Anda di halaman 1dari 257

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM


PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING BAGI KELAS V A DI SD NEGERI NANGGULAN

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Yoseph Bravian Aderika Sinaba

121134117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN

PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS

V A DI SD NEGERI NANGGULAN

Oleh:

Yoseph Bravian Aderika Sinaba

NIM : 121134117

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Paulus Wahana, M. Hum. Tanggal : 7 Januari 2016

Pembimbing II

Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M. A. Tanggal: 7 Januari 2016

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN

PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS

V A DI SD NEGERI NANGGULAN

Dipersiapkan dan ditulis oleh :


Yoseph Bravian Aderika Sinaba
121134117

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji


pada tanggal 25 Januari 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. ...................


Sekretaris : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ...................
Anggota I : Drs. Paulus Wahana, M. Hum. ...................
Anggota II : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M. A. ...................
Anggota III : Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. ...................

Yogyakarta, 25 Januari 2016


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan

Rohandi, Ph.D

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

“Hidup merupakan perjalanan menuju kematian. Pahami, hayati, jalani!”

(Penulis)

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

 Tuhan Yesus yang selalu memberkatiku

 Orangtuaku:

Yacobus Basuki & Yustina Simpen

 Adikku:

Yulius Brilian Abdikrisfani Sinaba

Yohanes Glorify Bryan Madya Paska Sinaba

Teofilus Vierza Mercyzano Sinaba

 Penyemangatku:

Luciana Puput Indriati

 Dosen Pembimbingku:

Drs. Paulus Wahana, M. Hum.

Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M. A.

 Saudara-saudaraku yang membantu membiayai kuliah.

 Teman-teman sepayung dan seperjuangan:

Johan, Purnomo, Nugroho, Oka, Sita, Hilda, Yosi, Astrid, dan Ika

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Januari 2016

Penulis,

Yoseph Bravian Aderika Sinaba

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

nama : Yoseph Bravian Aderika Sinaba

nomor mahasiswa : 121134117

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul:

PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN

PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS V

A DI SD NEGERI NANGGULAN

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,

dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu izin dari saya atau memberi royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 25 Januari 2016

Yang menyatakan,

Yoseph Bravian Aderika Sinaba

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENINGKATAN SIKAP NASIONALISME DALAM PEMBELAJARAN


PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI KELAS V
A DI SD NEGERI NANGGULAN

Oleh:
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
12113417

Keterbatasan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai


dengan pendidikan nilai diduga menyebabkan rendahnya sikap nasionalisme.
Siswa yang memiliki kriteria sikap nasionalisme yakni sebesar 56,25% atau 18
dari 32 siswa. Peneliti menggunakan model Problem Based Learning sebagai
solusi permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui pelaksanaan
model Problem Based Learning dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan
sikap nasionalisme bagi siswa kelas V SD Negeri Nanggulan tahun ajaran
2015/2016, 2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap nasionalisme
dalam pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa kelas
V A di SD Negeri Nanggulan Tahun ajaran 2015/2016.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari
dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan.
Teknik pengumpulan data menggunakan cara penyebaran kuesioner, serta
observasi dan wawancara sebagai pendukung.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan 43,75% sikap nasionalisme siswa
kelas V A SD Negeri Nanggulan. Peningkatan dapat dilihat dari persentase jumlah
siswa yang memiliki kriteria sikap, mulai dari kondisi awal sebesar 56,25%, siklus
I yakni 93,75%, dan siklus II yaitu 100%. Peningkatan juga dapat dilihat dari nilai
rata-rata siswa. Kondisi awal yaitu sebesar 74,87, siklus I 87,62, dan siklus II
87,66

Kata kunci: sikap nasionalisme, Problem Based Learning

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE INCREASING NATIONALISM BEHAVIOUR IN CIVICS SUBJECT


USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL FOR STUDENTS OF
GRADE V A NANGGULAN ELEMENTARY SCHOOL

By:
Yoseph Bravian Aderika Sinaba
121134117

In applying the teaching model which is suitable with value education is


supposed to caused the low of nationalism behaviour. The students who have the
criteria nationalism behaviuor are 56,25% or 18 of 32 students. Observer used
Problem Based Learning model as solution for the problem. The goal of this
research are 1) to know the carrying out of Problem Based Learning model in
Civics subject to increase the nationalism behaviour for students of grade V A
Nanggulan Elementary School academic year 2015/2016, 2) to increase the
nationalism behaviour in Civics subject using Problem Based Learning model for
students of grade V A Nanggulan Elementary School academic year 2015/2016.
This research is a classroom action research which consist of two cycles.
The subject of this research is the students of grade V A Nanggulan Elementary
School academic year 2015/2016. The technique for the collecting of the data by
using distribut the quesioner and observation, and interview as a support.
Based on the result of the research, it can be concluded that the
implementation of Problem Based Learning model can increase nationalism
behaviour for students of grade V A Nanggulan Elementary School academic year
2015/2016. The increase can be seen from the percentage of the sum of students
who have criteria nationalism behaviour, from the first condition is 56,25%,
cycles I 93,75%, and cycles II 100%. The increasement can be seen too from the
students average score. The first condition is 74,87, cycles I is 87,62, and cycles II
87,66.

Keywords: nationalism behaviour, Problem Based Learning

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena limpahan karunia-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Sikap

Nasionalisme dalam Pembelajaran PKn dengan Model Problem Based Learning

bagi Kelas V A di SD Negeri Nanggulan”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penelitian tidak lepas dari

kesalahan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah

memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini, antara lain:

1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, S. J., S.S., BST., M. A. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

3. Christiyanti Aprinastuti, S. Si., M. Pd. selaku wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memotivasi, membimbing dan memberi dukungan dalam menyelesaikan

skripsi.

5. Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M. A. selaku Dosen Pembimbing II

yang telah memotivasi, membimbing dan memberi dukungan melalui

pengalaman yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Sri Rahayu, S. Pd. selaku Kepala SD Negeri Nanggulan yang telah

memberikan izin penelitian di kelas V A SD Negeri Nanggulan.

7. Kanthi Lestari, S. Pd. selaku guru kelas V A yang telah bersedia

berkolaborasi, membagikan pengalaman, memotivasi, meluangkan waktu

untuk berdiskusi dan memberikan izin penelitian.

8. Siswa kelas V A yang telah bersedia bekerjasama menjadi subjek

penelitian.

9. Kedua orangtuaku, Yacobus Basuki dan Yustina Simpen yang telah

memberikan doa, motivasi, dukungan, kasih sayangnya, demi keberhasilan

anaknya.

10. Adikku sebagai motivasiku.

11. Luciana Puput Indriati yang menyemangatiku.

12. Saudara-saudaraku.

13. Teman-teman sepayungku (Johan, Purnomo, Nugroho, Oka, Sita, Hilda,

Yosi, Astrid, dan Ika) yang telah bekerjasama dan membantu dalam

penyelesaian skripsi.

14. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa disebutkan satu per

satu sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian.

Yogyakarta, 25 Januari 2016

Penulis ,

Yoseph Bravian Aderika Sinaba

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................ v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............... vi

ABSTRAK ................................................................................................ vii

ABSTRACT ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .............................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Batasan Masalah ..................................................................................... 6

1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

1.6 Definisi Operasional ............................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 9

2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 9

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1 Sikap ...................................................................................... 9

2.1.1.1 Aspek Kognitif ....................................................... 10

2.1.1.2 Aspek Afektif ......................................................... 12

2.1.1.3 Aspek Konatif ......................................................... 13

2.1.2 Nasionalisme ......................................................................... 14

2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan ............................................... 15

2.1.4. Model Problem Based Learning .......................................... 17

2.1.4.1 Model Pembelajaran .......................................................... 17

2.1.4.2 Pengertian Problem Based Learning ................................. 18

2.1.4.3 Manfaat Problem Based Learning ........................... 20

2.1.4.4 Langkah-langkah PBL ............................................. 20

2.2. Penelitian yang Relevan ........................................................................ 22

2.2.1 Penelitian tentang Pendidikan Kewarganegaraan ................... 22

2.2.2 Penelitian tentang metode Problem Based Learning .............. 23

2.2.3 Penelitian tentang sikap nasionalisme .................................... 25

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................. 27

2.4 Hipotesis Tindakan ................................................................................ 29

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 30

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 30

3.2 Setting Tindakan .................................................................................... 32

3.2.1 Waktu dan Tempat penelitian ................................................. 32

3.2.2 Subjek Penelitian .................................................................... 32

3.2.3 Objek Penelitian ..................................................................... 33

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.3 Desain Penelitian .................................................................................. 33

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 39

3.5 Instrumen Penelitian.............................................................................. 42

3.6 Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 50

3.7 Teknik Analisa Data ............................................................................. 58

3.8 Indikator Keberhasilan ......................................................................... 62

3.9 Jadwal Penelitian .................................................................................. 64

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 65

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 65

4.1.1 Kondisi awal .......................................................................... 65

4.1.2 Siklus I ................................................................................... 76

4.1.3 Siklus II ................................................................................. 92

4.2 Pembahasan .......................................................................................... 107

4.2.1 Kondisi awal .......................................................................... 107

4.2.2 Siklus I ................................................................................... 108

4.2.3 Siklus II ................................................................................. 109

BAB 5 PENUTUP ..................................................................................... 120

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 120

5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 121

5.3 Saran ..................................................................................................... 121

DAFTAR REFERENSI ........................................................................... 116

LAMPIRAN .............................................................................................. 118

CURRICULUM VITAE ............................................................................ 238

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pertanyaan wawancara ................................................................. 42

Tabel 3.2 Format observasi pembelajaran di kelas ...................................... 43

Tabel 3.3 Penjabaran indikator ..................................................................... 44

Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen skala sikap .................................................... 49

Tabel 3.5 Tabel kriteria instrumen skala sikap ............................................ 49

Tabel 3.6 Tabel skala Likert ........................................................................ 50

Tabel 3.7 Tabel hasil uji validasi ................................................................. 54

Tabel 3.8 Tabel uji validitas instrumen skala sikap ..................................... 56

Tabel 3.9 Koefisien Reliabilitas ................................................................... 57

Tabel 3.10 Hasil perhitungan reliabilitas ..................................................... 57

Tabel 3.11 Tabel Acuan PAP tipe 1 ............................................................. 58

Tabel 3.12 Tabel perhitungan batas nilai aspek kognitif ............................. 59

Tabel 3.13 Tabel perhitungan batas nilai aspek afektif ............................... 59

Tabel 3.14 Tabel perhitungan batas nilai aspek konatif .............................. 60

Tabel 3.15 Tabel perhitungan batas nilai rata-rata siswa ............................ 60

Tabel 3.16 Tabel indikator keberhasilan aspek sikap nasionalisme ............ 62

Tabel 3.17 Tabel indikator keberhasilan sikap nasionalisme ...................... 63

Tabel 4.1 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal


untuk aspek kognitif
(pemahaman terhadap sikap nasionalisme) ................................. 66

Tabel 4.2 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal


untuk aspek afektif
(penghayatan terhadap sikap nasionalisme) ............................... 68

Tabel 4.3 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk aspek konatif


(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) ............................... 70

Tabel 4.4 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme .................... 72


kondisi awal

Tabel 4.5 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek kondisi awal ....... 74

Tabel 4.6 Hasil observasi pertemuan 1 siklus I ........................................... 78

Tabel 4.7 Hasil observasi pertemuan 2 siklus I ........................................... 80

Tabel 4.8 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I ....................................... 82


untuk aspek kognitif
(pemahaman terhadap sikap nasionalisme)

Tabel 4.9 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I ....................................... 84


untuk aspek afektif
(penghayatan terhadap sikap nasionalisme)

Tabel 4.10 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I ..................................... 86


untuk aspek konatif
(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)

Tabel 4.11 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme siklus I ..... 88

Tabel 4.12 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek siklus I .............. 90

Tabel 4.13 Hasil observasi pertemuan 1 siklus II ....................................... 93

Tabel 4.14 Hasil observasi pertemuan 2 siklus II ........................................ 94

Tabel 4.15 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II .................................... 97


untuk aspek kognitif
(pemahaman terhadap sikap nasionalisme)

Tabel 4.16 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II .................................... 99


untuk aspek afektif
(penghayatan terhadap sikap nasionalisme)

Tabel 4.17 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II ................................... 101


untuk aspek konatif
(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.18 Rangkuman perhitungan aspek ................................................. 103


sikap nasionalisme siklus II

Tabel 4.19 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek siklus II ............. 105

Tabel 4.20 Aspek pencapaian dan rata-rata kelas ....................................... 110

Tabel 4.21 Rangkuman hasil persentase aspek kognitif (pemahaman) ...... 112

Tabel 4.22 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek kognitif .................. 113

Tabel 4.23 Rangkuman hasil presentase aspek afektif (penghayatan) ....... 114

Tabel 4.24 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek afektif .................... 115

Tabel 4.25 Rangkuman hasil presentase aspek konatif (pelaksanaan) ...... 116

Tabel 4.26 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek konatif .................. 117

Tabel 4.27 Rangkuman sikap nasionalisme ............................................... 118

Tabel 4.28 Pencapaian indikator sikap nasionalisme ................................. 118

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Literatur map dari penelitian terdahulu ..................................... 26

Gambar 2 Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart .............................. 30

Gambar 3 Rumus Product Moment ........................................................... 53

Gambar 4 Rumus persentase siswa yang


memiliki kriteria minimal cukup ................................................ 61

Gambar 5 Rumus perhitungan skor rata-rata kelas .................................... 61

Gambar 6 Rumus perhitungan nilai rata-rata sikap .................................... 61

Gambar 7 Diagram rangkuman hasil aspek kognitif ................................. 112

Gambar 8 Diagram rangkuman aspek afektif ............................................ 114

Gambar 9 Diagram rangkuman hasil aspek konatif ................................... 116

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Pembelajaran ...................................................... 119

Lampiran 2 Instrumen skala sikap sebelum dan sesudah validasi .......... 161

Lampiran 3 Hasil skala sikap nasionalisme ............................................ 175

Lampiran 4 Hasil pekerjaan siswa .......................................................... 196

Lampiran 5 Hasil observasi ..................................................................... 210

Lampiran 6 Hasil penilaian instrumen pembelajaran .............................. 219

Lampiran 7 Hasil penilaian instrumen skala sikap ................................. 226

Lampiran 8 Surat izin penelitian ............................................................. 230

Lampiran 9 Surat keterangan telah melakukan penelitian ...................... 232

Lampiran 10 Foto-foto kegiatan ............................................................... 234

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan demi masa depan. Guru

sebagai ujung tombak pelaksana pendidikan perlu memiliki keterampilan yang

kompeten dalam mengajar demi terlaksananya Undang-Undang Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 3 menyebutkan bahwa tujuan

pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyiratkan bahwa guru perlu mengembangkan aspek spiritual,

pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik. Terlebih lagi, guru perlu

memahami kebutuhan siswa. Kebutuhan yang dimaksud adalah kesesuaian antara

materi pelajaran dengan tahap perkembangan siswa. Pembelajaran akan berjalan

efektif apabila materi pembelajaran maupun metode pembelajaran yang

digunakan sesuai dengan kemampuan siswa (Trianto, 2019). Faktor pendukung

pembelajaran lainnya adalah siswa. Perlu kesiapan siswa baik secara fisik,

psikologis, maupun dalam berpikir. Siswa akan lebih mudah mengikuti

pembelajaran apabila ada kesiapan dari siswa.


1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Trianto (2012: 62) mengatakan bahwa pembelajaran akan lebih baik jika

siswa terlibat aktif dalam belajar. Aktif di sini menekankan pada keaktifan siswa

dalam pembelajaran, baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional

guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat,

minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus belajar

(Trianto, 2012: 63). Apalagi, anak usia sekolah dasar, menurut Piaget memasuki

tahap perkembangan Operasional Konkret. Pada tahap ini siswa akan lebih mudah

memahami dari hal-hal yang bersifat nyata karena akan memiliki pengalaman

belajar secara langsung. Pemilihan metode pembelajaran pun seharusnya

disesuaikan dengan kondisi siswa. Metode pembelajaran yang baik adalah yang

mampu mengaktifkan siswa, sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada

guru. Pembelajaran yang sesungguhnya tidak hanya mengedepankan aspek

kognitif, akan tetapi diharapkan mengarah pada pendidikan nilai dan sikap.

Pembelajaran PKn sebagai pendidikan nilai merupakan salah satu wadah

yang diharapkan siswa menyadari akan nilai yang terkait dalam pembelajaran.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada

penanaman nilai dan pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-

kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas,

terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945

(Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Penanaman nilai dan pembentukan diri

menjadi penting manakala siswa dihadapkan pada permasalahan yang ada pada

pembelajaran maupun di lingkungan. Siswa perlu dibekali dengan apa yang

dinamakan sikap. Sikap di sini mencakup tiga aspek, yaitu: pemahaman,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penghayatan, dan pelaksanaan. Ketiga aspek ini mutlak dimiliki siswa terutama

dalam sikap nasionalisme.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan tentu tidak hanya

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa tetapi juga dengan

penghayatan maupun dalam pelaksanaan (Azwar, 2011: 4). Penghayatan dan

pelaksananaan yang dilakukan oleh manusia adalah pada nilai-nilai, terutama

dalam pembelajaran PKn. Ketiga aspek perlu diseimbangkan karena saling

berkaitan, agar proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sesuai dengan

apa yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Idealnya, pembelajaran

PKn menjadi landasan pembentukan sikap dan penanaman nilai-nilai agar tercipta

nasionalisme yang kuat, dengan menghadirkan permasalahan pada siswa.

Namun, permasalahannya kondisi yang diharapkan belum terlihat di SD

Negeri Nanggulan. Paduan suara SD Negeri Nanggulan salah syair ketika

menyanyikan lagu “Mengheningkan Cipta” saat upacara bendera. Terlebih lagi,

saat upacara berlangsung, 80% atau sekitar 292 siswa SD Negeri Nanggulan

terlihat tidak khidmat. Rosita (2013) mengatakan bahwa ciri-ciri nasionalisme

dibagi atas (1) memiliki rasa cinta tanah air; (2) bangga menjadi bagian dari

Indonesia; (3) menempatkan kepentingan kelompok daripada kepentingan

individu; dan (4) mengakui dan menghargai keanekaragaman. Dalam hal ini

Pancasila dan lagu diuraikan dalam ciri-ciri nasionalisme.

Berdasarkan hasil observasi proses kegiatan belajar mengajar di kelas V,

ada 25% atau 8 siswa yang tidak hafal Pancasila dan 12,5% dari 32 siswa tidak

hafal lagu Indonesia Raya. Dari hasil penyebaran kuesioner kondisi awal hanya 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

siswa atau 68,75% dari keseluruhan siswa mempunyai pemahaman akan sikap

nasionalisme, 18 siswa atau 56,32% siswa mempunyai penghayatan akan sikap

nasionalisme, 17 siswa atau 53,125% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan

sikap nasionalisme. Selain itu, siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran,

yang terlihat dari tidak adanya siswa yang bertanya maupun mengajukan

pendapat. Siswa cenderung pasif dalam menerima materi yang diberikan guru.

Bahkan, untuk memberikan pendapat ataupun bertanya saja masih terlihat malu-

malu. Karakter lain yang muncul adalah siswa masih sangat pilih-pilih dalam

pembentukan kelompok karena ketidakcocokan dalam berteman, sehingga guru

perlu membagi ke dalam kelompok yang lebih kecil. Permasalahan di atas tidak

lepas dari cara mengajar guru yang masih menggunakan metode ceramah pada

pelajaran PKn. Guru kurang menanamkan sikap yang terkandung dalam materi

pembelajaran.

Pembelajaran PKn di SD Negeri Nanggulan cenderung pada metode

ceramah yang mengarah pada aspek kognitif serta memberi informasi pada siswa

secara searah. Siswa pun menjadi tidak menyadari permasalahan dalam

pembelajaran dan nilai yang terkandung dalam pembelajaran. Hal ini berdampak

pada menurunnya sikap nasionalisme. Menurunnya hasil pembelajaran terbukti

dari hasil wawancara dengan guru pada tanggal 11 Agustus 2015. Peneliti

melakukan wawancara dengan guru PKn SD Negeri Nanggulan yang hasilnya

terbukti bahwa 55% siswa pada pembelajaran PKn masih di bawah KKM, yaitu

70. Hal ini terjadi karena menurut pendapat guru, materi yang diajarkan terlalu

banyak, sedangkan waktu yang disediakan tidak mencukupi materi. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

itu, berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, siswa telah

menerima materi mengenai nasionalisme tetapi belum dapat menghayati dan

melaksanakan nilai nasionalisme.

Permasalahan di atas mengantarkan peneliti untuk menemukan model

pembelajaran untuk meningkatkan sikap nasionalisme pada siswa, yaitu dengan

menggunakan model Problem Based Learning. Problem Based Learning (PBL)

adalah pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan

suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi

penyelidikan dan membuka dialog. Model ini mempunyai kelebihan untuk

merangsang kemampuan yang matang dalam intelektual (kognitif), menuntut

kehati-hatian dalam bertindak melalui analisis masalah (afektif dan konatif), dan

menciptakan pengalaman belajar. Siswa akan menjadi terlatih belajar tanpa

hafalan. Berdasarkan kelebihan di atas, PBL cocok digunakan untuk materi yang

berkaitan dengan nasionalisme, yang berhubungan langsung dengan kehidupan

sehari-hari. Oleh karena itu, model Problem Based Learning diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan materi yang diterima.

Terlebih lagi, kegiatan diskusi membuat siswa lebih mudah memahami materi

bersama kelompoknya dalam menghayati dan melaksanakan sikap nasionalisme.

Melalui diskusi secara berkelompok dapat memupuk nilai persatuan dan kesatuan,

yang merupakan salah satu ciri nasionalisme.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.2 Batasan Masalah

Penelitian ini akan dibatasi pada peningkatan sikap nasionalisme dalam

pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa kelas V A

di SD Negeri Nanggulan Tahun ajaran 2015/2016. Standar Kompetensi yang

digunakan yaitu SK 4. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI). Kompetensi Dasar yang digunakan adalah seluruh

KD yang terdapat pada SK 4.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1.3.1 Bagaimana pelaksanaan model Problem Based Learning dalam

pembelajaran PKn untuk meningkatkan sikap nasionalisme bagi siswa

kelas V A SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016?

1.3.2 Apakah pelaksanaan model Problem Based Learning dapat meningkatkan

sikap nasionalisme bagi siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan tahun

ajaran 2015/2016?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1.4.1 Mengetahui pelaksanaan model Problem Based Learning dalam

pembelajaran PKn untuk meningkatkan sikap nasionalisme bagi siswa

kelas V A SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.4.2 Meningkatkan dan mengetahui peningkatan sikap nasionalisme dalam

pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa

kelas V A di SD Negeri Nanggulan Tahun ajaran 2015/2016.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.5.1 Bagi siswa:

Mendapatkan pengalaman yang baru dalam belajar dengan menggunakan

model Problem Based Learning.

1.5.2 Bagi guru:

Memberikan pengetahuan yang lebih luas mengenai penerapan model

Problem Based Learning.

1.5.3 Bagi sekolah:

Menambah referensi pengetahuan baru tentang bagaimana meningkatkan

sikap nasionalisme siswa kelas V pada mata pelajaran Pkn dengan

menggunakan model Problem Based Learning.

1.5.4 Bagi peneliti:

Memberikan pengalaman dalam menerapkan model Problem Based

Learning pada mata pelajaran PKn menambah pengetahuan khususnya

dalam menyusun tugas akhir skripsi untuk menyelesaikan studi.

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Sikap adalah tindakan yang terlahir atas pendirian, baik secara positif

maupun negatif yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan konatif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6.2 Nasionalisme merupakan suatu paham yang menganggap bahwa kesetian

tertinggi atas setiap pribadi warga negara harus diserahkan kepada negara

kebangsaan atau nation state.

1.6.3 Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan

pada penanaman nilai dan pembentukan diri yang beragam dari segi

agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga

negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh

Pancasila dan UUD 1945.

1.6.4 Model Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang berpusat

pada siswa, dimana siswa dihadapkan pada suatu permasalahan kemudian

diikuti oleh pencarian informasi untuk menyelesaikannya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang kajian pustaka, penelitian-penelitian yang

relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Bagian ini akan membahas tentang teori-teori yang dapat mendukung

penelitian, yang diambil dari buku atau jurnal dan referensi yang lainnya. Teori-

teori yang akan dijelaskan pada bagian ini yaitu tentang sikap (pemahaman,

penghayatan, pelaksanaan), nasionalisme, mata pelajaran PKn, metode

pembelajaran berbasis masalah, dan karakteristik siswa SD.

2.1.1 Sikap

Sikap menurut Mulyono (1990: 838) adalah perbuatan yang berdasar pada

pendirian atau pendapat/keyakinan sebegai kecenderungan untuk bertindak.

Definisi sikap menurut Syah (1995: 135) adalah gejala internal yang berdimensi

afektif yang berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara

yang relatif tetap terhadap orang atau barang baik secara positif maupun negatif.

Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan yang mendukung atau

memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorable) pada objek tersebut (Berkowitz dalam Azwar, 1988: 5). Sikap

sebagai gejala internal berperan dalam mengambil tindakan, terutama bila ada

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

kemungkinan untuk bertindak. Seseorang yang memiliki sikap jelas, mampu

untuk memilih secara tegas dalam menghadapi kemungkinan.

Azwar (2011: 4) mengatakan bahwa dalam sikap terdapat aspek yang

saling berhubungan, yaitu: aspek kognitif, afektif, dan konatif. Aspek kognitif

berupa apa yang dipercayai atau kepercayaan seseorang mengenai objek sikap.

Kemudian aspek afektif merupakan komponen perasaan yang menyangkut

masalah emosi, sedangkan aspek konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau

kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang yang berkaitan dengan

objek sikap yang dihadapinya. Penelitian ini, aspek kognitif yang diukur adalah

pemahaman. Kemudian untuk aspek afektif yaitu penghayatan, sedangkan aspek

konatif yang diukur adalah pelaksanaan. Adapun penjelasan mengenai aspek yang

akan diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.1.1.1 Aspek Kognitif

Aspek kognitif adalah suatu proses yang memiliki sifat menambah

wawasan atau pengetahuan guna menambah hasil belajar (Harjanto, 2006: 91).

Sementara itu, (Kuswana & Sunaryo, 2012: 11) mengungkapkan pendapatnya

tentang ranah kognitif yaitu berhubungan dengan daya ingat mengenai

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan intelektual yang terpusat melalui

penilaian tes. Aspek kognitif yang diukur dalam penelitian ini yaitu pemahaman,

yang mana pemahaman juga terdapat dalam taksonomi Bloom.

Pemahaman pada proses belajar mengajar sangat diperlukan bahkan sangat

penting dilakukan. Pemahaman sangat penting ditekankan dalam pembelajaran

karena mampu membangun konsep awal siswa terhadap suatu materi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

pembelajaran yang disampaikan guru. Peserta didik dapat dikatakan memahami

suatu konsep materi pembelajaran apabila mereka mampu menjelaskan kembali

dan memberikan contoh tentang konsep tersebut menggunakan kata-kata mereka

sendiri. Purwanto (1997: 44) menambahkan bahwa dalam pemahaman tidak

hanya hafal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta

yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah,

mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan,

mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan

mengambil keputusan. Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan

bahwa ia memahami hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.

Pemahaman menurut Taksonomi Bloom (dalam Daryanto, 2008: 106)

adalah kemampuan yang mendapat tekanan dalam proses belajar mengajar.

Peserta didik dituntut untuk memahami atau mengerti materi yang diajarkan,

mengetahui materi yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya

serta menghubungkan dengan aspek-aspek kehidupan.

Sementara itu, Bloom (dalam Sudijono, 2009: 50) mengemukakan

pendapat bahwa pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk memahami

sesuatu setelah mengetahuinya lalu mengingatnya. Pemahaman merupakan

jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.

Pemahaman dibutuhkan dalam pembelajaran oleh peserta didik, agar peserta didik

mengerti atau memahami suatu konsep yang dipelajari dan memandangnya dari

berbagai segi kehidupan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pemahaman merupakan adalah kemampuan peserta didik untuk memahami dan

mengetahui suatu konsep materi yang diajarkan melalui ingatan dan

menghubungkannya dengan berbagai aspek kehidupan serta dapat

mengungkapkan dengan kata-katanya sendiri.

2.1.1.2 Aspek Afektif

Ranah afektif merupakan sesuatu yang berkaitan dengan sikap dan nilai

(Sudijono, 2006: 54). Hasil belajar ranah afektif akan terlihat pada siswa dalam

berbagai tingkah laku seperti motivasi mengikuti pelajaran, perhatiannya terhadap

mata pelajaran, menghormati guru, disiplin dalam mengikuti pelajaran. Sementara

itu, aspek afektif menurut Haryati & Saiful (2007: 38) yaitu siswa memiliki

karakter atau sikap (terkait dengan emosi yang mendukung) terhadap mata

pelajaran yang membantu mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Aspek

afektif yang diukur dalam penelitian ini yaitu penghayatan, yang mana

penghayatan juga merupakan karakter atau sikap.

Penghayatan berasal dari kata dasar hayat yang artinya hidup atau

kehidupan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2012). Menghayati

adalah mengalami dan merasakan dalam batin (KBBI: 2012). Penghayatan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2012) adalah pengalaman batin.

Penulis menyimpulkan bahwa penghayatan adalah suatu proses batin yang

sebelum dihayati memerlukan pengenalan dan pengertian tentang sesuatu yang

akan dihayati di dalam kehidupan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

2.1.1.3 Aspek Konatif/Psikomotor

Ranah psikomotorik adalah proses pengetahuan yang lebih banyak

didasarkan pada pengembangan proses mental melalui aspek-aspek otot dan

membentuk keterampilan siswa. Pengembangannya dalam pendidikan mencakup

proses yang menggerakkan otot, juga berkembang dengan pengetahuan yang

berkaitan dengan keterampilan hidup (Sukardi, 2008: 76). Senada dengan

pengertian di atas, Hamzah (2006: 38) menjelaskan aspek psikomotorik

merupakan sesuatu hal yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual

atau motorik. Dari pengertian di atas, keterampilan juga merupakan suatu

pelaksanaan atau tindakan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga mengukur

pelaksanaan.

Pelaksanaan berasal dari kata dasar laksana yang artinya tanda yang baik,

sifat, laku atau perbuatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2012).

Sedangkan melaksanakan adalah melakukan, menjalankan, mengerjakan

(rancangan, keputusan, dsb) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:

2012). Lalu pelaksanaan artinya proses, cara perbuatan melaksanakan (rancangan,

keputusan, dsb).

Berdasarkan pengertian diatas peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan

adalah proses seseorang untuk melaksanakan suatu perilaku atau perbuatan sesuai

dengan yang telah direncanakan ataupun diputuskan oleh perseorangan maupun

bersama dengan kelompok. Pelaksanaan dalam konteks pendidikan adalah proses

yang dilakukan oleh peserta didik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2.1.2 Nasionalisme

Nasionalisme sebenarnya merupakan hasil dari Revolusi Prancis. Istilah

nasionalisme telah ada sejak lama dan merupakan suatu istilah kuno.

Nasionalisme berasal dari kata Latin nation yang berarti kelahiran, suku, dan

berubah menjadi nation (bahasa Inggris) yang berarti bangsa (Djaja, 2009: 13).

Namun, ada satu hal yang dilupakan saat membahas tentang bangsa. Sebuah

bangsa tidak hanya meliputi orang, tetapi faktor tempat juga sangat penting.

Tempat orang berkumpul dan mengaitkan diri sebagai sebuah bangsa itulah yang

disebut tanah air. Kesadaran mengaitkan diri untuk menjadi satu inilah yang

melatarbelakangi munculnya nasionalisme.

Banyak para ahli yang mendefinisikan mengenai nasionalisme.

Nasionalisme adalah suatu paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara

sendiri, atau kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial

atau aktual bersama-sama mencapai, memepertahankan dan mengabdikan

semangat kebangsaan (Depdikbud dalam Aryani, 2010: 102). Sementara itu, Otto

Bauer (dalam Djaja, 2009: 14) mengatakan bahwa nasionalisme adalah suatu

persatuan perangai atau karakter yang timbul karena perasaan senasib. Kohn

(1955: 11) mengartikan nasionalisme sabagai suatu paham bahwa kesetiaan

tertinggi harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Ahli lain, L. Stoddard

(dalam Djaja, 2009: 14) menyatakan pendapatnya bahwa nasionalisme merupakan

suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sebagian terbesar individu ketika mereka

menyatakan rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara bersama dalam

suatu bangsa. Nasionalisme juga didefinisikan sebagai suatu gagasan, pikiran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan

tujuan nasional, berdasarkan asas kebersamaan dan timbul semangat kebangsaan.

Rosita (2013: 54) menyebutkan bahwa nasionalisme memiliki beberapa aspek,

yaitu 1) persatuan bangsa; 2) cinta tanah air; 3) sikap yang mencerminkan

nasionalisme; dan 4) menghargai simbol-simbol nasionalisme.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

sikap nasionalisme adalah suatu bentuk perasaan terhadap objek tentang gagasan-

gagasan, pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana terdapat perasaan cinta

terhadap tanah air yang disatukan oleh rasa senasib sepenanggungan, adanya

kesamaan sejarah di masa lampau yang bertujuan untuk menanamkan rasa cinta,

kesetiaan, dan keinginan untuk menjadikan negara lebih baik dalam mewujudkan

keinginan bersama.

2.1.3 Pendidikan Kewarganegaraan

Mata pelajaran yang menjadi fokus dalam penelitian adalah mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan atau sering disingkat menjadi PKn adalah mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warga negara yang yang memahami dan

mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara

yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD

1945 (KTSP, 2006). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) akan terus dipelajari

mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Sumiati (2008)

mengatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

menyiapkan siswa agar masa datang menjadi patriot pembela bangsa dan negara.

Patriot pembela bangsa ialah pemimpin yang mempunyai kecintaan, kesetiaan,

serta keberanian untuk membela bangsa dan negara melalui profesinya masing-

masing. Hadirnya mata pelajaran PKn sebagai pelajaran pokok di sekolah pada

dasarnya ingin membentuk peserta didik (khususnya siswa SD) untuk menjadi

warga negara yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi.

Tujuan PKn dilihat dari materi pembelajaran PKn, menurut Aryani dan

Markum (2010: 18) materi-materi yang diajarkan bertujuan mengembangkan

kemampuan-kemampuan peserta didik dalam hal berikut: (1) berpikir secara

kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, (2)

berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas

dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan (3) berkembang

secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasar pada karakter-

karakter masyarakat Indonesia. Berdasarkan tujuan-tujuan yang diuraikan diatas,

mata pelajaran PKn mempunyai peran penting di dalam pendidikan untuk

membentuk pribadi peserta didik menjadi manusia yang bermatabat luhur.

Terlebih lagi, salah satu misi Pendidikan Kewarganegaraan saai ini yaitu PKn

sebagai pendidikan nasionalisme.

Selain itu, dalam PKn juga dibahas materi mengenai nilai yang menjadi

tolok ukur manusia dalam bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Mata

pelajaran PKn berkaitan dengan pendidikan nilai karena PKn dan nilai ada

korelasinya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan nilai menurut Aryani dan

Markum (2010: 37) adalah suatu proses dalam upaya membantu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

mengekspresikan nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritis, sehingga peserta

didik dimungkinkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kualitas berpikir serta

perasaannya. PKn sebagai pendidikan nilai dimaksudkan bahwa melalui

pembelajaran PKn diharapkan dapat menyadarkan siswa akan nilai, moral, dan

norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara pada siswa. Melalui

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pula diharapkan dapat menumbuhkan

dan meningkatkan nilai kebangsaan atau nasionalisme siswa, sehingga siswa lebih

mencintai dan rela berkorban untuk tanah airnya. Oleh karena itu, pendidikan nilai

memiliki tujuan yang hampir sama dengan PKn yaitu membentuk peserta didik

menjadi pribadi yang berkarakter.

2.1.4 Model Problem Based Learning

2.1.4.1 Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran.

Setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran

untuk membantu peserta didik sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran

tercapai, Joice (dalam Trianto, 2009: 22).

Sementara itu, Soekamto, dkk (dalam Trianto, 2009: 22) mengungkapkan

bahwa maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

bagi para perancang, pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar. Secara lebih

ringkas bahwa aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan

yang tertata secara sistematis.

Khabibah (dalam Trianto, 2009: 25) mengatakan bahwa untuk melihat

tingkat kelayakan suatu model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli

dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Untuk

melihat efektivitas model pembelajaran dibutuhkan suatu perangkat pembelajaran

yang sesuai dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Selain itu, perlu

dikembangkan instrumen penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Dengan demikian model pembelajaran adalah suatu perencanaan terhadap proses

pembelajaran agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, sehingga siswa

mampu memahami apa yang mereka pelajari.

2.1.4.2 Pengertian Problem Based Learning

Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran, yang

melibatkan siswa sejak awal pembelajaran dihadapkan pada suatu masalah

kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi yang bersifat student centered.

PBL bertujuan agar siswa mampu memperoleh dan membentuk pengetahuannya

secara efisien, kontekstual, dan terintegrasi. Pengertian PBL menurut Arends

(dalam Suprihatiningrum, 2013: 215) bahwa pembelajaran berdasarkan masalah

merupakan suatu pendekatan pembelajaran, yang melibatkan siswa mengerjakan

permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka

sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,

mengembangkan kemandirian dan percaya diri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Kemudian Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis

masalah menurut Ridwan (2014: 127) adalah pembelajaran yang penyampaiannya

dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan membuka dialog. Sementara itu,

Visser (dalam Rusmono, 2012: 75) mengatakan bahwa Problem Based Learning

adalah sebuah strategi pembelajaran yang berusaha membentuk suatu proses

pemahaman isi suatu pelajaran pada suatu kurikulum. Peneliti menyimpulkan dari

pendapat para ahli di atas mengenai Problem Based Learning, bahwa Problem

Based Learning adalah suatu pembelajaran dengan menghadirkan sebuah

permasalahan terkait topik pembelajaran yang diselesaikan secara kelompok

maupun individu untuk membantu siswa memahami dan menghayati isi pokok

materi pembelajaran.

Permasalahan yang dihadirkan dalam pembelajaran berbasis masalah

hendaknya permasalahan yang kontekstual, artinya ditemukan dalam kehidupan

sehari-hari siswa. Masalah-masalah yang dihadirkan tidak boleh melenceng dari

standar kompetensi dan kompetensi inti, masalah harus tercakup dalam

kurikulum. Permasalahan yang nyata yang dikaji dengan menerapkan PBL

diharapkan dapat membantu siswa berpikir, mengajukan pertanyaan,

mengaktifkan pengetahuan awal, menguji pemahaman siswa, memperkuat

pemahaman siswa, memberikan motivasi untuk belajar dan melatih pendekatan

analitis terhadap situasi yang dikenal (Ridwan, 2014: 133). Pembelajaran dengan

PBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi

pembelajaran dan keterampilan mengatasi masalah dengan terlibat di berbagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

kondisi kehidupan nyata. Hal ini memberikan makna bahwa sebagian konsep

dapat diperkenalkan secara efektif melalui pemberian masalah.

2.1.4.3 Manfaat Problem Based Learning

Pembelajaran dengan model Problem Based Learning tidak dirancang

untuk memberikan sejumlah informasi yang banyak kepada siswa. Pemberian

informasi yang banyak cocok dengan metode ceramah. Sementara PBL dirancang

untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan

masalah, dan keterampilan intelektual.

Uden dan Beaumont (dalam Suprihatiningrum, 2013: 222) menyatakan

beberapa manfaat yang dapat diamati dari siswa yang belajar dengan

menggunakan Problem Based Learning, yaitu:

1) Mampu mengingat dengan lebih baik informasi dan pengetahuannya.

2) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan

keterampilan komunikasi.

3) Mengembangkan basis pengetahuan secara integrasi.

4) Menikmati belajar.

5) Meningkatkan motivasi.

2.1.4.4 Langkah-Langkah PBL

Oon-Seng Tan (dalam Ridwan, 2014: 146) berpendapat bahwa tahapan

PBL terdiri dari beberapa langkah, yaitu: (1) guru merancang permasalahan yang

sesuai dengan kurikulum, (2) siswa dihadapkan pada masalah, (3) siswa

menganalisis permasalahan dan isu pembelajaran, (4) siswa menemukan solusi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

dan membuat pelaporan, (5) siswa melakukan presentasi dan refleksi, dan (6)

siswa melakukan kaji ulang dan evaluasi. Jordan (dalam Ridwan 2014: 146)

menyatakan tahapan PBL adalah (1) guru merancang permasalahan yang sesuai

dengan kurikulum, (2) guru melibatkan siswa dalam permasalahan,

mendefinisikan hal yang harus dipelajari, (3) siswa mencari informasi untuk

memperoleh fakta yang relevan, dan (4) siswa mengajukan solusi. Ibrahim (dalam

Suprihatiningrum, 2013: 220) mengatakan bahwa di dalam kelas PBL, peran guru

berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru dalam kelas PBL antara lain: (1)

mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu

masalah kehidupan nyata sehari-hari, (2) memfasilitasi atau membimbing

penyelidikan, (3) memfasilitasi dialog siswa, (4) mendukung belajar siswa.

Sementara itu, David (dalam Ridwan 2014: 148) mengurutkan tahapan

PBL, seperti: (1) guru merancang permasalahan yang sesuai dengan kurikulum,

(2) siswa mengklarifikasi istilah, (3) siswa merumuskan pertanyaan, (4) curah

pendapat tentang hipotesis dan penjelasan, (5) siswa menata hipotesis, (6) siswa

menetapkan tujuan pembelajaran, (7) siswa mengumpulkan informasi dan belajar

mandiri, (8) siswa berbagi informasi dan diskusi hasil belajar.

Peneliti menyimpulkan bahwa PBL dilaksanakan dengan tahapan (1) guru

menyampaikan masalah kepada siswa yang relevan dengan topik yang sedang

dikaji, (2) siswa mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil, (3) anggota

kelompok melakukan curah pendapat berdasarkan pengetahuan awal mereka, (4)

siswa dalam kelompok mengidentifikasi hal-hal yang belum mereka pahami, (5)

kelompok membuat perencanaan penyelesaian masalah, (6) masing-masing siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

melakukan penelusuran informasi, (7) siswa kembali melakukan diskusi

kelompok, (8) kelompok menyajikan solusi permasalahan kepada teman-teman

sekelas, (9) teman sekelas bertanya atau memberi masukan, (10) anggota

kelompok melakukan pengkajian ulang berdasarkan masukan dari teman sekelas

atau guru. Pada dasarnya, guru hanya sebagai fasilitator dan motivator siswa

dalam pembelajaran.

2.2 Penelitian yang Relevan

Peneliti ini memiliki hubungan dengan beberapa penelitian yang pernah

dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

diantaranya adalah:

2.2.1 Penelitian tentang Pendidikan Kewarganegaraan

Penelitian yang dilakukan oleh Septiningsih (2012) judulnya adalah peningkatan

prestasi belajar menggunakan model cooperative learning teknik jigsaw dalam

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas IV Pangudi Luhur

Yogyakarta. Hasil penelitian adalah pembelajaran dengan menggunakan model

cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar, ditunjukan dengan

naiknya nilai rata-rata kelas. Nilai pada kondisi awal adalah 65 setelah

melaksanakan Siklus 1 menjadi 67.09 setelah Siklus 2 menjadi 77.17%. dengan

presentase ketuntasan Siklus 1 adalah 25.71% dan siklus 2 adalah 77.14%.

Masurkhi (2010) melakukan penelitian tentang “Revitalisasi pembelajaran

pendidikan kewarganeraan sebagai pembangun karakter melalui pemberdayaan

kultur sekolah”. Tujuan penelitian ini adalah membangun model pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

character biulding yang fit di Sekolah Dasar. Penelitian ini dilakukan pada 89 di

Semarang, dengan responden sebanyak 200 orang guru pengampu mata pelajaran

PKn. Metode penelitian ini adalah expost facto, dengan pendekatan kuantitatif non

eksperimen. Hasil penelitian ini yaitu: (1) model konfigurasi terbangun oleh

variabel laten eksogen berupa apresiasi guru, kepemimpinan kepala sekolah dan

rancangan pembelajaran, (2) pembangunan karakter lebih banyak terbangun oleh

kultur sekolah dan kepaa sekolah. Simpulan penelitian ini adalah bahwa kultur

sekolah dan kepemimpinan kepala sekolah memberi kontribusi yang signifikan

terhadap terbentuknya proses pembelajaran Pkn yang bermuatan pembangunan

karakter dan nilai.

2.2.2 Penelitian tentang metode Problem Based Learning


Ratnasari (2013) melakukan penelitian tentang “Model Problem Based

Learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada

pembelajaran masalah-masalah sosial kelas IV”. Tujuan peneletian ini adalah

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui model Problem Based

Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan

kelas (PTK) dengan menggunakan desain Elliot. Sementara itu, teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi,

teknik wawancara dan pegamatan. Hasil peningkatan dari kemampuan berpikir

kritis pada siklus I: 56,76, Siklus II: 67,72, dan siklus III: 84,38. Adapun

peningkatan hasil belajar pada siklus I adalah 69,33, siklus II: 75,00 dan siklus III:

84,07. Dengan demikian peneliti merekomendasikan kepada guru untuk

menggunakan model problem based learning sebagai salah satu solusi untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Cendika (2013) Melakukan penelitian tentang “Penerapan pembelajaran

Problem Based learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas

VII MTs Al-Maarif 01 Singosari”. untuk mendeskripsikan langkah-langkah

pembelajaran dengan penerapan PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi pecahan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dan

pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Dalam

penelitian terdapat dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Langkah-langkah pembelajaran dengan

metode PBL adalah (1) tahap kooperatif dimana siswa dibentuk menjadi beberapa

kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa, (2) orientasi siswa kepada masalah, yaitu

pemberian masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, (3)

pengorganisasian siswa untuk belajar mandiri dalam kelompok, (4) membimbing

penyelidikan secara kelompok dengan menggunakan LKS untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai, dan (5) mengembangkan dan menyajikan hasil diskusi

melalui kegiatan presentasi di depan kelas. Peningkatan hasil belajar matematika

siswa dari hasil nilai tes pra tindakan 63,73 dan meningkat pada siklus I menjadi

74,85, pada siklus II meningkat sebesar 86.51.

Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti di atas relevan

dengan penelitian yang akan dilakukan dengan peneliti. Perbedaan penelitian

akbar (2010) dan Masurkhi (2010) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

saat ini adalah metode pembelajaran yang digunakan, meskipun mata pelajaran

yang diteliti sama, yaitu PKn. Penelitian Ratnasari (2013) dan Cendika (2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

mengunkanan metode yang sama dengan peneliti, hanya saja mata pelajaran yang

diteliti berbeda.

2.2.3 Penelitian tentang sikap nasionalisme

Hafidh Maksum (2011) melakukan penelitian dengan judul “Model

Project Citizen untuk Meningkatkan Kecakapan Pendidikan Kewarganegaraan

dalam Mengembangkan Sikap Nasionalisme.” Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan hasil pretest dan postest antara siswa yang proses belajar

mengunakan project citizen dengan siswa yang belajar secara konvensional dalam

meningkatkan kecakapan pendidikan kewarganegaraan dalam pengembangan

sikap nasionalisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode

yang digunakan adalah eksprimen kuasi dengan desain ”nonequivalent control

group pre-test dan posttest design.” Dalam desain ini kedua kelompok tidak

dipilih secara radom. Pengumpulan data dilakukan dengan pre-test dan post-test

dengan mengunakan test angket. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan

signifikan pada kecakapan intelektual, dan peningkatan kategori sedang pada

kecakapan kewarganegaraan dan kecakapan partisipatoris antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol. Analisis data dapat menunjukkan bahwa siswa merespon

positif pembelajaran PKn dengan menggunakan model project citizen.

Kesamaan dengan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

mengenai sikap nasionalisme karena variabel yang ditingkatkan adalah sikap

nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Metode Nilai-nilai dalam PKn dan Sikap


Problem Based
pembelajaran PKn Nasionalisme
Learning

Ratnasari (2013) Cendekia (2013) Septiningsih (2012) Masurkhi (2010) Hafidh Maksum
(2011)
Model Problem Penerapan Peningkatan prestasi Revitalisasi
Based Learning Problem Based belajar menggunakan pembelajaran Model Project
untuk Learning untuk model cooperative pendidikan Citizen untuk
meningkatkan meningkatkan learning teknik kewarganegaraan meningkatkan
kemampuan hasil belajar jigsaw dalam mata sebagai kecakapan
berpikir kritis matematika pelajaran Pendidikan pembangun Pendidikan
siswa. siswa kelas VII. Kewarganegaraan karakter melalui Kewarganegaraan
siswa kelas IV pemberdayaan dalam
Pangudi Luhur kultur sekolah. mengembangkan
sikap
nasionalisme

Peningkatan Sikap Nasionalisme dalam Pembelajaran PKn dengan model Problem Based Learning bagi Kelas V A di SD
Negeri Nanggulan

Bagan 1. Literatur map dari penelitian terdahulu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Penelitian terdahulu dengan penelitian ini memiliki satu perbedaan jika

dilihat dari jenis penelitiannya. Penelitian yang dilakukan Masurkhi merupakan

penelitian bukan PTK. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari

dan Cendekia memiliki persamaan dengan penelitian ini dalam penggunaan model

Problem Based Learning. Penelitian yang dilakukan Septiningsih memiliki

persamaan dalam hal pembelajaran PKn. Kemudian, penelitian yang dilakukan

Hafidh Maksum memiliki persamaan dalam sikap nasionalisme.

2.3 Kerangka Berpikir

Pendidikan di sekolah dasar perlu diwujudkan melalui pembelajaran.

Semua pembelajaran di sekolah menitikberatkan pada tiga aspek, yaitu

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Aspek kognitif adalah suatu proses yang

memiliki sifat menambah wawasan atau pengetahuan guna menambah hasil

belajar. Selanjutnya, aspek afektif merupakan sesuatu yang berkaitan dengan

sikap dan nilai (Sudijono, 2006: 54). Hasil belajar ranah afektif akan terlihat pada

siswa dalam berbagai tingkah laku seperti motivasi mengikuti pelajaran,

perhatiannya terhadap mata pelajaran, menghormati guru, disiplin dalam

mengikuti pelajaran. Sementara itu, aspek psikomotorik merupakan sesuatu hal

yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual atau motorik. Ketiga

aspek tersebut adalah bekal siswa untuk mengatasi permasalahan. Pembelajaran

yang dapat mengasah ketiga aspek tersebut adalah pembelajaran yang mampu

melibatkan keaktifan siswa dalam berpikir. Keaktifan siswa bisa membangun

kembali pengetahuan awal siswa. Berbekal pengetahuan awal, siswa mampu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

menemukan masalah dalam pembelajaran sekaligus bisa menyelesaikan masalah

tersebut.

Salah satu model pembelajaran yang mampu membantu siswa mencari arti

masalahnya dalam pembelajaran adalah Problem Based Learning. Model Problem

Based Learning menggunakan masalah-masalah yang nyata dan dekat dengan

keseharian siswa. Permasalahan yang dihadirkan dalam pembelajaran tidak boleh

melenceng dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kurikuum. PBL

memiliki tahapan seperti; (1) guru merancang permasalahan yang sesuai dengan

kurikulum, (2) guru melibatkan siswa dalam permasalahan, mendefinisikan hal

yang harus dipelajari, (3) siswa mencari informasi untuk memperoleh fakta yang

relevan, dan (4) siswa mengajukan solusi.

Pembelajaran berbasis masalah sangat sesuai diterapkan pada mata

pelajaran Pendidikan Kewarganeraan. Model ini melatih siswa dalam

menganalisis masalah yang dekat dengan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak model pembelajaran yang bisa digunakan guru untuk meningkatkan

pemahaman, penghayatan dan pelaksanaan nilai-nilai dalam pembelajaran PKn,

hanya saja guru dalam mengajar tidak menggunakan model-model pembelajaran

yang menarik. Model yang biasa digunakan guru dalam mengajar adalah model

ceramah, sehingga siswa cenderung tidak aktif, tampak bosan mudah mengantuk

dan lebih banyak diam. Hal ini menyebabakan nilai-nilai Pendidikan

Kewarganegaraan yang diajarkan guru tidak bisa dipahami, dihayati dan

dilaksanakan siswa. Akibatnya, guru cenderung memfokuskan pembelajaran

hanya pada aspek kognitif semata, tanpa memperhatikan aspek afektif dan konatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti memandang perlu adanya

penggunaan metode belajar yang berbeda dari pembelajaran pada umumnya

(ceramah), yaitu metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Based

Learning). Penggunaan metode ini bertujuan untuk meningkatkan sikap

nasionalisme siswa pada mata pelajaran PKn. Jika metode pembelajaran berbasis

masalah diterapkan pada pembelajaran, metode tersebut diharapkan dapat

meningkatkan aspek kognitif (pemahaman), afektif (penghayatan) dan konatif

(pelaksanaan) nilai-nilai nasionalisme siswa.

2.4 Hipotesis Tindakan

2.4.1 Penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran PKn

dilakukan melalui tahap pemberian masalah, diskusi, identifikasi, analisis,

pencarian informasi, dan presentasi.

2.4.2 Penerapan model problem based learning dalam mata pelajaran PKn

materi nasionalisme dapat meningkatkan sikap nasionalisme siswa kelas V

A semester ganjil SD Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Karakteristik khas dari penelitian tindakan kelas yakni adanya tindakan tertentu

untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Arikunto (2006 : 3)

memberikan definisi bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Langkah dalam PTK

disebut dengan siklus, setiap siklus terdapat empat tahapan yakni perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini terdapat dua siklus, untuk lebih

jelasnya lihat gambar di bawah ini.

Siklus
....

Rencana
Tindakan
Rencana
Tindakan
Refleksi

Refleksi
Pelaksanaan Pelaksanaan
Tindakan dan Tindakan dan
Observasi Observasi

Siklus I Siklus II

Gambar 1: Siklus PTK Model Kemmis dan Mc Tagart (Arikunto: 2006)

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Dalam penelitian ini, Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam dua

siklus. Tahapan-tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut

(Wiratmaja, 2005):

1. Perencanaan

Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu

perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum

digunakan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek

yang terkait PTK antara lain identifikasi masalah, analisis penyebab

adanya masalah, dan bentuk tindakan yang akan dilakukan. Sementara

itu, perencanaan khusus ditujukan untuk menyusun rancangan dari setiap

siklus.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan mengacu

pada perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan dilakukan

untuk memecahkan masalah yang terjadi. Setelah ditetapkan bentuk

pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan, kemudian langkah berikutnya

yaitu menerapkan tindakan tersebut dalam proses pembelajaran yang

sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh

gambaran lengkap tentang proses pembelajaran tentang nasionalisme.

Pengamatan dapat dilakukan sendiri oleh peneliti. Pengamat harus

mencatat semua aktivitas yang ada di kelas penelitian pada saat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

pengamatan.

4. Refleksi

Refleksi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan untuk

memikirkan tentang proses pembelajaran yang dilakukan sebagai evaluasi

guru serta tim pengamat yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas.

Refleksi ini dilakukan dengan cara mendiskusikan berbagai masalah yang

timbul di dalam kelas dan untuk mengukur sejauh mana efektivitas

kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama. Berdasarkan refleksi

tersebut, peneliti tetap melanjutkan ke siklus berikutnya atau berhenti

karena masalah sudah terpecahkan.

3.2 Setting Tindakan

3.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 di SD Negeri

Nanggulan yang beralamat di Nanggulan, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Sekolah

tersebut berada di sebelah timur Ring Road. Alasan pemilihan SD Negeri

Nanggulan sebagai tempat penelitian adalah karena lokasinya tidak jauh dengan

kampus. Selain itu karena siswa-siswi SD Negeri Nanggulan memiliki

karakteristik sikap yang beragam dan cocok untuk dijadikan subjek penelitian.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas V A SD Negeri Nanggulan.

Jumlah siswa kelas V A adalah 32, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

perempuan. Siswa kelas V A SD Negeri Nanggulan memiliki sikap nasionalisme

yang rendah.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan sikap nasionalisme dalam

pembelajaran PKn dengan model problem based learning bagi kelas V A SD

Negeri Nanggulan.

3.3 Desain Penelitian

3.3.1 Persiapan

Persiapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas bagi siswa kelas V SD

Negeri Nanggulan adalah sebagai berikut:

1. Meminta izin kepada Kepala SD Negeri Nanggulan untuk melakukan

kegiatan penelitian di SD tersebut.

2. Melakukan observasi kelas V untuk memperoleh gambaran mengenai

kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan serta karakteristik

siswanya.

3. Melakukan kegiatan wawancara dengan guru kelas dan sebagian siswa

kelas V SD Negeri Nanggulan.

4. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas.

5. Menganalisis masalah belajar siswa mengenai materi nasionalisme pada

mata pelajaran PKn.

6. Merumuskan masalah.

7. Merumuskan hipotesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

8. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus

9. Membuat gambaran awal mengenai pemahaman, penghayatan,

pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme siswa kelas V SD Negeri Nanggulan.

10. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokoknya.

11. Menyusun silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja siswa,

dan instrumen penelitian.

12. Menyiapkan metode Problem Based Learning beserta masalah yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

3.3.2 Rencana Setiap Siklus

3.3.2.1 SIKLUS I

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan meliputi: penyusunan RPP, LKS dan

membuat masalah yang digunakan dalam pembelajaran sebagai salah satu

bagian dari metode PBL.

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan Awal

1) Doa dan salam pembuka

2) Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4) Guru memotivasi siswa agar belajar dengan baik

b. Kegiatan Inti

1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok

beranggotakan 4-6 siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

2) Siswa diberi penjelasan mengenai Keutuhan NKRI (Negara

Kesatuan Republik Indonesia) oleh guru.

3) Siswa diberi suatu permasalahan yang akan didiskusikan dalam

kelompok. (langkah 1)

4) Siswa mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil. (langkah 2)

5) Siswa curah pendapat berdasar pengetahuan awal. (langkah 3)

6) Guru memonitor kegiatan setiap kelompok dalam mendiskusikan

setiap permasalahan.

7) Siswa mengidentifikasi masalah. (langkah 4)

8) Siswa membuat perencanaan solusi. (langkah 5)

9) Siswa mencari informasi terkait masalah. (langkah 6)

10) Siswa kembali diskusi kelompok. (langkah 7)

11) Perwakilan kelompok mengajukan solusi masalah. (langkah 8)

12) Siswa melakukan presentasi. (langkah 9)

13) Anggota kelompok melakukan evaluasi dari hasil yang diperoleh.

(langkah 10)

14) Siswa mengisi kuesioner tentang keutuhan NKRI, pentingnya

menjaga keutuhan NKRI, dan contoh-contoh perilaku dalam

menjaga keutuhan NKRI.

15) Guru memberikan penguatan terhadap pengetahuan yang telah

diperoleh siswa.

c. Penutup

Guru merangkum dan memberikan ringkasan atas materi yang baru


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

saja dipelajari. Guru memberi evaluasi tentang pelaksanaan

pembelajaran.

3. Observasi

Peneliti akan dibantu oleh seorang guru yang bertindak sebagai pengamat

pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama

pembelajaran berlangsung dan mencatat setiap kejadian-kejadian yang

berlangsung selama pembelajaran. Pengambilan data dilakukan dengan

membagikan kuesioner yang diisi oleh siswa setelah berdiskusi mengenai

keutuhan NKRI.

4. Refleksi

Peneliti bersama dengan guru kelas mengidentifikasi kesulitan atau

hambatan dan kejadian khusus yang terjadi selama pembelajaran

berlangsung di kelas. Refleksi ini akan jadi acuan untuk perbaikan

pembelajaran pada siklus II agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan

baik dan memperoleh kompetensi yang diinginkannya nanti.

3.3.2.2 SIKLUS II

1. Perncanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti mempersiapkan :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi mengenai

nasionalisme.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS).

c. Menyiapkan kuesioner

d. Masalah untuk pembelajaran di siklus II


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

2. Pelaksanaan

a. Kegiatan Awal

1) Doa dan salam pembuka

2) Guru memberikan apersepsi pelajaran kepada siswa mengenai

materi Kutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu memahami,

menghayati dan melaksanakan sikap-sikap menjaga kutuhan

NKRI.

4) Guru memotivasi siswa agar belajar dengan baik.

b. Kegiatan Inti

1) Siswa masuk kembali dalam kelompok yang telah dibentuk pada

siklus I

2) Siswa diberi penjelalasan mengenai Keutuhan NKRI (Negara

Kesatuan Republik Indonesia) oleh guru.

3) Siswa diberi suatu permasalahan yang akan didiskusikan dalam

kelompok. (langkah 1)

4) Siswa mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil. (langkah 2)

5) Siswa curah pendapat berdasar pengetahuan awal. (langkah 3)

6) Guru memonitor kegiatan setiap kelompok dalam mendiskusikan

setiap permasalahan.

7) Siswa mengidentifikasi masalah. (langkah 4)

8) Siswa membuat perencanaan solusi. (langkah 5)

9) Siswa mencari informasi terkait masalah. (langkah 6)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

10) Siswa kembali diskusi kelompok. (langkah 7)

11) Perwakilan kelompok mengajukan solusi masalah. (langkah 8)

12) Siswa melakukan presentasi. (langkah 9)

13) Anggota kelompok melakukan evaluasi dari hasil yang diperoleh.

(langkah 10)

14) Siswa mengisi kuesioner tentang keutuhan NKRI, pentingnya

menjaga keutuhan NKRI, dan contoh-contoh perilaku dalam

menjaga keutuhan NKRI.

15) Guru memberikan penguatan terhadap pengetahuan yang telah

diperoleh siswa.

d. Penutup

Guru merangkum dan memberikan ringkasan atas materi yang baru

saja dipelajari. Guru memberi evaluasi tentang pelaksanaan

pembelajaran.

5. Observasi

Peneliti akan dibantu oleh seorang guru yang bertindak sebagai pengamat

pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama

pembelajaran berlangsung dan mencatat setiap kejadian-kejadian yang

berlangsung selama pembelajaran. Pengambilan data dilakukan dengan

membagikan kuesioner yang diisi oleh siswa setelah berdiskusi mengenai

keutuhan NKRI.

6. Refleksi

a. Peneliti bersama dengan guru kelas mengidentifikasi kesulitan atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

kendala dan kejadian khusus yang terjadi selama pembelajaran

berlangsung di kelas.

b. Membandingkan analisis siklus I dan II serta mengambil kesimpulan

tentang pemahaman, penghayatan dan pengamalan pada materi

“Ketuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia” menggunakan metode

Problem Based Learning.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan teknik non tes. Teknik non tes yang digunakan yaitu skala sikap untuk

mengetahui peningkatan sikap nasionalisme pada mata pelajaran PKn. Kuesioner

skala sikap terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable. Pernyataan-

pernyataan yang disusun memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: sangat setuju,

setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Kuesioner yang disusun oleh peneliti

sudah mencakup indikator sikap nasionalisme. Dari kuesioner tersebut peneliti

menganalisis seberapa besar dan banyaknya siswa yang mampu memahami,

menghayati, dan dan melaksanakan nilai nasionalisme dalam kehidupan sehari-

hari. Sementara itu, untuk mengetahui kondisi awal kelas adalah dengan

wawancara, observasi dan dokumentasi.

3.4.1 Wawancara

Wawancara adalah salah satu bentuk teknik pengumpulan data dengan

cara berdialog yang dilakukan oleh pewawancara kepada narasumber. Sebelum

melaksanakan wawancara peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

disebut pedoman wawancara. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta,

data, pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi berkenaan dengan

fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian (Sukmadinata,

2011:216).

Persiapan wawancara yang dilakukan selain menyusun pedoman, hal yang

penting adalah membina hubungan baik dengan narasumber atau responden

(Sukmadinata, 2011:217). Hubungan yang baik antara pewawancara dengan

responden akan mempermudah untuk responden menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diberikan dan dalam pelaksanaan wawancara tidak terkesan

sangat formal. Pewawancara dapat mengembangkan pertanyaan sesuai dengan

situasi dan kondisi. Dalam penelitian ini peneliti bertanya langsung pada guru

mengenai permasalahan dalam kaitannya dengan sikap nasionalisme.

3.4.2 Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011: 220). Kegiatan yang diamati bisa

tentang cara guru mengajar, siswa belajar, dsb. Kegiatan pengamatan yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan kondisi dan siswa saat kegiatan

belajar mengajar berlangsung. Sama halnya dengan wawancara, sebelum

melakukan pengamatan sebaiknya peneliti menyiapkan pedoman observasi. Hal

ini bertujuan untuk mempermudah peneliti melakukan pengamatan kondisi

pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Ada dua macam bentuk atau format

pedoman observasi menurut Sukmadinata (2011: 221) yaitu pertama, berisi butir-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

butir pokok kegiatan yang akan diamati, dalam pelaksanaan pengamat membuat

deskripsi singkat mengenai perilaku yang diamati. Kedua, berisi butir-butir

kegiatan yang diperlihatkan oleh individu-individu yang diamati. Setelah

menemukan masalah kemudian peneliti merefleksikan dan mencari solusi dari

permasalahan tersebut. Sehingga akhirnya peneliti dapat melakukan penelitian ini.

Dalam penelitian ini, peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengobservasi

kegiatan belajar di kelas. Observasi juga dilakukan untuk data kondisi awal.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar, dsb (Sukmadinata, 2011: 221). Dokumen-dokumen yang dikumpulkan

dalam penelitian ini yaitu berupa gambar proses pembelajaran. Selain gambar,

peneliti juga mengumpulkan file-file penilaian sikap siswa yang terdapat pada

raport atau format yang lainnya yang dimiliki oleh guru kelas. Dokumen-

dokumen yang terkumpul menjadi bahan analisis untuk menemukan hasil yang

berkaitan dengan tujuan penelitian. Jadi, dokumen yang diperoleh akan

memperkuat analisis hasil penelitian pada setiap siklus.

3.4.4 Kuesioner atau Angket

Kuesioner atau angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan

data secara tidak langsung (Sukmadinata, 2011: 219). Teknik pengumpulan data

menggunakan kuesioner, peneliti tidak perlu langsung bertanya kepada responden.

Alat yang digunakan dalam pengumpulan data jenis angket adalah juga disebut

angket atau kuesioner. Kuesioner atau angket berisi pernyataan atau pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

yang dapat dijawab oleh responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner

tertutup atau terstruktur dimana pilihan jawaban mengunakan skala likert.

3.5 Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

kuesioner skala sikap, lembar observasi proses pembelajaran yang menekankan

pada aktivitas siswa, dan pedoman wawancara kepada guru kelas. Peneliti

menyusun instrumen yang digunakan dengan format sebagai berikut:

3.5.1 Intrumen Wawancara

Instrumen wawancara digunakan untuk mengambil data pelengkap terkait

dengan penelitian. Peneliti telah mempersiapkan format atau contoh pertanyaan

yang dapat digunakan pada saat penelitian berlangsung. Pertanyaan-pertanyaan

yang disusun berdasarkan aspek sikap nasionalisme yang diajukan pada saat

melakukan wawancara yaitu:

Tabel 3.1 Pertanyaan wawancara

Aspek Pertanyaan
Kognitif 1. Bagaimanakah pemahaman siswa mengenai materi
nasionalisme?
(pemahaman) 2. Seberapa dalamkah pengetahuan siswa mengenai
Indonesia?
Afektif 1. Bagaiamanakah hasil penilaian afektif siswa terkait
dengan kehidupan nasionalisme di sekolah?
(penghayatan) 2. Sejauh mana kemauan warga sekolah, terutama
siswa dalam mewujudkan nasionalisme?
Konatif 1. Bagaimanakah keseharian antar siswa kelas V?
Apakah setiap siswa mau berteman dengan siapa
(pelaksanaan) saja tanpa membeda-bedakannya?
2. Apakah semua siswa mampu menerapkan sikap
nasionalisme di sekolah?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

3.5.2 Observasi

Peneliti juga telah menyusun format observasi kegiatan belajar yang

menekankan pada aktivitas siswa, yang akan digunakan oleh peneliti pada saat

pelaksanaan penelitian. Adapun format tersebut adalah:

Tabel 3.2 Format observasi pembelajaran di kelas

No Aspek yang Diamati

1 Proses Pembelajaran
2 Membuka pelajaran
3 Penyajian materi
4 Metode pembelajaran
5 Penggunaan bahasa dan waktu
6 Aktivitas belajar siswa
7 Pengelolaan Kelas
8 Penggunaan Media
9 Cara menutup pelajaran
10 Evaluasi
Catatan pengamat:

3.5.3 Instrumen Kuesioner Skala Sikap

Penyusunan kuesioner yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan indikator

skala sikap nasionalisme. Skala sikap merupakan kecenderungan penolakan atau

penerimaan individu terhadap suatu objek atau stimulus tertentu (Ali, 2014: 267).

Berikut adalah kisi-kisi sikap nasionalisme yang akan digunakan untuk membuat

instrumen penelitian.

a. Indikator, Rosita (2013: 54)

1) Persatuan bangsa

2) Cinta tanah air

3) Sikap yang mencerminkan nasionalisme


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

4) Menghargai simbol-simbol nasionalisme

b. Penjabaran Indikator

Tabel 3.3 Penjabaran indikator

No Indikator Aspek Favorable Unfavorable


Indonesia mempunyai Pemekaran wilayah
banyak tantangan dari (dari beberapa
berbagai negara. provinsi menjadi
banyak provinsi)
merupakan tanda
pecahnya NKRI.
Saya menyadari Negara Kesatuan
bahwa berteman Republik Indonesia
dengan teman dari adalah negara yang
daerah lain itu baik. hanya memeiliki 1
wilayah karena
Indonesia adalah
negara kesatuan.
Saya mengetahui Indinesia hanya
bahwa negara memiliki 1 provinsi
Kognitif Indonesia adalah karena Indonesia
negara yang memiliki hanya terdiri dari 1
beraneka bahasa. wilayah.
Saya memiliki Indonesia dapat
Persatuan
1 pandangan bahwa dipisahkan dengan
bangsa
Negara Kesatuan sangat mudah karena
Rebublik Indonesia Indonesia tidak
adalah Negara yang mempunyai rasa
memiliki wilayah persatuan.
tertentu.
Saya mengetahui di
Indonesia mempunyai
33 Provinsi.
Saya meyakini bangsa
Indonesia tidak dapat
dipisahkan.
Afektif Sebagai anggota Saya merasa
keluarga kita harus perbedaan budaya
saling menghormati menjadi penghambat
dan menerima. persatuan dan
kesatuan.
Saya menghargai Saya hanya
teman yang sedang menghargai dan
beribadah, meskipun menerima budaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

teman itu berbeda yang berasal dari


agama dengan saya. daerah saya sendiri.
Konatif Saya bersedia Membantu teman
berteman dengan kelas yang tawuran itu
siapa saja. baik.
Saya bersedia
membantu, apabila
teman saya berkelahi.
Saya perlu memilih
teman bergaul yang
menguntungkan di
sekolah.
Saya menyadari Saya mengetahui
bahwa saya bagian bahwa NKRI hanya
dari Indonesia/ NKRI. menyangkut wilayah
saja.
Saya mengetahui Menurut saya NKRI
bahwa pada awal terbentuk hanya
Kognitif kemerdekaan, NKRI karena jasa pahlawan.
hanya terdiri dari 8
provinsi.
Saya menyadari Negara Kesatuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Republik Indonesia adalah bukan negaraku
adalah negaraku. karena Negara
Indonesia mempunyai
banyak wilayah.
Saya merasa perlu Saya tertarik dengan
Cinta Tanah menghargai jasa para produk luar negeri
2
Air pahlawan. yang kualitasnya lebih
bagus dari produk
lokal.
Saya mengendalikan Saya hanya
diri sedapat mungkin menghargai dan
memakai produk menerima budaya
dalam negeri. dalam negeri.

Saya tertarik Saya tidak mencintai


mempelajari sejarah bangsa Indonesia
terbentuknya NKRI. karena bangsa
Indonesia tidak patut
Afektif dibanggakan.
Saya merasa memiliki Saya tidak merasa
fasilitas umum. bangga ketika
menyanyikan lagu
nasional menginagt
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

keadaan negara yang


tidak layak dilagukan.
Saya mencintai Saya tidak suka
bangsa Indonesia. melihat setiap daerah
melestarikan budaya
Indonesia karena
budaya daerah bayak
budaya yang rendah.
Saya merasa bangga
ketika menyanyikan
lagu nasional.
Saya tertarik untuk
belajar budaya
Indonesia.
Saya merasa bangga
melihat setiap daerah
melestarikan budaya
Indonesia.
Saya ikut belajar Saya berusaha hanya
tentang budaya daerah memakai produk
lain di Indonesia. dalam negeri.
Sejarah mengarahkan
pikiran kita untuk
tidak melakukan
kerjasama dengan
negara yang pernah
menjajah.
Saya ingin agar negara
yang pernah menjajah
NKRI tidak diberi
Konatif
peluang untuk
kerjasama.
Saya tidak peduli
dengan budaya daerah
lain di Indonesia
karena budaya
daerahku lebih bagus
daripada daerah lain.
Saya tidak tertarik
belajar budaya
Indonesia yang
beraneka ragam.
Saya mengharap
Sikap yang
Afektif NKRI hanya terdiri
3 mencerminkan
dari satu suku saja
nasionalisme
agar tercipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

persatuan.
Konatif Saya berkewajiban Menurut saya apabila
menghargai pendapat ada teman yang
dengan baik agar tidak berkelahi maka saya
terjadi perdebatan harus ikut membantu.
yang membuat
kekacauan di kelas.
Saya ikut Saya lebih baik
mewujudkan keutuhan membiasakan
NKRI dengan menggunakan bahasa
bergotong-royong. daerah saya sendiri.
Saya rela memberikan Saya tidak mau
sumbangan untuk menyubangkan darah
PMI (Palang Merah saya untuk PMI
Indonesia) karena kalau saya
menyumbangkan
darah saya, saya akan
mati.
Saya lebih suka Saya tidak pernah
menggunakan produk- menggunakan produk
produk dalam negeri. Indonesia karena
produknya luar negeri
lebih bagus.
Saya menghargai Saya tidak menghargai
agama lain. agama lain karena
agama saya yang
paling benar.
Saya selalu Saya selalu
mengingatkan teman mengganggu teman
untuk beribadah. saat beribadah
Saya tidak serius saat
menyanyikan lagu
daerah karena lagu
daerah tidak saya
sukai
Saya mengetahui Bangsa Indonesia
bahwa yang menjahit hanya memiliki satu
bendera merah putih suku bangsa karena
di awal kemerdekaan Indonesia adalah
adalah Ibu Fatmawati. negara kesatuan.
Kognitif Saya meyakini bangsa Saya tidak pernah
Indonesia memiliki menghargai Pancasila
beraneka suku bangsa sebagi dasar Negara
4 Indonesia karena
Pancasila
dilambangkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

burung Garuda.
Menghargai Saya memahami Saya tidak tahu makna
simbol-simbol makna Bhineka Bhineka Tunggal Ika
nasionalisme Tunggal Ika. karena tidak perlu
diketahui
Saya mengetahui arti
warna pada bendera
Indonesia.
Saya memahami isi
lagu“Dari Sabang
Sampai Merauke”.

Saya senang
menggunakan bahasa
Indonesia.
Saya memahami arti
Afektif semboyan “Bhineka
Tunggal Ika”.
Saya menghargai
Pancasila sebagai
dasar Negara
Indonesia.
Saya ingin belajar
lagu-lagu daerah di
Indonesia.
Saya melakukan Saya melaksanakan
upacara bendera upacara bendera
dengan khidmad. sebagai kebiasaan
rutin yang
dilaksanakan setiap
senin.
Saya senang Saya tidak perlu
menggunakan bahasa menghormati bendera
Indonesia. merah putih, karena
itu hanya buatan
Konatif manusia.
Saya membiasakan Saya tidak suka
diri menyanyikan belajar lagu-lagu
lagu-lagu daerah. daerah di Indonesia
karena sangat sulit dan
banyak.
Saya tidak suka
menggunakan bahasa
Indonesia, karena
bahasa Indonesia tidak
bagus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

c. Kisi-kisi instrumen skala sikap

Tabel 3.4 Kisi-kisi instrumen skala sikap

Sikap Nasionalisme
Favorable Unfavorable
Indikator
Kognitif Afektif Konatif Kognitif Afektif Konatif
Persatuan 1, 4, 18, 8, 34, 45 3 7, 17, 2, 5, 46 6, 9
bangsa 38, 40, 44, 50,
41 52
Cinta tanah air 10, 16, 24, 26, 49 21, 28, 15, 19, 25, 27,
53 31, 33, 42 43, 58 32, 39,
48, 51, 54
56
Sikap yang 12, 36, 11 13, 35,
mencerminkan 57, 59, 47, 55,
nasionalisme 61, 63 60, 62,
64
Menghargai 29, 37, 14, 22, 20, 69 66, 73, 23 30, 68,
simbol-simbol 65, 70 67, 71, 75 72
nasionalisme 74

d. Kriteria instrumen skala sikap

Tabel 3.5 Tabel kriteria instrumen skala sikap (Masidjo, 1995: 163)

Persentase Rentang Skor Kriteria


90% - 100% 4,2 - 5,0 Sangat Baik
80% - 89% 3,4 - 4,1 Baik
65% - 79% 2,6 - 3,3 Cukup Baik
55% - 64% 1,8 - 2,5 Tidak Baik
Dibawah 55% 1,0 - 1,7 Sangat Tidak Baik

Dalam penelitian ini bentuk skala sikap yang akan digunakan adalah

dengan check list. Tabel di atas menjadi acuan penilaian instrumen skala sikap.

Skala yang akan digunakan adalah skala Likert untuk mengetahui sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

nasionalisme. Skala Likert menggunakan lima alternatif jawaban, yaitu: sangat

setuju (SS), setuju (S), cukup setuju (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju

(STS). Sukardi (2003: 147) mengatakan bahwa berdasarkan pengalaman di

masyarakat Indonesia, ada kecenderungan responden memberikan pilihan

jawaban kategori tengah. Jika semua responden memilih jawaban tengah, maka

peneliti kemungkinan besar memperoleh informasi yang tidak pasti. Untuk

mengatasi hal itu dianjurkan para peneliti untuk menggunakan kategori pilihan

genap. Berikut ini adalah tabel skala Likert yang sudah dimodifikasi dengan

kategori empat kategori pilihan.

Tabel 3.6 Tabel skala Likert


Skor
Alternatif jawaban
Favorable Unfavorable
Sangat setuju 5 1
Setuju 4 2
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5

3.6 Teknik Pengujian Instrumen

3.6.1 Validitas

Pengujian validitas ini dilakukan untuk mengetahui instrumen yang

digunakan dalam penelitian sesuai dengan yang ingin diukur oleh peneliti.

Arikunto (dalam Taniredja, 2012: 42) mengemukakan validitas adalah suatu alat

ukur yang menunjukkan tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

validitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: validitas rupa (face validity),

validitas isi (content validity), dan validitas konstruk (construct validity).

a. Validitas Rupa (Face Validity)

Validitas rupa merupakan validitas yang menunjukkan suatu alat

ukur/instrumen penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin

diukur (Siregar, 2012: 46). Validitas ini biasanya mengacu pada bentuk dan

penampilan instrumen penelitian. Validitas rupa di dalam penelitian ini dibagi

menjadi 2, yaitu validitas rupa untuk siswa dan validitas rupa untuk guru.

1) Validitas Rupa (Face Validity) untuk Siswa

Validitas rupa untuk siswa ini diujikan kepada siswa kelas V A untuk

mengetahui seberapa paham mereka atas pernyataan-pernyataan yang disusun

oleh peneliti. Peneliti memilih siswa kelas atas dikarenakan instrumen yang

digunakan pada saat penilitian ditujukan kepada siswa kelas V A yang termasuk

dalam kelas atas.

2) Validitas Rupa (Face Validity) untuk Guru

Validitas rupa untuk guru diujikan kepada guru kelas atas, yaitu guru kelas

V A. Pemilihan validitas oleh guru karena dimungkinkan mereka lebih mengerti

bahasa anak dalam sehari-hari di sekolah pada saat mengajar atau kegiatan yang

lainnya.

b. Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi sangat penting diketahui dalam penelitian, karena isi alat ukur

atau instrumen ini yang akan menjadi hasil penelitian. Validitas isi (content

validity) merupakan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui tingkatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

seberapa besar item-item instrumen mewakili konsep yang diukur (Jogiyanto,

2008: 56). Mengukur validitas isi tidak mudah karena perlu dilakukan dengan

expert judgement atau dilakukan oleh yang ahli dan mengetahui tentang konsep

yang akan diukur. Ahli yang dipilih oleh peneliti untuk mengukur instrumen

penelitian ini adalah 2 dosen dan 1 guru. Para ahli ini memberikan penilaian dan

komentar terhadap instrumen penelitian yang telah disusun oleh peneliti. Rentang

nilai yang diberikan oleh para ahli adalah 1-4 dengan keterangan 1= sangat tidak

baik, 2= tidak baik, 3= baik, 4= sangat baik.

Nilai-nilai yang diberikan oleh para ahli ini akan di hitung rata-ratanya

oleh peniliti dan menjadi tolok ukur peneliti untuk melakukan perbaikan atau

tidak. Peneliti menetapkan apabila nilai rata-rata < 2,5 maka peneliti melakukan

perbaikan, sedangkan apabila nilai rata-rata >2,5 maka peneliti tidak perlu

melakukan perbaikan karena instrumen yang disusun sudah baik. Alasan peneliti

mengambil nilai rata-rata yang ditentukan sebesar 2,5 karena termasuk nilai

tengah dari rentang nilai.

c. Validitas Konstruk (Construct Validity)

Validitas Konstruk (Construct Validity) merupakan penilaian pada alat

ukur yang dipakai mengandung suatu definisi operasional dari suatu konsep

teoritis (Margono, 2003:187). Pengujian validitas konstruk dapat dilakukan

dengan uji empiris. Uji empiris langsung dilaksanakan kepada siswa dengan

pembagian kuesioner sikap nasionalisme. Validitas konstruk minimal dilakukan

pada 30 siswa (Sugiyono, 2011: 125).

Peneliti melakukan uji empiris kepada siswa kelas VI di SD Negeri


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Nanggulan. Alasan pemilihan SD tersebut karena memenuhi karakteristik sebagai

SD penelitian. Siswa kelas VI sudah pernah menerima materi kelas V semester

satu. Jumlah responden uji empiris di SD Negeri Nanggulan berjumlah 50 siswa.

Validitas diuji dengan menggunakan product moment. Rumus product moment

dapat dilihat pada gambar.

Gambar 3.1. Rumus Product Moment


nXY  XY
rxy 
nX 2  (X ) 2 nY 2  Y 2

Keterangan:
rxy= koefisien validitas
X= skor butir soal
Y = skor total
n= jumlah responden

Hasil dari uji validitas ini kemudian direkap menggunakan Ms. Excel dan

perhitungan datanya menggunakan SPSS versi 21. Dari hasil perhitungan dengan

menggunakan SPSS versi 21, soal yang valid ditandai dengan adanya tanda

bintang satu (*) dan bintang dua (**) pada nomor soal. Tanda bintang satu berarti

adalah bahwa soal tersebut valid, sedangkan tanda bintang dua berarti soal

tersebut sangat valid. Selain itu, ada pula soal yang tidak terdapat tanda bintang,

artinya soal tersebut tidak valid. Namun, pada tabel di bawah ini peneliti juga

membandingkan r hitung dengan r tabel. Apabila r hitung > r tabel maka

pernyataan dinyatakan valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka pernyataan

tersebut dinyatakan tidak valid.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Tabel 3.7 Tabel hasil uji validasi

No.
No Soal r tabel r hitung Keterangan
Soal

1 Aitem 1 0,2787 0,260 Tidak valid


2 Aitem 2 1 0,2787 0,343* Valid
3 Aitem 3 2 0,2787 0,558** Valid
4 Aitem 4 0,2787 0,040 Tidak valid
5 Aitem 5 3 0,2787 0,346* Valid
6 Aitem 6 0,2787 0,037 Tidak valid
7 Aitem 7 4 0,2787 0,401** Valid
8 Aitem 8 0,2787 0,252 Tidak valid
9 Aitem 9 5 0,2787 0,418** Valid
10 Aitem 10 0,2787 0,181 Tidak valid
11 Aitem 11 0,2787 0,135 Tidak valid
12 Aitem 12 6 0,2787 0,480** Valid
13 Aitem 13 7 0,2787 0,563** Valid
14 Aitem 14 8 0,2787 0,476** Valid
15 Aitem 15 0,2787 0,014 Tidak valid
16 Aitem 16 9 0,2787 0,370** Valid
17 Aitem 17 10 0,2787 0,372** Valid
18 Aitem 18 0,2787 0,130 Tidak valid
19 Aitem 19 11 0,2787 0,506** Valid
20 Aitem 20 12 0,2787 0,548** Valid
21 Aitem 21 0,2787 0,123 Tidak valid
22 Aitem 22 13 0,2787 0,478** Valid
23 Aitem 23 0,2787 0,071 Tidak valid
24 Aitem 24 14 0,2787 0,406** Valid
25 Aitem 25 0,2787 0,240 Tidak valid
26 Aitem 26 0,2787 0,177 Tidak valid
27 Aitem 27 0,2787 0,076 Tidak valid
28 Aitem 28 0,2787 0,210 Tidak valid
29 Aitem 29 0,2787 0,153 Tidak valid
30 Aitem 30 15 0,2787 0,332* Valid
31 Aitem 31 16 0,2787 0,331* Valid
32 Aitem 32 0,2787 0,024 Tidak valid
33 Aitem 33 0,2787 0,036 Tidak valid
34 Aitem 34 0,2787 0,277 Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

35 Aitem 35 0,2787 0,111 Tidak valid


36 Aitem 36 17 0,2787 0,467** Valid
37 Aitem 37 18 0,2787 0,463** Valid
38 Aitem 38 0,2787 0,168 Tidak valid
39 Aitem 39 0,2787 0,132 Tidak valid
40 Aitem 40 19 0,2787 0,432** Valid
41 Aitem 41 20 0,2787 0,335* Valid
42 Aitem 42 0,2787 0,278 Tidak valid
43 Aitem 43 21 0,2787 0,533** Valid
44 Aitem 44 0,2787 0,092 Tidak valid
45 Aitem 45 22 0,2787 0,293* Valid
46 Aitem 46 0,2787 0,034 Tidak valid
47 Aitem 47 23 0,2787 0,304* Valid
48 Aitem 48 24 0,2787 0,565** Valid
49 Aitem 49 25 0,2787 0,562** Valid
50 Aitem 50 0,2787 0,103 Tidak valid
51 Aitem 51 0,2787 0,218 Tidak valid
52 Aitem 52 26 0,2787 0,460** Valid
53 Aitem 53 0,2787 0,205 Tidak valid
54 Aitem 54 27 0,2787 0,430** Valid
55 Aitem 55 0,2787 0,168 Tidak valid
56 Aitem 56 28 0,2787 0,323* Valid
57 Aitem 57 0,2787 0,165 Tidak valid
58 Aitem 58 29 0,2787 0,482** Valid
59 Aitem 59 0,2787 0,144 Tidak valid
60 Aitem 60 30 0,2787 0,578** Valid
61 Aitem 61 31 0,2787 0,464** Valid
62 Aitem 62 32 0,2787 0,387** Valid
63 Aitem 63 33 0,2787 0,578** Valid
64 Aitem 64 34 0,2787 0,467** Valid
65 Aitem 65 35 0,2787 0,552** Valid
66 Aitem 66 36 0,2787 0,343** Valid
67 Aitem 67 37 0,2787 0,403** Valid
68 Aitem 68 38 0,2787 0,529** Valid
69 Aitem 69 39 0,2787 0,489** Valid
70 Aitem 70 40 0,2787 0,636** Valid
71 Aitem 71 41 0,2787 0,564** Valid
72 Aitem 72 42 0,2787 0,363** Valid
73 Aitem 73 0,2787 0,015 Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

74 Aitem 74 43 0,2787 0,361** Valid


75 Aitem 75 44 0,2787 0,512** Valid

Tabel 3.8 Tabel uji validitas instrumen skala sikap

Sikap Nasionalisme
Favorable Unfavorable
Kognitif Afektif Konatif Kognitif Afektif Konatif
19, 20 - 2 4, 26 1, 3 5, 10
9 14, 16, 25 11, 27
22, 24, - 21,29
28
6, 17, 23 7, 30, 32,
- - -
31, 33 34
18, 35, 8, 13, 12, 37, 36, 44 15, 38, 42
-
40 41, 43 39

3.6.2 Reliabilitas

Peneliti tidak hanya melakukan uji validitas, tetapi juga uji reliabilitas agar

suatu alat ukur atau instrumen penelitian dapat predikat dikatakan baik. Sudjana

(dalam Taniredja, 2012: 43) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah ketetapan atau

keajegan alat dalam menilai apa yang dinilai. Senada dengan pernyataan di atas,

Arifin (2012: 258) juga berpendapat bahwa reliabilitas adalah tingkat atau derajat

konsistensi dari suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan mantap apabila dalam

mengukur berulang kali dengan kondisi pengukuran yang tidak berubah,

instrumen tersebut memberikan hasil yang sama (Margono, 2003: 181). Dalam hal

ini, reliabilitas dapat ditempuh dengan cara diujikan di lapangan.

Reliabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan pengujian internal

consistensy. Pengujian semacam ini dilakukan dengan cara mengujikan instrumen

hanya dengan sekali pelaksanaan saja (Sugiyono, 2011: 131). Peneliti kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

menganalisis data menggunakan program SPSS 21 dengan uji coba Cronbach’s

Alpha. Untuk menentukan tingkat reliabilitas dari Cronbach’s Alpha, peneliti

membandingkan dengan melihat koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam

bilangan dari negatif satu sampai 1,00. Koefisien reliabilitas menurut Masidjo

(1995) dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 9 Koefisien Reliabilitas

Interval koefisien Kualifikasi


0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah

Setelah mengujicobakan 75 pernyataan, terdapat 44 pernyataan yang dinyatakan

valid. Peneliti menghitung koefisien reliabilitasnya menggunakan program SPSS

21. Hasil dari dari perhitungannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.10 Hasil perhitungan reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,903 44

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perhitungan reliabilitas 44

skala sikap yang dinyatakan valid adalah 0,903. Hasil perhitungan tersebut berada

dalam kategori “tinggi” karena berada pada interval 0,71 - 0,91. Dari hasil

perhitungan tersebut, peneliti memutuskan untuk menggunakan pernyataan yang

valid dan reliabel sebagai alat ukur sikap nasionalisme.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu nontes. Teknik

nontes ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif sikap nasionalisme

diperoleh dengan observasi, wawancara dan kuesioner. Data kuantitatif diperoleh

dengan kuesioner skala sikap favorable dan unfavorable.

Sikap nasionalisme yang diukur peneliti meliputi pemahaman,

penghayatan dan pelaksanaan nilai yang akan ditekankan. Panduan yang

digunakan oleh peneliti untuk menetapkan hasil penelitian yang diperoleh adalah

dengan model Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe 1 (Masidjo, 2010). Peneliti

menetapkan batas penguasaan bahan pelajaran yang dianggap dapat meluluskan

(passsing score) dari keseluruhan penguasaan bahan yakni 65% yang diberi nilai

cukup (C). Persentil 65% dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi

minimal yang sudah tinggi, berarti tuntutan syarat dan keadaan belajar siswa

termasuk pada tingkat tinggi (Masidjo, 2010).

Tabel 3.11 Tabel Acuan PAP tipe 1


Tingkat Penguasaan
Nilai Huruf Rentang Skor Keterangan
Kompetensi
90% - 100% A 198 – 220 Sangat Baik
80% - 89% B 176 – 197 Baik
65% - 79% C 142 – 175 Cukup Baik
55% - 64% D 121 – 141 Tidak Baik
Dibawah 55% E 44 – 120 Sangat Tidak Baik

Berdasarkan tabel di atas apabila siswa mencapai persentil antara 65% -

79% dengan rentang skor 142 – 175 maka siswa telah memiliki sikap

nasionalisme cukup baik, dst.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Tabel 3.12 Tabel perhitungan batas nilai aspek kognitif (pemahaman) menurut
PAP tipe 1
Tingkat penguasaan Skor yang diperoleh
Keterangan
Kompetensi siswa
90% - 100% x 50 45 – 50 Sangat Baik
80% - 89% x 50 40 – 44 Baik
65% - 79% x 50 33 – 39 Cukup Baik
55% - 64% x 50 27 – 32 Tidak Baik
Dibawah 55% x 50 10 – 26 Sangat Tidak Baik

Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap

nasionalisme jika minimal pada rentang skor 65% - 79%. Dengan kata lain siswa

minimal mendapat skor 33 atau pada kriteria cukup baik.

Tabel 3.13 Tabel perhitungan batas nilai aspek afektif (penghayatan) menurut
PAP tipe 1
Tingkat penguasaan Skor yang diperoleh
Keterangan
Kompetensi siswa
90% - 100% x 70 63 – 70 Sangat Baik
80% - 89% x 70 56 – 62 Baik
65% - 79% x 70 46 – 55 Cukup Baik
55% - 64% x 70 38 – 45 Tidak Baik
Dibawah 55% x 70 14 – 37 Sangat Tidak Baik

Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap

nasionalisme jika minimal pada rentang skor 65% - 79%. Dengan kata lain siswa

minimal mendapat skor 46 atau pada kriteria cukup baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Tabel 3.14 Tabel perhitungan batas nilai aspek konatif (pelaksanaan terhadap
sikap nasionalisme) menurut PAP tipe 1
Tingkat penguasaan Skor yang diperoleh
Keterangan
Kompetensi siswa
90% - 100% x 100 90 – 100 Sangat Baik
80% - 89% x 100 80 – 89 Baik
65% - 79% x 100 65 – 79 Cukup Baik
55% - 64% x 100 55 – 64 Tidak Baik
Dibawah 55% x 100 20 – 54 Sangat Tidak Baik

Dari tabel di atas diketahui bahwa siswa dikatakan memiliki sikap

nasionalisme jika minimal pada rentang skor 65% - 79%. Dengan kata lain siswa

minimal mendapat skor 65 atau pada kriteria cukup baik.

Tabel 3.15 Tabel perhitungan batas nilai rata-rata siswa menurut PAP tipe 1

Tingkat penguasaan
Rentang nilai rata-rata Keterangan
Kompetensi
90% - 100% 90 – 100 Sangat Baik
80% - 89% 80 – 89 Baik
65% - 79% 65 – 79 Cukup Baik
55% - 64% 55 – 64 Tidak Baik
Dibawah 55% 44 – 54 Sangat Tidak Baik

Tabel di atas digunakan untuk mengetahui kriteria nilai rata-rata siswa

seluruh kelas. Siswa dikatakan memiliki sikap nasionalisme jika minimal pada

rentang skor 65% - 79%. Dengan kata lain siswa minimal mendapat skor 65 atau

pada kriteria cukup baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Dalam menganalisis data, data yang dikumpulkan oleh peneliti lalu

dihitung jumlah skor masing-masing siswa untuk menentukan kriteria sikap

minimal cukup, kemudian dihitung persentase dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Gambar 3.2 Rumus persentase siswa yang memiliki kriteria minimal cukup

jumlah siswa yang memenuhi kriteria sikap

persentase = x 100%

jumlah seluruh siswa

Gambar 3.3 Rumus skor rata-rata kelas

Jumlah skor seluruh siswa

Skor rata-rata =

Seluruh siswa

Sementara itu, untuk menentukan nilai rata-rata sikap nasionalisme secara

keseluruhan digunakan rumus sebagai berikut:

Gambar 3.4 Rumus perhitungan nilai rata-rata sikap

Rata-rata skor perolehan

Rata-rata = x 100

Skor maksimal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

3.8 Indikator Keberhasilan

Adapun indikator keberhasilan yang digunakan adalah mengenai ketiga

aspek sikap nasionalisme, yaitu pemahaman, penghayatan, dan pelaksanaan.

Tabel 3.16 Tabel indikator keberhasilan aspek sikap nasionalisme

No Variabel
Kondisi Awal Target
Terikat
(Kognitif) 50% siswa Rata-rata 85% siswa Rata-rata
pemahaman mempunyai kelas mempunyai kelas yang
1 nilai-nilai pemahaman minimal pemahaman ditargetkan
nasionalisme nilai-nilai 65 nilai-nilai adalah 65
minimal minimal
cukup. cukup.
(Afektif) 50% siswa Rata-rata 85% Rata-rata
Penghayatan menghayati kelas menghayati kelas yang
2
nilai-nilai nilai-nilai minimal nilai-nilai ditargetkan
nasionalisme minimal 65 minimal adalah 65
cukup. cukup.
(Konatif) 50% siswa Rata-rata 85% siswa Rata-rata
Pelaksanaan melaksanakan kelas melaksanakan kelas yang
3
nilai-nilai nilai-nilai minimal nilai-nilai ditargetkan
nasionlisme minimal 65 minimal adalah 80
cukup. cukup.

Variabel yang akan diukur keberhasilannya dan akan dicapai pada

penelitian ini adalah pemahaman (kognitif), penghayatan (afektif), dan

pelaksanaan (konatif) nilai-nilai nasionalisme. Instrumen yang akan digunakan

untuk mengukur pemahaman meliputi kuesioner dan wawancara kepada guru

maupun siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru, siswa sudah memiliki

pemahaman 50% tentang materi nasionalsme. Hal ini dilihat dari pencapaian

KKM, masih ada separuh siswa yang nilainya masih di bawah KKM. Berdasarkan

kondisi tersebut peneliti menargetkan adanya peningkatan pemahaman siswa

terhadap nilai nasionalisme menjadi 85%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Kondisi awal untuk penghayatan nilai nasionalisme dilihat dari observasi

yang dilakukan saat upacara bendera dan pembelajaran PKn. Peneliti dan guru

kelas memperkirakan persentase penghayatan siswa terhadap nilai-nilai

nasionalisme sebesar 50%. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti menargetkan

adanya peningkatan penghayatan siswa pada nilai nasionalisme menjadi 85%.

Sementara pada variabel pelaksanaan, peneliti melakukan observasi dan

wawancara dengan siswa dan guru kelas. Berdasarkan wawancara dengan guru,

persentase siswa dalam hal pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme sebersar 50%.

Peneliti juga melaksanakan observasi untuk melihat kemampuan awal siswa

dalam hal pelaksanaan nilai nasionalisme, dan hasil yang didapat hampir sama

dengan apa yang telah didapatkan saat wawancara dengan guru kelas.

Berdasarkan kondisi awal, peneliti menargetkan pelaksanaan siswa terhadap nilai

nasionalisme menjadi 85%. Target-terget yang telah diperkirakan peneliti dirasa

dapat dicapai oleh siswa dengan menghadirkan permasalahan yang dapat

membuat siswa berdiskusi dan menuangkan pikirannya dalam kelompok dengan

metode belajar Problem Based Learning.

Tabel 3.17 Tabel indikator keberhasilan sikap nasionalisme

Variabel/ Kondisi Target Capaian Deskripsi Instrumen


Peubah Awal Siklus
Peningkatan 50% 85% Lembar skala
sikap sikap
nasionalisme

Variabel yang akan diukur keberhasilannya dan akan dicapai pada

penelitian ini adalah sikap nasionalisme. Instrumen yang akan digunakan untuk

mengukur meliputi kuesioner dan wawancara kepada guru maupun siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Berdasarkan wawancara dengan guru, sikap nasionalisme pada siswa yang sudah

ada sebesar 50%. Hal ini dilihat dari pencapaian KKM, masih ada separuh siswa

yang nilainya masih di bawah KKM. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti

menargetkan adanya peningkatan menjadi 85%.

3.9 Jadwal Penelitian

Peneliti menyusun jadwal penelitian dari persiapan, perencanaan,

pelaksanaan penelitian, penyusunan laporan dan sampai pada ujian dengan

jabaran sebagai berikut.

Bulan
No Kegiatan
April Mei Juni Juli Agust Sep Okt Nov Des
Meminta izin kepada
1 sekolah yang akan
diteliti
Observasi masalah di
2
Kelas
3 Penyusunan Proposal
4 Uji coba penelitian
5 Pengumpulan data
6 Pengolahan data
7 Penyusunan laporan
8 Perbaikan laporan
9 Ujian akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab IV ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang meliputi kondisi

awal, siklus 1, dan siklus 2, serta pembahasannya. Berikut ini merupakan hasil

dan pembahasan dalam penelitian:

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Kondisi awal

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada guru, siswa, dan proses

pembelajaran pada mata pelajaran PKn kelas V, dapat dilihat bahwa pembelajaran

PKn masih bersifat konvensional. Hal ini dapat dilihat dari cara mengajar guru.

Cara mengajar guru masih menggunakan metode konvensional, yang mana guru

menggunakan metode ceramah selama pembelajaran. Sesekali guru melakukan

tanya jawab dengan siswa sambil membawa buku pelajaran. Guru tidak

menggunakan media yang mendukung penyampaian materi pembelajaran.

Pembelajaran menjadi monoton ketika siswa terlihat bosan mengikuti

pembelajaran, bahkan 25% siswa tidak hafal lagu kebangsaan (Indonesia Raya)

dan 12,5% siswa tidak hafal Pancasila. Rosita (2013) mengatakan bahwa ciri-ciri

nasionalisme dibagi atas (1) memiliki rasa cinta tanah air; (2) bangga menjadi

bagian dari Indonesia; (3) menempatkan kepentingan kelompok daripada

kepentingan individu; dan (4) mengakui dan menghargai keanekaragaman. Dalam

hal ini Pancasila dan lagu diuraikan dalam ciri-ciri nasionalisme. Dari hasil

observasi tersebut maka peneliti membagikan kuesioner skala sikap sebagai

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

kondisi awal di kelas V A, untuk mengetahui sikap nasionalisme yang dimiliki

siswa. Di bawah ini merupakan hasil kondisi awal sikap nasionalisme yang

dimiliki siswa:

Tabel 4.1 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal untuk aspek kognitif

(pemahaman terhadap sikap nasionalisme)

Res Pernyataan
pon Total Keterangan
4 9 18 19 20 26 35 36 40 44
den
A 1 2 2 5 5 5 5 4 2 4 Cukup baik
35
B 2 4 4 2 4 5 4 2 4 4 Cukup baik
35
C 2 2 4 2 5 4 4 2 2 4 Tidak baik
31
D 1 4 4 2 4 5 5 2 2 4 Cukup baik
33
E 2 1 4 2 4 4 4 1 2 5 Tidak baik
29
F 1 4 4 4 4 4 4 2 2 5 Cukup baik
34
G 2 2 4 4 4 4 4 2 1 5 Tidak baik
32
H Tidak baik
4 1 1 4 2 4 1 4 1 5 27
I Sangat baik
4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 45
J Baik
2 2 5 5 5 5 5 5 5 4 43
K Sangat baik
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 46
L Tidak baik
4 1 1 1 2 2 2 5 5 4 27
M Baik
5 1 5 1 5 5 5 5 5 5 42
N Sangat baik
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 46
O Sangat baik
5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 47
P Baik
4 4 5 2 2 5 5 5 5 4 41
Q Sangat tidak baik
2 2 2 5 2 2 2 2 2 4 25
R Tidak baik
2 2 4 2 2 4 5 1 2 4 28
S Tidak baik
4 2 2 2 2 2 4 5 2 5 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

T Cukup baik
1 4 4 2 4 5 5 2 2 4 33
U Tidak baik
2 2 4 4 4 4 4 2 1 5 32
V Baik
2 4 4 5 5 5 4 4 5 5 43
W Cukup baik
2 4 4 2 4 5 4 2 4 4 35
X Tidak baik
2 4 2 2 2 2 4 4 4 4 30
Y Cukup baik
1 2 2 5 5 5 5 4 2 4 35
Z Tidak baik
2 2 2 2 4 4 2 5 4 4 31
AA Baik
4 4 4 2 5 5 5 5 4 5 43
AB Baik
4 2 4 4 5 5 5 5 4 5 43
AC Baik
2 5 5 5 5 1 5 5 5 5 43
AD Sangat baik
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 48
AE Tidak baik
1 2 2 4 2 4 2 5 4 4 30
AF Baik
5 4 5 2 5 4 5 5 5 4 44
Skor total 1166
Rata-rata skor 36,4375 CB
Nilai rata-rata kelas 68,875 CB

Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal CB 20


Persentase siswa yang memiliki sikap minimal
62,5%
CB

Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek kognitif sikap nasionalisme (pemahaman

terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk

kondisi awal adalah 20 siswa atau 62,5% dari keseluruhan siswa mempunyai

pemahaman akan sikap nasionalisme. Kemudian, rata-rata sikap nasionalisme

pada aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) adalah 36,4375

atau cukup baik. Sementara itu, nilai rata-rata siswa adalah 68,875
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Tabel 4.2 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal untuk aspek afektif

(penghayatan terhadap sikap nasionalisme)

Res Pernyataan
To
pon Keterangan
-tal
den 1 3 8 11 13 14 16 21 22 24 28 29 41 43
A 2 2 4 5 2 4 2 4 4 4 4 4 2 2 45 Tidak baik
B 1 1 4 5 5 4 2 2 4 5 5 4 2 2 46 Cukup baik
C 1 2 4 4 2 5 1 1 4 4 5 4 4 1 42 Tidak baik
D 2 1 5 4 2 4 2 1 5 4 5 2 4 2 43 Tidak baik
E 2 2 4 5 4 5 2 1 5 5 4 4 5 2 50 Baik
F 1 1 5 5 1 4 2 4 5 4 4 4 4 1 45 Tidak baik
G 1 2 4 4 2 4 2 2 5 5 2 2 4 4 43 Tidak baik
H 1 1 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 43 Tidak baik
I 2 5 4 4 2 4 2 4 2 2 2 4 1 5 68 Sangat baik
J 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 68 Sangat baik
K 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 62 Baik
L 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 45 Tidak baik
M 1 4 4 2 2 2 2 2 4 5 4 5 4 4 67 Tidak baik
N 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 70 Sangat baik
O 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70 Sangat baik
P 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 65 Sangat baik
Q 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 38 Tidak baik
R 2 2 5 2 2 2 2 1 4 5 2 2 5 2 46 Cukup baik
S 2 4 4 2 4 2 1 2 4 4 4 4 4 5 46 Cukup baik
T 5 1 4 4 2 4 1 5 4 2 4 2 4 4 43 Tidak baik
U 2 1 5 4 2 4 2 1 5 4 5 2 4 2 47 Cukup baik
V 5 2 4 4 2 4 2 2 5 5 2 2 4 4 68 Sangat baik
W 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 46 Cukup baik
X 1 1 4 5 5 4 2 2 4 5 5 4 2 2 44 Tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Y 4 4 2 2 2 2 1 4 5 4 2 4 4 4 49 Cukup baik
Z 5 2 4 5 2 4 2 4 4 4 5 4 2 2 47 Cukup baik
AA 2 4 2 4 2 4 4 4 5 2 2 4 4 4 57 Baik
AB 4 2 4 5 4 4 4 2 5 5 5 5 4 4 62 Baik
AC 5 5 4 4 4 5 4 1 5 5 5 5 5 5 65 Sangat baik
AD 5 4 5 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 68 Sangat baik
AE 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 44 Tidak baik
AF 4 4 2 4 2 2 2 2 5 2 4 4 2 5 62 Sangat baik
Jumlah skor 1699

Rata-rata skor 53,0


94 Cukup baik
Nilai rata-rata kelas 75,8
5 Cukup baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik 20
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik 62,5%

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa aspek afektif sikap nasionalisme (penghayatan

terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk

kondisi awal adalah 20 siswa atau 62,5% dari keseluruhan siswa mempunyai

penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, rata-rata sikap nasionalisme

pada aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) adalah 54,84375

atau cukup baik. Sementara itu, nilai rata-rata siswa pada aspek afektif sebesar

75,85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Tabel 4.3 Hasil skala sikap nasionalisme kondisi awal untuk aspek konatif

(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)

Res Pernyataan
To
pon 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 Keterangan
tal
den 2 5 6 7 0 2 5 7 3 5 7 0 1 2 3 4 7 8 9 2
A 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 4 4 60 Tidak baik
B 2 2 1 2 4 4 4 5 5 4 1 4 2 4 2 2 4 2 2 4 60 Tidak baik
C 2 2 2 1 4 5 5 5 2 4 2 2 1 5 4 1 4 2 5 4 62 Tidak baik
D 2 1 2 2 2 5 4 5 4 5 2 5 2 4 4 2 4 4 4 1 64 Tidak baik
E 2 1 4 2 2 5 5 5 4 2 2 4 4 4 2 2 4 1 4 4 63 Tidak baik
F 2 2 1 2 2 5 4 5 4 2 2 4 1 4 2 4 4 2 5 4 61 Tidak baik
G 1 1 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 1 4 4 66 Cukup baik
H
4 5 2 5 4 4 5 4 4 1 2 2 4 2 2 5 5 1 5 4 70 Cukup baik
I
5 2 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 92 Sangat baik
J
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 95 Sangat baik
K
5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 94 Sangat baik
L
4 4 2 5 2 2 5 4 4 2 4 2 2 2 5 2 2 4 2 5 64 Tidak baik
M
5 5 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95 Sangat baik
N
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96 Sangat baik
O
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 5 91 Sangat baik
P
5 1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 93 Sangat baik
Q
2 2 5 5 2 5 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 5 5 2 5 62 Tidak baik
R
2 1 2 1 1 4 4 2 5 4 2 5 2 2 5 5 5 2 4 4 62 Tidak baik
S
4 2 4 1 2 4 5 2 5 2 4 4 4 2 4 5 4 4 2 2 66 Cukup baik
T
2 1 2 2 2 5 4 5 4 5 2 5 2 4 4 2 4 4 4 1 64 Tidak baik
U
1 1 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 1 4 4 62 Tidak baik
V
5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 94 Sangat baik
W
2 2 1 2 4 4 4 5 5 4 1 4 2 4 2 2 4 2 2 4 60 Tidak baik
X
4 1 2 1 2 5 2 5 2 4 4 5 2 4 5 4 5 4 4 2 67 Cukup baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Y
2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 2 4 58 Tidak baik
Z
5 2 4 2 2 5 2 2 4 2 2 5 2 2 5 4 2 4 4 4 64 Tidak baik
AA
4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 1 4 5 5 4 5 5 5 4 4 87 Baik
AB
5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 92 Sangat baik
AC
5 4 5 4 4 5 5 5 4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 91 Sangat baik
AD
5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 92 Sangat baik
AE
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 5 2 2 2 2 5 68 Cukup baik
AF
4 5 5 5 2 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 86 Baik
Skor total 2401
75,
Rata-rata skor Cukup baik
032
75,
Nilai rata-rata kelas Cukup baik
032

Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik 18


Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik 56,25%

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa aspek konatif sikap nasionalisme (pelaksanaan

sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk kondisi awal

adalah 18 siswa atau 56,25% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap

nasionalisme. Sementara itu, rata-rata sikap nasionalisme pada aspek konatif

(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) adalah 75,03125 atau cukup baik dan

nilai rata-ratanya mencapai 75, 03125.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Tabel 4.4 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme kondisi awal

Kognitif Afektif Konatif


No Responden
Total Ket Total Ket Total Ket
1 A 35 CB 45 TB 60 TB
2 B 35 CB 46 CB 60 TB
3 C 31 TB 42 TB 62 TB
4 D 33 CB 43 TB 64 TB
5 E 29 TB 50 B 63 TB
6 F 34 CB 45 TB 61 TB
7 G 32 TB 43 TB 66 CB
8 H 27 TB 43 TB 70 CB
9 I 45 SB 68 SB 92 SB
10 J 43 B 68 SB 95 SB
11 K 46 SB 62 B 94 SB
12 L 27 TB 45 TB 64 TB
13 M 42 B 67 TB 95 SB
14 N 46 SB 70 SB 96 SB
15 O 47 SB 70 SB 91 SB
16 P 41 B 65 SB 93 SB
17 Q 25 STB 38 TB 62 TB
18 R 28 TB 46 CB 62 TB
19 S 30 TB 46 CB 66 CB
20 T 33 CB 43 TB 64 TB
21 U 32 TB 47 CB 62 TB
22 V 43 B 68 SB 94 SB
23 W 35 CB 46 CB 60 TB
24 X 30 TB 44 TB 67 CB
25 Y 35 CB 49 CB 58 TB
26 Z 31 TB 47 CB 64 TB
27 AA 43 B 57 B 87 B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

28 AB 43 B 62 B 92 SB
29 AC 43 B 65 SB 91 SB
30 AD 48 SB 68 SB 92 SB
31 AE 30 TB 44 TB 68 CB
32 AF 44 B 62 SB 86 B
Skor total 1166 1699 2401
Rata-rata 36,4375 53,09375 75,03125
Memiliki sikap ≥CB 20 20 18
Persentase sikap 62,5% 62,5% 56,25%

Berdasarkan tabel 4.4 aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap

nasionalisme), 20 siswa atau 62,5% dari keseluruhan siswa mempunyai

pemahaman akan sikap nasionalisme. Tabel aspek afektif (penghayatan terhadap

sikap nasionalisme) menunjukkan bahwa 20 siswa atau 62,5% siswa mempunyai

penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, tabel aspek pelaksanaan ada

18 siswa atau 56,25% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme.

Rata-rata sikap nasionalisme kelas V A SD Negeri Nanggulan pada kondisi awal

adalah 164,75 atau cukup baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Tabel 4.5 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek kondisi awal

Res Pernyataan Jml

No pon Ket

den 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 A 2 2 2 1 2 2 2 4 2 2 5 4 2 4 4 2 4 2 5 5 4 4 4 4 4 5 2 5 4 4 2 4 2 4 5 4 2 2 4 2 2 4 2 4 141 TB
2 B 1 2 1 2 2 1 2 4 4 4 5 4 5 4 4 2 5 4 2 4 2 4 5 5 4 5 1 5 4 4 2 4 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 141 TB
3 C 1 2 2 2 2 2 1 4 2 4 4 5 2 5 5 1 5 4 2 5 1 4 2 4 4 4 2 5 4 2 1 5 4 1 4 2 4 2 5 2 4 4 1 4 135 TB
4 D 2 2 1 1 1 2 2 5 4 2 4 5 2 4 4 2 5 4 2 4 1 5 4 4 5 5 2 5 2 5 2 4 4 2 5 2 4 4 4 2 4 1 2 4 140 TB
5 E 2 2 2 2 1 4 2 4 1 2 5 5 4 5 5 2 5 4 2 4 1 5 4 5 2 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 1 4 1 4 2 5 4 2 5 141 TB
6 F 1 2 1 1 2 1 2 5 4 2 5 5 1 4 4 2 5 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 4 4 4 1 4 2 4 4 2 4 2 5 2 4 4 1 5 140 TB
7 G 1 1 2 2 1 4 4 4 2 4 4 4 2 4 5 2 4 4 4 4 2 5 4 5 4 4 2 2 2 4 2 4 4 2 4 2 4 1 4 1 4 4 4 5 141 TB
8 H 2 4 5 4 5 2 5 4 1 4 4 4 2 4 5 2 4 1 4 2 4 2 4 2 1 4 2 2 4 2 4 2 2 5 1 4 5 1 5 1 1 4 5 5 140 TB
9 I 5 5 5 4 2 5 5 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 205 SB
10 J 4 5 4 2 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 206 SB
11 K 1 5 5 5 4 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 202 SB
12 L 1 4 4 4 4 2 5 4 1 2 2 2 2 2 5 2 4 1 1 2 2 4 4 5 2 2 4 4 5 2 2 2 5 2 2 5 2 4 2 5 4 5 4 4 136 TB
13 M 5 5 5 5 5 4 5 4 1 5 5 5 4 5 1 4 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 204 SB
14 N 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 212 SB
15 O 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 208 SB
16 P 5 5 4 4 1 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 5 4 5 4 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 199 SB
17 Q 2 2 2 2 2 5 5 5 2 2 2 5 2 2 2 2 2 2 5 2 1 4 4 5 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 5 2 2 5 5 2 4 125 TB
18 R 2 2 4 2 1 2 1 4 2 1 2 4 4 2 4 1 2 4 2 2 2 4 5 4 4 4 2 4 4 5 2 2 5 5 5 1 5 2 4 2 4 4 5 4 136 TB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

19 S 5 4 1 4 2 4 1 4 2 2 4 4 2 4 5 1 2 2 2 2 5 4 5 2 2 2 4 4 2 4 4 2 4 5 4 5 4 4 2 2 4 2 4 5 141 TB
20 T 2 2 1 1 1 2 2 5 4 2 4 5 2 4 4 2 5 4 2 4 1 5 4 4 5 5 2 5 2 5 2 4 4 2 5 2 4 4 4 2 4 1 2 4 140 TB
21 U 5 1 2 2 1 4 4 4 2 4 4 4 2 4 5 2 4 4 4 4 2 5 4 5 4 4 2 2 2 4 2 4 2 2 4 2 2 1 4 1 4 4 4 5 141 TB
22 V 5 5 4 2 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 205 SB
23 W 1 2 1 2 2 1 2 4 4 4 5 4 5 4 4 2 5 4 2 4 2 4 5 5 4 5 1 5 4 4 2 4 2 2 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 141 TB
24 X 4 4 4 2 1 2 1 2 4 2 2 5 2 2 2 1 5 2 2 2 4 5 2 4 4 2 4 2 4 5 2 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 141 TB
25 Y 5 2 2 1 2 2 2 4 2 2 5 4 2 4 4 2 4 2 5 5 4 4 4 4 4 5 2 5 4 4 2 4 2 4 5 4 2 2 2 2 2 4 2 4 142 CB
26 Z 2 5 4 2 2 4 2 2 2 2 4 5 2 4 2 4 2 2 2 4 4 5 4 2 2 4 2 2 4 5 2 2 5 4 2 5 2 4 4 4 4 4 4 4 141 TB
27 AA 4 4 2 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 2 5 2 5 5 5 4 5 1 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 187 CB
28 AB 5 5 5 4 4 5 4 4 2 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 197 B
29 AC 5 5 4 2 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 2 1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 199 B
30 AD 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 208 SB
31 AE 4 4 4 1 4 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 2 4 2 4 2 2 5 4 2 4 4 2 4 4 2 4 2 5 2 2 5 2 2 2 4 2 5 5 4 141 TB
32 AF 5 4 4 5 5 5 5 5 4 2 4 5 5 4 4 4 5 5 2 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 192 CB
5272
Jumlah
164,72 CB
Rata-rata skor
74,87 CB
Nilai rata-rata kelas
18
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
56,25%
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Dari tabel skala sikap nasionalisme seluruh aspek kondisi awal dapat

diketahui bahwa sikap nasionalisme siswa masih tergolong rendah. Hal ini dapat

dilihat dari tabel keterangan bahwa siswa yang memiliki kriteria sikap

nasionalisme berjumlah 18 orang atau 56,25% dari seluruh siswa. Rata-rata sikap

nasionalisme pada kondisi awal sebesar 164,72. Adapun nilai rata-rata siswa yaitu

74,87.

4.1.2 Siklus I

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 dan 11 Agustus 2015.

Pengumpulan data siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan waktu 6

jam pertemuan atau 6 JP. Data yang diperoleh dari siklus I terdiri dari empat

tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi.

1. Deskripsi kegiatan siklus I

Siklus I dilaksanakan melalui empat tahap berikut ini:

a. Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan dengan permohonan izin

penelitian kepada kepala SD Negeri Nanggulan. Permintaan izin

tersebut dilakukan peneliti pada 16 Juni 2015. Seteleh diizinkan oleh

kepala sekolah, peneliti menemui guru kelas V untuk mendiskusikan

kelas yang cocok untuk diberi perlakuan. Kemudian, guru dan peneliti

menentukan waktu yang digunakan untuk pengumpulan data awal

dengan wawancara dan observasi daftar nilai siswa di tahun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

sebelumnya. Pengumpulan data awal dilakukan pada minggu pertama

dan kedua bulan Juli 2015.

Berdasarkan pengumpulan data awal, ditemukan masalah pada

pelaksanaan proses pembelajaran PKn di kelas V A yang masih

menggunakan pembelajaran konvensional. Dari permasalahan tersebut

peneliti berdiskusi dengan guru kelas, dan akhirnya peneliti

memutuskan untuk mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut

dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada

pembelajaran PKn di kelas V A.

Tahap perencanaan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru

kelas untuk menentukan materi yang akan diajarkan, yaitu mengenai

nasionalisme atau seluruh BAB I pada semester ganjil. Setelah

memahami materi, peneliti menyusun instrumen pembelajaran, yang

meliputi: silabus, RPP, media, permasalahan yang akan diberikan ke

siswa, soal evaluasi, serta perlengkapan lainnya seperti laptop,

speaker, LCD proyektor, dan kesiapan ruang.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali

pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 3 jam pelajaran/3JP

(3 x 35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 4

Agustus 2015 dengan materi sejarah terbentuknya NKRI dan

pengertian NKRI. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 11

Agustus 2015 dengan materi ciri-ciri NKRI. Selang dua hari setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

berakhirnya siklus I, siswa dibagikan kuesioner skala sikap untuk

dikerjakan.

c. Observasi

Berikut ini hasil observasi siklus I:

Tabel 4.6 Hasil observasi pertemuan 1 siklus I

Aspek yang
No Hasil Observasi
Diamati
1 Proses Proses pembelajaran berlangsung cukup
Pembelajaran efektif. Siswa mengikuti pembelajaran dengan
serius tetapi juga tanpa penuh ketegangan.
2 Membuka Cara membuka pembelajaran menarik dan
pelajaran menumbuhkan semangat belajar siswa.
Peneliti memberikan yel-yel untuk kelas V A
agar siswa semangat mengikuti pembelajaran.
Siswa begitu semangat ketika menyanyikan
lagu wajib nasional.
3 Penyajian Materi sudah dijelaskan secara runtut. Materi
materi yang dijelaskan sesuai dengan RPP dan
silabus.
4 Metode Metode pembelajaran yang digunakan peneliti
Pembelajaran adalah Problem Based Learning.
5 Penggunaan Bahasa yang digunakan peneliti mudah
bahasa dan dipahami dan tidak berbelit-belit. Alokasi
waktu waktu yang digunakan kurang.
6 Aktivitas Aktivitas belajar siswa belum begitu tumbuh.
belajar siswa Siswa masih pasif dalam pembelajaran. Lebih
dari separuh siswa yang tidak berani
mengajukan pendapat maupun menjawab
pertanyaan dari peneliti. Mungkin karena
masih materi awal semester dan dengan orang
baru. Siswa kurang semangat dalam
pembelajaran dan belum begitu mengerti
dengan model pembelajaran yang dilakukan.
Siswa masih terlihat tidak bisa menerima
anggota kelompok ketika dibagi ke dalam
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

7 Pengelolaan Pengelolaan kelas sudah baik.


Kelas
8 Penggunaan Penggunaan media peta belum optimal.
Media Seharusnya peneliti dapat mengaktifkan siswa
melalui peta dengan menyuruh siswa untuk
menunjukkan letak-letak yang ada pada peta.
9 Cara menutup Cara menutup pelajaran sesuai dengan RPP.
pelajaran Refleksi dilakukan dengan menanyakan aksi
yang akan dilakukan siswa setelah mengikuti
pembelajaran.
10 Evaluasi Evaluasi ada yang tidak sesuai dengan RPP.

Berdasarkan tabel hasil observasi pertemuan pertama, dapat

diketahui bahwa pembelajaran berlangsung cukup efektif. Peneliti

sangat baik dalam membuka pelajaran terutama saat memberikan yel-

yel untuk memberikan semangat bagi kelas. Proses membuka pelajaran

juga dilakukan dengan menyanyikan lagu ”Dari Sabang Sampai

Merauke” dan mengucapkan Pancasila. Hal tersebut tentu sangat

relevan dengan pembelajaran. Namun, peneliti kurang menjelaskan

metode maupun langkah kerja atau kegiatan yang akan dilakukan,

sehingga siswa terlihat kurang terbiasa dengan model pembelajaran

yang digunakan. Penggunaan media pun belum begitu optimal.

Terlebih lagi, aktivitas belajar siswa belum begitu tumbuh. Siswa

masih pasif dalam pembelajaran. Lebih dari separuh siswa yang tidak

berani mengajukan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari

peneliti. Selain itu, siswa juga tidak sepenuhnya bisa menerima

anggota kelompok yang telah peneliti bagi. Secara keseluruhan,

penelitian berjalan sesuai dengan RPP.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Tabel 4.7 Hasil observasi pertemuan 2 siklus I


No Aspek yang Hasil Observasi
Diamati
1 Proses Proses pembelajaran berlangsung efektif.
Pembelajaran Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius.
2 Membuka Cara membuka pembelajaran menarik,
pelajaran menumbuhkan semangat belajar siswa, dan
sesuai RPP.
3 Penyajian Materi sudah dijelaskan secara runtut. Materi
materi yang dijelaskan sesuai dengan RPP dan
silabus.
Peneliti kurang memperhatikan detail materi
mengenai pulau yang diklaim negara lain.
Seharusnya ditunjukkan letak pulaunya melalui
peta maupun tayangan gambar.
4 Metode Metode pembelajaran yang digunakan yaitu
pembelajaran Problem Based Learning.
5 Penggunaan Bahasa yang digunakan peneliti mudah
bahasa dan dipahami dan tidak berbelit-belit. Alokasi
waktu waktu yang digunakan kurang.
6 Aktivitas Aktivitas belajar siswa sudah mulai terlihat.
belajar siswa Ada penyesuaian antara peneliti dan siswa.
Siswa terlihat lebih kondusif ketika dibagi ke
dalam kelompok kecil. Siswa juga lebih aktif
mencari informasi terkait dengan permasalahan
yang diberikan.
7 Pengelolaan Pengelolaan kelas sudah baik.
Kelas
8 Penggunaan Penggunaan media sangat lengkap terutama
Media dalam memfasilitasi siswa melakukan kegiatan
mewarnai. Penggunaan peta pun dapat
membantu pembelajaran.
9 Cara Cara menutup pelajaran sesuai dengan RPP.
menutup
pelajaran
10 Evaluasi Evaluasi ada yang tidak sesuai dengan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Berdasarkan tabel 4.7 Hasil observasi pertemuan 2 siklus I

dapat dijelaskan bahwa aktivitas pembelajaran berjalan sesuai RPP,

pada evaluasi tidak sepenuhnya sesuai. Aktivitas belajar siswa sudah

mulai tumbuh yang ditandai dengan aktif mencari informasi di buku

pelajaran dan bertukar informasi dengan teman. Siswa terlihat lebih

kondusif ketika dibagi ke dalam kelompok yang lebih kecil. Namun,

ada kekurangan yaitu pada detail materi yang disampaikan mengenai

pulau yang diklaim negara lain.

d. Refleksi

Pelaksanaan siklus I sudah dilaksanakan sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setiap pembukaan di setiap

pertemuan, siswa begitu semangat menyanyikan lagu wajib nasional.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2015. Materi

yang disampaikan pada pertemuan pertama yaitu sejarah terbentuknya

NKRI dan pengertian NKRI. Proses pembelajaran berlangsung cukup

efektif. Namun, siswa masih belum terbiasa menggunakan model

Problem Based Learning. Lebih dari separuh siswa yang tidak berani

mengajukan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari peneliti.

Bahkan, siswa tidak menerima teman sekelompoknya ketika dibagi ke

dalam kelompok. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11

Agustus 2015. Materi yang disampaikan yaitu mengenai ciri-ciri

NKRI. Proses pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sudah mulai

terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan. Siswa secara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

aktif mencari informasi di buku pelajaran terkait dengan permasalahan

yang diberikan. Namun, masih ada beberapa detail yang kurang

diperhatikan. Berikut ini merupakan hasil dari siklus I:

Tabel 4.8 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I untuk aspek kognitif

(pemahaman terhadap sikap nasionalisme)

Res Pernyataan
pon Total Keterangan
4 9 18 19 20 26 35 36 40 44
den
A
4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 42 Baik
B
5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 48 Sangat baik
C
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49 Sangat baik
D
2 2 5 2 4 2 5 1 5 4 32 Tidak baik
E
2 4 4 5 5 5 4 5 4 4 42 Baik
F
1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 45 Sangat baik
G
4 4 4 4 4 4 5 2 4 4 39 Cukup baik
H
5 1 5 4 5 5 5 5 5 5 45 Sangat baik
I
5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 45 Sangat baik
J
5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 47 Sangat baik
K
1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 45 Sangat baik
L
5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 46 Sangat baik
M
5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 49 Sangat baik
N
2 4 5 4 5 4 4 4 5 5 42 Baik
O
1 4 5 4 5 4 4 4 5 5 41 Baik
P
4 2 5 5 5 4 4 4 5 5 43 Baik
Q
4 2 4 2 4 4 4 4 4 5 37 Cukup baik
R
5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49 Sangat baik
S
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 46 Sangat baik
T
5 2 5 4 4 4 5 4 5 5 43 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

U
5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 45 Sangat baik
V
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat baik
W
4 2 5 5 5 5 4 5 5 5 45 Sangat baik
X
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 46 Sangat baik
Y
4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 48 Sangat baik
Z
5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 48 Sangat baik
AA
5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 48 Sangat baik
AB
4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 46 Sangat baik
AC
2 4 5 4 5 4 4 4 5 5 42 Baik
AD
4 2 5 4 5 5 5 5 4 5 44 Baik
AE
5 2 5 4 5 5 5 5 4 5 45 Sangat baik
AF
2 4 4 2 4 4 2 4 2 2 30 Tidak baik
Skor total 1412
Rata-rata skor 44,125 Baik
Nilai rata-rata kelas 88,25 Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal CB 30

Persentase siswa yang memiliki sikap minimal CB 93,75%

Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek kognitif sikap nasionalisme (pemahaman

terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk

siklus I adalah 30 siswa atau 93,75% dari keseluruhan siswa mempunyai

pemahaman akan sikap nasionalisme. Kemudian, rata-rata sikap nasionalisme

pada aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) adalah 44,125 atau

dalam kategori baik. Sementara itu, nilai rata-rata siswa pada aspek kognitif siklus

I adalah 88,25 atau berada pada kategori baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Tabel 4.9 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I untuk aspek afektif

(penghayatan terhadap sikap nasionalisme)

Res Pernyataan
To
pon Keterangan
-tal
den 1 3 8 11 13 14 16 21 22 24 28 29 41 43
A
2 2 2 5 2 4 2 4 4 4 5 4 2 2 44 Tidak baik
B
4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 62 Baik
C
4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 66 Sangat baik
D
1 5 5 5 4 2 1 2 2 4 2 1 4 4 42 Tidak baik
E
5 5 5 4 5 4 5 4 1 5 5 4 4 5 61 Baik
F
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 68 Sangat baik
G
2 2 2 4 2 4 2 4 4 5 2 4 2 4 43 Tidak baik
H
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 66 Sangat baik
I
5 2 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 61 Baik
J
5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 66 Sangat baik
K
4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 65 Sangat baik
L
4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 67 Sangat baik
M
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70 Sangat baik
N
4 5 5 5 5 5 1 5 4 4 2 4 4 5 58 Baik
O
4 5 5 5 4 5 4 2 5 4 4 4 5 5 61 Baik
P
5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 67 Sangat baik
Q
5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 63 Sangat baik
R
5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 67 Sangat baik
S
1 1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 61 Baik
T
4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 65 Sangat baik
U
5 4 5 5 5 4 5 2 5 5 4 4 5 5 63 Sangat baik
V
4 5 5 1 5 5 4 5 5 5 1 5 5 5 60 Baik
W
5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 64 Sangat baik
X
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70 Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Y
1 1 5 4 4 2 1 4 4 4 4 5 4 4 47 Cukup baik
Z
5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 64 Sangat baik
AA
5 4 5 4 4 4 5 1 5 5 5 5 5 5 62 Baik
AB
4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 61 Baik
AC
4 5 5 5 5 5 1 5 4 4 2 4 4 5 58 Baik
AD
5 5 4 4 5 5 2 5 5 4 5 5 4 5 63 Sangat baik
AE
5 5 4 4 5 4 2 5 4 4 5 5 4 5 61 Baik
AF
4 4 2 5 4 2 4 4 5 4 2 4 4 4 52 Cukup baik
Jumlah skor 1948
Rata-rata skor 60,8
75 Baik
Nilai rata-rata kelas 86,9
64 Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik 29
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik 90,625%

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa aspek afektif sikap nasionalisme (penghayatan

terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk

siklus I adalah 29 siswa atau 90,625% dari keseluruhan siswa mempunyai

penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, rata-rata sikap nasionalisme

pada aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) adalah 60,875 atau

baik. Nilai rata-rata siswa untuk aspek afektif sebesar 86,964.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Tabel 4.10 Hasil skala sikap nasionalisme siklus I untuk aspek konatif

(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)

Res Pernyataan
To
pon 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 Keterangan
tal
den 2 5 6 7 0 2 5 7 3 5 7 0 1 2 3 4 7 8 9 2
A
4 2 4 1 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 79 Cukup baik
B
4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 80 Baik
C
5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 93 Sangat baik
D
2 4 2 4 2 5 4 5 2 5 2 2 2 2 2 2 5 4 4 4 64 Tidak baik
E
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 4 4 5 4 5 5 5 92 Sangat baik
F
5 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 95 Sangat baik
G
4 2 4 2 2 5 4 2 4 2 2 4 2 2 4 4 5 4 2 2 62 Tidak baik
H
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96 Sangat baik
I
5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 90 Sangat baik
J
5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 97 Sangat baik
K
4 2 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 93 Sangat baik
L
5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96 Sangat baik
M
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 Sangat baik
N
5 1 1 2 4 4 4 4 1 5 5 5 2 4 5 4 4 5 5 4 74 Cukup baik
O
5 1 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 90 Sangat baik
P
4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 86 Baik
Q
5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86 Baik
R
5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 92 Sangat baik
S
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96 Sangat baik
T
5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 90 Sangat baik
U
5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 91 Sangat baik
V
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 1 5 4 4 5 91 Sangat baik
W
4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 92 Sangat baik
X
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Y
5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 92 Sangat baik
Z
5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 92 Sangat baik
AA
5 4 5 2 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 92 Sangat baik
AB
5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 95 Sangat baik
AC
5 1 1 2 4 4 4 4 1 5 5 5 2 4 5 4 4 5 5 4 74 Cukup baik
AD
5 2 5 2 5 5 5 5 5 4 4 4 2 5 4 5 5 4 5 4 85 Baik
AE
5 2 4 2 5 5 5 4 5 2 4 5 2 4 4 5 5 4 5 4 81 Baik
AF
5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 84 Baik
Skor total 2820
Rata-rata 88,125 Baik
Nilai rata-rata siswa 88,125 Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik 30
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik 93,75%

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa aspek konatif sikap nasionalisme (pelaksanaan

sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk siklus I

adalah 30 siswa atau 93,75% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap

nasionalisme. Sementara itu, rata-rata sikap nasionalisme pada aspek konatif

(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) adalah 88,125 atau dalam kategori baik

dan nilai rata-rata siswa yaitu 88,125.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Tabel 4.11 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme siklus I

Kognitif Afektif Konatif


No Responden
Total Ket Total Ket Total Ket
1 A 42 B 44 TB 79 CB
2 B 48 SB 62 B 80 B
3 C 49 SB 66 SB 93 SB
4 D 32 TB 42 TB 64 TB
5 E 42 B 61 B 92 SB
6 F 45 SB 68 SB 95 SB
7 G 39 CB 43 TB 62 TB
8 H 45 SB 66 SB 96 SB
9 I 45 SB 61 B 90 SB
10 J 47 SB 66 SB 97 SB
11 K 45 SB 65 SB 93 SB
12 L 46 SB 67 SB 96 SB
13 M 49 SB 70 SB 100 SB
14 N 42 B 58 B 74 CB
15 O 41 B 61 B 90 SB
16 P 43 B 67 SB 86 B
17 Q 37 CB 63 SB 86 B
18 R 49 SB 67 SB 92 SB
19 S 46 SB 61 B 96 SB
20 T 43 B 65 SB 90 SB
21 U 45 SB 63 SB 91 SB
22 V 50 SB 60 B 91 SB
23 W 45 SB 64 SB 92 SB
24 X 46 SB 70 SB 100 SB
25 Y 48 SB 47 CB 92 SB
26 Z 48 SB 64 SB 92 SB
27 AA 48 SB 62 B 92 SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

28 AB 46 SB 61 B 95 SB
29 AC 42 B 58 B 74 CB
30 AD 44 B 63 SB 85 B
31 AE 45 SB 61 B 81 B
32 AF 30 TB 52 CB 84 B
Skor total 1412 1948 2820
Rata-rata 44,125 60,875 88,125
Memiliki sikap ≥CB 30 29 30
Persentase sikap 93,75 90,625% 93,75%

Berdasarkan tabel 4.11, aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap

nasionalisme), 30 siswa atau 93,75% dari keseluruhan siswa mempunyai

pemahaman akan sikap nasionalisme. Tabel aspek afektif (penghayatan terhadap

sikap nasionalisme) menunjukkan bahwa 29 siswa atau 93,75% siswa mempunyai

penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, tabel aspek pelaksanaan ada

30 siswa atau 93,75% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Tabel 4.12 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek siklus I


Res Pernyataan
No Jml Ket
pon 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
den 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 A 2 4 2 4 2 4 1 2 4 4 5 5 2 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 2 5 2 5 165 CB
2 B 4 4 5 5 4 4 4 5 5 2 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 2 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 190 B
3 C 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 207 SB
4 D 1 2 5 2 4 2 4 5 2 2 5 5 4 2 4 1 5 5 2 4 2 2 2 4 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 5 1 5 4 4 5 4 4 4 4 138 TB
5 E 5 5 5 2 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 2 4 4 4 1 5 5 5 2 5 5 4 1 5 4 4 5 4 4 4 5 5 2 4 5 5 2 183 B
6 F 4 5 5 1 2 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 208 SB
7 G 2 4 2 4 2 4 2 2 4 2 4 5 2 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 5 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 5 2 5 2 2 4 2 2 4 4 140 TB
8 H 5 5 5 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 207 SB
9 I 5 5 2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 196 B
10 J 5 5 5 5 5 5 5 4 2 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 210 SB
11 K 4 4 5 1 2 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 203 SB
12 L 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 209 SB
13 M 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 219 SB
14 N 4 5 5 2 1 1 2 5 4 4 5 4 5 5 4 1 4 5 4 5 5 4 1 4 5 4 5 2 4 5 2 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 174 CB
15 O 4 5 5 1 1 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 2 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 192 B
16 P 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 196 B
17 Q 5 5 4 4 4 5 4 4 2 5 4 4 4 4 5 5 5 4 2 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 186 B
18 R 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 208 SB
19 S 1 5 1 1 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 203 SB
20 T 4 5 5 5 4 5 5 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 198 SB
21 U 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 2 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 199 SB
22 V 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 1 5 5 4 4 5 1 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 201 SB
23 W 5 4 5 4 4 4 4 5 2 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 201 SB
24 X 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 216 SB
25 Y 1 5 1 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 2 5 1 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 187 B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

26 Z 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 204 SB
27 AA 5 5 4 5 4 5 2 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 1 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 202 SB
28 AB 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 202 SB
29 AC 4 5 5 2 1 1 2 5 4 4 5 4 5 5 4 1 4 5 4 5 5 4 1 4 5 4 5 2 4 5 2 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 174 CB
30 AD 5 5 5 4 2 5 2 4 2 5 4 5 5 5 5 2 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 2 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 192 SB
31 AE 5 5 5 5 2 4 2 4 2 5 4 5 5 4 5 2 4 5 4 5 5 4 5 4 2 5 4 5 5 5 2 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 187 B
32 AF 4 5 4 2 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 5 2 170 CB
6168
Jumlah
192,75
Rata-rata skor
87,62
Nilai rata-rata kelas
30
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
93,75%
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik

Dari lampiran tabel 4.12 hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek untuk siklus I dapat diketahui bahwa sikap nasionalisme

siswa ada peningkatan dari sebelumnya dan tergolong sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel keterangan bahwa siswa yang memiliki

kriteria sikap nasionalisme berjumlah 30 orang atau 93,75% dari seluruh siswa. Rata-rata sikap nasionalisme kelas V A SD Negeri

Nanggulan pada kondisi awal adalah 192,75 atau dalam kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.1.2 Siklus II

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 dan 25 Agustus 2015.

Pengumpulan data siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan waktu 6

jam pertemuan atau 6 JP. Data yang diperoleh dari siklus II terdiri dari empat

tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi, dan refleksi.

2. Deskripsi kegiatan siklus II

Siklus I dilaksanakan melalui empat tahap berikut ini:

a. Perencanaan

Tahap perencanaan dilakukan dengan berkonsultasi dengan

guru kelas. Kemudian menganalisis hal-hal yang perlu diperbaiki

maupun yang perlu ditambahkan berdasarkan hasil refleksi siklus I.

Peneliti melakukan perbaikan-perbaikan dalam hal mengajar terutama

dalam penggunaan media yang lebih menarik dan mengaktifkan siswa.

Peneliti membuat media lingkaran perbuatan dan video-video yang

relevan dengan materi pembelajaran.

Tahap perencanaan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru

kelas untuk menentukan materi yang akan diajarkan, yaitu mengenai

kutuhan NKRI dan provinsi di Indonesia beserta budayanya. Dalam

penelitian ini, guru kelas bertindak sebagai observer agar lebih mudah

dalam menilai siswa. Setelah memahami materi, peneliti menyusun

instrumen pembelajaran, yang meliputi: silabus, RPP, media,

permasalahan yang akan diberikan ke siswa, soal evaluasi, serta

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

perlengkapan lainnya seperti laptop, speaker, LCD proyektor, dan

kesiapan ruang maupun siswa.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali

pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 3 jam pelajaran/3JP

(3 x 35 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 18

Agustus 2015 dengan materi pengertian keutuhan NKRI dan provinsi

di Indonesia beserta budayanya. Pertemuan kedua dilaksanakan pada

hari Selasa, 25 Agustus 2015 dengan materi usaha menjaga keutuhan

NKRI. Selang dua hari setelah berakhirnya siklus II, siswa dibagikan

kuesioner skala sikap untuk dikerjakan.

c. Observasi

Berikut ini hasil observasi siklus II:

Tabel 4.13 Hasil observasi pertemuan 1 siklus II

No Aspek yang Hasil Observasi


Diamati
1 Proses Proses pembelajaran berlangsung efektif.
Pembelajaran Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius
dan ada peningkatan dari sebelumnya.
2 Membuka Cara membuka pembelajaran menarik,
pelajaran menumbuhkan semangat belajar siswa, dan
sesuai RPP.
3 Penyajian Materi sudah dijelaskan secara runtut. Materi
materi yang dijelaskan sesuai dengan RPP dan
silabus.
4 Metode Problem Based Learning
pembelajaran
5 Penggunaan Bahasa yang digunakan peneliti mudah
bahasa dan dipahami dan tidak berbelit-belit. Alokasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

waktu waktu yang digunakan sudah sesuai aturan.


6 Aktivitas Aktivitas belajar siswa sudah mulai terlihat.
belajar siswa Ada penyesuaian antara peneliti dan siswa.
Siswa aktif dalam kelompoknya. Siswa juga
lebih aktif mencari informasi terkait dengan
permasalahan yang diberikan. Siswa sangat
terlibat dalam memainkan media lingkaran
perbuatan.
7 Pengelolaan Pengelolaan kelas sudah baik.
Kelas
8 Penggunaan Penggunaan media sangat lengkap terutama
Media dalam memfasilitasi siswa melakukan
kegiatan mewarnai. Peneliti menggunakan
media lingkaran perbuatan yang mana media
tersebut sangat cocok dengan pelajaran PKn.
9 Cara menutup Cara menutup pelajaran sesuai dengan RPP.
pelajaran
10 Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan memberikan lima
pertanyaan dari materi yang telah diajarkan.

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran

berlangsung efektif. Aktivitas belajar siswa terlihat sangat aktif

dibanding dua pertemuan sebelumnya. Siswa sangat tertarik dengan

media pembelajaran “lingkaran perbuatan” yang dimainkan saat

pembelajaran. Siswa aktif bersama kelompoknya, mencari informasi

terkait dengan permasalahan dan mempresentasikan hasil pekerjaan di

depan kelas. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan memberikan

lima pertanyaan uraian dari materi yang telah diajarkan. Secara

keseluruhan, proses pembelajaran berjalan sesuai RPP.

Tabel 4.14 Hasil observasi pertemuan 2 siklus II


No Aspek yang Hasil Observasi
Diamati
1 Proses Proses pembelajaran berlangsung efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Pembelajaran Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius


dan ada peningkatan dari sebelumnya.
2 Membuka Cara membuka pembelajaran menarik,
pelajaran menumbuhkan semangat belajar siswa, dan
sesuai RPP.
3 Penyajian Materi sudah dijelaskan secara runtut. Materi
materi yang dijelaskan sesuai dengan RPP dan
silabus.
4 Metode Problem Based Learning
pembelajaran
5 Penggunaan Bahasa yang digunakan peneliti mudah
bahasa dan dipahami dan tidak berbelit-belit. Alokasi
waktu waktu yang digunakan sudah sesuai aturan.
6 Aktivitas Aktivitas belajar siswa sudah mulai terlihat.
belajar siswa Ada penyesuaian antara peneliti dan siswa.
Siswa aktif dalam kelompoknya. Siswa juga
lebih aktif mencari informasi terkait dengan
permasalahan yang diberikan. Siswa sangat
antusias menonton tayangan video mengenai
keanekaragaman budaya dan sumber daya
yang ada di Indonesia serta cara
melestarikannya.
7 Pengelolaan Pengelolaan kelas sangat baik.
Kelas
8 Penggunaan Penggunaan media sangat lengkap terutama
Media dalam memfasilitasi siswa melakukan kegiatan
mewarnai. Peneliti menggunakan media
lingkaran perbuatan yang mana media tersebut
sangat cocok dengan pelajaran PKn dan
dipadukan pula dengan tayangan video
mengenai keragaman budaya, lima hal yang
menarik dan diklaim negara lain.
9 Cara Cara menutup pelajaran sesuai dengan RPP.
menutup
pelajaran
10 Evaluasi Evaluasi dilakukan sesuai dengan RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran berjalan

sesuai RPP. Penguasaan kelas sangat baik. Antusiasme siswa sangat

tinggi pada saat pembelajaran. Siswa mengamati tayangan video

mengenai keragaman budaya, lima hal yang menarik dan diklaim

negara lain. Video tersebut digunakan sebagai permasalahan yang

diberikan kepada siswa, untuk didiskusikan.

d. Refleksi

Pelaksanaan siklus II sudah dilaksanakan sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pertemuan pertama dilaksanakan

pada tanggal 18 Agustus 2015 dengan materi pengertian keutuhan

NKRI dan provinsi di Indonesia beserta budayanya. Proses

pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sangat antusias memainkan

media lingkaran perbuatan ketika diminta untuk memainkannya satu

per satu. Siswa pun lebih aktif mencari informasi terkait dengan materi

maupun permasalahan yang diberikan guru. Pertemuan kedua

dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2015 dengan materi usaha

menjaga keutuhan NKRI. Proses pembelajaran berlangsung efektif.

Siswa mengalami peningkatan dalam penguasaan lagu wajib nasional

maupun lagu kebangsaan. Siswa sangat antusias ketika melihat

tayangan video mengenai cara menjaga keutuhan NKRI. Berikut ini

merupakan hasil dari siklus II:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Tabel 4.15 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II untuk aspek kognitif

(pemahaman terhadap sikap nasionalisme)

Res Pernyataan
pon Total Keterangan
4 9 18 19 20 26 35 36 40 44
den
A
5 4 5 5 5 2 2 4 4 1 37 Cukup baik
B
2 5 2 5 5 5 5 4 5 5 43 Baik
C
5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49 Sangat baik
D
4 2 5 5 5 2 2 4 5 4 38 Cukup baik
E
2 5 5 4 5 5 4 5 5 5 45 Sangat baik
F
5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 49 Sangat baik
G
4 4 4 5 5 4 4 2 4 4 40 Baik
H
5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 47 Sangat baik
I
5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 46 Sangat baik
J
5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 47 Sangat baik
K
5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 49 Sangat baik
L
4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 48 Sangat baik
M
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat baik
N
4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 45 Sangat baik
O
5 2 5 4 5 5 5 4 5 5 45 Sangat baik
P
4 2 5 5 5 4 4 5 4 1 39 Cukup baik
Q
4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 38 Cukup Baik
R
1 4 5 5 5 5 5 5 5 5 45 Sangat baik
S
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50 Sangat baik
T
4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 45 Sangat baik
U
4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 48 Sangat baik
V
4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 45 Sangat baik
W
5 2 5 5 5 5 4 4 4 5 44 Baik
X
5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 48 Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Y
5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 48 Sangat baik
Z
4 2 4 5 5 5 5 5 5 5 45 Sangat baik
AA
4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 48 Sangat baik
AB
4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 42 Baik
AC
4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 45 Sangat baik
AD
4 2 5 4 5 5 5 5 5 4 44 Baik
AE
4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 45 Sangat baik
AF
4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 42 Baik
Skor total 1439
Rata-rata skor 44,96875 Baik
Nilai rata-rata kelas 89,9375 Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal CB 32
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal CB 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa aspek kognitif sikap nasionalisme (pemahaman

terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk

siklus II adalah 32 siswa atau 100% dari keseluruhan siswa mempunyai

pemahaman akan sikap nasionalisme. Kemudian, rata-rata sikap nasionalisme

pada aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) adalah 44,96875

atau dalam kategori sangat baik. Sementara itu, nilai rata-rata siswa pada aspek

kognitif siklus II adalah 89,9375.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Tabel 4.16 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II untuk aspek afektif

(penghayatan terhadap sikap nasionalisme)

Res Pernyataan
To
pon Keterangan
-tal
den 1 3 8 11 13 14 16 21 22 24 28 29 41 43
A
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 2 4 5 57 Baik
B
4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 61 Baik
C
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 65 Sangat baik
D
5 4 5 4 5 5 2 4 5 5 2 4 5 5 60 Baik
E
5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 62 Baik
F
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 69 Sangat baik
G
2 4 4 4 5 4 5 2 4 4 4 4 4 5 55 Cukup baik
H
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70 Sangat baik
I
4 2 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 61 Baik
J
5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 67 Sangat baik
K
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 69 Sangat baik
L
2 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 61 Baik
M
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70 Sangat baik
N
2 4 5 5 5 4 2 5 5 4 4 4 4 5 58 Baik
O
5 4 5 4 5 5 5 2 4 5 2 5 5 5 61 Baik
P
4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 67 Sangat baik
Q
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 58 Baik
R
4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 68 Sangat baik
S
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 66 Sangat baik
T
4 4 2 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 60 Baik
U
4 2 5 5 5 4 4 2 5 5 4 5 5 4 59 Baik
V
4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 64 Sangat baik
W
5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 65 Sangat baik
X
2 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 62 Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Y
2 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 62 Baik
Z
4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 64 Sangat baik
AA
5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 65 Sangat baik
AB
4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 59 Baik
AC
5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 62 Baik
AD
5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 65 Sangat baik
AE
5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 64 Sangat baik
AF
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 58 Baik
Jumlah skor 2014
Rata-rata skor 62,94 Baik
Nilai rata-rata kelas 89,91 Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik 32
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik 100%

Tabel 4.16 menunjukkan bahwa aspek afektif sikap nasionalisme (penghayatan

terhadap sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk

siklus II adalah 32 siswa atau 100% dari keseluruhan siswa mempunyai

penghayatan akan sikap nasionalisme. Selanjutnya, rata-rata sikap nasionalisme

pada aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) adalah 62,9375 atau

sangat baik. Sementara itu, nilai rata-rata aspek afektif siklus II adalah 89,91.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Tabel 4.17 Hasil skala sikap nasionalisme siklus II untuk aspek konatif

(pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)

Res Pernyataan
To
pon 1 1 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 Keterangan
tal
den 2 5 6 7 0 2 5 7 3 5 7 0 1 2 3 4 7 8 9 2
A
4 2 1 2 4 4 4 2 4 2 4 1 4 4 2 2 4 4 4 4 62 Tidak baik
B
4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 2 4 5 83 Baik
C
5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96 Sangat baik
D
5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 2 2 2 2 5 4 5 4 80 Baik
E
5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 95 Sangat baik
F
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 92 Sangat baik
G
4 5 4 5 4 5 4 5 4 2 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 81 Baik
H
5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96 Sangat baik
I
5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 91 Sangat baik
J
5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 97 Sangat baik
K
5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 92 Sangat baik
L
5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98 Sangat baik
M
5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98 Sangat baik
N
2 4 5 2 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 87 Baik
O
5 1 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 88 Baik
P
4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 88 Baik
Q
4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 83 Baik
R
5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 96 Sangat baik
S
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 92 Sangat baik
T
5 4 5 1 2 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 85 Baik
U
5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 93 Sangat baik
V
5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 92 Sangat baik
W
4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 92 Sangat baik
X
5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 1 5 5 5 5 4 5 5 90 Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Y
5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 1 5 5 5 5 4 5 5 90 Sangat baik
Z
5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 91 Sangat baik
AA
5 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 94 Sangat baik
AB
4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 90 Sangat baik
AC
5 4 4 4 4 1 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 85 Baik
AD
5 2 5 2 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 88 Baik
AE
4 2 4 2 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 5 78 Cukup baik
AF
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 84 Baik
Skor total 2847
Rata-rata skor 88,97 Baik
Nilai rata-rata kelas 88,97 Baik
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik 31
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik 96,875%

Tabel 4.17 menunjukkan bahwa aspek konatif sikap nasionalisme (pelaksanaan

sikap nasionalisme) siswa kelas V A di SD Negeri Nanggulan untuk siklus II

adalah 31 siswa atau 96,875% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap

nasionalisme. Satu anak yang masih tertinggal tersebut berdasarkan wawancara

dengan guru memang memiliki kemampuan berpikir di bawah rata-rat kelas.

Sementara itu, rata-rata maupun nilai rata-rata siswa sikap nasionalisme pada

aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) adalah 88,96875 atau

dalam kategori baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Tabel 4.18 Rangkuman perhitungan aspek sikap nasionalisme siklus II

Kognitif Afektif Konatif


No Responden
Total Ket Total Ket Total Ket
1 A
37 CB 57 B 62 TB
2 B
43 B 61 B 83 B
3 C
49 SB 65 SB 96 SB
4 D
38 CB 60 B 80 B
5 E
45 SB 62 B 95 SB
6 F
49 SB 69 SB 92 SB
7 G
40 B 55 CB 81 B
8 H
47 SB 70 SB 96 SB
9 I
46 SB 61 B 91 SB
10 J
47 SB 67 SB 97 SB
11 K
49 SB 69 SB 92 SB
12 L
48 SB 61 B 98 SB
13 M
50 SB 70 SB 98 SB
14 N
45 SB 58 B 87 B
15 O
45 SB 61 B 88 B
16 P
39 CB 67 SB 88 B
17 Q
38 CB 58 B 83 B
18 R
45 SB 68 SB 96 SB
19 S
50 SB 66 SB 92 SB
20 T
45 SB 60 B 85 B
21 U
48 SB 59 B 93 SB
22 V
45 SB 64 SB 92 SB
23 W
44 B 65 SB 92 SB
24 X
48 SB 62 B 90 SB
25 Y
48 SB 62 B 90 SB
26 Z
45 SB 64 SB 91 SB
27 AA
48 SB 65 SB 94 SB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

28 AB
42 B 59 B 90 SB
29 AC
45 SB 62 B 85 B
30 AD
44 B 65 SB 88 B
31 AE
45 SB 64 SB 78 CB
32 AF
42 B 58 B 84 B
Skor total 1439 2014 2847
Rata-rata 44,96875 62,9375 88,96875
Memiliki sikap ≥CB 32 32 31
Persentase sikap 100 100% 96,875%

Dari tabel 4.18, aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme),

32 siswa atau 100% dari keseluruhan siswa mempunyai pemahaman akan sikap

nasionalisme. Tabel aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme)

menunjukkan bahwa 32 siswa atau 100% siswa mempunyai penghayatan akan

sikap nasionalisme. Selanjutnya, tabel aspek pelaksanaan ada 31 siswa atau

96,875% dari keseluruhan siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.19 Hasil skala sikap nasionalisme seluruh aspek siklus II

Res Pernyataan Jml

No pon Ket

den 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 A 4 4 4 5 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 5 5 5 4 4 4 2 2 4 5 2 1 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 5 1 152 CB
2 B 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 4 2 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 2 4 5 5 5 4 5 183 B
3 C 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 205 SB
4 D 5 5 4 4 4 5 4 5 2 4 4 5 5 5 4 2 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 4 2 4 4 2 2 2 2 2 4 5 4 5 5 5 4 5 4 173 CB
5 E 5 5 4 2 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 197 B
6 F 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 206 SB
7 G 2 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 174 CB
8 H 5 5 5 5 5 5 1 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 208 SB
9 I 4 5 2 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 194 B
10 J 5 5 5 5 5 5 4 5 2 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 206 SB
11 K 4 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 207 SB
12 L 2 5 2 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 205 SB
13 M 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 213 SB
14 N 1 2 4 4 4 5 2 5 4 5 5 4 5 4 5 2 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 188 B
15 O 5 5 4 5 1 4 4 5 2 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 2 4 4 5 4 5 4 2 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 189 B
16 P 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 1 190 B
17 Q 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 175 CB
18 R 4 5 5 1 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 205 SB
19 S 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 203 SB
20 T 4 5 4 4 4 5 1 2 4 2 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 186 B
21 U 4 5 2 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 2 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 196 B
22 V 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 197 B

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

23 W 5 4 4 5 4 5 4 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 196 B
24 X 2 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 1 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 198 B
25 Y 2 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 1 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 198 B
26 Z 4 5 5 4 5 4 5 4 2 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 196 B
27 AA 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 202 SB
28 AB 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 187 B
29 AC 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 1 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 187 B
30 AD 5 5 4 4 2 5 2 5 2 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 192 B
31 AE 5 4 5 4 2 4 2 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 2 4 5 5 5 4 182 B
32 AF 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 181 CB
6171
Jumlah
192,8438 Baik
Rata-rata skor
87,66 Baik
Nilai rata-rata kelas
32
Jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik
100%
Persentase siswa yang memiliki sikap minimal cukup baik

Dari lampiran tabel di atas dapat diketahui bahwa sikap nasionalisme siswa ada peningkatan dari sebelumnya dan tergolong sangat

baik. Hal ini dapat dilihat dari tabel keterangan bahwa siswa yang memiliki kriteria sikap nasionalisme berjumlah 32 orang atau 100% dari

seluruh siswa. Nilai rata-rata sikap nasionalisme kelas V A SD Negeri Nanggulan pada siklus II adalah 87,66 atau dalam kategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kondisi awal

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Problem Based Learning

(PBL) untuk meningkatkan sikap nasionalisme. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah peningkatan sikap nasionalisme yang berupa aspek

kognitif (pemahaman), afektif (penghayatan), dan konatif (pelaksanaan).

Hasil dari penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada penelitian

ini adalah peningkatan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn. Alat

ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar skala sikap

nasionalisme. Lembar skala sikap yang diisi oleh siswa terdiri dari 44

pernyataan yang mewakili tiga aspek sikap nasionalisme. Aspek yang

pertama adalah aspek kognitif atau bisa juga disebut dengan pemahaman.

Kedua, aspek afektif atau penghayatan. Aspek yang ketiga adalah konatif

atau juga bisa disebut dengan pelaksanaan. Penelitian menggunakan lembar

skala sikap yang diberikan di awal sebelum pembelajaran digunakan untuk

data sikap nasionalisme siswa kondisi awal. Perhitungan rangkuman aspek

kognitif, afektif, dan konatif menunjukkan bahwa jika dilihat menggunakan

acuan PAP tipe 1 maka sikap nasionalisme siswa kelas V A SD Negeri

Nanggulan pada kondisi awal adalah 56,25% atau 18 siswa memiliki

kecenderungan sikap nasionalisme, aspek kognitif (pemahaman terhadap

sikap nasionalisme) yaitu 62,5% atau 20 siswa mempunyai pemahaman

akan sikap nasionalisme, aspek afektif (penghayatan terhadap sikap

nasionalisme) yaitu 62,5% atau 20 siswa mempunyai penghayatan akan

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

sikap nasionalisme, aspek konatif (pelaksanaan sikap nasionalisme) yaitu

56,26% atau 18 siswa ada pelaksanaan sikap nasionalisme. Rata-rata sikap

nasionalisme kelas VA SD Negeri Nanggulan adalah 165,303 atau cukup

baik.

4.2.2 Pembahasan Penelitian Siklus I

Penelitian siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama

dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2015. Materi yang disampaikan pada

pertemuan pertama yaitu sejarah terbentuknya NKRI dan pengertian NKRI,

dengan Stendar Kompetensi 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia, sedangkan Kompetensi Dasarnya 1.1

mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses pembelajaran

berlangsung cukup efektif. Siswa sangat bersemangat menyanyikan lagu

wajib nasional pada waktu pembukaan. Namun, siswa masih belum terbiasa

menggunakan model Problem Based Learning. Lebih dari separuh siswa

yang tidak berani mengajukan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari

peneliti. Bahkan, siswa tidak menerima teman sekelompoknya ketika dibagi

ke dalam kelompok. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11

Agustus 2015. Materi yang disampaikan yaitu mengenai ciri-ciri NKRI.

Proses pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sudah mulai terbiasa

dengan model pembelajaran yang digunakan. Siswa secara aktif mencari

informasi di buku pelajaran terkait dengan permasalahan yang diberikan.

Namun, masih ada beberapa detail yang kurang diperhatikan, seperti media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa. Perolehan siklus I aspek

kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) yaitu 93,75% atau 30

siswa memiliki pemahaman sikap nasionalisme, aspek afektif (penghayatan

terhadap sikap nasionalisme) yaitu 90,625% atau 29 siswa memiliki

penghayatan sikap nasionalisme, aspek konatif (pelaksanaan sikap

nasionalisme) yaitu 93,75% atau 30 siswa ada pelaksanaan sikap

nasionalisme. Secara keseluruhan, 93,75% atau 30 siswa memiliki sikap

nasionalisme dan rata-rata sikap mencapai 192,75 atau dalam kategori baik.

4.2.3 Pembahasan Penelitian Siklus II

Penelitian siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2015 dengan

materi pengertian keutuhan NKRI dan provinsi di Indonesia beserta

budayanya. Siklus II menggunakan Kompetensi Dasar 1.2 Menjelaskan

pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses

pembelajaran berlangsung efektif. Siswa sangat antusias memainkan

media lingkaran perbuatan ketika diminta untuk memainkannya satu per

satu. Siswa pun lebih aktif mencari informasi terkait dengan materi.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2015 dengan

materi usaha menjaga keutuhan NKRI. Proses pembelajaran berlangsung

efektif. Siswa sangat antusias ketika melihat tayangan video mengenai

cara menjaga keutuhan NKRI. Model PBL lebih efektif ketika

dikolaborasikan dengan media yang menarik. Penelitian siklus II untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) yaitu 100% atau

32 siswa memiliki pemahaman sikap nasionalisme, aspek afektif

(penghayatan terhadap sikap nasionalisme) yaitu 100% atau 32 siswa

memiliki penghayatan sikap nasionalisme, aspek konatif (pelaksanaan

sikap nasionalisme) yaitu 96,875% atau 31 siswa ada pelaksanaan sikap

nasionalisme. Dari keseluruhan aspek siklus II menunjukkan bahwa sikap

nasionalisme siswa kelas V A sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-

rata yang mencapai 192,884 atau memiliki kriteria baik dan siswa yang

memiliki kriteria sikap nasionalisme berjumlah 32 siswa atau 100%.

Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjalan sesuai

dengan RPP maupun apa yang sudah direncanakan. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk meningkatkan sikap nasionalisme dalam pembelajaran

PKn bagi kelas V A SD Negeri Nanggulan. Adapun tabel aspek

pencapaian penelitian yang telah disusun dari kondisi awal, siklus I, dan

siklus II setelah pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.20 Aspek pencapaian dan rata-rata kelas

Sikap Kondisi
Siklus I Siklus II
No Nasionalisme Deskriptor awal
Kognitif (Jumlah siswa yang
62,5% 93,75% 100%
1
(pemahaman) mendapatkan skor 68,875 88,25 89,94
Afektif sikap dibagi 62,5% 87,5% 100%
2
(penghayatan) keseluruhan siswa x 75,85 86,964 89,91
Konatif 100%) dan (skor total 56,25% 93,75% 96,875%
3 dibagi seluruh siswa)
(pelaksanaan) 75,032 88,125 88,97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Berdasarkan tabel aspek pencapaian menunjukkan bahwa pelaksanaan

siklus I dan siklus II mencapai target. Hal ini berarti penelitian yang bertujuan

meningkatkan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKn dengan model

Problem Based Learning bagi kelas V A di SD Negeri Nanggulan telah sukses

dilaksanakan. Penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran

PKn di SD Negeri Nanggulan mampu meningkatkan sikap nasionalisme.

Peningkatan terbukti dari meningkatnya setiap aspek sikap nasionalisme dari

kondisi awal, siklus I, dan siklus II.

Hasil tersebut semakin memperkuat bahwa langkah model Problem Based

Learning seperti yang dikemukakan Oon-Seng Tan (dalam Ridwan, 2014: 146)

yang meliputi: (1) guru merancang permasalahan yang sesuai dengan kurikulum,

(2) siswa dihadapkan pada masalah, (3) siswa menganalisis permasalahan dan isu

pembelajaran, (4) siswa menemukan solusi dan membuat pelaporan, (5) siswa

melakukan presentasi dan refleksi, dan (6) siswa melakukan kaji ulang dan

evaluasi, memang terbukti dapat meningkatkan setiap aspek kognitif, afektif, dan

konatif, serta sikap nasionalisme secara keseluruhan. Gambar dan tabel di bawah

ini akan memperjelas peningkatan setiap aspeknya dari kondisi awal, siklus I, dan

siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Hasil rekap aspek kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme)

Tabel 4.21 Rangkuman hasil persentase aspek kognitif (pemahaman terhadap

sikap nasionalisme)

Aspek Kondisi awal Siklus I Siklus II


62,5% 93,75% 100%
Kognitif
68,875 88,25 89,94

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada aspek kognitif (pemahaman

terhadap sikap nasionalisme) mengalami peningkatan jumlah siswa yang

memenuhi kriteria sikap. Dari kondisi awal sampai siklus II mengalami

peningkatan sebesar 37,5%. Sementara itu, nilai rata-rata siswa pada aspek

kognitif (pemahaman terhadap sikap nasionalisme) pada kondisi awal 68,875

meningkat pada siklus I yaitu 88,25 dan pada siklus II 89,94. Gambar di bawah ini

akan memperjelas peningkatan persentase pada aspek kognitif.

Gambar 4.1 Diagram rangkuman hasil aspek kognitif

120
100
100 93,75
88,25 89,94

80 68,875
62,5
60 Aspek Kognitif
nilai rata-rata
40

20

0
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Tabel 4.22 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek kognitif (pemahaman

terhadap sikap nasionalisme)

Siswa yang mendapatkan nilai


Tindakan
SB B CB TB STB

Kondisi awal 5 8 7 11 1

Siklus I 20 8 2 2 0

Siklus II 22 6 4 0 0

Tabel Rangkuman jumlah siswa menurut aspek kognitif di atas

menjelaskan jumlah siswa yang mendapatkan nilai. Dari tabel di atas dapat dilihat

bahwa siswa yang mendapatkan nilai pada kondisi awal yaitu 5 siswa berada pada

kategori sangat baik, 8 siswa pada kategori baik, 7 siswa berada pada cukup baik,

11 siswa pada kategori tidak baik, dan 1 siswa berada pada kategori sangat tidak

baik. Siklus I, 20 siswa berada pada kategori sangat baik, 8 siswa pada kategori

baik, 2 siswa berada pada cukup baik, 2 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak

ada siswa pada kategori sangat tidak baik. Sementara itu, pada siklus II 22 siswa

berada pada kategori sangat baik, 6 siswa pada kategori baik, 4 siswa berada pada

cukup baik, dan tidak ada siswa yang mendapatkan kategori tidak baik dan sangat

tidak baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Hasil rekap aspek afektif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme)

Tabel 4.23 Rangkuman hasil presentase aspek afektif (penghayatan terhadap sikap

nasionalisme)

Aspek Kondisi awal Siklus I Siklus II

62,5% 87,5% 100%


Afektif
75,85 86,964 89,91

Dari tabel di 4.23 dapat dilihat bahwa pada aspek afektif (penghayatan

terhadap sikap nasionalisme) mengalami peningkatan jumlah siswa yang

memenuhi kriteria sikap. Dari kondisi awal sampai siklus II mengalami

peningkatan sebesar 37,5%. Sementara itu, rata-rata keseluruhan pada aspek

kognitif (penghayatan terhadap sikap nasionalisme) pada kondisi awal 75,85

meningkat pada siklus I yaitu menjadi 86,964 dan pada siklus II 89,91. Gambar

4.2 di bawah ini akan memperjelas peningkatan persentase pada aspek afektif.

Gambar 4.2 Diagram rangkuman aspek afektif

120
100
100 89,91
87,5 86,964

80 75,85
62,5
60 Aspek Afektif
Series 2
40

20

0
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Tabel 4.24 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek afektif (penghayatan

terhadap sikap nasionalisme)

Siswa yang mendapatkan nilai


Tindakan
SB B CB TB STB

Kondisi awal 9 4 7 12 0

Siklus I 16 11 2 3 0

Siklus II 15 16 1 0 0

Tabel 4.24 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek afektif di atas

menjelaskan jumlah siswa yang mendapatkan nilai aspek afektif. Dari tabel di atas

dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai aspek afektif pada kondisi awal

yaitu ada 9 siswa berada pada kategori sangat baik, 4 siswa pada kategori baik, 7

siswa berada pada cukup baik, 12 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak ada

siswa yang berada pada kategori sangat tidak baik. Kemudian pada siklus I, 16

siswa berada pada kategori sangat baik, 11 siswa pada kategori baik, 2 siswa

berada pada cukup baik, 3 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak ada siswa

pada kategori sangat tidak baik. Sementara itu, pada siklus II ada 15 siswa berada

pada kategori sangat baik, 16 siswa pada kategori baik, 1 siswa berada pada cukup

baik, dan tidak ada siswa yang berada pada kategori tidak baik dan sangat tidak

baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Hasil rekap aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme)

Tabel 4.25 Rangkuman hasil presentase aspek konatif (pelaksanaan terhadap sikap

nasionalisme)

Aspek Kondisi awal Siklus I Siklus II

56,25% 93,75% 96,875%


Konatif
75,032 88,125 88,97

Dari tabel di 4.25 dapat dijelaskan bahwa pada aspek konatif (pelaksanaan

terhadap sikap nasionalisme) mengalami peningkatan jumlah siswa yang

memenuhi kriteria sikap. Dari kondisi awal sampai siklus II mengalami

peningkatan sebesar 40,625%. Sementara itu, rata-rata keseluruhan pada aspek

konatif (pelaksanaan terhadap sikap nasionalisme) pada kondisi awal 75,032

meningkat pada siklus I yaitu menjadi 88,125 dan pada siklus II 88,97. Gambar

4.3 di bawah ini akan memperjelas peningkatan persentase pada aspek konatif.

Gambar 4.3 Diagram rangkuman hasil aspek konatif

120

96,875
100 93,75
88,125 88,97

80 75,032

60 56,25 Aspek Konatif


nilai rata-rata
40

20

0
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Tabel 4.26 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek konatif (pelaksanaan

terhadap sikap nasionalisme)

Siswa yang mendapatkan nilai


Tindakan
SB B CB TB STB

Kondisi awal 11 2 4 15 0

Siklus I 21 6 3 2 0

Siklus II 18 11 2 1 0

Tabel 4.26 Rangkuman jumlah siswa menurut aspek konatif di atas

menjelaskan jumlah siswa yang mendapatkan nilai aspek konatif. Dari tabel di

atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai aspek konatif pada kondisi

awal yaitu ada 11 siswa berada pada kategori sangat baik, 2 siswa pada kategori

baik, 4 siswa berada pada cukup baik, 15 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak

ada siswa yang berada pada kategori sangat tidak baik. Kemudian pada siklus I,

21 siswa berada pada kategori sangat baik, 6 siswa pada kategori baik, 3 siswa

berada pada cukup baik, 2 siswa pada kategori tidak baik, dan tidak ada siswa

pada kategori sangat tidak baik. Sementara itu, pada siklus II ada 18 siswa berada

pada kategori sangat baik, 11 siswa pada kategori baik, 2 siswa berada pada cukup

baik, 1 siswa mendapatkan nilai tidak bagus dan tidak ada siswa yang berada pada

kategori sangat tidak baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Tabel 4.27 Rangkuman sikap nasionalisme

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Persentase Nilai Persentase Nilai Persentase Nilai

56,25% 74,87 93,75% 87,62 100% 87,66

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase sikap

nasionalisme siswa pada kondisi awal sebesar 56,25%, pada siklus I naik menjadi

93,75% dan pada siklus II sebesar 100%. Sementara itu, peningkatan juga dapat

dilihat dari nilai rata-rata siswa. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal yaitu

74,87, siklus I 87,82, dan pada siklus II naik menjadi 87,66.

Tabel 4.28 Pencapaian indikator sikap nasionalisme

Variabel/ Kondisi Target Capaian Deskripsi Instrumen


Peubah Awal Siklus
Peningkatan 50% 85% Pencapaian Lembar skala
sikap sikap
nasionalisme siswa pada akhir

siklus yaitu

sebesar 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase siswa yang memiliki

sikap nasionalisme (minimal cukup baik) pada akhir siklus adalah sebesar 100%.

Pencapaian tersebut sudah melampaui target yang telah ditetapkan yaitu sebesar

85%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menerapkan model Problem

Based Learning (PBL) yang telah dilakukan siswa pada siklus I adalah sebagai

berikut:

1. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai aktivitas pembelajaran

yang akan dilakukan.

2. Siswa menyanyikan salah satu lagu wajib nasional.

3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai wilayah NKRI dengan

melihat peta wilayah Indonesia.

4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok untuk berdiskusi mengenai

pembagian wilayah NKRI.

5. Siswa diberi permasalahan tentang pemekaran wilayah (pertemuan 1)

dan pulau yang diklaim oleh negara lain (pertemuan 2).

6. Siswa dalam kelompok berdiskusi tentang masalah yang diberikan

oleh guru.

7. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya.

8. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

9. Siswa merangkum mengenai materi yang sudah dipelajari.

10. Siswa melakukan refleksi.

Hal yang menduung peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah siswa

ketika ditanya “apakah senang dengan pelajaran saya?” dan siswa menjawab

“senang sekali” secara serentak. Siswa juga sangat antusias ketika pembelajaran

menggunakan media interaktif dengan lingkaran perbuatan dan menonton


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

tayangan video. Siswa selalu menagih dengan berkata “Besok lihat video lagi ya,

Pak.”

Kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan menerapkan model Problem

Based Learning (PBL) yang telah dilakukan siswa pada siklus II adalah sebagai

berikut:

1. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai aktivitas pembelajaran

yang akan dilakukan.

2. Siswa menyanyikan salah satu lagu wajib nasional.

3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai wilayah NKRI dengan

melihat peta wilayah Indonesia.

4. Siswa dibentuk ke dalam kelompok untuk berdiskusi mengenai

pembagian wilayah NKRI.

5. Siswa diberi permasalahan tentang keragaman budaya, wilayah,

agama, dan produk Indonesia melalui tayangan video.

6. Siswa dalam kelompok berdiskusi tentang masalah yang diberikan

oleh guru.

7. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya.

8. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

9. Siswa merangkum mengenai materi yang sudah dipelajari.

10. Siswa melakukan refleksi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

Bab ini berisi tiga hal yang dipaparkan peneliti. Tiga hal yang dipaparkan peneliti

pada bagian penutup adalah kesimpulan, keterbatasan, dan saran.

5.1 Kesimpulan

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus yang

bertujuan untuk meningkatkan sikap nasionalisme dalam pembelajaran

PKn dengan model Problem Based Learning bagi siswa kelas V A di SD

Negeri Nanggulan tahun ajaran 2015/2016. Model PBL lebih membuat

siswa berpikir menganalisis suatu permasalahan yang diberikan guru dan

mengaitkannya dengan informasi yang siswa peroleh. PBL dilaksanakan

dengan tahapan (1) guru menyampaikan masalah kepada siswa, (2) siswa

mendiskusikan masalah dalam kelompok kecil, (3) anggota kelompok

melakukan curah pendapat berdasarkan pengetahuan awal mereka, (4)

siswa dalam kelompok mengidentifikasi masalah, (5) kelompok membuat

perencanaan penyelesaian masalah, (6) siswa melakukan penelusuran

informasi, (7) siswa kembali melakukan diskusi kelompok, (8) kelompok

menyajikan solusi permasalahan kepada teman sekelas, (9) teman sekelas

bertanya atau memberi masukan, (10) anggota kelompok melakukan

pengkajian ulang.

2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan sikap

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

nasionalisme dalam pembelajaran PKn bagi siswa kelas V A di SD Negeri

Nanggulan tahun ajaran 2015/2016. Peningkatan sikap nasionalisme dapat

dilihat dari persentase jumlah siswa yang memiliki kriteria sikap

nasionalisme, mulai dari kondisi awal sebesar 56,25%, siklus I yakni

93,75%, dan siklus II yaitu 100%. Peningkatan juga dapat dilihat dari nilai

rata-rata siswa. Kondisi awal yaitu sebesar 74,87, siklus I 87,62, dan siklus

II 87,66

5.2 Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Kurangnya pengalaman dalam penelitian, baik guru maupun siswa.

Guru kurang memahami mengenai model Problem Based Learning

dan siswa pun kurang terbiasa dengan model pembelajaran seperti itu.

2. Keterbatasan waktu dalam penelitian. Penelitian mengalami intervensi

dari guru kelas untuk menambahkan materi tertentu, sehingga waktu

tidak mencukupi untuk penelitian yang berdampak pada hasil

penelitian.

5.3 Saran

Saran dari peneliti berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan. Berikut ini

saran yang diberikan oleh peneliti:

1. Bagi guru dan siswa

Pembiasaan penggunaan model PBL dan pemanfaatan media

pembelajaran seperti video, lingkaran perbuatan, dan lain-lain sangat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

perlu digunakan untuk membantu proses pembelajaran. Pembiasaan

juga perlu dilakukan kepada siswa dengan model-model pembelajaran

yang lebih mengaktifkan siswa. Selain itu, penelitian tidak seharusnya

diintervensi agar waktu yang digunakan tidak melebihi batas yang

telah ditetapkan.

2. Bagi sekolah

Penerapan model Problem Based Learning secara maksimal dapat

meningkatkan sikap siswa, terutama dalam pembelajaran PKn di kelas

atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Referensi

Ali, M & Mohammad Asrori. (2014). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aryani, I. K. & Markum. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Nilai.


Bogor: Ghalia Indah.

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:Pustaka


Belajar.

Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:Pustaka


Belajar.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.


Jakarta:Gramedia.

Djaja, W. (2009). Pancasila di antara Ideologi Besar Dunia. Klaten: Cempaka


Putih.

Hamzah. (2006). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Harjanto. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Haryati & Saiful. (2007). Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi: Teori dan
Praktek. Jakarta: Gaung Persada Press.

Kohn, H. (1995). Nasionalisme, Arti dan Sejarahnya. Jakarta: PT.


Pembangunandan Penerbit Erlangga.

Kuswana & Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif: Perkembangan Ragam


berpikir. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta:Bumi Aksara.

Masidjo, I. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.


Yogyakarta: Kanisius.

Masidjo, I. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.


Yogyakarta: Kanisius.

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Mulyono, A. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto, N. (1997). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Ridwan. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.


Jakarta: Bumi Aksara.

Rosita. (2013). Hubungan Pemahaman Bela Negara dengan Nasionalisme Siswa


di SMP Negeri 3 Tambun: FKIP UNJ. Diakses dari
http://digilib.unj.ac.id/pengguna

Rusmono. (2012). Pembelajaran dengan Model Problem Based Learning. Bogor:


Ghalia Indah.

Siregar, S. (2010). Statistik Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.

Sudjiono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Sudjiono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung:


Alfabeta

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Penidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Sinar


Grafika Offset.

Sukmadianta, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Sumiati, A., & Bestari. (2008). Menjadi Warga Negara yang Baik. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-rus Media.

Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rusdakarya.

Taniredja, Tukuran dan Hidayati Mustafidah. (2012). Penelitian Kuantitatif.


Bandung : Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:


Konsep,Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Wiratmaja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Sumber online

Ratnasari. (2013). Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan


Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Masalah-Masalah
Sosial Kelas IV. UNNES. Diakses dari
http://lib.unnes.ac.id/18313/1/3101409104.pdf

Maksum, H. (2011). Model Project Citizen untuk Meningkatkan Kecakapan


Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mengembangkan Sikap
Nasionalisme. UNEJ. Diakses dari
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/4348/Ida%20Nur
%20Rachmawati%20-%20090210102011_1.pdf?sequence=1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

SILABUS

Satuan Pendidikan : SD Negeri Nanggulan


Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/semester : V A/satu
Standar Kompetensi : Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indikator
Model Alokasi Sumber, alat
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Pencapaian Penilaian
Pembelajaran Waktu dan media
Kompetensi
Mendeskripsikan Nasionalisme - Memahami ciri- - Siswa dapat Problem - Jenis: 6 x 35 - Sumber:
Negara Kesatuan (mendeskripsikan ciri NKRI menuliskan Based Tes menit (2 Hakim,
Republik NKRI) - Memahami ciri-ciri NKRI Learning Non tes pertemuan) Supartan.
Indonesia wilayah NKRI dengan benar, - Bentuk: (2009).
- Memahami melalui Tertulis Pendidikan
pembagian bimbingan Lisan Kewarganegara
wilayah NKRI guru. - Instrumen: an 5: Untuk
- Memahami - Siswa dapat Soal SD kelas 5.
bentuk wilayah menentukan Rubrik Jakarta: Pusat
NKRI pembagian penilaian Perbukuan.
wilayah NKRI LKS
dengan teliti, Cemara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

melalui - Alat &


kegiatan media :
diskusi. Pewarna,
- Siswa dapat LCD
menyebutkan proyektor,
bentuk wilayah peta, papan
NKRI dengan tulis, alat
baik, melalui tulis.
bimbingan
guru.
Menjelaskan Nasionalisme - Mendefinisikan - Melalui Problem - Jenis: 6 x 35 - Sumber:
pentingnya (keutuhan NKRI pengertian pengamatan Based Tes menit (2 Darmono,
keutuhan Negara dan budaya yang keutuhan Negara video dan Learning Non tes pertemuan) Ikhwan Sapto
Kesatuan dimiliki setiap Kesatuan penjelasan guru, - Bentuk: dan Sudarsih.
Republik provinsi dan Republik siswa mampu Tertulis 2008.Pendidikan
Indonesia sikap atau usaha Indonesia mengidentifikasi Lisan Kewarganegara

menjaga (NKRI) minimal 1 - Instrumen: an 5: untuk


keutuhan NKRI) - Menyebutkan kalimat Soal SD/MI kelas V.
provinsi-provinsi pengertian Rubrik Jakarta: Pusat
NKRI dan keutuhan Negara penilaian Perbukuan,
budaya yang Kesatuan Departemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

dimiliki. Republik Pendidikan


- Menyebutkan Indonesia Nasional.
usaha menjaga (NKRI). - Media:
keutuhan Negara - Siswa mampu Video,
Kesatuan menyebutkan 34 LCD
Republik provinsi NKRI Proyektor,
Indonesia dan budaya yang atlas,
(NKRI) dimiliki melalui media
- Sikap-sikap pengamatan pada cetak,
menjaga peta dan media
keutuhan NKRI cetak.
- Siswa mampu
meyebutkan
minimal 5 usaha
menjaga
keutuhan Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia
(NKRI) melalui
pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

video.
- Siswa mampu
menyebutkan 5
sikap menjaga
keutuhan NKRI
dengan mencari
informasi pada
media cetak.

Sleman, 28 Juli 2015

Mengetahui,
Guru Kelas Peneliti

Kanthi Lestari, S. Pd. Yoseph Bravian Aderika Sinaba


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan pendidikan : SD N Nanggulan

Kelas/ Semester : V / ganjil

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Alokasi waktu : 6 x 35 menit (2 X pertemuan)

Standar Kompetensi :
1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Kompetensi Dasar :
1.1 Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indikator :
Competence
1. Memahami ciri-ciri NKRI
2. Memahami wilayah NKRI
3. Memahami pembagian wilayah NKRI
4. Memahami bentuk wilayah NKRI
Conscience
1. Teliti dalam mengerjakan soal diskusi kelompok
2. Keaktifan berpendapat dalam berdiskusi
3. Rasa percaya diri siswa saat presentasi
Compassion
1. Menghargai pendapat teman saat berdiskusi
2. Menghargai saat teman presentasi

Tujuan pembelajaran:
1. Melalui bimbingan guru siswa dapat menuliskan ciri-ciri NKRI dengan benar.
2. Melalui diskusi siswa dapat menentukan pembagian wilayah NKRI dengan teliti.
3. Melalui bimbingan guru siswa dapat menyebutkan bentuk wilayah NKRI dengan
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Materi Pembelajaran:
Keutuhan Negara Kesatuan republik Indonesia

Pendekatan, Model, dan Metode:


1. Pendekatan : Kontekstual
2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning
3. Metode Pembelajaran : Diskusi Terbimbing

A. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan 1 Siklus 1 (3x35 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu


a. Guru mengucapkan salam pembuka
b. Guru menanyakan kabar siswa
c. Salah satu siswa memimpin doa
d. Perkenalan dengan siswa

Pembuka e. Guru melakukan presensi 20 menit


f. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
g. Siswa dan guru menyanyikan lagu
“Dari Sabang Samapai Merauke”
a. Siswa menyebutkan makna lagu
“Dari Sabang Samapai Merauke”
b. Siswa mengisi kuesioner yang
dibagikan oleh guru
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai wilayah NKRI dengan
Kegiatan
45 menit
Inti melihat peta wilayah RI
d. Siswa berdiskusi dalam kelompok
mengenai pembagian wilayah NKRI.
e. Siswa diberi sebuah masalah tentang
pemekaran wilayah.
f. Guru membagi siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

kelompok, masing-masing kelompok


beranggotakan 5-6 siswa.
g. Siswa dalam kelompok berdiskusi
tentang masalah yang diberikan oleh
guru.
h. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai bentuk negara Indonesia
i. Siswa dalam kelompok mewarnai
gambar peta Nusantara
a. Siswa dengan bantuan guru membuat
rangkuman materi mengenai
pembelajaran yang sudah
berlangsung.
b. Siswa mengumpulkan penugasan dari
guru
Penutup 30 Menit
c. Siswa mengerjakan soal evaluasi
d. Siswa menuliskan refleksi dan
merumuskan aksi yang dilakuan
setelah menulis refleksi
e. Doa penutup dipimpin salah satu
siswa

Pertemuan ke 2 Siklus 1 (3 x 35 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu


a. Guru mengucapkan salam pembuka
b. Guru menanyakan kabar murid
c. Salah satu siswa memimpin doa
d. Guru melakukan presensi
Pembuka 15 Menit
e. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
f. Guru menanyakan tentang materi
yang sudah dipelajari pada pertemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

pertama.
a. Siswa mendengarkan penjelasan guru
mengenai wilayah NKRI sebagai
tempat bagi kelangsungan hidup
bangsa Indonesia.
b. Guru memberikan sebuah masalah
dalam pembelajaran mengenai pulau
yang diklaim negara lain.
c. Guru membagi siswa dalam
Kegiatan
60 menit
Inti kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 5-6 siswa.
d. Siswa dalam kelompok berdiskusi
tentang masalah yang diberikan oleh
guru.
e. Masing-masing kelompok
membacakan hasil diskusinya di
depan kelas.
a. Siswa dengan bantuan guru membuat
rangkuman materi mengenai
pembelajaran yang sudah
berlangsung.
b. Siswa mengumpulkan penugasan dari
guru

Penutup c. Siswa mengisi kuesioner yang 30 menit


diberikan oleh guru.
d. Siswa menuliskan refleksi dan
merumuskan aksi yang dilakuan
setelah menulis refleksi
e. Doa penutup dipimpin salah satu
siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

B. Refleksi
Siswa diajak berefleksi dengan panduan refleksi sebagai berikut:
1. Bagaimana perasaanmu hari ini?
2. Apa yang sudah kamu pelajari hari ini?
3. Apakah ada yang belum bisa kamu pahami?
C. Aksi
1. Belajar lebih giat lagi
2. Kerja sama saat diskusi lebih ditingkatkan lagi

D. Sumber dan Media pembelajaran


1. Sumber belajar
Hakim, Supartan. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan 5: Untuk SD
kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan.
2. Media
a. Peta Indonesia
b. Pewarna
c. Berita (sebagai masalah)

E. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
Rubrik Tugas Memecahkan Masalah 1 (Daerah/pulau yang diklaim negara lain)
Kompetensi yang dinilai:
 Sebagai siswa, memberikan solusi sederhana tentang daerah/pulau-pulau yang
diklaim oleh negara lain
 Menunjukkan dengan gambar daerah/pulau-pulau yang diklaim oleh negara lain

Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan


Aspek yang
diamati 4 3 2 1

Isi dan Hasil diskusi Hasil diskusi Hasil diskusi Hasil diskusi
pengetahuan ditulis lengkap ditulis lengkap ditulis lengkap berisi
dan berisi dan berisi dan berisi pemahaman
pemahaman pemahaman pemahaman siswa tetapi tidak
siswa mengenai siswa siswa lengkap dan
materi. Hasil mengenai mengenai bahasa sulit
mudah dibaca materi. Hasil materi. Hasil dipahami.
dan mudah dibaca mudah dibaca
menggunakan dan sebagian dan sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

bahasa yang besar mudah kecil mudah


mudah dipahami. dipahami.
dipahami.
Penjelasan
disertai dengan
gambar.

Rubrik Memecahkan Masalah 2 (pemekaran wilayah)


Kompetensi yang dinilai:
 Memecahkan masalah mengenai pemekaran wilayah yang ada di Indonesia
 Menunjukkan dengan gambar daerah yang terjadi pemekaran di Indonesia

Perlu
Aspek yang Baik Sekali Baik Cukup Bimbingan
diamati
4 3 2 1

Isi dan Hasil diskusi ditulis Hasil diskusi Hasil diskusi Hasil diskusi
pengetahuan lengkap dan berisi ditulis ditulis berisi
pemahaman siswa lengkap dan lengkap dan pemahaman
mengenai materi. berisi berisi siswa tetapi
Hasil mudah dibaca pemahaman pemahaman tidak lengkap
dan menggunakan siswa siswa dan bahasa sulit
bahasa yang mudah mengenai mengenai dipahami.
dipahami.Penjelasan materi. Hasil materi. Hasil
disertai dengan mudah dibaca mudah dibaca
gambar. dan sebagian dan sebagian
besar mudah kecil mudah
dipahami. dipahami.

2. Penilaian Sikap
Rubrik penilaian
Perlu
Aspek yang Baik sekali Baik Cukup Bimbingan
diamati
4 3 2 1

Sikap: Teliti Teliti dalam Teliti dalam Teliti dalam Kurang teliti
menuliskan menuliskan menuliskan dalam
analisis analisis analisis menuliskan
permasalahan permasalahan permasalahan analisis
yang diberikan yang diberikan, yang diberikan, permasalahan
dan ada 1-2 gambar ada 3-4 gambar dan gambar
menggambarkan yang salah. yang salah. yang digunakan
lokasi untuk untuk
memperjelas memperjelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

analisis. analisis.

Menghargai Seluruh anggota Beberapa Seluruh Seluruh anggota


pendapat teman kelompok anggota terlihat anggota terlihat terlihat tidak
mampu tidak tidak menyinak dan
menyimak dan menyimak dan menyimak dan mendengarkan
mendengarkan mendengarkan mendengarkan ketika ada
teman yang ketika ada ketika ada teman yang
sedang teman yang teman yang menyampaikan
menyampaikan menyampaikan menyampaikan pendapatnya.
pendapatnya. pendapatnya. pendapatnya. Meskipun guru
Namun, masih mengawasi.
mampu terlihat
baik dibawah
pengawasan
guru

3. Penilaian Keterampilan
Rubrik Penilaian
Perlu
Aspek yang Baik Sekali Baik Cukup Bimbingan
diamati
4 3 2 1

Mewarnai Pilihan warna Pilihan warna Pilihan warna Pilihan warna


gambar peta yang yang yang yang
Nusantara digunakan digunakan digunakan digunakan
tepat dan sebagian besar sebagian tepat masih perlu
sesuai dengan tepat dan dan sesuai diperbaiki dan
keterangan sesuai dengan dengan ditingkatkan
pada peta keterangan keterangan agar sesuai
pada peta. pada peta. dengan
keterangan
pada peta.

Menyampaikan Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu Siswa


hasil diskusi menyampaikan menyampaikan menyampaikan menyampaikan
hasil analisis hasil analisis hasil analisis hasil analisis
secara secara secara tidak lengkap
keseluruhan keseluruhan keseluruhan dan gambar
berserta dan gambar dan gambar yang
gambar yang yang yang digunakan
digunakan digunakan digunakan kurang tepat.
unuk untuk untuk Bahasa yang
memperjelas memperjelas memperjelas digunakan sulit
hasil analisis. hasil analisis. hasil analisis. dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Bahasa yang Sebagian besar Sebagian kecil


digunakan penjelasan penjelasan
mudah mudah mudah
dipahami dan dipahami dan dipahami dan
menggunakan menggunakan bahasa yang
bahasa bahasa digunakan
Indonesia yang Indonesia yang campuran
baik. baik. (bahasa
Indonesia dan
bahasa Jawa).

Lampiran

1. Peta Buta Indonesia


2. Berita tentang pulau-pulau yang diklaim negara lain
3. Berita tentang pemekaran wilayah.

Sleman, 4 Agustus 2015


Guru Kelas Mahasiswa

Kanthi Lestari, S. Pd. Yoseph Bravian Aderika S.


NIP. 19700304 200701 2 016 NIM 121134117

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Sri Rahayu, S. Pd.


NIP. 19630425 198509 2 001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Sipadan, Ligitan, Indonesia dan Malaysia

Awal mula kasus itu dimulai pada tahun 1968, ketika Malaysia bereaksi terhadap
perjanjian kerjasama antara Indonesia dengan Japex (Japan Exploration Company Limited)
tahun 1966. Malaysia juga melakukan kerjasama dengan Sabah Teiseki Oil Company tahun
1968, sebagai tanggapan terhadap kegiatan eksplorasi laut di wilayah Sipadan. Tahun 69,
Malaysia mulai melakukan klaim bahwa Sipadan Ligitan merupakan wilayah Malaysia, yang
hal ini langsung di tolak oleh pemerintah Indonesia. Serangkaian perjanjian, lobi, diplomasi
berlangsung dengan cara “Asian Way”, yaitu sebuah cara yang mengedepankan dialog,
dengan menghindari konflik militer. Akhirnya masalah itu menjadi redam dalam tanda kutip,
artinya dialog tentang perselisihan itu dicoba dilakukan dengan cara “tidak serius”.
Indonesia sungguh terbuai dengan model seperti itu sehingga Indonesia tiba-tiba kaget ketika
pada bulan Oktober tahun 1991, Malaysia tiba-tiba mengeluarkan peta yang memasukkan
Sipadan dan Ligitan ke wilayah Malaysia, dan tragisnya Indonesia juga tidak tahu kalau di
Sipadan telah dibangun turisme dan arena diving yang sangat bagus (betapa “kasihannya”
Indonesia itu). Kemudian pada tahun 1997 Indonesia dan Malaysia bersepakat untuk
menyerahkan masalah tersebut ke International Court of Justice, the Hague di Belanda.

Pertanyaan

1. Menurut bacaan di atas bagaimana upaya diplomasi yang dilakukan Indonesia-


Malaysia dalam penyelesaian kasus Sipadan-Ligitan?
2. Mengapa Indonesia dapat kalah dalam kasus tersebut padahal peluang Indonesia-
Malaysia adalah fifty-fifty?
3. Bagaimanakah sikap yang seharusnya diambil Indonesia untuk kedepannya agar tidak
terjadi lagi hal serupa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Ribuan Tokoh Deklarasikan Kabupaten Pahunga Lodu

SUMBA TIMUR - Ribuan orang yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
perempuan, tokoh pemuda, dan tokoh adat yang berasal dari lima Kecamatan, di wilayah
timur Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berkumpul di Kompleks
Kantor Kecamatan Umalulu.

Mereka ingin ambil bagian dalam acara deklarasikan dan peresmian usulan nama
pembentukan kabupaten atau daerah otonom baru yang bernama Kabupaten Pahunga Lodu
yang rencananya akan dimekarkan dari Kabupaten Sumba Timur.

Acara deklarasi yang dihadiri oleh Bupati Sumba Timur Gidion Mbiliyora, Ketua DPRD
Sumba Timur Palulu P Ndima dan Dandim 1601 Waingapu Letkol (inf) Alex Ngurah, serta
sejumlah anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda).

Dalam keterangannya, mereka memberikan apresiasi positif atas upaya warga melalui para
tokoh dari lima kecamatan masing-masing di Kecamatan Umalulu, Rindi, Pahunga Lodu,
Kahaungu Eti, dan Wulla Waijelu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

”Kabupaten Sumba Timur merupakan yang terluas wilayahnya di NTT, jadi layak untuk
dimekarkan. Pemerintah Sumba Timur memberikan apresiasi positif, karena ini memang
sudah dirancang bersama masyarakat dan DPRD sejak awal tahun 2008," ujar Bupati Sumba
Timur Gidion Mbiliyora, kepada wartawan, Kamis (24/7/2014).

Ditambahkan dia, usulan itu telah dilakukan kajian bersama oleh Universitas Indonesia (UI)
yang menyatakan Kabupaten Sumba Timur layak untuk dimekarkan, seperti skenario empat
kabupaten yang diperkuat dengan rapat akbar di Gedung Nasional Umbu Tipuk Marisi tahun
2013.

“Sinisme terhadap usaha dan penyuaraan aspirasi pemekaran saat ini adalah hal yang wajar
terjadi, namun seperti peribahasa anjing menggonggong kafilah berlalu, kami tetap berjalan
dengan kebulatan tekad. Karena ini aspirasi masyarakat sejak lama," sambungnya.

Menurutnya, dengan dilakukannya pemekaran Kabupaten Sumba Timur akan berdampak


pada pemerataan pembangunan, optimalisasi kader-kader muda yang ada, dan mendekatkan
pelayanan pemerintah kepada masyarakat.

Ketua Forum Komunikasi dan Tim Pengusulan Pemekaran Rambu Lika Atahumba
menambahkan, asiprasi itu sudah terangkum dalam usulan dari 42 desa melalui BPD, juga
satu kelurahan yang nantinya akan dimasukan ke DPRD Sumba Timur.

Acara deklarasi itu kian lengkap dengan penyerahan hak atas tanah seluas 87 Ha kepada
Pemerintah Sumba Timur, dari Kabihu (Marga) Watupelit oleh Umbu Manggana dan
Oemboe Nggikoe, selaku tokoh adat dan tokoh masyarakat Marga Watupelit guna dijadikan
lokasi pembangunan pusat pemerintahan Kabupaten Pahunga Lodu dimasa mendatang.

source: http://daerah.sindonews.com/read/886172/27/ribuan-tokoh-deklarasikan-kabupaten-
pahunga-lodu-1406209727

1. Apa yang kamu ketahui tentang pemekaran wilayah?


2. Bagaimana pendapatmu mengenai pemekaran wilayah? Baik atau burukkah? Berikan
pendapatmu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SD Negeri Nanggulan

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester : V/I

Pertemuan :1

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

I. Standar Kompetensi
1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
II. Kompetensi Dasar
1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
III. Indikator
1. Mendefinisikan pengertian keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
2. Menyebutkan provinsi-provinsi NKRI dan budaya yang dimiliki.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan video dan penjelasan guru, siswa mampu
mengidentifikasi minimal 1 kalimat pengertian keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
2. Siswa mampu menyebutkan 34 provinsi NKRI dan budaya yang dimiliki
melalui pengamatan pada peta dan media cetak.
V. Materi Pembelajaran
1. Pengertian keutuhan NKRI
2. 34 Provinsi NKRI dan budaya yang dimiliki setiap provinsi

VI. Model dan Metode Pembelajaran


Model pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan diskusi kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No Kegiatan Alokasi Waktu Metode
1 Pendahuluan 10 Menit Tanya
- Guru dan siswa saling mengucapkan jawab dan
salam. diskusi
- Salah satu siswa memimpin doa di
depan kelas.
- Guru melakukan presensi.
- Siswa dikondisikan untuk belajar.
Apersepsi:
- Guru melakukan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan antara lain:
 Apa yang dimaksud dengan
keutuhan negara?
 Indonesia mempunyai berapa
provinsi?
Orientasi:
- Guru menyampaikan tujuan yang akan
dicapai dalam pembelajaran
Motivasi:
- Siswa menyanyikan lagu “Dari Sabang
Sampai Merauke”
2.

Kegiatan Inti 55 menit Tanya

- Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. jawab dan

- Siswa masuk dalam kelompok masing diskusi

masing
- Siswa menentukan nama kelompok
dengan tema “Tarian Tradisional”
- Guru menjelaskan kembali tujuan yang
akan dicapai dalam pembelajaran hari
ini dan menjelaskan pembelajaran hari
ini adalah mengamati video dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

mencari nformasi melalui media cetak


dan peta (tahap 1)
- Siswa diberikan tugas pertama yaitu
mendefinisikan pengertian keutuhan
NKRI
- Siswa dalam kelompok dibimbing
untuk mendefinisikan pengertian
keutuhan NKRI melalui video yang
ditampilkan (tahap 2)
- Siswa diberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk berdiskusi tentang
pengertian keutuhan NKRI dari hasil
pengamatan video.
- Siswa diberi tugas selanjutnya yaitu
mencari nama provinsi yang ada di
Indonesia dan mencari budaya yang
dimiliki setiap provinsi (rumah adat,
tarian tradisional, baju adat, dll)
- Siswa dalam kelompok mencari
provinsi yang ada di Indonesia dan
budaya setiap provinsi melalui peta dan
media cetak (tahap 2)
- Siswa diberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk berdiskusi tentang
provinsi di Indonesia dan budaya yang
dimiliki setiap provinsi.
- Siswa didorong untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai dan
melaksanakan eksperimen (misalnya
untuk menjelaskan keutuhan NKRI
dengan masalah pecahnya kesatuan
bangsa dengan daerah yang berdiri
sendiri dan masalah lainnya) untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

mendapatkan penjelasan dan


pemecahan masalahnya
- Setiap kelompok membuat laporan
hasil pengamatan dan hasil diskusinya
yang sudah dilakukan (tahap 4)
- Siswa mempresentasikan hasil laporan
yang sudah dibuat di depan kelas dan
guru akan membantu menganalisis dan
mengevaluasi hasil pemecahan masalah
yang sudah dilakukan di setiap
kelompok (tahap 5)

Penutup
Evaluasi
- Guru membagikan soal evaluasi
3. - Siswa mengerjakan soal evaluasi 5 menit Individu
dan
Kesimpulan Diskusi
- Guru bersama dengan siswa
menyimpulkan pembelajaran yang
sudah dilaksanakan

Refleksi
- Refleksi
- Guru menutup Pelajaran
- Salah satu siswa memimpin doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

VIII. Sumber dan Media Pembelajaran

Sumber Belajar:
Darmono, Ikhwan Sapto dan Sudarsih. 2008.Pendidikan
Kewarganegaraan 5: untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
LKS
Media
LCD, Video, Media Cetak
IX. Penilaian
Jenis Tes : lisan dan tertulis
Bentuk: Laporan hasil diskusi dan soal bentuk esay
Rubrik Penilaian terlampir

Sleman, 18 Agustus 2015

Guru Kelas Mahasiswa

Kanthi Lestari, S. Pd. Yoseph Bravian Aderika S.


NIP. 19700304 200701 2 016 NIM 121134117

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Sri Rahayu, S. Pd.


NIP. 19630425 198509 2 001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

LEMBAR PENILAIAN HASIL DISKUSI

Mata Pelajaran :
Materi Pembelajaran :
Guru :
Tanggal :
Nilai : Antara 40-100
Nilai rata-rata : Jumlah nilai/4

Kemampuan Nilai Nilai Nilai


Peran dalam kelompok Laporan Presentasi rata-
No Nama Lengkap
kelompok menanggapi kelompok Kelompok rata
pertanyaan
1
2
3
4
5

LEMBAR PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN

ASPEK
JU RAT
Keberanian Keaktifan Menghargai Kerja Memecahkan
N NAMA M A-
mengemuka Atau peran pendapat sama masalah
O SISWA LA RAT
kan serta teman
H A
pendapat

Keterangan:

Rentang Nilai yang diberikan adalah 1 – 10

Rata-rata nilai = Jumlah nilai/ 5

Pedoman penilaian tes pengamatan proses pembelajaran

RENTANG SKOR PREDIKAT


8,5 – 10 Sangat Baik
7,0 – 8,4 Baik
5,5 – 6,9 Cukup
4,0-5,4 Kurang
< 4,0 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

LEMBAR KERJA SIISWA

Sekolah : SD ...............

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester : V/I

Pertemuan :1

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi minimal 1 kalimat pengertian keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pengamatan video.
2. Siswa mampu menyebutkan 34 provinsi NKRI dan budaya yang dimiliki melalui
pengamatan pada peta dan media cetak.

1. Petunjuk Umum
1. Tulis nama dan kelas di kolom yang sudah disediakan!
2. Kerjakan soal yang sudah tersedia!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Nama KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA :1.

2.

3.

4.

5.

Kelas :

Dari Sabang Sampai Merauke

Ciptaan: R. Suharjo

Dari sabang sampai merauke

Berjajar pulau-pulau

Sambung memnyambung menjadi satu

Itulah Indonesia

Indonesia tanah airku

Aku berjanji padamu

Menjunjung tanah airku

Tanah airku Indonesia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

Perhatikan Video yang akan ditampilkan oleh guru dan catatlah informasi yang
penting di kolom bawah ini!

1. Berdasarkan video yang ditampilkan tadi diskusikan bersama kelompokmu pengertian


keutuhan NKRI! Tulislah hasil diskusi kalian di kolom bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Perhatikan peta dibawah ini!

Tuliskan 34 provinsi di Indonesia yang terdapat pada peta di atas!


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

1. Berdasarkan hasil pengamatan peta di atas, Tulislah budaya (Baju adat, rumah adat,
rumah adat, tarian tradisional dan yang lainnya) yang dimiliki masing-masing
provinsi pada kolom di bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

2. Buatlah laporan hasil pengamatan video dan hasil diskusi yang sudah kalian lakukan
mengenai pengertian keutuhan NKRI dan provinsi-provinsi yang ada di Indonesia
beserta budaya-budaya yang dimiliki! Tulislah semuanya dalam kolom di bawah ini
dengan rapi dan jelas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

1. Sebutkan 4 hal yang kamu pelajari hari ini!

2. Hal apa yang menurutmu menarik dari kegiatan hari ini?

3. Apa manfaat yang kamu peroleh dari pelajaran hari ini?

4. Apalagi yang ingin kamu ketahui lebih lanjut dan apa langkah-langkah yang akan
kamu lakukan untuk mengetahuinya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SD Negeri Nanggulan

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester : V/I

Pertemuan :2

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

I. Standar Kompetensi
2. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)

II. Kompetensi Dasar


1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

III. Indikator
1. Menyebutkan usaha menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)
2. Sikap-sikap menjaga keutuhan NKRI

IV. Tujuan Pembelajaran


1. Siswa mampu meyebutkan minimal 5 usaha menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pengamatan video.
2. Siswa mampu menyebutkan 5 sikap menjaga keutuhan NKRI dengan mencari
informasi pada media cetak.

V. Materi Pembelajaran
3. Usaha menjaga keutuhan NKRI
4. Sikap menjaga keutuhan NKRI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

VI. Model dan Metode Pembelajaran


Model pembelajaran : Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran : Tanya jawab dan diskusi kelompok

VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


No Kegiatan Alokasi Waktu Metode
1 Pendahuluan 10 Menit Tanya
- Guru dan siswa saling memberi salam. jawab dan
- Salah satu siswa memimpin doa. diskusi
- Guru melakukan presensi.
- Siswa dikondisikan untuk belajar.
Apersepsi:
- Guru melakukan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan antara lain:
 Materi apa yang telah dipelajari
minggu lalu?
 Bagaimana cara menjaga
keutuhan negara kesatuan
republik Indonesia?
 Bagaimana sikap kita menjaga
keutuhan negara kesatuan
republik Indonesia?
Orientasi:
- Guru menyampaikan tujuan yang akan
dicapai dalam pembelajaran
Motivasi:
- Siswa menyanyikan lagu “Indonesia
Pusaka”

2. Kegiatan Inti
- Siswa dibagi menjadi 6 kelompok. 85 menit Tanya

(menyesuaikan dengan karakteristik jawab dan

siswa) diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

- Siswa menentukan nama kelompok


dengan tema “nama provinsi di
Indonesia”.
- Siswa mengamati tayangan video.
- Siswa mengeksplorasi permasalahan
(tantangan dari luar dan dalam) yang
terjadi di Indonesia mengenai keutuhan
NKRI.
- Siswa dibimbing mendefinisikan usaha
menjaga keutuhan NKRI melalui video
yang telah diamati.
- Siswa diberikan penjelasan dengan
perumpamaan menyapu dengan sapu
lidi dengan banyak lidi dan menyapu
hanya dengan satu lidi yang dikaitkan
dengan keutuhan NKRI kemudian
siswa membuat penjelasan dan
pemecahan masalahnya.
- Setiap kelompok kelompok
mendiskusikan usaha-usaha yang
dilakukan untuk menjaga keutuhan
NKRI
- Siswa diarahkan untuk mencari sikap
menjaga keutuhan NKRI dengan
menggunakan media cetak.
- Siswa di dalam kelompok
mendiskusikan sikap yang dilakukan
untuk menjaga keutuhan NKRI
berdasarkan informasi yang sudah
didapatkan.
- Setiap kelompok membuat laporan
hasil pengamatan dan hasil diskusinya
yang sudah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

- Siswa mempresentasikan hasil laporan


yang sudah dibuat di depan kelas dan
guru akan membantu menganalisis dan
mengevaluasi hasil pemecahan masalah
yang sudah dilakukan di setiap
kelompok (tahap 5)

Penutup
Evaluasi
- Guru membagikan soal evaluasi
- Siswa mengerjakan soal evaluasi

Kesimpulan
- Guru bersama dengan siswa
menyimpulkan pembelajaran yang
sudah dilaksanakan

3. Refleksi
- Refleksi 5 menit Individu
- Guru menutup Pelajaran dan
- Guru meminta salah satu siswa Diskusi
memimpin doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

VIII. Sumber dan Media Pembelajaran


- Buku BSE PKn kelas V SD
- Video
- Media cetak (koran, majalah, dan lainya)
Sumber Belajar:
- Darmono, Ikhwan Sapto dan Sudarsih. 2008.Pendidikan Kewarganegaraan 5:
untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.
IX. Penilaian
Jenis Tes : lisan dan tertulis
Bentuk: Laporan hasil diskusi dan soal bentuk esay
Rubrik Penilaian terlampir

Sleman, 25 Agustus 2015

Guru Kelas Mahasiswa

Kanthi Lestari, S. Pd. Yoseph Bravian Aderika S.


NIP. 19700304 200701 2 016 NIM 121134117

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Sri Rahayu, S. Pd.


NIP. 19630425 198509 2 001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

LEMBAR PENILAIAN HASIL DISKUSI

Mata Pelajaran :
Materi Pembelajaran :
Guru :
Tanggal :
Nilai : Antara 40-100
Nilai rata-rata : Jumlah nilai/4

Kemampuan Nilai Nilai Nilai


Peran dalam kelompok Laporan Presentasi rata-
No Nama Lengkap
kelompok menanggapi kelompok Kelompok rata
pertanyaan
1
2
3
4
5

LEMBAR PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN

ASPEK
JU RAT
Keberanian Keaktifan Menghargai Kerja Memecahkan
N NAMA M A-
mengemuka Atau peran pendapat sama masalah
O SISWA LA RAT
kan serta teman
H A
pendapat

Keterangan:

Rentang Nilai yang diberikan adalah 1 – 10

Rata-rata nilai = Jumlah nilai/ 5

Pedoman penilaian tes pengamatan proses pembelajaran

RENTANG SKOR PREDIKAT


8,5 – 10 Sangat Baik
7,0 – 8,4 Baik
5,5 – 6,9 Cukup
4,0-5,4 Kurang
< 4,0 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

LEMBAR KERJA SISWA

Sekolah : SD ............

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester : V/I

Pertemuan :2

Alokasi Waktu : 3 x 35 menit

B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu meyebutkan minimal 5 usaha menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) melalui pengamatan video.
2. Siswa mampu menyebutkan 5 sikap menjaga keutuhan NKRI dengan mencari
informasi pada media cetak.

2. Petunjuk Umum
3. Tulis nama dan kelas di kolom yang sudah disediakan!
4. Kerjakan soal yang sudah tersedia!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Nama KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA :1.

2.

3.

4.

5.

Kelas :

INDONESIA PUSAKA

Ciptaan: Ismail Marzuki

Indonesia tanah air beta

Pusaka abadi nan jaya

Indonesia sejak dulu kala

Tetap di puja-puja bangsa

Reff :Di sana tempat lahir beta

Dibuai dibesarkan bunda

Tempat berlindung di hari tua

Tempat akhir menutup mata


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

3. Diskusikan dalam kelompomu permasalahan yang ada di Indonesia yang berkaitan


dengan keutuhan NKRI dan dikaitkan dengan pengertian keutuhan NKRI!

4. Dari permasalahan yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan keutuhan NKRI
usaha-usaha apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga keutuhan NKRI?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

5. Diskusikan dalam kelompomu sikap apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga
keutuhan NKRI dengan budaya yang begitu banyak yang Indonesia miliki, kalian
dapat mencari dalam media cetak seperti buku pelajaran, majalah, koran dan lain
sebagainya, Tulislah jawaban kalian dalam kolom dibawah ini!

6. Buatlah laporan hasil pengamatan peta dan hasil diskusi yang sudah kalian lakukan
mengenai pentingnya menjaga keutuhan NKRI dan sikap-sikap yang dilakukan untuk
menjaga keutuhan NKRI! Tulislah semuanya dalam kolom di bawah ini dengan rapi
dan jelas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

5. Sebutkan 4 hal yang kamu pelajari hari ini!

6. Hal apa yang menurutmu menarik dari kegiatan hari ini?

7. Apa manfaat yang kamu peroleh dari pelajaran hari ini?

8. Apalagi yang ingin kamu ketahui lebih lanjut dan apa langkah-langkah yang akan
kamu lakukan untuk mengetahuinya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

LAMPIRAN 2

INSTRUMEN SKALA SIKAP

SEBELUM DAN SESUDAH

VALIDASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

KUESIONER PENELITIAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

Yogyakarta, Agustus 2015

Salam sejahtera,
Berkaitan dengan penelitian, perkenankanlah saya meminta bantuan adik-adik untuk
mengisi kuesioner.
Skala penelitian ini berisi pernyataan mengenai hal-hal yang terkait dengan pengetahuan
dan pengalaman adik-adik dalam kehidupan sehari-hari. Adik-adik diminta untuk mengisi
pilihan jawaban yang sesuai dengan hal-hal yang terkait dengan pengetahuan dan
pengalaman sehari-hari. Kuesioner ini tidak akan mempengaruhi nilai adik-adik.
Demikian permintaan saya, atas kerjasama dan bantuan adik-adik, saya ucapkan terima
kasih

Salam,

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini disajikan beberapa pernyataan mengenai hal-hal yang terkait dengan
pengalaman dan pengetahuan. Adik-adik diminta untuk memilih salah satu pilihan jawaban
yang paling sesuai menurut pengetahuan adik-adik, yang meliputi SS, S, TS, STS. Berikut
arti dari pilihan tersebut :
SS → Jika pernyataan sangat setuju
S → Jika pernyataan setuju
TS → Jika pernyataan tidak setuju
STS → Jika pernyataan sangat tidak setuju
Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap sesuai
dengan kondisi adik-adik.
Disini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban yang diharapkan adalah
jawaban yang sesuai dengan kondisi adik-adik. Data yang adik-adik isikan bersifat pribadi
sehingga saya akan menjamin kerahasiaannya.

Contoh :
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya selalu berpikir positif SS S TS STS
terhadap permasalahan yang
saya hadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

DATA IDENTITAS PRIBADI


Nama : ...................
Usia : ......... tahun
Kelas : ...................
No. Absensi : ...................
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (*)
Tinggal bersama : ...................
(*) coret yang tidak perlu

PERNYATAAN :
No Pernyataan SS S TS STS
1 Indonesia mempunyai banyak tantangan dari SS S TS STS
berbagai negara.
2 Saya merasa perbedaan budaya menjadi penghambat SS S TS STS
persatuan dan kesatuan.
3 Saya bersedia berteman dengan siapa saja. SS S TS STS
4 Saya menyadari bahwa berteman dengan teman dari SS S TS STS
daerah lain itu baik.
5 Saya hanya menghargai dan menerima budaya yang SS S TS STS
berasal dari daerah saya sendiri.
6 Membantu teman kelas yang tawuran itu baik. SS S TS STS
7 Pemekaran wilayah (dari beberapa provinsi menjadi SS S TS STS
banyak provinsi) merupakan tanda pecahnya NKRI.
8 Saya menghargai teman yang sedang beribadah, SS S TS STS
meskipun teman itu berbeda agama dengan saya.
9 Saya bersedia membantu, apabila teman saya SS S TS STS
berkelahi.
10 Saya menyadari bahwa saya bagian dari Indonesia/ SS S TS STS
NKRI.
11 Saya mengharap NKRI hanya terdiri dari satu suku SS S TS STS
saja agar tercipta persatuan.
12 Saya berkewajiban menghargai pendapat dengan baik SS S TS STS
agar tidak terjadi perdebatan yang membuat
kekacauan di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

13 Menurut saya apabila ada teman yang berkelahi maka SS S TS STS


saya harus ikut membantu.
14 Saya memahami isi lagu“Dari Sabang Sampai SS S TS STS
Merauke”.
15 Saya hanya menghargai dan menerima budaya dalam SS S TS STS
negeri
16 Saya mengetahui bahwa pada awal kemerdekaan, SS S TS STS
NKRI hanya terdiri dari 8 provinsi.
17 Saya perlu memilih teman bergaul yang SS S TS STS
menguntungkan di sekolah.
18 Saya mengetahui bahwa negara Indonesia adalah SS S TS STS
negara yang memiliki beraneka bahasa.
19 Saya tertarik dengan produk luar negeri yang SS S TS STS
kualitasnya lebih bagus dari produk lokal.
20 Saya melakukan upacara bendera dengan khidmad. SS S TS STS
21 Menurut saya NKRI terbentuk hanya karena jasa SS S TS STS
pahlawan.
22 Saya memahami arti semboyan “Bhinneka Tunggal SS S TS STS
Ika”.
23 Saya melaksanakan upacara bendera sebagai SS S TS STS
kebiasaan rutin yang dilaksanakan setiap senin.
24 Saya tertarik mempelajari sejarah terbentuknya SS S TS STS
NKRI.
25 Saya berusaha hanya memakai produk dalam negeri. SS S TS STS
26 Saya merasa memiliki fasilitas umum. SS S TS STS
27 Sejarah mengarahkan pikiran kita untuk tidak SS S TS STS
melakukan kerjasama dengan negara yang pernah
menjajah.
28 Saya mengetahui bahwa NKRI hanya menyangkut SS S TS STS
wilayah saja.
29 Saya mengetahui bahwa yang menjahit bendera SS S TS STS
merah putih di awal kemerdekaan adalah Ibu
Fatmawati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

30 Saya tidak perlu menghormati bendera merah putih, SS S TS STS


karena itu hanya buatan manusia.
31 Saya mengendalikan diri sedapat mungkin memakai SS S TS STS
produk dalam negeri.
32 Saya ingin agar negara yang pernah menjajah NKRI SS S TS STS
tidak diberi peluang untuk kerjasama.
33 Saya merasa perlu menghargai jasa para pahlawan. SS S TS STS
34 Sebagai anggota keluarga kita harus saling SS S TS STS
menghormati dan menerima.
35 Saya lebih baik membiasakan menggunakan bahasa SS S TS STS
daerah saya sendiri.
36 Saya ikut mewujudkan keutuhan NKRI dengan SS S TS STS
bergotong-royong.
37 Saya mengetahui arti warna pada bendera Indonesia. SS S TS STS
38 Saya memiliki pandangan bahwa Negara Kesatuan SS S TS STS
Rebublik Indonesia adalah Negara yang memiliki
wilayah tertentu.
39 Saya tidak tertarik belajar budaya Indonesia yang SS S TS STS
beraneka ragam.
40 Saya mengetahui di Indonesia mempunyai 34 SS S TS STS
Provinsi.
41 Saya meyakini bangsa Indonesia tidak dapat SS S TS STS
dipisahkan.
42 Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bukan SS S TS STS
negaraku karena Negara Indonesia mempunyai
banyak wilayah.
43 Saya tidak suka melihat setiap daerah melestarikan SS S TS STS
budaya Indonesia karena budaya daerah banyak
budaya yang rendah.
44 Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara SS S TS STS
yang hanya memeiliki 1 wilayah karena Indonesia
adalah negara kesatuan.
45 Saya tertarik untuk belajar budaya Indonesia SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

46 Saya tidak mencintai bangsa Indonesia karena bangsa SS S TS STS


Indonesia tidak patut dibanggakan.
47 Saya tidak menghargai agama lain karena agama SS S TS STS
saya yang paling benar.
48 Saya merasa bangga ketika menyanyikan lagu SS S TS STS
nasional.
49 Saya ikut belajar tentang budaya daerah lain di SS S TS STS
Indonesia.
50 Indonesia hanya memiliki 1 provinsi karena SS S TS STS
Indonesia hanya terdiri dari 1 wilayah.
51 Saya mencintai bangsa Indonesia. SS S TS STS
52 Indonesia dapat dipisahkan dengan sangat mudah SS S TS STS
karena Indonesia tidak mempunyai rasa persatuan.
53 Saya menyadari Negara Kesatuan Republik SS S TS STS
Indonesia adalah negaraku.
54 Saya tidak peduli dengan budaya daerah lain di SS S TS STS
Indonesia karena budaya daerahku lebih bagus
daripada daerah lain.
55 Saya tidak pernah menggunakan produk Indonesia SS S TS STS
karena produknya luar negeri lebih bagus.
56 Saya merasa bangga melihat setiap daerah SS S TS STS
melestarikan budaya Indonesia.
57 Saya menghargai agama lain. SS S TS STS
58 Saya tidak merasa bangga ketika menyanyikan lagu SS S TS STS
nasional mengingat keadaan negara yang tidak layak
dilagukan.
59 Saya rela memberikan sumbangan untuk PMI SS S TS STS
(Palang Merah Indonesia).
60 Saya selalu mengganggu teman saat beribadah. SS S TS STS
61 Saya lebih suka menggunakan produk-produk dalam SS S TS STS
negeri.
62 Saya tidak serius saat menyanyikan lagu daerah SS S TS STS
karena lagu daerah tidak saya sukai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

63 Saya selalu mengingatkan teman untuk beribadah. SS S TS STS

64 Saya tidak mau menyumbangkan darah saya untuk SS S TS STS


PMI karena kalau saya menyumbangkan darah saya,
saya akan mati.
65 Saya meyakini bangsa Indonesia memiliki beraneka SS S TS STS
suku bangsa.
66 Saya tidak pernah menghargai Pancasila sebagi dasar SS S TS STS
Negara Indonesia karena Pancasila dilambangkan
dengan burung Garuda.
67 Saya senang menggunakan bahasa Indonesia. SS S TS STS
68 Saya tidak suka belajar lagu-lagu daerah di Indonesia SS S TS STS
karena sangat sulit dan banyak.
69 Saya membiasakan diri menyanyikan lagu-lagu SS S TS STS
daerah.
70 Saya memahami makna Bhineka Tunggal Ika. SS S TS STS
71 Saya ingin belajar lagu-lagu daerah di Indonesia. SS S TS STS
72 Saya tidak suka menggunakan bahasa Indonesia, SS S TS STS
karena bahasa Indonesia tidak bagus.
73 Bangsa Indonesia hanya memiliki satu suku bangsa SS S TS STS
karena Indonesia adalah negara kesatuan.
74 Saya menghargai Pancasila sebagai dasar Negara SS S TS STS
Indonesia.
75 Saya tidak tahu makna Bhinneka Tunggal Ika karena SS S TS STS
tidak perlu diketahui.

(*) coret yang tidak perlu

Periksalah kembali lembar skala,


jangan sampai ada pernyataan yang terlewati

Terima kasih atas kerjasamanya ya, adik-adik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

KUESIONER PENELITIAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

Yogyakarta, Agustus 2015

Salam sejahtera,
Berkaitan dengan penelitian, perkenankanlah saya meminta bantuan adik-adik untuk
mengisi kuesioner.
Skala penelitian ini berisi pernyataan mengenai hal-hal yang terkait dengan pengetahuan
dan pengalaman adik-adik dalam kehidupan sehari-hari. Adik-adik diminta untuk mengisi
pilihan jawaban yang sesuai dengan hal-hal yang terkait dengan pengetahuan dan
pengalaman sehari-hari. Kuesioner ini tidak akan mempengaruhi nilai adik-adik.
Demikian permintaan saya, atas kerjasama dan bantuan adik-adik, saya ucapkan terima
kasih

Salam,

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini disajikan beberapa pernyataan mengenai hal-hal yang terkait dengan
pengalaman dan pengetahuan. Adik-adik diminta untuk memilih salah satu pilihan jawaban
yang paling sesuai menurut pengetahuan adik-adik, yang meliputi SS, S, TS, STS. Berikut
arti dari pilihan tersebut :
SS → Jika pernyataan sangat setuju
S → Jika pernyataan setuju
TS → Jika pernyataan tidak setuju
STS → Jika pernyataan sangat tidak setuju
Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap sesuai
dengan kondisi adik-adik.
Disini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban yang diharapkan adalah
jawaban yang sesuai dengan kondisi adik-adik. Data yang adik-adik isikan bersifat pribadi
sehingga saya akan menjamin kerahasiaannya.

Contoh :
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya selalu berpikir positif SS S TS STS
terhadap permasalahan yang
saya hadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

DATA IDENTITAS PRIBADI


Nama : ...................
Usia : ......... tahun
Kelas : ...................
No. Absensi : ...................
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (*)
Tinggal bersama : ...................
(*) coret yang tidak perlu

PERNYATAAN :
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya merasa perbedaan budaya menjadi SS S TS STS
penghambat persatuan dan kesatuan.
2 Saya bersedia berteman dengan siapa saja. SS S TS STS
3 Saya hanya menghargai dan menerima budaya SS S TS STS
yang berasal dari daerah saya sendiri.
4 Pemekaran wilayah (dari beberapa provinsi SS S TS STS
menjadi banyak provinsi) merupakan tanda
pecahnya NKRI.
5 Saya bersedia membantu, apabila teman saya SS S TS STS
berkelahi.
6 Saya berkewajiban menghargai pendapat dengan SS S TS STS
baik agar tidak terjadi perdebatan yang membuat
kekacauan di kelas.
7 Menurut saya apabila ada teman yang berkelahi SS S TS STS
maka saya harus ikut membantu.
8 Saya memahami isi lagu“Dari Sabang Sampai SS S TS STS
Merauke”.
9 Saya mengetahui bahwa pada awal SS S TS STS
kemerdekaan, NKRI hanya terdiri dari 8
provinsi.
10 Saya perlu memilih teman bergaul yang SS S TS STS
menguntungkan di sekolah.
11 Saya tertarik dengan produk luar negeri yang SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

kualitasnya lebih bagus dari produk lokal.


12 Saya melakukan upacara bendera dengan SS S TS STS
khidmad.
13 Saya memahami arti semboyan “Bhinneka SS S TS STS
Tunggal Ika”.
14 Saya tertarik mempelajari sejarah terbentuknya SS S TS STS
NKRI.
15 Saya tidak perlu menghormati bendera merah SS S TS STS
putih, karena itu hanya buatan manusia.
16 Saya mengendalikan diri sedapat mungkin SS S TS STS
memakai produk dalam negeri.
17 Saya ikut mewujudkan keutuhan NKRI dengan SS S TS STS
bergotong-royong.
18 Saya mengetahui arti warna pada bendera SS S TS STS
Indonesia.
19 Saya mengetahui di Indonesia mempunyai 34 SS S TS STS
Provinsi.
20 Saya meyakini bangsa Indonesia tidak dapat SS S TS STS
dipisahkan.
21 Saya tidak suka melihat setiap daerah SS S TS STS
melestarikan budaya Indonesia karena budaya
daerah banyak budaya yang rendah.
22 Saya tertarik untuk belajar budaya Indonesia SS S TS STS
23 Saya tidak menghargai agama lain karena agama SS S TS STS
saya yang paling benar.
24 Saya merasa bangga ketika menyanyikan lagu SS S TS STS
nasional.
25 Saya ikut belajar tentang budaya daerah lain di SS S TS STS
Indonesia.
26 Indonesia dapat dipisahkan dengan sangat SS S TS STS
mudah karena Indonesia tidak mempunyai rasa
persatuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

27 Saya tidak peduli dengan budaya daerah lain di SS S TS STS


Indonesia karena budaya daerahku lebih bagus
daripada daerah lain.
28 Saya merasa bangga melihat setiap daerah SS S TS STS
melestarikan budaya Indonesia.
29 Saya tidak merasa bangga ketika menyanyikan SS S TS STS
lagu nasional mengingat keadaan negara yang
tidak layak dilagukan.
30 Saya selalu mengganggu teman saat beribadah. SS S TS STS
31 Saya lebih suka menggunakan produk-produk SS S TS STS
dalam negeri.
32 Saya tidak serius saat menyanyikan lagu daerah SS S TS STS
karena lagu daerah tidak saya sukai.
33 Saya selalu mengingatkan teman untuk SS S TS STS
beribadah.
34 Saya tidak mau menyumbangkan darah saya SS S TS STS
untuk PMI karena kalau saya menyumbangkan
darah saya, saya akan mati.
35 Saya meyakini bangsa Indonesia memiliki SS S TS STS
beraneka suku bangsa.
36 Saya tidak pernah menghargai Pancasila sebagi SS S TS STS
dasar Negara Indonesia karena Pancasila
dilambangkan dengan burung Garuda.
37 Saya senang menggunakan bahasa Indonesia. SS S TS STS
38 Saya tidak suka belajar lagu-lagu daerah di SS S TS STS
Indonesia karena sangat sulit dan banyak.
39 Saya membiasakan diri menyanyikan lagu-lagu SS S TS STS
daerah.
40 Saya memahami makna Bhineka Tunggal Ika. SS S TS STS
41 Saya ingin belajar lagu-lagu daerah di Indonesia. SS S TS STS
42 Saya tidak suka menggunakan bahasa Indonesia, SS S TS STS
karena bahasa Indonesia tidak bagus.
43 Saya menghargai Pancasila sebagai dasar Negara SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

Indonesia.
44 Saya tidak tahu makna Bhinneka Tunggal Ika SS S TS STS
karena tidak perlu diketahui.

(*) coret yang tidak perlu

Periksalah kembali lembar skala,


jangan sampai ada pernyataan yang terlewati

Terima kasih atas kerjasamanya ya, adik-adik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

LAMPIRAN 3

HASIL SKALA SIKAP NASIONALISME


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

LAMPIRAN 4

HASIL PEKERJAAN SISWA


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

LAMPIRAN 5

HASIL OBSERVASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

LAMPIRAN 6

HASIL PENILAIAN

INSTRUMEN PEMBELAJARAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

LAMPIRAN 7

HASIL PENILAIAN

INSTRUMEN SKALA SIKAP


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

LAMPIRAN 8

SURAT IZIN PENELITIAN


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

LAMPIRAN 9

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN

PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

LAMPIRAN 10

FOTO-FOTO KEGIATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

LAMPIRAN 11

CURRICULUM VITAE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yoseph Bravian Aderika Sinaba merupakan anak pertama

dari pasangan Yacobus Basuki dan Yustina Simpen. Lahir di

Kulon Progo, 27 Maret 1994. Pendidikan awal dimulai di TK

Kanisius Wates pada tahun 1999. Kemudian melanjutkan

pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Plaosan pada tahun 2000 –

2004 dan pindah ke Sekolah Dasar Kanisius Wates tahun 2004 – 2006. Penulis melanjutkan

ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Wates pada tahun 2006 dan

tahun 2009. Tahun 2009 – 2012 melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Pengasih. Tahun 2012 resmi diterima menjadi mahasiswa Universitas Sanata

Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar. Selama menempuh pendidikan sudah banyak menempu pendidikan, antara lain saat

SD, SMP, dan SMA aktif mengikuti kegiatan kepramukaan serta pernah membantu membina

pramuka di SMP N 2 Kokap. Pada saat masuk perguruan tinggi, penulis pernah mengikuti

kegiataan kepanitiaan Parade Gamelan Anak tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai