Anda di halaman 1dari 9

Sosio Ekonomi Masyarakat Pesisir

Prof. Zulkarnaini, M.Si

REKLAMASI PESISIR:
IMPLIKASI TERHADAP LINGKUNGAN, EKONOMI,
DAN SOSIAL BUDAYA

OLEH:

REBY OKTARIANDA
1910247115

PROGRAM STUDI ILMU LINGKUNGAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020

1
Sosio Ekonomi Masyarakat Pesisir
Prof. Zulkarnaini, M.Si

Reklamasi Pesisir: Implikasi terhadap Lingkungan, Ekonomi,


dan Sosial Budaya.

Pembangunan berkelanjutan menuntut pengelolaan sumberdaya alam


sedemikian rupa sehingga ketersediaan dan kualitas jangka panjangnya
terjamin. Dalam aktivitas ini sering dilakukan perubahan-perubahan pada
ekosistem dan sumberdaya alam. Perubahan-perubahan yang dilakukan
tentunya akan memberi pengaruh pada lingkungan hidup. Tidak terkecuali
perubahan yang terjadi pada kawasan pesisir, yakni reklamasi. Reklamasi
merupakan upaya pengadaan lahan yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
tujuan dan pemanfaatan tertentu. Keterbatasan lahan menjadikan kawasan
pesisir sebagai objek reklamasi. Hal ini tidak lepas dari potensi pesisir sebagai
kawasan yang menyediakan berbagai sumberdaya untuk menunjang
kehidupan. Dahuri (2000) mengatakan wilayah pesisir hingga saat ini memiliki
sumber daya dan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Dengan
keterbatasan lahan daratan yang semakin terbatas, manusia mulai
memanfaatkan wilayah pesisir untuk berbagai kepentingan sehingga muncul
permasalahan yang berkaitan dengan penyediaan lahan. Guna memenuhi
tuntutan akan kebutuhan lahan menjadikan usaha reklamasi sebagai salah satu
solusi bagi penyediaan lahan baru aktivitas sosial ekonomi untuk manusia.
Tulisan di dalam makalah ini tidak menguraikan hal teknis bagaima proses
reklamasi di kawasan pesisir. Makalah ini mencoba menyajikan apa saja
dampak reklamasi pesisir terhadap lingkungan, ekonomi, dan budaya?

Reklamasi
Pengertian umum reklamasi banyak dikemukakan oleh para ahli,
Chapman (1982) menjelaskan bahwa pada umumnya reklamasi sebagai proses
untuk membuat lahan agar cocok untuk pemanfaatan tertentu. Peterson dalam
Wagiu (2011) mengartikan reklamasi sebagai upaya pengadaan lahan dengan
cara mengeringkan rawa, daerah pasang surut dan sebagainya. Lebih lanjut

2
Sosio Ekonomi Masyarakat Pesisir
Prof. Zulkarnaini, M.Si

pengertian reklamasi berdasarkan regulasi di Indonesia, yakni Undang-Undang


nomor 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
(Selanjutnya disebut UU WP3K) pasal 1 angka 23, reklamasi adalah kegiatan
yang dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya
lahan ditinjau dari sudut lingkungan, sosial ekonomi dengan cara pengurungan
pengeringan atau drainase. Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi
adalah menjadikan kawasan berair yang rusak atau tidak berguna menjadi lebih
baik dan bermanfaat. Kawasan ini biasanya dimanfaatkan untuk kawasan
permukiman, perindustrian, bisnis, pelabuhan udara, perkotaan, dan objek
wisata (Djakapermana, 2013).
Menurut Wagiu (2011) ada 3 tujuan dari program reklamasi, diantaranya:
1. Untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang akibat terjangan gelombang
laut.
2. Untuk memperoleh tanah baru di kawasan depan garis pantai guna
mendirikan bangunan yang akan difungsikan sebagai benteng perlindungan
garis pantai.
3. Untuk alasan ekonomis, pembangunan atau mendirikan konstruksi
bangunan dalam skala besar.

Berdasarkan data dari Kementerian Perikanan dan Kelautan (2017)


melaporkan bahwa kegiatan reklamasi marak dilakukan pada berbagai daerah
di Indonesia. Terdapat 17 lokasi sudah dan sedang melakukan reklamasi dan
20 lokasi akan melakukan reklamasi. Kegiatan reklamasi banyak menuai pro
dan kontra dikalangan masyarakat, hal ini tidak lepas dari dampak yang
diakibatkan dari reklamasi. Sebagai contoh adalah kasus reklamasi yang ada di
Jakarta. Dari data yang didapatkan bahwa sejak adanya reklamasi di Jakarta,
masyarakat pesisir yang bekerja sebagai nelayan sangat mengalami kerugian.
Mulai dari ikan yang menjauh bahkan mati karena dampak dari reklamasi,
padahal ikan adalah salah satu sumber mata pencaharian nelayan sehari-hari,
akibat banyaknya ikan yang menjauh para nelayan harus mencari ikan lebih

3
Sosio Ekonomi Masyarakat Pesisir
Prof. Zulkarnaini, M.Si

jauh dan biaya solar semakin banyak, begitu pula perbekalan makan,
sedangkan penghasilan tidak ada, dan juga rusaknya ekosistem laut teluk
jakarta yang berdampak pada mata pencaharian para nelayan
(www.antaranews.com, 2020).

Dampak Reklamasi
Kegiatan reklamasi sangat memungkinkan timbulnya dampak yang
diakibatkan, diantaranya dampak terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial
budaya masyarakat yang berada pada kawasan pesisir. Berikut diuraikan
dampak yang diakibatkan dari kegiatan reklamasi.

 Lingkungan
Dari sisi lingkungan banyak biota laut yang mati baik flora maupun fauna
karena timbunan tanah urugan sehingga mempengaruhi ekosistem yang sudah
ada. sistem hidrologi gelombang air laut yang jatuh ke pantai akan berubah dari
alaminya. Berubahnya alur air akan mengakibatkan daerah diluar reklamasi
akan mendapat limpahan air yang banyak sehingga kemungkinan akan
terjadinya abrasi, tergerus atau mengakibatkan terjadinya banjir atau rob karena
genangan air yang banyak dan lama. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan
oleh Wiryawan et al., (2013) peningkatan kekeruhan perairan merupakan
dampak proses pada upaya reklamasi yang diakibatkan oleh pengerukan dan
penimbunan. Proses reklamasi meningkatkan konsentrasi sedimen tersuspensi
di kolam perairan yang menyebabkan kekeruhan perairan yang tinggi.
Husna et al., (2012) menguraikan dampak reklamasi di Aceh Selatan
terhadap keberadaan biota darat. Dari hasil penelitiannya 50,59% responden
mengakui bahwa mereka dapat memperoleh kepiting dalam jumlah sedang
sebelum reklamasi, sedangkan setelah reklamasi pantai sebanyak 95,29%
masyarakat mengakui bahwa jumlah biota ini yang dapat ditemukan dalam
jumlah sedikit. Keberadaan ikan karang sebelum reklamasi pantai dilakukan
menurut pengakuan 60% masyarakat adalah berada dalam jumlah banyak,

4
Sosio Ekonomi Masyarakat Pesisir
Prof. Zulkarnaini, M.Si

nelayan biasanya mendapat ikan karang setiap harinya sebanyak 5 kg. Namun
setelah reklamasi 64,71% nelayan mengakui keberadaan ikan karang dalam
jumlah sedang. Hasil penelitian terhadap keberadaan terumbu karang adalah
sebanyak 42,35% masyarakat berpendapat bahwa terumbu karang sebelum
reklamasi berada dalam jumlah sedang. Setelah reklamasi 100% masyarakat
berpendapat bahwa terumbu karang dalam jumlah sedikit. Adapun hasil kajian
Husna et al., (2012) disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Dampak reklamasi pesisir pantai terhadap perubahan ekologi perairan

 Ekonomi
Berdampak sangat besar dan siginifikan terhadap masyarakat pesisir
yang mayoritas didominasi oleh kalangan menengah ke bawah, misalnya
petambak, nelayan atau buruh. Aktivitas pengurukan dan reklamasi dapat
mengurangi pendapatan nelayan dan rekan-rekan. Karena ikan yang didapat
akan berkurang akibat aktivitas reklamasi. Dalam laporan penelitiannya Wagiu
(2011) melaporkan bahwa akibat reklamasi di Kota Manado pendapatan
nelayan mengalami penurunan yang sangat berarti dari Rp 22.753.500 sebelum
reklamasi menjadi Rp 9.631.500 per nelayan per tahun sesudah reklamasi.
Adapun hasil kajian Wagiu (2011) disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Pendapatan nelayan tradisional di Kota Manado sebelum dan sesudah


reklamasi

5
Sosio Ekonomi Masyarakat Pesisir
Prof. Zulkarnaini, M.Si

Lebih lanjut Wagiu (2011) menjelaskan penurunan tingkat pendapatan


dikarenakan menurunnya hasil tangkapan akibat perubahan yang terjadi
dihabitat dikawasan pantai reklamasi. Konsentrasi ikan semakin jauh kea rah
laut dalam. Akibat reklamasi telah terjadi perubahan arus yang mempengaruhi
iklim habitat ikan dimana tadinya terdapat terumbu karang sebagai tempat ikan
bertelur dan mencari makan.

 Sosial Budaya
Berkurangnya produksi tangkapan yang berimbas pada penurunan
tingkat pendapatan menimbulkan turunnya kesejahteraaan ekonomi dan sosial
keluarga nelayan. Untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga banyak nelayan
yang harus beralih Daerah Penangkapan Ikan (DPI) dan baralih profesi menjadi
buruh harian lepas tanpa keahlian di bidang khusus dan lebih buruk lagi
menganggur dan kembali ke desa.
Menurut hasil penelitian Sampono (2013) terhadap adanya reklamasi
pada Teluk Jakarta, sebanyak 43% dari responden di Kelurahan Cilincing
memiliki persepsi bahwa adanya reklamasi akan berdampak terhadap
perubahan daerah penangkapan ikan (DPI). Hilangnya wilayah perairan
tersebut berganti menjadi daratan (pulau) dan akan memaksa nelayan untuk
menemukan DPI baru yang lebih jauh ke arah lautan bebas. Lebih lanjut
nelayan ke depannya akan menggunakan alat tangkap ikan yang tidak ramah
dan berkelanjutan untuk biota perairan akibat dampak sekunder reklamasi.
Akibatnya mereka para nelayan mengalami cultural shock akibat perubahan
dalam kehidupan sosialnya.

Selain kerugian, reklamasi juga menawarkan keuntungan ekonomis dari


program reklamasi diantaranya adalah (Wigiu, 2011):
1. Terbukanya banyak lapangan kerja oleh adanya investasi
2. Efek multiplier dari investasi akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat pada umumnya.

6
Sosio Ekonomi Masyarakat Pesisir
Prof. Zulkarnaini, M.Si

3. Meningkatkan pendapatan asli daerah.


4. Membuka perkembangan sektor pariwisata.

Hasani (2015) dalam kajiannya melaporkan dampak positif reklamasi


Pantai Losari pada kawasan pesisir adalah pengembangan reklamasi Pantai
Losari untuk ruang publik yaitu: meningkatkan aktivitas ekonomi warga
setempat dengan munculnya tempat untuk berdagang makanan dan berjualan
sehingga memunculkan lapangan kerja untuk warga; meningkatkan harga tanah
disekitar kawasan Pantai Losari karena banyak yang tertarik untuk berbisnis di
kawasan tersebut; kawasan reklamasi Pantai Losari sebagai ruang publik dapat
memicu pertumbuhan kawasan bisnis di sekitarnya.
Reklamasi di Indonesia tetap diperlukan. Reklamasi di sekitar kawasan
pesisir pantai dapat dilaksanakan dengan terlebih dahulu diperhitungkan
kelayakannya secara transparan dan ilmiah terhadap seberapa besar kerusakan
lingkungan yang diakibatkannya. Dengan kerja sama yang sinergis antara
seluruh pemangku kepentingan (stake holders) maka keputusan yang tepat
dapat diambil. Jika memang berdampak positif maka reklamasi dapat
dilaksanakan, namun sebaliknya jika negatif tidak perlu direncanakan. Dan hal
itu harus dilakukan kajian lingkungan yang prosedural, komprehensif dan
mendalam. Adapun kajian lingkungan tersebut sudah termaktub di dalam
regulasi Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Undang-undang ini menjamin dalam pelaksanaan pembangunan
diharapkan adanya keselarasan hubungan antara manusia dengan manusia,
manusia dengan lingkungan dan komponen lingkungan lainnya, serta dapat
memenuhi masa kini dan menjaga kelestarian untuk masa datang.

Kesimpulan
Kegiatan pengembangan kawasan pesisir pada dasarnya dapat dilihat
sebagai bentuk kegiatan pembangunan kawasan yang memiliki karakteristik
khusus. Dalam pengembangan kawasan pesisir perlu diperhatikan adanya atau
terjadi proses perubahan dari lingkungan hidup alami menjadi lingkungan

7
Sosio Ekonomi Masyarakat Pesisir
Prof. Zulkarnaini, M.Si

buatan bagi berbagai kebutuhan dan kegiatan hidup manusia. Proses


perubahan lingkungan alam sekitar kawasan pengembangan pada pokoknya
berdampak terhadap komponen lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya.
Reklamasi di sekitar kawasan pesisir pantai dapat dilaksanakan dengan
terlebih dahulu diperhitungkan kelayakannya secara transparan dan ilmiah
terhadap seberapa besar kerusakan lingkungan yang diakibatkannya. Dengan
kerja sama yang sinergis antara seluruh pemangku kepentingan (stake holders)
maka keputusan yang tepat dapat diambil. Adapun kajian lingkungan tersebut
sudah termaktub di dalam regulasi Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang ini menjamin dalam
pelaksanaan pembangunan diharapkan adanya keselarasan hubungan antara
manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan dan komponen
lingkungan lainnya, serta dapat memenuhi masa kini dan menjaga
kelestarian untuk masa datang.

Daftar Pustaka

Derita nelayan seiring reklamasi pantai jakarta


https://www.antaranews.com/berita/554994/derita-nelayan-seiring-
reklamasi-pantai-jakarta diakses pada tanggal 29-4-2020
Djakarpermana, D.R. 2013. Reklamasi Pantai Sebagai Alternatif
Pengembangan Kawasan. Direktorat Jenderal Penataan Ruang,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta
Dahuri, R. 2000. Pendayaagunaan Sumber Daya Kelautan, untuk
Kesejahteraan Rakyat. Lembaga Informasi dan Studi Pembangunan
Indonesia.
Husna, Nurul, et al. 2012. Dampak Ekologi, Sosial dan Ekonomi Masyarakat
Akibat Reklamasi Pantai Tapaktuan Aceh Selatan. Jurnal Manajemen
Sumberdaya Lahan Vol. 1 No. 2 Hlm. 171 – 178. Unsyiah :
Banda Aceh Darussalam.

8
Sosio Ekonomi Masyarakat Pesisir
Prof. Zulkarnaini, M.Si

Murjasa Yasa, I G. W. Ekonomi Hijau, Produksi Bersih, dan Ekonomi Kreatif:


Menuju Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas di Provinsi Bali. Jurnal Bumi
Lestari 10 (2); 285-294.
Sampono, N. (2013). Analisis kebijakan dalam mengatasi dampak reklamasi
terhadap kegiatan perikanan pantai di Teluk Jakarta. Disertasi. Sekolah
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau kecil.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindingan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Wagiu, M. 2011. Dampak Reklamasi Bagi Ekonomi Rumah Tangga Nelayan di
Kota Manado. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis 2 (1); 201-210
Wiryawan,B.,Zulbainarni,N.,& Sampono, N.(2013). Penilaian lingkungan dan
valuasi ekonomi perikananterhadap reklamasi“Water FrontCity” Teluk
Jakarta. Prosiding Seminar Nasional & Sidang Pleno ISEI XVI. p. 114 –
127. Jambi 18 – 20 September 2013. Pengurus Pusat Ikatan
SarjanaEkonomiIndonesia.

Anda mungkin juga menyukai