Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERLAWANAN KESULTANAN DEMAK


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Sejarah Indonesia

Disusun oleh :
Muhamad Rijki Syabani
X KKY

SMK AL FALAH TANJUNGJAYA


Jln.KH.Ahmad Faqih, Kp. Kebonkalapa, RT 003/RW 00, Desa Cibalanarik,
Kec.Tanjungjaya, Kab.Tasikmalaya, Jawa Barat, 46184
smkaf_@yahoo.co.id Tlp.0265549380

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmatNya-lah maka kami bisa menyelesaikan
makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah tentang “Perlawanan
Kesultanan Demak”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar
bagi kita untuk mempelajari berbagai sejarah tentang cikal bakal Bangsa
Indonesia dan bisa mengetahui perjuangan dari rakyat-nya itu sendiri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Dengan ini, kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat untuk semua pihak. Amin.

Tasikmalaya, Mei 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan..................................................................................2
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Politik Ekspansi Demak...........................................................................3
B. Kedatangan Bangsa Portugis....................................................................3
C. Upaya Fattahillah Merebut Sunda Kelapa................................................4
D. Arti Penting Kemenangan Fatahillah terhadap Bangsa Portugis.............6
E. Kehidupan kerajaan demak setelah kedatangan portugis ........................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke
Indonesia dilandasi keinginan mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa
penjelajah, dan menyebarkan agama. Adapun sebab dan tujuan bangsa Eropa
ke dunia Timur adalah sebagai untuk memenuhi 3G yaitu Gold (Kekayaan),
Glory (Kemuliaan), dan Gospel (Menyebarkan agama). Bangsa eropa tersebut
di antaranya portugis.
Bangsa Portugis tiba di Pajajaran pada tahun 1522 di bawah pimpinan
Henry Leme dan di sambut baik oleh Pajajaran dengan maksud agar Portugis
mau membantu dalam menghadapi ekspansi Demak. Portugis mengadakan
perjanjian Sunda Kelapa dengan Pajajaran yang salah satu isinya yaitu
Portugis di izinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa.
Kerajaan demak merupakan kerajaan Islam yang pertama di pulau
jawa. Kerajaan demak berdiri sekitar abad ke-15 M. Pendiri kerajaan ini
adalah Raden Patah seorang putra raja Majapahit. Kertawijaya yang menikah
dengan putri campak. Secara geografis demak terletak di jawa tengah.
Pada masa kerajaan majapahit, demak merupakan salah satu wilayah
kekuasaannya. Ketika kerajaan majapahit mengalami kehancuran akibat
perang saudara 1478, Demak bangkit menjadi kerajaan islam pertama di
pulau jawa.
Pada awal abad ke 13, kerajaan demak telah menjadi kerajaan yang
kuat di pulau jawa, tidak satu pun kerajaan lain di jawa yang mampu
menandingi usaha kerajaan demak dalam memperluas kekuasaan nya dengan
menundukan beberapa kawasan pelabuhan dan pedalaman di nusantara. Pada
masa kepemimpinan pati unus demak merasa terancam dengan kependudukan
portugis di malaka. (wikipedia).
Awal tahun 1527 Portugis datang lagi ke Pajajaran untuk merealisasi
Perjanjian Sunda Kelapa, namun disambut dengan pertempuran oleh pasukan

1
Demak di bawah pimpian Fatahillah. Pertempuran berakhir dan nama Sunda
Kelapa diganti menjadi Jayakarta, artinya pekerjaan yang jaya (menang).

B. Maksud dan Tujuan


Adapaun maksud penulisan makalah PERLAWANAN RAKYAT
DEMAK DI BAWAH PIMPINAN FATAHILLAH (PEREBUTAN SUNDA
KELAPA) adalah untuk menambah wawasan kami khususnya dalam mata
pelajaran Sejarah Indonesia. Kami bisa mengetahui dan menganalisis mulai
dari kedatangan bangsa Portugis di Demak, perlawanan rakyat Demak dalam
merebut Sunda Kelapa, hingga kemenangan rakyat Demak atas Portugis yang
menyebabkan perubahan nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
Adapun tujuan penulisan makalah PERLAWANAN RAKYAT
DEMAK DI BAWAH PIMPINAN FATAHILLAH (PEREBUTAN SUNDA
KELAPA) adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui politik ekspansi yang dilakukan Demak
2. Mengetahui tujuan awal bangsa Portugis datang ke Demak
3. Mengetahui upaya demak dalam perlawanan portugis
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perlawanan Demak
terhadap bnngsa Portugis

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana politik ekspansi yang dilakukan Demak di pulau Jawa?
2. Apa tujuan pertama bangsa Portugis datang ke Demak ?
3. Apa upaya atau strategi yang dilakukan rakyat Demak untuk merebut
Sunda Kelapa?
4. Apa saja arti penting kemenangan Fatahillah terhadap bangsa Portugis?

2
BAB II
PEMBAHASAN

PERLAWANAN RAKYAT DEMAK DI BAWAH PIMPINAN


FATAHILLAH (PEREBUTAN SUNDA KELAPA)

A. Politik Ekspansi Demak


Sampai dengan dekade ke 2 abad ke 16, sunda kelapa merupakan
pelabuhan yang memiliki nilai strategis secara ekonomi dan politik dari
kerajaan hindu padjajaran. Bandar ini menjadi pelabuhan perantara paling
ramai di kunjungi para pedagang arab, india, china, dan para pedang
nusantara setelah nusantara.
Kawasan jawa barat yang sampai tahun 1526 dikuasi padjajaran
menjadi fokuus politik ekspansi kerajaan demak dengan tujuan melakukakn
islamisasi diwilayah itu. menacapkan pengaruh secara politis dan mengontrol
kegiatan perdagangan di pantai utara baguan barat dan selat sunda merupakan
tujuan utamanya.politik eksapansi ini berarti berhadapan dengan kerajaan
padjajaran yang sejak tahun 1522 telah menjalin persekutuan dengan portugis
yang merupakan musuh besar Demak. Kepentingan antara portugis dan
kerajaan padjajaran itu, kemudian dituangkan dalam bentuk perjanjian
persahabatan militer dan ekonomi, yang selanjutnya dikenal sebagai
perjanjian padrao (padrong).

B. Kedatangan Bangsa Portugis


Pendudukan Portugis atas malaka pada tahun 1511 serta kebijakan
monopoli yang diterapkannya membuat aktifitas perdagangan yang di
lakukakn oleh orang-orang islam di tempat itu terganggu. Hal itu memicu
solidaritas dari kesultanan demak, yang saat baik terhadap kesultanan itu
maupun terhadap saudagar islam. Saat itu demak di pimpin oleh Raden Fatah.
Selain sebagai bentuk solidaritas, serangan demak ke malaka juga di
maksudkan untuk menghambat niat portugis menguasai pulau jawa.

3
Portugis diam-diam mengincar pulau jawa, termasuk Demak yang
telah menyerangnya. Portugis dan Demak berpacu demgan waktu untuk
segera menduduki Sunda Kelapa. Pada tahu 1526, Alfonso d’Albuquerque
mengirim enam kapal perang di bawah pimpinan Francisco de Sa menuju
Sunda Kelapa. Kapal yang di kirim adalah jenis Galleon yang berrbobot
hingga 800 ton dan memiliki 21-24 pucuk meriam. Armada itu diperkirakan
membawa prajurit bersenjata lengkap sebanyak 600 orang.
Pada tahun yang sama, Sultan Trenggono mengirimkan 20 kapal
perang bersama 1500 prajurit di bawah pimpian Fatahillah menuju Subda
Kelapa. Armada perang Demak terdiri dari kapal tradisional jenis lancaran
dan Pangajawa yang ukurannya jauh lebih kecil dari Galleon. Kapal-kapal ini
digerakkan oleh layar dan dayung serta dilengkapi paling banyak 8 pucuk
meriam buatan lokal yang jangkauannya tidak sejauh meriam Portugis.

C. Upaya Fattahillah Merebut Sunda Kelapa


Dikuasainya Malaka pada tahun 1511 oleh orang-orang Portugis
merupakan ancaman tersendiri bagi kerajaan Demak. Pada tahun 1512,
kerajaan Demak di bawah pimpinan Pati Unus ( Pangeran Sabrang Lor )
dengan bantuan kerajaan Aceh menyerang Portugis di Malaka. Namun,
serbuan Demak tersebut mengalami kegagalan. Penyerangan dilakukan sekali
lagi bersama Aceh dan kerajaan Johor, tetapi tetap berhasil dipatahkan oleh
Portugis. Perjuangan kerajaan Demak terhadap orang-orang Portugis tidak
berhenti sampai di situ. Kerajaan Demak selalu menyerang dan
membinasakan setiap kapal dagang Portugis yang melewati jalur laut Jawa.
Karena itulah kapal dagang Portugis yang membawa rempah-rempah dari
Maluku ( Ambon ) tidak melalui Laut Jawa, tetapi melalui Kalimantan Utara.
Upaya yang dilakukan Fatahillah untuk mengusir Portugis diwujudkan
dengan mengirim pasukannya menuju Sunda Kelapa. Pasukan yang dikirim
Fatahillah tersebut merupakan pasukan yang terlatih, sejumlah perwiranya
merupakan veteran pasukan Pati Unus yang memiliki pengalaman perang laut
untuk bagaimana menghadapi kapal-kapal Portugis.

4
Setelah Cirebon menggabungkan diri dengan Demak, maka Fatahillah
tidak langsung menggempur Sunda Kelapa, melainkan mengarahkan
armadanya ke Banten yang tidak dipertahankan secara kuat oleh tentara
prajurit kerajaan Padjajaran. Sehingga, Banten dapat diduduki oleh pasukan
Demak dan Cirebon pada akhir tahun 1526. Penguasa Banten kemudian
dipegang oleh Maulana Hasanudin, tokoh penyebar agama Islam dari
Cirebon.
Pada awal tahun 1527, Fatahillah menggerakkan armadanya ke Sunda
Kelapa, sementara pasukan Banten secara bertahap menduduki wilayah demi
wilayah dari arah barat. Pasukan Cirebon bergerak menguasai wilayah
Padjajaran bagian timur Jawa Barat. Dalam kondisi itu, Sunda Kelapa telah
dipertahankan oleh kerajaan Padjajaran secara kuat, baik di darat maupun
laut.
Seluruh pasukan Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Adipati
Keling dan Adipati Cangkuang dari Cirebon berhasil di daratkan dan
langsung berhadapan dengan pasukan darat kerajaan Padjajaran yang
dipimpin Sri Baduga Maharaja. Dalam waktu sehari Sunda Kelapa dapat
dikuasai oleh pasukan Fattahillah. Oleh karena itu, Sultan Trenggono
mempercayakan Fatahillah sebagai penguasa Sunda Kelapa yang baru. Kapal-
kapal dan prajurit kerajaan Demak yang disertakan dalam ekspedisi itu tetap
dipertahankan di Sunda Kelapa untuk mendukung gerakan pasukan Islam
yang sedamg bergeral ke kawasan pakuan (daerah Bogor) yang menjadi ibu
kota Padjajaran. Selain itu, disiapkan untuk menghadapi kedatangan armada
Portugis yang diketahui sedang bergerak ke arah Jawa bagian Barat.
Perkembangan politik di Sunda Kelapa ternyata tidak diketahui oleh
armada Portugis. Pada bulan Juni 1527 kapal-kapal Portugis telah berada di
Teluk Sunda Kelapa, dimana sebuah kapal ditugaskan merapat dipelabuhan
dan meurunkan pasukan bersenjata lengkap untuk merealisasikan perjanjian
membangun loji (perkantoran dan perumahan yang dilengkapi benteng
pertahanan) antara Portugis dengan Kerajaan Padjajaran pada 21 Agustus
1522. Buah perjanjian itu, Sunda Kelapa akan menerima barang-barang yang
diperlukan.

5
Kapal-kapal Portugis lainnya membentuk formasi diperairan terbuka
untuk menghadang kedatangan armada Kerjaan Demak yang diperkirakan
akan muncul dari Teluk Sunda Kelapa. Fatahillah sengaja menahan
armadanya untuk tetap bertahan di teluk lantaran mempertahankan Sunda
Kelapa menjadi tujuan utamanya.
Hal ini didasarkan pada dua perkiraan, yaitu Pertama kapal-kapal
Kerajaan Demak akan sulit menghadapi armada Portugis dilaut terbuka
karena ketertinggalan teknologi senjata dalam hal jangkauan meriam dan
menggiring Portugis unutk memaksakan pertempuran pantai yang memang
menjadi spesialisasi kapal dan prajurit Demak. Kedua, pada saat itu sedang
terjadi badai diperairan terbuka yang membahayakan pelayaran kapal-kapal
Demak karena tonase dan ukurannya relative kecil . dalam suasana yang
serba mencekam dan tidak pasti itu, sebuah kapal perang Portugis mencoba
memasuki Teluk untuk menghindari Badai. Namun kehadiran kapal itu segera
dikepung dan ditenggelamkan oleh kapal-kapal Kerajaan Demak yang
mampu mengarahkan meriam dan bola api tepat di lambung dan geladak
kapal yang naas itu. Empat kapal Portuguis lainnya tidak berani memasuki
Teluk Sunda kelapa dan memilih meghadapi badai. Tenggelamnya dua kapal
ini membuat Fransisco de Sa memerintahkan armadanya kembali ke Malaka.
Kemenangan pertempuran ini menunjukan kehebatan pasukan
Kerajaan Demak yang dipimpin oleh Fatahillah. Atas kemenangan ini,
kemudian Fattahillah diangkat sebagai Gubernur di Sunda Kelapa. Untuk
memeperngati kemenangan armada Kerajaan Demak dalam merebut Sunda
Kelapa dari kekusaan Kerajaan Padjajaran dan mempertahankannya dari
Portugis. Maka pada tanggal 22 juni 1527, Fatahillah mengubah nama
pelabuhan ini menjadi Jayakarta yang berarti Kemenangan mutlak. Sehingga
tanggal tersebut diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta yang sekarang
menjadi ibu kota Republik Indonesia.

D. Arti Penting Kemenangan Fatahillah terhadap Bangsa Portugis


Pada tahun 1527 Kerajaan Demak mengirim armadanya di bawah
pimpinan Fatahillah untuk membebaskan Banten, Sunda Kelapa, dan

6
Cirebon. Fatahillah berhasil mengusir Portugis yang ingin bekerja sama
dengan Padjajaran. Kemenangan Fatahillah memiliki arti penting yaitu :
1) Jalan perdagangan yang membentang dari Maluku sampai Aceh dapat di
selamatkan dari genggaman Portugis.
2) Demak dapat menguasai seluruh bandar di pesisir Utara Jawa dari Banten
sampai Surabaya.
3) Kerajaan Padjajaran terisolir dari laut Jawa sehingga tidak dapat
berhubungan dengan bangsa Portugis.

E. Kehidupan kerajaan demak setelah kedatangan portugis


a. Kehidupan Ekonomi dilihat dari segi ekonomi, demak sebagai kerajaan
maritim, menjalankan fungsinya sebagai penghubung atau transit daerah
pengahasil remapah-rempah di bagian timur denga malaka sebagi pasaran
dibagian barat. Perekonomian demak dapat berkembang dengan pesat di
dunia maritim karena di dukung oleh pengasih dalam bidang agraris yang
cukup besar.
b. Kehidupan Politik pada kerajaan Demak yaitu Demak berkembang dengan
pesat sebagai pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam.
c. Kehidupan Sosial Demak diatur oleh hukum-hukum Islam, namun juga
masih tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem kehidupan sosial
yang telah mendapat pengaruh Islam.
d. Kehidupan Budaya, terlihat jelas di bidang budaya, terlihat jelas dengan
adanya pembangunan mesjid Agung Demak yang terkenal dengan salah
satu tiang utamanya terbuat dari kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai
untuk membuat masjid itu sendiri yang disebut sokotatal.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kita mempelajari tentang perlawanan rakyat Demak terhadap
Portugis di bawah pimpinan Fatahillah, kita mempunyai kesimpulan sebagai
berikut:
Kekuasaan Demak berhasil dikembangkan karena Sultan Trenggono
melakukan penyerangan terhadap daerah-daerah kerajaan Hindu yang
mengadakan hubungan dengan Portugis seperti Sunda Kelapa ( Padjajaran )
dan Blambangan. Penyerangan terhadap Sunda Kelapa yang dikuasai oleh
Padjajarandisebabkan karena adanya perjanjian antara raja Pakuan penguasa
Padjajaran dengan Portugis yang diperkuat dengan pembuatan tugu
peringatan yang disebut Padrao. Isi dari Padrao tersebutadalah Portugis
diperbolehkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa dan Portugis juga
mendapatkan rempah-rempah dari Padjajaran. Sebelum benteng tersebut
dibangun oleh Portugis, tahun 1526 demak mengirimkan pasukannya
menyerang Sunda Kelapa, di bawah pimpinan Fatahillah, pemuda asal Pasai
(Sumatra), yang juga menjadi menantu Sultan Trenggono. Dengan
penyerangan tersebut maka tentara Portugis dapat dipukul mundur ke Teluk
Jakarta. Atas kemenangan ini, kemudian Fattahillah diangkat sebagai
Gubernur di Sunda Kelapa. Untuk memeperngati kemenangan armada
Kerajaan Demak dalam merebut Sunda Kelapa dari kekusaan Kerajaan
Padjajaran dan mempertahankannya dari Portugis. Maka pada tanggal 22 juni
1527, Fattahillah mengubah nama pelabuhan ini menjadi Jayakarta yang
berarti Kemenangan mutlak. Sehingga tanggal tersebut diperingati sebagai
hari jadi kota Jakarta yang sekarang menjadi ibu kota Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai