TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Tempat Kerja
organisasi tercapai secara optimal. Maka dari itu diperlukan sumber daya
dibutuhkan perusahaan.
mencapai tujuan.
kebutuhan.
perusahaan.
perusahaan.
motivasi berdasar teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Dia
rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat tinggi (prestise
tingginya.
semua itu.
mencari-cari kesalahan.
d. Kualitas pengawasan
e. Keamanan pekerjaan
f. Kondisi kerja
kehidupan, dsb.
karyawan untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor – faktor ini
dianggap tidak memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak memadai,
yaitu :
1. Keberhasilan
tantangan.
2. Pengakuan
promosi.
5. Pengembangan
yang lebih menantang, tidak hanya jenis pekerjaan yang berbeda tetapi
juga posisi yang lebih baik. Apabila sudah berhasil dilakukan, pimpinan
lanjut.
pemimpin sangat penting artinya, namun motivasi juga dirasakan sebagai sesuatu
yang sulit. Hal ini dikemukakan oleh Wahjosumidjo (1994 : 173) sebagai
berikut :
boleh tidak harus bekerja bersama-sama dan melalui orang lain atau
bawahan.
b. Motivasi sebagai suatu yang sulit (puzzling subject), karena motivasi sendiri
tidak bisa diamati dan diukur secara pasti. Dan untuk mengamati dan
Disamping itu juga disebabkan adanya teori motivasi yang berbeda satu
sama lain.
teori motivasi Maslow misalnya berlaku makro yaitu untuk manusia pada
umumnya.
organisasi dalam memotivasi karyawan. Pertama, teori ini lebih eksplisit dari
faktor (Cushway and Lodge, 1995 : 138). Menurut teori ini ada dua faktor yang
factor) yang disebut juga dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor
Teori Herzberg ini melihat ada dua faktor yang mendorong karyawan
termotivasi yaitu faktor intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri
masing-masing orang, dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari
bekerja dengan tingkat otonomi yang tinggi dan tidak perlu diawasi dengan ketat.
Kepuasan disini tidak terutama dikaitkan dengan perolehan hal-hal yang bersifat
cenderung melihat kepada apa yang diberikan oleh organisasi kepada mereka dan
pekerjaan itu sendiri (the work it self), prestasi yang diraih (achievement),
jawab (responsible).
minat para pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika faktor-faktor ini
dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal seperti gaji tidak memadai,
mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan
motivasi dan ini mendapat kritikan oleh para ahli. Pekerjaan kerah biru sering
kali dilakukan oleh mereka bukan karena faktor intrinsik yang mereka peroleh
dari pekerjaan itu, tetapi kerena pekerjaan itu dapat memenuhi kebutuhan dasar
mereka.
a. Teori Herzberg telah dibaca secara luas dan hanya sedikit manajer yang tidak
4. Kepuasan Kerja
adalah hal yang bersifat individual karena setiap individu memiliki tingkat
dirasakan.
(Hasibuan,2001:199-200):
Tolak ukur tingkat kepuasaan yang mutlak tidak ada karena setiap individu
dengan kedisiplinan, moral kerja, dan turnover kecil maka secara relatif
kepuasaan kerja karyawan baik. Sebaiknya jika kedisiplinan, moral kerja, dan
1) Turnover
3) Umur
menyebabkan mereka
4) Tingkat pekerjaan
Karyawan-karyawan yang menduduki tingkat pekerjaan
5) Ukuran Organisasi
pada diri karyawan itu sendiri maupun dari perusahaan tempat ia bekerja.
Brown
dkk (1950) dalam Sutrisno (2010:79) mengemukakan bahwa ada empat
faktor
1. Kedudukan
pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas dari pada orang yang
menunjukan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan