Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN

TIPE KEPEMIMPINAN LAISSEZ FAIRE (KENDALI BEBAS)

Disusun oleh Kelompok 4 :

1. Yeniati

2. Zahratul Jannah

3. Nurzahlena

4. Nazaruddin

5. Faiz Ar Radhi

6. Malikul Jufri

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIkes)


MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
TAHUN AJARAN
2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................5

1.1 LATARBELAKANG......................................................................................................6

1.2 RUMUSANMASALAH.................................................................................................. 7

1.3 TUJUANPENELITIAN...................................................................................................7

1.4 MANFAATPENELITIAN................................................................................................7

1.5 METODEPENELITIAN................................................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................................8

2.1 GAYA KEPEMIMPINAN LAISSEZ FAIRE (KENDALIBEBAS)..............................................8

2.1.1 Definisi Kepemimpinan......................................................................................8

2.1.2 Definisi GayaKepemimpinan.............................................................................9

2.1.3 Definisi Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (Kendali Bebas).........................10

2.1.4 Gaya Sejarah Laissez Faire di Seluruh Dunia.................................................11

2.1.5 Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire.......................................16

2.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire......18

2.2 TEORI KEPEMIMPINAN.............................................................................................18

2.2.1 Teori “ Trait” (Bakat).........................................................................................18

2.2.2 Teori Perilaku...................................................................................................19

BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................. 20

3.1 PROFILTOKOH........................................................................................................20

2|Page
3.2 SEJARAH KARIR ROBERT NOYCE..............................................................................21

3.3 ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN ROBERT NOYCE......................................................23

BAB IV........................................................................................................................26

ANALISIS DATA.........................................................................................................26

4.1 VERBATIM WAWANCARA......................................................................................... 26

BAB VKESIMPULAN..................................................................................................30

5.1 KESIMPULAN.......................................................................................................... 30

5.2 SARAN................................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 31

LAMPIRAN................................................................................................................. 33

3|Page
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan nikmat berupa kesehatan dan keselamatan sehingga makalah kami
yang berjudul “Laissez Faire” ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari
segi isi maupun tata bahasanya. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan makalah ini di masa
yang akandatang.

Akhir kata semoga makalah kami yang membahas tentang “Laissez Faire” ini
dapat menambah pengetahuan kita sehingga kedepan kita dapat menjadi sumber
daya manusia yang berjiwa kepemimpinan.

Sigli, April 2022

Tim Penulis

4|Page
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk


Tuhan lainnya. Manusia dianugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan
untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan
kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan
baik. Dengan berjiwa pemimpin maka manusia akan dapat mengelola diri,
kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan
masalah yang relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang
pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan
dengan baik.
Leadership mempunyai kedudukan paling penting dalam sebuah
komunitas, kelompok masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pemimpin yang
mampu memberi rasa aman, tentram, dan mampu mewujudkan cita-cita
rakyatnya adalah sosok pemimpin yang berhasil dalam kepemimpinannya
serta pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya, bangsanya, dan pemikirannya
dipakai meskipun pemimpin itu tidak lagi bersama mereka. Dewasa ini kita
telah mengetahui berbagai macam tipe dan karakteristik
leadership/kepemimpinan dengan berbagai macam pula manajemen yang
diperankan sebagai pemimpin yang ideal tanpa memiliki rasa kepentingan
bersifat mementingkan sebagian pihak, tentunya figur seorang pemimpin
yang selalu membela keperluan rakyatlah yangdiharapkan.
Secara umum pemimpin dalam kelompok bertanggung jawab dalam
menggerakkan aktivitas dan motivasi anggota kelompok untuk tujuan
bersama. Berikut teori munculnya pemimpin yakni sebagai berikut :
a. Teori Genetis : Pemimpin lahir dari bakat-bakat alamiah & ditakdirkan
menjadipemimpin
b. Teori Sosial : Pemimpin harus disiapkan, dididik dan dilatih melalui
usaha pendidikan dan pelatihan serta dengan adanya kemauandiri

5|Page
c. Teori Ekologis/Sintesis : Seseorang akan menjadi pemimpin yang
sukses apabila memang memiliki bakat kepemimpinan dan diasah
melalui pengalaman-pengalamansosial

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh


seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang
lain. Maka dengan ini penulis mencoba membahas gaya kepemimpinan
Laissez Faire adalah sebuah frasa Bahasa Perancis yang berarti “biarkan
terjadi” (secara harafiah “biarkan berbuat”) atau membiarkan. Istilah ini
berasal dari diksi Perancis yang digunakan pertama kali oleh para psiokrat
pada abad ke 18 sebagai bentuk perlawanan terhadap intervensi pemerintah
dalam perdagangan.
Dalam pandangan Laissez Faire, kewajiban negara bukanlah
melakukan intervensi untuk menstabilkan distribusi kekayaan atau untuk
menjadikan sebuah negara makmur untuk melindungi rakyatnya dari
kemiskinan melainkan bersandar pada sumbangan dan sistem pasar. Laisses
Faire memiliki konsep organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya,
berperan pasif dan tidak mau campur tangan. Yang dalam falsafah nya
manusia memiliki solidaritas, kesetiaan, mempunyai nilai saling mempercayai,
kepentingan dan tujuan organisasi tetap difokuskan, pendelegasian sangat
ekstensif, pengambilan keputusannya melalui pimpinan tingkat bawah, status
quo organisasi tidak terganggu, pertumbuhan dan perkembangan organisasi
oleh bawahan, intervensi pimpinan sangat kecil/minim namun adanya sikap
pesimis akan tetapi menganggap bawahan sebagai rekankerja.
Alasan peneliti memilih tokoh Robert Noyce yaitu karena sifat
dan kepribadian Robert Noyce dalam memimpin anggota nya sesuai dengan
gaya kepemimpinan Laissez Faire yang tidak terlalu banyak campur tangan
dan memberikan kebebasan kepada anggota dalam membangun sebuah
organisasi..

6|Page
1.2 Rumusan Masalah

Mengingat situasi dan kondisi yang dihadapi seorang pemimpin sangat


berbeda satu dengan lainnya sehingga muncul berbagai tipe dan gaya
kepemimpinan untuk situasi dan kondisi yang tepat. Berdasarkan latar
belakang yang dikemukakan tersebut maka dapat diambil sebuah rumusan
masalah yakni pembahasan gayakepemimpinan tentang “Laissez Faire”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis dalam penelitian dan membuat makalah ini adalah
sebagai penyelesaian tugas mata kuliah Psikologi Kepemimpinan serta agar
mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan gaya
kepemimpinan khususnya tentang “Laissez Faire”,

1.4 Manfaat Penelitian

Terdapat manfaat teoritis dan manfaat praktis dalam penelitian yakni :

1) Manfaat Teoritis:

a) Untuk pengembangan keilmuan di bidang pembelajaran tentang


Kepemimpinan
b) Untuk menambah khasanah kajian ilmiah dalam pengembangan media
pembelajaran
2) Manfaat Praktis:

a) Adanya motivasi yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran


Kepemimpinan karena menggunakan media konkret sehingga lebih
menarik minatmahasiswa

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian makalah ini menggunakan metode kepustakaan yang


diambil dari berbagai referensi dan ada juga dari berbagai media online
sebagainya.
7|Page
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (Kendali Bebas)

2.1.1 Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah  kemampuan seseorang untuk  memberikan pengaruh 


kepada  perubahan perilaku orang  lain  secara  langsung maupun tidak.

Seorang manajer ingin kepemimpinan lebih efektif, ia harus mampu


memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan
yang tinggi terhadap permasalahan organisasi, menggerakkan stafnya agar 
mereka mampu melaksanakan tugas–tugas pokok organisasi sesuai dengan
kewenangan yang diberikan kepadanya dan tanggung jawab yang melekat pada
setiap tugas (Muninjaya, 1999).

Menurut Gillies (1994), dalam Arwani (2006), mendefinisikan kepemimpinan


berdasarkan kata kerjanya, yaitu to lead, yang mempunyai arti beragam, seperti
untuk memandu  (to guide),  untuk menjalankan dalam arah tertentu (to run in a
specific direction), untuk mengarahkan (to direct), berjalandidepan (to go at the
head of), menjadi yang pertama (to be first), membuka permainan (to open play),
dan cenderung kehasil yang pasti (to tend toward a de).

a. Definisi Kepemimpinan Menurut Para Ahli

Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi,


memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi
efektivitas dan keberhasilan organisasi. (House dalam Gary Yukl, 2009).

“Leadership is the activity of infuencing exercised to strive willingly for group


objectives” (Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain
untuk bekerja keras dengan penuh kemauan untuk tujuan kelompok). (Terry dalam
Wahjosumidjo, 1994)

“Leadership is the exercises of authority and the making of decisions”


(Kepemimpinan adalah aktivitas para pemegang kekuasaan dan membuat
keputusan). ( Dubin , dalam Wahjosumidjo,1994)

8|Page
“Kepemimpinan adalah suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi
aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan anggota kelompok”. (Stogdill dalam
Stonner, 2003)

Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang


yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan
oleh orang lain yang memimpinnya. (Sutikno, 2014)

Kepemimpinan yang membantu setiap orang dalam organisasi untuk dapat


melakukan pekerjaan dengan baik melalui kegiatan-kegiatan pembinaan,
memfasilitasi, membantu mengatasi kendala, dan lain sebagainya (Edward
Deming dalam Margono Slamet , 1999)

Berdasarkan definisi kepemimpinan di atas dapat diartikan bahwa


kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi,
menggerakkan, mendorong, mengendalikan orang lain atau bawahannya untuk
melakukan sesuatu pekerjaan atas kesadarannya dan berkontribusi dalam
mencapai suatu tujuan.

2.1.2 Definisi Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai penampilan atau karakteristik


khusus dari suatu bentuk kepemimpinan (Follet, 1940; dikutip dari Gillies, 1996).
Gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh sifat dan perilaku yang dimiliki oleh
pemimpin. Karena sifat dan perilaku antara seorang dengan orang lainnya tidak
persis sama, maka gaya kepemimpinan yang diperlihatkan pun juga tidak sama.
Setiap gaya kepemimpinan biasa efektif dalam situasi tertentu tetapi tidak efektif
dalam situasi lainnya (Tannenbaum dan Schmit, 1973; dikutip dari Gillies, 1996).

Gaya kepemimpinan merupakan aspek penting untuk mencapai dan


meningkatkan keberhasilan kepemimpinan seseorang dalam suatu organisasi.

a. Definisi GayaKepemimpinan Menurut Para Ahli

Gaya Kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh


seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain
seperti yang ia lihat. (Thoha,2013)

Gaya Kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk


memengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula
9|Page
dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang
disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin. (Rivai, 2014)

Gaya kepemimpinan adalah berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh
pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. (Stonner,
1996)

Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, maka disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan adalah salah satu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin
dalam mempengaruhi, mengarahkan dan mengendalikan perilaku orang lain untuk
mencapai suatu tujuan.

Menurut Handoko (2005: 54), macam - macam gaya kepemimpinan adalah


sebagai berikut:

b. Gaya KepemimpinanDemokratis

c. Gaya KepemimpinanOtoriter

d. Gaya Kepemimpinan Laissez-faire (kendalibebas)

2.1.3 Definisi Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (Kendali Bebas)

Gaya kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara


keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam
pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut
karyawannya paling sesuai (Robbins dan Coulter, 2002, p. 460).
Kata-kata laissez faire tersebut berasal dari bahasa Prancis, yang di dalam
manajemen dapat diartikan sebagai “tanpa kepemimpinan”. Kondisi ini terjadi
pada saat di dalam sebuah komunitas tidak terdapat struktur kepemimpinan. Hal
itu dapat terjadi pada kondisi di mana sang pemimpin menyerah dan membiarkan
segala sesuatu berjalan apa adanya seperti yang sudah-sudah. Kondisi laissez
faire juga dapat terjadi pada masa penantian pergantian pemimpin, di mana
pemimpin(adinterm)yangsementaramenggantikanpemimpinyanglamatidakmenga
mbil keputusan yang bersifat mengubah sesuatu sampai munculnya pemimpin

10 | P a g e
pengganti yang sah (Iensufiie, 2010).

Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahannya. Struktur


organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Pemimpin menghindari
kuasa dan tanggung jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok
baik dalam menetapkan tujuan maupun menanggulangi masalahnya sendiri. Gaya
ini tidak berdasarkan pada aturan-aturan. Seorang pemimpin yang menggunakan
gaya kepemimpinan ini menginginkan seluruh anggota kelompoknya berpartisipasi
tanpa memaksakan atau menuntut kewenangan yang dimilikinya. Tindak
komunikasi dari pemimpin ini cenderung berlaku sebagai seorang penghubung
yang menghubungkan kontribusi atau sumbangan pemikiran dari anggota
kelompoknya. Jika tidak ada yang mengendalikannya, kelompok yang memakai
gaya ini akan menjadi tidak terorganisasi, tidak produktif dan anggotanya akan
apatis, sebab mereka merasa bahwa kelompoknya tidak memiliki maksud dan
tujuan yang hendakdicapai.

2.1.4 Gaya Sejarah Laissez Faire di Seluruh Dunia

Filsafat moral abad kedelapan belas Adam Smith mengungkapkan


keprihatinan atas jenis karakter yang dihasilkan oleh sistem ekonomi kapitalis.
Smith menggambarkan "tuan tanah" sistem tersebut sebagai pasif, malas, dan
tidak kompeten, karena pendapatan mereka didapat hanya oleh keberadaan tanah
mereka. Meskipun tampaknya para pemimpin ini harus mendukung kebijakan atau
tindakan yang pada akhirnya akan bermanfaat bagi pundi-pundi mereka sendiri,
banyak di antara mereka malas, dan tidak ingin diganggu.

Tanpa pengawasan, sistem semacam itu bisa membawa jatuhnya kesehatan


ekonomi seluruh bangsa. Sepanjang tahun, telah terjadi banyak perdebatan
mengenai sistem pemerintahan dan ekonomi, dan sejarah laissez faire telah
berkembang secara berbeda di seluruh dunia.

Kata-kata laissez faire tersebut berasal dari bahasa Prancis, yang di dalam
manajemen dapat diartikan sebagai “tanpa kepemimpinan”. Kondisi ini terjadi
pada saat di dalam sebuah komunitas tidak terdapat struktur kepemimpinan. Hal
itu dapat terjadi pada kondisi di mana sang pemimpin menyerah dan membiarkan
segala sesuatu berjalan apa adanya seperti yang sudah-sudah. Kondisi laissez
11 | P a g e
faire juga dapat terjadi pada masa penantian pergantian pemimpin, di mana
pemimpin (ad interm) yang sementara menggantikan pemimpin yang lama
tidakmengambil keputusan yang bersifat mengubah sesuatu sampai munculnya
pemimpin pengganti yang sah (Iensufiie, 2010).

Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahannya. Struktur


organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Pemimpin menghindari
kuasa dan tanggung jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok
baik dalam menetapkan tujuan maupun menanggulangi masalahnya sendiri. Gaya
ini tidak berdasarkan pada aturan-aturan. Seorang pemimpin yang menggunakan
gaya kepemimpinan ini menginginkan seluruh anggota kelompoknya berpartisipasi
tanpa memaksakan atau menuntut kewenangan yang dimilikinya. Tindak
komunikasi dari pemimpin ini cenderung berlaku sebagai seorang penghubung
yang menghubungkan kontribusi atau sumbangan pemikiran dari anggota
kelompoknya. Jika tidak ada yang mengendalikannya, kelompok yang memakai
gaya ini akan menjadi tidak terorganisasi, tidak produktif dan anggotanya akan
apatis, sebab mereka merasa bahwa kelompoknya tidak memiliki maksud dan
tujuan yang hendak dicapai.

Laissez Faire di Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, telah dikemukakan bahwa pengaruh langsung pemerintah


terhadap ekonomi bangsa selalu diperuntukkan oleh para Founding Fathers. Ini
karena Anggaran Dasar Konfederasi telah membuat negara baru ini menjadi
kekacauan ekonomi, dan Pendiri tersebut bermaksud agar kemerdekaan koloni
yang keras gulita tidak dimanjakan oleh ketergantungan finansial pada entitas kuat
di Eropa. Untuk itu, pengaruh pemerintah yang kuat diizinkan untuk menembus
bidang sains, penemuan, perdagangan, dan industri. Tujuannya untuk
membiarkan tangan pemerintah yang berat seperti itu adalah untuk memperbaiki
kesejahteraan umum negara tersebut, dan untuk membantu membuat ekonomi
A.S. begitu kuat sehingga tidak perlu bergantung pada orang lain untuk meminta
bantuan.

Ada beberapa sejarah AS mengenai intervensi pemerintah yang berhasil,


seperti pendirian Kantor Paten pada tahun 1802, dan Kantor Standar Bobot dan
Ukuran pada tahun 1830. Sebagai tambahan, berbagai ekspedisi Angkatan Darat
12 | P a g e
ke Barat sepanjang tahun 1800an, dimulai dengan Lewis dan Clark's Corps of
Discovery pada tahun 1804. Pemerintah AS juga memiliki tangan untuk
mendirikan Bank Pertama dan Kedua di Amerika Serikat.

Tentu saja, banyak dari proposal ini tidak langsung diterima oleh semua
orang, dan kebanyakan yang menentang pendekatan laissez faire terhadap
kapitalisme A.S. mendukung American School of thought, yang didasarkan pada
gagasan Alexander Hamilton. Gagasan Hamilton termasuk penciptaan bank yang
disponsori pemerintah, dan kenaikan tarif tertentu.

Pada awal abad ke-19, menjadi kenyataan bahwa hubungan pemerintah A.S.
dengan industri negara sangat berbeda dengan laissez faire di negara lain.
Sebenarnya, A.S. memeluk ekonomi campuran, yang tumbuh menguat selama
periode segera setelah Perang Dunia I dan Depresi Hebat. Bahkan sekarang, dari
waktu ke waktu, pemerintah akan melibatkan dirinya dalam mendukung industri
Amerika secara aktif sehingga bisa melindunginya dari persaingan luar negeri.

a. Laissez Faire di Eropa

Praktik sistem pemerintahan laissez faire di Eropa, yang bertentangan dengan


laissez faire di negara lain, dipromosikan secara luas oleh beberapa pedagang
sukses. Orang-orang ini percaya bahwa pemerintah suatu negara harus
mengizinkan hukum alam untuk mendikte kegiatan ekonomi, dan bahwa satu-
satunya saat pemerintah harus terlibat adalah ketika kehidupan, kebebasan, dan
properti negara terancam.

Ekonom Prancis Francois Quesnay, yang berhubungan langsung dengan


Raja Louis XV dari Prancis, menyarankan sistem ekonomi laissez faire kepada
Raja. Raja menyukai gagasan tersebut, dan menjadikan Prancis sebagai negara
Eropa pertama yang merangkul sistem semacam itu dengan melakukan jauh
dengan tol dan hambatan pada penjualan dan pengangkutan gandum yang ada
pada saat itu. Sistem ini sukses selama bertahun-tahun; Namun, pada tahun
1768, panen yang buruk mengakhiri kesuksesan itu ketika harga roti melejit
sampai titik di mana kelaparan di Eropa meledak menjadi epidemi yang meluas.

Inggris juga tidak asing dengan kelaparan, namun banyak yang menentang
13 | P a g e
perbaikan kondisi sesama warga negara mereka. Pada tahun 1843, surat kabar
The Economist - sebuah makalah yang mempromosikan cita-cita laissez faire -
didirikan. Advokat untuk sistem pemerintahan ini menentang pengiriman bantuan
makanan kepada mereka yang menderita dalam kondisi kelaparan yang ada di
dalam Kerajaan Inggris, dan pendiri Economist James Wilson menulis, "Bukan
urusan orang lain untuk memberikan yang lain."

b. Laissez Faire di China

Perdebatan tentang laissez faire selalu menjadi hal yang menggairahkan di


China, dengan beberapa orang lebih menyukai kontrol pemerintah sesedikit
mungkin, sementara yang lain secara bersamaan memperjuangkan kebalikannya,
terutama ketika harus membatasi sejauh mana perusahaan dapat menetapkan
harga mereka sendiri, atau mencegah perusahaan membangun monopoli dalam
industri pembuatan uang. Kadang praktik laissez faire dipraktekkan, hanya untuk
segera ditarik kemudian.

Monopoli khususnya adalah isu kontroversial. Mereka sering


diimplementasikan pada masa perang ketika ekonomi lebih bermanfaat, dan
kemudian dihapuskan nanti. Monopoli sangat lazim selama dinasti Han dan Tan,
namun kemudian, pada dinasti Song dan Ming, pemerintah telah berhasil
menyingkirkan mereka dan tidak melihat ke belakang untuk keseluruhan dinasti
tersebut, memilih lebih banyak praktik laissez faire.

Monopoli negara akhirnya dibawa kembali saat dinasti Qing Manchu. Ini juga
merupakan dinasti di mana pemerintah menjadi lebih banyak berurusan dengan
ekonomi China secara keseluruhan. Banyak ahli percaya bahwa ini adalah
penjelasan yang bagus mengapa China tidak pernah diberi kesempatan untuk
mengembangkan sistem kapitalisme mereka sendiri dengan benar.

Sikap laissez faire mungkin berlaku untuk lebih dari sekedar hubungan
pemerintah dengan transaksi pihak swasta. Pengusaha dan organisasi lain di
seluruh dunia kadang-kadang mengadopsi gaya kepemimpinan laissez faire, yang
juga disebut sebagai "kepemimpinan delegatif." Kepemimpinan delegasi bukanlah
gaya kepemimpinan yang khas sama sekali, karena para pemimpin lebih mudah
lepas kendali, dan memungkinkan anggota kelompok untuk bekerja sama, serta

14 | P a g e
membuat keputusan bebas dari pengaruh konstan pemimpin mereka.

Ketika model kepemimpinan laissez faire diterapkan di dunia bisnis, para


pemimpin memberikan sedikit sekali panduan kepada anggota kelompok mereka.
Dalam contoh laissez faire, anggota kelompok bebas membuat keputusan sendiri,
dan diharapkan dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri, walaupun para
pemimpin memberi mereka alat yang diperlukan untuk melakukannya. Sementara
kekuatan pengambilan keputusan terletak di tangan individu, pemimpin mereka
masih bertanggung jawab atas keputusan dan perilaku kelompok secara
keseluruhan.

c. Kontra Kepemimpinan Laissez Faire

Sementara model kepemimpinan laissez faire mungkin terdengar ideal untuk


beberapa orang, pendekatan ini bisa salah jika kekuatan semacam itu diserahkan
kepada tim yang anggotanya kekurangan sumber daya atau pengalaman untuk
mengambil keputusan yang diperlukan. Beberapa orang tidak begitu baik dengan
tenggat waktu, dan mereka bahkan lebih buruk lagi jika mereka harus
mengaturnya untuk diri mereka sendiri. Mereka yang tidak memiliki manajemen
waktu atau keterampilan organisasi yang diperlukan mungkin merasa sulit untuk
mengelola proyek mereka atau menyelesaikan masalah mereka tanpa semacam
bimbingan dari pemimpin mereka. Kurangnya komunikasi ini dapat menyebabkan
tenggat waktu tidak terjawab atau proyek yang tidak terorganisir, sehingga lebih
jelas lagi peran eksekutif laissez faire.

Karena pemimpin laissez faire lebih hands-off, anggota kelompok


mengembangkan kesalahpahaman bahwa pemimpin mereka tidak peduli dengan
hasil proyek, yang merupakan gaya kepemimpinan laissez faire yang lain.
Perasaan negatif ini dapat menyebabkan kelompok tersebut terurai. Jika individu
merasa seperti pemimpin mereka tidak peduli dengan hasil akhirnya, mereka juga
mungkin mengembangkan pola pikir yang sama. Kurang dari pemimpin gurih akan
beralih pada perilaku negatif semacam ini sebagai cara untuk menggunakan
anggota kelompok mereka sebagai kambing hitam, sehingga mereka secara
pribadi menghindari tanggung jawab atas kegagalan kelompok tersebut.

Karena anggota kelompok menerima sedikit bimbingan atau tidak sama sekali,

15 | P a g e
mereka mungkin merasa sedih karena mereka tidak tahu persis apa yang
seharusnya mereka lakukan pada waktu tertentu. Selain itu, gaya ala laissez faire
yang digunakan dengan kelompok yang lebih besar dapat menyebabkan peran
kelompok kurang didefinisikan. Sangat penting bahwa manajemen
memberlakukan tanggung jawab secara khusus, jika mereka memilih untuk
mengambil langkah mundur dari proyek tersebut.

Untuk alasan ini, pendekatan laissez faire harus digunakan berdasarkan


kasus per kasus, dan bukan ditetapkan sebagai preseden. Dengan cara ini, jika
individu tidak yakin akan tanggung jawab mereka, mereka dapat merasa bebas
untuk memeriksa secara teratur pemimpin tim mereka seperlunya, dan mereka
cenderung percaya bahwa pemimpin mereka akan cukup peduli dengan proyek
tersebut untuk membantu mereka.

Pemimpin pada akhirnya dapat memutuskan untuk beralih ke pendekatan


yang lebih mendelegatif setelah kelompok tersebut membuktikan bahwa mereka
telah memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk melanjutkan pekerjaan
mereka sendiri dengan sedikit atau tanpa pegangan dari manajemen. Konsep
laissez faire sejauh keterlibatan pemerintah bisa lebih dipahami bila diterapkan
pada situasi bisnis seperti ini.

2.1.5 Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Gaya kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara


keseluruhan memberikankaryawannya atau kelompok kebebasan dalam
pembuatan

Menurut Sukanto (1987) ciri-ciri gaya kepemimpinan kendali bebas :

1. Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan


partisipasi minimal daripemimpin.

2. Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang


membuat orang selalu siap bila dia akan memberi informasi pada saat
ditanya.
3. Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuantugas.
4. Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota
16 | P a g e
atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu
kejadian.

Ciri-ciri gaya kepemimpinan kendali bebas Handoko dan Reksohadiprodjo


(1997):
1. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinyasendiri.

2. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuanumum.

3. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai


tujuan dalam segala hal yang mereka anggapcocok.

Sikap seorang pemimpin yang laissez faire dalam memimpin organisasi:

1. Sikap yang permisif, dalam arti bahwa para anggota organisasi boleh
saja bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya asal
saja kepentingan bersama tetap terjaga dan tujuan organisasi tetap
tercapai;
2. Kepentingan dan kebutuhan para bawahan mendapat perhatian besar
karena dengan terpeliharanya kepentingannya dan terpuaskan
kebutuhannya para bawahan itu, mereka akan dengan sendirinya
berperilaku positif dalam kehidupanorganisasionalnya;
3. Memperlakukan bawahan sebagai rekan sekerja, hanya saja
kehadirannya sebagai pimpinan diperlukan sebagai akibat dari adanya
struktur dan hirarkiorganisasi;
4. Pendelegasian wewenang terjadi secaraekstensif;

5. Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang


lebih rendah dan kepada para petugas operasonal, kecuali dalam hal-hal
tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya secaralangsung;
6. Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berfikir dan bertindak
yang inovatif dan kreatif diserahkan kepada para anggota organisasi
yang besangkutansendiri;
7. Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku
dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam perjalanan
organisasi berada pada tingkat yangminimum.

17 | P a g e
2.1.6 Kelebihan dan Kekurangan Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
a. Kelebihan Gaya Kepempinan Laissez Faire:

1) Pemimpin akan menyerahkan keputusan kepada keinginan kelompok


sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi keputusanbersama.
2) Ada kemungkinan bawahan dapat mengembangkan kemampuannya,
daya kreativitasnya untuk memikirkan dan memecahkahkan serta
mengembangkan rasa tanggungjawab.
3) Bawahan lebih bebas untuk menunjukkan persoalan yang dianggap
penting sehingga proses penyelesaianya lebihcepat.
b. Kekurangan Gaya Kepempinan Laissez Faire:

4) Tidak mampu melakukan koordinasi dan pengawasan yangbaik.

5) Tidak mempunyai wibawa sehingga ia tidak ditakuti apalagi disegani


olehbawahan.
6) Bila bawahan terlalu bebas tanpa pengawasan, terjadi penyimpangan
dari peraturan yang berlaku dari bawahan serta mengakibatkan salah
tindak dan memaka bayak waktu bila bawahan kurangpengalaman.

2.2 Teori Kepemimpinan

2.2.1 Teori “ Trait” (Bakat)

Teori ini menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pimpinan


dibawa sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik
tertentu yang membuatmereka lebih baik dari orang lain, teori ini disebut dengan
“Great Man Theory”. Banyak peneliti tentang riwayat kehidupan Great Man
Theory. Tetapi menurut teori kontemporer, kepemimpinan seseorang dapat
dikembangkan bukan hanya pembawa sejak lahir, dimana teori trait mengabaikan
dampak atau pengaruh dari siapa pengasuh.Situasi, dan lingkungan lainnya
(Marqus dan Huston,1998 dalam Arwani 2006). Swanburg (2001) menyatakan
ciri – ciri pemimpin menurut teori bakat adalah:

1 Inteligensi

Sifat yang berhubungan dengan inteligensi termasuk pengetahuan,

18 | P a g e
ketegasan, dan kelancaran berbicara. Menyadari bahwa pengetahuan dan
kompetensi dalam pekerjaan tertentu adalah salah satu faktor terpenting
dalam keefektifanpemimpin.
2 Kepribadian
Sifat kepribadian seperti kemampuan beradaptasi, kepercayaan diri,
kreativitas dan integritas personal dihubungkan dengan kepemimpinan yang
efektif. Seorang pemimpin adalah orang yang efektif mengetahui bagaimana
memotivasi semangat kerja para pekerja untuk mencapai tujuan organisasi.
3 Kemampuan
Seorang pemimpin mempunyai cukup kepopuleran, kemasyuran, dan
keterampilan interpersonal untuk memberikan symbol, memperluas,
memperdalam kesatuan kolektif diantara anggotanya dalam system
tersebut.

2.2.2 Teori Perilaku


Nursalam (2002) menyatakan bahwa teori perilaku lebih menekankan
kepada apa yang dilakukan pemimpin dan bagaimana seorang manajer
menjalankan fungsinya. Perilaku sering dilihat sebagai suatu rentang dari
sebuah perilaku otoriter ke demokrat atau dari fokus suatu produksi ke fokus
pegawai.Tentang teori perilaku terdapat teori X dan teori Y dari McGregor
yang dihubungkan dengan motivasi dari Moslow yang menyatakan bahwa
setiap manusia merupakan kehidupan individu secara keseluruhan yang
mengadakan interaksi dengan dunia individu lain (Swanburg, 2000).

19 | P a g e
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Profil Tokoh

Perusahaan Intel, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang


telekomunikasi, perusahaan pembuat Prosesor atau Microchip nomor satu di
dunia. Perusahaan Intel didirikan oleh dua orang yaitu Robert Noyce dan Gordon
Moore, namun penulis kali ini akan mengulas biografi salah satu pendiri
Perusahaan Intel yaitu Robert Noyce. Robert Noyce dilahirkan pada tanggal 12
December 1927 di Burlington, Iowa, Amrika Serikat.

Robert Noyce mempunyai tiga saudara: Donald Sterling Noyce, Gaylord


Brewster Noyce dan Ralph Harold Noyce. Robert Noyce besar di Grinnell, Iowa
dan mengukuti kelas di sekolah lokal. Ia menunjukkan bakat dalam mathematika
dan ilmu pengetahuan alam saat di sekolah menengah tingkat atas dan mengikuti
kuliah fisika di Grinnell College saat masih disana. Ia lulus dari Grinnell High
School pada 1945 dan masuk ke Grinnell College pada musim semi tahun
tersebut. Ia juga perenang pada tim renang 1947 Midwest Conference
Championship.

Ia mendapatkan gelar doktornya dari Massachusetts Institute of Technology


pada 1953. Setelah lulus dari Massachusetts Institute of Technology pada 1953, ia
bekerja untuk pertama kalinya pada Philco Corporation sebagai insinyur peneliti di
Philadelphia, Pennsylvania. Di Tahun yang sama, ia menikah dengan Elizabeth

20 | P a g e
"Betty" Bottomley Mereka mempunyai empat orang anak. Dia meninggalkan
perusahaan Philco Corporation pada 1956 untuk bekerja di Shockley
Semiconductor Laboratory di Mountain View, California.

Ia bergabung di William Shockley di Shockley Semiconductor Laboratory,


sebuah divisi dari Beckman Instruments, tetapi kemudian meninggalkan
perusahaan tersebut dan diberi sebutan "delapan pengkhianat" pada 1957, karena
tidak setuju dengan manajemennya, dan membentuk Fairchild Semiconductor.
Menurut Sherman Fairchild, presentasi Robert Noyce yang penuh semangat
adalah alasan perusahaan Fairchild setuju untuk membentuk divisi semikonduktor.
Pada Juli 1968, Robert Noyce mendirikan perusahaan Intel Corp bersama Gordon
E. Moore, yang juga pernah menjadi pendiri Fairchild Semiconductor dan anggota
staf laboratorium Shockley. Robert Noyce menjabat sebagai presiden dari Intel
sampai 1975 dan ketua dewan 1975-1979.

Menurut biografi IEEE nya, Robert Noyce memegang 16 paten Robert


Noyce, yaitu pada metode semikonduktor, perangkat dan struktur, termasuk
aplikasi dari photoengraving untuk semikonduktor, dan menyebar-persimpangan
isolasi untuk IC. Dia juga memegang paten dasar yang berhubungan dengan
skema interkoneksi logam. Noyce mendapatkan serangan jantung di rumahnya
pada 3 June 1990, dan kemudian wafat di Seton Medical Center di Austin, Texas.

3.2 Sejarah karir Robert Noyce

Pada tahun 1968, bersama dengan Gordon E. Moore, Robert Noyce


berhasil mendirikan perusahaan yang kemudian diberinya nama Intel Corp.
Awalnya Intel didirikan dengan nama NM Electronics dimana NM merupakan
singkatan dari Noyce dan Moore. Dari sanalah kemudian Robert Noyce menjabat
21 | P a g e
sebagai presiden direktur dan CEO, sedangkan Gordon E. Moore menjadi wakil
presiden direktur eksekutif. Mereka mendirikan bengkel di Mountain View,
California, hanya di ujung jalan dari Fairchild Semiconductor, dan Universitas
Stanford. Setelah merekrut kira-kira setengah lusin karyawan dari Fairchild,
termasuk Andrew Grove, mereka mulai mengisi satu sudut kecil tetapi akhirnya
menciptakan sebuah industri baru. “Bisnis memori semikonduktor tidak ada,” kata
Noyce. “Itu adalah kunci menuju kelestarian hidup sebuah perusahaan yang masih
muda. Kita berusaha memasuki bisnis yang kurang penduduknya atau tidak
berpenduduk sama sekali.”

Di awal-awal berdirinya Intel, Noyce dan seluruh jajaran Intel sedang


berupaya untuk membuat terobosan untuk memperbanyak jaringan penggunaan
komputer pribadi yang mereka mulai pada sekitar tahun 1970. Penemuan
pertamanya adalah mikroprosesor yang juga mereka sebut sebagai salah satu
produk yang paling revolusioner dalam sejarah manusia. Tentu saja bukan hal
yang mudah untuk bisa mencetuskan penemuan ini. Sebab Intel mencoba untuk
terus memegang satu langkah yang kuat untuk semakin mencerdaskan chipnya
dan mengurangi ukuran serta memberi kekuatan pada tenaga komputer.

Walaupun produk pertama merupakan keberhasilan besar, para manajer


Intel menyadari bahwa perusahaan masih jauh dari merealisasi tujuannya
mencapai pemasukan tahunan sebesar $25 juta. “Banyak hal mungkin dicapai
secara teknologis, tetapi hanya produk yang mampu meraih keberhasilan ekonomi
saja yang akan menjadi realita,” kata Noyce. Sejak awal, pemabrikan chip silicon
sangat rumit. Pada awal tahun tujuh puluhan pabrik akan mengurangi satu
rancangan melalui fotografi, dan kemudian mencetaknya pada sekeping kecil
silicon. Proses ini diulangi berkali-kali untuk mengepak ribuan transistor pada
sekeping chip. Produksi chip sangat mahal, dan terobosan teknologi akan lesu
kalau Intel tidak merancang cara, pada setiap tahap, untuk memproduksi chip

22 | P a g e
pada laju kecepatan yang mampu dicapai. 

Tahun-tahun awal Intel hanya merupakan pendahuluan menuju terobosan


yang akan meluncurkan pertumbuhan perusahaan dan penyebaran komputer
pribadi-pada tahun 1970-an. Ciptaannya adalah mikroprosesor, yang disebut
Gorden Moore “salah satu produk paling revolusioner dalam sejarah umat
manusia.” Penemuan ini bukan peristiwa yang diperhitungkan, tetapi hanya satu
langkah yang logis dalam upaya Intel yang terus-menerus untuk membuat chipnya
lebih cerdik dan mengurangi ukuran alat yang memberikan kekuatan kepada
kemampuan fungsi komputer.

3.3 Analisis Gaya Kepemimpinan Robert Noyce

Selain menjadi pendiri Intel Corp, Robert Noyce juga menjadi salah satu
pelopor pengembangan semikonduktor yang menemukan sirkuit terpadu yang
sampai saat ini telah digunakan oleh hampir seluruh peralatan listrik. Cerita
perjalanan hidup Robert Noyce ini juga telah dikenal sebagai bagian dari revolusi
dunia elektronik.

Noyce memiliki filosofi manajemen yang kuat, yang telah ia tetapkan di


beberapa buku. Dia melihat informasi sebagai inti proses manajemen. Dalam
kehidupan kerjanya sendiri, dia terus mengumpulkan dan menyaring informasi,
dan dia mendorong semua karyawan untuk melakukan hal yang sama. Dia juga
percaya pada kebutuhan akan emosi dan kepercayaan akan pekerjaan - intuisi
sama pentingnya dengan analisis. Dia berpendapat bahwa karena para manajer

23 | P a g e
memiliki waktu dan energi yang terbatas, mereka harus berkonsentrasi untuk
melakukan hal-hal yang akan memiliki dampak maksimal, beralih ke titik di mana
pengaruh mereka akan menjadi yangterbaik.
Semangat seperti itu terhadap rekan senegaranya, yang dipertahankannya
sepanjang hidupnya, membuat Noyce memberikan kebebasan kepada
karyawannya. Pendekatan ini bekerja dengan sangat baik di lab fairchild karena
orang-orang yang melapor kepada mereka - pendiri lain dan beberapa karyawan
pilihan yang baru dipekerjakan - tidak perlu atau tidak ingin diberi tahu dengan
tepat apa yang harus dilakukan atau bagaimana melakukannya. Memang, noyce
merupakan "atasan sangat baik dari orang teknis," menurut Jean Hoerni, justru
karena dia "santai" dan "tidak ikut campur" dengan karya perisetnya. kebebasan
kreatif dan kolaborasi, yang terbukti penting bagi kesuksesan teknis perusahaan
muda, berkembang di bawah pengelolaan laissez-faire noyce di laboratorium.
Noyce bertanggung jawab atas aspek yang menguntungkan dan merugikan
dari budaya inovatif Fairchild Semiconductor. Keterbukaan ide-ide baru yang turut
andil dalam kesuksesannya sebagai pemimpin dan pengusaha menghambat
kemampuannya mengelola sebuah organisasi besar
Dia kemudian mengakui: “Satu hal yang saya pelajari di Fairchild, adalah
bahwa saya tidak menjalankan organisasi besar dengan baik. Saya tidak
punyadisiplin untuk melakukan itu. Minat dan keterampilan saya ada di tempat
yang berbeda, itu saja. Ini membuat orang bersama-sama melakukan sesuatu,
tapi itu hanya berhasil untukku dalam kelompok yang lebih kecil.”
Noyce juga menempatkan kesalahan yang baik pada pengelolaan Fairchild
Camera and Instrument. Dia mengatakan kepada Sherman Fairchild bahwa
perusahaan induknya telah tumbuh secara tidak menentu dan tidak bertanggung
jawab. "Saya percaya hal ini telah menyebabkan kesulitan kita," katanya, dengan
karakteristik tidak pernah sekali pun memberi nama orang atau kelompok orang
tertentu yang akan bertanggung jawab secara pribadi.
Peran Bob Noyce di Fairchild Semiconductor menggarisbawahi bahwa
seseorang dapat secara signifikan membentuk perkembangan sebuah
perusahaan yang pada gilirannya membentuk perkembangan industri dan
kawasan. Kinerja perusahaan mencerminkan sejumlah besar pengaruh: misalnya,
tuntutan perusahaan induknya, persyaratan militer A.S., dan inovasi para
pegawainya. Bukanlah kebetulan belaka, bagaimanapun, bahwa Fairchild
24 | P a g e
Semiconductor unggul sebagai organisasi wirausaha dan goyah saat jatuh tempo.
Perkembangan ini mencerminkan kekuatan dan kelemahan pemimpinnya, Robert
Noyce.

25 | P a g e
BAB IV

ANALISIS DATA

4.1 Verbatim Wawancara


Wawancara 1

Tempat : PT. Mahakarya Warisan Nusantara

Waktu : Senin, 9 Oktober 2017

INTERVIEWER/INTERVIEWEE DESKRIPSI KET.


Interviewer Apa yang kamu ketahui tentang gaya
kepemimpinan laissez faire?
Interviewee Menurut saya laissez faire itu suatu gaya Pembahasan
kepemimpinan, yang memberikan delegasi
kepercayaan terhadap masing – masing tiap
team member untuk melakukan suatu
pekerjaan
Interviewer Okey, menurut anda kualitas seorang
pemimpin, jika menggunakan gaya
kepemimpinan laissez faire?
Interviewee ee...Menurut saya ee gaya kepemimpinan Pembahasan
laissez faire itu bagus,, karena dapat
memberikan motivasi kepada setiap team
member, ee dan membuat team member itu
mandiri dalam melakukan pekerjaan.
Interviewer Okey yang ke tiga, seandainya anda
bawahan dari gaya kepemimpinan laissez
faire, apa yang akan anda lakukan?
Interviewee Ee.. kalo saya sebagai bawahan, saya akan Pembahasan
lakukan pertama, itu harus fokus terhadap
tujuan utamanya apa, kedua saya harus ee
mandiri, terus ketiga mempunyai time
management yang baik
Interviewer Okey, apabila ada sebuah negara dengan
gaya kepemimpinan laissez faire, dampak
positif dan negatif yang terjadi apa?
Interviewee Ee positifny menurut saya, memberikan Pembahasan

26 | P a g e
kebebasan dalam berpendapat dan dapat
membantu ee dalam memecahkan masalah
secara cepat. negatifnya kurangnya
kepekaan terhadap aturan – aturan yang ada
Interviewer Oke, siapa tokoh laissez faire yang anda
ketahui?
Interviewee Wurren Buffet
Interviewer Oke, thank you

Wawancara 2

Tempat : Polda Metro Jaya

Waktu : 4 menit 5 detik

INTERVIEWER/ DESKRIPSI KET.


INTERVIEWEE
Interviewer selamat sore mas..
Interviewee iya sore
Interviewer saya dari… universitas gunadarma nama saya rahardyan saya
inginmewawancarai kepada anda tentang gaya kepemimpinan
laissez faire
Interviewee oh iya silahkan..
Interviewer nah yang pertama, apa yang anda ketahui tentang gaya
kepemimpinan laisezfaire?
Interviewee gaya kepemimpinan laissez faire itu menurut saya ya eemm, Pembahasan
gayakepemimpinan yang pemimpinnya itu membebaskan
bawahannya atau anakbuah nya itu untuk mengambil
keputusan-keputusan dankepemimpinannya. gituu mass
Interviewer yang kedua, bagaimana menurut anda kualitas seorang
pemimpin, jikamenggunakan gaya laissez faire ..?
Interviewee kalo menurut saya ya , kaloo gaya laissez faire itu (menelan Pembahasan
ludah) ada baik dan buruknya sih cuma kalo untuk...
pemimpinnya itu, menurut saya sih kurang soalnya jadinya dia
eeeeeemm (menelan ludah) lebih menyerahkan semuanya
kepada bawahannya, jadi perannya dia itu... kurang gituu dan
pastinya jiwa kepemimpinannya juga ga akan besar gitu loh..
(batuk ringan)
Interviewer oke… yang ketiga seandainya anda sebagai bawahan dari
gaya kepemimpinan laissez faire, apa yang anda akan

27 | P a g e
lakukan?
Interviewee kalo saya menjadi bawahannya, kalau… menurut saya Pembahasan
pemikiran saya itu lebih banyak… hal positifnya memajukan
sebuah organisasi atau perusahaan saya akan ikut ambil
andil untuk mengambil keputusannya kok, kalo itu memang
untuk kemajukan sebuah organisasi atau perusahaannya
Interviewer yang ke empat, apabila ada nebuah negara, dengan gaya
kepemimpinan laissez faire, dampak positif dan negatif apa
yang akan terjadi?
Interviewee kalo menurut saya ya, lebih ke … banyakan ke dampak Pembahasan
negatif sih
Interviewer dampak negatif ..
Interviewee heeh, kalo dampak positifnya itu ya paling, jadi anak buahnya Pembahasan
atau bawahan .. eeehh rakyat nya, rakyatnya itu lebih bebas
untuk mengapresiasi kan .. meng .. apa .. mengemukakan …
keputusannya, pendapatnya, di seperti negara demokrasi
gitu, cuma kalo .. buruknya itu
a.. akan sering timbul keputusan yang pro dan kontra …
Interviewer semena menaa..
Interviewee yang… iya … yang ga baik lah untuk sebuah negara itu, akan Pembahasan
banyak konflik ..
Interviewer yang … yang kelima … eee siapa tokoh laissez faire yang
anda ketahui … ?
Interviewee (menghela nafas) sejauh ini sih saya, tau nya itu robert Pembahasan
noyce… dia ini apa pendiri atau pembuat software intel itu
Interviewer oke terimakasih banyak, maaf jika saya mengganggu
waktunya ya makasih ya mas

Wawancara 3

Tempat : PT. Aplikanusa Lintasarta

Waktu : Senin, 16 Oktober 2017

INTERVIEWER/ DESKRIPSI KET.


INTERVIEWEE
Interviewer Apa yang anda ketahui mengenai gaya kepemimpinan laissez
faire?

28 | P a g e
Interviewee Itu yang.. ini kan ya. Itu soal.... ngasih kepercayaan ke anak Pembahasan
buahnya, biar dia tuh, pake cara dia sendiri gitu, buat
neyelesaiin kerjaan yang ada.
Interviewer Menurut anda, bagaimana kualitas seorang pemimpin yang
menerapkan gaya kepemimpinan laisseze faire?
Interviewee Bagus. Dia ngasih kepercayaan ke anak buahnya. Dia... Pembahasan
ngijinin, gitu kan ibaratnya, anak buahnya itu, ya pake cara
dia. Kreasi,inovasi.
Interviewer Jika anda menjadi bawahan dari pemimpin Laisseze Faire
ini,apa yang akan anda lakukan?
Interviewee Banyak. Inovasi pasti ya. Kalo ibaratnya di kerjaan gitu, ya Pembahasan
memperbaiki sistem yang ada, jadiin sistem itu lebih baik,
banyak lah, banyak usulan-usulan kayak gitu.
Interviewer Kalau menurut anda, ada gak, apa aja dampak positif dan
dampaknegatif yang akan timbul?
Interviewee Dampak positifnya, banyak inovasi, banyak opsi-opsi yang Pembahasan
ada. Ya mungkin kita gak terpikir sebelumnya.
Kalau negatif, belum kepikiran negatifnya.
Interviewer Kalau di Indonesia, pemimpinannya menerapkan gaya
kepemimpinan ini, menurut anda gimana?
Interviewee Kalau sekarang ini, mungkin tantangannya sih cari orang Pembahasan
yang bisa dipercaya ya, susah. Susah menaci orang yang
bisa dipercaya. Penngalaman banyak.. mungkin di kantor
sendirikita cari orang yang kitaipercaya susah. Tapi kalau itu
bisa diterapin, itu bakal kasih dampak yanng besar ke kita.
Contoh, pasti banyak inovasi dari temen-temen semua. Tapi
pemimpin yang sekarang terlalu defensif, dalam artian ya
usulan-usulan yang kita berikan itu biasanya... langsung di, ya
semacam ditolak. Pasti ada semacam argumentasi-
argumenasi pertahanan mereka sendiri. Seperti itu mba.
Interviewer Menurut anda, siapa tokoh yang menerapkan gaya
kepemimpinan laisseze faire ini?
Interviewee Siapa ya.. yang punya warner bros, kayaknya dia pake deh. Pembahasan
Walt Disney. Microsoft pake gak ya.. Pendiri Intel, pernah
baca kalo gasalah dia menerima inovasi dari bawahannya.

29 | P a g e
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Jadi, kepemimpinan merupakan inti dari sebuah kelompok atau organisasi.
Gaya kepemimpinan adalah suatu pola perilaku yang ditampilkan oleh pemimpin
dalam memimpin bawahannya. Pemimpin adalah seorang yang mempunyai
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain menggunakan kekuasaan yang
dimilikinya.

Tipe kepemimpinan yang paling jarang digunakan oleh pemimpin-pemimpin


dunia yaitu tipe kepemimpinan Laisse Faire. Tipe kepemimpinan Laissez Faire
merupakan tipe kepemimpinan yang memberikan kebebasan kepada setiap
bawahannya untuk menentukan tujuan bersama. Gaya pemimpin Laissez Faire
memperbolehkan anggota kelompok yang memimpin dalam menentukan tujuan
dan metode yang akan mereka capai.

5.2 Saran

Gaya kepemimpinan Laissez Faire tidak dapat dikatakan sebagai gaya


kepemimpinan yang buruk, namun lebih baik seorang pemimpin memilih gaya
kepemimpinan yang sesuai untuk organisasi yang dipimpinnya.

30 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Modul E-Learning Pengantar Psikologi Kepemimpinan.

Berlin, Leslie. 2005. The Man Behind the Microchip: Robert Noyce and the Invention
of Silicon Valley. New York : Oxford University Press, Inc.

Martoyo, Susilo. 1989. Pengetahuan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan,


Yogyakarta :BPFE.

Witzel, Morgen. 2005. Encyclopedia of History of American Management. England :


Thoemmes Continum.

Rafaela, Eley. Gaya Kepemimpinan”. 29 September 2017.


https://www.academia.edu/3642181/Gaya_Kepemimpinan

Jatmika,Saiful Tulus. “Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan”. 29 September 2017.


https://www.scribd.com/doc/76935086/Ciri-ciri-Gaya-Kepemimpinan

Utami, Winahyuni Dwi. “Tepim TEORI KEPEMIMPINAN”. 29 September 2017.


http://www.academia.edu/9586409/Tepim_TEORI_KEPEMIMPINAN

Universitas Lampung. 1 Oktober 2017. digilib.unila.ac.id/974/9/BAB%202.pdf

Leslie R Berlin. “Robery Noyce and Fairchild Semiconductor, 1957-1968”. Business


History Review; Boston; Spring 2001.
http://people.seas.harvard.edu/~jones/shockley/Biog_of_Noyce_+_Fairchild.pdf

Faaiza Rashid,Amy C. Edmondson, and Herman B. Leonard, "Leadership Lessons


from the Chilean Mine Rescue," Harvard Business Review

Intel. “Robert Noyce, Statesman of Silicon Valley” 3 Desember 2017.

31 | P a g e
https://www.intel.com/content/www/us/en/history/museum-robert-noyce.html

Legal Dictionary. “LAISSEZ FAIRE”. 3 Desember 2017.


https://legaldictionary.net/laissez-faire/

Gill, Eric. “What is Laissez-Faire Leadership? How Autonomy Can Drive Success” 3
Desember 2017. https://online.stu.edu/laissez-faire-leadership/

32 | P a g e
LAM
PIR
AN

1. Review 5 jurnal internasional mengenai tipe kepemimpinan


LaissezFaire

2. Video wawancara dengan beberapa narasumber mengenai kepemimpinan


Laissez Faire :https://youtu.be/wt9scD_TZH8

33 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai