Anda di halaman 1dari 3

Untung Surapati

Nama : Venita Ailen Anton


Kelas : XI MIPA
Nama asli dari Untung Surapati adalah Surawiraaji. Ia berasal dari Bali yang ditemukan oleh
Kapten van Beber, seorang perwira VOC yang ditugaskan di Makassar. Kapten van Beber
menjualnya kepada perwira VOC lain bernama Moor. Sejak memiliki budak baru, kekayaan
Moor meningkat pesat. Anak kecil itu pun dianggap pembawa keberuntungan sehingga di
beri nama “Si Untung”.

Pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa raja Banten dikalahkan VOC. Putranya yang


bernama Pangeran Purbaya melarikan diri ke Gunung Gede. Ia memutuskan menyerah tetapi
hanya mau dijemput perwira VOC pribumi. Kapten Ruys (pemimpin benteng Tanjungpura)
berhasil menemukan kelompok Untung. Mereka ditawari pekerjaan sebagai
tentara VOC daripada hidup sebagai buronan. Untung pun dilatih ketentaraan, diberi pangkat
letnan, dan ditugasi menjemput Pangeran Purbaya. Untung menemui Pangeran Purbaya untuk
dibawa ke Tanjungpura. Datang pula pasukan Vaandrig Kuffeler yang
memperlakukan Pangeran Purbaya dengan kasar. Untung tidak terima dan menghancurkan
pasukan Kuffeler di Sungai Cikalong, 28 Januari 1684. Pangeran Purbaya tetap menyerah
ke Tanjungpura, tetapi istrinya yang bernama Gusik Kusuma meminta Untung mengantarnya
pulang ke Kartasura. Untung kini kembali menjadi buronan VOC. Antara lain ia pernah
menghancurkan pasukan Jacob Couper yang mengejarnya di desa Rajapalah. Ketika
melewati Kesultanan Cirebon, Untung berkelahi dengan Raden Surapati, anak angkat sultan.
Setelah diadili, terbukti yang bersalah adalah Surapati. Surapati pun dihukum mati. Sejak itu
nama "Surapati" oleh Sultan Cirebon diserahkan kepada Untung.

Untung alias Surapati tiba di Kartasura mengantarkan Raden Ayu Gusik Kusuma pada
ayahnya, yaitu Patih Nerangkusuma. Nerangkusuma adalah tokoh anti VOC yang gencar
mendesak Amangkurat II agar membatalkan perjanjiannya dengan bangsa Belanda tersebut.
Nerangkusuma juga menikahkan Gusik Kusuma dengan Surapati. Kapten François
Tack (perwira VOC senior yang ikut berperan dalam penumpasan Trunajaya dan Sultan
Ageng Tirtayasa) tiba di Kartasura bulan Februari 1686 untuk menangkap
Surapati. Amangkurat II yang telah dipengaruhi Nerangkusuma, pura-pura membantu VOC.
Pertempuran pun meletus di halaman keraton. Pasukan VOC hancur. Sebanyak 75
orang Belanda tewas. Kapten Tack sendiri tewas di tangan Untung. Tentara Belanda yang
masih hidup menyelamatkan diri ke benteng mereka.

Amangkurat II takut pengkhianatannya terbongkar. Ia merestui Surapati dan Nerangkusuma


merebut Pasuruan. Di kota itu, Surapati mengalahkan bupatinya, yaitu Anggajaya, yang
kemudian melarikan diri ke Surabaya. Bupati Surabaya bernama Adipati Jangrana tidak
melakukan pembalasan karena ia sendiri sudah kenal dengan Surapati di Kartasura.

Untung Surapati pun mengangkat diri menjadi bupati Pasuruan dan bergelar Tumenggung


Wiranegara.

Sepeninggal Amangkurat II tahun 1703, terjadi perebutan


takhta Kartasura antara Amangkurat III melawan Pangeran Puger. Pada tahun 1704 Pangeran
Puger mengangkat diri menjadi Pakubuwana I dengan dukungan VOC. Tahun
1705 Amangkurat III diusir dari Kartasura dan berlindung ke Pasuruan.

Pada bulan September 1706 gabungan pasukan VOC, Kartasura, Madura,


dan Surabaya dipimpin Mayor Goovert Knole menyerbu Pasuruan. Pertempuran di benteng
Bangil akhirnya menewaskan Untung Surapati alias Wiranegara tanggal 17 Oktober 1706.

Namun ia berwasiat agar kematiannya dirahasiakan. Makam Surapati pun dibuat rata dengan
tanah. Perjuangan dilanjutkan putra-putranya dengan membawa tandu berisi Surapati palsu.

Nilai nilai perjuangan yang dapat kita ambil dari perjuangan tokoh Untung Suropati adalah
sebagai orang dari kalangan biasa Ia mau mau melawan dan berjuang mendobrak penjajahan.
Walaupun sempat ditarik oleh VOC untuk bergabung pasukan Belanda, Untung Suropati
tidak lantas menutup mata. Ia masih cerdas dan dapat mengetahui siasat licik VOC.
Perjuangannya itu pun tidak hanya di satu tempat, antara lain di Pasuruan, Mataram dan
Bangil.

Anda mungkin juga menyukai