Anda di halaman 1dari 14

Mata pelajaran : Al-Qur’an Hadist

Semester/kelas : 1 (VII)

1.1 Menerima Al-Qur'an dan hadis sebagai pedoman hidup manusia


1.2 Menjalankan sikap tanggung jawab dalam berperilaku.
1.3 Memahami kedudukan dan fungsi Al-Qur'an hadis dalam Islam
1.4 Menyajikan kesimpulan tentang kedudukan dan fungsi Al-Qur'a Hadis dalam
Islam.
1.5 Menerima kekuasaan dan rahmat Allah SWT. Sesuai Q.S. asy-Syams : 1-10
dan Q.S. Ali Imran (3): 190 dan hadis riwayat Bukhari dari Abu Hurairah.
1.6 Menghayati sikap disiplin dalam menjalankan kewajiban.
1.7 Menganalisis isi kandungan Q.S. asSyams (91): 1-10, Q.S. Ali Imran (3): 190
dan hadis riwayat Bukhari dari Abu Hurairah; tentang kekuasan dan rahmat
Allah SWT
1.8 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. as-Syams (91): 1-10, Q.S. Ali Imran (3):
190 dan hadis riwayat Bukhari dari Abu Hurairah.
1.9 Mengolah fenomena sosial dan alam sebagai bukti kekuasaan Allah
sebagaimana dalam Q.S. as-Syams (91): 1-10, Q.S. Ali Imran (3): 190 dan
hadis riwayat Bukhari dari Abu Hurairah;
1.10 Menghayati keutamaan berinfak sebagai manifestasi keimanan seseorang.
1.11 Menjalankan sikap peduli kepada sesame
1.12 Menganalisis isi kandungan hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu
Hurairah:
1.13 Menyajikan hasil analisis tentang keutamaan orang yang berinfak sesuai
pemahaman hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah dan hadis
riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam.

Indikator

• Mengakui kebenaran al-Qur‟an dan Hadis

• Meyakini kebenaran isi alQur‟an dan Hadis

• Menampilkan sikap tanggung jawab dalam bertindak dan berperilaku baik dalam
kehidupan sehari-hari

 Mendefinisikan pengertian alQur‟an


 Menjelaskan pengertian alHadis
 Menyebutkan fungsi alQur‟an
 Menyebutkan fungsi hadis
 Menganalisis fungsi al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari
 Menyimpulkan kedudukan alHadis sebagai pedoman hidup.
 Mendiskripsikan cara efektif memfungsikan al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-
hari.
 Mempresentasikan ciri prilaku hidup yang sesuai dengan alQur‟an dan hadis
 Membiasakan bersikap peduli kepada sesama dalam kehidupan sehari-hari
 Menjelaskan pengertian infak. Menerjemahkan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-
Baqarah (2): 254 dan 261 tentang infaq di jalan Allah Swt.
 Menganalisi isi kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. AlBaqarah (2): 254 dan
261 tentang infaq di jalan Allah Swt.
 Menyimpulkan keterkaitan QS. Al -Fajr (89): 15 -18, QS. Al -Baqarah (2): 254
dan 261 tentang infaq di jalan Allah Swt.
 Menghafal QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 dengan
terjemahnya
 Mendemontrasikan hafalan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254
dan 261 dengan terjemahnya
 Membuat proyek video hafalan QS. Al-Fajr (89): 15- 18, QS. Al-Baqarah (2):
254 dan 261 dengan terjemahnya
 Mempresentasikan proyek video hafalan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-
Baqarah (2): 254 dan 261 dengan terjemahnya
 Merumuskan hasil analisis kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18 dan QS.
AlBaqarah (2): 254 dan 261 dengan fenomena sosial tentang infak dan sedekah
 Menampilkan hasil analisis kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18 dan QS.
AlBaqarah (2): 254 dan 261 dengan fenomena sosial tentang infak dan sedekah
 Membuat laporan tertulis kesimpulan keterkaitan kandungan QS. Al-Fajr (89):
 Meyakini keutamaan berinfak sebagai manifestasi keimanan seseorang.
 Membiasakan bersikap peduli dalam kehidupan sehari-hari.
 Membaca hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah dan hadis riwayat
Bukhari dari Hakim bin Hizam.
 Mengartikan hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah dan hadis riwayat
Bukhari dari Hakim bin Hizam dengan benar.
 Menganalisis isi kandungan Bukhari Muslim dari Abu Hurairah dan hadis
riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam.
 Menyimpulkan isi kandungan hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah
dan hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam.
 Menghubungkan isi kandungan hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu
Hurairah dan hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam.
 Menunjukkan hafalan hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah dan
hadis riwayat Bukhari dari Hakim bin Hizam dengan lancar.
 Membuat teks pidato tentang keutamaan orang yang berinfak sesuai pemahaman
hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah dan hadis riwayat Bukhari dari
Hakim bin Hizam
 Mempresentasikan teks pidato tentang keutamaan orang yang berinfak sesuai
pemahaman hadis riwayat Bukhari Muslim dari Abu Hurairah dan hadis riwayat
Bukhari dari Hakim bin Hizam

Materi:

AL-QUR‟AN DAN HADIS PEDOMAN HIDUP MANUSIA

A. Al-Qur‟an
1. Pengertian Al-Qur‟an
Menurut cendikiawan muslim Qurasih Shihab, Kata al-Qur‟an berasal dari
kata kerja qara‟a yang berarti membaca dan kata dasarnya adalah qur‟an
yang berarti bacaan. Huruf Alif pada kata Qur‟an, lanjut Quraish Shihab
mengandung arti kesempurnaan. Dengan demikian al-Qur‟an adalah bacaan
yang sempurna. Tidak hanya sempurna akan kandungannya, namun juga
redaksi serta petunjuknya.
Kesempurnaan lain yang dimiliki al-Qur‟an, lanjut Quraish Shihab karena
ia mudah diingat. Tidak hanya untuk orangtua, anak-anak pun sangat mudah
menghafalnya. Kesempurnaan al-Qur‟an itu telah terbukti dalam sejarah
bahwa, tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis-baca ribuan
tahun yang lalu yang dapat menandingi al-Qur‟an al-Karim, bacaan yang
sempurna lagi mulia itu. al-Qur‟an dengan makna bacaan dinyatakan oleh
Allah Swt. dalam beberapa ayat, antara lain di dalam al-Baqarah ayat 185,
‫َش ۡه ُر َر َم َض اَن اَّلِذ ٓۡى ُاۡن ِز َل ِفۡي ِه اۡل ُقۡر ٰا ُن ُهًدى ِّللَّناِس َو َبِّيٰن ٍت ِّم َن اۡل ُهٰد ى َو اۡل ُفۡر َقاِۚن‬
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur‟an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). (QS. al-Baqarah [2]:185)
Secara istilah, para ulama memberikan pengertian bahwa al-Qur‟an adalah
Kalamullah, yang menjadi mu‟jizat yang diturunkan ke dalam hati Nabi
Muhammad Saw, diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, dan
membacanya dinilai sebagai ibadah. Dari pengertian tersebut dapat
dipahami bahwa, Pertama, al-Qur‟an merupakan Kalamullah artinya, bukan
ucapan Nabi Muhammad Saw., malaikat, atau makhluk lainnya, tetapi
firman Allah Swt. yang diturunkan melalui wahyu, yang memberikan
jaminan kesempurnaan dan terbebas dari kekurangan. Kedua, al-Qur‟an
merupakan mukjizat artinya hal luar biasa yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad Saw. Ketiga, al-Qur‟an diturunkan (difirmankan) secara
mutawatir artinya riwayat yang disampaikan oleh tiga orang atau lebih yang
memiliki kualifikasi terbaik sebagai orang-orang yang berakhlak mulia,
sempurna kemampuan hafalannya, dan tidak pernah berbohong. Keempat,
membacanya merupakan ibadah. Membaca al-Qur‟an menjadi tanda
keimanan seseorang. Semakin tinggi imannya, semakin sering dan sungguh-
sungguh membacanya. Semakin sering membaca, semakin meningkat
imannya.
2. Nama-nama Al-Qur‟an Allah Swt.
menyebut al-Qur‟an dengan berbagai macam sebutan. Di dalam alQur‟an
banyak kita temukan sebutan itu, di antaranya adalah al-Kitab atau Kitab
Allah, dapat kita temukan di dalam QS. al-Baqarah ayat 2: 7

‫ٰذ ِلَك اْلِكٰت ُب اَل َر ْيَب ۛ ِفْيِهۛ ُهًدى ِّلْلُم َّتِقْيَۙن‬


Kitab (Al-Qur‟an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa, (QS. al-Baqarah [ 2]:2)
3. Fungsi Al-Qur‟an
a) Fungsi Al-Qur‟an dalam Islam
1) sebagai sumber hukum islam
2) sebagai konfirmasi dan informasi terhadap hal-hal yang tidak dapat
diketahui oleh akal
3) petunjuk hidup manusia kejalan yang lurus tentang berbagai hal
4) sebagai pengontrol dan pengoreksi terhadap ajaran-ajaran masa lalu
yaitu injil,zabur,dan taurat.

Mayoritas kaum muslimin menyepakati empat macam dalil/sumber hukum


sekaligus urutan dalam prioritasnya: alQur‟an, hadis (disebut juga sunnah
atau as-sunnah), ijma‟, dan qiyas. Apabila dihadapkan dengan sebuah kasus
(peristiwa yang memerlukan ketetapan hukum), yang pertama dilihat adalah
al-Qur‟an. Jika ditemukan hukumnya di dalamnya, maka hukum tersebut
yang dilaksanakan. Jika di dalam al-Qur‟an tidak ditemukan, maka
kemudian dicari di dalam sunnah. Jika ditemukan hukumnya di dalam
sunnah, maka hukum tersebut yang dilaksanakan. Jika tidak ditemukan
hukumnya di dalam sunnah, maka kemudian melihat apakah terdapat ijmak
(kesepakatan para ulama) dari para mujtahid yang hidup satu zaman
mengenai hukumnya. Jika ditemukan, maka hukum tersebut yang
dilaksanakan. Jika tidak ditemukan, maka dilakukan ijtihad (upaya
mengeluarkan hukum) oleh para ulama yang memenuhi syarat-syarat
tertentu dengan menggunakan qiyas terhadap nash (al-Qur‟an dan
sunnah).Di dalam Al-Qur‟an, ada tiga fungsinya sebagai petunjuk. Al-
Qur‟an menjadi petunjuk bagi manusia secara umum, petunjuk bagi orang-
orang yang bertakwa, dan petunjuk bagi orang-orang yang beriman.
B. Hadis
1. Pengertian Hadis
Secara bahasa, hadis artinya baru, tidak lama, ucapan pembicaraan, cerita.
Menurut para ulama, hadis merupakan sinonim dari sunah yaitu setiap
sesuatu yang diriwayatkan atau dinisbahkan kepada diri Rasulullah Saw.
baik berupa perkataan, perbuatan, dan penetapan, sifat atau perjalanan nabi
baik sebelum atau sesudah diutus menjadi rasul.
a. Perkataan Yang dimaksud dengan perkataan adalah segala perkataan
yang pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad Saw. dalam berbagai
bidang, seperti bidang syariah, akhlaq, aqidah, pendidikan dan
sebagainya.
b. Perbuatan Perbuatan adalah penjelasan-penjelasan praktis Nabi
Muhammad Saw. terhadap peraturan-peraturan syara‟ yang belum jelas
teknis pelaksanaannya. Seperti halnya jumlah rakaat, cara mengerjakan
haji, cara berzakat dan lain-lain. Perbuatan nabi yang merupakan penjelas
tersebut haruslah diikuti dan dipertegas dengan sebuah sabdanya.
c. Taqrir Taqrir adalah keadaan beliau yang mendiamkan atau tidak
mengadakan sanggahan dan reaksi terhadap tindakan atau perilaku para
sahabatnya serta menyetujui apa yang dilakukan oleh para sahabatnya
itu. d. Sifat, Keadaan dan Himmah (keinginan) Rasulullah Sifat-sifat, dan
keadaan himmah Nabi Muhammad Saw. adalah merupakan komponen
hadis yang meliputi :
1) Sifat-sifat Nabi yang digambarkan dan dituliskan oleh para sahabatnya
dan para ahli sejarah baik mengenai sifat jasmani ataupun
moral/akhlaknya
2) Silsilah (nasab), nama-nama dan tahun kelahirannya yang ditetapkan
oleh para sejarawan
3) Himmah (keinginan) Nabi untuk melaksanakan suatu hal, seperti
keinginan beliau untuk berpuasa setiap tanggal 9 Muharram. : Ketika
Rasulullah saw. berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan kaum
muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) berkata : "Ya Rasulullah
ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani". Maka
Rasulullah Saw. pun bersabda :"Jika tahun depan kita bertemu dengan
bulan Muharram, kita akan berpuasa pada hari kesembilan (tanggal
sembilan).“ (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Fungsi Hadis terhadap Al-Qur‟an
Fungsi hadis terhadap Al-Qur‟an meliputi empat fungsi pokok, yaitu :
1. Menguatkan/mengukuhkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam
al-Qur‟an. Dalam hal ini, hadis mengulang perintah atau larangan yang
sudah disebutkan di dalam al-Qur‟an. Misalnya, Rasulullah Saw.
memerintahkan untuk melaksanakann puasa, Perintah melaksanakan puasa
sudah ada di dalam al-Qur‟an, sehinga dalam hal ini hadis sifatnya
mempertegas perintah yang telah ada di dalam (QS. alBaqarah (2): 183)
2. Menguraikan/menjelaskan dan merincikan ayat yang global (mujmal),
Banyak ayat (perintah/larangan) al-Qur‟an yang sifatnya masih umum,
belum terinci. al-Qur‟an memerintahkan untuk mengerjakan suatu
perbuatan, namun belum ada ayat yang menjelaskan bagaimana cara
melaksanakannya. sehingga perintah yang ada belum bisa dilaksanakan.
Misalnya, perintah melaksanakan Shalat. Perintah melaksanakan shalat ini
diperintahkan dalam (QS. alBaqarah (2): 83) dan di beberapa surah dan ayat
yang lain. namun tidak ada satu pun ayat dalam alQur‟an yang menjelaskan
bagaimana cara melaksanakan shalat.
3. Menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan di dalam Al-
Qur‟an. Dalam hal ini, Hukum yang ada adalah merupakan produk
hadis/sunah yang tidak ditunjukan oleh Al-Qur‟an.
4. Membatasi keumuman ayat Al-Qur‟an. Banyak perintah di dalam al-Qur‟an
yang mengisyaratkan berlaku secara umum, seluruh manusia/Umat Islam
baik laki-laki maupun perempuan, besar maupun kecil, sehat maupun sakit,
sedang bepergian maupun di rumah, dan lain-lan. Rasulullah Saw.
mengecualikan (menghususkannya). Misalnya, Allah Swt. memerintahkan
seluruh orang beriman untuk melaksanakan Shalat Jum‟at, (QS. al-Jum‟ah:
9)
C. Fungsi Al-Qur‟an dan Hadis dalam Islam
1. Al-Qur‟an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan Allah Swt.
Kitab al-Qur‟an sebagai penyempurna dari kita-kitab Allah Swt. yang
pernah diturunkan sebelumnya (Zabur, Taurat, dan Injil). Kitab-kitab
Allah Swt. sebelumnya ditujukan hanya pada umat pada zaman tertentu
saja, berbeda dengan al-Qur‟an yang digunakan oleh manusiasiapapun
sampai akhir zaman.
2. Sebagai sumber hukum pertama dan utama dalam islam.
3. Hadis merupakan sumber hukum kedua ajaran Islam setelah al-Qur‟an
4. Hadis merupakan rujukan umat Islam dalam memahami syariat.

 LATIHAN
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan al-qur’an dan hadist?
2. Jelaskan apa saja fungsi dari alq-qur’an dan hadist?

 PENILAIAN

Non Tes
- Observasi
- Penilaian Diri
- Penilaian antar siswa
- Jurnal

 RANGKUMAN
1. Al-Qur‟an adalah kalamullah, yang menjadi mu‟jizat yang diturunkan
ke dalam hati Nabi Muhammad Saw, diriwayatkan kepada kita secara
mutawatir, dan membacanya dinilai sebagai ibadah.
2. Hadis/Sunnah adalah setiap sesuatu yang diriwayatkan dari Rasulullah
Saw. dari perkataan, perbuatan, dan penetapan, sifat atau perjalanan Nabi
Saw. baik sebelum atau sesudah diutus menjadi rasul.
3. Fungsi al-Qur‟an bagi manusia, sesuai arti dari nama-nama al-Qur‟an
itu sendiri. al-Qur‟an berisi tentang hukum dan juga tuntunan manusia
dalam menjalani kehidupan di dunia. Di dalam al-Qur‟an mengatur
bagaimana berhubungan dengan orang lain, berdagang, warisan, zakat, dan
lain-lain.
4. Fungsi hadis terhadap al-Qur‟an: Menguatkan dan menegaskan hukum
yang terdapat dalam al-Qur‟an, menguraikan/menjelaskan dan merinci
ayat yang masih global, menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak
disebutkan dalam al-Qur‟an, dan membatasi keumuman ayat al-Qur‟an.
5. Al-Qur‟an adalah sumber hukum pertama kemudian hadis

 DAFTAR KEPUSTAKAAN
Usup Sidik . 2020 . Al Qur’an Hadis MTs Kelas VIII, Kemenag RI

 MATERI

Menerima kekuasaan dan rahmat Allah SWT. Sesuai Q.S. asy-


Syams : 1-10 dan Q.S. Ali Imran (3): 190 dan hadis riwayat Bukhari
dari Abu Hurairah.

A. Isi kandungan QS. asy-Syams (91):1-10 Keberuntungan Orang yang


Menjaga Kebersihan Jiwa dan Kerugian Bagi yang Mengotorinya

‫َو الَّشۡم ِس َو ُض ٰح ٮَهاَو ٱْلَقَم ِر ِإَذ ا َتَلٰى َهاَو ٱلَّنَهاِر ِإَذ ا َج َّلٰى َهاَو ٱَّلْيِل ِإَذ ا َيْغ َشٰى َهاَو ٱلَّسَم ٓاِء َو َم ا َبَنٰى َه اَو ٱَأْلْر ِض َو َم ا‬
‫َطَح ٰى َهاَو َنْفٍس َو َم ا َسَّو ٰى َهاَفَأْلَهَم َها ُفُجوَر َها َو َتْقَو ٰى َهاَقْد َأْفَلَح َم ن َز َّك ٰى َهاَو َقْد َخ اَب َم ن َد َّسٰى َها‬
Demi matahari dan cahayanya di pagi hari (1) dan bulan apabila
mengiringinya (2) dan siang apabila menampakkannya (3) dan malam
apabila menutupinya, (4) dan langit serta pembinaannya (5 (6) dan jiwa
serta penyempurnaannya (ciptaannya)(7) maka Allah mengilhamkan
kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan(8) sesungguhnya
beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (9) dan sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya. (10)

1. Tujuh Fenomena alam


yang menakjubkan Pada awal surah asy-Syams ini (ayat 1-7), Allah
Swt. menunjukkan sebagian dari betapa luar biasa ciptaan-Nya:
matahari, bulan, siang, malam, langit, bumi, dan jiwa manusia.
Semuanya berjalan teratur dalam hukum yang telah ditentuka-Nya
(sunnatullah), yaitu:
a. “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari” yakni sinarnya, yaitu
waktu naiknya setelah munculnya, yakni, cahayanya dan manfaat
yang bersumber darinya. Sedangkan Qatadah mengatakan:
wadluhaaHaa (“Pada pagi hari”) yakni siang secara keseluruhan.
Ibu Jarir mengatakan bahwa yang benar adalah dengan
mengatakan: “Allah bersumpah dengan matahari dan siangnya,
karena sinar matahari yang paling tampak jelas adalah pada siang
hari”.
b. “Dan bulan apabila mengiringinya” “Yakni mengikutinya.” yaitu,
ketika matahari tenggelam, bulan muncul. Sedangkan Qatadah
mengatakan: “Yakni jika mengikutinya pada malam bulan
purnama, jika matahari tenggelam maka rembulan akan muncul.
Ibnu Zaid mengatakan: “Bulan mengikutinya pada pertengahan
pertama setiap bulan. Kemudian matahari mengikutinya, dimana
bulan mendahuluinya pada pertengahan terakhir setiap bulan.”
c. “Dan siang apabila menampakkannya” yakni siang apabila terang
benderang.” dengan siang ketika nampak jelas dengan cahayanya
dan sinarnya dan menyingkap kegelapan.
d. “Dan malam apabila menutupinya” Yakni jika malam menutupi
matahari, yaitu saat matahari terbenam sehingga seluruh ufuk
menjadi gelap.
e. “Dan langit serta pembinaannya” “yaitu langit dan
pembangunannya, peninggiannya yang demikian hebat yang amat
sempuna indah.
f. “Dan bumi serta penghamparannya”, yakni Allah Swt.
membentangkan dan memperluasnya sehingga memungkinkan
seluruh makhluk untuk memanfaatkan bumi dengan berbagai
seginya.
g. “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya)”, yakni
penciptaan yang sempurna lagi tegak pada fitrah yang lurus.
h. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya)” Yakni Allah mengenalkan dan memahamkannya
tentang ketakwaan dan kebaikannya, dan kefasikan dan keburukan.
2. Sumpah Allah Swt.
Setelah Allah Swt. bersumpah dengan hal-hal (ciptaan-Nya) di atas,
ayat 9 dan 10 surah asy-Syams ini menjelaskan apa yang hendak
ditekankan Allah Swt. dengan sumpah-sumpah di atas, yaitu: a.
Sungguh beruntung dan akan
meraih segala apa yang diharapkannya siapa yang menyucikan jiwa
dan mengembangkan dirinya.
B. Isi kandungan QS. Ali Imran: 190 1.
Tanda-tanda Kebesaran Allah Swt.
‫ِاَّن ِفْي َخ ْلِق الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َو اْخ ِتاَل ِف اَّلْيِل َو الَّنَهاِر ٰاَل ٰي ٍت ُاِّلوِلى اَاْلْلَباِۙب‬
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian
malam dan siang terdapat tandatanda (kebesaran Allah) bagi orang
yang berakal.” (QS. Ali Imran [3]; 190)
Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dari tidak ada
menjadi ada serta tanpa ada contoh sebelumnya, dan di dalam
pergantian malam dan siang serta perbedaan panjang dan pendeknya
waktu, benar-benar terdapat bukti-bukti nyata bagi orang-orang yang
berakal sehat yang menunjukkan mereka kepada Sang Maha Pencipta
alam semesta, hanya Dia yang berhak disembah.
Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menjelaskan, melalui Surat Ali
Imran ayat 190, Allah mengarahkan hamba-Nya untuk merenungkan
alam, langit dan bumi. Dia mengarahkan agar hamba-Nya
mempergunakan pikirannya dan memperhatikan pergantian antara
siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan tanda-tanda kebesaran
Allah Swt. Orang yang mampu memahami bahwa penciptaan langit
dan bumi serta pergantian siang dan malam merupakan tanda-tanda
kekuasaan Allah Swt, mereka itulah ulul albab. Yang menurut Ibnu
Kasir, mereka adalah orang yang memiliki akal sempurna lagi
memiliki kecerdasan.

C. Isi Kandungan Hadis Riwayat Bukhari dari Abu Hurairah


Rahmat Allah melebihi murka-Nya
Dari Sahabat Abu Hurairah ra., Rasulullah Saw. bersabda, “Tatkala
Allah menciptakan para makhluk, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang
kitab itu terletak di sisi-Nya di atas „Arsy, “Sesungguhnya rahmat-Ku
lebih mengalahkan kemurkaan-Ku.” (HR. Bukhari)
Hadis di atas menjelaskan bahwa rahmat Allah Swt. lebih dahulu ada
dan lebih luas daripada murka-Nya. Hal itu disebabkan rahmat Allah
Swt. adalah sifat yang sudah melekat pada diri-Nya dan diberikan
kepada makhluk-Nya tanpa sebab apapun.

 LATIHAN
1. Jelaskan apa kandungan Q.S. asy-Syams : 1-10 dan Q.S. Ali Imran
(3): 190?
 PENILAIAN
Non Tes
- Observasi
- Penilaian Diri
- Penilaian antar siswa
- Jurnal
 RANGKUMAN
1. Allah Swt. sering bersumpah atas nama ciptaan-Nya sebelum
memberikan peringatan kepada manusia.
2. Sungguh beruntung orang-orang yang menjaga kesucian jiwanya
dengan beramal saleh dan sungguh merugi orang-orang yang mengotori
jiwanya dengan perbuatan buruk.
3. Semua ciptaan Allah Swt. dan peristiwa alam merupakan tanda
kebesaran dan kekuasaan Allah Swt bagi hamba yang berakal sehat.
4. Tiada alasan untuk berputus asa dari rahmat Allah Swt. Seberapa
besar dan banyaknya dosa/kesalahan yang pernah dilakukan manusia,
asal dia mau bertaubat, pasti Allah Swt. akan mengampuninya.

 DAFTAR KEPUSTAKAAN
Usup Sidik . 2020 . Al Qur’an Hadis MTs Kelas VIII, Kemenag RI

MATERI

INFAK DAN SEDEKAH DENGAN IKHLAS (QS. Al-Fajr (89): 15-18,


QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261)

A. Makna Infak dan Sedekah


Infak berasal dari kata anfaqa-yunfiqu yang artinya membelanjakan atau
membiayai yang berhubungan dengan perintah-perintah Allah. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia infak adalah pemberian (sumbangan) harta
dan sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan. Sedangkan menurut
istilah, infak adalah mengeluarkan atau memberikan sebagian dari harta atau
pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam.
Infak berbeda dengan zakat, infak tidak mengenal istilah nisab dan jumlah
yang ditentukan secara hukum tetapi sesuai dengan kemampuan masing-
masing. Dan penerimanya pun tidak
ditentukan sebagaimana zakat. Infak dapat diberikan kepada mustahik
zakat dan selain mustahik zakat seperti keluarga dan kerabat, bahkan
untuk membiayai kebutuhan diri sendiri. Lebih luas lagi pengertian
sedekah, meliputi harta dan jasa, bahkan senyum pun sebagai sedekah.
Membuang ranting atau duri dari jalan pun sedekah. Infak dan sedekah
hendaklah dengan harta yang baik. Firman Allah Swt. dalam QS. Al-
Baqarah (2) : 267 sebagai berikut:
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاْنِفُقْو ا ِم ْن َطِّيٰب ِت َم ا َك َسْبُتْم َو ِم َّم ٓا َاْخ َر ْج َنا َلُك ْم ِّم َن اَاْلْر ِضۗ َو اَل َتَيَّمُم وا اْلَخ ِبْيَث‬
‫ِم ْنُه ُتْنِفُقْو َن َو َلْس ُتْم ِبٰا ِخِذْيِه ِآاَّل َاْن ُتْغ ِمُضْو ا ِفْيِهۗ َو اْع َلُم ْٓو ا َاَّن َهّٰللا َغ ِنٌّي َح ِم ْيٌد‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagaian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa
yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya , padahal kamu
sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji”. Lalu kepada siapa kita memberikan infak dan sedekah? Dalam
QS. At-Taubah (09):60
A. Isi Kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18
Bacalah QS. Al-Fajr (89): 15-18 sebagaimana dicontohkan guru
pendamping. Kemudian tulislah dengan baik dan benar!
‫َفَاَّم ا اِاْل ْنَس اُن ِاَذ ا َم ا اْبَتٰل ىُه َر ُّبٗه َفَاْك َر َم ٗه َو َنَّع َم ۙٗه َفَيُقْو ُل َر ِّبْٓي َاْك َر َم ِۗن َو َاَّم ٓا ِاَذ ا َم ااْبَتٰل ىُه َفَقَد َر َع َلْيِه ِر ْز َقٗه ۙە‬
‫َفَيُقْو ُل َر ِّبْٓي َاَهاَنِۚن َك اَّل َبْل اَّل ُتْك ِر ُم ْو َن اْلَيِتْيَۙم َو اَل َتٰۤح ُّض ْو َن َع ٰل ى َطَع اِم اْلِم ْس ِكْيِۙن‬
Artinya: “Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu
memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata,
“Tuhanku telah memuliakanku.”Namun apabila Tuhan mengujinya lalu
membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah
menghinaku.”Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak
yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin.”

1. Isi kandungan Ayat


a) Dalam QS. Al-Fajr (89): 15-16 dijelaskan bahwa kecenderungan
manusia merasa mulia dengan rezeki yang diberikan Allah Swt,
padahal tidaklah demikian, sesungguhnya harta itu hanyalah ujian dan
cobaan bagi mereka. Dan begitu pula sebaliknya, jika mereka diberi
kesempitan rezeki, mereka menganggap Allah Swt. menghina mereka.
Padahal tidaklah demikian, sesungguhnya Allah memberi rezeki
kepada siapapun yang disukai-Nya dan tidak disukai-Nya. Begitu pula
Allah Swt. menyempitkan rezeki kepada siapapun yang disukai-Nya
dan tidak disukaiNya. Dalam menghadapi dua kondisi seperti itu
hendaklah manusia hanya bergantung kepada Allah. Jika diberi
keluasan rezeki hendaklah ia bersyukur. Dan jika dalam kesempitan
rezeki hendaklah ia bersabar tanpa menyalahkan siapapun karena
sesungguhnya Allah Swt. Maha Pemberi Rezeki.
b) Selanjutnya dalam QS. Al-Fajr (89): 17-18 Allah Swt.
mengisyaratkan agar manusia memuliakan dan menyayangi anak
yatim. Memperlakukan mereka dengan baik, sebagaimana dalam
hadis riwat Ibnu Majah dari Abi Hurairah Rasulullah Saw. bersabda:
”Sebaik-baik rumah seorang muslim adalah rumah yang di dalamnya
ada anak yatim yang diasuh dengan baik. Seburuk-buruk rumah
orang Islam yang di dalamnya ada anak yatim yang diperlakukan
dengan jahat”. Betapa mulianya orang-orang yang menyayangi anak
yatim. Kelak Mereka akan berdampingan bersama Rasulullah Saw.
Rasulullah Saw. bersabda dalam hadis riwayat Bukhari dari Abu Sahl
bin Sa‘ad : “Aku dan orang-orang yang memelihara anak yatim di
surga seperti ini, Beliau menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah
serta merenggangkan keduanya”.
c) Selanjutnya dalam QS. Al-Fajr (89): 18 Allah Swt. memperingatkan
agar manusia saling menyeru, saling mengingatkan untuk menyeru
memberi makan orang miskin. Orang-orang yang tidak menyantuni
anak yatim dan tidak menyeru memberi makan orang miskin termasuk
pendusta agama
B. Isi Kandungan QS. Al-Baqarah (2): 254
Bacalah QS. Al-Baqarah (2): 254 sebagaimana dicontohkan guru
pendamping. Kemudian tulislah ayatnya dengan baik dan benar!

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاْنِفُقْو ا ِمَّم ا َر َز ْقٰن ُك ْم ِّم ْن َقْبِل َاْن َّيْأِتَي َيْو ٌم اَّل َبْيٌع ِفْيِه َو اَل ُخ َّلٌة َّو اَل َشَفاَع ٌةۗ َو اْلٰك ِفُرْو َن‬
‫ُهُم الّٰظ ِلُم ْو َن‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari
rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika
tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi
syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim.”

Isi Kandungan
Dalam QS. Al-Baqarah (2): 254 Allah Swt. menyeru orang-orang yang
beriman agar menafkahkan hartanya, baik sedekah yang wajib (zakat)
maupun sedekah yang sunnah. Dan hendaknya bersegera untuk
menafkahkan sebagian rezeki yang Allah Swt. karuniakan sebelum
datangnya hari kiamat. Karena setelah kiamat tiba maka seseorang tidak
dapat menebus dirinya dengan harta apapun. Pada saat itu tidak ada
pertolongan dari sahabat dan kerabat, bahkan keturunan pun tak ada yang
peduli lagi. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. al-Mukminun (23 ):
101 :
‫َفِاَذ ا ُنِفَخ ِفى الُّص ْو ِر َفٓاَل َاْنَس اَب َبْيَنُهْم َيْو َم ِٕىٍذ َّو اَل َيَتَس ۤا َء ُلْو َن‬
Artinya: “Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab
di antara mereka pada hari itu dan tidak ada pula mereka saling
bertanya”

C. Isi Kandungan QS. Al-Baqarah (2): 2 261


Bacalah QS. Al-Baqarah (2):261 sebagaimana dicontohkan guru
pendamping. Kemudian tulislah dengan baik dan benar!

‫َم َثُل اَّلِذ ْيَن ُيْنِفُقْو َن َاْم َو اَلُهْم ِفْي َس ِبْيِل ِهّٰللا َك َم َثِل َح َّبٍة َاْۢن َبَتْت َس ْبَع َس َناِبَل ِفْي ُك ِّل ُس ْۢن ُبَلٍة ِّم اَئُة َح َّبٍةۗ َو ُهّٰللا‬
‫ُيٰض ِع ُف ِلَم ْن َّيَش ۤا ُء ۗ َو ُهّٰللا َو اِس ٌع َع ِلْيٌم‬
“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah
seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai
ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki.
dan Allah Maha luas, Maha mengetahui”

Isi Kandungan
Dalam QS. Al-Baqarah (2): 261 Allah Swt. Memberikan perumpamaan
bahwa orang yang menginfakkan hartanya dengan ikhlas di jalan Allah
Swt. akan dilipatgandakan pahalanya sampai tujuh ratus kali lipat.
―orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir
biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus
biji.” Ini menunjukkan bahwa amal salih itu dilipat gandakan pahalanya
oleh Allah Swt

 LATIHAN
1. Jelaskan apa makna dari infak dan shadaqah ?
2. Jelaskan kandungan dari Isi Kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18, Isi
Kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18, Isi Kandungan QS. Al-Baqarah
(2): 2 261

 PENILAIAN
- Tes tertulis
- Tes lisan
- Penugasan

 RANGKUMAN
1. Infak berasal dari kata anfaqa-yunfiqu yang artinya membelanjakan atau
membiayai yang berhubungan dengan perintah-perintah Allah.
Sedangkan menurut istilah infak adalah mengeluarkan atau memberikan
sebagian dari harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang
diperintahkan dalam ajaran Islam. infak adalah mengeluarkan atau
memberikan sebagian dari harta atau pendapatan untuk suatu
kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam.
2. Isi kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18 QS. Al-Fajr (89): 15-18 adalah
menjelaskan tentang hal-hal berikut:
a. Hendaklah manusia tidak menyembongkan diri dihadapan Allah Swt.
dalam setiap keadaan. Sedang banyak rezeki atau kekurangan
b. Hendaklah manusia senantiasa bersyukur dalam keluasan rezeki dan
senantiasa bersabar ketikan kekurangan rezeki
c. Hendaklah manusia menyantuni anak yatim dan menyeru untuk
memberi makan orang miskin.
3. Isi Kandungan QS. Al-Baqarah (2): 254 adalah menyeru orang-orang
beriman agar melakukan hal-hal berikut:
a. Hendaklah orang-orang beriman menginfakkan haratanya, baik yang
wajib (zakat) maupun yang sunnah (sedekah)
b. Hendaklah orang-orang beriman bersegera dalam berinfak sebelum
dating hari kiamat
c. Orang-orang beriman hendaklah meyakini bahwa nanti di akhirat
hanya amal salih yang akan menjadi penolongnya.
4. Isi kandungan QS. Al-Baqarah (2):261adalah menjelasakan bahwa Allah
Swt. melipatgandakan pahala sampai tujuh ratus kali lipat bagi orang
yang menginfakkan hartanya dan Allah Swt. akan membalas kebaikan di
dunia dan akhirat

 DAFTAR KEPUSTAKAAN
Usup Sidik . 2020 . Al Qur’an Hadis MTs Kelas VIII, Kemenag RI

Anda mungkin juga menyukai