Untung Surapati
Untung Surapati
Untung alias Surapati tiba di Kartasura mengantarkan Raden Ayu Gusik Kusuma pada
ayahnya, yaitu Patih Nerangkusuma. Nerangkusuma adalah tokoh anti VOC yang gencar
mendesak Amangkurat II agar membatalkan perjanjiannya dengan bangsa Belanda tersebut.
Nerangkusuma juga menikahkan Gusik Kusuma dengan Surapati. Kapten François
Tack (perwira VOC senior yang ikut berperan dalam penumpasan Trunajaya dan Sultan
Ageng Tirtayasa) tiba di Kartasura bulan Februari 1686 untuk menangkap
Surapati. Amangkurat II yang telah dipengaruhi Nerangkusuma, pura-pura membantu VOC.
Pertempuran pun meletus di halaman keraton. Pasukan VOC hancur. Sebanyak 75
orang Belanda tewas. Kapten Tack sendiri tewas di tangan Untung. Tentara Belanda yang
masih hidup menyelamatkan diri ke benteng mereka.
Namun ia berwasiat agar kematiannya dirahasiakan. Makam Surapati pun dibuat rata dengan
tanah. Perjuangan dilanjutkan putra-putranya dengan membawa tandu berisi Surapati palsu.
Nilai nilai perjuangan yang dapat kita ambil dari perjuangan tokoh Untung Suropati adalah
sebagai orang dari kalangan biasa Ia mau mau melawan dan berjuang mendobrak penjajahan.
Walaupun sempat ditarik oleh VOC untuk bergabung pasukan Belanda, Untung Suropati
tidak lantas menutup mata. Ia masih cerdas dan dapat mengetahui siasat licik VOC.
Perjuangannya itu pun tidak hanya di satu tempat, antara lain di Pasuruan, Mataram dan
Bangil.