Kelompok 3 :
Ainaya Nur Fatihah (F0118004)
Annida Sifa Utami (F0118013)
Annisa Silmy (F0118014)
Dzaky Ahmad (F0118033)
Farhan Faturohman (F0118044)
Irfani Latif (F0118053)
Thoriq Kamaludin (F0118095)
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan berada pada angka 5,1% pada 2020.
Perkiraan tersebut dirilis oleh World Bank dalam laporan kuartalan edisi Desember
2019 pada Rabu (11/12/2019). Lead Economist for Indonesia dari World Bank
Frederico Gil Sander menyebutkan, kondisi perekonomian global yang tak menentu
akibat ketegangan perdagangan internasional berimbas pada melambatnya penggerak
pertumbuhan domestik Indonesia. Ketegangan perdagangan internasional
diperkirakan akan menurun secara bertahap pada tahun depan. Hal ini juga akan
ditopang dengan menurunnya ketidakpastian politik dalam negeri yang membuat
pertumbuhan PDB riil akan mulai meningkat secara bertahap pada 2020. Sedangkan
dalam Rancangan APBN (RAPBN) 2020, pemerintah mematok pertumbuhan
ekonomi di kisaran 5,3 persen hingga 5,6 persen. Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati mengatakan kisaran pertumbuhan ekonomi tersebut menunjukkan sikap
kehati-hatian pemerintah sekaligus menjaga optimisme pasar terhadap perekonomian
Indonesia secara terukur. Hal tersebut diungkapkan Sri Mulyani pada Rapat Paripurna
DPR RI dalam rangka merespon pandangan fraksi terhadap kerangka ekonomi makro
dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) RAPBN Tahun 2020.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, strategi yang
digunakan yaitu dengan menggunakan suatu kebijakan.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal akan diarahkan untuk tetap menopang stabilitas
perekonomian dengan tetap mengoptimalkan upaya untuk menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi. Untuk mendukung stabilitas perekonomian, Pemerintah tetap
fokus menjaga prospek kesinambungan fiskal dengan mengelola keseimbangan
primer dan defisit APBN secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, Pemerintah
menargetkan keseimbangan primer dan defisit pada APBN 2019 masing-masing
sebesar -0,12% dan 1,84% dari PDB. Pemerintah juga memperkuat strategi
pembiayaan yang akan dilakukan melalui penggabungan dan pengembangan sumber-
sumber pendanaan dan pembiayaan yang kreatif, dengan mengutamakan risiko dan
biaya yang paling efisien.
Arah kebijakan fiskal untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi
dilakukan melalui optimalisasi komponen belanja yang lebih produktif dan
pengembangan iklim investasi yang kondusif. Stimulus perekonomian difokuskan
pada program peningkatan kualitas SDM, perlindungan sosial, penyelesaian
infrastruktur dan penguatan fiskal daerah. Untuk mendukung hal tersebut, anggaran
pendidikan terus dijaga sebesar 20% dari APBN yang diarahkan untuk meningkatkan
kualitas dan akses pendidikan. Demikian pula untuk belanja kesehatan tetap dijaga
sebesar 5 persen untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan.
Pemerintah juga berkomitmen untuk memberikan perlindungan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui bansos bagi 40% penduduk
berpenghasilan rendah, termasuk menciptakan strategi inisiatif penanganan bencana
alam. Sementara itu, untuk mendukung pembiayaan infrastruktur, Pemerintah akan
mengutamakan berbagai terobosan melalui pembiayaan kreatif. Penguatan fiskal
daerah akan dilakukan dengan mengarahkan agar belanja Pemerintah Daerah dapat
ditempuh secara efektif, efisien, dan produktif untuk mengurangi kesenjangan antara
pusat dan daerah, serta antardaerah.
Pemerintah melakukan berbagai perbaikan agar pengelolaan fiskal ke depan
makin sehat dan berkelanjutan, dengan memperkuat fungsi alokasi,
distribusi dan stabilisasi. Dengan penguatan tersebut, diharapkan kebijakan fiskal
dapat berperan secara optimal bagi perekonomian dan peningkatan kesejahteraan.
a. Fungsi alokasi, diperkuat dengan meningkatkan kualitas belanja produktif
guna menstimulasi perekonomian dan penyediaan barang publik.
b. Fungsi distribusi, kebijakan fiskal diperkuat dengan meningkatkan peran
pajak sebagai instrumen redistribusi pendapatan, meningkatkan kualitas
desentralisasi fiskal dan meningkatkan efektivitas program perlindungan
sosial. Hal ini mengingat persentase penduduk miskin dan kesenjangan
pendapatan antar provinsi masih cukup bervariasi
Tabel 2
Tingkat Kesenjangan da Kemiskinan Ekonomi di Indonesia
Dalam jangka menengah, kebijakan fiskal akan secara konsisten diarahkan untuk
lebih produktif, efisien, dan berkesinambungan. Pengelolaan fiskal akan dilakukan
melalui tiga strategi utama.
A. kebijakan ekspansif akan ditempuh secara lebih terarah dan terukur untuk
meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing. Sejalan dengan hal tersebut,
defisit anggaran diarahkan untuk kegiatan produktif dan diselaraskan dengan
siklus perekonomian, serta kebutuhan untuk akselerasi pencapaian target
pembangunan.
B. Kedua, mendorong peningkatan rasio penerimaan pajak selaras dengan
kapasitas perekonomian dengan tetap menjaga iklim investasi dan dunia
usaha. Di samping itu, upaya tersebut dilakukan dengan tetap memberikan
insentif fiskal untuk kegiatan ekonomi strategis.
C. Ketiga, mengendalikan rasio utang dalam batas aman dan terus diupayakan
menurun, serta mengarahkan utang untuk kegiatan produktif.
Pemerintah melalui bantuan sosial dan pemberian tunjangan hari raya (THR)
dan gaji-13 bagi aparatur sipil negara, anggota TNI dan Polri, serta
pensiunan berusaha meningkatkan belanja masyarakat untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi. Bantuan sosial diberikan agar konsumsi masyarakat
berpenghasilan rendah bisa didongkrak. Sementara pemberian THR dan gaji-
13 untuk meningkatkan konsumsi berpenghasilan menengah pada periode
Ramadhan dan Hari Raya Idhul Fitri.
Selain itu, pemerintah perlu menjaga inflasi pada level terkendali untuk
memaksimalkan daya beli masyarakat. Saat terjadi kenaikan harga,
umumnya masyarakat akan menekan pengeluarannya dan berdampak pada
penurunan permintaan. Pemerintah menargetkan inflasi 2020 berada pada
kisaran dua hingga empat persen. Sampai Mei 2019, inflasi tahun kalender
Indonesia tercatat sebesar 2,05 persen, sementara inflasi tahun ke tahun
sebesar 3,28 persen. Jika angka inflasi ini dapat bisa dikendalikan sampai
akhir tahun, maka pengeluaran konsumsi tidak akan mengalami stagnasi.
Kedua, investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN). Perang dagang Amerika Serikat dan China
seharusnya membuka peluang investasi untuk masuk ke Indonesia. Perang
tarif antara Amerika Serikat dan China memaksa beberapa pelaku bisnis di
China untuk memindahkan basis bisnisnya atau relokasi usaha ke negara
lain. Beberapa negara di Asia Tenggara menjadi destinasi pilihan, tidak
terkecuali Indonesia.
Daya tarik investasi di Indonesia perlu didorong untuk menarik minat investor
yang akan merelokasi basis usahanya. Pemerintah telah meluncurkan Online
Single Submission (OSS) di mana seluruh perizinan dapat diurus satu pintu
melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk menjawab
kemudahan soal perizinan investasi. Sayangnya, penerapan OSS ini belum
berjalan secara optimal. Waktu yang dibutuhkan dalam hal perizinan masih
cukup lama meskipun sudah satu pintu ke BPKM --BKPM belum memiliki
wewenang langsung untuk memutuskan. Pengajuan izin masih harus
diteruskan terlebih dahulu ke kementerian atau lembaga teknis terkait,
termasuk ke pemerintah daerah tempat investasi dituju sehingga
membutuhkan waktu dan proses yang panjang.
Ketiga, daya saing industri manufaktur. Pada Triwulan I-2019, sektor industri
manufaktur tercatat memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDB Indonesia
sebesar 20,07 persen. Hanya saja, pertumbuhan industri manufaktur setiap
triwulannya selama empat tahun terakhir tercatat masih berkisar antara tiga
sampai empat persen. Memasuki era revolusi industri 4.0, Indonesia
sebenarnya telah menyiapkan roadmap "Making Indonesia 4.0" sebagai
strategi untuk mendorong pergerakan industri nasional. Salah satu yang perlu
disiapkan yaitu strategi bisnis agar Indonesia dapat meningkatkan perannya
dalam rantai nilai global. Performa industri manufaktur di Indonesia perlu
ditingkatkan agar dapat berorientasi ekspor.
Daftar Pustaka
[1]www.bi.go.id
[2]https://ekonomi.bisnis.com/read/20191211/9/1180312/bank-dunia-ramalkan-
ekonomi-indonesia-2020-tumbuh-51-persen#
[3]https://money.kompas.com/read/2019/06/11/155400426/ini-strategi-sri-mulyani-
capai-target-pertumbuhan-ekonomi-5-3-5-6-persen
(4) https://m.detik.com/news/kolom/d-4648191/peluang-mendorong-pertumbuhan-
ekonomi