1
Dhea Ramadhani Salim 2Gabriella Esther Heryono 3Nayla Eka Damayanti 4Raden Puspita
Hayatun Nazwa
Abstrak
Citayam Fashion Week dijadikan sebagai sarana bebas berekspresi bagi masyarakat di ibu kota.
Pada dasarnya fenomena ini muncul karena kalangan remaja ingin mencari perhatian dan
mengekspresikan dirinya melalui kegiatan fashion show. Meski begitu hal ini malah menjadi
cerminan bahwa masih ada ketimpangan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Alasan
para remaja melakukan fashion show di SCBD tidak lain karena timbul kecemburuan sosial
yang diakibatkan oleh keinginan untuk berada di kelas yang sama dengan para pekerja di
wilayah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar ketimpangan
sosial yang ada pada sarana bebas berekspresi di Citayam Fashion Week. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menjadikan kajian-kajian serta artikel
sebagai sumber referensi. Hasil penelitian kami menunjukan tiga tema utama, yaitu (1) Masih
terjadi ketimpangan sosial yang menyebabkan kecemburan sosial pada kalangan masyarakat, (2)
Ketimpangan sosial yang terjadi di Citayam Fashion Week menunjukan kalau masih ada
ketimpangan sosial di Ibu Kota, dan (3) Sarana bebas berekspresi memiliki nilai positif sebagai
kegiatan pengalihan untuk tidak melakukan vandalisme dan kegiatan menyimpang hukum
lainnya.
Abstract
Citayam Fashion Week is used as a means of free expression for people in the capital city. This
phenomenon arises because teenagers want to seek attention and express themselves through
fashion shows. Even so, this is a reflection that there are still social inequalities that occur in
the community. The reason why teenagers do fashion shows in SCBD is none other than social
jealousy caused by the desire to be in the same class as the workers in the area. The purpose of
this research is to see how much social inequality exists in the means of free expression at
Citayam Fashion Week. The method used in this research is qualitative by making studies and
articles as reference sources. The results of our research show three main themes, namely (1)
there is still social inequality that causes social jealousy among the community, (2) social
inequality that occurs at Citayam Fashion Week shows that there are still social inequalities in
the capital city, and (3) facilities free expression has a positive value as a diversion activity not
to commit vandalism and other illegal activities
Pada bulan Juli 2022 lalu sempat pun tersier bagi pegawai SCBD
viral fenomena Citayam Fashion Week dikarenakan kebanyakan pegawai SCBD
yang berhasil menarik perhatian masyarakat memakai pakaian dengan merek tertentu
luas dari seluruh Indoneisa. Kegiatan ini sehingga kebutuhan mereka dalam
dicetuskan oleh para remaja yang berasal berpakaian pun berubah dari kebutuhan
dari Citayam. Citayam Fashion Week sandang saja menjadi kebutuhan untuk
sendiri adalah bentuk kreatifitas masyarat memiliki barang-barang mewah.
dalam menggunakan tempat umum sebagai
Perlu diketahui kalau Citanyam
ajang bebas mengekspresikan diri melalui
Fashion Week terbentuk karena remaja di
kreatifitas berpakaian. Konsep yang dianut
luar wilayah SCBD ingin berada di kelas
pada Citayam Fashion Week terinspirasi
yang sama dengan para pegawai SCBD
dari Paris Fashion Week di Paris, Prancis.
hingga munculnya kecemburuan sosial.
Masyarakat yang menjadi partisipan dalam
Kecemburuan sosial sendiri didefinisikan
ajang bebas berekspresi ini menjadikan
sebagai ketidak mampuan untuk
zebra cross sebagai red carpet layaknya di
memahami atau menerima bentuk
ajang fashion show pada umumnya.
perbedaan sosial dalam masyarakat. Pada
Ditengah-tengah viralnya kejadian kasus ini kecemburuan sosial para remaja
tersebut, Citayam Fashion Week justru muncul akibat perbedaan kelas mereka
menjadi tempat yang mencerminkan adanya dengan pegawai SCBD yang ditinjau
ketimpangan sosial di Jakarta. Ketimpangan secara vertical atau hierakis. Mereka yang
sosial didefinisikan sebagai kegagalan berada di kelas bawah berusaha untuk
pembangunan di era globalisasi untuk mengkreasikan pakaian mereka yang
memenuhi kebutuhan fisik dan psikis warga seadanya sehingga bisa menjadi sebuah
(Budi Winarno). Kebutuhan fisik yang fashion yang populer di kalangan
dimaksud dalam konteks Citayam Fashion masyarakat luas.
Week adalah pakaian. Para remaja di
Ketimpangan sosial yang ada
Citayam Fashion Week menjadikan pakaian
semakin terlihat ketika dua model yang
sebagai kebutuhan primer, sementara para
pernah mengikuti acara Asia’s Next Top
pegawai SCBD menggunakan pakaian yang
Model terjun ke Citayam Fashion Week
mereka pakai sebagai kebutuhan sekunder
untuk mengikuti tren yang ada.
atau pun tersier. SCBD sendiri merupakan
Kedatangan dua model tersebut juga
singkatan dari Sudirman Central Business
menarik perhatian selebriti lain sehingga
Distric. Namun menurut pemahaman para
muncul pandangan dari masyarakat luas apa
remaja, SCBD berarti Sudirman, Citayam,
yang dilakuakan remaja di Citayam Fashion
Bojong Gede dan Depok. Singkatan
Week tidak jauh lebih berkelas dengan apa
tersebut dilatarbelakangi oleh tempat asal
yang di lakukan baik model atau pun para
para remaja yang kebanyakan berasal dari
selebriti. Padahal apa yang dilakukan para
daerah Sudirman, Citayam, Bojong Gede.
remaja di Citayam Fashion Week
Pakaian sebagai kebutuhan sekunder atau
(n.d.).
Budiman, I. (2022). 5 Contoh Metode Penelitian Karya Ilmiah Kualitatif, Kuantitatif, Deskriptif,
Dan Lainnya Lengkap. Jakarta: berita.99.co.
Farikhah, M., & Isnwati, S. (2022). Sosiologi: Kelas XII. Mungkid: Pustaka Rumah C1nta.
Heridiana, D. (2022). Citayam Fashion Week: Fenomena Sosial, Peluang Ekonomi dan Respons
Kebijakan Pemerintah. Jurnal Mimbar Muamalah, 9-18.
Lambang, D. (2022). Citayam Fashion Week Diapresiasi Media Jepang, Bandingkan Dengan
Kelahiran Harajuku. Kompas.com.
Noviansah, W. (2022). DLH Jakpus: Sampah di Kawasan Citayam Fashion Week 1,5 Ton Per
Hari. Jakarta: detikNews.
Nuraini, Illiansyah, M., & Melianna. (2019). Ketimpangan Sosial Sebagai Dampak Perubahan
Sosial di Era Globalisasi. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA - Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
Oswaldo, I. G. (2022). Viral karena Citayam Fashion Week, SCBD Adalah... Jakarta:
detikFinance.
Rosetia, A., Christiarini, R., Hidayat, N., Tan, J., & Karuniansyah, M. F. (2020). Stereotip dan
Dampaknya Ditengah Kehidupan Sosial. 135-145.
Zuhdi , F. (2022). Inilah 10 Dampak Positif dan Negatif Citayam Fashion Week. Jakarta: Faktual
Indonesia.