Anda di halaman 1dari 18

ASSALAMUALAIKUM WR. WB.

SELAMAT BERGABUNG
DIKELOMPOK 8 
Pemeranan isi fabel
Nama anggota kelompok 8:
1. Aulia Salsabila ( 6 )
2. Chelsea Rahmawati ( 7 )
3. Kania Ramadhani ( 16 )
4. Hyori Zahra Aurydia ( 33 )
Pada pembelajaran ini kita akan belajar memerankan tokoh tokoh dalam fable.
Untuk dapat memerankan isi fabel, kita harus dapat mengonversi teks yang
berbentuk narasi ke dalam bentu teks drama sederhana.
Dalam kamus besar bahasa indonesia, konversi berarti perubahan dari satu
bentuk ke bentuk yang lain. Jadi, mengonversi teks merupakan kegiatan
mengubah satu teks kedalam bentuk atau jenis teks lain.
Kegiatan mengonversi di lakukan tampa mengubah isi pokok. Mengonversi teks
dapat dilakukan dengan mengubah cerita fabel yang termasuk cerita narasi
menjadi bentuk teks lain.
Untuk mengubah cerita fabel dalam bentuk teks drama, kita harus memperhatikan
langkah berikut :
1. Membaca cerita fabel dengan seksama
2. Menentukan unsur intrinsic cerita fabel tersebut.
3. Membuat isi cerita dalam bentuk teks drama yang menggunakan percakapan
antartokoh.
Yang perlu kita ingat, isi dari teks drama yang kita buat harus sama dengan isi
cerita fable yang kamu konversi.
Perhatikan
contoh berikut!
IKAN PATIN
Suatu hari,awang gading memancing ikan di sungai. Sambil berdendang
riang, ia menunggui kailnya di santap ikan. Burung-burung turut berkicau
menambah kegembiraan awang gading. Sayang, sudah berkali-kali
umpannya dimakan ikan, namun saat kailnya di tarik, ikannya selalu terlepas.
“Air pasang telan ke ingsang, air surut telan ke perut,renggutlah….! Biar
putus jangan rabut,” terdengar dendang awang gading sambil melempar
pancingnya kembali. Perlahan hari beranjak petang, namun tak seekor ikan
pun di perolehnya. “Alangkah tidak beruntungnya diriku hari ini,” keluh awang
gading.
Ia bergegas membereskan peralatan pancingnya dan berniat untuk
pulang. Tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi, dengan penasaran awang
gading mencari asal dari suara tersebut. Tak lama kemudian, awang gading
melihat bayi perempuan tergolek di atas batu. Sepertinya dia baru saja di
“Anak siapa gerangan? kasihan, ditinggal seorang diri di tepi
sungai,” gumam Awang Gading. Kemudian ia membawa pulang
bayi perempuan tersebut. Awang Gading memberi nama bayi
tersebut Dayang Kumunah. Sejak kehadiran Dayang Kumunah,
Awang bertambah rajin untuk bekerja. Awang memberikan kasih
sayang dan perhatian yang melimpah untuk Dayang Kumunah.
Berbagai pengetahuan yang dimiliki ditularkannya kepada
Dayang. tak lupa pelajaran budi pekerti juga diberikannya. Kadang
diajaknya Dayang mencari kayu atau mengail untuk mengenal
alam secara lebih dekat.
Dayang Kumunah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik
dan berbudi. Dia juga rajin membantu bapaknya. Sayang, Dayang
Kumunah tidak pernah tertawa. Suatu hari, seorang pemuda kaya
bernama Awangku Usop singgah di rumah Awang Gading. ia
terpesona saat melihat kecantikan Dayang Kumunah. Tak lama
kemudian Awangku Usop berniat melamar Dayang Kumunah pada
Awang Gading. Lamaran Awangku Usop diterima, tetapi Dayang
Kumunah mengajukan persyaratan,
“Kanda Usop, sebenarnya kita berasal dari dua dunia yang
berbeda. Saya berasal dari sungai dan mempunyai kebiasaan yang
berlainan dengan manusia. Saya akan menjadi istri yang baik,
tetapi jangan minta saya untuk tertawa,”pinta Dayang Kumunah.
Awangku Usop menyetujui persyaratan tersebut.
Pernikahan mereka diadakan dengan pesta yang sangat
meriah, semua tetangga dan kerabat kedua mempelai di undang.
Aneka hidangan tersedia dengan melimpah. Seluruh undangan
gembira menyaksikan pasangan pengantin itu. Dayang Kumunah
gadis yang sangat cantik dan Awangku Usop seorang pemuda
yang sangat tampan. Sungguh pasangan yang sangat serasi
mereka.
Awangku Usop dan Dayang Kumunah hidup berbahagia.
Namun kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Beberapa
minggu setelah pernikahan berlangsung, Awang Gading meninggal
dunia. Hingga berbulan-bulan Dayang Kumunah bersedih
meskipun Awangku Usop selalu berusaha membahagiakan hati
sang istri tersebut. Untunglah, kesedihan Dayang Kumunah segera
terobati dengan kelahiran anak-anaknya yang berjumlah lima
orang.
Meskipun kini telah memiliki lima orang anak, Awangku Usop
merasa kebahagiaannya belum lengkap sebelum melihat Dayang
Kumunah tertawa.
Suatu hari, anak bungsu mereka mulai dapat berjalan dengan
tertatih-tatih. Semua anggota keluarga tertawa bahagia
melihatnya, kecuali Dayang Kumunah. Awangku Usop meminta
Akhirnya, Dayang pun tertawa. Saat tertawa itu, tampaklah
insang di mulut Dayang Kumunah yang menandakan ia keturunan
ikan. Setalah itu, dayang segera berlari ke sungai, Awangku Usop
beserta anak-anaknya heran dan mengikutinya. Perlahan-lahan tubuh
Dayang berubah menjadi ikan. Awangku Usop dan anak-anak
ditinggalkannya. Awangku Usop telah mengingkari janjinya dengan
meminta Dayang Kumunah tertawa.
Awangku Usop segera menyadari kekhilafannya dan meminta
maaf. Ia meminta Dayang Kumunah kembali ke rumah mereka.
Namun, semua sudah terlambat. Dayang Kumunah telah tejun ke
sungai. Dia telah menjadi ikan dengan bentuk badan cantik dan kulit
mengkilap tanpa sisik. Mukanya menyerupai raut manusia. Ekornya
seolah-olah sepasang kaki yang bersilang. Orang-orang menyebutnya
ikan patin.
Awangku Usop dan anak-anaknya sangat bersedih. Mereka berjanji
tidak akan makan ikan patin karena di anggap sebagai keluarga
mereka. [Mitha]
Naskah drama dari cerita ikan patin
Awang Gading:Air pasang telah ke insang, Air surut telan ke
perut,renggutla…! Biar putus jangan raabut.(Awang Gading berdendang
sambal melempar pancinya) Perlahan hari beranjak petang, tetapi ta
seekor ikan diperolehnya.
Awang Gading:Alangkah tidak beruntungnya aku hari ini. (Awang Gading
mengeluh. Kemudiaan, ia beregas membereskan pancinya dan berniat
pulang. Tiba tiba terdengar tangisan bayi. Dengan penasaran,Awang
Gading mencari asal suara tersebut. Tak lama kemudiaan,Awan Gading
meliat bayi perempuan tergolek di atas batu)
Awang Gading: Anak siapa gerangan? Kasihan ditinggal seorang diri di tepi
sungai? ( Awang Gading bergumam )
Kemudian, Awang Gading membawa pulang bayi perempuan
tersebut. Awang Gading memberi nama bayi tersebut Dayang kumanah.
Dayang Kumanah tumbuh menjadi gadis cantic dan berbudi. Dia rajin
membantu bapaknya sayang, Dayang Kumanah tidak pernah tertawa.
Sewatu ari seorang pemuda kaya bernama Awangku Usop singgah dirumah
awang gading. Dia terpesona saat mellihat Dayang Kumanah.
A. KISAH BURUNG JALAK DAN BUAYA

Buaya dan Burung Jalak bersahabat karib sejak dahulu. Burung Jalak tak
pernah takut digigit, walaupun ia masuk ke dalam mulut sang Buaya. Aneh
bukan? Nah, inilah kisahnya...
Pada zaman dahulu buaya terkenal sebagai binatang yang bergigi paling
bersih dan putih, seputih kapas. Amboi, bagusnya! Ya, tentu saja karena
mereka rajin menggosok gigi mereka. Ya, setiap pagi dan malam.

"Treekk... trekk," terdengar suara ranting pohon dipatahkan. Memang


Buaya selalu mematahkan ranting pohon sebelum menyikat gigi. Ranting
ini kemudian dijadikan sikat gigi. Haaaa, haaaa lucu sekali.
Setiap hari mereka melakukan hal itu. Lama kelamaan pohon menjadi
gundul. Ia tak mempunyai ranting lagi. Ini berarti buaya tak bisa menyikat
gigi. Berhari-hari mereka mencari akal, tetapi tak dapat juga.

Dari hari ke hari gigi buaya menjadi kuning. Banyak sisa-sisa makanan yang
berkumpul di celah-celah gigi. Tapi mereka tak dapat membersihkannya.
Lama kelamaan gigi mereka pun sakit bahkan ada beberapa yang tanggal.
Kasihan sekali. Padahal gigi adalah senjata mereka untuk menangkap
mangsa.
"Chrisi, yuk kita main," ajak seekor burung jalak pada suatu hari.
“Ah, malas! Gigiku sakit," sahut Chrisi.
"Lho, memangnya...," Burung Jalak hinggap di kepala Chrisi.
"Aduuuuh, mulutmu bau. Tidak pernah sikat gigi, ya!"
Chrisi mengangguk, lalu menceritakan kenapa ia selama ini tak
pernah sikat gigi.
Mendengar kesulitan sahabatnya, si Burung Jalak ikut prihatin juga. Ia
mencari jalan, untuk membantu Chrisi.
"Ah, aku ada akal! Bagaimana kalau aku yang membersihkan
gigimu?" tanya si Burung Jalak.
"Mau! Tentu saja aku!" jawab Chrisi gembira. "Tapi bagaimana?"
"Sudahlah, buka saja mulutmu!"
Burung Jalak lalu mulai mematuki kotoran-kotoran yang ada di gigi
Chirisi. "Ckk... ckk" terdengar suara paruh Burung Jalak beradu
dengan gigi Chirisi. Burung Jalak cepat sekali kerjanya. Tak sampai
lima menit gigi Chrisi sudah tampak putih lagi.

"Sudah selesai, tuan Raja!" si Burung Jalak menggoda sahabatnya


seraya hinggap di kepalanya.
"Terima kasih, Jalak sahabatku! Lain kali kalau kau memerlukan
bantuanku, pasti aku akan membantumu," janji Chrisi. Ya, bukankah
dalam hidup ini kita harus saling membantu.
"Ya! Sampai besok Chrisi," si Burung Jalak terbang entah ke mana.
Dengan gembira Chrisi pergi ke tempat sahabat-sahabatnya. "Hei,
kawan-kawan lihat gigiku. Putih dan tidak sakit lagi," Chrisi lalu
menceritakan perihal si Burung Jalak.

"Kalau begitu, katakan pada temanmu agar ia dan sahabat-


sahabatnya menolong kami juga. Kalau tidak gigi kami pasti akan
ompong semua," kata beberapa ekor buaya.

Keesokan harinya, Chrisi menyatakan keinginannya kepada si Burung


Jalak. Ternyata si Burung Jalak memang sahabat yang baik.
Ia memanggil kawan-kawannya untuk membersihkan gigi kawan-
kawan Chrisi. Sejak saat itu setiap hari burung-burung Jalak datang
membersihkan gigi buaya-buaya. Setelah selesai mereka bermain
bersama. Mereka tampak rukun sekali.
B. NASKAH DRAMA CERITA BURUNG JALAK DAN BUAYA

Burung jalak yang sudah di pegang buaya tidak bisa berbuat apa-
apa tetapi dia memiliki ide.
Burung jalak : hai buaya tolong lepaskan aku!
Buaya:aku tidak akan melepaskanmu.. karna aku akan menyantap mu!
Burung jalak:kau akan menyesal karna menyantap ku..
Buaya:aku tidak akan menyesal menyantap mu..
Burung jalak:liat saja kau akan menyesal menyantap
Buayal:karena, jika kau tidak menyantap ku dan melepaskan ku maka
aku akan memberimu daging yang lebih besar dan lebih enak.
Buaya:baiklah ,bagaimana cara kau menunjukannya padaku?
Burung jalak: ikuti aku…
Burung jalak pun membawa buaya ke depan sebuah gua..
Burung jalak:di dalam gua itulah ada daging yang aku katakana.
Buaya:jadi apa yang harus aku lakukan??
Burung jalak:masuklah ke dalam gua itu dan carilah daging itu hingga
dapat..
Buaya:bagaimana denganmu kancil
Burung jalakl:aku akan menunggumu buaya..
Dan buaya pun tertipu oleh burung jalak dan buaya itu masuk ke dalam
gua tersebut sedangkan burung jalak akhirnya lari dari buaya itu.
tidak sampai itu,karna berlari terus dia hingga tiba di sebuah danau
disana si kancil ingin mencari jalan lain untuk melewati danau tersebut
tapi sebelum melewati danau tersebut kancil ingin meminum air danau
itu karena dia kelelahan dan haus setelah berlari,tetapi saat meminum
air tersebut si kancil sial lagi karena bertemu buaya.
Buaya:grrrrr.. akhirnya kutangkap juga kau kancil
Kancil:tolong ,,, tolong aku
kancil:tolong lepaskan aku buaya.. jika kau melepaskan ku maka aku
akan memberimu makanan yang lebih lezat dan dapat memuaskan
perutmu dan para anak buah mu..
buaya:aku tak akan tertipu lagi olehmu kancil.. karna kau telah
menipuku terus.. dan tak akan tertipu lagi..
kancil yang berwajah tenggang dan ketakutan pun sambil memikirkan
ide.. dan akhirnya dia mendapat ide.
Burung jalakl:apakah aku terlihat ingin menipu mu..
buaya:hmmmm..
buaya pun bertanya kepada teman-temannya.. dia
bertanya “bagaimana menurut kalian apakah kalian percaya kepada
burung jalakl” teman-temannya buaya pun
menjawab “sepertinya yang ia katakan itu benar”para  buaya itu pun
akhirnya percaya kepada burung jalak
buaya:baiklah kancil, tetapi di mana makan itu ??
Burung jalakl:aku akan memberikan makan itu, tetapi agar kalian
buaya:baiklah dengan cara apa kau menghitung kami..
Burung jalak:pertama kalian berbaris lurus dulu hingga mencapai
darat di ujung sana dan aku akan melompati kalian sambil
menghitung kalian
buaya pun berbaris setelah berbaris kancil pun melompati buaya
sambil menghitung..  satu..dua..tiga..empat..lima..enam..tujuh.. dan
seterusnya.. dan setelah mencapai daratan kancil pun langsung
berlari menjauhi danau itu sambil mengolok buaya itu “dasar buaya
bodoh mau saja aku tipu haha”...   dan akhirnya pun kancil terbebas
dari kejaran burung jalak dan buaya.
Uji Kompetensi 5
1. Mengonversi teks adalah Merupakan kegiatan menulis ulang
kembali isi teks atau cerita ke dalam bentuk lain. Misalnya kedalam
bentuk drama.
Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
1.Membaca teks secara keseluruhan
2.Mengambil inti-intinya saja
3.mengelompokkan tokoh,penokohan, dialog
4.Menyusun naskah drama
2.Langah mengonversi fabel dalam bentuk drama
1.Membaca cerita fable dengan saksama
2.Menentukan unsur intrinsik cerita fabel tersebut
3.Membuat isi cerita dalam bentuk teks drama yang
menggunakan percakapan antartokoh
3.Tema kutipan cerita fabel tersebut adalah Persahabatan
Uji Kompetensi 5
4. Tokoh tokohnya
adalah:Keledai,Serigala,Macan
tutul,Kelinci,Kambing,Rusa,Kerbau,Kijan
g dan Sapi.
SEKIAN DARI KELOMPOK 8
WASSALAMUALAIKUM WR. WB.


Anda mungkin juga menyukai