Metode Sumber
No Indikator Tujuan Kegiatan Materi Kegiatan
Kegiatan Belajar
1 Memahami Melalui kegiatan Pengertian Seminar, Buku
makna ini, peserta didik wawasan tanya bacaan,
wawasan diharapkan dapat: kebangsaan jawab, internet,
kebangsaan memahami Makna diskusi dan
pengertian wawasan lainnya
wawasan kebangsaan
kebangsaan Nilai dasar
menjelaskan wawasan
makna kebangsaan
wawasan
kebangsaan
memahami
nilai dasar
wawasan
kebangsaan
Kriteria penilaian
2 70 – 79 Baik
3 60 – 69 Cukup
4 < 60 Kurang
c) Materi Seminar Wawasan Kebangsaan dan Cinta Tanah Air
1) Pengertian Wawasan Kebangsaan
Istilah Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu
“Wawasan” dan “Kebangsaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2002) dinyatakan bahwa secara etimologis istilah
“wawasan” berarti: (1) hasil mewawas, tinjauan, pandangan dan
dapat juga berarti (2) konsepsi cara pandang. Wawasan
Kebangsaan sangat identik dengan Wawasan Nusantara yaitu cara
pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang
mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan
politik, sosial budaya, ekonomi, dan pertahanan keamanan (Suhady
dan Sinaga, 2006).
“Kebangsaan” berasal dari kata “bangsa” yang menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2002) berarti kelompok masyarakat yang
bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta
berpemerintahan sendiri. Sedangkan “kebangsaan” mengandung
arti (1) ciri-ciri yang menandai golongan bangsa, (2) perihal
bangsa; mengenai (yang bertalian dengan) bangsa, (3) kesadaran
diri sebagai warga dari suatu negara.
Dengan demikian wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai
konsepsi cara pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai
warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Prof. Muladi, Gubernur
Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan adalah
cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kesatuan atau integrasi nasional bersifat kultural dan
tidak hanya bernuansa struktural mengandung satu kesatuan
ideologi, kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan
ekonomi, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa
mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosio-budaya,
ekonomi, dan politik serta pertahanan keamanan dalam mencapai
cita-cita dan menjamin kepentingan nasional. Wawasan
kebangsaan menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata
berhubungan dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan
bangsa lain di dunia internasional. Wawasan kebangsaan
mengandung komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin
keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan
menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa
kini dan masa mendatang serta berbagai potensi bangsa.
Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut
pandang/cara memandang yang mengandung kemampuan
seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati
diri sebagai suatu bangsa dalam memandang dirinya dan
bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan
internal dan lingkungan eksternal (Suhady dan Sinaga, 2006).
Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan
adalah cara kita sebagai bangsa Indonesia di dalam memandang
diri dan lingkungannya dalam mencapai tujuan nasional yang
mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan
politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan
berpedoman pada falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau dengan
kata lain bagaimana kita memahami Wawasan Nusantara sebagai
satu kesatuan POLEKSOSBUD dan HANKAM.
2) Wawasan Kebangsaan Indonesia
Konsep kebangsaan merupakan hal yang sangat mendasar bagi
bangsa Indonesia. Dalam kenyataannya, konsep kebangsaan itu
telah dijadikan dasar negara dan ideologi nasional yang terumus di
dalam Pancasila sebagaimana terdapat dalam Alinea IV
Pembukaan UUD 1945. Konsep kebangsaan itulah yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di
dunia ini.
Dorongan yang melahirkan kebangsaan kita bersumber dari
perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan, memulihkan
martabat kita sebagai manusia. Wawasan kebangsaan Indonesia
menolak segala diskriminasi suku, ras, asal-usul, keturunan, warna
kulit, kedaerahan, golongan, agama dan kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, kedudukan maupun status sosial. Konsep
kebangsaan kita bertujuan membangun dan mengembangkan
persatuan dan kesatuan.
Dalam zaman Kebangkitan Nasional 1908 yang dipelopori
oleh Budi Utomo menjadi tonggak terjadinya proses Bhineka
Tunggal Ika. Berdirinya Budi Utomo telah mendorong terjadinya
gerakan-gerakan atau organisasi-organisasi yang sangat majemuk,
baik dipandang dari tujuan maupun dasarnya.
Dengan Sumpah Pemuda, gerakan Kebangkitan Nasional,
khususnya kaum pemuda berusaha memadukan kebhinnekaan
dengan ketunggal-ikaan. Kemajemukan, keanekaragaman seperti
suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan, bahasa daerah, agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tetap ada dan
dihormati.
Wawasan kebangsaan Indonesia tidak mengenal adanya warga
negara kelas satu, kelas dua, mayoritas atau minoritas. Hal ini
antara lain dibuktikan dengan tidak dipergunakannya bahasa Jawa
misalnya, sebagai bahasa nasional tetapi justru bahasa Melayu
yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia.
Derasnya pengaruh globalisasi, bukan mustahil akan
memporak-porandakan adat budaya yang menjadi jati diri kita
sebagai suatu bangsa dan akan melemahkan paham nasionalisme.
Paham nasionalisme adalah suatu paham yang menyatakan bahwa
loyalitas tertinggi terhadap masalah duniawi dari setiap warga
bangsa ditunjukan kepada negara dan bangsa.
Meskipun dalam awal pertumbuhan nasionalisme diwarnai
oleh slogan yang sangat terkenal, yaitu: liberty, equality,
fraternality, yang merupakan pangkal tolak nasionalisme yang
demokratis, namun dalam perkembangannya nasionalisme pada
setiap bangsa sangat diwarnai oleh nilai-nilai dasar yang
berkembang dalam masyarakatnya masing-masing, sehingga
memberikan ciri khas bagi masing-masing bangsa.
Wawasan kebangsaan Indonesia menjadikan bangsa yang tidak
dapat mengisolasi diri dari bangsa lain yang menjiwai semangat
bangsa bahari yang terimplementasikan menjadi wawasan
nusantara bahwa wilayah laut Indonesia adalah bagian dari wilayah
negara kepulauan yang diakui dunia. Wawasan kebangsaan
merupakan pandangan yang menyatakan negara Indonesia
merupakan satu kesatuan dipandang dari semua aspek sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia dalam mendayagunakan
konstelasi Indonesia, sejarah dan kondisi sosial budaya untuk
mengejawantahan semua dorongan dan rangsangan dalam usaha
mencapai perwujudan aspirasi bangsa dan tujuan nasional yang
mencakup kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan
ekonomi, kesatuan pertahanan keamanan (Suhady dan Sinaga,
2006).
Wawasan kebangsaan Indonesia yang menjadi sumber
perumusan kebijakan desentralisasi pemerintahan dan
pembangunan dalam rangka pengembangan otonomi daerah harus
dapat mencegah disintegrasi atau pemecahan negara kesatuan,
mencegah merongrong wibawa pemerintah pusat, mencegah
timbulnya pertentangan antara pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah. Melalui upaya tersebut diharapkan dapat
terwujud pemerintah pusat yang bersih dan akuntabel dan
pemerintah daerah yang tumbuh dan berkembang secara mandiri
dengan daya saing yang sehat antar daerah dengan terwujudnya
kesatuan ekonomi, kokohnya kesatuan politik, berkembangnya
kesatuan budaya yang memerlukan warga bangsa yang kompak
dan bersatu dengan ciri kebangsaan, netralitas birokrasi
pemerintahan yang berwawasan kebangsaan, sistem pendidikan
yang menghasilkan kader pembangunan berwawasan kebangsaan.
Wawasan kebangsaan Indonesia memberi peran bagi bangsa
Indonesia untuk proaktif mengantisipasi perkembangan lingkungan
strategik dengan memberi contoh bagi bangsa lain dalam membina
identitas, kemandirian, dan menghadapi tantangan dari luar tanpa
konfrontasi dengan meyakinkan bangsa lain bahwa eksistensi
bangsa merupakan aset yang diperlukan dalam mengembangkan
nilai kemanusiaan yang beradab (Sumitro dalam Suhady dan
Sinaga, 2006).
Akhirnya, bagi bangsa Indonesia, untuk memahami bagaimana
wawasan kebangsaan perlu memahami secara mendalam falsafah
Pancasila yang mengandung nilai-nilai dasar yang akhirnya
dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku yang
bermuara pada terbentuknya karakter bangsa.
3) Makna Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna:
a) Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa
agar menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan;
b) Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia
sedemikian rupa sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika
dipertahankan
c) Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme
yang licik
d) Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan
hidup Pancasila, bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan
menjalani misinya di tengah-tengah tata kehidupan di dunia
e) NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
bertekad untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri
serta sejahtera lahir batin, sejajar dengan bangsa lain yang
sudah maju.
4) Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan
Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan
kesatuan bangsa memiliki enam dimensi yang bersifat mendasar
dan fundamental, yaitu:
a) Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
b) Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas,
merdeka, dan bersatu
c) Cinta akan tanah air dan bangsa
d) Demokrasi atau kedaulatan rakyat
e) Kesetiakawanan sosial
f) Masyarakat adil dan makmur.
5) Pengertian Cinta Tanah Air
Pada hakekatnya cinta tanah air dan bangsa adalah kebanggaan
menjadi salah satu bagian dari tanah air dan bangsanya yang
berujung ingin berbuat sesuatu yang mengharumkan nama tanah
air dan bangsa. Pada keadaan yang amburadul saat ini apa yang
bisa dibanggakan dari negara dan bangsa Indonesia? Generasi
“founding fathers” pada masa penjajahan berhasil membangkitkan
rasa cinta tanah air dan bangsa yang pada akhirnya berhasil
memerdekakan bangsa Indonesia. Kalau saja rasa cinta tanah air
dan bangsa sekali lagi bisa menjadi faktor yang memotivasi bangsa
Indonesia, ada kemungkinan bangsa Indonesia akan bisa bangkit
kembali dengan masyarakatnya bisa menghasilkan karya-karya
yang membanggakan kita sebagai bangsa
Cinta tanah air adalah suatu ilmu yang mempelajari sikap kita
untuk rela berkorban terhadap Negara Indonesia. Dalam rangka
memahami pentingnya mewujudkan cinta tanah air, dapat kita
laksanakan setiap hari melalui sikap kita dalam menjalani hidup
berbangsa dan bertanah air dengan giat, pantang menyerah, peduli,
dan saling membantu antar umat. Itu merupakan cerminan dari
cinta tanah air.
Mekipun cinta tanah air bersifat sedikit abstrak (tidak
terdefinisi), namun hal itu menyetuh di seluruh kehidupan
penduduk Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Dan kita harus
menanamkan sifat bangga sebagai warga Negara Indonesia yang
mempunyai beragam adat istiadat. Sebagai contoh, orang yang
memperjual-belikan produk Indonesia di negara lain itu sudah
termasuk menanamkan sikap cinta tanah air, meski tidak
terdefinisi, karena dia dapat membawa dan mengharumkan nama
bangsa Indonesia di negara lain.
6) Sejarah Cinta Tanah Air
Perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang dimulai
sejak era sebelum dan selama penjajahan, dilanjutkan dengan era
merebut dan mempertahankan kemerdekaan sampai dengan era
mengisi kemerdekaan, menimbulkan kondisi dan tuntutan yang
berbeda sesuai zamannya. Kondisi dan tuntutan yang berbeda
tersebut ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan
nilai-nilai kejuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan
berkembang yang dilandasi oleh jiwa, tekad, dan semangat
kebangsaan. Semua itu tumbuh menjadi kekuatan yang mampu
mendorong proses terwujudnya NKRI.
Bisa dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini
dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air
dan bangsa, kalau tidak, mungkin saat ini kita bangsa Indoneia
masih dijajah oleh Belanda yang luas negaranya dibandingkan
pulau Bali saja masih luasan pulau Bali. Kita harus berterima kasih
kepada para tokoh yang mencentuskan pembentukan organisasi
Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, para pencetus Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dan para tokoh yang
memungkinkan terjadinya proklamasi 17 Agustus 1945. Saya
sangat yakin mereka adalah contoh paling pas untuk dijadikan
tokoh-tokoh nasionalis tulen yang cintanya pada tanah air dan
bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri yang kita harus hormati
sepanjang masa.
Dalam perkembangan selanjutnya, sejak terjadinya krisis
moneter yang kemudian dilanjutkan dengan krisis multidimensi
telah melahirkan era reformasi yang mengakibatkan terjadinya
perubahan sosial sangat mendasar, antara lain berupa tuntutan
masyarakat akan keterbukaan, demokratisasi dan HAM.
Perkembangan lingkungan strategik baik global, regional, maupun
nasional sangat erat kaitannya dengan upaya bela negara terhadap
cinta tanah air yang menjadi hak dan kewajiban setiap warga
negara Indonesia. Kondisi perkembangan lingkungan strategik
sangat menarik sebagai bahan kajian, terutama dikaitkan dengan
upaya bela negara karena pada dasarnya hal ini merupakan peluang
dan sekaligus tantangan bagi ketahanan nasional bangsa Indonesia.
Generasi “founding fathers” pada masa penjajahan berhasil
membangkitkan rasa cinta tanah air dan bangsa yang pada
akhirnya berhasil memerdekakan bangsa Indonesia. Kalau saja rasa
cinta tanah air dan bangsa sekali lagi bisa menjadi faktor yang
memotivasi bangsa Indonesia, ada kemungkinan bangsa Indonesia
akan bisa bangkit kembali dengan masyarakatnya bisa
menghasilkan karya-karya yang membanggakan kita sebagai
bangsa dan mungkin kemiskinan tidak merajarela seperti sekarang
ini.
Walaupun bagaimana, Indonesia ini adalah tanah air dan
bangsa kita sendiri yang kita wajib untuk mencintainya dengan
segala kekurangannya. Sungguh sayang apabila warisan NKRI
yang sudah diamanahkan kepada kita dengan banyak pengorbanan
darah dan airmata dari para “founding fathers” ini tidak kita cintai
untuk dijadikan Negara dan Bangsa yang maju dengan
masyarakatnya yang adil, makmur dan sejahtera
7) Sikap Cinta Tanah Air
Rasa cinta tanah air dapat ditanamkan kepada anak sejak usia
dini agar rasa terhadap cinta tanah air tertanamkan di hatinya dan
dapat menjadi manusia yang dapat menghargai bangsa dan
negaranya, misalnya dengan upacara sederhana setiap hari Senin
yang dilakukan di sekolah dengan menghormat bendera Merah
Putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh bangga,
dan mengimplementasikan nilai Pancasila dengan semangat.
Meskipun lagu Indonesia Raya masih sulit dan panjang untuk
ukuran anak usia dini, tetapi dengan membiasakan mengajak
menyanyikannya setiap hari Senin saat upacara, maka anak akan
hafal dan bisa memahami isi lagu. Merah Putih bisa diangkat
menjadi sub tema pembelajaran.
Pentingnya sebuah lagu kebangsaan yang menjadi identitas
dari negara tersebut dapat mengingatkan kembali betapa
diperlukannya sikap cinta terhadap Negara Republik Indonesia.
Selain melakukan upacara, ada juga cara menanamkan sikap cinta
tanah air dengan mengadakan lomba 17 Agustus untuk
memperingati hari kemerdekaan Negara republik Indonesia yang
dicetuskan oleh presiden pertama Indonesia Bung Karno yang
jatuh tanggal 17 Agustus 1945.
Kegiatannya seperi ini bisa diarahkan pada lima aspek
perkembangan sikap dan perilaku, maupun kemampuan dasar.
Pada aspek sikap dan perilaku, bisa dimulai dengan menghargai
dan mencintai Bendera Merah Putih, mengenal cara mencintai
Bendera Merah Putih dengan merawat dan menyimpan dengan
baik, menghormati bendera ketika dikibarkan.
2. Kampanye Indonesia Damai Anti Kekerasan
a) Silabus
1) Nama Kegiatan
Kampanye Indonesia Damai Anti Kekerasan
2) Standar Kompetensi Kegiatan
Menciptakan peserta didik yang menjunjung tinggi perdamaian
dan menjadi pelopor anti kekerasan dalam terciptanya Negara
Indonesia yang aman
Metode Sumber
No Indikator Tujuan Kegiatan Materi Kegiatan
Kegiatan Belajar
1 Memahami Melalui kegiatan Pengertian Seminar, Buku
makna ini, peserta didik Damai tanya bacaan,
perdamaian diharapkan dapat: Makna jawab, internet,
dalam Menjelaskan Indonesia diskusi dan
kehidupan pengertian damai lainnya
berbangsa dan perdamaian Pentingnya
bernegara Menciptakan hidup damai
kondisi damai dalam
dalam bernegara
berinteraksi Toleransi
dengan sesama sebagai alat
Menjalin untuk hidup
persaudaraan damai
dengan
menjunjung
tinggi rasa
toleransi
Memahami
pentingnya
hidup dalam
kedamaian
untuk
mewujudkan
cita-cita NKRI
2 Meningkatkan Melalui kegiatan Pengertian Seminar, Buku
rasa peduli dan ini, peserta didik kekerasan tanya bacaan,
menjadi diharapkan dapat: Pentingnya jawab, internet,
pelopor anti Menjelaskan menjadi diskusi dan
kekerasan arti kekerasan insan yang lainnya
Menjadi insan anti
yang anti kekerasan
kekerasan
Menjadi
pelopor anti
kekerasan
b) Indikator keberhasilan
Skor
No Indikator
1 2 3 4
1 Mengikuti kegiatan kampanye dengan baik
2 Memahami materi dengan baik
3 Menjelaskan pengertian hidup sehat
4 Menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari
5 Menajdi pelaku hidup sehat di lingkungan sekolah
6 Mengetahui berbagai macam jenis narkoba
7 Memahami bahaya pemakaian narkoba
8 Memahami cara menghindar dari jeratan narkoba
9 Mengembangkan sikap penolakan terhadap narkoba
10 Menyadari pentingnya pendidikan seks sejak dini
11 Mengenal lebih dalam tentang penyakit HIV/AIDS
12 Paham akan dampak HIV/AIDS bagi masa depan
generasi muda
13 Mengenal lebih jauh penyebab penyakit HIV/AIDS
14 Menjadi ikon atau pelopor Indonesia Damai Anti
Kekerasan
15 Mengintegrasikan kemampuan dalam melaksanakan
semangat Indonesia Damai Anti Kekerasan
16 JUMLAH
b) Indikator Keberhasilan
Skor
No Indikator
1 2 3 4
1 Mengikuti kegiatan sosialisasi dengan baik
2 Kejelasan materi yang disampaikan dari narasumber
3 Kejelasan moderator dalam memimpin jalannya
seminar.
4 Kelengkapan sarana dan prasarana yang dilakukan
selama kegiatan berlangsung.
5 Menjelaskan pengertian hidup bersama
6 Menerapkan pola pentingnya hidup bersama dalam
kehidupan sehari-hari
7 Menjadi generasi yang menjunjung tinggi asas
kebersamaan
8 Mengetahui secara jelas tentang arti Bullying
9 Menjadi generasi yang anti Bullying yang peduli
terhadap sesame
10 Menjaga persaudaraan dengan tak membedakan
sesame manusia
11 Mengembangkan sikap pentingnya hidup bertoleransi
12 Memahami dampak yang ditimbulkan oleh perilaku
Bullying
JUMLAH
b) Indikator keberhasilan
Skor
No Indikator
1 2 3 4
1 Memahami pengertian umum kesenian
2 Memahami makna kesenian tradisional
3 Menjelaskan perbedaan kesenian tradisional dan
kesenian moderen
4 Menjelaskan jenis kesenian tradisional di daerah
masing-masing
5 Mengikuti pelatihan tari tradisional dengan maksimal
6 Menguasai gerakan dasar tari tradisional
7 Menguasai gerakan tari yang diajarkan secara
keseluruhan
8 JUMLAH
Kriteria penilaian
No Rentang Nilai Hasil
1 80 – 100 Sangat baik
2 70 - 79 Baik
3 60 - 69 Cukup
4 < 60 kurang
c) Materi
1) Pengertian Seni Tradisional
Seni tradisional merupakan gabungan dari dua kata yaitu seni
dan tradisional. Secara etimologi seni berasal dari Bahasa
Sanksekerta yaitu sani. Sani umumnya diartikan pemujaan,
pelayanan yang erat kaitannya dengan upacara kesenian. Seni
merupakan Sesuatu yang mengandung unsur estetika dan mampu
membangkitkan perasaan orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), seni memiliki pengertian sebagai berikut:
Seni berarti halus, kecil dan halus, lembut dan enak didengar,
mungil dan elok.
Seni berarti keahlian membuat karya yang bermutu.
Kesanggupan akal untuk menciptakan sesuatu bernilai tinggi.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa seni
merupakan hasil karya yang diciptakan oleh manusia melalui
ide/gagasan yang memiliki nilai estetika dan mampu
membangkitkan perasaan penikmatnya. Pengertian tradisional
menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia (KBBI), adalah sikap dan
cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma
dan adat kebiasaan yang ada secara turu temurun.
Berdasarkan dua definisi kata diatas maka dapat disimpulkan
bahwa seni tradisional adalah bentuk hasil karya yang mengandung
nilai estetika dan berpegang teguh pada tradisi. Dengan kata lain,
pengertian seni tradisional adalah bentuk seni yang berpedoman
pada aturan atau kaidah secara turun-temurun. Seni tradisional ini
merupakan suatu unsur yang menjadi bagian dari hidup masyarakat
yang tinggal di daerah tertentu. Seni tradisional yang ada pada setiap
daerah berbeda, meskipun terdapat beberapa kemiripan.
2) Perbedaan Kesenian Tradisional dan Kesenian Moderen
a) Kesenian tradisional
Kesenian tradisional seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
adalah suatu kesenian yang ada dan dimiliki oleh masing-
masing daerah yang mempunyai kekhasan tertentu, dan
keasliannya terjaga
b) Kesenian moderen
Kesenian moderen adalah kesenian yang merupakan hasil kerja
dan inovasi oleh pelaku seni dengan menciptakan suatu karya
yang baru. Kesenian modern juga cenderung menggunakan alat
kesenian yang modern, seperti gitar, piano, dan lainnya.
3) Ciri-Ciri Seni Tradisional
Seni tradisional memiliki ciri-ciri yang membedakannya
dengan kesenian lain. Adapun ciri-ciri seni tradisional adalah
sebagai berikut:
a) Seni tradisional terbatas pada lingkungan dan budaya yang
dapat menunjangnya.
b) Seni tradisional merupakan pencerminan dari suatu budaya
yang disesuaikan dengan dinamika masyarakat.
c) Seni tradisional merupakan bagian dari kehidupan masyarakat
yang menjadi pembeda seni satu tempat dengan tempat lain.
d) Seni tradisional diciptakan berdasarkan filosofi yang ada dan
aktivitas kebudayaan yang ada di daerah tetentu.
e) Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
f) Seni tradisional bersifat statis, tidak terdapat unsur kreatif
sebagai penciptaan baru.
4) Jenis-Jenis Seni Tradisional
Berdasarkan perkembangannya seni tradisional terbagi menjadi
dua jenis. Kedua jenis tersebut adalah sebagai berikut:
a) Seni Primitif
Seni primitif adalah seni yang lahir dari bentuk
kebudayaan yang paling awal. Seni ini masih belum
dipengaruhi oleh pengaruh luar. Seni primitif merupakan seni
yang berkembang pada masa prasejarah. Di mana pada masa
itu tingkat hidup manusia masih sangat sederhana.
Kesederhanaan ini berpengaruh pada seni yang
dihasilkan. Meskipun hasil keseniannya masih sangat
sederhana, tetapi memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan
ekspresi mereka. Peninggalan karya seni primitif yang
ditemukan, berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap
tangan. Umumnya lukisan-lukisan seperti ini ditemukan di
dinding-dinding goa. Hal ini karena pada zaman pra sejarah
manusia masih hidup secara berpindah-pindah dan tinggal di
goa. Contoh lukisan yang ditemukan di dinding goa Leang-
Leang di Sulawesi Selatan.
Karya seni lain yang ditemukan selain lukisan adalah
hiasan-hiasan pada alat perburuan yamg berupa goresan-
goresan sederhana. Karya seni yang dihasilkan pada zaman
prasejarah adalah karya seni yang merupakan ekspresi perasaan
mereka pada alam gaib sebagai simbol perasaan-perasaan
tertentu seperti takut, sedih, senang, dan damai.
Ciri umum yang ditemukan pada hasil karya seni
primitif adalah:
Seni masih berupa goresan-goresan spontanitas.
Karya seni tanpa adanya perspektif
Warna yang digunakan terbatas yaitu: warna hitam,
putih, merah dan coklat.
b) Seni Klasik
Seni klasik merupakan seni yang telah mengalami
perkembangan. Selain perkembangan juga telah mengalami
penyempurnaan karena adanya pengaruh luar. Seni klasik
sudah berkembang pada masa Hindu-Budha.
Hal ini ditandai dengan ditemukannya nilai seni pada
bagunan-bangunan kuno nusantara peninggalan zaman
Hindu-Budha. Selain itu, seni klasik juga dapat dilihat pada
bangunan-banugan kuno di Romawi dan Yunani. Kesenian
klasik ini merupakan puncak dari perkembangan kesenian
tertentu, yang kemudian tidak dapat berkembang lagi. Karya
seni klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Kesenian yang telah mencapai puncak dan tidak dapat
berkembang lagi.
Sebagai standar dari seni pada zaman sebelum dan
sesudahnya.
Usianya lebih dari setengah abad.
5) Cabang-Cabang Seni Tradisional
Sebagai media pengungkapan, seni terbagi atas lima cabang
yaitu:
a) Seni Rupa
Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk
karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan
dirasakan dengan rabaan. Seni rupa diungkapkan melalui
media bahan, pewarna (cat), garis dan bentuk. Perkembangan
seni rupa tradisional berkembang pada zaman prasejarah. Hal
ini terbukti dari penemuan benda peninggalan-peninggalan
yang berseni rupa dari masa itu. Benda-benda yang yang
ditemukan dan bernilai seni rupa tradisional seperti gelang,
kalum kapak genggam, tembikar, dan beberapa lukisan.
Contoh seni rupa tradisional adalah patung wamena dari
Papua.
b) Seni Musik
Seni musik adalah cabang seni yang membentuk karya
seni dengan media yang ditangkap oleh telinga. Seni musik
diungkapkan melalui media bunyi-bunyian atau suara. Musik
nusantara merupakan seluruh musik yang berkembang di
Indonesia dan menonjolkan keindonesiaan. Bahasa dan
melodi yang digunakan juga tidak terlepas dari ciri
keindosiaannya. Musik yang ada di Indonesia, terdiri dari
musik daerah, musik dangdut, musik langgam, musik
gambus, musik perjuangan, dan musik pop. Alat musik
tradisional, contohnya angklung, serunai, suling, dan lainnya.
c) Seni Tari
Seni Seni tari adalah cabang seni yang membentuk
karya seni melalui media yang dapa ditangkap oleh mata.
Seni tari menggunakan media gerakan tubuh. Tari tradisional
merupakan suatu tarian yang memadukan semua gerakkan
tubuh yang mengandung makna tertentu. Tari tradisional ini
mengandalkan ketepatan musik, keluesan, dan kekompakkan
gerak, serta pengaturan posisi. Gerak pada tari tradisional
tidak bisa diubah, sehingga mempunyai gerak yang sama.
Namun tiap-tiap tarian mengalami perubahan susunan
geraknya. Contoh tari tradisional adalah tari saman dan tari
serimpi.
d) Seni Sastra
Seni sastra merupakan sesuatu yang berbentuk tulisan
maupun cerita yang memiliki nilai seni dan budaya yang
menyajikan keindahan tutur dan bahasa untuk
menyampaikan makna tertentu. Jelas bahwa seni sastra
merupakan cabang seni yang diungkapkan melalui media,
kata, dan Bahasa. Seni sastra tradisional berarti, karya seni
yang diungkapkan melalui kata atau bahasa yang dipengaruhi
oleh tradisi turun-temurun. Maksudnya adalah masih
dilestarikan tanpa mengubah isinya. Cabang seni ini
mewariskan gagasan dan nilai-nilai dari generasi ke generasi.
Contoh karya sastra tradisional seperti mitos, suluk, legenda,
hikayat, dan lain-lain. Karya sastra yang sampai saat ini ada
dan terus diceritakan seperti kisah mahabrata.
e) Seni Teater
Seni teater merupakan karya seni yang ungkapan
melalui gerak, kata, suara, dan rupa. Teater tradisional
merupakan bentuk pertunjukkan seni yang pesertanya
masyarakat dari suatu tempat tertentu. Hal ini karena teater
tradisional tidak terlepas dari adat istiadat yang ada di tempat
tersebut. Selain itu teater tradisional juga dipengaruhi oleh
sosial masyarakat dan struktur geografis daerah tersebut.
Contoh teater tradisional yaitu ludruk dan lenong.Ciri-ciri
teater sederhana yaitu:
Pementasan teater dilakukan dipanggung terbuka.
Misalnya di lapangan, di halaman rumah, dan tempat
lainnya
Dipentaskan secara sederhana.
Ceritanya turun temurun.
2. Pelatihan Hasta Karya
a) Silabus
1) Nama Kegiatan
Pelatihan Hasta Karya
2) Standar Kompetensi Kegiatan
Menciptakan peserta didik yang mempunyai kemampuan dalam
mengelolah suatu barang biasa menjadi sesuatu yang bernilai
serta memiliki nilai tinggi.
b) Indikator keberhasilan
Skor
No Indikator
1 2 3 4
1 Memahami pengertian hasta karya
2 Memahami jenis-jenis hasta karya
3 Menjelaskan jenis hasta karya yang bisa
dikembangkan di daerah masing-masing
4 Mengikuti pelatihan hasta karya dengan maksimal
5 Menguasai beberapa cara mengolah barang untuk
dijadikan hasta karya
6 Menguasai hasta karya yang diajarkan secara
keseluruhan
7 JUMLAH
Skor
No Indikator
1 2 3 4
1 Melakukan rutinitas baca 15 menit sebelum belajar
2 Melakukan kegiatan secara rutin setiap hari sekolah
3 Membaca 15 menit sesuai arahan dari guru
4 Memiliki kesadaran untuk melaksanaan kegiatan
tanpa perintah dari guru
5 JUMLAH
c) Materi
1) Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau
bahasa tulis (H.G. Tarigan, 1986:7). Suatu proses yang menuntut
agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat
dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara
individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi,
maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap
atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan
baik (Hodgson dalam Tarigan, 1986:7). Membaca merupakan
kegiatan merespons lambang-lambang tertulis dengan
menggunakan pengertian yang tepat (Ahmad S. Harjasujana
dalam St.Y. Slamet, 2008:67). Hal tersebut berarti bahwa
membaca memberikan respons terhadap segala ungkapan penulis
sehingga mampu memahami materi bacaan dengan baik. Sumber
yang lain juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan
perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa
keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan
(Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67). Secara singkat dapat
dikatakan bahwa “reading” adalah “bringing meaning to and
getting meaning from printed or written material”, memetik serta
memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan
tertulis (Finochiaro and Bonomo dalam H.G. Tarigan, 1986:8).
Kegiatan membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide,
aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati
naskah. Proses membaca diawali dari aktivitas yang bersifat
mekanis yakni aktivitas indera mata bagi yang normal, alat
peraba bagi yang tuna netra. Setelah proses tersebut berlangsung,
maka nalar dan institusi yang bekerja, berupa proses pemahaman
dan penghayatan. Selain itu aktivitas membaca juga
mementingkan ketepatan dan kecepatan juga pola kompetensi
atau kemampuan bahasa, kecerdasan tertentu dan referen
kehidupan yang luas. Dari berbagai pengertian membaca di atas,
dapat ditarik simpulan bahwa kegiatan membaca adalah
memahami isi, ide atau gagasan baik yang tersurat maupun
tersirat dalam bahan bacaan. Dengan demikian, pemahaman
menjadi produk yang dapat diukur dalam kegiatan membaca,
bukan perilaku fisik pada saat membaca
2) Tujuan Membaca
Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta
memperoleh informasi dari sumber tertulis. Informasi ini
diperoleh melalui proses pemaknaan terhadap bentuk-bentuk
yang ditampilkan. Secara lebih khusus, membaca sebagai suatu
keterampilan bertujuan untuk mengenali aksara dan tanda-tanda
baca, mengenali hubungan antara aksara dan tanda baca dengan
unsur linguistik yang formal, serta mengenali hubungan antara
bentuk dengan makna atau meaning (Broughton et al dalam Sue
2004:15). Dengan demikian, kegiatan membaca tidak hanya
berhenti pada pengenalan bentuk, melainkan harus sampai pada
tahap pengenalan makna dari bentuk-bentuk yang dibaca. Makna
atau arti bacaan berhubungan erat dengan maksud, tujuan atau
keintensifan dalam membaca (Tarigan 1979:9).
Berdasarkan maksud, tujuan atau keintensifan serta cara dalam
membaca di bawah ini, Anderson dalam Tarigan (1979:9-10)
mengemukakan beberapa tujuan membaca antara lain:
a) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-
fakta (reading for details or facts). Membaca tersebut
bertujuan untuk menemukan atau mengetahui penemuan-
penemuan telah dilakukan oleh sang tokoh, untuk
memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.
b) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main
ideas). Membaca untuk mengetahui topik atau masalah dalam
bacaan. Untuk menemukan ide pokok bacaan dengan
membaca halaman demi halaman.
c) Membaca untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi
cerita (reading for sequenceor organization). Membaca
tersebut bertujuan untuk mengetahui bagian-bagian cerita dan
hubungan antar bagian-bagian cerita.
d) Membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi
(reading for inference). Pembaca diharapkan dapat merasakan
sesuatu yang dirasakan penulis.
e) Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan
(reading for classify). Membaca jenis ini bertujuan untuk
menemukan hal-hal yang tidak wajar mengenai sesuatu hal
(Anderson dalam Tarigan 1979:10).
f) Membaca untuk menilai atau mengevaluasi (reading to
evaluate). Jenis membaca tersebut bertujuan menemukan
suatu keberhasilan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu.
Membaca jenis ini, memerlukan ketelitian dengan
membandingkan dan mengujinya kembali.
g) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan
(reading to compare or contrast). Tujuan membaca tersebut
adalah untuk menemukan bagaimana cara, perbedaan atau
persamaan dua hal atau lebih.
3) Jenis membaca
Menurut Soedjono dalam Sue (2004:18-21) ada lima macam
membaca, yaitu membaca bahasa, membaca cerdas atau
membaca dalam hati, membaca teknis, membaca emosional, dan
membaca bebas.
a) Membaca bahasa
Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan
bahasa bacaan. Membaca bahasa mementingkan segi bahasa
bacaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca
bahasa adalah kesesuaian pikir dengan bahasa,
perbendaharaan bahasa yang meliputi kosa kata, struktur
kalimat, dan ejaan.
b) Membaca cerdas atau membaca dengan hati
Membaca cerdas adalah membaca yang mengutamakan
isi bacaan sebagai ungkapan pikiran, perasaan, dan kehendak
penulis. Bila hanya ingin mengetahui isinya, membaca cerdas
bersifat lugas. Akan tetapi, bila maksudnya untuk memahami
dan memilki isi bacaan, maka disebut membaca belajar.
c) Membaca teknis
Membaca teknis adalah membaca dengan mengarahkan
bacaan secara wajar. Wajar maksudnya sesuai ucapan,
tekanan, dan intonasinya. Pikiran, perasaan, dan kemauan
yang tersimpan dalam bacaan dapat diaktualisasikan dengan
baik.
d) Membaca emosional
Membaca emosional adalah membaca sebagai sarana
untuk memasuki perasaan, yaitu keindahan isi dan keindahan
bahasanya.
e) Membaca bebas
Membaca bebas adalah membaca sesuatu atas
kehendak sendiri tanpa adanya unsur paksaan dari luar. Unsur
dari luar misalnya guru, orang tua, teman, atau pihak-pihak
lain.
2. Pembuatan Sudut Baca Sekolah
a) Silabus
1) Nama Kegiatan
Pembuatan Sudut Baca Sekolah
2) Standar Kompetensi Kegiatan
Menciptakan lingkungan sekolah yang bersuasana literasi
d) Indikator keberhasilan
Skor
No Indikator
1 2 3 4
1 Tersedia sudut baca di lingkungan sekolah
2 Peserta didik semakin dekat dengan sumber bacaan
di luar kelas
3 Memberi kemudahan bagi peserta didik untuk
melakasanakan kegiatan membaca
4 Memiliki kesadaran untuk melaksanaan kegiatan
membaca tanpa perintah dari guru
5 JUMLAH
b) Materi
1) Pengertian Sudut Baca
Sudut Baca adalah suatu sudut atau tempat lain yang berada di
dalam lingkungan sekolah yang digunakan untuk menata buku
atau sumber belajar lainnya dalam rangka meningkatkan minat
baca dan belajar peserta didik melalui kegiatan membaca yang
menyenangkan.
Sudut baca bertujuan untuk mengenalkan peserta didik kepada
beragam sumber bacaan untuk dimanfaatkan sebagai media,
sumber belajar, serta memberikan pengalaman membaca yang
menyenangkan. Sudut baca juga merupakan upaya mendekatkan
perpustakaan ke peserta didik. Sudut baca dimanfaatkan secara
optimal untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran.
2) Pentingnya Sudut Baca
Sudut baca sangat penting bagi kegiatan literasi sekolah. Dengan
adanya sudut baca di lingkungan sekolah khususnya di kelas,
peserta didik akan lebih mudah mendapatkan ruang untuk
melaksanakan kegiatan membaca. Dengan adanya sudut baca,
peserta didik juga akan semakin merasa dekat sumber baca.
3) Membuat dan Mengelola Sudut Baca
Membuat sudut baca dengan memanfaatkan sudut ataupun
tempat lain yang strategis di lingkungan sekolah. Jenis bahan
bacaan yang ditempatkan di sudut baca dapat berupa buku teks
pelajaran, buku cerita, hasil karya peserta didik dan guru, komik,
koran, majalah anak, kliping, dan sumber belajar lainnya.
Tahapan dalam membuat sudut baca:
a) Menyediakan sebagian area di sekolah untuk menyimpan
koleksi bahan pustaka.
b) Merancang denah penempatan dengan memperhatikan
pencahayaan, sirkulasi udara, keamanan dan kenyamanan
peserta didik.
c) Merancang model penataan koleksi bahan pustaka.
Menyediakan tempat/rak koleksi yang cukup, kuat, dan
aman. Menentukan, memilah, dan menyediakan jenis
koleksi bahan pustaka yang akan ditempatkan di sudut baca
kelas, sesuai dengan minat dan jenjang/kemampuan baca
peserta didik. Menyiapkan koleksi bahan pustaka dari
perpustakaan minimal sejumlah peserta didik di lingkungan
sekolah tersebut.
d) Melengkapi koleksi bahan pustaka di sudut baca, (oleh
peserta didik dan kontribusi orang tua).
e) Menata koleksi bahan pustaka pada tempat/rak yang telah
disediakan (dilakukan oleh guru bersama peserta didik).
Menyiapkan buku rekap baca (berisi nama peserta didik
dan judul buku)
f) Koleksi sudut baca kelas sebaiknya selalu diperbarui untuk
mempertahankan minat baca peserta didik minimal 1 bulan
sekali Tanggung jawab pengelolaan sudut baca kelas
melibatkan guru kelas dan peserta didik.
b) Indikator keberhasilan
Skor
No Indikator
1 2 3 4
1 Menguasai pengertian majalah dinding dengan baik
2 Memahami pentingnya ada majalah dinding di dalam
kelas
3 Mengikuti kegiatan pembuatan mading dengan runtut
dari awal sampai akhir
4 Memahami cara mengisi mading yang baik
5 JUMLAH
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Penilaian : x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Kriteria penilaian
No Rentang Nilai Hasil
1 80 – 100 Sangat baik
2 70 - 79 Baik
3 60 - 69 Cukup
4 < 60 kurang
c) Materi
1) Pengertian Majalah Dinding
Majalah dinding merupakan salah satu jenis media
komunikasi yang paling sederhana. Mading terdiri dari
beberapa tulisan yang ditempelkan pada bidang datar, seperti
kertas karton atau gabus. Kemudian kumpulan tulisan itu
dihiasi dengan berbagai macam pernak-pernik, renda dan alat
tulis warna-warni hingga lukisan. Sehingga perwajahan
mading terlihat menarik dan membuat pembaca tertarik untuk
membaca. Ukuran mading relatif besar, seperti 120 cm x 120
cm, adapula yang kecil, tergantung pada lahan papan mading
yang disediakan. Mading diletakkan di papan strategis sekolah
atau instusi menjadi perhatian khusus yang melewatinya.
Selain menarik karena warna-warni, isi atau konten mading
biasanya cukup unik sehingga menambah pengetahuan
pembaca.
Majalah dinding merupakan salah satu wujud
keterampilan menulis. Menurut Supriyanto majalah dinding
sangat mungkin diselenggarakan karena merupakan salah satu
bentuk majalah sekolah yang sederhana dengan biaya yang
murah sehingga lebih mungkin dilaksanakan dimana saja.
Majalah dinding adalah salah satu jenis media
komunikasi massa tulis yang paling sederhana. Disebut
majalah dinding karena prinsip dasar majalah terasa dominan
di dalamnya, sementara itu penyajiannya biasanya dipampang
pada dinding atau yang sejenisnya. Prinsip majalah tercermin
lewat penyajiannya, baik yang berwujud tulisan, gambar, atau
kombinasi dari keduanya.
Dengan prinsip dasar bentuk kolom-kolom, bermacam-
macam hasil karya, seperti lukisan, vinyet, teka-teki silang,
karikatur, cerita bergambar, dan sejenisnya disusun secara
variatif. Semua materi itu disusun secara harmonis sehingga
keseluruhan perwajahan mading tampak menarik. Bentuk fisik
mading biasanya berwujud lembaran tripleks, karton, atau
bahan lain dengan ukuran yang beraneka ragam.
Majalah dinding adalah sebuah tipe house journal yang
isinya berupa komunikasi antar karyawan dalam organisasi
atau perusahaan dan berada di lingkungan perusahaan tersebut.
2) Peranan Majalah Dinding di Dalam Kelas
Peranan majalah dinding yang tampak pokok sebagai salah
satu fasilitas kegiatan siswa secara fisikal dan faktual serta
memiliki sejumlah fungsi, yaitu :
a) Irfomatif
b) Komunikatif
c) Rekreatif
d) Kreatif
Banyak penulis yang menggunakan media mading sebagai
wahana berlatih. Berawal dari senang menulis hal-hal yang
sederhana, tidak mustahil seseorang menjadi terbuka
wawasannya untuk lebih mengembangkan kesenangannya
dalam bidang kepenulisan secara lebih professional.
3) Pedoman Penyusunan Majalah Dinding
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membuat
majalah dinding.
a) Tema
Sebuah karya, entah itu tulis ataupun gambar, tentu
akan lebih bagus jika memiliki sebuah tema. Begitu juga
dengan majalah dinding, penentuan tema merupakan hal
utama yang harus kamu lakukan terlebih dahulu. Proses
menentukan tema ini bisa dibilang sulit, karena kamu dan
teman-teman harus mencari ide kreatif dan paling tidak
harus bisa memperkirakan apakah nantinya tema yang
diambil akan menarik pembaca atau tidak.
Tema yang dipilih ini bisa bermacam-macam,
contohnya tema yang sesuai dengan apa yang terjadi pada
waktu itu. Misalnya saja tema tentang hari pahlawan, hari
ibu, kemerdekaan Republik Indonesia, atau tema lain yang
biasa kita peringati di negara ini.
Kamu juga bisa menentukan tema yang nantinya
diharapkan dapat memengaruhi pembaca. Contohnya tema
lingkungan, yang nantinya diharapkan pembaca akan lebih
mencintai lingkungan. Atau, tema transportasi umum, yang
akan membuat pembaca jadi membiasakan diri
menggunakan transportasi umum. Semua tema bisa kamu
diskusikan dengan kelompok agar lebih mudah dan cepat.
b) Sketsa
Setelah mendapatkan tema, selanjutnya kita akan
merancang tampilan sebuah majalah dinding agar menarik.
Kamu bisa membuat sketsa terlebih dahulu dengan
membuat tata letak dari setiap rubrik yang akan
ditampilkan. Sebelum membuat sketsa, apakah kamu tahu
apa saja rubrik yang biasanya ada pada majalah dinding?
Dalam sebuah majalah dinding, ada beberapa rubrik yang
dimuat, rubrik-rubrik itu adalah sebagai berikut.
Logo
Logo yang digunakan biasanya adalah logo organisasi
sekolah, bisa logo sekolah atau logo OSIS
Nama
Nama merupakan nama mading yang kamu buat, bisa
juga menggunakan nama sekolah. Misalkan namanya
MASASI, yang merupakan singkatan dari Mading
Super Anak Sehat Indonesia. Atau, kamu bisa
menggunakan nama sekolah
Edisi
Edisi di sini merupakan tema yang sudah kamu pilih
sebelumnya, misalkan kamu membuat majalah dinding
bertema hari pahlawan, maka edisi dari majalah dinding
yang kamu buat adalah edisi Hari Pahlawan. Atau,
kamu juga bisa membuat edisi berdasarkan bulan
tersebut, misalnya, jika majalah dinding yang kamu
buat terbit pada bulan Februari, maka saat itu adalah
edisi Februari.
Salam Redaksi
Salam redaksi Sama seperti namanya, salam redaksi
merupakan salam atau sapaan dari penyusun yang
ditujukan kepada pembaca. Salam ini bisa bermacam-
macam gaya bahasa, kamu bisa membuat dengan
formal atau gaya anak muda masa kini. Contohnya
seperti “Haloo, jumpa kembali bersama MASASI edisi
Hari Ini Berbeda. Kamu akan menemukan berbagai
informasi yang membuat hari-harimu penuh warna dan
tentu saja berbeda dari biasanya. Penasaran? Langsung
aja simak MASASI!” Nah, itu contoh salam redaksi
yang bahasanya tidak formal tapi lebih terkesan anak
muda dan terlihat akrab.
Susunan Redaksi
Susunan redaksi merupakan bagian yang berisi nama-
nama dari orang yang membuat mading.
Artikel
Kamu bisa menampilkan sebuah artikel atau essay
pendek pada rubrik ini. Isinya tentu harus sama dengan
tema yang sudah ditentukan sebelumnya.
Opini
Rubrik opini biasanya berisi tentang pendapat dari
siswa yang ada di lingkungan sekolah tetang tema yang
diangkat. Misalkan saja kita mengambil tema hari
pahlawan, maka redaksi akan mewanwancarai siswa di
lingkungan sekolah tentang makna hari pahlawan untuk
mereka, atau mungkin apapun itu yang masih ada
kaitannya dengan tema.
Berita Utama
Berita utama biasanya berisi tentang sesuatu yang
sedang hangat diperbincangkan di lingkungan sekolah.
Misalkan berita tentang perwakilan siswa yang akan
pergi ke perlombaan internasional di Jepang, atau berita
kemenangan ekskul karya ilmial dalam perlombaan
bertingkat nasional.
Tambahan
Tambahan biasanya ada, jika masih ada ruang yang
tersisa dan bisa dimasukkan rubrik ini. Kamu bisa
menambahkan rubrik baru yang dapat membuat
majalah dinding menjadi lebih menarik. Contohnya
adalah rubrik info unik, komik, cerpen, tips dan trik,
puisi, pantun, karikatur, ilustrasi, atau humor.
Pojok Mading
Pojok mading biasanya berisi komentar dari penyusun
tentang isi dari majalah dinding yang sudah dibuat.
Hiasan
Hiasan diperlukan untuk menarik perhatian pembaca,
karena ketika mading terlihat menarik dari kejauhan,
bisa jadi hal itu akan mengundang orang untuk
membacanya. Kamu bisa menambahkan hiasan seperti
pita, biji-bijian, manik-manik, kain perca, kertas koran,
kain flanel, dan hiasan lainnya.
4. Pohon Literasi
a) Silabus
1) Nama Kegiatan
Membuat Pohon Literasi.
2) Standar Kompetensi Kegiatan
Menciptakan wadah untuk peserta didik menampilkan hasil
tulisan seperti puisi atau pantun yang telah mereka buat.
b) Indikator keberhasilan
Skor
No Indikator
1 2 3 4
1 Peserta didik membuat pohon literasi di kelas
2 Menampilkan hasil kegiatan literasi yang berupa
puisi dan pantun pada pohon literasi
3 Mendesai pohon literasi yang keren dan unik
4 Memiliki kesadaran untuk melaksanaan kegiatan
tanpa perintah dari guru
5 JUMLAH
c) Materi
1) Pengertian pohon literasi
Pohon literasi hanya merupakan salah satu ide kreatif dan media
yang bisa dibuat dalam menumbuhkan budaya literasi
2) Cara membuat pohon literasi
Menyediakan pohon dari ranting yang baik
Menyiapkan pot sebagai bahan untuk memasang pohon
Memasang hasil karya literasi pada pohon. Baik
menggunakan tali maupun lem
Menambahkan hiasan pada pohon literasi
5. Kelas Menulis
a) Silabus
1) Nama Kegiatan
Kelas Menulis
2) Standar Kompetensi Kegiatan
Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam
mengembangkan bakat menulis.
b) Indikator keberhasilan
Skor
No Indikator
1 2 3 4
1 Peserta didik mengikuti kelas menulis dengan baik
2 Mampu membuat cerpen sesuai penulisan yang benar
3 Mampu membuat puisi sesuai penulisan yang benar
4 Mampu membuat pantun sesuai penulisan yang benar
5 JUMLAH
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Penilaian : x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Kriteria penilaian
No Rentang Nilai Hasil
1 80 – 100 Sangat baik
2 70 - 79 Baik
3 60 - 69 Cukup
4 < 60 kurang
c) Materi
1) Kelas menulis
Kelas ini merupakan kelas yang dibuat khusus bagi mereka atau
peserta didik yang ingin mengetahui cara dasar menulis,
mengembangkan pengetahuan menulisnya agar menjadi lebih baik
2) Cerita pendek
Cerpen atau dapat disebut juga dengan cerita pendek merupakan
suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung singkat, padat,
dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain
yang lebih panjang, seperti novella dan novel.
Cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang memaparkan
kisah atau cerita mengenai manusia beserta seluk beluknya lewat
tulisan pendek dan singkat. Atau pengertian cerpen yang lainnya
yaitu sebuah karangan fiktif yang berisi mengenai kehidupan
seseorang ataupun kehidupan yang diceritakan secara ringkas dan
singkat yang berfokus pada suatu tokoh saja.
a) Ciri-Ciri Cerpen
Jalan ceritanya lebih pendek dari novel
Sebuah cerpen memiliki jumlah kata yang tidak lebih dari
10.000 (10 ribu) kata
Biasanya isi cerita cerpen berasal dari kehidupan sehari-
hari
Tidak menggambarkan semua kisah para tokohnya, hal ini
karena dalam cerpen yang digambarkan hanyalah inti
sarinya saja.
Tokoh dalam cerpen digambarkan mengalami masalah atau
suatu konflik hingga pada tahap penyelesainnya.
Pemakaian kata yang sederhana serta ekonomis dan mudah
dikenal pembaca.
Kesan yang ditinggalkan dari cerpen tersebut sangat
mendalam sehingga pembaca dapat ikut merasakan kisah
dari cerita tersebut.
Biasanya hanya 1 kejadian saja yang diceritakan.
Memiliki alur cerita tunggal dan lurus.
Penokohan pada cerpen sangatlah sederhana, tidak
mendalam serta singkat.
b) Struktur Cerpen
Abstrak
Abstrak merupakan ringkasan atau inti dari cerita pendek
yang akan dikembangkan menjadi sebuah rangkaian-
rangkaian peristiwa atau bisa juga sebagai gambaran awal
dalam cerita. Abstrak bersifat opsional atau dalam artian
bahwa setiap cerpen boleh tidak terdapat struktur abstrak
tersebut.
Orientasi
Orientasi berkaitan dengan waktu, suasana, dan tempat
yang berkaitan dengan jalan cerita dari cerpen tersebut.
Komplikasi
Komplikasi berisi urutan kejadian-kejadian yang
dihubungkan secara sebab dan akibat. Pada komplikasi,
biasanya mendapatkan karakter ataupun watak dari
berbagai tokoh cerita pendek tersebut, hal ini karena pada
bagian komplikasi kerumitan mulai bermunculan.
Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur konflik yang terjadi dan mengarah
pada klimaks serta sudah mulai mendapatkan
penyelesaiannya dari konflik yang terjadi tersebut.
Resolusi
Pada bagian resolusi, pengarang mulai mengungkapkan
solusi yang dialami tokoh.
Koda
Pada bagian koda, terdapat nilai ataupun pelajaran yang
dapat diambil dari cerita pendek tersebut oleh pembacanya.
3) Puisi
Pengertian Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan
dan perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima,
penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan
struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga
makna yang ingin disampaikan yang mana makna sebagai bukti
puisi baik jika terdapat makna yang mendalam dengan memadatkan
segala unsur bahasa. Puisi merupakan seni tertulis menggunakan
bahasa sebagai kualitas estetiknya (keindahan). Puisi dibedakan
menjadi dua yaitu puisi lama dan juga puisi baru.
4) Pantun
Pantun adalah jenis puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat
baris serta memiliki sampiran dan isi. Sebelum mengenal apa saja
jenis dari pantun, ada baiknya teman-teman memahami dengan baik
dulu ciri-ciri dari jenis puisi lama yang satu ini. Tentu saja ini agar
kalian dapat dengan mudah mengklasifikasikan sebuah puisi lama
itu layak disebut pantun atau tidak. Memahami ciri-ciri pantun juga
membuat kalian akan lebih mudah membuat jenis puisi yang satu ini.
Tiap bait terdiri atas empat baris
Jika prosa mengenal ada paragraf untuk tiap rangkaian kalimat
yang berada dalam satu gagasan utama, jenis puisi lebih akrab
menyebutnya sebagai bait. Tiap bait biasanya berisi untaian kata-
kata yang berada dalam satu gagasan dan umumnya mempunyai
ciri khas tersendiri bergantung jenis puisinya. Khusus untuk
pantun, puisi lama yang satu ini memiliki ciri khas kuat, yaitu
tiap baitnya selalu terdiri atas empat baris. Barisan kata-kata
pada pantun dikenal juga dengan sebutan larik.
8-12 suku kata di tiap baris
Mulanya pantun cenderung tidak dituliskan, melainkan
disampaikan secara lisan. Karena itulah, tiap baris pada pantun
dibuat sesingkat mungkin, namun tetap padat isi. Oleh karena
alasan inilah, tiap baris pada pantun umumnya terdiri atas 8—12
suku kata.
Memiliki sampiran dan isi
Salah satu keunikan pantun yang membuatnya menjadi begitu
mudah diingat adalah jenis puisi lama yang satu ini tidak hanya
padat berisi, melainkan juga memiliki pengantar yang puitis
hingga terdengar jenaka. Pengantar tersebut biasanya tidak
berhubungan dengan isi, namun menjabarkan tentang peristiswa
ataupun kebiasaan yang terjadi di masyarakat. Pengantar isi
pantun inilah yang kerap dikenal sebagai sampiran. Untuk
masalah penempatannya di dalam pantun, sampiran akan selalu
berada di baris pertama dan kedua. Sementara itu, isi pantun
menyusul di posisi baris ketiga sampai keempat.
Berima a-b-a-b
Rima atau yang juga biasa disebut dengan sajak adalah
kesamaan bunyi yang terdapat dalam puisi. Biasanya, jenis-jenis
puisi lama kental akan rima, termasuk dengan pantun. Khusus
untuk pantun, jenis puisi yang satu ini memiliki ciri khas yang
begitu kuat, yakni rimanya adalah a-b-a-b.
Yang dimaksud dengan rima a-b-a-b adalah ada kesamaan
bunyi antara baris pertama dengan ketiga pantun dan baris kedua
dengan baris keempat. Jadi, kesamaan bunyi pada pantun selalu
terjadi antara sampiran dan isi.
6. Musikalisasi Puisi
a) Silabus
1) Nama Kegiatan
Musikalisasi Puisi
2) Standar Kompetensi Kegiatan
Melatih peserta didik dalam meningkatkan kemampuan dalam
bermusikalisasi puisi
b) Indikator keberhasilan
Skor
No Indikator
1 2 3 4
1 Memahami pengertian musikalisasi puisi dengan baik
2 Mampu membedakan perbedaan puisi biasa dengan
musikalisasi puisi
3 Mengikuti pelatihan musikalisasi puisi dengan baik
4 Menguasai musikalisasi puisi yang dilatihkan dengan
baik
5 Giat dalam mengikuti arahan dari pelatih
6 JUMLAH
c) Materi
1) Pengertian Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi adalah puisi yang dinyanyikan sehingga seorang
pendengar yang kurang paham menjadi paham, yang tidak bisa
menggambarkan sebuah isi puisi biasa, agar penyimak bisa
mengetahui isi puisi tersebut. Dengan mengkolaborasikan antara sastra
dan musik.
2) Manfaat Musikalisasi Puisi
Kalian dapat mengambil beberapa manfaat dari puisi antara lain:
Menggugah perasaan lebih dalam
Membangkitkan imajinasi
Mendorong orang lebih mampu berpikir dan menggerakkan
pikiran
Menimbulkan kesenangan dan hiburan.
3) Cara Musikalisasi Puisi yang Baik
Menentukan puisi yang akan dimusikalisasi.
Mengapresiasi puisi yang telah ditentukan. Mengapresiasi puisi
artinya mencermati secara sungguh-sungguh sebuah puisi hingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan
kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.
Memerhatikan kesusastraan isi puisi dengan suasana yang
dibangun.
Menentukan alat musik yang digunakan untuk mengiringi
musikalisasi puisi. Alat musik yang akan dapat digunakan berupa
gitar, gendang,keyboard, dan sebagainya.
Menentukan notasi nada yang akan digunakan. Notasi nada
tersebut dapat berbentuk notasi angka ataupun notasi balok. Guna
notasi untuk mempermudah melagukan puisi tersebut. Tentunya
mengubah sebuah puisi menjadi musikalisasi bukanlah hal yang
mudah. Oleh sebab itu, kalian harus rajin berlatih.
4) Perbedaan Puisi Biasa dengan Musikalisasi Puisi
Puisi adalah bantuk sastra yang memperhatikan pilihan kata dan
kepaduan bunyi. Sebuah puisi, jika dibacakan dengan indah dan penuh
penghayatan, merupakan sebuah penampilan seni yang menarik.
Sedangkan Musikalisasi puisi yaitu membaca puisi dengan diiringi
musik yang sesuai dengan tema dan suasana yang tergambar dalam
puisi tersebut.
7. Inspirasi Literasi
a) Silabus
1) Nama Kegiatan
Inspirasi Literasi
2) Standar Kompetensi Kegiatan
Menumbuhkan semangat literasi dalam diri peserta didik dari
pengalaman orang hebat yang telah lama berkecimpung di dunia
literasi.
b) Indikator keberhasilan
Skor
No Indikator
1 2 3 4
1 Mengikkuti kegiatan talk show dengan lancar
2 Mendengarkan pengalaman literasi secara serius
3 Melakukan tanya jawab seputar literasi
4 Memiliki kesadaran untuk semakin melaksanakan
kegiatan literasi di mana saja
5 Mempunyai semangat literasi yang lebih baik
5 JUMLAH
c) Materi
1) Pengalaman
Pengalaman ialah hasil persentuhan alam dengan panca indra
manusia. Berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman
memungkinkan seseorang menjadi tahu dan hasil tahu ini kemudian
disebut pengetahuan.
2) Inspirasi
Pengertian inspirasi adalah suatu proses yang mendorong atau
merangsang pikiran untuk melakukan sesuatu tindakan terutama
melakukan sesuatu yang kreatif. Inspirasi merupakan suatu proses
dimana mental dirangsang untuk melakukan tindakan setelah melihat
atau mempelajari sesuatu yang ada di sekitar.
Inspirasi berbeda dengan motivasi yaitu proses yang mendorong atau
mempengaruhi seseorang untuk mendapatkan atau mencapai apa
yang diinginkannya. Sedangkan inspirasi merupakan ide-de kreatif
yang muncul dari dalam diri setelah ada rangsangan dari luar.
Namun inspirasi dapat menjadikan sebuah motivasi bagi seseorang
untuk mencapai tujuannya.
3) Menciptakan Inspirasi
Banyak orang percaya bahwa, untuk menciptakan inspirasi mereka
perlu ide unik yang belum pernah dipikirkan sebelumnya. Namun,
tidak ada satupun cara untuk mengatur atau membuat setiap orang
merasa terinspirasi. Hal ini disebabkan kemampuan atau kepekaan
orang berbeda terhadap stimulus yang dapat menciptakan inspirasi.
Sebagai contoh, setelah diperdengarkan sebuah lagu, seorang
pencipta musik akan terinspirasi membuat lagu, seorang produser
film bisa memiliki inspirasi untuk memfilmkan lagu itu, bagi orang
yang kurang suka musik tentu tidak memiliki inspirasi apapun
setelah mendengarkan lagu tersebut.
Berikut beberapa situasi yang dapat merangsang atau memicu
terciptanya inspirasi kreatif:
Beberapa orang menemukan inspirasi dari buku.
Beberapa menemukan inspirasi dari musik.
Beberapa orang yang terinspirasi ketika melihat alam.
Beberapa orang mengambil kertas dan beberapa pensil warna
dan mulai mencoret-coret .
Beberapa orang menemukan inspirasi mendengar pembicaraan
orang.
Beberapa orang menemukan inspirasi ketika mereka melakukan
beberapa jenis aktivitas fisik.
Beberapa menemukan inspirasi dalam kegiatan sehari-hari.
Dan masih banyak situasi yang dapat menciptakan inspirasi
mulai dari hal-hal kecil hingga besar.
4) Inspirasi Literasi
Inspirasi Literasi adalah suatu kegiatan yang berorientasi kepada
kemampuan peserta didik dalam meningkatkan semangatnya agar
menjadi orang yang literat. Dalam kegiatan ini, narasumber akan
membagikan pengalamannya kepada peserta didik, agar menjadi
gambaran kapada mereka di masa yang akan datang.