Disusun oleh :
Muhamad Rijki Syabani
X KKY
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmatNya-lah maka kami bisa menyelesaikan
makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah tentang “Perlawanan
Kesultanan Demak”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar
bagi kita untuk mempelajari berbagai sejarah tentang cikal bakal Bangsa
Indonesia dan bisa mengetahui perjuangan dari rakyat-nya itu sendiri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Dengan ini, kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat untuk semua pihak. Amin.
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan..................................................................................2
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Politik Ekspansi Demak...........................................................................3
B. Kedatangan Bangsa Portugis....................................................................3
C. Upaya Fattahillah Merebut Sunda Kelapa................................................4
D. Arti Penting Kemenangan Fatahillah terhadap Bangsa Portugis.............6
E. Kehidupan kerajaan demak setelah kedatangan portugis ........................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke
Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa
penjelajah, dan menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa
ke dunia Timur adalah sebagai untuk memenuhi 3G yaitu Gold (Kekayaan),
Glory (Kemuliaan), dan Gospel (Menyebarkan agama). Bangsa eropa tersebut
di antaranya portugis.
Bangsa Portugis tiba di Pajajaran pada tahun 1522 di bawah pimpinan
Henry Leme dan di sambut baik oleh Pajajaran dengan maksud agar Portugis
mau membantu dalam menghadapi ekspansi Demak. Portugis mengadakan
perjanjian Sunda Kelapa dengan Pajajaran yang salah satu isinya yaitu
Portugis di izinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
Kerajaan demak merupakan kerajaan Islam yang pertama di pulau
jawa. Kerajaan demak berdiri sekitar abad ke-15 M. Pendiri kerajaan ini
adalah Raden Patah seorang putra raja Majapahit. Kertawijaya yang menikah
dengan putri campak. Secara geografis demak terletak di jawa tengah.
Pada masa kerajaan majapahit, demak merupakan salah satu wilayah
kekuasaannya. Ketika kerajaan majapahit mengalami kehancuran akibat
perang saudara 1478, Demak bangkit menjadi kerajaan islam pertama di
pulau jawa.
Pada awal abad ke 13, kerajaan demak telah menjadi kerajaan yang
kuat di pulau jawa, tidak satu pun kerajaan lain di jawa yang mampu
menandingi usaha kerajaan demak dalam memperluas kekuasaan nya dengan
menundukan beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman di nusantara. Pada
masa kepemimpinan pati unus demak merasa terancam dengan kependudukan
portugis di malaka. (wikipedia).
Awal tahun 1527 Portugis datang lagi ke Pajajaran untuk merealisasi
Perjanjian Sunda Kelapa, namun disambut dengan pertempuran oleh pasukan
1
Demak di bawah pimpian Fatahillah. Pertempuran berakhir dan nama Sunda
Kelapa diganti menjadi Jayakarta, artinya pekerjaan yang jaya (menang).
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana politik ekspansi yang dilakukan Demak di pulau Jawa?
2. Apa tujuan pertama bangsa Portugis datang ke Demak ?
3. Apa upaya atau strategi yang dilakukan rakyat Demak untuk merebut
Sunda Kelapa?
4. Apa saja arti penting kemenangan Fatahillah terhadap bangsa Portugis?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Portugis diam-diam mengincar pulau jawa, termasuk Demak yang
telah menyerangnya. Portugis dan Demak berpacu demgan waktu untuk
segera menduduki Sunda Kelapa. Pada tahu 1526, Alfonso d’Albuquerque
mengirim enam kapal perang di bawah pimpinan Francisco de Sa menuju
Sunda Kelapa. Kapal yang di kirim adalah jenis Galleon yang berrbobot
hingga 800 ton dan memiliki 21-24 pucuk meriam. Armada itu diperkirakan
membawa prajurit bersenjata lengkap sebanyak 600 orang.
Pada tahun yang sama, Sultan Trenggono mengirimkan 20 kapal
perang bersama 1500 prajurit di bawah pimpian Fatahillah menuju Subda
Kelapa. Armada perang Demak terdiri dari kapal tradisional jenis lancaran
dan Pangajawa yang ukurannya jauh lebih kecil dari Galleon. Kapal-kapal ini
digerakkan oleh layar dan dayung serta dilengkapi paling banyak 8 pucuk
meriam buatan lokal yang jangkauannya tidak sejauh meriam Portugis.
4
Setelah Cirebon menggabungkan diri dengan Demak, maka Fatahillah
tidak langsung menggempur Sunda Kelapa, melainkan mengarahkan
armadanya ke Banten yang tidak dipertahankan secara kuat oleh tentara
prajurit kerajaan Padjajaran. Sehingga, Banten dapat diduduki oleh pasukan
Demak dan Cirebon pada akhir tahun 1526. Penguasa Banten kemudian
dipegang oleh Maulana Hasanudin, tokoh penyebar agama Islam dari
Cirebon.
Pada awal tahun 1527, Fatahillah menggerakkan armadanya ke Sunda
Kelapa, sementara pasukan Banten secara bertahap menduduki wilayah demi
wilayah dari arah barat. Pasukan Cirebon bergerak menguasai wilayah
Padjajaran bagian timur Jawa Barat. Dalam kondisi itu, Sunda Kelapa telah
dipertahankan oleh kerajaan Padjajaran secara kuat, baik di darat maupun
laut.
Seluruh pasukan Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Adipati
Keling dan Adipati Cangkuang dari Cirebon berhasil di daratkan dan
langsung berhadapan dengan pasukan darat kerajaan Padjajaran yang
dipimpin Sri Baduga Maharaja. Dalam waktu sehari Sunda Kelapa dapat
dikuasai oleh pasukan Fattahillah. Oleh karena itu, Sultan Trenggono
mempercayakan Fatahillah sebagai penguasa Sunda Kelapa yang baru. Kapal-
kapal dan prajurit kerajaan Demak yang disertakan dalam ekspedisi itu tetap
dipertahankan di Sunda Kelapa untuk mendukung gerakan pasukan Islam
yang sedamg bergeral ke kawasan pakuan (daerah Bogor) yang menjadi ibu
kota Padjajaran. Selain itu, disiapkan untuk menghadapi kedatangan armada
Portugis yang diketahui sedang bergerak ke arah Jawa bagian Barat.
Perkembangan politik di Sunda Kelapa ternyata tidak diketahui oleh
armada Portugis. Pada bulan Juni 1527 kapal-kapal Portugis telah berada di
Teluk Sunda Kelapa, dimana sebuah kapal ditugaskan merapat dipelabuhan
dan meurunkan pasukan bersenjata lengkap untuk merealisasikan perjanjian
membangun loji (perkantoran dan perumahan yang dilengkapi benteng
pertahanan) antara Portugis dengan Kerajaan Padjajaran pada 21 Agustus
1522. Buah perjanjian itu, Sunda Kelapa akan menerima barang-barang yang
diperlukan.
5
Kapal-kapal Portugis lainnya membentuk formasi diperairan terbuka
untuk menghadang kedatangan armada Kerjaan Demak yang diperkirakan
akan muncul dari Teluk Sunda Kelapa. Fatahillah sengaja menahan
armadanya untuk tetap bertahan di teluk lantaran mempertahankan Sunda
Kelapa menjadi tujuan utamanya.
Hal ini didasarkan pada dua perkiraan, yaitu Pertama kapal-kapal
Kerajaan Demak akan sulit menghadapi armada Portugis dilaut terbuka
karena ketertinggalan teknologi senjata dalam hal jangkauan meriam dan
menggiring Portugis unutk memaksakan pertempuran pantai yang memang
menjadi spesialisasi kapal dan prajurit Demak. Kedua, pada saat itu sedang
terjadi badai diperairan terbuka yang membahayakan pelayaran kapal-kapal
Demak karena tonase dan ukurannya relative kecil . dalam suasana yang
serba mencekam dan tidak pasti itu, sebuah kapal perang Portugis mencoba
memasuki Teluk untuk menghindari Badai. Namun kehadiran kapal itu segera
dikepung dan ditenggelamkan oleh kapal-kapal Kerajaan Demak yang
mampu mengarahkan meriam dan bola api tepat di lambung dan geladak
kapal yang naas itu. Empat kapal Portuguis lainnya tidak berani memasuki
Teluk Sunda kelapa dan memilih meghadapi badai. Tenggelamnya dua kapal
ini membuat Fransisco de Sa memerintahkan armadanya kembali ke Malaka.
Kemenangan pertempuran ini menunjukan kehebatan pasukan
Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Fatahillah. Atas kemenangan ini,
kemudian Fattahillah diangkat sebagai Gubernur di Sunda Kelapa. Untuk
memeperngati kemenangan armada Kerajaan Demak dalam merebut Sunda
Kelapa dari kekusaan Kerajaan Padjajaran dan mempertahankannya dari
Portugis. Maka pada tanggal 22 juni 1527, Fatahillah mengubah nama
pelabuhan ini menjadi Jayakarta yang berarti Kemenangan mutlak. Sehingga
tanggal tersebut diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta yang sekarang
menjadi ibu kota Republik Indonesia.
6
Cirebon. Fatahillah berhasil mengusir Portugis yang ingin bekerja sama
dengan Padjajaran. Kemenangan Fatahillah memiliki arti penting yaitu :
1) Jalan perdagangan yang membentang dari Maluku sampai Aceh dapat di
selamatkan dari genggaman Portugis.
2) Demak dapat menguasai seluruh bandar di pesisir Utara Jawa dari Banten
sampai Surabaya.
3) Kerajaan Padjajaran terisolir dari laut Jawa sehingga tidak dapat
berhubungan dengan bangsa Portugis.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kita mempelajari tentang perlawanan rakyat Demak terhadap
Portugis di bawah pimpinan Fatahillah, kita mempunyai kesimpulan sebagai
berikut:
Kekuasaan Demak berhasil dikembangkan karena Sultan Trenggono
melakukan penyerangan terhadap daerah-daerah kerajaan Hindu yang
mengadakan hubungan dengan Portugis seperti Sunda Kelapa ( Padjajaran )
dan Blambangan. Penyerangan terhadap Sunda Kelapa yang dikuasai oleh
Padjajarandisebabkan karena adanya perjanjian antara raja Pakuan penguasa
Padjajaran dengan Portugis yang diperkuat dengan pembuatan tugu
peringatan yang disebut Padrao. Isi dari Padrao tersebutadalah Portugis
diperbolehkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa dan Portugis juga
mendapatkan rempah-rempah dari Padjajaran. Sebelum benteng tersebut
dibangun oleh Portugis, tahun 1526 demak mengirimkan pasukannya
menyerang Sunda Kelapa, di bawah pimpinan Fatahillah, pemuda asal Pasai
(Sumatra), yang juga menjadi menantu Sultan Trenggono. Dengan
penyerangan tersebut maka tentara Portugis dapat dipukul mundur ke Teluk
Jakarta. Atas kemenangan ini, kemudian Fattahillah diangkat sebagai
Gubernur di Sunda Kelapa. Untuk memeperngati kemenangan armada
Kerajaan Demak dalam merebut Sunda Kelapa dari kekusaan Kerajaan
Padjajaran dan mempertahankannya dari Portugis. Maka pada tanggal 22 juni
1527, Fattahillah mengubah nama pelabuhan ini menjadi Jayakarta yang
berarti Kemenangan mutlak. Sehingga tanggal tersebut diperingati sebagai
hari jadi kota Jakarta yang sekarang menjadi ibu kota Republik Indonesia.