Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PENGABDIAN MASYARAKAT PENGAJIAN


DI MASJID HIDAYAT DESA MONCONGLOE
KECAMATAN MONCONGLOE
KABUPATEN MAROS

TIM PELAKSANA KEGIATAN

1. RAHMA ASHARI HAMZAH, S.Pd., M.Pd. NIDN. 0916109003


2. NUR AFNI, S.Pd., M.Pd NIDN: 0902029101
3. ABRINA MAULIDNAWATI J., S.Pd., M.Pd . NIDN: 0905108902

LEMBAGA PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN


MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
TAHUN 2020

i
ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, pemilik seluruh


alam semesta beserta segenap isinya karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
lah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengabdian masyarakat sebagai
salah satu kegiatan LP2M di Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD),
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Makassar
(UIM).
Dan tak lupa shalawat dan taslim kepada Nabiullah Muhammad SAW yang
menjadi suri tauladan bagi seluruh umatnya yang diutus oleh Allah Swt sebagai
rahmat sekalian alam. Sejak awal penyusunan laporan ini, penulis tidak luput dari
berbagai hambatan dan rintangan. Namun, semuanya dapat diatasi dengan baik
berkat ketekunan, kesabaran dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam penyusunan
kegiatan ini, tentunya masih terdapat kekurangan dan kesalahan sebagai wujud
keterbatasan kami. Oleh karena itu, penulis menerima kritikan yang sifatnya
membangun demi penyempurnaan dan kelengkapan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak akan terwujud tanpa
bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak yang senantiasa memberikan
dorongan, bimbingan dan petunjuk. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati
penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah meluangkan waktunya guna memberikan bimbingan, motivasi dan
petunjuk mulai dari awal kegiatan Pengabdian masyarakat hingga penyusunan
laporan pengabdian masyarakat.
Hanya kepada Allah SWT jualah penulis berdoa semoga segala bantuan,
pengorbanan serta perhatiannya dapat bernilai di sisi Allah SWT dan mendapat
pahala yang berlipat ganda.

Makassar, 17 Februari 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

A. Analisis Situasi 2

B. Permasalahan Mitra 2

BAB II Kajian Pustaka 4

A. Keutamaan Mengukuti Pengajian (Membaca Al-Qur’an) 4

B. Metode dalam Pengajian (Membaca Al-Qur’an) 5

BAB III Prosedur Pelaksanaan 8

A. Lokasi Pengabdian 8

B. Jenis Kegiatan 8

C. Instansi/ Organisasi Terkait 8

D. Latar Belakang Kegiatan 9

E. Tujuan Kegiatan 9

F. Mekanisme dan Desain Kegiatan 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 11

A. Hasil Kegiatan PPM 11

B. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM 11

iv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 13

A. Kesimpulan 13

B. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN 17

v
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengajian yang kita ketahui sebagai sistem tradisional, telah


menyumbangkan hasil yang tidak bisa dianggap sepele di Indonesia, seperti
halnya aktifitas yang dilakukan di setiap daerah. Karena padad asarnya sistem
yang diterapkan dalam pengajian tidak saklek pada satu model saja. Akan tetapi
guna tercapainya sebuah tabligh, maka disesuaikan dengan kondisi sosial yang
ada pada lingkungannya masing-masing. Tujuan mengkaji suatu ilmu adalah
mendapatkan suatu ilmu yang benar. Esensi dari ilmu itu akan ada bila dirinya ada
iman dan amal saleh, sehingga terwujudnya suatu kehidupan yang bahagia dan
sejahtera dunia dan akhirat dalam ridha Allah SWT.
Pengajian juga merupakan suatu institusi dan kegiatan dalam masyarakat
Islam termasuk di kalangan masyarakat yang berada di daerah pedesaan.
Disamping sebagai salah satu bentuk pendekatan dan sekaligus instrumen
dakwah, pengajian juga berfungsi dan berperan sebagai lembaga non formal di
tengah masyarakat. Bahkan dapat berfungsi dan berperan sebagai wahana
bimbingan atau konseling pada siapa saja yang membutuhkan. Berpijak pada hal
di atas, maka pengajian juga disebut dakwah, bukan sekedar tabligh tetapi
merupakan salah satu bentuk usaha untuk mewujudkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
bagi masyarakat termasuk di daerah pedesaan sangat penting dilakukannya
pengajian. Oleh karena itu, dalam tugas Tri Dharma Pendidikan Tinggi,
pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, Universitas Islam Makassar
melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ingin melakukan pengabdian
kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pengajian selama seminggu di Masjid
Hidayat, Desa Moncongloe, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros..

1
2

B. Analisis Situasi
Masjid Hidayat adalah salah satu masjid yang berada di jalanan lingkar
Maminasata, tepatnya di Desa Moncongloe, Kecamatan Moncongloe,Kabupaten
Maros. Kegiatan pengajian biasanya dilakukan ibu-ibu majelis taklim yang berada
di daerah sekitar masjid dan pengajiannya biasanya dilakukan pada sore dan
malam hari mulai dari pukul 16.00-17.30 WITA. Keadaan fisik masjid cukup
memadai, terdiri dari 1 wc laki-laki, 1 wc perempuan, 1 ruangan tempat tinggal
marbot masjid, dan tempat parkir yang memadai.
Kehadiran pengajian rutin di tengah-tengah masyarakat merupakan salah
satu perwujudan kesadaran internal keagamaan yang harus mendapat perhatian
dari berbagai kalangan, karena secara faktual pengajian memberikan akses yang
sangat besar terhadap pembinaan umat. Manfaat mengajian-pengajian akan terasa
memiliki makna bagi jamaahnya, apabila kebutuhan masing-masing terpenuhi.
Para da’i sangat penting untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan jamaahnya, agar
ia dapat menyesuaikan atau mengarahkan jamaah pada tujuan yang ingin dicapai.
Syamsuri Siddiq (1993:29) mengungkapkan bahwa secara prinsipil tujuan
diadakannya pengajian rutin di masjid-masjid untuk: Menumbuhkan kesadaran
beragama dengan keimanan, mengisi kepribadian dengan akhlakul yang baik
(mahmudah), meningkatkan pengenalan ilmu baca tulis Al-Quran serta
pemahamannya, berpandangan hidup secara Islami.

C. Permasalahan Mitra

Berdasarkan pengamatan pendahuluan ditemui adanya permasalahan yang

dihadapi oleh masyarakat sekitas Masjid Hidayat Desa Moncongloe, Kecamatan

Moncongloe, Kabupaten Maros diantaranya:

1. Masih banyak warga masyarakat utamanya anak-anak yang seharusnya

sesuai umurnya sudah mengetahui bacatulis Al-Qur’an namun karena


3

kesibukan orangtua jadi anak-anak tersebut belum lancer dalam

bacatulis Al-Qur’an.

2. Kurangnya motivasi anak-anak terlebih para remaja dalam mempelajari

Al-Qur’an karena kebanyakan anak sekarang lebih menyukai bermain

gadget.
4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Keutamaan Mengikuti Pengajian (Membaca Al-Qur’an)

Membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang mempunyai banyak

keutamaan bagi seorang hamba. Dakwah islam atau pengajian di lingkungan

masyarakat merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan rohani masyarakat,

sehingga ada keseimbangan antara kebutuhan rohani dan kebutuhan jasmani

masyarakat yang berada di sekitar masjid.

Pengajian rutinan ini diikuti oleh masyarakat di Desa Moncongloe. Tujuan

pengajian rutinan yang dilaksanakan di masjid Hidayat adalah terpenuhinya

kebutuhan spiritual agama, meningkatkan pemahaman agama dan menambah

wawasan masyarakat, dan juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang

kehidupan beragama dalam aspek ilmu pengetahuan dan juga dalam aspek sikap

seperti cara bertutur kata yang baik dengan masyarakat yang lain, menghormati

orang lain.

Kegiatan tausiyah ini diharapkan tidak hanya dirasakan ketika berada di

dalam masjid, tetapi di luar masjid bisa mempraktekkan langsung kepada orang

lain, terutama dilakalangan masyarakat. Selain itu, kegiatan pengajian ini penting

diadakan karena dikalangan masyarakat saat ini tidak memahami pentingnya

kesadaran beragama di masyarakat, seperti minimnya ilmu tentang kaidah agama

atau pengetahuan agama, dan juga cara bersikap kepada orng lain sehingga

mereka tidak dapat dan sulit untuk mengamalkannya. Selain itu, pengajian rutinan

4
5

ini juga bertujuan untuk membangun kesadaran beragama masyarakat baik dalam

aspek pengetahuan maupun dalam aspek sikap padamasyarakat di sekitaran Desa

Moncongloe. Keutamaan dalam membaca Al-Qur’an adalah perniagaan yang

tidak pernah merugi, memperoleh banyak pahala, mendapatkan syafaat pada hari

Kiamat nanti, memperoleh kebaikan bagi yang membacanya, dan pencapaian

yang lebih baik dari harta dunia.

B. Metode dalam Pengajian (Membaca Al-Qur’an)

Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat Islam. Setiap orang yang mengaku

umat Islam wajib hukumnya belajar membaca Al-Qur’an. Di Indonesia, ada

banyak metode yang dapat digunakan untuk belajar membaca Al-Qur’an bagi

pemula. Lima di antaranya cukup populer. Apa saja itu? Simak yuk lima metode

belajar Al-Quran yang terkenal di Indonesia berikut ini

1. Metode Qiro’ati

Metode Qiro’ati merupakan metode belajar membaca Al-Qur’an yang

disusun oleh KH. Achmad Dahlan Zarkasyi pada tahun 1986. Prinsip

pembelajaran metode Qiroati menekankan pada penguasaan makhorijul huruf

dan tajwid serta cara membaca Al-Qur’an dengan tartil. Kurikulum

pembelajarannya telah disesuaikan dengan kebutuhan para santri berdasarkan

tingkatan usia. Metode ini tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Cabang-

cabang resmi dibuka untuk mewadahi masyarakat yang ingin belajar

membaca Al-Qur’an menggunakan metode Qiro’ati.


6

Metode Qiraati adalah suatu model dalam belajar membaca Al Qur’an

yang secara langsung (tanpa dieja) dan menggunakan atau menerapkan

pembiasaan membaca tartil sesuai dengan kaidah tajwid (Zarkasiy, 1989).

Ada dua hal yang mendasari dari definisi metode Qiraati, yaitu membaca Al

Qur’an secara langsung dan pembiasaan dalam membaca tartil sesuai dengan

kaidah ilmu tajwid.

Membaca Al Qur’an secara langsung atau tanpa dieja, maksudnya

adalah huruf yang ditulis dalam bahasa Arab dibaca secara langsung tanpa

diuraikan cara melafalkannya (Supardi, 2004). Pembelajaran membaca Al

Qur’an dengan menggunakan metode Qiraati pembelajaran menggunakan

kalimat yang sederhana, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat materi. Target

utama dari metode Qiraati pebelajar dapat secara langsung mempraktekan

bacaan-bacaan Al Qur’an secara bertajwid.

2. Metode Iqra

Siapa yang tak kenal Iqra’? Buku-buku Iqra’ dapat kita temukan secara

bebas di banyak toko buku. Metode Iqra’ ditemukan oleh KH. As’ad Humam

yang fotonya terpampang di cover buku Iqra’. Menariknya, beliau adalah

murid dari KH. Achmad Dahlan Zarkasyi, penyusun metode Qira’ati. Iqra’

hanya memiliki satu buku pegangan saja. Namun isi di dalamnya cukup

padat. Mulai dari ejaan huruf hijaiyah, potongan kata pendek, hingga juz

‘amma sudah terdapat dalam satu buku Iqra’. Oleh karenanya, banyak

kalangan yang menilai metode ini sangat efektif sebagai bahan ajar.
7

Metode Iqro’ adalah metode pembelajaran membaca huruf-

huruf hijaiyah dari permulaan dengan disertai aturan bacaan, tanpa makna

dan tanpa lagu dengan tujuan agar pebelajar dapat membaca Al Qur’an sesuai

dengan kaidahnya (Humam, 1990). Huruf-huruf hijaiyah yang dimaksud

adalah huruf Arab dimulai dari Alif ( ‫ ) ا‬sampai huruf Ya (‫ ) ي‬yang berjumlah

30 huruf.

Metode Iqro’ disusun oleh sebuah Teim Tadarus Angkatan Muda

Masjid dan Muslah (AMM) yang diketuai oleh ustad As’ad Humam dari

Kotagede Yogyakarta pada tahun 1989. Yang melatar belakang penyususnan

Metode Iqro’ adalah karena metode pembelajaran membaca Al Qur’an

selama ini banyak kekurangannya (Budiyanto, 2006).

3. Metode Tilawah

Tilawah disusun di Surabaya pada tahun 2002 oleh tim yang terdiri

dari Drs. H. Hasan Sadzili, Drs. H. Ali Muaffa, dkk. Ciri khas dari metode ini

ialah mengajarkan cara membaca Al-Qur’an menggunakan lagu rots. Melalui

media lagu, diharapkan pembelajaran Al-Qur’an menjadi lebih

menyenangkan. Tentu penguasaan makhorijul huruf dan tajwid tetap menjadi

poin utama dalam target pencapaian. Meski terbilang cukup baru, metode

Tilawati telah memiliki banyak peminat di berbagai kota di Indonesia.

Sebagaimana pendahulunya yakni Qiro’ati, Tilawati juga memiliki cabang-

cabang resmi dengan guru yang bersertifikat.


8

BAB III

PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Lokasi Pengabdian

Desa : Moncongloe

Kecamatan : Moncongloe

Kabupaten : Maros

B. Jenis Kegiatan

PENGAJIAN DI MASJID

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan Non-teaching atau

pengabdian kepada masyarakat khususnya dalam bidang agama sebagi

wadah pendidikan keagamaan yang didalamnya ditanamkan Al-Qur’an,

aqidah dan akhlak sesuai dengan ajaran-ajaran agama, sehingga

diharapkan timbul kesadaran pada diri mereka untuk mengamalkannya

dalam konteks kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan

Allah maupun dengan sesama manusia, agar bahagia dunia dan di akhirat.

C. Instansi / Organisasi terkait:

1. Pengurus Masjid Hidayat.

2. Dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas

Islam Makassar (UIM).

3. Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas

Islam Makassar (UIM).

8
9

D. Latar Belakang Kegiatan

Masjid Hidayat adalah masjid yang terletak di Desa Moncongloe,

Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros yang memiliki jumlah

penduduk kurang lebih 1.000 jiwa dengan mata pencaharian rata-rata

pegawai negeri dan wirausaha.

Mengingat begitu pentingnya menanamkan nilai-nilai islam di

kalangan masyarakat, maka untuk membentuk masyarakat yang kokoh

dengan pondasi agama, dosen dan mahasiswa Prodi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD),Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),

Universitas Islam Makassar (UIM) mengadakan kegiatan di masjid Nurul

Jihad. Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan diantaranya berupa

pengajian setiap minggu bersama- sama dengan masyarakat mulai dari

anak-anak sampai dewasa, pembelajaran baca dan tulis Al-qur’an.

Diharapkan dengan melakukan pendekatan nilai-nilai islamiah di kalangan

masyarakat dapat melahirkan masyarakat yang bermoral, taat agama, cinta

terhadap adat istiadat, sosial budaya tanpa meninggalkan pedoman kita

yang sesungguhnya yaitu kitab suci Al-Qur’an.

E. Tujuan Kegiatan

Tujuan diadakannya pengajian di Masjid Hidayat tersebut, diantaranya:

1. Mengetahui mesjid adalah tempat ibadah sekaligus tempat berkumpul

majelis maka diharapkan dengan kegiatan pengajian dapat menambah

ilmu agama bagi masyarakat secara umum.


10

2. Melestarikan nilai islam sebagai panutan untuk menuju satu titik yang

sesungguhnya yaitu akhirat.

F. Mekanisme dan Desain Kegiatan

Kegiatan pengajian ini dilaksanakan di Masjid Hidayat di

Bontote’ne Desa Moncongloe, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros

yang dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah ditentukan

oleh pengurus masjid Hidayat. Kegiatan ini diadakan selama seminggu

dimana melibatkan seluruh masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.

Tabel 1.1. Perincian Dana Kegiatan Pengajian di Masjid Nurul Jihad


Bontote’ne, Kelurahan Bontolerung, Kabupaten Gowa

Jenis Unsur Yang Besarnya


No Tanggal Lokasi Ket.
Kegiatan Terlibat Anggaran (Rp)

1. 10 Pengajian Desa Dosen dan 1. Rp 150.000 Sumber


Februari di Masjid Moncong mahasiswaProd (10 Dos Air dana dari
2020 - 17 Hidayat loe i Pendidikan Aqua) Kampus
Februari Kecamat Guru Sekolah 2. Rp 2.000.000 Universita
2020 an Dasar (PGSD) (Konsumsi s Islam
Moncong Universitas selama 1 Makassar
loe, Islam minggu)
Kabupate Makassar
n Maros (UIM)

Jumlah Rp 2.150.000,000
11

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kegiatan PPM

Kegiatan pengajian yang dilaksanakan di Masjid Hidayat, Desa

Moncongloe, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros ini, secara garis besar

dapat dibagi menjadi tiga bentuk kegiatan utama, yaitu: a) ceramah agama

mengenai pentingnya pengajian (membaca Al-Qur’an), b) pendampingan dalam

pengajian (membaca Al-Qur’an) kepada masyarakat sekitar yang menghadiri

acara pengajian, dan c) presentasi metode yang bisa digunakan orang tua untuk

mengajarkan anak-anak metode membaca Al-Qur’an, sehingga anak-anak cepat

mudah memahami.

Presentasi penyampaian metode membaca Al-Qur’an meliputi metode

Quro’ati, metode Iqro, dan metode Tilawah. Kegiatan ini dilaksanakan pada

tanggal 10-15 Februari 2020 diikuti oleh kurang lebih 25 orang masyarakat Desa

Moncongloe yaitu, bapak,ibu, remaja putra, remaja putri, dan anak-anak. Pada

saat penyampaian materi membaca Al-Qur’an oleh tim PPM, masyarakat (warga

sekitar) sangat antusias dengan banyaknya pertanyaan yang disampaikan. Tidak

ada seorangpun yang meninggalkan acara pengajian sampai semua acara selesai

dilaksanakan.

B. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kegiatan PPM

Kegiatan pengajian di Masjid Hidayat, Desa Moncongloe, Kecamatan

Moncongloe, Kabupaten Maros ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran

11
12

beragama masyarakat dalam aspek pengetahuan agama seperti cara beribadah

dengan baik, tata cara mendekatkan diri kepada Allah dan uga masyarakat merasa

hatinya lebih tentram dan tenang saat mendengarkan ceramah yang diberikan oleh

ustadz, dan yang mendorong jamaah untuk datang menghadiri pengajian yang

diadakan di Masjid yaitu diri sendiri karena tujuan jamaah untuk mengikuti

pengajian di Masjid ingin menambah wawasan pengetahuan agama yang sudah

jamaah miliki dan ingin memperdalam lagi ilmu seputar dengan agama islam

guna untuk dipraktekkan langsung di lapangan seperti kepada keluarga dan juga

kepada orang sekitarnya.


13

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan akhir dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat yaitu

kegiatan “Pengajian di Masjid Hidayat, Desa Moncongloe, Kecamatan

Moncongloe, Kabupaten Maros” adalah:

1. Materi pengajian yang dibutuhkan oleh para warga di Desa Moncongloe

adalah pengajian mengenai ceramah agama serta pengenalan metode

membaca Al-Qur’an (Qura’ati, Iqro, dan Tilawah).

2. Pengajian diikuti oleh 25 warga masyarakat sekitar termasuk bapak, ibu,

remaja putra, remaja putri, serta anak-anak, hal tersebut menunjukkan

antusiasme yang tinggi.

3. Umpan balik dari masyarakat pengajian adalah perlu tambahan waktu, serta

kegiatan pengabdian diadakan secara rutin, sehingga hubungan baik antara

masyarakat dan perguruan tinggi semakin baik.

B. Saran

Setelah melakukan pengabdian kepada masyarakat yaitu kegiatan

pengajian di Desa Moncongloe,Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros,

peneliti memberikan saran diantaranya:

1. Kepada pengurus masjid untuk lebih meningkatkan dan menghidupkan

lagi kegiatan-kegiatan yang sudah berjalan, serta lebih menguatkan

13
14

kekompakan antara sesama pengurus masjid, remaja, dan masyarakat.

Karena dengan adanya pengurus masjid yang kompak dalam membina

umat muslim dan didukung oleh warga dengan ekonomi menengah ke

atas, maka akan terwujud suasana perumahan yang damai, rukun, dan

berakhlakul karimah. Menanggapi soal kejenuhan jama’ah mengikuti

pengajian, adakan pengajian di luar masjid seperti tadabbur alam, dan

ziarah ke tempat-tempat bersejarah yang bermaksud agar jama’ah lebih

kuat akan iman dan taqwanya kepada Allah SWT, mulia akhlaknya dan

menjadi muslim yang dermawan serta soleh dan solehah.

2. Kepada jama’ah agar selalu senantiasa menghadiri shalat lima waktu

secara berjama’ah dan ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan untuk

meningkatkan kualitas akhlakul karimah masyarakat yang diadakan oleh

pengurus Masjid Hidayat. Mayoritas jama’ah adalah warga dengan

ekonomi menengah ke atas, pergunakan harta sebaik-baik mungkin,

gunakan untuk kemaslahatan umat Islam dan hargailah keyakinan sesama

pemeluk agama di sekitar desa khususnya serta di tanah air pada

umumnya.

3. Kepada para ustadz-ustadzah baik itu ustadz-ustadzah pengajian maupun

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) agar selalu semangat dalam mengajar

dan memberikan materi kepada jama’ah dan santriwan santriwati. Serta

lebih bervariasi dalam mengajar dan menerapkan akhlakul karimah

sebagai pemberdayaan dan pengembangan mutu pendidikan masyarakat

terutama pendidikan Islam bagi masyarakat yang tentunya menjadi faktor


15

utama dalam meningkatkan kualitas akhlakul karimah masyarakat

Perumahan Pandana Merdeka. Karena pendidikan karakter harus dimulai

sejak usia dini.


16

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Aidid, 2007. Akhlak, Penyiaran Islam, Studi Akhlaq dalam Perspektif.

Jakarta: PT Gramedia.

Ali, Mustafa Yaqub. 2000. Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, (Pejaten Barat:

Pustaka Firdaus,) Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Amin, Samsul Munir. 2016. Ilmu Akhlak. Jakarta: Tiga Serangkai.

Amzah. 2004. Al-Qur’an Ethika (Ilmu Akhlak), Terjemahan Ma’ruf. Jakarta: PT

Bulan Bintang.

Choiruddin, Hadiri. 2015. Akhlak dan Adab Islam. Jakarta: PT Bhuana Ilmu

Populer.

Djatnika, Rahmat. 2005. Sistem Ethika Islami (Akhlak Mulia) Jakarta: Pustaka

Panjimas.

16
17
18

Lampiran
19
20
21
22

Anda mungkin juga menyukai