Anda di halaman 1dari 10

METODE PENGUKURAN INTELEGENSI

TEORI 2 FAKTOR

Dosen Pengampu: Warda Lisa

Disusun oleh:
1. Cinta Bodhicitta Transito ( 10521363 )
2. Deswita Widyasari ( 10521389 )
3. Rizki Abdillah ( 11521248 )
4. Sevi Amelia Nitami ( 11521342 )

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2023
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 3
C. Tujuan masalah .......................................................................................................... 3
BAB II................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 4
A. Pengertian Teori 2 Faktor ........................................................................................... 4
B. Faktor-Faktor Teori 2 Faktor ...................................................................................... 4
C. Dinamika Teori 2 Faktor ............................................................................................. 7
BAB III ................................................................................................................................. 9
PENUTUP ............................................................................................................................. 9
A. Kesimpulan................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori motivasi hygiene yang dikemukakan Herzberg sering disebut sebagai teori dua
faktor dan dipusatkan pada sumber-sumber motivasi yang berkaitan dengan
penyelesaian kerja (Andjarwati, 2015). Teori dua faktor ini terdiri dari faktor hygiene
dan kedua disebut faktor motivator atau hygiene and motivational factors. Herzberg
menyatakan kedua faktor tersebut tidak berdampingan satu sama lain. Beliau
berpendapat bahwa apabila dengan adanya faktor motivator yang tinggi maka akan
menjadi penyebab pada kepuasan hati yang tinggi, sebaliknya apabila faktor hygiene
yang tinggi maka akan menyebabkan pekerja tidak berpuas hati (Herzberg, 1959) dalam
(Andjarwati, 2015). Oleh karena itu dua faktor tersebut sangat perlu digunakan sebagai
acuan bahwa adanya kepuasan atau tidak pada karyawan akan mempengaruhi
kinerjanya. Menurut (Andjarwati, 2015) .
Herzberg menggunakan istilah “hygiene” yang memiliki arti bahwa adanya fungsi
yang bertujuan untuk menghilangkan berbagai resiko di lingkungan kerja (Andjarwati,
2015). Dengan adanya berbagai resiko dalam lingkungan kerja maka dapat
mempengaruhi kinerja karyawannya. Lingkungan kerja yang sehat dapat mencegah
ketidakpuasan kerja, tetapi lingkungan yang sehat juga tidak menjamin penyesuaian
diri seseorang dapat mempengaruhi adanya ketidakpuasan (Andjarwati, 2015). Oleh
karena itu teori ini menjelaskan bahwa ada dua faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
karyawan, yaitu salah satunya adanya istilah hygiene yang berhubungan dengan
lingkungan kerja. Maka dari itu lingkungan kerja sangat penting dalam sebuah
organisasi yang nantinya akan mempengaruhi kinerja karyawan.

B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui mengenai teori 2 faktor beserta macam-macam faktor-faktor dan
hal lainnya.

C. Tujuan masalah
Untuk mengetahui mengenai teori 2 faktor beserta macam-macam faktor-faktor dan
hal lainnya

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori 2 Faktor


Teori Dua Faktor juga dikenal sebagai teori motivasi Herzberg atau teori hygiene-
motivator. Teori ini dikembangkan oleh Herzberg (1923- 2000), seorang psikolog asal
Amerika Serikat. la dianggap sebagai salah satu pemikir besar dalam bidang manajemen
dan teori motivasi. Herzberg mengemukakan teori motivasi berdasar teori dua faktor
yaitu faktor hygiene dan motivator serta membagi kebutuhan Maslow menjadi dua
bagian yaitu kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan
tingkat tinggi (prestise dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik
untuk memotivasi individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.
Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg yang menghubungkan faktor-faktor
intrinsik dengan kepuasan kerja dan mengaitkan faktor-faktor ekstrinsik dengan
kepuasan kerja. Faktor-faktor ekstrinsik meliputi upah, jaminan pekerjaan, kondisi kera,
status, prosedur pekerjaan, kualitas pengawasan dan hubungan antar pribadi diantara
rekan kerja, atasan dan bawahan. Sedangkan faktor-faktor intrinsik antara lain prestasi
(achievement), pengakuan (recognition), tanggung jawab (responsibility), kemajuan
(advancement), pekerjaan itu sendiri dan kemungkinan untuk berkembang.

B. Faktor-Faktor Teori 2 Faktor


1. Hygiene Factors
Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah faktor pekerjaan yang penting untuk
adanya motivasi di tempat kerja. Faktor in tidak mengarah pada kepuasan positif untuk
jangka panjang. Tetapi jika faktor-faktor ini tidak hadir, maka muncul ketidakpuasan.
Faktor ini adalah faktor ekstrinsik untuk bekerja. Faktor higienis juga disebut sebagai
dissatisfiers atau faktor pemeliharaan yang diperlukan untuk menghindari
ketidakpuasan. Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah gambaran kebutuhan
fisiologis individu yang diharapkan untuk dipenuhi. Hygiene factors (faktor
kesehatan) meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan
kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.

4
Hygiene factors atau bisa disebut dengan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang
bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam
kehidupannya. Menurut Herzberg yang dikutip oleh Luthans (2011), yang tergolong
faktor hygiene adalah

a. Salary (Gaji)
Gaji merupakan salah satu unsur penting yang memiliki pengaruh besar terhadap
motivasi karyawan. Oleh karena itu perusahaan harus berhati-hati dalam melakukan
kebijakan masalah gaji agar dapat meningkatkan kinerja karyawan.
b. Interpersonal Relation (Hubungan Antarpribadi)
Interpersonal relation menunjukkan hubungan perseorangan antara bawahan
dengan atasannya, dimana kemungkinan bawahan merasa tidak dapat bergaul dengan
atasannya. Agar tidak menimbulkan kekecewaan karyawan, maka minimal ada tiga
kecakapan harus dimiliki setiap atasan yakni:
1) Technical skill (kecakapan teknis). Kecakapan ini sangat penting bagi pimpinan,
kecakapan ini meliputi penggunaan metode dan proses komunikasi yang pada
umumnya berhubungan dengan kemampuan menggunakan alat.
2) Human skill (kecakapan konseptual). Kemampuan untuk bekerja didalam atau
dengan kelompok, sehingga dapat membangun kerjasama dan mengkoordinasikan
berbagai kegiatan.
3) Conceptual skill (kecakapan konseptual) adalah kemampuan memahami
kerumitan organisasi sehingga dalam berbagai tindakan yang diambil di bawah
tekanan selalu dalam usaha untuk merealisasikan tujuan organisasi secara
keseluruhan.
c. Working Condition (Kondisi Kerja)
Menurut Herzberg seandainya kondisi lingkungan yang baik dapat tercipta,
prestasi yang tinggi dapat tercipta, prestasi tinggi dapat dihasilkan melalui konsentrasi
pada kebutuhan-kebutuhan atas ego dan perwujudan diri yang lebih tinggi. Kondisi
lingkungan kerja yang baik dan nyaman akan dapat meningkatkan motivasi kerja pada
karyawan dibandingkan dengan kondisi kerja yang penuh tekanan dan inferior.
d. Company Policy (Kebijakan Perusahaan)
Yang menjadi sorotan disini adalah kebijaksanaan personalia kantor personalia
umumnya dibuat dalam bentuk tertulis. Biasanya yang dibuat dalam bentuk tertulis
adalah baik, karena itu yang utama adalah bagaimana pelaksanaan dalam praktek.

4
Pelaksanaan kebijaksanaan dilakukan masing-masing manajer yang bersangkutan.
Dalam hal ini supaya mereka berbuat seadil-adilnya
e. Quality Supervisor (Kualitas Pengawasan)
Dengan technical supervisor yang menimbulkan kekecewaan dimaksud adanya
kurang mampu di pihak atasan, bagaimana caranya mensupervisi dari segi teknis
pekerjaan yang merupakan tanggung jawabnya atau atasan mempunyai kecakapan
teknis yang lebih rendah dari yang diperlukan dari kedudukannya. Untuk mengatasi
hal ini para pimpinan harus berusaha memperbaiki dirinya dengan jalan mengikuti
pelatihan dan pendidikan.
2. Faktor Motivator
Faktor motivator menurut Herzberg (1959) dalam Robbins dan Coulter (2005)
adalah faktor yang meningkatkan kepuasan kerja dan motivasi. Faktor ini berada
disekitar pelaksanaan pekerjaan, berpengaruh dengan job context atau aspek intrinsik
karyawan. Herzberg (1966) dalam penelitian Hong dan Waheed (2011) menerangkan
bahwa faktor motivator adalah faktor nyata yang memotivasi karyawan di tempat kerja.
Adapun beberapa indikator yang termasuk dalam faktor motivator ini adalah prestasi,
pengakuan, tanggung jawab, jenis pekerjaan dan kemajuan.
a. Prestasi (achievement).
Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu
dalam belajar.
b. Pengakuan (recognition).
Merupakan pengakuan atau pernyataan dari orang lain semacam pujian dan
penghargaan untuk pekerjaan yang dilakukan dengan baik atau dengan prestasi
pribadi.
c. Tanggung Jawab (responsibility).
Tanggung jawab mengacu pada kontrol karyawan alih pekerjaan sendiri atau
diberi tanggung jawab untuk pekerjaan lain. Kesenjangan antara tanggung jawab
dan wewenang dianggap di bawah kebijakan perusahaan dan faktor administrasi.
d. Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan menurut Herzberg merupakan faktor motivator bagi pegawai
untuk performa tinggi. Pekerjaan atau tugas yang memberikan perasaan telah
mencapai sesuatu, tugas itu cukup menarik, tugas yang memberikan tantangan bagi

5
pegawai, merupakan faktor motivator, karena keberadaannya sangat menentukan
bagi motivasi untuk performa tinggi (Leidecker dan Hall dikutip Time, 1999).
e. Kemajuan (advancement
Perubahan yang sebenarnya dalam status ke atas dalam perusahaan.
Peningkatan peluang perubahan dengan tidak ada kenaikan dalam status dianggap
di bawah tanggung jawab

C. Dinamika Teori 2 Faktor


Herzberg menggunakan istilah ‘hygiene dalam pengertian yang berhubungan dengan
medis yaitu yang berfungsi menghilangkan berbagai resiko di lingkungan kerja
(Duttweiler, 2006: 371). Herzberg mengidentifikasi dan membandingkan dinamika
higiene dan motivasi sebagaimana dijelaskan berikut:

a. Dinamika Higiene
Dasar psikologis kebutuhan higiene adalah menghindari resiko dari lingkungan
kerja.
1. Sumber yang menimbulkan resiko jumlahnya tidak terbatas
2. Perbaikan higiene hanya berpengaruh jangka pendek
3. Kebutuhan higiene bersiklus secara alami
4. Kebutuhan higiene merupakan hal yang menentukan
5. Tidak ada jawaban akhir untuk kebutuhan hygiene
b. Dinamika Motivasi
Dasar psikologis motivasi adalah kebutuhan perkembangan pribadi (Herzberg,
2006:101).
1. Daya pendorong (motivator) untuk kepuasan jumlahnya terbatas
2. Perbaikan motivator (daya pendorong) berpengaruh jangka panjang
3. Kebutuhan motivator (daya pendorong) tidak ada batasnya
4. Tidak ada jawaban untuk kebutuhan motivator (daya pendorong)

Menurut Herzberg, higiene tidak bisa memotivasi, dan jika hal ini digunakan untuk
mencapai tujuan bisa jadi mengakibatkan hasil yang negatif dalam jangka panjang.
Lingkungan yang sehat mencegah ketidakpuasan kerja, tetapi lingkungan yang demikian

6
tidak dapat mengarahkan seseorang ke penyesuaian diri yang minimal, yaitu
ketidakadaan kepuasan. Kebahagiaan ‘positif’ kelihatannya membutuhkan pencapaian
pertumbuhan psikologis (Herzberg, 2006: 78).
Faktor higiene selalu dan kemungkinan lebih mudah diukur, dikendalikan dan
digerakkan daripada motivator (faktor pendorong). Motivator lebih rumit dan subjektif,
dan sering terlalu sukar untuk diukur. Tetapi sejauh para pimpinan berkonsentrasi pada
higiene, tetapi di lain pihak mengabaikan daya pendorong, maka akan memungkinkan
para pekerja akan mencari faktor hygiene yang lebih jauh (Hamner dan Organ, 2005:
155). Hal ini akan berakibat negatif dalam pengembangan tenaga kerja yang memiliki
motivasi. Herzberg berpendapat bahwa faktor- faktor yang menyebabkan kepuasan
pekerjaan pada dasarnya adalah faktor-faktor intrinsik, sedangkan faktor-faktor yang
menyebabkan ketidakpuasan pekerjaan adalah faktor ekstrinsik.
Kelompok faktor-faktor intrinsik mencakup pekerjaan itu sendiri, pencapaian,
kemajuan, pengakuan dan tanggung jawab. Faktor ekstrinsik mencakup supervisi,
hubungan antar personal, kondisi pekerjaan, gaji, kebijakan perusahaan, dan
administrasi (Caston dan Braoto, 1985, 270).

Sedangkan Herzberg berpendapat bahwa faktor intrinsik tidak akan menyebabkan


kepuasan pekerjaan jika faktor-faktor intrinsik dalam lingkungan pekerjaan tidak baik
(Caston dan Braoto 1985, 281). Seorang karyawan yang mengalami keadaan motivasi
intrinsik cenderung mempunyai komitmen terhadap pekerjaan dan pemenuhan diri
melalui pekerjaan tersebut (Aldag, 2002, 11). Dalam kondisi motivasi intrinsik, seorang
pekerja akan menghubungkan sikap terhadap pekerjaan dengan hasil pekerjaan yang
berasal dari pekerjaan itu sendiri. Hasil intrinsik semacam itu dialami oleh karyawan
yang bebas keterlibatan dengan karyawan yang lain.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di dalam Herzberg Model, motivator memberikan kepuasan kerja atau perasaan
positif, sedangkan hygiene menghilangkan perasaan negatif atau ketidakpuasan kerja.
Pada kondisi sesungguhnya faktor motivator harus diciptakan dan ditingkatkan,
sedangkan faktor hygiene harus dipenuhi sehingga mengurangi ketidakpuasan. Dalam
teori ini terdapat beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan
karyawan, diantaranya kebijakan dan peraturan organisasi, pengawasan, kondisi kerja,
gaji, hubungan dengan rekan sekerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan bawahan,
status dan keamanan. Pada bagian lain faktor yang sering memberikan kepuasan kepada
para karyawan yaitu tercapainya tujuan, pengakuan, pekerjaan itu sendiri,
pertanggungjawaban serta kemajuan dan pertumbuhan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Andjarwati, T. (2015). Motivasi dari sudut pandang teori hirarki kebutuhan Maslow, teori dua
faktor Herzberg, teori xy Mc Gregor, dan teori motivasi prestasi Mc Clelland. JMM17: Jurnal
Ilmu ekonomi dan manajemen, 2(01).

Damayanti, S. (2014). Analisa Pengaruh Faktor Hygiene Dan Faktor Motivator Terhadap
Kinerja Melalui Kepuasan Kerja Karyawan Sebagai Variabel Intervening Pada Hotel Royal
Kuningan (Doctoral dissertation, STIE Indonesia Banking School).

T, Ridha Ahmad. (2022). Teori Manajemen. NEM.

10

Anda mungkin juga menyukai