran di hutan layaknya butiran salju. Mereka melayang jauh dan semakin menjauh
hingga akhirnya benar-benar menghilang.

Dari waktu ke waktu, beberapa kelopak jatuh ke tangan Fengjiu, tetapi ia tidak dapat
merasakan mereka. Ia kemudian menyadari kalau lautan bunga yang ia lihat hanyalah sebuah
ilusi yang diciptakan oleh si iblis.

Angin melengking kuat di dalam hutan lebat. Asap mulai mengepul dari kaki Miao Luo—
pertanda kematiannya yang makin mendekat.

Mata Miao Luo yang menghina terbuka lebar selagi ia menghadap Donghua, menyeringai.

“Aku selalu mendengar mengenai ketentraman Yang Mulia yang tidak tertandingi di seluruh
dunia. Aku sudah lama ingin mengetahui apakah hatimu sungguh setenang yang dikatakan
mereka. Keinginanku akhirnya terkabul.”

331
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Mata Miao Luo yang dingin memercikkan kilatan lihai seolah ia tengah melihat sebuah
lelucon.

“Aku tidak tahu bahwa kelemahan Yang Mulia adalah lautan dari bunga-bunga Fuling.
Sangat menarik, memang sangat menarik! Aku jadi bertanya-tanya jika apa yang kau simpan
di hatimu adalah lautan bunga ini, ataukah seseorang yang tersembunyi di dalamnya?”

Miao Luo terkekeh dua kali lagi: “Dewa terkuat di dunia, yang selalu disebut orang suci yang
telah mencapai kesatuan pikiran dalam sembilan kekekalan mental, memiliki rahasia
mencengangkan begini ... Menarik, menarik, mena ...”

Miao Luo belum menyelesaikan kata terakhirnya ketika tubuhnya melebur menjadi udara
tipis berasap.

Fengjiu membelalakkan matanya pada perkataan terakhir Miao Luo dan terbelalak sekali lagi
ketika ia menyaksikan si iblis wanita menguap jadi asap tipis.

Fengjiu kira ini akan menjadi pertarungan sekali seumur hidup. Donghua tidak dapat
membantunya, namun memusnahkan monster bukanlah kesempatan yang datang tiap hari.
Rasa kegembiraannya baru saja mulai berkobar, tetapi ... semuanya telah berakhir?

Asap yang menguap memberi jalan pada langit bercahaya bulan diiringi siliran angin lembut.
Fengjiu jadi curiga. Baru beberapa detik yang lalu, Donghua duduk layaknya sebuah patung
kayu. Bagaimana bisa ia datang tepat di saat kritis dengan begitu tenangnya?

Apakah Donghua membohongi Fengjiu lagi? Ia diam-diam mengagumi ketenangannya


menerima kenyataan ini. Ia sudah sering dibohongi hingga ia mulai terbiasa.

Fengjiu menurunkan pedangnya hingga setinggi telapak tangannya asal dan memasukkannya
kembali ke dalam lengan jubahnya. Kemudian, Fengjiu dengan santai berbalik dan
memberikan anggukan selamat tinggal pada Donghua.

332
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Mengapa Fengjiu harus tinggal dan bertingkah budiman sementara ia tahu bahwa ia tidak
cukup baik? Sekarang Donghua akan menertawakannya lagi.

Lupakan saja, Fengjiu akan jadi orang yang berbesar hati kali ini dan memberikan tindakan
kehormatan ini pada Donghua secara cuma-cuma.

Selagi Fengjiu beranjak pergi di bawah langit cerah berangin itu, Donghua bertanya pada
Fengjiu dengan gaya tak tergesanya, “Kenapa kau datang kemari?”

Pertanyaan ini terdengar agak familier.

Fengjiu memiringkan kepalanya sejenak, kemudian menunjuk dirinya sendiri skeptis dan
menjawab, “Kau bertanya padaku?”

Bulannya mulai menyembunyikan dirinya di balik awan.

Dijun menatap balik Fengjiu dengan mudahnya: “Apa aku terlihat seperti sedang bicara pada
diriku sendiri?”

Fengjiu terus saja memasang ekspresi terkejut di wajahnya dan menunjuk dirinya sendiri
lagi.

“Maksudku adalah ketika aku jatuh dari pohon dan kau bertanya pada Putri Jiheng, ‘Kenapa
kau datang kemari?’ kau sebenarnya menanyakan pertanyaan itu padaku?”

Donghua melambaikan tangannya dan memunculkan sebuah dipan panjang dan rendah. Ia
duduk dan mendongakkan kepalanya pada Fengjiu penuh tanya.

“Kalau bukan, memangnya menurutmu aku bertanya pada siapa?”

Setelah melihat wajah kebingungan Fengjiu, Donghua pun mengulangi, “Kau masih belum
menjawabku. Kenapa kau datang kemari?”

333
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pertanyaan berulang Donghua mencetuskan sebuah ingatan dalam pikiran kacaunya. Fengjiu
seharusnya mencuri buah Saha malam ini, tetapi entah bagaimana ia malah jadi terlampau
gembira setelah menarik pedangnya, hingga akhirnya melupakan tujuan awalnya.

Fengjiu tiba-tiba berkeringat saat mengingat berapa banyak waktu yang telah terbuang.

Fengjiu menjawab Donghua asal saja, “Aku kebetulan sedang berjalan-jalan. Ketika aku
melihatmu diganggu, kebetulan saja aku membantumu lagi. Mana kutahu kalau aku kembali
dibodohi.”

Fengjiu mengambil langkahnya dan berjalan pergi.

Suara tak tergesa Donghua terdengar dari belakang Fengjiu: “Kau pergi tanpa mengajakku?”

Fengjiu berbalik.

“Kenapa aku harus mengajakmu?”

Donghua tidak mengikuti Fengjiu. Malahan, ia dengan santainya tetap duduk di atas
dipannya.

Ketika Donghua melihat Fengjiu berbalik, ia menjawab santai, “Aku terluka. Apakah kau
sanggup meninggalkanku di sini dan tetap tenang?”

“Iya,” Fengjiu mengangguk terang-terangan.

“Sangat amat bisa,” Fengjiu buru-buru menambahkan ketika ia melihat alis terangkat
Donghua.

Pada saat ini, kakinya yang melangkah ke depan entah mengapa mulai berjalan mundur
dengan sendirinya. Tak lama kemudian, Fengjiu terbawa di sebelah dipan di mana Donghua
bermalas-malasan dengan santainya. Fengjiu memegangi bingkai dipan itu dengan kesal.

“Kau ...”
334
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Tampaknya kau tidak setenang itu.”

Fengjiu tidak mampu mengutarakan sepatah kata pun. Kemahiran Donghua dalam
ketidaktahumaluan menjadi jauh lebih baik selama beberapa hari mereka tidak bertemu.

Fengjiu menahan emosinya dengan sisa rasionalitasnya yang tersisa dan melembutkan nada
bicaranya.

“Maafkan ketidaktahuanku. Kau tampak begitu nyaman, aku sungguh tak dapat melihat
tepatnya di mana tubuh muliamu itu terluka.”

Angin lembut mengibaskan lengan jubah Donghua. Memang terdapat sebuah luka panjang di
lengan kanannya di mana darah hangat tengah mengucur dari sana. Tadinya tidak ada di sana
beberapa saat yang lalu, mungkin itu tersembunyi oleh warna kain yang gelap.

Fengjiu diberitahu kalau Donghua tidak pernah berdarah semenjak hari di mana ia menguasai
dunia. Sungguh kelangkaan dapat melihat Donghua berdarah dari sebuah luka seperti ini.

Fengjiu berjalan mendekat pada Donghua dan berkomentar dengan semangat, “Ada warna
emas dalam merahnya, cocok sekali menjadi darah Yang Mulia. Dari apa yang kubaca,
semangkuk darah ini setara dengan 1800 tahun penempaan diri para dewa. Apakah ini
benar?”

Donghua menaikkan sebelah alisnya dan mendesah.

“Biasanya dalam keadaan begini, pikiran pertamamu harusnya adalah bagaimana caranya
menghentikan pendarahanku.”

Semangat Fengjiu masih belum surut.

Dengan cepat ia menjawab, “Meskipun aku belum bisa dianggap sebagai wanita cantik, tetapi
beri aku waktu sepuluh ribu tahun lagi dan aku pasti akan dapatkan status itu. Di antara

335
Collected & Merged by raperiadisepti.com
semua tumpukan skenario milik bibiku, tidak pernah ada seorang pahlawan yang dengan
sengaja menunjukkan kelemahannya pada si wanita cantik setelah menyelamatkannya.

"Kau pasti punya motif tersembunyi dengan menunjukkan lukamu. Ini juga bukan pertama
kalinya kau berbohong padaku. Aku bertaruh kalau luka ini hanyalah sebuah sihir penutup
mata saja; kau pikir aku sebodoh itu?”

Donghua menatap lukanya, kemudian balik menatap Fengjiu.

Setelahnya, Donghua melembutkan suaranya: “Kau jadi lebih pintar belakangan ini. Kecuali
guru masa kecilmu tidak pernah mengajarimu pelajaran paling dasar dalam sihir. Sihir
penutup mata hanya dapat menipu manusia; tidak dapat menipu dewa.”

Fengjiu tidak pernah mendengar Donghua bicara sebanyak ini. Perkataannya cukup masuk
akal.

Fengjiu terhuyung ke belakang ketakutan. “... Jadi, luka ini sungguhan?”

Fengjiu melangkah maju lagi, skeptis. Darah memang masih terus mengalir deras.

Fengjiu segera merobek sehelai kain dari gaunnya untuk menghentikan aliran darah itu, ia
pun bergumam ragu, “Tetapi, ada begitu banyak pahlawan yang kukenal, paman iparku
contohnya, tak peduli seberapa parah lukanya, ia selalu berusaha keras menyembunyikannya
dari bibiku. Ayahku juga, tidak pernah membiarkan ibuku mengetahui lukanya. Bahkan si
flamboyan Zheyan diam-diam bersembunyi dari paman kecilku ketika ia terluka. Tetapi
tindakanmu adalah sesuatu yang belum pernah kutemui.”

Donghua dengan santai memperhatikan Fengjiu selagi ia membalut lukanya kikuk dan
menjelaskan dengan sabar pada Fengjiu: “Ah, itu karena dibandingkan dengan mereka, aku
adalah pahlawan yang lemah.”

“...”

336
Collected & Merged by raperiadisepti.com
***

Pada saat ini, Fengjiu duduk di atas dipan yang diduduki oleh Donghua semenit yang lalu. Ia
mengistirahatkan tangan kanannya di bingkai dipan selagi ia menahan beratnya kepala
Dijun.

Dengan kata lain, Donghua sedang meletakkan kepalanya di atas pangkuan berharga Fengjiu.
Bagaimana bisa jadi begini? Fengjiu menggaruk kepalanya setengah harian dan masih tidak
begitu tahu.

Dalam waktu setengah cangkir teh, Fengjiu telah membalas kelakuan buruk Donghua dengan
kebaikan. Setelah ia membalut lengan Donghua, ia mengucapkan selamat tinggal dan pergi
untuk urusannya sendiri.

Donghua tidak menahannya kali ini. Akan tetapi, saat Fengjiu mengikuti jalan dalam
ingatannya untuk kembali, ia tidak dapat menemukan letak dimana ia pertama kali terjatuh.
Kecerdasan Fengjiu bekerja dengan sangat baik di saat yang dibutuhkan saat ia menyadari,
Donghua pasti ada sangkut-pautnya dengan ini.

Fengjiu berbalik dengan marah untuk mencari Donghua.

Sebelum ia mencapai si Raja yang berbaring, ia sudah lebih dulu berkata pada Fengjiu, “Aku
lupa memberitahumu. Dua belas jam setelah iblisnya musnah, tempat ini akan secara
otomatis terkunci. Aku takut kau tidak akan bisa pergi.”

Karena Fengjiu berdiri kebingungan, Donghua melanjutkan: “Kau punya hal penting untuk
dilakukan?”

Fengjiu menjawab putus asa, “Aku punya janji penting dengan Yan Chiwu ...”

Ketika Fengjiu baru saja akan menambahkan ‘untuk pergi ke Mata Air Jieyou dan mencuri
buah Saha’, ia langsung menangkap diri sendiri, malah berkata, “... untuk sesuatu.”

337
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Beberapa saat yang lalu, Fengjiu bertanya-tanya apakah ia terlalu baik pada Donghua, tetapi
sekarang kebaikannya terbukti menjadi sebuah keberuntungan. Daripada mengambil
keuntungan dari penderitaan Donghua, Fengjiu bahkan membantu membalut lukanya.

Hanya dalam beberapa langkah, Fengjiu bergegas ke sisi Donghua dan memegangi lengannya
yang terluka untuk membuktikan pada Donghua kebaikannya, bertanya tulus pada Donghua,
“Dijun, tidakkah kau merasa aku sudah merawat lukamu cukup baik? Tidakkah kau berpikir
kalau kau berutang satu padaku kali ini dan kau harus membalasnya?”

Donghua menatap Fengjiu lekat.

“Tidak ada yang spesial dengan perban ini. Bagaimana kau mau aku membalasmu?”

Fengjiu memegangi lengannya lebih kuat.

“Sangat mudah. Ada masalah hidup dan mati yang harus kudatangi. Tempat ini bisa membuat
dewi kecil sepertiku terperangkap, tetapi pastinya tidak sanggup menahan seseorang sehebat
dirimu. Kalau kau mau menolongku keluar dari sini, aku akan melupakan waktu kau
meninggalkanku di Lembah Fanyin selama enam bulan dan ketika kau berpura-pura berubah
jadi saputangan sutra. Bagaimana menurutmu?”

Donghua meneruskan tatapannya pada Fengjiu dengan mata menusuknya.

“Kenapa aku merasa kalau kau sangat mendendam padaku untuk waktu yang lama?”

Kadang kala, betapa sabarnya Fengjiu di situasi penting. Bahkan ketika tatapan Donghua
yang lekat padanya seperti ini, Fengjiu bahkan tidak merasakan kegelisahan yang berarti.

“Bagaimana mungkin?”

Fengjiu menjawab setulus yang ia bisa.

338
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tidak mendapat reaksi apa pun dari Donghua, Fengjiu terdiam kemdian menambahkan: “Itu
karena kaulah satu-satunya yang selalu membuatku jengkel.”

“Bagiamana dengan Yan Chiwu?"

Fengjiu mendengar Donghua bertanya.

Xiao Yan cukup bodoh, Fengjiu berpikir sendiri. Xiao Yan beruntung ia tidak
mengganggunya. Akan jadi fenomena terbesar dunia semenjak penciptaan Langit dan Bumi
apabila Xiao Yan berani mengganggu Fengjiu.

Walaupun begitu, Xiao Yan masih seorang Raja dari Klan Iblis. Sebagai teman, ia tidak
seharusnya mempermalukan Xiao Yan.

“Xiao Yan? Er, Xiao Yan cukup baik,” Fengjiu menjawab samar.

Namun jawaban samar semacam itu terdengar setengah hati. Ketika Donghua tetap diam dan
menutup matanya untuk beristirahat, Fengjiu berpikir kalau ia telah keluar dari topik.

Fengjiu segera mengembalikan pembicaraan: “Mari singkirkan dulu apakah aku mendendam
atau tidak untuk saat ini. Gayamu ini, apa kau akan menolongku atau tidak?”

Mata Donghua tetap tertutup, bulu matanya membentuk bayangan lebat.

Pada akhirnya Donghua membalas, “Kenapa aku harus membantumu pergi agar kau bisa
menemui Yan Chiwu?”

339
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 10 Part 3

Donghua sedang berusaha mengajak Fengjiu bertengkar, ia yakin sekali. Tetapi, ia tahu kalau
Donghua selalu lebih suka sifat lunak daripada kekerasan.

Fengjiu menekan kecemasannya dan menjawab fasih, “Aku menolongmu karena kita sesama
dewa. Karena aku sudah menolongmu, kau harus balik menolongku. Itulah cara yang
terhormat.”

Jika Donghua akan menjawab dengan cara tak masuk akalnya dan mengatakan sesuatu
seperti: ‘Aku tidak merasa terhormat hari ini. Aku tidak ingin menolongmu,’ Fengjiu akan
mencampakkan Donghua atas masalahnya.

Tanpa diduga, Donghua membuka matanya dan menatap Fengjiu sekian lama.

Kemudian dengan datar memberitahu Fengjiu, “Aku tidak punya cara membawamu keluar
dari sini. Tidak peduli seberapa pentingnya kencanmu dengan Yan Chiwu, kau harus
menunggu di sini dua belas jam lagi.”

Kepala Fengjiu meledak.

“Jadi aku pasti akan melewatkan janji kami?”

Fengjiu meletakkan segala harapannya pada kemampuan hebat Donghua. Ia sungguh tidak
mengira kalau ia akan terperangkap di sini dan kehilangan waktunya untuk mencuri buah
Saha.

Donghua juga tidak terlihat kalau ia sedang bercanda dengan Fengjiu. Donghua tidak
mengatakan apa-apa lagi setelahnya. Fengjiu duduk kebingungan. Ketika ia mendongak ke
atas, langit berbintang tidak lagi punya cahaya bulan.

340
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dedaunan di hutan bergemerisik di tengah angin. Jika Fengjiu kehilangan kesempatannya
hari ini, ia harus menunggu hingga 15 April, yang artinya satu bulan penuh dari sekarang.

Fengjiu meluncur turun dari dipan rendah itu kelelahan dan merosot hingga ke tanah. Langit
berbintang terang itu tiba-tiba saja menurunkan hujan. Fengjiu kaget dan melompat kembali
ke atas dipan.

Seperti sebuah gorden dari untaian mutiara yang berkesinambungan, hujan deras menyelimuti
hutan lebat ini. Di malam gelap ini, tampak seperti sebuah tangan pendendam sedang
menuangkan air langsung dari Mata Air Langit turun mengenai mereka. Dipannya adalah
satu-satunya tempat berteduh yang kering dari hujan.

Fengjiu pernah mendengar jika saat iblis kuat dimusnahkan, terkadang mudah bagi energi
jahat yang tersisa di udara untuk berkumpul kembali. Karena itulah perlu untuk mencuci
setiap sisa kejahatan dengan air hujan selama empat puluh sembilan jam. Barulah
pemusnahan itu lengkap. Jadi, hujan ini, sepertinya dimunculkan oleh Donghua.

Hujan di malam hari selalu membawa perasaan sentimental yang berlebihan. Apa itu ‘Pikiran
tenang di bawah cahaya lentera, rintik hujan membawa kesedihan di malam hari’ dan
segala macam penggambarannya sering.

(T/N: Ini merupakan baris kalimat dari 長沙紫極宮雨夜愁坐 Duduk Melankolus di


sebuah Malam Berhujan di Kuil Changsha’s Ziji, sebuah puisi a Li Qun’yu di periode
Tang.)

Hujannya menambah kesedihan Fengjiu sendiri. Sementara Donghua terlihat seolah sedang
berbaring malas, Fengjiu tahu kalau ia sebenarnya menggunakan air hujan untuk
menghilangkan aura kejahatan yang tersisa dari Miao Luo.

Inilah mengapa Donghua membuat sebuah dipan, untuk berteduh, dan beristirahat,
mengetahui bahwa ia akan terperangkap di sini selama beberapa waktu. Donghua memang
selalu teliti.

341
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Putus asa, Fengjiu duduk di atas ranjang dipan itu dan menerima kalau ia telah kehilangan
kesempatan menyelundupnya dalam hujan ini. Fengjiu begitu yakin bahwa buah Saha akan
jadi miliknya malam ini, tetapi entah bagaimana ini malah terjadi.

Takdir memang sungguh tak dapat dihindari. Bagaimanapun, Fengjiu-lah yang mengajak
Xiao Yan, akankah ia termakan lagi di malam bulan purnama berikutnya? Sungguh membuat
Fengjiu sakit kepala hanya dengan memikirkan ini.

Fengjiu mulai memikirkan alasan yang memungkinkan sehingga Xiao Yan tidak akan marah
padanya. Ia tidak dapat memberitahu yang sebenarnya pada Xiao Yan.

Xiao Yan sudah cukup membenci Donghua, namun daripada menggantikan Xiao Yan
menusuk Donghua berkali-kali, Fengjiu malah meninggalkannya demi menyelamatkan
Donghua.

Ini sama saja dengan mengkhianati persahabatan mereka. Arrh. Haruskah Fengjiu
memberitahu Xiao Yan kalau ia tersesat di wilayah terlarang lembah dan ditangkap monster
sepanjang malam?

Cerita ini sepertinya cukup masuk akal, kecuali jika ia akan menggunakan dalih ini, ia perlu
mengarang kebohongan lainnya tentang bagaimana ia bisa melarikan diri. Bagian ini agak
sedikit menyusahkan.

Lalu tanpa disadari, Fengjiu mengoceh keras, “Semua alasan ini tidak akan bekerja. Menipu
sendiri adalah sebuah seni, terlebih jika aku akan menipu Xiao Yan, yang selalu memilih
pergi dari bertengkar. Arrh.”

Mata Donghua tetap tertutup; ia tampak tak bereaksi, tetapi hujan deras mendadak menjadi
makin lebat. Hujan turun seperti memukul hutan layaknya pasukan yang menakutkan.

Fengjiu kaget dan menempel ke arah Donghua. Ia jadi lebih tenang ketika kakinya mencapai
kaki Donghua.

342
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Saat ini, sang Raja tiba-tiba saja berbicara: “Aku tidak tahu kalau kau begitu mencemaskan
Yan Chiwu.”

Dijun punya cara untuk mengatakan hal yang membingungkan. Fengjiu tahu gaya bicara
Donghua yang ambigu, tetapi bukankah harusnya saat ini paling tidak Donghua mengatakan
sesuatu seperti ‘Menipu orang butuh pemikiran yang hati-hati. Tampaknya kau harus bekerja
keras dalam meningkatkan kecerdasanmu’ atau semacamnya?

Untuk sesaat tidak tahu apa yang harus dikatakan, Fengjiu entah mengapa berkata tanpa
berpikir, “Aku cemas kalau Xiao Yan tidak akan membantuku mencuri buah Saha di malam
bulan purnama berikutnya ...”

Tepat saat perkaatan Fengjiu meninggalkan mulutnya, wajahnya berubah pucat ketika ia
dengan tergesa membenarkan perkataannya: “Sebenarnya, maksudku adalah ...”

Hujannya jadi sangat melembut. Rintik hujan yang berjatuhan terlihat di dinding medan
pelindung yang jernih. Di balik air yang terus mengalir turun tampak bayangan buram Dijun
yang dengan santainya berbaring di atas dipan, rambut perak panjangnya berhamburan di
ranjang seperti pelataran dari sutra satin.

Fengjiu menatap kosong melihat bayangan Dijun di dinding medan pelindung. Mencuri
bukanlah hal yang membanggakan sejak awal. Terlebih lagi, Fengjiu mengemban reputasi
Qingqiu sebagai seorang pemimpin kerajaan.

Jika Donghua mengulang cerita ini pada Ratu Biyiniao, atau lebih parah lagi, pada orang
tuanya, sama saja artinya dengan mati. Fengjiu membuka mulutnya ingin mengatakan
beberapa kalimat penyelamat tetapi akalnya mengecewakannya di saat genting begini.

Akhirnya, Donghua berbicara lebih dulu.

Suaranya jelas terdengar lebih lembut: “Kau bertemu dengan Yan Chiwu malam ini agar bisa
mencuri buah Saha?”

343
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu tertawa gugup dan bergeser ke arah belakang ranjang dipan.

“Tidak, tidak, tentu saja tidak. Bagaimana mungkin aku, sebagai ratu Qingqiu, melakukan
sesuatu yang tak terhormat seperti mencuri? Haha, kau salah dengar ...”

Donghua memegangi kepalanya dan duduk tegak.

Fengjiu dengan cemas memperhatikan Donghua megusap pelipisnya seraya melanjutkan


dengan suara lembutnya yang sama: “Ah, aku mungkin salah dengar, kalau begitu. Aku
terserang sakit kepala ringan, bisakah kau membiarkanku bersandar padamu?”

Rambut berkepang Fengjiu dibelai. Setiap gerakan Donghua mengaduk perasahan hati
Fengjiu.

Fengjiu langsung menawarkan dengan anggun: “Tidak akan nyaman bersandar padaku.
Biarkan aku memunculkan sebuah bantal untukmu ...”

Perhatian Fengjiu ditargetkan dengan salah. Donghua mulai mengusap pelipisnya lagi.

“Sesuatu mulai kembali padaku, apakah kau bilang pada bulan purnama berikutnya ...”

Cepat mengerti, Fengjiu segera bergeser mendekat, memegangi kepala Donghua dan
menekankannya di atas pangkuannya.

“Apakah kau nyaman seperti ini? Atau haruskah aku berbaring agar kau bisa beristirahat?
Apakah kau akan lebih nyaman jika aku berbaring menghadap atas atau ke bawah?”

Setelah Donghua nyaman dengan posisi di pangkuan Fengjiu, ia membuka matanya dan
berkata, “Kau lebih nyaman duduk atau berbaring?”

Fengjiu membayangkan berbaring selama sedetik, jika mereka berbaring ...

“Duduk jauh lebih nyaman,” dengan cepat Fengjiu berkata.

344
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua menutup matanya lagi.

“Kalau begitu, mari lakukan itu.”

Menonton Donghua yang tertidur, Fengjiu jadi mengingat hari-hari dimana ia juga pernah
menyukai tidur di pangkuan Donghua ketika menjadi seekor bayi rubah. Di masa itu, ketika
bunga Fuling berjatuhan di kepalanya, Donghua akan mengibaskannya untuk Fengjiu.

Setelahnya, Donghua bahkan mengelus bulu halus lembut Fengjiu. Pada saat itu, Fengjiu
akan mengambil kesempatan untuk menjilati tangan Donghua ... ia menghela napas ketika
kenangan itu terhenti. Betapa lucunya cara kehidupan bekerja, kini giliran Donghua yang
berbaring di pangkuan Fengjiu.

Kalau Donghua terus berbaring begitu selama dua belas jam lagi ... Fengjiu harus membeli
obat untuk mengobati kakinya yang mati rasa.

Tersesat dalam pikirannya sendiri yang kemana-mana, suara Donghua-lah yang membawa
Fengjiu kembali: “Tanganku terasa dingin, sepertinya karena kehilangan banyak darah.
Karena kau tidak punya hal untuk dilakukan, apa kau keberatan untuk membuatku hangat?”

Fengjiu menatap tangan Donghua yang terangkat beberapa lama sebelum menjawab, “Pria
dan wanita harus menjaga jarak mereka ...”

Donghua iseng merenung: “Setelah malam ini, aku berencana menemui Ratu Biyiniao dan
menanyakan padanya bagaimana caranya menanam buah Saha. Apakah menurutmu aku
harus ...”

Fengjiu langsung mengambil tangan kanan Donghua yang katanya mulai dingin akibat
kehilangan banyak darah dan berkata sangat serius, “Jarak apanya. Itu merupakan peraturan
paling bodoh yang pernah diciptakan oleh para moralis.”

Fengjiu menggenggam tangan Donghua dan memperlakukannya dengan perhatian.

345
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Apakah Yang Mulia senang dengan kehangatan yang kuberikan pada tanganmu?”

Dijun tentu saja sangat senang. Ia dengan tenang menutup matanya kembali.

“Aku agak lelah, aku ingin tidur. Buatlah dirimu sendiri nyaman.”

Bagaimana caranya Fengjiu membuat dirinya merasa nyaman dalam situasi seperti ini?

Apakah Donghua menyuruhnya untuk mendorong kepala dan tangan berharganya ke tanah?

Ketika napas Donghua jadi makin teratur, Fengjiu tak dapat menahan dirinya dan
membungkuk untuk meledek Donghua, bergumam sepanjang waktu, “Kau hanya duduk di
sana menonton dengan kegirangan dari awal hingga akhir, dan kau berani mengatakan kalau
kau lelah dan mengantuk? Aku yang bertarung mati-matian tapi aku masih harus
melayanimu. Aku yang lebih lelah!”

Fengjiu hanya berani membisikkan perkataannya. Donghua tidak melihatnya, tidak


mendengarnya, tetapi itu cukup untuk melepaskan rasa frustasinya. Kebetulan, rambut
Fengjiu terurai longgar dan menyerempet telinga Donghua.

Sebelum Fengjiu dapat menaikkan kepalanya, Donghua mendadak membuka matanya.


Donghua menatap Fengjiu sekian lama dengan sebuah senyuman di matanya.

“Apakah kau baru saja mengatakan aku hanya duduk dan menonton?”

Donghua menjeda dan mengamati wajah polos Fengjiu.

“Apa maksudmu aku hanya duduk menonton? Aku jelas-jelas duduk dan dengan serius ...”
tanpa ada sejejak pun rasa malu, Donghua mengakhiri kalimatnya: “menyemangatimu.”

“...”

***

346
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pagi berikutnya ketika Fengjiu terbangun dari mimpinya dan mengingat kejadian dari malam
sebelumnya, ada tiga pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya.

Pertama, luka di tangan Donghua muncul cukup mencurigakan. Ia tidak percaya kalau itu itu
disebabkan karena Fengjiu terjatuh menimpa Donghua akibat serangan Miao Luo.

Fengjiu masih dapat mengingat kalau Donghua memeluknya erat dalam dekapannya, dan
gerakannya ketika menusukkan pedang itu ke Miao Luo dengan sangat meyakinkan dan
cepat. Tidak terlihat adanya hal yang di luar itu.

Kedua, sikap Donghua terhadap Fengjiu memang selalu membingungkan, tetapi karena ia
terlalu sibuk dengan situasi saat itu, Fengjiu tidak punya waktu untuk memikirkannya.

Bicara jujur, sebenarnya itu sepenuhnya masuk akal untuk percaya kalau Dijun pasti harus
tinggal selama dua belas jam untuk membersihkan arwah jahat monster itu, Donghua tidak
akan keberatan mengorbankan lengannya sendiri untuk membuat Fengjiu tetap bersamanya
agar ia tidak merasa bosan.

Namun, apakah sang Raja yang bosan sekonyol itu? Baiklah, jadi Donghua memang jenis
orang yang bosanan, dan sangat konyol tak peduli bagaimana seseorang melihatnya. Tetapi,
apakah Donghua sungguh sebosan itu? Sekonyol itu? Fengjiu tidak boleh berpikir serendah
itu pada Dijun.

Setelah merenung lagi, Fengjiu melupakan semua masalah itu. Sebenarnya, rasionalitas
Fengjiu sepenuhnya benar ...

Pertanyaan ketiga: Fengjiu langsung mengenali ranjang dan selimutnya yang familier di
Jifeng Yuan. Di sudut selimutnya terdapat beberapa sulaman bunga peoni yang telah dibantai
Fengjiu menjadi aster ketika ia sedang belajar menyulam di malam sebelumnya.

Fengjiu ingat ia tertidur di tengah suara sisa hujan bersama dengan napas Donghua yang
teratur. Di balik tirai dari hujan, langit diterangi bintang-bintang. Ia merasa hangat kerena ia

347
Collected & Merged by raperiadisepti.com
dipaksa untuk menggenggam tangan Donghua. Tubuh Donghua juga memancarkan
kehangatan.

Sedikit demi sedikit, Fengjiu menurunkan kepalanya di atas kepala berharga Donghua dan
tertidur. Ia ingat jelas ia bersandar di dipan Donghua. Awalnya ia kedinginan, tetapi jadi
hangat dan semakin hangat seiring tidurnya berlanjut.

Karena alasan itulah, Fengjiu tidur lelap dan tetap tak bergerak entah berapa lama. Namun,
mengapa Fengjiu terbangun di kamarnya sendiri sekarang?

Terbungkus dalam selimutnya, Fengjiu bertanya-tanya apakah semuanya hanyalah sebuah


mimpi Huangliang.

(T/N : 黄粱一梦 Huangliang Yi Meng – sebuah Mimpi Jawawut Emas, mirip dengan
sebuah mimpi pipa. Berasal dari sebuah anekdot dimana seorang pelajar pergi tidur dan
memimpikan sebuah kehidupan yang sukses tetapi ketika ia terbangun, jawawut kuning
yang dimasaknya masih tetap dimasak di atas kompor, dan ia masih semiskin
sebelumnya.)

Semalam tanggal lima belas, dan Fengjiu pergi keluar untuk minum-minum bersama Meng
Shao dan Xiao Yan. Para gadisnya cantik, anggurnya memabukkan, dan Fengjiu pingsan
sampai sekarang.

Karena imajinasi Fengjiu yang begitu kaya, ia dapat memimpikan hal yang begitu nyata.
Inilah kemungkinannya. Ketika Fengjiu akan turun untuk mencuci mukanya, Xiao Yan
mengangkat tirainya dan berjalan masuk.

Fengjiu tak mampu mengendalikan matanya dari kedutan.

Busana Xiao Yan hari ini sangat unik. Atasannya, pakaian sutranya merah; di bawah, celana
berkilatnya berwarna hijau barley. Di bahunya terdapat sebuah syal semengilap dan sehijau
celananya. Xiao Yan persis tampak seperti sebuah wortel raksasa yang baru saja dicabut dari
salju.
348
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Si wortel raksasa ini dengan sedih menatap Fengjiu.

“Seseorang menyukai tempat ini dan menyuruhku untuk pindah. Aku sudah berkemas. Aku
datang kemari untuk mengucapkan selamat tinggal padamu. Waktu tak berbatas, aku akan
datang berkunjung saat aku senggang.”

Fengjiu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“Apa kau masih tidur atau aku yang masih tertidur?”

Si wortel dengan cepat menghampiri Fengjiu tapi berhenti tiga langkah sebelum
mencapainya.

“Aku tidak boleh terlalu dekat denganmu. Masalahnya adalah ...”

Suara Xiao Yan mendadak meninggi ketika ia memohon pada Fengjiu, “Jangan tidur lagi,
dengarkan aku dulu!”

Fengjiu mendengarkannya asal saja, dan ternyata semuanya bukanlah sebuah mimpi.

Menurut perkataan Xiao Yan, ia tersesat semalam di tengah penjelajahannya. Ketika ia


kembali, Fengjiu tak bisa ditemukan dimana pun.

Xiao Yan panik dan mencari Fengjiu semalaman tanpa hasil. Saat dengan lelah Xiao Yan
kembali ke Jifeng Yuan, ia terkejut mendapati seekor rubah merah menyala tertidur lelap di
ranjang Fengjiu.

Musuh bebuyutan Xiao Yan, Donghua Dijun sedang duduk termangu mengamati si rubah
yang tertidur. Saking termangunya, Donghua bahkan tidak menyadari kalau Xiao Yan telah
berjalan mendekat.

349
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Xiao Yan berpikir kalau ini agak aneh, jadi ketika Donghua keluar sebentar dari kamar, ia
mengambil kesempatan untuk menyusup masuk. Pada saat ini, Xiao Yan entah mengapa jadi
emosional.

Xiao Yan bilang kalau ia tidak tahu bahwa si rubah merah menyala di atas ranjang adalah
Fengjiu. Xiao Yan pikir itu adalah sebuah binatang langka yang ditangkap Donghua saat
berburu.

Begitu menggemaskan hingga Xiao Yan tidak tahan dan memeluk binatang itu. Itulah saat
ketika tragedinya terjadi.

Fengjiu melihat tangan terperban si wortel yang mirip dengan kaki babi dan tertawa, “Apakah
aku mengeluarkan napas api dan membakar tanganmu dalam tidurku? Kan sudah kubilang,
aku cukup hebat.”

“Tidak, sama sekali tidak,” si wortel memberitahunya.

“Muka Es muncul entah darimana dan berdiri bersandar di daun pintu. Aku tidak sempat
bereaksi ketika tanganku sudah jadi begini. Aku tidak sanggup menggendongmu lagi karena
kondisiku jadi aku menjatuhkanmu kembali ke ranjang.

"Tetapi yang mengejutkan adalah kau tidak terbangun sama sekali. Kemudian aku bersedih
setelah mengetahui kalau aku tidak boleh mendekatimu lebih dari tiga langkah dari
ranjangmu.

"Aku baru saja akan membalas ketika Muka Es tiba-tiba bertanya padaku apakah aku tinggal
denganmu, dan sudah berapa lama kita tinggal bersama.”

350
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 10 Part 4

Fengjiu menggaruk kepalanya dan menjelaskan pada si wortel, “Begini. Di hari dingin ketika
aku tertidur, tanpa sadar aku akan berubah ke wujud asliku. Dengan wujud itu, aku tidak
merasa kedinginan dan lebih mudah untuk tidur. Tetapi, apa maksud Dijun ...?”

“Aku juga tidak tahu. Tapi, pada dasarnya aku tidak ingat berapa lama kita telah tinggal
bersama di tempat ini. Karena aku tidak ingat, aku memberitahunya enam bulan atau sekitar
itu.

"Aku terlalu sibuk mencoba mengingat-ingat tepatnya berapa lama kita tinggal bersama jadi
aku tidak memperhatikan Donghua. Di saat aku berbalik, ia menggunakan mantra
kelumpuhan padaku. Muka Es mengernyit dan menatapku lama, lalu entah darimana berkata
kalau ia menyukaiku.”

Fengjiu jatuh dan kepalanya terbanting di pinggiran ranjang.

Orang yang masih tidak sadar kalau ia mengutarakan sebuah kalimat tak lengkap yang
mematikan pun melanjutkan seraya mengeluh: “Entah darimana, Muka Es bilang ia
menyukai rumah kebunku.”

Lalu Xiao Yan berhenti dan menatap Fengjiu kaget.

“Bagaimana bisa kau menabrakkan kepalamu? Apakah itu sakit? Whoa, benjolnya besar
sekali!”

Fengjiu melambaikan tangan sebagai tanda bagi Xiao Yan untuk meneruskannya.

Xiao Yan dengan prihatin melanjutkan: “Pijat benjol itu. Kau harus mengusapnya agar
darahnya tidak membeku di situ. Oh, kenyataan kalau ia menyukai penataan tempat
tinggalku? Hanya itu.”

351
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Hanya itu?”

“Muka Es bilang kalau kediaman kita lebih dekat ke sekolah sementara miliknya terlalu jauh
dari sekolah. Kediaman kita ada sebuah kolam memancing sementara miliknya tidak. Di
kediaman kita ada kau yang bisa memasak sementara di tempatnya tidak.

"Jadi Muka Es ingin bertukar tempat denganku. Karena aku adalah tipe yang tanpa pamrih,
aku menyetujuinya. Aku di sini untuk mengucapkan selamat tinggal setelah mengemasi
barangku. Meskipun aku akan merindukanmu, bukankah kita, makhluk abadi ini,
memperoleh kebahagiaan dari membantu sesama?”

Fengjiu menjawab jujur.

“Aku memang pernah mendengar seorang dewa memperoleh kebahagiaan dari menolong
sesama, tetapi aku tidak pernah mendengar kalau seorang iblis memperoleh kebahagiaan dari
hal yang sama.”

Fengjiu terdiam.

“Kau dengan mudahnya bertukar tempat dengan Dijun karena kau tahu semenjak ia tiba di
Lembah Fanyin, Ratu Biyiniao secara khusus memerintahkan Jiheng untuk melayani
Donghua di kediamannya. Bukankah itu tujuanmu yang sebenarnya?”

Si wortel raksasa tidak dapat menyembunyikan kekagumannya pada Fengjiu. Ia pun


mengusap hidungnya.

“Ini ... baiklah ... kau benar. Jika aku berhasil, aku akan mengundangmu sebagai tamu spesial
di acara pernikahan kami.”

Xiao Yan berpikir lagi dan menambahkan: “Dan aku tidak akan meminta uang ucapan
selamat juga.”

Kepala Fengjiu mulai berdenyut.

352
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ia melambaikan tangannya: “... Baiklah, aku mengerti semuanya sekarang. Karena kita gagal
kali ini, aku akan memindahkan tanggalnya jadi tanggal lima belas bulan depan. Kau akan
datang, kan?”

Xiao Yan mengangguk selagi ia berjalan menuju pintu.

Lalu, Xiao Yan tiba-tiba memutar kepalanya dan berkata sungguh-sungguh, “Ada hal lain
lagi. Aku sungguh minta maaf telah mengambil keuntungan dan memelukmu ketika kau
sedang dalam wujud aslimu. Sebagai teman, aku tidak boleh mengambil keuntungan darimu
di situasi seperti itu. Kapan saja kau mau, cukup katakan dan aku akan membiarkanmu
mengambil kembali keuntungan dariku.”

Fengjiu memijat benjolnya.

“... Tidak perlu.”

Xiao Yan bersikeras untuk memberikan kompensasi pada adik baiknya.

Ia dengan lembut memberitahu Fengjiu dalam keseriusannya, “Kau tidak perlu terlalu
berhati-hati padaku. Jika aku mengambil keuntungan darimu, maka ambil saja kembali.
Ingatanku buruk, kalau aku melupakannya dalam satu atau dua hari, kau pasti kalah. Hei,
mungkin kau harus mengambil keuntungan dariku dua kali. Kita harus menghitung bunganya
seiring berlalunya waktu.”

“Pergi!”

***

Diluar jamnya di bawah sinar pagi terdapat kekaburan yang luas. Fengjiu memeluk
selimutnya erat-erat saat ia duduk linglung selama beberapa waktu. Ia melihat di luar jendela
di dalam salju, sebuah pohon Cinammon Jepang mencuat aneh dengan warna hijau
menyalanya. Ia hanya bisa membiarkan pandangan matanya tetap di sana lebih lama lagi.

353
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Salju turun di Lembah Fanyin selama empat musim. Kadang kala, ketika langit cerah,
pemandangan bersalju masih terlihat samar tertimpa cahaya matahari. Setelah setengah tahun
melihat pemandangan ini, jujur saja, ia merindukan dunia bergejolak di luar sana.

Meng Shao memberitahu Fengjiu kalau lebih dari dua ratus tahun yang lalu, Lembah Fanyin
juga pernah punya empat musim berbeda. Hujan salju sepanjang tahun ini juga merupakan
fenomena yang baru terjadi dua ratus tahun belakangan ini.

Dan apabila mereka membicarakan fenomena ini, mereka harus membicarakan


soal Archmage Chen Ye yang terkenal di Klan Biyiniao, seseorang yang telah mengasingkan
diri beberapa tahun yang lalu.

Dikatakan bahwa, Archmage ini demi alasan yang tidak diketahui, telah mengunci dirinya di
dalam rumah suatu hari, meletakkan ketiga musim ke dalam pedangnya, dan menyimpannya
di dalam lengan jubahnya. Untuk selanjutnya, ia tidak pernah meninggalkan kediamannya
selama bertahun-tahun. semenjak saat itu, Lembah Fanyin kehilangan musim panas, semi,
dan gugurnya.

Meng Shao samar-samar menyebutkan bahwa tindakan Chen Ye merupakan bentuk


berkabungnya atas kepergian Aranya.

(T/N : 阿蘭若 Alanre/Aranya adalah sebuah nama Sanskrit yang artinya ‘milik hutan
rimba.’ Aku juga harus menyebutkan kalau Lembah Fanyin berarti Lembah Sanskrit.)

Setelah Aranya tiada, Ratu melarang untuk menyebutkan namanya di kerajaan. Beberapa
mengatakan ketika Aranya masih bersama mereka, ia sangat menyukai musim semi, musim
panas, dan musim gugur karena mereka semua penuh kehidupan.

Ketika Chen Ye mengambil ketiga musim ini, ia ingin mengingatkan seluruh kerajaan bahwa
meski tanpa mengucapkan nama Aranya lagi, mereka tidak akan pernah bisa melupakannya.

Hanya setelah beberapa kata, Meng Shao mendadak terdiam seolah ia telah mengatakan hal
yang tidak seharusnya. Menikmati anggurnya, Fengjiu mendengarkan dengan senang hati dan
354
Collected & Merged by raperiadisepti.com
penasaran orang macam apa Aranya sebenarnya, tetapi tak peduli apa pun, Meng Shao tidak
mau melanjutkan dan Fengjiu pun tidak menanyakan lebih jauh.

***

Pada saat ini, Fengjiu melihat putih pucat di luar sana, ia mendadak mengingat cerita yang
didengarnya enam bulan lalu. Tetapi hari ini, Fengjiu tak lagi tertarik dengan lika-liku cerita
Chen Ye dan Aranya.

Fengjiu hanya merasa kehilangan. Kalau saja musim dingin yang jadi musim favorit Aranya
tahun itu, lembah ini masih bisa memiliki musim semi, panas, dan gugur, dan semua orang
tidak perlu menderita begini.

Seseorang bersin tepat saat Fengjiu memikirkan ini. Ia mendongak dan mendeteksi sudut kain
ungu di antara hujan salju yang terpencil. Tertegun sejenak, Fengjiu menjulurkan kepalanya
dan menatap hingga ke belakang Cinnamon Jepang di balik jendela.

Donghua sedang duduk di seberang kolam pemancingan seorang diri. Ia duduk di atas sebuah
kursi lipat rusak yang terbuat dari kayu Jujube, dan Fengjiu terkesima pada betapa Donghua
dapat tetap terlihat begitu agung. Cocok sekali untuk seorang Raja.

Namun, dalam ingatan Fengjiu, Donghua biasanya berbaring di tengah sinar matahari atau
menghibur diri sendiri dengan beberapa sutra kapan pun ia pergi memancing dulu.

Meski begitu, kali ini, Donghua sedang menatap dalam ke permukaan air seolah seluruh
jiwanya diletakkan pada tongkat pancing itu. Fengjiu mengaguminya dari kejauhan. Donghua
tampak asyik.

Bahkan tampang merenung Donghua, secara objektif, terlihat sangat amat indah.

Mengapa sang Raja mendadak ingin bertukar kediaman dengan Yan Chiwu?

Apa tadi kata Xiao Yan?

355
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Apakah Xiao Yan bilang kalau Raja berpikir kalau Jifeng Yuan lebih dekat dengan
sekolahan, punya pemandangan indah, punya sebuah kolam pemancingan, dan seorang koki?

Jikalau Xiao Yan tidak mengingatkan Fengjiu sebelumnya, ia mungkin akan mempercayai
omong kosong Dijun kali ini. Beruntungnya, Xiao Yan telah lebih dulu memperingatkan
Fengjiu.

Ini hanyalah lika-liku dalam percintaan. Fengjiu mengerutkan alisnya. Apakah ini merupakan
taktik lainnya untuk membuat Jiheng kesal?

Donghua menyetujui persahabatan Jiheng dengan Xiao Yan, tetapi ia pastilah merasa terusik
ketika mereka sungguh jadi dekat. Pertama kali Donghua menyelamatkan Fengjiu dan
membawanya kembali ke ranjangnya merupakan pembalasan dendam pertama Donghua pada
Jiheng.

Sayang sekali, Fengjiu telah mengacaukannya. Selama pemberantasan Miao Luo, Jiheng juga
hadir. Donghua berusaha membuatnya kesal lagi, tetapi Jiheng lari dengan rasa cemburunya.

Tampaknya Donghua senang dengan ini, sebab setelah Jiheng melarikan diri dan Fengjiu
tetap tinggal untuk membantunya, Donghua tampaknya sedang dalam suasana hati yang baik
ketika Fengjiu membantunya tertidur.

Kalau begitu, bertukar kediaman dengan Xiao Yan pastilah aktingnya yang ketiga. Saat
Jiheng tak mampu menahannya lagi dan datang pada Donghua berurai air mata, Donghua
akan mengeluarkan izin pernikahan dan keduanya akan rujuk kembali.

Pada saat itu, meskipun Siming telah mengukir nama Jiheng dan Xiao Yan di batu takdir,
keduanya tidak akan pernah bisa bersama.

Setelah Fengjiu menyadari seluk-beluk ini, ia mendadak menyadari kalau Dijun adalah orang
yang terlalu rumit. Di saat bersamaan, Fengjiu sungguh menjadi lebih bijaksana belakangan
ini karena mampu melihat hal kompleks semacam ini.

356
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Namun, setelah memuji dirinya sendiri, Fengjiu merasakan sebuah kelumpuhan yang tak
dapat dijelaskan; kekosongan mengikuti. Dalam pikirannya, Donghua sebenarnya sangat
berdedikasi jika menyangkut Jiheng.

Angin masuk melalui celah jendela. Setelah bersin, Fengjiu ingat ada jubah di sisi
ranjangnya. Ia mengenakannya di bahunya dan turun dari ranjangnya.

Sebuah sungutan tiba-tiba saja terdengar dari sisi lainnya: “Kalau Zhonglin ada di sini, tehnya
pasti sudah diseduh.”

Fengjiu menatap terkejut ke arah suara ini. Ada Donghua, membuka tutup teko dan mengintip
ke dalam teko teh kosong itu. Fengjiu tidak tahu kapan Donghua telah memasuki kamarnya,
tetapi tentu saja butuh kekuatan demi berjalan masuk ke kamar orang lain seperti ini.

Fengjiu memperhatikan Donghua setengah harian. Setelah melalui insiden Miao Luo, ia ingin
menjauhkan dirinya dari Donghua, tetapi ia tidak dapat menemukan perasaan jauh itu bahkan
setengah detik pun.

Perkataannya Fengjiu belum muncul saat ia menelannya kembali.

“Lalu mengapa kau tidak membawa Zhonglin saat datang kemari?”

Donghua meletakkan teko teh kosong itu.

“Mengapa aku harus membawanya ketika kau ada di sini?”

Fengjiu menekan urat pelipisnya yang menonjol.

“Kenapa kau tidak bisa membawanya kalau aku ada di sini?”

“Aku tidak bisa mengganggumu kalau ia di sini,” Donghua menjawabnya begitu alami.

357
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu ingin membalas, “Jadi tanpa adanya dia, kau tidak perlu ragu menggangguku?” tetapi
dalam kekaburannya, malah berubah jadi: “Memangnya kau akan ragu untuk menggangguku
jika ia ikut?”

Donghua menatap Fengjiu dan mengangguk.

“Kau benar. Aku masih bisa mengganggumu bahkan jika ia di sini.”

Donghua mengangkat kembu ikan yang ada di atas meja dan dengan lancarnya
menyerahkannya pada Fengjiu.

“Apakah kau akan memasak?”

Setelah sekian lama, Fengjiu akhirnya menyadari apa yang ia katakan dan apa yang Donghua
katakan sebagai jawabannya. Sakit kepala luar biasa menyerangnya. Fengjiu memijat
pelipisnya dan melihat ke dalam kembu tersebut.

“Aku merasa kalau terkadang kau terlalu tidak tahu malu.”

Wajah sang Raja tetap sangat tenang.

“Perasaanmu sangat akurat.”

Ia mendorong kembunya ke arah Fengjiu lagi.

“Kukus ini, ya?”

Fengjiu melihat ke dalam kembu. Seekor ikan mas crucian tiba-tiba saja melompat, tapi
menabrak tutupnya dan kembali jatuh ke bawah.

Fengjiu cepat-cepat mundur.

“Maksudmu ... membunuhnya?”

358
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua melirik ke arah ikan yang masih melompat-lompat dalam kembu.

“Apa aku terlihat aku ingin kau melepaskannya?”

(T/N : Mereka membicarakan dua konsep Buddhist yang 殺生 sasheng


dan 放生 fangsheng. Satunya adalah saat kau membunuh makhluk hidup, yang lainnya
ketika kau melepaskan / membebaskan nyawa mereka.)

“Aku kira para dewa dari Jiuchongtian tidak membunuh,” keluh Fengjiu.

“Kau sudah terlalu banyak salah paham pada kami.”

Ketika Donghua tidak mendapat respon apa pun dari Fengjiu, ia diam-diam menatap ke
kejauhan.

Lalu Donghua mendadak berkata, “Aku masih ingat samar-samar, malam sebelumnya kau
bilang pada tanggal lima belas bulan depan ...”

Fengjiu tersentak, rasa kantuknya langsung lenyap. Ia memotong perkataan Donghua: “Tidak,
tidak, kau sudah mencampuradukkannya dengan mimpimu. Aku tidak mengatakan apa-apa
dan kau tidak mendengar apa pun.”

Fengjiu melihat rahasia di mata Donghua.

Ia melihat ke bawah ke kembu bambu di tangannya dan berkata tergesa, “Merupakan sebuah
kehormatan bisa memasak untuk Yang Mulia. Aku selalu ingin memasak untukmu tapi tidak
pernah punya kesempatan. Bagaimana kau ingin ikanmu dikukus? Sangat penting untuk tahu
kalau ada banyak cara mengukus seekor ikan.

"Haruskah aku membuat potongan bunga aster pada ikannya, atau potongan setipis magnolia?
Kemudian mengisi potongannya dengan jamur shiitake dan mengukusnya? Atau jika kau
menyukai jamur shiitake, aku bisa memasukkan mereka langsung ke dalam ikannya.”

359
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di masa lalu, saat mereka tinggal di Istana Taichen, Fengjiu tidak punya apa pun untuk diadu
dengan Jiheng. Sejujurnya, ia selalu ingin menunjukkan kemampuan memasaknya tetapi
tidak pernah punya kesempatan.

Ikan mas di dalamnya meronta-ronta dan menyebabkan kembunya terlepas dari tangan
Fengjiu. Beruntungnya, Donghua menangkapnya tepat waktu. Dingin menusuk jari Fengjiu
ketika ia menyadari Donghua sedang memeganginya.

Suara Donghua terdengar dari atas kepalanya: “Apa kau sudah memegangnya?”

Donghua menjeda, lalu berkata, “Buatkan masakan pertama hari ini, yang kedua untuk besok,
lalu mungkin satu lagi dengan saus bawang putih untuk hari berikutnya.”

Mengapa kau sudah berpikir jauh ke depan, pikir Fengjiu. Tatapannya mendarat di
pergelangan tangan Donghua dan melihat kalau lengan jubahnya ternoda oleh darah.

Fengjiu memegangi kembunya dan menggedikkan dagunya pada Donghua.

“Ada apa dengan tanganmu?”

Mata Donghua berkedip; ia tidak menyangka kalau Fengjiu akan menyadari ini.

Dengan lembut Donghua menjawab, “Lukaku terbuka lagi saat aku membawamu pulang ke
rumah.”

Setelahnya, Donghua lanjut mengamati wajah Fengjiu.

“Kau konyol, aku tidak seberat itu!” protes Fengjiu.

Dijun terdiam selama sedetik, lalu memberitahu Fengjiu, “Kurasa apa yang harusnya kau
khawatirkan adalah soal tanganku yang terluka, bukan berat badanmu.”

Dengan kembu ikan yang masih di tangannya, Fengjiu melangkah maju untuk melihat lebih
baik.
360
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Oh, lalu mengapa tanganmu begitu lemah?”

“... Karena kau terlalu berat.”

Fengjiu marah.

“Tetapi itu konyol, kapan aku pernah berat?”

Ini terdengar sangat familier, seolah Fengjiu berputar kembali ke argumen sebelumnya.

Selagi Fengjiu sibuk memikirkan soal ini, Donghua tiba-tiba saja mengangkat tangannya.

Fengjiu dengan cepat menghindar ke samping.

“Aku tidak pernah mengangkat tanganku saat aku kalah dari sebuah argumen melawanmu.
Jadi saat kau kalah dalam sebuah argumen denganku, kau juga tidak boleh mengangkat
tanganmu.”

Tangan Donghua menurun dan jatuh di atas kepala Fengjiu. Folikel rambutnya menusuk di
tempat di mana tangan Donghua diletakkan.

Kamar itu mendadak hening. Mereka bahkan dapat mendengar suara salju yang jatuh ke
tanah dari pohon Cinnamon Jepang. Seluruh diri Fengjiu kebingungan. Opera macam apa
yang sedang lakonkan oleh Donghua sekarang? Fengjiu dengan hati-hati mengangkat
matanya dan mendapati tatapan tenang Donghua yang sabar.

“Ada simpul rambut yang kusut. Xiao Bai, apa kau tidak menyisir rambutmu saat kau bangun
tidur?”

Percakapan ini berubah arah terlalu cepat. Ini kali kedua Donghua memanggil Fengjiu dengan
sebutan Xiao Bai.

Wajah Fengjiu memerah selagi ia tergagap, “Ka ... kau ... tidak tahu apa-apa. Ini adalah mode
tahun ini.”
361
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu membawa keranjang ikannya dan pergi dari kamar. Salju tebal menyelimuti halaman
yang luas. Fengjiu menyentuh wajahnya yang memanas selagi ia berlari dan bertanya-tanya
kenapa ia harus tersipu dan tergagap.

Pastinya bukan karena Donghua memanggilnya Xiao Bai, kan?

Apakah karena Fengjiu tidak senang dengan namanya dan menyukai cara Donghua
memanggilnya?

Fengjiu memutuskan kalau ia terlalu sentimental dan berhati lembut. Apa yang ia lakukan
ketika ada orang yang memanfaatkannya?

362
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 11 Part 1

Tiga hari kemudian.

Salju di antara salju tiada henti. Ada suara kicauan burung, tetapi orang tidak bisa mencium
aroma dari bunga yang mekar segar.

Dengan sejumlah besar uang, Fengjiu memesan seluruh Zuilixian dan menyewa si penari
cantik yang mampu membuat orang tersipu demi mengundang Donghua untuk minum-
minum.

Sebenarnya, Fengjiu tahu kalau Donghua mungkin lebih memilih teh, namun di seluruh ibu
kota, tidak ada sebuah kedai teh yang semewah restoran Zuilixian.

Xiao Yan menyarankan, jika Fengjiu ingin menyambut tamu, ia harus menunjukkan
ketulusannya. Fengjiu dibuat pusing dengan ocehan Xiao yan dan dalam keadaan karut,
memutuskan Zuilixian.

Mengapa Fengjiu mengundang Donghua untuk minum-minum?


363
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Asal usulnya kembali ke dua hari yang lalu.

***

Dua hari yang lalu, pikiran Fengjiu masih sibuk memikirkan bagaimana caranya
mendapatkan buah Saha. Fengjiu menunggu Donghua sepanjang hari, kemudian ditambah
dengan rasa kantuknya, ia meraba-raba jalannya ke kelas dan nyaris saja menabrakkan
kepalanya pada kepala gurunya yang juga terburu-buru berjalan ke arahnya.

Karena Fengjiu masih mengantuk dan tidak dalam suasana hati untuk mencari masalah, ia
menundukkan kepalanya dan menyingkir ke pinggir.

Akan tetapi, guru Fengjiu memperpendek jarak di antara mereka, di wajahnya muncul sebuah
senyuman baik, mata super kecilnya melengkung menjadi celah.

Fengjiu bergidik. Rasa kantuknya langsung menghilang.

Guru Fengjiu membungkuk selagi ia memberitahu Fengjiu dengan suara gembira yang
kekanakan, “Daftar peserta yang diumumkan beberapa hari yang lalu ditulis oleh seorang
pejabat kecil. Aku baru tahu kalau ia melewatkan namamu ketika Dijun menyinggungnya
semalam.”

Gurunya mengelus jenggot kambingnya dan tersenyum bahagia seraya berusaha


menenangkan Fengjiu.

“Maafkan aku untuk pengelihatanku yang buruk, haha, maafkan aku untuk pengelihatanku
yang buruk.”

Fengjiu gembira sekali ketika ia mendengar namanya sekarang dimasukkan dalam daftar
yang artinya, ia masih punya kesempatan untuk buah Saha itu. Kemudian, Fengjiu menyadari
gurunya mengatakan sesuatu tentang Dijun dan tanpa malu-malu menghina pengelihatannya
sendiri.

364
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dalam sekejap, Fengjiu memahami alasan mengapa ia diizinkan bergabung dalam kompetisi.
Gurunya pasti telah salah paham lagi tentang sesuatu. Ini adalah pertama kalinya otak Fengjiu
bekerja secepat ini selama bertahun-tahun ia hidup.

Gurunya sudah tua namun pergerakannya bahkan lebih cepat dari otak Fengjiu. Selagi ia
mendongak dan ingin memastikan, yang didapatkannya hanyalah siluet hitam menghilang
dalam hujan.

Donghua telah membantunya. Fengjiu harusnya mengajak Donghua makan untuk


menunjukkan rasa terima kasihnya jika saja Donghua adalah orang lain. Akan tetapi,
semenjak mereka bertemu lagi, Donghua telah menyebabkan berbagai kesialan.

Fengjiu tidak yakin jika kebaikan Donghua melebihi kesalahannya, atau jika kesalahan
Donghua melebihi kebaikannya, atau jika mereka nyaris sama. Ia tidak yakin selama kelas
berlangsung, masih juga tidak yakin, akhirnya pergi bertanya pada Yan Chiwu yang
membolos dari kelasnya hari itu.

Hari sebelumnya, Xiao Yan telah mengucapkan selamat tinggal pada Fengjiu dengan
semangat dan pindah ke kediaman mengagumkan milik Yang Mulia.

Semestinya, Xiao Yan dapat bertemu dengan Putri Jiheng, wanita impiannya. Ketika Jiheng
melihat Xiao Yan dan mengetahui kalau Donghua telah bertukar tempat dengannya, Jiheng
membatu sejenak; di wajah cantiknya muncul dua bulir air mata.

Dua bulir air mata ini menghancurkan hati Xiao Yan layaknya dua bebatuan berat. Mendadak
ia pun menyadari bahwa jalan yang ia lalui ini masih tidak mengarah kemana-mana.

Malam itu, Xiao Yan membawa dua botol anggur ke halaman dan meminumnya di bawah
cahaya bulan hingga tengah malam. Di gelas terakhirnya, Xiao Yan mendadak tercerahkan.

Saat Xiao Yan pertama mengetahui kalau Fengjiu merupakan Ratu Qingqiu, ia sangat terkejut
dan tidak dapat mempercayai kalau sang ratu yang dipuja semua orang di Wilayah Timur
sekaligus pewaris takhta dari Klan Rubah Putih Berekor Sembilan ternyata seperti itu.
365
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Namun, kali ini, Xiao Yan menyadari, nyatanya Fengjiu memang seorang wanita yang sangat
cantik. Sekarang, Fengjiu bahkan selalu di sisi Donghua sepanjang hari ... tentu saja Xiao
Yan sendiri juga menghabiskan sepanjang hari bersama Fengjiu selama waktu yang lama,
tetapi ia adalah pria yang setia.

Seseorang seperti Donghua sudah pasti tidak sesetia dirinya. Jika Donghua dan Fengjiu
tinggal bersama di kediaman yang sama ...

Hati Jiheng telah dilukai oleh Donghua kali ini, jika Xiao Yan mengambil kesempatan untuk
menghibur Jiheng, ia pasti berhasil kali ini!

Sementara untuk Donghua dan Fengjiu—pertama kali Xiao Yan bertemu Fengjiu, ia
menyangka kalau Fengjiu adalah kekasih Donghua, tetapi ia tidak memperhatikan
penampilan luar Fengjiu saat itu.

Setelahnya, ketika Xiao Yan menyadari kecantikan Fengjiu dan mengetahui kalau ia adalah
Ratu Qingqiu, dan ternyata ia tidak punya hubungan dengan Donghua, Xiao Yan tidak begitu
memikirkan apakah mereka cocok atau tidak.

Sekarang jika melihat lagi ke belakang, mereka memang terlihat cocok ketika mereka
bersama. Ini merupakan penemuan menyenangkan baginya.

Angin dingin berembus. Xiao Yan mendadak mengingat kalau ia telah menjelekkan Donghua
selama ini di depan Fengjiu. Ia berpikir dan terus berpikir bagaimana caranya mengubah
gambaran tentang Donghua di mata Fengjiu.

Xiao Yan duduk hingga pagi ketika ia akhirnya terkena pneumonia, namun masih juga belum
bisa memikirkan apa pun.

***

Pagi berikutnya, Fengjiu datang mencari Xiao Yan dengan sendirinya untuk meminta
bantuannya, bagaimana caranya mengatasi Donghua.
366
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Berbaring terlentang di ranjang sakitnya dengan hidung beringus, Yan Chiwu berterima kasih
pada langit.

Xiao Yan dengan tulus ingin menjodohkan Fengjiu dengan Donghua, jadi ketika menjawab
pertanyaan Fengjiu, ia menjawab berkebalikan dengan perasaannya yang sebenarnya:

“Muka Es, erm, maksudku, Donghua, Donghua selalu seorang yang jujur dan teliti. Tak
hanya ia terkenal di wilayah para dewa kalian, kemashyurannya bahkan sangat besar di Klan
Iblisku. Tapi, Donghua sampai menggunakan jalan belakang untuk membuat permintaan dari
guru kita demi dirimu kali ini.

"Ini bukanlah permintaan yang kecil, kau tahu. Kau bilang kalau Donghua tidak datang
menyelamatkanmu selama setengah tahun, bahwa ia berubah jadi sebuah saputangan untuk
menipumu, hal-hal itu tidak penting. Mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan
bantuan besar yang ia berikan padamu!”

Xiao Yan menyumpahi dirinya sendiri dalam hati saat berhenti.

Namun demi kebahagiaan masa depan mereka, ia melanjutkan: “Kau harusnya tahu bahwa
bagi pria sukses seperti kami, martabat lebih penting dari nyawa kami. Tetapi Muka
Es, erm, maksudku Donghua Dijun telah menodai martabat lelaki kami demi dirimu.

"Karena ia begitu baik, kau harus berterima kasih padanya dengan mengajaknya minum-
minum. Ditambah lagi, acara makan-makan ini harus diadakan di Zuilixian, tempat termahal
di ibu kota. Sewa penari tercantik juga.”

Xiao Yan menatap Fengjiu dengan sangat serius dan berkata, “Kita harus mengerti konsep
dari membalas budi. Jika kita picik dan terus saja mendendam, tidak membalas kebaikan
mereka hanya karena mereka pernah bersalah sedikit pada kita dulu, maka kita tidak ada
bedanya dengan monster bodoh yang belum mendapatkan keabadian.”

Fengjiu bingung bukan kepalang.

367
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Lalu segala yang kuceritakan padamu soal bagaimana ia mengangguku dulu adalah hal yang
remeh? Dari sudut pandang orang lain, tak satu pun hal itu yang penting? Jadi selama ini, aku
telah membesarkan-besarkan masalah untuk sesuatu yang tidak penting?”

Fengjiu dengan sedih bertanya pada dirinya sendiri, “Berarti aku adalah orang yang picik?
Jadi aku tidak pantas menjadi Ratu dari Wilayah Timur?”

Xiao Yan mengumpati Muka Es dan dirinya sendiri dalam hati. Ia melihat wajah Fengjiu
hancur seolah dunia akan kiamat, namun setelah memikirkan kecantikan dan kebaikan
Jiheng, Xiao Yan menggertakkan giginya dan menyakinkan Fengjiu lagi dengan segala
ketulusan yang dapat ia kumpulkan:

“Tentu saja itu bukan masalah besar. Donghua sudah jelas ingin berteman denganmu dengan
melakukan apa yang dilakukannya. Kau harus menghargai persahabatanmu dengan orang
penting sepertinya. Selama ini, aku telah banyak salah paham pada Donghua. Sebenarnya,
Donghua Dijun adalah seorang ... yang baik hati yang sulit ditemui.”

Betapa Xiao Yan membenci dirinya sendiri sekarang.

Fengjiu mengernyitkan alisnya dan merenungi semua ini. Xiao Yan menatap awan yang
mengambang di ujung langit untuk sesaat kemudian berjalan pergi dengan lamban.

***

Tiga hari kemudian, sebuah pesta makan diadakan di restoran paling mewah di ibu kota,
Zuilixian. Makan-makan seharga seribu tael. Para penarinya juga berharga seribu tael per
lagu. Di bawah tiap kaki mereka terdapat bunga bermekaran yang terbuat dari koin perak.

Betapa itu menggerogoti hati Fengjiu. Ia tidak punya satu koin pun ketika pertama kali jatuh
ke lembah ini.

368
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Selama setengah tahun, Fengjiu hanya mengumpulkan sejumlah kecil uang untuk makanan
yang ia masak untuk Xiao Yan. Makan malam hari ini telah menguras separuh dari tabungan
yang didapatnya dengan susah payah.

Donghua duduk di balkon atas, tanpa sadar memainkan gelas anggur di tangannya. Donghua
tidak tampak tertarik dengan para penari yang disewa mahal oleh Fengjiu.

Tetapi di sebelah kiri Donghua, Yan Chiwu yang datang tanpa diundang, menonton dengan
gairah menggebu. Di sebelah Xiao Yan, ada Putri Jiheng yang juga datang kemari tanpa
diundang.

Fengjiu mendesah. Tidak masalah untuk mendapat tambahan dua tamu tak diundang ini.
Bukan setiap hari juga ia membuang banyak uang, jadi mungkin tidak buruk juga punya
beberapa saksi tambahan.

Meski demikian, Yang Mulia Pangeran Ketiga, Pangeran Liansong dari Istana Wuji di
Jiuchongtian, dan sepupu Fengjiu, si buntalan A Li, yang sedang mengetukkan kipas mereka
seirama musik ...

Mengapa kedua orang ini juga hadir? Apakah Fengjiu berhalusinasi atau ia belum terbangun
dari tidurnya?

Walaupun Fengjiu adalah penjamunya, ia jadi yang terakhir tiba. Ketika Fengjiu muncul, para
tamunya telah mengambil tempat masing-masing di lantai dua.

Tak satu pun tampak mempedulikan soal kehadiran Liansong dan A Li. Segera setelah A Li
melihat Fengjiu, ia bangkit dan menatap ke arah Fengjiu dengan tatapan cemasnya yang
polos. Kemudian, A Li berpura-pura melihat ke sekitar ruangan satu kali, berpura-pura
mendesah, dan kembali duduk.

Fengjiu berjalan naik ke atas dengan skepstis dan mengangguk seraya menyapa para
tamunya. Masih memainkan gelas di tangannya, Donghua menunjuk dengan mata, kursi di
sebelahnya ketika Donghua melihat Fengjiu.
369
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu mengerti maksud Donghua, menggaruk kepalanya canggung, kemudian perlahan
melangkah menuju kursi yang ditunjuk Donghua padanya dan mendudukkan dirinya sendiri.

Tepat di saat Fengjiu duduk, pelayan yang berdiri di dekat mereka langsung merendamkan
sebuah teko teh baru ke dalam air panas. Di sisi lain dari tirai putih adalah musik
mendebarkan dimainkan oleh seorang wanita cantik, terdengar harmonis layaknya ikan yang
berenang di sungai.

Duduk di seberang Fengjiu, wajah bulat menggemaskan A Li tampak kurang jelas di balik
kabut tipis dari uap. Fengjiu menyesap tehnya dan merasa kalau dirinya sedang mengapung
dalam sebuah mimpi.

Namun, di sebelah Fengjiu, tatapan mantap Jiheng pada Donghua begitu nyata. Ia tidak dapat
membedakan kenyataan dari mimpi.

Setelah mempertimbangkannya, Fengjiu mencubiti dirinya sendiri.

Tidak sakit.

Kalau begitu, Fengjiu pasti sedang bermimpi, pikirnya. Ia pun mencubiti dirinya lagi.

Suara Donghua terdengar dari atas: “Tepat sekali kau memilih tempat mencubitmu.”

Fengjiu melihat ke bawah, ke arah tangannya yang membeku yang terletak di atas paha
Donghua.

Ia pelan-pelan menarik tangannya dan tertawa kering: “Aku sedang membantumu


meluruskan pakaianmu yang mengerut, Yang Mulia.”

Di mata Donghua muncul seberkas senyuman. Fengjiu tidak dapat melihatnya terlalu jelas,
namun karena Donghua membiarkannya begitu saja, Fengjiu memperhatikan baik-baik
pahanya dan mencubit dirinya dengan keras kali ini.

370
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu tidak mengeluarkan pekikannya saat Liansong Jun mendadak berhenti mengikuti
irama musik dan tersenyum lembut padanya.

“Aku yakin Putri Jiu’ge pasti sangat terkejut melihatku dan pangeran kecil. Aku datang
kemari untuk memberikan obat yang baru selesai dibuat oleh Tetua kepada Donghua. Sayang
sekali, pangeran kecil kebetulan terpisah dari sepupu teman bermainnya, jadi aku
membawanya bersamaku untuk menyemangatinya. Tetapi ...”

Liansong tersenyum penuh rahasia pada Donghua, “Tetapi sepertinya aku terlambat
membawakannya. Kau mungkin tidak membutuhkannya lagi sekarang.”

Fengjiu mendengar nama ‘Jiu’ge’ dari Liansong dan menyadari mengapa mereka bertingkah
aneh ketika ia naik ke atas tadi. Tampaknya mereka tahu kalau Klan Biyiniao membenci
Qingqiu karena memiliki pemandangan yang hijau, jadi mereka membantu Fengjiu
menyembunyikan identitasnya.

Liansong tidak biasanya terlihat bertanggung jawab, tetapi ia masih cukup pengertian ketika
dibutuhkan. Donghua tampaknya sudah bosan dengan gelas anggurnya.

Donghua mengangkat tangannya dan botol giok putih yang baru saja berada di tangan
Liansong entah bagaimana sudah berada di tangan Donghua.

Ia memutarnya dan berkata, “Aku tidak membutuhkannya sekarang, tetapi aku tidak bisa
bicara soal masa depan.”

Liansong mengetuk kipasnya.

“Kalau aku tahu kau akan seperti ini, aku tidak akan repot-repot berbaik hati.”

Pembicaraan rahasia mereka memancing rasa penasaran Fengjiu. Ia baru saja akan
menegakkan lehernya untuk melihat obat ajaib macam apa yang tersimpan dalam botol giok
putih di tangan Donghua ketika kesabaran A Li akhirnya habis setelah diabaikan sekian lama.

371
Collected & Merged by raperiadisepti.com
A Li mengenakan jubah berwarna biru laut pendek hari ini. Ketika ia berlari dari tempat
duduknya menuju Fengjiu, ia tampak seperti asap hijau cepat. A Li menatap ke arah
sepupunya dengan mata yang paling sedih.

Baru setengah tahun, anak ini sudah belajar bagaimana caranya jadi depresi?!

A Li lanjut menatap sedih ke arah Fengjiu selama beberapa saat, lalu menarik keluar sebuah
kantong kecil dari ikat pinggangnya.

Kantong kecil di tangan A Li mendadak menjadi sepuluh kali lipat lebih besar, membuat si
anak kecil ini jatuh ke belakang. Fengjiu segera menangkap tangannya dan menariknya
bangun.

Saat mulut kantong itu terbuka, banjir cahaya terang seperti mutiara malam bermunculan
keluar dari kantong itu. Fengjiu melongo kaget.

A Li menatapnya dalam.

“Nona,” ia berdeham, “Betapa sangat memukau, luar biasa cantiknya dirimu. Aku harus
memberitahumu betapa aku sangat mengagumimu. Aku menghadiahkanmu tas berisi mutiara
malam ini sebagai hadiah pertemuan kita.”

Fengjiu tersandung ketika A Li bekerja keras mendukungnya.

A Li berbisik di telinga Fengjiu, “Kakak Fengjiu, aku sudah mempertaruhkan semua uangmu
waktu itu, namun aku dengar sangat mahal untuk tinggal di sini, jadi aku membawa semua
uang hasil ulang tahunku untuk membantumu. Apakah aku bertindak dengan baik?”

Fengjiu mencondongkan diri ke arah A Li dan balik berbisik, “Sangat baik, sangat ksatria.”

Meski demikian, A Li bukanlah satu-satunya yang tidak bisa duduk tenang hari ini. Ketika
Fengjiu pertama kali menaiki tangga, ia merasa agak kasihan jika panggung pualam dan para

372
Collected & Merged by raperiadisepti.com
musisi cantik yang disewa mahal olehnya tidak menghasilkan beberapa pertunjukan yang
bagus.

Putri Jiheng tidak mengecewakan, ia dengan cepat memutari semua orang dan
mempersembahkan sebuah perangkat makan berwarna biru dan putih pada Dijun.

Saat penutupnya diangkat, aroma kuat menyerang hidung Fengjiu. Ia mengenalinya sebagai
aroma sup ikan cod yang dimasak dalam Mulianzi dan Changsheng-teng.

Kemampuan memasak Jiheng tidak sebaik Fengjiu, namun sup yang ia buat ini sepertinya
cukup mendingan.

Fengjiu masih ingat kalau Donghua sangat menyukai sup Mulianzi. Seleranya tidak berubah
bahkan selama bertahun-tahun ini.

373
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 11 Part 2

Ruangan itu jadi hening sejenak. Hanya terdapat suara dari sendok di tangan Jiheng yang
berbunyi bertabrakan dengan wadahnya. Melirik, Fengjiu melihat Donghua memperhatikan
tangan Jiheng. Di tangan Jiheng kelihatan bintik-bintik merah.

“Bukankah aku sudah bilang kau tidak bisa menyentuh Changsheng-teng?”

Fengjiu menghentikan tangannya yang sedang memegangi teh; di sisi lain,


Liansong Jun memelankan ketukan kipasnya.

Pundak Jiheng sedikit bergetar.

Hingga akhirnya, ia menjawab, “Anda masih ingat kalau aku alergi pada Changsheng-teng.”

Malu-malu, Jiheng mendongak dan berkata, “Aku khawatir Anda tidak terbiasa dengan
makanan dari kediaman Putri Jiu’ge, jadi aku membuat dan membawakan sup hari ini. Jika
Mulianzi tidak terdapat Changsheng-teng, supnya akan kehilangan rasa yang biasa Anda
makan. Aku tidak apa-apa, asalkan aku tidak menyentuh akarnya terlalu lama. Namun,
melihat bahwa Anda mencemaskanku, aku ...”

Ketika Jiheng sedang ragu melengkapi kalimatnya, Fengjiu meletakkan cangkir tehnya dan
berdeham.

“Aku akan pergi memeriksa bagaimana persiapan makanannya.”

Xiao Yan berdiri sedih.

“Aku ikut denganmu.”

A Li melihat ke depan dan belakang kemudian berdiri juga.

“Aku juga, aku mau pergi juga.”

Tangan Donghua yang sedang memegangi sendok sup tergantung di udara. Donghua menatap
Fengjiu yang kini telah bangkit dari kursinya.

374
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Perhatian Fengjiu ada pada sesuatu yang berada dalam lengan jubahnya. Setelah merogoh
sejenak, ia mengeluarkan sebuah bungkusan kue manis dan memberikan dua potong untuk A
Li.

“Tetaplah di sini dan makan ini. Jangan mengikuti dan menggangguku.”

Kemudian, Fengjiu berbalik dan menawarkan dua lainnya pada Xiao Yan.

“Kau juga, makanlah dan jangan ikuti aku.”

Tetapi Fengjiu mendadak menarik kembali tawarannya.

“Oh, tapi kesehatanmu tidak baik. Kau tidak boleh makan kue lobak.”

Jadi Fengjiu memberikannya pada A Li. A Li memandangi kue lobak di tangannya setengah
harian. Ia merenungi pilihan apakah ia memakan kuenya atau pergi mengganggu Fengjiu.

Setelah berpikir sejenak, A Li ragu-ragu, “Aku akan memakannya sambil pergi denganmu.
Mengikutimu tidak akan menggangguku memakan kue-kue ini.”

Fengjiu melototi A Li kemudian mengalihkan matanya pada Xiao Yan yang berdiri diam.
Menurut Fengjiu, Xiao Yan selalu seperti kelinci yang tak bisa diam. Sangat jarang
melihatnya begitu diam. Fengjiu hanya dapat menatap Xiao Yan selama beberapa waktu.

Saat Fengjiu menatapnya, ia menyadari kalau Xiao Yan sedang mengamati mangkuk sup di
depan Donghua. Ia mendadak mengerti. Xiao Yan pasti sangat ingin Jiheng memasak
untuknya seperti Jiheng memasakkan untuk Donghua.

Xiao Yan pasti merasakan kesedihan dan amarah karena Jiheng tidak memasak untuknya.
Fengjiu sebenarnya sangat mudah dipancing rasa keibuannya; setelah ragu sejenak, Fengjiu
memutuskan ia harus menghibur Xiao Yan. Fengjiu menurunkan kepalanya dan melihat ke
kantung permen dari lengan jubahnya.

Tapi, apa yang harus dilakukan, Xiao Yan tidak makan permen, dan ia tidak tahu bagaimana
lagi caranya untuk menghibur Xiao Yan.

Fengjiu menatap Xiao Yan dan menghela napas, “Aku membuatkan beberapa kue lobak,
kacang kacang hijau, kacang merah, dan kue kismis tadi pagi untuk camilan di hari hujan.

375
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Kau tidak menyukai kacang hijau ataupun kacang merah. Kue kismis kau makan, tetapi aku
menambahkan jahe yang tidak kau sukai.”

Lalu Fengjiu menghela napasnya lagi.

“Baiklah, kau boleh ikut dan menggangguku.”

Xiao Yan tampak lebih sedikit ceria.

“Tidak bisakah kau membuatkanku kue yang kusukai?”

Kemudian, ia bertanya lagi dengan lebih menyedihkan, “Atau kau sudah tidak ingat lagi apa
yang aku sukai?”

Xiao Yan tidak pernah terlihat sesedih ini. Fengjiu dipenuhi rasa simpati.

Ia pun berkata pada Xiao Yan dengan suara yang penuh kasih sayang yang biasa digunakan
untuk seekor peliharaan, “Tentu saja aku ingat, kue kismis beku dengan rasa licorice.”

Lalu Fengjiu menambahkan: “Bagaimana kalau kita meminta sebuah pesanan kue ini? Meng
Shao bilang kalau koki di sini sangat hebat; mungkin saja sesuai dengan seleramu.”

Xiao Yan menjawab masih dengan kesuramannya, “Baiklah, minta mereka


membuatkannya.”

Lalu ia menambahkan, “Belakangan ini aku menyukai asin. Minta mereka menambahkan
garam pada licoricenya. Kalau tidak enak, kita bisa tetap gunakan resep yang lama. Atau
mereka dapat membuatkan kue kuning telur juga, kurasa aku bisa memakannya.”

Kepala Fengjiu berdenyut. Ia pasti sudah mencekik Xiao Yan di hari biasa karena meminta
begini banyak.

Namun, karena Xiao Yan sedang rentan sekarang, Fengjiu menahan diri dengannya dan
menggertakkan giginya: “Baiklah, aku akan menyuruh mereka membuatkannya asin untuk
kau coba.”

Di saat bersamaan, Jiheng berseru, “Guru, sup Anda tumpah!”

376
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu menoleh dan di saat yang sama menangkap mata dingin Donghua. Selagi Jiheng
membersihkan tumpahan di atas meja, Donghua dengan kepala yang agak mendongak
menatap intens pada Fengjiu.

Tatapan mata Donghua yang mantap membuat Fengjiu terkesima. Sup Mulianzi-nya masih
beruap.

Liansong terbatuk-batuk untuk mengusir keheningan dan berbicara: “Aku mendengar banyak
soal kemampuan memasak Putri Jiu’ge. Kue kacang hijau dan kacang merah merupakan
beberapa favoritku. Akankah aku mendapatkan kehormatan untuk mencicipi kue buatanmu
hari ini?”

Fengjiu mulai mati rasa karena semua tatapan dari Donghua. Liansong sungguh memilih
waktu yang tepat. Ia dengan segera memberikan Liansong potongan terakhir dari
bungkusannya.

Musik pun berlanjut dan tatapan Donghua teralihkan pada pertunjukan.

Jiheng yang terlupakan sesaat pun mendadak mengeluarkan suaranya: “Guru, apa Anda ingin
tambah lagi?”

Yan Chiwu sudah pergi hingga ke tangga dan sekarang memberikan tanda dengan matanya
untuk mendesak Fengjiu turun. Fengjiu mengangkat roknya dan berbalik pergi.

Ketika Fengjiu melewati Donghua, ia tiba-tiba mendengar suara pelannya: “Ternyata kau
familier dengan kesukaannya.”

Tanpa sadar, Fengjiu menurunkan pandangannya dan mengangkap tatapan mata Donghua
lagi. Donghua tampak begitu dingin. Apakah Fengjiu melakukan kesalahan lagi?

Ia mempertimbangkan segala yang terjadi dan, seolah ia akhirnya mengerti, berkata, “Ah,
apakah kau juga ingin mencicipi masakanku? Sejujurnya, tidak ada yang istimewa dari kue-
kue buatanku. Aku paling handal membuat ikan kukus. Tetapi bukankah aku telah
membuatkannya untukmu?”

Setelah semua yang Fengjiu katakan, ekspresi Donghua masih tidak berubah.

Fengjiu menggaruk kepalanya, lalu melanjutkan setelah beberapa saat: “Ah, jadi kau memang
ingin memakannya ... tapi sudah habis sekarang.”
377
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu melihat ke arah A Li.

“Atau kita bisa meminta Yang Mulia Pangeran jika ia bersedia berbagi beberapa denganmu
...”

Fengjiu belum menyelesaikan perkataannya ketika A Li dengan cepat menyembunyikan


bagiannya di belakang punggungnya.

“Yang Mulia Ketiga punya enam potong, kenapa kau meminta padaku?”

Setelah berpikir sejenak, A Li menambahkan: “Dan lagipula, aku pendek. Aku juga harus
makan agar aku bisa tumbuh.”

“Aku rasa memiliki satu lebih banyak atau kurang tidak akan mengganggu pertumbuhanmu
...”

“Tetapi Yang Mulia Ketiga punya enam, aku hanya empat,” A Li cemberut.

“Aku tidak akan memberikannya pada Kakak Donghua ... Maksudku, Donghua Dijun.”

Yang Mulia Ketiga menikmati membuat lebih banyak masalah. Ia pun memegangi keenam
kue di tangannya dan menyeringai lebar, mengesampingkannya. Tak banyak kesempatan
untuk membuat Donghua jengkel.

Dalam kegembiraan berlebihnya, Pangeran Ketiga memberitahu Donghua, “Putri Jiu’ge


mungkin mengetahui apa yang Yan Chiwu sukai, namun itu tidak berarti Jiu’ge mengetahui
apa yang Donghua Dijun sukai. Ambil kue-kue ini sebagai contohnya ... mereka sesuai
seleraku, namun mereka belum tentu sesuai dengan seleramu. Mengapa kau harus bertengkar
denganku demi kue yang mungkin saja tidak sesuai dengan seleramu?”

Donghua: “...”

Xiao Yan berdiri menunggu di tangga.

Tak sabaran, ia pun mendesak Fengjiu, “Kita jadi pergi atau tidak? Kalau kokinya tidak bisa
membuatnya tepat waktu, kau yang harus membuatkannya untukku!”

Pada saat ini juga, sebuah benda terbang mendesing ke arah Xiao Yan dan membuatnya
tersandung jatuh dari tangga.
378
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Setelah serentetan suara jatuh yang keras, sebuah geraman marah langsung terdengar:
“Bajingan mana yang mencoba membunuhku?!”

Wadah sup yang tadinya berada di tangan Donghua telah menghilang tanpa dapat dijelaskan.

“Maaf, tanganku tergelincir,” Donghua berkata, menatap linglung.

A Li dengan mulut yang penuh dengan kue lobak menyemangati tak jelas, “Whoa,
tergelincirnya cukup jauh!”

Liansong: “...”

Fengjiu: “...”

***

Setelah makan malam yang menghamburkan uang di Zuilixian, Fengjiu tidak menyangka
hasil dari menghabiskan semua kekayaannya adalah pengurungannya sendiri.

Kenyataannya adalah, setelah bangun awal pagi ini, Fengjiu mengikuti jalan kecil di dalam
kediaman dan menuju ke gerbang untuk ke sekolah. Tentu saja kakinya mendarat di tanah
ketika, ‘bam’, Fengjiu terlempar ke belakang setelah bersentuhan dengan sebuah medan
pelindung bening.

Fengjiu tumbuh besar dalam asuhan bibinya, Bai Qian, semenjak ia masih kecil. Bibinya
sangat memanjakannya, jadi Fengjiu sudah keras kepala bahkan saat masih bayi rubah.

Kapan saja ayah Fengjiu yang tegas menghukumnya, ia selalu mendobrak pintu atau jendela
untuk kabur. Tak satu pun hukuman yang tak dapat ia hadapi. Akan tetapi, kepintarannya
benar-benar tidak berguna kali ini.

Donghua begitu tidak tahu malu, ia telah menyelimuti seluruh Jifeng Yuan di dalam medan
pelindungnya. Fengjiu tidak cukup hebat untuk keluar dari barikade ini. Sekarang di usianya,
ia akhirnya terkurung di suatu tempat.

Fengjiu bergegas menuju kamar Donghua, siap menghadapi Donghua. Dijun baru saja turun
dari ranjangnya, sekarang sedang mengikat jubah luarannya.

379
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Bertemu dengan tatapan marah Fengjiu, Donghua berbicara padanya dengan suara lesu khas
orang mengantuk, “Aku rasa aku mendengar kalau kau tertarik dalam kompetisi buah Saha
itu.”

Fengjiu terlihat kebingungan.

Dijun menjelaskan santai, “Semenjak aku menggunakan namaku untuk membuatmu ikut
serta dalam kompetisi, bukankah reputasiku akan ternoda jika kau tidak menang?”

Sungguh hal yang aneh untuk keluar dari mulut Donghua. Bukankah sang Raja selalu
mengabaikan hal seperti reputasi? Sejak kapan ia mulai mempedulikannya?

Masih kebingungan, Fengjiu bertanya pada Donghua, “Tapi apa hubungannya itu dengan
mengurungku di dalam sini?”

Dijun menengadah ke arah Fengjiu, sekarang telah selesai mengikat jubahnya.

“Agar aku dapat mengajarimu sendiri.”

Di luar, sebuah ranting patah karena terkena beratnya salju yang tebal. Burung-burung yang
ketakutan terbang pergi dan menabrak pelindung bening.

Fengjiu tidak pernah mendengar kalau Donghua, sang Raja yang terlahir dari Laut Biru
semenjak awal mulanya waktu, menerima murid. Dapat diajari oleh Donghua bahkan lebih
dari sebuah angan-angan belaka.

Meskipun Jiheng memanggil Donghua dengan sebutan ‘guru’, Fengjiu sungguh kesulitan
membayangkan Donghua dapat benar-benar mengajarinya sesuatu. Bagi Donghua yang
condong merasa ingin mengajari Fengjiu jelas sebuah hal yang aneh.

Meskipun demikian, Fengjiu selalu menganggap dirinya seorang dewi yang bijaksana. Jika
Donghua dapat mengajarinya secara pribadi beberapa gerakan rahasia, apa susahnya
memenangkan buah Saha di kompetisi mendatang? Memikirkan ini, kemarahan Fengjiu
hanyut dan ia tersenyum cerah menyetujuinya.

Masih ada alasan lainnya mengapa Fengjiu berubah pikiran. Turnamen yang diadakan
sepuluh hari dari sekarang sangatlah penting bagi Fengjiu. Dua hari yang lalu, Fengjiu
diberitahu, semua kompetisi termasuk duel diadakan di luar ibu kota.

380
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Terlebih lagi, menurut hukum Lembah Fanyin, sihir dilarang diluar tembok kota. Bagaimana
jika tantangannya berubah jadi semacam kompetisi mengukir buah, Fengjiu cemas.

Beruntungnya, setelah menanyakan Meng Shao, Fengjiu mengetahui kompetisi ini memang
tidak membutuhkan terlalu banyak teknik; melainkan sebuah pertandingan berpedang.
Namun, karena peraturannya melarang sihir, hasilnya akan tergantung pada kemampuan
berpedang itu sendiri.

Adu pedang merupakan masalah mudah bagi Fengjiu; bagaimanapun juga, ia telah bermain
dengan pedang Taozhu semenjak ia masih bayi. Akan tetapi, saat Meng Shao melambaikan
tangannya untuk menunjukkan pada Fengjiu arena terapung dari es yang menjulang di balik
kabut di lereng gunung yang kosong, Fengjiu tertegun membatu.

Ketika Meng Shao lanjut mengatakan para kandidat akan bertarung di atas es dan yang
pertama jatuh akan kalah, Fengjiu tertegun lebih jauh lagi ...

Permainan ini tidak ada di Qingqiu. Inilah mengapa Fengjiu pergi pagi-pagi ke sekolah. Ia
sudah berencana menanyakan pada Meng Shao, beberapa trik yang lebih baik untuk
mengatasi lawannya.

Tanpa diduga, Dujin mengurung Fengjiu. Seolah Donghua sudah salah minum obat, ia
bahkan menawarkan diri untuk melatih Fengjiu sendiri. Pada saat ia terbangun dari
kegirangannya, ia menemukan dirinya sedang berdiri di dapur, membuatkan sarapan untuk
Donghua.

Apakah Donghua sungguh mengurung Fengjiu di sini demi membantunya memenangkan


turnamen yang sudah dekat?

Apakah Donghua sebaik itu?

Atau Donghua salah minum obat?

Tapi, bahkan dengan pengobatan yang salah pun, Dijun tidak mungkin sebaik itu.

Fengjiu menyajikan Donghua sarapannya sembari pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan.


Selama makan, ia hampir tidak menyentuh makanannya, dan tidak tahu apa yang sedang
dimakannya. Ketika ia membereskan meja, Fengjiu mendengar samar Donghua
merencanakan rencana pelatihan selama sepuluh hari ke depan.

381
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tampaknya, Donghua berkata kalau tiga hari pertama akan dihabiskan untuk mempelajari
caranya berjalan. Donghua memang benar sedang mempermainkan Fengjiu. Dari apa yang
Fengjiu pelajari beberapa hari ini, ia tahu kalau ia tidak boleh menentang Donghua meskipun
ketika Donghua menggodanya.

Fengjiu harus mencari tahu setiap detail rencananya, kemudian mencari kesempatan untuk
keluar dari sini. Itu akan jadi strategi yang lebih baik.

***

Di akhir jam Naga (sembilan pagi), Fengjiu berjalan perlahan menuju halaman belakang
untuk bertemu dengan Donghua. Matanya membola di detik kakinya melewati pintu yang
melengkung.

Halaman luas itu telah berubah menjadi sebuah arena mengapung penuh tiang-tiang salju.
Setiap tiang, setinggi dua orang, disusun menjadi kolom dan baris persis seperti tempat
bertarung di lereng gunung yang ditunjukkan Meng Shao padanya.

Di luar tempat itu, semua tempat lainnya dalam halaman yang biasanya bersalju kini dipenuhi
tunas-tunas baru, seluruh pemandangan musim semi. Pada pohon aprikot tua, bunga putih
bermekaran berbintik-bintik pada dahannya seperti tetesan embun.

Sinar pagi berkilauan mengenai medan pelindung bening itu. Di bawah sebuah kanopi besar,
Dijun sedang berbaring dengan malas di sebuah bangku panjang. Sungguh upaya yang luar
biasa bagi sang Raja hanya agar dapat berjemur di tengah salju.

Ketika mata keheranan Fengjiu sekali lagi melirik ke arena es, tubuhnya tiba-tiba saja
terangkat. Saat ia mendapatkan kembali kesadarannya, sebuah konsep menyapu debu salju
dari wajahnya.

Fengjiu menemukan dirinya tengah berdiri sendirian di atas sebuah tiang salju. Donghua telah
meninggalkan bangkunya. Hari ini Donghua mengenakan sebuah jubah putih.

Berdiri tegak dan elegan di luar arena, ia mendongakkan kepalanya ke arah Fengjiu sekilas,
lalu berkata tanpa tergesa: “Pertama, kita gunakan satu hari untuk berlatih berdiri. Apabila
besok kau dapat berjalan di atas sana dengan mata tertutup seperti yang kau lakukan di tanah,
kita akan mulai berpedang di hari ketiga.”

Donghua melanjutkan untuk mengamati Fengjiu sedikit lagi.

382
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Kau sudah berdiri cukup lama meskipun sihirmu telah di ambil. Tidak buruk.”

383
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 11 Part 3

Fengjiu berjuang mempertahankan keseimbangannya dan tidak berani bergerak. Suaranya


dipenuhi kegelisahan yang ditahan: “Aku, aku tidak memberitahumu kalau tanpa sihirku, aku
sangat takut ketinggian. Ahhh ... tolong aku, Yang Mulia!”

Fengjiu berteriak saat ia tergelincir dan jatuh. Namun, jatuhnya tidak sesakit yang ia
bayangkan. Fengjiu berkedip dan melihat Donghua dalam pandangannya, menangkapnya.

“Hei, kau tidak dengan sengaja meninggalkanku di atas sana, mengira kalau aku akan
terjatuh, kemudian mengambil kesempatan untuk mendapakan keuntungan, kan?”

Tangan Dijun masih melingkar di sekitar pinggang Fengjiu.

Terkejut, ia bertanya, “Apakah kau sedang mengigau?”

“Lalu mengapa kau memegangiku seperti ini? Lihat, tanganmu masih berada di pinggangku.”

Dijun melihat ke tangannya, lalu memandang sekilas dan berkata, “Jadi kau sudah bisa
berpijak, kalau begitu?”

Tanpa menunggu jawaban Fengjiu, Donghua menarik tangannya. Fengjiu sedang bersandar
pada Donghua. Ketika Donghua menyingkirkan tangannya, ia jatuh ke tanah. Beruntungnya,
tidak terlalu sakit, terima kasih berkat salju tebal menjadi bantalan jatuhnya.

Fengjiu menggertakkan giginya dan memanjat bangun. Ia mengangkat kepalanya untuk


melihat Donghua menawarkan uluran tangannya. Mata Donghua yang biasanya tenang
menunjukkan percikan godaan yang membuat Fengjiu kesal.

Fengjiu memutar kepala dan mendorong Donghua pergi untuk bangkit sendiri.

384
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Aku hanya sedang bersenda gurau denganmu. Bagaimana bisa kau begitu picik?” ia berkata,
seraya membersihkan salju dari tubuhnya.

Kemudian, setelah memikirkan sesuatu yang lain, kemarahan Fengjiu terpancing lagi:
“Sebenarnya kau sedang mempermainkanku, kan? Bagaimana bisa aku berjalan dengan mata
tertutup di atas sana hanya dalam satu hari? Kau punya teknik rahasia tapi tidak
memberitahuku. Tidakkah kau picik?

"Sungguh hal yang bagus kau tidak pernah menerima seorang pun murid. Kami hanya akan
digoda olehmu sepanjang hari, hingga alhasil kami mungkin bahkan bisa menua lebih cepat
dan masih tidak mempelajari satu hal pun.”

Fengjiu berbicara sangat berani, kepala terangkat tinggi hingga membuat tusuk rambut di
rambutnya bergoyang nyaris jatuh. Pada akhirnya, tusuk rambut itu jatuh dari rambutnya dan
Donghua, yang memang telah menunggu, mengulurkan tangan untuk menangkapnya.

Melihat ke bawah ke tusuk rambut di tangannya, mata Donghua berkilauan, mengingat


sesuatu.

“Mereka bilang, bertemu seorang guru yang ceria merupakan rahmat dari Tuhan.”

Fengjiu sungguh tidak tahu apa lagi yang harus dikatakan.

“Jangan kira aku tidak pernah membaca bukuku. Mereka jelas-jelas mengatakan seorang guru
yang serius, bukan guru penggoda.”

“Oh, benarkah? Aku lupa. Tetapi sama saja,” Donghua menjawab secara mengagetkan.

Lalu, Donghua menyelipkan tusuk rambut itu kembali ke rambut Fengjiu.

Selagi mengaguminya, Donghua memberitahu Fengjiu, “Jika kau mengincar buah Saha,
cukup lakukan sesuai yang kukatakan; kau tidak akan salah. Meskipun untuk berlaku curang
dalam kompetisi semacam ini agar membuatmu menang itu sangat mudah, sayangnya mereka

385
Collected & Merged by raperiadisepti.com
telah memilihku sebagai salah satu dari jurinya. Apakah aku terlihat seperti tipe yang akan
mengesahkan kecurangan?”

Terlalu mengejutkan mendengar kata-kata ini keluar dari mulut Donghua.

Fengjiu berputar ke samping dan mengusap rahangnya: “Aku tidak merasa kau tidak familier
pada hal-hal semacam ini ...”

Dijun tidak senang dengan tusuk rambut di kepala Fengjiu. Ia melepaskannya dan
mengubahnya jadi sebuah bunga merah muda, lalu dengan hati-hati menyematkannya
kembali ke rambut Fengjiu.

“Kalau begitu, mari anggap saja aku menjadi jujur untuk sekali ini.”

Kendatipun Donghua berkata begitu, Fengjiu tahu memang tepat bagi Donghua untuk
mengajarinya sesuai dengan peraturan. Identitas Fengjiu istimewa. Terlebih lagi, Ratu
Biyiniao juga akan hadir.

Jika terjadi sesuatu yang buruk, terbongkar, maka nama Fengjiu pun akan terkena imbasnya,
dan ia hanya akan menciptakan sebuah badai dalam cangkir teh, permusuhan antara Qingqiu
dan Fanyin sudah pasti semakin meruncing. Dijun tidak sedang mempermainkannya,
Donghua perhatian dan Fengjiu menyukainya.

Namun, Dijun tidak mengatakan satu pun hal ini dengan jelas, jadi Fengjiu pikir, akan lebih
baik kalau ia tetap berpura-pura tidak mengetahui tujuan Donghua.

Fengjiu diam-diam menyentuh tusuk rambut barunya dan berdeham: “Kalau begitu, aku
harus berterima kasih padamu karena bersusah payah mengajariku.”

Selagi Fengjiu mengucapkan kata-kata ini, ia merasa komentarnya sedikit tidak hormat, jadi
ingin mengatakan sesuatu untuk menyelamatkan diri, tetapi Dijun dengan santainya bicara
lebih dulu: “Tidak masalah. Hanya saja, cukup langka bertemu seseorang sesuram dirimu.
Aku menantikan tantangannya.”
386
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Benar-benar tercengang, Fengjiu menyingkirkan semua rasa bersalahna dan tersulut emosi
lagi: “Aku tidak percaya aku lebih bodoh daripada Zhi’he. Bukankah kau juga
mengajarinya?!”

Donghua merasa terhibur dengan wujud marah Fengjiu.

Ia menikmati mengamati Fengjiu selama beberapa waktu sebelum menjawab: “Zhi’he? Aku
memang membimbingnya karena kewajiban selama beberapa waktu, bertahun-tahun yang
lalu. Tetapi aku bukanlah guru Zhi’he. Setelah tak mampu belajar dariku, ia menjadi murid
Doumu Yuanjun.”

Donghua kemudian menambahkan, “Apakah ini mengganggumu?”

Fengjiu terkesima pada kata-kata ‘karena kewajiban’. Ia tidak memperhatikan sisa perkataan
Donghua.

Melupakan kemarahannya, Fengjiu tanpa sadar mengulangi kata-kata itu: “Karena


kewajiban?”

Angin meniupkan debu salju yang membentuk sebuah tirai tipis di atas mata Fengjiu.

Donghua linglung dan akhirnya menjawab, “Aku adalah yatim piatu. Pada mulanya ketika
aku pertama kali muncul dari Laut Biru, aku tidak memiliki cukup banyak energi suci dan
menjadi incaran para makhluk buas.

"Orang tua Zhi’he membawaku pulang karena simpati dan membesarkanku karena kasih
sayang. Sembilan puluh ribu tahun kemudian, tepat sebelum mereka meninggal dunia,
mereka akhirnya memiliki Zhi’he. Semenjak mereka mempercayakan Zhi’he padaku, tentu
saja aku harus memperhatikannya ...”

Mungkin karena itu sudah lama sekali, Donghua sendiri kesulitan mengingat detailnya.

387
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua merenung, “Tetapi sepertinya Zhi’he tidak mempelajari apa pun dariku. Zhonglin
memberitahuku bahwa Zhi’he pernah mengatakan bahwa ia tidak perlu mempelajari apa pun
karena aku selalu ada untuknya.”

Meskipun tampaknya Donghua seolah tidak memiliki penampilan yang penuh perhatian di
tahun-tahun belakangan ini, tetapi karenanyalah, tidak ada lagi ruang untuk perkembangan
lebih jauh.

Donghua sendiri sudah terkenal tidak menyukai orang-orang yang tak memiliki tujuan. Dari
perkataan ini, tampaknya ia tidak senang dengan Zhi’he.

Tetapi Fengjiu merasa dirinya juga bukan seorang yang bercita-cita tinggi, jadi ia hanya bisa
merasa simpati pada Zhi’he.

“Sejujurnya, jika aku adalah Zhi’he, aku juga merasa kalau aku tidak perlu mempelajari apa
pun karena kau selalu ada.”

Angin membawa bunga aprikot dari kejauhan. Kelopaknya berterbangan di atas kepala
Fengjiu.

Selagi mencegah rambutnya tertiup angin, Fengjiu mendengar suara Donghua: “Kau? Kau
berbeda, Xiao Bai.”

Fengjiu menengadah dan menangkap tatapan matanya. Dijun diam-diam menatap Fengjiu
sesaat.

"Aku sedikit haus karena percakapan ini. Aku akan menyeduh teh. Luangkan waktu untuk
berlatih.”

“...”

“Kau juga mau?”

388
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“...”

***

Hari pertama terperangkap di dalam medan pelindung, Fengjiu berlatih berjalan di atas
tumpukan salju selama ratusan kali di bawah sinar matahari yang lembut dan angin sepoi-
sepoi. Mulanya, ia ketakutan dan terjatuh dua kali.

Tetapi ternyata tidak terlalu sakit dan Fengjiu pun akhirnya tenang. Ia terjatuh lebih dari
lusinan kali sepanjang hari itu. Kakinya dipenuhi goresan, keningnya benjol. Ketika matahari
terbenam, Fengjiu, yang semula takut ketinggian, dapat berjalan normal di kolom salju ini.

Donghua telah menyeduh teh, duduk di luar arena, dan bermain catur seorang diri seharian.

***

Di hari kedua, cuacanya meningkat jadi lebih baik daripada hari pertama. Tiupan salju tak
lagi sekuat itu. Dijun menepati janjinya dan menutup mata Fengjiu. Lalu, ia melemparkan
Fengjiu ke atas arena untuk melatih langkahnya di formasi es.

Setelah tergelincir selama beberapa waktu, tanahnya tiba-tiba mulai bergoyang. Berpikir
kalau Dijun menambahkan tantangan baru, Fengjiu dengan cepat bersandar pada sebuah tiang
untuk mempertahankan keseimbangannya.

Tanpa diduga, salah satu dari tiang di belakang terpotong, membuat Fengjiu berputar. Dalam
kepanikan, ia kehilangan pijakannya saat ia terguling ke tanah, bibirnya mendarat pada
sesuatu yang lembut.

Fengjiu meraba-raba mencari, saat ia mencoba mengigit kecil ketika mendadak ia mendengar
Dijun mendengus dalam kegelapan. Tersentak, Fengjiu menurunkan ikatan kain sutra di
matanya.

389
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Wajah Dijun muncul beberapa inci dari wajah Fengjiu. Sebaris bekas gigi tajam berjajar di
bibir bawahnya. Wajah Fengjiu pucat pasi kemudian merona merah.

Di udara, Pangeran Ketiga Liansong sedang mengibaskan kipasnya seraya tersenyum cerah.

“A Li ribut ingin datang mencari sepupunya. Aku membuka medan pelindungmu tanpa
mengetahui kalau aku akan mengganggu kalian berdua. Salahku, salahku.”

A Li memang melayang di udara, melihat ke bawah pada mereka. Matanya membulat.


Mulutnya terbuka begitu lebar hingga dapat memasukkan dua butir telur ke dalamnya.

Terkejut, A Li bertanya, “Apakah Kakak Fengjiu baru saja mencium Kakak Donghua?
Apakah aku akan segera punya seorang keponakan?”

Lalu dalam kecemasan, A Li menangis, “Apa yang harus kulakukan, aku masih belum
mempersiapkan diriku untuk memiliki seorang keponakan.”

A Li menaiki sebuah awan pelangi dan terbang pergi dalam kegusaran. Liansong Jun melihat
ke bawah pada dua orang yang sedang berhimpitan di atas tanah, tetapi karena ia takut A Li
akan menyebabkan masalah, ia mengejar anak itu selagi merasa sedih karena harus
meninggalkan pertunjukan seru itu.

Fengjiu diam-diam meluncur turun dari tubuh Donghua dan mengendap-endap kembali ke
arena.

Setelah beberapa langkah, suara Dijun memanggil Fengjiu dari belakang: “Xiao Bai,
bukankah seharusnya paling tidak, kau meminta maaf karena mengigitku?”

“Maaf aku telah menggigitmu.”

“Apa kau sungguh menyesal?”

Fengjiu tersandung dan melotot balik, kesal.

390
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Apa yang kudapat dari berbohong padamu?”

“Apa lagi yang dapat diharapkan seseorang dari berbohong?”

Donghua bertanya dengan kebingungan yang serius.

“Bukankah untuk kepuasan dirimu sendiri?”

“... Baiklah, kau menang.”

***

Pada hari ketiga di bawah langit yang hangat berangin, Fengjiu telah menguasai bagaimana
menyeberang dengan mata tertutup di atas kolom-kolom salju seolah ia sedang berjalan di
atas tanah selama dua hari latihan keras.

Fengjiu pernah ke sekolah, dan samar-samar mengingat kata-kata ini dari salah satu buku
kuno:

“Layunya hati, karena semuanya adalah fenomena, dan karena semua adalah kekosongan,
oleh sebab itu fenomena juga merupakan kekosongan. Mencapai tahap ini akan menuntun
pada keberhasilan.”

(T/N : Ini bukanlah perkataan dari semua sutra yang diketahui si penterjemah. Namun
jika mempertimbangkan ingatan akademik Fengjiu, ia mungkin mengubah karangan
dengan kata lainnya dari Prajnaparamita Hrdaya, atau Heart Sutra.)

Dari frasa Buddha ini, Fengjiu meyakini bahwa ‘fenomena’ adalah tumpukan salju ini, dan ia
akan benar-benar menjadi gagah berani apabila ia dapat masuk ke mode pembantaiannya di
hutan bersalju ini dengan mata terbuka tanpa mempedulikan tumpukan salju.

Fengjiu harus berlatih hari ini seolah tak ada yang ada. Ia mengutarakan ide ini pada
Donghua. Donghua sangat terkesan dan setuju untuk membiarkan Fengjiu menyingkirkan

391
Collected & Merged by raperiadisepti.com
penutup matanya. Ia berputar beberapa kali, merasa bahwa ini memang berjalan dengan
sangat lancar.

Bunga aprikot putih tergantung layaknya gumpalan awan. Mungkin bosan bermain catur
seorang diri selama dua hari, Dijun menemukan sedikit tanah liat bagus di suatu tempat dan
menyibukkan diri membentuknya saat ia duduk di luar arena bersalju.

Pernah melihat Donghua membuat keramik di masa lalu, Fengjiu tahu kalau ia selalu
berkonsentrasi pada karyanya. Namun roman wajah Donghua berbeda hari ini.

Saat Fengjiu berlatih, ia melirik ke arah Donghua dari waktu ke waktu. Sekali, dua kali,
kemudian tiga kali. Ketika keempat kalinya, Fengjiu tergelincir dan menjatuhkan sebuah
tiang setinggi sepuluh meter. Tetapi akhirnya, Fengjiu berhasil melihat apa yang dibuat oleh
Dijun. Tampaknya ia sedang membuat sebuah boneka.

Fengjiu hanya terjatuh satu kali hari itu, sebuah hasil yang jauh lebih baik dibandingkan
dengan dua hari sebelumnya. Saat makan malam, Dijun memberi Fengjiu lebih banyak
potongan ikan kukus sebagai hadiahnya.

Saat Fengjiu memikirkan bagaimana caranya bertanya sambil lalu pada Dijun, boneka macam
apa yang ia buat selama siang tadi, Fengjiu tersedak tulang ikan dan dipaksa menelan
setengah mangkuk cuka ke dalam tenggorokannya oleh Dijun untuk menurunkan tulang
ikannya. Setelahnya, Fengjiu lupa akan pertanyaannya.

Apa yang sebenarnya dibuat oleh Dijun, Fengjiu masih penasaran sebelum ia pergi tidur. Ia
tahu Donghua membuat sendiri begitu banyak perangkat porselen, tetapi tidak pernah Fengjiu
melihatnya membuat sebuah boneka porselen.

Fengjiu jatuh tadi siang karena ia sibuk mencuri lihat pada Donghua. Ketika Donghua
melihatnya, awalnya Donghua menatap Fengjiu sangat lama, lalu dengan tekun membalikkan
punggungnya dari Fengjiu.

392
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu tidak dapat menebak apa yang sedang dilakukan Donghua. Namun, semakin lama
Fengjiu tidak diberitahu, semakin ingin ia tahu. Jadi, haruskah ia menyelinap masuk ke dalam
kamar tidur Donghua malam ini selagi ia tertidur untuk mencari tahu?

Walaupun tidak pantas bagi seorang wanita untuk berkeliaran di dalam kamar seorang pria di
malam hari, ia sudah pernah berada di kamar Donghua berkali-kali sebelumnya.

Fengjiu bahkan pernah tidur di atas ranjang Donghua beberapa kali. Kamar Doghua sudah
mirip dengan halaman belakang Fengjiu. Apa salahnya mengunjungi kamarnya sekali lagi?

***

Cahaya bulan tersaring melalui jendela. Mengantuk, Fengjiu memikirkan mengenai masalah
itu dengan kepalanya yang berdenyut dan punggungnya yang sakit. Ia hanya berencana
menutup matanya sesaat sebelum menyelinap masuk ke dalam kamar Donghua, tetapi karena
terlalu lelah akibat latihan siang tadi, kelopak matanya tertutup rapat di detik ia berbaring. Ia
langsung tertidur segera setelahnya.

Meski demikian, masalah ini tetap ada di kepala Fengjiu, dan ia tidak tidur dengan lelap.
Selepas tengah malam, samar-samar ia mendengar langkah kaki yang mendekat. Lalu, ada
suara pintu terbuka diikuti dengan lebih banyak langkah kaki mendatangi ke arah ranjangnya.

Ini merupakan langkah, yang tak peduli di situasi apa pun, selalu tenang dan seimbang;
langkah yang sama dengan yang Fengjiu dengarkan tak terhitung berapa kali ketika ia masih
berada di Istana Taichen.

Fengjiu mencoba membuka matanya namun kantuk terasa memberatkan kelopak


matanya seperti sebuah mantra. Kamar itu hening untuk sesaat. Fengjiu merasa ia sedang
bermimpi.

Fengjiu sepertinya memimpikan ini karena ia ingin menyelinap ke dalam kamar Donghua
sebelum tertidur. Ia merapatkan selimutnya erat dan melanjutkan tidurnya.

393
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tetapi dalam keadaan samar, Fengjiu dapat mendengar serentetan suara lembut. Sebelum ia
dapat tertidur lelap, ia menghirup aroma dupa yang membuatnya mengantuk. Pikiran Fengjiu
yang tadinya berkabut sekarang benar-benar mati rasa.

Akan tetapi, satu sinaps masih bekerja. Apakah dupanya dinyalakan oleh Dijun?

Fengjiu mengingatkan dirinya sendiri untuk melihat ke dalam pembakaran besok pagi untuk
melihat apakah ada abu dupa di dalamnya. Maka Fengjiu akan tahu apakah Dijun terbangun
untuk mengurusnya.

Ketika pikiran Fengjiu berkelana dalam malam, ranjangnya mendadak tenggelam. Karena
cukup tua, ranjang itu mengeluarkan suara berdecit. Fengjiu merasakan telapak tangan dingin
diletakkan di atas keningnya.

Ketika jarinya berpindah ke dua benjolan yang didapat Fengjiu selama latihan tadi pagi, ia
merasakan rasa sakit menusuk sekilas.

Bagaimana mungkin mimpinya terasa begitu nyata dan detail?

Fengjiu menggertakkan giginya, menarik napas dalam, menggumamkan sesuatu, dan


membalikkan punggungnya. Tangan itu mundur. Tak lama kemudian, aroma bunga
mengambil alih aroma dupa. Fengjiu bersin, bergumam lagi, dan berbalik.

394
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 11 Part 4

Tangan itu kini mengoleskan sesuatu seperti salep ke keningnya yang bengkak. Tangan itu
terus mengelusnya lembut. Terasa menyenangkan, seperti sebuah mimpi indah, dan Fengjiu
tertidur lebih lelap.

Ah, ini adalah aroma salep cotton rosemallow.

Fengjiu tahu sekarang!

Salep Mufurong dapat meredakan rasa sakit dan mengobati bengkak. Ia tahu sekali soal ini.

Ketika ia masih seekor bayi rubah di Istana Taichen, Fengjiu sering berlari ke kebun kecil
untuk memetik beberapa bunga Mufurong. Pada saat itu, bersebelahan dengan dinding yang
diselimuti Bodhi, terdapat beberapa tanaman Mufurong. Kelopak rapuh mereka bertebaran di
tanah setiap kali angin bertiup.

Fengjiu menggunakan kakinya untuk mengumpulkan kelopak bunga di dalam kantong sutra
yang diberikan Zhonglin padanya. Ketika Fengjiu sudah punya cukup kelopak bunga, ia akan
mengencangkan ikatan kantong dengan giginya dan berlari gembira ke mata air kecil di dekat
sana untuk merendam kelopak itu menjadi salep yang nantinya akan ia berikan pada Donghua
untuk mengobati luka-lukanya.

Dulu, tangan Donghua sering pecah-pecah entah karena alasan yang tak bisa dijelaskan. Saat
ia memberikan salep bunga itu pada Donghua, ia akan mengelus telinga Fengjiu.

Fengjiu bukanlah seorang yang puitis, tetapi ia menuliskan sebait pendek hari itu dalam
ingatannya akan perasaannya:

“Bunga mekar dan layu, bunga menjadi bubuk. Dalam kebahagiaan dan harmoni, selalu
bersama, kau dan aku.”
395
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ketika Fengjiu menunjukkan puisi ini pada Siming, ia terbahak-bahak dan memberitahu
Fengjiu ia mau muntah karena kegombalan Fengjiu.

Fengjiu mendengung dan menunjukkan kalimat tambahan: “Kau mungkin ingin muntah, tapi
aku tidak.”

Saat Fengjiu pergi dengan gembira, ekornya mengibas, ia berpikir sendiri, kalau ia hanya
pernah menuliskan satu puisi seumur hidupnya, tetapi orang yang ia tujukan tak akan pernah
bisa membacanya. Dalam mimpinya, Fengjiu merasakan sebuah kesedihan mendadak.

***

Lengan Fengjiu tiba-tiba saja terangkat. Pakaian dalam sutranya diturunkan hingga ke
bahunya. Rasa dingin di hatinya dengan cepat menyebar hingga ke jari tangannya. Fengjiu
menggigil.

Mimpi ini mulai terasa terlalu nyata. Pikiran kaburnya mulai terbangun akibat menggigil
tetapi Fengjiu masih belum sanggup membuka matanya. Meskipun kelopak matanya terasa
berat, ia berhasil membukanya sedikit.

Bayangan yang menjadi semakin jelas di bawah secercah cahaya itu ternyata adalah Dijun.
Kepalanya sedikit dimiringkan dan tangannya masih berada di bahu Fengjiu.

Rambut perak panjangnya mengalir seperti cahaya bulan di atas selimut sutra. Rambut
Donghua sedikit kusut, memberikan wajah tampannya sedikit tampang lesu; matanya yang
tenang melihat ke arah Fengjiu di bawah lampu yang bercahaya.

Dijun biasanya berambut kusut bahkan ketika ia tidur dalam posisi yang benar. Bagi Fengjiu,
bagian diri Donghua yang ini sungguh sangat manis. Betapa nyata mimpi ini. Akan tetapi,
tetaplah harus ada alasan di dalam mimpi.

Fengjiu ingin menanyakan Donghua, mengapa ia pulang begitu larut?

396
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Lalu Fengjiu menjawab dirinya sendiri kalau itu mungkin dikarenakan Donghua membantu
menghitung memarnya dari latihan tadi pagi.

Kemudian, Fengjiu ingin bertanya pada Donghua, mengapa ia harus datang di tengah
malam?

Lalu, Fengjiu menjawab dirinya sendiri lagi, kalau salep Mufurong bekerja paling baik ketika
si pasien berada dalam keadaan tenang.

Setelahnya, Fengjiu ingin menanyakan Donghua, mengapa ia perlu membuka baju Fengjiu,
apakah ia tidak tahu sopan santun?

Lalu, Fengjiu mendesah dan menjawab dirinya sendiri, Donghua tidak pernah mempedulikan
hal semacam itu.

Donghua hanya akan menganggap Fengjiu seorang wanita bertingkah jika ia menyebutkan
soal hal-hal ini. Namun, selain pertanyaan-pertanyaan ini, ia tidak punya hal lain untuk
ditanyakan.

Fengjiu harusnya berteriak ketakutan, lalu ia harusnya melarikan diri ke sudut,


menyembunyikan dirinya di bawah selimut, dan terlihat ketakutan serta marah saat ia tengah
dimanfaatkan selagi ia melotot pada Dijun.

Fengjiu telah memikirkan semua hal di atas, tetapi ia justru akan terlihat semakin bertingkah
kalau seperti itu. Seseorang tidak pernah boleh merespon secara biasa jika berurusan dengan
Dijun. Fengjiu harus tetap dingin dan tenang.

Fengjiu berbaring diam dan membiarkan tangan Dijun tetap di bahunya yang memar.

“Aku sudah bangun,” ia berkata kaku.

Dalam cahaya lilin, Donghua melihat Fengjiu sejenak, menarik tangannya dan mengocok
salep dari botol porselen untuk dioleskan ke bahu Fengjiu.

397
Collected & Merged by raperiadisepti.com
“Bagus, kalau begitu buka kerah bajumu. Aku tidak bisa meraih bahu belakangmu.”

Bagaimana bisa Donghua tetap memasang wajah datarnya selagi meminta Fengjiu membuka
pakaiannya?

Tercengang sekian lama, Fengjiu akhirnya menarik selimut hingga ke dagunya, membalikkan
tubuhnya dari Donghua, dan berkata, “Aku akan tidur lagi.”

Selagi Fengjiu berbalik, Donghua menghentikannya. Ia memegangi bahu kiri Fengjiu yang
tidak memar dan menurunkan dirinya.

“Apa kau takut aku akan melakukan sesuatu?”

Terdapat secercah kegelian dalam suara Donghua. Fengjiu membalikan tubuhnya lagi dan
melihat kalau wajah Donghua hanya berjarak seinci darinya. Permata berwarna nila di kening
Donghua merefleksikan cahaya dari lilin, sebuah senyuman menari dalam matanya. Fengjiu
menatapnya linglung.

Dengan santai, Donghua melihat Fengjiu dari ujung kepala ke ujung kaki.

“Apa yang mungkin kulakukan dengan keadaanmu yang terluka begini?”

Fengjiu mundur dan berkata sengit, “Kalau kau tahu aku terluka parah, kenapa kau tidak
membantuku saat siang tadi? Kenapa susah payah berpura-pura baik sekarang.”

Saat Fengjiu memiringkan kepalanya ke belakang, dagunya menyentuh luka di bahu dan ia
mengerang kesakitan. Inilah ketika ia sadar, ia tidak memperhatikan kalau memarnya telah
diobati, semuanya kecuali satu di bagian bahu belakang. Hanya bagian itu yang tetap sakit.

Dijun sedikit mundur dan berkata, “Tentu saja kau harus bangkit sendiri selama latihan
setelah terjatuh. Hanya dengan begitulah latihannya dapat bekerja. Lebih baik bagiku tidak
selalu ada untuk menolongmu.”

398
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Kemudian, Donghua menaikkan tangannya untuk membuka kancing Fengjiu dan
meninggikan posisi Fengjiu dengan sebuah bantal di belakang punggungnya. Gerakannya
yang tak berubah tidak menunjukkan keraguan.

Ketika salep sejuk itu dioleskan ke memar yang ada di bahu seputih susunya, Fengjiu lagi-
lagi menegang. Sejujurnya, Donghua memang benar. Alasannya memang masuk akal.

Walaupun Fengjiu mengakui kenyataan ini dalam pikirannya, ia tetap mendengus keras
kepala, “Kau berbicara seolah aku ini benar-benar tidak berguna. Bukankah aku hidup
dengan baik tanpa bantuanmu selama ini setelah terjatuh ke bawah sini?” ia menambahkan,
“Aku tidak punya satu goresan pun sebelum bertemu kembali denganmu. Tapi lihat semua
luka-luka yang disebabkan olehmu sekarang!”

Tangan Donghua tampak terhenti di atas bahu Fengjiu lebih dari yang dibutuhkan. Ia
melengkungkan alisnya ke arah Fengjiu.

“Tanpa perlindungan dari Kurungan Tiancang, kau pasti sudah hancur berkeping-keping
ketika kau jatuh di gerbang kerajaan Fanyin. Kau tidak akan tetap di sini untukku siksa.”

Dengan cepat Fengjiu membalas, “Xiao Yan yang menolongku ...”

Fengjiu terdiam di tengah perkataannya. Ia dan Xiao Yan terjatuh dua kali dari jurang. Selain
yang kedua kali ketika mereka mendarat di atas Meng Shao, semuanya memang berjalan
begitu mudah bagi mereka.

Fengjiu tidak tahu apakah itu adalah keberuntungannya atau keberuntungan Xiao Yan yang
telah menyelamatkan mereka. Ternyata, sebenarnya Kurungan Tiancang milik Donghua lah
yang telah melindungi mereka?

Penemuan ini melumpuhkan lidah Fengjiu. Ia mengigit bibirnya tak tahu harus berkata apa.
Jadi Dijun tidak meninggalkannya untuk membusuk.

399
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu telah mendengar seberapa pentingnya Kurungan Tiancang di antara para dewa, tetapi
Donghua meninggalkan kurungan itu pada Fengjiu untuk menjaganya. Donghua telah berbuat
baik dan terhormat, tapi kenapa ia tidak mengatakannya lebih cepat?

Bagaimanapun juga, bukan ide yang bagus bagi Fengjiu untuk menyimpan benda sepenting
itu. Ia hanya pernah melihat Kurungan Tiancang sekali ketika pertarungan Donghua dengan
Xiao Yan. Energinya terasa begitu berbeda dari berbagai objek mistis lainnya. Fengjiu
bertanya-tanya di mana Donghua menyembunyikan kurungan itu dalam tubuhnya.

Kebingungan, Fengjiu menengadahkan kepalanya untuk bertanya pada Dijun: “Kalau begitu
... di mana dia?”

Fengjiu terbatuk canggung dan memalingkan kepalanya.

“Aku sangat bersyukur karena Kurungan Tiancang telah melindungiku selama ini, tapi bukan
ide yang bagus untuk meninggalkan benda seberharga itu padaku. Aku tetap harus
mengembalikannya padamu.”

Dijun memegangi lilin di tangannya dan memijat memar di bahu Fengjiu.

“Untuk apa kau mengembalikannya padaku? Itu hanyalah perwujudan dari energi suciku.
Setelah aku mati, itu akan menghilang dengan sendirinya.”

Donghua mengatakannya begitu saja, membuat Fengjiu semakin kebingungan.

“Kau juga akan mati? Kenapa kau akan mati?”

Meskipun para dewa tidak terikat oleh kematian, kehidupan kekal hanya mungkin jika tidak
ada musibah besar yang menimpa dunia. Akan tetapi, terdapat sekian banyak musibah di
Langit hingga Bumi.

400
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Sejak bermulanya waktu, tak terhitung jumlah para dewa dewi yang mati karena malapetaka
ini. Fengjiu mendengar kalau menuju akhir era sebelum sejarah, terdapat begitu banyak dunia
manusia di dalam trichiliocosm.

Menjadi yang terlemah, Klan manusia didorong ke lingkup yang lebih rendah. Namun,
semenjak lingkup yang lebih rendah baru saja dibuat pada saat itu, urutan mendasar masih
belum terpancang.

Kekeringan, kebanjiran, dan iklim yang dingin sekali mengambil alih, mewabah di dunia
mereka. Para manusia kesulitan untuk hidup. Sejumlah dewa yang mendatangi Donghua telah
menghabiskan beberapa waktu untuk menentukan kondisi natural yang sesuai dengan
karakteristik manusia.

Menghabiskan energi mereka dalam usaha ini, mereka pun akhirnya meninggal. Jiwa mereka
kembali ke kekacauan spasial dan tak ada tanda mereka yang tersisa di dunia ini.

Fengjiu samar-samar memahami bahwa para pendiri harus memikul tanggung jawab yang
berat karena kemampuan mereka yang luar biasa. Mereka harus mengorbankan nyawa
mereka demi kelangsungan hidup dunia.

Namun, Donghua tetap hidup hingga hari ini. Fengjiu berasumsi ia berbeda dari yang lainnya.
Jika memang ada hari dimana Donghua akan menghilang, itu merupkan hal yang jauh.
Sekarang karena Donghua menyebutkannya, Fengjiu merasa bahwa itu tidak akan lama lagi.

Mendadak cemas, rasa dingin mengambil alih tubuh Fengjiu dan tenggorokannya jadi
kering.

Fengjiu tersendat, “Kalau memang begitu ... kapankah kau akan ...?”

Dupa yang menyebabkan kantuk masih tersisa banyak di udara. Beberapa kunang-kunang
menyelinap masuk dari celah jendela. Donghua tampak terkejut dengan pertanyaan Fengjiu.

401
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua mengancingkan kembali kerah Fengjiu setelah berpikir sejenak, menjawab,
“Semenjak bermulanya waktu, belum pernah ada bencana alam yang begitu parah hingga
mengarah pada sebuah kiamat. Jika hari itu datang, maka itu akan jadi saat kapan aku harus
pergi.”

Donghua melihat Fengjiu sekilas dan senyuman terpancar di matanya.

“Tetapi ini tidak akan terjadi paling tidak masih beribu-ribu tahun lagi. Kau belum perlu
cemas untuk menangis.”

Terpesona oleh dupa yang unik, makin banyak kunang-kunang mengisi kamar itu. Mereka
mirip dengan permata zamrud berbintik di gelapnya malam.

Donghua disebut Muka Es oleh Yan Chiwu (mereka yang tak disukainya semua dipanggil
begini, Donghua merupakan yang pertama dalam daftar itu).

Meskipun terdapat beberapa fakta dalam nama panggilan ini, itu bukan digunakan untuk
mengartikan kepribadiannya yang dingin; lebih digunakan untuk mengartikan ekspresi
datarnya bahkan selagi menghina orang lain dan wajah tanpa senyumnya terus-menerus.

Donghua banyak tersenyum malam ini. Entah pada matanya atau dalam nada suaranya, itu
sudah cukup membuat Fengjiu silau. Tetap saja, Fengjiu mendengarkan apa yang baru saja
Donghua katakan degan jelas.

Fengjiu dengan lemah membantah, “Kenapa aku harus cemas?” dengan menghela napasnya
diam-diam, tenang karena perkataan Donghua.

Fengjiu menyeringai ke arah Donghua, lalu setelah terdiam sejenak, ia mengubah topik: “Aku
tidak melihat adanya luka baru di tanganmu, kenapa kau masih membawa-bawa salep
Mufurong bersamamu?”

Donghua terdiam cukup lama karena pertanyaan ini.

402
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Akhirnya, ia berkata, “Bagiamana kau bisa tahu kalau aku sering terluka?”

Fengjiu berkeringat. Seharusnya, tidak ada seorang pun yang tahu soal lukanya selain pelayan
terdekatnya dan si rubah kecil itu. Bahkan Bibi Bai Qian yang punya hubungan dekat dengan
Jiuchongtian tidak tahu soal fakta ini, apalagi Fengjiu.

Beruntung, akalnya datang dan menyelamatkan Fengjiu di menit terakhir.

“Bukankah itu salep Mufurong yang digunakan untuk mengobati luka-luka di tangan?”

Fengjiu berpura-pura mengintip ke dalam mangkuk porselen di tangan Donghua.

“Apakah kau yang membuat sendiri salep ini? Tercampur dengan sangat baik ...”

Donghua mencampurkan sisa salep di dalam mangkuk dan menurunkan pandangannya pada
Fengjiu, menjawab, “Aku pernah punya seekor bayi rubah. Dialah yang membuat salep ini.”

Fengjiu memuji dirinya sendiri dengan murah hati, “Pastinya pintar sekali rubah itu. Salep ini
begitu lembut dan harum ... erm, tetapi kenapa kau mengoleskannya pada wajahku?”

Donghua membungkukkan tubuhnya, mengoleskan sisa salep ke wajah Fengjiu, dan dengan
santai menjawab, “Yah, masih ada sisa sedikit, dan kudengar ini juga perwatan kulit yang
bagus jadi kita tidak boleh menyia-nyiakannya.”

Fengjiu membebaskan dirinya dan mengambil sedikit salep dari wadah porselen dengan
jarinya. Fengjiu menerjang Donghua dan menyeringai.

“Ini, barang bagus harus dibagi-bagi, kau juga harus menggunakannya ...”

Fengjiu mendorong Donghua ke bawah dan menggunakan tangan lainnya untuk mengoleskan
salep Mufurong di kening Donghua. Mata Donghua berkilat. Beberapa kunang-kunang
mendarat di bahu Donghua, beberapa lagi di layar pembagi ruangan; teratai layu di atas
kanvas pun menjadi hidup di bawah cahaya mereka.

403
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu berlutut di atas Donghua; dengan satu tangan memegangi lengan Donghua di bawah
selimut, satu tangan lainnya membuka ikat kepala dari kening Donghua. Ini adalah pertama
kalinya Fengjiu menatap mata Donghua dari jarak sedekat ini.

Pria ini merupakan dewa yang paling dihormati di dunia, orang yang paling dikaguminya.
Fengjiu mendadak menyadari posisi canggung mereka dan langsung membeku di tempat.

Dijun tidak melawan pelecehannya.

Dengan sedikit perhatian, Donghua hanya berkata pada Fengjiu, “Bukankah kau bilang
barang bagus harus dibagikan? Kenapa kau berhenti?”

Donghua mengambil tangan Fengjiu yang mundur dan meletakkannya di wajahnya sendiri,
melihat ke dalam mata Fengjiu dengan tenang selama hal ini berlangsung.

Fengjiu merasa wajahnya terbakar. Ia merangkak turun dari Donghua dan segera ke sudut.

Menyembunyikan dirinya di bawah selimut dan berbaring di atas bantal porselen, Fengjiu
menguap dibuat-buat: “Aku mengantuk. Tutup pintunya untukku ketika kau keluar.”

Untuk beberapa alasan, suara Fengjiu bergetar.

Dijun terlihat kecewa.

“Kau akan tidur tanpa mencuci tanganmu?”

“... Tidak perlu, aku akan mencuci selimutnya besok.”

Donghua bangkit dan tetap di kamar itu sejenak. Embusan angin masuk dan mematikan
lampunya. Sepertinya ada mantra yang menyelimuti udara.

Gugup, Fengjiu dapat merasakan napas Dijun yang semakin mendekat. Rambutnya sekarang
menyentuh pipi Fengjiu, namun tidak ada pergerakan lain. Tampaknya Donghua hanya
memeriksa apakah Fengjiu sungguh tertidur atau hanya berpura-pura tidur.
404
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Langkah kaki menjauh dalam kegelapan. Hanya setelah Fengjiu mendengar pintu terbuka
kemudian tertutuplah baru Fengjiu menghela napas lega.

Fengjiu berbalik dan membuka matanya untuk memeriksa kamarnya. Kunang-kunang masih
bersinar di atas perabotan. Sekarang agak lemah dan tak sehidup biasanya, mereka mungkin
mengantuk juga.

Ada sesuatu yang aneh dari Donghua malam ini. Jantung Fengjiu berdebar cepat saat ia
memikirkan apa yang baru saja terjadi. Ia mengulurkan tangannya untuk menenangkan
dadanya dan mengingat kalau tangannya masih dipenuhi salep bunga itu.

Saat Fengjiu melirik ke tangannya di dalam cahaya berdenyut dari kunang-kunang, ia melihat
kalau tangannya sekarang bersih tanpa adanya sisa noda. Donghua pasti telah mengelap
mereka sebelum ia pergi.

Merasa bahagia, bibir Fengjiu melengkung sekilas; ia tidak sadar kalau ia sedang tersenyum.
Lalu, Fengjiu memejamkan matanya, membisikkan ‘Tranquil Heart Mantra’, dan tertidur
lelap.

405
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 11 Part 5

Di akhir jam Macan (5 pagi), lengan Fengjiu digoncangkan dengan keras.

Fengjiu berbalik dan bergumam ngantuk, “Yang Mulia, jangan menggangguku selarut ini.
Biarkan aku ...”

Kata ‘tidur’ belum sempat keluar dari mulut Fengjiu ketika ia tertahan dalam mata terkejut
Xiao Yan yang sedang mencondongkan diri di ranjang Fengjiu.

Bulan bercahaya tinggi di atas langit.

“Kau dan Muka Es telah ... berkembang hingga titik ini?”

Xiao Yan bertepuk tangan.

“Aku memang tidak memandang remehnya.”

Kemudian Xiao Yan berkata senang pada Fengjiu, “Jiheng harusnya menyerah saja soal
Donghua. Aku tahu Donghua tidak sesetia diriku. Dia tidak mampu menahan rencana
godaanmu.”

Sekarang menggaruk kepalanya bahagia, Xiao Yan bertanya, “Bagaimana aku harus
menghibur Jiheng agar ia jatuh ke pelukanku tanpa keraguan?”

Sebutir mutiara malamlah yang menyinari kamar itu. Fengjiu melihat Xiao Yan bersandar di
ranjang sambil melihat bulan. Xiao Yan tampak senang, lalu termenung, kemudian cemas.

Kebingungan, Fengjiu tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Ia mengusap matanya, mencubiti Xiao Yan dan bertanya, “Apakah itu sakit?”

406
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Melompat ke belakang, Xiao Yan menangis, “Jangan mencubitku, kau tidak sedang
bermimpi! Aku membuka medan pelindung Muka Es untuk membawamu menghibur teman
kita.”

Akhirnya teringat tujuannya datang kemari, Xiao Yan memberitahu Fengjiu dengan nada
serius, “Apa kau tahu apa yang terjadi pada Meng Shao?”

Fengjiu sudah terkurung di dalam Jifeng Yuan selama tiga hari. Ia bahkan tidak bisa
berbicara dengan seekor nyamuk; tentu saja, Fengjiu tidak tahu apa-apa.

Tetapi, ekspresi serius Xiao Yan menghilangkan rasa kantuknya.

Khawatir, Fengjiu bertanya, “Meng Shao?”

Ekspresi Xiao Yan bertambah muram.

“Jenderal Changshengnya baru saja mati. Ia sudah minum-minum dari pagi hingga subuh,
berduka atas kematiannya. Sepupunya, Jielu takut Meng Shao bisa mati karena minum-
minum di sana dan datang meminta bantuanku. Tapi, kau tahu, aku tidak pandai membantu
orang lain. Wanita lebih baik dalam hal ini ...”

Fengjiu mengenakan sebuah jubah luaran dan merenung, “Aku tidak pernah tahu kalau Meng
Shao memiliki pria di kediamannya. Sungguh teman yang buruk karena kita tidak pernah
menyadari kesukaannya. Ya ampun, pasti ia sangat terkejut karena kehilangan seseorang
yang dicintai seperti ini. Kasihan sekali Meng Shao.”

Ketika Fengjiu selesai berbicara, ia mendadak teringat hal-hal semalam, dan berusaha
mengingat apakah itu nyata atau tidak.

Fengjiu berjalan ke arah nakas di dinding, membuka tempat pembakaran


dupa unicorn, membauinya sekilas. Tidak ada aroma dupa pembuat kantuk.

407
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu mengambil mutiara malam Xiao Yan dan meneliti pembakaran itu apakah ada abu
baru. Tidak ada. Menatap ke cermin perunggu, memar di kening Fengjiu sudah tidak ada lagi.
Tetapi tidak ada sisa salep Mufurong juga.

Apakah Fengjiu bermimpi? Tetapi, kenapa ia memimpikan hal semacam ini?

“Ada apa?”

Xiao Yan bertanya selagi ia menerima mutiara malam dari tangan Fengjiu.

Fengjiu terdiam sedetik sebelum menjawab, “Aku bermimpi.” Jeda sejenak. “Tidak usah
dipikirkan, bukan apa-apa.”

Fengjiu berjalan menuju pintu, kemudian kembali ke lemari di dekat jendela, mengeluarkan
sebuah botol berwarna kehijauan.

“Sebelumnya, aku meminjam madu berkualitas tinggi dari Meng Shao untuk membuat kue
madu. Aku tidak menyangka harus menggunakannya untuk mengatasi mabuknya secepat ini.
Sayang sekali.”

Xiao Yan mengernyit.

“Wadah madu ada di kanan. Yang di tanganmu bertuliskan ‘kecap’ di atasnya.”

Xiao Yan mengamati Fengjiu sebentar dan menghela napas, “Kau bertingkah aneh malam ini.
Kenapa kau tidak lanjut tidur saja. Kalau aku tidak dapat membujuk Meng Shao, aku akan
membuatnya pingsan dengan sebuah tongkat.”

Fengjiu memijatt pelipisnya.

“Mungkin aku hanya pusing akibat kurang tidur. Karena aku sudah terbangun, aku harus
pergi.”

Fengjiu sedikit mengerang lalu berkata, “Tetapi kita tetap harus membawa tongkat itu.”
408
Collected & Merged by raperiadisepti.com
***

Di bawah panduan dari cahaya bintang, mereka menuju langsung ke Zuilixian.

Air mata Meng Shao, ingus, dan alkohol bercampur jadi satu selagi ia menatap ke tubuh
Jenderal Changsheng yang terbaring di kotak keramik.

Sejumlah pelayan berlutut mengelilingi Meng Shao. Mereka mencoba membujuknya dengan
air mata, memberitahunya sesuatu soal yang mati sudah pergi, mereka harus mengantarnya
pergi sekarang, Yang Mulia Pangeran juga harus bersemangat agar si jenderal dapat pergi
dengan tenang.

Fengjiu tak bisa berkata-kata. Begitu pula dengan Xiao Yan.

Ternyata Jenderal Changsheng yang membuat Pangeran Meng Shao mengalami kesedihan
tak berujung merupakan seekor jangkrik berkepala merah.

Si Putri Jielu yang tampak kelelahan dibantu oleh dua orang pelayan.

Xiao Yan menggaruk kepalanya dan berkata pada Jielu kebingungan, “Saudara Meng
sungguh sensitif, ia terluka karena seekor jangkrik. Aku tidak yakin apa yang harus
kukatakan padanya untuk menghiburnya.”

Fengjiu melirik ke arah kotak keramik yang membungkus tubuh Jenderal Changsheng dan
entah mengapa merasa sedikit familier. Terdapat kelopak bunga bertebaran tergores di sisi-
sisinya.

Tampak seperti sesuatu yang dibawa oleh wanita muda, bukan sesuatu untuk seorang pria
gagah seperti Meng Shao. Fengjiu melihat lagi—Jenderal Changsheng terbaring kaku. Dari
tubuhnya, seseorang dapat mengetahui ia dulunya seekor jangkrik yang pemberani ketika
masih hidup.

409
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu mengerutkan alisnya dan berkata pada Putri Jielu, “Mungkin setelah hidup sekian
lama di lembah, jangkrik ini telah menyerap cukup banyak esensi abadi dan berubah menjadi
seorang pemuda tampan, jadi karena itulah Meng Shao sangat mencintainya?”

Jielu tersentak menangis, menutupi telinganya, dan melayangkan pelototannya pada Fengjiu.

“Berani sekali kau menodai reputasi sepupuku seperti itu?”

“Aku ingin beranggapan jangkrik ini berubah jadi seorang gadis juga,” Fengjiu menjawab tak
berdaya.

“Tetapi ini seekor jangkrik jantan ... Kakak, cobalah lihat, bukankah ini seekor jangkrik
jantan?”

Xiao Yan mendekat untuk melihat dan menjawabnya, “Dari bertahun-tahun pengalamanku
dengan adu jangkrik, ini sudah pasti seekor jangkrik jantan!”

Wajah Jielu berubah ungu penuh amarah. Ia menunjuk pasangan itu tanpa kata-kata.
Pelayannya yang tahu, membawakan secangkir teh untuk menenangkan Jielu.

Setelah amarahnya sedikit reda, Jielu melotot ke samping ke arah pasangan kakak beradik itu,
mendesah pasrah, dan berkata, “Lupakan saja, meskipun aku tidak mempercayai kalian
berdua, kalian merupakan sahabat terdekat sepupuku. Mungkin ia akan mendengarkan kalian.
Jangkrik ini hanyalah seekor jangkrik. Tidak dapat berubah menjadi seorang pemuda tampan
maupun gadis cantik di tengah malam.”

Jielu memandang tajam pada keduanya.

“... tetapi orang yang menghadiahkan Meng Shao jangkrik ini adalah seseorang yang
istimewa. Ialah yang disimpan Meng Shao dalam hatinya.”

Fengjiu dan Xiao Yan langsung memasang telinga mereka untuk mendengarkan.

410
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dibatasi oleh peraturan klan mereka, para Biyiniao tidak pernah melakukan pernikahan
dengan klan lain. Peraturan klan merupakan sebuah masalah hidup dan mati bagi klan khusus
ini.

Langka sekali bagi makhluk mistis untuk menyerap cukup banyak esensi keabadian dan
menjadi abadi layaknya para naga, phoenix, atau rubah berekor sembilan.

Klan lain hidup dengan masa hidup yang terbatas—seribu tahun, mungkin sepuluh ribu
tahun. Di antara mereka, Biyiniao merupakan yang terpendek; mereka hidup tidak lebih dari
seribu tahun.

Dibandingkan dengan para dewa yang hidup di luar lembah, hidup mereka secepat matahari
bersinar dan tenggelam. Menikahi orang luar yang hidup panjang dapat menyebabkan tragedi,
dan karena alasan inilah, klan mereka melarang pernikahan dengan orang luar.

Di usia ke enam puluh, seorang Biyiniao telah dianggap dewasa dan dapat menikah. Kedua
adik lelaki dan ketiga adik perempuan Meng Shao telah menikah. Terlebih, jika dibandingkan
dengan Pangeran ketiga Xiangli yang telah memiliki tujuh Biyiniao kecil, Pangeran Kedua
yang lebih tua dari Pangeran Ketiga sekitar dua puluh tahun masih membujang.

Setelah makan, Fengjiu dan Xiao Yan sering mendiskusikan masalah ini berkali-kali tanpa
pernah mendapatkan sebuah jawaban. Jadi, mereka dengan cemas mendengarkan penjelasan
Putri Jielu hari ini.

***

Putri Jielu menyesap tehnya lagi, berdeham dan menceritakan ulang kisah cinta tanpa harapan
yang dimulai tujuh puluh tahun yang lalu.

Seorang pemuda tampan telah bertemu seorang gadis. Sejak itu ia mabuk cinta, kehilangan
napsu makannya, dan jatuh sakit. Hingga hari ini, ia bertekad tetap membujang jika tidak bisa
memiliki si gadis.

411
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Katanya, si gadis itu yang memberikan Jenderal Changsheng beserta kotak keramik itu pada
si pemuda. Setelah kembali ke rumah, ia akan menatap kotak itu selagi merindukan si gadis.
Tentu saja, si pemuda adalah Meng Shao yang menarik dari Lembah Fanyin.

Xiao Yan bertanya, “Gadis muda yang tidak dapat dinikahi oleh Saudara Meng pastilah orang
luar? Jika ia masih hidup, mereka masih memiliki sebuah kesempatan. Meng Shao akan
melanggar aturan lembah, tetapi itu bukanlah hal besar. Aku sering melanggar aturan klan
kami juga. Para tetua tidak pernah bisa melakukan apa pun tentang itu. Hanya menatap
seekor jangkrik siang dan malam, sekarat karena kecintaan bukanlah tindakan seorang pria.”

Memangnya apa yang bisa dilakukan para Tetua Iblis pada Raja Cabang Biru mereka, pikir
Fengjiu. Peraturan klan mereka dibuat hanya untuk bersenang-senang. Namun, Fengjiu
menyetujui sisa perkataan Xiao Yan yang lainnya.

Fengjiu mengangguk kuat dan dengan ketulusannya, bertanya pada Jielu, “Dari keluarga
mana asalnya si gadis muda ini? Siapa namanya? Kami bisa membantu mencarinya jika itu
dapat membuat impian Pangeran Kedua jadi kenyataan. Sebagai sahabat, kekhawatiran kami
juga akan berkurang.”

Jielu kembali menyesap tehnya, tampaknya tersentuh kebaikan mereka.

“Ratu Qingqiu dari Klan Rubah Putih Berekor Sembilan, pemimpin Wilayah Timur, Yang
Mulia Fengjiu. Aku tidak yakin apakah kalian pernah mendengar tentangnya? Dialah yang
dicintai oleh Meng Shao.”

Fengjiu terjatuh dari kursinya. Xiao Yan menjatuhkan rahangnya.

“Apa?”

Saat Fengjiu memegangi lengan Xiao Yan dan merangkak naik, melihat ke arah sosok
minum-minum Meng Shao dari dua meja jaraknya, sebenih ingatan jatuh ke tanah, bertunas,
dan berbunga. Fengjiu akhirnya mengingat kenapa kotak keramik itu tampak begitu familier.

412
Collected & Merged by raperiadisepti.com
***

Memang benar ada kisah semacam ini, dan tampaknya terjadi tujuh puluh tahun lalu.

Tujuh puluh tahun lalu, seorang teman lama Zheyan datang berkunjung ke kebun persiknya
dan kebetulan bertemu dengan Fengjiu yang datang untuk memetik persik. Itu merupakan
cinta pada pandangan pertama.

Teman lama Zheyan merupakan seorang penguasa dari para dewa pegunungan. Ia
memerintah sungai dan gunung yang tak terhitung jumlahnya di dunia manusia.
Kediamannya berada di puncak Gunung Zhi’yue di Wilayah Utara.

Namanya adalah Cang’yi Shenjun.

Cang’yi Shenjun bukan berasal dari keluarga kuno dari zaman dahulu kala. Ia menjadi
penguasa pegunungan karena pencapaian yang baru-baru saja ia dapatkan.

Untuk alasan inilah, Zheyan sangat menghormatinya. Menurut perkiraan Zheyan, Cang’yi
merupakan dewa junior terbaik dalam sejarah belakangan ini.

Cang’yi Shenjun merupakan seorang pria yang tegas. Tanpa keraguan, ia meminta Zheyan
mengunjungi Qingqiu sebagai mak comblangnya. Zheyan pun menyetujuinya.

Secara mengejutkan, pencapaian Cang’yi dan karakter murah hatinya segera disukai oleh
ayah Fengjiu, Bai Yi. Setelah Fengjiu mewarisi takhta Wilayah Timur, hal pertama yang
diurus Bai Yi adalah untuk mencarikan seorang suami yang pantas guna menguatkan posisi
Fengjiu.

Setelah beronde-ronde tak terhitung, mata jeli Bai Yi akhirnya jatuh pada Cang’yi. Meski
demikian, Fengjiu tidak pernah menyetujui soal perjodohan ini. Meski ia memprotes, ia tentu
saja tak dapat menang melawan ayahnya.

413
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Ketika iring-iringan pernikahan dari Gunung Zhi’yue tiba di Qingqiu, ayah Fengjiu
mengikatnya dan melemparkannya ke dalam sebuah tandu dengan delapan pembawa tandu
yang akan mengikuti jalan berputar kembali ke kediaman sang pengantin pria.

Cang’yi Shenjun sedang tertahan oleh urusan di dunia manusia kala itu. Yang menyambut
sang pengantin wanita adalah seorang jenderal dengan pangkat di bawah Cang’yi.

Fengjiu melihat keluar tandunya dan si jenderal ini paling tidak setinggi sepuluh meter.
Memperkirakan kalau ia tak akan mampu menang melawan si jenderal, Fengjiu duduk diam
sepanjang jalan.

Fengjiu berencana untuk beraksi ketika tandunya sampai di istana. Ia akan membuat
kekacauan saat itu dengan menolak meninggalkan tandunya untuk menikahi Cang’yi,
sehingga seluruh dunia akan tahu.

Mari lihat apakah ayahnya dapat memaksa Fengjiu saat itu. Para pembawa tandu itu cepat;
hanya dibutuhkan setengah hari ketika mereka sampai di kaki Gunung Zhi’yue.

Proses pernikahan yang berbelit-belit ini menemukan jalannya hingga ke jalan masuk gunung
ketika tangis ketakutan terdengar dari luar tandu. Fengjiu mengangkat tirai tandunya dan
menatap ke luar.

Si jenderal setinggi sepuluh meter itu sedang menggunakan cambuk sembilan bagian untuk
mencambuki seorang pemuda lemah yang mungkin saja seorang tamu dari prosesi ini.

Fengjiu melemparkan tusuk rambut emasnya untuk menghentikan pencambukan dan


mengirimkan pelayannya untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Kenyataannya cukup mudah.

Si pemuda tidak berasal dari istana ini. Entah bagaimana caranya ia bergabung dengan
prosesi ini sepanjang perjalanan, ingin menaiki Gunung Zhi’yue tanpa alasan jelas.

414
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Terdapat sebuah peraturan di Gunung Zhi’yue: jika seseorang bukan berasal dari gunung ini,
ia tidak diperbolehkan untuk menginjak tanahnya. Lonceng pelangi berbunyi tepat ketika ia
masuk, dan langsung di seret keluar, kemudian dipukuli.

Kaki pemuda itu tampak dicambuk sakit sekali, darah merembes dari celana panjangnya.

Dengan lemah ia menjelaskan, “Aku ... Aku terpisah dari kakakku, dan aku sedang
mencarinya, aku melihat prosesi pernikahan. Aku tidak pernah melihat sebuah pernikahan
asing sebelumnya, jadi aku tetap di sini untuk menonton. Aku tidak punya maksud lain.”

Fengjiu melihat kepada si pemuda yang tengah gemetar kesakitan di tanah di kejauhan.
Untuk saat ini, Fengjiu tidak mempedulikan apakah ia berkata jujur atau tidak.

Jika pemuda itu memang hanya seorang anak yang ingin bersenang-senang, Gunung Zhi’yue
sungguh berpikiran sempit. Jikalau pemuda itu berbohong, ini dapat memberi Fengjiu
keuntungan ketika ia mengacau di Gunung Zhi’yue besok ...

Fengjiu mengangkat tirainya dan dengan cepat melangkah menuju tempat insiden.

Ia membantu si pemuda untuk bangun dan berpura-pura terkejut selagi berkata: “Ya ampun,
bukankah ini Xiao Ming? Aku sudah merasa kalau itu kau saat melihat dari jauh, tetapi
kakakmu seharusnya berada di tempat Zheyan atau kembali ke rumah di Qingqiu. Bagaimana
kau bisa terpisah darinya? Ya sudah, kenapa kau tidak ikut bersamaku dulu? Dalam dua hari,
aku akan meminta seseorang membawamu kembali ke Qingqiu agar kau dapat bertemu
dengan kakakmu.”

Selagi Fengjiu membantunya bangkit, ia menangis kencang dalam kesedihan yang


berlebihan, “Oh, tidak, bagaimana bisa kau terluka separah ini? Ini tidak bisa! Kau, kau, kau.
Kau juga. Cepat, bantu Tuan Muda Ming ke dalam tanduku.”

Si pemuda yang kebingungan dibawa pergi oleh sejumlah pelayan yang gugup. Saat pemuda
itu duduk tenang di dalam tandu, ia masih tidak mengerti apa yang terjadi.

415
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dalam ingatan Fengjiu, si pemuda itu sangatlah pemalu. Ia hanya duduk diam di dalam tandu.
Meskipun luka di kakinya begitu sakit, ia menahannya hingga mereka tiba di istana Gunung
Zhi’yue.

Melihat wajah menahan sakit pemuda itu, Fengjiu mengeluarkan dari lengan jubahnya,
sebuah silinder bambu dengan seekor jangkrik berkepala merah yang dihadiahkan paman
kecilnya untuk Fengjiu.

Anak-anak lelaki biasanya menyukai jangkrik, mungkin jangkrik ini dapat mengalihkan
perhatiannya dari rasa sakit. Fengjiu memunculkan sebuah kotak keramik dan memasukkan
jangkriknya ke dalam situ, kemudian memunculkan seekor jangkrik berkepala hijau untuk
beradu dengan si kepala merah.

Si pemuda membelalakkan matanya, terpaku. Melihat bahwa pemuda itu tertarik dengan hal
semacam ini, Fengjiu menghadiahkan mereka semua untuknya. Ia tidak menyelamatkan
pemuda itu tanpa tujuan lain. Merasa bersalah, ia memberinya hadiah kecil sebagai gantinya.

Si pemuda merona dan berterima kasih pada Fengjiu dengan suara kecil, “Nona, Anda sangat
baik karena telah menolongku. Aku pasti akan membalas kebaikan Anda suatu hari nanti.”

416
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 11 Part 6

Setelah sampai di puncak gunung, Fengjiu dibawa ke dalam sebuah kamar pribadi untuk
beristirahat. Si pemuda dibawa ke kamar lain untuk diobati lukanya.

Sambil minum teh, Fengjiu memikirkan tentang janji si pemuda untuk membalas budinya.
Apa sebenarnya tujuannya datang ke gunung ini?

Fengjiu telah menyelamatkannya tak peduli bagaimana seseorang memandangnya. Sudah


sewajarnya pemuda itu membalas budi Fengjiu. Tetapi ada satu masalah yang membebani
pikiran Fengjiu.

Fengjiu ditutupi dengan kerudung pengantin dari awal hingga akhir. Tak melihat wajahnya,
apakah pemuda itu akan membalas budi pada orang yang salah?

Selagi pikiran Fengjiu masih kusut, seorang pelayan masuk dan memberitahunya bahwa
Cang’yi Shenjun telah kembali. Pikiran Fengjiu jadi tambah kusut.

Di satu sisi, Fengjiu harus menangani Cang’yi, di sisi lainnya ia harus memikirkan cara untuk
memporak-porandakan istana ini sebelum upacara pernikahan. Keduanya menguras
kemampuan otaknya.

Harus mengurus kedua masalah ini terlebih dahulu, Fengjiu tidak punya waktu untuk
memikirkan si pemuda yang ia selamatkan.

Semenjak hari itu, Fengjiu tidak pernah bertemu dengannya lagi. Layaknya
tumbuhan duckweed yang berada dalam kolam teratai, wajah pemuda itu terlupakan di suatu
sudut di ingatan Fengjiu.

417
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tumbuhan Duckweed

Jika tidak ada angin yang datang membuat riak di permukaan air, ingatan ini pasti akan
terkunci setelah bertahun-tahun keheningan.

Si pemuda hanyalah orang yang lewat dari sekian banyak orang yang Fengjiu temui selama
tiga puluh ribu tahunnya. Setelah sekian lama, meski mengingatnya sekarang, ia tidak mampu
menghubungkan si pemuda pemalu dulu dengan si pria menarik hari ini tak peduli apa pun
yang terjadi.

Tujuh puluh tahun.

Apa yang sebenarnya terjadi selama waktu itu yang mengubah Meng Shao dari seorang
pemuda pemalu menjadi seseorang yang menarik dan berkharisma?

Dengan ratusan pertanyaan, Fengjiu melirikkan lagi matanya yang ragu ke arah Meng Shao.
Tetapi kursi tempatnya duduk sedetik yang lalu kini sudah kosong. Sebuah
bunyi klang terdengar di atas meja; sebuah cahaya keperakan bersinar dari botol anggrur.

Tidak ada.

Meng Shao telah menghilang.


418
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Mata memerah karena alkohol, Pangeran Kedua Meng Shao memegangi bahu Xiao Yan
dengan mabuk. Para Biyiniao terkenal akan ketajaman pendengaran mereka.

Perkataan Jielu pada Xiao Yan dan Fengjiu tampaknya telah didengar oleh Meng Shao,
memberikannya sentakan rasa berterima kasih.

“Benarkah? Apakah semuanya juga berpikir kalau aku harus mengabaikan peraturan klan dan
dengan berani mengejar cintaku?”

Pada bagian ini, Meng Shao mendesah, “Sejujurnya, enam bulan yang lalu aku sudah tak
ingin mengubur cinta ini lebih lama lagi, dan ingin meloloskan diri dari penjara ini untuk
mencari pujaan hatiku. Tetapi tepat ketika aku meninggalkan kota, aku tertimpa kalian berdua
hingga pingsan. Jadi kupikir, ‘sudah takdir’. Tadir telah memutuskan Yang Mulia Fengjiu
dan aku tidaklah berjodoh, jadi akhirnya aku pun menyerah.”

Mata Meng Shao besinar melihat ke arah Xiao Yan dan Fengjiu di dalam ruangan yang
bermandikan cahaya.

“Tetapi sekarang dengan dukungan dari kalian seperti ini, yang satu menggunakan dirinya
sebagai contoh untuk melanggar aturan klan, yang lainnya dengan tulus berusaha
membantuku mencari keberadaan Yang Mulia Fengjiu ...”

Fengjiu meringis dan melirik ke arah Xiao Yan selagi ingin sekali menampar mereka berdua.

Fengjiu mengoreksi dengan tergagap, “Kami mendadak merasa kita perlu memikirkan soal
ini lebih hati-hati. Ide yang barusan itu sepertinya bukan ... sebuah ide yang bagus.”

Fengjiu berbalik ke arah Xiao Yan dan mengerling padanya.

“Kakak, kau tampak menyesali perkataanmu. Menurutmu, ide kita agak gegabah dan buruk,
bukan begitu?”

419
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Xiao Yan mengerti maksud Fengjiu dan dengan cepat menunjukkan penyesalannya: “Benar,
benar, sangat buruk.”

Suara Xiao Yan dipenuhi penyesalan, ia pun melanjutkan: “Meskipun para Tetua tidak
pernah menghukumku, selama bertahun-tahun ini aku selalu merasa sangat bersalah karena
melanggar peraturan klan kami. Hatiku sakit setiap kali aku memikirkan tentang itu.”

Putri Jielu menatap keduanya dengan rahang menganga. Meng Shao menatap bingung.

Fengjiu melengkapinya dengan tulus, “Yang Mulia Fengjiu ... ahem ... Yang Mulia
menghadiahkanmu jangkrik dan kotak keramiknya. Kenapa kau hanya menempatkan
kerinduanmu pada si jangkrik? Bukankah kotaknya juga sama? Si jangkrik sekarang sudah
mati, tetapi kotaknya masih di sini. Bukankah ini sebuah pertanda bahwa ini masih belum
waktunya meninggalkan semuanya untuk mencarinya?”

Fengjiu kemudian membujuk Meng Shao, “Jika Langit menginginkanmu meninggalkan


segalanya demi mencari dia, ketika ia memanggil Jenderal Changsheng kembali, harusnya ia
juga menghancurkan kotaknya. Tetapi Beliau tidak melakukan itu, karena masih belum
waktunya. Bagaimana menurutmu, apa aku benar?”

Kebingungan di mata Meng Shao semakin dalam.

Tak lama setelahnya, ia berkata, “Perkataanmu tampak masuk akal. Tetapi aku sedikit
bingung dengan kesimpulanmu.”

Fengjiu menjelaskan pada Meng Shao dengan sabar, “Itu karena kau sedang mabuk.
Kesadaranmu tak lagi jernih.”

Fengjiu lanjut menjelaskan: “Begini saja, bagaimana kalau kau istirahat untuk menghilangkan
mabukmu. Setelah kepalamu jernih, kau akan mengetahui kalau perkataanku sangat masuk
akal.”

420
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Tuan Muda Meng memikirkan ini dan memutuskan untuk setuju. Setelah seharian minum-
minum, Meng Shao akhirnya membubarkan para pelayan restoran.

Putri Jielu dan para pelayan memindahkan Meng Shao ke sebuah kamar tamu di Zuilixian.
Jielu melepaskan helaan napas penuh kelegaan ketika akhirnya bebannya terangkat.

Setelah semua orang pergi, saat Xiao Yan dan Fengjiu berserta dua pelayan yang menguap
adalah satu-satunya yang tersisa di aula utama, Xiao Yan yang telah menyaksikan sebuah
pertunjukan menarik mengacungkan jempolnya pada Fengjiu dan baru saja akan berbicara
ketika Fengjiu lebih dulu berkata:

“Aku tidak tahu mengapa Meng Shao menyukaiku. Bahkan jika kau bertanya pun, aku tidak
akan tahu apa yang harus kukatakan padamu.”

Kekecewaan muncul di wajah Xiao Yan.

Fengjiu dengan hati-hati menatap ruangan itu sekilas sebelum memberitahu Xiao Yan, “Aku
merasa sejak pertama kita menginjakkan kaki ke kedai minum ini, seseorang terus
memperhatikanku.”

“Bukankah itu ... karena ...”

Xiao Yan berpura-pura tak nyaman.

“Kedua mata yang sedang bersandar di bahumu sekarang, tengah tersenyum padamu ...”

Tepat saat itu, angin bertiup dari belakang, mengangkat rambut Fengjiu naik ke lengannya.
Fengjiu terkejut dan melompat ke dalam pelukan Xiao Yan.

Xiao Yan menepuk punggung Fengjiu selagi tertawa keras.

“Terakhir kali aku memelukmu, kali ini kau yang memelukku. Kita sudah impas sekarang.”

“...”
421
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di luar balkon lantai kedua Zuilixian berdirilah tanaman kaktus hijau bercahaya. Terletak di
balik cahaya fajar, daunnya mendadak berputar di bawah langit tak berangin.

Sesosok ungu diam-diam melewati dua orang di dalam tanpa sepengetahuan mereka.

***

Tujuh hari kemudian, turnamen yang telah dinanti-nanti akhirnya dimulai hingga ke bagian
barat kota. Di masa lalu, ketika masih ada empat musim di Lembah Fanyin, di lereng
dipenuhi dengan pohon prem, jadi bagian itu disebut dengan Lembah Prem.

Tetapi selama dua ratus tahun terakhir, es telah menghancurkan separuh dari mereka, dan
Istana Kerajaan akhirnya mengubah area ini sepenuhnya menjadi sebuah lapangan olah raga.

Fengjiu berbincang penuh semangat dengan sesama teman sekelasnya semenjak ia


menginjakkan kaki ke dalam arena. Karena Dijun telah membuat alasan pneumonia untuknya
agar ia dapat izin dari sekolahnya, teman-teman sekelasnya sekarang mengerumuni Fengjiu
dengan kagum untuk bercakap-cakap melihat betapa pemberaninya Fengjiu mengikuti
turnamen segera setelah ia sembuh.

Fengjiu mengambil kesempatan untuk melihat ke sekeliling arena. Tentu saja, gundukan salju
menyapa pengelihatannya. Ini merupakan formasi yang sama yang ditunjukkan Meng Shao
padanya.

Tiang-tiang tajam bersinar menakutkan di dalam kabut pagi hari. Tetapi setelah dilatih oleh
Dijun selama sepuluh hari, Fengjiu tidak mempedulikan tiang-tiang itu lagi; ia memandangi
mereka seolah sedang melihat awan yang melayang.

Bicara soal Meng Shao, setelah Donghua melepaskan Fengjiu dari medan pelindungnya
kemarin, ia bertanya kesana kemari dan mendengar kalau Meng Shao tidak lagi menunjukkan
sikap yang sembrono.

422
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Mungkin Meng Shao sudah memikirkan segalanya? Fengjiu jadi lega sekarang karena Meng
Shao tidak lagi menyiksa dirinya sendiri.

Fengjiu mengikuti ke arah stadium yang dibangun dari kayu pinus dan cemara, melingkari
panggungnya. Kursi telah dipenuhi penonton. Turnamen hanya terjadi setiap sepuluh tahun
sekali, jadi selalu mengundang keramaian.

Meskipun kehadiran juga cukup tinggi di tahun sebelumnya, stadium ini cukup luas bagi
orang-orang untuk duduk nyaman dengan sandaran siku di tengahnya.

Hanya tahun ini, stadium terlalu penuh, terancam roboh dari dorongan massa yang
mendengar kabar bahwa Dijun juga akan hadir.

Walaupun Dijun sering mengunjungi Lembah Fanyin untuk mengajar, ia hanya dapat dapat
ditemukan di dalam ruang kelas ataupun lokasi mengajar lain. Para warga biasa tidak pernah
punya kesempatan bertemu dengan si Raja yang luar biasa.

Tak pernah berharap mereka dapat menemui dewa tertinggi, ibu kota mendadak jadi ricuh
tiga hari setelah kabar Dijun datang menyebar. Semua orang di dalam klan, dari bangsawan
hingga rakyat biasa mengantre demi mendapatkan tempat.

Lembah Prem yang telah terlantar selama dua ratus tahun dalam semalam berubah menjadi
seember air yang mengatur minyak mendidih.

Ratu Biyiniao telah mengambil tempatnya di atas panggung, tetapi kursi tertinggi masih
kosong, tampaknya disediakan untuk Donghua. Ratu dan para bangsawan di bawah,
semuanya mengenakan ekspresi hormat hingga pada tahap terlihat stres ketika memikirkan
kalau mereka akan segera bertemu dengan Dijun untuk minum-minum selagi membicarakan
permainan pedang.

Dengan watak Dijun, Fengjiu mengetahui ia tidak akan pernah datang tepat waktu untuk
kompetisi semacam ini. Antara Donghua akan datang lebih awal, atau ia akan datang
terlambat.
423
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Hari ini mungkin akan terlambat, akan tetapi seberapa terlambatnya, Fengjiu tidak bisa
menebaknya.

Pagi ini, selagi Fengjiu baru saja akan pergi, ia bertanya-tanya apakah ia harus mampir ke
kamar Donghua untuk mengingatkannya. Fengjiu baru saja berjalan dua langkah ke depan
ketika ia mundur selangkah.

Hubungan Fengjiu dengan Dijun agak hangat-hangat kuku beberapa hari belakangan ini.

Bicara soal hari ketika Donghua merawat Fengjiu ... Setelah kembali dari Zuilixian, Fengjiu
merenung dan bertanya-tanya apakah semuanya adalah nyata. Dijun bisa saja menggunakan
sihirnya untuk menghapus semua jejak sebelum meninggalkan kamarnya.

Hanya karena tidak adanya jejak tertinggal, bukan berarti Fengjiu sedang bermimpi. Untuk
beberapa alasan, ia merasa bahagia pada pemikiran ini, tetapi tak ingin mengejar penjelasan
lebih jauh, ia dengan cepat memutuskan ia harus berterima kasih secara layak pada Dijun.

Fengjiu dapat menambahkan beberapa dekorasi pada kue sarapan Donghua, dan ia harus
mengutarakan rasa terima kasihnya dengan tulus. Ia menguap selagi ia bernyanyi, tangannya
dengan cepat menyiapkan sarapan mewah.

Akan tetapi, Dijun membuat pengecualian pagi ini, dengan tidak muncul saat sarapan. Masih
merasa senang meskipun terdapat sedikit kekecewaan, Fengjiu membawakan makanan itu ke
dalam kamar Donghua.

Sayangnya, kamar itu juga hening tanpa adanya Donghua. Sudah hampir waktunya untuk
latihan pedang, dan Fengjiu membawa pedang Taozhu ke halaman belakang.

Tanpa diduga, Donghua sedang duduk bengong di bawah pohon aprikot yang berbunga
dengan sebuah buku di tangannya. Fengjiu mendekat dan memanggil namanya.

Donghua menengadahkan kepalanya untuk melihat ke arah Fengjiu. Matanya setenang


gunung yang sedang tidur di kejauhan. Fengjiu berdiri linglung menatap balik Donghua.
424
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Normalnya, jika apa yang terjadi semalam adalah benar. Mata Dijun seharusnya menatap
Fengjiu dengan sekelebat kelembutan, atau paling tidak Donghua menanyakan soal luka-
lukanya.

Fengjiu diam-diam menarik kembali senyumannya, merasa kalau ia telah memimpikan hal
yang menggelikan. Apa yang terjadi semalam hanyalah imajinasinya; tidak ada yang benar-
benar terjadi.

Orang bilang, apa yang kau pikirkan ketika siang hari akan kau impikan saat malam hari.
Bagi Fengjiu untuk melihat mimpi ini sekarang, apakah itu artinya ia selalu memikirkan
Dijun dan akhirnya membentuk suatu kebiasaan karenanya?

Sangat kecewa, tetapi tidak yakin apakah kecewa pada dirinya sendiri ataukah sesuatu yang
lain, Fengjiu menundukkan kepalanya dan pergi ke lapangan berlatih.

Tiba-tiba, Fengjiu mendengar suara Donghua dari belakang: “Mengapa kau harus memiliki
buah Saha itu?”

Frustasi, Fengjiu bahkan tidak berbalik dan menjawab Donghua asal saja, “Karena aku belum
pernah mencicipinya, aku hanya ingin mencobanya, kurasa.”

Dijun terdiam sesaat, kemudian mengajukan pertanyaan mengejutkan, “Apakah kau akan
menggunakannya untuk membuat kue?”

Fengjiu tidak tahu bagaimana harus menjawab Donghua. Buah Saha digunakan untuk
membangkitkan orang mati. Apakah kekuatannya dapat bereaksi jika ia membuat kue dari
buah itu, Fengjiu belum pernah memikirkan tentang ini sebelumnya.

“Mungkin.”

Lalu, Dijun mengajukan lagi pertanyaan lain yang membingungkan, “Yan Chiwu menyukai
kue dengan isian buah Saha belakangan ini?”

425
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengiu bingung.

“Xiao Yan?”

Mungkin memang ada kalanya ketika Yan Chiwu memberitahunya soal sesuatu yang mirip,
bahwa jika mereka berhasil mendapatkan buah Saha, Fengjiu harus membuatkan kue dan
membaginya jadi dua.

Fengjiu dengan bingung melihat ke dalam mata Donghua yang tak dapat dipahami dan
melanjutkan menjawab samar padanya: “Mungkin saja. Tetapi ia tidak memakan kue dengan
isian kacang hijau atau kacang merah dengan jahe.”

Fengjiu kemudian bergumam pada dirinya sendiri, “Dia benar-benar orang yang pemilih.”

Tiba-tiba saja, embusan angin dingin bertiup, membalik halaman buku Dijun yang baru saja
diletakkan di atas meja marmer. Donghua mengernyit selagi ia meletakkan tangan di atasnya.

Fengjiu tidak tahu apakah ia puas dengan jawabannya atau tidak, tetapi Donghua tidak
mengatakan apa-apa lagi setelahnya.

Beberapa hari setelahnya, Dijun jadi terlihat makin tidak biasa. Ia kelihatan seolah ada
sesuatu dalam benaknya. Awalnya, Fengjiu tidak mengerti alasannya, lalu ia akhirnya
mengetahuinya setelah beberapa hari merenung.

Fengjiu melupakan, Dijun bertukar tempat dengan Xiao Yan dan pindah ke Jifeng Yuan agar
ia bisa menggunakan Fengjiu untuk memprovokasi Jiheng. Tetapi Jiheng tidak marah seperti
yang diinginkan Donghua, jadi ia pun tinggal di sini lebih lama.

Bukan hanya itu, Fengjiu menghitung hari dengan jarinya dan sudah empat atau lima hari
sejak Donghua bertemu dengan sang putri. Dijun pasti merindukannya.

426
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Namun, ini semua disebabkan oleh perencanaannya yang ceroboh. Dengan menggunakan
medan pelindung untuk mengurung Jifeng Yuan, Donghua membuatnya jadi tidak mungkin
bagi Jiheng yang hanya memiliki penempaan diri yang tak cukup untuk mengunjunginya.

Tetapi, jika Donghua mengangkat medan pelindungnya sekarang, ia hanya akan kehilangan
wajahnya. Sepertinya inilah yang menyebabkan Dijun menderita.

Inilah mengapa Donghua kehilangan akal sehatnya beberapa hari belakangan ini.

Di malam Fengjiu mengetahui semuanya dan pergi untuk membujuk Donghua agar
mengangkat medang pelindungnya, Fengjiu mempertimbangkan bahwa Dijun tidak ingin
seluruh dunia tahu perasaannya dan lebih memilih merahasiakan hubungannya dengan putri
Jiheng.

Jadi, Fengjiu dengan pintar berkata pada Donghua, “Yang Mulia, mari singkirkan medan
pelindung ini agar teman-teman kita dapat sesekali datang mengunjungi kita. Itu juga akan
melegakan kekhawatiran teman-teman kita. Sebuah rencana yang sempurna, bagaimana
menurutmu?”

427
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 11 Part 7

Dijun mengacuhkan usulan Fengjiu dan di malam yang sama, membuat medan pelindung
lainnya di atas yang lama. Jifeng Yuan sekarang tertutup lebih rapat lagi. Bukan hanya Xiao
Yan, bahkan sepuluh Xiao Yan pun akan kesulitan untuk melekukkan pelindung ini.

Kemudian, Donghua jadi semakin pendiam. Kenapa mendadak jadi perang dingin, Fengjiu
tidak dapat memahaminya.

***

Hari ini tidak turun salju, langit biru cerah dan awan melayang—merupakan hari bercuaca
ringan. Para kontestan telah berpasangan, sekarang menunggu Donghua Dijun untuk tiba agar
mereka dapat memulai.

Menurut peraturan turnamen, pemenang dari babak pertama akan berduel di babak
berikutnya. Ketika hanya tersisa tiga orang, mereka akan bertarung untuk hadiah pertama,
kedua, dan ketiga.

Lawan babak pertama Fengjiu adalah seorang pria pesolek yang tidak tahu ilmu silat. Fengjiu
sama sekali tidak memikirkannya. Masih awal, semua orang mengeluarkan pedang mereka
untuk dibersihkan.

Fengjiu juga mengeluarkan pedang Taozhu dari lengan jubahnya dan berpura-pura
mengelapnya. Ia mendongak ke arah panggung dan melihat A Li sedang berpegangan di
susuran tangga.

A Li melompat ke atas dan bawah selagi melambai pada Fengjiu seolah ia takut Fengjiu tidak
akan menyadari kehadirannya. Berdiri di belakang A Li adalah Pangeran Liansong yang
tersenyum senang. Mereka berdiri di antara keramaian, sepertinya menyusup masuk untuk
menonton.

428
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu memperhatikan dengan saksama gerakan mulut A Li dan menebak ia sedang
memberitahu Fengjiu: “Kakak Fengjiu, hati-hatilah, jangan sampai mengganggu bayi di
perutmu. Kalau kau merasakan sakit di tengah pertandingan, kau harus segera berhenti dan
meninggalkan arena, apa kau mengerti ...”

Tangan Fengjiu berkedut, pedang Taozhunya nyaris saja terbang menuju tempat keduanya
sedang berdiri.

***

Setelah penantian sekian lama, Donghua Dijun tiba di akhir jam Naga (9 pagi). Berkebalikan
dari bayangan semua orang, menyangkut kedatangannya yang beitu agung dengan awan yang
meluncur atau petir menggelegar, Dijun hanya berjalan kaki memasuki arena. Di akhir
seratus langkah pertama, Donghua dengan tenang menaiki tangga kayu untuk sampai di teras.

Ratu dan para pejabatnya yang sudah mendudukkan diri mereka tidak membayangkan bahwa
Donghua akan tiba dengan gaya ini. Dalam bayangan mereka, entah Donghua tiba dengan
awan ataupun angin, ia pasti akan turun dari atas.

Pada saat itu, sang Ratu akan memimpin bawahannya dan bersujud bersama di sepanjang
lorong yang menuju kursi tertinggi untuk menyambut Donghua ... sebuah penyambutan yang
sangat resmi.

Tetapi karena saat ini, Dijun masih berada di bawah teras sedangkan mereka sudah duduk
tinggi di atas—betapa tidak hormatnya ini semua.

Merasa ngeri, sang Ratu memimpin para pejabatnya bertransformasi kembali ke bentuk asli
mereka, burung, dan diam-diam terbang kembali ke bawah stadium.

Kemudian mereka berubah kembali ke bentuk manusia selagi mereka mengelilingi dan
bersujud di belakang Donghua dan serentak mengucapkan, “Bawahan Anda menyambut
kedatangan Anda, Yang Mulia.”

429
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua Dijun pernah memerintah dunia. Tentu saja ia sangat pantas menerima seorang
penguasa klan menyatakan diri mereka sebagai bawahannya.

Rakyat yang ada di sana menatap adegan ini dengan mata membesar. Arena gaduh ini
terdiam dalam sekejap. Hanya terdapat bunyi kayu berderit di bawah kaki Donghua.

Sang Raja tidak berhenti; mulai dari para juri, keempat sisinya juga ikut diam, bersujud.

“Kami menyambut kedatangan Anda, Yang Mulia,” ucapan itu menggema di seluruh tempat.

Dijun lanjut menaiki teras itu dengan tenang, langsung menuju ke kursi tertinggi.

Setelah ia duduk, tanpa tergesa ia melambaikan lengannya, berkata: “Untuk apa kalian
bersujud? Aku sedikit telat, kapan turnamennya dimulai?”

Sang Ratu, pejabat serta rakyatnya membungkuk sekali lagi sebelum bangkit berdiri. Fengjiu
ikut bangkit dengan yang lainnya; ketika ia melirik ke arah Donghua, ia melihat bahwa
Donghua juga memandangnya sambil lalu, jeda sejenak, lalu menoleh ke arah lainnya sambil
lalu pula.

Fengjiu entah bagaimana merasa takjub. Tentu saja ia mengetahui perihal prestasi dan
reputasi Donghua. Tetapi ketika Fengjiu pertama kali bertemu dengannya, Donghua telah
menyepi.

Kegiatan harian Donghua menyangkut pembuatan dupa, keramik, memancing, atau hobi
biasa yang memberikan kesan untuk mudah didekati. Fengjiu tidak pernah memikirkan
terlalu jauh mengenai fakta bahwa Donghua pernah menjadi pemimpin resmi dari keenam
dunia. Jadi beginilah aura seorang penguasa.

Ini adalah pertama kalinya Donghua terasa begitu jauh tak tercapai dan tinggi di atas.
Sayangnya, kesadaran ini baru menghampiri Fengjiu sekarang.

430
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Jika saja Fengjiu menyadari ini lebih cepat ketika ia masih muda, ia pasti akan berhenti
mengejar Donghua. Tidak akan ada begitu banyak rasa sakit yang harus ditanggungnya.

Kalau dipikir kembali, Fengjiu cukup berani kala itu. Namun, sebagai catatan, bagi seseorang
seperti Dijun untuk memiliki perasaan duniawi dan mencintai seorang wanita juga merupakan
suatu hal yang patut dipikirkan.

Fengjiu menaikkan pandangannya pada Jiheng yang mengenakan gaun putihnya, yang tetap
bersama Donghua kemana pun ia pergi. Terlebih lagi, melihat Donghua melakukan begitu
banyak usaha hanya untuk wanita ini merupakan hal yang lebih aneh lagi.

***

Bunyi drum menggelegar. Dipilih oleh sang Ratu untuk mengawasi turnamen, secara
mengesankan, Guru Ji Han mendatangi podium tinggi yang terletak di sebelah arena duel.

Mewakili sang Ratu, Guru Ji Han membacakan sebuah pidato pembukaan, berlanjut pada
peraturan, dan setelahnya menyalakan sebuah dupa sebagai batas waktu dengan bantuan dua
pelayan.

Kompetisi pun akhirnya resmi dimulai. Serentetan suara drum yang memekakkan telinga pun
terdengar. Para kompetitor berdiri dalam dua baris dengan pedang mereka selagi mereka
memasuki arena di bawah bunyi drum.

Ketika sinyal dibunyikan, pedang-pedang langsung berputar di dalam angin, membuat


kilauan membutakan dari pedang itu. Seketika itu pula, peserta-peserta yang malang mulai
berjatuhan dari tiang-tiang ke dalam hutan bersalju.

Hanya dengan dua jurus, Fengjiu dapat mendorong lawannya hingga terjatuh dari tiang. Sejak
itu, ia hanya dapat duduk di pinggir untuk menonton sisa pertandingan. Meskipun gurunya
telah menyaring banyak peserta, masih ada banyak peserta tersisa. Pada babak pertama,
banyak pesaing yang terpaksa jatuh pada kekalahan yang tak menguntungkan.

431
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dupa terbakar dengan cepat. Setelah satu babak dupa, hanya tersisa tiga orang di dalam
arena, dua puluh enam seperti yang dihitung gurunya, tepatnya. Tidak ada waktu istirahat.
Drum mulai ditabuh kembali dan babak kedua pun dimulai.

Karena Fengjiu sudah duduk di samping untuk menonton sejak setengah babak yang lalu,
kakinya jadi sedikit mati rasa ketika ia berdiri. Namun, dengan pikiran yang sangat tenang,
dalam tiga jurus, lawan Fengjiu lagi-lagi dikalahkannya.

Karena hanya tersisa sedikit orang yang berdesakan di atas tiang, berpedang pun menjadi
lebih tepat dari semua orang di babak ini. Ini juga merupakan hal yang baik bagi para
penonton di kursi mereka. Sedikit demi sedikit, mereka dapat melihat lebih jelas, dan sorakan
pun terkadang terdengar ke arah arena.

Karena klan Biyiniao tidak panjang umur, mereka pun cepat menua. Teman sekelas Fengjiu
tidak ada yang berusia lebih dari seratus tahun. Bahkan jika mereka telah berlatih sejak bayi,
mereka tidak akan dapat berlatih hingga lebih dari satu abad.

Mereka bukanlah tandingan bagi kemampuan berpedang Fengjiu selama dua puluh ribu
tahun. Donghua benar. Ia hanya perlu berjalan dengan biasa di atas tiang dan buah Saha
sudah pasti akan jadi miliknya.

Meskipun babak terakhir tidak dibatasi dengan waktu dupa, dupa masih tetap terbakar untuk
mengetahui seberapa lama dari tiga yang tersisa dan digunakan untuk referensi masa depan
jika adu pedang masih jadi pilihan kompetisi.

Namun kali ini, seluruh stadium menonton dalam keterkejutan ketika dua puluh lima orang
telah berbaring terkapar layaknya pangsit di atas tanah bersalju di bawah tiang ketika
dupanya masih terbakar. Di atas formasi tiang, menunjuk ke atas langit seperti sebatang
bambu giok putih, hanya satu yang berdiri tegak. Itu adalah Fengjiu.

Dari dalam dan luar, arena diselubungi keheningan. Kemudian sorak sorai pun menggema.
Selama bertahun-tahun, sangat jarang menyaksikan hasil yang timpang sebelah.

432
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dengan pedang di tangannya, Fengjiu menghela napasnya lega. Ia sudah menang. Buah Saha
adalah miliknya. Sepuluh hari penyiksaan dari Donghua ternyata memang sepadan.

Fengjiu terbang turun dari atas tiang salju dan memberi hormat pada teman sekelasnya yang
terkapar, berterima kasih pada mereka karena telah memudahkannya.

Fengjiu mencuri waktu untuk melirik ke teras tempat Donghua bersandar pada kursinya
selagi ia dengan santai menatap ke bawah pada medan pertempuran kacau balau di bawah,
pikirannya tak terbaca.

Donghua telah menolong Fengjiu mencapai kemenangan tetapi ia bahkan tidak memberikan
Fengjiu sedikit pun tampang mendukungnya. Fengjiu diam-diam merasa kecewa, tetapi
kegembiraannya karena mendapatkan buah Saha dengan cepat mengambil alih
kekecewaannya.

A Li dan Pangeran Liansong menerobos keramaian untuk memberikan selamat pada Fengjiu.
Ia menahan kegembiraannya dan dengan sopan menjawab ketika ia mendengar Guru Ji Han
mengumumkan hasilnya di atas panggung.

Melalui suara menggelegar gurunya, Fengjiu mendengar namanya, mendengar hadiahnya


adalah sekeranjang buah persik yang dipetik sendiri oleh Ratu Langit, hadiah kedua dan
hadiah ketiga merupakan sebuah pedang ajaib dan sebuah botol giok dengan sebuah
kemampuan spesial yang dapat digunakan berturut-turut. Fengjiu tidak mendengar gurunya
menyebut apa pun soal buah Saha.

Di dalam angin dingin, Pangeran Liansong melambaikan kipasnya ketika pemahaman


menghampirinya: “Pantas saja Donghua tergesa-gesa mencariku semalam, berkata ia harus
membawa pulang sekeranjang buah persik. Ternyata untuk ini.”

Kemudian Liansong mengernyitkan alisnya.

“Aneh sekali para Biyiniao ini. Mereka baru memutuskan apa hadiah pertama di malam
sebelumnya?”
433
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Sekarang Liansong tersenyum.

“Tetapi ini memang adalah persik terbaik. Biasanya, aku harus memohon pada ibuku agar
dapat memakan beberapa. Saat mereka dibawakan ke Jifeng Yuan, adakanlah sebuah jamuan
makan agar kami semua dapat menikmatinya.”

Fengjiu dengan kaku menggerakkan bibirnya: “Baiklah.”

Fengjiu menatap ke atas panggung—semua orang telah pergi.

A Li bertanya polos, “Kalau begitu, bisakah aku membawa pulang dua buah untuk orang
tuaku?”

Liansong Jun menjawabnya, “Aku rasa tidak pantas bagimu untuk memakan buah itu di sini
kemudian membawa pulang lagi beberapa.”

A Li berpikir sejenak dan membalas, “Kalau begitu tak bisakah kau menganggapnya seolah
aku memakan ketiganya?”

Liansong Jun menaikkan kipasnya dan tersenyum diam-diam.

Fengjiu memaksakan sebuah senyuman: “Aku tidak tertarik pada persik ini, aku akan berikan
bagianku untukmu.”

Lalu Fengjiu berbalik dan pergi. Setelah dua langkah, tanpa sengaja Fengjiu menabrak
sebuah tiang salju.

Seolah Fengjiu teringat akan sesuatu, ia berbalik dan berkata, “Aku merasa kurang enak
badan. Saat mereka membawakan persiknya, maukah Yang Mulia atau A Li mengadakan
sebuah jamuan makan dan mengundang Meng Shao, Xiao Yan, dan Jielu untuk menikmati
persik itu?”

A Li menarik lengan jubah Liansong: “Ada apa dengan Kakak Fengjiu?”

434
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Pangeran Liansong perlahan melipat kipasnya. “Pasti ada masalah.”

***

Melayang keluar dari Lembah Prem, pengelihatannya bertemu dengan sebuah padang luas
bersalju putih, di atasnya terdapat jejak kaki yang nyata, ditinggalkan oleh para penonton
yang menuju kembali ke ibu kota.

Fengjiu mengambil napas dalam-dalam, angin dingin meresap masuk ke dalam


organnya. Xiao Yan bilang, mengunjungi Zuilixian adalah yang terbaik ketika seseorang
sedang dalam suasana hati tidak baik.

Kesedihannya memang tidak menghilang setelah kau sadar, tetapi paling tidak kau bisa
melupakannya sejenak.

Jiheng tidak hangat pada Xiao Yan belakangan ini. Kata-kata Xiao Yan semua muram,
namun ada beberapa kenyataan di dalamnya.

Ketika Fengjiu sedang menuju ke kota, selagi mencari sesuatu di lengan jubahnya, ia
menyadari kalau ia lupa membawa uang karena ketergesaannya pagi ini. Ia berdiri bengong
di tengah pertigaan, ia tidak dapat memikirkan tempat lain untuk pergi selain ke Zuilixian.

Sekarang semuanya terasa semu. Donghua telah menukarkan buah Saha dengan sekeranjang
persik. Donghua semestinya tahu seberapa besar Fengjiu menginginkan buah ini, ia juga
harusnya melihat usaha yang diberikan Fengjiu demi buah itu.

Namun, sepanjang perjalanan pulang, Fengjiu sama sekali tidak mengerti mengapa Donghua
menukarkan hadiahnya. Mungkin Fengjiu harus pergi bertanya sendiri padanya. Jika
Donghua tidak sangat membutuhkan buah ini, mungkin ia dapat memohon padanya untuk
memberikan hadiah itu padanya.

435
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Merasa pahit di titik ini, Fengjiu mengangkat tumitnya untuk menuju ke Jifeng Yuan ketika ia
mendengar sebuah suara merdu memanggilnya dari belakang: “Putri Jiu’ge, mohon tunggu
sebentar!”

Fengjiu menolehkan kepalanya. Orang yang sedang berjalan ke arahnya memang adalah
Jiheng. Terakhir kali mereka bertemu adalah di acara makan-makan yang dibayarkannya
sepuluh hari yang lalu.

Fengjiu masih bisa ingat samar-samar bahwa suasana hati Jiheng tidak terlalu baik kala itu, ia
terlihat kurang senang. Sebaliknya, Jiheng tampak sangat ceria dan bersemangat hari ini, dan
ada sedikit kemiripan dengan wanita muda yang datang ke Istana Taichen dua ratus tahun
yang lalu.

Fengjiu melirik ke belakang sang putri, mata Jiheng mengikutinya.

Jiheng tersenyum kecil: “Guru tidak ada di sini. Aku kemari mencarimu tanpa
sepengetahuannya. Karena aku merasa bersalah telah mengambil apa yang kau inginkan
tanpa terhindarkan, aku kemari untuk meminta maaf.”

Melihat ekpsresi wajah Fengjiu yang kebingungan, Jiheng melanjutkan: “Sejujurnya, aku
juga menginginkan buah Saha tahun ini dari Mata Air Jieyou, jadi semalam aku mendatangi
Guru untuk meminta buah itu. Ia menukarkannya demi diriku dengan sekeranjang persik dari
Ratu Langit. Ketika aku melihat Yan Chiwu beberapa waktu yang lalu, ia memberitahuku
kalau kau hanya ikut turnamen demi buah Saha ini. Bagaimana pun aku memikirkan soal ini,
aku telah bersalah padamu kali ini ...”

Fengjiu sudah paham sekarang. Jadi, inilah yang terjadi, semua menjadi masuk akal sekarang.
Tetapi mengapa Jiheng sendiri yang datang memberitahu Fengjiu soal ini ...

Fengjiu diam-diam mengamati Jiheng. Meskipun ia tidak terlalu menyukainya, dalam ingatan
Fengjiu, Jiheng bukanlah orang jahat. Tetapi apakah Jiheng sungguh kemari untuk meminta
maaf karena rasa bersalah, ataukah Jiheng hanya sedang menunggu waktu yang tepat untuk
sengaja mempermalukan dirinya, Fengjiu tidak dapat memutuskannya sekarang.
436
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Jiheng selalu baik padanya, tetapi Fengjiu juga tahu kalau si putri tidak terlalu menyukainya
juga. Meskipun demikian, apa kegunaan pentingnya sehingga Jiheng ingin memiliki buah
Saha, apakah ada keadaan genting yang menyangkut dirinya?

Jika Jiheng tidak terlalu membutuhkannya, dan jika ia benar-benar merasa bersalah, maka ...

Fengjiu mengangkat pandangannya dan berkata, “Bisakah kau memberikanku separuh dari
buah Saha ini? Aku bisa menukarkan apa pun yang kau inginkan dengan itu.”

Jiheng tercengang sejenak, seolah ia tidak dapat mempercayai Fengjiu berdiri di sana sekian
lama hanya untuk meminta hal semacam ini.

Bibirnya melengkung sekilas: “Putri Jiu’ge, alasan aku datang kemari meminta maaf padamu
adalah karena aku tidak dapat membagikan buah Saha itu denganmu, bahkan tidak
separuhnya.”

Jiheng selalu memiliki tata krama yang halus. Sebagai putri tertua dari Klan Iblis, setiap
perkataan dan tindakannya sesuai dengan statusnya.

Fengjiu mengingat Jiheng selalu mengucapkan perkataan halus dan lembut, ia tidak pernah
mendengar Jiheng mengatakan hal yang tidak baik. Jadi beginilah rupa Jiheng ketika ia
mengutarakan ketidakbaikan.

Jiheng kemari memang bukan untuk meminta maaf.

Jiheng mendekat, suara merdunya menjadi dalam, dan dengan ketenangan luar biasa,
matanya menari lembut: “Ditambah lagi, ada sebuah permintaan lancang yang ingin
kuutarakan pada Yang Mulia: mulai sekarang, tolong menjauhlah dari guruku.”

437
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 11 Part 8

Sekarang Fengjiu memahami situasinya. Ini mungkin alasan sebenarnya Jiheng datang
menemuinya. Meminta maaf hanyalah sebuah alasan untuk membuat Fengjiu tetap di sini.
Belakangan ini, ia berhenti memperhatikan apa yang dikatakan orang lain.

Fengjiu juga baru saja meninggalkan arena setelah melalui syok esmosional.

Merasa lelah, Fengjiu mundur selangkah dari Jiheng dan berkata, “Takutnya, aku tidak tahu
mengapa kau melukaiku dengan berkata seperti ini. Jika kau tidak mau membagikan buah
Saha itu, maka tidak ada lagi yang bisa kita bicarakan.”

Jiheng bertenti tersenyum; suaranya sekarang tanpa humor: “Aku tahu perkataan semacam ini
pasti akan membuatmu marah, tetapi aku mengatakannya demi kebaikan Yang Mulia sendiri.
Tatapan Guruku padamu telah berubah beberapa hari ini. Hatimu pasti sudah tersentuh?”

Jiheng melirik Fengjiu lagi dan melanjutkan: “Aku tidak tahu sudah berapa lama guru hidup.
Dalam hidupnya yang kekal, ia sering merasa bosan dalam kesepian. Ia suka mencari hal
baru. Kau pintar dan cantik, jadi sudah sewajarnya kau merasa ia tertarik pdamu. Tetapi ia
hanya melihatmu sebagai mainan baru. Lebih jauh lagi hanya akan membawa rasa sakit
bagimu.”

Tanpa membiarkan Fengjiu bersekempatan untuk bereaksi, Jiheng menurunkan kepalanya


dan menambahkan, “Kau mungkin mengira aku berkata seperti ini karena aku sendiri
mencintainya.”

Jiheng terdiam.

“Sejujurnya, aku pernah dinikahkan dengannya. Tetapi dalam masa mudaku yang bodoh, aku
meninggalkan sebuah perjodohan yang luar biasa. Selama tiga ratus tahun, Guru tidak pernah

438
Collected & Merged by raperiadisepti.com
sekali pun meninggalkanku. Ia membuatku sadar, kepada siapa orang yang sesungguhnya
harus kugantungkan kebahagiaanku.

"Kedatanganmu membuatku menyadari perasaanku sendiri. Perhatian istimewanya padamu


memang sangat menyakitkanku. Itulah mengapa aku meminta buah Saha padanya, untuk
menguji seberapa pentingnya diriku di hatinya. Aku, juga, takut apakah kami dapat
melanjutkan takdir kami yang telah hancur dulu, tetapi ia tidak berpikir dua kali sebelum
memberikan buah itu padaku.”

Setelah beberapa saat berpikir, Jiheng menyelesaikan: “Aku ingin hubungan kami berdua
kekal abadi. Putri, tolong jangan muncul di antara kami berdua.”

***

Lama setelah Jiheng pergi, Fengjiu masih membeku di tempat yang sama. Angin bertiup
semakin kencang di pinggiran kota, bahkan meledakkan sinar matahari. Langit pun menjadi
buram.

Apa yang Fengjiu katakan ketika Jiheng pergi?

Fengjiu mungkin dengan sopan mengatakan sesuatu berbarengan dengan kalimat “Aku
berharap kau dan Yang Mulia sang Raja akan memiliki akhir yang kekal abadi.”

Ketika Jiheng mengekspresikan kesedihannya dengan perkataan yang menyentuh hati, wajah
Fengjiu sangat dingin, ia bahkan tidak memperhatikan bagaimana Jiheng menjawabnya
setelah itu.

Mungkin saja Jiheng menyembunyikan cahaya di matanya selagi ia juga dengan sopan
mengatakan bahwa ia selalu tahu kalau Putri Jiu’ge sebagai seorang yang bijaksana.

Fengjiu memang seorang yang bijaksana. Demi mendapatkan buah Saha itu, ia menghabiskan
banyak usaha dan menahan begitu banyak kpahitan hanya untuk kalah dari beberapa kata
biasa Jiheng pada Donghua.
439
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu merasa tersinggung, tapi apa yang dapat dilakukannya. Jauh di lubuk hatinya, ia
mengerti bahwa Jiheng adalah satu-satunya yang dicintai oleh Donghua. Belakangan ini,
mereka sedang mengalami konflik yang tak dapat mereka selesaikan.

Menggunakan buah Saha, Donghua berharap ia dapat menenangkan Jiheng dan dengan
begitu menyelesaikan masalah mereka. Tindakan Donghua sama sekali tidak berlebihan.
Masih mempertimbangkan soal Fengjiu, Donghua pergi menemui Ratu Langit dan meminta
sekeranjang buah persik. Paling tidak, Donghua memikirkan tentang juniornya. Fengjiu tidak
punya alasan untuk merasa diperlakukan tidak adil.

Saat Xiao Yan mengatakan kalau Donghua memperhatikan Fengjiu karena ia ingin menjadi
temannya, Xiao Yan telah menilainya terlalu tinggi. Jiheng benar. Dijun hanya menginginkan
sebuah mainan baru dalam kesepian sejenaknya.

Perkataan Jiheng memang terus terang, tetapi ia hanya mengatakan kenyataan. Merasakan
tusukan pada harga dirinya, Fengjiu ingin menyangkal tetapi tidak tahu apa yang harus
dikatakannya.

Semua ini tampaknya membuktikan ide tentang Dijun menggunakannya untuk memprovokasi
Jiheng. Jika Dijun dapat mendengarkan perkataan Jiheng barusan ini, ia pasti akan sangat
gembira.

Itu artinya, Fengjiu telah menyatukan mereka bersama, jadi ia memang cukup berguna.
Jiheng bilang ia menginginkan hubungan kekal abadi bersama Dijun, bukankah itu juga
adalah harapan Donghua?

Jika mereka damai, Donghua pastinya tak membutuhkan Fengjiu lagi?

Tentu saja, Donghua akan pindah dari Jifeng Yuan dan kembali ke sisi Jiheng.

Tentu saja, Donghua tidak membutuhkan Fengjiu untuk mengurus makanannya lagi.

Tentu saja, Donghua tidak harus menarik Fengjiu untuk latihan di tiang salju lagi.
440
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Maka, ini sebenarnya adalah hal yang bagus.

Fengjiu tidak tahu mengapa, tetapi ia merasa jauh lebih sedih saat mengerti semuanya. Angin
dingin berembus, Fengjiu memejamkan matanya dan mengangkat lengannya untuk mengusap
matanya. Ketika ia membuka matanya lagi, lapangan bersalju itu menjadi semakin samar.

Fengjiu duduk sedih di sisi jalanan sejenak. Saat hatinya sudah tenang, ia memikirkan sekali
lagi soal buah Saha itu. Fengjiu merasa ia tetap harus kembali ke Jifeng Yuan lagi. Fengjiu
telah berusaha sangat keras demi buah itu.

Jiheng tidak ingin membagi buah itu dengannya, tetapi mungkin saja jika Fengjiu meminta
pada Donghua. Donghua dapat membujuk Jiheng dengan begitu banyak harta berharga
lainnya.

Tetapi bagi Fengjiu, ia harus memiliki buah Saha demi menyelamatkan Ye Qingti. Bahkan
jika Donghua hanya memperlakukannya sebagai teman sementara, Fengjiu merasa ia telah
melakukannya dengan baik.

Jika Donghua membiarkan Fengjiu memiliki buah itu, ia akan terus menjadi teman bermain
cadangan Donghua, ia bahkan akan melakukan semua yang diinginkan Donghua.

Ada beberapa saat ketika Fengjiu juga merasa kalau itu hal yang merendahkan drajatnya,
tetapi hingga hari ini, ia tidak dapat memikirkan cara lain. Jika menangis dan memohon tidak
berhasil, Fengjiu akan memegangi lengan jubah Donghua dan menangis tersedu-sedu.

Sekali lagi, Donghua mungkin tidak akan mempedulikan air matanya. Selain beberapa orang
yang dipedulikan Donghua, yang lainnya tidak berarti apa pun baginya. Seperti ketika
Donghua dengan mudahnya memberikan buah Saha itu pada Jiheng, Donghua sudah pasti
tidak mempedulikan soal kesungguhan dan usaha Fengjiu.

Ia sangat mengetahui sisi Donghua yang satu ini.

441
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Beberapa waktu kemudian, Fengjiu mengelap matanya dan berdiri untuk kembali ke Jifeng
Yuan. Ia tersandung batu kerikil di tengah jalan.

***

Gerbang Jifeng Yuan terbuka lebar. Berdiri di luar, Fengjiu menatap ke dalam aliran sungai
yang jernih dan membenarkan pakaiannya. Ketika ia melihat matanya yang memerah, ia
mengambil salju di pinggiran sungai dan menekankannya pada matanya.

Lalu, Fengjiu menutup matanya dan duduk di tanah sejenak. Ketika ia menatap kembali ke
dalam air dan tidak melihat adanya kemerahan, Fengjiu memastikan semuanya tampak pantas
sekali lagi sebelum berbalik masuk ke dalam halaman.

Halamannya sangat hening; di atas permukaan kolam terdapat beberapa daun teratai yang
layu. Biasanya, Donghua akan beristirahat di kebun belakang atau memancing di kolam saat
ini.

Fengjiu mengambil napas dalam, dan selagi ia pergi langsung menuju kebun belakang,
seorang berjubah biru berjalan keluar dari balik pintu masuk melengkung. Xiao Yan
terdorong ke samping ke tanaman merambat hijau di atas pintu, terkejut melihat Fengjiu.

Xiao Yan tidak punya kesempatan untuk berbicara ketika Fengjiu bertanya lebih dulu,
“Apakah Dijun di dalam?”

Dijun tidak ada di dalam.

Xiao Yan mengernyit dan memberitahu Fengjiu dengan suara kasar, “Kau hanya beberapa
detik terlambat. Muka Es telah membawa seekor rubah terluka dengannya kembali ke
Jiuchongtian untuk diobati. Tampaknya, Muka Es menemukan seekor rubah sekarat di
perjalanannya kembali dari Lembah Prem. Ia menggunakan energi keabadiannya untuk
mempertahankan rubah itu tetap hidup, memberi ramuan, dan membawanya kembali ke
Langit.

442
Collected & Merged by raperiadisepti.com
"Menurutku, Muka Es bukan tipe yang murah hati. Rubah itu menggugah rasa kasihan Muka
Es sekarang karena ia mungkin berpikir kalau rubah itu mirip dengan rubahnya yang hilang
beratus tahun yang lalu.”

Dengan pahit, Xiao Yan melanjutkan: “Hanya dengan sedikit tindakan kebaikan membuat
Jiheng terharu. Jika bukan karena Jiheng tidak punya cukup penempaan diri dan tak dapat
meninggalkan Lembah Fanyin, ia pasti sudah pergi bersama dengan Muka Es sejak lama.”

Wajah Xiao Yan sekarang penuh dengan kesedihan.

“Jiheng pergi untuk mengantarnya. Aku tidak ikut karena aku tidak ingin bertemu dengan
Muka Es. Aku menunggu di sini agar aku bisa membawamu pergi minum-minum. Aku rasa,
Muka Es tidak akan kembali kemari selama tiga atau empat hari. Apakah ada sesusatu yang
mendesak yang kau inginkan darinya?”

Xiao Yan lalu berkomentar dalam penemuan terbarunya, “Sekarang karena Muka Es telah
menyelesaikan semuanya di sini, mungkin ia tidak akan kembali?”

Xiao Yan mengoceh dan terus mengoceh sekian lama, Fengjiu tidak dapat menangkap
semuanya. Ia hanya mendengar beberapa bagian yang dikatakan Xiao Yan.

“Apakah kau bilang Dijun tidak akan kembali selama beberapa hari?”

Tiga atau empat hari telalu lama. Fengjiu mendengar dari Meng Shao mengenai tradisi
kerajaan dalam memetik buah Saha. Pohon suci itu dipelihara oleh Langit. Selayaknya
rumput ajaib di Yingzhou dekat Laut Timur yang dijaga oleh monster penjaga, buah Saha
dijaga oleh empat ular piton di bawah tiang batu.

Sebelum ia dapat memetik buahnya, sang Ratu akan menggunakan darah dari ujung jarinya
untuk diteteskan ke perut ular itu. Setelah mereka tertidur, ia dapat mendekati pohon itu.

443
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Untuk alasan inilah, Fengjiu mempelajari bahwa di malam kompetisi berakhir, sang Ratu
akan meneteskan darahnya ke dalam perut ular lalu menunggu hingga jam kedua di malam
berikutnya sebelum ia dapat datang memetik buah itu.

Besok malam, atau paling lama adalah lusa, buah Saha itu akan dikirimkan ke tangan Jiheng.
Tampaknya meminta bantuan Donghua sudah tidak mungkin sekarang.

Apakah masih ada jalan lain? Haruskah Fengjiu memohon pada Jiheng lagi? Ia tersentak
dengan pemikiran ini. Ia pasti sangat kehabisan akal hingga memikirkan hal memalukan
seperti ini.

Jika Fengjiu memohon pada Donghua, ia mungkin akan kasihan dan membiarkan Fengjiu
memilkinya. Fengjiu tidak berpikir kalau Donghua tidak menyukainya. Tetapi jika ia
memohon pada Jiheng, tidak peduli seberapa menyedihkannya, ia tidak yakin si putri akan
tersentuh.

Fengjiu merupakan duri di mata Jiheng, ia telah mengatakannya dengan jelas. Jika ia
hanyalah seekor rubah kecil biasa, martabatnya tidak masalah. Tetapi ia adalah penguasa dari
Wilayah Timur, Ratu Qingqiu.

Fengjiu tidak boleh membiarkan nama Qingqiu direndahkan orang lain. Ia tidak boleh
melakukan hal semacam ini. Semenjak inilah masalahnya, ia mungkin bisa mencoba
keberuntungannya dengan menyusup masuk ke dalam Mata Air Jieyou sebelum buah Saha
dipetik.

Saat ide ini muncul dalam benaknya, Fengjiu mendadak tersadar: ketika tidak ada tempat lain
untuk pergi, ini, sebenarnya, merupakan sebuah jalan terang, dan saat ini Fengjiu tidak punya
tempat lain untuk pergi.

Lebih dari siapa pun, Fengjiu tahu seberapa berbahayanya untuk menyusup masuk ke Mata
Air Jieyou. Jika masih ada pilihan lain, ia tidak akan mengambil risiko mempertaruhkan
nyawanya juga; namun ada utang budi yang dimiliki Fengjiu pada Ye Qingti.

444
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Selama bertahun-tahun, Fengjiu tidak mampu membalas budinya; ia terus memikul utang ini
di bahunya dan sering merasa terbebani rasa bersalah.

Tanpa sengaja, Fengjiu jatuh ke dalam Lembah Fanyin dan mendapat kesempatan ajaib untuk
menyelamatkan Ye Qingti. Ia tidak ingin melepaskan kesempatan ini.

Bukannya Fengjiu tidak mempertimbakan metode yang lebih aman untuk mendapatkan buah
Saha, juga bukannya ia tidak berusaha. Tetapi terkadang sulit sekali memprediksi cara kerja
langit.

Mungkin karena Ye Qingti telah mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Fengjiu di


masa lalu, Langit menganggap tidak adil jika ia membalas budinya semudah itu.

Harus ada sebuah tantangan membahayakan nyawa sebagai gantinya barulah ada keadilan.
Langit selalu bekerja dengan caranya sendiri. Setelah berpikir demikian, Fengjiu tidak
mempertimbangkannya lebih jauh lagi.

Fengjiu menatap langit. Jika ia ingin mencuri buah Saha, harus malam ini.

***

Ketika Xiao Yan melihat Fengjiu pergi melewatinya masuk ke dalam pintu melengkung, ia
bertanya heran, “Kau tidak akan ikut ke Zuilixian untuk minum-minum denganku?”

Fengjiu tanpa ragu meminta untuk melakukannya lain hari, tetapi dalam benaknya, ia berpikir
itu semua masih tergantung akan keberuntungannya malam ini.

Jika keberuntungan Fengjiu buruk, ia tidak yakin kapan ‘lain hari’ itu. Xiao Yan menghela
napas dan merasa Fengjiu sama sekali tidak tulus, dan dalam beberapa langkah, mencapai
pintu keluar dari halaman.

Selagi Xiao Yan baru akan pergi, Fengjiu memanggilnya untuk berhenti.

445
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Xiao Yan dengan senang berbalik dan berkata, “Aku tahu kau akan jadi teman baik dan ingin
menemaniku.”

Fengjiu mengamati Xiao Yan dari kepala hingga kaki dan memberitahunya, “Lain hari. Aku
hanya merasa bahwa karena kita bersahabat sekian lama, aku ingin melihatmu lebih baik.”

Xiao Yan menggaruk kepalanya kebingungan.

“Kau tampaknya punya hal penting yang harus kau lakukan, kalau begitu baiklah. Benar,
kudengar Zuilixian mendapatkan seorang koki baru belakangan ini. Haruskah aku
membawakanmu beberapa masakan andalannya?”

Fengjiu mengangguk.

“Baiklah, tetapi aku makan yang hambar belakangan ini. Beritahu mereka jangan
membuatnya terlalu pedas.”

***

Itu malam yang tak berbulan. Beberapa bintang menghiasi langit. Lorong rahasia yang dibuat
Xiao Yan setengah bulan yang lalu masih bisa digunakan.

Setelah tersesat terakhir kali, Fengjiu belajar dari pengalamannya dan dengan hati-hati
mengikuti alur langsung menuju Mata Air Jieyou kali ini.

Fengjiu mendesah lega pada dirinya sendiri, memang segalanya dalam hidup penuh karma
dan saling berhubungan. Inilah ‘takdir’ yang dibicarakan sang Buddha.

Mata Air Jieyou adalah mata air biru sejernih kristal. Pohon Saha berdiri di atas pinggiran
sungai mirip dengan sekelompok awan yang mengepul. Di tengah-tengah awan itu terdapat
buah merah gemerlap.

446
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Keempat pilar itu berdiri diam mengelilinginya; tak pasti kapan keempat piton itu akan
bebeas dari batu. Donghua pernah bertanya apakah Fengjiu takut keluar di malam hari karena
ia pernah jatuh ke sarang ular ketika masih kecil.

Benar, Fengjiu takut malam hari dan dari semua hewan dan monster, ia paling takut dengan
ular. Tetapi berdiri di sini sekarang, Fengjiu tidak merasakan rasa takut yang sama.

Rasa takut meningkat ketika orang memiliki sesuatu yang mereka khawatirkan. Meski begitu,
dalam perjalanannya kemari, Fengjiu sudah memperkirakan skenario terburuknya. Yang
lainnya semua hanyalah awan yang akan segera berlalu baginya.

Titik ini merupakan seratus meter jauhnya dari pohon Saha. Tidak mungkin bagi Fengjiu
mengalahkan ular piton itu dalam jarak seratus meter, lalu mengambil buah Saha itu.

Paman iparnya, Yehua, juga pergi ke Yingzhou di Laut Timur untuk mencuri rumput ajaib.
Meskipun penampaan dirinya luar biasa, ia kehilangan sebelah tangannya pada si monster
penjaga. Fengjiu tidak punya kemampuan untuk menghadapinya secara langsung.

Fengjiu berencana mentransfer seluruh energi abadinya selama 30.000 tahun menjadi sebuah
perisai pelindung. Membiarkan ular-ular piton itu menyerang di luar semau mereka, ia hanya
harus berjalan lurus ke depan demi buah Saha itu.

Setelah Fengjiu memetiknya, ia akan berbalik untuk melawan ular-ular itu. Ini akan menguji
kecepatannya. Jika Fengjiu cepat, perisai pelindung dari energi keabadiannya dapat mengulur
waktu yang cukup baginya untuk mendapatkan buah itu.

Meskipun Fengjiu menggunakan seluruh energinya sekarang, ia masih bisa menempa diri
lagi. Bukan konsekuensi yang besar. Tetapi jika ia tidak cukup cepat, perisai pelindungnya
tidak akan bertahan cukup lama baginya untuk melarikan diri dari teritori ular-ular piton itu.
Sulit mengatakan apa konsekuensinya jika sudah pada tahap itu.

Di saat bersamaan, Donghua pernah mengatakan kalau Kurungan Tiancang-nya masih


bersama Fengjiu. Meskipun itu merupakan sebuah artefak ajaib yang hanya dapat
447
Collected & Merged by raperiadisepti.com
dikendalikan oleh pemiliknya, karena Kurungan itu berada di dalam tubuh Fengjiu, tentu
akan secara otomatis melindungi Fengjiu di saat berbahaya.

Tidak peduli seberapa mengerikan situasinya, Fengjiu tidak akan kehilangan nyawanya.
Tidak ada yang perlu dikhawatirkan terlalu parah.

Angin malam melolong. Fengjiu mengeluarkan sebuah mantra dari jarinya dan mengucapkan
mantra untuk memunculkan sebuah perisai pelindung di sekujur tubuhnya.

Fengjiu mendadak bertanya-tanya apa yang terjadi jika ia entah bagaimana mendapatkan
buah Saha itu, tetapi Jiheng jadi marah dan Donghua membuat Fengjiu mengembalikannya?

Fengjiu tidak yakin jika Jiheng akan melakukan ini atau tidak. Namun, meski begitu, ia tidak
akan pernah mengembalikannya. Yang buruk telah jadi yang terburuk, Fengjiu akan
memutuskan segala hubungannya dengan Donghua.

Tetapi Fengjiu merasa lemah pada pemikiran ini. Akan sangat menyenangkan jika Donghua
dapat jadi secuil baiknya pada Fengjiu seperti sikapnya pada Jiheng.

Fengjiu tidak butuh banyak, hanya secuil.

Chapter 11 Part 9

Betapa baiknya jika apa yang harus dilakukan Fengjiu adalah membujuk Donghua untuk
membiarkannya memiliki buah itu. Tetapi ini tidak terjadi tiga ratus tahun yang lalu, tiga
ratus tahun kemudian, masih juga menjadi angan-angan. Fengjiu tidak dapat menahan
kesedihannya dengan mimpi yang sia-sia itu.

Fengjiu menarik napas dalam dan menatap langit malam yang penuh dengan marabahaya.
Kemudian, ia memejamkan matanya dan mentransfer seluruh energi abadinya menjadi
sebuah perisai pelindung.

448
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu berangsur menghilang bersamaan dengan energi keabadiannya yang terkuras.
Wajahnya semakin pucat saat perisai pelindung berubah dari merah menjadi warna emas
yang membutakan mata.

Cahaya emas menembak ke arah Mata Air Jieyou. Tanahnya langsung berguncang, gunung-
gunung bergetar, angin melolong layaknya tangisan iblis.

Empat ular piton melompat keluar dari pilar batu. Mulut mereka terbuka selebarnya seraya
mengembuskan napas beracunnya. Taring tajam yang panjang menusuk ke cahaya emas.

Kilatan cahaya itu menahan serangan ular piton dan terus melaju mendekati Mata Air Jieyou.
Keempat ular itu melotot marah. Mereka mendesis ke langit, api dan petir keluar dari mulut
semerah darah mereka.

Secara bergelombang, mereka menembaki cahaya keemasan itu. Kecepatan cahaya emas itu
perlahan melambat, tetapi masih terus menangkis, masih terus berlari menuju pohon Saha.

Saat cahaya itu mencapai pohon, cahaya itu langsung tersembunyi di dalam kanopi tebal
pohon. Takut mereka akan melukai pohon suci itu, serangan piton-piton berkurang, mereka
hanya mampu menunggu diluar sambil menggeleparkan ekor mereka dengan marah, memutar
balikkan air di dalam mata air itu.

Bibir Fengjiu memucat; ia mengelap keringat dingin dari pelipisnya kemudian gemetaran
memetik buah itu dari pohonnya.

Piton-piton yang marah besar menyerang si pencuri. Fengjiu buru-buru mendekatkan diri
dengan pohon untuk menghindari taring mereka. Perisai pelindungnya mulai retak di bawah
serangan gencar mereka.

Mereka lebih mengancam daripada yang dibayangkan Fengjiu. Akan sulit baginya untuk
berbalik pergi. Meskipun api dan petir dari mulut piton itu hanya menumbuk perisainya,
tubuh Fengjiu tetap tidak dapat lepas dari kerusakan. Tidak ada luka, namun tulang dan
sendinya sakit semuanya.
449
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu tidak pernah menduga bahwa rasa sakit seperti ini dapat terjadi. Sekarang karena ia
telah mendapatkan buah Saha, para ular piton itu mendesis dengan amarah yang memuncak.

Mereka menyerang lebih ganas ketika Fengjiu berbalik. Saat awan hitam tiba, guntur dan
petir menyerang langsung ke atas perisai pelindungnya. Tubuh Fengjiu mengalami rasa sakit
yang tajam saat ia merasakan perisainya retak di sekitarnya.

Tubuhnya terasa sakit seolah disayat pedang; kaki Fengjiu mulai melambat. Perisainya
berubah warna dari keemasn menjadi merah kemudian secara pasti melemah menjadi cahaya
perak.

Sepuluh langkah lagi dan Fengjiu akan keluar dari wilayah piton-piton itu. Tiba-tiba saja
Fengjiu mendengar sebuah ledakan keras—perisai pelindungnya telah hancur berkeping-
keping.

Fengjiu melihat ke atas dengan ketakutan. Sebuah cahaya petir mengincar kepalanya dari
atas. Bersembunyi di belakang petir itu merupakan mata memerah si piton yang mirip dengan
dua bola api membara.

Taring tajam beracun menyerang Fengjiu. Ia pun menghindarinya secara naluriah. Taring itu
hanya menyerempet lengan jubahnya tetapi Fengjiu terpental sepuluh meter ke belakang
akibat kekuatan anginnya.

Dari kejauhan, sebuah bola api besar sekarang keluar dari mulut ular piton, berbelok ke arah
Fengjiu. Seluruh penempaan dirinya selama 30.000 tahun telah habis sekarang; apa yang
dimiliki ia sekarang tidak akan mampu menahan serangan.

Di detik ini, Fengjiu mengira inilah akhirnya. Jantungnya jatuh ke dalam lubang dalam
bersalju. Ia menutup matanya menunggu, ketika hanya satu meter bola api itu mencapai
dirinya, mendadak bola api itu memantul ke belakang.

Kurungan Tiancang.

450
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Di saat terakhir, memang keluar untuk menyelamatkan Fengjiu sekali lagi.

***

Fengjiu berusaha bangun dengan susah payah. Beberapa meter di depannya lagi-lagi muncul
seekor piton. Ia memegangi buah ajaib itu dan mengambil beberapa langkah ke depan, lalu
langsung mundur.

Kurungan Tiancang tidak dapat mengikuti Fengjiu cukup cepat. Ia menyadarinya saat ini,
kemampuan sihir kurungan itu dapat bertindak seperti perisai pelindung tetapi tidak mampu
bergerak sesuai dengan gerakan tubuh seseorang layaknya perisai pelindung.

Tanah di sekitar Mata Air Jieyou berguncang hebat. Dalam sekejap, orang-orang
mengerumuni untuk menonton. Fengjiu sudah memikirkan konsekuesinya jika buah Saha
menghilang.

Sepertinya, Donghua, Jiheng, dan Meng Shao akan menduga bahwa itu adalah perbuatan
Fengjiu, tetapi mereka tidak akan bisa melakukan apa pun tanpa adanya bukti.

Namun saat ini, jika Fengjiu terus berada di dalam Kurungan Tiancang untuk menyelamatkan
nyawanya, semua orang dapat melihatnya terperangkap di dalam matriks ini. Ketika itu
terjadi, perang antara Biyiniao dan Qingqiu akan sulit dihindari.

Fengjiu harus meninggalkan wilayah bermantra ini apa pun yang terjadi. Semoga saja, ia
masih sanggup melarikan diri dengan sepuluh langkah lagi. Ia tidak boleh ketakutan.

Fengjiu hanya perlu mempertahankan matanya tetap terang, pikirannya tetap jernih. Maka,
jika ia menggunakan kepingan terakhir dari energinya, ia tidak percaya kalau ia tidak dapat
melarikan diri, ia menyemangati dirinya sendiri.

Mata Fengjiu mulai buram karena keringat tetapi ia mengamati dengan tenang pergerakan
keempat ular piton itu. Setelah menyerang Kurungan Tiancang yang sekuat pualam secara
berkesinambungan, ular-ular itu juga kelelahan, mereka mengambil waktu untuk bernapas.
451
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu memanfaatkan kesempatan ini untuk lari tiba-tiba, keluar dari kurungan. Secepat
kilat, ia berlari kencang menuju perbatasan matriks. Hanya tersisa beberapa langkah lagi
untuk keluar. Kakinya mendadak tersandung.

Desisan menggelegar para piton itu bergemuruh di atas kepala Fengjiu. Hal terakhir yang
dilihatnya adalah api kemarahan kemudian anehnya, padam dari mata memerah si piton.

Mata semerah darah itu mendadak bersimbah air mata. Tidak pernah melihat air mata seekor
piton sebelumnya, Fengjiu menatap tercengang selama beberapa waktu.

Dalam kekosongan, sebuah suara dalam dan dingin, tersedak memanggilnya, “Yang Mulia
Aranya.”

Fengjiu dengan jelas mendengar itu adalah suara dari seekor piton. Ia pernah mendengarkan
kisah Aranya sambil lalu, tetapi ia tidak pernah benar-benar memikirkan soal itu.

Dengan suara ini, rasa dingin mulai mengambil alih tubuh Fengjiu. Rasa sakit meningkat,
menyebar ke seluruh tubuhnya, berakhir dengan jeritan keterkejutan.

Semenjak Fengjiu menginjakkan kakinya dalam wilayah piton ini, rasa sakit tak pernah sekali
pun melepaskannya. Tetapi ia menahannya tanpa mengutarakan satu kata pun. Hingga
akhirnya, ia tak mampu lagi menahan rasa sakitnya dan mengeluarkan jeritannya.

Kesadaran Fengjiu perlahan menghilang bersamaan dengan rasa sakit yang menyiksa.

***

Bagi penjaga Istana Taichen, Zhonglin, ada hal yang membebani pikirannya belakangan ini.

Yang Mulia bertingkah aneh semenjak ia kembali dari Lembah Fanyin. Tentu saja, Dijun
selalu adalah orang yang eksentrik.

452
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Zhonglin sendiri tidak dapat benar-benar mengerti sang Raja meskipun telah berada di sisinya
selama bertahun-tahun. Namun, kali ini, keanehannya agak berbeda dari waktu lainnya.

Sebagai contohnya, Donghua memegangi sebuah buku di tangannya, linglung setengah


harian tanpa membalikkan halamannya.

Sebagai contoh, Donghua lupa memanaskan air dan malah menggunakan air dingin untuk
menyeduh tehnya.

Sebagai contoh, Donghua memegang sumpit di tangannya tanpa tahu apa yang tengah
dimakannya selama waktu makan.

Pernah ada satu kali ketika Dijun bertanya padanya apa cara terbaik untuk melepaskan
seseorang sehingga tiada seorang pun yang mengetahui ketidakhadirannya.

Zhonglin merupakan seorang dewa yang berprinsip seumur hidupnya, tentu saja ia tidak
dapat memberikan sebuah nasihat mengenai hal ini.

Dijun tampak kecewa.

Zhonglin dapat mengetahui kalau Dijun kehilangan akalnya di suatu tempat beberapa hari ini.

Pangeran Liansong datang mencari Dijun di sore hari setelah ia kembali ke Istana Taichen.
Liansong sering mengunjungi Istana Taichen, jadi kunjungannya bukanlah hal baru.

Tetapi Pangeran Liansong yang selalu memperlihatkan ekspresi riang di wajahnya,


menggunakan tampang serius hari ini. Sudah cukup lama semenjak Zhonglin melihatnya
seperti ini.

Terakhir kali mungkin ketika Cheng’yu Yuanjun naik ke Langit lebih dari empat ratus tahun
yang lalu.

453
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Rubah yang dibawa kembali Dijun bersamanya telah dibawa kembali oleh dua pelayan muda
dari kediaman tabib hari ini. Di bawah pengobatan ajaib sang tabib, kondisi rubah itu tak lagi
serius, dan sekarang menatap penyelamatnya penuh kekaguman. Ini merupakan seekor rubah
yang baru saja dapat mengambil wujud manusianya.

***

Kenyataannya, Dijun bukan seorang yang siap menyelamatkan orang lain. Zhonglin juga
keheranan mengapa Dijun menyelamatkan seekor rubah kali ini. Tetapi melihat bulunya yang
merah, Zhonglin mendadak teringat pada bayi rubah bersemangat yang pernah tinggal di sini
tiga ratus tahun lalu.

Tampaknya ini adalah tindakan kebaikan yang muncul karena kenangan masa lalu. Meskipun
bayi rubah pada saat itu tak dapat berubah bentuk, warnanya pun cukup biasa, energi
abadinya jauh lebih kuat dari semua yang dapat berubah wujud.

Dijun sangat menyukainya. Selama bertahun-tahun, Zhonglin dapat mengetahui Dijun


mencintai rubah itu lebih dari apa pun. Namun, rubah itu menghilang entah bagaimana.
Takdirnya dengan Dijun mungkin terlalu rapuh.

Zhonglin melihat ke kejauhan tanpa sadar dan menghela napas. Ia baru saja akan menuju aula
utama untuk mengurus beberapa hal ketika ia mendadak menemukan Liansong, yang baru
saja pergi tetapi sekarang kembali, berdiri di hadapannya.

Liansong mengangkat kipasnya dan bertanya, “Baiklah, apakah Donghua ada di kebun, aula
utama, atau di kamar tidurnya? Aku terlalu malas mengambil rute yang salah.”

Zhonglin selalu mengetahui letak pasti Dijun. Liansong langsung menuju kamar tidur
Donghua, tidak satu pun langkahnya yang sia-sia.

Saat ini, Donghua sedang menyusun sebuah permainan catur, tetapi tak ada satu pun batu
catur di atas papannya.

454
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua sudah memegangi sebuah batu catur di tangannya selama beberapa lama tanpa
meletakkannya. Setelah dilihat lebih dekat, ia tampaknya tidak sedang memikirkan soal
permainan, ia terlihat seperti pikirannya telah pergi meninggalkannya.

Di belakang layar pembatas terdapat sebuah sarang kecil. Seekor rubah merah takut-takut
menjulurkan kepalanya keluar, mata gelap sayunya menatap Donghua malu-malu.

Liansong datang dengan sebuah alasan; ia berjalan lurus ke arah Donghua. Sang Raja
terbangun dari lamunannya dan mempersilakan Liansong untuk duduk.

Liansong menuju ke kursi yang terlihat paling nyaman dan berkata ke intinya: “Buah Saha
dari klan Biyiniao tahun ini, dapat mengembalikan darah dan tulang dari seorang manusia
yang sudah mati, apa kau sudah mendengar soal ini?”

Donghua meletakkan sebuah batu catur hitam di atas papan, kemudian mengambil yang putih
dan menjawab linglung, “Sudah, kenapa?”

Liansong mengernyitkan alisnya.

“Aku dengar Fengjiu pernah menikah dengan seorang manusia untuk membalas budi. Setelah
pria itu meninggal, Fengjiu kembali ke Qingqiu. Walaupun Siming mengatakan tidak ada
yang terjadi antara keduanya, terasa aneh jika kau menghubungkannya dengan buah Saha.

"Jadi aku memanggil Siming ke Istana Yuanji pagi ini untuk minum-minum. Siming tidak
kuat dengan alkohol. Hanya setelah beberapa botol, Siming mengatakan segala hal yang
bahkan tidak kutanyakan. Ada kaitannya denganmu.”

Batu catur putih jatuh di papan.

“Sudah biasa bagi urusan Xiao Bai berhubungan denganku,” kata Donghua.

Ia kemudian memberi isyarat pada Liansong supaya melanjutkan.

455
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Liansong ragu sebelum meneruskan.

“Menurut Siming, Fengjiu menukarkan bulunya dengan Raja Iblis Hitam, Nie Chuyin, demi
menolongmu. Setelah mendapatkan bulu Fengjiu, Nie Chuyin meminjamkan sebuah bulu
merah sementara untuk dikenakan Fengjiu.”

Liansong mengamati Donghua selagi ia memberitahunya, “Kejadian ini terjadi tepat 305
tahun yang lalu.”

Donghua tampaknya terkejut. Tangan yang meletakkan batu catur di atas papan pun tetap
terdiam di tempatnya.

“Maksudmu, bayi rubahku yang hilang adalah Xiao Bai?”

Liansong menuangkan lebih banyak teh, menyesapnya, dan melanjutkan.

“Aku dengar kau pernah menyelamatkan Fengjiu saat ia masih sangat muda. Sejak itu,
Fengjiu tidak dapat melupakanmu. Lebih dari tujuh ratus tahun lalu ketika Istana Taichen
mencari pelayan, Fengjiu meminta Siming membawanya kemari, ke dalam istanamu sebagai
seorang pelayan wanita. Tetapi entah kenapa, kau tidak pernah memperhatikannya.

"Kemudian, ketika Fengjiu mendengar kau terperangkap di dalam Lingkup Teratai Jahat, ia
pergi untuk menolongmu dan berubah menjadi bayi rubah yang berada di sisimu, sepertinya
berharap ia dapat menyentuh hatimu. Namun, setelahnya, kau berencana menikahi Jiheng ...”

Sampai di titik ini, Liansong melirik Donghua yang tengah menahan syok emosional dan
dengan ragu melanjutkan, “Apakah benar bahwa sebelum pernikahanmu dengan Jiheng,
Fengjiu membuat Jiheng terluka dan kau memerintahkan Zhonglin untuk mengurungnya,
kemudian melupakannya sekian lama?”

Setelah melihat Donghua mengernyit mengangguk, Liansong meneruskan, “Katanya,


Zhonglin kasihan pada Fengjiu dan membiarkannya keluar. Setelahnya, ia malah disiksa oleh

456
Collected & Merged by raperiadisepti.com
singa salju Jiheng dan nyaris kehilangan nyawanya. Beruntung, Fengjiu diselamatkan oleh
Siming.

"Saat Siming sedang mabuk, ia mengatakan bahwa Fengjiu terluka sangat parah saat itu.
Butuh waktu tiga hari istirahat di tempat tidur di kediaman Siming bagi Fengjiu untuk
terbangun. Tetapi kau sama sekali tidak peduli, tidak pergi mencarinya, jadi Fengjiu patah
hati dan kembali ke Qingqiu.”

Kemudian Liansong melanjutkan kembali dengan menyesal, “Tidak heran kau mencari
hingga ke seluruh sudut Langit hingga Bumi masih juga tidak menemukannya. Terasa aneh
juga bagiku, bagaimana ia bisa menghilang tanpa jejak.”

Lalu Liansong menambahkan, “Aku merenungkan semua hal ini dan dapat menduga kalau
kau tidak menyadari semua ini sama sekali. Hubungan kalian tampak berjalan baik
belakangan ini, tetapi mungkin masih tersisa kesalahpahaman yang dimiliki Fengjiu
padamu.”

Dijun yang jarang menujukkan emosinya sekarang mengusap pelipisnya gelisah.

Liansong menatapnya terkejut dan bertanya, “Ada apa?”

Suara Donghua terdengar berbeda dari biasanya.

“Kau benar. Fengjiu pasti masih membenciku. Aku sedang berpikir apa yang harus
dilakukan.”

“Ah, aku juga mendengar beberapa hal tentang turnamen Akademi Biyiniao yang terjadi
kemarin. Hadiah untuk pemenang pertama seharusnya buah Saha, tetapi kau menukarkannya
dengan sekeranjang buah persik di menit terakhir? Ketika hadiahnya diumumkan, Fengjiu
tidak terlihat baik.”

457
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Liansong melirik ke arah rubah kecil yang menjulurkan kepalanya dari balik layar pembatas
dan berkata, “Aku akan menjaga rubah kecil ini sekarang. Kau harus pergi menemui Fengjiu,
aku takut terjadi sesuatu yang buruk.”

Tangan yang sedang memijat pelipisnya berhenti saat Donghua mendongak keheranan:
“Apakah Xiao Bai terlihat tidak sehat?”

Liansong melambaikan tangannya untuk berkata: “Aku juga tidak begitu yakin.”

Kemudian Liansong tersenyum lagi dan melirik Donghua.

“Aku biasanya dapat menebak pikiran seorang wanita, tetapi Xiao Bai-mu, jujur saja, sulit
ditebak. Ia tampak begitu marah barusan ini jadi aku ingin kau segera menemuinya, mungkin
...”

Liansong belum selesai ketika mereka mendengar keributan dari luar. Mereka berdua baru
saja berdiri ketika pintu kamar telah didorong dengan bunyi keras.

Yan Chiwu berdiri di pintu masuk, penuh dengan kemarahan.

“Hina sekali! Fengjiu sedang terperangkap di dalam formasi ular dengan nyawanya sebagai
taruhan dan kalian berdua masih duduk-duduk di sini bermain catur dan mengamati rubah?”

Pangeran Liansong sempat tidak mengerti apa yang sedang terjadi dan membeku saking
terkejutnya tiba-tiba dimarahi.

Donghua langsung mengerti, tetapi ia mengabaikan kutukan dari Yan Chiwu, mengernyitkan
alisnya, dan dengan tenang bertanya, “Apa yang terjadi pada Xiao Bai?”

458
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Chapter 11 Part 10

“Kau berani bertanya padaku apa yang terjadi pada Xiao Bai? Bahkan walaupun aku
menyukai Jiheng, aku masih tidak suka bagaimana caramu memberikan Jiheng apa yang
seharusnya jadi milik Fengjiu. Kau kan bukannya tidak tahu kalau Fengjiu sangat
membutuhkan buah itu.

"Karena kau memberikannya pada Jiheng, Fengjiu tidak punya cara lain selain menyusup
masuk ke Mata Air Jieyou dan mencurinya sebelum buah itu dipetik.

"Bagaimana bisa sihirnya yang hanya 30.000 tahun bertahan melawan keempat ular yang
menjaga buah itu? Fengjiu sekarang sedang terperangkap di dalam formasi ular dengan
nyawa sebagai taruhan. Aku, Meng Shao, bahkan Sang Ratu tidak tahu apa yang harus
dilakukan ...”

Di tengah pidato Xiao Yan, embusan angin mendadak berputar melewatinya.

Ia berbalik, bertanya pada Liansong, “Kemana perginya Muka Es?”

Liansong menutup kipasnya, ekpresi wajahnya tampak suram.

“Menyelamatkan.”

Kemudian, ia menambahkan, “Aku tahu sesuatu pasti akan terjadi.”

***

Sekeliling Mata Air Jieyou runtuh. Keempat pilarnya telah ambruk. Tidak ada sisa dari air
biru yang jernih. Yang tersisa tanpa cedera di daerah sekitar pilar adalah pohon Saha.

Matahari telah terbit tinggi di luar, namun di dalam medan pelindung, masih gelap gulita.
Keempat piton menunggu di keempat sisi, berjaga, mata tinggi memerah selayaknya lentera
yang menyala.

459
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Mereka menjaga medan pelindung berkabut dengan asap biru tebal. Di dalamnya ada seorang
gadis berjubah putih melayang di udara dengan mata tertutup. Rambut hitam panjangnya
mengalir ke bawah layaknya sutra bertinta. Tidak pasti apakah gadis itu koma atau tertidur
pulas.

Di luar pilar yang ambruk, angin kencang mendesis dalam pertarungan. Donghua tetap di
udara selagi ia memusatkan pengelihatannya pada Fengjiu yang sedang terperangkap di
dalam medan pelindung.

Meskipun wajah Fengjiu memucat, dadanya masih bernapas. Sungguh beruntung. Donghua
menghela napas lega, ekspresinya tidak berubah.

Sebenarnya, Donghua tahu kalau Fengjiu sangat cantik, tetapi karena Fengjiu sangat
bersemangat, perhatian orang-orang cenderung tertarik pada kepribadiannya.

Di saat Fengjiu berbaring diam di dalam medan pelindung, wajah elegannya jadi lebih jelas.
Akan tetapi, rok dan atasan putih tidak cocok untuk Fengjiu. Warna merah terang menarik
Saha-Manjusaka yang paling cocok untuk Fengjiu.

Donghua sudah pernah melihat begitu banyak wanita cantik seumur hidupnya yang panjang.
Fengjiu bukanlah yang tercantik, tetapi di situlah letak lucunya takdir.

Semua wanita cantik, tak peduli seberapa menariknya, tidak pernah berhasil meninggalkan
kesan pada Donghua. Hanya Fengjiu, entah senyumannya, entah kernyitannya, entah rasa
malunya, bahkan ketika Fengjiu mengolok-olok dirinya, Donghua mengingat semuanya.

Setiap gambaran itu terpatri sejelas kristal dalam ingatannya. Liansong bilang, Fengjiu adalah
bayi rubahnya di masa lalu. Baguslah kalau itu benar. Namun, kalaupun bukan, tidak
membuat perbedaan bagi Donghua.

Nyanyian lagu Buddha samar-samar terdengar di udara, tenggelam dalam alunan seruling
yang merdu, melayang, kemudian hening lagi. Donghua menurunkan pandangannya, matanya
berhenti pada Ratu Biyiniao dan para pejabatnya yang bersujud.
460
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Donghua berkata dingin, “Apa sebenarnya medan pelindung itu?”

Masih belum berhasil mengatasi keterkejutan mereka perihal mengapa Dijun sendiri yang
datang kemari, mereka tetap diam terbengong tanpa sanggup menjawab.

Meng Shao, teman Fengjiu, yang sangat cemas karena penahanan Fengjiu di dalam sana
akhirnya menggenggam kedua tangannya, menjawab: “Dijun, bukan medan pelindung itu
yang memerangkap Putri Jiu’ge. Itu adalah Mimpi Aranya.”

Saat kata ‘Aranya’ keluar dari mulut Meng Shao, semua yang bersujud di tanah, semua
kecuali Jiheng, terlihat gemetaran.

Meng Shao menceritakan ulang kisah itu, sebagai berikut.

Menurut pengetahuan zaman dahulu, Aranya merupakan si cantik yang tak ada tandingannya.
Ia meninggal dengan kematian yang menyedihkan dan tidak pernah bereinkarnasi.

Arwah Aranya berubah menjadi sebuah labirin mimpi dan menetap di Lembah Fanyin. Siapa
pun yang memasuki mimpinya akan merasakan perasaan Aranya selagi ia masih hidup.

Bagi mereka yang tidak cukup kuat maka selamanya tidak akan sanggup melarikan diri.
Mereka akan tetap berada di dalam tidur abadi hingga energi kekal mereka benar-benar
terkuras oleh mimpi itu dan mereka sendiri berubah menjadi asap.

Ketika Putri Jiu’ge tersesat di dalam formasi ular itu, ia pasti memasuki Mimpi Aranya di
saat bersamaan mimpi itu singgah.

Aranya diasuh oleh keempat ular piton di pilar ini semenjak ia masih muda. Mereka pasti
mengira Putri Jiu’ge adalah Aranya, jadi mereka berusaha keras bertarung melindungi Putri
Jiu’ge dengan cara mencegah orang luar mengganggunya.

Selain orang yang tersesat itu keluar sendiri, ada sebuah cara aman untuk memecahkan
Mimpi Aranya: orang terdekatnya dapat memasuki mimpi itu dan membawanya kembali.

461
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Namun, dengan keadaan sekarang ini, pertama-tama seseorang harus melewati formasi ular
demi memasuki mimpi dan membawa Putri Jiu’ge keluar.

Tidak sulit bertarung melawan keempat piton itu, tetapi Mimpi Aranya hanyalah sebuah
gambaran yang berubah-ubah. Itu hanya menunjukkan realita yang terkonsentrasi ketika
seseorang memasukinya.

Kenyataan ini mengambil wujud di dalam medan pelindung biru pucat itu. Dunia dalam
mimpi itu sangatlah rapuh. Lahan pertarungan pastilah bergolak. Jika mimpi itu secara tidak
sengaja rusak, Putri Jiu’ge dapat berakhir terluka parah atau bahkan mati.

Mereka juga mempertimbangkan mengirim seseorang dengan penempaan diri yang tinggi
untuk melawan monster itu selagi menjaga mimpinya tetap menyatu demi membawa si putri
keluar.

Namun, Mimpi Aranya sensitif sekali pada individual yang kuat. Siapa saja yang memasuki
mimpi ini harus meninggalkan energi abadinya seratus meter di luar jangkauan mimpi. Hanya
dengan menggunakan tubuh kasarnya, seseorang baru bisa masuk. Kalau tidak, mimpinya
akan hancur.

Akan tetapi, bagaimana bisa seseorang menantang ular-ular piton ini setelah meninggalkan
energi abadi mereka? Skenario yang tampak di depan mata ini memang sungguh sebuah
dilema; tidak seorang pun yang tahu apa yang harus dilakukan.

Sejak kemarin malam penahanan Putri Jiu’ge diketahui hingga saat ini, tidak satu pun yang
berani bertindak gegabah karena alasan ini. Masa depan Putri Jiu’ge tampaknya lebih suram
ketimbang baik.

Ketika Liansong tiba terburu-buru, ia melihat Meng Shao berbicara tanpa henti, mengatakan
hal-hal yang tak dapat didengarnya. Liansong hanya melihat kalau setelah Meng Shao
berhenti berbicara, orang-orang di tanah semuanya mulai mengusap air mata mereka.

462
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Meskipun Liansong tidak mengerti mengapa mereka semua menangis, cukup menyentuh juga
melihat begitu banyak orang melakukan pose muram secara bersamaan. Saat Liansong baru
saja akan maju, Donghua berbalik dan melihatnya lebih dahulu.

Ekpsresi Donghua sangat biasa. Donghua membuatnya begitu tenang. Donghua selalu disebut
Muka Es oleh Yan Chiwu, namun dari bertahun-tahun persahabatan mereka, Liansong tahu
ekspresi Donghua tidak akan pernah tetap sama jika Fengjiu dalam masalah.

Liansong baru saja akan mengucapkan halo saat Donghua mendatanginya.

Dengan nada suara tak terpengaruh seperti ketika Donghua menghadiahkannya sebuah rasa
teh baru, ia berkata, “Kau datang di saat yang tepat. Aku punya dua permintaan padamu.”

Donghua menjeda untuk mendongak ke arah Fengjiu yang sedang tertidur di dalam formasi
ular.

“Jika hanya Fengjiu yang berhasil keluar hidup-hidup, bawa ia kembali dengan selamat ke
Qingqiu dan serahkan ia langsung pada Bai Yi. Setelahnya, cari Moyuan dari Kunlun.
Beritahu padanya, Donghua Dijun meninggalkan Alam Huiming padanya. Ia akan mengerti.”

Terdengar seperti sebuah permintaan terakhir.

Liansong tersenyum dan melirik ke arah medan pelindung: “Karena sudah lama semenjak
aku bertempur, takutnya aku tidak bisa secepat dulu. Tetapi jika ular-ular piton ini ingin
mencekikmu, mereka masih harus mengalami kesulitan ...”

Liansong belum selesai bicara ketika ia mendadak berhenti. Ia, yang tidak pernah berhenti
tersenyum bahkan jika Gunung Tai runtuh, tiba-tiba mengubah ekspresinya saat ia melonjak
dan mencengkeram Donghua yang dengan santainya menyingkirkan energi abadinya dan
dengan acuh berjalan masuk ke dalam formasi ular piton itu.

Keluar dari udara, Yan Chiwu muncul dan menghentikan Liansong. Di matanya terdapat
ketermenungan yang belum pernah terlihat.
463
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Dengan pelan, Xiao Yan berkata, “Hanya ini caranya.”

Xiao Yan melirik ke arah formasi ular dimana guntur dan petir mulai terhimpun, hujan turun
begitu derasnya.

“Aku telah memutar otakku satu malam dan setengah harian tanpa hasil karena aku tidak
pernah memikirkan untuk melepaskan energi abadiku dan menerobos masuk ke formasi ular
sendirian. Aku bukan teman yang cukup baik. Budi Muka Es setinggi langit itu sendiri. Ia
mendapatkan rasa hormatku.”

***

Dua orang berani masuk tanpa izin ke wilayah ular piton dalam dua hari membuat ular-ular
itu sangat marah. Mereka mendesis layaknya raungan iblis. Petir setajam pedang terarah
langsung pada Donghua.

Tanpa energi abadi untuk melindunginya, tubuh Donghua langsung tersayat. Darah
merembes dengan cepat ditambah dengan air hujan. Ratu dan para bawahannya menonton
penuh kehororan adegan ini, tetapi tidak tahu bagaimana menolongnya, tetap terdiam dalam
keterkejutan.

Setelah ditarik oleh Xiao Yan, Liansong mungkin mengerti sekarang alasan Donghua. Ia
berdiri diam tanpa kata. Liansong dan Donghua merupakan kawan lama. Sejujurnya,
Liansong tidak tahu seberapa tuanya Donghua jika mereka membandingkan umur mereka.

Liansong dilahirkan setelah masa kacau peperangan, jadi ia tidak pernah menyaksikan
prestasi Donghua dengan matanya sendiri. Meski begitu, ia pernah mendengar Moyuan
menyebut soal Donghua di masa lalu.

Menurut dewa-dewa kuno, hanya pada masa prasejarahlah, medan pertempuran yang
sesungguhnya itu ada. Jika mereka membicarakan soal pertempuran ini, mereka harus
menyebutkan soal Donghua Dijun.

464
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Setiap kali Donghua keluar dari sebuah pertempuran, tubuhnya dipenuhi oleh darah tetapi
wajahnya tidak pernah sekali pun berubah. Ketabahan macam ini tak ada tandingannya.

Di dalam formasi ular piton ini, guntur terus berlanjut tanpa henti. Kerah dan lengan jubah
putih Donghua telah basah dengan warna merah dan emas. Untuk menghindari semakin
membuat piton itu marah dan mengganggu mimpi tempat Fengjiu tertidur, Dijun
mempertahankan langkah yang lambat.

Air hujan menuruni pergelangan tangannya dengan warna merah. Dijun tetap gigih.

Mendadak, seseorang di antara kerumunan yang berlutut di belakang Ratu pun berdiri dan
berjalan tersandung menuju Yan Chiwu. Berpakaian serba putih, itu adalah Jiheng.

Dengan air mata menuruni wajahnya, Jiheng menarik jubah Xiao yan dan memohon, “Tolong
selamatkan Dijun. Tolong tarik ia kembali. Aku berjanji melakukan apa pun yang kau mau.”

Xiao Yan tetap diam dan membalikkan punggungnya dari Jiheng. Jiheng memegangi
jubahnya seraya menangis putus asa.

***

Fengjiu samar-samar mendengar suara gaduh dari guntur dan air hujan di tempat yang jauh
sekali. Sejak Fengjiu jatuh di dalam kekosongan ini, ia merasa seolah ia berada di kondisi
tidak jelas yang konstan.

Terkadang Fengjiu terbangun, terkadang tidak. Pikirannya jadi berkabut; setiap kali ia
terbagun, ia melupakan lagi satu hal.

Terakhir kali Fengjiu teraduk, ia tidak dapat mengingat kenapa ia terjatuh ke dalam dunia ini.

Akankah ia tetap berada dalam mimpi abadi ini?

Setelah beberapa kali waktu berlalu, apakah Fengjiu tidak akan mengingat siapa dirinya lagi?

465
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Merasa ketakutan, Fengjiu ingin meninggalkan tempat ini, tetapi tiap kali ia berusaha bangun
dari kesurupannya, ia merasa kesadarannya semakin menjauh dalam kelelahannya.

Mata Fengjiu buram, tubuhnya tak dapat digerakkan. Terlebih lagi, tiap kali ia membuka
matanya, yang menunggunya hanyalah kegelapan yang hening dan rasa sakit yang menyiksa.

Namun kali ini yang muncul sedikit berbeda. Guntur dan hujan terdengar lebih jelas, seolah
mereka menyolok tepat di telinganya. Tangan seseorang sedang menyentuh kepalanya—
terasa dingin—dan berpindah turun ke pipinya, kemudian tangan itu menyingkirkan rambut
yang terlepas ke belakang telinganya.

Fengjiu membuka matanya dan melihat sorang pria berperawakan perak dengan pakaian
berwarna ungu melihat ke bawah padanya.

Di saat ini, di tempat ini, jika Fengjiu sedang sadar, ia akan sangat terkejut melihat Dijun.
Tetapi pikirannya sedang keruh sekarang ini.

Kapan ini, dimana ini, Fengjiu tidak tahu. Apakah ia seorang Fengjiu muda atau Fengjiu
dewasa, ia juga tidak tahu. Tetapi tampaknya ia mengenal orang ini.

Bukankah ia adalah Donghua?

Lalu, tidak jelas, Fengjiu mengenalinya sebagai seseorang yang sangat ia sukai. Betapa luar
biasanya karena Donghua datang mencarinya!

Tetapi Fengjiu bertanya pada Donghua sebuah pertanyaan yang kontras dengan perasaannya:
“Apa yang sedang kau lakukan di sini?”

Donghua menatap Fengjiu dengan mata tenangnya tetapi ia tidak menjawab. Pengelihatannya
sedikit demi sedikit menjadi jelas dan ia melihat kalau seluruh tubuh Donghua basah kuyup.

“Kau pasti sangat kedinginan?” Fengjiu berkata terkejut.

466
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Lagi, Donghua tidak menjawabnya. Donghua hanya melihatnya dalam diam kemudian
menarik Fengjiu ke dalam pelukannya.

Setelah sekian lama, Donghua bertanya, “Apa kau sangat ketakutan?”

Fengjiu kebingungan sejenak; tubuhnya terasa canggung, dan ia tidak yakin dimana harus
meletakkan mereka dalam pelukan Dijun.

Dijun bertanya apakah ia ketakutan.

Ya, Fengjiu sangat ketakutan.

Ia pun mengangguk jujur.

Donghua meluruskan kembali rambut Fengjiu yang terlepas dan menenangkannya dengan
suara yang dalam, “Jangan takut. Aku di sini sekarang.”

Tanpa diduga, air mata bercucuran. Pikiran Fengjiu kosong, tetapi ia dapat merasakan
kepedihan memenuhi hatinya.

Tubuh Fengjiu sepertinya sudah bisa bergerak, ia memberanikan diri memeluk punggung
Dijun dan tersedak air matanya: “Aku pikir aku harus menunggumu. Sebenarnya aku sudah
yakin sekali kalau kau tidak akan datang, tetapi kau datang. Kau tidak tahu betapa bahagianya
aku.”

Fengjiu mendengar Dijun balik berbisik, “Aku datang untukmu.”

Fengjiu dapat merasakan samar-samar kalau Dijun menjadi sangat lembut hari ini, betapa luar
biasanya, sangat berbeda dari Donghua yang biasa. Namun, seperti apa Donghua yang biasa,
saat ini ia juga tidak dapat mengingatnya. Pikirannya terbeban berat saat kesadarannya mulai
memburam.

467
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Fengjiu menangkap kata terakhir Donghua dan berkata, “Kau di sini, tetapi aku tahu kau akan
pergi lagi. Aku ingat, aku selalu saja melihat punggungmu. Tetapi aku sangat mengantuk hari
ini, aku ...”

Fengjiu merasakan dirinya terus saja bergumam, tetapi kepalanya semakin tenggelam di
dalam kebingungan dan kabut. Pelukan di sekitarnya mengerat, dan sebelum Fengjiu tertidur
lebih lelap lagi, ia mendengar samar-samar satu hal terakhir dari Donghua.

Dijun berbisik pada Fengjiu, “Aku tidak akan pergi kali ini. Tidurlah, Xiao Bai. Ketika kau
terbangun, kita akan berada di rumah.”

Merasa tenang, sekali lagi Fengjiu tidak sadarkan diri. Di telinga Fengjiu tetap tersisa suara
guntur menggelegar samar dan desisan ular, namun pikirannya tenang, sangat tenang tanpa
rasa khawatir ataupun ketakutan. Segala rasa sakit menghilang ketika ia berada di dalam
pelukan Donghua.

Akhir dari Volume 1.

468
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Bonus 1 : Tentang Dong Hua Di Jun

Tang Qi Gong Zi menciptakan dunia Three Lives Three Worlds 三生三世 dengan
menghubungkan makhluk mitos dan monster yang sudah ada dengan yang ia karang sendiri.

Pada satu titik, semua orang pastilah bertanya-tanya siapa sebenarnya si hebat Dong Hua Di
Jun ini, dan apakah ia sungguh adalah seorang dewa dalam mitologi Cina.

Faktanya, memang benar.

Penitisan pertama dari 東華帝君 Dong Hua Di Jun bisa dilacak di masa Perang Musim Semi
dan Musim Gugur ketika ia disebut-sebut dalam sajak pilu perdukunan dari楚辭 The Songs
of Chu sebagai 東皇太一Dewa dari Langit Timur atau東君 Lord of the East.

Dewa Matahari kuno ini sesungguhnya dapat dianggap telah berubah menjadi versi terbaru
dikenal dengan東王公 Dong Wang Gong atau, Kakek Penguasa dari Timur.

Dong Wang Gong ini dikatakan terlahir dari Laut Biru semenjak waktu bermula, juga
merupakan pencipta dari segala hal. Ia juga adalah bagian Yang dari dualitas yin-yang
hingga Yin dari西王母 Xi Wang Mu, Ibu Ratu dari Timur yang lebih dikenal sebagai pemilik
dari Kebun Persik Mahkluk Abadi.

Dengan kata lain, keduanya menikah meskipun sama-sama tinggal di ujung dunia. Dong Hua
adalah penjaga catatan para dewa, dan dewa baru harus melalui dirinya sebelum mereka
memasuki gerbang Langit.
469
Collected & Merged by raperiadisepti.com
Jadi seperti apa sebenarnya rupa Dong Wang Gong ini? Dalam 神異經 Classic of the
Mystic, dicatat bahwa tinggi Dong Wang Gong adalah sepuluh meter, rambutnya putih,
bertubuh manusia, berwajah burung, berekor macan, juga bahwa ia menunggangi seekor
beruang hitam.

Tentu saja setelah diadopsi ke dalam cerita Dao, Dong Hua mendapatkan rupa Daoist yang
lebih klasik. Sekarang karena bayangan kalian soal penampakan Di Jun sudah hancur ...
sekarang mari kembali ke ceritanya!

470
Collected & Merged by raperiadisepti.com

Anda mungkin juga menyukai