PROPOSAL TESIS
Diajukan kepada
Prgram Pascasarjana UNWAHAS
Semarang untuk memenuhi syarat guna
mencapai gelar Magister Pendidikan
Oleh :
TRI NUR JANAH
NIM : 23200011125
KELAS
B4 PEMALANG
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
2024
NOTA PEMBIMBING
Kepada Yth.
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Wahid Hasyim
Di Semarang
Assalamualaikum Wr.Wb
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, koreksi, dan penilaian terhadap
naskah Proposal Tesis yang berjudul:
Program : Magister
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Selanjutnya, saya berpendapat bahwa Proposal Tesis sudah dapat diajukan ke Program
Pascasarjana Universitas Wahid Hasyim untuk diujikan/disidangkan dalam rangka
memperoleh gelar Magister Pendidikan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Semarang,......................2024
Pembimbing,
-
NPP.
“PENERAPAN METODE KISAH DAN TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN
SEJARAH KEBUDAYAN ISLAM
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VII.I
DI MTSS SUNAN AL-ANBIYA CIBELOK TAMAN PEMALANG”.
A. LATAR BELAKANG
Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM), kegiatan tersebut merupakan suatu proses
pokok yang harus dilalui oleh seorang pendidik dalam hal ini adalah seorang guru. Guru
memiliki tanggung jawab atas keberhasilan suatu tujuan pendidikan yang diharapkan. Atas
peran sertanyalah mutu pendidikan akan menurun atau bahkan meningkat. Karena
sebagai seorang guru memiliki wewenang dalam menyusun dan menciptakan suatu proses
pembelajaran agar dapat diterima oleh siswanya dengan menarik dan menyenangkan.
Selain itu guru atau tenaga pendidik adalah ujung tombak dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa, melalui berbagai jenis, jalur dan jenjang pendidikan.1 Guru sangatlah berperan besar
1
dalam dunia pendidikan eksistensi guru dalam dunia pendidikan merupakan hal yang tak
bisa dinafikan lagi keberadaannya.
Didalam proses pembelajaran mengikutsertakan peserta didik secara aktif dapat
berjalan efektif, bila pengorganisasian dan penyampaian materi sesuai kesiapan peserta
didik. Sebagai seorang guru harus memilih suatu metode mengajar yang tepat. Metode
diskusi kelompok bertujuan memberikan kesempatan kepada tiap - tiap peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan memecah- kan masalah secara rasional. Dengan
keterlibatannya, peserta didik mampu menerima konsep yang disampaikan, dan mampu
meraih prestasi yang diharapkan.2 Dengan kata lain dengan diterapkannya metode diskusi
2
peneliti melakukan pembelajaran SKI di kelas VII.I MTs Sunan Al-Anbiya Cibelok peneliti
melihat tidak selamanya hasil belajar siswa yang menggunakan metode ceramah memiliki
hasil yang kurang memuaskan. Begitu pula sebaliknya, tidak selamanya hasil belajar siswa
yang menggunakan metode diskusi dapat mencapai hasil yang maksimal. Sehingga peneliti
berkeinginan untuk mengamati proses pembelajaran yang dilakukan didalam kelas yang
menggunakan metode ceramah dan metode diskusi.
Kesuksesan belajar siswa tidak hanya tergantung pada intelegensi anak saja,
akan tetapi juga tergantung pada bagaimana pendidik menggunakan metode yang
tepat dan memberinya motivasi. Banyak cara yang dapat dilakukan untk memberikan
motivasi kepada anak didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai. Pemberian
mulai dilakukan oleh guru ketika mereka selesai ulangan atau menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Cara ini merangsang anak untuk giat belajar. Anak yang
1
Asep Suryana, Suryadi, Pengelolaan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), Cet. I, h. 188.
2
Sumarni, Abduh H.Harun, dan Imran. “Penerapan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Kecil Toraranga Pada Mata Pelajaran PKn Pokok Bahasan
Sistem Pemerintahan Kabupaten, Kota dan Provinsi”. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4.
(2015). h. 15
3
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan (Jakarta Pusat: PT. Gemawindu
Pancaperkasa, 2000), h. 62
nilainya rendah, mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajarnya dan anak
yang nilainya bagus akan semakin giat dalam belajar.
Maka untuk meningkatkan aktivitas dan semangat belajar diperlukan
ketrampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu dengan cara
penggunaan metode yang tepat dan motivasi.4 4
Sejarah memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan. Dengan sejarah orang
akan mengetahui keadaan masa lalu yang mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi
hidup seseorang. Menurut Kontowijoyo, mengemukakan bahwa sejarah bukan hanya
untuk mengenang masa lalu, sejarah diharapkan mampu memberikan sumbangan yang
besar terhadap realitas kehidupan sekarang. Dan diharapkan kehidupan sekarang dan
yang akan datang dapat berkaca pada peristiwa pada masa lalu.5 5
B. RUMUSAN MASALAH
4
Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Rajawali, Jakarta. 2004). h. 76
5
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta : Yayasan Bintang Budaya, 1995), hal.17
Dari uraian latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam “Penerapan
Metode Diskusi dan Tanya Jawab dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas VII.I di MTSS
Sunan Al-Anbiya Cibelok Taman Pemalang” adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan metode diskusi dan tanya jawab dalam pembelajaran
sejarah kebudayaan islam pada siswa kelas VII.I di MTs Sunan Al-Anbiya Cibelok
Taman Pemalang?
2. Apakah metode tanya jawab dan diskusi dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas VII.I di MTs Sunan Al-
Anbiya Cibelok Taman Pemalang?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
2. Praktis :
6.
Helmiati, Model Pembelajaran,,, h. 65 - 69
7.
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002),
hlm. 140
F. KERANGKA BERPIKIR
.
Kondisi awal Siswa-siswi kurang aktif 1. Minat bacayang
dalam pembelajaran ski menurun tentang materi
dan minimnya literasi ski
2. siswa kurang percaya
diri dalam diskusi
Kondisi Akhir
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 2
14
Darwyansyah, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, ( Jakarta: Haja Mandiri,
2017), hlm. 44.
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 2.
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang diperlukan atau
dipergunakan untuk mengumpulkan suatu data. Dalam penelitian kualitatif
alat atau instrumen utama pengumpulan data adalah manusia, yaitu
peneliti sendiri atau orang lain yang membantu peneliti.16
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti
sendiri. Peneliti sebagi instrumen mempunyai beberapa kelebihan dan
kelemahan. Kelebihannya antara lain peneliti dapat langsung melihat,
merasakan dan mengalami apa yang terjadi pada objek atau subjek yang
ditelitinya. Adapun kelemahannya, ketika peneliti ditempatkan sebagai
instrumen utama maka akan tidak mudah menjaga objektifitas da netralitas
peneliti sebagai peneliti dan sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti
dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil penelitian.17
Berikut adalah kisi-kisi instrumen “PENERAPAN METODE DISKUSI DAN TANYA
JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAN ISLAM
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS VII.I
DI MTSS SUNAN AL-ANBIYA CIBELOK TAMAN PEMALANG”.
Kisi-kisi ini digunakan untuk patokan pembuatan pedoman
wawancara, observasi dan dokumentasi pelaksanaan penelitian.
Tabel 1.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Alat Sumber
No Indikator Sub Indikator Pengumpul Data
Data Penelitian
1 Penerapan a. Perangkat soal Wawancara, Peserta didik
metode yang perlu observasi, (siswa/i) dan
diskusi dan disiapkan dan pendidik
tanya jawab b. Langka-langkah dokumentasi (guru)
yang akan
dilakukan
16
Afrizal Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Hlm.. 134
17
Anis Fuad dan Kandung Sapto Nugroho, Panduan Praktis Penelitian Kualitatif,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), Hlm.. 56.
2 Pelaksanaan a. Proses Jalannya Wawancara, Peserta didik
Metode metode diskusi observasi, (siswa/i) dan
Diskusi dan dan tanya jawab dan pendidik
Tanya b. Jenis metode dokumentasi (guru)
diskusi dan tanya
Jawab
jawab
3 Hasil a. Hasil Wawancara, Peserta didik
metode pelaksanaan observasi, (siswa/i) dan
diskusi metode diskusi dan pendidik
dan dan tanya jawab dokumentasi (guru)
tanya
jawab
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Dalam mengumpulkan data peneliti harus
menentukan terlebih dahulu teknik apa yang harus di gunakan, yakni
dengan mempertimbangkan kepraktisan, keefektifan dan kemudahannya
dalam memperoleh data selama penelitian berlangsung.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu:
a. Observasi (Pengamatan)
Secara luas, observasi atau pengamatan berarti setiap kegiatan
untuk melakukan pengukuran. Sedangkan secara sempit observasi
diartikan sebagai sebuah pengamatan dengan menggunakan indera
pengelihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. 18
Observasi adalah mengadakan pengamatan langsung dengan cara
mengumpulkan data berdasarkan pengamatan dengan menggunakan
mata atau telinga secara langsung melalui alat bantu yang terlihat
secara langsung.19
18
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),hlm. 69.
19
Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 143
b. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan yang mana dua orang atau lebih saling
bertatap muka mendengar secara langsung informasi informasi atau
keterangan- keterangan.20 Wawancara secara garis besar dibagi
menjadi dua, yakni wawancara tak terstuktur dan wawancara
terstuktur. Wawancara tak terstuktur sering juga disebut wawancara
mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif dan wawancara
terbuka, sedangkan wawancara terstuktur sering juga disebut
sebagai wawancara baku, yang susunan pertanyaannya sudah
ditetapkan sebelumnya (bila tertulis) dengan pilihan-pilihan jawaban
yang juga sudah disediakan.21 Adapun dalam penelitian ini wawancara
dilakukan kepada dua informan, yaitu: pendidik dan peserta didik.
Wawancara yang dilakukan dengan pendidik bertujuan untuk
mengetahui segala informasi dari sudut pandang pendidik baik dari
perencanaan, pelaksanaan maupun efektivitasnya. Sedangkan dengan
peserta didik,
20
Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),hlm. 83
21
Deddy, Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.180
bertujuan untuk mengetahui informasi yang dipandang dari segi
peserta didik baik dari perencanaan, pelaksanaan dan efektivitasnya,
selain itu juga untuk mengetahui ketertarikan peserta didik pada
evaluasi yang dilakukan oleh pendidik. Jenis wawancara yang
digunakan yaitu wawancara terstruktur dengan jenis pertanyaan
terbuka.
Berikut adalah kisi-kisi wawancara yang akan dilakukan oleh
peneliti:
Tabel 1.4 Kisi-kisi Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
Perencanaan
Pelaksanaan
22
Andi Prastowo, Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta: DIVA Press, 2010), hlm. 192
23
Darmawansyah, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Haja Mandiri,
2017), hlm. 48
24
Esti Ismawati, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta:
Ombak:1012), hlm. 15
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 245
analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/
verivication.
a. Data reduction (Reduksi data)
Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman
segala bentuk data yang diperoleh menjadi suatu bentuk tulisan yang
akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil observasi dan hasil studi
pustaka diubah menjadi bentuk tulisan sesuai dengan formatnya
masing-masing.26
b. Data display (Penyajian data)
Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart, dan sejenisnya. yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif.27
c. Conclusion drawing/ verification
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas yang dapat
berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.28
H. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pembahasan, pemahaman yang jelas dan
membaca proposal skripsi maka disusunlah penulisan skripsi secara garis
besar sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka,kerangka
berpikir, metodologi penelitian dan Sistematika Pembahasan.
26
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2014), hlm.165
27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 249
28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2016), hlm. 253
BAB II Kajian teori, terdiri dari deskripsi teori dan penelitian
terdahulu
BAB III Objek penelitian terdiri dari: tinjauan umum objek
penelitian, tempat dan waktu penelitian dan kurikulum yang dignakan.
BAB IV Penelitian dan pembahasan terdiri dari: deskripsi data
penelitian, pembahasan dan hasil penelitian.
BAB V Penutup terdiri dari: kesimpulan dan saran