Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH JENIS PUPUK TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU

Oleh :
Venita Ailen Anton / XII MIPA
Cynthia Amara / XII MIPA
Princess Yunaleska / XII MIPA

SMA KATOLIK MGR. SOEGIJAPRANATA


PASURUAN
JL. PANGLIMA SUDIRMAN NO. 64 PASURUAN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia beserta rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kacang Hijau”. Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah untuk
mempelajari pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan sehingga proposal penelitian ini dapat selesai. Ucapan
terima kasih ini penulis tujukan kepada :
1. Bapak Untung Makrup, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMAK Mgr. Soegijapranata
Pasuruan
2. Ibu Dra. Iphigenia Kristiati selaku Guru Biologi SMAK Mgr. Soegijapranata Pasuruan
3. Bapak Mokhammad Kholil, S.Pd selaku Guru Bahasa Indonesia SMAK Mgr.
Soegijapranata Pasuruan
4. Orang tua yang tak henti-hentinya selalu mendoakan dan memotivasi untuk senantiasa
bersemangat dan tak mengenal kata putus asa.
5. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya proposal ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam proposal ini. Oleh karena itu,
segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik. Semoga
proposal penelitian “Pengaruh Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang
Hijau” ini bermanfaat bagi kita semua.
Pasuruan, 25 Juli 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………….i
Daftar Isi………………………………………………………………………………………..ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………...…1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….….....1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………….…...2
1.4 Manfaat…………………………………………………...……………………………...…2
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Kacang Hijau………………………………………………………………………………..3
2.2 Agroekologi Kacang Hijau………………………………………………………………….4
2.3 Pertumbuhan………………………………………………………………………………...5
2.4 Pupuk……………………………………………………………………………..................7
2.4.1 Pupuk Kandang………………………………………………………………………..9
2.4.2 Pupuk Kompos……………………………………………………………………….10
2.4. 3 Pupuk Urea…………………………………………………………………………...10
2.5 Air………………………………………………………………………………………….11
Bab III Metode Penelitian
3.1 Variable dan Definisi Operasional Variable
3.1.1 Variable Kontrol……………………………………………………………………...12
3.1.2 Variable Bebas……………………………………………………………………….12
3.1.3 Variable Terikat……………………………………………....……………………...12
3.2 Alat dan Bahan………………………………………………………………………….….13
3.3 Prosedur Pelaksanaan……………………………………………………………...…….…13
3.4 Jadwal Penelitian……………………………………………………………………….…..13
Bab IV Daftar Pustaka……………………………………………………………….......….….14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral).
Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen
seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian,
dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Tujuan pemupukan untuk menyediakan unsur hara yang kurang atau sebagai pengganti
unsur harayang telah habis diserap oleh akar tanaman. dalam proses pertumbuhan serta
perkembangan tanaman,dibutuhkan berbagai macam unsur hara, baik berupa hara makro
maupun hara mikro.
Adapun unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman adalah Nitrogen (N), Fosfor
(P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Belerang (S). Sedangkan unsur
hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman adalah Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B),
Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molybdenum (Mo), dan Klor (Cl).
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar
tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak makanan. terlalu sedikit atau terlalu
banyak makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah
ataupun disemprotkan kedaun.
Kacang hijau dalam bahasa latinnya Vigna radiate adalah sejenis tanaman budidaya
dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-
polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai
sumber bahan pangan berpotein nabati tinggi.Seperti halnya makhluk hidup yang lainnya
kacang hijau juga mengalami suatu pertumbuhan. Selama mengalami proses peningkatan
atau pematangan aktivitas organ baik dalam segi ukuran, yang meliputi volume, massa,
jumlah, dan panjang.
Tanaman kacang hijau yang mulanya kecil tumbuh seiring dengan bejalannya waktu
dan perlakuan yang diperolehnya. Pertumbuhan yang dialami oleh tanaman kacang hijau
tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pemberian nutrisi.
Dalam hal ini adalah pupuk.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah ada pengaruh pemberian jenis pupuk yang berbeda terhadap kecepatan
pertumbuhan tinggi batang tanaman kacang hijau ?
2. Bagaimana perbedaan pertambahan tinggi batang tanaman kacang hijau antara yang
diberi pupuk urea, pupuk kandang, dan pupuk kompos ?
3. Mengapa jenis pupuk dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis pupuk yang membuat tanaman kacang hijau tumbuh maksimal
2. Membandingkan pertumbuhan kacang hijau terhadap beberapa jenis pupuk

1.4 Manfaat
1. Sebagai acuan dasar atas penelitian yang akan dilakukan
2. Sebagai gambaran singkat tentang penelitian yang akan dilakukan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kacang Hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan yang temasuk suku polong-polongan (fabaceae) ini memiliki
banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan protein nabati
tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai sumber
tanaman pangan, setelah kedelai dan kacang tanah.
Taksonomi tanaman kacang hijau
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Vigna
Spesies : V. radiata
Kacang hijau memiliki ciri ciri sebagai berikut :
1. Daun
Kacang hijau memiliki ciri-ciri daun yang berbentuk hampir mirip segitiga yang
lancip pada bagian ujungnya, umumnya daun kacang hijau memiliki tiga helai daun
pada tiap tangkai daunnya, daun dari kacang hijau memiliki warna hijau dan jika
sudah tua daun akan berwarna kuning sampai akhirnya berubah menjadi warna
coklat.
2. Batang
Tumbuhan yang memiliki nama latin Vigna radiata ini memiliki batang yang
berwarna hijau kemerahan atau sering juga berwarna kecoklatan tergantung dari
jenis varietas. Bentuk dari batang kacang hijau yaitu bulat dengan ukuran yang
berdiameter 2 sampai 5 mm dan mempunyai buku-buku di bagian batangnya. Batang
tumbuhan ini umumnya mempunyai tinggi kurang lebih satu meter dengan memiliki
cabang yang tumbuh pada tiap ruas batang.
3. Akar
Akar tumbuhan ini memiliki akar tunggang, akan tetapi juga mempunyai akar-akar
kecil yang mengelilingi akar tunggangnya, warna dari akar kacang hijau
ini memiliki warna coklat dengan panjang akar kacang hijau kurang lebih 15 sampai
20 cm.
4. Bunga
Bunga kacang hijau mirip dengan bentuk kupu-kupu dan mempunyai kelamin yang
sangat sempurna yaitu putik dan benang sari, dan penyerbukan dari kacang hijau ini
dilakukan saat malam hari. Kacang hijau sendiri memiliki warna bunga berwarna
kuning.
5. Buah/Polong
Kacang hijau memiliki buah yang berbentuk memanjang, dengan panjang rata-rata
kurang lebih 10 sampai 15 cm dan pada bagian dalamnya terdapat polong yang
memiliki warna hijau, buah kacang hijau mempunyai warna hijau ketika masih muda,
sedangkan ketika sudah tua warna dari buah dapat berubah menjadi hitam yang
disertai dengan warna polong berubah menjadi warna hijau.

2.2 Agroekologi Kacang Hijau


1. Syarat Tumbuh
Tekstur tanah yang digunakan yaitu tanah liat berlempung yang banyak mengandung
bahan organik beraerasi serta memiliki drainase yang baik. Struktur lahan pertanian yang
digunakan yaitu tanah yang cukup gembur dengan Ph antara 5,8 sampai 7,0 namun yang
optimal yaitu 6,7.
2. Pengelolaan Tanah
Pada lahan sawah bekas tumbuhan padi tidak dilakukan sistem tanpa olah tanah atau
(TOT). Persiapan lahan yang baik dilakukan yakni pada saat belum tanam. Untuk tanah
yang memiliki tekstur ringan tidak membutuhkan adanya pengolahan tanah. Pada
daerah pertanian lahan kering atau tegalan pengolahan tanah dilakukan secara intensif
mulai dari membersihkan rumput, mencangkulnya sampai gembur, untuk tanah tegalan
yang cukup keras pembajakannya dilakukan dengan kedalaman sekitar 15 sampai 20 cm,
dan dibuat petakan dengan ukuran 3 sampai 4 m.
3. Penanaman
Waktu tanam yang sesuai dengan habitat kacang hijau pada lahan sawah yakni pada saat
musim kemarau setelah musim tanaman padi. Sedangkan, pada lahan tegalan dapat
dilakukan pada saat awal musim hujan. Cara tanam benih yang dapat ditanam dengan cara
tugal yaitu dengan jarak 40 cm x 10 cm dan 40 cm x 15 cm dan pada masing-masing
lubang tanam dapat diisi dengan dua benih.
4. Pemupukan
Untuk lahan sawah setelah tanaman padi tidak perlu dilakukan pemupukan. Sedangkan
untuk lahan kering perlu dilakukan pemupukan dengan NPK. Pada tanah dangkal dan
masam dilakukan pemupukan dengan 90 kg TSP + 45 kg Urea + 45 + 50 kg KCL/ha.
Penambahan pupuk organik seperti kompos dan pupuk kandang berfungsi untuk
meningkakan aerasi dan kapasitas untuk menahan air dalam tanah.
2.3 Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan perubahan fisik yang terjadi seperti volume, tinggi,
dan massa karena adanya pertambahan sel-sel di dalam tubuh dan bersifat irreversible.
Tahapan dalam pertumbuhan yaitu :
1. Perkecambahan
Perkecambahan biji merupakan serangkaian proses penting yang dimulai sejak dorman
(periode diam) sampai menjadi bibit yang sedang tumbuh.
Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis sebagai berikut:
1. Imbibisi dan absorpsi
2. Hidrasi jaringan
3. Absorpsi oksigen
4. Pengaktifan enzim dan pencernaan
5. Transport molekul yang terhidrolisis ke sumbu embrio
6. Peningkatan respirasi dan similasi
7. Munculnya embrio
Perkecambahan dimulai dari penyerapan air oleh biji, sehingga beratnya bertambah.
Proses ini disebut dengan proses imbibisi. Pertambahan berat biji yang siap berkecambah
pada kacang kira-kira 1,5 kali berat biji semula. Embrio menyekresikan hormon giberelin.
Giberelin merangsang aleuron untuk mensintesis dan mengeluarkan enzim. Contohnya :
amilase dan protease.
Masuknya air pada biji mengaktifkan enzim dan memungkinkan makanan cadangan
(tepung) dihidrolisis menjadi larutan yang sesuai untuk dibawa ke titik tumbuh kecambah.
Kecepatan perkecambahan dapat juga ditentukan oleh kecepatan menyiapkan makanan.
Namun harus anda ingat, disamping faktor air dan makanan, terdapat faktor lain yang dapat
mengendalikan perkecambahan yaitu faktor suhu dan persediaan oksigen.
Tahap perkecambahan ialah munculnya plantula ( tanaman kecil ) dari dalam biji
yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio, pada saat biji mengalami
perkecambahan, bagian plumula akan tumbuh dan berkembang menjadi batang sedangkan
radikula akan tumbuh menjadi akar
2. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung
pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. Tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. Akar embrionik yaitu calon akar
c. Kotiledon yaitu cadangan makanan
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya terbagi menjadi 3 daerah:
1) Daerah pembelahan Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematic)
2) Daerah pemanjangan Berada di belakang daerah pembelahan
3) Daerah diferensiasi Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan.
Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda
dan tunas lateral yang akan menjadi cabang. Setelah fase perkecambahan, diikuti
pertumbuhan tiga sistem jaringan meristem primer yang terletak di akar dan batang. Pada
fase ini tumbuhan membentuk akar, batang, dan daun. Tiga sistem jaringan primer yang
terbentuk sebagai berikut:
1) Protoderm, yaitu lapisan terluar yang akan membentuk jaringan epidermis.
Meristem dasar yang akan berkembang menjadi jaringan dasar yang mengisi
lapisan korteks pada akar di antara style dan epidermis.
2) Prokambium, yaitu lapisan dalam yang akan berkembang menjadi silinder pusat,
yaitu floem dan xilem.
A. Pertumbuhan Primer Pada Akar
Akar muda yang keluar dari biji segera masuk ke dalam tanah, selanjutnya membentuk
sistem perakaran tanaman. Titik tumbuh akar dibedakan menjadi daerah
a. Pembelahan
Tersusun oleh sel-sel meristem yang berbentuk kotak dan berukuran sangat kecil.
terdapat pada bagian ujung, di belakang tudung akar. Pada daerah ini terdapat meristem
primer dan meristem apikal dengan sel-sel yang aktif membelah (meristematik). Meristem
apikal merupakan pusat pembelahan sel.
b. Pemanjangan
Tersusun atas sel-sel yang memiliki kemampuan untuk membesar dan memanjang.
Pembentangan sel di daerah ini akan mendorong akar untuk menembus tanah
c. Diferensiasi
Tersusun atas sel-sel yang mengalami proses diferensiasi, sehingga memiliki struktur
dan fungsi khusus. Epidermis pada daerah diferensiasi sudah terdiferensiasi dan tumbuh
bulu-bulu akar, xilem dan floem
Tudung akar (kaliptra). Tudung akar atau kaliptra berfungsi sebagai pelindung terhadap
benturan fisik ujung akar terhadap tanah sekitar pertumbuhan. Fungsi lain ujung akar, yaitu
memudahkan akar menembus tanah karena tudung akar dilengkapi dengan sekresi cairan
polisakarida. Perbedaan antara tudung akar dikotil dan monokotil sebagai berikut:
a. Pada tudung akar dikotil, antara ujung akar dengan kaliptra tidak terdapat batas yang
jelas dan tidak memiliki titik tumbuh pada kaliptra tersebut.
b. Pada tudung akar monokotil, antara ujung akar dan kaliptra terdapat batas
yang jelas atau nyata dan mempunyai titik tumbuh tersendiri yang disebut
kaliptrogen.
c. Sel-sel kaliptra yang dekat dengan ujung akar mengandung butir-butir tepung
yang disebut kolumela.
Gambar Jaringan meristem apikal akar.
a. tudung akar
b. meristem
c. daerah pemanjangan sel
d. korteks
e. floem
f. xylem
B. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan
membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan.
Tahapan pertumbuhan sekunder akar dan batang
1. Sel-sel kambium vaskuler terletak di antara xilem dan floem
2. Sel-sel kambium vaskuler melakukan pembelahan ke arah dalam membentuk
jaringan xilem sekunder dan ke arah luar membentuk jaringan floem sekunder
C. Pertumbuhan Primer pada Batang
Pertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi daerah pertumbuhan
(titik tumbuh), daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Meristem apikal pada batang
dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah pada ujung tunas yang biasa disebut
kuncup. Di dalam kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil (primordia) memiliki jarak
sangat pendek karena jarak internodus (antar ruas) sangat pendek. Pertumbuhan,
pembelahan, dan pemanjangan sel terjadi di dalam internodus.
2.4 Pupuk
Pupuk adalah bahan yang memiliki kandungan satu atau lebih unsur hara yang
diberikan pada tanaman atau media tanam untuk mendukung proses pertumbuhannya agar
bisa berkembang secara maksimal.
Secara alamiah, bumi dan atmosfer di atasnya adalah sumber hara yang tidak terbatas
bagi kehidupan tanaman. Namun ketersediaannya tidak seirama dengan kebutuhan
tanaman, sehingga diperlukan campur tangan manusia melalui biosphere management, di
antaranya pengaturan komoditas, klon, masa tanam, lokasi, pemupukan, irigasi, dll, agar
tujuan produksi tinggi dan efisien dapat tercapai.
Tanaman membutuhkan 13 macam unsur hara esensial makro (N, P, K, S, Mg, Ca).
unsur hara mikro (Cl, Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo) dan kurang lebih 5 unsur hara non-esensial
/ fungsional (Na, Co, V, Si, Ni). Ke 13 unsur hara essensial wajib diperlukan tanaman
untuk metabolisme yang sempurna, sementara itu 5 unsur hara non essensial, dalam
beberapa hal mampu berfungsi atau menggantikan sementara peran beberapa unsur hara
essensial. Kekurangan hanya salah satu hara essensial akan menyebabkan keterbatasan
produktivitas. Dalam aspek hara, produktivitas tanaman dibatasi oleh hara yang paling
minimal.
Fungsi pupuk adalah sebagai sumber unsur hara tambahan atau pengganti yang
diperlukan tanaman untuk mendukung pertumbuhannya. Pupuk juga bisa dipergunakan
untuk memperbaiki struktur tanah agar layak digunakan sebagai media tanam.
Jenis Pupuk adalah penggolongan pupuk berdasarkan asal, senyawa, kandungan
unsur hara, bentuk fisik, aplikasi dan cara pelepasan unsur haranya.
Berdasarkan asalnya terdiri atas pupuk alam dan pupuk buatan. Pupuk alam adalah
pupuk yang yang terbuat dari bahan yang berasal dari alam. Contoh pupuk alam adalah
pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk guano dll. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat
oleh pabrik dengan merekayasan bahan dari alam melalui proses fisika dan kimia. Contoh
pupuk buatan adalah Pupuk Urea, Pupuk TSP, Pupuk ZA dll.
Berdasarkan senyawanya terdiri atas pupuk organik dan apupuk anorganik.
Pupuk Organik adalah pupuk yang memiliki kandungan senyawa organik. Pupuk organik
kebanyakan berasal dari alam, yang terproses alami atau dengan rekayasa. Contoh pupuk
organik adalah pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk guano dll.
Pupuk Anorganik adalah pupuk yang memiliki senyawa anorganik. Pupuk anorganik
kebanyakan merupakan pupuk buatan, maupun pupuk alam yang terbuat dari bahan kimia.
Contoh pupuk anorganik adalah Pupuk NPK, Pupuk Urea, Pupuk TSP, Pupuk ZA dll.
Berdasarkan bentuknya pupuk terdiri atas pupuk padat dan pupuk cair.
Pupuk Padat adalah pupuk yang memiliki bentuk fisik padatan dengan kelarutan yang
beragam. Kebanyakan merupakan pupuk yang menganduk unsur hara makro. Contoh
pupuk padat adalah pupuk tablet, pupuk briket, pupuk granul, dll. Pupuk Cair adalah pupuk
yang memiliki bentuk fisik cair. Kebanyakan merupakan pupuk yang mengandung unsur
hara makro dan mikro.
Berdasarkan jumlah unsur haranya pupuk terdiri atas pupuk tunggal dan pupuk
majemuk. Pupuk Tunggal adalah pupuk yang mengandung satu macam unsur hara saja.
Kebanyakan merupakan kandungan unsur hara makro primer. Contoh pupuk tunggal
adalah pupuk urea yang mengandung unsur hara N, pupuk TSP yang mengandung unsur
hara P, dll. Pupuk Majemuk adalah pupuk yang mengandung beberapa macam unsur hara.
Contoh pupuk majemuk adalah pupuk NPK yang mengandung unsur hara nitrogen,
phosphorus, dan potassium
Berdasarkan aplikasinya pupuk terdiri atas pupuk daun dan pupuk akar.
Pupuk Daun adalah pupuk yang diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada daun
tanaman. Kebanyakan memiliki kandungan unsur hara mikro. Pupuk daun merupakan
jenis pupuk yang khusus diaplikasikan dengan cara disemprotkan pada permukaan daun.
Kebanyakan pupuk daun memiliki kandungan unsur hara mikro. Pupuk Akar adalah pupuk
yang diaplikasikan dengan cara disebar atau dibenamkan pada tanah disekeliling tanaman
agar mudah diserap oleh akar. Kebanyakan pupuk akar memiliki kandungan hara makro.
Berdasarkan pelepasan unsur haranya terdiri atas pupuk fast release dan pupuk slow
release. Pupuk Fast Release adalah pupuk yang melepaskan kandungan unsur haranya
secara cepat agar bisa langsung diserap oleh tanaman. Pupuk Slow Release adalah pupuk
yang melepaskan kandungan unsur haranya secara lambat agar bisa diserap oleh tanaman
secara bertahap.
Berdasarkan macam unsur haranya terdiri atas pupuk makro, pupuk mikro dan
pupuk makro mikro. Pupuk makro adalah pupuk yang hanya mengandung unsur hara
makro saja. Pupuk mikro adalah pupuk yang hanya mengandung unsur hara mikro saja
Pupuk makro mikro adalah pupuk yang hanya mengandung unsur hara makro dan mikro.
Berdasarkan reaksi fisiologinya terdiri atas pupuk masam, pupuk basa dan pupuk
netral. Pupuk Masam adalah pupuk yang meningkatkan kemasaman tanah atau
menurunkan pH tanah. Contoh pupuk masam adalah ZA /ammonium sulfat. Pupuk Basa
adalah pupuk yang menyebabkan tanah menjadi lebih basa atau miningkatkan pH tanah.
Contok pupuk basa adalah natrium nitrat. Pupuk Netral adalah pupuk yang tidak
menyebabkan perubahan kemasaman atau kebasaan tanah. Contoh pupuk basa adalah
ammonium nitrat.
2.4.1 Pupuk Kandang
Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan
pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Pupuk kandang
adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau. Zat hara yang dikandung
pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya. Pupuk kandang ternak
besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti magnesium, kalium, dan kalsium.
Pupuk kandang ayam memiliki kandungan fosfor lebih tinggi. Namun, manfaat utama
pupuk kandang adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh
secara baik.
Kebanyakan pupuk kandang berupa feses yang dikeluarkan oleh hewan ketika
sedang berada di kandang maupun ketika sedang digembalakan di lahan pertanian, misal
ketika sedang memakan brangkasan dan gulma. Kualitas nutrisi yang terkandung di dalam
pupuk kandang sangat ditentukan oleh jenis hewan dan apa yang dimakan oleh hewan
tersebut. Kotoran kuda masih mengandung banyak rumput karena sistem pencernaannya
tidak sama dengan ruminansia.
Tumpukan kotoran hewan dapat menghasilkan panas selama proses dekomposisi
sehingga dapat terbakar secara spontan jika ditumpuk dalam tumpukan yang besar. Ketika
kotoran hewan sudah terbakar, udara akan tercemar, menimbulkan bau tidak sedap.
2.4.2 Pupuk Kompos
Pupuk kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara
menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Untuk
membuat pupuk kompos diperlukan bahan baku berupa material organik dan organisme
pengurai. Organisme pengurainya bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme.
Teknologi pengomposan dikembangkan dari proses penguraian material organik
yang terjadi di alam bebas. Terbentuknya humus di hutan merupakan salah satu contoh
pengomposan secara alami. Prosesnya berjalan sangat lambat, bisa sampai berbulan-bulan
hingga bertahun-tahun. Kemudian umat manusia memodifikasi proses penguraian material
organik tersebut. Sehingga pengomposan yang dikelola manusia bisa dilakukan dalam
tempo yang lebih singkat.

2.4.3 Pupuk Urea


Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur
Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk
butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk urea merupakan pupuK yang mudah larut dalam
air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan
di tempat yang kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar
46% dengan pengertian setiap 100kg mengandung 46 Kg Nitrogen, Moisture 0,5%, Kadar
Biuret 1%, ukuran 1-3,35MM 90% Min serta berbentuk Prill.
Pupuk Urea memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.

 Berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih.

 Memiliki rumus kimia NH2 CONH2.

 Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis).

 Mengandung unsur hara N sebesar 46%.

 Standar SNI 2801:2010

 Unsur hara Nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi

tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, di antaranya :


 Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun

yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses fotosintesa.


 Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)

 Menambah kandungan protein tanaman

 Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman

perkebunan.
 Dengan pemupukan yang tepat & benar (berimbang) secara teratur, tanaman akan

tumbuh segar, sehat dan memberikan hasil yang berlipat ganda dan tidak merusak
struktur tanah.
2.5 Air
Air merupakan satu komponen yang sangat penting dan juga sangat dibutuhkan bagi
pertumbuhan makhluk hidup. Manfaat dan fungsi air bagi tumbuhan sangatlah banyak,
diantaranya adalah sebagai berikut :
 Air sebagi salah satu senyawa dalam pembentukan protoplasma
 Sebagai pelarut untuk proses masuknya mineral dari tanah ke tanaman
 Untuk proses reaksi metabolic tumbuhan
 Untuk rektan pada beberapa jumlah reaksi pada metabolism, contohnya pada siklus
asam trikarboksilat
 Untuk bahan penghasil hydrogen dalam proses fotosintesis
 Untuk menjaga turgiditas pada sel dan untuk menghasilkan tenaga mekanik pada
proses pembesaran suatu sel
 Guna mengatur suatu mekanisme pergerakan membuka dan menutup stomata pada
tumbuhan
 Untuk perpanjangan sel tumbuhan
 Untuk membantu berlangsungnya respirasi
Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya
menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan
akan menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati. Sedang tanda-tanda
pertama yang terlihat ialah layunya daun-daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena
penyerapan air tidak dapat mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika
proses tranpirasi ini cukup besar dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginya, maka
tanaman tersebut akan mengalmi kelayuan sementara (transcient wilting), sedang tanaman
akan mengalami kelayuan tetap, apabila keadaan air dalam tanah telah mencapai
permanent wilting percentage. Tanaman dalam keadaan ini sudah sulit untuk disembuhkan
karena sebagaian besar sel-selnya telah mengalami plasmolisia.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variable dan Definisi Operasional Variable
3.1.1 Variable Kontrol
a. Tanah
Tanah yang digunakan dalam penelitian pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan
tanaman kacang hijau di dalam gelas plastik harus memiliki berat tanah yang sama.
b. Air
Volume air yang digunakan dalam penelitian pengaruh jenis pupuk terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau di dalam gelas plastik harus memiliki volume air
yang sama.
c. Gelas plastik
Gelas plastik yang digunakan sebagai media tanaman kacang hijau dalam penelitian
pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau harus memiliki
jenis dan ukuran gelas plastik yang sama.
d. Cetok
Cetok yang digunakan untuk penelitian pengaruh jenis pupuk terhadap kacang hijau
harus sama
e. Paku
Paku yang digunakan untuk penelitian pengaruh jenis pupuk terhadap kacang hijau
harus sama karena akan mempengaruhi diameter lubang di bawah gelas.
f. Jumlah lubang
Jumlah lubang di bawah gelas plastik untuk penelitian pengaruh jenis pupuk terhadap
kacang hijau setiap gelas harus sama
g. Intensitas pupuk
Intensitas pupuk yang digunakan dalam setiap gelas untuk penelitian pengaruh jenis
pupuk terhadap kacang hijau harus sama
3.1.2 Variable Bebas
a. Jenis pupuk
Jenis pupuk yang di gunakan dalam penelitian pengaruh jenis pupuk terhadap
pertumbuhan tanaman kacang hijau harus berbeda beda, diantaranya ada pupuk urea,
pupuk kandang, dan pupuk kompos.
3.1.3 Variable Terikat
a. Pertumbuhan kacang hijau
Kacang hijau yang ditanam, akan mengalami perkembangan serta pertumbuhan dan
dipengaruhi oleh jenis pupuk yang akan digunakan.
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
- Paku : 1 buah
- Cetok : 1 buah
- Timbangan : 1 buah
- Gelas ukur : 1 buah
Bahan :
- Biji kacang hijau : 15 biji
- Gelas plastik : 4 buah
- Tanah : secukupnya
- Pupuk kompos : secukupnya
- Pupuk urea : secukupnya
- Pupuk kandang : secukupnya
- Air : secukupnya

3.3 Prosedur Pelaksanaan


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merendam biji kacang hijau dalam air selama kurang lebih 24 jam
3. Melubangi bagian bawah gelas plastik dengan paku yang dipanaskan
4. Menimbang tanah dan pupuk dengan perbandingan 2:1 untuk setiap gelas
5. Melubangi bagian bawah gelas plastik dengan paku yang dipanaskan
6. Mengisi gelas dengan tanah di setiap gelas
7. Menambahkan pupuk kandang di gelas pertama
8. Menambahkan pupuk urea di gelas kedua
9. Menambahkan pupuk kompos di gelas ketiga
10. Memberikan nama pupuk di setiap gelas sebagai tanda
11. Menanam masing masing 3 biji kacang hijau di setiap gelas dengan jarak yang
berjauhan
12. Mengamati selama kurang lebih 7 hari dengan menyiram semua tanaman dengan
volume yang sama, tempat yang sama serta di jam yang sama
13. Mencatat hasil pengamatan

3.4 Jadwal Penelitian


KETERANGAN MINGGU I MINGGU II MINGGU III MINGGU IV
Perencanaan X
Pelaksanaan X X
Pelaporan X
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Materi Pertanian. 2021. “Kacang Hijau: Klasifikasi, Ciri Morfologi, Manfaat, dan Cara
Budidaya”, https://dosenpertanian.com/kacang-hijau/, diakses pada 24 Juli 2022 pukul
18.27.

Wikipedia. 2021. “Pupuk kendang”, https://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_kandang, diakses pada


24 Juli 2022 pukul 18.31.

Aeni, Siti Nur. 2021. “Mengenal Pupuk Kompos dari Manfaat hingga Cara Membuatnya”,
https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/618e26017baee/mengenal-pupuk-kompos-dari-
manfaat-hingga-cara-membuatnya, diakses pada 24 Juli 2022 pukul 18.34.

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri). 2013. “Tentang Urea”


https://www.pusri.co.id/ina/urea-tentang-urea/, diakses pada 24 Juli 2022 pukul 18.47.

Hardi, M. 2021. “Fungsi Air bagi Tumbuhan”, https://www.gramedia.com/literasi/fungsi-air-


bagi-tumbuhan/, diakses pada 24 Juli 2022 pukul 18.01.

PT Saraswati Anugerah Makmur Tbk. 2016. "Pupuk, Pengertian, dan Jenisnya"


https://saraswantifertilizer.com/pupuk-pengertian-dan-manfaatnya, diakses pada 25 Juli
2022 pukul 08.58
Purnamasari, Apon. 2020. _Pertumbuhan dan Perkembangan Biologi-Kelas XII. Bandung
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai