Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP

Jl. PHH. Mustopa No. 68 Bandung - 40124


Telp 7275489 - email : info@usbypkp.ac.id atau sia@usbypkp.ac.id

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023


Mata Kuliah : Perilaku Organisasi (SMN 2406) Kelas : A07, A10.
SKS :3 Hari/tanggal : Rabu, 21 Juni 2023
Dosen Pembina : Saepudin, SE.,M.Si. Waktu : 100 menit
Program Studi : Mnj. Keuangan & Perbankan (S1) Mulai Pukul : 12.50 sd. 14.30 WIB
Fakultas : Ekonomi Sifat : online.

I. INFORMASI AKADEMIK :
1. Perwalian Semester Antara Tahun Akademik 2022/2023 (Periode 20223) akan
dilaksanakan pada tanggal 28 Juni-01 Juli 2023
2. Jadwal Proses Belajar Mengajar (PBM) Periode 20223
a. Sebelum UTS : 10-29 Juli 2023
b. Setelah UTS : 7-26 Agustus 2023
2. Jadwal Ujian Periode 20223
a. UTS : 31 Juli-5 Agustus 2023
b. UAS : 28 Agustus-2 September 2023
3. Berdo’alah sebelum ujian dimulai sesuai keyakinan masing-masing!
II. PETUNJUK PENGERJAAN SOAL:
1. Kerjakan 5 (lima) soal saja dengan cara ditik menggunakan komputer/laptop atau perangkat
lain yang sejenis (gunakan hurup Arial atau Time New Roman dengan ukuran huruf 12, dan
1 spasi) !
2. Mengerjakan soal boleh tidak berurutan tetapi nomor soal harus ditulis sesuai aslinya !
3. Jawaban soal dikirim melalui web kuliah onlineusbypkp menggunakan format Pdf.
4. Penyampaian jawaban selain melalui web kuliah onlineusbypkp, tidak akan diterima !

III. SOAL :
1. Apa yang saudara ketahui tentang motivasi kerja ? Jelaskan, ada berapa jenis/kelompok teori
motivasi yang saudara ketahui ? Jelaskan teori Hirarki Kebutuhan menurut Abraham Maslow
dan teori Dua Factor menurut Frederich Herzberg !

2. Menurut Stephen P. Robbins: “Setiap kelompok memiliki variable-variabel struktural yang


dapat digunakan untuk meramalkan perilaku kelompok tersebut”. Ramalkan perilaku
kelompok berdasarkan variable-variabel struktural kelompok tersebut !

3. Apa yang saudara ketahui tentang ”Kisi Manajerial” ? Bandingkan pendekatan Kisi
Manajerial dengan pendekatan Universitas Ohio dalam membahas teori kepemimpinan !

4. Apa yang dimaksud dengan komunikasi dalam organisasi itu ? Jelaskan fungsi-fungsi
komunikasi dalam suatu organisasi ! Berikan contoh masing-masing !
5. Ada empat perilaku pemimpin dalam hubungannya dengan kematangan bawahan.
Sehubungan dengan hal tersebut, jelaskan teori kepemimpinan menurut Life Cycle Theory of
Leadership menurut Paul Harsey dan Kenneth H. Blanchard !

6. Mengapa konflik sering terjadi dalam organisasi ? Jelaskan transisi pemikiran konflik menurut
para ahli ! Jelaskan pula proses terjadinya konflik berdasarkan model proses konflik menurut
Stephen P. Robbins ?

--------------------------------selamat bekerja semoga suskses------------------------------------

LEMBAR JAWABAN
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2022/2023
Mata Kuliah : Perilaku Organisasi
Nama Lengkap
: Dian Andika
Mahasiswa
Nomor Pokok Mahasiswa : 1111227009
Dosen Pembina Mata
: Saepudin, SE.,M.Si.
Kuliah
Hari, Tanggal Ujian : Sabtu, 24 Juni 2023
Jam Mulai Ujian s.d.
:
selesai
Tanda Tangan :

Jawaban :
1. Motivasi kerja adalah tindakan yang membuat seseorang untuk bergerak dan memiliki rasa
ketertarikan atau antusiasme dalam melakukan suatu pekerjaan atau menyelesaikan
pekerjaan baik itu yang berasa dari perintah atau inisiatif pribadi. Biasanya hal tersebut
dilakukan untuk menggapai tujuan atau memperoleh insentif.
Ada 3 kelompok teori motivasi:
1) Content Theory/Needs Theory
Pelopor teori konten/isi/kebutuhan, ini antara lain :
• Maslow Needs Hierarchy
• ERG Theory dari Alderfer.
• Mc. Gregor’s Theory
• Herzberg’s Two Factors Theory
• Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory
2) The Process Theory
Pelopor teori ini :
• Vroom’s Expactancy Theory
• Porter dan Lawler Motivation Model
3) Reinforcement Theory
Pelopornya yaitu Skinner’s (Conditioning Theory)

Teori Hirarki kebutuhan menurut Maslow yaitu tingkah langku dari manusia pada saat
tertentu akan ditentukan oleh kebutuhannya yang paling mendesak, kebutuhan manusia terdiri
dari 5 macam yang tersusun secara hirarki. Dimana kebutuhan yang lebih tinggi baru akan
muncul/mendesak apabila kebutuhan yang di bawahnya sudah terpenuhi. Kebutuhan paling
bawah yaitu:

a. Basic needs: seperti sandang, pangan, papan


b. Safety/security needs: kebutuhan akan rasa aman dan nyaman
c. Social needs: kebutuhan untuk berinteraksi secara sosial dengan orang lain
d. Esteem needs: bagaimana kita ingin merasa dihargai atau diberikan penghargaan
oleh orang lain
e. Self actualization needs: aktualisasi diri dan merasa diakui oleh orang lain

Dua Faktor teori Herzber yaitu berhubungan dengan masalah kepuasan kerja, terdapat dua
rangkaian kondisi yang mempengaruhi sikap seorang terhadap pekerjaannya, yaitu:

1) Faktor Hygiene
Merupakan rangkaian kondisi yang menggambarkan hubungan seseorang dengan
lingkungan tempat yang bersangkutan melaksanakan pekerjaanya (Job Context).
Faktor-faktor ini tidak berhubungan langsung dengan kepuasan kerja, tetapi
berhubungan dengan timbulnya ketidak puasan kerja (Dis-satisfier), oleh karena itu
faktor-faktor ini tidak dapat digunakan sebgai alat motivasi tetapi merupakan alat
untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan timbulnya kepuasan kerja
(extrinsic factor). Faktor Hygiene meliputi :
a. Company Policy And Adminstration, berkaitan dengan kebijakan organisasi
yang menyangkut ketenagakerjaan, khususnya menyangkut carier planning.
b. Working Condition, baik fisik maupun non fisik.
c. Technical Supervision, berkaitan dengan kemampuan / skill pemimpin.
d. Interpersonal Relations/Supervision, berkaitan dengan kemampuan pemimpin
dalam membina hubungan baik dengan bawahan. Pemimpin harus memiliki :
teknical skill, human skill dan conceptual skill.
e. Salary/Wages, berkaitan dengan kompensasi atau sistem pengupahan yang
baik.
f. Job Security, berkaitan dengan keaman kerja.
g. Status, berkaitan dengan posisi dalam organisasi atau posisiorganisasi.
2) Faktor Motivator
Merupakan rangkaian kondisi yang menggambarkan hubungan seseorang dengan apa
yang ia kerjakan (Job Content) atau kondisi intrinsik yang meliputi kandungan/isi
kerjanya, prestasi, penghargaan atas prestasi.
Faktor-faktor ini berhubungan langsung dengan kepuasan kerja (Satisfier) dan
sifatnya intrinsik (Intrinsic Factor), oleh karena itu disebut sebagai faktor motivator.
Faktor motivator behubungan langsung dengan kepuasan kerja. Oleh karena itu
faktor motivator merupakan alat motivator sehingga seringali disebut sebagai faktor
satisfier. Faktor motivator meliputi:
a. Achievement
Keberhasilan melaksanakan pekerjaan mendorong tumbuhnya motivasi
seseorang. Oleh karena itu seorang atasan harus mau memberikan
kesempatan atau membantunya mencapai keberhasilan kepada bawahannya,
sedemikian rupa sehingga pekerja yang bersangkutan dapat berkembang
sendiri. Nyatakan keberhasilan bawahannya.
b. Recognation
Pernyatan pengakuan oleh atasan atas keberhasilan seorang pekerja. Caranya
bermacam-macam : langsung dinyatakan ditempat , dengan surat
penghargaan, dengan hadiah, dengan kenaikan/promosi jabatan.
c. The Work It self
Faktor ini berpangkal pada upaya untuk menempatkan setiap pekerja secara
tepat. Seorang bawahan harus tahu persis apa yang harus dikerjakannya.
Hindarkan kebosanan dalam pekerjaan.
d. Responsibility
Rasa tanggungjawab yang dimiliki seorang perja akan mendorang tumbuhnya
motivasi kerja. Oleh karena itu harus selalu ditumbuhnkan rasa tanggung
jawab dengan cara : Hindarkan supervisi yang ketat, beri kesempatan
karyawan untuk berperan serta.
e. Advancement
Kesempatan untuk mengembangkan diri merupakan faktor yang memotivasi
pekerja. Oleh karena itu dalam suatu organisasi perlu ada program T & D
dan C & D.

2. Kelompok Formal
Yaitu suatu kelompok kerja yang ditandai/didefinisikan oleh struktur organisasi, sehingga
perilaku anggota kelompok tersebut sebaiknya diarahkan terhadap pencapaian tujuan
organisasi.
Kelompok formal terdiri dari : kelompok komando dan kelompok tugas.
• Kelompok komando :
Yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok ini tersusun
atas bawahan-bawahan yang melapor langsung kepada manajer tertentu. Misalnya :
Wakil Dekan I Fak. Ekonomi USB YPKP dengan para ketua jurusan.
• Kelompok tugas :
Kelompok ini juga ditetapkan secara organisasional, mewakili mereka yang
bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan.
Kelompok Informal
Yaitu kelompok yang atau tidak terstruktur secara formal atau tidak ditetapkan secara
organisasi ; muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
Kelompok informal meliputi :
• Kelompok kepentingan :
Yaitu mereka/sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai
sutau sasaran khusus yang menjadi kepedulian dari setiap orang ini.
Misalnya : karyawan bergabung bersama-sama untuk menuntut kenaikan upah
• Kelompok persahabatan:
Yaitu suatu kelompok di mana anggota-anggota individu mempunyai satu atau
beberapa karakteristik yang bersamaan.
Misalnya : komunitas sepak bola alumni dari SMA tertentu

3. Kisi manajerial atau kepemimpinan digunakan untuk membantu manajer menganalisis gaya
kepemimpinan mereka sendiri melalui teknik yang dikenal sebagai pelatihan kisi. Sama
seperti pengetahuan manajemen didukung oleh berbagai teori, fungsi kepemimpinan
manajemen juga disahkan oleh berbagai teori.
Hasil studi Univ. Ohio:
1) Leader yang memiliki struktur rendah, consideran rendah. Leader yang
memiliki struktur rendah artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas
yang rendah, sedangkan leader yang consideran rendah artinya leader tersebut
memiliki hubungan dengan bawahan yang rendah pula (human orientationnya
rendah). Dengan perkataan fungsi pemeliharaan bawahannya rendah.
2) Leader yang memiliki struktur rendah, consideran tinggi. Leader yang memiliki
struktur rendah artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas yang
rendah, sedangkan leader yang consideran tinggi artinya leader tersebut memiliki
hubungan dengan bawahan yang sangat baik (human orientationnya tinggi).
Dengan perkataan fungsi pemeliharaan bawahannya rendah.
3) Leader yang memiliki struktur tinggi, consideran tinggi. Leader yang memiliki
struktur tinggi artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas yang
tinggi, sedangkan leader yang consideran tinggi artinya leader tersebut memiliki
hubungan dengan bawahan yang sangat baik (human orientationnya tinggi).
4) Leader yang memiliki struktur tinggi, consideran rendah. Leader yang memiliki
struktur tinggi artinya leader yang berorientasi pada pelaksanaan tugas yang
tinggi, sedangkan leader yang consideran rendah artinya leader tersebut memiliki
hubungan dengan bawahan yang rendah pula (human orientationnya rendah).
Dengan perkataan fungsi pemeliharaan bawahannya rendah.

4. Komunikasi dalam organisasi merupakan penyampaian atau pengiriman informasi dari


seseorang kepada orang lain yang dapat dimengri oleh penerima. Bisa dikatakan juga
sebagai mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia, yang
mengembangkan semua lambing dari pikiri dengan menggunakan saran untuk menyiapkan
dalam ruang dan waktu tertentu. Menyampaikan sesuatu melalui lisan atau tulisan,
kemampuan dan kemauan untuk mendengarkan serta menelaan isi dari pesan tersebut
sehingga dapat memberikan respons yang sesuai dengan yang diinginkan.
Fungsi komunikasi,
Fungsi Komunikasi
Menurut Robbins:
a. Pengendalian perilaku anggota (kontrol dan pengawasan),
b. Motivasi,
c. Pengungkapan emosional/perasaan,
d. Informasi.
Menurut Bambang Wahyudi:
a. Informasi (information function),
b. Perintah dan instruksi (command and instructive function),
c. Pengaruh dan persuasi (influence and persuation function),
d. Integrasi (integrative function).
Contohnya pada motivasi yaitu ketika atasan/boss memberikan motivasi kepada
staff/bawahannya yang tidak bersemangat lagi dalam bekerja, atasan tersebut bisa
menjanjikan benefit atau award kepada staffnya apabila bisa kembali bersemangat dan
termotivasi dan menjadi produktif kembali.
Contoh lain yaitu informasi misalkan departemen HR memberikan pengumuman terkait
libur dan cuti bersama pada hari saya Idul Fitri dengan menyebarkannya melalui email
blast/disebarkan informasinya melalui group agar seluruh staff mengetahui informasi
tersebut.

5. Teori ini menjelaskan bahwa efektivitas seorang leader tergantung pada kesiapan
(readyness) bawahan. Semakin matang bawahan, maka leader harus dapat mengurangi task
oriented-nya, kemudian mengubah menjadi pendelegasian/delegating, artinya membagi
kewenangan kepada bawahan yang telah matang (Maturity).
Ada 4 kondisi kematangan bawahan, yaitu:
1) R-1, High task-Low relationship : artinya pemimpin harus orientasi tugas tinggi,
hubungan rendah, oki pemimpin harus mengatakan (telling). Pemimpin harus
mendefinisikan peran dan memerintahkan kepada bawahan mengenai apa (what),
bagaimana (how), kapan (when) dan di mana (where) melakukan tugas.
2) R-2, High task-High relationship : artinya pemimpin harus menjual (selling),
maksudnya orientasi tugas tinggi dan hubungan juga tinggi. Pemimpin harus
berperilaku mengarahkan dan mendukung.
3) R-3, Low task- High relationship : artinya pemimpin harus berperan serta
(participating), maksudnya orientasi tugas rendah dan hubungan tinggi. Pemimpin
dan pengikut bersama-sama mengambil keputusan, dan peran utama pemimpin
adalah mempermudah dan berkomunikasi.
4) R-4, Low task- Low relationship : artinya pemimpin harus mendelegasikan
(delegating), maksudnya orientasi tugas rendah dan hubungan rendah. Pemimpin
memberikan sedikit pengarahan dan dukungan.

Teori kepemimpinan menurut Life Cycle Theory of Leadership menurut Paul Harsey
dan Kenneth H. Blanchard adalah kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas
seseoarang atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

6. Konflik sering terjadi pada organisasi karena biasanya dalam organisasi terdapat perbedaan-
perbedaan mulai dari tujuan, sudut pandang, kepentingan, pemikiran, status, sistem nilai
anatara orang dengan orang ataupun orang dengan organisasi. Banyaknya pemikiran dalam
oraganisasi dapat mengakibatkan konflik karena terjadinya perbedaan pendapat atau
pandangan dalam menuju suatu tujuan.
Transisi dalam pemikiran konflik menurut Robbins & Judge terdapat tiga pandangan
konflik, yaitu:
a. Pandangan tradisional, menyatakan bahwa konflik harus dihindari karena akan
menimbulkan kerugian. Aliran ini melihat konflik sebagai suatu hasil disfungsional
akibat komunikasi yang buruk, kurangnya keterbukaan, dan kepercayaan antara orang-
orang serta kegagalan para manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi para
karyawan.
b. Pandangan interaksionis, pandangan ini mendorong munculnya konflik berdasarkan
pemikiran bahwa suatu organisasi yang tenang, harmonis, dan damai justru akan
membuat organisasi itu menjadi statis, stagnan dan tidak inovatif. Dampaknya dalam
kinerja organisasi menjadi rendah.Pandangan ini tidak bermaksud untuk mengatakan
bahwa semua konflik adalah baik, terdapat 2 kategori konflik yaitu:
• Konflik fungsional, yaitu konflik yang mendukung tujuan kelompk dan
meningkatkan kinerjanya.
• Konflik disfungsional, yaitu konflik yang menghambar kinerja kelompok.
c. Pandangan resolusi terfokus, pandangan ini menyatakan bahwa konflik merupakan
sesuatu yang wajar, alamiah, dan tidak terelakan dalam setiap kelompok manusia.
Konflik tidak selalu buruk karena memiliki potensi kekuatan yang positif di dalam
menentukan kinerja kelompk, yang oleh karena itu konflik haru dikelola dengan baik.

Proses Konflik:

a. Tahap 1: Oposisi atau ketidakcocokan potensial

Kondisi anteseden: komunikasi, struktur, dan variable pribadi

b. Tahap 2: Kognisi dan personalisasi

Terbagi menjadi konflik yang dipersepsikan dan konflik yang dirasakan

c. Tahap 3: Maksud

Maksud penanganan konflik: bersaing, bekerja sama, berkompromi, mengindari, dan


mengakomodasi

d. Tahap 4: Perilaku

Konflik terbuka: perilaku pihak dan reaksi orang lain

e. Tahap 5: Hasil

Terbagi menjadi kinerja kelompok meningkat dan kinerja kelompok menurun

Contoh proses konflik misalnya yaitu pembagian tugas yang merata di suatu pekerjaan.
Tahap 1: Tugas dalam suatu kelompok biasanya dibagikan di awal, karena komunikasi yang
kurang baik/efektif akhirnya di awal mengenai pembagian tugas disetujui saja oleh semua
pihak.

Tahap 2: Konflik mulai tumbuh, beberapa pihak ada yang merasakan bahwa pembagian
tugas ada yang tidak sesuai atau tidak merata satu sama lain.

Tahap 3: Ketika konflik sudah dirasakan dan disampaikan pada kelompok, akhirnya diambil
tindakan atau suatu cara untuk mencari jalan keluar hal tersebut dengan berkolaborasi dan
membagi ulang tugas agar sesuai dan merata.

Tahap 4: Berdasarkan dari tindakan yang sebelumnya para pihak melakukan tindakan
apakah tugas yang diberikan kepada masing-masing sudah sesuai atau tepat.

Tahap 5: Semua pihak dapat menerima hasil pembagian tugas yang baru dan merasa
pembagian tugas sudah sesuai dan merata. Akhirnya mendorong dan merangsang inovasi
dan kreativitas serta menjadikan evaluasi agar lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai