Anda di halaman 1dari 17

KULIAH KE 4

FHUP
SUMBER HUKUM ISLAM

Sumber Hukum Al-qur’an Hadits ijtihad


Formil dan
Materil.

1 2 3 4
SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM

pertama Q.S. 4 : 59 dan hadits Muadz bin Jabal


• Al-Qur’an
kedua Q.S. 4 : 59 dan hadits Muadz bin Jabal
• Sunnah Rasul
lketiga Q.S. 4 : 59 dan hadits Muadz bin Jabal
• ijtihad
 Al-Qur’an adalah sumber Hukum Islam yang pertama dan utama, berasal dari
kata Qara’a, yang artinya membaca atau bacaan. Inti dari Al-Qur’an secara
garis besar adalah :
 Aqidah

AL-QUR’AN Syariah
 Akhlak
 Kisah-kisah umat manusia di masa lalu (sejarah)
 Berita-berita tentang zaman yang akan datang
 Benih-benih dan prinsip-prinsip
 Ilmu pengetahuan serta dasar-dasar hak berlakunya bagi alam semesta
termasuk di dalamnya.
Kewahyuan
suatu proses tasriq /kebijaksanaan, menurut Allah kewahyuan ini
dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan Qisalah Nabi
Muhammad. Hal ini terlihat dari Asbab Al-Nuzul (sebab turunnya
wahyu yang antara lain berupa penjelasan atas suatu pertanyaan
/Keadaan permasalahan yang timbul pada masa Nabi Muhammad SAW.
PEWAHYUAN AL QUR’AN

PERIODE MAKKAH PERIODE mADINAH


a. waktu pewahyuan 13 tahun
a. waktu pewahyuan 10 tahun
b. mulai wahyu pertama (QS
96:5) sampai dengan Nabi b. mulai sejak hijrah Nabi sampai wahyu terakhir (QS
Muhammad hijrah 5:3)
c. ayat-ayat pendek dimulai
dengan kalimat Yaa Ayu c. ayat-ayat panjang Yaa Ayu Hallazina amanu (Hai
Hannas (hai Manusia) orang-orang yang beriman)
d. berbahasa puitis
e. berisi ajaran beriman dan d. berbahasa prosa
beragama serta ajaran Islam. e. berisi ajaran Islam sebagai pedoman dan jalan
f. Jumlah 86 surat
g. Surat Makkiyah hidup
f. jumlah surat 28
g. surat Madaniyah
SISTIMATIKA
AL-QUR’AN

 Al-Isra (106)
114 surat 554 ruku’ (bab) 6666
ayat Al-Qur’an kami/Allah turunkan secara bertahap agar kamu
30 juz 60 nitsu Muhammad membacanya berangsur-angsur kepada
120 rubu’ manusia. Dan kami menurunkan bagian demi bagian.
HIKMAH AL-QUR’AN DITURUNKAN SECARA BERTAHAP

 untuk menguatkan dan meneguhkan hati Rasul dalam menyebarkan Islam pada awalnya.
 menunjukkan eksistensi/keberadaan Al-Qur’an sebagai mukjizat. Mukjizat Al-Qur’an ini terbukti dengan
tidak terdapatnya/tidak ada orang yang mampu membuat ayat-ayat di dalam Al-Qur’an walaupun satu ayat
saja.
 agar mudah dihafal, karena pada kenyataannya masa Nabi Muhammad menyebarkan agama Islam banyak
yang masih buta huruf. Ini mengakibatkan Al-Qur’an yang diturunkan itu harus dihafalkan.
 mengkondisikan masyarakat agar menerima hak-hak yang terdapat dalam Al-Qur’an.
 untuk membuktikan bahwa Al-Qur’an benar-benar dari Allah dan merupakan firman Allah yang tidak saling
bertentangan satu sama lainnya.
PEMBUKUAN AL-QUR’AN

 Wahyu yang disampaikan pada Nabi Muhammad SAW yang bertahap /berangsur-angsur di hafal oleh banyak orang dan
ditulis oleh para penulis wahyu ( 40 orang jumlahnya), ditulis ditulang-tulang unta, kulit binatang, pelepah korma, dan
benda lain. Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Hijr 15 :9 menjanjikan bahwa penulisan wahyu dan penghafalan wahyu
tersebut terpelihara olehNYA.
 Setelah Nabi wafat , atas saran Umar bin Khatab meminta Zait bin Tsabit sekertaris Nabi Muhammad SWA,
menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an dalam satu Mushaf (Kumpulan lembar-lembaran yang tertulis).
 Mush-haf ini disimpan oleh Khalifah Abu Bakar ;  Kemudian oleh Umar bin Khatab kemudian  kepada Hafsah
(janda Nabi Muhammad SAW yang hafal Al-Qur’an dan pandai baca tulis).
 Pada masa khalifah Usman bin Affan , Zait bin Tsabit diberi tugas mushaf yang ada untuk di bukukan. (tahun 25
Hijriah).
 Fungsi Sunnah Rasul :
Sunah 1. Menyampaikan wahyu (Hadist Qudsi= ucapan Allah
Rasul yang
bukan bagian dari AL-Q)
Kebiasaan Islam yang diperbuat 2. Petunjuk pelaksanaan kaidah-kaidah fundamental yang
pertama kali dilakukan oleh terdapat di dalam Al-Qur’an.
Rasul, Baik berupa Qauli, Fi’il
3. Sebagai penjelasan/tafsiran yang authentik mengenai
maupun Taqriri.
ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
4. Menjelaskan aturan secara mendetail, serta
mencontohkan dan mempraktekkan wahyu dalam
kehidupan sehari-hari.
 Pembukuan Sunah Rasul dalam Hadist
Penyusunan Sunnah Rasul dalam hadist dilaksanakan pertama kali pada akhir tahun pertama hijrah
yaitu pada masa khalifah Umar bin Abdul Azis. Yang pertama melaksanakannya adalah Muhammad
Syihab Az-Zuhri, pada masa itu komponen dari pada Sunnah Rasul tersebut masih sangat sederhana.
Kemudian pada masa pemerintahan Al-Mansyur pengkompilasian Sunnah sudah diatur dalam
sistematika yang lebih rapi.
KITAB-KITAB YG TERSISTIMATIKA TERSEBUT ADALAH :

 Kitab Al-Fiqih oleh Abu Hanifah


Kitab Al-Muwatho oleh Malik bin Abas
Kitab Al-Sunnan oleh Moh. Idris A. Syafii
Kitab Al-Musnad oleh Ahmad bin Hambal
SYARAT-SYARAT MENILAI HADIST ADA 5 KATEGORI

 kekuatan ingatan dan ketelitian perawinya


 integritas/kejujuran perawinya
 tidak terputus mata rantai penghubungnya
dari generasi ke generasi (sanad)
 isinya tidak ada cacat
 bahasa yang digunakan dalam hadist
tersebut tidak ada kejanggalan dari segi tata
bahasa.

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC


TINGKATAN HADITS

Hadist dikatakan Sohih atau valid =


sangat baik, apabila memenuhi ke-5
syarat tersebut diatas.
2. Apabila hanya memenuhi ¾ dari syarat
di atas, maka disebut Hadist Hasan =
baik.

3. Apabila kurang dari 3 dari syarat di


atas, maka disebut
Hadist Daif = buruk.
AS-SUNNAH DPT DIGOLONGKAN BERDASARKAN JUMLAH
ORANG YANG MERIWAYATKANNYA

Hadist Mutawatir
 suatu hadist yang datangnya dari Rasul sendiri yang kemudian diriwayatkan oleh banyak sahabat
sehingga tidak mungkin dusta, karena dapat dibuktikan oleh banyak tabi’in, banyak tabi’i tabi’in
Hadist Mansyur

 datangnya dari Rasul kemudian diriwayatkan oleh beberapa orang sahabat (satu atau dua orang sahabat
saja) namun jumlahnya tidak sebanyak yang meriwayatkan Hadist Mutawatir namun banyaknya tabi’in
yang meriwayatkan jumlahnya sama banyaknya dengan Hadist Mutawatir, sedang tabi’i tabi’in tidak
terlalu banyak.
Hadist Sunnah/Hadist Ahad
 asalnya dari Rasul yang diriwayatkan oleh satu/dua orang sahabat tetapi juga jumlahnya tidak lebih
besar dari Hadist Mutawatir, demikian pula pada generasi tabi’in dan tabi’i tabi’innyapun hanya
diriwayatkan oleh 1 atau 2 org
IJTIHAD/ AL-RA’YU

 Ijtihad : berasal dari kata “ Ja-ha-da” yang artinya bersungguh-sungguh / menghabiskan segala daya dalam
berusaha.

Jadi Berijtihad : Usaha /ikhtiar yang sungguh-sungguh dengan menggunakan segenap daya upaya/kemampuan
untuk mendapatkan garis hukum yang belum jelas atau tidak ada ketentuannya dalam Al-Qur’an dan Sunah Rasul.

 Dasar Hukumnya : Hadist Muadz bin Jabal dan Qur’an Surat 4:59
KLASIFIKASI MUJTAHID : (MENURUT IBNUL QAYYIM AL-
JAUZIAH)

 Mujtahid Mutlak
adalah orang yang berijtihad seluruh bidang hukum dari seluruh lapangan kehidupan.
Contoh : Imam Syafii, Imam Hanafi, Imam Maliki,
Imam Hambali.
 Mujtahid Mazhab
adalah orang yang berijtihad dalam pendalaman satu mazhab/aliran.
Contoh : - Syekh Nawawi
- Al Batini
 Mujtahid Fatwa
adalah orang yang berijtihad dalam pendalaman satu bidang ajaran hukum, dengan memberikan nasehat mengenai
persoalan hukum dengan jalan membandingkan antara mazhab-mazhab yang ada dan menerapkan madzab yang tepat
untuk digunakan sebagai dalil dari persoalan yang dihadapi.
 Orang-orang yang dapat menjadi
MUJTAHID Mujtahid :
MUQALLID  menguasai bahasa Arab
 mengetahui isi dan sistem Al-Qur’an dan ilmu-ilmu
adalah orang yang untuk memahami Al-Qur’an
berijtihad untuk  mengetahui hadist-hadist hukum
mengikuti ijtihad
yang ada, dan dapat  menguasai sub-sub Hukum Islam dan cara-cara
memberikan menarik garis hukum dasar sub-sub hukum Islam
komentar serta
penjelasan  mengetahui dan menguasai kaidah kaidah fiqih
berdasarkan  Mengetahui rahasia dan tujuan-tujuan Hukum Islam
pendapat yang
disampaikan oleh  Jujur dan Ikhlas
para imam.

Anda mungkin juga menyukai