Anda di halaman 1dari 4

M.

Eric Brilian 17/412337/KG/10991


Ichfan Aji Nugroho 17/414447/KG/11062

Gagal Ginjal Kronis

a. Definisi

Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan yang tidak akan bisa kembali
sembuh / baik, satu hal yang bisa dilakukan saraf diketahui menderita gagal
ginjal kronik adalah memperlambat perkembangan gagal ginjal kronik menjadi
gagal ginjal terminal. Hal ini bisa dilakukan dengan memperhambat laju
penurunan fungsi ginjal, mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut dan
pengelolaan berbagai masalah yang bisa dirasakan penderita gagal ginjal kronik.
Dalam penanganannya, sesuai dengan kondisi yang diderita, dokter akan
berusaha mengontrol tekanan darah sebagai penyebab atau akibat dari penyakit
gagal ginjal kronik juga akan diatur konsumsi garam Natrium, Fosfor, Protein
serta mengatur kadar lemak darah agar tidak menimbulkan akibat yang lebih
serius (komplikasi). Penderita harus berkonsultasi dengan ahli gizi
dannberusaha mematuhi. (Eric Tapan, 2000)

b. Etiologi

Penyebab gagal ginjal tidak selalu sama diberbagai negara dan juga
polanya berubah sesuai dengan kondisi tiap negara. Glomerulonefrtis
merupakan etiologi yang utama diseluruh dunia , tetapi di Indonesia dan
beberapa negara berkembang tidak selalu glomerulonefritis menjadi
penyebab terbesar (Tambayong,2000).

Adapun sebab – sebab gagal ginjal kronik yang sering ditemukan dapat
dibagi menjadi 8 golongan yaitu, sebagai berikut: (Soenarso,2004)

a. Penyakit glomerulus primer : penyakit glomerulus akut termasuk


gromerulone frintis progresif cepat, penyebab terbanyak adalah
gromerulone frintis kronik.
b. Penyakit tubulus primer :hiperkalamia primer, hipokalemia kronik,
keracunan logam berat seperti tembaga.
c. Penyakit vaskuler : iskomia ginjal akibat kongenital atau sfenosis arteri
ginjal, hipertensi
d. Infeksi : pielone fritis kronik atrofi, tuberkulosis
e. Obstruksi : batu ginjal, vibrosis, retroperitoneal, pembesaran prostat,
striktur, uretra dan tumor.

Gagal ginjal kronik merupakan kelanjutan dari beberapa jenis penyakit


seperti:
a. Glomerulosnefritis
b. Infeksi kronis misalnya tuber-kolusis
c. Kelainan bawaan seperti kista ginjal
d. Obstruksi ginjal seperti batu ginjal
e. Obat obatan yang merusak ginjal misalnya pemberian terapi
aminoglikosida dalam jangka panjang
f. Penyakit endokrin misalnya dibetismelitus
g. Penyakit jaringan pengikat misalnya pada lupus
h. Penyakit vaskuler seperti hipertensi

c. Patofisiologi

Penurunan fungsi ginjal yang progresif tetap berlangsung terus


meskipun penyakit primernya telah diatasi atau telah terkontrol. Hal ini
menunjukkan adanya mekanisme adaptasi sekunder yang sangat berperan pada
kerus akan yang sedang berlangsung pada penyakit ginjal kronik. Bukti lain
yang menguatkan adanya mekanisme tersebut adalah adanya gambaran
histologi ginjal yang sama pada penyakit ginjal kronik yang disebabkan oleh
penyakit primer apapun. Perubahan dan adaptasi nefron yang tersisa setelah
kerusakan ginjal yang awal akan menyebabkan pembentukan jaringan ikat dan
kerusakan nefron yang lebih lanjut. Demikian seterusnya keadaan ini berlanjut
menyerupai suatu siklus yang berakhir dengan gagal ginjal terminal (Noer,
2006).
d. Manifestasi Klinis

 Klien tampak lemah


 Sesak dan batuk
 Nafas klien terdapat bunyi ronchi basah basal
 Konjungtiva anemis
 Respirasi cepat
 Takhikardi
 Edema
 Hipertensi
 Anoreksia, nausea, vomitus dan ulserasi lambung
 Asidosis metabolik
 Proteinuria dan hiperkalemia
 Letargi, apatis, penuruna konsentrasi
 Turgor kulit jelek, gatak gatal pada kulit

e. Diagnosa

Diagnosa gagal ginjal kronik ditegakan dengan pemeriksaan


fisik,laboratorium dan pemeriksaan radiology (Tambayong,2000)

a. Anamnese adanya keluhan nyata mengenai pembekakan tubuh yanglama,


nafsu makan berkurang, aktifitas fisik berkurang, mual dan muntah.
b.Pemeriksaan fisik menunjukan keadaan umum lemah, pucat, lesu, edema
c.Pemeriksaan laboratorium pada GGT (Gaggal Ginjal Terminal) menunjukan
anemia normositik, kelainan elektrolit dan biokimia serta kelainan faal ginjal
d.Pemeriksaan radiology menunjukan ginjal mengecil.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton and hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke -11. Jakarta: EGC

Berkowitz, Aaron. 2013. Patofisiologi klinik. Pamulang-Tangerang Selatan 5418

Purnomo, Basuki B. 2011. Dasar-dasar Urologi. Edisi ke-3. Jakarta

Price, Sylvia Anderson & Wilson, Lorraine McCarty. 2005. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6. Vol.2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai