Anda di halaman 1dari 6

PERJUANGAN PARA TOKOH

MELAWAN BELANDA

DISUSUN OLEH

SD AL QUR’AN
PONDOK PESANTREN
RAUDLATUL QUR’AN 4 MARGA AGUNG
KEC. JATI AGUNG KAB. LAMPUNG SELATAN PROV. LAMPUNG
TAHUN 2023
SULTAN AGUNG

Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (1593-1645) lahir di Kutagede, Kesultanan


Mataram pada tahun 1593. Ia merupakan raja ke tiga yang menjabat sebagai raja di
Mataram Islam pada tahun 1613-1645. Di bawah kepemimpinannya, Mataram Islam
berkembang pesat menjadi kerajaan terbesar di Nusantara pada saat itu. Sultan Agung
naik tahta di usianya yang ke 20 pada tahun 1613.
Sultan Agung selama masa pemerintaannya mampu menyatukan Jawa Tengah dan Jawa
Timur dibawah kepemimpinan Mataram. Selama masa pemerintahannya, Sultan Agung
banyak berkontribusi dalam perpaduan budaya Jawa dan Islam. Salah satunya adalah
kalender Hijriyah dan Saka yang dipadukan menjadi Kalender Jawa Islam. Selain itu, ia
juga menulis naskah berbau mistis berjudul Sastra Gending.
Sultan Agung meninggal pada tahun 1645. Sebelum meninggal, ia membangun Astana
Imogiri yang merupakan pusat pemakaman raja – raja Mataram yang diawali dari
dirinya. Atas jasa – jasanya, Sultan Agung diangkat menjadi Pahlawan Nasional
Indonesia.

Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin adalah Raja Gowa ke-16 dan merupakan pahlawan nasional
Indonesia. Sultan Hasanuddin mulai memerintah Kesultanan Gowa pada 1653 dengan
gelar I Mallombasi Daeng Mattawang Muhammad Baqir Karaeng Bonto Mangngape
Sultan Hasanuddin Tuminanga ri Balla'pangkana. Sultan Hasanuddin mendapatkan
julukan Ayam Jantan dari Timur atau De Haav van de Oesten. Julukan itu diberikan
Belanda kepada Sultan Hasanuddin karena keberaniannya melawan penjajah. Dia lahir di
Gowa pada 12 Januari 1631 dengan nama asli Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng
Mattawang Karaeng Bonto Mangape.
Tuanku Imam Bonjol

Beliau adalah pahlawan nasional dan ulama dari Sumatera barat. Tuanku Imam Bonjol
mempunyai beberapa gelar yaitu Peto Syarif dan malin Basa. Beliau adalah tokoh yang
memimpin Perang Padri (1803-1838). Lahir di tahun 1772 dan wafat pada 6 November
1864 di Minahasa. Beliau wafat pada masa pengasingannya.

Pangeran Antasari

Pangeran Antasari berjuang melawan penjajahan Belanda di daerah Banjar, Kalimantan


Selatan. Beliau lahir di tahun 1797 di Banjar. Di masa mudanya, Pangeran Antasari
memiliki nama Gusti Inu Kartapati. Di tanggal 14 Maret 1862, beliau diangkat menjadi
Sultan Banjar serta menyandang gelar “Panembahan Amirudin Mukminin” atau
pemimpin pemerintahan, panglima perang, dan pemuka agama tinggi. beliau dianugerahi
sebagai Pahlawan Nasional di tanggal 27 Maret 1968. Beliau wafat di Tanah kampung
Bayan Begok, Sampirang, pada tanggal 11 Oktober 1862.

Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro merupakan pahlawan nasional keturunan Keraton Yogyakarta.


Beliau membersamai rakyat Indonesia dalam melawan pemerintah Belanda di tahun
1825 hingga 1830.Pangeran Diponegoro lahir di tanggal 25 November 1785 di
Yogyakarta serta wafat pada 8 Januari 1855 di Makassar. Beliau merupakan putra
pertama Sultan Hamengkubuwana III dan menjabat sebagai Raja Kesultanan yang ke
tiga. Saat ini, nama Diponegoro diabadikan menjadi nama jalan, serta nama stadion dan
Universitas, beliau mendapat gelar Pahlawan Nasional di tanggal 6 November 1973.
Patimura

Pahlawan nasional ini mempunyai nama asli Thomas Matulessy. Orang yang juga
dikenal dengan nama kapiten Patimura ini lahir di tanggal 8 juni 1783 di Maluku. Beliau
merupakan pimpinan pasukan dalam peperangan yang besar. Salah satunya yang terjadi
di tahun 1817.Patimura juga merupakan orang yang bisa menyatukan semangat rakyat
Kerajaan ternate dan Tidore. Perang yang paling ganas dan terkenal adalah perang
Patimura. Sebelum melawan VOC Belanda, beliau adalah mantan sersan militer Inggris.
Sebagai panglima, beliau amat cakap dalam mengatur strategi perang dengan
prajuritnya. Hingga akhirnya, beliau diberi gelar kapiten di tanggal 16 Mei 1817.

Si Singamangaraja XII 

Si Singamangaraja XII dengan nama lengkap Patuan Bosar Sinambela ginoar Ompu


Pulo Batu (18 Februari 1845 – 17 Juni 1907) adalah seorang raja di Negeri Toba dan
pejuang yang berperang melawan Belanda. Ia diangkat oleh pemerintah Indonesia
sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK
Presiden RI No 590/1961.Semula, ia dimakamkan di Tarutung, Tapanuli Utara, lalu
dipindahkan ke Soposurung, Balige, Toba pada tahun 1953. Si Singamangaraja XII
tewas pada 17 Juni 1907 saat disergap oleh sekelompok anggota Korps Marsose –
sebuah pasukan khusus Belanda. Penyergapan tersebut dipimpin oleh Hans Christoffel di
kawasan sungai Aek Sibulbulon, di suatu desa bernama Si Onom Hudon, di
perbatasan Humbang dengan Dairi.
Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara atau yang bernama asli Raden Soewardi Soerjaningrat merupakan
pahlawan nasional yang juga seorang aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia,
kolumnis, politisi, serta pelopor di bidang pendidikan di masa penjajahan Belanda.
Beliau merupakan pendiri dari Perguruan Tinggi Taman Siswa Yogyakarta. Lembaga
pendidikan ini memberi kesempatan bagi masyarakat pribumi untuk mendapat hak
dalam pendidikan seperti priyayi maupun orang Belanda.
Beliau lahir di tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta dan tutup usia di tanggal 26 April
1959. Setelah meninggal, Ki Hajar Dewantara dinobatkan menjadi pahlawan Nasional
yang ke-2 oleh Presiden Soekarno.

Kartini

Meskipun ia adalah seorang perempuan ningrat, tapi Kartini mempunyai pemikiran yang
moderat. Hidupnya sebagian besar dihabiskan untuk memperjuangkan kesetaraan gender
bagi kaum wanita. Perjuangannya dimulai dengan mendirikan sekolah Kartini di tahun
1912 di kota Semarang.
Kartini berupaya merubah paradigma masyarakat Indonesia terhadap gender. Raden
Ajeng Kartini lahir di jepara di tanggal 21 April 1879. Kartini menikah dengan Bupati
Rembang Singgih Djojo Adhiningrat di tanggal 12 November 1903, ia merupakan
seorang yang telah mempunyai tiga orang istri.
setelah itu, beliau hijrah ke Rembang dan diberikan kebebasan untuk mendirikan sekolah
bagi para wanita di daerah kompleknya. Sekarang, bangunan ini menjadi Gedung
Pramuka. Kartini meninggal di usia 25 tahun tepatnya pada tanggal 17 September 1879.
Untuk mengenang jasanya, maka hari kelahirannya diperingati sebagai Hari Kartini.
Mohammad Husni Thamrin

Thamrin lahir di Weltevreden, Batavia (sekarang Jakarta), Hindia Belanda, pada 16


Februari 1894. Ayahnya adalah seorang Belanda dengan ibu orang Betawi. Sejak kecil ia
dirawat oleh pamannya dari pihak ibu karena ayahnya meninggal, sehingga ia tidak
menyandang nama Belanda.[2] Sementara itu kakeknya, Ort, seorang Inggris, merupakan
pemilik hotel di bilangan Petojo, menikah dengan seorang Betawi yang bernama
Noeraini. Namanya diabadikan sebagai salah satu jalan protokol di Jakarta, salah satu
stasiun MRT yang sedang dibangun di bawahnya (stasiun MRT Thamrin), dan proyek
perbaikan kampung besar-besaran di Jakarta ("Proyek MHT") pada tahun 1970-an. Pada
tanggal 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia,
mengabadikannya di pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp. 2.000,
Cut Nyak Dhien

Salah satu tokoh pahlawan Nasional Indonesia perempuan yang diabadikan namanya
menjadi Bandar udara di Meulaboh adalah Cut Nyak Dhien. Belau adalah pahlawan
yang lahir pada tahun 1984 di Kerajaan Aceh, Lampadang. Semangatnya yang tinggi
melawan penjajah membuatnya harus wafat di usia yang masih sangat muda yaitu 24
tahun, tepatnya di tanggal 6 November 1908. Ia juga berjuang bersama suaminya yaitu
Teuku Umar. Suaminya gugur di tanggal 11 Januari 1899. Cut Nyak Dhien dimakamkan
di Sumedang, Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai