Anda di halaman 1dari 20

“PENERAPAN METODE DISKUSI DAN TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN

SEJARAH KEBUDAYAN ISLAM


UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VII.I
DI MTSS SUNAN AL-ANBIYA CIBELOK TAMAN PEMALANG”.

PROPOSAL TESIS

Diajukan kepada
Prgram Pascasarjana UNWAHAS
Semarang untuk memenuhi syarat guna
mencapai gelar Magister Pendidikan

Oleh :
TRI NUR JANAH

NIM : 23200011125

KELAS
B4 PEMALANG

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2024
NOTA PEMBIMBING

Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Wahid Hasyim
Di Semarang

Assalamualaikum Wr.Wb

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, koreksi, dan penilaian terhadap
naskah Proposal Tesis yang berjudul:

“PENERAPAN METODE DISKUSI DAN TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN


SEJARAH KEBUDAYAN ISLAM
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VII.I
DI MTSS SUNAN AL-ANBIYA CIBELOK TAMAN PEMALANG”.

Yang ditulis oleh:


Nama : Tri Nur Janah
NIM : 23200011125

Program : Magister
Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya, saya berpendapat bahwa Proposal Tesis sudah dapat diajukan ke Program
Pascasarjana Universitas Wahid Hasyim untuk diujikan/disidangkan dalam rangka
memperoleh gelar Magister Pendidikan.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Semarang,......................2024
Pembimbing,

-
NPP.
“PENERAPAN METODE KISAH DAN TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAN ISLAM
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VII.I
DI MTSS SUNAN AL-ANBIYA CIBELOK TAMAN PEMALANG”.

A. LATAR BELAKANG
Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), kegiatan tersebut merupakan suatu proses
pokok yang harus dilalui oleh seorang pendidik dalam hal ini adalah seorang guru. Guru
memiliki tanggung jawab atas keberhasilan suatu tujuan pendidikan yang diharapkan. Atas
peran sertanyalah mutu pendidikan akan menurun atau bahkan meningkat. Karena
sebagai seorang guru memiliki wewenang dalam menyusun dan menciptakan suatu proses
pembelajaran agar dapat diterima oleh siswanya dengan menarik dan menyenangkan.
Selain itu guru atau tenaga pendidik adalah ujung tombak dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa, melalui berbagai jenis, jalur dan jenjang pendidikan.1 Guru sangatlah berperan besar
1

dalam dunia pendidikan eksistensi guru dalam dunia pendidikan merupakan hal yang tak
bisa dinafikan lagi keberadaannya.
Didalam proses pembelajaran mengikutsertakan peserta didik secara aktif dapat
berjalan efektif, bila pengorganisasian dan penyampaian materi sesuai kesiapan peserta
didik. Sebagai seorang guru harus memilih suatu metode mengajar yang tepat. Metode
diskusi kelompok bertujuan memberikan kesempatan kepada tiap - tiap peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan memecah- kan masalah secara rasional. Dengan
keterlibatannya, peserta didik mampu menerima konsep yang disampaikan, dan mampu
meraih prestasi yang diharapkan.2 Dengan kata lain dengan diterapkannya metode diskusi
2

siswa akan lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.


Begitu juga yang disampaikan oleh Abdul Rachman Shaleh bahwa metode diskusi
adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui wahana tukar pendapat berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh, guna memecahkan suatu masalah.3 Ketika 3

peneliti melakukan pembelajaran SKI di kelas VII.I MTs Sunan Al-Anbiya Cibelok peneliti
melihat tidak selamanya hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah memiliki
hasil yang kurang memuaskan. Begitu pula sebaliknya, tidak selamanya hasil belajar siswa
yang menggunakan metode diskusi dapat mencapai hasil yang maksimal. Sehingga peneliti
berkeinginan untuk mengamati proses pembelajaran yang dilakukan didalam kelas yang
menggunakan metode ceramah dan metode diskusi.
Kesuksesan belajar siswa tidak hanya tergantung pada intelegensi anak saja,
akan tetapi juga tergantung pada bagaimana pendidik menggunakan metode yang
tepat dan memberinya motivasi. Banyak cara yang dapat dilakukan untk memberikan
motivasi kepada anak didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai. Pemberian
mulai dilakukan oleh guru ketika mereka selesai ulangan atau menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Cara ini merangsang anak untuk giat belajar. Anak yang
1
Asep Suryana, Suryadi, Pengelolaan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), Cet. I, h. 188.
2
Sumarni, Abduh H.Harun, dan Imran. “Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Kecil Toraranga Pada Mata Pelajaran PKn Pokok Bahasan
Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi”. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4.
(2015). h. 15
3
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan (Jakarta Pusat: PT. Gemawindu
Pancaperkasa, 2000), h. 62
nilainya rendah, mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajarnya dan anak
yang nilainya bagus akan semakin giat dalam belajar.
Maka untuk meningkatkan aktivitas dan semangat belajar diperlukan
ketrampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu dengan cara
penggunaan metode yang tepat dan motivasi.4 4

Sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan. Dengan sejarah orang
akan mengetahui keadaan masa lalu yang mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi
hidup seseorang. Menurut Kontowijoyo, mengemukakan bahwa sejarah bukan hanya
untuk mengenang masa lalu, sejarah diharapkan mampu memberikan sumbangan yang
besar terhadap realitas kehidupan sekarang. Dan diharapkan kehidupan sekarang dan
yang akan datang dapat berkaca pada peristiwa pada masa lalu.5 5

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk


mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Diskusi dan Tanya
Jawab dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Untuk Meningkatkan
Keaktifan Belajar Siswa Kelas VII.I di MTSS Sunan Al-Anbiya Cibelok
Taman Pemalang”.

B. RUMUSAN MASALAH

4
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Rajawali, Jakarta. 2004). h. 76
5
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta : Yayasan Bintang Budaya, 1995), hal.17
Dari uraian latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam “Penerapan
Metode Diskusi dan Tanya Jawab dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VII.I di MTSS
Sunan Al-Anbiya Cibelok Taman Pemalang” adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran
sejarah kebudayaan islam pada siswa kelas VII.I di MTs Sunan Al-Anbiya Cibelok
Taman Pemalang?
2. Apakah metode tanya jawab dan diskusi dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VII.I di MTs Sunan Al-
Anbiya Cibelok Taman Pemalang?

C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan metode diskusi dan tanya jawab dalam


pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas VII.I di MTs Sunan
Al-Anbiya Cibelok Taman Pemalang.
2. Untuk mengetahui metode tanya jawab dan diskusi dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas
VII.I di MTs Sunan Al-Anbiya Cibelok Taman Pemalang
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :

1. Teoritis : penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah atau


pengetahuan khususnya dalam penerapan metode diskusi dan tanya
jawab dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas VII.I di MTs Sunan Al-
Anbiya Cibelok

2. Praktis :

a. Bagi pengguna: memberikan inovasi baru bagi pengguna untuk


melaksanakan metode diskusi dan tanya jawab dalam meningkatkan
keaktifan belajar siswa.
b. Bagi peneliti: untuk menjadi sarana untuk meningkatkan inovasi yang baru
bagi peserta didik.
c. Bagi pengembangan ilmu: mengikuti perkembangan inovasi tentang metode
diskusi dan tanya jawab.
d. Bagi lembaga
Sebagai salah satu karya ilmiah yang dapat menjadi keilmuan
bagi mahasiswa dan menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya, sehingga
penelitian yang dilakukan akan semakin baik.
E. KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh
suatu keterkaitan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau masalah
dimana para peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan
atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan terhadap
suatu masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan argumentasi.
Metode Diskusi dapat juga dimaknai sebagai proses pelibatan dua orang
peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau
saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga
didapatkan kesepakatan di antara mereka. Ada juga yang memaknai
diskusi sebagai percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat,
pemunculan ide-ide serta pengujian pendapat yang dilakukan oleh
beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu untuk mencari
kebenaran.
Meskipun diungkapkan dalam redaksi yang berbeda-beda, substansinya
adalah bahwa diskusi dimaksudkan untuk penyelesaian masalah atau mencari
kesepakatan dengan didukung oleh argumentasi. Menurut Mc.Keachie dari hasil
penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan
anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi
dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat
dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk
meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
Lebih jauh, diskusi akan bermanfaat untuk hal-hal berikut ini:
1. Membantu siswa berpikir atau berlatih berpikir dalam disiplin ilmu tertentu.
2. Membantu siswa belajar menilai logika, bukti, dan argumentasi (hujjah), baik
pendapatnya sendiri maupun pendapat orang lain.
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memformulasikan penerapan
prinsip-prinsip tertentu.
4. Membantu siswa menyadari dan mengidentifikasi problem
lem dari penggunaan informasi dari buku rujukan.
5. Memanfaatkan keahlian (sumber belajar) yang ada pada anggota kelompok.
Selain itu, ketika proses diskusi dilakukan, guru sering menghadapi beberapa
hambatan, antara lain sebagaimana berikut:
1. Melibatkan partisipasi siswa dalam diskusi
2. Membuat siswa sadar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
3. Mengatasi reaksi emosional siswa
4. Memimpin diskusi tanpa banyak melakukan intervensi
5. Membuat struktur diskusi, mulai dari pengantar sampai dengan simpulan.
Berikut ini sepuluh tips tentang bagaimana seorang guru memimpin proses
diskusi, antara lain yaitu:
1. Mengungkapkan kembali (memarafrasekan) apa yang dikatakan
oleh seorang siswa sehingga siswa tersebut merasa bahwa pertanyaan atau komentarnya
dipahami dan siswa lain dapat mendengar ringkasan apa yang telah ditanyakan. Guru
dapat mengatakan,”Jadi, Anda mengatakan bahwa. ”.
Mengecek pemahaman guru tentang apa yang dikatakan siswa atau meminta siswa untuk
menjelaskan apa yang mereka katakan. Anda dapat mengatakan,”Apakah anda
mengatakan bahwa. ?
2. Memberi pujian atau komentar yang lebih mencerahkan. Dalam hal ini, guru bisa
memberi komentar, “Itu ide bagus! saya senang anda mengangkat masalah itu”.
3. Mengelaborasi kontribusi siswa dengan memberi contoh atau menyarankan cara baru
melihat problem. Anda dapat mengatakan, “Pendapat saudara sangat tepat dari perpsektif
kelompok minoritas. Kita dapat juga mempertimbangkan bagaimana kelompok
mayoritas memandang situasi yang sama.”
4. Memacu diskusi dengan mempercepat tempo, menggunakan humor atau
kalau perlu mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi. Guru dapat
mengatakan, “Wah, di kelas ini banyak sekali pendiamnya. Tantangan anda sekarang,
dalam lima menit ke depan beberapa kata yang bisa anda pikirkan tentang ?”
5. Menolak ide siswa dengan santun untuk merangsang diskusi tetap berjalan. Guru bisa
mengatakan,”Saya paham ide saudara, tetapi saya tidak yakin dengan apa yang saudara
katakan itu benar adanya. Adakah di antara saudara yang memiliki pengalaman yang
berbeda?”
6. Menengahi perbedaan pendapat antara siswa dengan mencairkan ketegangan yang
muncul di antara mereka. Anda dapat mengatakan,”Saya pikir sebenarnya antara
Aminah dan Tuti tidak bertentangan satu dengan yang lain, tetapi hanya berbeda sudut
pandangnya.”
Menarik ide-ide yang berkembang dan menunjukkan hubungan di antara ide-ide tersebut.
Guru bisa mengatakan,”Seperti kita dengar dari komentar dan pendapat dari Ahmad,
Faid, dan Hartsa, bahwa. ?”
7. Mengubah proses diskusi dengan mengganti cara partisipasi peserta diskusi atau dengan
meminta kelompok tampil ke depan. Guru bisa meminta siswa, “Sekarang mari kita bagi kelas
ke dalam kelompok- kelompok kecil dan kita lihat apakah
....?”
8. Meringkas atau mencatat bila diperlukan, ideide penting yang berkembang dalam diskusi di
kelas. Anda dapat mengatakan, “Saya telah mencatat tiga ide penting yang muncul bahwa. ”8

Metode Tanya Jawab


Pengertian Metode Tanya jawab
Kegiatan belajar, memang peranan yang penting. Sebab pertanyaan yang
tersusun dengan baik dengan tekni k pengajuan yang tepat akan meningkatkan
partisipasi dan prestasi siswa dalam kegiatan belajar,
membangkitkan minat dan rasa ingin ta hu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan,
mengembangkan pola pikir dan belajar aktif siswa sebab berpikir itu sendiri sebenarnya
adalah pertanyaan; menuntun proses belajar siswa, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa dapat menentukan jawaban yang baik, memusat-kan perhatian siswa
Menurut Armai Arief, metode Tanya Jawab adalah suatu teknik penyampaian pelajaran
dengan cara guru mengajukan pertanyaan. Atau suatu metode di dalam pendidikan di mana
guru bertanya sedangkan siswa menjawab tentang materi yang ingin diperoleh.9
Berdasarkan paparan di atas, dapat diambil kesimpulan tentang pengertian
metode Tanya Jawab ialah suatu metode mengajar yang dijadikan adanya komunikasi
langsung di mana guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawab
tentang materi yang diperolehnya atau sebaliknya siswa bertanya dan guru
menjawab sehingga siswa termotivasi.
Pengertian itu menunjukkan bahwa metode Tanya Jawab itu diperlukan adanya
komunikasi langsung antara guru dan siswa sehingga tidak hanya terjadi komunikasi
satu arah saja. Namun dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik
secara langsung antara guru dan siswa, bahkan siswa dan siswa. Karena ketika siswa
memberikan jawaban yang tepat dapat mendorong siswa yang lainnya untuk
memberikan tanggapan dan mengajukan pertanyaan.
Dengan demikian metode Tanya Jawab merupakan ucapan verbal yang meminta
respon dari seseorang yang ke nai respon yang akan diberikan dapat berupa
pengetahuan sampai pada hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi, bertanya
merupakan stimulasi efektif yang mendorong kemampuan berpikir. Metode Tanya
Jawab di sini dimaksudkan untuk mengenalkan pengetahuan, fakta-fakta tertentu yang
sudah diajarkan dan untuk merangsang perhatian siswa dengan berbagai
cara-cara (sebagai appersepsi, selingan dan evaluasi).

Tujuan metode Tanya jawab


Adapun tujuan penggunaan metode tanya jawab dalam kegiatan belajar mengajar
adalah untuk:
a. Menyimpulkan materi yang telah lalu. Setelah guru menguraikan suatu persoalan,
kemudian guru mengajukan beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab
oleh siswa, sedangkan hasil jawaban siswa yang betul/benar disusun dengan baik sehingga
merupakan ikhtisar pelajaran yang akan menjadi milik siswa.
b. Melanjutkan pelajaran yang sudah lalu. Dengan mengulang pelajaran yang sudah diberikan
dalam bentu k pertanyaan, guru akan dapat menarik perhatian kepada pelajaran yang lalu.
c. Menarik perhatian siswa untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman.
d. Memimpin pengalaman atau pemikiran siswa. Ketika siswa menghadapi suatu persoalan
maka pemikiran siswa dapat dibimbing dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan atau
seorang siswa yang tidak memperhatikan pembicaraan guru yang dapat meng-usahakan
supaya perhatiannya kepada keterangan-keterangan guru dengan mengejutkan dengan
memberikan dengan memberikan beberapa pertanyaan.
e. Menyelangi pembicaraan untuk merangsang perhatian siswa dalam belajar sehingga dengan
demikian ada kerjasama antara siswa dengan guru dan dapat menimbulkan semangat siswa.
Meneliti kemampuan siswa dalam memahami suatu bacaan yang dibacanya atau ceramah yang
sudah didengarnya.8
Kelebihan dan kekurangan metode Tanya jawab
Efektivitas suatu metode mengajar di dalam kelas dipengaruhi oleh faktor
tujuan, faktor siswa, faktor situasi dan faktor guru itu sendiri. Dengan memiliki
pengetahuan secara umum tentang sifat berbagai metode, seorang guru akan lebih
mudah menetapkan metode yang paling baik atau sesuai dalam situasi dan kondisi
pembelajaran yang khusus, dari sekian banyak metode tidak ada satupun yang
dianggap paling baik dan paling cocok untuk selalu digunakan. Karena semua
metode itu mempunyai metode itu mempunyai keunggulan dan kelemahan tersendiri.
Begitu juga dengan metode tanya jawab ini.
menurut Hendayat Soetopo, keunggulan atau keuntungan dari metode
tanya jawab, yaitu:
a. Lebih mengaktifkan siswa.
b. Memberikan kesempatan kepada untuk mengemukakan hal-hal yang belum jelas.
c. Dapat mengetahui perbedaan pendapat siswa, sehingga bisa dicari titik temunya.
d. Dapat mengurangi verbalisme.
e. Memberikan kesempatan pada gur u untuk menjelaskan kembali konsep yang masih
kabur.9
Dari pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahw a kelebihan
metode tanya jawab ini adalah keadaan atau situasi akan hidup, minat belajar
siswa akan bangkit. Hal ini dimaksudkan untuk melatih siswa menjadi lebih berani
mengemukakan pendapatnya dan dapat melatih cara berpikir logis dan sistematis. Dengan
demikian guru dapat mengontrol dari hasil kegiatan belajar mengajar.
Metode tanya jawab ini selain memiliki keunggulan juga memiliki kelemahan. dari
segi kelemahan metode tanya jawab ini adalah:
a. Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak untuk menyelesaikannya.
b. Kemungkinan akan terjadi penyimpa ngan perhatian siswa, terutama apabila terdapat jawaban-
jawaban yang kebetulan yang menarik perhatiannya, tetapi bukan sasaran yang dituju.
c. Dapat menghambat cara berpikir, ap abila guru kurang pandai dalam penyajian materi pelajaran.
Situasi persaingan bisa timbul, apabila guru kurang pandai/ menguasai teknik pemakaian metode
ini

6.
Helmiati, Model Pembelajaran,,, h. 65 - 69
7.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002),
hlm. 140
F. KERANGKA BERPIKIR
.
Kondisi awal Siswa-siswi kurang aktif 1. Minat bacayang
dalam pembelajaran ski menurun tentang materi
dan minimnya literasi ski
2. siswa kurang percaya
diri dalam diskusi

Tindakan Guru memberikan


pemahaman kepada Guru menggunakan
peserta didik melalui pendekatan metode
metode pembelajaran pembelajaran supaya
peserta didik aktif:
1. metode diskusi
2. metode tanya jawab

Kondisi Akhir

Diharapkan dengan melalui metode


diskusi dan tanya jawab peserta didik
menampakkan keaktikan dalam
belajar.
G. METODE PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah
berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu
rasional empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat
diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara- cara yang digunakan.13
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dari suatu data yang
mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti
yang merupakan sautu nilai dibalik data tampak. Oleh karena itu dalam
penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisai, tetapi lebih
menekankan pada makna. Data yang diperoleh dalam penelitian adalah
data empiris (teramati) yang valid, menunjukan derajat ketetapan antara
data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti.14
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif deskriptif, yaitu pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan
gambaran dari permasalahan dengan melakukan eksplorasi sehingga
pandangan, persepsi, data, kegiatan dan perilaku obyek penelitian dapat
diungkapkan dan dianalisis dengan cara mengamati orang atau obyek dalam
lingkungan kehidupan, berinteraksi dan berusaha memahami perilakunya. 15
2. Instrumen Penelitian

13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 2
14
Darwyansyah, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, ( Jakarta: Haja Mandiri,
2017), hlm. 44.
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 2.
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang diperlukan atau
dipergunakan untuk mengumpulkan suatu data. Dalam penelitian kualitatif
alat atau instrumen utama pengumpulan data adalah manusia, yaitu
peneliti sendiri atau orang lain yang membantu peneliti.16
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti
sendiri. Peneliti sebagi instrumen mempunyai beberapa kelebihan dan
kelemahan. Kelebihannya antara lain peneliti dapat langsung melihat,
merasakan dan mengalami apa yang terjadi pada objek atau subjek yang
ditelitinya. Adapun kelemahannya, ketika peneliti ditempatkan sebagai
instrumen utama maka akan tidak mudah menjaga objektifitas da netralitas
peneliti sebagai peneliti dan sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti
dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian.17
Berikut adalah kisi-kisi instrumen “PENERAPAN METODE DISKUSI DAN TANYA
JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAN ISLAM
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VII.I
DI MTSS SUNAN AL-ANBIYA CIBELOK TAMAN PEMALANG”.
Kisi-kisi ini digunakan untuk patokan pembuatan pedoman
wawancara, observasi dan dokumentasi pelaksanaan penelitian.
Tabel 1.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Alat Sumber
No Indikator Sub Indikator Pengumpul Data
Data Penelitian
1 Penerapan a. Perangkat soal Wawancara, Peserta didik
metode yang perlu observasi, (siswa/i) dan
diskusi dan disiapkan dan pendidik
tanya jawab b. Langka-langkah dokumentasi (guru)
yang akan
dilakukan

16
Afrizal Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Hlm.. 134
17
Anis Fuad dan Kandung Sapto Nugroho, Panduan Praktis Penelitian Kualitatif,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), Hlm.. 56.
2 Pelaksanaan a. Proses Jalannya Wawancara, Peserta didik
Metode metode diskusi observasi, (siswa/i) dan
Diskusi dan dan tanya jawab dan pendidik
Tanya b. Jenis metode dokumentasi (guru)
diskusi dan tanya
Jawab
jawab
3 Hasil a. Hasil Wawancara, Peserta didik
metode pelaksanaan observasi, (siswa/i) dan
diskusi metode diskusi dan pendidik
dan dan tanya jawab dokumentasi (guru)
tanya
jawab
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Dalam mengumpulkan data peneliti harus
menentukan terlebih dahulu teknik apa yang harus di gunakan, yakni
dengan mempertimbangkan kepraktisan, keefektifan dan kemudahannya
dalam memperoleh data selama penelitian berlangsung.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu:
a. Observasi (Pengamatan)
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan
untuk melakukan pengukuran. Sedangkan secara sempit observasi
diartikan sebagai sebuah pengamatan dengan menggunakan indera
pengelihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. 18
Observasi adalah mengadakan pengamatan langsung dengan cara
mengumpulkan data berdasarkan pengamatan dengan menggunakan
mata atau telinga secara langsung melalui alat bantu yang terlihat
secara langsung.19

18
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),hlm. 69.
19
Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 143
b. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan yang mana dua orang atau lebih saling
bertatap muka mendengar secara langsung informasi informasi atau
keterangan- keterangan.20 Wawancara secara garis besar dibagi
menjadi dua, yakni wawancara tak terstuktur dan wawancara
terstuktur. Wawancara tak terstuktur sering juga disebut wawancara
mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif dan wawancara
terbuka, sedangkan wawancara terstuktur sering juga disebut
sebagai wawancara baku, yang susunan pertanyaannya sudah
ditetapkan sebelumnya (bila tertulis) dengan pilihan-pilihan jawaban
yang juga sudah disediakan.21 Adapun dalam penelitian ini wawancara
dilakukan kepada dua informan, yaitu: pendidik dan peserta didik.
Wawancara yang dilakukan dengan pendidik bertujuan untuk
mengetahui segala informasi dari sudut pandang pendidik baik dari
perencanaan, pelaksanaan maupun efektivitasnya. Sedangkan dengan
peserta didik,

20
Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),hlm. 83
21
Deddy, Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.180
bertujuan untuk mengetahui informasi yang dipandang dari segi
peserta didik baik dari perencanaan, pelaksanaan dan efektivitasnya,
selain itu juga untuk mengetahui ketertarikan peserta didik pada
evaluasi yang dilakukan oleh pendidik. Jenis wawancara yang
digunakan yaitu wawancara terstruktur dengan jenis pertanyaan
terbuka.
Berikut adalah kisi-kisi wawancara yang akan dilakukan oleh
peneliti:
Tabel 1.4 Kisi-kisi Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

Perencanaan

Bagaimana proses perencanaan metode diskusi dan tanya


jawab?
Apa saja hal-hal yang perlu dipersiapkan?

Bagaimana langkah-langkah yang akan dilakukan?


1

Apakah ada kendala selama proses


metode diskusi dan tanya jawab
Apasaja kendala-kendala tersebut?

Pelaksanaan

Bagaimana proses pelaksanaan metode diskusi dan


tanya jawab
2
Selama pelaksanaan apakah siswa antusias dengan
metode diskusi dan tanya jawab?
Hasil

Bagaimana hasil pelaksanaan metode diskusi dan tanya


3
jawab?
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa atau rekaman yang bersifat
tertulis yang sudah berlalu, dokumen bukanlah catatan peristiwa yang
terjadi saat ini dan masa yang akan datang, namun catatan masa lalu.
Sedangkan dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen.22
Arikunto dalam darmawansyah menyatakan metode dokumentasi
adalah salah satu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai
hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar
majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya.23 Dalam
penelitian ini, peneliti mengambil dokumentasi berupa photo atau gambar
pada saat penelitian berlangsung.
4. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data
ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh
data.24 Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu sauatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi
hipotesis. Kemudian dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga
selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau
ditolak berdasarkan data yang terkumpul.25
Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktivitas dalam

22
Andi Prastowo, Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: DIVA Press, 2010), hlm. 192
23
Darmawansyah, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Haja Mandiri,
2017), hlm. 48
24
Esti Ismawati, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta:
Ombak:1012), hlm. 15
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 245
analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/
verivication.
a. Data reduction (Reduksi data)
Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman
segala bentuk data yang diperoleh menjadi suatu bentuk tulisan yang
akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil observasi dan hasil studi
pustaka diubah menjadi bentuk tulisan sesuai dengan formatnya
masing-masing.26
b. Data display (Penyajian data)
Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart, dan sejenisnya. yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.27
c. Conclusion drawing/ verification
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas yang dapat
berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.28
H. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pembahasan, pemahaman yang jelas dan
membaca proposal skripsi maka disusunlah penulisan skripsi secara garis
besar sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka,kerangka
berpikir, metodologi penelitian dan Sistematika Pembahasan.

26
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2014), hlm.165
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 249
28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 253
BAB II Kajian teori, terdiri dari deskripsi teori dan penelitian
terdahulu
BAB III Objek penelitian terdiri dari: tinjauan umum objek
penelitian, tempat dan waktu penelitian dan kurikulum yang dignakan.
BAB IV Penelitian dan pembahasan terdiri dari: deskripsi data
penelitian, pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V Penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai