Anda di halaman 1dari 145

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MEREKA PADA


MATA PELAJARAN PAI DI MASA PANDEMI COVID-19
(Studi kasus pada siswa kelas XII IPA di SMAN 5 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

ALDI RIPALDI
NIM. 1172020027

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG
2021
ABSTRAK

Aldi Ripaldi. 1172020027. 2021. Persepsi Siswa tentang Profesional Guru


Hubungannya dengan Motivasi Belajar Mereka pada Mata Pelajaran PAI di Masa
Pandemi Covid-19 (Studi kasus pada siswa kelas XII IPA di SMAN 5 Bandung)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya sebuah masalah yakni


terjadinya kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dengan realitas yang ada.
Berdasarkan studi pendahuluan diperoleh informasi bahwa kompetensi
profesional guru PAI relatif baik yang dilihat dari kenyataan kompetensi
akademik guru PAI disini sudah mumpuni menjadi seorang guru yang
profesional, sehingga persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru
terhadap motivasi belajar sudah tentu positif, hal itu dibuktikannya dengan
semangat mereka dalam mengikuti pembelajaran di masa pandemi covid-19.
Namun di sisi lain, informasi yang diperoleh bahwa ketika kegiatan belajar
mengajar metode yang digunakan oleh guru masih cenderung konvensional
apalagi di masa pandemi seperti ini guru hanya memberikan UKBM, dan tes, hal
ini menyebabkan mereka merasa jenuh dalam belajar sehingga motivasi
belajarnya pun menurun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi siswa
tentang kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar mereka masa
pandemi covid-19 pada mata pelajaran PAI di kelas XII IPA SMAN 5 Bandung.
Penelitian ini bertolak dari kajian teoritik bahwa ada hubungan antara
variabel X dengan variabel Y. Persepsi yang dimaksud meliputi persepsi siswa
terhadap kompetensi profesional guru hubungannya dengan motivasi belajar
mereka di masa pandemi covid-19. Maka hipotesis yang diajukan adalah semakin
baik persepsi siswa positif terhadap kompetensi professional guru, semakin tinggi
motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 dan
demikian pula sebaliknya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
deskriptif serta model penelitiannya ex-postfacto. Sedangkan teknik pengumpulan
datanya melalui observasi, wawancara, angket dan studi kepustakaan. Adapun
analisis datanya menggunakan pendekatan statistik dengan empat pendekatan
yaitu analisis parsial, uji normalitas, uji korelatif, dan product moment pearson.
Dari hasil penelitian diperoleh: (1) persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru termasuk pada kategori tinggi dengan rata-rata skor dari seluruh
indikator variabel X yaitu sebesar 3,96 yang berada pada interval 3,51-4,50; (2)
motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19
termasuk pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor dari seluruh indikator
variabel Y yaitu sebesar 3,70 yang berada pada interval 3,51-4,50; (3) korelasi
kedua variabel tersebut sebesar 0,36, sedangkan derajat kebebasan pengaruh
variabel X terhadap variabel Y sebesar 10%. Dengan demikian masih ada 90%
faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar mereka.

i
PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Nama Lengkap : Aldi Ripaldi


NIM : 1172020027
Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 05 Januari 2000
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional
Guru terhadap Motivasi Belajar Mereka pada
Mata Pelajaran PAI di Masa Pandemi Covid-19
(Studi kasus pada siswa kelas XII IPA di SMAN
5 Bandung)

Karya ilmiah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapat gelar akademik,
karya tulis murni bukan gagasan dan rumusan tim pembimbing; mencantumkan
daftar pustaka; dan diakhiri dengan kesedian menerima sanksi akademik berupa
pencabutan gelar akademik apabila di kemudian hari ditemukan adanya
penyimpangan.

Bandung, 27 Agustus 2021

Aldi Ripaldi

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU


HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MEREKA PADA
MATA PELAJARAN PAI DI MASA PANDEMI COVID-19
(Studi kasus pada siswa kelas XII IPA di SMAN 5 Bandung)

ii
Oleh:
ALDI RIPALDI
NIM: 1172020027

Menyetujui,
Pembimbing 1 Tanda Tangan

Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah, M.Ed.


NIP. 196308161990032013 __________________

Pembimbing 2 Tanda Tangan

Dr. Cecep Anwar, M.Ag.


NIP. 197310182003121002 __________________

Telah diuji pada Sidang Munaqosah Jumat, 27 Agustus 2021

Penguji 1 Tanda Tangan

Dr. H. Maslani, M.Ag.


NIP. 196607121997031001 __________________

Penguji 2 Tanda Tangan

Dr. Karman, M.Ag.


NIP. 197010151998031002 __________________
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Dr. H. Dadan Nurulhaq, M.Ag.


NIP.1962110519888031003

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

iii
Motto
“Indahnya hidup bukan seberapa banyak orang yang mengenal kita, namun
seberapa banyak orang yang bahagia karena kita”.

Pesan
“Besarkan orang di sekitar, tanpa menuntut sebuah kebesaran, buktikan bahwa
kita akan besar dengan sendirinya. Jangan pernah menuntut kebesaran dengan
kehebatanmu, dan jangan pernah mengharapkan kebesaran dengan membesarkan
orang di sekitarmu. Besarkanlah Tuhan, maka niscaya kau akan besar dengan
sendirinya”.

Persembahan
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta Dadan
Budiawan dan Neng Robiana yang sudah
memberikan pengorbanan, kasih sayang,
semangat, dan doa di setiap usahaku.
2. Adikku tersayang Alpin Pauzi dan Novita
Kanza Azzahra yang selalu menghiburku
sekaligus penyemangat di saat lelahku.
3. Kekasihku tercinta Yulita Anggitya Fauziah
yang telah memberikan perhatian, doa, dan
semangat.
4. Sahabat terbaikku Alwan Nopianto yang telah
memberikan semangat dan bantuan selama
kuliah.
5. Alamamater tercinta yang telah memberikan
pembelajaran, pengalaman dan kesempatan
untuk menempuh pendidikan di UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan Kehadirat Allah ‫ ﷻ‬yang telah


menganugerahkan curahan nikmat kepada seluruh makhluk sehingga penulis

iv
dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Persepsi Siswa tentang
Kompetensi Profesional Guru Hubungannya dengan Motivasi Belajar Mereka
pada Mata Pelajaran PAI di Masa Pandemi Covid-19” (Studi kasus pada siswa
kelas XII IPA di SMAN 5 Bandung). Shalawat bersandarkan salam semoga
tercurah limpah kepada junjunan alam Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬kepada
keluarga, sahabat, dan umatnya.
Rasanya skripsi ini tidak dapat rampung sesuai harapan tanpa bantuan dari
berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung, memotivasi dan merajut
harapan dan asa penulis. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih, terutama kepada:
1. Kedua orang tua kandung tercinta, Ayahanda Dadan Budiawan dan Ibunda
Neng Robiana serta orang tua asuh Ayahanda H. Imam Muharam, B.Sc.,
Ibunda Hj. Wati Karlinovia, S.Ak., Dra. Hj. Wiwit Djuwita, dan Lis Rita
Haryani yang telah mendidik, membesarkan dan memberikan bantuan baik
material maupun spiritual, dan selalu membisikkan do’a disetiap saat, terima
kasih yang sebesar-besarnya atas segenap curahan kasih sayang dan cinta
kasih yang tidak mungkin dapat dibalas dengan apapun. Semoga amal
shalehnya diterima Allah ‫ ﷻ‬dan mendapatkan ridha di sisi-Nya.
2. Ketiga orang terkasih Yulita Anggitya Fauziah, Alpin Pauzi, dan Novita
Kanza Azzahra yang sudah membantu serta memberikan semangat kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati Bandung yang telah memberikan kesempatan untuk
menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung.
4. Ibu Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah, M.Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini, dan senantiasa
memberikan bimbingan, motivasi, serta arahan dalam menyempurnakan
skripsi ini.

v
5. Bapak Dr. H. Dadan Nurul Haq, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Agama Islam yang telah memberikan banyak hal ketika masa perkuliahan,
saran dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Dr. Cecep Anwar, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang selama ini penuh
kesabaran senantiasa memberikan bimbingan, motivasi, serta arahan dalam
menyempurnakan skripsi ini.
7. Bapak Dr. H. Maslani, M.Ag., selaku Dosen Penguji 1 dan Bapak Dr.
Karman, M.Ag., selaku Dosen Penguji 2 yang telah memberikan bimbingan
dan masukan, saran, serta ilmu dalam penyusunan skripsi ini.
8. Gurunda tercinta Bapak Dr. H. Ujang Dedih, M.Pd., Dr. Hariman Surya
Siregar, M.Ag., Dr. H. Undang Burhanudin, M.Ag., Herlan Firmansyah,
M.Pd. M.E., Bayu Karisma Ibrahim, S.T., Dani Ramdani, S.Pd, Miftahul
Fikri, M.Pd.I., yang senantiasa tidak bosan-bosannya memberikan arahan,
motivasi, bahkan memfasilitasi peneliti untuk menyelesaikan penulisan
skripsi ini.
9. Bapak Muhammad Alamsyah, S.Pd.I., selaku Staf Ahli Jurusan Pendidikan
Agama Islam yang telah memberikan arahan dan dukungan mengenai
persyaratan administrasi selama kuliah hingga terselesaikannya penulisan
skripsi ini.
10. Ibu Heru Ekowati, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMAN 5 Bandung
yang telah memberikan kesempatan penulis dalam melakukan penelitian ini.
11. Bapak Suhendri, S.Pd., selaku Wakasek Bidang Akademik SMAN 5
Bandung, yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk di wawancarai
dalam pelaksanaan penelitian ini, serta Bapak Amat Misnandi, S.Pd., M.Pd.,
selaku Wakasek Bidang Humas SMAN 5 Bandung yang telah memberikan
informasi dan arahannya seputar prosedur pelakasanaan penelitian yang harus
ditempuh di sekolah tersebut.
12. Bapak Iwan Sanusi, S.Pd.I., M.Pd., dan Ibu Dra. Hj. Rahmawati, M.Ag.,
selaku guru PAI di SMAN 5 Bandung yang telah memberikan dukungan,

vi
informasi, arahan serta bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini dengan
baik dan tepat waktu.
13. Teman terbaik Alwan Nopianto, Ahmad Saroni, Farid Ma’ruf, Amrytanesab
Aan Diana, Ahmad Febi Fahruroji, Aulia Geger Jagat El-Zainie, Annisa
Fitriyani, Asri Hartini Fawjiah dan Munggarani Kusumah Hayati yang
senantiasa memberikan dorongan kepada penulis berupa material maupun
spiritual dari mulai penulis masuk Universitas Islam Negeri Sunan Gunung
Djati Bandung sampai berakhirnya penyusunan skripsi ini.
14. Teman sejawat Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2017
yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, semoga Allah ‫ﷻ‬
memberikan kemudahan kepada kita semua.
15. Kepada segenap pihak yang membantu peneliti, hingga terselesainya skripsi
ini yang tak semua penulis sebutkan satu persatu. Atas semua amal baik yang
telah diberikan, semoga mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah
‫ ﷻ‬, dan semoga skripsi ini bermanfaat untuk masyarakat muslim.
Aamiin.
Penulis menyadari dengan segala kelapangan dada bahwasannya dalam
penulisan skripsi ini masih ada kekurangan. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan untuk kedepannya, serta
berharap kiranya karya penulis ini ada manfaatnya khususnya bagi penulis dan
umumya bagi para pembaca.
Akhirnya, penulis persembahkan karya kecil ini untuk almamater tercinta
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, semoga karya kecil ini
dapat diterima sebagai setitik embun bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat luas, dan mudah-mudahan karya penulis ini dicatat sebagai
amal ibadah di sisi Allah ‫ﷻ‬. Aamiin.
Bandung, 27 Agustus 2021

Aldi Ripaldi

vii
DAFTAR ISI

ABSTRAK I
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI II
LEMBAR PENGESAHAN III
MOTTO DAN PERSEMBAHAN IV
KATA PENGANTAR V
DAFTAR ISI VIII
DAFTAR TABEL X
DAFTAR GAMBARXI
DAFTAR LAMPIRAN XII
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat dan Hasil Penelitian 6
E. Kerangka Berpikir 7
F. Hipotesis 11
G. Hasil Penelitian Terdahulu 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15
A. Persepsi 15
1. Pengertian Persepsi 15
2. Bentuk- bentuk Persepsi 16
3. Proses terjadinya Persepsi 18
4. Indikator Persepsi 19
H. Kompetensi Profesional Guru 21
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru 21
2. Dimensi Kompetensi Profesional Guru 22
3. Komponen Kompetensi Profesional Guru 23
I. Motivasi Belajar 24
1. Pengertian Motivasi Belajar 24
2. Fungsi Motivasi Belajar 26
3. Macam-macam Motivasi Belajar 27
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar 29
5. Indikator Motivasi Belajar 30
J. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Hubungannya
dengan Motivasi Belajar Mereka di Masa Pandemi Covid-19 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33
A. Pendekatan dan Metode Penelitian 33
K. Jenis dan Sumber Data 34
L. Teknik Pengumpulan Data 35
M. Teknik Analisis Data 38
N. Tempat dan Waktu Penelitian 44
O. Jadwal Penelitian 44

viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
A. Kondisi Objektif Lapangan Penelitian 45
1. Sejarah Singkat SMAN 5 Bandung 45
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah 47
3. Struktur Organisasi 48
4. Keadaan Guru 49
5. Keadaan Siswa 54
6. Keadaan Sarana dan Prasarana 54
P. Hasil Penelitian 56
Q. Pembahasan Hasil Penelitian 81
BAB V PENUTUP 84
A. Simpulan 84
R. Saran 84
DAFTAR PUSTAKA 86
LAMPIRAN-LAMPIRAN 89
RIWAYAT HIDUP 133

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1................................................................................................................38
Tabel 3. 2................................................................................................................43
Tabel 3. 3................................................................................................................44
Y
Tabel 4. 1................................................................................................................46
Tabel 4. 2................................................................................................................50
Tabel 4. 3................................................................................................................54
Tabel 4. 4................................................................................................................54
Tabel 4. 5................................................................................................................57
Tabel 4. 6................................................................................................................66
Tabel 4. 7................................................................................................................68
Tabel 4. 8................................................................................................................78
Tabel 4. 9................................................................................................................80

x
DAFTAR GAMBAR

YGambar 1. 1 Kerangka Berpikir...............................................................................

Y
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi............................................................................49

xi
DAFTAR LAMPIRAN

YLampiran 1 Kisi-Kisi Penelitian...............................................................................


Lampiran 2 Angket Uji Coba Instrumen................................................................92
Lampiran 3 Data Hasil Penelitian Variabel X.......................................................98
Lampiran 4 Data Hasil Peneltian Variabel Y.......................................................100
Lampiran 5 Hitungan Data Penelitian.................................................................103
Lampiran 6 Pembuatan Link Angket Melalui Google Form...............................121
Lampiran 7 Pengisian Angket Melalui Google Form..........................................122
Lampiran 8 Dokomentasi Studi Pendahuluan......................................................124
Lampiran 9 SK Pembimbing Skripsi...................................................................126
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian Kampus.........................................................128
Lampiran 11 Surat Keterangan Kesbangpol Pemprov Jabar...............................129
Lampiran 12 Surat Rekomendasi Dinas Pendidikan Pemprov Jabar...................130
Lampiran 13 Surat Keterangan Balasan Penelitian SMAN 5 Bandung...............131
Lampiran 14 Check Plagiarism............................................................................132

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia. Karena
kehidupan adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan itu sendiri.
Melalui pendidikan kita bisa mendapatkan pengalaman, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dapat membentuk kepribadian kita. Pendidikan
pun memiliki peranan penting dalam proses pembangunan bangsa dan negara.
Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu tujuan utama negara, hal tersebut
sesuai dengan teks pembukaan UUD 1945 yang menyebutkan bahwa salah satu
tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang RI
No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS mendefinisikan Dasar, Fungsi, dan
Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggungjawab. Tujuan Pendidikan nasional tersebut dapat
diwujudkan melalui proses pendidikan, dalam proses pendidikan terdapat
kegiatan pokok yaitu kegiatan proses belajar mengajar.
Menurut Slameto [CITATION Sla15 \n \t \l 1033 ] belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi degan lingkungannya. Proses pengajaran merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan dan guru sebagai pemegang peranan utama,
sedangkan proses pembelajaran yang menarik dapat memotivasi siswa untuk
mengoptimalkan potensinya dalam rangka pencapaian standar pendidikan yang

1
ditetapkan. Kualitas guru yang baik merupakan modal yang sangat penting
dalam memberikan materi pelajaran. Bahkan seorang guru diharapkan tidak
hanya dapat mengajar saja, akan tetapi dalam proses belajar mengajar harus
dapat membangkitkan motivasi, hasrat, dan gairah belajar pada diri siswa. Agar
motivasi belajar siswa di masa pandemi covid-19 tetap terbina, maka guru
sebagai pengajar diharapkan mampu menciptakan suasana belajar mengajar
menjadi menarik dan menyenangkan.
Menurut Khodijah [CITATION Kho14 \n \t \l 1033 ] motivasi belajar adalah
kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi belajar
merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
yang dapat dikembangkan dan diarahkan untuk mencapai hasil belajar yang
diharapkan. Motivasi belajar menjadi penting untuk diperhatikan oleh guru.
Karena, siswa yang tidak memiliki motivasi belajar cenderung malas
memperhatikan dan mendengarkan apa yang disampaikan guru di kelas,
sebaliknya berbeda dengan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, mereka
cenderung rajin dan selalu mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru
selama proses pembelajaran. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari
ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun harus
mengalami berbagai kesulitan.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, seorang
guru profesional dituntut untuk bisa memberikan pembelajaran dengan
memanfaatkan media teknologi, seperti penggunaan komputer, powerpoint, dan
media lainnya yang bisa mempermudah guru dalam pembelajaran di kelas. Oleh
sebab itu, dengan memanfaatkan media pembelajaran yang tepat dan melibatkan
siswa, maka akan menimbulkan persepsi positif dari siswa terhadap guru dan
pembelajaran menjadi aktif serta menumbuhkan motivasi untuk belajar.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen, yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah
kemampuan menguasai pelajaran secara luas dan mendalam. Dalam penelitian
ini kompetensi guru yang akan diteliti meliputi kompetensi profesional yang

2
diukur melalui persepsi siswa. Persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia [ CITATION Sla15 \l 1057 ].
Persepsi siswa akan muncul setelah mengamati, melihat, dan merasakan
kompetensi yang dimiliki guru dalam pembelajaran yaitu terhadap kompetensi
profesional guru. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru
merupakan kesan atau penilaian yang diberikan oleh siswa terhadap guru terkait
dengan penguasaan materi yang luas dan mendalam yang memungkinkan
peserta didik memenuhi kompetensi inti dan kompetensi dasar. Dalam
penelitian ini apabila persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru di
masa pandemi covid-19 positif, maka kehadiran guru dalam mengajar akan
direspon positif oleh siswa, motivasi belajar sebagai hasil persepsi juga akan
baik pula, misalnya menggunakan strategi pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan sehingga siswa akan merasa senang dan termotivasi dengan
mata pelajaran yang disampaikan. Sebaliknya apabila persepsi siswa tentang
kompetensi profesional guru negatif, maka siswa akan merasa malas dan kurang
bersemangat dalam belajar sehingga motivasi belajar siswa menjadi kurang.
Maka dari itu, persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru akan
memberikan stimulus yang memungkinkan adanya respon pada diri siswa, baik
yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif terhadap kompetensi
profesional guru tersebut, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi motivasi
belajar siswa di masa pandemi covid-19 yang mana akan berdampak juga pada
hasil belajar yang diperoleh siswa.
Munculnya pandemi covid-19 ini memang memberikan dampak yang
begitu besar terhadap semua sisi kehidupan umat manusia, termasuk salah
satunya adalah dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan seolah menjadi
rumah sebagai lembaga pendidikan yang dapat menggantikan lembaga
pendidikan formal[ CITATION Mas20 \l 1057 ]. Hal ini dilakukan karena atas dasar
aturan pemerintah, dan juga dengan alasan untuk mencegah penyebaran
pandemi covid-19 yang tercantum dalam Surat Edaran Mendikbud No. 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19. Pembelajaran pun akhirnya tak dapat dihindari terjadi di

3
rumah, namun bukan dengan kedatangan guru ke rumah masing-masing siswa
melainkan dengan media online, seperti Zoom Meeting, Google Meet, dan lain
sebagainya. Pembelajaran menggunakan jaringan internet lazim disebut dengan
e-learning atau juga dikenal dengan pembelajaran daring. Pembelajaran daring
mungkin menjadi hal yang baru bagi sebagian guru, namun mungkin sebagian
sudah menganggapnya hal yang tak asing lagi, sedangkan bagi guru yang
gaptek ini menjadi suatu hal yang baru. Walaupun pembelajaran daring
merupakan hal yang baru bagi dunia pekerjaan para guru, tetapi mau tidak mau
mereka harus mempergunakannya di tengah kondisi yang tidak memungkinkan
seseorang bertatap muka. Tentu pembelajaran daring ini memberikan tekanan
yang tinggi baik terhadap aktivitas mengajar guru ataupun aktivitas belajar
siswanya itu sendiri, bahkan tidak sedikit guru yang harus mengeluarkan
tenanga yang ekstra demi terlakasananya pembelajaran online sesuai yang
diinginkan[ CITATION Mas20 \l 1057 ].
Berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh informasi dari tiga
informan yakni siswa kelas XII IPA, guru PAI, dan wakil kepala sekolah bidang
akademik. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari siswa bahwa ketika
kegiatan belajar mengajar metode yang digunakan oleh guru masih cenderung
konvensional hanya ceramah dan diskusi tanpa meberikan ruang untuk siswa
berpendapat ketika pembelajaran berlangsung, apalagi di masa pandemi seperti
ini guru hanya memberikan Unit Kegiatan Belajar Mandiri (UKBM), dan tes
kepada siswa, hal itu yang menyebabkan siswa kelas XII IPA merasa jenuh
dalam belajar sehingga motivasi belajarnya pun menurun. Hal itu disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya yaitu: (1) kurangnya menguasai dan
mendalami materi sehingga siswa kurang puas atas jawaban yang diberikan
guru terhadap pertanyaan yang diajukan siswa, oleh karena itu muncul persepsi
yang negatif; (2) metode atau model pembelajaran yang digunakan guru PAI
masih cenderung konvensional (belum beragam) yang diantaranya; masih
menggunakan metode ceramah, diskusi, unit kegiatan belajar mandiri (UKBM),
dan tes, serta; (3) media yang digunakan masih belum bisa beragam, sehingga
tidak bisa menyesuaikan dengan kondisi zaman sekarang yang berdampak pada

4
kegiatan belajar menjadi jenuh dan membosankan siswa untuk mengikuti
pembelajaran daring. Adapun menurut Bapak Suhendri diperoleh informasi
bahwasannya jika dilihat dari kompetensi akademiknya guru PAI disini sudah
mumpuni menjadi seorang guru yang profesional, sehingga persepsi siswa
tentang kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa sudah
tentu positif, hal itu dibuktikannya dengan semangat mereka dalam mengikuti
pembelajaran di masa pandemi covid-19.
Berdasarkan dua sisi fenomena di atas, mendorong penulis untuk
mempertanyakan mengapa terjadi kesenjangan antara persepsi siswa terhadap
kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar mereka di masa pandemi
covid-19. Maka, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih
mendalam yang dituangkan dalam penulisan skripsi ini dengan judul:
PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MEREKA PADA MATA
PELAJARAN PAI DI MASA PANDEMI COVID-19 STUDI KASUS DI KELAS
XII IPA SMAN 5 BANDUNG.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang penelitian di atas, dapat dikemukakan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru pada masa
pandemi covid-19 di kelas XII IPA SMAN 5 Bandung?
2. Bagaimana motivasi belajar siswa masa pandemi covid-19 pada mata
pelajaran PAI di kelas XII IPA SMAN 5 Bandung?
3. Bagaimana hubungan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru
dengan motivasi belajar mereka masa pandemi covid-19 pada mata
pelajaran PAI di kelas XII IPA SMAN 5 Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk:

5
1. Mengetahui persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru pada masa
pandemi covid-19 di kelas XII IPA SMAN 5 Bandung.
2. Mengetahui motivasi belajar merekaa masa pandemi covid-19 pada mata
pelajaran PAI di kelas XII IPA SMAN 5 Bandung.
3. Mengetahui hubungan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru
dengan motivasi belajar mereka masa pandemi covid-19 pada mata
pelajaran PAI di kelas XII IPA SMAN 5 Bandung.

D. Manfaat dan Hasil Penelitian


Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
teoritis maupun praktis, antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini dapat berguna untuk memperkaya khazanah
ilmu pengetahuan, serta memberikan sumbangan pemikiran dalam
membuka cakrawala pemikiran, khususnya korelasi kompetensi profesional
guru mata pelajaran PAI dengan motivasi belajar di masa pandemi covid-19.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi siswa untuk
memahami konsep-konsep ilmiah dan meningkatkan ketertarikan serta
motivasi belajar mereka dalam mempelajari mata pelajaran PAI di masa
pandemi covid-19 kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Bagi Guru
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah
pengambilan tindakan perbaikan untuk selanjutnya dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru
dalam meningkatkan kompetensi profesionalnya sebagai guru untuk
mengajar yang lebih baik di masa yang akan datang, sehingga

6
semakin membantu siswa meningkatkan motivasi belajar di masa
pandemi covid-19 pada mata pelajaran PAI.

c. Bagi Lembaga
1) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi kepala
sekolah untuk menentukan kebijakan pengawasan yang mengarah
pada peningkatan kreativitas guru dan perbaikan motivasi belajar
siswa di masa pandemi covid-19 pada mata pelajaran PAI agar dapat
meningkat.
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
kepala sekolah dalam menentukan kebijakan peningkatan
keprofesionalan guru dan motivasi belajar siswa di masa pandemi
covid-19 di sekolah yang beliau pimpin.

E. Kerangka Berpikir
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke
dalam otak manusia [CITATION Sla15 \t \l 1033 ] . Melalui persepsi manusia terus-
menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini
dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa,
dan pencium. Persepsi yang muncul ke dalam kesadaran, dapat memperoleh
dukungan atau rintangan dari persepsi lain. Dukungan terhadap persepsi akan
menimbulkan rasa senang. Sebaliknya persepsi yang mendapat rintangan akan
menimbulkan rasa tidak senang[ CITATION Was07 \l 1033 ] . Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
kompetensi profesional guru adalah kemampuan menguasai pelajaran secara
luas dan mendalam. Maka jelaslah, kompetensi guru yang akan diteliti meliputi
kompetensi profesional yang diukur melalui persepsi siswa.
Menurut Selvi [CITATION Sel10 \n \t \l 1033 ] menjelaskan bahwa
pembelajaran daring sering dituntut untuk lebih termotivasi, karena lingkungan
belajar biasanya bergantung pada motivasi dan karakteristik terkait dari rasa
ingin tahu dan pengaturan diri untuk melibatkan pada proses pembelajaran.

7
Faktanya, teknologi itu sendiri dipandang oleh sebagian orang sebagai motivasi
yang inheren karena memberikan sejumlah kualitas yang diakui penting dalam
menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu tantangan, keingintahuan, kebaruan dan
fantasi, motivasi dianggap sebagai faktor penting untuk keberhasilan belajar
termasuk dalam lingkungan belajar daring, sehingga perlunya
mempertimbangkan kembali motivasi belajar di lingkungan belajar yang
pemanfaatan teknologi [ CITATION Har15 \l 1033 ] , dengan alasan tersebut maka
penting bagi para peneliti dalam dunia pendidikan untuk mengkaji secara
mendalam tentang bagaimana motivasi siswa pada pembelajaran daring terlebih
kegiatan pembelajarannya dilakukan selama masa pandemi covid-19. Menurut
Khodijah [CITATION Kho14 \n \t \l 1033 ] motivasi belajar adalah kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi belajar
merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
yang dapat dikembangkan dan diarahkan untuk mencapai hasil belajar yang
diharapkan. Motivasi belajar pun menjadi penting untuk diperhatikan oleh guru.
Karena, siswa yang tidak memiliki motivasi belajar cenderung malas
memperhatikan dan mendengarkan apa yang disampaikan guru ketika di kelas
virtual (Zoom Meeting atau Google Meeting), sebaliknya berbeda dengan siswa
yang memiliki motivasi belajar tinggi, mereka cenderung rajin dan selalu
mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru selama proses pembelajaran.
Uraian di atas mengandung pertanyaan bagi peneliti, bagaimana persepsi
siswa terhadap kompetensi profesional guru hubungannya dengan motivasi
belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 jika
diterapkan pada kasus yang melibatkan siswa kelas XII IPA SMAN 5 Bandung.
Untuk mengetahui hubungan antara variabel X dengan variabel Y maka harus
terlebih dahulu diteliti setiap variabel yang terlibat di dalamnya. Dalam hal ini
untuk mengetahui keadaan tiap-tiap variabel tersebut, terlebih dahulu ditetapkan
indikator-indikatornya.
Variabel pertama yaitu persepsi siswa, dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa indikator persepsi terdiri dari persepsi positif dan negatif. Persepsi siswa
yang positif kecenderungan tindakannya adalah mendekati, menyukai,

8
menyenangi, dan mengharapkan suatu objek. Sedangkan persepsi siswa yang
negatif kecenderungan tindakannya menjauhi, menghindari dan menolak objek
tertentu (Purwanto, 2017).
Objek yang dimaksud atau objek yang di persepsi siswa adalah kompetensi
profesional guru PAI itu sendiri. Adapun dalam penelitian ini, dimensi dari
kompetensi profesional guru antara lain sebagai berikut: (1) mampu menangani
dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya.; (2)
mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.; (3)
mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber
belajar yang relevan.; (4) mampu mengorganisasikan dan melaksanakan
program pembelajaran.; (5) mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta
didik (Trianto, 2007). Sedangkan untuk mengetahui realitas variabel kedua yaitu
motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19,
penulis mengacu pada pendapat Sardiman [CITATION Uno \n \t \l 1033 ] yang
mengatakan bahwa indikator motivasi belajar itu meliputi:
1. Tekun menghadapi tugas
2. Ulet menghadapi kesulitan
3. Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
6. Dapat mempertahankan pendapat yang diyakininya
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka keterkaitan antara variabel
bebas (persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru) dan variabel terikat
(motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19)
dapat digambarkan sebagai berikut:

9
Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir
Indikator Motivasi:
Tekun menghadapi tugas
KORELASI
Ulet menghadapi kesulitan
Mewujudkan minat terhadap bermacam-
Indikator Persepsi:
VARIABEL X macam masalahVARIABEL Y
Positif:
Lebih senang bekerja mandiri
Mendekati
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
Menyukai
Dapat mempertahankan pendapat yang
Menyenangi
diyakininya
Mengharapkan
Tidak mudah melepaskan hal yang
Negatif:
diyakininya
Menjauhi
Senang mencari dan memecahkan
Menghindari
masalah soal-soal
Menolak
(Sardiman, 2014)
(Purwanto N. , 2017)
Dimensi Kompetensi Profesional Guru:
Mampu menangani dan mengembangkan
bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya
Mengerti dan dapat menerapkan metode
pembelajaran yang bervariasi
Mampu mengembangkan dan
menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan
Mampu mengorganisasikan dan
melaksanakan program pembelajaran
Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar
peserta didik
(Trianto, 2007)

RESPONDEN

Pada dasarnya menjelaskan adanya hubungan persepsi siswa


tentang kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar
mereka di masa pandemi covid-19 pada mata pelajaran PAI

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi


profesional guru dan motivasi belajar siswa

10
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir di atas, maka dapat
dikemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha : Adanya hubungan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru
dengan motivasi belajar mereka di masa pandemi covid-19 pada mata
pelajaran PAI di kelas XII IPA SMAN 5 Bandung.
H0 : Tidak ada hubungan persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru dengan motivasi belajar mereka di masa pandemi covid-19 pada
mata pelajaran PAI di kelas XII IPA SMAN 5 Bandung.
Berdasarkan pasangan hipotesis di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini,
yaitu adanya hubungan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru
dengan motivasi belajar mereka di masa pandemi covid-19 pada mata pelajaran
PAI di kelas XII IPA SMAN 5 Bandung.

G. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh [CITATION Nai17 \l 1057 ] dkk dengan judul
“Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik dan
Kompetensi Profesional Guru Terhadap Prestasi Belajar Perpajakan di
SMK Negeri 1 Surakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang
kompetensi pedagogik terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 1
Surakarta, hal ini dibuktikan dengan diperoleh nilai nilai t hitung (3,832) >
dari t tabel (1,662); (2) Terdapat pengaruh antara persepsi siswa tentang
yang positif dan signifikan kompetensi profesional terhadap prestasi belajar
siswa SMK Negeri 1 Surakarta, hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung
2.436 > 1,662 (3) Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan persepsi
siswa tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional terhadap
prestasi belajar siswa SMK Negeri 1 Surakarta, hal ini dibuktikan dengan
nilai F hitung 29,180> F tabel 3,10 dan nilai taraf signifikansi menunjukkan
angka sebesar 0,000 < 0,05. Besarnya persentase sumbangan efektif
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah 38,8%.

11
2. Penelitian yang dilakukan oleh [CITATION Roy17 \l 1057 ] dengan judul
“Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di
MAN 5 Jombang”. Hasil penelitian relevan ini menunjukkan bahwa
berdasarkan hasil uji regresi linear berganda diketahui motivasi belajar
0,229, koefisien regresi variabel kompetensi pedagogik (X 1) sebesar 0,321
dan koefisien regresi variabel kompetensi profesional (X2) sebesar 0.391. (1)
Uji determinasi ganda (R Square) sebesar 0,326 atau 32,6 % artinya
persentase sumbangan pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru terhadap motivasi belajar sebesar 32,6 %; (2) Secara
parsial, variabel kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa
dengan tingkat nilai thitung > ttabel (2.059>1.693) pada variabel
kompetensi pedagogik (X1) dan (2.508>1.693) pada variabel kompetensi
profesional (X2); (3) Secara simultan, kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
motivasi belajar siswa dengan nilai sig sebesar 0,003 dibawah tingkat
signifikan 0,05.
3. Penelitian yang dilakukan oleh [ CITATION Sep13 \l 1057 ] dengan judul
“Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Pedagogik Guru,
Kompetensi Profesional Guru, Fasilitas Belajar dan Cara Belajar
Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi Siswa
Kelas XI IPS SMAN 1 Ambarawa Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil
penelitian relevan ini menunjukkan bahwa penelitian menggunakan analisis
Structural Equation Modeling (SEM) menunjukkan bahwa (1) Ada
pengaruh persepsi siswa mengenai kompetensi pedagogik guru, kompetensi
profesional guru dan fasilitas belajar terhadap cara belajar yaitu (PD→CB)
sebesar 29,5%, (PR→CB) sebesar 28,8%, (FB→CB) sebesar 21,2%; (2)
Ada pengaruh cara belajar terhadap hasil belajar (CB→HB) sebesar 25,2%;
(3) Ada pengaruh langsung dan tidak langsung persepsi siswa mengenai
kompetensi pedagogik guru, kompetensi profesional dan fasilitas belajar

12
terhadap hasil belajar yaitu (PD→CB→HB) sebesar 30,9%,
(PR→CB→HB) sebesar 33,9%, (FB→CB→HB) sebesar 25,3%. Maka
dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi siswa mengenai kompetensi
pedagogik guru, kompetensi profesional guru, fasilitas belajar berpengaruh
terhadap cara belajar. Persepsi siswa mengenai kompetensi pedagogik guru,
kompetensi profesional guru, fasilitas belajar dan cara belajar berpengaruh
terhadap hasil belajar. Oleh karena itu disaran bagi guru hendaknya dalam
proses pembelajaran menerapkan pembelajaran yang dialogis. Bagi sekolah
sebaiknya lebih melengkapi fasilitas belajar di sekolah. Bagi siswa
sebaiknya memperbaiki cara belajar terutama untuk membiasakan diri
mengulang bahan pelajaran yang sudah disampaikan guru sehingga hasil
belajarnya lebih baik.
4. Penelitian yang dilakukan oleh [ CITATION Hes18 \l 1057 ] dengan judul
“Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik, Kompetensi
Profesional Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar
Ekonomi Siswa di SMAN 1 Ngemplak Sleman Tahun Tahun Ajaran
2017/2018”. Hasil penelitian relevan ini menunjukkan bahwa (1) Variabel
persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru berpengaruh terhadap
motivasi belajar; (2) Variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru berpengaruh terhadap motivasi belajar; (3) Variabel fasilitas belajar
berpengaruh terhadap motivasi belajar; (4) Variabel persepsi siswa tentang
kompetensi pedagogik guru, persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru dan fasilitas belajar secara bersamasama berpengaruh terhadap
motivasi belajar. Koefisien determinasi (R²) sebesar 0,603 atau 60,3%
menunjukkan bahwa motivasi belajar dipengaruhi persepsi siswa tentang
kompetensi pedagogik guru, persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru dan fasilitas belajar sedangkan sisanya 39,7% dipengaruhi variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

13
Perbedaan penelitian ini dengan empat penelitian di atas yakni, terletak
pada variabel X yang mana penelitian ini lebih fokus pada satu variabel X saja,
dimana variabel X nya adalah persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru. Sedangkan variabel Y nya dalam penelitian ini hanya fokus pada wilayah
motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19.
Adapun empat penelitian di atas setiap variabel X nya itu ada 2, 3 dan 4
variabel yang diteliti yakni pada kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru, serta fasilitas, dan cara belajar. Untuk variabel Y nya pun
masing-masing ada yang meneliti motivasi, hasil dan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran perpajakan, ekonomi, serta akuntansi.
Kemudian untuk lokasi dan objek penelitiannya pun berbeda, empat
penelitian di atas lokasi penelitiannya ada yang di SMKN 1 Surakarta, MAN 5
Jombang, SMAN 1 Ambarawa, dan SMAN 1 Ngemplak Sleman. Sedangkan
penelitian ini yang dijadikan objek penelitiannya pada siswa kelas XII IPA
SMAN 5 Bandung.
Maka sudah jelas dari keempat penelitian terdahulu di atas, walaupun ada
kesaamaan salah satu variabel X dan Y, yakni pada variabel kompetensi
profesional guru dan motivasi belajarnya. Namun belum tentu akan sama pada
pembahasan dan hasil penelitiannya, hal itu disebabkan karena objek yang
diteliti kita satu sama lain berbeda. Oleh karena itu, pembahasan dan hasil
penelitian ini sudah pasti akan berbeda dengan keempat penelitian terdahulu di
atas.

14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Kemampuan seseorang dalam mengamati dan memberikan tanggapan
terhadap suatu objek, baik berupa orang, benda, kejadian, dan situasi-
situasi tertentu yang pernah dialami dan dirasakan sering disebut
kemampuan untuk mempersepsi. Persepsi merupakan kata yang berasal
dari bahasa Inggris yaitu “perception” yang berarti tanggapan. Tanggapan
ialah gambaran pengamatan yang tinggal dikesadaran kita sesudah
mengamati[CITATION Agu86 \l 1033 ]. Persepsi dalam arti sempit adalah
penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam
arti luas persepsi yakni pandangan atau pengertian, maksudnya bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi menurut
Ngalim Purwanto [CITATION Nga172 \n \t \l 1033 ] adalah suatu daya jiwa
untuk memasukan kesan-kesan dari luar dengan menggunakan alat indra.
Usman Efendi dan Juhaya [CITATION Usm89 \n \t \l 1033 ]
mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pengamatan (perception)
adalah proses penerimaan, penafsiran dan memberi arti dari kesimpulan
yang diterimanya melalui alat indra. Pengertian lain dikemukakan oleh
Slameto[CITATION Sla15 \n \t \l 1033 ] bahwa persepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia.
Melalui persepsi setiap manusia berhubungan dengan lingkungan
sekitarnya dengan memakai alat inderanya, seperti indera penglihatan,
pendengaran, peraba, perasa, dan pencium. Persepsi menurut Walgito
[CITATION Bim04 \n \t \l 1033 ] merupakan suatu proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut dengan proses
sensoris. Sedangkan menurut Sarlito[CITATION Sar191 \n \t \l 1033 ]
persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan
dan sebagainya.

15
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan persepsi adalah proses pengenalan dan pengalaman
tentang objek, peristiwa yang diperoleh dengan menafsirkan pesan dan
memberi arti dari kesimpulan yang diterimanya melalui alat indra. Oleh
karena itu persepsi akan timbul apabila individu telah memiliki
pengalaman terhadap peristiwa yang telah dan akan terjadi.
2. Bentuk-bentuk Persepsi
Adapun menurut Walgito [CITATION Bim04 \n \t \l 1033 ] yang
dimaksud dengan bentuk-bentuk persepsi adalah sebagai berikut:
a. Persepsi melalui indera penglihatan
Alat indera merupakan alat utama dalam individu menciptakan
persepsi. Maksudnya seseorang dapat melihat dengan matanya, akan
tetapi mata bukanlah satu-satunya bagian hingga individu dapat
mempersepsi apa yang dilihatnya, jadi mata hanyalah salah satu alat
atau bagian yang menerima stimulus, dan stimulus ini dilangsungkan
oleh syaraf sensoris ke otak, sampai akhirnya individu dapat menyadari
apa yang dilihat.
Apabila seseorang melihat sesuatu objek maka stimulus yang
mengenai mata bukanlah objeknya secara langsung. Namun sinar yang
dipantulkan oleh objek tersebut yang bekerja sebagai stimulus yang
mengenai mata. Adapun sinar yang mengenai mata mempunyai sifat
gelombang, ada yang bergelombang pendek dan ada juga yang
bergelombang panjang. Di samping itu sinar juga mempunyai
mempunyai sifat kekuatan atau intensitas gelombang yang bermacam-
macam. Perbedaan dalam soal intensitas akan membawa perbedaan
dalam soal terang tidaknya sinar yang diterima. Perbedaan panjang
pendeknya gelombang akan membawa perbedaan dalam warna yang
dilihat. Apabila seseorang melihat suatu benda, maka dari benda itu
dapat dilihat bentuknya, jaraknya, warnanya, ukurannya, dan kadang-
kadang geraknya.
b. Persepsi melalui indera pendengaran

16
Manusia dapat mendengar sesuatu dengan indera pendegaran, yaitu
telinga. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui
sesuatu yang ada disekitarnya. Adapun telinga dapat dibagi atas
beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsinya itu sendiri,
diantaranya ialah:
1) Telinga bagian luar, adalah bagian yang menerima stimulus dari
luar.
2) Telinga bagian tengah, adalah bagian yang meneruskan stimulus
yang diterima oleh telinga bagian luar.
3) Telinga bagian dalam, adalah reseptor sensitif yang merupakan
syaraf-syaraf penerima.
Seperti halnya dalam penglihatan, dalam pendengaran individu
dapat mendengar apa yang mengenai reseptor sebagai suatu respon
terhadap stimulus tersebut. Kalau individu dapat menyadari apa yang
didengar, maka dalam hal ini individu dapat mempersepsi apa yang
didengar, dan disitulah akan adanya suatu proses persepsi.
c. Persepsi melalui indera penciuman
Seseorang dapat mencium bau sesuatu melalui alat indera pencium,
yaitu hidung. Sel-sel penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung
sebelah dalam. Kemudian stimulusnya berwujud benda-benda yang
bersifat khemis atau gas yang dapat menguap, dan mengenai alat-alat
penerima yang ada dalam hidung, lalu diteruskan oleh syaraf sensoris
ke otak, dan sebagai respon dari stimulus tersebut orang dapat
menyadari apa yang diciumnya yaitu bau yang diciumnya.
d. Persepsi melalui indera pengecap
Indera pengecap terdapat di lidah. Adapun stimulusnya merupakan
cair. Zat cair itu mengenai ujung sel penerima yang terdapat pada lidah,
lalu diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak, hingga akhirnya orang
dapat mempersepsi tentang apa yang dikecap itu. Mengenai rasa ini ada
4 macam rasa pokok antara lain ialah rasa pahit, asin, manis dan asam,

17
dan masing-masing rasa ini mempunyai daerah penerima rasa sendiri-
sendiri pada lidah.
e. Persepsi melalui indera peraba
Indera ini dapat merasakan rasa sakit, rabaan, tekanan dan
temperatur. Namun tidak semua bagian kulit dapat menerima rasa-rasa
ini, hanya bagian-bagian tertentu saja yang dapat menerima stimulus-
stimulus tertentu. Adapun rasa-rasa tersebut di atas merupakan rasa-rasa
kulit yang primer, sedangkan disamping itu masih terdapat variasi
lainnya.
Dalam hal ini tekanan atau rabaan, stimulusnya langsung mengenai
bagian kulit bagian rabaan. Kemudian stimulus ini akan menimbulkan
kesadaran akan lunak, keras, halus, dan kasar. Stimulus yang dapat
menimbulkan rasa sakit dapat bersifat khemis maupun electrical dan
yang serupa dengannya hingga akhirnya stimulus tersebut cukup kuat
menimbulkan kerusakan pada kulit, dan hal ini menimbulkan rasa sakit.
Bentuk persepsi pada intinya adalah persepsi yang tidak hanya
dilakukan oleh penglihatan saja, namun dengan alat indera secara lengkap
agar menghasilkan suatu data yang maksimal dan sesuai dengan kenyataan
yang ada di lapangan, dimana stimulus itu bersifat kuat maka hasil yang
didapat agar lebih spesifik, dan dalam hal ini stimulus yang dimaksud
yaitu kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar di masa
pandemi covid-19, kemudian yang melihat dan memberikan persepsi
adalah siswa tersebut.
3. Proses Terjadinya Persepsi
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak terlepas dari interaksi
dengan lingkungan sekitarnya yang memberikan stimulus pada individu,
dan setiap individu akan memberikan respon terhadap stimulus yang
diterimanya melalui alat indra. Dengan alat indra stimulus diterima dan
diproses di dalam otak, sehingga pada akhirnya individu mengalami
persepsi.

18
Proses terjadinya persepsi pada hakikatnya memiliki perbedaan antara
individu yang satu dengan yang lain. Bimo Walgito [CITATION Bim041 \n \t
\l 1033 ] mengemukakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah suatu proses yang
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerimaan yaitu alat
indera. Namun proses tersebut tidak berhenti disitu saja, pada umumnya
stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan
syaraf dan proses selanjutnya merupakan persepsi.
Menurut Agus Sujanto [CITATION Agu86 \n \t \l 1033 ] proses
pengamatan itu melalui tiga saat yaitu: (1) saat alami, merupakan saat
indra kita menerima perangsang dari alam luar; (2) saat jasmani, adalah
saat perangsang itu diteruskan oleh urat syaraf sensoris ke otak; (3) saat
rohani, yaitu saat sampainya perangsang itu ke otak, kita menyadari
perangsang itu dan bertindak.
Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
terjadinya persepsi pada dasarnya karena adanya objek yang menimbulkan
stimulus, melalui alat indra stimulus itu diterima. Kemudian stimulus itu
dilanjutkan oleh syaraf sensoris ke otak, lalu didalam otak stimulus
mengalami proses pengorganisasian yang pada akhirnya individu
menyadari apa yang diterima melalui alat inderanya. Oleh karena itu,
apabila persepsi individu mengenai suatu objek itu baik, maka akan
menimbulkan persepsi tentang sesuatu serta memunculkan perasaan
senang. Biasanya perasaan senang akan menimbulkan sikap positif dan
sebaliknya perasaan tidak senang akan menimbulkan sikap negatif.
4. Indikator Persepsi
Menurut Walgito [CITATION Bim04 \n \t \l 1033 ] ada beberapa hal
yang diperlukan supaya persepsi dapat disadari oleh individu, antara lain
adalah:
a. Adanya objek yang dipersepsikan. Maksudnya objek menimbulkan
stimulus yang mengenai alat indera (reseptor) dapat datang dari luar
langsung mengenai reseptor, serta dapat datang dari dalam yang

19
langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) yang bekerja sebagai
reseptor.
b. Adanya reseptor. Alat indera (reseptor) adalah alat untuk menerima
stimulus, disamping itu harus ada juga syaraf sensoris sebagai alat
untuk melanjutkan stimulus yang diterima reseptor ke pusat syaraf
yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Adapun sebagai alat untuk
mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.
c. Adanya perhatian. Artinya untuk menyadari mempersepsi terhadap
sesuatu diperlukan adanya perhatian yang merupakan langkah pertama
sebagai suatu kesiapan dalam mempersepsi, tanpa perhatian tidaklah
terjadi persepsi tersebut.
d. Adanya penyerapan terhadap rangsangan atau objek dari luar individu.
Maksudnya rangsangan atau objek tersebut akan diterima atau diserap
oleh panca indera, baik penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba,
dan pengecap secara masing-masing maupun bersamaan. Kemudian
dari hasil penyerapan atau penerimaan oleh alat indera tersebut akan
mendapatkan gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam otak.
Gambaran tersebut dapat tunggal ataupun jamak, tergantung objek
persepsi yang diamati. Didalam otak terkumpul gambaran atau kesan
baik yang lama maupun yang baru terbentuk, adapun jelas tidaknya
gambaran tersebut tergantung dari jelas tidaknya rangsangan,
normalitas alat indera dan waktu baru saja atau sudah lama.
e. Adanya pengertian atau pemahaman. Setelah terjadi gambaran atau
kesan-kesan didalam otak, maka gambaran tersebut diorganisir,
diklasifikasikan, dibandingkan, kemudian diinterpretasikan sehingga
terbentuk pengertian atau pemahaman. Adapun proses tejadinya
pengertian atau pemahaman ini sangatlah unik dan cepat. Pengertian
yang terbentuk tergantung pada gambaran-gambaran lama yang telah
dimiliki individu sebelumnya (atau yang disebut dengan apersepsi).
f. Adanya penilaian atau evaluasi. Setelah terbentuk pengertian atau
pemahaman, maka terjadilah penilaian dari individu. Kemudian

20
individu akan membanding pengertian atau pemahaman yang baru
diperoleh tersebut dengan kriteria atau norma yang dimiliki individu
secara subjektif. Adapun penilian individu akan berbeda walaupun
objeknya sama, maka dari itu persepsi bersifat individual.
Berdasarkan uraian di atas, indikator persepsi dapat disimpulkan dimana
objek yang menimbulkan stimulus yaitu kompetensi profesional guru terhadap
motivasi belajar di masa pandemi covid-19 kemudian mengenai alat indera
berupa mata, telinga, hidung, kulit, mulut, akan dan hati yang diserap atau
diterima oleh siswa lalu diteruskan ke pusat syaraf yang dilakukan secara sadar
sehingga menimbulkan sebuah perhatian yang terpusat pada objek tersebut.
Indikator persepsi dalam penelitian ini terdiri dari persepsi positif dan
negatif. Persepsi siswa yang positif kecenderungan tindakannya adalah
mendekati, menyukai, menyenangi, dan mengharapkan suatu objek. Sedangkan
persepsi siswa yang negatif kecenderungan tindakannya menjauhi, menghindari
dan menolak objek tertentu[CITATION Nga172 \t \l 1033 ].

B. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran


PAI
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Menurut Mulyasa [CITATION Mul13 \n \t \l 1033 ] dalam Standar
Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan
bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Menurut Syah [CITATION Muh19 \n \t \l 1033 ] kompetensi profesional
guru adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi
keguruannya. Artinya, guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya
dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan profesional. Adapun
kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian di bidangnya
yaitu penguasaan bahan yang akan diajarkannya beserta metodenya, rasa

21
tanggug jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru
lainnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi
profesional guru merupakan kompetensi atau keahlian yang dimiliki
seorang guru terkait dengan penguasaan materi pembelajaran sesuai
bidang studinya secara luas dan mendalam, sehingga mampu untuk
membimbing dan mengajari siswa sesuai dengan standar kompetensi yang
sudah ditetapkan.
2. Dimensi Kompetensi Profesional Guru
Menurut Muhaimin dan Abdul Majid guru PAI profesional itu harus
memiliki kompetensi sebagai berikut[ CITATION Abd14 \l 1033 ]:
a. Penguasaan materi al-Islam yang komprehensif serta wawasan dan
bahan pengajaran, terutama pada bidang yang menjadi tugasnya.
b. Penguasaan strategi (mencakup pendekatan, metode, dan teknik)
pendidikan islam termasuk kemampuan evaluasinya.
c. Penguasaan ilmu dan wawasan kependidikan.
d. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan pada umumnya guna keperluan pengembangan langsung
atau tidak langsung yang mendukung kepentingan tugasnya.
Adapun dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 bahwa Standar
Kompetensi Profesional Guru termasuk Guru PAI terdiri meliputi:
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu.
c. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
d. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri[ CITATION Abd14 \l 1033 ].
Sedangkan menurut Trianto[CITATION Tri07 \n \t \l 1033 ] yang
dimaksud dengan dimensi kompetensi professional guru adalah:

22
a. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya.
b. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi.
c. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan.
d. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
e. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.
3. Komponen Kompetensi Profesional Guru
Menurut Roestiyah kompetensi-kompetensi dasar yang harus dimiliki
guru sebagaimana yang dilakukan Proyek Pembinaan Pendidikan Guru
(P3G), paling tidak meliputi 10 komponen pokok yaitu[ CITATION Jan12 \l
1033 ]:

a. Menguasai bahan, meliputi bahan bidang studi dan kurikulum sekolah,


aplikasi bidang studi, menguasai bahan dan metode serta menguasai
bahan untuk bidang studi yang terspesialisasi.
b. Mengelola program belajar mengajar, meliputi perumusan tujuan
instruksional, menggunakan metode mengajar, memilih dan menyusun
prosedur instruksional yang tepat, melaksanakan program belajar
mengajar, mengenal potensi anak, perencanaan dan pelaksanaan
remidial.
c. Mengelola kelas, meliputi mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran
dan menciptakan iklim belajar yang serasi.
d. Menggunakan media/sumber, meliputi kemampuan mengenal,
memilih dan melaksanakannya dalam proses belajar mengajar,
membuatnya, pengelolaan dan menggunakan laboratorium dalam
proses belajar mengajar, dan penggunaaan perpustakaan sebagai
sumber belajar.
e. Menguasai landasan-landasan kependidikan, seperti psikologi
pendidikan, psikologi perkembangan anak dan lainnya.

23
f. Mengelola interaksi belajar mengajar.
g. Menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran.
h. Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan.
i. Penggunaan hasil-hasil penelitian kependidikan.
Dengan demikian, apabila semua dimensi kompetensi profesional
guru di atas sudah dikuasai dan dijalankan oleh guru dalam proses belajar
mengajar, kemungkinan besar siswa akan semangat dalam belajarnya.
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Sebagaimana kita ketahui, kegiatan individu bukanlah suatu kegiatan
yang terjadi begitu saja, tetapi selalu ada yang mendorongnya dan selalu
ada tujuan yang hendak dicapainya. Faktor yang mendorong ini disebut
motif dan tujuannya ialah untuk mengetahui kebutuhan hidup dan
mempertahankan eksistensinya. Demikian juga dalam hal belajar, tentu
ada motif yang mendorongnya, seperti dorongan ingin mempunyai prestasi
yang baik. Dengan demikian yang mendorong setiap kegiatan individu
adalah motif dan yang ditujunya adalah goal incentive. Goal dan Incentive
mengandung pengertian yang sama, yaitu sesuatu yang dituju oleh
perbuatan yang bermotif. Untuk lebih jelasnya sebelum membahas tentang
motivasi, penulis terlebih dahulu akan menjelaskan pengertian motif.
Istilah motif dapat ditemukan dalam berbagai aspek. Menurut Usman
Effendi dan Juhaya S. Praja [CITATION Usm89 \n \t \l 1033 ] motif diartikan
sebagai suatu kondisi (kekuatan atau dorongan) yang menggerakan
organisme (individu) untuk mencapai tujuan dari tingkat tertentu, atau
dengan perkataan lain motiflah yang menyebabkan munculnya semacam
kegiatan agar individu itu berbuat, bertindak atau bertingkah laku.
Menurut Ngalim Purwanto[CITATION Nga171 \n \t \l 1033 ] bahwa
yang dimaksud dengan motif ialah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Pendapat ini sejalan dengan
pendapat Nasution [CITATION Nas86 \n \t \l 1033 ] ia menjelaskan bahwa

24
yang dimaksud dengan motif ialah segala daya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Sedangkan menurut Sardiman [CITATION Sar14 \n
\t \l 1033 ] motif dapat diartikan sebagai penggerak dari dalam subjek
yang melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motif pada hakikatnya
merupakan sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
atau suatu dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu, kegiatan individu bukanlah suatu kegiatan yang
terjadi begitu saja, tetapi selalu ada yang mendorongnya dan selalu ada
tujuan yang hendak dicapainya. Adapun faktor yang mendorong ini
disebut motif dan tujuannya ialah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan
mempertahankan eksistensinya.
Menurut Sardiman [CITATION Sar14 \n \t \l 1033 ] berawal dari kata
motif itu, maka motivasi dapat diartikan “sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif”. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama
bila kebutuhan untuk mencapai tujuan yang sangat mendesak. Menurut
Usman [CITATION Moh95 \n \t \l 1033 ] bahwa motivasi adalah keadaan
dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk
berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut
Muhibbin Syah [CITATION Muh19 \n \t \l 1033 ] motivasi adalah keadaan
internal orgnisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya
untuk bertingkah laku secara terarah.
Pengertian lain dikemukakan oleh Mc. Donald, sebagaimana yang
dikutip oleh Sardiman [CITATION Sar14 \n \t \l 1033 ] bahwa motivasi
merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
“feeling” dengan didahului tanggapan terhadap suatu tujuan. Dari batasan
ini didalamnya terdapat tiga unsur yang berkenaan dengan motivasi, yaitu:
a. Motivasi itu senantiasa mengawali terjadinya suatu perubahan energi
pada diri setiap individu.

25
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling dan afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi identic dengan persoalan-persoalan
kejiwaan yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi senantiasa dirangsang karena adanya suatu tujuan. Dalam hal
ini motivasi sebenarnya merupakan suatu respon dari suatu aksi.
Motivasi muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya
terangsang oleh suatu unsur lain, yakni tujuan, dan tujuan ini akan
menyangkut soal kebutuhan.
Dari rumusan dan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa motivasi adalah
daya penggerak yang muncul dari dalam diri individu, yang dapat
menimbulkan adanya suatu energi dan aktivitas untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Motivasi adalah keadaan dan kesiapan dalam diri individu
yang mendorong tingkah laku untuk berbuat sesuatu dalam mencapai
tujuan tertentu.
Adapun yang dimaksud dengan belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang[ CITATION Nan95 \l
1033 ]. Pendapat serupa dikemukakan oleh Sardiman [CITATION Sar14 \n
\t \l 1033 ] bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan
dengan serangkaian kegiatan, seperti: dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan sebagainya. Sedangkan menurut Slameto
[CITATION Sla15 \n \t \l 1033 ] belajar adalah suatu usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah daya penggerak yang
muncul di dalam diri individu, yang dapat menimbulkan adanya suatu
energi dan aktivitas untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, motivasi belajar
adalah bentuk kegiatan yang melibatkan aspek fisik dan psikis yang

26
dilakukan oleh siswa untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
bersifat permanen sebagai wujud hasil belajar dalam bentuk perubahan
tingkah laku yang positif.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti orang itu
selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Adapun ciri-ciri motivasi
seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar, serta
siswa akan belajar sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang
tinggi, dengan kata lain siswa akan belajar dengan baik apabila ada faktor
pendorongnya.
2. Fungsi Motivasi Belajar
Menurut Kompri [CITATION Kom16 \n \t \l 1033 ] ada dua golongan
motivasi dalam penggunaanya sebagai peran dalam pembelajaran, yakni:
a. Motif primer. Maksudnya motif dasar yang menunjukkan pada motif
yang tidak dipelajari atau sering juga digunakan dengan istilah
dorongan, baik itu dorongan fisiologis, maupun dorongan umum.
b. Motif sekunder. Maksudnya menunjukkan pada motif yang
berkembang dalam diri individu karena pengalaman, dan dipelajari.
Sehubungan dengan hal tersebut Sardiman [CITATION Sar14 \n \t \l 1033 ]
mengemukakan ada tiga fungsi motivasi:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas jadi, fungsi motivasi adalah
mendorong dan mengarahan individu untuk melakukan suatu kegiatan

27
terhadap tujuan yang hendak dicapai dengan cara menggerakkan individu
untuk melakukan suatu tindakan dan menyeleksi apa saja yang harus
dilakukan. Kemudian motivasi itu diberikan untuk membangkitkan minat
belajar siswa, memberikan kesempatan kepada siswa dalam memperoleh
hasil yang lebih baik, dan memberikan penguatan kepada siswa, serta
melaksanakan evaluasi.
3. Macam-macam Motivasi Belajar
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang, dengan demikian motivasi atau motif-motif yang
aktif itu sangat bervariasi. Menurut Sardiman [CITATION Sar14 \n \t \l
1033 ] motivasi belajar dapat dibagi menjadi dua antara lain sebagai
berikut:
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya terdiri dari bagian yaitu:
(1) Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, artinya
motif itu ada tanpa dipelajari; (2) Motif-motif yang dipelajari;
maksudnya timbul karena dipelajari.
b. Motivasi jasmaniah dan rohaniah, yang termasuk motivasi jasmaniah
seperti: refleks, insting otomatis, dan nafsu. Adapun yang termasuk
motivasi rohaniah adalah kemauan.
Sumadi Suryabrata dalam [ CITATION Kom16 \l 1033 ] membedakan
motivasi menjadi dua, yakni:
a. Motivasi intrinsik, adalah motif-motif yang berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar. Karena memang dalam diri individu sendiri telah
ada dorongan tersebut. Dalam kegiatan belajar motivasi intrinsiknya
adalah keinginan dari dalam diri siswa sendiri misalnya belajar karena
ingin meraih cita-cita, siswa yang mempunyai keinginan kuat tentunya
akan belajar dengan rajin.
b. Motivasi ekstrinsik, merupakan motif-motif yang berfungsinya karena
adanya perangsangan dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara

28
mutlak motivasi ekstrinsik belajar salah satunya ditunjang oleh guru.
Adapun guru mempunyai tugas untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa dan diharapkan motivasi terus bertahan sampai
seterusnya sehingga siswa akan meminati pelajaran yang diajarkan.
Sedangkan Woodworth dalam [ CITATION Nga17 \l 1033 ]
menggolongkan motif-motif itu menjadi tiga golongan, diantaranya
sebagai berikut:
a. Kebutuhan-kebutuhan organis: yakni motif-motif yang berhubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh, seperti: lapar,
haus, kekurangan zat pembakar, kebutuhan bergerak, tidur atau
beristirahat dan lain sebagainya.
b. Motif-motif yang timbul sekonyong-konyong: ialah motif-motif yang
timbul jika situasi menuntut timbulnya tindakan kegiatan yang cepat
dan kuat dari kita. Dalam hal ini, motif itu timbul bukan atas kemauan
kita, tetapi karena perangsang dari luar yang menarik kita.
c. Motif objektif: adalah yang diarahkan/ditujukan ke suatu objek atau
tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul karena adanya
dorongan dari dalam diri kita.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Menurut Syah [CITATION Muh19 \n \t \l 1033 ] berpendapat bahwa
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar seseorang dapat dibedakan
menjadi tiga macam, antara lain sebagai berikut:
a. Faktor Internal
1) Aspek fisiologis, merupakan kondisi umum jasmani dan
tonus/tegangan otot yang menandai kebugaran organ-organ tubuh
dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti pelajaran. Adapun kondisi kesehatan
indera pendengar dan indera penglihat sangat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan di
kelas.

29
2) Aspek psikologis, adalah kondisi rohani seperti: tingkat
kecerdasan/intelegensi, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, dan
motivasi siswa.
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan sosial, seperti: guru, staf administrasi dan teman-
teman sekelas, masyarakat, tetangga dan teman sebaya dapat
mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
2) Lingkungan non-sosial, meliputi gedung sekolah, letak sekolah,
jarak tempat tinggal dengan sekolah, alat-alat belajar, keadaan
cuaca dan waktu belajar siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar diartikan sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efesiensi
proses pembelajaran materi tertentu.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar itu terdiri dari faktor internal dan faktor
eksternal. Adapun faktor internal meliputi: kondisi fisik dan psikologis.
Sedangkan faktor eksternal meliputi: faktor sosial dan faktor non-sosial.
5. Indikator Motivasi Belajar
Motivasi merupakan kekuatan psikologis yang terpendam namun
tidak merupakan suatu substansi yang dapat diamati, yang dilakukan ialah
mengidentifikasikan beberapa indikator dalam istilah-istilah tertentu.
Menurut Sardiman [CITATION Sar14 \n \t \l 1033 ] indikator itu adalah
sebagai berikut:
a. Tekun menghadapi tugas
Menurut KBBI tekun adalah rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh.
Artinya dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, dan tidak
pernah berhenti sebelum tugas yang diberikan selesai.
b. Ulet menghadapi kesulitan
Menurut KBBI ulet adalah tidak mudah putus asa yang disertai
kemauan keras dalam berusaha mencapai tujuan dan cita-cita. Ulet bisa

30
juga berarti tekun. Karena pada intinya, kedua sikap tersebut sama-
sama mempunyai sifat tidak mudah putus asa. Keduanya mempunyai
sifat yang tidak mudah takluk oleh setiap tantangan dan hambatan yang
ada. Keduanya mempunyai sifat selalu berusaha dan bersifat dinamis.
Kata tulet jika dikaitkan dengan motivasi artinya tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya). Sebab keberhasilan seseorang
dalam menyelesaikan pekerjaannya sangat ditentukan oleh keuletan
dalam menghadapi persoalan yang menyertai proses penyelesaian
masalah tersebut.
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah
Menurut KBBI minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu. Sedangkan menurut Slameto [CITATION Sla15 \n \t \l 1033 ]
minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas. Kata minat tersebut jika dikaitkan dengan belajar maka
pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan luar diri. Artinya semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut maka akan semakin besar minat siswa untuk belajar.
d. Lebih senang bekerja mandiri
Menurut KBBI mandiri adalah tidak bergantung pada orang lain. Kata
mandiri jika dikaitkan dengan motivasi maka siswa dalam mengerjakan
tugas ataupun sedang belajar lebih senang bekerja mandiri dari pada
melihat hasil pekerjaan orang lain (mencontek).
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

31
D. Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Hubungannya
dengan Motivasi Belajar Mereka di Masa Pandemi Covid-19
Berdasarkan uraian sebelumnya, bahwa yang dimaksud dengan motivasi
belajar adalah daya penggerak yang muncul di dalam diri individu, yang
dapat menimbulkan adanya suatu energi dan aktivitas untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh
karena itu, motivasi tidak lepas dari peran seorang guru. Guru harus dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa. Dalam proses belajar mengajar akan
terjadi interaksi antara guru dan siswa, pada proses interaksi tersebut guru
menjadi pusat perhatian siswa, termasuk kompetensi profesional yang
dimilikinya. Dari interaksi tersebut, maka akan tumbuh persepsi dari siswa.
Kemudian proses interaksi antara siswa dengan guru akan menghasilkan
persepsi siswa mengenai sosok gurunya, termasuk kompetensi profesional.
Kompetensi profesional guru adalah kemampuan penguasaan materi yang
luas dan mendalam yang memungkinkan siswa memenuhi standar
kompetensi.
Cara mengajar guru, cara komunikasi guru dengan siswa, cara guru
memberi nilai dan sebagainya, hal itu yang akan membuat persepsi setiap
siswa berbeda-beda. Apabila siswa memiliki persepsi yang positif tentang
kompetensi profesional guru, maka siswa akan memiliki motivasi belajar
yang tinggi dan siswa akan lebih paham materi pelajaran begitu juga
sebaliknya, apabila persepsi siswa negatif, maka siswa akan cenderung
merasa jenuh dalam mengikuti pelajaran. Sebagaimana penjelasan tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru diduga ada hubungannya dengan motivasi belajar mereka di
masa pandemi covid-19.

32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian
yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-
variabel penelitian dengan angka dan memerlukan analisis data dengan
prosedur statistik. Karena yang akan diteliti melalui penelitian ini adalah
masalah atau persoalan yang sedang berlangsung pada masa sekarang, maka
penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Mohammad Ali
[CITATION Moh87 \n \t \l 1033 ] secara umum pelaksanaan penelitian
deskriptif itu sangat sederhana, yaitu mulai dengan perumusan masalah,
pengumpulan dan analisis data untuk menjawab masalah, perumusan
kesimpulan dan penyusunan laporan penelitian. Dalam hal ini Winarno
Surakhmad (1982) mengatakan bahwa pelaksanaan metode deskriptif tidak
terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, akan tetapi
meliputi analisis interpretasi tentang arti dari data itu.
Berdasarkan tujuan penelitian yang ditetapkan maka jenis penelitian ini
termasuk dalam jenis desain penelitian ex-postfacto karena model penelitian
ex-postfacto merupakan model penelitian yang kejadiannya sudah terjadi
sebelum penelitian dilaksanakan. Kemudian model penelitian ex-postfacto
yang akan digunakan adalah jenis correlation study atau yang sering disebut
causal research. Penelitian korelasi merupakan penelitian yang melibatkan
tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan
tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih[ CITATION Erw19 \l 1033 ].
Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui
tingkat hubungan yang ada, penulis akan dapat mengembangkannya sesuai
dengan tujuan penelitian.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini akan mencari
hubungan variabel bebas persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru
(X) dengan variabel terikat motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI

33
di masa pandemi covid-19 (Y). Adapun untuk alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan alat analisis parsial, uji normalitas,
uji korelatif, dan product moment pearson.

B. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan untuk
memecahkan masalah di atas adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif meliputi data tentang persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru (variabel X), dan data tentang motivasi belajar mereka
pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 (variabel Y). Data ini
diperoleh dengan cara observasi, studi literatur, dan wawancara.
Sedangkan data kuantitatif adalah data yang meliputi data hubungannya
antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan
motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi
covid-19. Data ini diperoleh dengan cara penyebaran angket.
2. Sumber Data
a. Data Primer
Menurut Hasan [CITATION Iqb09 \n \t \l 1033 ] data primer adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dilapangan oleh
orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru
(relevan). Adapun data primer dalam penelitian ini adalah data yang
bersumber dari subjek penelitian yakni siswa dan guru SMAN 5
Bandung yang diperoleh dari hasil wawancara dan angket.
b. Data Sekunder
Menurut Hasan [CITATION Iqb09 \n \t \l 1033 ] data sekunder adalah
data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Adapun data sekunder
dalam penelitian ini diperoleh dari buku, jurnal, artikel dan laporan-
laporan penelitian terdahulu.

34
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk penelitian teoritik, penulis menggunakan studi kepustakaan, dan
untuk penelitian empirik menggunakan teknik obsservasi, wawancara dan
angket.
1. Studi Kepustakaan
Dengan teknik ini diharapkan terangkat data-data teoritik, terutama
yang menyangkut pengertian persepsi, kompetensi profesional guru,
motivasi belajar, dan faktor-faktor penunjang serta pendidikan agama
islam sebagai bidang studi di SMA. Karena itu dilihat dari sumbernya,
penulis akan memanfaatkan dan berusaha mendalami terutama ilmu
pendidikan, psikologi, statistika, dan buku-buku yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas penulis.
2. Observasi
Menurut Priatna [CITATION Ted20 \n \t \l 1057 ] observasi adalah
teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena
yang diselidiki. Observasi ini dilakukan untuk menemukan data dan
informasi dari gejala-gejala atau fenomena (kejadian-kejadian/peristiwa-
peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan
yang dirumuskan. Teknik ini dipergunakan karena penulis berkeyakinan
adanya sejumlah data yang hanya dapat dikumpulkan dengan cara
mengamati langsung pada objek yang ditelilti mengingat kenyataan
datanya berorientasi pada fakta. Dalam praktiknya, penelitian dengan
teknik ini akan diarahkan untuk melihat gambaran umum dari lokasi
penelitian, yaitu SMAN 5 Bandung, lingkungan sekolah ataupun kelas
sampai ke fasilitas yang tersedia. Lebih dari itu aspek-aspek praktis yang
perlu diamati meliputi pula pelaksanaan proses belajar mengajar, keadaan
guru-gurunya serta bagaimana pula caranya siswa belajar sampai
bagaimana caranya interaksi antara guru dengan murid atau antara siswa
dengan siswa lainnya.

35
3. Wawancara
Penggunaan teknik ini didasarkan atas pertimbangan: (1) dengan
teknik wawancara penulis akan mendapat data langsung (keterangan
yang jelas); (2) penelitian data dapat diperiksa secara langsung sesuai
dengan kemampuan penulis; (3) jawaban akan lebih berarti dan terarah
serta menunjang terhadap hasil yang diperoleh melalui angket.
Wawancara ditujukan kepada Wakasek bagian Akademik, Guru PAI, dan
Siswa kelas XII IPA SMAN 5 Bandung. Data yang akan diangkat dari
wawancara ini adalah meliputi kondisi umum sekolah, jumlah siswa,
kegiatan belajar mengajar, keadaan murid, keadaan pengajar, serta segala
yang dapat melengkapi data yang dibutuhkan.
4. Angket
Angket adalah alat penelitian berupa daftar pertanyaan atau
pernyataan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden
[ CITATION Nas86 \l 1033 ] . Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto
[CITATION Ari10 \n \t \l 1033 ] angket adalah sejumlah pertanyaan atau
pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal lain yang ia
ketahui. Responden ditentukan berdasarkan teknik sampling. Dengan
demikian angket merupakan suatu alat di dalam pengumpulan data yang
ditujukan kepada para responden yang jumlahnya relatif besar, sehingga
sulit dilakukan observasi dan wawancara. Oleh karena itu, pertimbangan
penulis mempergunakan teknik angket adalah (1) ingin mengumpulkan
data yang banyak dalam waktu yang relatif singkat, sementara jumlah
sampelnya 50 orang; (2) untuk memudahkan responden dalam menjawab
pertanyaan atau pernyataan yang diajukan penulis; (3) untuk
memudahkan menganalisis data; (4) angket diberikan kepada siswa
melalui google form.
Dengan mempertimbangkan uraian di atas, maka dari teknik-teknik
yang digunakan dalam penelitian ini yang paling dominan adalah angket,
karena angket representatif menyangkut orang banyak, yakni sebagian

36
siswa kelas XII IPA SMAN 5 Bandung. Penulis mengambil 20% dari
seluruh populasi yang berjumlah 245 orang yaitu sebanyak 49 orang,
yang dibulatkan menjadi 50 orang. Adapun pertanyaan ataupun
pernyataan akan langsung diarahkan kepada masalah pokok, yaitu
persepsi siswa tentang kompetensi professional guru hubungannya
dengan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa
pandemi covid-19.
Secara operasional data yang diharapkan dapat terangkat melalui
teknik ini adalah, melalui pengajuan sejumlah item pertanyaan atau
pernyataan yang harus dijawab oleh para responden. Sejalan dengan
analisis kuantitatif, setiap item angket sudah dilengkapi dengan alternatif
jawaban yang dapat dipilih oleh mereka. Alternatif jawaban yang akan
dikembangkan adalah jawaban yang disusun berjenjang kedalam lima
option. Dalam penelitian ini, setiap angket menggunakan skala Likert,
yakni skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena atau
fenomena sosial yang terjadi [ CITATION Isk09 \l 1033 ] . Pada penelitian
variabel X skala Likert menggunakan lima pilihan jawaban yaitu, Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Setuju (TS) dan Sangat
Tidak Setuju (STS). Adapun dalam variabel Y skala Likert menggunakan
lima pilihan jawaban yaitu, Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-Kadang
(KK), Jarang (JR), dan Tidak Pernah (TP). Sedangkan orientasi angket
yang diajukan akan bersifat positif dan negatif. Berdasarkan prinsip
tersebut dapat diambil cara penskoran, yaitu jika item angket berorientasi
positif maka siswa yang memilih jawaban skornya 5 = Sangat
Setuju/Selalu (SS/SL), 4 = Setuju/Sering (S/SR), 3 = Ragu-
Ragu/Kadang-Kadang (RR/KK), 2 = Tidak Setuju/Jarang (TS/JR) dan 1
= Sangat Tidak Setuju/Tidak (STS). Sedangkan, jika orientasi item
angket negatif maka sebaliknya, skor 1 = Sangat Setuju (SS), 2 = Setuju
(S), 3 = Ragu-Ragu (RR), 4 = Tidak Setuju (TS) dan 5 = Sangat Tidak
Setuju (STS).

37
D. Teknik Analisis Data
Apabila data telah terkumpul, selanjutnya akan dilakukan analisa data
melalui dua variabel, yaitu analisis logis dan analisis statistik. Data yang
bersifat kualitatif akan dianalisis berdasarkan logika, sedangkan data yang
bersifat kuantitatif akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis Parsial
Analisis parsial adalah pengukuran hubungan antara dua variabel,
dengan mengontrol atau menyesuaikan pengaruh dari satu atau lebih
variabel lainnya. Analisis korelasi parsial ini digunakan untuk
mengetahui kekuatan hubungan antara korelasi kedua variabel dimana
variabel lainnya dianggap berpengaruh dikendalikan atau dibuat tetap
(sebagai variabel control) variabel yang diteliti adalah data rasio maka
teknik yang digunakan adalah korelasi Pearson Product
Moment[CITATION Sug19 \t \l 1033 ].
Analisis ini ditujukan untuk menguji dengan menghitung variabel
X dan Y secara terpisah atau dihitung secara perindikator, adapun
langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
a. Untuk variabel X menggunakan rumus:

M=
∑ FX
N
b. Untuk variabel Y menggunakan rumus:

M=
∑ FY
N
c. Untuk interpretasi variabel X dan Y:
Tabel 3. 1
Interpretasi Analisis Parsial
Skala Kategori
0,50-1,50 Sangat Rendah
1,51-2,50 Rendah
2,51-3,50 Cukup
3,51-4,50 Tinggi
4,51-5,50 Sangat Tinggi
Sumber: Buku [ CITATION Yay19 \l 1033 ]

38
2. Analisis Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk membuktikan normal atau tidaknya
suatu distribusi variabel, yaitu variabel persepsi siswa tentang
kompetensi professional guru (X) dengan motivasi belajar mereka pada
mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 (Y). Adapun uji
normalitas masing-masing variabel dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Mencari Rentang (R), dengan rumus :
R = (Xt-Xr)
[CITATION Yay17 \t \l 1057 ]
b. Mencari Kelas Interval (k) dengan rumus :
k = 1+3,3 Log n
[CITATION Yay17 \t \l 1057 ]
c. Mencari panjang Interval (p) dengan rumus :
p=R:k
[CITATION Yay17 \t \l 1057 ]
d. Menyusun tabel distribusi frekuensi masing-masing variabel
[CITATION Yay17 \t \l 1057 ]
e. Menghitung mean (𝑋̅) dengan rumus :

X̅ =
∑ fi . xi
Σfi
[CITATION Yay17 \t \l 1057 ]
f. Menghitung median (Me) dengan rumus :
1
Me=Bb+ p
2
n−F
f ( )
[CITATION Yay17 \t \l 1057 ]
g. Menghitung modus (Mo) dengan rumus :
S1
Mo=Bb+ p ( )
S 1+ S 2
[CITATION Yay17 \t \l 1057 ]
h. Menghitung harga standar deviasi (SD), dengan rumus :

39
SD=√ n Σfi . x ⅈ 2−¿ ¿ ¿

[CITATION Yay17 \t \l 1057 ]


i. Membuat tabel frekuensi observasi dan ekspektasi masing-masing
variabel.
[CITATION Yay17 \t \l
1057 ]
j. Menentukan harga Chi-Kuadrat (X2), dengan rumus :
2
Oi−Ei
x 2= ∑ ( Ei )
[CITATION Yay17 \t \l 1057 ]
k. Mencari derajat kebebasan (db) dengan rumus :
DB = K-3
[CITATION Yay17 \t \l 1057 ]
l. Menentukan nilai X2 tabel dengan taraf signifikan 5%
[CITATION Yay17
\t \l 1057 ]
m. Pengujian normalitas dengan kriteria sebagai berikut :
- Jika X2 hitung < X2 tabel maka data berdistribusi normal
- Jika X2 hitung > X2 tabel maka data berdistribusi tidak normal.
3. Analisis Uji Korelatif
Analisis uji korelatif atau korelasi merupakan hubungan antara
kedua variabel atau lebih [CITATION Placeholder1 \t \l 1057 ]. Uji korelatif
ini berfungsi untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara
variabel X (persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru) dengan
variabel Y (motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa
pandemi covid-19). Analisis ini digunakan untuk mengetahui keeratan
antara variabel X dengan Y. Adapun Langkah-langkahnya sebagai
berikut:
a. Uji Linieritas Regresi (X) dan (Y)
1) Menentukan persamaan regresi linier dengan rumus:
Y^ =a+bX

40
  Y    X     X   X Y 
i i
2
i i i

n  X     X 
2 2

a) i i

n   X i Yi     X i   Yi 

b)

n  Xi   Xi 
2
 2

[ CITATION Sud05 \l 1057 ]


2) Menentukan linieritas regresi dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Menghitung jumlah kuadrat regresi a (JKa) dengan rumus:
  Yi  2

JKa = n

[ CITATION Sub00 \l 1057 ]


b) Menghitung jumlah kuadrat gabungan antara koefisien a dan b
(JKb/a) dengan rumus :

   X i   Yi  
b X i Yi  

 n 

JKb/a =
[ CITATION Sub00 \l 1057 ]
c) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:
JK res   Y 2  JK a  JK a / b

[ CITATION Sub00 \l 1057 ]


d) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKkk/c) dengan rumus:

   Yi  2

JK kk / c    Yi 2  
 n 

[ CITATION Sub00 \l 1057 ]


e) Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan (JKtc) dengan
rumus:
JKtc = JKres - JKkk
[ CITATION Sub00 \l 1057 ]
f) Menghitung derajat kebebasan kekeliran (dbkk) dengan rumus:
dbkk = n – k
[ CITATION Sub00 \l 1057 ]

41
g) Menghitung jumlah derajat kebebasan ketidakcocokan (dbtc)
dengan rumus:
dbtc = K – 2
[ CITATION Sub00 \l 1057 ]
h) Menghitung jumlah rata-rata kuadrat kekeliruan (RKkk) dengan
rumus:
JK kk
RK kk 
db kk

[ CITATION Sub00 \l 1057 ]


i) Menghitung jumlah nilai F ketidakcocokan (Ftc) dengan rumus:
RK tc
Ftc 
db kk

[ CITATION Sub00 \l 1057 ]


j) Menghitung nilai F dengan taraf signifikansi 5%.
Kriteria pengujiannya:
Jika Ftc < Ftabel maka regresi linier.
Jika Ftc > Ftabel maka regresi tidak linier.
[ CITATION Sub00 \l 1057 ]
b. Menghitung Koefisien Korelasi
1) Jika variabel kedua distribusi normal dan regresinya linier maka
pendekatan korelasinya mengguanakan rumus korelasi product
moment, yaitu:

n ∑ XY −( ∑ X ) (∑ Y )
r xy = 2 2
√[n ∑ X ² ¿−( ∑ X ) ][n ∑Y −(∑ Y )²]¿
[ CITATION Ari10 \l 1057 ]
2) Jika salah satu atau dua variabel tidak normal atau regresinya tidak
linier maka pendekatan korelasinya menggunakan rumus korelasi
rank spearmen, yaitu :
6 D 2
rho XY  1 
N  N 2  1

42
[ CITATION Ari10 \l 1057 ]

c. Uji Hipotesis (Signifikansi Koefisien Korelasi)


1) Menghitung harga (t) dengan rumus:
r n2
t
1 r2
[ CITATION Sud05 \l 1057 ]
2) Menentukan harga t tabel pada taraf signifikansi 5%, dengan
terlebih dahulu menentukan derajat kebebasan (dk/db) dengan
rumus: dk/db = n-2.
3) Membandingkan harga t hitung dengan harga t tabel pada taraf
signifikansi 5%, dengan ketentuan:
Hipotesis diterima jika t hitung > t tabel, sebaliknya
Hipotesis ditolak jika t hitung < t tabel.
d. Uji Pengaruh Data
1) Derajat tidak adanya korelasi (K), rumusnya sebagai berikut :
K = √ 1−r 2
2) Efisiensi ramalan pengaruh (E), rumusnya sebagai berikut :
E = 100 (1 – k)
e. Menentukan Angka Koefisien Korelasi
Sebagai bahan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan
besar atau kecil tinggi rendahnya koefisien korelasi dengan
interpretasi sebagai berikut :
Tabel 3. 2
Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment
Skala Kategori
0,00-0,19 Sangat Rendah
0,20-0,39 Rendah
0,40-0,59 Cukup
0,60-0,79 Tinggi
0,80-1,00 Sangat Tinggi
Sumber: Buku [ CITATION Yay19 \l 1033 ]

43
E. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMAN 5 Bandung yang berlokasi di
Jalan Belitung No. 8, Merdeka, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat
40113, Indonesia. Permasalahan lokasi dipilih sebagai tempat penelitian,
terutama karena terjadinya kesenjangan antara tingginya kompetensi
profesional guru PAI dalam melaksanakan berbagai usaha mendidik atau
membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan masih rendahnya
motivasi siswa untuk belajar, dan ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar
mereka di masa pandemi covid-19.
Disamping penulis berkeyakinan bahwa di lokasi ini cukup tersedia
data dan sumber data yang diperlukan, baik yang berkenaan dengan
kompetensi profesional guru maupun motivasi belajar mereka di masa
pandemi covid-19, juga penulis ingin mengetahui hasil dari penelitian ini
untuk membuktikan teori yang ada dengan kenyataan.

F. Jadwal Penelitian
Tabel 3. 3
Jadwal Penelitian
Januari Juli Agustus
No Tahap Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Pembuatan Proposal
Bimbingan Proposal
3
Penelitian
Seminar Proposal
4
Penelitian
Pengumpulan dan
5
Pengolahan Data
6 Bimbingan Skripsi
7 Penyelesaian Skripsi
8 Sidang Skripsi

Sumber: Data Peneliti

44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Objektif Lapangan Penelitian


1. Sejarah Singkat SMAN 5 Bandung
SMAN 5 Bandung merupakan salah satu lembaga Pendidikan formal
pada tingkat menengah atas yang ada di Provinsi Jawa Barat Indonesia dan
berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional, sama dengan
SMA pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMAN 5
Bandung ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari kelas X
sampai kelas XII.
Secara historis SMAN 5 Bandung didirikan pada tahun 1951 M.
Dilihat dari posisinya, SMAN 5 Bandung terletak di Jalan Belitung No. 8,
Merdeka, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40113, Indonesia.
Pada tahun 2007, sekolah ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan sebelumnya dengan KBK. Kemudian pada tahun 2013 ini
sekolah ini kembali berganti kurikulum menjadi kurikulum 2013.
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, SMAN 5 Bandung ditunjuk
menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) pada tahun 2009
dan mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, serta menjalin
kerjasama dengan beberapa sekolah di Singapura, Malaysia, Australia,
Amerika Serikat, Turki, Jepang dan Inggris.
Dengan dicabutnya program RSBI oleh Mahkamah Konstitusi pada
tahun 2013, maka SMAN 5 Bandung kembali menjadi menjadi Sekolah
Nasional dan berada dalam pengelolaan Pemerintah Kota Bandung.
Seiring dengan alih kelola SMA dan SMK oleh Pemerintah Provinsi sesuai
amanat Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah, maka mulai 1
Januari 2017 SMAN 5 Bandung berada di bawah pengelolaan Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

45
Tabel 4. 1
Profil Sekolah
SMAN 5 Bandung

Informasi
Didirikan : 1951
Jenis : Sekolah Negeri
Akreditasi : A
Nomor Statistik Sekolah : 30.1.02.60.08.061
Nomor Pokok Sekolah : 20219309
Nasional
Kepala Sekolah : Drs. H. Suparman, M.M.Pd.
NIP. 196509281989031004
(sejak 2017-sekarang)
Ketua Komite : H. Yana Mulyana, SE., MM.
Jumlah kelas : 10 kelas setiap tingkat
Jurusan atau peminatan : IPA dan IPS
Rentang kelas : X IPA, X IPS, XI IPA, XI IPS, XII IPA,
XII IPS (8 Kelas IPA, 2 Kelas IPS)
Kurikulum : Kurikulum 2013
Jumlah siswa : ± 1096 siswa (36-40 siswa per kelas)
Status : Negeri
NEM terendah : 36,05 (2017)
Alamat
Lokasi : Jalan Belitung No. 8, Bandung, Jawa
Barat, Indonesia.
Tel./Faks. : +62 22 4206921 (telp)
+62 22 4216385 (fax)
Situs web : http://sman5bdg.sch.id
Surel : sman5bandung@yahoo.com
info.sman5bdg@gmail.com
Lain-lain
Lulusan : Alumni SMAN 5 Bandung
Moto

46
SMAN 5 Bandung
Moto : Strive for Excellence Lima Besar Karena
Kebersamaan.
Sumber: Dokumentasi SMAN 5 Bandung
2. Visi, Misi, Strategi, dan Tujuan Sekolah
Visi
“Sekolah Unggul yang Berdaya Saing Tinggi, Berpijak pada Agama,
Budaya, dan Iptek, serta Berwawasan Lingkungan”
Misi
1. Membentuk karakter dan Kepribadian siswa yang bermartabat,
berwawasan lingkungan, dan berjiwa Pancasila.
2. Mengembangkan kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Spiritual.
3. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Seni, dan Budaya
yang Unggul.
4. Meningkatkan Profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan,
dan akuntabilitas sekolah sebagai pusat pengembangan pendidikan
berdasarkan Standar Nasional dan Internasional.
5. Memperdayakan peran serta Stakeholders dalam penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu dan berdaya saing global berdasarkan
prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Strategi
Adapun strategi yang dijalankan, meliputi:
1) Pengembangan imtak dan iptek:
a. Mengoptimalkan pendidikan agama dan budi pekerti agar
mempunyai ketangguhan akhlak, berdaya juang tinggi sehingga
menjadi warga yang religius dan kreatif.
b. Mengintegrasikan imtak serta iptek dalam lingkup teori maupun
praktik untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Pengembangan lingkungan sekolah:
1) Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dan berwawasan
wiyatamandala.

47
2) Mengupayakan serta memelihara lingkungan sekolah yang bersih,
sehat, dan hijau.
3) Pengembangan profesionalisme seluruh sumber daya manusia.
4) Peningkatan ketangguhan daya saing sehingga mampu berkompetisi
baik secara lokal, nasional, maupun internasional.
5) Peningkatan kedisiplinan pada seluruh warga sekolah.
6) Pengintegrasian potensi sekolah dan masyarakat dalam lingkup
manajemen berbasis sekolah, sehingga terwujud kekuatan sinergis
untuk mencapai hasil optimal.
7) Pengoptimalan korelasi pembelajaran dengan kompetensi peserta didik
sehingga output sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
8) Pengembangan lingkungan sekolah yang demokratis, transparan dan
partisipatif.
Kebijakan Mutu
1. Meningkatkan mutu sumber daya
2. Meningkatkan mutu sumber peserta didik
3. Meningkatkan mutu pelayanan
4. Meningkatkan mutu sistem manajemen sekolah
5. Meningkatkan peran serta stakeholders.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi di SMAN 5 Bandung terdiri dari komite sekolah,
kepala sekolah, kasubag tata usaha, wakasek bidang manajemen mutu,
wakasek bidang akademik, wakasek bidang kesiswaan, wakasek bidang
sarana prasarana, wakasek bidang humas, guru mata pelajaran, bk dan wali
kelas, yang dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini.

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi

Komite Sekolah Kepala Sekolah


Heru Ekowati, S.Pd.,M.Pd

48
Kasubag Tata Usaha
Sutarna, A.Md

Staff Tata Usaha

Wakasek Kesiswaan Wakasek Sarana Prasarana Wakasek Bid. Humas


Siti Hasanah S.Pd Dra. Hj. Rostalasih M.MPd Amat Misnadi, S.Pd.,MPd
M.Pd

Wakasek Manajemen Mutu Wakasek Akademik


Dra. Hj. Henny Wanika, M.Pd Suhendri, S.Pd
Sumber: Dokumentasi SMAN 5 Bandung
4. Keadaan Guru
Dalam proses pembelajaran guru merupakan faktor terpenting, karena
tanpa adanya seorang guru keberhasilan pendidikan tidak dapat tercapai.
Guru juga yang bertanggung jawab terhadap pembinaan perkembangan
pribadi siswa, dan gurulah yang setiap hari membimbing siswa di kelas,
sehingga guru dapat mengetahui perkembangan yang dialami siswa dalam
proses pembelajaran. Guru di SMAN 5 Bandung berjumlah 60 orang.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai keadaan guru di SMAN 5
Bandung dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4. 2
Keadaan Tenaga Pendidik SMAN 5 Bandung
Bidang Jabatan dan
Pendi
No Nama Status Studi yang Tugas
dikan
diajarkan Tambahan
1 Heru Ekowati, S.Pd., M.Pd. S2 PNS Kimia Kepala Sekolah
2 Drs. Bakhrudin, M.Pd. S2 PNS Biologi Wali Kelas
3 Dra Hj. Rostasih, M.M.Pd. S2 PNS PLH Wakasek Sarana
dan Prasarana

49
Bidang Jabatan dan
Pendi
No Nama Status Studi yang Tugas
dikan
diajarkan Tambahan
4 Dra. Henny Warnika, M.Pd. S2 PNS BK Wakasek
Manajemen
Mutu
5 Dra. Hj. Yanti Rumbiyanti, S2 PNS Biologi Kepala LAB
M.Si.
6 Drs. Herman Benyamin, S2 PNS Bahasa Wali Kelas
M.Div. Inggris
7 Djadjang Masum Harjito, S1 PNS Matematika Guru
S.Pd.
8 Dra. Hj. Nining Sugiarti, S1 PNS Biologi Wali Kelas
S.St.
9 Dra. Naningsih S1 PNS Bahasa Wali Kelas
Indonesia
10 Drs. Agus Kurnia S1 PNS Bahasa Staf Sarana
Inggris Prasarana dan
Wali Kelas
11 Drs. Marinsan Habeahan S1 PNS Fisika Wali Kelas
12 Drs. Japar Sidik Indra P, S2 PNS PJOK Wali Kelas
M.M.
13 Julia Mardiana, S.Pd. S1 PNS Matematika Guru
14 Erna Gultom, S.Pd. S2 PNS Matematika Staf Kesiswaan
dan Wali Kelas
15 Dra. Rohanah Andiniwati S1 PNS Biologi Staf Kesiswaan
dan Wali Kelas
16 Benny Amran, S.Pd., M.M. S2 PNS Bahasa Wali Kelas
Inggris
17 Yulia Permanawati, S.Pd. S2 PNS Kimia Staf Kesiswaan
dan Wali Kelas
18 Jajang Priatna, S.Pd. S2 PNS Bahasa Wali Kelas
Indonesia
19 Dra. Hj. Rahmawati, M.Ag. S2 PNS PAI Wali Kelas
20 Suhendri, S.Pd. S1 PNS Ekonomi Wakasek
Akademik

50
Bidang Jabatan dan
Pendi
No Nama Status Studi yang Tugas
dikan
diajarkan Tambahan
21 Drs. Eka Harjanto, M.Pd. S2 PNS Sejarah Wakasek
Kesiswaan
22 Saefudin, S.Pd. S1 PNS Fisika Guru
23 Dra. Gita Oktaviana S1 PNS BK Koordinator BK
24 Tati Patimah, S.Pd. S1 PNS Bahasa Kepala
Indonesia Perpustakaan
dan Wali Kelas
25 Sumarni, S.Pd. S1 PNS PKN Wali Kelas
26 Dede Rustiawan Kusmana, S1 PNS Fisika Wali Kelas
S.Pd.
27 Mustar, S.Pd., M.M. S1 PNS Geografi Staf Kesiswaan
dan Wali Kelas
28 Yadi Setiadi, S.Pd., M.Si. S2 PNS Matematika Wali Kelas
29 Amat Misnandi, S.Pd., S2 PNS Matematika Staf Humas
M.Pd.
30 Agus Ferdiana, S.Pd. S1 PNS Kimia Staf Akademik
dan Wali Kelas
31 Muhsin Saidy Syarif, S.Si. S1 PNS Fisika QC dan Wali
Kelas
32 Eva Puspasari, S.Pd. S1 PNS Fisika Wali Kelas
33 Nunung Nurmayasari, S.Ag. S1 PNS PAI Wali Kelas
34 Adil Teguh Wijaya, S.Kom. S1 PNS Komputer Staf Akademik
dan
Prakarya
35 Sonny Gurniwa, S.Kom. S1 GTT Komputer Staf Akademik
dan dan Wali Kelas
Prakarya
36 Agus Kusmawan, S.S. S1 GTT Bahasa Staf Humas dan
Inggris Wali Kelas
37 Jaja Rusjana, S.Kom. S1 GTT Komputer Staf Akademik
dan dan Wali Kelas
Prakarya
38 Dadan Hamdani, S.Pd. S1 GTT Bahasa Staf Kesiswaan

51
Bidang Jabatan dan
Pendi
No Nama Status Studi yang Tugas
dikan
diajarkan Tambahan
Sunda dan Wali Kelas
39 Rezkini Duntikasari, S.Hut., S2 GTT BK Staf Kesiswaan
M.Pd. dan Wali Kelas
40 Iwan Sanusi, S.Pd.I., M.Pd. S2 GTT PAI Wali Kelas
41 Anggie Noorman R, S.Pd. S1 GTT PJOK Wali Kelas
42 Azhar Majid Hidayat, S.Pd. S1 GTT Matematika Wali Kelas
43 Sinta Yasinta, S.Pd. S1 GTT PJOK Wali Kelas
44 Erlangga Agung Putra, S1 GTT Sejarah Wali Kelas
S.Pd.
45 Annisa Sintha P.N, S.Pd., S2 GTT Sosiologi Wali Kelas
M.Sos.
46 Pani Purwanti S, S.Pd. S1 GTT Bahasa Wali Kelas
Jepang
47 Andri Juliandi, S.Pd. S1 GTT Matematika Wali Kelas
48 Andi Rahman, S.Pd. S1 GTT Matematika Wali Kelas
49 Resa Fajarwati, S.Pd., S2 GTT Kimia Wali Kelas
M.Pd.
50 Repy Hapyan, S.Pd., M.Pd. S2 GTT PKN Wali Kelas
51 Rahendra Andry Irawan, S1 GTT Geografi Wali Kelas
S.Pd.
52 Iqbal Akbarudin, S.Pd.I, S2 GTT PAI Wali Kelas
M.Pd.
53 Fajar Munandar, S.Pd. S1 GTT Sejarah Wali Kelas
54 Rani Quratalayuni, S.Pd., S2 GTT Seni Rupa Wali Kelas
M.Pd.
55 Lanny Puspitasari, S.Pd. S1 GTT Ekonomi Wali Kelas
56 Ahmad Sandi Jaelani, S.Pd. S1 GTT BK Wali Kelas
57 Emria Fitri, M.Pd. S2 GTT BK Wali Kelas
58 Rifandari Erlina, S.Pd. S2 GTT Pendidikan Wali Kelas
M.Kom. Agama
Kristen
59 I Nyoman Nesawan, S.Ag. S1 GTT Pendidikan Wali Kelas
Agama
Hindu
60 Mestiar Habeahan, S.Si., S2 GTT Pendidikan Wali Kelas

52
Bidang Jabatan dan
Pendi
No Nama Status Studi yang Tugas
dikan
diajarkan Tambahan
MA. Agama
Katholik
Sumber: Dokumentasi SMAN 5 Bandung
Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwasannya jumlah tenaga
pendidik di SMAN 5 Bandung terdapat 34 orang PNS dan 26 orang GTT.
Adapun yang mengajarkan mata pelajaran PAI berjumlah 4 orang terdiri
dari 2 orang PNS dan 2 orang GTT.
5. Keadaan Siswa

Tabel 4. 3
Keadaan Siswa SMAN 5 Bandung
Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah Total
L P J L P J L P J L P J
175 168 34 163 19 358 15 193 351 496 556 1052
3 5 8
Sumber: Dokumentasi SMAN 5 Bandung
6. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor penting bagi pelaksanaan
proses belajar mengajar. Untuk menunjang tercapainya tujuan pengajaran,
SMAN 5 Bandung mempunyai sarana dan prasarana yang relatif dapat
memperlancar kegiatan belajar dan pembelajaran. Adapun untuk
mengetahui keadaan sarana dan prasarana di SMAN 5 Bandung dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4. 4
Sarana dan Prasarana
Keadaan Sarana
No Jenis Barang Kondisi Jumlah
1 Meja Guru Baik 64
2 Kursi Guru Baik 64
3 Meja Siswa Baik 1053
4 Kursi Siswa Baik 1053

53
5 Kursi Tamu Baik 3 set
6 Meja Piket / Counter Baik 1
7 Papan Tulis / White Board Baik 30
8 Komputer / Laptop Baik 112/112
9 Lemari Kayu / Besi Baik 60/25
10 Lemari Piala Baik 2
11 Filling Kabinet Baik 6
12 Papan Mading Baik 6
13 Lambang Garuda Baik 41
14 Foto Presiden / Wapres Baik 41
15 Sound Sytem Baik 2 set
16 Papan Data Kelas Baik 30
17 Proyektor Baik 39
18 Printer Baik 19
Keadaan Prasarana
1 Ruang Kepala Sekolah Baik 1
2 Ruang Guru Baik 1
3 Ruang Tata Usaha Baik 1
4 Ruang Wakil Kepala Sekolah Baik 1
5 Ruang Kurikulum Baik 1
6 Ruang BK / BP Baik 1
7 Ruang Perpustakaan Baik 1
8 Ruang Kelas Baik 30
9 Ruang Osis Baik 1
10 Ruang LAB IPA Baik 1
11 Ruang LAB Bahasa Baik 1
12 Ruang PMR Baik 1
13 Ruang Pramuka Baik 1
14 Ruang UKS Baik 1
15 Ruang Komputer Baik 5
16 Ruang Multimedia Baik -
17 Ruang Keterampilan Baik -
18 Ruang Kesenian Baik 1
19 Ruang Aula Baik 2
20 Ruang Praktek / Praktikum Baik -
21 Ruang Dapur Baik 1
22 Ruang Gudang Baik 3
23 Ruang Security Baik 1
24 Ruang Serbaguna Baik -
25 Ruang Masjid / Mushola Baik 1/1
26 Ruang Toilet Guru Baik 3
27 Ruang Toilet Siswa (L) Baik 5
28 Ruang Toilet Siswi (PR) Baik 5
Sumber: Dokumentasi SMAN 5 Bandung

54
Dari data di atas dapat dilihat bahwa jenis sarana dan prasarana di
SMAN 5 Bandung sudah memenuhi syarat sebagai lembaga pendidikan
dan dengan adanya sarana prasarana tersebut dapat membantu
mempermudah dalam melakukan kegiatan belajar mengajar agar proses
pembelajaran dapat berjalan relatif lancar.

B. Hasil Penelitian
1. Realitas Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru
Untuk menganalisis data Variabel X (Persepsi Siswa tentang
Kompetensi Profesional Guru) peneliti mengajukan pernyataan 20 item
soal yang disebarkan kepada siswa sebanyak 50 orang. Pernyataan yang
disebarkan tersebut dikembangkan dari tiap indikator yaitu: (1) Mampu
menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya; (2) Mengerti dan dapat menerapkan metode
pembelajaran yang bervariasi; (3) Mampu mengembangkan dan
menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan; (4)
Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran; (5)
Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. Kemudian
pemberian angket dilakukan dalam jaringan (daring) menggunakan
Google Form yang diberikan melalui WhatsApp Group yang dibuat oleh
peneliti, berhubung saat ini peraturan pemerintah tentang keharusan
menjaga jarak sosial (social distancing) dan adanya peraturan pembatasan
sosial berskala besar (PSBB) juga karena kondisi saat ini sedang di landa
penyebaran wabah Covid-19 maka beberapa instansi ataupun lembaga
pendidikan termasuk SMAN 5 Bandung proses kegiatan belajar
mengajarnya dilaksanakan secara daring dengan memanfaatkan teknologi
dan media yang ada. Sedangkan untuk mengetahui variasi skor yang
diperoleh, peneliti menetapkan skala penilaian yang mengacu pada rentang
nilai terendah 0,5 dan nilai tertinggi 5,5.
Adapun 5 indikator pernyataan yang disebar kepada siswa dirinci
kedalam pernyataan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru

55
dalam bentuk teknik pengumpulan data yakni berupa angket. Peneliti
membuat lima option jawaban berupa pernyataan positif dengan jawaban
skor Sangat Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Ragu-Ragu (RR) = 3, Tidak
Setuju (TS) = 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) = 1. Sedangkan pernyataan
yang negatif dengan jawaban skor Sangat Setuju (SS) = 1, Setuju (S) = 2,
Ragu-Ragu (RR) = 3, Tidak Setuju (TS) = 4 dan Sangat Tidak Setuju
(STS) = 5. Adapun interpretasi hasil perhitungan menggunkan kriteria skor
sebagai berikut:
Tabel 4. 5
Kategori Tinggi Rendahnya Variabel X
Skala Kategori
0,50-1,50 Sangat Rendah
1,51-2,50 Rendah
2,51-3,50 Cukup
3,51-4,50 Tinggi
4,51-5,50 Sangat Tinggi
Sumber: Buku [ CITATION Yay19 \l 1033 ]
a. Analisis Parsial Perindikator (Variabel X)
1) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya
Pada indikator ini terdapat empat item soal pernyataan, dimana
pernyataan soal no 1, 2, 4 positif dan pernyataan soal no 3 negatif.
Pernyataan nomor 1 : Guru PAI mampu menjelaskan materi
pembelajaran secara jelas sehingga mudah dipahami siswa. Hasil
pernyataan no 1 diperoleh jawaban dari 50 responden terdiri dari 11
orang menjawab Sangat Setuju (SS), 35 orang menjawab Setuju, dan 4
orang menjawab Ragu-Ragu (RR). Adapun perhitungan rata-ratanya
adalah {(11 x 5) + (35 x 4) + (4 x 3) : 50} = (55 + 140 + 12) : 50 =
207 : 50 = 4,14. Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa persepsi
siswa tentang kompetensi profesional guru pada indikator mampu
menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada
rentang 3,51-4,50.

56
Pernyataan nomor 2 : Guru PAI memberikan contoh yang kongkrit
dalam menjelaskan materi sehingga siswa lebih paham terhadap
materi. Hasil pernyataan no 2 diperoleh jawaban dari 50 responden
terdiri dari 13 orang menjawab Sangat Setuju (SS), 32 orang menjawab
Setuju (S), dan 5 orang menjawab Ragu-Ragu (RR). Adapun
perhitungan rata-ratanya adalah {(13 x 5) + (32 x 4) + (5 x 3) : 50} =
(65 + 128 + 15) : 50 = 208 : 50 = 4,16. Dengan demikian dapat
diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru pada indikator mampu menangani dan mengembangkan bidang
studi yang menjadi tanggungjawabnya termasuk pada kualifikasi tinggi
karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Pernyataan nomor 3 : Guru PAI kurang mampu menjawab
pertanyaan dari siswa dengan baik. Hasil pernyataan no 3 diperoleh
jawaban dari 50 responden terdiri dari 2 orang menjawab Sangat Setuju
(SS), 7 orang menjawab Setuju (S), 2 orang menjawab Ragu-Ragu (R),
33 orang menjawab Tidak Setuju (TS), dan 6 menjawab Sangat Tidak
Setuju (STS). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(2 x 1) + (7 x 2)
+ (2 x 3) + (33 x 4) + (6 x 5) : 50} = (2 + 14 + 6 + 132 +30) : 50 = 184 :
50 = 3,68. Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa persepsi siswa
tentang kompetensi profesional guru pada indikator mampu menangani
dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya
termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Pernyataan nomor 4 : Guru PAI kurang mampu menjawab
pertanyaan dari siswa dengan baik. Hasil pernyataan no 4 diperoleh
jawaban dari 50 responden terdiri dari 20 orang menjawab Sangat
Setuju (SS), 27 orang menjawab Setuju (S), dan 3 orang menjawab
Ragu-Ragu (RR). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(20 x 5) +
(27 x 4) + (3 x 3) : 50} = (100 + 108 + 9) : 50 = 217 : 50 = 4,34.
Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang
kompetensi profesional guru pada indikator mampu menangani dan

57
mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya
termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Dari keempat item soal pernyataan tersebut dapat diketahui skor
rata-rata akhirnya adalah (4,14 + 4,16 + 3,68 + 4,34) : 4 = 16,32 : 4 =
4,08. Angka tersebut termasuk ke dalam kualifikasi tinggi karena
berada pada rentang 3,51-4,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
indikator mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang
menjadi tanggungjawabnya tergolong tinggi.
2) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi
Pada indikator ini terdapat lima item soal pernyataan, dimana
pernyataan soal no 5, 6, 7 positif dan pernyataan soal no 8, 9 negatif.
Pernyataan nomor 5 : Guru PAI menjelaskan susunan materi
pembelajaran yang akan diajarkan. Hasil pernyataan no 5 diperoleh
jawaban dari 50 responden terdiri dari 18 orang menjawab Sangat
Setuju (SS), 30 orang menjawab Setuju (S), 1 orang menjawab Ragu-
Ragu, dan 1 orang menjawab Tidak Setuju (TS). Adapun perhitungan
rata-ratanya adalah {(18 x 5) + (30 x 4) + (1 x 3) + (1 x 2) : 50} = (90 +
120 + 3 + 2) : 50 = 215 : 50 = 4,3. Dengan demikian dapat diidentifikasi
bahwa persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru pada
indikator mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada rentang
3,51-4,50.
Pernyataan nomor 6 : Guru PAI menjelaskan pokok bahasan yang
akan dipelajari sebelum memulai pelajaran. Hasil pernyataan no 6
diperoleh jawaban dari 50 responden terdiri dari 14 orang menjawab
Sangat Setuju (SS), 32 orang menjawab Setuju (S), dan 4 orang
menjawab Ragu-Ragu (RR). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah
{(14 x 5) + (32 x 4) + (4 x 3) : 50} = (70 + 128 + 12) : 50 = 210 : 50 =
4,2. Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang
kompetensi profesional guru pada indikator mengerti dan dapat

58
menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi termasuk pada
kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Pernyataan nomor 7 : Guru PAI menguasai materi yang diajarkan
dengan baik. Hasil pernyataan no 7 diperoleh jawaban dari 50
responden terdiri dari 28 orang menjawab Sangat Setuju (SS), dan 22
orang menjawab Setuju (S). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah
{(28 x 5) + (22 x 4) : 50} = (140 + 88) : 50 = 228 : 50 = 4,56. Dengan
demikian dapat diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru pada indikator mengerti dan dapat menerapkan metode
pembelajaran yang bervariasi termasuk pada kualifikasi sangat tinggi
karena berada pada rentang 4,51-5,50.
Pernyataan nomor 8 : Guru PAI tidak menguasai materi pelajaran
sehingga ketika siswa bertanya mereka tidak puas dengan jawaban
yang diberikan oleh guru. Hasil pernyataan no 8 diperoleh jawaban dari
50 responden terdiri dari 2 orang menjawab Setuju (S), 29 orang
menjawab Tidak Setuju (TS), dan 19 orang menjawab Sangat Tidak
Setuju (STS). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(2 x 2) + (29 x
4) + (19 x 5) : 50} = (4 + 116 + 95) : 50 = 215 : 50 = 4,3. Dengan
demikian dapat diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru pada indikator mengerti dan dapat menerapkan metode
pembelajaran yang bervariasi termasuk pada kualifikasi tinggi karena
berada pada rentang 3,51-4,50.
Pernyataan nomor 9 : Guru PAI tidak menguasai materi pelajaran
sehingga ketika siswa bertanya mereka tidak puas dengan jawaban
yang diberikan oleh guru. Hasil pernyataan no 9 diperoleh jawaban dari
50 responden terdiri dari 1 orang menjawab Sangat Setuju (SS), 12
orang menjawab Setuju (S), 15 orang menjawab Ragu-Ragu (RR), 16
orang menjawab Tidak Setuju (TS), dan 6 orang menjawab Sangat
Tidak Setuju (STS). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(1 x 1) +
(12 x 2) + (15 x 3) + (16 x 4) + (6 x 5) : 50} = (1 + 24 + 45 + 64 + 30) :
50 = 164 : 50 = 3,28. Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa

59
persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru pada indikator
mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
termasuk pada kualifikasi cukup karena berada pada rentang 2,51-3,50.
Dari kelima item soal pernyataan tersebut dapat diketahui skor rata-
rata akhirnya adalah (4,3 + 4,2 + 4,56 + 4,3 + 3,28) : 5 = 20,64 : 5 =
4,128. Angka tersebut termasuk ke dalam kualifikasi sangat tinggi
karena berada pada rentang 4,51-5,50. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa indikator mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran
yang bervariasi tergolong sangat tinggi.
3) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media
dan sumber belajar yang relevan
Pada indikator ini terdapat empat item soal pernyataan, dimana
pernyataan soal no 10, 11, 13 positif dan pernyataan soal no 12 negatif.
Pernyataan nomor 10 : Guru PAI memanfaatkan internet untuk
menambah wawasan pengetahuan dan memperluas materi yang
diajarkan. Hasil pernyataan no 10 diperoleh jawaban dari 50 responden
terdiri dari 10 orang menjawab Sangat Setuju (SS), 34 orang menjawab
Setuju (S), dan 6 orang menjawab Ragu-Ragu (RR). Adapun
perhitungan rata-ratanya adalah {(10 x 5) + (34 x 4) + (6 x 3) : 50} =
(50 + 136 + 18) : 50 = 204 : 50 = 4,08. Dengan demikian dapat
diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru pada indikator mampu mengembangkan dan menggunakan
berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan termasuk pada
kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Pernyataan nomor 11 : Guru PAI mengaitkan materi yang diajarkan
dengan isu-isu pendidikan islam terbaru yang ramai diberitakan di
media elektronik. Hasil pernyataan no 11 diperoleh jawaban dari 50
responden terdiri dari 11 orang menjawab Sangat Setuju (SS), 27 orang
menjawab Setuju (S), dan 12 orang menjawab Ragu-Ragu (RR).
Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(11 x 5) + (27 x 4) + (12 x
3) : 50} = (55 + 108 + 36) : 50 = 199 : 50 = 3,98. Dengan demikian

60
dapat diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru pada indikator mampu mengembangkan dan
menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan
termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Pernyataan nomor 12 : Guru PAI gaptek dalam menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi. Hasil pernyataan no 12 diperoleh
jawaban dari 50 responden terdiri dari 1 orang menjawab Sangat Setuju
(SS), 4 orang menjawab Setuju (S), 5 orang menjawab Ragu-Ragu
(RR), 33 orang menjawab Tidak Setuju (TS), dan 7 orang menjawab
Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(1
x 1) + (4 x 2) + (5 x 3) + (33 x 4) + (7 x 5) : 50} = (1 + 8 + 15 + 132 +
35) : 50 = 191 : 50 = 3,82. Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa
persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru pada indikator
mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan termasuk pada kualifikasi tinggi karena
berada pada rentang 3,51-4,50.
Pernyataan nomor 13 : Guru memanfaatkan e-learning dan sosial
media sebagai wadah untuk berdiskusi dengan siswa terkait pelajaran
PAI. Hasil pernyataan no 13 diperoleh jawaban dari 50 responden
terdiri dari 7 orang menjawab sangat setuju, 33 orang menjawab Setuju
(S), 8 orang menjawab Ragu-Ragu (RR), 1 orang menjawab Tidak
Setuju, dan 1 orang menjawab Sangat Tidak Setuju. Adapun
perhitungan rata-ratanya adalah {(7 x 5) + (33 x 4) + (8 x 3) + (1 x 2) +
(1 x 1) : 50} = (35 + 132 + 24 + 2 + 1) : 50 = 194 : 50 = 3,88. Dengan
demikian dapat diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru pada indikator mampu mengembangkan dan
menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan
termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Dari keempat item soal pernyataan tersebut dapat diketahui skor
rata-rata akhirnya adalah (4,08 + 3,98 + 3,82 + 3,88) : 5 = 15,76 : 4 =
3,94. Angka tersebut termasuk ke dalam kualifikasi tinggi karena

61
berada pada rentang 3,51-4,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
indikator mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat,
media dan sumber belajar yang relevan tergolong tinggi.
4) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program
pembelajaran
Pada indikator ini terdapat empat item soal pernyataan, dimana
pernyataan soal no 14, 15, 17 positif dan pernyataan soal no 16 negatif.
Pernyataan nomor 14 : Guru PAI mengorganisasikan materi
pembelajaran sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar
yang diajarkan. Hasil pernyataan no 14 diperoleh jawaban dari 50
responden terdiri dari 10 orang menjawab Sangat Setuju (SS), 34 orang
menjawab Setuju (S), dan 6 orang menjawab Ragu-Ragu (RR). Adapun
perhitungan rata-ratanya adalah {(10 x 5) + (34 x 4) + (6 x 3) : 50} =
(50 + 136 + 18) : 50 = 204 : 50 = 4,08. Dengan demikian dapat
diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru pada indikator mampu mengorganisasikan dan melaksanakan
program pembelajaran termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada
pada rentang 3,51-4,50.
Pernyataan nomor 15 : Guru PAI menghubungkan materi yang
diajarkan dengan materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Hasil
pernyataan no 15 diperoleh jawaban dari 50 responden terdiri dari 9
orang menjawab Sangat Setuju (SS), 33 orang menjawab Setuju (S), 6
orang menjawab Ragu-Ragu (RR), dan 2 orang menjawab Tidak Setuju
(TS). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(9 x 5) + (33 x 4) + (6 x
3) + (2 x 2) : 50} = (45 + 132 + 18 + 4) : 50 = 199 : 50 = 3,98. Dengan
demikian dapat diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru pada indikator mampu mengorganisasikan dan
melaksanakan program pembelajaran termasuk pada kualifikasi tinggi
karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Pernyataan nomor 16 : Guru memilih materi yang kurang sesuai
dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar PAI. Hasil pernyataan no

62
16 diperoleh jawaban dari 50 responden terdiri dari 1 orang menjawab
Sangat Setuju (SS), 7 orang menjawab Setuju (S), 11 orang menjawab
Ragu-Ragu (RR), 26 orang menjawab Tidak Setuju (TS), dan 5 orang
menjawab Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun perhitungan rata-ratanya
adalah {(1 x 1) + (7 x 2) + (11 x 3) + (26 x 4) + (5 x 5) : 50} = (1 + 14
+ 33 + 104 + 25) : 50 = 177 : 50 = 3,54. Dengan demikian dapat
diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru pada indikator mampu mengorganisasikan dan melaksanakan
program pembelajaran termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada
pada rentang 3,51-4,50.
Pernyataan nomor 17 : Guru PAI menyampaikan materi
pembelajaran secara sistematis. Hasil pernyataan no 17 diperoleh
jawaban dari 50 responden terdiri dari 5 orang menjawab Sangat Setuju
(SS), 38 orang menjawab Setuju (S), 7 orang menjawab Ragu-Ragu
(RR). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(5 x 5) + (38 x 4) + (7 x
3) : 50} = (25 + 152 + 21) : 50 = 198 : 50 = 3,96. Dengan demikian
dapat diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru pada indikator mampu mengorganisasikan dan
melaksanakan program pembelajaran termasuk pada kualifikasi tinggi
karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Dari keempat item soal pernyataan tersebut dapat diketahui skor
rata-rata akhirnya adalah (4,08 + 3,98 + 3,54 + 3,96) : 5 = 15,56 : 4 =
3,89. Angka tersebut termasuk ke dalam kualifikasi tinggi karena
berada pada rentang 3,51-4,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
indikator mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program
pembelajaran tergolong tinggi.
5) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
Pada indikator ini terdapat tiga item soal pernyataan, dimana
pernyataan soal no 18, 19, dan 20 positif. Pernyataan nomor 18 : Guru
PAI menumbuhkan partisipasi belajar siswa dengan menerapkan
metode-metode pembelajaran baru. Hasil pernyataan no 18 diperoleh

63
jawaban dari 50 responden terdiri dari 6 orang menjawab Sangat Setuju
(SS), 27 orang menjawab Setuju (S), 12 orang menjawab Ragu-Ragu
(RR), 4 orang menjawab Tidak Setuju (TS), dan 1 orang menjawab
Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(6
x 5) + (27 x 4) + (12 x 3) + (4 x 2) + (1 x 1) : 50} = (30 + 108 + 36 + 8
+ 1) : 50 = 183 : 50 = 3,66. Dengan demikian dapat diidentifikasi
bahwa persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru pada
indikator mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Pernyataan nomor 19 : Guru PAI menganalisis kesulitan belajar
siswa dan memberikan solusinya. Hasil pernyataan no 19 diperoleh
jawaban dari 50 responden terdiri dari 5 orang menjawab Sangat Setuju
(SS), 22 orang menjawab Setuju (S), 18 orang menjawab Ragu-Ragu
(RR), dan 5 orang menjawab Tidak Setuju (TS). Adapun perhitungan
rata-ratanya adalah {(5 x 5) + (22 x 4) + (18 x 3) + (5 x 2) : 50} = (25 +
88 + 54 + 10) : 50 = 177 : 50 = 3,54. Dengan demikian dapat
diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru pada indikator mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta
didik termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-
4,50.
Pernyataan nomor 20 : Guru PAI berupaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Hasil pernyataan no 20 diperoleh jawaban dari
50 responden terdiri dari 17 orang menjawab Sangat Setuju (SS), 28
orang menjawab Setuju (S), dan 5 orang menjawab Ragu-Ragu (RR).
Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(17 x 5) + (28 x 4) + (5 x 3) :
50} = (85 + 112 + 15) : 50 = 212 : 50 = 4,24. Dengan demikian dapat
diidentifikasi bahwa persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru pada indikator mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta
didik termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-
4,50.

64
Dari tiga item soal pernyataan tersebut dapat diketahui skor rata-
rata akhirnya adalah (3,66 + 3,54 + 3,24) : 5 = 11,44 : 3 = 3,81. Angka
tersebut termasuk ke dalam kualifikasi tinggi karena berada pada
rentang 3,51-4,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator mampu
melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik tergolong tinggi.
b. Interpretasi Variabel X
Tabel 4. 6
Skor Rata-rata Variabel X
No Indikator Skor Kategori
1 Mampu menangani dan
mengembangkan bidang 4,08 Tinggi
studi yang menjadi
tanggungjawabnya.
2 Mengerti dan dapat
menerapkan metode 4,128 Sangat Tinggi
pembelajaran yang
bervariasi.
3 Mampu mengembangkan
dan menggunakan berbagai 3,94 Tinggi
alat, media dan sumber
belajar yang relevan.
4 Mampu mengorganisasikan
dan melaksanakan program 3,89 Tinggi
pembelajaran.
5 Mampu melaksanakan
evaluasi hasil belajar peserta 3,81 Tinggi
didik.
[ CITATION Tri07 \l 1033 ]
Sumber: Hasil Perhitungan Analisis Parsial Perindikator
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata skor dari
seluruh indikator variabel X yaitu sebesar (4,08 + 4,128 + 3,94 + 3,89 +
3,81) : 5 = 19,848 : 5 = 3,96. Angka ini termasuk kategori tinggi karena
berada pada interval 3,51-4,50. Dengan demikian dapat disimpulkan

65
persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru termasuk kategori
tinggi.
c. Uji Normalitas Variabel X
Uji normalitas ditujukan untuk mengetahui normal atau tidaknya
distribusi frekuensi persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru.
Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan taraf
signifikan 5% diperoleh Chi Square hitung (χ²h) = (8,68) dan harga Chi
Kuadrat tabel (χ²t) = 9,49 hasil perbandingan Chi Square hitung (χ²h)
dengan chi kuadrat tabel (χ²t) menunjukan bahwa chi square hitung
lebih kecil dari chi kuadrat tabel [(χ²h (8,68) ≤ χ²t (9,49)]. Hal ini
menunjukan bahwa data tentang persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru berdistribusi normal.
2. Realitas Motivasi Belajar Mereka pada Mata Pelajaran PAI di Masa
Pandemi Covid-19
Untuk menganalisis data Variabel Y (Motivasi Belajar Mereka pada
Mata Pelajaran PAI di Masa Pandemi Covid-19) peneliti mengajukan
pertanyaan 20 item soal yang disebarkan kepada siswa sebanyak 50 orang.
Pertanyaan yang disebarkan tersebut dikembangkan dari tiap indikator
yaitu: (1) Tekun menghadapi tugas; (2) Ulet menghadapi kesulitan; (3)
Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; (4) Lebih
senang bekerja mandiri; (5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; (6)
Dapat mempertahankan pendapatnya; (7) Tidak mudah melepaskan hal
yang diyakini itu; (8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Kemudian pemberian angket dilakukan dalam jaringan (daring)
menggunakan Google Form yang diberikan melalui WhatsApp Group
yang dibuat oleh peneliti, berhubung saat ini peraturan pemerintah tentang
keharusan menjaga jarak sosial (social distancing) dan adanya peraturan
pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga karena kondisi saat ini
sedang di landa penyebaran wabah Covid-19 maka beberapa instansi
ataupun lembaga pendidikan termasuk SMAN 5 Bandung proses kegiatan
belajar mengajarnya dilaksanakan secara daring dengan memanfaatkan

66
teknologi dan media yang ada. Sedangkan untuk mengetahui variasi skor
yang diperoleh, peneliti menetapkan skala penilaian yang mengacu pada
rentang nilai terendah 0,5 dan nilai tertinggi 5,5.
Adapun 8 indikator pertanyaan yang disebar kepada siswa dirinci
kedalam pertanyaan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di
masa pandemi covid-19 dalam bentuk teknik pengumpulan data yakni
berupa angket. Peneliti membuat lima option jawaban berupa pertanyaan
positif dengan jawaban skor Selalu (SL) = 5, Sering (SR) = 4, Kadang-
Kadang (KK) = 3, Jarang (JR) = 2 dan Tidak Pernah (TP) = 1. Adapun
interpretasi hasil perhitungan menggunkan kriteria skor sebagai berikut:
Tabel 4. 7
Kategori Tinggi Rendahnya Variabel Y
Skala Kategori
0,50-1,50 Sangat Rendah
1,51-2,50 Rendah
2,51-3,50 Cukup
3,51-4,50 Tinggi
4,51-5,50 Sangat Tinggi
Sumber: Buku [ CITATION Yay19 \l 1033 ]

a. Analisis Parsial Perindikator (Variabel Y)


1) Tekun menghadapi tugas
Pada indikator ini terdapat tiga item soal pertanyaan, dimana
pertanyaan soal no 1, 2, dan 3 positif. Pertanyaan nomor 1 : Apakah
kamu mengerjakan tugas PAI dengan sungguh-sungguh? Hasil
pertanyaan no 1 diperoleh jawaban dari 50 responden terdiri dari 28
orang menjawab Selalu (SL), 16 orang menjawab Sering (SR), dan 5
orang menjawab Kadang-Kadang (KK). Adapun perhitungan rata-
ratanya adalah {(28 x 5) + (16 x 4) + (5 x 3) : 50} = (140 + 64 + 15) :
50 = 219 : 50 = 4,38. Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa
motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi
covid-19 pada indikator tekun menghadapi tugas termasuk pada
kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-4,50.

67
Pertanyaan nomor 2 : Apakah kamu mengerjakan tugas PAI dengan
tepat waktu? Hasil pertanyaan no 2 diperoleh jawaban dari 50
responden terdiri dari 15 orang menjawab Selalu (SL), 23 orang
menjawab Sering (SR), dan 12 orang menjawab Kadang-Kadang (KK).
Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(15 x 5) + (23 x 4) + (12 x
3) : 50} = (75 + 92+ 36) : 50 = 203 : 50 = 4,06. Dengan demikian dapat
diidentifikasi bahwa motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI
di masa pandemi covid-19 pada indikator tekun menghadapi tugas
termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Pertanyaan nomor 3 : Apakah setiap ada tugas PAI kamu langsung
mengerjakannya? Hasil pertanyaan no 3 diperoleh jawaban dari 50
responden terdiri dari 8 orang menjawab Selalu (SL), 13 orang
menjawab Sering (SR), 27 orang menjawab Kadang-Kadang (KK) dan
2 orang menjawab Jarang (JR). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah
{(8 x 5) + (13 x 4) + (27 x 3) + (2 x 2) : 50} = (40 + 52 + 81 + 4) : 50 =
177 : 50 = 3,54. Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa motivasi
belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19
pada indikator tekun menghadapi tugas termasuk pada kualifikasi tinggi
karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Dari tiga item soal pertanyaan tersebut dapat diketahui skor rata-rata
akhirnya adalah (4,38 + 4,06 + 3,54) : 3 = 11,98 : 3 = 3,99. Angka
tersebut termasuk ke dalam kualifikasi tinggi karena berada pada
rentang 3,51-4,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator tekun
menghadapi tugas tergolong tinggi.
2) Ulet mengahadapi kesulitan
Pada indikator ini terdapat tiga item soal pertanyaan, dimana
pertanyaan soal no 4, 5, dan 6 positif. Pertanyaan nomor 4 : Apabila
nilai PAI kamu jelek, apakah kamu akan berusaha memperbaikinya?
Hasil pertanyaan no 4 diperoleh jawaban dari 50 responden terdiri dari
38 orang menjawab Selalu (SL), dan 12 orang menjawab Sering (SR).
Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(38 x 5) + (12 x 4) : 50} =

68
(190 + 48) : 50 = 238 : 50 = 4,76. Dengan demikian dapat diidentifikasi
bahwa motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa
pandemi covid-19 pada indikator ulet menghadapi kesulitan termasuk
pada kualifikasi sangat tinggi karena berada pada rentang 4,51-5,50.
Pertanyaan nomor 5 : Apakah kamu akan merasa puas, apabila
dapat mengerjakan soal PAI dengan memperoleh nilai yang baik?
Hasil pertanyaan no 5 diperoleh jawaban dari 50 responden terdiri dari
35 orang menjawab Selalu (SL), 11 orang menjawab Sering (SR), 3
orang menjawab Kadang-Kadang (KK), dan 1 orang menjawab Tidak
Pernah (TP). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(35 x 5) + (11 x
4) + (3 x 3) + (1 x 1) : 50} = (175 + 44 + 9 + 1) : 50 = 229 : 50 = 4,58.
Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa motivasi belajar mereka
pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 pada indikator ulet
menghadapi kesulitan termasuk pada kualifikasi sangat tinggi karena
berada pada rentang 4,51-5,50.
Pertanyaan nomor 6 : Apabila menemukan soal yang sulit, apakah
kamu akan berusaha untuk mengerjakan sampai menemukan
jawabannya? Hasil pertanyaan no 6 diperoleh jawaban dari 50
responden terdiri dari 26 orang menjawab Selalu (SL), 17 orang
menjawab Sering (SR), dan 7 orang menjawab Kadang-Kadang (KK).
Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(26 x 5) + (17 x 4) + (7 x 3) :
50} = (130 + 68 + 21) : 50 = 219 : 50 = 4,38. Dengan demikian dapat
diidentifikasi bahwa motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI
di masa pandemi covid-19 pada indikator ulet menghadapi kesulitan
termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Dari tiga item soal pertanyaan tersebut dapat diketahui skor rata-rata
akhirnya adalah (4,76 + 4,58 + 4,38) : 3 = 13,72 : 3 = 4,57. Angka
tersebut termasuk ke dalam kualifikasi sangat tinggi karena berada pada
rentang 4,51-5,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator tekun
menghadapi kesulitan tergolong sangat tinggi.
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

69
Pada indikator ini terdapat dua item soal pertanyaan, dimana
pertanyaan soal no 7 dan 8 positif. Pertanyaan nomor 7 : Apakah kamu
berusaha bertanya kepada guru mengenai materi yang belum
dipahami? Hasil pertanyaan no 7 diperoleh jawaban dari 50 responden
terdiri dari 4 orang menjawab Selalu (SL), 11 orang menjawab Sering
(SR), 25 orang menjawab Kadang-Kadang (KK), 7 orang menjawab
Jarang (JR) dan 3 orang menjawab Tidak Pernah (TP). Adapun
perhitungan rata-ratanya adalah {(4 x 5) + (11 x 4) + (25 x 3) + (7 x 2)
+ (3 x 1) : 50} = (20 + 44 + 75 + 14 + 3) : 50 = 157 : 50 = 3,12. Dengan
demikian dapat diidentifikasi bahwa motivasi belajar mereka pada mata
pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 pada indikator menunjukkan
minat terhadap bermacam-macam masalah termasuk pada kualifikasi
cukup karena berada pada rentang 2,51-3,50.
Pertanyaan nomor 8 : Apakah kamu berusaha menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru? Hasil pertanyaan no 8 diperoleh jawaban dari
50 responden terdiri dari 8 orang menjawab Selalu (SL), 16 orang
menjawab Sering (SR), 19 orang menjawab Kadang-Kadang (KK), 6
orang menjawab Jarang (JR) dan 1 orang menjawab Tidak Pernah (TP).
Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(8 x 5) + (16 x 4) + (19 x 3) +
(6 x 2) + (1 x 1) : 50} = (40 + 64 + 57 +12 + 1) : 50 = 174 : 50 = 3,48.
Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa motivasi belajar mereka
pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 pada indikator
menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah termasuk pada
kualifikasi cukup karena berada pada rentang 2,51-3,50.
Dari dua item soal pertanyaan tersebut dapat diketahui skor rata-rata
akhirnya adalah (3,12 + 3,48) : 2 = 6,6 : 2 = 3,3. Angka tersebut
termasuk ke dalam kualifikasi cukup karena berada pada rentang 2,51-
3,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator menunjukkan minat
terhadap bermacam-macam masalah tergolong cukup.
4) Lebih senang bekerja mandiri

70
Pada indikator ini terdapat dua item soal pertanyaan, dimana
pertanyaan soal no 9 dan 10 positif. Pertanyaan nomor 9 : Apakah kamu
lebih suka memahami materi sendiri dari pada bertanya kepada guru
atau teman? Hasil pertanyaan no 9 diperoleh jawaban dari 50
responden terdiri dari 17 orang menjawab Selalu (SL), 14 orang
menjawab Sering (SR), 15 orang menjawab Kadang-Kadang (KK), dan
4 orang menjawab Jarang (JR). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah
{(17 x 5) + (14 x 4) + (15 x 3) + (4 x 2) : 50} = (85 + 56 + 45 + 8) : 50
= 194 : 50 = 3,88. Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa
motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi
covid-19 pada indikator lebih senang bekerja mandiri termasuk pada
kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Pertanyaan nomor 10 : Apakah kamu dalam mengerjakan tugas atau
soal mencontoh milik teman? Hasil pertanyaan no 10 diperoleh jawaban
dari 50 responden terdiri dari 3 orang menjawab Selalu (SL), 2 orang
menjawab Sering (SR), 8 orang menjawab Kadang-Kadang (KK), 24
orang menjawab Jarang (JR) dan 13 orang menjawab Tidak Pernah
(TP). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(3 x 5) + (2 x 4) + (8 x
3) + (24 x 2) + (13 x 1) : 50} = (15 + 8 + 24 + 48 + 13) : 50 = 93 : 50 =
1,86. Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa motivasi belajar
mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 pada
indikator lebih senang bekerja mandiri termasuk pada kualifikasi rendah
karena berada pada rentang 1,51-2,50.
Dari dua item soal pertanyaan tersebut dapat diketahui skor rata-rata
akhirnya adalah (3,88 + 1,86) : 2 = 5,74 : 2 = 2,87. Angka tersebut
termasuk ke dalam kualifikasi cukup karena berada pada rentang 2,51-
3,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator lebih senang bekerja
mandiri tergolong cukup.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
Pada indikator ini terdapat dua item soal pertanyaan, dimana
pertanyaan soal no 11 dan 12 positif. Pertanyaan nomor 11 : Apakah

71
kamu senang belajar PAI karena guru mengajar menggunakan dengan
berbagai cara? Hasil pertanyaan no 11 diperoleh jawaban dari 50
responden terdiri dari 11 orang menjawab Selalu (SL), 17 orang
menjawab Sering (SR), 17 orang menjawab Kadang-Kadang (KK), 4
orang menjawab Jarang (JR) dan 1 orang menjawab Tidak Pernah (TP).
Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(11 x 5) + (17 x 4) + (17 x 3)
+ (4 x 2) + (1 x 1) : 50} = (55 + 68 + 51 + 8 + 1) : 50 = 183 : 50 = 3,66.
Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa motivasi belajar mereka
pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 pada indikator
cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin termasuk pada kualifikasi
tinggi karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Pertanyaan nomor 12 : Apakah kamu senang belajar PAI karena
pada saat pembelajaran dibentuk kelompok-kelompok? Hasil
pertanyaan no 12 diperoleh jawaban dari 50 responden terdiri dari 8
orang menjawab Selalu (SL), 12 orang menjawab Sering (SR), 19 orang
menjawab Kadang-Kadang (KK), 9 orang menjawab Jarang (JR), dan 1
orang menjawab Tidak Pernah (TP). Adapun perhitungan rata-ratanya
adalah {(8 x 5) + (12 x 4) + (19 x 3) + (9 x 2) + (1 x 1) : 50} = (40 + 48
+ 57 + 18
+ 1) : 50 = 164 : 50 = 3,28. Dengan demikian dapat diidentifikasi
bahwa motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa
pandemi covid-19 pada indikator cepat bosan pada tugas-tugas yang
rutin termasuk pada kualifikasi cukup karena berada pada rentang 2,51-
3,50.
Dari dua item soal pertanyaan tersebut dapat diketahui skor rata-rata
akhirnya adalah (3,66 + 3,28) : 2 = 6,94 : 2 = 3,47. Angka tersebut
termasuk ke dalam kualifikasi cukup karena berada pada rentang 2,51-
3,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator cepat bosan pada
tugas-tugas yang rutin tergolong cukup.
6) Dapat mempertahankan pendapatnya

72
Pada indikator ini terdapat tiga item soal pertanyaan, dimana
pertanyaan soal no 13, 14 dan 15 positif. Pertanyaan nomor 13 :
Apakah kamu berusaha memberikan pendapat saat diskusi? Hasil
pertanyaan no 13 diperoleh jawaban dari 50 responden terdiri dari 19
orang menjawab Selalu (SL), 14 orang menjawab Sering (SR), 13 orang
menjawab Kadang-Kadang (KK), 3 orang menjawab Jarang (JR), dan 1
orang menjawab Tidak Pernah (TP). Adapun perhitungan rata-ratanya
adalah {(19 x 5) + (14 x 4) + (13 x 3) + (3 x 2) + (1 x 1) : 50} = (95 +
56 + 39 + 6 + 1) : 50 = 197 : 50 = 3,94. Dengan demikian dapat
diidentifikasi bahwa motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI
di masa pandemi covid-19 pada indikator dapat mempertahankan
pendapatnya termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada
rentang 3,51-4,50.
Pertanyaan nomor 14 : Apabila ada pendapat yang berbeda, apakah
kamu akan menanggapinya? Hasil pertanyaan no 14 diperoleh jawaban
dari 50 responden terdiri dari 13 orang menjawab Selalu (SL), 16 orang
menjawab Sering (SR), 16 orang menjawab Kadang-Kadang (KK), dan
4 orang menjawab Jarang (JR). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah
{(13 x 5) + (16 x 4) + (16 x 3) + (4 x 2) : 50} = (65 + 64 + 48 + 8) : 50
= 185 : 50 = 3,7. Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa motivasi
belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19
pada indikator dapat mempertahankan pendapatnya termasuk pada
kualifikasi cukup karena berada pada rentang 2,51-3,50.
Pertanyaan nomor 15 : Apakah kamu mempertahankan pendapat,
pada saat diskusi dengan alasan yang benar? Hasil pertanyaan no 15
diperoleh jawaban dari 50 responden terdiri dari 13 orang menjawab
Selalu (SL), 24 orang menjawab Sering (SR), 11 orang menjawab
Kadang-Kadang (KK), dan 2 orang menjawab Jarang (JR). Adapun
perhitungan rata-ratanya adalah {(13 x 5) + (24 x 4) + (11 x 3) + (2 x 2)
: 50} = (65 + 96 + 33 + 4) : 50 = 198 : 50 = 3,96. Dengan demikian
dapat diidentifikasi bahwa motivasi belajar mereka pada mata pelajaran

73
PAI di masa pandemi covid-19 pada indikator dapat mempertahankan
pendapatnya termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada
rentang 3,51-4,50.
Dari tiga item soal pertanyaan tersebut dapat diketahui skor rata-rata
akhirnya adalah (3,94 + 3,7 + 3,96) : 3 = 11,6 : 3 = 3,86. Angka tersebut
termasuk ke dalam kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-
4,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator dapat
mempertahankan pendapatnya tergolong tinggi.
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
Pada indikator ini terdapat dua item soal pertanyaan, dimana
pertanyaan soal no 16 dan 17 positif. Pertanyaan nomor 16 : Apakah
kamu tidak mudah terpengaruh dengan jawaban teman? Hasil
pertanyaan no 16 diperoleh jawaban dari 50 responden terdiri dari 11
orang menjawab Selalu (SL), 15 orang menjawab Sering (SR), 21 orang
menjawab Kadang-Kadang (KK), dan 3 orang menjawab Jarang (JR).
Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(11 x 5) + (15 x 4) + (21 x 3)
+ (3 x 2) : 50} = (55 + 60 + 63 + 6) : 50 = 184 : 50 = 3,68. Dengan
demikian dapat diidentifikasi bahwa motivasi belajar mereka pada mata
pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 pada indikator tidak mudah
melepaskan hal yang diyakini itu termasuk pada kualifikasi tinggi
karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Pertanyaan nomor 17 : Apakah kamu yakin dapat memperoleh nilai
terbaik, karena tugas-tugas PAI kamu kerjakan dengan baik? Hasil
pertanyaan no 17 diperoleh jawaban dari 50 responden terdiri dari 24
orang menjawab Selalu (SL), 19 orang menjawab Sering (SR), 5 orang
menjawab Kadang-Kadang (KK), dan 2 orang menjawab Jarang (JR).
Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(24 x 5) + (19 x 4) + (5 x 3) +
(2 x 2) : 50} = (129 + 76 + 15 + 4) : 50 = 215 : 50 = 4,3. Dengan
demikian dapat diidentifikasi bahwa motivasi belajar mereka pada mata
pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 pada indikator tidak mudah

74
melepaskan hal yang diyakini itu termasuk pada kualifikasi tinggi
karena berada pada rentang 3,51-4,50.
Dari dua item soal pertanyaan tersebut dapat diketahui skor rata-rata
akhirnya adalah (3,68 + 4,3) : 2 = 7,98 : 2 = 3,99. Angka tersebut
termasuk ke dalam kualifikasi tinggi karena berada pada rentang 3,51-
4,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator tidak mudah
melepaskan hal yang diyakini itu pendapatnya tergolong tinggi.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah soal
Pada indikator ini terdapat tiga item soal pertanyaan, dimana
pertanyaan soal no 18, 19 dan 20 positif. Pertanyaan nomor 18 :
Apakah kamu tertantang untuk mengerjakan soal-soal PAI yang
dianggap sulit oleh teman? Hasil pertanyaan no 18 diperoleh jawaban
dari 50 responden terdiri dari 11 orang menjawab Selalu (SL), 17 orang
menjawab Sering (SR), dan 16 orang menjawab Kadang-Kadang (KK).
Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(11 x 5) + (17 x 4) + (16 x
3) : 50} = (55 + 68 + 48) : 50 = 171 : 50 = 3,42. Dengan demikian dapat
diidentifikasi bahwa motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI
di masa pandemi covid-19 pada indikator senang mencari dan
memecahkan masalah-masalah soal termasuk pada kualifikasi cukup
karena berada pada rentang 2,51-3,50.
Pertanyaan nomor 19 : Apakah kamu senang menyelesaikan soal-
soal latihan di buku paket/LKS sekalipun belum ditugaskan oleh guru
untuk mengerjakannya? Hasil pertanyaan no 19 diperoleh jawaban dari
50 responden terdiri dari 3 orang menjawab Selalu (SL), 6 orang
menjawab Sering (SR), 22 orang menjawab Kadang-Kadang (KK), 15
orang menjawab Jarang (JR) dan 4 orang menjawab Tidak Pernah (TP).
Adapun perhitungan rata-ratanya adalah {(3 x 5) + (6 x 4) + (22 x 3) +
(15 x 2) + (4 x 1) : 50} = (45 + 24 + 66 + 30 + 4) : 50 = 169 : 50 = 3,38.
Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa motivasi belajar mereka
pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 pada indikator

75
senang mencari dan memecahkan masalah-masalah soal termasuk pada
kualifikasi cukup karena berada pada rentang 2,51-3,50.
Pertanyaan nomor 20 : Apakah kamu senang mencari sumber-
sumber lain yang sesuai, untuk menyempurnakan tugas yang akan
kamu kerjakan? Hasil pertanyaan no 20 diperoleh jawaban dari 50
responden terdiri dari 20 orang menjawab Selalu (SL), 15 orang
menjawab Sering (SR), 10 orang menjawab Kadang-Kadang (KK), dan
5 orang menjawab Jarang (JR). Adapun perhitungan rata-ratanya adalah
{(20 x 5) + (15 x 4) + (10 x 3) + (5 x 2) : 50} = (100 + 60 + 30 + 10) :
50 = 200 : 50 = 4. Dengan demikian dapat diidentifikasi bahwa
motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi
covid-19 pada indikator senang mencari dan memecahkan masalah-
masalah soal termasuk pada kualifikasi tinggi karena berada pada
rentang 3,51-4,50.
Dari tiga item soal pertanyaan tersebut dapat diketahui skor rata-rata
akhirnya adalah (3,42 + 3,38 + 4) : 3 = 10,8 : 3 = 3,6. Angka tersebut
termasuk ke dalam kualifikasi cukup karena berada pada rentang 2,51-
3,50. Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator senang mencari dan
memecahkan masalah-masalah soal pendapatnya tergolong cukup.

b. Interpretasi Variabel Y
Tabel 4. 8
Skor Rata-rata Variabel Y
No Indikator Skor Kategori
1 Tekun menghadapi tugas. 3,99 Tinggi

2 Ulet menghadapi kesulitan. 4,57 Sangat Tinggi


3 Menunjukkan minat terhadap 3,3 Cukup
bermacam-macam masalah.
4 Lebih senang bekerja 2,87 Cukup
mandiri.
5 Cepat bosan pada tugas- 3,47 Cukup

76
tugas yang rutin.
6 Dapat mempertahankan 3,86 Tinggi
pendapatnya.
7 Tidak mudah melepaskan hal 3,99 Tinggi
yang diyakini itu.
8 Senang mencari dan 3,6 Cukup
memecahkan masalah soal-
soal.
[ CITATION Sar141 \l 1033 ]
Sumber: Hasil Perhitungan Analisis Parsial Perindikator
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata skor dari
seluruh indikator variabel Y yaitu sebesar (3,99 + 4,57 + 3,3 + 2,87 +
3,47 + 3,86 + 3,99 + 3,6) : 8 = 29,65 : 8 = 3,70. Angka ini termasuk
kategori sangat tinggi karena berada pada interval 4,51-5,50. Dengan
demikian dapat disimpulkan motivasi belajar mereka pada mata
pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 termasuk kategori tinggi.
c. Uji Normalitas Variabel Y
Uji normalitas ditujukan untuk mengetahui normal atau tidaknya
distribusi frekuensi motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di
masa pandemi covid-19. Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir)
dengan menggunakan taraf signifikan 5% diperoleh Chi Square hitung
(χ²h) = (8,68) dan harga Chi Kuadrat tabel (χ²t) = 9,49 hasil
perbandingan Chi Square hitung (χ²h) dengan chi kuadrat tabel (χ²t)
menunjukan bahwa chi square hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel
[(χ²h (8,68) ≤ χ²t (9,49)]. Hal ini menunjukan bahwa data tentang
motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi
covid-19 berdistribusi normal.
3. Realitas Hubungan Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru
Hubungannya dengan Motivasi Belajar Mereka pada Mata Pelajaran PAI
di Masa Pandemi Covid-19
Setelah mengetahui masing variabel penelitian secara terpisah,
proses selanjutnya adalah mengukur hubungan antara persepsi siswa

77
tentang kompetensi profesional guru hubungannya dengan motivasi
belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19. Data
yang dianalisis untuk variabel X dan variabel Y diperoleh dari penyebaran
kuesioner. Adapun hasil dari uji normalitas terhadap data kedua variabel
yang diteliti tersebut berdistribusi normal, maka untuk mencari koefisien
korelasinya menggunakan korelasi product moment.
a. Menentukan Persamaan Regresi Linier
Dari hasil perhitungan (terlampir) persamaan regresi linier
diperoleh harga persamaan regresi linier diperoleh harga (a) sebesar
39,45 dan (b) sebesar 0,45. Jadi persamaan regresi antara variabel
persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru hubungannya
dengan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa
pandemi covid-19 yaitu, Y^ =39,45+ ( 0,45 ) X. Artinya setiap kenaikan
satu satuan sebesar 0,45.
b. Menguji Linieritas Regresi
Untuk menguji linieritas regresi ini, peneliti menggunakan Uji-F.
Berdasarkan teori jika Ftc < Ftabel maka regresi linier dan jika Ftc > Ftabel
maka regresi tidak linier. Adapun dari data yang diperoleh Fhitung = 3,37
dan Ftabel = 4,04. Jika diinterpretasikan Ftc < Ftabel maka dapat diketahui
Regresi Linier.
Tabel 4. 9
Ringkasan Uji Linieritas
Variabel Bebas Variabel Terikat DF Fhitung Ftabel Interpretasi
Persepsi Siwa tentang Motivasi Belajar
Kompetensi Profesional Meraka pada Mata
1 : 48 3,37 4,04 Linier
Guru Pelajaran PAI di Masa
Pandemi Covid-19
Sumber: Hasil Perhitungan Uji Linieritas Regresi
c. Menghitung Harga Koefisien Korelasi
Karena data yang diperoleh berdistribusi normal, maka untuk
mencari koefesien korelasi dari product moment. Berdasarkan
perhitungan (terlampir) bahwa diketahui koefisien korelasi antara
variabel X dan variabel Y sebesar 0,36 angka tersebut dapat identifikasi

78
ke dalam skala konservatif termasuk dalam kriteria rendah karena
berada pada skala 0,20-0,39.
d. Uji Hipotesis
Dari perhitungan koefisien korelasi tersebut diperoleh t-hitung
sebesar 2,86 ≥ dengan derajat kebebasan 48 taraf signifikansi 5%
diperoleh t-tabel sebesar 0,27 dalam keadaan demikian maka H a
diterima yang menyatakan terdapat korelasi positif yang signifikan
antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru
hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI
di masa pandemi covid-19.
Berdasarkan hasil hitungan, dapat diketahui bahwa variabel X
(persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru) mempunyai
derajat pengaruh sebesar 10% terhadap variabel Y (motivasi belajar
mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19). Artinya
bahwa kadar pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi profesional
guru hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran
PAI di masa pandemi covid-19 ini sebesar 10%.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap data-data penelitian, baik
yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Realitas persepsi siswa kelas XII IPA SMAN 5 Bandung tentang
kompetensi profesional guru adalah tinggi. Hal ini berdasarkan pada
perolehan data nilai rata-rata skor dari seluruh indikator variabel X yaitu
sebesar (4,08 + 4,128 + 3,94 + 3,89 + 3,81) : 5 = 19,848 : 5 = 3,96. Angka
ini termasuk kategori tinggi karena berada pada interval 3,51-4,50. Dengan
demikian dapat disimpulkan persepsi siswa tentang kompetensi
profesional guru termasuk kategori tinggi.
2. Realitas motivasi belajar siswa kelas XII IPA SMAN 5 Bandung pada
mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 adalah tinggi. Hal ini
berdasarkan pada perolehan data nilai rata-rata skor dari seluruh indikator

79
variabel Y yaitu sebesar (3,99 + 4,57 + 3,3 + 2,87 + 3,47 + 3,86 + 3,99 +
3,6) : 8 = 29,65 : 8 = 3,70. Angka ini termasuk kategori sangat tinggi
karena berada pada interval 4,51-5,50. Dengan demikian dapat
disimpulkan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa
pandemi covid-19 termasuk kategori tinggi.
3. Adanya korelasi yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang
kompetensi profesional guru hubungannya dengan motivasi belajar
mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19. Kesimpulan
ini diambil berdasarkan interpretasi dari nilai koefisien korelasi antara
variabel X dan variabel Y sebesar 0,36, angka tersebut dapat identifikasi
ke dalam skala konservatif termasuk dalam kriteria rendah karena berada
pada skala 0,20-0,39. Adapun kadar pengaruh variabel persepsi siswa
tentang kompetensi profesional guru hubungannya dengan motivasi
belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 sebesar
10%. Hal ini berarti masih banyak lagi faktor lain sebesar 90% yang
memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar mereka pada mata
pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 selain persepsi siswa tentang
kompetensi profesional guru.
Sebagaimana penjelasan di atas, dari hasil penelitian persepsi siswa
tentang kompetensi profesional guru hubungannya dengan motivasi belajar
mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19, peneliti dapat
mengambil suatu implikasi sebagai berikut:
1. Pesepsi siswa tentang kompetensi profesional guru di SMAN 5 Bandung
terbukti tinggi maka, tingginya persepsi mereka tersebut harus diimbangi
dengan realitas kompetensi guru sebagai guru yang profesional. Pihak
sekolah diharapkan lebih meningkatkan pengawasan dan memotivasi
terhadap seluruh guru PAI yang belum menguasai atau maksimal dalam
wilayah pemahaman kompetensi profesional guru dengan melalui,
meningkatkannya peran MGMP dan KKG serta mendorong seluruh guru
PAI di SMAN 5 Bandung untuk terlibat secara aktif dalam berbagai
kegiatan MGMP dan KKG atau kegiatan pelatihan lainnya.

80
2. Secara empiris diketahui bahwa motivasi siswa kelas XII IPA SMAN 5
Bandung adalah tinggi. Peneliti berharap guru PAI agar senantiasa
meningkatkan motivasi belajar mereka, karena guru harus menjadi pioner
dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan melalui, tingkatkan
kualitas guru, maksimalkan fasilitas pembelajaran, pilih metode
pembelajaran yang tepat, memanfaatkan media pembelajaran dan lakukan
evaluasi pembelajaran.
3. Karena terbukti adanya korelasi yang positif dan signifikan antara persepsi
siswa tentang kompetensi profesional guru hubungannya dengan motivasi
belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19,
dengan kadar pengaruhnya sebesar 10%. Hal ini menunjukkan bahwa
masih ada faktor lain sebesar 90% yang dapat mempengaruhi motivasi
belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 selain
persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru. Kenyataan ini
tentunya mengundang sebuah pertanyaan baru, yaitu faktor apa saja dari
90% tersebut. Tentunya hal ini memerlukan kajian-kajian dan penelitian
lebih lanjut.

81
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Setelah dilakukan dan diperoleh hasil, maka ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru termasuk pada
kategori tinggi dengan rata-rata skor dari seluruh indikator variabel X
yaitu sebesar 3,96 yang berada pada interval 3,51-4,50.
2. Motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-
19 termasuk pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata skor dari seluruh
indikator variabel Y yaitu sebesar 3,70 yang berada pada interval 3,51-
4,50.
3. Korelasi antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru
hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di
masa pandemi covid-19 termasuk pada kategori rendah dengan koefisien
korelasi 0,36 dan kadar pengaruhnya sebesar 10%.

B. Saran
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
baik teoritis maupun praktis, antara lain sebagai berikut:
1. Bagi pembaca, dengan adanya penelitian ini dapat berguna untuk
memperkaya khazanah ilmu pengetahuan, serta memberikan sumbangan
pemikiran dalam membuka cakrawala pemikiran, khususnya korelasi
kompetensi profesional guru mata pelajaran PAI dengan motivasi belajar
di masa pandemi covid-19.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
siswa untuk memahami konsep-konsep ilmiah dan meningkatkan
ketertarikan serta motivasi belajar mereka dalam mempelajari mata

84
pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 kemudian mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan
mempermudah pengambilan tindakan perbaikan untuk selanjutnya dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran, serta hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi masukan bagi guru dalam meningkatkan kompetensi
profesionalnya sebagai guru untuk mengajar yang lebih baik di masa yang
akan datang, sehingga semakin membantu siswa meningkatkan motivasi
belajar di masa pandemi covid-19 pada mata pelajaran PAI.
4. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi
kepala sekolah untuk menentukan kebijakan pengawasan yang mengarah
pada peningkatan kreativitas guru dan perbaikan motivasi belajar siswa di
masa pandemi covid-19 pada mata pelajaran PAI agar dapat meningkat,
serta hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
kepala sekolah dalam menentukan kebijakan peningkatan keprofesionalan
guru dan motivasi belajar siswa di masa pandemi covid-19 di sekolah yang
beliau pimpin.
5. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini dapat berguna sebagai bahan
referensi dan bahan informasi untuk memperoleh gambaran dalam
penelitian yang sejenis ataupun melanjutkan penelitian ini.

85
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Ali, M. (1987). Penelitian Kependidikan. Bandung: Angkasa.
Arikunto. (2010). Prosedur Pendekatan Suatu Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bimo, W. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi.
Juhaya, U. E. (1989). Pengantar Psikologi Umum. Bandung: Angkasa.
Khodijah, N. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka.
Makmun, A. S. (1995). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Muhson, A. (2015). Pedoman Aplikasi Komputer Lanjut. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Nasution. (1986). Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung: Jemaras.
Priatna, T. (2020). Prosedur Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Insan Mandiri.
Purwanto, N. (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rahayu, Y. N. (2019). Statistika Pendidikan. Bandung: CV. Insan Mandiri.
Sardiman. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Sarlito. (2019). Pengantar Psikologi Umum. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
Selvi. (2010). Motivating Factors in Online Courses. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 2(2), 819-824.
Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Soemanto, W. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Sudijono, A. (2006). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, N. (1995). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

86
Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sujanto, A. (1991). Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi. (2015). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sukmadinata, N. S. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, N. S. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sutrisno, H. (2004). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Syah, M. (2019). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Syam, M. N. (1981). Pengertian dan Hukum Dasar Pendidikan dalam Pengantar
Dasar Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Trianto. (2007). Sertifikasi Guru dan Upaya Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi
dan Kesejahteraan. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Uno, H. B. (2009). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Usman, M. U. (1995). Menjadi Guru Profesional . Bandung: Remaja Rosdakarya.
Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

Jurnal:
Harandi. (2015). Effects of E-learning on Students' Motivation. Procedia-Social
and Behavioral Sciences, 181, 423-430.
Hartaji, H. D. (2018). Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik,
Kompetensi Profesional Guru dan Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar
Ekonomi Siswa di SMAN 1 Ngemplak Sleman Tahun Tahun Ajaran 2017/2018.
Yogyakarta: Prodi Ekonomi, Fakultas Ekonomi, UNY.
Maryanto, S. S. (2013). Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi
Pedagogik Guru, Kompetensi Profesional Guru, Fasilitas Belajar dan
Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi

87
Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Ambarawa Tahun Ajaran 2012/2013.
Semarang: Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, UNNES.
Masruroh Lubis, D. Y. (2020). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Berbasis E-Learning (Studi Inovasi Pendidik MTS Medan di Tengah
Wabah Covid-19). Fitrah: Journal of Islamic Education, 1-18.

Naili Rocha, S. S. (2017). Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi


Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru Terhadap Prestasi Belajar
Perpajakan di SMK Negeri 1 Surakarta. Tata Artha, UNS, Vol. 3, No. 3,
94-104.
Wahyuningsih, R. (2017). Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi
Profesional Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Ekonomi di MAN 5 Jombang. Jurnal Pendidikan Ekonomi,
Kewirausahaan, Bisnis dan Manajemen (JPEKBM) E-ISSN : 2581-0707,
Vol. 1, No. 1, STKIP PGRI Jombang, 19-29.

88
LAMPIRAN-LAMPIRAN

89
Lampiran 1 Kisi-Kisi Penelitian
KISI-KISI PENELITIAN
PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MEREKA PADA
MATA PELAJARAN PAI DI MASA PANDEMI COVID-19
(Studi kasus di kelas XII IPA SMAN 5 Bandung)

Tabel
Kisi-kisi Penelitian
No Masalah Indikator SD TPD Item Soal
(Variabel X dan Y)
Persepsi Siswa Positif:
tentang Kompetensi 1. Mendekati
Profesional Guru. 2. Menyukai
3. Menyenangi
4. Mengharapkan
Positif Negatif
Negatif:
1. Menjauhi
2. Menghindari
3. Menolak
[ CITATION
Nga171 \l 1033 ]
1 Dimensi Kompetensi
Profesional Guru:
Mampu menangani Siswa Angke 1, 2, 4 3
dan mengembangkan t
bidang studi yang
menjadi
tanggungjawabnya.
2 Mengerti dan dapat 5, 6, 7 8, 9
menerapkan metode
pembelajaran yang
bervariasi.
3 Mampu 10, 11, 12
mengembangkan dan 13
menggunakan
berbagai alat, media
dan sumber belajar
yang relevan.
4 Mampu 14, 15, 16

90
mengorganisasikan 17
dan melaksanakan
program
pembelajaran.
5 Mampu melaksanakan 18, 19, -
evaluasi hasil belajar 20
peserta didik.
[ CITATION Tri07 \l 1033
]
Jumlah 20
1 Motivasi Belajar Tekun menghadapi 1, 2, 3
Mereka Pada Mata tugas.
Pelajaran PAI di
Masa Pandemi
Covid-19.
2 Ulet menghadapi 4, 5, 6
kesulitan.
3 Menunjukkan minat 7, 8
terhadap bermacam- Siswa Angke
macam masalah. t
4 Lebih senang bekerja 9, 10
mandiri.
5 Cepat bosan pada 11, 12,
tugas-tugas yang
rutin.
6 Dapat 13, 14, 15
mempertahankan
pendapatnya.
7 Tidak mudah 16, 17
melepaskan hal yang
diyakini itu.
8 Senang mencari dan 18, 19, 20
memecahkan masalah
soal-soal.
[ CITATION Sar141 \l
1033 ]
Jumlah 20

91
Lampiran 2 Angket Uji Coba Instrumen
ANGKET UJI COBA INSTRUMEN

Kepada:
Siswa/i Kelas XII IPA
SMAN 5 Kota Bandung
di Tempat

Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penyusunan skripsi untuk menyelesaikan Studi Strata 1
di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung yang berjudul:
“Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Hubungannya dengan
Motivasi Belajar Mereka pada Mata Pelajaran PAI di Masa Pandemi Covid-
19 Studi kasus pada Kelas XII IPA di SMAN 5 Bandung”. Maka peneliti
memohon bantuan dan partisipasi saudara untuk mengisi angket ini.
Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan, peneliti
memohon bantuan saudara untuk memberikan jawaban dengan sikap jujur dan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Adapun jawaban yang saudara berikan
tidak akan mempengaruhi nilai saudara pada mata pelajaran yang bersangkutan,
serta kerahasian indentitas saudara akan peneliti jaga sepenuhnya.
Atas bantuan dan kesedian saudara menjawab angket ini, peneliti ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga Allah SWT mencatat serta
membalas kebaikan saudara semua.

Hormat Saya,
Peneliti

Aldi Ripaldi

92
A. Identitas Responden
Nama Lengkap :
No. Absen :
Kelas :

B. Petunjuk Pengisian
1. Tulislah identitas saudara dengan lengkap pada tempat yang telah
disediakan. Karena identitas yang saudara tuliskan untuk mempermudah
peneliti dalam mengolah data.
2. Baca setiap pernyataan dan pertanyaan dengan teliti dan seksama.
3. Jawablah dengan jujur sesuai dengan keadaan saudara. Karena jawaban
yang saudara berikan tidak akan mempengaruhi nilai saudara pada mata
pelajaran yang bersangkutan.
4. Beri tanda checklist/centang (√) pada salah satu kolom alternatif jawaban.
5. Seluruh pernyataan dan pertanyaan harus dijawab.

Keterangan Angket Variabel X:


SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Keterangan Angket Variabel Y:


SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-Kadang
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah

93
Tabel
Angket Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru
Jawaban
No Pernyataan SS S RR TS STS
Menguasai substansi bidang studi dan
metodologi keilmuan
1 Guru PAI mampu menjelaskan materi
pembelajaran secara jelas sehingga
mudah dipahami siswa.
2 Guru PAI memberikan contoh yang
kongkrit dalam menjelaskan materi
sehingga siswa lebih paham terhadap
materi.
3 Guru PAI kurang mampu menjawab
pertanyaan dari siswa dengan baik.
4 Guru PAI menerapkan konsep-konsep
PAI dalam kehidupan sehari-hari.
Menguasai struktur dan materi
kurikulum bidang studi
5 Guru PAI menjelaskan susunan materi
pembelajaran yang akan diajarkan.
6 Guru PAI menjelaskan pokok bahasan
yang akan dipelajari sebelum memulai
pelajaran.
7 Guru PAI menguasai materi yang
diajarkan dengan baik.
8 Guru PAI tidak menguasai materi
pelajaran sehingga ketika siswa
bertanya mereka tidak puas dengan
jawaban yang diberikan oleh guru.
9 Cara guru menyampaikan pelajaran PAI
kurang menarik sehingga siswa kurang
bersemangat mengikuti pelajaran.
Menguasai dan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran
10 Guru PAI memanfaatkan internet untuk
menambah wawasan pengetahuan dan
memperluas materi yang diajarkan.
11 Guru PAI mengaitkan materi yang
diajarkan dengan isu-isu pendidikan
islam terbaru yang ramai diberitakan di
media elektronik.
12 Guru PAI gaptek dalam menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi.

94
Jawaban
No Pernyataan SS S RR TS STS
Menguasai substansi bidang studi dan
metodologi keilmuan
13 Guru memanfaatkan e-learning dan
sosial media sebagai wadah untuk
berdiskusi dengan siswa terkait
pelajaran PAI.
Mengorganisasikan materi kurikulum
bidang studi
14 Guru PAI mengorganisasikan materi
pembelajaran sesuai dengan kompetensi
inti dan kompetensi dasar yang
diajarkan.
15 Guru PAI menghubungkan materi yang
diajarkan dengan materi yang sudah
dipelajari sebelumnya.
16 Guru memilih materi yang kurang
sesuai dengan kompetensi inti dan
kompetensi dasar PAI.
17 Guru PAI menyampaikan materi
pembelajaran secara sistematis.
Meningkatkan kualitas pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas
18 Guru PAI menumbuhkan partisipasi
belajar siswa dengan menerapkan
metode-metode pembelajaran baru.
19 Guru PAI menganalisis kesulitan
belajar siswa dan memberikan
solusinya.
20 Guru PAI berupaya untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.

95
Tabel
Angket Motivasi Belajar
Jawaban
No Pertanyaan SL SR KK JR TP
Tekun menghadapi tugas
1 Apakah kamu mengerjakan tugas PAI
dengan sungguh-sungguh?
2 Apakah kamu mengerjakan tugas PAI
dengan tepat waktu?
3 Apakah setiap ada tugas PAI kamu
langsung mengerjakannya?
Ulet menghadapi kesulitan
4 Apabila nilai PAI kamu jelek, apakah
kamu akan berusaha memperbaikinya?
5 Apakah kamu akan merasa puas,
apabila dapat mengerjakan soal PAI
dengan memperoleh nilai yang baik?
6 Apabila menemukan soal yang sulit,
apakah kamu akan berusaha untuk
mengerjakan sampai menemukan
jawabannya?
Menunjukkan minat terhadap bermacam-
macam masalah
7 Apakah kamu berusaha bertanya
kepada guru mengenai materi yang
belum dipahami?
8 Apakah kamu berusaha menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru?
Lebih senang bekerja mandiri
9 Apakah kamu lebih suka memahami
materi sendiri dari pada bertanya
kepada guru atau teman?
10 Apakah kamu dalam mengerjakan
tugas atau soal mencontoh milik
teman?
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
11 Apakah kamu senang belajar PAI
karena guru mengajar menggunakan
dengan berbagai cara?
12 Apakah kamu senang belajar PAI
karena pada saat pembelajaran
dibentuk kelompok-kelompok?
Dapat mempertahankan pendapatnya
13 Apakah kamu berusaha memberikan
pendapat saat diskusi?

96
Jawaban
No Pertanyaan SL SR KK JR TP
Tekun menghadapi tugas
14 Apabila ada pendapat yang berbeda,
apakah kamu akan menanggapinya?
15 Apakah kamu mempertahankan
pendapat, pada saat diskusi dengan
alasan yang benar?
Tidak mudah melepaskan hal yang
diyakini itu
16 Apakah kamu tidak mudah terpengaruh
dengan jawaban teman?
17 Apakah kamu yakin dapat memperoleh
nilai terbaik, karena tugas-tugas PAI
kamu kerjakan dengan baik?
Senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal
18 Apakah kamu tertantang untuk
mengerjakan soal-soal PAI yang
dianggap sulit oleh teman?
19 Apakah kamu senang menyelesaikan
soal-soal latihan di buku paket/LKS
sekalipun belum ditugaskan oleh guru
untuk mengerjakannya?
20 Apakah kamu senang mencari sumber-
sumber lain yang sesuai, untuk
menyempurnakan tugas yang akan
kamu kerjakan?

97
Lampiran 3 Data Hasil Penelitian Variabel X
Skor Variabel X
Sko
r Rata-
N Item Soal Variabel X
Responden Nila Rata
o i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 A7-B1 4 4 4 5 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 71 3.55
2 A8-B2 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 70 3.5
3 A9-B3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 86 4.3
4 A10-B4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 77 3.85
5 A11-B5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 96 4.8
6 A12-B6 5 5 4 5 5 4 5 5 4 3 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 85 4.25
7 A13-B7 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78 3.9
8 A14-B8 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 75 3.75
9 A15-B9 4 4 3 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 78 3.9
10 A16-B10 4 4 4 5 5 4 5 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 81 4.05
11 A17-B11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 78 3.9
12 A18-B12 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 5 3 4 4 4 4 3 3 4 79 3.95
13 A19-B13 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 92 4.6
14 A20-B14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 76 3.8
15 A21-B15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 88 4.4
16 A22-B16 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 77 3.85
17 A23-B17 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 70 3.5
18 A24-B18 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 82 4.1
19 A25-B19 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 86 4.3
20 A26-B20 4 4 4 5 5 3 5 4 3 5 4 3 4 4 4 5 4 4 2 3 79 3.95
21 A27-B21 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 74 3.7
22 A28-B22 5 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 83 4.15

98
Sko
r Rata-
N Item Soal Variabel X
Responden Nila Rata
o i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
23 A29-B23 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 88 4.4
24 A30-B24 4 4 4 4 3 4 5 4 1 3 5 1 1 4 5 3 3 1 3 3 65 3.25
25 A31-B25 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 1 5 5 5 5 95 4.75
26 A32-B26 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 3 5 5 4 3 4 4 3 3 4 83 4.15
27 A33-B27 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 3 4 4 4 5 90 4.5
28 A34-B28 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 66 3.3
29 A35-B29 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 81 4.05
30 A36-B30 4 4 4 5 5 4 4 5 2 5 3 5 4 5 4 4 4 5 5 5 86 4.3
31 A37-B31 4 4 2 3 5 5 4 4 2 5 4 4 3 4 4 3 4 2 4 5 75 3.75
32 A38-B32 3 3 2 5 4 4 5 5 3 4 5 4 4 3 4 4 4 3 2 4 75 3.75
33 A39-B33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 77 3.85
34 A40-B34 3 4 4 4 4 3 5 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 5 2 4 74 3.7
35 A41-B35 5 5 4 5 5 4 5 5 3 5 5 3 4 5 4 5 4 3 4 5 88 4.4
36 A42-B36 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 5
37 A43-B37 5 5 4 5 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 3 5 90 4.5
38 A44-B38 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 79 3.95
39 A45-B39 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 75 3.75
40 A46-B40 4 3 4 3 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 73 3.65
41 A47-B41 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 81 4.05
42 A48-B42 4 5 4 4 5 5 4 5 2 4 5 3 5 5 5 5 4 4 3 5 86 4.3
43 A49-B43 4 4 1 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 78 3.9
44 A50-B44 4 3 4 4 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 3 2 2 3 66 3.3
45 A51-B45 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 4.1
46 A52-B46 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 76 3.8
47 A53-B47 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 3 4 74 3.7

99
Sko
r Rata-
N Item Soal Variabel X
Responden Nila Rata
o i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
48 A54-B48 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81 4.05
49 A55-B49 4 4 4 3 4 5 5 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 74 3.7
50 A56-B50 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 3 4 3 4 4 72 3.6
18 21 20 17
3991 199.55
Jumlah 207 208 4 217 215 210 228 5 167 204 199 191 194 6 199 177 198 183 7 212

Lampiran 4 Data Hasil Peneltian Variabel Y


Skor Variabel Y
Skor Rata-
Item Soal Variabel Y
No Nama Siswa Nilai Rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 A7-B1 4 4 3 5 5 4 3 3 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 72 3.6
2 A8-B2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 5
3 A9-B3 5 5 5 5 5 5 3 4 5 1 5 3 3 5 5 3 4 2 2 5 80 4
4 A10-B4 4 4 3 4 5 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 68 3.4
5 A11-B5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 2 4 4 5 3 5 4 5 4 3 5 86 4.3
6 A12-B6 5 5 4 5 5 5 3 5 5 2 5 5 5 5 5 3 5 5 2 5 89 4.45
7 A13-B7 5 4 4 4 5 3 2 2 4 3 4 2 2 3 3 3 4 3 2 4 66 3.3
8 A14-B8 4 4 3 5 5 5 3 3 4 2 4 3 4 5 4 3 5 4 3 5 78 3.9
9 A15-B9 5 4 4 4 4 4 4 4 5 1 3 3 4 4 4 3 4 2 2 4 72 3.6
10 A16-B10 5 4 3 5 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 5 4 4 4 2 4 79 3.95
11 A17-B11 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 96 4.8
12 A18-B12 5 5 3 5 5 3 2 3 3 1 3 2 3 2 3 3 4 2 3 4 64 3.2
13 A19-B13 5 4 4 5 5 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 5 3 2 3 76 3.8

100
Skor Rata-
Item Soal Variabel Y
No Nama Siswa Nilai Rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
14 A20-B14 5 5 5 5 5 5 3 3 3 2 4 3 3 3 3 5 5 4 3 4 78 3.9
15 A21-B15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100 5
16 A22-B16 3 3 3 5 4 5 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 60 3
17 A23-B17 4 4 4 5 5 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 69 3.45
18 A24-B18 5 4 3 5 3 5 4 3 3 2 4 3 4 3 4 2 5 4 3 3 72 3.6
19 A25-B19 4 5 3 5 4 5 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 77 3.85
20 A26-B20 3 4 2 4 5 3 4 4 3 3 4 2 5 4 5 3 4 2 1 2 67 3.35
21 A27-B21 5 4 3 4 4 4 3 2 5 2 2 2 2 2 4 4 4 3 2 3 64 3.2
22 A28-B22 4 4 3 5 5 3 3 2 5 2 5 3 3 3 5 3 3 2 1 2 66 3.3
23 A29-B23 5 5 5 5 5 5 4 5 3 1 5 4 5 5 3 4 4 4 4 5 86 4.3
24 A30-B24 5 4 4 5 5 5 3 3 5 3 3 2 5 5 4 5 5 4 3 5 83 4.15
25 A31-B25 4 4 4 5 5 5 1 3 5 2 5 3 3 3 5 3 5 4 2 5 76 3.8
26 A32-B26 5 3 3 5 5 5 5 4 3 1 3 2 4 3 4 4 5 4 2 2 72 3.6
27 A33-B27 5 3 3 5 5 5 3 3 3 3 5 5 3 5 4 3 5 3 2 3 76 3.8
28 A34-B28 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 2 2 2 63 3.15
29 A35-B29 4 5 4 5 4 4 3 4 4 1 3 2 5 4 2 3 4 3 3 5 72 3.6
30 A36-B30 5 3 3 4 4 5 1 3 5 1 5 5 1 2 4 5 4 5 3 3 71 3.55
31 A37-B31 4 4 3 4 5 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 4 5 4 1 4 73 3.65
32 A38-B32 3 4 3 5 5 5 2 4 5 2 2 3 5 5 5 5 2 5 1 5 76 3.8
33 A39-B33 4 3 3 5 5 5 3 2 3 1 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 71 3.55
34 A40-B34 4 3 3 5 5 4 3 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 3 4 5 74 3.7
35 A41-B35 5 4 3 5 5 5 3 4 5 2 4 4 5 4 4 5 5 5 3 4 84 4.2
36 A42-B36 5 4 4 5 5 5 4 5 5 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 92 4.6
37 A43-B37 5 5 4 5 5 5 4 5 4 2 3 3 5 4 4 4 5 4 4 5 85 4.25
38 A44-B38 4 3 3 4 5 3 1 1 5 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 68 3.4
39 A45-B39 4 3 2 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 5 3 5 69 3.45

101
Skor Rata-
Item Soal Variabel Y
No Nama Siswa Nilai Rata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
40 A46-B40 3 3 3 5 5 4 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 5 3 2 2 61 3.05
41 A47-B41 5 5 4 5 3 4 3 3 4 1 4 3 3 3 4 3 4 3 2 5 71 3.55
42 A48-B42 5 4 3 5 4 5 3 4 3 1 4 3 5 4 4 4 5 4 3 5 78 3.9
43 A49-B43 4 4 3 5 5 4 3 3 3 2 3 5 4 3 4 4 4 3 3 3 72 3.6
44 A50-B44 3 4 3 4 5 4 2 2 4 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 4 59 2.95
45 A51-B45 4 3 3 5 1 5 3 3 4 3 3 4 5 5 5 3 5 4 3 4 75 3.75
46 A52-B46 5 5 4 5 5 4 4 5 3 1 4 3 5 4 3 2 5 4 3 5 79 3.95
47 A53-B47 5 5 5 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 77 3.85
48 A54-B48 4 4 3 5 5 4 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 5 3 3 3 71 3.55
49 A55-B49 5 4 3 5 3 5 3 4 2 2 4 4 5 5 4 5 5 5 3 4 80 4
50 A56-B50 5 5 5 5 5 5 3 3 5 1 1 4 5 4 4 5 5 5 3 5 83 4.15
Jumlah 222 203 177 238 229 219 156 174 194 108 183 168 197 189 198 184 215 183 139 200 3776 188.8

102
Lampiran 5 Hitungan Data Penelitian
HITUNGAN VARIABEL X
1. Analisis Parsial

M=
∑ FX
N
199,55
= = 3,99 = Tinggi
50
2. Uji Normalitas Distribusi
a. Mencari Rentang (R)
Data terbesar – data terkecil
R = (Xt-Xr)
R = 100 – 65 = 35
b. Mencari Kelas Interval (K)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 50
= 6, 60 = 7
c. Mencari panjang Interval (P)
P=R:k
= 35 : 7
=5
d. Menyusun tabel distribusi frekuensi variabel X

Tabel
Distribusi Frekuensi Variabel X
No Nilai Frekuensi X F.X X2 F.X2
1 65-69 3 67 201 4489 13467
2 70-74 9 72 648 5184 46656
3 75-79 16 77 1232 5929 94864
4 80-84 8 82 656 6724 53792
5 85-89 8 87 696 7569 60552
6 90-94 3 92 276 8464 25392
7 95-99 2 97 194 9409 18818
8 100-104 1 102 102 10404 10404
Jumlah 50 4005 58172 323945

103
e. Menghitung Mean ( X´ ¿ ¿

∑ f i . xi
X́ =
∑f i
4005
𝑋̅¿ = 80,1
50
f. Menghitung Median (Me)

Me = Bb + p

= 74,5 + 5 ( 25−12
16 )
= 74,5 + 5 (0,8125)
= 74,5 + 4,0625
= 78,5
g. Menghitung Modus (Mo)

Mo = Bb + p

=74,5+5 ( 7+7 8 )
= 74,5 + 5 (0,47)
= 74,5 + 2,35
= 76,8
h. Menghitung harga standar deviasi (SD), dengan rumus:

SD =

= √50.323945−(4005)2
50(50−1)

=
√ 16197250−16040025
2450
= √ 64,174
= 8,01

104
i. Membuat tabel frekuensi observasi dan ekspektasi masing-masing variabel

Tabel
Frekuensi Observasi dan Ekspektasi masing-masing Variabel
Kelas
No Frekuensi X F.X X - X̅ (X - X̅)2 F(X - X̅)2
Interval
1 65-69 3 67 201 -13 169 507
2 70-74 9 72 648 -8 64 576
3 75-79 16 77 1232 -3 9 144
4 80-84 8 82 656 2 4 32
5 85-89 8 87 696 7 49 392
6 90-94 3 92 276 12 144 432
7 95-99 2 97 194 17 289 578
8 100-104 1 102 102 22 484 484
Jumlah 50 4005 1212 3145

j. Menentukan nilai simpangan baku (s)


∑ fi( xi−x́)2
s= √
n−1

=
√ 3145
49
=√ 64,18
= 8,01
k. Membuat tabel hasil perhitungan Chi Square

Tabel
Hasil Perhitungan Chi Square
N Luas Kumulatif Luas Tiap
Batas Kelas Z Ei Oi
o Z Interval
(-1,95) - (- 3,47
1 64,5 - 69,5 0,0256 - 0.0951 0,0695 3
1,31) 5
(-1,31) - (-
2 69,5 - 74,5 0,0951 - 0.2483 0,1532 7,66 9
0,68)
3 74,5 - 79,5 (-0,68) - (- 0,2483 - 0,5239 0,2756 13,7 16

105
N Luas Kumulatif Luas Tiap
Batas Kelas Z Ei Oi
o Z Interval
0,06) 8
4 79,5 - 84,5 (-0,06) - 0,56 0,5239 - 0,7123 0,1884 9,42 8
8,43
5 84,5 - 89,5 0,56 - 1,18 0,7123 - 0,8810 0,1687 8
5
4,19
6 89,5 - 94,5 1,18 - 1,81 0,8810 - 0,9649 0,0839 3
5
7 94,5 - 99,5 1,81 - 2,43 0,9649 - 0,9925 0,0276 1,38 2
0,11
8 99,5 - 104,5 2,43 - 2,56 0,9925 - 0,9948 0,0023 1
5

l. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval


bataskelas−x́
Z=
s
64,5−80,1
¿
8,01
¿−1,93
m. Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei)
Ei=Luas Interval× F
Ei=0,0695 ×50
¿ 3475
n. Menentukan harga Chi Square hitung
k 2
Oi−Ei
x 2= ∑
i=1
( Ei )
(3−3,47)2 (9−7,66)2 (16−13,7)2 (8−9,42)2 (8−8,43)2 (3−4,19)2 (2−1,38)2 (1−0,11
2
x= + + + + + + +
3,47 7,66 13,7 9,42 8,43 4,19 1,38 0,11
0,22 1,79 5,29 2,01 0,18 1,41 0,38 0,79
x 2= + + + + + + +
3,47 7,66 13,7 9,42 8,43 4,19 1,38 0,11
x 2=0,06+ 0,23+0,38+0,21+0,02+0,33+ 0,27+7,18
x 2=8,68
o. Menentukan Taraf Signifikansi dan Chi Kuadrat Tabel
Ditentukan : α = 5% = 0,05
Dk = k – 3

106
=7–3
=4
X 2 tabel = 9,49
p. Menentukan Kriteria Pengujian
- Jika X2 hitung ≤ X2 tabel, maka data dikatakan normal.
- Jika X2 hitung ≥ X2 tabel, maka data dikatakan tidak normal.
q. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai Chi Kuadrat (X2 hitung) sebesar 8,68 ≤
nilai Chi Kuadrat (X2 tabel) sebesar 9,49 pada taraf signifikansi (α) = 5% maka dapat
disimpulkan variabel X (Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru)
berdistribusi normal.

HITUNGAN VARIABEL Y
1. Analisis Parsial

M=
∑ FY
N
188,8
= = 3,77 = Tinggi
50
2. Uji Normalitas
a. Mencari Rentang (R)
Data terbesar – data terkecil
R = (Yt-Yr)
R = 100 – 59
R = 41
b. Mencari Kelas Interval (K)
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 50
= 6,60 = 7
c. Mencari panjang Interval (P)
P=R:k
= 41 : 7

107
= 5,85 = 6

d. Menyusun tabel distribusi frekuensi variabel Y

Tabel
Distribusi Frekuensi Variabel Y
No Nilai Frekuensi X F.X X2 F.X2
1 59-64 6 61,5 369 3782,25 136161
2 65-70 7 67,5 472,5 4556,25 223256,25
3 71-76 17 73,5 1249,5 5402,25 1561250,25
4 77-82 9 79,5 715,5 6320,25 511940,25
5 83-88 6 85,5 513 7310,25 263169
6 89-94 2 91,5 183 8372,25 33489
7 95-100 3 97,5 292,5 9506,25 85556,25
Jumlah 50 3795 14402025

e. Menghitung Mean (x́)


∑ f i . xi
X́ =
∑f i
3795
𝑋̅¿ = 75,9
50
f. Menghitung median (Me)

Me = Bb + p
1
= 76,5 + 6 2
(
50−30
9 )
= 76,5 + 6 ( 25−30
9 )
= 76,5 + 6 (-0,55)
= 76,5 + (-3,3)
= 73,2
g. Menghitung modus (Mo)

Mo = Bb + p

108
=70,5+6 ( 10+10 8 )
= 70,5 + 6 (0,55)
= 70,5 + 3,3
= 73,8

h. Menghitung harga standar deviasi (SD), dengan rumus:


SD = √ nΣ f i xi 2−¿ ¿ ¿
2
=
√50. 14402025−( 3795 )
50 ( 50−1 )

=
√ 720101250−14402025
2450

=
√ 705699225
2450
= √ 288,040
= 536,5
i. Membuat tabel frekuensi observasi dan ekspektasi masing-masing variabel

Tabel
Frekuensi Observasi dan Ekspektasi masing-masing Variabel
Kelas
Frekuens
No Interva X F.X X - X̅ (X - X̅)2 F(X - X̅)2
i
l
1 59-64 6 61.5 369 -14.02 196.5604 1179.3624
2 65-70 7 67.5 472.5 -8.02 64.3204 450.2428
3 71-76 17 73.5 1249.5 -2.02 4.0804 69.3668
4 77-82 9 79.5 715.5 3.98 15.8404 142.5636
5 83-88 6 85.5 513 9.98 99.6004 597.6024
6 89-94 2 91.5 183 15.98 255.3604 510.7208
7 95-100 3 97.5 292.5 21.98 483.1204 1449.3612
Jumlah 50   3795   1118.8828 4399.22

j. Menentukan nilai simpangan baku (s)


∑ fi( xi− X̅ )2
s= √ ¿
n−1 ¿

109
=
√ 4399,22
49
=√ 87,79
= 9,47

k. Membuat tabel hasil perhitungan Chi Square

Tabel
Hasil Perhitungan Chi Square
N Luas Kumulatif Luas Tiap
Batas Kelas Z Ei Oi
o Z Interval
(-1,83) - (- 4.07
1 58,5 - 64,5 0,0336 - 0,1151 0.0815 6
1,20) 5
(-1,20) - (-
2 64,5 - 70,5 0,1151 - 0,2843 0.1692 8.46 7
0,57)
11.9
3 70,5 - 76,5 (-0,57) - 0,06 0,2843 - 0,5239 0.2396 17
8
11.5
4 76,5 - 82,5 0,06 - 0,69 0,5239 - 0,7549 0.231 9
5
7.66
5 82,5 - 88,5 0,69 - 1,33 0,7549 - 0,9082 0.1533 6
5
6 88,5 - 94,5 1,33 - 1,96 0,9082 - 0,9750 0.0668 3.34 2
7 94,5 - 100,5 1,96 - 2,59 0,9750 - 0,9952 0.0202 1.01 3

l. Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval


bataskelas−x́
Z=
s
58,5−75,9
¿
9,47
¿−1,83
m. Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei)
Ei=Luas Interval× F
Ei=0.0815 ×50
¿ 4.075

110
n. Menentukan harga Chi Square hitung
k 2
Oi−Ei
x =∑2

i=1
( Ei )
(6−4,07)2 (7−8,46)2 (17−11,9)2 (9−11,5)2 (6−7,66)2 (2−3,34)2 (3−1,01)2
¿ + + + + + +
4,07 8,46 11,9 11,5 7,66 3,34 1,01
3,72 2,13 26,01 6,25 2,75 1,79 3,96
¿ + + + + + +
4,07 8,46 11,9 11,5 7,66 3,34 1,01
¿ 0,91+0,25+2,18+ 0,54+0,35+ 0,53+ 3,92
¿ 8,68
o. Menentukan Taraf Signifikansi dan Chi Square Tabel
Ditentukan : α = 5% = 0,05
Dk = k - 3
=7–3=4
X 2 tabel = 9,49

p. Menentukan Kriteria Pengujian


- Jika X2 hitung ≤ X2 tabel, maka data dikatakan normal.
- Jika X2 hitung ≥ X2 tabel, maka data dikatakan tidak normal.
q. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai Chi Kuadrat (X2 hitung) sebesar 8,68 ≤
nilai Chi Kuadrat (X2 tabel) sebesar 9,49 pada taraf signifikansi (α) = 5% maka dapat
disimpulkan variabel Y (Motivasi Belajar Mereka pada Mata Pelajaran PAI di Masa
Pandemi Covid-19) berdistribusi normal.
3. Data variabel X dan Y Analisis Regresi dan Korelasi
Tabel
Data Analisis Regresi dan Korelasi
No X Y X2 Y2 XY
1 71 72 5041 5184 5112
2 70 100 4900 10000 7000
3 86 80 7396 6400 6880
4 77 68 5929 4624 5236
5 96 86 9216 7396 8256
6 85 89 7225 7921 7565
7 78 66 6084 4356 5148
8 75 78 5625 6084 5850

111
No X Y X2 Y2 XY
9 78 72 6084 5184 5616
10 81 79 6561 6241 6399
11 78 96 6084 9216 7488
12 79 64 6241 4096 5056
13 92 76 8464 5776 6992
14 76 78 5776 6084 5928
15 88 100 7744 10000 8800
16 77 60 5929 3600 4620
17 70 69 4900 4761 4830
18 82 72 6724 5184 5904
19 86 77 7396 5929 6622
20 79 67 6241 4489 5293
21 74 64 5476 4096 4736
22 83 66 6889 4356 5478
23 88 86 7744 7396 7568
24 65 83 4225 6889 5395
25 95 76 9025 5776 7220
26 83 72 6889 5184 5976
27 90 76 8100 5776 6840
28 66 63 4356 3969 4158
29 81 72 6561 5184 5832
30 86 71 7396 5041 6106
31 75 73 5625 5329 5475
32 75 76 5625 5776 5700
33 77 71 5929 5041 5467
34 74 74 5476 5476 5476
35 88 84 7744 7056 7392
36 100 92 10000 8464 9200
37 90 85 8100 7225 7650
38 79 68 6241 4624 5372
39 75 69 5625 4761 5175
40 73 61 5329 3721 4453
41 81 71 6561 5041 5751
42 86 78 7396 6084 6708
43 78 72 6084 5184 5616
44 66 59 4356 3481 3894
45 82 75 6724 5625 6150
46 76 79 5776 6241 6004
47 74 77 5476 5929 5698
48 81 71 6561 5041 5751
49 74 80 5476 6400 5920
50 72 83 5184 6889 5976
Total 3991 3776 321509 289580 302732

112
4. Menghitung Persamaan Regresi
a. Menentukan rumus persamaan linieritas regresi
  Y  X     X   X Y 
i i
2
i i i

n  X     X 
2 2

a= i i

( 3776 ) (321509 )−(3991)(302732)


=
50 ( 321509 )−(3991)²
(1214017984)−(1208203412)
=
( 16075450 ) −(15928081)
5814572
= = 39,45
147369
n   X i Yi     X i   Yi 

b= 
n  Xi   Xi 
2
 2

50 ( 302732 ) −(3991)(3776)
=
50 ( 321509 ) −(3991)²
(15136600)−( 15070016)
=
(16075450)−(15928081)
66584
= = 0,45
147369
Y^ =a+bX
Y^ =39,45+ ( 0,45 ) X

b. Menentukan jumlah kuadrat regresi a {𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎)}


1) Menghitung jumlah kuadrat regresi a (JKa)
  Yi  2

JKa = n

(3776) ²
JKa =
50
14258176
JKa = = 285,1
50
2) Menghitung jumlah kuadrat gabungan antara koefisien a dan b (JKb/a)

113
( ∑ X i)( ∑ Y i )
JKb/a = b {∑ X i Y i− n }
(3991)(3776)
JKb/a = 0,45{302732 - }
50
JKb/a = (0,45) (1332) = 599,4
3) Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres)
JK res   Y 2  JK a  JK a / b

JK res=¿ 3776−28 5,1−599,4 ¿


JK res=¿ 2891,5¿

Tabel
Data untuk Analisis Kuadrat Kekeliruan
X Kelompok N Y
65 1 1 72
66 100
2 2
66 80
70 68
3 2
70 86
71 4 1 89
72 5 1 66
73 6 1 78
74 72
74 79
7 4
74 96
74 64
75 76
75 78
8 4
75 100
75 60
76 69
9 2
76 72
77 77
77 10 3 67
77 64
78 66
78 86
11 4
78 83
78 76

114
X Kelompok N Y
79 72
79 12 3 76
79 63
81 72
81 71
13 4
81 73
81 76
82 71
14 2
82 74
83 84
15 2
83 92
85 16 1 85
86 68
17 4
86 69
86 61
86 71
88 78
88 18 3 72
88 59
90 75
19 2
90 79
92 20 1 77
95 21 1 71
96 22 1 80
100 23 1 83

c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres)


2

JKkk/c = ∑
{∑ 2
Yi −
( ∑ Yi )
n }
JKkk/c¿ ¿
= 200 + 162 + 557 + 811 + 5 + 93 + 237 + 89 + 14 + 5 + 32 + 57 + 189 + 8
= 2459
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a {𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔(𝑎)}
JKtc = JKres - JKkk/c

115
JKtc = 2891,5 - 2459
JKtc = 432,5
e. Menghitung derajat kebebasan kekeliran (dbkk)
dbkk = n – k
dbkk = 50 – 23
= 27
f. Menghitung jumlah derajat kebebasan ketidakcocokan (dbtc)
dbtc = k – 2
dbtc = 23 – 2
= 21
g. Menghitung jumlah rata-rata kuadrat kekeliruan (RKkk)
JK kk
RK kk 
db kk

2459
RKkk =
27
= 91,07
h. Menghitung jumlah nilai F ketidakcocokan (Ftc)
RK tc
Ftc 
db kk

91,07
Ftc =
27
= 3,37
i. Menghitung nilai F dengan taraf signifikansi 5%.
Menentukan nilai F pada Tabel F, dengan terlebih dahulu menentukan derajat
kebebasan pembilang dan derajat kebebasan pada taraf signifikasi 5%.
Ftabel : Fα (db1 / db2)
db1 = k – 1 = 2 – 1 = 1
db2 = n – k = 50 – 2 = 48
Ftabel : (5%) (1) (48) = 4,04
j. Interpretasi linieritas dengan kriteria pengujiannya :
Jika Ftc < Ftabel maka regresi linier.
Jika Ftc > Ftabel maka regresi tidak linier.

116
Dari data yang diperoleh Fhitung = 3,37 dan Ftabel = 4,04. Jika diinterpretasikan Ftc <
Ftabel maka dapat diketahui Regresi Linier.
Tabel
Ringkasan Uji Linieritas
Variabel Bebas Variabel Terikat DF Fhitung Ftabel Interpretasi
Persepsi Siwa tentang Motivasi Belajar
Kompetensi Meraka pada Mata
Profesional Guru Pelajaran PAI di 1 : 48 3,37 4,04 Linier
Masa Pandemi
Covid-19

5. Menghitung Koefesien Korelasi


n ∑ XY −( ∑ X ) (∑ Y )
r xy =
√[n ∑ X ² ¿−( ∑ X )2 ][n ∑Y 2−(∑ Y )²]¿
50 (3 02732)−( 3991 ) (3776)
r xy = 2
√[50(321509)¿ −( 3991 ) ] [50(289580)−(3776)²]¿
1 5136600−15070016
r xy =
√[(16075450)¿−( 15928081 ) (14479000)−(14258176)]¿
6 6584
r xy =
√ (147369 )(220824)
6 6584
r xy =
√(32542612056)
6 6584
r xy =
180395,71
r xy =0 , 36
α = 5% = 0,05
dk = n – k
= 50 – 2
= 48
= 0,27
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, ternyata nilai korelasi antara variabel X dan
variabel Y tidak bertanda negatif. Berarti diantara kedua variabel tersebut terdapat
korelasi positif, dengan melihat besarnya “r” (yaitu = 0,36) berkisar antara 0,20-0,39
berarti bisa dikategorikan ke dalam korelasi positif yang rendah.
6. Menguji Hipotesis

117
a. Menentukan Nilai-T
r √ n−1
t=
√ 1−r 2
0,36 √50−1
t=
√1−(0,36 ¿¿ 2) ¿
0,36(7)
t=
√1−0,12
2,52
t=
0,88
¿ 2,86
b. Derajat Kebebasan
dk = n – k
= 50 – 2
= 48
= 0,27
c. Ttabel 5% = 0,27
d. Pengujian Hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut:
Ha : Adanya korelasi positif yang signifikan antara persepsi siswa tentang
kompetensi profesional guru hubungannya dengan motivasi belajar
mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19.
H0 : Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara persepsi siswa tentang
kompetensi profesional guru hubungannya dengan motivasi belajar
mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19.
Berdasarkan perhitungan di atas, t-hitung 2,86 ≥ dari t-tabel 0,27 dalam keadaan
demikian maka Ha diterima. Artinya terdapat korelasi positif yang signifikan antara
persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru hubungannya dengan motivasi
belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19.
e. Uji Pengaruh antara Variabel X dengan Variabel Y
1) Menentukan Harga k
k =√ 1−r 2
k =√ 1−( 0,36)2
k =√ 1−0,12

118
k =√ 0,88
k =0,9
2) Menentukan Harga E
E = 100 (1-k)
E = 100 (1-0,9)
E = 100 (0,1)
E = 10%
Berdasarkan hasil hitungan, dapat diketahui bahwa variabel X (persepsi siswa
tentang kompetensi profesional guru) mempunyai derajat pengaruh sebesar 10%
terhadap variabel Y (motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI di masa
pandemi covid-19). Artinya bahwa kadar pengaruh persepsi siswa tentang
kompetensi profesional guru hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada
mata pelajaran PAI di masa pandemi covid-19 ini sebesar 10%.

119
Lampiran 6 Pembuatan Link Angket Melalui Google Form

120
Lampiran 7 Pengisian Angket Melalui Google Form

121
122
Lampiran 8 Dokomentasi Studi Pendahuluan

123
124
125
Lampiran 9 SK Pembimbing

126
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian Kampus

127
Lampiran 11 Surat Keterangan Kesbangpol Pemprov Jabar

128
Lampiran 12 Surat Rekomendasi Dinas Pendidikan Pemprov Jabar

129
Lampiran 13 Keterangan Balasan Penelitian SMAN 5 Bandung

130
Lampiran 14 Check Plagiarism

131
RIWAYAT HIDUP

Aldi Ripaldi lahir di Cianjur, 05 Januari 2000 ia merupakan putra pertama


dari dua bersaudara, pasangan dari Bapak Dadan Budiawan dan Ibu Neng
Robiana yang bertempat tinggal di Jalan Pangeran Hidayatullah Gang
Dipawangi II No. 14, Kelurahan Sawahgede (43212), Kecamatan Cianjur,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Adapun jenjang
pendidikan dan pengalaman sebagai berikut:
a. Pendidikan Formal
No Jenjang Pendidikan Nama Sekolah Tahun Masuk Tahun Lulus
1 SD SDN Sindang Barang 2 2005 2007
2 SD SDN Pasir Hayam 2007 2011
3 MTS MTsN 6 Cianjur 2011 2014
4 MA MAN 1 Cianjur 2014 2017
5 S1 UIN Sunan Gunung 2017 2021
Djati Bandung

b. Pendidikan Informal
No Jenjang Pendidikan Tahun
1 Workshop Mugi 2014
2 Leadership Training dan Seribu 2014
3 Training For Teller 2015
4 Leadership Training dan Seribu 2015
5 Seminar MES PD Kab. Cianjur 2015
6 Seminar KOPMA FAI UNSUR 2016
7 Seminar ICMI ORDA Kab. Cianjur 2016
8 Bassic Training Perbankan Syariah 2016
9 Sanlat Wirausaha dan TUBISA 2016
10 Basic Training (LK 1) HMI Komisariat Tarbiyah 2017
Cabang Kab. Bandung
11 Training Of Trainer (TOT) HMI Komisariat Tarbiyah 2018
Cabang Kab. Bandung

c. Pengalaman Organisasi
1. Organisasi di MA
No Nama Organisasi Jabatan Tahun
1 Islamic Mini Banking (IMB) MAN 1 Direktur Utama 2015-2016
Cianjur

132
No Nama Organisasi Jabatan Tahun
2 Asosiasi IPS MAN 1 Cianjur (AIM) Wakil Ketua Umum 2015-2016
3 Komunitas Pelajar Peduli Palestina (KP3) Bendahara Umum 2015-2016
MAN 1 Cianjur
4 Palang Merah Remaja (PMR) MAN 1 Anggota 2015-2016
Cianjur
5 Ikatan Alumni Islamic Mini Banking Ketua Umum 2017-Sekarang
(IKA IMB) MAN 1 Cianjur

2. Organisasi di Kampus
No Nama Organisasi Jabatan Tahun
1 Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Seretaris Bidang 2018-2019
PAI Kabinet Rausyan Fikr Pengembangan
Intelektual (Sebelum
Restruktur)

Seretaris Bidang
Pengembangan
Aparatur Organisasi
(Sesudah Restruktur)
2 Lembaga Dakwah Mahasiswa (LDM) Anggota 2017-2018
3 PADUS HMJ PAI Anggota 2017-2018
4 Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ketua Bidang 2019-2020
PAI Kabinet Inteligensi Pengembangan
Intelektual
5 Senat Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Sekretaris Jenderal 2020-2021
Keguruan (SEMA-FTK)
6 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Anggota 2017-2018
7 Himpunan Mahasiswa Tjiandjur Anggota 2017-2018
(HIMAT)
8 Keluarga Mahasiswa Cianjur (KEMACI) Ketua Umum 2020-2021
9 Senat Mahasiswa Tarbiyah PTKIN se- Anggota Komisi A 2021-2022
Indonesia (FORNASSETA)

3. Organisasi di Masyarakat
No Nama Organisasi Jabatan Tahun
1 Ikatan Remaja Masjid Darul Mu’min Anggota 2014-2015
(IRMADA)
2 Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Sekretaris 2021-2024
Maalikul Hikmah

133
d. Pengalaman Bekerja
No Nama Instansi/PT Status Tahun
1 PT. Darul Taqwa Toserba Selamat Magang 2011, 2012, 2014,
Cianjur 2016
2 DPU Daarut Tauhid Cabang Kota Magang 2017
Sukabumi
3 SMP Laboratorium Percontohan UPI Guru Infal 2021
Kampus Cibiru Kab. Bandung
4 SDN Percobaan Cileunyi Kab. Guru Honorer 2021
Bandung

134

Anda mungkin juga menyukai