Pendudukan Jepang Dan Pengaruhnya Di Indonesia
Pendudukan Jepang Dan Pengaruhnya Di Indonesia
PENDUDUKAN JEPANG
DI INDONESIA DAN PENGARUHNYA
Sedangkan factor-faktor yang menarik Jepang untuk melakukan politik Ekspansi ke wilayah
Indonesia :
a. Indonesia merupakan wilayah yang kaya akan SDA yang sangat dibutuhkan bagi
kelangsungan industri Jepang.
b. Indonesia memiliki penduduk yang sangat banyak, sehingga sangat potensial bagi Jepang
untuk memasarkan hasil produksi dari industrinya.
c. Keinginan untuk menggantikan pengaruh dan dominasi negara-negara Barat (Eropa).
Pada tanggal 1 Maret 1942, kemenangan tentara Jepang dalam perang Pasifik menunjukkan ke-
mampuan Jepang dalam mengontrol wilayah yang sangat luas, yaitu dari Burma-Pulau Wake di
Samudra Pasifik. Setelah daerah-daerah di luar pulau Jawa dikuasai, Jepang memusatkan
perhatiannya untuk menguasai tanah Jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. Untuk
menghadapi gerak invasi tentara Jepang, blok sekutu yang terdiri atas Belanda, Amerika Serikat,
dan Inggris membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat (ABDACOM = American British
Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang. Letnan Jendral Ter Poorten diangkat
sebagai Panglima ABDACOM. Namun kekuatan ABDACOM tidak mampu menyelamatkan
Hindia Belanda dari kekalahan. Sementara itu, Gubernur Jendral Carda pada Februari 1942 telah
mengungsi ke Bandung.
Dalam pertempuran di Laut Jawa, Angkatan Laut Jepang berhasil menghancurkan pasukan
gabungan Belanda-Inggris yang dipimpin oleh Laksamana Karel Doorman. Sisa-sisa pasukan
Belanda yang berhasil lolos melarikan diri ke Austalia. Sementara itu, Jendral Imamura dan
pasukannya mendarat di Jawa pada tgl 1 Maret 1942. Yang mendarat di 3 tempat, yakni Banten
dipimpin oleh Jendral Imamura sendiri. Kemudian pendaratan di Eretan Wetan-Indramayu
dipimpin oleh Kolonel Tonishori, dan pendaratan di sekitar Bojonegoro dikoordinasi oleh Mayjen
Tsuchibashi.
Untuk menghadapi pasukan Jepang, sekutu telah mempersiapkan diri, antara lain berupa tentara
gabungan ABDACOM, ditambah satu kompi kadet dari Akademi Militer Kerajaan dan Korps
Pendidikan Perwira Cadangan di Jawa Barat. Di Jawa Tengah, telah disiapkan 4 batalion infanteri,
sedangkan Jawa Timur terdiri 3 batalion pasukan bantuan Indonesia dan 1 batalion marinir, serta
ditambah dengan satuan-satuan dari Inggris dan Amerika. Meskipun demikan, tentara Jepang
mendarat di Jawa Tengah dengan jumlah yang sangat besar, berhasil merebut tiap daerah hampir
tanpa perlawanan.
Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang. Tentara Jepang terus bergerak ke selatan
dan menguasai kota Buitenzorg (Bogor). Dengan mudah kota-kota di Jawa lainnya juga jatuh ke
tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jendral Ter Poorten atas nama komandan
pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang diwakili
Jendral Imamura. Penandatanganan ini dilaksanakan di Kalijatui, Subang. Penyerahan Belanda
kepada Jepang kemudian dikenal dengan Kapitulasi Kalijati. Dengan demikian, berakhirlah
penjajahan Belanda di Indonesia.
D. Pemerintahan Sipil
Pada Agustus 1942, pemerintahan militer berusaha meningkatkan sistem pemerintahan, antara lain
dengan mengeluarkan UU No.27 tentang aturan pemerintahan daerah dan dimantapkan dengan
UU No.28 tentang pemerintahan shu serta tokubetsushi. Menurut UU No.28 ini, pemerintahan
daerah yang tertinggi adalah shu (keresidenan). Seluruh pulau Jawa dan Madura, kecuali Kochi
Yogyakarta dan Kochi Surakarta, dibagi menjadi daerah-daerah shu (keresidenan), shi (kota-
praja), ken (kabupaten), gun (kawedanan), son (kecamatan), dan ku (desa/kelurahan). Seluruh
pulau Jawa dan Madura dibagi menjadi 17 shu.
Pemerintahan shu dipimpin oleh seorang shucokan. Shucokan memiliki kekuasaan seperti guber-
nur pada zaman Hindia Belanda. Dalam menjalani pemerintahan shucokan dibantu oleh Cokan
Kanbo (Majelis Permusyawaratan Shu).
Pemerintahan pendudukan Jepang juga membentuk sebuah kota yang dianggap memiliki posisi
yang sangat penting sehingga menjadi daerah semacam daerah swantantra (otonomi). Daerah ini
disebut tokubetsushi (daerah istimewa), yang posisi dan kewenangannya seperti shu yang berada
langsung di bawah pengawasan gunseikan. Sebagai contoh adalah kota Btavia, sebagai Batavia
Tokubetsushi di bawah pimpinan Tokubetsu shico.
1. Organisasi-organisasi Bentukan Jepang
a. Gerakan 3A
Semboyan : Nippon cahaya Asia, Nippon pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia.
b. PUTERA ( Pusat Tenaga Rakyat)
c. Jawa Hokokai ( Himpunan Kebangkitan Jawa)
d. Cuo Sangi In
e. Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI).