100%(42)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (42 suara)
2K tayangan8 halaman
Tinjauan singkat tentang kepuasan kerja dan efektnya dalam peningkatan kinerja, silahkan download di
http://www.ziddu.com/download/4016121/NAMBAHILMUTENTANGKEPUASANKERJA.doc.html
Tinjauan singkat tentang kepuasan kerja dan efektnya dalam peningkatan kinerja, silahkan download di
http://www.ziddu.com/download/4016121/NAMBAHILMUTENTANGKEPUASANKERJA.doc.html
Tinjauan singkat tentang kepuasan kerja dan efektnya dalam peningkatan kinerja, silahkan download di
http://www.ziddu.com/download/4016121/NAMBAHILMUTENTANGKEPUASANKERJA.doc.html
Kepuasan kerja didefinisikan oleh Hani Handoko sebagai keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan denganmana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. (1 ) Wexley dan Yulk dalam bukunya Moh. As’ad memberikan batasan tentang kepuasan kerja yaitu “ is the way an employee feels about his job”. Ini berarti kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Kemudian Blum dalam buku tersebut juga mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individual di luar kerja. Moh As’ad sendiri tidak ketinggalan juga memberikan batasan sederhana bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap (2) pekerjaannya. Hal tersebut bahwa konsepsi kepuasan kerja semacam ini melihat bahwa kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi manusia di lingkungan kerjanya. Kepuasan kerja juga bisa diartikan sebagai orientasi emosional individu untuk menjalankan peran dan karakteristik pekerjaan mereka. Perasaan positif/menyenangkan muncul dari pengalaman orang dalam bekerja. Kepuasan kerja berorientasi terhadap pengalaman masa lalu dibandingkan dengan harapan di masa yang akan datang. (3) Hampir senada dengan beberapa gagasan di atas, Keith Davis dan John W. New Strom mengartikan kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Sebagai sekumpulan perasaan, kepuasan kerja bersifat dinamik. Para pimpinan tidak dapat menciptakan kondisi yang dapat menimbulkan kepuasan kerja sekarang dan kemudian mengabaikannya selama beberapa tahun. Kepuasan kerja dapat menurun secepat timbulnya, bahkan biasanya lebih cepat, sehingga mengharuskan para pimpinan untuk memperhatikan setiap saat. (1) 2. Teori dan Faktor Kepuasan Kerja. Seperti yang dikutip Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita serta Husein Umar, ada beberapa teori yang yang berkaitan dengan kepuasan kerja yang sering dipakai sebagai acuan pada masa ini. Beberapa teori tersebut antara lain : a. Teori Hirarki Kebutuhan (4 Teori Hirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow mengemukakan bahwa manusia di tempat kerjanya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk memuaskan sejumlah kebutuhan yang ada dalam diri seseorang. Hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebagai berikut : 1) Kebutuhan Fisiologis (Phisiological Needs) Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup, seperti makanan, perumahan, tidur dan sebagainya. 2) Kebutuhan Rasa Aman (Security Needs) Kebutuhan ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak bekerja. 3) Kebutuhan sosial (social needs) Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dan interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya. 4) Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs) Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektivitas kerja seseorang 5) Kebutuhan Aktualisasi diri (Self Actualization Needs) Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan ini untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. b. Teori Dua Faktor (Two factors) (5) Teori dari Frederick Herzberg ini mengemukakan bahwa pekerja dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor utama yang merupakan kebutuhan, yaitu : 1) Faktor-faktor pemeliharaan (maintenance factors) Merupakan faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hekekat pekerja yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan ini akan berlangsung terus-menerus seperti misalnya lapar- makan-kenyang-lapar dan seterusnya. Dalam bekerja, kebutuhan ini misalnya gaji, kepastian pekerjaan dan supervisi yang baik. Jadi faktor- faktor ini bukanlah sebgai motivator tetapi merupakan keharusan bagi perusahaan. 2) Factor-faktor Motivasi (Motivation factors) Faktor-faktor ini merupakan faktor motivasi yang menyangkut kebutuhan psikologis yang berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaannya, misalnya ruangan yang nyaman, penempatan kerja yang sesuai dan sebagainya. Teori dua faktor ini disebut juga dengan konsep hygiene yang mencakup : 1) Isi pekerjaan (a) Prestasi, seperti kesempatan untuk merasakan bahwa seseorang dapat menghasilkan sesuatu yang lebih penting. (b) Pengakuan, seperti pemberian tanda penghargaan dan sebagainya (c) Pekerjaan itu sendiri, seperti pekerjaan yang menyenangkan bagi karyawan (d) Tanggung jawab, merupakan delegasi wewenang yang menyenangkan, para pegawai dapat mengawasi dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan mereka. (e) Pengembangan potensi individu, yaitu promosi, pengembangan profesi dan kematangan 2) Faktor Higienis (a) Gaji dan upah (b) Kondisi kerja, seperti adanya sinar yang cukup, tidak bising, ada musik dan sebagainya (c) Kebijakan dan administrasi perusahaan (d) Hubungan antar pribadi (e) Kualitas supervisi atasan Dari konsep hygiene dapat diketahui bahwa dalam perencanaan pekerjaan bagi pekerja haruslah senantiasa terjadi keseimbangan antara kedua faktor ini. c. Teori ERG (Existence, Relatedness and Growth) (3) Teori ERG dari Clayton Alderfer ini merupakan penyempurnaan dari teori yang dikemukakan Maslow dan menurut para ahli dianggap lebih mendekati keadaan yang sebenarnya menurut data empiris. Teori ini mengemukakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan yang utama, yaitu : 1) Kebutuhan akan keberadaan (Existence) Kebutuhan ini berupa semua kebutuhan yang termasuk dalam kebutuhan fisiologis dan material serta kebutuhan rasa aman seperti kebutuhan akan makanan, minuman, pakaian, perumahan dan keamanan. Dalam organisasi, kebutuhan ini seperti upah, kondisi kerja, jaminan sosial dan sebagainya. 2) Kebutuhan akan keterkaitan (Relatedness) Kebutuhan ini meliputi semua bentuk kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan hubungan antar pribadi di tempat kerja. 3) Kebutuhan akan pertumbuhan (Growth) Kebutuhan ini meliputi semua kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan potensi seseorang. d. Teori Motivasi Prestasi (Achievement Motivation). Teori dari Mc Clelland ini menyatakan bahwa seorang pekerja memiliki energi potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung pada dorongan motivasi, situasi dan peluang yang ada. Kebutuhan pekerja yang dapat memotivasi gairah kerja, adalah : 1) Kebutuhan akan prestasi 2) Kebutuhan akan afiliasi 3) Kebutuhan akan kekuasaan e. Faktor Kepuasan Kerja Menurut Luthans seperti yang dikutip Husein Umar dalam bukunya Riset Sumber Daya Manusia dalam organisasi, untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja, dapat digunakan Job Descriptive indeks (JDI) yang terdiri dari lima hal, yaitu: (4) 1) Pembayaran, seperti gaji dan upah 2) Pekerjaan itu sendiri 3) Promosi pekerjaan 4) Supervisi 5) Rekan sekerja Kemudian Harold E.Burt dalam bukunya Moh. As’ad mengemukakan pendapatnya tentang faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja, (2) 1) Faktor hubungan antar karyawan (a) Hubungan manajer-karyawan (b) Hubungan sosial antar karyawan (c) Sugesti dari teman sekerja (d) Emosi dan situasi kerja 2) Faktor individu (a) Sikap terhadap pekerjaan (b) Umur (c) Jenis kelamin 3) Faktor luar (a) Keadaan keluarga karyawan (b) Rekreasi (c) Pendidikan (training, up grading dan sebagainya) Pendapat lain dikemukakan oleh Gilmer juga dalam bukunya Moh. As’ad bahwa keputusan kerja bisa dipengaruhi oleh banyak faktor : (2) 1) Kesempatan untuk maju 2) Keamanan kerja 3) Gaji 4) Perusahaan dan manajemen 5) Pengawasan (supervisi) 6) Faktor intrinsik dari pekerjaan seperti sukar dan mudahnya pekerjaan. 7) Kondisi kerja seperti ventilasi, penyinaran. 8) Aspek sosial dalam pekerjaan 9) Komunikasi 10) Fasilitas seperti perumahan, pengobatan, cuti, dana pensiun. Smith, Kendall dan Hullin dalam bukunya Walker telah menyarankan adanya lima ukuran karakteristik penting kepuasan kerja, yaitu : 1) Pekerjaan itu sendiri, adalah pekerjaan seseorang atas tugas yang menyenangkan dan menarik, kesempatan belajar serta penerimaan tanggung jawab. 2) Gaji, yaitu sejumlah uang imbalan yang dapat diterima dan tingkatan perbandingannya dengan beberapa orang lain. 3) Kesempatan promosi merupakan perubahan kemajuan dalam tingkatan hirarki. 4) Atasan yaitu kemampuan atasan untuk menyiapkan asistensi teknik dan tingkah laku dukungan. 5) Kolega kerja, yaitu tingkat peran serta karyawan dalam bentuk penggunaan kecakapan teknik dan dukungan kemasyarakatan. Cahyono menggunakan indikator pengukuran dari instrumen penelitian The (5) Minnesota Satisfaction Questionare (MSQ) untuk mengukur kepuasan kerja. Pengukuran kepuasan diukur dengan 20 item pertanyaan yang meliputi kategori : 1) Kepuasan internal, terdiri atas : (6) 1. Prestasi 2. Otoritas 3. Kreatifitas 4. Aktivitas 5. Kemandirian 6. Nilai-nilai moral 7. Tanggung jawab 8. Status 9. Keamanan 10. Kemampuan 11. Pelayanan sosial 12. Keanekaragaman tugas 2) Kepuasan eksternal, terdiri atas : 13. Promosi 14. Kebijakan perusahaan 15. Kompensasi 16. Pengakuan 17. Hubungan sosial atasan 18. Kemampuan teknik atasan 3) Kepuasan secara umum 19. Hubungan dengan rekan kerja 20. Kondisi kerja Penggunaan instrumen MSQ ini memiliki 2 kelebihan : (5) (a) Instrumen ini menghasilkan convergent validity tertinggi dibandingkan dengan pengukuran lainnya. (b) MSQ lebih komprehensif mengukur segi-segi spesifik dari kepuasan kerja.
3. Efek Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Stephen P. Robbins mengemukakan bahwa kepentingan para manajer pada kepuasan kerja cenderung berpusat pada efeknya terhadap kinerja karyawan. Kinerja bisa dilihat dari produktivitas, kemangkiran dan tingkat keluarnya karyawan (turn over). Dia mencontohkan bahwa dari beberapa riset yang dilakukan selama ini, banyak yang menyatakan bahwa ternyata ada hubungan yang positif antara kepuasan dan produktivitas, ada korelasi pula antara kepuasan dan kemangkiran walaupun besar korelasinya sedang serta ada korelasi yang lebih lebih kuat apabila kepuasan dihubungkan dengan tingkat keluarnya karyawan. (7) Winardi juga mengemukakan bahwa orang-orang dengan moril tinggi pemuasan kebutuhan melalui situasi pekerjaan total dapat diperkirakan akan melaksanakan pekerjaan mereka dengan absentisme sesedikit mungkin dan para pekerja yang meninggalkan pekerjaan atau yang secara kronis sering absen melakukan hal-hal demikian karena situasi yang dihadapi tidak memuaskan mereka. Korelasi antara kinerja dengan kepuasan kerja menurut Lopez mempunyai tingkat signifikansi yang tinggi. (8) DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas. Yaslis, Kinerja-Teori, Penilaian dan Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKM-UI. Jakarta : 2001 2. As’ad M. Psikologi Industri Edisi Ke-empat. Liberty. Yogyakarta : 1995 38 3. Porter. L.W, R.M. Steers, R.T Mowday and P.V Boulian, Organizational Commitment, Job Satisfaction and Turn Over Among Psychiatric Technicians, Journal Of Applied Psychology. 59 : 604-609, 1974 4. Gitosudarmo I dan Sudita I.N. Perilaku Keorganisasian Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta : 2000 5. Dwi Cahyono dan Imam Ghozali. Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasional dan Konflik Peran Terhadap Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasional. (Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik). Simposium Nasional Akuntansi IV. Bandung : 2001 6. Nurhajanti Ma’mun, Bisma Dewa Brata. Identifikasi Nilai-nilai Budaya Kerja dan Pengaruhnya terhadap Sikap Kerja. (Kasus pada Direktorat Produksi PT. IPTN), Forum Komunikasi Penelitian Manajemen dan Bisnis. 1995 7. Robbins. S.P. Perilaku Organisasi Jilid 1. PT Prenhallindo. Jakarta : 1996 8. Lopez, Elza M. “A Test of The Self Consistency Theory of The Job Performance- Job Satisfaction Relationship” Academy of Management Journal, Vol 25, No.2, P:335-348. 1982
Potensi Penguatan Program Dan Anggaran Utk Preventif & Promotif Utk Penguatan Investasi Berkelanjutan Bidang Kesehatan - Bu Sumarjati-Wkl Ket. Komisi Ix DPR