Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siti Alinda Dewi

NRP : 1231400009
Matakuliah : Perumahan dan Permukiman
Tugas UTS : Singkronisasi Peraturan Daerah Dengan Kondisi Eksisting

LOLOS PERIZINAN APARTEMEN PALM REGENCY KECAMATAN PINANG


BUKAN DI ZONA PERUNTUKANNYA

Kecamatan Pinang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Cipondoh berdasarkan Peraturan
Daerah Kota Tangerang no.23 tahun 2000 tentang RTRW Kota Tangerang, yang terletak di
sebelah selatan Kota Tangerang dengan batasan wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cipondoh;
2. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Karang Tengah dan Kecamatan Ciledug;
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan;
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Tangerang dan Kecamatan Cibodas.

Kecamatan Pinang memiliki luas wilayah sebesar 21,59 Km2 , merupakan kecamatan yang
memiliki luas wilayah terbesar dari 13 Kecamatan yang ada di wilayah Kota Tangerang yaitu
sebesar 13,12% dari luas wilayah Kota Tangerang sebesar 164.55 Km2. Luas administrasi
Kecamatan Pinang terbagi menjadi 11 wilayah administrasi kelurahan. Pada tahun 2015 jumlah
penduduk di Kecamatan Pinang mengalami peningkatan sebesar 3.38% dari tahun sebelumnya
yaitu 185.785 jiwa pada tahun 2014 menjadi 192.061 jiwa pada tahun 2015. Menurut peraturan
daerah Kota Tangerang No.5 Tahun 2007 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Pinang
berdasarkan arahan pengembangan diarahkan sebagai kawasan perumahan menengah,
perdagangan dan jasa serta home industri non polutan. Dalam penyediaan dan mendukung
pengadaan rumah tinggal sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dengan prioritas pengembangan
perumahan menengah dan kecil (berupa rumah susun dan apartemen).

Permukiman merupakan fungsi kegiatan yang mendominasi wilayah Kecamatan Pinang dimana
kawasan permukiman tersebar di seluruh wilayah kecamatan dengan berbagai tipe rumah dari
perumahan sederhana hingga perumahan mewah. Sebagain perumahan dibangun oleh
masyarakat dan sebagian lagi dibangun oleh pengembang. Kecamatan Pinang mempunyai
permasalahan mengenai kawasan yang akan dibangun sebuah perumahan berupa apartemen
melanggar zona dari peruntukan kawasan tersebut. Apartemen yang akan dibangun adalah
Apartemen Palm Regency dari pengembang Moizland Development. Berlokasi persis didepan
perumahan Pinang Griya di Jl. KH. Hasyim Ashari No.89, Pinang, Tangerang, Banten 15145
(pertigaan graha raya). Berdasarkan informasi dari organisasi Wahana Lingkungan Hidup
(Walhi) menuding sistem perizinan di Kota Tangerang memprihatinkan.

Bagi Walhi rencana itu merupakan salah satu bukti adanya proses penerbitan perizinan yang
masih dapat lolos di zona yang tidak sesuai peruntukannya. Berdasarkan Peraturan Menteri
(Permen) Lingkungan Hidup No.24 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penilaian Dokumen Analisis
Mengenai Lingkungan Hidup Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) zona lokasi pendirian
apartemen berada pada zona perdagangan dan jada dengan ketinggian maksimal bangunan 15
lantai pada pasal 78 point 3. Lokasi pembanguan apartemen tersebut termasuk lokasi yang rawan
bencana banjir. Apabila ditelusurin dalam Perda RTRW Kota Tangerang Tahun 2012-2032
maksimal tinggi bangunan yang diizinkan hanya empat lantai tercantum pada pasal 76 point 2.
Jika ditelisik kedalam peraturan sudah jelas melanggar Perda tersebut, namum yang meherankan
hingga saat ini proses perizinan tetap berjalan salah satunya izin lingkungan yang didalamnya
memuat dokumen amdal.

Mengacu informasi yang didapat dari Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota
Tangerang, proses perizinan lingkungan Apartemen Palm Regency telah memasuki masa
perbaikan dokumen pasca sidang Amdal. Anehnya, sidang tetap berjalan hingga sidang amdal.
Padahal rencana kegiatan jelas-jelas menyalahi peruntukan yaitu tinggi bangunan apartemen
tersebut melebihi dari 15 lantai. Tidak hanya itu, Apartemen Palm Regency juga menyalagi
Peraturan Pemerintah (PP) No.27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan Hidup, dan melanggar
Amdal Lalu Lintas. Karena keberadaan pembangunan apartemen tersebut berpotensi debit air
berkurang, lingkungan hidup rusak, dan meningkatnya kemacetan dikawasan sekitar.

Walhi sudah mengingatkan adanya pelanggaran RTRW 2012-2032 akan tetapi tidak ada
tanggapan dari BLH Kota Tangerang dan pengembang apartemen. Pengembang apartemen tidak
mau disalahkan karena mereka hanya mengikuti keputusan Wali Kota Tangerang. Menurut
pengembang tahapan untuk mendukung pemenuhan peraturan tersebut sudah mendapatkan
perizinannya. Apartemen Palm Regency merupakan ground breaking yang mengusungkan
konsep Luxury Urban Living yaitu proyek Palm Regency Apartemen & Mall. Dalam proyek
pembangunan apartemen dan pusat belanja (Mall) yang akan dibangun diatas lahan seluas 4.241
m2 yang memiliki 988 unit apartemen dengan ketinggian 27 lantai dan 9000 m2 ruangan ritel,
memiliki fasilitas unggulan seperti fiber optic sisetiap unit, ultra high speed wi-fi di area public,
panic buttom dan intercom disetiap unit, ladies parking, green building, feeder bus, lift access,
dan international standard nursery. Selain itu kawasan merupakan lokasi sangat strategis, untuk
pembangunannya ditargetkan akan selesai pada tahun 2019.

Gambar 1 Gambar 2
Miniatur Apartemen Apartemen Palm Regency

Kesimpulan dari yang diatas maka Walhi menuding sistem perizinan di Kota Tangerang
memperihantinkan karena telah melanggar peraturan yang sudah diberitahukan. Padahal sudah
jelas dari syarat-syarat sah dan tujuan perizinan harus sesuai dengan rencana tata ruang. Tetapi
masih ada saja oknum-oknum yang melanggar syarat-syarat sah dan tujuan perizinan. Sudah
ditegaskannya dalam Permen LH apabila rencana lokasi suatu usaha dan/ kegiatan terletak pada
lokasi yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah nasional, provinsi dan
kabupaten/kota maka terhadap rencana kegiatan tersebut wajib ditolak. Maka dari itu seharusnya
pemerintah lebih diperketat kembali mengenai perizinan. Agar tidak merugikan masyarakat yang
ada disekitar wilayah pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai