Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH DAKWAH JAHRIYYAH

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Matakuliah Sirah Nabawiyah

Dosen Pengampu : Lukman Hakim, MA.

Disusun Oleh:

Abdulah Azzamul Islam


Iwan Hadi

INSTITUT PERGURUAN TINGGI AL-QUR’AN JAKARTA


FAKULTAS USHULUDDIN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalaamualaikum wr. Wb.


Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang memberikan taufiq dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Sirah Nabawiyyah tentang kondisi arab pra islam, dari segi sistem politik,agama atau
keyakinan,kemasyarakatan serta kepercayaan dan kebudayaan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada baginda nabi Muhammad
SAW,beserta keluaga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajarannya hingga
akhir zaman.

Sirah Nabawiyyah atau yang kita kenal dengan sebutan perjalanan hidup atau biografi
Rasulullah SAW itu tidak pernah lekang dan lapuk untuk menjadi bahan baku sejarah yang
diambil para generasi pewaris nubuwah sebagai bekal perjalanan dan penopang
eksistensinya.Bagi siapapun yang memlejari sejarah Rasulullah SAW,ia akan memperoleh
gambaran sejarah yang sangat menakjubkan,bagaimana Rasulullah dan sahabatnya mampu
Smenundukkan pesona duniawi dan mengangkat nilai-nilai kemanusiaan hingga ke suatu
tingkatan yang tidak pernah disaksikan oleh lembaga sejarah dimanapun berada.

Allah telah membentuk pribadi Rasulullah SAW,menjauhkan pribadi beliau dari


kepalsuan hawa nafsu duniawi yang menyesatkan.Sabda-sabda beliau bukanlah sekedar syair-
syair maupun kata-kata hikmah sehingga tidak ada penyair dan pujangga yang bisa
menyamainya. Dari sinilah tampak urgensi sirah dan perkataan beliau yang harus aktif dalam
jiwa orang mukmin,seperti peranan hati dalam raga,rasa dalam akal dan juga mengenal lebih
dekat kepribadian Rasulullah SAW .

Semoga kita semua dengan mempelajari Sirah Rasulullah SAW,dapat mengambil hikmah
dan suri tauladan yang ada pada diri Rasulullah serta dapat mempraktekkan seperti akhlak
kepribadian Rasulullah SAW .
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................................................4
Latar Belakang..............................................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A.Pertama kali menampakan dakwah..........................................................................................5
B.Menyeru kerabat-kerabat dekat...............................................................................................5
C.Menyampaikan Kebenaran dan Menentang kaum Musyrikin.................................................6
D.Beberapa cara Menghadang Rasullullah..................................................................................7
E.Berbagaimacam Tekanan..........................................................................................................8
BAB III : PENUTUP..................................................................................................................10
Kesimpulan.................................................................................................................................10
Daftar Pustaka............................................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat. Merupakan
kenyataan bahwa Islam adalah agama yang paling banyak mempengaruhi hati dan pikiran
berbagai ras, bangsa dan suku dengan kawasan yang luas, yang di dalamnya terdapat
kemajemukan rasial dan budaya. Untuk mewujudkan keberhasilan dakwah, maka dapat
digunakan beragam metode dan media sebagai penunjang dakwah.

Ketika Baginda Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬mendapatkan wahyu dari Allah‫ ﷻ‬melalui malaikat
jibril,disini mulailah nabi berdakwah kepada para sahabat dengan cara bersembunyi(sirriyah)
selama 3 tahun. Mulailah sedikit demi sedikit bangsa Arab memeluk agama yang dibawa oleh
baginda Rosulullah‫ﷺ‬.
Dalam Tarikh dkenal dengan sebutan As-sabiqunal Awwalun( generasi Pertama yang masuk
Islam).
Mereka adalah istri beliau, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid, pembantu beliau, Zaid
bin Haritsah bin Syurahbil Al Kalby, anak pamn beliau, Ali bin Abu Thalib, yang saat itu Ali
masih anak-anak dan hidup dalam asuhan beliau dan sahabat karib beliau, Abu Bakar Ash-
Shiddiq. Mereka ini masuk Islam pada hari pertama dimulainya dakwah baginda Rosulullah ‫ﷺ‬.
Melalui dakwah yang sembunyi-sembunyi,barulah beberapa sahabat masuk ke agama islam.
Mereka masuk islam secara sembunyi-sembunyi. Rasullah‫ ﷺ‬menemui mereka dan mengajarkan
agama secara kucing-kucingan.Sebab, Dakwah saat itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan
perorangan. Wahyu diturunkan secara dikit demi sedikit.
Selama tiga tahun dakwah masih dilakukan secara tersembunyi dan perorangan.Selama jangka
waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang Mukmin yang senantiasa menguatkan
hubungan persaudaraan dan saling bahu-membahu.Penyampain dakwah terus dilakukan, hingga
turun wahyu yang mengharuskan Rasulullah‫ ﷺ‬menampakkan dakwah kepada kaumnya,
menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-berhala sesembahan mereka.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertama kali Menampakkan Dakwah.

Wahyu pertama yang turun dalam masalah ini adalah firman Allah‫ﷻ‬,

َ‫ك ااْل َ ْق َربِ ْين‬


َ َ‫َواَ ْن ِذرْ َع ِشي َْرت‬
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat,”
(Assyu’ara:214)

Permulaan surat Asy-Syu’ara yang memuat ayat ini menyebutkan kisah nabi Musa dari
permulaan nubuah hingga hijrah beliau bersama Bani Israel, hingga mereka selamat dari Fir’aun
dan kaumnya yang berkesudahan tenggelamnya Fir’aun dan para pengikutnya. Kisah ini memuat
tahapan-tahapan yang dilalui Musa selama menyeru Fir’aun dan kaumnya kepada Allah‫ﷻ‬.

Disisi lain, surat ini juga memuat kesudahan yang dialami orang-orang yang mendustakan
para rasul, dari kaum Nuh, Ad, Tsamud, Ibrahim, Luth, dan Ashabul Aikah, dengan menitik
beratkan penyebutan kisah tentang Fir’aun dan kaumnya, agar orang-orang yang mendustakan
mengetahui hukuman yang bakal diturunkan Allah jika mereka tetap mendustakan, dan agar
orang-orang yang beriman juga mengetahui kesudahan yang baik bagi mereka, yang tidak akan
didapatkan orang-orang yang mendustakan nubuwah.

B. Menyeru kerabat-kerabat Dekat.

Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah ‫ ﷺ‬setelah turun ayat di atas ialah
mengundang Bani Hisyam. Mereka memenuhi undangan ini, yaitu beberapa orang dari Bani Al
Munthalib bin Abdi Manaf, yang jumlahnya ada 45 orang. Ketika baginda Rasulullah ‫ﷺ‬
mendakwahkan islam kepada kerabatnya, hanya paman beliaulah Abu thalib yang mendukung
dakwah nabi namun tidak meninggalkan agama Bani Abdul Munthalib. Adapun paman beliau
Abu Lahab berkata, “ Demi Allah, ini adalah kabar buruk. Ambillah tindakan terhadap dirinya
sebelum orang lain yang melakukannya.” Kemudian Abu Thalib menimpali, “Demi Allah kami
tetap akan melindungi selagi kami masih hidup”.

Setelah Nabi‫ ﷺ‬merasa yakin terhadap janji Abu Thalib untuk melindungi dalam
menyampaikan wahyu Allah, maka suatu hari beliau berdiri di atas Shafa, lalu berseru,”Wahai
semua orang!” Maka semua suku Quraisy berkumpul memenuhi seruan beliau, lalu beliau
mengajak mereka mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman kepada Hari
Akhirat. Kemudian Nabi melanjutkan berkata, “ Apa pendapat kalian jika kukabarkan bahwa
dilembah ini ada pasukan kuda yang mengepung kalian, apakah kalian percaya kepadaku?”.
“ Benar”, jawab mereka, “ kami tidak pernah mempunyai pengalaman bersama engkau kecuali
kejujuran”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku memberi peringatan kepada kelian sebelum
datangnya azab yang sangat pedih.” Kemudian Abu Lahab berkata,” celakalah engkau selama-
lamanya”.
Seruan inilah yang menjadi tujuan penyampaian dakwah baginda rasullah‫ ﷺ‬..
C. Menyampaikan Kebenaran dan Menentang Tindakan Kaum Musyrikin.

Seruan Baginda Nabi terus bergema di Makkah, hingga kemudian turun Firman Allah ‫ ﷻ‬yang
berbunyi,

‫ر َواَ ْع ِرضْ ع َِن ْال ُم ْش ِر ِكيْن‬Zُ ‫ع بِ َما تُْؤ َم‬Zْ ‫فاصْ َد‬
“Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.”( Al-Hijr:94)

Maka Rasulullah‫ ﷺ‬langsung bangkit menyerang Khurafat dan kebohongan syirik, menyebutkan
berhala dan hakikatnya yan sama sekali tidak ada nilai. Ketidakberdayaan berhala-berhala itu
beliau gambarkan dengan beberapa perumpamaan, disertai penjelasan- penjelasan bahwa siapa
yang menyembah berhala dan menjadikannya sebagai wasilah antara dirinya dan Allah, berada
dalam kesesatan yang nyata.
Kemudian orang-orang quraisy pun mendatangi paman nabi, Abu Thalib. Mereka meminta
kepadanya agar menghentikan segala apapun yang dilakukan anak sodaranya. Ibnu Ishaq
menuturkan, beberapa pemuka Quraisy pergi ketempat Abu Thalib lalu berkata, “ Wahai Abu
Thalib, Sesungguhnya anak sodaramu telah mencaci maki sesembahan kami, mencela agama
kami, dan menyesesatkan nenek moyang kami.Engkau boleh mencegahnya agar tidak
mengganggu kami, atau biarkan antara dia dan kami, marilah menentangnya sehingga kita bias
mencegahnya.”
Dengan perkataan yang halus dan penolakan yang lembut Abu Thalib menolak permintaan
mereka. Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬bias melanjutkan dakwah, menampakkan agama Allah dan
menyeru kepadanya.
Selama masa-masa itu orang-orang Quraisy pun juga disibukkan dengan urusan lain, yaitu
semakin dekatnya jarak antara dakwah jahriyyah dengan musim haji. Mereka pun mengadu dan
berkumpul bersama Al Walid bin Al Mughirah untuk memperbincangkan masalah ini.
Setelah mereka berdiskusi akhirnya mereka mendapatkan solusi untuk mengatakan nabi
Muhammad adalah seorang Penyihir.
Kemudian mereka pun duduk dipinggir-pinggir jalan yang dilalui manusia tatkala dating,
sehingga tak seorangpun yang lewat melainkan mendapat peringatan tentang diri Muhammad
dan mereka juga menyebutkan keadaannya. Yang memelopori pelaksanaan ini ialah paman nabi
Abu Lahab. Ketika musim haji sudah tiba, Rasulullah ‫ ﷺ‬mendatangi manusia ditempat tinggal
mereka untuk menyeru kepada Allh. Sementera itu Abu Lahab menguntit di belakang beliau,
sambil berkata “ Janganlah kalian mematuhinya, karena dia orang yang keluar dari agama dan
seorang pendusta.”
Akibatnya, Pada musim itu orang-orang Arab pulang ketempat masing-masing dengan
membawa urusan Rasulullah ‫ﷺ‬. Nama beliau tersebar diseluruh penjuru Arab.

D. Beberapa Cara menghadang Dakwah.


Tatkala orang-orang quraisy tahu bahwa Muhammad sama sekali tidak menghentikan
dakwahnya, maka mereka memeras pikirannya sekali lagi. Untuk itu mereka memilih beberapa
cara untuk membenamkan dakwah ini. Antara lain:
1.Ejekan, penghinaan, olok-olok, dan penertawaan. Hal ini dilakukan supaya melecehkan orang-
orang muslim dan merusak mental mereka. Mereka menyebutnya dengan sebutan orang sinting
atau gila. Firman Allah:

‫َوقَالُوْ ا ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذيْ نُ ِّز َل َعلَ ْي ِه ال ِّذ ْك ُر اِنَّكَ لَ َمجْ نُوْ ٌن‬
“Dan mereka berkata, “Wahai orang yang kepadanya diturunkan Al-Qur'an, sesungguhnya
engkau (Muhammad) benar-benar orang gila.” ( Al-Hijr: 6)

2.Menjelakkan beliau, membangkitkan keraguan-raguan, menyebarkan anggapan anggapan yang


menyangsikan ajaran-ajaran beliau dan diri beliau. Mereka tidak henti melakukannya dan tidak
memberi kesempatan kepada setiap orang untuk menelaah dakwah beliau. Mereka berkata
tentang Qur’an.
Didalam surah Al furqon ayat 4-5 yang artinya:
Dan orang-orang kafir berkata, “(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-
adakan oleh dia (Muhammad), dibantu oleh orang-orang lain,” Sungguh, mereka telah berbuat
zalim dan dusta yang besar. Dan mereka berkata, “(Itu hanya) dongeng-dongeng orang-orang
terdahulu, yang diminta agar dituliskan, lalu dibacakanlah dongeng itu kepadanya setiap pagi
dan petang.”

3. Menyodorkan beberapa bentuk penawaran, sehingga dengan penawaran ini mereka berusaha
untuk mempertemukan Islam dan Jahiliyah ditengah jalan. Orang-orang Musyrik siap
meninggalkan sebagian dari apa yang ada pada diri mereka dan begitu pula Nabi ‫ﷺ‬.
Allah Berfirman:

َ‫ لَوْ تُ ْد ِهنُ فَيُ ْد ِهنُوْ ن‬Z‫َو ُّدوْ ا‬


“Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak maka mereka bersikap lunak (pula).”(Al
Qalam:9)

Ada riwayat Ibnu jarir dan Ath Thabarani yang menyebutkan bahwa orang-orang musyrik
menawarkan kepada Rasulullah ‫ﷺ‬, agar beliau menyembah sesembahan mereka selama setahun
dan mereka menyembah Rabb beliau selama setahun kemudian. Ibnu Ishaq meriwayatkan dalam
sanadnya, “selagi rasulullah ‫ ﷺ‬sedang thawaf di ka’bah, beliau berpapasan dengan Al Aswad
bin Al Munthalib bin Asad bin Abdul Uzza dan Al walid bin Al Mughirah dan Al Ash bin Wail
As Sahmi, yang mereka ini adalah tetua dikaumnya. Mereka berkata, “ Wahai Muhammad,
Kesinilah! Kami mau menyembah apa yang engkau sembah dan engkau juga harus menyembah
apa yang kami sembah, sehingga kita bisa saling bersekutu dalam masalah ini.” Lalu Allah
menurunkan Surat Al Kafirun.

E. Berbagai macam tekanan.


Orang-orang musyrik senantiasa berusaha menghentikan dakwah setelah disebarkan secara
terang-terangan sejak permulaan tahun keempat dari nubuwwah. Tetapi tatkala mereka tahu
bahwa cara ini sama sekali tidak efektif mereka berkumpul lagi, bahkan mereka membentuk
panitia khusus yang beranggotakan dua puluh lima orang yang diketuai paman Nabi Abu Lahab.
Sikap Abu Lahab ini sudah ditunjukkan kepada Nabi sejak hari pertama, sebelum orang-orang
Quraisy bertindak.
Setelah Abdullah, putra Rasulullah ‫ ﷺ‬yang kedua meninggal dunia, Abu Lahab merasa senang
sekali. Seketika itu dia menemui rekan-rekannya dan mengatakan kepada mereka bahwa
Muhammad ‫ ﷺ‬sudah terputus Rahmat dari Allah. Begitu juga istri Abu Lahab , Ummu Jamil
binti Harb bin Umayyah, saudari Abu Sufyan, tidak kalah sengitnya dalam memerangi Nabi dari
pada suaminya. Dia pernah memasang duri dijalan yang dilalui Nabi‫ ﷺ‬dan di depan Pintu beliau
dimalam hari. Dia adalah Wanita yang sok berkuasa, panjang lidah, banyak bualan dan tipu
muslihat, suka mengobarkan api fitnah dan menyalakan api peperangan untuk melawan Nabi ‫ﷺ‬
. Oleh karna itu Al qur’an mensifatinya sebagai pembawa kayu bakar.
Kemudian menurut Ibnu Ishaq, Orang-orang yag suka menyakiti Rasulullah ‫ ﷺ‬selagi didalam
rumah adalah Abu Lahab, Al Hakam bin Abul Ash bin Umayyah, Uqbah bin Abu Muith, Adi bin
Amra Ats Tsaqofi, Ibnul Ashda Al Hudzali, yang sebenarnya adalah tetangga baginda Nabi ‫ﷺ‬.
Tak seorangpun di antara mereka yang masuk Islam selain Al Hakam bin Abul Ash. Diantara
mereka ada yang melempar kotoran domba ketika Nabi ‫ ﷺ‬Shalat. Terlebih Uqbah bin Abu
Muith. Al Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, bahwa suatu kali Nabi ‫ ﷺ‬didekat
Ka’bah, sedangkan Abu Jahal dan rekan-rekannya sedang duduk- duduk. Diantara mereka ada
yang berkata “ Siapakah diantara kalian yang berani mengambil kotoran onta untuk diletakkan
dipunggung Nabi ‫ ﷺ‬selagi sedang shalat?”
Maka manusia yang paling celaka, Uqbah bin Abu Muith, melaksanaknnya. Tatkala Nabi‫ﷺ‬
sujud dia meletakkan kotoran dipunggung Nabi ‫ﷺ‬. Sampai ketika Fatimah memebersihkan
kotoran itu barulah Nabi bangkit dari sujudnya.
Sedangkan Umayyah bin Khalaf,ketika melihat Rasulullah ‫ ﷺ‬maka dia mengumpat dan mencela
Nabi. Maka turunlah surah Al Humazah. Menurut Ibnu Hisyam, artinya orang yang mencela
orang lain secara blak-blakan, dengan melototkan mata dan mencemooh. Sedangkan lumazah
artinya mencela orang lain secara tersembunyi.
Gangguan dan siksaan seperti ini tidak begitu berarti bagi diri Rasulullah ‫ﷺ‬, karena beeliau
memiliki kepribadian yang tidak ada duanya, berwibawa dan dihormati setiap orang, umum
maupun khusus. Disamping itu beliau senantiasa mendapat perlindungan dari Abu Thalib, orang
yang paling disegani di Makkah. Tetapi bagi muslim yang lemah, semua itu terasa berat dan
pahit.
Bilal yang saat itu menjadi budak Umayyah bin Khalaf, pernah dikalungi tali dilehernya, lalu dia
serahkan kepada anak-anak kecil untuk dibawa lari-lari di sebuah bukit di Makkah. Penyiksaan
yang paling keras yakni ketika Bilal ditelentangkan diatas padang pasir ditengah ufuk matahari,
kemudian diletakkan batu diatasnya. Kemudian lewatlah Abu Bakar, dan membelinya dengan
seorang pemuda brkuliat hitam. Ada pendapat Abu Bakar membelinya dengan tujuh uqiyah atau
lima keeping perak, lalu memerdekakannya.
Ammar bin Yassir, budak Bani Makhzum, masuk Islam bersama ayah dan ibunya. Orang-orang
musyrik yang dipimpin Abu Jahal menyeret mereka ke tengah padang pasir yang panas membara
untuk menyiksa mereka. Nabi pun lewat disana dan berkata. Beliau bersabda” Sabarlah wahai
keluarga Yassir! Sesungguhnya tempat yang sudah dijanjikan bagi kalian adalah surga.”
Yassir meninggal dunia dalam penyiksaan itu, dan Ibu Ammar, Sumayyah, ditikam Abu Jahal
dengan menggunakan tombak, hingga meninngal dunia. Sedangkan Ammar yang masih hidup
harus menghadapi penyiksaan yang lebih sakit lagi. Sebuah batu yang oanas diletakan di
dadanya dan sebagian tubuhnya yang lain dibenamkan di dalam pasir yang panas membara.
“ Kami tidak akan melepaskanmu kecuali engkau mencaci Muhammad, atau engkau mengatakan
yang baik tentang Lata dan Uzza,” kata mereka. Dengan terpaksa Ammar memenuhi permintaan
mereka itu hingga dilepaskan. Setelah itu menemui Rasulullah ‫ ﷺ‬sambil menangis dan meminta
ampun. Lalu turun ayat tentang dirinya,
ۢ ْ ‫من َكفَر باهّٰلل م ۢ ْن ب ْعد ا ْيمانه ااَّل م ْن اُ ْكره وقَ ْلبُهٗ م‬
ِ ‫ط َم ِٕى ٌّن بِااْل ِ ْي َم‬
‫ان‬ ُ َ َِ َ ِ ٖٓ ِ َ ِ ِ َ ِ ِ ِ َ ْ
“ Barangsiapa kafir kepada Allah setelah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali
orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa)".(An
Nahl:103)

Abu Fakinah, yang nama aslinya Aflah, budak Bani Abdid Dar diikat kakinya dengan ikatan
kencang, lalu diseret di atas tanah.
Khabbab bin Al Arrat, budak milik Ummu Ammar binti Siba’ Al Khuza’iyah juga mendapat
berbagai macam penyiksaan. Mereka mencengkram rambutnya lalu menariknya dengan tarikan
yang keras dan membelitkan tali dilehernya dan menelentangkannya ditanah hingga beberapa
kali di atas pasir yang menyengat, kemudian mereka meletakkan sebuah batu di atas tubuhnya,
hingga dia tidak mampu berdiri lagi.
Zinniyah, Nahdiyyah, dan kedua putrinya, serta Ummu Ubais, yang semuanya hamba sahaya,
juga masuk islam. Abu Bakar membeli sebuah budak yang masuk islam itu dan memerdekakan
mereka, sebagaimana dia telah memerdekakan Bilal dan Amir bin Fuhairah. Daftar orang-orang
ysng disiksa karena masuk Islam masih banyak dan panjang serta mengerikan. Siapapun yang
diketahui masuk Islam, pasti akan mendapat penyiksaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
A. Pertama kali Menampakkan Dakwah
Wahyu pertama yang turun dalam masalah ini adalah firman Allah‫ﷻ‬,
S
َ‫ر ع َِشي َْرتَكَ ااْل َ ْق َربِ ْين‬Zْ ‫َواَ ْن ِذ‬
“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat,”
(Assyu’ara:214)

Permulaan surat Asy-Syu’ara yang memuat ayat ini menyebutkan kisah nabi Musa dari
permulaan nubuah hingga hijrah beliau bersama Bani Israel, hingga mereka selamat dari
Fir’aun dan kaumnya yang berkesudahan tenggelamnya Fir’aun dan para pengikutnya.
Kisah ini memuat tahapan-tahapan yang dilalui Musa selama menyeru Fir’aun dan
kaumnya kepada Allah‫ﷻ‬.

B. Menyeru kerabat-kerabat Dekat.

Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah ‫ ﷺ‬setelah turun ayat di atas ialah
mengundang Bani Hisyam. Kemudian Abu Thalib pun menjamin untuk membantu
dakwah nabi dan Nabi pun melanjutkan dakwahnya.

C. Menyampaikan Kebenaran dan Menentang Tindakan Kaum Musyrikin.


Seruan Baginda Nabi terus bergema di Makkah, hingga kemudian turun Firman Allah ‫ﷻ‬
yang berbunyi,
“Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.”( Al-Hijr:94)

Maka Rasulullah‫ ﷺ‬langsung bangkit menyerang Khurafat dan kebohongan syirik,


menyebutkan berhala dan hakikatnya yan sama sekali tidak ada nilai. Ketidakberdayaan
berhala-berhala itu beliau gambarkan dengan beberapa perumpamaan, disertai penjelasan-
penjelasan bahwa siapa yang menyembah berhala dan menjadikannya sebagai wasilah antara
dirinya dan Allah, berada dalam kesesatan yang nyata.

D. Beberapa Cara menghadang Dakwah.


1.Ejekan, penghinaan, olok-olok, dan penertawaan
2.Menjelakkan beliau, membangkitkan keraguan-raguan, menyebarkan anggapan
anggapan yang menyangsikan ajaran-ajaran beliau dan diri beliau.
3. Menyodorkan beberapa bentuk penawaran, sehingga dengan penawaran ini mereka
berusaha untuk mempertemukan Islam dan Jahiliyah ditengah jalan. Orang-orang
Musyrik siap meninggalkan sebagian dari apa yang ada pada diri mereka dan begitu
pula Nabi ‫ﷺ‬.

E. Berbagai macam tekanan


Begitu banyak cobaan yang dilontarkan orang quraisy terhadap muslim, bahkan
sebagian ada yang syahid demi mempertahankan aqidanya.
DAFTAR PUSTAKA

Ar- Rahiqul Makhtum : Asy Syaikh Shafiyurr Rahman Al Mubarakfury


Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam : Penerjemah Fadhli Bahri, Lc
Penerbit Darul Falah

Anda mungkin juga menyukai